penyelesaian model mangsa pemangsa tiga … · 1 galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah...

35
PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA SPESIES DENGAN METODE HOMOTOPI YULI RAHMAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: dodan

Post on 28-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA

SPESIES DENGAN METODE HOMOTOPI

YULI RAHMAWATI

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyelesaian Model

Mangsa Pemangsa Tiga Spesies dengan Metode Homotopi adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Yuli Rahmawati

NIM G54100071

Page 3: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

ABSTRAK

YULI RAHMAWATI. Penyelesaian Model Mangsa Pemangsa Tiga Spesies

dengan Metode Homotopi. Dibimbing oleh JAHARUDDIN dan SISWANDI.

Dalam karya ilmiah ini, digunakan metode homotopi untuk menyelesaikan

masalah taklinear dari model mangsa pemangsa tiga spesies dengan adanya

mangsa, pemangsa, dan pesaing yang didasarkan pada Paparao et al. (2013).

Dalam metode ini, didefinisikan fungsi homotopi dengan penambahan beberapa

parameter, salah satunya parameter yang digunakan untuk menentukan selang

kekonvergenan. Penyelesaian dari masalah tersebut dituliskan dalam bentuk deret

hingga order kelima. Hasil yang diperoleh dengan metode homotopi selanjutnya

dibandingkan dengan penyelesaian secara numerik. Nilai merupakan

nilai dengan galat yang paling kecil.

Kata kunci: mangsa, pemangsa, pesaing, parameter , dan metode homotopi.

ABSTRACT

YULI RAHMAWATI. Solution of Three Species Predator Prey Models by

Homotopy Method. Supervised by JAHARUDDIN and SISWANDI.

In this manuscript, a homotopy method was used to solve nonlinear problem

of three species predator prey model with a prey, a predator, and a competitor

which is based on Paparao et al. (2013). In this method, a homotopy function is

defined by adding of several parameters, one of them is parameter which is used

to determine the interval of convergence. Solution of the problem is written in the

form of series up to fifth order. The results obtained using the homotopy method

were compared with the numerical solution. It is found that of is the

value with the smallest error.

Keywords: prey, predator, competitor, parameter , and homotopy method.

Page 4: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Matematika

PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA

SPESIES DENGAN METODE HOMOTOPI

YULI RAHMAWATI

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

Judul Skripsi : Penyelesaian Model Mangsa Pemangsa Tiga Spesies dengan

Metode Homotopi

Nama : Yuli Rahmawati

NIM : G54100071

Disetujui oleh

Dr Jaharuddin, MS

Pembimbing I

Drs Siswandi, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Toni Bakhtiar, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang

dipilih dalam penulisan karya ilmiah ini adalah penggunaan metode homotopi

untuk kasus model mangsa pemangsa tiga spesies, dengan judul Penyelesaian

Model Mangsa Pemangsa Tiga Spesies dengan Metode Homotopi.

Penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini antara lain:

1. Effendi Abdul Kohar (Ayah) dan Linda Buchori (Ibu) selaku orangtua,

Elva Gustini (kakak), Imam Riski Abdullah (adik) atas semua do’a,

dukungan, semangat, pengorbanan, nasihat, perhatian, dan kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Dr Jaharuddin, MS selaku dosen pembimbing pertama dan Drs Siswandi,

MSi selaku dosen pembimbing kedua atas semua ilmu, motivasi, dan

bantuannya selama penulisan karya ilmiah ini.

3. Drs Ali Kusnanto, MSi selaku dosen penguji atas saran dan kritik untuk

perbaikan karya ilmiah ini.

4. Seluruh dosen Departemen Matematika yang telah memberikan ilmu

kepada penulis.

5. Seluruh staf Departemen Matematika yang telah membantu dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Keluarga besar paguyuban Bidik Misi atas dukungan dan bantuan selama

penulis kuliah di IPB.

7. Sahabat terbaik Sabrina, Siwi, Sekar, dan Devi atas motivasi dan

semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

8. Teman-teman Math 47: Bilyan, Leny, Mira, Novia, Vina, dan semuanya.

9. Kakak-kakak Math 46: kak Dita, kak Windi, kak Risa atas ilmu, nasihat,

motivasi, dan bantuan selama penulis kuliah di Departemen Matematika.

10. Serta teman-teman di Asrama Putri Dramaga.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini memiliki kekurangan sehingga

perlu saran dan kritik. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi

inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Bogor, Juli 2014

Yuli Rahmawati

Page 7: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Karya Ilmiah 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Model Persamaan Mangsa Pemangsa Tiga Spesies 2

Metode Homotopi 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Analisis Metode 8

Aplikasi Metode 12

SIMPULAN 17

Simpulan 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 19

RIWAYAT HIDUP 27

Page 8: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

DAFTAR TABEL

1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8

2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13

3 Galat metode homotopi orde ke lima dari persamaan (1) 15

DAFTAR GAMBAR

1 Kurva dari penyelesaian masalah nilai awal (12) dengan metode

homotopi orde ke sepuluh 7

2 Kurva dari penyelesaian persamaan (1) dengan metode homotopi orde

ke sepuluh 14

3 Penyelesaian persamaan (1) dengan metode numerik 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Penurunan persamaan (10) 19 2 Penurunan persamaan (32) 22 3 Tabel selisih antara penyelesaian metode homotopi dan metode

numerik dari masalah mangsa pemangsa tiga spesies 26

Page 9: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semua makhluk hidup bergantung pada makhluk hidup lain. Di samping

itu, setiap individu berinteraksi dengan individu lain dalam satu spesies maupun

antarspesies atau individu dalam satu populasi maupun antarpopulasi. Adanya

interaksi menyebabkan hubungan makan dan dimakan yang terjadi pada spesies

tertentu, sehingga timbul persaingan di antara spesies tersebut.

Persaingan adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berusaha

untuk mendapatkan sumber daya yang sama seperti mangsa. Dalam hal ini,

interaksi antara pemangsa dan pesaing mengakibatkan persaingan dalam

memperebutkan sumber daya sejenis seperti mangsa yang keberadaannya terbatas,

sehingga terjadi persaingan interspesifik (antara dua atau lebih spesies) ataupun

intraspesifik (antara anggota spesies yang sama). Contoh persaingan antara

populasi kambing (pemangsa) dan populasi sapi (pesaing) di padang rumput

(mangsa) dan populasi harimau (pemangsa) dengan populasi singa (pesaing)

memperebutkan rusa (mangsa). Berkebalikan dengan itu, sumber daya seperti

oksigen jarang mengalami kelangkaan, sehingga jarang terjadi persaingan

memperebutkan oksigen.

Di lingkungan yang sama, interaksi antara pemangsa dan pesaing yang

terlibat secara langsung dalam kompetisi, dapat bersaing untuk mendapatkan

mangsa. Jika salah satu dari mereka mampu bersaing dalam mendapatkan mangsa,

maka spesies tersebut akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak dapat bersaing

dalam mendapatkan mangsa, spesies tersebut akan punah (Campbell et al. 2008).

Hal ini mengakibatkan interaksi tiga spesies dengan adanya populasi pesaing

(competitor) dapat memengaruhi populasi mangsa (prey) dan populasi pemangsa

(predator). Dengan demikian interaksi ini dapat diilustrasikan dalam model yang

disebut model mangsa pemangsa tiga spesies. Model persamaan untuk

menjelaskan interaksi tersebut dibentuk dalam persamaan diferensial taklinear.

Sistem persamaan diferensial ini seringkali sulit diselesaikan secara analitik.

Pada karya ilmiah ini, akan digunakan metode homotopi untuk

menyelesaikan permasalahan mangsa pemangsa tiga spesies yang didasarkan pada

(Paparao et al. 2013). Sebelum menyelesaikan masalah mangsa pemangsa tiga

spesies, metode homotopi telah banyak digunakan peneliti untuk menyelesaikan

masalah taklinear dalam bidang sains dan teknologi. Diantaranya, (Jaharuddin

2014) menggunakan metode homotopi untuk menyelesaikan masalah infeksi

virus pada populasi spesies tunggal di lingkungan yang kotor, serta (Biazar dan

Dezhpasand 2011) menggunakan metode homotopi untuk menyelesaikan masalah

mangsa pemangsa secara analitik.

Metode homotopi (Liao 2004) adalah metode analitik yang memiliki

kemampuan dalam menyelesaikan masalah persamaan diferensial baik linear

maupun taklinear. Dalam metode ini, didefinisikan suatu operator yang didasarkan

pada bentuk persamaan diferensial dari masalah mangsa pemangsa tiga spesies.

Selain itu, didefinisikan fungsi homotopi dengan penambahan beberapa parameter,

salah satunya parameter yang merupakan paremeter bantu untuk menentukan

selang kekonvergenan dari penyelesaian masalah tersebut. Penyelesaian masalah

Page 10: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

2

mangsa pemangsa tiga spesies dengan menggunakan metode homotopi dimisalkan

dalam bentuk deret. Hasil-hasil yang diperoleh dengan metode homotopi akan

dibandingkan dengan hampiran penyelesaian secara numerik.

Tujuan Karya Ilmiah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

a. Menggunakan metode homotopi untuk menyelesaikan masalah mangsa

pemangsa tiga spesies dan membandingkan penyelesaian metode tersebut

dengan hampiran penyelesaian numerik.

b. Menggambarkan grafik hampiran penyelesaian numerik dari model

mangsa pemangsa tiga spesies, kemudian memberikan tafsiran terhadap

grafik tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam menyusun

karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi kajian model mangsa pemangsa tiga

spesies dengan mangsa (prey), pemangsa (predator), dan pesaing (competitor)

serta konsep dasar metode homotopi.

Model Persamaan Mangsa Pemangsa Tiga Spesies

Model mangsa pemangsa tiga spesies merupakan model mangsa pemangsa

dengan adanya pesaing yang dikelompokkan menjadi tiga populasi di antaranya,

populasi mangsa , populasi pemangsa ( , dan populasi pesaing ( . Pada

kasus ini, populasi mangsa, pemangsa, dan pesaing merupakan populasi hewan

mamalia yang hidup di lingkungan yang sama. Selain itu, diasumsikan populasi

pesaing mengalami penurunan yang disebabkan interaksi dengan mangsa.

Berikut model mangsa pemangsa tiga spesies dalam bentuk persamaan

diferensial taklinear yang didasarkan pada (Paparao et al. 2013).

(1)

dan

Pada persamaan (1), banyaknya populasi mangsa ( ) dipengaruhi oleh

laju pertumbuhan mangsa secara alami dalam ekor per satuan waktu ( ) yang

Page 11: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

3

dihambat dengan koefisien interaksi antarspesies mangsa ( , koefisien

interaksi antara mangsa dan pemangsa ( ), serta koefisien interaksi antara

mangsa dan pesaing ( . Di samping itu, banyaknya populasi pemangsa ( )

dipengaruhi oleh laju pertumbuhan pemangsa secara alami dalam ekor per satuan

waktu ( ) yang didukung karena adanya koefisien keberhasilan pemangsa dalam

memangsa ( ), tetapi dihambat oleh koefisien interaksi antarspesies pemangsa

( ) dan koefisien interaksi antara pemangsa dan pesaing ( ). Selanjutnya,

banyaknya populasi pesaing ( ) dipengaruhi pula oleh laju pertumbuhan pesaing

secara alami dalam ekor per satuan waktu ( ) yang dihambat dengan koefisien

interaksi antara pesaing dan mangsa ( ), koefisien interaksi antara pesaing dan

pemangsa ( ), serta koefisien interaksi antarspesies pesaing ( ).

Metode Homotopi

Berikut ini diberikan ilustrasi konsep dasar metode homotopi didasarkan

pada (Liao 2004). Misalkan diberikan persamaan diferensial taklinear

[ ] (2)

dengan operator taklinear dan fungsi yang akan ditentukan dan bergantung

pada .

Misalkan merupakan pendekatan awal dari penyelesaian persamaan

(2). Selanjutnya, didefinisikan pula suatu operator linear yang memenuhi

[ ] bila (3)

Dengan menggunakan [ ] sebagai sebuah parameter, kemudian sebagai

parameter bantu taknol dan fungsi bantu taknol, maka didefinisikan suatu

fungsi homotopi sebagai berikut:

[ ] [ ]. (4)

Selanjutnya, fungsi homotopi pada persamaan (4) dibuat menjadi sama

dengan nol yaitu:

,

sehingga perluasan metode homotopi lebih lanjut dapat dituliskan dalam bentuk

persamaan deformasi orde nol sebagai berikut:

[ ] [ ] , (5)

dengan adalah fungsi penyelesaian yang bergantung pada dan parameter

[ ]. Pada saat , persamaan (5) memberikan

[ ] ,

kemudian berdasarkan persamaan (3) diperoleh

, (6)

dan pada saat , persamaan (5) memberikan

[ ] ,

sehingga berdasarkan persamaan (2) diperoleh

. (7)

Berdasarkan persamaan (6) dan (7), peningkatan nilai dari 0 sampai 1

menyatakan perubahan secara kontinu dari pendekatan awal ke

solusi eksak dari persamaan (2).

Selanjutnya, konsep deret Taylor untuk fungsi terhadap parameter

yang bernilai dari sampai 1 dapat diuraikan menjadi

Page 12: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

4

dengan

|

Kemudian berdasarkan persamaan (7) dan (8), fungsi konvergen saat

sehingga diperoleh penyelesaian metode homotopi sebagai berikut:

dengan diperoleh sebagai berikut, jika persamaan (5) diturunkan terhadap

hingga kali serta mengevaluasi pada dan dibagi dengan maka

diperoleh persamaan (10) yaitu persamaan order ke- .

[ ] ( ) (10)

dengan

( )

[ ]

|

dan

{

(11)

Penurunan persamaan (10) dapat dilihat pada Lampiran 1.

Untuk lebih memahami metode homotopi yang telah dibahas, diberikan

contoh sederhana masalah taklinear yang diperoleh dari (Rostamy et al. 2011)

sebagai berikut:

(12)

dengan syarat awal dan dan parameter , , , bernilai

0.1. Selanjutnya, akan diselesaikan masalah taklinear (12) dengan menggunakan

metode homotopi.

Misalkan didefinisikan operator linear sebagai berikut:

[ ]

[ ]

dan operator taklinear

[ ]

(13)

[ ]

dengan [ ] merupakan suatu parameter, dan adalah suatu

fungsi yang bergantung pada dan . Didefinisikan suatu fungsi homotopi

dan dengan fungsi bantu dan sebagai berikut:

Page 13: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

5

( )

[ ] [ ], (14)

( )

[ ] [ ],

dengan dan merupakan parameter bantu taknol.

Selanjutnya, misalkan fungsi dan adalah penyelesaian

dari persamaan berikut:

( ) ,

(15)

dan

( ) .

.

Berdasarkan persamaan (14), persamaan (15) dapat tuliskan sebagai berikut:

[ ] [ ] , (16)

[ ] [ ].

Dari persamaan (16), saat diperoleh persamaan sebagai berikut:

[ ] dan [ ]

sehingga berdasarkan persamaan (3) diperoleh

dan . (17)

Ketika , berdasarkan persamaan (16) diperoleh persamaan berikut:

[ ] dan [ ] ,

sehingga berdasarkan persamaan (2) diperoleh

dan . (18)

Selanjutnya, konsep deret Taylor untuk fungsi dan terhadap parameter yang bernilai dari sampai 1 dapat diuraikan menjadi

dan (19)

dengan

|

|

Pada persamaan (19) fungsi dan diasumsikan konvergen

saat sehingga diperoleh penyelesaian metode homotopi sebagai berikut:

Page 14: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

6

Untuk menentukan persamaan dan dibutuhkan persamaan (16) yang

diturunkan terhadap hingga kali dan dievaluasi pada kemudian dibagi

, sehingga diperoleh

[ ] ( ) (17)

[ ] ( ) dengan

( )

[ ]

|

(18)

dan

( )

[ ]

|

Fungsi diberikan pada persamaan (11). Berdasarkan persamaan (18) dan (13)

diperoleh

( )

(19)

dan

( )

Untuk penyederhanaan dipilih . Selanjutnya, persamaan (19)

disubtitusikan ke persamaan (17) dan kedua ruas diintegralkan terhadap

sehingga diperoleh

∫ ( )

dan (20)

∫ ( )

Karena penyelesaian pendekatan awal dan nilai parameter telah diberikan,

maka untuk berdasarkan persamaan (20) diperoleh

,

dan

. Untuk diperoleh

,

dan

Jika proses dilanjutkan, maka diperoleh penyelesaian

, ,…,

Page 15: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

7

, ,…,

sehingga hampiran penyelesaian masalah nilai awal (12) dengan menggunakan

metode homotopi adalah

, dan

. Hampiran penyelesaian dengan metode homotopi dari masalah nilai awal

(12) mengandung parameter bantu . Menurut (Jaharuddin 2014) dengan

menggunakan kurva , dapat ditentukan selang nilai yang sesuai untuk parameter

bantu . Berdasarkan plot dari Gambar 1, dapat ditentukan selang untuk nilai

yang sesuai, yakni ketika ruas-ruas garis melintang sejajar di sumbu horizontal.

Gambar 1 menggambarkan kurva untuk dan . Dari Gambar 1,

jelas bahwa nilai dapat dipilih pada selang sampai 1 untuk mendapatkan

suatu penyelasaian dengan selang kekonvergenan yang lebih luas.

Gambar 1 Kurva dari penyelesaian masalah nilai awal (12) dengan metode

homotopi orde ke sepuluh

Perbandingan penggunaan metode homotopi dan metode numerik

diberikan pada Tabel 1. Dalam hal ini, metode Runge-Kutta digunakan untuk

menentukan penyelesaian dengan metode numerik dari dan . Berikut

ini diberikan Tabel 1 yaitu selisih antara hampiran penyelesaian dengan metode

homotopi , dan serta hampiran penyelesaian metode numerik

dan saat , , dan .

Page 16: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

8

Tabel 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12)

| | | |

0 0 0 0 0 0 0

0.1 3.87 x 10-6

2.67 x 10-5

3.90 x 10-4

4.35 x 10-6

5.44 x 10-5

2.60 x 10-3

0.2 1.75 x 10-5

7.82 x 10-4

1.10 x 10-2

1.44 x 10-5

3.87 x 10-5

1.21 x 10-2

0.3 6.35 x 10-5

4.40 x 10-3

7.91 x 10-2

5.17 x 10-5

1.34 x 10-3

9.96 x 10-3

0.4 1.71 x 10-4

1.42 x 10-2

2.78 x 10-1

1.57 x 10-4

6.95 x 10-3

5.41 x 10-2

0.5 3.60 x 10-4

3.41 x 10-2

7.05 x 10-1

3.90 x 10-4

2.12 x 10-2

2.64 x 10-1

0.6 6.29 x 10-4

6.81 x 10-2

1.47 x 100

8.22 x 10-4

5.03 x 10-2

7.39 x 10-1

0.7 9.32 x 10-4

1.19 x 10-1

2.67 x 100

1.53 x 10-3

1.01 x 10-1

1.63 x 100

0.8 1.16 x 10-3

1.88 x 10-1

4.41 x 100

2.58 x 10-3

1.83 x 10-1

3.11 x 100

0.9 1.12 x 10-3

2.74 x 10-1

6.74 x 100

4.01 x 10-3

3.03 x 10-1

5.38 x 100

1.0 4.89 x 10-4

3.70 x 10-1

9.67 x 100

5.83 x 10-3

4.70 x 10-1

8.66 x 100

Berdasarkan Tabel 1, rata-rata galat yang dihasilkan oleh saat sebesar 4.5 x 10-4

, 9.76 x 10-2 saat , dan 2.37 x 100

ketika .

Di samping itu rata-rata galat yang diperoleh ketika , , dan

berturut-turut adalah 1.4 x 10-3, 1.03 x 10-1, dan 1.80 x 100

. Hal ini

memperlihatkan bahwa parameter bantu lebih bagus dibandingkan

dengan dan , karena hampiran penyelesaian dengan metode

homotopi yang dihasilkan mendekati hampiran penyelesaian dengan metode

numerik. Dengan menggunakan nilai parameter bantu , penyelesaian

dengan metode homotopi pada masalah nilai awal (12) menghampiri penyelesaian

numeriknya. Oleh sebab itu, galat yang sangat kecil menunjukkan bahwa metode

homotopi dapat menyelesaikan sistem persamaan diferensial dengan nilai awal

yang diberikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas penggunaan metode homotopi untuk

menyelesaikan model mangsa pemangsa tiga spesies. Hasil penyelesaian tersebut

akan dibandingkan dengan penyelesaian secara numerik.

Analisis Metode

Selanjutnya akan dibahas perluasan dari konsep metode homotopi yang

telah diuraikan di bagian tinjauan pustaka untuk menyelesaikan model mangsa

pemangsa tiga spesies. Didefinisikan operator linear dari masalah nilai awal (1)

sebagai berikut:

Page 17: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

9

[ ]

[ ]

(21)

[ ]

dan operator taklinear

[ ]

[ ]

, (22)

[ ]

[ ]

, dan

[ ]

[ ]

,

dengan [ ] merupakan suatu parameter serta dan

adalah fungsi yang bergantung pada dan .

Didefinisikan suatu fungsi homotopi , , dan sebagai berikut:

[ ]

[ ] [ ] (23)

[ ]

[ ] [ ] dan

[ ]

[ ] [ ]

dengan , , merupakan parameter bantu taknol dan ), , merupakan fungsi bantu taknol.

Misalkan fungsi , , dan masing-masing adalah

penyelesaian dari persamaan berikut:

[ ] ,

(24)

[ ] ,

dan

[ ] .

Berdasarkan persamaan (23), persamaan (24) dapat dituliskan sebagai berikut:

[ ] [ ], (25)

[ ] [ ], dan

[ ] [ ]. Berdasarkan persamaan (25), untuk diperoleh

Page 18: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

10

, , dan , (26)

yang masing-masing merupakan pendekatan awal dari , , dan .

Selanjutnya, ketika diperoleh

, , dan . (27)

Berikut ini diberikan deret Taylor untuk fungsi , dan

terhadap parameter yang bernilai dari sampai 1.

(28)

dan

dengan

|

|

dan

|

Berdasarkan persamaan (27), , , dan diasumsikan

konvergen pada sehingga penyelesaiannya sebagai berikut:

(29)

dan

Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara penyelesaian eksak dari masalah

nilai awal (1) dan pendekatan awal , , serta ,

, untuk yang akan ditentukan.

Bentuk , , dan ditentukan sebagai berikut. Jika

persamaan (25) diturunkan terhadap hingga kali, kemudian dievaluasi pada

dan dibagi , maka diperoleh persamaan orde ke- sebagai berikut:

[ ] ( )

Page 19: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

11

[ ] ( ) (30)

dan

[ ] ( ) dengan

( )

[ ]

|

(31)

( )

[ ]

|

dan

( )

[ ]

|

Jika persamaan (22) disubstitusikan ke persamaan (31), maka diperoleh bentuk

, , dan sebagai berikut:

( )

(32)

( )

dan

( )

Penurunan persamaan (32) diberikan pada lampiran 2, sedangkan fungsi

diberikan pada persamaan (11).

Misalkan penyelesaian pendekatan awal , , dan

dengan , , dan merupakan suatu konstanta bernilai positif.

Jika persamaan (32) disubstitusikan ke persamaan (30) dengan

[ ], [ ], dan [ ] pada persamaan (21), dengan kedua

ruas pada persamaan (30) diintegralkan terhadap , serta memilih parameter bantu

, dan fungsi bantu , maka untuk

diperoleh

Page 20: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

12

[ ∫ ( )

]

(33)

[ ∫ ( )

]

dan

[ ∫ ( )

]

dengan

dan

untuk setiap 1, 2, dan 3.

Jadi, hampiran penyelesaian masalah nilai awal (1) dengan metode

homotopi hingga orde ke lima dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

,

, dan

.

Aplikasi Metode

Pada bagian ini, metode homotopi akan diaplikasikan dengan memasukkan

nilai awal untuk populasi mangsa, pemangsa, dan pesaing serta nilai parameter-

parameter yang terdapat pada model mangsa pemangsa tiga spesies. Berikut

diberikan Tabel 2 yang memuat nilai parameter-parameter tersebut.

Page 21: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

13

Tabel 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1)

Parameter Keterangan Nilai

Laju pertumbuhan mangsa secara alami (ekor per satuan

waktu)

1.00

Laju pertumbuhan pemangsa secara alami (ekor per satuan

waktu)

1.00

Laju pertumbuhan pesaing secara alami (ekor per satuan

waktu)

0.667

Koefisien interaksi antarspesies mangsa 0.02

Koefisien interaksi antara mangsa dengan pemangsa 0.01

Koefisien interaksi antara mangsa dengan pesaing 0.01

Koefisien keberhasilan pemangsa dalam memangsa 0.01

Koefisien interaksi antarspesies pemangsa 0.02

Koefisien interaksi antara pemangsa dengan pesaing 0.01

Koefisien interaksi antara pesaing dengan mangsa 0.01

Koefisien interaksi antara pesaing dengan pemangsa 0.02

Koefisien interaksi antarspesies pesaing 0.02

Banyaknya populasi mangsa, pemangsa, dan pesaing saat yang

diperoleh dari (Biazar dan Dezhpasand 2011) berturut-turut adalah 20, 15, dan 10

dalam satuan ratus ekor. Data tersebut dapat ditulis dengan notasi sebagai berikut:

dan .

Berdasarkan persamaan (33), untuk diperoleh

,

,

dan

.

Untuk , diperoleh

,

,

dan

.

Untuk , diperoleh

,

,

dan

.

Page 22: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

14

Jadi, berdasarkan metode homotopi diperoleh hampiran penyelesaian model

mangsa pemangsa tiga spesies sampai orde ke lima sebagai berikut:

,

,

dan

.

Karena parameter bantu masih terdapat di penyelesaian metode

homotopi dari masalah mangsa pemangsa tiga spesies, maka berdasarkan Gambar

2 selang nilai untuk parameter bantu ditentukan dari ruas-ruas garis turunan

kedua hampiran penyelesaian metode homotopi orde ke sepuluh untuk ,

, dan saat . Ruas-ruas garis tersebut melintang sejajar di sumbu

horizontal. Sehingga, nilai untuk parameter bantu dapat dipilih pada selang

sampai 1.

Gambar 2 Kurva dari penyelesaian persamaan (1) dengan metode

homotopi orde ke sepuluh

Untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan hampiran

penyelesaian numerik, berikut ini diberikan Tabel 3 yaitu selisih antara hampiran

penyelesaian metode homotopi untuk populasi mangsa , populasi

pemangsa , serta populasi pesaing dan hampiran penyelesaian

metode numerik untuk populasi mangsa , populasi pemangsa ,

serta populasi pesaing ) saat dan .

Page 23: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

15

Tabel 3 Galat metode homotopi orde ke lima dari persamaan (1)

| | | | | |

0 0 0 0 0 0 0

0.1 6.90 x 10-3

5.20 x 10-3

1.28 x 10-2

2.29 x 10-2

6.25 x 10-4

1.29 x 10-2

0.2 1.33 x 10-2

1.28 x 10-2

2.57 x 10-2

3.80 x 10-2

1.64 x 10-3

4.15 x 10-2

0.3 1.94 x 10-2

1.06 x 10-1

3.70 x 10-2

4.15 x 10-2

2.67 x 10-3

6.64 x 10-2

0.4 2.55 x 10-2

3.26 x 10-1

4.54 x 10-2

3.07 x 10-1

3.23 x 10-3

6.32 x 10-2

0.5 3.16 x 10-2

7.26 x 10-1

4.95 x 10-2

8.54 x 10-1

2.74 x 10-3

3.76 x 10-3

0.6 3.78 x 10-2

1.35 x 100

4.84 x 10-2

1.77 x 10-0

6.08 x 10-4

1.44 x 10-1

0.7 4.41 x 10-2

2.26 x 100

4.23 x 10-2

3.14 x 100

3.73 x 10-3

4.15 x 10-1

0.8 5.03 x 10-2

3.48 x 100

3.22 x 10-2

5.05 x 100

1.07 x 10-2

8.48 x 10-1

0.9 5.57 x 10-2

5.06 x 100

2.10 x 10-2

7.56 x 100

2.07 x 10-2

1.48 x 100

1.0 5.93 x 10-2

7.03 x 100

1.36 x 10-2

10.71 x 100

3.37 x 10-2

2.35 x 100

Berdasarkan Tabel 3, rata-rata galat yang dihasilkan dengan menggunakan

metode homotopi untuk populasi mangsa, pemangsa, dan pesaing masing-masing

saat sebesar 3.13 X 10-2, 2.98 X 10-2

, dan 7.32 X 10-3, serta saat

sebesar 1.85 X 100, 2.68 X 100

, dan 4.93 X 10-1.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa metode homotopi memiliki penyelesaian

yang menghampiri penyelesaian numeriknya. Selisih galat yang dihasilkan oleh

metode homotopi pada beberapa selang cukup kecil. Galat yang dihasilkan oleh

metode homotopi ketika lebih kecil dibandingkan dengan , serta

lebih kecil di antara selang nilai lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada

lampiran 3. Oleh sebab itu, nilai parameter bantu yang dipilih dalam karya

ilmiah ini adalah . Dengan nilai galat yang kecil, hal ini berarti metode

homotopi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah mangsa pemangsa tiga

spesies.

Berikut ini diberikan Gambar 3 merupakan hampiran penyelesaian dengan

metode numerik dari persamaan (1). Gambar 3 menggambarkan grafik

penyelesaian untuk , , dan .

Page 24: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

16

Gambar 3 Penyelesaian dari persamaan (1) dengan metode numerik

Berdasarkan Gambar 3, diperoleh bahwa semakin besar nilai pada selang

0 sampai 1 dalam satuan waktu, populasi mangsa dan pemangsa semakin

meningkat. Berbanding terbalik dengan populasi pesaing yang terus menurun dari

awal waktu. Selain itu, populasi mangsa mengalami penurunan pada selang 1

sampai 5 dalam satuan waktu. Hal demikian disebabkan interaksi antara mangsa

dengan pemangsa yang tidak terkontrol dan pertumbuhan mangsa yang cukup

lambat.

Gambar 3 memperlihatkan bahwa ketiga populasi memiliki waktu

kestabilan yang sama yaitu dimulai ketika . Populasi mangsa stabil untuk

waktu yang sangat lama saat banyaknya populasi pemangsa mendekati 2.000 ekor,

sedangkan populasi pemangsa stabil untuk waktu yang sangat lama saat

banyaknya populasi tersebut mendekati 6.000 ekor. Disamping itu, berdasarkan

Gambar 3 populasi pesaing stabil untuk waktu yang sangat lama saat populasi

tersebut mengalami kepunahan. Dengan demikian, banyaknya populasi pemangsa

lebih besar dibandingkan dengan populasi mangsa bahkan jika dibandingkan

dengan populasi pesaing, banyaknya populasi pemangsa jauh lebih besar. Hal ini

menunjukkan bahwa pemangsa berhasil dalam menghadapi suatu persaingan

dalam memperebutkan mangsa, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya dan mengalami peningkatan jumlah populasi yang sangat pesat.

Berkebalikan dengan itu, populasi pesaing tidak mampu bersaing dengan populasi

pemangsa dalam memperebutkan mangsa. Hal ini mengakibatkan untuk waktu

yang sangat lama populasi pesaing menjadi punah. Dengan demikian, fenomena

tersebut membuktikan bahwa dua spesies atau lebih yang memiliki kemampuan

untuk memperebutkan mangsa yang sama, tidak dapat berada di lingkungan yang

sama pula.

Page 25: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

17

SIMPULAN

Simpulan

Model mangsa pemangsa tiga spesies dengan adanya pesaing ( ) bagi

mangsa ( ) dan pemangsa ( ) merupakan model yang membentuk persamaan

diferensial taklinear. Dalam penelitian ini, metode homotopi digunakan untuk

menyelesaikan masalah mangsa pemangsa tiga spesies.

Metode homotopi adalah suatu metode pendekatan analitik untuk

menyelesaikan masalah linear maupun taklinear. Berdasarkan nilai parameter

bantu dan nilai awal yang diberikan, metode homotopi memiliki penyelesaian

yang menghampiri penyelesaian numeriknya. Pada fungsi homotopi, parameter

bantu ditentukan berdasarkan himpitan grafik turunan kedua dari penyelesaian

metode homotopi hingga orde ke sepuluh saat , hal ini bertujuan agar fungsi

homotopi menuju suatu titik penyelesaian. Oleh sebab itu, penulis memilih

untuk menyelesaikan permasalahan dalam karya ilmiah ini. Selisih

galat yang dihasilkan antara penyelesaian metode homotopi orde ke lima, dan

penyelesaian metode numerik saat pada beberapa selang waktu cukup

kecil. Berbanding terbalik dengan selisih galat yang dihasilkan antara

penyelesaian metode homotopi orde ke lima, dan penyelesaian metode numerik

saat yang cukup besar. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis memilih

nilai parameter bantu untuk mengontrol titik penyelesaian dari masalah

mangsa pemangsa tiga spesies.

Pada grafik penyelesaian numerik masalah mangsa pemangsa tiga spesies,

populasi pemangsa lebih mendominasi dibandingkan dengan populasi mangsa dan

populasi pesaing untuk waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan pemangsa

memiliki keunggulan dalam persaingan memperebutkan mangsa. Disamping itu,

ketidakmampuan populasi pesaing dalam bersaing memperebutkan mangsa,

mengakibatkan populasi tersebut mengalami kepunahan.

Page 26: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

18

DAFTAR PUSTAKA

Biazar J, Dezhpasand S E. 2011. HAM for Solution of the Prey and Predator

Problem. International Journal of Nonlinear Science. 11(1):68-73.

Campbell N A, Reece J B, Urry L A, Cain M L, Wasserman S A, Minorsky P V,

Jackson R B. 2008. Biologi. Edisi Kedelapan. Jilid 3. Wulandari D T,

penerjemah. Hardani W, Adhika P, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Terjemahan dari: Biology. Eighth Edition.

Jaharuddin. 2014. A Single Species Population Model in Polluted Environment

Solved by Homotopy Analysis Method. Applied Mathematical Sciences.

8(20):951-961.

Liao, S.J. 2004. Beyond Perturbation: Introduction to the Homotopy Analysis

Method. Boca Raton, New York.

Paparao A.V, Lakshmi N.K, Shahnaz B. 2013. Computation of Three Species

Ecological Model By Homotopy Analysis Method. International Journal of

Advanced Research in Computer Science and Software Engineering.

2(6):333-339.

Rostamy D, Zabihi F, Karimi K. 2011. The Application of Homotopy Analysis

Method for Solving the Prey and Predator Problem. Applied Mathematical

Sciences. 5(13):639-650.

Page 27: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

19

Lampiran 1 Penurunan persamaan (10)

Tinjau persamaan deformasi order nol sebagai berikut:

[ ] [ ]

atau

[ ] [ ] [ ]

Selanjutnya, persamaan tersebut diturunkan terhadap hingga kali.

Turunan pertama

{ [ ] [ ]}

{ [ ]}

{ [ ]}

{ [ ]}

{ [ ]}

{ [ ]} [ ]

{ [ ]}

[ ]

{ [ ]}

[

] [ ] [

]

[ ] [ ]

[

] [ ] [

]

[ ] [ ]

sehingga diperoleh

[

] [ ] [

]

[ ] [ ]

Turunan ke-dua

{ [

] [ ] [

]}

{ [ ]

[ ]

}

Page 28: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

20

{ [

]}

{ [ ]}

{ [

]}

{ [ ]}

{

[ ]

}

[

] [

[ ]

] [

[ ]

] [

]

[ ]

[ ]

[ ]

sehingga diperoleh

[

] [

[ ]

] [

]

[ ]

[ ]

Turunan ke-tiga

{ [

] [

[ ]

] [

]}

{

[ ]

}

{

[ ]

}

[

] [

] [

] [

]

[ ]

[ ]

[ ]

sehingga diperoleh

[

] [

] [

]

[ ]

[ ]

Dengan langkah yang sama, turunan ke pada saat adalah

[

] [

] [

]

[ ]

[ ]

Page 29: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

21

Jika kedua ruas dari persamaan di atas dibagi dengan pada saat adalah

[

]|

[

]|

[

[ ]

]|

[

]|

[

]|

[

[ ]

]|

[

]|

[

[ ]

]|

atau

[ ]

dengan

( )

[ ]

|

{

Page 30: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

22

Lampiran 2 Penurunan persamaan (32)

Lihat persamaan (10) yang telah diperluas berikut:

[ ] ( )

[ ] ( )

[ ] ( )

dengan

( )

[ ]

|

( )

[ ]

|

( )

[ ]

|

dan

{

Diberikan operator taklinear sebagai berikut:

[ ]

[ ]

[ ]

[ ]

[ ]

[ ]

Untuk

( ) [ ]|

[ ]

Page 31: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

23

( ) [ ]|

[ ]

( ) [ ]|

[ ]

Untuk

( )

[ ]|

[

[ ]

]|

( )

[ ]|

[

[ ]

]|

( )

[ ]|

[

[ ]

]|

Page 32: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

24

Untuk

( )

[ ]

|

[

[ ]

]|

( )

[ ]

|

[

[ ]

]|

[ ]

( )

[ ]

|

[

[ ]

]|

[ ]

sehingga dapat dibentuk penyederhanaan nilai ( )

( ), dan ( ) Akibatnya

Page 33: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

25

( )

( )

( )

Page 34: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

26

Lampiran 3 Tabel selisih antara penyelesaian metode homotopi dan metode

numerik dari masalah mangsa pemangsa tiga spesies

Untuk

| | | | | |

0 0 0 0

0.1 2.088 x 10-2

3.957 x 10-2

1.975 x 10-3

0.2 3.922 x 10-2

8.256 x 10-2

5.727 x 10-3

0.3 5.430 x 10-2

1.276 x 10-1

1.099 x 10-2

0.4 6.556 x 10-2

1.729 x 10-1

1.739 x 10-2

0.5 7.264 x 10-2

2.164 x 10-1

2.437 x 10-2

0.6 7.538 x 10-2

2.558 x 10-1

3.129 x 10-2

0.7 7.383 x 10-2

2.887 x 10-1

3.745 x 10-2

0.8 6.818 x 10-2

3.126 x 10-1

4.208 x 10-2

0.9 5.881 x 10-2

3.258 x 10-1

4.447 x 10-2

1 4.615 x 10-2

3.266 x 10-1

4.397 x 10-2

Rata-rata:

5.227 x 10-2

1.953 x 10-1

2.361 x 10-2

Untuk

| | | | | |

0 0 0 0

0.1 5.779 x 10-4

8.770 x 10-4

8.080 x 10-4

0.2 7.610 x 10-3

6.998 x 10-3

1.294 x 10-3

0.3 2.983 x 10-2

3.905 x 10-2

2.182 x 10-3

0.4 7.586 x 10-2

1.108 x 10-1

1.413 x 10-2

0.5 1.537 x 10-1

2.371 x 10-1

3.977 x 10-2

0.6 2.707 x 10-1

4.301 x 10-1

8.483 x 10-2

0.7 4.327 x 10-1

6.989 x 10-1

1.553 x 10-1

0.8 6.437 x 10-1

1.047 x 10-0

2.574 x 10-1

0.9 9.059 x 10-1

1.474 x 10-0

3.972 x 10-1

1 1.218 x 100

1.971 x 100

5.803 x 10-1

Rata-rata:

3.399 x 10-1

5.470 x 10-1

1.394 x 10-1

Page 35: PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA … · 1 Galat metode homotopi orde ke sepuluh masalah nilai awal (12) 8 2 Nilai parameter-parameter dari persamaan (1) 13 ... Selanjutnya,

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 3 Juli 1992 sebagai anak kedua

dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Effendi Abdul Kohar dan Linda Buchori.

Tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4

Bekasi. Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bekasi dan pada tahun

yang sama penulis lulus masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, pada tahun 2012 penulis menjadi sekretaris

di Departemen Sosial dan Lingkungan dalam himpunan profesi Gugus Mahasiswa

Matematika (GUMATIKA). Selain itu, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan

di dalam departemen maupun di luar departemen. Pada tahun 2012 penulis

mengikuti masa perkenalan penghuni Asrama Putri Dramaga, dan pada tahun

2013 penulis aktif dalam kepengurusan di asrama sebagai anggota dari divisi

perlengkapan. Selain itu, di acara IPB Goes to Field Pekalongan 2013 penulis

menjadi peserta dengan program Budidaya Perikanan dan Hasil Pengolahan.