penyelidikan batubara dengan metode well logging
DESCRIPTION
Penyelidikan Batubara Dengan Metode Well LoggingTRANSCRIPT
PENYELIDIKAN BATUBATA DENGAN METODE WELL LOGGING
Pedahuluan
Metode well logging yang digunakan dalam penyelidikan batubara ini meliputi
logging sinar gamma, resistivitas, spontaneous potential dan caliper. Untuk melakukan
penyelidikan batubara, metode logging yang digunakan dalam pengeboran tidak dapat hanya
menggunakan satu metode saja, misalnya dengan hanya menggunakan logging sinar gamma
atau hanya dengan menggunakan logging resistivitas. Hal ini disebabkan salah satu metode
tidak dapat memberikan data absolut mengenai batubara. Contohnya apabila kita
menggunakan log resistivitas lalu mendapatkan data karakteristik batubara, tidak dapat serta
merta menentukan kalau itu adalah batubara karena ada kemungkinan batuan lain memiliki
karakteristik yang mirip dengan batubara, oleh karena itu dengan menggunakan kombinasi
dari beberapa metode logging datanya bisa digabungkan dan di”overlap” sehingga dengan
melacak karakteristik batubara di setiap logging kita dapat mempersempit area pencarian
batubara.
Log Petrofisik
Logging sinar gamma digunakan untuk mengukur radioaktivitas alamiah yang
dipancarkan oleh batuan, yaitu Uranium, Thorium dan Potasium. Pengukuran radioaktivitas
ini dapat diaplikasikan dalam penentuan litologi, contohnya unsur radioaktif cenderung
terkonsentrasi di batulempung dan serpih berupa Potassium sedangkan untuk batuan selain
batulempung dan serpih, memiliki nilai radioaktivitas yang rendah kecuali ada faktor lain
berupa kontaminasi abu vulkanik, pelapukan granit atau garam radioaktif yang mengisi pori.
Log resistivitas merupakan rekaman tahan jenis formasi ketika dialiri oleh arus listrik.
Log resistivitas ini memiliki banyak fungsi, yaitu untuk mendeteksi litologi dan air yang
mengisi pori batuan. Melalui data resistivitas ini kita dapat melakukan interpretasi penentuan
jenis litologinya. Beberapa pustaka telah menyediakan range absolut dari nilai resistivitas
beberapa batuan dan ore mineral. Contohnya adalah reservoir hidrokarbon akan memiliki
nilai resistivitas yang tinggi hingga lebih dari 10 ohmmeter.
Log spontaneous potential (SP) merupakan hasil rekaman selisih potensial antar
elektroda yang berada di permukaan tanah dan dengan elektroda yang bergerak pada lubang
bor. Log SP hanya dapat bekerja dengan lubang pemboran yang menggunakan lumpur
konduktif sehingga tidak dapat bekerja dengan lubang bor yang menggunakan oil base mud
Hasil dari log sp ini dapat digunakan untuk mencari zona permeable, kandungan lempung dan
perhitungan rw untuk mendeteksi air formasi.
Log Caliper berfungsi untuk mengukur diameter lubang bor dan ketebalan mud cake
yang terbentuk di dinding sumur. Log caliper ini dapat digunakan untuk menentukan jenis
litologi berdasarkan tingkat kekompakannya. Pada batuan yang kompak atau keras, lubang
bornya akan memiliki diameter yang sama dengan diameter mata bor sedangkan untuk batuan
yang bersifat fragile akan memiliki lubang bor yang lebih besar karena pengaruh adanya
runtuhan dinding lubang bor.
Karakteristik Batubara Berdasarkan Beberapa Data Logging
Log Sinar Gamma
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penggunaan metode log sinar
gamma dilakukan dengan cara mendeteksi radiasi sinar gamma yang dipancarkan secara
alamiah dari unsur-unsur radiokatif yang mungkin terkandung pada batuan. Unsur radiokatif
sangat banyak ditemukan pada serpih dan lempung.
Sementara itu, batubara (coal) memiliki nilai sinar gamma yang cukup rendah, sekitar
40 API atau 57 CPS. Namun tiap ranking atau tingkat kematangan batubara memiliki nilai
sinar gamma yang berbeda, di mana batubara jenis lignite memiliki nilai sinar gamma paling
rendah, sementara batubara jenis bituminous memiliki nilai sinar gamma paling tinggi.
Dalam studi kasus yang terdapat dalam pustaka yang diacu, pengaplikasian log sinar
gamma dalam eksplorasi batubara di daerah Musi Banyuasin dan Muara Enim, Sumatera
Selatan, menunjukkan bahwa nilai sinar gamma batubara dari dua lubang bor yang berbeda
sebesar 1-12,5 CPS. Selain itu, dari log sinar gamma juga diketahui ketebalan lapisan
batubara di dua lubang bor tersebut.
Log Resistivitas
Log resistivitas atau tahanan jenis digunakan untuk mengetahui karakteristik batuan di
dalam bumi berdasarkan respon tahanan jenis batuan tersebut. Batubara memiliki nilai
resistivitas >10 ohm.meter.
Sama seperti pengukuran sinar gamma, nilai resistivitas masing-masing ranking
batubara pun berbeda, di mana batubara jenis lignite memiliki nilai resistivitas paling rendah,
sementara batubara jenis bituminous memiliki nilai resistivitas paling tinggi.
Nilai resistivitas lapisan batubara dari lubang bor di daerah Musi Banyuasin dan
Muara Enim menunjukkan nilai sebesar 8-35 ohm.meter (jarak elektrode 25 cm) dan 2,5-140
ohm.meter (jarak elektrode 100 cm).
Log Potensial
Log potensial digunakan untuk mengetahui beda potensial antara elektrode pada
permukaan dengan elektrode pada lubang bor. Nilai potensial batubara pada umumnya tidak
memberikan nilai tertentu namun dapat digunakan untuk melacak batubara secara lokal. Log
potensial berguna untuk mencari zona permeable sehingga jika dalam suatu daerah kita
menemukan batubara dengan permeabilitas tinggi, maka kemungkinan persebarannya dalam
skala lokal masih bersifat seragam sehingga dengan nilai permeabilitas dapat digunakan
untuk membantu interpretasi persebaran batubara secara lokal. Selain itu log potensial juga
dapat digunakan untuk menginterpretasikan tingkatan batubaranya, jika lapisan batubara
memiliki data yang menunjukkan permeabilitas rendah maka dapat diinterpretasikan batubara
tersebut masuk ke dalam tingkatan antrasit dan jika permeabilitas tinggi (terisi air) maka
golongannya termasuk lignit.
Log Caliper
Log caliper digunakan untuk mengetahui diameter lubang bor. Penggunaan log
caliper tidak dapat digunakan secara langsung untuk mengetahui kandungan potensi batubara
di suatu lokasi. Namun log caliper dapat membantu untuk mengetahui karakteristik atau
struktur dari suatu lapisan batubara.
Sebagai contoh apabila lubang bor membesar maka menunjukkan bahwa batubara di
lubang bor tersebut tidak kompak (fracture atau brittle) sehingga lubang membesar.
Sebaliknya, bila lubang bor memiliki diameter yang tetap maka menunjukkan bahwa
batubara bersifat kompak/keras. Dengan mengacu dari data log caliper kita juga dapat
menentukan tingkatan batubaranya, contohnya untuk batubara yang sangat kompak dapat
diinterpretasikan sebagai batubara antrasit hingga batubara yang sangat rapuh dapat
dimasukkan ke dalam golongan lignit.
DAFTAR PUSTAKA
http://pubs.usgs.gov/circ/c891/geophysical.htm
http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202001/8.%20Logging%20MusiBanyuasin%20%28Ed
i%29.pdf