identifikasi dan estimasi sumber daya batubara menggunakan...

14
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. . Hal. 1 Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan Metode Poligon Berdasarkan Intepretasi Data Logging Pada Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan Deddi Adrian, Ordas Dewanto, Bagus Sapto Mulyatno Jl Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Jurusan Teknik Geofisika, FT UNILA e-mail: [email protected] ABSTRAK Seiring semakin menipisnya cadangan minyak bumi, tentu mendorong pemerintah untuk melakukan pencarian sumber energi baru. Ekplorasi batubara merupakan pilihan yang tepat karena potensinya yang begitu besar di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Selatan diketahui memiliki kandungan 37,80% dari total sumber daya di Indonesia. Metode well loggging adalah salah satu metode geofisika yang digunakan guna menemukan dan mengestimasi sumber daya barubara. Keunggulan dari metode well logging adalah mampu menggambarkan keadaan bawah permukaan secara lateral. Tujuan penelitian ini adalah menampilkan gambaran mengenai lapisan batuan bawah permukaan, menentukan arah sebaran dengan mengkorelasikan seam batubara antar sumur bor berdasarkan data logging, dan mengestimasi sumber daya batubara pada daerah penelitian. Luas daerah penelitian penulis sebesar 442.056 m 2 memiliki 10 sumur bor. Data log yang digunakan dalam penelitian ini adalah log gamma ray dan log density, dimana lapisan batubara ditandai dengan respon log gamma ray dan respon log density yang rendah. Pada lapangan ”ADA” ditemukan empat lapisan seam batubara, yaitu seam A1 dengan tebal 8,28 m, seam A2 dengan tebal 13,62 m, seam B dengan tebal 18,50, dan seam C dengan tebal 8,84. Arah sebaran batubara dari Selatan ke Utara dengan sudut kemiringan 5-30º dan arah kemenerusan dari Timur ke Barat. Penulis melakukan estimasi sumber daya batubara menggunakan metode poligon (area of influence) karena metode perhitungan ini dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan hasilnya tepat. Total batubara dengan metode poligon sebesar 18.322.653 m 3 dalam tonase sebesar 21.987.18427.483.980 ton sedangkan perhitungan dengan software rock works 15 sebesar 18.786.254 m 3 dalam tonase sebesar 22.543.50528.179.381 ton. ABSTRACT As petroleum reserves depleted, certainly encourage the government to search for new energy sources. Eksploration of coal is the right choice because its potential is so great in Indonesian especially in South Sumatera Province is known have content 37,80% from total resources in Indonesian. Well loggging method is one of geophysics method used to find and estimate coal resources. Advantages of well logging method is able to describe subsurface laterally. The purpose of this study is displaying an overview of subsurface rock layers, determine the direction of distribution by correlating coal seam between wells based on data logging, and to estimate coal resources in the research area. The total area of the author's research is 442.056 m 2 has 10 wells. Log data used in this study is gamma ray log dan density log, where coal seams are characterized by gamma ray log response and low log density responses. On the field ”ADA” found four coal seam, that is seam A1 with thickness 8,28 m, seam A2 with thickness 13,62 m, seam B with thickness 18,50, and seam C with thickness 8,84. Direction of coal distribution from South to North with slope angle 5-30º and direction of sincerity from East to West. The author calculates the estimated coal resource using polygon method because this calculates method can be done with a short time and the results are right. Total coal by polygon method of 18.322.653 m 3 in tons of 21.987.18427.483.980 ton while calculations with software rock works 15 amount 18.786.254 m 3 in tons of 22.543.50528.179.381 ton. Keywords: Coal, well logging¸ seam, resources, polygon method.

Upload: halien

Post on 03-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 1

Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan Metode

Poligon Berdasarkan Intepretasi Data Logging Pada Lapangan ”ADA”,

Sumatera Selatan

Deddi Adrian, Ordas Dewanto, Bagus Sapto Mulyatno Jl Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

Jurusan Teknik Geofisika, FT UNILA

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Seiring semakin menipisnya cadangan minyak bumi, tentu mendorong pemerintah untuk melakukan

pencarian sumber energi baru. Ekplorasi batubara merupakan pilihan yang tepat karena potensinya

yang begitu besar di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Selatan diketahui memiliki kandungan

37,80% dari total sumber daya di Indonesia. Metode well loggging adalah salah satu metode geofisika

yang digunakan guna menemukan dan mengestimasi sumber daya barubara. Keunggulan dari metode

well logging adalah mampu menggambarkan keadaan bawah permukaan secara lateral. Tujuan

penelitian ini adalah menampilkan gambaran mengenai lapisan batuan bawah permukaan, menentukan

arah sebaran dengan mengkorelasikan seam batubara antar sumur bor berdasarkan data logging, dan

mengestimasi sumber daya batubara pada daerah penelitian. Luas daerah penelitian penulis sebesar

442.056 m2 memiliki 10 sumur bor. Data log yang digunakan dalam penelitian ini adalah log gamma

ray dan log density, dimana lapisan batubara ditandai dengan respon log gamma ray dan respon log

density yang rendah. Pada lapangan ”ADA” ditemukan empat lapisan seam batubara, yaitu seam A1

dengan tebal 8,28 m, seam A2 dengan tebal 13,62 m, seam B dengan tebal 18,50, dan seam C dengan

tebal 8,84. Arah sebaran batubara dari Selatan ke Utara dengan sudut kemiringan 5-30º dan arah

kemenerusan dari Timur ke Barat. Penulis melakukan estimasi sumber daya batubara menggunakan

metode poligon (area of influence) karena metode perhitungan ini dapat dilakukan dengan waktu yang

singkat dan hasilnya tepat. Total batubara dengan metode poligon sebesar 18.322.653 m3 dalam tonase

sebesar 21.987.184–27.483.980 ton sedangkan perhitungan dengan software rock works 15 sebesar

18.786.254 m3 dalam tonase sebesar 22.543.505–28.179.381 ton.

ABSTRACT As petroleum reserves depleted, certainly encourage the government to search for new energy sources.

Eksploration of coal is the right choice because its potential is so great in Indonesian especially in

South Sumatera Province is known have content 37,80% from total resources in Indonesian. Well

loggging method is one of geophysics method used to find and estimate coal resources. Advantages of

well logging method is able to describe subsurface laterally. The purpose of this study is displaying an

overview of subsurface rock layers, determine the direction of distribution by correlating coal seam

between wells based on data logging, and to estimate coal resources in the research area. The total area

of the author's research is 442.056 m2 has 10 wells. Log data used in this study is gamma ray log dan

density log, where coal seams are characterized by gamma ray log response and low log density

responses. On the field ”ADA” found four coal seam, that is seam A1 with thickness 8,28 m, seam A2

with thickness 13,62 m, seam B with thickness 18,50, and seam C with thickness 8,84. Direction of

coal distribution from South to North with slope angle 5-30º and direction of sincerity from East to

West. The author calculates the estimated coal resource using polygon method because this calculates

method can be done with a short time and the results are right. Total coal by polygon method of

18.322.653 m3 in tons of 21.987.184–27.483.980 ton while calculations with software rock works 15

amount 18.786.254 m3 in tons of 22.543.505–28.179.381 ton.

Keywords: Coal, well logging¸ seam, resources, polygon method.

Page 2: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 2

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara

dengan tingkat konsumsi bahan bakar

minyak tertinggi di dunia. Meningkatnya

konsumsi energi bahan bakar minyak

tersebut tidak diimbangi oleh cadangan

minyak bumi yang menipis. Hal tersebut

mendorong pemerintah untuk melakukan

pencarian sumber energi baru untuk

menjamin ketahanan energi di masa

mendatang. Eksplorasi batubara merupakan

pilihan yang tepat karena masih menyimpan

potensi yanng besar untuk dilakukan

penambangan (Julkipli dkk, 2015).

Batubara adalah batuan sedimen yang

dapat terbentuk dari endapan organik, yang

utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan

terbentuk melalui proses pembatubaraan.

Potensi batubara di Indonesia yang bergitu

besar bisa menjadi alt ernatif energi seiring

terus berkurangnya bahan bakar minyak

bumi. Sumber daya batubara di Indonesia

diperkirakan sebesar 61,366 miliar ton dan

tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan

sisanya di Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya.

Terkhusus di Provinsi Sumatera Selatan,

potensi batubara diketahui memiliki

kandungan sebesar 37,80% daru total

sumber daya yang terkandung di Indonesia,

sekitar 23,198 miliar ton (Tim Kajian

Batubara Nasional, 2006).

Metode well logging adalah suatu

metode geofisika yang merekam besaran-

besaran fisis batuan di sumur pemboran

yang biasanya dilakukan dari dasar sumur

kemudian ditarik ke atas secara perlahan-

lahan dengan maksud agar sensor atau

probe yang diturunkan ke dalam sumur

lubang bor dapat mendeteksi lapisan batuan

di dinding sumur bor. Keunggulan dari

metode well logging adalah mampu

menggambarkan keadaan bawah

permukaan secara vertikal, sehingga litologi

masing-masing lapisan dapat tergambar

dengan jelas.

Dalam penelitian ini, penulis

menganilisis sebaran batubara dan

mengestimasi sumber daya batubara pada

lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan dengan

menggunakan metode well logging untuk

analisis respon log-nya guna mendapatkan

gambaran bawah permukaan secara lateral

yang akurat, sedangkan untuk mengestimasi

sumber daya batubara penulis

menggunakan metode perhitungan poligon.

Metode poligon dipilih karena sangat cocok

untuk kondisi geologi Lapangan ”ADA”

yang sederhana dan perhitungannya relatif

cepat dengan hasilnya relatif tepat.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stratigrafi Daerah Penelitian

Daerah penelitian penulis yaitu

Lapangan ”ADA” termasuk dalam Formasi

Muara Enim. Stratigrafi pada Formasi

Muara Enim dibagi menjadi empat sub-

bagian, yang diberi nama (dari bawah ke

atas), yaitu M1, M2, M3, dan M4 seperti

yang tertera pada Gambar 1.

Dari ke-empat sub-bagian tersebut, sub

bagian M2 mayoritas mengandung sumber

daya batubara di Desa Tanjung Enim,

lapisan-lapisan tersebut diberi nama dengan

urutan dari bawah yang potensial untuk

ditambang ada beberapa lapisan batubara

utama. Adapun nama sub-lapisan M2 dari

yang berumur tua sampai dengan berumur

muda, yaitu:

2.1.1. Lapisan Petai (Batubara Seam C)

Lapisan batubara ini mempunyai

ketebalan antara 6-10 m, dan dijumpai

sisipan tipis batu lempung/batulanau

karbonan dimana beberapa tempat

mengalami pemisahan (split) menjadi C1

dan C2 dengan ketebalan masing-masing

5,0 dan 10,1 m. Di atas lapisan batubara C

ini dittutupi oleh batupasir lanauan yang

sangat keras dengan ketebalan 25,0-44,0 m.

2.1.2. Lapisan Suban (Batubara Seam B)

Lapisan Suban memiliki ketebalan

sekitar 17,0 m di beberapa tempat

mengalami pemisahan (split) menjadi B1

dan B2 dengan ketebalan masing-masing

8,0-14,55 m dan 3,0-5,8 m. Diantara kedua

lapisan ini dijumpai batulempung dan

batulanau dengan tebal 2,0-5,0 m (disebut

interburden B2-B1), sedangkan di atas

lapisan batubara B atau B1 ditutupi oleh

Page 3: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 3

batu lempung dengan ketebalan 15,0-23,0

m yang berinterklasi dengan batu pasir dan

batulanau (disebut interburden B2-B1),

sedangkan di atas lapisan batubara B atau

B1 ditutupi oleh batulempung dengan

ketebalan 15,0-23,0 m yang berinterkalasi

dengan batupasir dan batulanau (disebut

interburden B1-A2) serta dijumpai adanya

lapisan tipis (0,4-0,6 m) batubara atau

batulempung karbonan yang dikenal

dengan istilah Suban Marker.

2.1.3. Lapisan Mangus Lower (Batubara

Seam A2)

Lapisan Mangus Lower memiliki

ketebalan sekitar 9,8-14,7 m dijumpai

sisipan tipis batulempung sebagai lapisan

pengotor (clayband). Di atas lapisan

batubata A2 ini ditutupi oleh batulempung

tuffaan dengan ketebalan 2-5 m disebut

sebagai interburden A2-A1.

2.1.3. Lapisan Mangus Upper (Batubara

Seam A1)

Lapisan Mangus Upper memiliki

ketebalan sekitar 5,0-13,25 m. Di atas

lapisan batubara A1 ini ditutupi oleh

batulempung bentonitan dengan ketebalan

sekitar 70-120 m disebut sebagai sebagai

overburden A2-A1, dimana pada lapisan

penutup ini dijumpai adanya lapisan

batubara yang dikenal sebagai lapisan

batubara gantung (Hanging Seam).

Deskripsi penampang litologi Lapangan

”ADA” secara lengkap yang dapat dilihat

pada Gambar 2.

3. TEORI DASAR

3.1. Proses Pembentukan Batubara

Batubara berasal dari tumbuhan yang

disebabkan karena adanya proses-proses

geologi, kemudian berbentuk endapan

batubara yang dikenal sekarang ini. Bahan-

bahan tumbuhan mempunyai komposisi

utama yang terdiri dari karbon dan

hidrogen. Selain itu, terdapat kandungan

mineral nitrogen. Substansi utamanya

adalah cellulose yang merupakan bagian

dari selaput sel tumbuhan yang

mengandung karbohidrat yang tahan

terhadap perubahan kimiawi.

Vegatasi pada lingkungan tersebut mati

kemudian terbentuklah peat (gambut).

Kemudian gambut tersebut mengalami

kompresi dan pengendapan di antara

lapisan sedimen dan juga mengalami

kenaikan temperatur akibat geothermal

gradient. Akibat proses tersebut maka akan

terjadi pengurangan porositas dan

pengurangan moisture sehingga terlepasnya

grup OH, COOH, OCH3, dan CO dalam

wujud cair dan gas. Karena banyaknya

unsur oksigen dan hidrogen yang terlepas

maka unsur karbon relatif bertambah yang

mengakibatkan terjadinya lignit (brown

coal). Kemudian dengan adanya kompresi

yang terus menerus serta kenaikan

temperatur maka terbentuklah batubara sub-

bituminus dan bituminus dengan tingkat

kalori yang lebih tinggi dibandingkan

dengan brown coal.

Bumi tidak pernah berhenti, oleh

karena itu kompresi terus berlangsung

diiringi bertambahnya temperatur sehingga

moisture sangat sedikit serta unsur karbon

yang banyak merubah batubara sebelumnya

ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu antrasit

yang merupakan kasta tertinggi pada

batubara (Cook, 1982). Proses

Pembentukan batubara sendiri dapat dilihat

pada Gambar 3.

3.2.Tempat Terbentuknya Batubara

Berdasarkan tempat terbentuknya,

batubara dikenal dua teori, yaitu:

a. Teori Insitu

Teori insitu mengatakan bahwa bahan-

bahan pembentuk lapisan batubara,

terbentuk dimana tumbuh-tumbuhan asal

itu berada. Jenis batubara yang terbentuk

dengan cara ini mempunyai penyebaran

luas dan merata kualitasnya, karena abunya

relatif kecil. Teori insitu dapat ditemukan di

lapangan batubara Muara Enim, Sumatera

Selatan.

b. Teori Drift

Teori drift menyebutkan bahwa bahan-

bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di

tempat yang berbeda dengan tempat

tumbuhannya semua hidup dan

berkembang. Jenis batubara yang terbentuk

Page 4: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 4

dengan cara ini mempunyai penyebaran

tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa

tempat, kualitas kuarang baik. Teori drift

dapat ditemukan di lapangan batubara delta

Mahakam purba, Kalimantan Timur

(Sukandarrumidi, 1995).

3.3 Sumber Daya dan Cadangan

Batubara

Sumber daya dan cadangan batubara

yang ada di Indonesia seperti yang

dijelaskan oleh SNI pada tahun 1998, yaitu:

a. Sumber Daya Batubara

Berdasarkan tahap penyelidikan,

sumber daya mineral dikelompokkan

menjadi empat kategori, yaitu:

1. Sumber Daya Batubara Hipotetik

2. Sumber Daya Batubara Tereka

3. Sumber Daya Batubara Terunjuk

4. Sumber Daya Batubara Terukur

b. Cadangan Batubara

Cadangan batubara dikelompokkan

menjadi dua kategori, yaitu:

1. Cadangan Batubara Terkira

2. Cadangan Barubara Terbukti (SNI,

1998).

3.4. Metode Well Logging

Log adalag suatu grafik kedalaman

(bisa juga waku), dari satu set data yang

menunjukkan parameter yang diukur secara

berkesinambungan di dalam sebuah sumur

(Harsono, 1997). Kegiatan untuk

mendapatkan data log disebut ”logging”.

Logging mmberikan data yang diperlukan

untuk mengevaluasi secara kuantitatif

banyaknya sumber daya di lapisan pada

situasi dan kondisi yang sesungguhnya.

Gragik log memberikan informasi yang

dibutuhkan untuk mengetahui sifat-sifat

batuan dan cairan (Eilis and Singer, 1987).

Intepretasi data log merupakan suatu

metode pendukung dalam usaha evaluasi

formasi, yaitu dengan cara menggunakan

hasil perekaman alat survey logging sebagai

sumber informasi yang utama. Intepretasi

dapat dilakukan baik secara kualitatif

maupun kuantitatif (Dewanto, 2009).

3.5. Perangkat-Perangkat Well Logging

Terdapat beberapa perangkat well

logging yang digunakan penulis dalam

penelitian ini diantaranya adalah:

a. Log Gamma Ray

Prinsip dari log gamma ray adalag

perekaman radioaktif alami bumi. Setiap

GR yanng terdeteksi akan menimbulkan

pulsa listrik pada detektor. Parameter yang

direkam adalah jumlah dari pulsa yang

tercatat per satuan waktu (Harsono, 1997).

Secara khusus log gamma ray berguna

untuk mengetahui lapisan permeabel dan

impermeable.

b. Log Densitas

Prinsip kerja log densitas, yaitu sumber

radioaktif dari alat pengukuran dipancarkan

sinar gamma dengan intensitas energi

tertentu menembus formasi/batuan. Dalam

log densitas kurva dinyatakan dalam satuan

gr/cc, karena energi yang diterima untuk

deflektor dipengaruhi oleh matrik batuan

ditambah kandungan yang ada dalam pori

batuan, maka satuan gr/ccc merupakan

besaran bulk density (pb). Beberapa respon

yang khas pada log densitas dalam satuan

gr/cc dapat dilihat pada Gambar 5.

3.6. Intepretasi Well Logging

Intepretasi data log geofisika dilakukan

untuk menetukan litologi pada setiap

kedalama di bawah permukaan.

Karakteristik log dari beberapa batuan yang

melibatkan log gamma ray dan log density

adalah sebagai berikut:

a. Batubara; gamma ray rendah dengan

densitas rendah.

b. Batulempung; gamma ray menengah

dengan densitas menengah.

c. Batupasir; gamma ray agak rendah

dengan densitas menengah.

d. Batu Konglomerat; gamma ray

menengah dengan densitas menengah.

e. Batugamping; gamma ray rendah

dengan densitas menengah sampai

tinggi.

f. Batuan vulkanik; gamma ray rendah

dengan densitas tinggi.

Page 5: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 5

3.7. Metode Poligon

Metode poligon merupakan metode

perhitungan yang konvensional

dibandingkan dengan metode lainnya,

karena pada pergitungan cadangan

endapannya tidak begitu memperhatikan

struktur patial daerah yang akan diobservasi

dan tidak begitu memperhatikan data dari

titik bor sekitarnya. Sebelum melakukan

perhitungan dengan metode poligon

terlebih dahulu diketahui variabel yang

mempengaruhi perhitungan, diantaranya:

a. Luas blok/poligon yang akan dihitung.

b. Ketebalan endapan batuan pada lubang

bor yang terletak pada blok yang akan

dihitung cadangan endapan batubara.

c. SG (Spesific Gravity) batubara yang

terletak pada blok yang akan dihitung.

Adapun kelebihan dan kekurangan

perhitungan menggunakan metode poligon,

yaitu:

a. Kelebihan

1. Perhitungan dapat dilakukan dalam

waktu singkat.

2. Cocok untuk yang tidak bervariasi.

3. Hasilnya lebih tepat apabila ketebalan

batubara relatif seragam.

b. Kekurangan

1. Kurang tepat untuk yang bervariasi

(inconsistent bed) (Hurstrulid and

Kutcha, 1995).

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelian

Penelitian ini dilakukan di Divisi

Geologi, Satuan Kerja Eksplorasi dan

Geoteknik, PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

dan di Laboratorium Teknik Geofisika,

Universitas Lampung.

Alat dan bahan yang digunakan selama

penelitian ini berlangsung adalah data

rekaman log (*.LAS file), peta sebaran titik

bor, peta topografi daerah penelitian,

Software WellCAD 4.3., Software Rock

Works 15, kertas milimeter blok, dan

Personal Computer (PC).

4.2. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian yang penulis

lakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Studi literatur berkenaan dengan

batubara, metode well logging (log

gamma ray, dan log density),

perhitungan metode poligon, geologi

regional Sumatera Selatan dan

peneltiian sebelumnya di regional

Sumatera Selatan.

2. Persiapan data meliputi pengumpulan

data yang telah dimiliki oleh PT. Bukit

Asam (Persero), Tbk. dari hasil

pengeboran, yakni peta sebaran titik bor

dan data rekaman log-nya..

3. Pengolahan data dilkaukan dengan

software WellCAD untuk mendapatkan

tampilan grafik logging sumur yang

terdiri dari log gamma ray dan log

density. Grafik log diintepretasi litologi

batuannya berdasarkan range nilai log

gamma ray dan log density. Selanjutnya

mengkorelasikan litologi guna

mengetahui penyebaran lapisan

batubara dan arah kemenerusannya serta

terakhir menghitung sumber daya

batubara pada Lapangan ”ADA”,

Sumatera Selatan menggunakan

perhitungan metode poligon dan

software Rock Works 15.

4.3. Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir dalam penelitian

ini ditunjukkan pada Gambar 7.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Sebaran Titik Bor

Penelitian ini dilakukan di daerah Izin

Usaha Pertambangan (IUP) milik PT. Bukit

Asam (Persero), Tbk., tepatnya pada

Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan

dengan luasan sebesar 442.056 m2

dengan

jumlah titik bor berjumlah sepuluh titik bor

dengan elevasi dan kedalaman titik bor

yang bervariasi.

5.2.Intepretasi Litologi dari Data Log

Geofisika

Dalam menganalisa data well logging

dari setiap titik bor dilakukan pengolahan

data berupa peraturan tampilan atau

smoothing menggunakan Software

WellCAD 4.3. Berdasarkan kontras sifat

fisik batubara terhadap batuan lainnya,

Page 6: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 6

batubara bersifat permeabel dan memiliki

nilai densitas yang rendah, sehingga dalam

perekaman log geofisika respon log gamma

ray akan menunjukkan nilai yang sangat

rendah berkisar 0 – 10 CPS dan respon log

density yang sangat tinggi dalam satuan

CPS. Pada Gambar 9 (a). merupakan

respon log gamma ray dan log density yang

merupakan lapisan batubara.

Sedangkan untuk respon log gamma

ray dan log density untuk litologi clayband

dapat dilihat pada Gambar 9 (b). Clayband

sendiri merupakan lapisan pengotor yang

terdapat di dalam batubara. Biasanya

berupa batuanlempung atau batuanpasir.

Ketebalan dari clayband sendiri berkisar

antara 0–30 cm.

5.2.1. Intepretasi Litologi Titik Bor

MT_106

Pada titik bor MT_106 dengan

kedalaman 150 m ditemukan seam batubara

A1 dengan ketebalan 9,33 m mengandung

99,36% batubara, seam A2 dengan

ketebalan 14,42 m mengandung 100%

batubara, seam B dengan ketebalan 20 m

mengandung 99,20% batubara, dan seam C

dengan ketebalan 9,40 m mengandung

97,88% batubara.

5.2.2. Intepretasi Litologi Titik Bor

MT_107

Pada titik bor MT_107 dengan

kedalaman 27,47 m ditemukan seam

batubara C dengan ketebalan 8,95 m

mengandung 97,10% batubara.

5.2.3. Intepretasi Litologi Titik Bor

MTG_19

Pada titik bor MTG_19 dengan

kedalaman 199,52 m ditemukan seam

batubara A1 dengan ketebalan 8,67 m

mengandung 99,08% batubara, seam A2

dengan ketebalan 12,96 m mengandung

100% batubara, seam B dengan ketebalan

17,92 m mengandung 98,16% batubara.

5.2.4. Intepretasi Litologi Titik Bor

MTG_20

Pada titik bor MT_106 dengan

kedalaman 199,32 m ditemukan seam

batubara A1 dengan ketebalan 7,98 m

mengandung 98,50% batubara, seam A2

dengan ketebalan 13,02 m mengandung

99,70% batubara, seam B dengan ketebalan

17,80 m mengandung 98,54% batubara.

5.3. Analisa Nilai Gamma Ray dan Nilai

Density Pada Seam Batubara

Analisa nilai gamma ray dan nilai

density sangat penting dalam menentukan

range nilai terhadap penentuan litologi pada

titik bor. Hal ini dikarenakan penulis

berasumsi bahwa range nilai pada suatu

litologi bersifat konstans sehingga hasil

analisa nilai gamma ray dan nilai density

dapat menjadi acuan. Data yang digunakan

yaitu informasi hasil intepretasi nilai

gamma ray dan nilai density pada masing-

masing seam batubara pada keempat titik

bor yang telah penulis intepretasi.

Dari hasil analisa nilai gamma ray dan

nilai density pada keempat titik bor pada

Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan

didapatkan pada batubara seam A1

memiliki range gamma ray dari 0,00-11,00

API, dan range density dari 1,81-2,35 gr/cc.

batubara seam A2 memiliki range gamma

ray dari 0,00-9,67 API, dan range density

dari 1,86-2,34 gr/cc. batubara seam B

memiliki range gamma ray dari 0,00-11,00

API, dan range density dari 1,78-2,18 gr/cc.

batubara seam C memiliki range gamma

ray dari 0,00-10,50 API, dan range density

dari 1,75-1,96 gr/cc.

5.4. Korelasi Litologi Titik Bor

Dalam penelitian ini, penulis

melakukan korelasi litologi menggunakan

data titik bor serta jarak masing-masing

titik bor seperti pada Peta Cross Line

Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan.

Penulis melakukan dua korelasi dalam

penelitian ini, korelasi berdasarkan garis

key bed seam A1 dan korelasi berdasarkan

datum elevasi 0 m dengan mengikuti enam

cross line untuk sebagai acuan, dimana tiga

cross line membentang dari Selatan ke

Utara, yaitu cross line A-A’, cross line B-

B’, dan cross line C-C’ dan tiga cross line

lagi membentang dari Barat ke Timur, yaitu

cross line D-D’, cross line E-E’, dan cross

line F-F’. Skala pada peta cross line 1:1000,

dimana satu centimeter mewakili sepuluh

meter dalam keadaan sebenarnya.

Page 7: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 7

Seperti yang sudah dijelaskan di atas,

garis key bed yang penulis pakai adalah

garis roof dari seam A1. Hal ini

dikarenakan setiap titik bor terdapat lapisan

lapisan seam A1. Hasil yang didapatkan

dari korelasi setiap litologi pada titik bor

yaitu kemenerusan lapisan seam batubara

baik seam A1, seam A2, seam B, dan seam

C terlihat jelas. Hal ini dapat dilihat dari

ketebalan masing-masing lapisan seam

batubara memiliki ketebalan yang relatif

sama.

Hasil yang didapat dari korelasi setiap

litologi pada titik bor berdasarkan datum

elevasi yaitu penulis mengetahui pola

sebaran batubara di Lapangan ”ADA” serta

mengetahui sudut kemiringan batubara.

Dapat disimpulkan bahwa lapisan seam

batubara memiliki pola sebaran batubara

dengan arah kemenerusan dari arah Timur

ke Barat, sedangkan kemiringan lapisan

batubara dari arah Selatan ke Utara dengan

sudut kemiringan sebesar 5-30°, sehingga

penulis mengasumsikan batubara yang

berada di Utara relatif lebih dalam

posisinya dibandingkan batubara yang

berada di Selatan.

5.5. Perhitungan Sumber Daya Batubara

Setelah mengintepretasikan dan

mengkorelasikan setiap litologi pada titik

bor, penulis menghitung sumber daya

batubara pada Lapangan ”ADA”, Sumatera

Selatan dengan menggunakan metode

poligon dan dibantu dengan perhitungan

dan pemodelan dalam bentuk 3D

menggunakan software rock work 15.

5.5.1. Perhitungan Sumber Daya

Batubara Menggunakan Metode

Poligon.

Salah satu cara untuk menghitung

sumber daya batubara pada suatu daerah

adalah metode poligon. Metode poligon

atau yang dikenal dengan metode area of

influence dipilih oleh penulis dalam

menghitung sumber daya batubara

dikarenakan metode ini cocok untuk

melakukan perhitungan dalam waktu yang

singkat dan daerah penelitian penulis.

Dimana Lapangan ”ADA”, Sumatera

Selatan termasuk kategori lokasi tambang

yang endapannya relatif homogen dan

mempunyai geometri yang sederhana.

Berdasarkan hasil yang diperoleh

setelah dilakukan perhitungan sumber daya

batubara dengan menggunakan metode

poligon, dapat diketahui bahwa jumlah

sumber daya batubara pada seam A1

sebesar 2.546.531 m3, sumber daya

batubara pada seam A2 sebesar 4.490.855

m3, sumber daya batubara pada seam B

sebesar 7.497.921 m3, dan sumber daya

batubara pada seam C sebesar 3.787.348

m3. Total perhitungan sumber daya

batubara pada Lapangan ”ADA” sebesar

18.322.653 m3 dan apabila dikonversi

dalam satuan ton maka didapat sebesar

21.987.184 - 27.483.980 ton.

5.5.2. Perhitungan Sumber Daya

Batubara Menggunakan Software

Rock Works 15.

Software Rock Works 15 merupakan

salah satu software geofisika yang bisa

digunakan untuk menghitung sumber daya,

cadangan suatu mineral dengan bantuan

informasi yang didapat dari data titik bor.

Input yang digunakan dalam software ini

meliputi data lokasi penelitian (easting,

northing, depth, dan elevasi), data titik bor

dimiliki (easting, northing, depth, dan

elevasi) serta litologi batuan pada titik bor

dan kedalaman masing-masing litologi

tersebut.

Setelah dilakukan pemodelan semua

litologi yang terdapat pada Lapangan

”ADA”, Sumatera Selatan (Gambar 12.),

litologi yang dominan adalah litologi

batulanau, dimana pada lokasi tersebut

mengandung batuanlanau sebesar 36%

sedangkan batubara sendiri sekitar 21% dari

total keseluruhan.

Dari hasil perhitungan yang

didapatkan dengan metode poligon maupun

dengan menggunakan software rock works

15 tidak memiliki selisih yang jauh, yaitu

sebesar 463.601 m3

dan dalam satuan ton

memiliki selisih 556.321 - 695.401 ton atau

dalam satuan persen sebesar 2,53%, dimana

selisih tersebut dianggap masih batas

Page 8: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 8

tolerasi karena selisih perhitungan tidak

lebih dari 10%.

6. Kesimpulan

Terdapat lima jenis litologi pada

lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan yaitu

batupasir, batulempung, batulanau,

batulempung tuffan, dan batubara.

Pada Lapangan ”ADA” ditemukan

empat lapisan seam batubara, yaitu seam

A1 dengan ketebalan 8,28 m, seam A2

dengan ketebalan 13,62 m, seam B dengan

ketebalan 18,50 m, dan seam C dengan

ketebalan 8,84.

Korelasi litologi berdasarkan garis key

bed diketahui bahwa lapisan batubara relatif

konstan. Sedangkan korelasi litologi

berdasarkan datum elevasi diketahui bahwa

kemenerusan lapisan seam batubara relatigf

dari arah Timur ke Barat dan kemiringan

lapisan batubara antara satu seam dengan

seam lainnya dari arah Selatan ke Utara

dengan sudut kemiringan 5-30°.

Dari perhitungan menggunakan metode

poligon, didapatkan total sumber daya

batubara pada Lapangan ”ADA”, Sumatera

Selatan sebesar 18.323.000 m3 dan dalam

ton sebesar 21.987.000 – 27.484.000 ton.

Sedangkan hasil perhitungan dengan

software rock works 15 didapatkan total

sumber daya batubara pada Lapangan

”ADA”, Sumatera Selatan sebesar

18.786.000 m3 dan dalam tonase sebesar

22.544.000 – 28.179.000 ton.

Daftar Pustaka

BPB manual.1981. British Petroleum Book.

British Company. United Kingdom.

Cook, A. C. 1982. The Origin and

Petrology of Organic Matter in

Coals, Oil, Shales, and Petroleum

Source-Rock. Australia: Geology

Departement of Wollonggong

University. Ltd. Malta.

Dewanto, O. 2009. Well Logging Vol-6.

DIKTAT. Lampung: Universitas

Lampung.

Eilis, D.V. and Singer, J. M. 1987. Well

Logging for Earth Scientist 2nd

edition. Springer. Netherlands.

Harsono, A. 1997. Penghantar Evaluasi

Log. Jakarta: Schlumberger Oilfield

Service.

Hurstrulid, W., and Kuchta, M. 1995. Open

Pit Mine Planning & Design Vol. I.

A.A.Balkema, Rotterdam.

Julkipli, Siregar, S. S., and Sota, I. 2015.

Intepretasi Sebaran Batubara

Berdasarkan Data Well Logging di

Daerah Blok X Pulau Laut Tengah

Kabupaten Kotabaru. Jurnal Fisika

Flux, Vol. 12 No. 1. Universitas

Lambung Mangkurat: Program Studi

Fisika FMIPA.

PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. 2007.

Laporan Internal Pemboran

Eksplorasi dan geophysical Logging.

Satuan Kerja Unit Eksplorasi Rinci.

Tidak dipublikasikan.

Rider, M. 1996. The Geological

Intepretation of Well Logs 2nd

Edition. Malta: Inteprint Ltd.

Page 9: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 9

Gambar 1. Sekuan Stratigrafi dan Kolom Litologi Gambar 2. Penampang Litologi

Formasi Muara Enim (Tanpa Skala) Lapangan ”ADA” (Tanpa Skala)

(PT. Bukit Asam, 2007). (PT. Bukit Asam, 2007).

Gambar 3. Proses Pembentukan Batubara (Cook, 1982).

Page 10: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 10

Gambar 4. Penentuan Penarikan Sand Base Gambar 5. Respon Log Densitas Terhadap

Line dan Shale Base Line (BPB Manual, 1981). Beberapa Jenis Batuan Dengan Densitas

Total dari Batuan Meliputi Matriks Padat

Dan Fluida yang Mengisi Pori (Rider,

1996).

Gambar 6. Skema Perhitungan Metode Poligon (Hustrulid and Kutcha, 1995).

Page 11: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 11

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian.

Gambar 8. Peta Sebaran Titik Bor Lapangan ”ADA”.

Page 12: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 12

(a) (b)

Gambar 9. Respon log gamma ray dan log density (a) pada seam batubara. (b) pada litologi

clayband.

(a) (b)

Gambar 10 (a). Peta cross line Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan. (b) Peta Kontur

Topografi Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan.

Page 13: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 13

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 11. Peta Sumber Daya Batubara (a) Seam A1 Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan.

(b) Seam A2 Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan. (c) Seam B Lapangan ”ADA”, Sumatera

Selatan. (d) Seam C Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan.

.

Gambar 12. Model Tampilan 3D Litologi Lapangan ”ADA”.

Page 14: Identifikasi dan Estimasi Sumber Daya Batubara Menggunakan ...repository.lppm.unila.ac.id/5663/1/Jurnal_Skripsi_Deddi Adrian.pdf · well logging adalah mampu menggambarkan keadaan

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Hal. 14

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 13. Model Tampilan 3D Batubara (a) seam A1 Lapangan ”ADA”. (b) seam A2

Lapangan ”ADA”. (c) seam B Lapangan ”ADA”. (d) seam C Lapangan ”ADA”.