pentingnya menciptakan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah dalam pencegahan kenakalan remaja

4

Click here to load reader

Upload: dian-anisa-putri

Post on 22-Jun-2015

18 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

religion

TRANSCRIPT

Page 1: Pentingnya Menciptakan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja

Pentingnya Menciptakan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah dalam Pencegahan Kenakalan Remaja

Dian Anisa Putri, 1306460356

Sumber:

Judul : “Kiat Membangun Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah”

(http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/membangun-keluarga-

sakinah.html, diakses tanggal 27 November 2013 pukul 21.30 WIB)

Dalam terminologi bahasa Arab, sakinah artinya tenang, terhormat, aman, merasa

dilindungi, dan penuh kasih sayang. Mawaddah berarti jenis cinta yang membara kepada

lawan jenisnya. Warahmah artinya anugerah, karunia, dan rahmat. Jadi, keluarga sakinah

mawaddah, warahmah artinya keluarga yang seluruh anggota keluarganya merasakan cinta

kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai,

dipercaya, penuh rezeki, dan dirahmati oleh Allah SWT.

Islam memandang bahwa keluarga sakinah, mawaddah, warahmah merupakan fondasi

terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, dan diridhai Allah. Contoh ideal keluarga Islami

adalah rumah tangga Rasulullah SAW. Rumah tangga beliau harmonis bukan karena faktor

kekayaan dan faktor lahiriah lainnya, tetapi lebih karena akhlak, sifat dan karakter mulia

beliau sendiri. Menurut hadits Nabi Muhammad SAW, pilar keluarga sakinah ada empat,

yaitu memiliki kecenderungan kepada agama (selalu bertakwa, beribadah, dan mengingat

Allah di dalam setiap kegiatannya), anggota yang berumur lebih muda menghormati yang tua

dan anggota yang lebih tua menyayangi yang muda, sederhana dalam belanja (tidak boros,

tidak menghambur-hamburkan uang, membeli barang sesuai kebutuhan bukan keinginan),

santun dalam bergaul (selalu menjaga hubungan baik dan menaati segala norma kesopanan

dengan anggota keluarga maupun dengan orang lain), dan selalu introspeksi diri (tidak

takabur, mengakui kesalahan dan tidak mengulanginya, menjadi manusia yang lebih baik lagi

kedepannya).

Hadits Rasulullah juga menyebutkan empat hal yang akan menjadi faktor yang

mendatangkan kebahagiaan keluarga, yakni suami/istri yang setia (sholeh/sholehah, bisa

membimbing ke jalan yang lurus dan diridhai Allah), anak-anak yang berbakti (tabungan

amal orangtua jika telah meninggal kelak), lingkungan sosial yang sehat (pendukung dalam

menciptakan atmosfer kedamaian di sekitar lingkungan rumah), dan dekat rezekinya (tidak

1

Page 2: Pentingnya Menciptakan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja

dapat dipungkiri, keluarga yang berkecukupan harta akan lebih bahagia namun tidak boleh

lupa untuk bersedekah karena di dalam harta tersebut ada hak fakir miskin).

Terdapat lima fungsi keluarga menurut Achmad Muslich. Pertama, keluarga sebagai

pusat pendidikan. Pendidikan anak di keluarganya merupakan pendidikan pertama dan utama.

Pendidikan usia dini di umur 3-7 tahun menjadi masa pendidikan yang paling menentukan

bagi perkembangan anak pada masa remaja hingga dewasa. Orang tua harus bisa menjadi

panutan yang baik bagi anak. Fungsi keluarga sebagai pendidik menjadi disfungsional jika

tidak ada perhatian dari orangtua kepada anak. Ini bisa menimbulkan kenakalan pada anak

karena tidak didapatkannya perhatian dan kebahagiaan. Fungsi kedua adalah sebagai pusat

rekreasi setelah membanting tulang seharian. Rekreasi bisa menambah keakraban, rasa kasih

sayang, dan keharmonisan antar anggota keluarga. Ketiga adalah keluarga sebagai pusat

pemenuhan kebutuhan lahiriah dan batiniah, contohnya pemenuhan kebutuhan biologis antar

suami-istri. Fungsi keempat adalah sebagai pusat kasih sayang. Dan yang terakhir adalah

keluarga sebagai pusat ekonomi. Kebahagiaan keluarga tidak dapat lepas dari terpenuhinya

kebutuhan ekonomi, sebab kefakiran menyebabkan kekufuran. Meskipun uang bukan

segalanya, ekonomi keluarga sangat menentukan keharmonisan keluarga. Tujuan membentuk

keluarga antara lain, mencari ridha Allah, menjaga diri dari dosa, mengikuti sunnah Rasul,

melanjutkan keturunan, dan menjalin tali silaturahmi.

Keluarga Islami harus berpedoman pada bimbingan agama, aqidah, dan syari’ah Islam.

Upaya pembentukan keluarga Islami dapat dilakukan mulai dari hal kecil, seperti

mengusahakan shalat berjamaah, saling mendoakan, tadarus Al-Qur’an bersama,

menjalankan hak dan kewajiban masing-masing dengan baik, mendidik anak sesuai ajaran

Islam, hingga pergi haji atau umroh bersama-sama jika berkecukupan. Dalam kehidupan

sosial juga harus diupayakan unuk menjaga silaturahmi, bertetangga dengan baik, dan aktif

dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Tidak terciptanya keluarga sakinah, mawaddah, warahmah akan menghasilkan keluarga

yang tidak harmonis, kenakalan remaja pun lebih mudah terjadi. Kenakalan remaja ini

disebabkan oleh orangtua yang tidak mampu mendidik anak-anaknya. Anak diibaratkan

sebuah kertas putih yang akan diwarnai oleh orangtuanya. Jadi, jika seorang anak diharapkan

menjadi manusia baik di masa depan, maka orangtuanya harus baik terlebih dahulu, sehingga

mampu mengajarkan hal-hal yang baik pada anak-anaknya.

2