penyakit ebola

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah banyak mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya. Kemunculan dari suatu penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi dan dapat membawa dampak yang menakutkan bagi dunia, terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat dan veteriner. Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis belum mendapatkan perhatian yang cukup baik pemerintahnya maupun rakyatnya. Bukti konkritnya adalah kasus emerging zoonosis Avian Influenza di Indonesia dimana sejak Agustus 2003, sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat wabah ini. Sejumlah 62 orang positif terinfeksi AI dan 47 orang diantaranya meninggal dunia. Di samping itu, masih banyak kasus-kasus zoonosis lainnya yang mewabah di Indonesia seperti antraks dan rabies. Kesuksesan penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi tantangan bagi Indonesia untuk keluar dari kungkungan penyakit zoonosis.

Upload: dede-suhartati

Post on 11-Aug-2015

1.516 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Penyaki Menular terganas

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Ebola

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah banyak

mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian

penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang

dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji

segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan

diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya.

Kemunculan dari suatu penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi dan dapat membawa

dampak yang menakutkan bagi dunia, terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang

kesehatan masyarakat dan veteriner.

Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis belum mendapatkan

perhatian yang cukup baik pemerintahnya maupun rakyatnya. Bukti konkritnya adalah

kasus emerging zoonosis Avian Influenza di Indonesia dimana sejak Agustus 2003,

sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat wabah ini. Sejumlah 62 orang positif terinfeksi AI

dan 47 orang diantaranya meninggal dunia. Di samping itu, masih banyak kasus-kasus

zoonosis lainnya yang mewabah di Indonesia seperti antraks dan rabies. Kesuksesan

penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi tantangan bagi Indonesia

untuk keluar dari kungkungan penyakit zoonosis.

Kemunculan kasus-kasus penyakit zoonosis membuka suatu pemahaman baru dari

lembaga kesehatan hewan sedunia atau OIE (Office Internationale des Epizootes)

mengenai musuh dunia. OIE berpendapat bahwa dewasa ini, musuh dunia bukan lagi

perang dunia, bom nuklir ataupun serangan teroris, melainkan alam itu sendiri.

Kemunculan yang tak terduga dari suatu penyakit zoonosis juga memunculkan istilah

emerging zoonosis. Istilah ini dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu kejadian

penyakit zoonosis dengan (1) agen penyakit yang telah dikenal dan muncul pada area

geografik yang berbeda (2) agen penyakit yang telah dikenal atau kerabat dekatnya dan

menyerang hewan yang sebelumnya tidak rentan (3) agen penyakit yang belum dikenal

sebelumnya dan terdeteksi untuk pertama kalinya. Sedangkan re-emerging zoonosis

Page 2: Penyakit Ebola

adalah suatu penyakit zoonosis yang pernah mewabah dan sudah mengalami penurunan

intensitas kejadian namun mulai menunjukkan peningkatan kembali (Morse 2004).

Setiap era sejarah kehidupan manusia selalu disertai kemunculan dari suatu penyakit

yang baru. Perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi

manusia, perubahan lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada kemunculan

suatu penyakit zoonosis. Peningkatan populasi manusia dan globalisasi menyebabkan

perpindahan manusia dari satu benua ke benua lainnya. Seiring dengan hal tersebut maka

juga akan terjadi perpindahan hewan antar wilayah, bahkan benua, melalui perusakan

habitat, perdagangan, permintaan pribadi dan kepentingan teknologi, dimana

mikroorganisme, termasuk mikroorganisme patogen, juga mengalami perpindahan ke

daerah yang baru. Pada dasarnya, penyakit yang ada di dunia juga mengalami

perkembangan yang sejalan dengan perkembangan dunia yang cukup pesat.

Sehingga sampai sekarang belum dapat diketahui dari mana virus itu berasal, atau

hewan apa yang menjadi "host" awalnya. Berbagai binatang yang dijumpai di sekitar

tepian sungai Ebola diteliti, dari serangga, ular, sampai monyet, tetapi tidak ditemukan

indikasi bahwa virus itu dari hewan-hewan tersebut. Sehingga membuat para peneliti

yang melakukan penelitian akan penyebab terjadinya penyakit ini hingga menyebabkan

wabah di daerah kongo dan Uganda belum dapat dipecahkan dan didapatkan solusi

pengobatannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1.Bagaimana tinjauan umum penyakit ebola

2. bagaimana epidemiologi penyakit ebola

3. bagaimana etiologi penyakit ebola

4. bagaimana pencegahan penyakit ebola

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui tinjauan umum penyakit ebola

2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit ebola

3. Untuk mengetahui etiologi penyakit ebola

4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit ebola

Page 3: Penyakit Ebola

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum Penyakit Ebola

Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama

dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Gejala-

gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam.

Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di

Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau

kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini

telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin

untuk manusia belum ditemukan.

Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar

Anus, dan demam. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di

Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau

kulit.Virus Ini mulai menular dari salah satu spesies kera di kongo kemudian mulai menyebar

ke manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar

1 minggu karena saking ganasnya virus ini.

Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke Filipina.

Suatu ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari kongo, ketika mengetahui virus

ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar kemana-mana, dan sampai

saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Transmisi antar

manusia terjadi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh yang berasal dari diare, muntah

dan pendarahan, kulit atau membran mukosa. Periode inkubasi virus berlangsung selama 2

Page 4: Penyakit Ebola

sampai 21 hari. Kejadian epidemik Ebola banyak terjadi pada rumah sakit yang tidak

menerapkan higiene yang ketat.infektivitas virus Ebola cukup stabil pada suhu kamar (20 °

C) tetapi hancur dalam 30 menit pada 60 ° C.Infektivitas juga dihancurkan oleh dan iradiasi

ultraviolet, pelarut lemak, b-propiolactone, and commercial hypochlorite and phenolic

disinfectants. b-propiolactone, dan hipoklorit komersial dan desinfektan fenolik.

Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan 

bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virion 

virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari

1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid

yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L.

Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm.

Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion

berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid

terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

2.2 Epidemiologi penyakit Ebola

Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri.Secara

umum, virus ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-

Sudan) dan ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier

state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis

mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari

manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi

karena berkontak dengan darah dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga

bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda seperti jarum suntik yang terkontaminasi

dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik

atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker

ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan

primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui partikel udara.

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian

publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada

manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang

berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah

terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah

Page 5: Penyakit Ebola

Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus

dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya (Anonimous 2004). Penyakit ini

disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau

reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar buah

adalah salah satu hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga

telah dideteksi pada daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang liar.

Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan

transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola

untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat

dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran

penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Penyakit ini

dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi

daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif

dari penularan Ebola pada manusia.Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam secara tiba-

tiba, kelemahan, nyeri otot, sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan

muntah, diare, ruam pada kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati serta pada beberapa kasus

terjadi pendarahan internal dan eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan penurunan

jumlah butir darah putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim hati.

Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari

penularan dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Nah, dari situ nantinya manusia

meneruskan rantai penyakit ini ke manusia yang lain. Penyebaran virus Ebola antar manusia

bisa melalui makanan atau berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau cairan yang

terkontaminasi juga bisa menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa terinfeksi

hanya dengan menyentuh objek (misalnya jarum) yang sudah terkontaminasi. Serangan sakit

virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit

sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh

diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya

pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien.

Page 6: Penyakit Ebola

2.3 Patofisiologi penyakit ebola

Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam

cara antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak lanmgsung tangan.

Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :

1. virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari

pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit

selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging

secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute

utama dari eksposur kerja.

2. target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi

dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.

3. sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic

produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal

seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya.

Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar

seperti faktor tumor nekrosis dan oksida nitrat

sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting

dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak

bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan

sifat yang sebenarnya.

Page 7: Penyakit Ebola

2.4 Tahap pencegahan penyakit ebola

virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya dengan kontak

langsung saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi Ebola ini pun cukup

sulit.Yang paling terutama adalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi

virus Ebola sebisa mungkin. Apabila ada anggota keluarga terinfeksi virus ini sangat

dianjurkan agar orang tersebut dirawat di rumah sakit. Begitu juga apabila ada teman anda

yang meninggal akibat penyakit ini, usahakan jangan ada kontak langsung dengannya.

Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :

a. Health Promotion

Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk

hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi lingkungan

dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya

b. Early Diagnosis

Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok – kelompok yang

berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.

c. Spesifik protection

Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi ke daerah yang

kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga yang menjadi

sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi

penyakit dan penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.

d. Disability limitation

Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah

konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan

kekebalan tubuh kelompok.

e. Rehabilitation

Page 8: Penyakit Ebola

f. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya

rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebola

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Virus Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus , familia Filoviridae . Virus Ebola

adalah sejenis virus Dari Ebolavirus genus, familia Filoviridae. Virus ini pertama kali

ditemukan di Afrika, daerah selatan Sudan dan Zaire pada tahun 1976 pada tubuh seekor

monyet. Virus Suami Pertama kali ditemukan di Afrika, Sudan selatan Daerah dan Zaire

years PADA 1976 PADA tubuh seekor monyet. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba.

Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit

tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-

muntah. Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam

ditemukan pada beberapa pasien

Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian

publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada

manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang

berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah

terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah

Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus

dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya

Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan

transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola

untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat

dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran

penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Penyakit ini

dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi

daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif

dari penularan Ebola pada manusia

Page 9: Penyakit Ebola

DAFTAR PUSTAKA

1. Jahrling PB, et al. Preliminary report. Isolation of Ebola virus from monfilovirus keys

imported to USA.Lancet,1990;335:502-

505,

2. Murphy FA, Kiley MP, Fisher-HochS. Filoviridae. Marburg and Ebola Viruses. In: Fields

BN, Knipe DM, et.al., ed. Virology,second edition. NewYork;RavenPress, 1990

3.

Page 10: Penyakit Ebola

Tugas

CURRENT ISSUE EPIDEMIOLOGI

“Penyakit Ebola “

KELOMPOK 3

RENY ANESTESIA (F1 D2 O8 O22)

SUCITRAH RUHYATI (F1 D2 08 007)

HELVI NUGRAHWATI (F1 D2 08 033)

WIENDA RAMADHANI (F1 D2 08 003)

HASRINA (F1 D2 08 021)

NADZIRAN URUFIA (F1 D2 08 009)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

Page 11: Penyakit Ebola

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyusun dan

merampungkan tuas pembuatan makalah ini yang berjudul “Penyakit ebola

” .Makalah ini dibuat sedemikian rupa sebagai tugas yang diberikan oleh Dosen

pembimbing kami.

Harapan kami sebagai penyusun adalah semoga makalah ini dapat

diterima dengan baik oleh Dosen pembimbing serta dapat bermanfaat bagi

semua pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan yang kami buat ini

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sebagai penyusun mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Kendari, Oktober 2010

Penyusun

Page 12: Penyakit Ebola

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1.Latar belakang......................................................................................................1

I.2.Rumusan Masalah.................................................................................................3

I.3.Tujuan…………………………………………...................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum Penyakit Ebola………………………………………………5

2.2 Epidemiologi penyakit Ebola………………………………………………….7

2.3 Patofisiologi penyakit ebola……………………………………………………8

2.4 Tahap pencegahan penyakit ebola……………………………………………..9

BAB III PENUTUP

III.1.Kesimpulan…………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA