penyuluhan terhadap pik-r dan pelatihan untuk … · permasalahan yang kedua adalah salah satu...
TRANSCRIPT
LAPORAN INDIVIDUAL
KKN TAHUN 2017
PENYULUHAN TERHADAP PIK-R DAN PELATIHAN
UNTUK MEREDUKSI STRES PADA LANSIA
Oleh:
Nurul Alfiah
NIM : 1136000113
PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
Desa Sukamukti memiliki wadah organisasi remaja yaitu PIK-R ( Pusat
Informasi Konseling remaja) adalah sebuah organisasi di bawah naungan BKKBN
( Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ). PIK-R adalah Suatu
wadah yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja dalam memperoleh informasi
dan pelayanan konseling tentang kesehatan reproduksi. PIK-R juga merupakan
wadah remaja agar bisa menyalurkan kreativitasnyah dan juga agar mengajak
remaja tidak terjerumus pada hal negative seperti pergaulan bebas, narkoba, sex,
minuman keras dan lain-lain.
PIK-R di desa sukamukti ini tidak berjalan sesuai fungsinyah sehingga
terjadi kesalah pahaman antara PIK-R dan karang taruan yang ada di desa
sukamukti. Berawal dari ketidak jelasan program yang menyebabkan kejenuhan
di pengurus dan juga anggota PIK-R sehingga mereka keluar dari fungsinyah dan
malah menjalankan kegiatan dari desa sebagai penyelenggara ulang taun desa
yang seharusnya dilakukan oleh karangtaruna, walaupun PIK-R terlibat itu hanya
sebagai mitra saja. Maka berawal dari kurangnya pemahaman tentang job
description dari PIK-R sendiri menyebabkan kecemburuan sosial dari karang
taruna.
Permasalahan yang kedua adalah salah satu program dari posyandu yaitu
bina keluarga lansia. Bina keluarga lansia ini seharusnya bukan hanya membina
lansia akan tetapi keluarga yang mempunyai lansia agar paham bagaimana
menyikapi dan mengurus lansia. Karena susahnya mengumpulkan keluarga yang
mempunyai lansia pada akhirnya kader dari ibu PKK membina lansianyah dengan
agenda kegiatan pemeriksaan kesehatan mulai dari cek berat badan tiap bulannya,
kemudian ada petugas dari puskesmas yang memeriksakan kesehatan lansia
tersebut.
2
B. Metode
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Penyuluhan adalah proses,
cara, perbuatan menyuluh; penerangan; dan pengintaian. adapun tahap dalam
penyuluahn terdiri dari 3 tahap yaitu pendahuluan (introduction), tahap penyajian
(presentasion), dan tahap penutup (test and follow up)
1. Tahap pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum
memasuki penyajian materi yang akan disuluhkan. Pada tahap ini
penyuluhan menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan
diajarkan dalam pertemuan tersebt dengan pengetahuan yang sudah ada di
masyarakat, serta tujuan yang harus di capai masyarakat pada akhir
pertemuan.
2. Tahap penyajian
Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam
suatu pengajaran. Di dalamnya mencakup abgian-bagian sebagi berikut :
a. Uraian (explanation) baik dalam bentuk verbal maupun nn verbal
seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita),
model, dan demonstrasi.
b. Contoh dan non-contoh yang praktis sera konkret dari ruang konsep
c. Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan
konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik.
3. Penutup
a. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk di jawab atau dikerjakan peserta
penyuluhan
b. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
c. Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan
atau dipelajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik
d. untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan
tersebut.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
A. Monografi Desa
Tabel.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki 1.883
Perempuan 1.849
Jumlah 3.732
Tabel.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Laki-Laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah
(Orang)
Petani 204 12 216
Buruh Tani 1 1 2
Pegawai Negeri Sipil 14 6 20
173 22 195
Pengrajin 2 1 3
Pedagang barang kelontong 40 5 45
Peternak 1 1 2
Montir 3 1 4
Perawat swasta 1 0 1
Bidan swasta 0 1 1
TNI 0 1 1
POLRI 1 0 1
Pedagang Keliling 25 2 27
Pembantu rumah tangga 1 3 4
Arsitektur/Desainer 1 0 1
Karyawan Perusahaan Swasta 1 0 1
Karyawan Perusahaan 10 2 12
4
Pemerintah
Wiraswasta 235 4 239
Tidak Mempunyai Pekerjaan
Tetap
3 1 4
Belum Bekerja 362 301 663
Pelajar 332 330 662
Ibu Rumah Tangga 16 1.072 1.088
Purnawirawan/Pensiunan 13 5 18
Perangkat Desa 10 2 12
Buruh Harian Lepas 389 14 403
Karyawan Honorer 0 1 1
Jumlah Total (Orang) 1.838 1.788 3.626
Tabel.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Agama Laki-laki Perempuan
Islam 1826 orang 1774 orang
Kristen 1 orang 3 orang
Hindu 3 orang 5 orang
Budha 1 orang 0 orang
Konghucu 1 orang 1 orang
Jumlah 1.832 orang 1.783 orang
Tabel.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkatan Pendidikan Laki-Laki (orang) Perempuan (orang) Jumlah (Orang)
Tamat SD/sederajat 886 1.023 1.909
Tamat SMP/sederajat 254 210 464
Tamat SMA/sederajat 235 150 385
Tamat D-1/sederajat 2 1 3
5
Tamat D-2/sederajat 11 7 18
Tamat D-3/sederajat 1 0 1
Tamat S-1/sederajat 21 13 34
Jumlah Total (Orang) 1.410 1.404 2.814
B. Kondisi Masyarakat Sasaran
PIK REMAJA adalah wadah yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja
dalam memperoleh informasi dan pelayanan konseling tentang PKBR ( Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja). Melalui program ini, pemerintah berupaya
untuk membentuk remaja TEGAR yaitu remaja yang berperilaku sehat,
menghindari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA),
serta menunda usia perkawinan/pendewasaan usia perkawinan.
Tujuan pembentukan PIK REMAJA adalah untuk memberikan informasi
KRR, meningkatkankan pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang
TRIAD KRR, melatih ketrampilan kecakapan hidup (life skill), pelayanan
konseling dan rujukan KRR serta untuk mengembangkan kegiatan remaja lainnya
yang sesuai dengan kebutuhan dan minat remaja untuk mewujudkan TEGAR
REMAJA dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Tujuan Khususnya adalah Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
para pengelola, konselor dan pendidik sebaya tentang pengertian, tujuan, sasaran,
ruang lingkup, pokok-pokok kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan PIK
REMAJA.
PIK-R mempunyai sebuah Visi dan Misi yaitu VISI : Sebagai pusat
informasi dan konseling kesehatan remaja, kegiatan Remaja professional dan
positif yang dikemas secara kebersamaan.
MISI :
6
1. Menyelenggarakan kegiatan pemahaman mengenai remaja dan
perkembangannya
2. Menjadi wadah meningkatkan kreatifitas remaja dan aktualitas diri remaja
3. Memberi bekal kecakapan hidup bagi remaja
4. Membantu memberi solusi permasalahan bagi remaja
Adapun sasaran masyarakat yang ke dua adalah lansia. Bina keluarga
Lansia (BKL) yaitu dengan memberikan kesempatan penduduk usia lanjut untuk
menikmati hari tuanya bersama keluarga. Arah kegiatan BKL merupakan proses
alamiah, para lansia secara fisik dan mental mengalami kemunduran, maka perlu
adanya upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi agar lansi dapat
hidupmandiri dan tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
Adapun tujuan kegiatan BKL yaitu
1. Utnuk meningkatkan kualitas hidup lansia
2. Untuk mengembangkan kegiatan positif
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia
Sasaran Bina Keluarga Lanjut Usia terbagi kedalam dua, sasaran tidak langsung
dan sasaran langsung.
a. Sasaran langsung
Adalah setiap keluarga yang memiliki lansia dan keluarga yan seluruh
anggotanya terdiri dari lanjut usia
b. Sasaran tidak langsung
Perorangan, yaitu pendidik/guru, pemuka agama, pemuk adat,
pemimpin organisasi sosial kemasyarakatan, pemuda, wanita, para ahli
dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait (dokter, bidan, perawat,
psikolog).
7
Institusi/lembaga pemerintah dan non pemerintah dan non pemerintah,
seperti organisasi wanita, sekolah, LSOM.
Pokja/pengelola
Adapun manfaat bina keluarga lansia meliputi :
a. Bagi individu (lansia) sangat bermanfaat bagi kesehatan lansia,
pemberdayaan ekonomi produktif dan masih bisa berbuat kegiatan sosial
b. Bagi masyarakat, terlibat partisipasi aktif dalam kelmpok lingkungannya
di masyarakat, menjadi konselor/ dan pantan di wilayah tempat tinggalnya
8
BAB III
PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
A. Tahapan Pengabdian Kepada Masyarakat
Pada permasalahan pertama dilakukan penyuluhan terhadap pengurus
PIK-R untuk memberi tahu dasar tentang konseling. Sebelum di lakukannya
penyuluhan menganalisis terlebih dahulu apa yang mereka butuhkan dengan cara
melakukan dialog pada pengurus PIK-R sehingga kita bisa mengetahui
permasalahan yang terjadi dan melihat dokumen tentang PIK-R.
1. Tahap Pendahuluan
Sebelum melakukan penyulusan tentang konseling, terlebih dahulu
memberikann gambaran tentang bagaimana Pusat Informasi Konseling
Remaja (PIK-R) dikalangan mahasiswa, yang disebut Pusat Informasi
Konseling Mahasiswa (PIK-M) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
dengan tujuan agar mempunyai gambaran program yang jelas supaya tidak
keluar dari jalur PIK-R. pertemuan pertama tentunya hanya dengan
beberapa pengurus PIK-R desa dan beberapa ketua dari setiap dusun di
desa Sukahurip.
Pertemuan awal membahas program PIK-R sebelumnyah
kemudian mengusulkan perombakan struktur organisasi tambahan agar
jalur koordinasi jelas antara ketua dan bawahan. Selain itu mencari solusi
bersama agar memperkuat kerjasama dalam kepengurusan internal PIK-R
supaya tidak terjadi perpecahan antar dusun dan di bawah satu koordinasi.
Menghasilkan kesepakatan untuk melakukan diskusi dengan pengurus
PIK-R setiap dusun sebanyak dua kali dalam satu bulan, dibentukanyah
kelompok mentoring untuk setiap pengurus memegang minimal lima
anggotanyah agar dapat merangkul remaja di setiap dusun masing-masing.
9
Gambar.1 Diskusi dengan Pengurus PIK-R desa Sukamukti
Dalam kegiatan bina lansia dilakukannya konseling kelompok
terlebih dahulu dengan beberapa orang lansia, setelah itu memberikan
pelatihan refleksi stres terhadap lansia. Mengingat banyaknya tuntutan dan
beban fikirian yang di fikirkan oleh lansia tersebut baik maslah keluarga,
keuangan, dan lain-lain. Sehingga agar lansia tersebut dapat sejahtera di
hari tua maka salah satu cara untuk menjaga kesehatan fisik adalah bisa
meminimalisir stres terhadap lansia. Apabila hormon stres yang dihasilkan
tinggi dan berkepanjangan dapat membahayakan bagi kesehatan. Hans
selye mengungkapkan dalam teori General Adaptation Syndrom (GAS)
reaksi fisiologis di bagi menjadi 3 tahap yaitu :
a. reaksi alarm
Hipotalamus memicu kelenjar pituitari mensekresi ACTH, yang
menyebabkan kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol ke dalam aliran
darah, agar lebih meningkatkan mobilisasi tubuh. komponen dari respon
stres ini adalah penekanan utama dari ide Selye.
b. Stage of resistance
Dalam tahap ini, tubuh mencoba untuk beradaptasi dengan stresor.
Proses fisiologis tetap lebih tinggi, dan tubuh mengahsilkan hormon
10
untuk melepaskan kelenjar adrenal glandula. Kemampuan untuk menolak
stresor baru mungkin menjadi lemah. Menurut Selye, penurunan ini
akhirnya membuat individu rentan terhadap masalah kesehatan yang
disebutnya masalah adaptasi. masalah kesehatan ini meliputi tekanan
darah tinggi, asma, dan penyakit yang dihasil dari fungsi kekebalan tubuh
sehingga terganggu.
c. Stage of exhaustion
Penimbulan reaksi fisiologis yang berkepanjangan atau berulang-
ulang akan menimbulakan stres yang merugikan. Hal ini dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menguras cadangan energi tubuh
hingga perlawanan sangat terbatas. Pada titik ini, tahap kelelahan dimulai.
Jika stres terus berlanjut, maka mungkin terjadi penyakit dan kerusakan
organ internal, dan dapat terjadi kematian.
Gambar.2 Konseling Kelompok
2. Tahap Penyajian
Pertemuan ke dua memberiakan pengertian konseling terhadap
pengurus dan bakal calon pengurus agar ada kaderisasi yang jelas. Selain
memberikan pengertian konseling juga memberiakan praktek konseling
untuk individu dan konseling kelompok. Dan ada sedikit materi tambahan
tentang Neuro Linguistic Programming (NLP) sebagai tehnik agar
konselor dapat mudah masuk kedalam dunia konseli.
11
Gambar.3 Penyampaian Materi Pengertian Konseling
Gambar.4 Penyampaian Materi Manajemen ruang dan jarak konselor kepada
konseli
Gambar.5 Penyampaian Materi Konseling Individu
12
Gambar.6 Penyampaian Materi Konseling Kelompok
Gambar.7 Penyampaian Materi NLP
Dalam Bina lansia diberiakn penjelasan tentang stres, faktor-faktor
menyebab stres, setelah itu peserta lansia menonton video tentang refleksi
stres setelah itu di praktekan oleh peserta lansia.
13
Gambar.8 Penyampaian Materi tentang stres
3. Tahap Penutup
Setelah diberikannya materi dilakukan sesi tanya jawab. Dan salah satu
peserta memberikan menyimpulkan apa yang telah disampaikan. Pada
bina lansia di tes dengan cara di praktekan kembali hasil dari reflesi stres
dari menonton video.
14
Gambar.9 Sesi tanya jawab dan menyimpulkan materi
Gambar.10 Praktek refleksi Stres
B. Partisipasi dan Pelibatan Masyarakat Sasaran
Pada penyuluhan ini melibatkan beberapa pihak yaitu ketua PIK-R
masing-masing dusun, dan pihak desa.
15
1. Koordiansi dengan pihak desa
Sebelumnya untuk mengetahui bagaimana kondisi organisasi PIK-R
tersebut, Mahasiswa melakukan dialog dengan pengurus desa terkait
PIK-R.
2. Koordinasi dengan Ketua PIK-R desa
Di desa Sukamukti terdapat lima dusun, dan masing-masing dusun
mempunyai PIK-R dengan sebutan yangberbeda-beda, seperti PIK-R
dusun Sukahurip di berinama GARUDA SAKTI, PIK-R dusun
Temung kerta di berinama PERMATA, dan begitupun seterunya. Agar
dapat terordinir maka dilakukanlah dialog dengan pengurus inti Desa
sukamukti.
3. Koordinasi dengan Ibu PKK
Untuk kegiatan bina lansia, melakukan koordiansi dengan ibu PKK
karena salah satu program dari PKK adalah Bina lansia. Melakukan
diaolog dengan salah satu kader ibu PKK untuk menanyakan kegiatan
rutinan dari Bina lansia.
Dengan koordinasi dari berbagai pihak tersebut akhirnya penyuluhan terhadap
organsasi PIK-R dan lansia bisa terlaksanakan.
C. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Hasil dari penyuluhan terhadp PIK-R ini setidaknya bisa memberikan
pemahaman dasar tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa solusi dari
pihak pengurus PIK-R yaitu :
1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x.
2. membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua
PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik
3. membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus
supaya terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam
pengurus dan anggota PIK-R
16
4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling
menghasilkan persatuan PIK-R
5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.
PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural maupun fungsional sehingga
bisa menjalankan program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak akan
terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain (karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa
mempunyai program yang jelas untuk kedepannya, terutama tentang penyuluhan
terhadap remaja dan juga agar bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja
agar bisa merangkul remaja kedepannya.
Sedangkan untuk bina lansia yaitu
1. Pada bina lansia bisa di praktekan di sela waktu santai mereka agar
bisa melancarkan aliran darah, dan bisa mengontrol kadar hormon di
dalam tubuh agar tidak terlalu stres.
2. Di usulkannya mendengarkan musik yang tenang atau jenis musik
yang mereka sukai. Karena disaat penyuluhan sambil diperdengarkan
musik dengan irama lembut sehingga dapat merileksan tubuh.
3. Bukan hanya lansia yang mengikuti pelatihan reflesi stres akan tetapi
kader dari ibu PKK pun ikut membantu mempraktekan sehingga
nantinya bisa di praktekan oleh ibu PKK saat para lansia menunggu
giliran di panggil untuk melakukan te kesehatan fisik.
4. Setelah penyuluhan selesai dilakukannya konseling secara kelompok
dengan tujuan dapat sedikit mengurangi beban pada lansia.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari faktor
pendukung dan menghabat suatu kegiatan. Dalam kegiatan penyuluhan
terhadap PIK-R dan bina lansia mendapatkan dukungan dari bebrbagai dan
keinginan maju kearah yang lebih baik sehinga pada saat pelaksanaan
tidak terjadi kendala.
17
1. Terbantu sekali dengan adanya kesekertariatan PIK-R sehingga tidak perlu
mencari-cari temapat.
2. Ketua PIK-R bisa mengkondisikan anggotanya sehingga bisa mengikuti
selama materi berlangsung.
3. Tersedianya peralatan seperti papan tulis white bor dan infokus untuk
kegiatan PIK-R
4. Berpartisipasinya para peserta dalam acara penyuluhan bina lansia,
sehingga memudahkan pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh
peserta.
Faktor penghambat yang dirasakan pada saat itu adalah :
1. Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa
KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul
hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi,
siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain.
2. Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat
sulit untuk membentuk budaya organisasi yang baru.
3. Ketua PIK – R kurang bisa open minded
4. Tidak adanya fasilitas yang memadai saat melakukannya kegiatan refleksi
stres terhadap lansia.
5. Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
PIK-R di desa sukamukti ini tidak berjalan sesuai fungsinyah sehingga
terjadi kesalah pahaman antara PIK-R dan karang taruan yang ada di desa
sukamukti. Berawal dari ketidak jelasan program yang menyebabkan kejenuhan
di pengurus dan juga anggota PIK-R sehingga mereka keluar dari fungsinyah dan
malah menjalankan kegiatan dari desa sebagai penyelenggara ulang taun desa
yang seharusnya dilakukan oleh karangtaruna, walaupun PIK-R terlibat itu hanya
sebagai mitra saja. Maka berawal dari kurangnya pemahaman tentang job
description dari PIK-R sendiri menyebabkan kecemburuan sosial dari karang
taruna.
Permasalahan yang kedua adalah salah satu program dari posyandu yaitu
bina keluarga lansia. Bina keluarga lansia ini seharusnya bukan hanya membina
lansia akan tetapi keluarga yang mempunyai lansia agar paham bagaimana
menyikapi dan mengurus lansia. Karena susahnya mengumpulkan keluarga yang
mempunyai lansia pada akhirnya kader dari ibu PKK membina lansianyah dengan
agenda kegiatan pemeriksaan kesehatan mulai dari cek berat badan tiap bulannya,
kemudian ada petugas dari puskesmas yang memeriksakan kesehatan lansia
tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Penyuluhan adalah proses,
cara, perbuatan menyuluh; penerangan; dan pengintaian. adapun tahap dalam
penyuluahn terdiri dari 3 tahap yaitu pendahuluan (introduction), tahap penyajian
(presentasion), dan tahap penutup (test and follow up).
Pada penyuluhan ini melibatkan beberapa pihak yaitu ketua PIK-R
masing-masing dusun, dan pihak desa. a) Koordiansi dengan pihak desa; b)
Koordinasi dengan Ketua PIK-R desa; c) Koordinasi dengan Ibu PKK; Untuk
19
kegiatan bina lansia, melakukan koordiansi dengan ibu PKK karena salah satu
program dari PKK adalah Bina lansia.
Menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :
1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x.
2. membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-
R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik
3. membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus
supaya terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam
pengurus dan anggota PIK-R
4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan
persatuan PIK-R
5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.
Sedangkan untuk bina lansia yaitu
1. Pada bina lansia bisa di praktekan di sela waktu santai mereka agar bisa
melancarkan aliran darah, dan bisa mengontrol kadar hormon di dalam
tubuh agar tidak terlalu stres.
2. Di usulkannya mendengarkan musik yang tenang atau jenis musik yang
mereka sukai. Karena disaat penyuluhan sambil diperdengarkan musik
dengan irama lembut sehingga dapat merileksan tubuh.
3. Bukan hanya lansia yang mengikuti pelatihan reflesi stres akan tetapi
kader dari ibu PKK pun ikut membantu mempraktekan sehingga nantinya
bisa di praktekan oleh ibu PKK saat para lansia menunggu giliran di
panggil untuk melakukan te kesehatan fisik.
4. Setelah penyuluhan selesai dilakukannya konseling secara kelompok
dengan tujuan dapat sedikit mengurangi beban pada lansia.
20
B. Rekomendasi
Secara internal menyarankan untuk meningkatkan kinerja yang seharusnya
diperbaiki dari masing-masing anggota baik dari ketua, pengurus maupun
anggota di setiap dusun. Adakan kejelasan program jangka pendek dan jangka
panjang. Monitoring anak anak SMP dan SMA untuk berkelanjutanya PIK – R
di desa Sukamukti. Relasi dengan karangtaruna di perbaiki agar tidak terjadi
kesalah pahaman.
Secara eksternal, pihak PIK-R mengucapkan terimaskasih dan
menyarankan agar dalam melakukan kegiatan dalam segi waktu dapat di
perpanjang, sehingga bisa belajar lebih banyak lagi.
Secara internal untuk bina lansia agar bisa mengundang keluarga lansianya
juga, supaya bukan hanya lansianya saja yang di berikan soft skill untuk
mandiri, akan tetapi dari pihak keluarga yang mempunyai lansia harus
diberikan pemahaman untuk bisa memahami perkembangan lansia agar siap
dalam merawat lansia.
21
Daftar Pustaka
Sarafino, P Edward, dan Timothy W Smith. (2011). Healt Psychology Biopsycho
Social Interction. New York : United State of America
http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/penyusunan-sap-dan-proposal-
komunitas.html
https://megiriand.blogspot.com/2016/01/program-bina-keluarga-lansia
https://bidangkbatuna.wordpress.com
22
BIODATA
Nama : Nurul Alfiah
NIM : 1136000113
Fakultas : Psikologi
Jurusan : Psikologi
Riwayat Pendidikan :
Sd MI Al-Ikhlas Cisompok Tasikmalaya
SMP MTs Al-Ikhlas Cisompok Tasikmalaya
SMA MAN Cipasung Tasikmalaya
Universitas UIN Sunan Gunung Djati bandung
No hp : 085722956858
Email : [email protected]