penyimpangan undang-undang

2
Sedangkan, bentuk-bentuk penyimpangan UUD 1945 pada masa Orde Baru meliputi, antara lain: 1. Terjadi pemusatan di tangan Presiden, sehingga pemerintahan dijalankan secara otoriter. 2. Berbagai lembaga kenegaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hanya melayani keinginan pemerintah (Presiden). 3. Pemilu dilaksanakan secara tidak demokratis, pemilu hanya menjadi sarana untuk mengukuhkan kekuasaan Presiden, sehingga Presiden terus menerus dipilih kembali. 4. Terjadi monopoli penafsiran Pancasila, ditafsirkan sesuai keinginan pemerintah untuk membenarkan tindakan-tindakannya. 5. Pembatasan hak-hak politik rakyat, seperti hak berserikat, berkumpul, dan berpendapat. 6. Pemerintahan campur tangan terhadap kekuasaan kehakiman, sehingga kekuasaan kehakiman tidak merdeka. 7. Pembentukan lembaga-lembaga yang tidak terdapat dalam konstitusi, yaitu kopkamtib yang kemudian menjadi Bakorstanas. 8. Terjadi Korupsi Kolusi Napolisme (KKN) yang luar biasa parahnya sehingga bisa merusak segala aspek kehidupan, dan berakibat pada terjadinya krisis multimensi. 1. Perubahan kekuasaan yang statis 2. Perekrutan politik yang tertutup 3. Pemilihan umum yang kurang demokratis 4. Kurangnya jaminan hak asasi manusia 5. Salah satu ciri dari negara yang menganut paham demokrasi adalah adanya pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia. Dalam pemerintahan Orde Baru, dirasakan penghormatan dan perlindungan HAM masih kurang diperhatikan. 6. Presiden mengontrol perekrutan organisasi politik 7. Pengisian jabatan ketua umum partai politik harus mendapat persetujuan dari presiden. Seharusnya pemilihan ketua umum partai diserahkan kepada kader partai bersangkutan.

Upload: sholikhinibnuramadhan

Post on 23-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Short

TRANSCRIPT

Page 1: Penyimpangan Undang-undang

Sedangkan, bentuk-bentuk penyimpangan UUD 1945 pada masa Orde Baru meliputi, antara lain:1. Terjadi pemusatan di tangan Presiden, sehingga pemerintahan dijalankan secara otoriter.2. Berbagai lembaga kenegaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hanya melayani keinginan pemerintah (Presiden).3. Pemilu dilaksanakan secara tidak demokratis, pemilu hanya menjadi sarana untuk mengukuhkan kekuasaan Presiden, sehingga Presiden terus menerus dipilih kembali.4. Terjadi monopoli penafsiran Pancasila, ditafsirkan sesuai keinginan pemerintah untuk membenarkan tindakan-tindakannya.5. Pembatasan hak-hak politik rakyat, seperti hak berserikat, berkumpul, dan berpendapat.6. Pemerintahan campur tangan terhadap kekuasaan kehakiman, sehingga kekuasaan kehakiman tidak merdeka.7. Pembentukan lembaga-lembaga yang tidak terdapat dalam konstitusi, yaitu kopkamtib yang kemudian menjadi Bakorstanas.8. Terjadi Korupsi Kolusi Napolisme (KKN) yang luar biasa parahnya sehingga bisa merusak segala aspek kehidupan, dan berakibat pada terjadinya krisis multimensi.

1. Perubahan kekuasaan yang statis

2. Perekrutan politik yang tertutup

3. Pemilihan umum yang kurang demokratis

4. Kurangnya jaminan hak asasi manusia

5. Salah satu ciri dari negara yang menganut paham demokrasi adalah adanya pengakuan dan

perlindungan hak asasi manusia. Dalam pemerintahan Orde Baru, dirasakan penghormatan

dan perlindungan HAM masih kurang diperhatikan.

6. Presiden mengontrol perekrutan organisasi politik

7. Pengisian jabatan ketua umum partai politik harus mendapat persetujuan dari presiden.

Seharusnya pemilihan ketua umum partai diserahkan kepada kader partai bersangkutan.

8. Presiden memiliki sumber daya keuangan yang sangat bes

Pembubaran konstituante 

Berlakunya kembali UUD1945, 

Tidak berlakunya lagi UUD S 1950

Pemakluman bahwa pembentukan MPRS dan DPAS akan dilakukan dalam waktu

sesingkat-singkatnya

Page 2: Penyimpangan Undang-undang