penyebab abses abdomen

Upload: wahyoe-poesh

Post on 09-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lkmmmm

TRANSCRIPT

Penyebab Abses AbdomenDEFINISIAbses Abdomen (abses perut) bisa terbentuk dibawahdiafragma, di pertengahan perut, di rongga panggul atau di belakang rongga perut. Abses juga bisa terbentuk di dalam atau di sekitar organ perut, misalnya ginjal, limpa, pankreas atau hati, atau di dalam kelenjar prostat.

PENYEBABAbses abdomen seringkali terjadi akibat: Cedera Infeksi atauperforasiusus Infeksi organ perut lainnya.

GEJALAAbses di bawah diafragmaterjadi jika cairan yang terinfeksi (misalnya karena pecahnya usus buntu) naik ke atas akibat tekanan perut atau organ perut dan akibat tarikan ketika diafragma bergerak selama proses pernapasan.Gejalanya berupa:- batuk- nyeri yang timbul ketika menghirup nafas- nyeri di bahu (referred pain, karena diafragma dan bahu memiliki saraf yang sama dan otak salah mengartikan sumber nyerinya).

Abses di pertengahan perutbisa terjadi akibat:- pecahnya usus buntu- perforasi usus besar- penyakit peradangan usus- penyakitdivertikulum.Biasanya timbul nyeri di daerah terbentuknya abses.

Penyebab terjadinyaabses panggulsama dengan penyebab terjadinya abses di pertengahan perut ditambah dengan infeksiginekologis(kandungan).Gejalanya berupa:- nyeri perut- diare akibat iritasi usus- desakan berkemih atau sering berkemih akibat iritasi kandung kemih.

Abses retroperitoneal(abses di belakang rongga perut) terletak di belakangperitoneum(selaput tipis yang melapisi rongga dan organ perut).Penyebab terjadinya abses retroperitoneal;- perdangan usus buntu (apendisitis)- peradangan pankreas (pankreatitis).Nyeri biasanya dirasakan di punggung sebelah bawah dan semakin memburuk jika penderita menggerakkan tungkainya ke arah pinggul.

Abses ginjalbisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari suatu infeksi yang terbawa ke ginjal melalui aliran darah atau akibat suatu infeksi saluran kemih yang terbawa ke ginjal dan menyebar ke dalam jaringan ginjal.Abses di permukaan ginjal (abses perinefrik) hampir selalu disebabkan oleh pecahnya suatu abses di dalam ginjal, yang menyebarkan infeksi ke permukaan dan jaringan di sekitarnya.Gejala dari abses ginjal adalah:- demam, menggigil- nyeri di punggung sebelah bawah- nyeri ketika berkemih- air kemih mengandung darah (kadang-kadang).

Abses limpabisa disebabkan oleh: suatu infeksi yang terbawa oleh aliran darah ke limpa cedera pada limpa penyebaran infeksi dari abses di dekat limpa (misalnya abses di bawah diafragma). Nyeri bisa dirasakan di perut sebelah kiri, di punggung atau di bahu sebelah kiri.

Abses di dalam pankreasbiasanya terbentuk setelah suatu seranganpankreatitis akut.Gejalanya berupa demam, nyeri perut, mual dan muntah, yang seringkali timbul 1 minggu atau lebih setelah penderita sembuh dari pankreatitis.

Abses hatibisa disebabkan oleh bakteri atauamuba(parasit bersel tunggal). Amuba dari suatu infeksi usus sampai ke hati melalui pembuluh getah bening. Bakteri bisa sampai ke hati melalui:- kandung kemih yang terinfeksi- luka tusuk atau luka tembus- infeksi di dalam perut- infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah.Gejala dari abses hati adalah berkurangnya nafsu makan, mual dan demam. Bisa terjadi nyeri perut.

Abses prostatbiasanya terjadi akibat suatu infeksi saluran pencernaan yang menyebabkanprostatitis(infeksi kelenjar prostat). Abses prostat paling sering terjadi pada usia 40-60 tahun. Penderita merasakan nyeri ketika berkemih, sering berkemih atau sulit untuk berkemih. Kadang penderita merasakan nyeri dalam di pangkalpenisdan air kemihnya mengandung darah atau nanah.

DIAGNOSADiagnosis abses abdomen ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan lokasi yang pasti, dilakukan pemeriksaan CT scan atau USG.

PENGOBATANPada hampir semua kasus abses abdomen, nanah harus dibuang, baik melalui pembedahan maupun dengan bantuan sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit. Dilakukan analisa nanah di laboratorium guna menentukan organisme penyebab infeksi, sehingga bisa diberikan antibiotik yang paling efektif untuk organisme yang bersangkutan.

Abses abdomen juga tak jarang menyerang bagian organ perut seperti : ginjal limpa pankreas hati kelenjar prostat

Penyebab dan Gejala Abses AbdomenPenyebabterjadinya abses abdomen antara lain : cedera atau kecelakaan perforasi atauinfeksiyang terjadi pada usus infeksi yang terjadi pada organ perut lainnya (pecahnya usus buntu)Gejala gejala yang dialami penderita abses abdomen antara lain : nyeri pada perut (khususnya abdomen) batuk nyeri pada bagian bahu terkadang urin mengandung darah demamPengobatan Abses AbdomenPengobatanuntuk abses pada umumnya melalui pendekatan yang sama, yaitu pengeluaran atau pembersihannanahdari area abses.Pengeluaran atau pembuangan nanah bisa dilakukan dengan cara : pembedahan di area abses abdomen menggunakan jarum suntik melalui jaringan kulitSetelah nanah berhasil dibuang/dibersihakan, nanah akan dianlisa dalam laboratorium untuk mengetahui jenis bakteri penyebab terjadinya abses. Sehingga pemeberian antiobiotik bisa dilakukan dengan tepat.Contoh antibiotik yang bisa diberikan adalah : Sefalosporin : cefixime, cefotaxime, cefoperazone dan cefpiromen Kuinolon : levofloxacin, ciprofloaxin, moxifloxacin, ofloxacin Penisilin : amoxicilin Tetrasiklin : doxyciclin. (nn)

1. Konsep Dasar Absesa. Pengertian abses intra abdomenAbses merupakan kumpulan pus (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi disebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing, misalnya serpihan, luka peluru atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain. Abses intra abdomen yaitu sekumpulan pus yang terdapat di rongga peritoneal yang disebabkan oleh peradangan, abses abdomen (abses perut) itu sendiri dapat terbentuk di bawah diafragma, di pertengahan perut, di rongga panggul atau dibelakang rongga perut. Abses juga bisa terbentuk di dalam atau di sekitar organ perut, misalnya ginjal, limpa, pankreas atau hati, atau di dalam kelenjar prostat (http : // medicastore.net/index, diakses 27 April 2010).b. EtiologiSuatu infeksi bakteri staphylococcus aureus, dapat menyebabkan abses melalui beberapa cara yaitu :1) Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril2) Bakteri menyebar dari suatu infekski di bagian tubuh lain secara limfatogen atau hematogen3) Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia atau tidak menimbulkan gangguan, terkadang dapat menyebabkan terbentuknya abses4) Adanya cedera dapat menjadi penyebab terjadinya abses5) Adanya infeksi atau perforasi usus6) Infeksi organ perut lain

Selain itu peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :1) Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi2) Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang3) Terdapat gangguan sistem kekebalan misalnya daya tahan tubuh yang menurunc. PatofisiologiProses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. Organisme atau benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan), yang menarik kedatangan sejumlah besar sel-sel darah putih (leukosit) ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat.Struktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel-sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah nanah menginfeksi struktur lain di sekitarnya. Meskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru cenderung menghalangi sel-sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan melawan bakteri-bakteri yang terdapat dalam nanah.Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut.Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut.Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.d. GejalaGejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau saraf, karena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan maka manifestasi lain yang mengikuti abses dapat merupakan tanda dan gejala dari proses inflamasi, gejalanya bisa berupa :1) Nyeri2) Nyeri tekan3) Teraba hangat4) Pembengkakan5) Kemerahan6) DemamSuatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih dahulu tumbuh menjadi lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh.e. PenatalaksanaanAbses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi bedah, debridemen, dan kuretase untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. Salah satu pembedahannya yaitu dengan laparatomi eksplorasi. Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obat analgesik dan mungkin juga antibiotik.Drainase abses dengan menggunakan pembedahan biasanya di indikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. Drainase abses paru dapat dilakukan dengan memposisikan penderita sedemikian hingga memungkinkan isi abses keluar melalui saluran pernapasan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit.Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering digunakan. Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten Methicillin (MRSA) yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk menangani MRSA yang didapat melalui komunitas, digunakan antibiotik lain: clindamycin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan doxycycline.Adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan bahwa penanganan hanya dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan yang efektif. Hal tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain bahwa antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam pH yang rendah. Namun demikian, walaupun sebagian besar buku ajar kedokteran menyarankan untuk dilakukan insisi pembedahan, sebagian dokter hanya menangani abses secara konservatif dengan menggunakan antibiotik.f. DiagnosaAbses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen, USG, CT scan atau MRI.g. Komplikasi1) Infeksi sekunder ; merupakan komplikasi paling sering, terjadi pada 10-20% kasus.2) Ruptur atau penjalaran langsung ; rongga atau organ yang terkena tergantung pada letak abses. Perforasi paling sering ke pleuropulmonal, kemudian kerongga intraperitoneum, selanjutnya pericardium dan organ-organ lain.3) Komplikasi vaskuler ; ruptur kedalam v. porta, saluran empedu atau traktus gastrointestinal jarang terjadi4) Parasitemia, amoebiasis serebral ; E. histolytica bisa masuk aliran darah sistemik dan menyangkut di organ lain misalnya otak yang akan memberikan gambaran klinik dari lesi fokal intrakranial.