anatomi abdomen

26
Abd Blok X Prof.Sigit System Digestivus (Abdomen) Pendahuluan Abdomen : Bagian bawah dari trunkus, mulai dibawah diaphragma sampai apertura pelvis superior Dinding abolomen : 1)cutis 2) fascia superfisialis 3) musculus dengan oseum ditempatnya 4) fascia profunda diaphragmatika, transversalis, iliaca fascia thoraco lumbalis, pelvica 5) jaringan ikat extra peritoneal 6) peritoneum, jaringan yang licin memungkinkan usus bergerak. Markah tubuh 1) Dinding anterior membentang dari prossesus xiphoideus sampai symphysis pubis. dinding posterior lateral sebagian besar ditempati skeleton thoracis (sangkar dada ) dan regio glutealis dibawah 2) Margo costalis costa cartilanginea 7.8.9.10 bidang subcostal (garis subcostal) lewat tepi bawah costae lewat L3 3) Angulus infra sternalis pros.xiphoideus sebagai apex 4) Angulus renalis : antara costa terakhir dengan tepi m. rectus spinae 5) Spina iliaca anterior superior 6) Spina iliaca posterior superior 7) Tuberculum crista iliaca 8) Ligamentum inguinale 9) Funiculus spermaticus, dapat diraba saat melewati medial tuberculum pubicum dan turun ke scrotum 10) Linea alba 11) Linea semilunaris : tepi lateral m. rectus abdominis 12) Inskripsiones tendinea Markah Orientasi dinding depan abdomen 1. Bidang transpylorica 2. Bidang transumbilicalis 3. Hypoclondrium (dext - sin) 4. Epigastrium 5. Umbilicalis 1

Upload: vikrizka

Post on 17-Sep-2015

113 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

abdomen

TRANSCRIPT

  • Abd Blok X Prof.Sigit

    System Digestivus

    (Abdomen)

    Pendahuluan

    Abdomen : Bagian bawah dari trunkus, mulai dibawah diaphragma sampai apertura pelvis

    superior

    Dinding abolomen : 1)cutis 2) fascia superfisialis 3) musculus dengan oseum ditempatnya 4)

    fascia profunda diaphragmatika, transversalis, iliaca fascia thoraco lumbalis, pelvica 5)

    jaringan ikat extra peritoneal 6) peritoneum, jaringan yang licin memungkinkan usus

    bergerak.

    Markah tubuh

    1) Dinding anterior membentang dari prossesus xiphoideus sampai symphysis pubis. dinding posterior lateral sebagian besar ditempati skeleton thoracis (sangkar dada )

    dan regio glutealis dibawah

    2) Margo costalis costa cartilanginea 7.8.9.10 bidang subcostal (garis subcostal) lewat tepi bawah costae lewat L3

    3) Angulus infra sternalis pros.xiphoideus sebagai apex

    4) Angulus renalis : antara costa terakhir dengan tepi m. rectus spinae

    5) Spina iliaca anterior superior

    6) Spina iliaca posterior superior

    7) Tuberculum crista iliaca

    8) Ligamentum inguinale

    9) Funiculus spermaticus, dapat diraba saat melewati medial tuberculum pubicum dan

    turun ke scrotum

    10) Linea alba

    11) Linea semilunaris : tepi lateral m. rectus abdominis 12) Inskripsiones tendinea

    Markah Orientasi dinding depan abdomen

    1. Bidang transpylorica

    2. Bidang transumbilicalis

    3. Hypoclondrium (dext - sin)4. Epigastrium5. Umbilicalis

    1

  • 6. Lumbalis (dext - sin)

    7. Hypogastrium (suprapubicum)

    8. Inguinalis / iliacalis (sin - dext)

    Struktur Bangunan

    1. Cutis

    Daya regang yang besar terlihat pada (kehamilan, obesitas, ascites, tumor infra

    abdominal)regangan ini bisa mnyebabkan goresan putih pada kulit bagian bawah

    sebagai linea albicantes

    Umbilicus

    Sisa (scar) jalannya funiculus umbilicalis

    Kepentingan :

    a) Anatomis : markah dimana lymph dan darah venosa tidak menyilang bidang umbilicus. Bagian atas tetap diatas, bagian bawah tetap dibawah

    Innervasi oleh n. spinalis T10 menunjukkan ia dari miotom thoraclis

    Merupakan tempat istimewa untuk anastomosis portocavalis, dimana vena

    bentuk radiasi dengan pusat diumbilicus (caput medusae)

    b) Embryologis 1. Umbilicus tempat bertemunya ke empat plica dari lamina embrionalis.2. Juga tempat titik temu 3 system

    - Digestif (dct vitellointestinalis)- Excretoris (urachus)- Vasculer (vasa umbilicalis)

    3. Ini tempat melekatnya funiculus umbiicalis selama kehidupan foetal c) Klinis

    1. Ductus vitello intestinalis persisten membentuk tumor warna merah dan umbilicus yang menonjol. Persistensi dari seluruh ductus

    menyebabkan fistula faecalis

    2. Perisisten urachus fistula urinarius

    3. Persisten hernia fisiologis midgut exomphales

    4. Gagal pembentukan bagian infraumbili dengan depan abdomen ectopia vesicae

    2. Fascia superficialis

    2

  • a) Di bawah umbilicus fascia superficialis terbelah menjadi lamina adipose superficialis (fascia Camper) dan lamina membranosa profunala (fascia Scarpa)

    b) Dilinea mediana lamina membranosa membentuk lig.suspensorium penis/clitoridis c) Fascia mengandung : 1) lemak, 2) nn cutanei, 3)vasa cutanea , 4) nodus

    lymfaticus superficialis

    d) Nervus cutaneus 1) N. cutaneus anterior (7buah) berasal dari n. interecostalis (T7-T11), n.

    subcostalis (T12) dan n. ilio hypogastriea (L1)

    2) n. cutaneus lateralis (2 buah) dari n. intereostalis (T10, T11) ramus anterior yang besar juga menginnervasi m.obliqus externus

    e) Vascularisasi

    1) Arteria cutanea anterior, cabang a. Epigastrica sup & inf2) a. cutanea lateralis, cabang, a. ntercostalis terbawah 3) a. inguinialis superficialis dari a.femoralis : a. epigastrica superficialis, -a.

    pudendalis externa superfisialis, a. iliaca cireumflexa superficialis.

    4) Vena CutaneaVena mengikuti arteri = v. inguinalis superficialis masuk ke v. cava inf, bila ini

    obstruksi maka v. abadominalis dilatasi untuk sirkulasi kaloteral. Obstruksi v.

    porta caput medusae sekitar umbilicus

    5) Lymfatica superficialis

    Diatas umbilicus mengalir ke nodus lymfaticus axillaris. Dibawah umbilicus

    masuk ke nodus lymphaticus inguinalis superficialis

    3. Otot- otot dinding depan perut

    Ada 6 otot pada tiap samping

    - Otot yang besar : m. obliq abd ext, m. obliq abd internus, m. transversus abddominis dan m. rectus abdominis

    - Otot yang kecil : m. Cremaster, dan m. pyramidalis Fungsi :

    1) Support viscera abdominis 2) Expulsi : menghejan, mixi, defeksi, partus 3) Expirasi kuat (batuk, bersin,tiup)

    4) Gerakan truncus (flexi, rotasi)

    5) Cremaster : reflex Cremaster6) M. pyrampidalis. Menegangkan linea alba

    3

  • 4. Ligamentum inguinale

    1) dibentuk oleh penebalan tepi bawah aponeurosis m. obliqus externus dan melipat ke

    belakang. Letak sepanjang spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum

    2) Untuk melekatnya : m. obliqus internus, m. transversus abd dan m. cremaster

    3) Permukaan lengkung bagian medial menjadi dasar canalis inguinalis dan ditempati

    funiculus spermaticus (lig. teres, pada wanita)

    4) Perpanjangan (extension)

    a) Pars pectinealis inguinalis

    b) Lig pectineum / lig Cooper

    c) Pars reflexi lig inguinale

    5. Falx inguinalis / conjoint tendon, dibentuk oleh bersatunya fibra inguinale

    bagian bawah m. obliqe internus dan m. tranversus dan melekat pada crista pubica dan

    bagian medial pecten pubis. Conjoint tendon berguna menjaga bagian yang lemah

    pada anulus inguinalis superficilis.

    6. Inscriptiones tendinae mm. rectus abdominis, tendo transversal yang

    membagi musculus menjadi bagian yang kecil ada 3 jumlahnya. Otot menjadi lebih

    kuat kerjanya.

    7. Bidang neuro vascularis

    Bidang diantara m. obliqus internus dan m. tranversus. Beberapa saraf dan pembuluh

    lewat bidang ini.

    8. Reflex cremaster

    Dengan meraba kulit bagian medial paha terjadi reflex kontraksi m. cremaster dan

    menjadikan elevasi tes-tes atau retraksi testes. Lesi pada bagian atas segmen L1, reflex

    akan hilang

    o Innervasi oleh saraf profundal Persarafan oleh T6-12 dan L1 terdiri atas 6 n.intercostalis, n subscostalis, n. iliohypogastricus & n.

    ilio inguinalis N. ilioinguinalis tidak punya r. cutaneus

    o Arteri profundal pada dinding depan .1 Dua buah arteri besar bagian atas a. epigastrica sup dan a.

    musculophrenica

    .2 Dua arteri besar dibagian bawah a. epigastriea inf dan a. iliaca circumflexa

    profunda

    .3 Cabang cabang kecil a. intereostal dan a. lumabalis yang mengikuti saraf

    o Vagina musculus rectus 4

  • Selubung aporeunotik yang menutupi m. rectus abdominis dan m.

    pyramidalis dengan pembuluh dan sarafnya terdiri atas dinding anterior &

    posterior.

    Fungsi :

    1) menghalangi lengkungya otot selama kontraksi sehingga meningkatkan

    efisiensi otot

    2) Mempertahankan kekuatan dinding depan abdomen

    o Fascia transversalis Fascia transversalis merupakan bagian dari fascia abdominopelvicum,

    dipermukaan dalam musculus abdominalis Anulus inguinalis profunda

    merupakan pintu pada fascia transversalis diatas titik midinguinali dilewati

    funiculus spermaticus pada laki-laki dan lig teres uteri pada perempuan

    o Canalis inguinalis Kanal berjalan obliqe dibagian bawah dinding abdomen anterior, terletak

    sedikit diatas separo bagian liga mentum inguinale. Panjang 4cm .

    Dinding-dinding

    A. Anterior : a) cutis, fascia superficialis,b) 1/3 bagian lateral fibra m.

    obliqe internus

    B. Posterior : a) fascia transversa jaringan ikat extraperitoneal

    peritoneum parietal b) conjoint tendon, ligament inguinalis pars

    reflexi, lig. interfoveolare

    C. Atap : arcus fibra m. obliqus internus dan m. transversus

    abdmonimis

    D. Dasar : 1) Persatuan lig. inguinale dengan fascia transversa 2) lig

    lacunare

    o Struktur yang lewat canalis inguinalis 1. Funiculus spermaticus pada laki-laki, lig. teres uteri

    pada perempuan

    N. Ilioinguinalis

    o Isi Funiculus spermaticus 1) Vas deferens 2) A. testicularis 3) plexus pampiniformis 4) vasa

    lymfatica testis 5) ramus n. genito femoralis 6) jaringan areolar 7)sisa

    processus vaginalis

    o Mekanisme canalis inguinalis 1) Mekanisme penutupan oleh m. obligus internus

    5

  • 2) Kontraksi m. cremaster

    3) Kontraksi m. obliqe externus

    4) Mempertahankan tonus oleh hormone

    o Hernia inguinalis Protrusio viscera abdominalis (intestinum, omentum) ke dalam canalis

    inguinalis

    a) indirek

    b) Direk

    SYSTEM DIGESTIVA

    System digestive (pencernaan), sistem organ merupakan organ yang berbentuk

    tubulomuskuler mulai dari oris diatas sampai canalisis-ani dibawah, serta beberapa organ

    assesoris yang menyertainya.

    I.Oris dan Glandula Salivavios

    Oris (mulut) terdiri atas rongga mulut (Cavum oris) dengan dinding-dindingnya

    ~ Cavum Oris

    a. Cavum Oris Insensu Strictiori (bagian dalam)

    b. Vestibulum Oris (bagian luar)

    A. Cavum Oris Insensu Strictiori

    - Batas = ante olateral oleh dentis, ginggiva, arcus alveolaris mandibula dan maxila.

    Atap = palatum molle dan durum. Dasar = lingua. Kedorsal berhubungan dengan

    pharynx lewat oropharyngeal lsthmus (isthmufaucium), interior = lidah dan pada

    samping oleh arus palatoglossus.

    - Area Sublingualis muara gl subman dibularis frenulum linguae, pliea

    sublingualis

    - Lymphe dari nodulus submentalis

    b. Vestibulum Oris

    - Labium superior & inferior dan buccae dibagian luar.

    - Dentis dan gingiva di bagian dalam

    6

  • - Muara det parolis setinggi M2 Atas

    ~ Gingiva

    Jaringan lunak yang membungkus processus alveolaris mardibula dan maxilla

    melingkungi collum dentis.

    ~ Palatum Durum

    Appl ani : - Palatoshisis

    - Perforasi palatum (syphilis std 3)

    - Epignatus teratoma dari palatum

    ~ Palatum Molle

    Plica muscularis, terikat pada tepi post palatum durum. Memisahkan oropharynx dan

    nasopharynx. Traffic controle pada lintasan makanan dan puara.

    Otot Palatum molle :

    1. m. tensor veli palatini

    2. m. levator veli palatine

    3. m. uvulae

    4. m. palatoglossus

    5. m. palatophlaryngeus

    Fungsi:

    - Mengontrol pintu masuk isthmus pharyngeus dan isthmus oropharyngeus.

    - Berperan penting pada mastikasi, deglutition, bicara, batuk, besin dll

    1. Menutup mulut terhadap oropharynx sewaktu mengunyah

    2. Menutup oropharynx dari nasofarhae pada fase 2 menelan

    3. Mengatur besar kecilnya isthmus faucium, qualitas suara dapat diubah dan konsonan

    bicara dapat dilafalkan.

    4. Selama bersin dapat dibagi lewat hidung dan mulut tanpa merusak hidung yang

    sempit. Juga pada batuk, sputum langsung ke mulut tidak ke hidung.

    Appl anat:

    1. Paralisis palatimi sebab lesi pada nX, atau diphteri a. Hidung pilek, b. Bindeng,

    c. Arc palatani mendatar

    7

  • 2. Palatoshisis congenital defect.

    Mastikasi :

    4 otot pengunyah : m. massete, m. temporalis, m. pterygoideus, m. pterygodeus med.

    Semua menggerakkan mandibula Embryyologis dari acranchialis I di innervasi n V.

    II. Gld salivarius

    Ada 3 pasang gl salivarius besar:

    1. gl. Parotis

    2. gl. Submandibularis

    3. gl. Sublingualis

    Gld parotis : terbesar, sifat sercus

    + letak = dibawah dan diluar meathus acustieus ext, antara ramus mandibulae dan

    m.sternocleidomastoid

    + Capsula gland adalah fascia cervicalis profunda

    + Ductus, 5cm, dinding tebal, muara di vestibulum ori setinggi M2 atas

    Gld sub mandibularis, mix gland (sercus mucos)

    + Letak; pars anterior trigoum digastricum terdiri atas pars superfisialis dan pars profunda

    (superficial dari m.mylohyoid, profudal dan m. mylohyoid)

    + Ductus Wharton dinding tipis, 5cm.

    Bermuara pada dasar mulut, pada pertemuan papilla sublingualis samping frenulum

    linguae.

    Gld sublingualis

    Mixgland utamanya mucosa. Diatas m. mylohyoid, bawah mucosa dasar mulut.

    + Ductus = 15 biji, muara langsung ke dasar mulut

    III.Pharynx

    Tuba muscularris : 12-15 panjang

    Pharynx bagian atas (nasopharynx)

    Pharynx bagian tengah (oropharynx)

    Pharynx bagian bawah (laryngopharynx)

    + Struktur Dinding

    8

  • 1. Mucosa (epith collumner bercilia)

    2. Sub mucosa

    3. Faseia pharyngobasillaris. Tebal dibagian atas melekat pada basis occipitalis

    4. Muscularis : circular (luar), longitudinal (dalam) yang terdiri:

    - m. constrictor pharyngeus superior

    - m. constrictor ph. med

    - m. constrictor ph inf

    5. Fascia buaccopharyngea + menutupi pifacies externa

    + Innervasi

    Plexus pharyngeus:

    a. r. pharyngeus nX (nacces eranial)

    b. r. pharyngeus n.glosso pharyngeus

    c. r. pharyngeus qql.symphathis cervical superior

    Fibra nX motorik, Fibra IX sensorik, Fibra symp vaso motorik

    Fibra motorik nX dan n IX m.stylopharynx Sensoris (GVA) nIX dan nX.

    Nasopharynx oleh n. maxillaris lewat ggl. Terygopalatinum. Tonsilla, palatum molle

    oleh nIX. Pengecap sampai valecula & epiglotis oleh n. laryngeus internus cab nX.

    Secretomotor, parasymp ke pharynx dari n. petrosus major (nVII) lewat r.paatinus

    minor dari ggl. pterygo palatine

    + Deqlutitio (menelan)

    Phase I:

    1. Atas kehendak (volunter)

    2. Apex linguae diangkat dan menekan palatum durum oleh otot instrinsic lingua

    m. longitudinallis superior & transversus. Gerakan dari depan ke belakang, bolus

    didorong ke posterior cavum oris

    3. Palatum molle menutup ke bawah ke dorsum linguae, membantu membentuk

    bolus.

    4. Os hyoid naik kedepan oleh m. suprahyoid, bagian posterior lingua terangkat ke atas

    belakang oleh m. styloglossus. Bolus lewat isthmus faucium dan mulai phase 2.

    Phase II:

    1. Phase yang mulai tidak menurut kehendak (involunter). Bolus didorong dari

    oropharynx kebagian bawah laryngo pharynx

    9

  • 2. Isthmus nasopharynx tertutup karena elevasi palatum molle. Proses ini berguna

    untuk menghindari bolus masuk hidung.

    3. Pintu masuk larynx (orificim laryngeus), tertutup oleh pemendekan plica

    aryepiglottica, sehingga bolus tidak masuk larynx.

    4. Larynx dan pharynx terangkat di belakang os hyoid dan bolus didorong ke bawah di

    permukaan dorsal epiglottis dan menutup pintu masuk larynx. Oleh gravitasi,

    kontraksi m. constrictor superior & medius dan m. palato pharyngeus bolus

    didorong ke bawah.

    Phase III:

    1. Involunter, bolus lewat bagian bawah pharynx ke oesophagus

    2. Kontraksi m. constrictor pharyngeus inferior

    IV. Oesophagus

    Tuba muscularis untuk lewatnya makanan dari pharynx ke gaster. Panjang: 25 cm, lumen

    collaps dilatasi bila ada makanan lewat. Taut pharyngo oesophageal (pharyngo

    oesophageal junction) dibelakang cartilage cricoidea merupakan bagian yang tersempit

    dari tractus intestinalis.

    Ada 3 bagian oeshophagus:

    1) Pars cervicalis

    2) Pars thoracalis

    3) Pars abdominalis

    a. Pars cervicalis

    Dileher mulai ditepi bawah cartilago cricoidea sebagai lanjutan ke caudal dari

    pharynx. Berjalan didepan collumna vertebalis dibelakang trachea.

    b. Pars Thoracalis

    Turun dari pars cervicalis lewat media timum superior dan post dan menembus

    diaphragma di T10 pada hiatus oesophagei

    Syntopi:

    Anterior : trachea, a pulmonralis dext, bronchus sin, atrium sin & pericardium

    diaphragma.

    Posterior : coll vertebralis, a intercos talis post dext, dct thoracicus, v.

    azygos, aorta thoracalis, pecessus pleura dext, diaphragma.

    Lateral dext : pulmo dext, v.azygos, nX

    10

  • Lat sinister : arcus aorta, a subclavia sin, dct thoracicus, pulmo, n laryngeus

    recurrent sin (Semua di mediastinum superior)

    Dengan mediastinum posterior berkaitan aorta thoracica, pulmo sin dan pleura.

    + Innervasi

    a. N parasymp = bagian atas oleh n. laryngeus recurn, bagian bawah oleh

    plexus oesophagei di bentuk oleh kedua nX. Bersifat sensoris, motorik &

    seeretomotorik

    b. N. Sympaticus = bagian atas dari ggl. Cerivicalis medius, bagian bawah

    dari ggl. Thoracalis yang diatas dan mementuk plexus soesophagei bersama nX.

    Bersifat vasomotor

    + Vascularisasi

    1/3 bagian atas oleh a. thyroidea inferior, 1/3 bagian tengah r. oesophagei a. thoracalis,

    1/3 bagian bawah = r.gastricus sin a. coeliaca

    + Draainage vena

    1/3 bagian atas = v. thyroida inferior

    1/3 bagian tengah = sistem azygos

    1/3 bagian bawah = sistazygos (sist sistemik)

    v. gartrica sin (sist porta)

    Adanya sistem ganda maka terjadi anastomosis porto sistemik

    Applied anatomy

    Adanya cirrhosis hepatis kenaikan tekanan portal menyebabkan turunnya tekanan v. gastric sinistra. Vena ini menjadi regang dan rapuh (varices oesophagei) mudah

    ruptura hematemesis.

    + Pars abdomalis (1 cm)

    Mulai dari hiatus oesophagei diaphiragma sampai pintu masuk cardia ventriculucus.

    Pada kejadian inkoordinasi neuromuskuler bagian bawah aerophagus tidak dapat dilatasi

    sehingga bolus akumulasi di tempat itu. Ini dikenal sebagai Achalasia cardia.

    V. Gaster = Ventriculus

    11

  • Lumen = 30 cc pada neonatus 1Liter pada remaja, 1 - 2 Liter pada dewasa, 20 cm

    panjang.

    Ada 2 Orificium = - Orificium cardiacum

    - Orificium pilprikum

    Ada 2 Curvatura = - Curvatura Minor

    - Curvatura Major

    Ada 2 facies = - facies ant (antero superior)

    - facies post (postero inferior)

    Terdiri atas 2 bagian yang masing-masing terbagi jadi 2:

    1. Cardia = - fundus

    - corpus

    2. Pylorus = - antrum pylory

    - canalis pyloricus

    Letak = intraperitoneal, obliq di epigastrium & hypochondrium sin, umbilieal

    + Innervasi

    - Sympatis : T6-T10 chorda spinalis = vasomotor, motorik ke m. Sphincter

    pylori, sensasi sakit ke gaster.

    Parasyanpatis :

    - nX lewat plexus oesophagei dan n.gastricus

    - n. gastricus ant menjadi r. gastricus ke fundus, corpus.

    n. pylorieus ke antrum dan bagian yang lain

    - n. gastricus post untuk facies post fundus

    + Vascularisasi

    1. A.gastrica sin cab truncus coeliacus

    2. A.gastrica dext cab a hepatika communis

    3. A. gastro epiploica dext cab a gastroduodenalis

    4. A. gastro epiploica sin cab a lienalis

    5. A. gastriea cab a lienalis

    + Aliran Lympa

    1. Area gastrica superior nodus cocliacus

    2. Area gastrica inferior nod. gastricus nodulus sub piloricus nod cocliacus

    12

  • 3. Area pancreaticalienalis nodulus coeliacus

    Dari pylorus masuk nod subpyloericum ke nod hepaticus nod. Cocliacus

    VI. Intestium Tenue

    Dimulai dari pylorus sampai ileocoecal junction (taut ieocoecal), panjang 6 m terdiri

    atas :

    a. Duodenum (25 cm)

    b. Jejenum

    c. Ileum : berkelok dan mobile (2/5 bag jejenum, 3/5 bagian ileum)

    Fungsi : digesti dan absorpsi serta bangunan yang relevan:

    1. Area yang luas = untuk absorbsi, juga kerena panjangnya, adanya plica

    circular pada mucosa, villi microvilli

    2. Gld. Intestinalis menghasilkan enzyme digestif dan mucus. Mucosa epithel

    diganti tiap 2-4 hari.

    3. Follicel lymphatic = a) Follikel soliter, b) folikel agregat. Folikel agregat ini

    pada typhus abd mengalami ulcerasi.

    4. Vascularisasi : jejunum & ileum oleh r.jejenalis & ilealisa a.mesenteriea

    superior

    5. Lymph : berjalaan circuler didinding intestinum. Ulcus yang desebabkan TBC

    berjalan sepanjang pembuluh ini

    A. Duodenum

    Bagian teratas intestinum tenuae. Panjang 25cm berliku sekitar caput pancreatis.

    Fungsi = absorbsi produk digesti walau pendek tetapi permukaan luas, karena mucosa

    berlipat-lipat dan ada villi. Letak retroperitoneal kecuali bagian pertama (2,5 cm)

    adalah intraperitoneal.

    Bagian pertama (5cm)

    Bagian kedua (7,5cm) = pars descendens (sekeliling caput pancreas). Ada

    tonjolan kecil pada mucosa = papilla duodeni. Disini tempat masuknya ductus

    biliaris dan dct pancreaticus Santorini lebih kecil lewat masuk diatasnya.

    Bagian ketiganya (10cm) = pars transversa, didepannya dilewati pangkal

    mesenterium dan a.mescunterica sup.

    Bagian keempat (2,5cm) = pars ascendens berakhir pada duodenojejenal

    junction ujung bawah ditandai lipatan peritoneal dari crus dexter diaphragma

    13

  • lig.suspensorium Treitz. Bagian terminal v.meventerica inferior terletak di

    sambungan duodenojejenal dan berfungsi sebagai penanda.

    Vascularisasi

    Aa pancreatiko duodenalis sup & inf berjalan antara duodenum dan caput panereatis.

    A.panereatica sup berawal dari a. coeliaca dan a.panereatica inf dari a.mesenterica

    sup.

    Ulkus Pepticum

    Terjadi di gaster dan duodenum proximal. Akibat adanya imbalance sekresi asam dan

    pertahanan mucosa.

    A1.Pancreas

    Terdiri atas kaput, korpus, kauda. Letak retro peritoneal, terletak sepanjang bidang

    transpilorik. Kaput terikat pada lekuk duodenum dan kauda memanjang ke hilus

    lienalis pada ligamentum lienorenalis. A.mesenteriea sup melewati belakang

    pancreas terus ke anterior diatas procesus uncinatus dan bagian ketiga duodenum,

    selanjutnya menuju pangkal mesenterium intestinum tenuae.

    Struktur

    Ductus pankreaticus Wirsungi berjalan sepanjang kelenjar, mengalirkan

    sekresi pancreas ke ampula Vateri bersama dct biliaris komunis menuju bagian

    ke-3 duodenum,

    Vascularisasi

    Caput pancreas mendapat aliran dari a.a.pancreaticum duodeni sup & inferior.

    Corpus menerima dari a.lienalis yang berasal dari a.pancreatica magna.

    Aliran Lympha

    Mengikuti jalan arteri dan masuk ke nodus lymphaticus pancreatieo lienalis,

    coeliacus, dan kelompok lympthonodi mesenterica superior.

    Innervasi

    N.X (paravymp) dan n.splanchnicus (sympatis) mensarafi pancreas lewat

    plexus keliling arteri. Saraf sympatis adalah vasomotor, parasympatis

    mengontrol phase nervosa sekresi pancreas, cairan vagal ini kaya enzyme.

    Phase chemis sekresi pancreas distimulasi oleh CCK-PZ (cholocystokinin

    pancreozymin)

    Struktur Kelenjar14

  • Terdiri atas:

    - Pars exocrin : gld. serosa menghasilkan secreet cairan pancreatic

    (digestif)

    - Pars endocrin : pulau Langerhans terdapat banyak di caudal ada

    200.000 1.700.000 pulau

    Terdiri atas : a) Alpha cell, b) Beta cell, c) CFX cell

    - Alfa sel subtipe A1 (D Sel) dan A2A1 = scereet gastrin & serotonin

    A2 = scereet glucagon

    - Beta sel mengisi 80% pancreas memproduksi insulin

    - C,F,X sel pada lain spesies

    Fungsi

    1. Digestif = cairan pancreas mengandung enzyme digestif yaitu: t r ypsin

    memecah protein (polypeptid) kedalam pepoid yang rendah (diamino acid),

    amylase menghidrolise tepung dan glycogen menjadi disacharid, lipase

    memecah lemak ke asam lemak dan glycerol.

    2. Endrocrine

    Karbohidrat adalah sumber energy insulin membnatu penggunaan gula dalam

    sel.deficiensi insulin menyebabkan terjadinya hyperglycaemi = diabetes

    mellitus

    Glucagon bekerja sebaliknya insulin

    3. Cairan pancreatic memberikan alkalin yang cukup (ph8) untuk aktivitas

    enzyme pancreas.

    A2. Hepar

    Kelenjar yang terbesar dalam tubuh menempati hipochondrium dexter dilindungi

    oleh costae dan costa cartilaginea, kecuali bagian atas di tutup oleh dinding anteri

    or abdomen

    Secara anatomis terdiri atas lobus dext yang besar dan lobus sin yang lebih kecil.

    Dipisahkan di anterosuperior oleh lig falcitorae hepatis dan postero inferior oleh

    fissura lig.venosum dan lig.teres hepatis.

    Klasifikasi anatomis lobus dexter terdiri atas lobus kaudatus dan lobus quadratus.

    Tetapi secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus quadratus

    merupakan bagian lobus sinister karena mendapat darah dari a.epigastrica sin dan

    aliran empedunya menuju ductus hepatictus sinister. Karenanya klasifikasi

    15

  • fungsional menyatakan bahwa batas antara lobus dexter dan sinister terlatak pada

    bidang vertical yang berjalan ke posterior dari kantong empedu menuju v.cava

    interior.

    Permukaan visceral hepar terlihat huruf H yang terdiri atas sulcus dan fossa.

    Kaki ant dext fossa kandung empedu

    Kaki post dext suclus untuk v.cavai inf

    Kaki ant sin fissure isi lig teres (sisa v.umbilicalis sin foctus yang mengalirkan

    kembali darah oksigen dari placenta ke foctus).

    Kaki post sin fussura untuk lig. Venosum (sisa dct venosus pada foetus dctus ini

    berfungsi sebagai jalan pintas yang mempersingkat aliran darah

    dari v.umbilicalis sin langsung ke v.cava inf tanpa melalui hepar.

    Porta hepatis adalah hilus hepar tempat berjalannya v.porta (dari post ke ant);

    cabang-cabang a.hepatica dan det hepaticus. Porta dilapisi

    peritoneum ganda = omentum minus yang melekat ke lig.

    Venosum pada fissuranya.

    Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada area telanjang.

    Arsitektur Dalam

    Hepar terdiri atas banyak unit funsional lobulus. Cabang-cabang v.porta dan

    a.hepatica mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v.centralis yang

    mengalirkan darah dari hepar di sekitarnya kembali ke v.cava inferior. Kanalis

    porta mendapat percabangan ductus hepaticus yang dikonsentrasikan dalam

    vasica fellea dan dialirkan ke duodenum. Panjang usus yang darahnya mengalir

    melalui v.porta menjelaskan predisposisi tumor usus bermetasatse ke hepar.

    Kandung empedu (vesica fellea)

    Fungsi : Reservoir empedu (50cc), Empedu dikeluarkan lewat ductus sistikus ke

    dct biliaris komunis ke duodenum sebagai respons kontraksi kandung empedu

    yang diinduksi oleh hormon usus.

    Cabang Biliaris

    Ductus hepaticus komunis dibentuk dari penyatuan det hepaticus dext dan sin

    dalam porta hepatis.

    Det hepatis komunis bergabung dengan det sistikus membentuk ductus biliaris

    komunis.

    Struktur ini berjalan pada tepi bebas omentum minus pada sulcus antara

    duodenum bagian ke-2 dan caput pancreatic. Selanjutnya membentuk pintu pada

    16

  • papilla di bagian medial duodenum bagian ke-2. Biasanya bergabung dengan

    det. pancreaticus wirsungi.

    Kolelitiasis

    Batu empedu terbentuk dari kolesterol, pigmen empedu. Bila batu ini pindah ke

    cabang bilier bisa terjadi komplikasi kolesistitis akut dan ada kolik bilier.

    B. Jejenum

    Diameter lebar kira-kira 4cm dan tebal serta vascular warna lebih gelap daripada

    ileum, sehingga beratnya juga lebih. Valvula circular mucosa tebal, villi lebih basar

    dari ileum. Nodus lymphaticus aggregate tidak ada.

    C. Ileum

    Diameter lebih kecil 3,75cm, dinding lebih tipis, kurang vascularisasi dibanding

    jejunum. Nodus lympha aggregat banyak (bercak beyer) dan besar.

    Bagian terminal terletak di pelvis dan pada fossa iliaea dext bermuara pada coecum.

    Jejenum dan ileum terikat pada dinding abdomen post oleh mesenterium. Jejenum

    ileum terletak intra peritoneal. Dinding terdiri atas = -) pars serosa, -) pars muscilaris

    dan -) pars mucosa

    Pars mucosa mengandung :

    -)plica circularis, -)villi, -)gl. duodenali, -)gl.intestinalis, -)nodulus lymphaticus

    solitaries, -)nodulus lymph agregat.

    + Vascularisasi

    A.mesenterica sup. Banyak cabang menembus tunica muscularis. Vena berjalan

    mengikuti arteri.

    + Innervasi

    Plexus n.sympaticus disekitar a.mesenterica sup, bersama fibra post ganglioner

    sympatis dari plexus coeliacus. Dari sini melanjutkan plexus myentericus Auerbach

    yang terletak antara otot circular dan longitudinal tunica muscularis. Selanjutnya

    adalah plexus sub mucosa (Meisner) yang lebih halus dari plexus Auerback.

    + Innervasi

    Sympatis = (T19-T11)

    VII. Intestinum Crassum

    Dimulai dari ileococeal junction sampai anus (1,5 mm)

    Terbagi atas :

    1. Appendix (9 cm)

    2. Coecum (7,5 cm)

    17

  • 3. Colon aseendens (15 cm)

    4. Colon transversum (20 cm)

    5. Colon descendens (25 cm)

    6. Colon sigmoideum (15 cm)

    7. Rectum (16 cm)

    8. Canalis analis (4 cm)

    Fungsi sebagai gudang bahan faecal dan absorpsi cairan yang berasal dari bahan

    tersebut.

    1. Coecum

    Bagian intestinum crassum yang buntu. Terletak pada fossa iliace dextra diatas lig.

    Inguinale. Keatas berlanjut ke colon ascendcins.

    applied anatomy:

    1. Ditempat ini dapat adanya amoebiasis

    2. Tuberculosis

    3. Carinoma

    Bagian bawar ileum bermuara pada coccum didapati taut coecoiliacal yang

    terletak postero medial dengan valvula ileocoecalis

    2. Appendix Vermiformis

    Suatu diverticulum coecum pada dinding posteromedial, dibawah orificium

    ileocoecalis, difossa iliaca dextra

    Posisi : jam 11,12, 2, 3, 4, 6

    Parasymp = (nX)

    Keduanya membentuk plexus cocliacus dan plexus mesentericus sup. Saraf dari

    plexus myentericus Auerbach (ggl. parasymp) terdapat antara dua lapisan m.

    longitudinalis. Fibra ini juga membentuk plexus submocosus neisner.

    N.sympaticus adalah motorik untuk m.sphineter mucosae dan melakukan inhibisi

    untuk gerak paristaltik, N.parasympaticus: measti mulasi peristaltix, tetapi

    menginhibisi m.sphineter.

    + Fungsi Intestinumtenue

    Melakukan digesti secara lengkap dan absorpsi bahan hasil digesti dalam bentuk

    cairan digesti.

    + Obstruksi intestium tenue (SBO Small, Bowl, Obstruction)

    18

  • Terjadi akibat faktor-faktor luminal, mural atau extramural yang menyebabkan

    blockade lumen

    Adhesia pasca bedah.

    VII. Intestinum Crassum

    Bagian-bagian yang penting:

    1. Intestinum crasum lebar lumennya.

    2. Sebagian besar intestinum terikat kecuali appendix, colon transversum, dan colon

    sigmoideum.

    3. Tunica muscularis yang m.longitudinal tipis beberapa lainya membantuk bagai

    pita disebut taenia coli. Taenia pada bagian proximal menuju kesatu tempat di

    appendix, sedang yang distal menyebar ke pars terminalis sigmoid.

    4. Karena taenia lebih pendek deri otot circular maka colon mengalami saeculasi dan

    disebut haustra.

    5. Appendi epiploicae kantong-kantong kecil isi lemak, tersebar pada permukaan

    intestinum crassum, kecuali pada appendix, coecum dan rectum. Banyak pada

    colon sigmoideum dan permukaan posterior colon transversum.

    Vascularisasi

    Berasal dari a.marginalis yang bercabang vasa longa dan vasa brevia

    Aliran Lymph

    Lewat 4 nodus: a) nodus lumph epicodica, b) nodus paracolica, c) nodus intermediate,

    d) nodus terminalis

    Innervasi

    Sympatyic dan parasymp

    Simpatis dari ggl. Mesentericum sup dan plexus coeliacus (T11-L1) parasymp dari

    nX. Kedua saraf ini bersama lewat plexus mesentericus superior. Innervasi tersebut

    diatas untuk usus yang berasal dari midgut.

    Usus dari midgut menerima seraf sympatis dari (L1,2) dan parasym dari

    n.splanchnicus pelvicus (nervi erigentes).

    N.parasymp adalah motorik ke intestinum erassum dan inhibisi untuk splimeter ani

    internum.

    19

  • Impuls sakit dari usus sampai colon devcendens lewat n.sympatis dan dari colon

    sigmoideum dan rectum lewat n. splanchnicus pelvicus.

    3. Colon Acendene

    Panjang 13cm dari caecum ke facies inferior lobus dext hepatic, membelok ke kiri

    sebagai flexura coli dext. Letak retro peritoneal

    4. Colon Transersum

    Panjang 50 cm, menyilang abdomen dari flexura dext ke flexura sin. Letak

    intraperitoneal

    5. Colon Descendens

    Panjang 25 cm dari flexura coli sin sampai colon sigmoideun. Berjalan vertical dan

    kemudian belok melintas ke medial diatas m.psoas major pada pintu masuk pelvis

    Meneruskan sebagai colon sigmoid. Colon descendens lebih sempit disbanding colon

    ascendens. Letak retroperitoreal. Sebelumnya colon desendens waktu berjalan dari

    crista ilioca ke pintu masuk panggul disebut colon iliacun

    6. Colon sigmoideum (colon pelvicum)

    Panjang 5cm dari pintu masuk pelvis ke S3 dan menjadi rectum. Membentuk pipa

    berkelok menggantung pada bagian dalam pelvis melintas vesica urinaria dan uterus.

    Karena pendek ia berjalan langsung . Digantung pada (ligamentum) mesocolon

    sigmoideum dan ditutupi intestinum tenue.

    7. Rectum

    Panjang (10-15cm). Sebagai lanjutan colon sigmoideum mengikuti lengkung sacrum

    berakhir pada canalis analis. Didepan os.coccygis tiba-tiba berbelok kebelakang

    menjadi canalis analis. Bagian ujung bawah mengalami dilatasi disebut ampulaecti

    yang disebelah lateralnya didukung oleh m.levator ani.

    Distensi pada rectum menyebabkan adanya kebutuhan defecasi. Peritoneum menutup

    2/3 bagian atas rectum. Pada perempuan peritonetum membentuk cavum rectouterina

    (Douglasi).

    Rectum dipisah dari struktur didepannya oleh fascia yang kuat fascia rectovesicalis

    (Denonvillier)

    20

  • Bagian fungsional Rectum

    Ada 2 bagian fungsional:

    1. Bagian atas rectum (terkait pada peritoneum) yang berasal dari usus dan terletak di

    bagian atas plica rectum berlaku sebagai reservoir faeceas.

    2. Bagian bawah (tanpa peritoneam) berasal dari cloaca terletak dibawah plica

    medialis rectum. Bagian ini kosong pada keadaan normal, pada konstipasi berisi

    faeces atau setelah mati. Colon sigmoideum adalah reservoir faeces sedang rectum

    kosong pada individu normal dan sensitive terhadap distensi.

    + Vascularisasi

    1. A. rectalis sup, sebagai lanjutan a.mesenterica inf

    2. A. rectalis medialis, kurang penting karena hanya mendarahi tunica superficialis

    dari bagian bawah srectum.

    3. A. saceralis media cabang kecil dari bagian belakang aorta mensuplai dinding

    posterior taut anorectal.

    + Venae

    1. V.rectalis superior mulai dari plexus venosus rectalis dalam canalis analis. Ada 6

    buah biji jalan ke caranial dalam submucosa dan bersatu menjadi v.meseanterica

    inf

    2. V. rectalis medialis bermuara ke v. iliaca interna.

    + Lympha

    1. Lebih dari separo bagian atas lewat pembuluh rectalis superior ke nodus

    mesentericus inferior lewat nodus pararectalis dan nodus sigmoidens.

    2. Bagian separo bawah lewat sepanjang vara rectalis medialais ke modus iliacus

    internus

    + Innervasi

    Sympatis (L1,2) dan parasymp (S2,3,4) lewat plexus hypogastricus inf dan plexus

    mesentcricus inf (rectalis sup)

    21

  • Sympatis adalah vasoconstrictor, inhibisi pada otot-otot rectal dan motorik untuk

    m. sphincter internum

    Parasympatis adalah motorik untuk otot-otot rectum dan inhibisi untuk

    m.sphinctur internus

    Sensasi distensi lewat n. parasympatis sedang sensasi sakit dibawa (dikonduksi)

    baik oleh sympatis maupun para sympatis

    + Bangunan penompang (support) rectum

    1. Dasar pelvis

    2. Fascia Waldeyer = konodenasi fescia pelvica di dorsal rectum

    3. Ligamen cateralis rectum

    4. Fascia recto vesicalis (Denonviliers)

    5. Peritoneum pelvis

    8. Kanalis Analis

    Bagian terakhir dari intestinum crassum. Terletak sebelah bawah diaphragma pelvis.

    Mempunyai m.sphincter externus dan internus pada pintu keluar rectum. Panjang

    3cm. Sama dengan rectum ketiga karakteristik intestinum crassum (haustra, appendix

    epiploicae dan taenia) tidak ada.

    Tempat kedudukan canalis analis di perineum (trigonum analis) diantara kedua fossa

    ischiorectalis yang memungkinkan expansi pada waktu jalannya faeces.

    Anorectal junction ditandai convexitas flexura rectum didepan os coccygis. Di tempat

    ini ampula recti langsung menyempit dan menembus diaphrahma pelvis. Pada orang

    laki-laki sesuai dengan puncaknya prostat.

    Bagian bagian canalis analis ada 3 :

    1. Pars superior mucosa

    2. Pars media zona transisi

    3. Pars cutanea

    Musculatur canalis analis

    a. Sphincter ani

    1. Splincter ani externes menurut kehendak. Terbentuk dari otot seran lintang dan

    di innervasi oleh n.reatalis inf dan r. perineus n. sacrales 4 (S4).

    2. Sphineterani internus involunter tidak menurut kehendak. Dibentuk oleh

    penebalan otot circular. Meliputi bagian atas canalis analis.

    22

  • b. Anulus Anorectalis

    Cincin muscularis pada anorectal junction dibentuk oleh fusi m. puborectalis, m.

    sphiceter ext profundal dan m. sphincer internus

    c. Spatium Chirusgicum

    1. Spatium ishiorectalis

    2. Spatium perianalis

    3. Spatium Submucosa

    + Vascularisasi

    1. Diatas linea pectinea (valvula analis) dialiri a.rectalis superior

    2. Dibawah linea pectinea dsialiri a.rectalis inferior

    Aliran Vena

    1. Plexus venosus rectalis internus (plexus haemorrhoidales). Vena ini penting untuk

    komunikasi porto sistemik

    2. Plexus venosus rectalis externa diluar tunica muscularis rectum dan canalis analis.

    Secara bebas berkomunikasi dengan v.rectalis inferior dan masuk ke v. pudenda

    interna, Bagian medial lewat v.rectalis media ke v.iliaca interna

    3. V. analis. Disekitar anus, berhubungan dengan plexus rectalis internus dan v.

    rectalis inferior. Defeacasi yang keras dapat merobek vena ini dan membentuk

    haemafoma perinealis subcutanea atau haermoroid externa.

    Aliran Lympha

    1. Diatas linea pectinea bermuara ke modus iliacus internu7s

    2. Dibawa linea pectinea bermuara ke kelompok medial modus inguinalis superficialis

    Innervasi

    1. Diatas linea pectinea : n. otonomicus baik sympatius (plexus hipogatricus inferior

    (L1,2) dan parasymp (n. splanchnicus pelvicus S2,3,4). Sensasi dibawa melalui

    keduanya

    2. Dibawah linea pectinea aleh saraf somatic (n. rectalis inferior S2,3,4)

    3. Otot Sphincer

    m. Sphineter externus oleh ramus perineus dan ramus rectalis inferior dari n.

    saeralis ke-4.

    Applied anatomy

    1. Haemorroids:

    23

  • a. Haermorrhoid interna (haermorrhoid vera), dilatasi saculer plexus venosus

    rectalis interna

    b. Haemoorhoid externa

    2. Fissur ani

    Ruptur dari salah satu valvula ani.

    3. Fistula ani

    Hubungan abnormal dari suatu rongga dengan bagian luar. Disebabkan rupture

    secara spontan atau akibat chirurgis karena abscess disekitar anus.

    4. Kontinensia rectalis

    Tergantung pada anulus rectalis pada operasi fistula harus hati-hati. Bila mengenai

    anulus rectalis akan terjadi incontinensia recti

    5. Anomali congenial

    Pada perkembangan rectum dipisahkan oleh membran analis dari proctodeum. Bila

    membran ini tetap ada terjadi anus imper foratus

    Lain kelainan yang lebih berat:

    1. Stenosis

    2. Anal agenesis

    3. Anorectal agenesis

    Anatomi Fungsional (Physiologi)

    Sistem Digestiva

    I. Gerakan Gastrointestinal

    Fungsi sistem gastro intestinal (dari cavum oris sampai anus) adalah menyediakan nutrient

    untuk tubuh. Makanan setelah masuk mulut didorong ke gaster lewat oesophagus

    selanjutnya lewat intestinum tenuae dan intestinum erassum dan dikosongkan lewat anus.

    Selama perjalanan enzyme digestive yang disekresi gld. gastrointestinalis mengadakan

    reaksi dengan makanan, memecahkannya dalam bentuk substansi kimia yang sederhana

    supaya dapat di absorpsi lewat dinding intestinum masuk ke circulasi cairan tubuh.

    Fungsi secara umum dapat dirinci:

    1. Ingesti dalam cavum oris

    2. Propulsi dan pencam uran isi makanan

    3. Sekresi cairan digestive

    4. Digesti makanan

    24

  • 5. Absorpsi makanan

    Gerakan fractus gastro intestinal ada 2 macam:

    a. propulsi dan gerakan

    b. mencampur

    Ini di mungkinkan karena otot-otot gastro intestinal disusun circular (memungkinkan

    konstriksi) dan longitudinal yang memungkinkan memendek

    a. Propulsi

    Makanan bergerak sepanjang saluran gastrointestinal karena gerak peristaltic.

    b. Mixing (mencampur)

    Bagian yang berbeda dari gastrointestinal tract berbeda cara mixing

    Pada gaster mixing sebagian besar karena gerak peristaltic yang kuat. Memulai dari

    pylorus yang mempunyai otot circular yang kuat pada pintu keluar. Bila makanan

    belum sempurna mixingnya anulus circularis tetap kontraksi dan menutup pintu

    sehingga gelombang peristaltic kembali mixing lagi sehingga makanan tercampur

    dengan cairan gastric.

    Mixing pada intestinuae tenue. Umumnya sekresi tract gastro intestinalis di intestinum

    tenue, dan disini pula hasil akhir digesti di absorpsi. Gerakan modifikasi peristaltic .

    Bila ada makanan lebih menjadikan distensi menyebabkan peristaltic yang berjalan

    keatas maupun kebawah (jarak kira-kira 10-20cm) kecuali peristaltic diatas ada type

    segmentel dan gerak pendular.

    Mixing pada intestinum crassum

    Dilakukan dengan kontraksi segmental. Gerakan ini menjadikan haustra dan bahan

    feccal terpotong kecil-kecil mudah diabsorpsi airnya.

    Physiologi

    Kegiatan digesti mulai dari oris sampai anus:

    a. Oris

    1. Ingesti volunter cavum oris

    2. Propulsi volunter phase buccal

    Deglatio : dimulai pangangkatan linguae mendorong makanan ke pharynx

    3. Digesti mekanis : mastikasi, gigi dan lingua

    4. Digesti khemis = pemecahan tepung oleh amylase saliva

    25

  • b. Pharynx dan Oesophagus

    Propulsi : gerak peristaltic, bolus didorong masuk gaster

    Deglutitio phase pharyngo oesophageal

    Inn : involunter

    c. Gaster

    1. Digesti makanik : propulsi dan peristaltic, mencampur / mixing dengan cairan

    lambung dan mendorong ke duodenum

    2. Digesti chemis : digesti protein dimulai dengan adanya pepsin

    3. Absorpsi : substansi yang larut dalam lemak (aspirin, alcohol, beberapa obat)

    d. Intestinum tenuae serta gld accessoris (hepar, pancreas, vesica fellea)

    1. Digesti mekanis : propulsi gerak segmentasi, gerak mixing menggerakkan

    makanan sepanjang tractus, mencampur makanan dengan cairan digesti, dan

    mendorong makanan untuk melewati valvula ileocoecalis dengan cukup untuk

    digesti dan absorbsi.

    2. Digesti chemis = enzyme digesti berasal dari pancreas dan enzyme lain (brush

    border enzyme yang terikat membran villi) menyelesaikan digesti dari semua

    bentuk makanan.

    3. Absorbsi : produk pemecahan karbohidrat, protein, lemak asam nuckleat hasil

    digesti, vitamin, electrolyt, air diabsorpsi dengan cara aktif dan pasif.

    e. Intestinum Crassum

    1. Digesti chemis : beberapa makanan yang tersisa (residue) digesti oleh bacteri

    enteron yang juga menghasilkan vitamin K dan vitamin B

    2. Absorpsi : absorpsi air, electrolyt (NaCl besar) dan vitamin yang dihasilkan

    bacteri.

    3. Propulsi : mendorong faeces ke rectum dengan peristaltic, pelumatan oleh

    haustrum dengan kontraksi segmental.

    4. Defeksi : reflek yang ditrigger oleh distensi rectum mendorong dan membuang

    facces lewat anus.

    26