PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCEGUNA MEWUJUDKAN SECARA NYATA GOOD GOVERNANCE

Prof. Dr. Ginandjar KartasasmitaProf. Dr. Ginandjar Kartasasmita

Ketua Umum PP PERSADIPada Seminar Nasional PERSADIKetua Umum PP PERSADIPada Seminar Nasional PERSADIPada Seminar Nasional PERSADI

Pekanbaru, 16 Juni 2007

Pada Seminar Nasional PERSADI

Pekanbaru, 16 Juni 2007

1

I. PENDAHULUANI. PENDAHULUANKrisis Ekonomi dan Krisis PolitikTuntutan Reformasi dan Paradigma Baru Indonesia

PARADIGMAPARADIGMAPARADIGMAPARADIGMABARUBARUBARUBARUBARUBARU

politikPOLITIK :Pembinaan politikoleh masyarakat

DalamPemerintahan DalamNegeri :

Kewenangan milikDaerah :

k tPembangunan Daerah :

P k k t

Masyarakat :milik

Partisipasi Masyarakat :Pembangunan milik

sebagai

lembaga

oleh masyarakatPemerintah sebagaiFasilitatorDialogis, terbukaDorongan lembaga

Pemerintah

Kewenangan milikdaerah (kecuali yangdi Pusat)Pemisahan Pemerintahdan DPRD

masyarakatPrakarsa masyarakatOrientasi regionalMenjawab masalahkunci daerah

masyarakat

maksimal

e ba gu adaerah sebagaikesatuan masyarakathukumPeranan maksimal

2

lembagaDorongan lembaga& tradisi

dan DPRDDPRD mandiri

DEFINISI GOVERNANCEDEFINISI GOVERNANCEDEFINISI GOVERNANCEDEFINISI GOVERNANCE

THE EXERCISE OF POLITICAL POWERS TO MANAGE A NATION’S AFFAIRS (THE WORLD BANK)

THE EXERCISE OF POLITICAL, ECONOMIC, AND ADMINISTRATITIVE AUTHORITY TO MANAGE A NATIONS AFFAIR AT ALL LEVELS (THE UNDP)

THE MANNER IN WHICH POWER IS EXERCISED BY THETHE MANNER IN WHICH POWER IS EXERCISED BY THE GOVERNMENTS IN THE MANAGEMENT OF A COUNTRY’S SOCIAL AND ECONOMIC RESOURCES (CIDA)

KEPEMERINTAHAN

3

KONSEP DASAR GOOD GOVERNANCE :KONSEP DASAR GOOD GOVERNANCE :

SUATU PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH, DEMOKRATIS, DAN EFEKTIF.

SUATU GAGASAN DAN NILAI UNTUK MENGATUR POLA HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH, DUNIA USAHA SWASTA, DAN MASYARAKAT.

MASYARAKAT, BANGSA, DAN

NEGARAMASYARAKATMASYARAKAT

VISIPEMERINTAHPEMERINTAH

DUNIA USAHADUNIA USAHAGOOD GOVERNANCE

4

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE CIRI GOOD GOVERANCE GOVERNANCE

(World Bank)

l blik fi i

D E E(Bappenas)

Vi ilayanan publik yang efisien;sistem yudisial yang bebas;penghormatan atas hukum dan hak azasi manusia disemua tingkat

h d kk

VisionaryOpenness and transparencyParticipation

bilig

pemerintahan, dan penegakkannya;akuntabilitas penggunaan dana-dana politik;sistem pengawasan (auditor) publik

AccountabilityRule of lawDemocracyp g ( ) p

yang independen;pertanggungjawaban terhadap lembaga perwakilan yang dipilih oleh rakyat.

Profesionalism and competencyResponsivenessEfficiency and Effectivenessy

struktur kelembagaan yang pluralistik;pers yang bebas;

Decentralization Private sector and civil society partnershipCommitment to reduce inequalityCommitment to environmental protectionC it t t f i k t

5

Commitment to fair market

NILAI DASAR GOVERNANCE

DEMOCRACYDEMOCRACYDEVOLUTIONDECENTR L Z T ONDECENTRALIZATIONPARTICIPATIONDISAGGREGATIONDIFFERENTIATIONACCOUNTABILITY

6

Administratif

DesentralisasiDesentralisasiPengambilan Keputusan/Keputusan/

Politik

DIMENSI KEBIJAKAN DESENTRALISASIDIMENSI KEBIJAKAN DESENTRALISASI(Robert Bennet, 1994)

7

LOGIKA DASAR DESENTRALISASILOGIKA DASAR DESENTRALISASILOGIKA DASAR DESENTRALISASILOGIKA DASAR DESENTRALISASIDesentralisasi Otonomi

MaksimalkanFungsi Pemerintahan: Kebijakan PubllikFungsi Pemerintahan:1. Service2. Regulasi3 E t

j

3. EmpowermentKebutuhan Masyarakat

Logika Masy:Logika Masy:CheaperFasterBetter

Kualitas1 Legislation

Logika Pem:Dekat

Better

P

DPRD1. Legislation2. Budget3. Control4 Filter Conflict

8

TepatCepat

Proses4. Filter Conflict

OTONOMI

SYARAT POLITIK: SYARAT TEHNIS:1 Pengakuan

1. Resources 2 Structures

1. Pengakuan Pluralisme. L l lf 2. Structures

3. Technology N t k

2. Local self-government.

4. Network5. Leadership

3. Legitimasi.

9

ARAH DESENTRALISASI POLITIKARAH DESENTRALISASI POLITIKARAH DESENTRALISASI POLITIKUNTUK WARGA DAN WAKIL RAKYAT LEBIH MEMILIKI KEKUASAAN DALAM

ARAH DESENTRALISASI POLITIKUNTUK WARGA DAN WAKIL RAKYAT LEBIH MEMILIKI KEKUASAAN DALAM LEBIH MEMILIKI KEKUASAAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PUBLIK. KONSEPNYA ADALAH UTK LEBIH

LEBIH MEMILIKI KEKUASAAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PUBLIK. KONSEPNYA ADALAH UTK LEBIH KONSEPNYA ADALAH UTK LEBIH MEMBERIKAN POWER KEBIJAKAN DAN LEGISLASI KEPADA DPRD dan WARGA

KONSEPNYA ADALAH UTK LEBIH MEMBERIKAN POWER KEBIJAKAN DAN LEGISLASI KEPADA DPRD dan WARGALEGISLASI KEPADA DPRD dan WARGA(Seldar Yilmaz, 2004)LEGISLASI KEPADA DPRD dan WARGA(Seldar Yilmaz, 2004)

DESENTRALISASI ADMINISTRASIUNTUK REDISTRIBUSI DESENTRALISASI ADMINISTRASIUNTUK REDISTRIBUSI UNTUK REDISTRIBUSI AUTHORITY, RESPONSIBILITY, d FINANCIAL RESOURCES

UNTUK REDISTRIBUSI AUTHORITY, RESPONSIBILITY, d FINANCIAL RESOURCES dan FINANCIAL RESOURCES DIANTARA STRATA dan FINANCIAL RESOURCES DIANTARA STRATA PEMERINTAHAN (bisa fungsional bisa stuktural)PEMERINTAHAN (bisa fungsional bisa stuktural)bisa stuktural)bisa stuktural)

(Rondinelli, 1999).(Rondinelli, 1999).

KONSEKWENSI PENYELENGGARAANKONSEKWENSI PENYELENGGARAANKEBIJAKAN DESENTRALISASIKEBIJAKAN DESENTRALISASI

a TERBENTUKNYA DAERAH OTONOM;

KEBIJAKAN DESENTRALISASIKEBIJAKAN DESENTRALISASI

a. TERBENTUKNYA DAERAH OTONOM;b. TERWUJUDNYA OTONOMI DAERAH;c. TERCIPTANYA HUBUNGAN ANTARA

PUSAT DAN DAERAH; DAN ANTARDAERAH DENGAN SIFAT :DAERAH DENGAN SIFAT :1) HUBUNGAN KEWILAYAHAN;2) HUBUNGAN KEWENANGAN/FUNGSI;2) HUBUNGAN KEWENANGAN/FUNGSI;3) HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN

ORGANISASI;ORGANISASI;4) HUBUNGAN KEUANGAN; DAN5) HUBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA

12

5) HUBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA LAINNYA.

BENTUK BENTUK DISTRIBUSI BENTUK BENTUK DISTRIBUSI BENTUK-BENTUK DISTRIBUSI POWER (DESENTRALISASI)BENTUK-BENTUK DISTRIBUSI POWER (DESENTRALISASI)

1. DEKONSENTRASI (INTERFACE (Dengan DESENTRALISASI)

2 DELEGASI2. DELEGASI3. DEVOLUSI

(S d Yil 2004)(Serdar Yilmaz, 2004)

4 PRIVATISASI (Bennet 1994)4. PRIVATISASI (Bennet, 1994)

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN D & OD (NORMATIVE)PERKEMBANGAN KEBIJAKAN D & OD (NORMATIVE)D & OD (NORMATIVE)D & OD (NORMATIVE)

2004 UU N 32 Th 2004 (d t)

1999

2004

UU No 22 Th 1999 (decent)

UU No 32 Th 2004 (decent)

1965

1975

UU No 18 Th 1965 (decon)

UU No 5 Th 1974 (decon)

1959

1965

PP No 6 Th 1959 (decon)

UU No 18 Th 1965 (decon)

1948

1957

UU No 22 Th 1948 (decon)

UU No 1 Th 1957 (decent)

1903

1945

Desentralisatie Wet 1903 (decon)

UU No 1 Th 1945 (decon)

14

1903 Desentralisatie Wet 1903 (decon)

PENGATURAN KEWENANGAN (URUSAN PEMERINTAHAN)PENGATURAN KEWENANGAN (URUSAN PEMERINTAHAN)

Urusan Pemerintahan

Absolut

1 P t h

Concurrent(Bersama)

1. Pertahanan;2. Keamanan;3. Yustisi;4. Politik Luar Negeri;5. Moneter; dan6 A

Kriteria Pembagian Urusan1. Externalitas (dampak)2 Ak t bilit (k d k t )6. Agama. 2. Akuntabilitas (kedekatan)3. Efisiensi (untung-rugi)

Urusan Pemerintahan Daerah Urusan Pemerintah Pusat

Urusan Wajib Urusan PilihanUrusan Wajib(Pelayanan Dasar)

Urusan Pilihan(Potensi Unggulan)

15

Mengacu pada SPM

UPAYA PELEMBAGAAN DENGAN UPAYA PELEMBAGAAN DENGAN UNSUR-UNSUR :UNSUR-UNSUR :

SISTEM NILAI PENGAMBILAN KEPUTUSANINTERAKSI/KOMUNIKASIINTERAKSI/KOMUNIKASIINFORMASI DAN TEKNOLOGIDAYA LENTUR VS PERUBAHAN (AKOMODASI)DAYA LENTUR VS PERUBAHAN (AKOMODASI)SUMBERDAYAORGANISASI DAN HIRARKIORGANISASI DAN HIRARKITIM/SDM DENGAN VISI DAN VITALITASNYABIAYA TRANSAKSIBIAYA TRANSAKSINET WORKINGKOLABORATIF STAKEHOLDERS

16

ELEMEN DINAMIKELEMEN DINAMIKPARTISIPASI MASYARAKATGERAKAN SOSIAL GERAKAN SOSIAL KEMASYARAKATAN KEMITRAAN DAN KEBUTUHAN AKAN KETERBUKAAN AKAN KETERBUKAAN PEMERINTAH

17

PERMASALAHAN DALAM PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI UU 32 / 2004 IMPLEMENTASI UU 32 / 2004

FUNDAMENTALSTRUKTURALSTRUKTURALPOLITISLSOSIAL BUDAYA

18

URAIAN MASALAHURAIAN MASALAHURAIAN MASALAHURAIAN MASALAH

Masalah-masalah Fundamental :

Meskipun merupakan amanat konstitusi, namun penjabarannya belum sempurnaNilai-nilai kepemerintahan dan kemasyarakatan (lihatNilai-nilai kepemerintahan dan kemasyarakatan (lihat sejarah perjalanan desentralisasi menurut UU-nya, rata-rata dekonsentrasi, jadi ada spirit yang dominan.I dik i il i il i f d li tik ti l k tIndikasi nilai-nilai feodalistik yang seperti melekat erat pada kultur bangsa (cirinya mau menang sendiri dan sulit untuk sharing )

19

Masalah-masalah Struktural :Masalah-masalah Struktural :

pembagian urusan dan kewenangan antara pusat dan p g g pdaerah masih belum tuntascontohnya, semua undang-undang sektoral masih bertentangan dengan undang-undang pemerintahanbertentangan dengan undang-undang pemerintahan daerahKeberadaan Struktur departemen yang

t h k k t k t dik imempertahankan kewenangan serta kontradiksi perundangan (sektor kehutanan, pertanahan, dll).Keberadaan sistem pemda yang selalu menunggu p y g ggjuklak-juknis.Tidak ada guidance yang continous dan consistent (kurangnya PP dll sebagai aturan pelaksanaan UU(kurangnya PP dll sebagai aturan pelaksanaan UU 32/2004).Lemahnya inisiatif dan inovasi di kalangan Pemda

20

Lemahnya pengawasan oleh Pemerintah Pusat.

Masalah-Masalah Politis :

Political Behaviour (mix up antara eksekutif dan legislatif)(mix up antara eksekutif dan legislatif)Arogansi sektor (pusat)Arogansi kedaerahan (dalam penentuan pejabat, dll)g ( p p j , )

Masalah-Masalah Sosial Budaya:y

Keragaman budaya dan sosial menyulitkan g y ypengaturan secara cepat dan mengakibatkan masalah yang beragam menurut daerah

21

CONCLUDING REMARKSCONCLUDING REMARKS

Good GovernanceGovernance

Good LocalGovernance

Desentralisasi &Otonomi Daerah

22

Masalah ada di tingkat pusat ? Provinsi ?Masalah ada di tingkat pusat ? Provinsi ? Kabupaten/kota ?

Masalah ada di masyarakat ? Pemerintah ? Politisi ?Politisi ?

Simpul masalah struktural atau fundamental ?Simpul masalah struktural atau fundamental ?

Mungkin lebih bersifat Fundamental ?

23

OTONOMI DAERAH

DEWANPERWAKILANDAERAH PERWAKILAN

DAERAH

24

DASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN DPDDASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN DPDDASAR PER IMBANGAN PEMBEN UKAN DPDDASAR PER IMBANGAN PEMBEN UKAN DPD

Memperkuat ikatan daerah-daerah dalamMemperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah NKRI.Meneguhkan kesatuan kebangsaan seluruhMeneguhkan kesatuan kebangsaan seluruh daerah.Meningkatkan agregasi dan akomodasiMeningkatkan agregasi dan akomodasi aspirasi dan kepentingan daerah-daerah dalam perumusan kebijakan nasional.p jMendorong percepatan demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerah secara p g jberkeadilan dan berkesinambungan.Mengawal otonomi daerah.

25

g

2626