penting _akun neraca

23
PENJELASAN TAMBAHAN TERKAIT AKUN-AKUN YANG DISAJIKAN PADA NERACA Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran ada tidaknya Kas Lain di Bendahara Pengeluaran dapat dilihat dari LPJ Bendahara per 31 Desember 2011 (yang didukung dengan rekening koran per 31 des 2011 dan Berita Acara Penutupan Kas). Jika pada kolom saldo akhir baris BP Pajak dan BP Lain- lain tidak nihil, maka kesimpulannya: harus disajikan akun Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran pada Neraca per 31 Des 2011. Contoh: semisal nilai 27.400 adalah pajak yang belum disetor, dan nilai 4.860.000 terdiri dari saldo tkpkn yang belum sempat disetor sebesar 60.000 dan sebesar 4.800.000 adalah SP2D LS yang belum sempat dibayarkan kepada pegawai yang berhak. maka, jurnal yang harus di input pada aplikasi sakpa (setelah membuat Formulir Jurnal Aset) adalah sebagai berikut: [D] Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 87.400 [K] Pendapatan yang ditangguhkan 87.400 (pajak, saldo tkpkn, pengembalian belanja yg belum disetor ke kas negara sd 31 des 2011 dianggap sebagai Pendapatan yang ditangguhkan) jurnal kedua: [D] Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 4.800.000 [K] Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya 4.800.000 (sp2d LS yang sudah ditarik dari rekening bendahara tetapi belum dibayarkan kepada pegawai, tranfer dana dari kanpus yang belum bisa dibagi kepada pegawai karena menunggu rincian dicatat menggunakan jurnal diatas) Pada CaLK, harus terdapat penjelasan terkait akun ini, kapan disetorkan ke kas negara pada TA 2012, dan kapan dibayarkan kepada pegawai yang bersangkutan. Saldo Persekot Gaji yang belum dilunasi pegawai sd 31 Desember 2011

Upload: muhammad-anis

Post on 26-Jul-2015

1.043 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENTING _AKUN NERACA

PENJELASAN TAMBAHAN TERKAIT AKUN-AKUNYANG DISAJIKAN PADA NERACA

  

  Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaranada tidaknya Kas Lain di Bendahara Pengeluaran dapat dilihat dari LPJ Bendahara per 31 Desember 2011 (yang didukung dengan rekening koran per 31 des 2011 dan Berita Acara Penutupan Kas). Jika pada kolom saldo akhir baris BP Pajak dan BP Lain-lain tidak nihil, maka kesimpulannya: harus disajikan akun Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran pada Neraca per 31 Des 2011.Contoh:semisal nilai 27.400 adalah pajak yang belum disetor, dan nilai 4.860.000 terdiri dari saldo tkpkn yang belum sempat disetor sebesar 60.000 dan sebesar 4.800.000 adalah SP2D LS yang belum sempat dibayarkan kepada pegawai yang berhak.maka, jurnal yang harus di input pada aplikasi sakpa (setelah membuat Formulir Jurnal Aset) adalah sebagai berikut:[D] Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 87.400[K] Pendapatan yang ditangguhkan 87.400(pajak, saldo tkpkn, pengembalian belanja yg belum disetor ke kas negara sd 31 des 2011 dianggap sebagai Pendapatan yang ditangguhkan)jurnal kedua:[D] Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 4.800.000[K] Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya 4.800.000(sp2d LS yang sudah ditarik dari rekening bendahara tetapi belum dibayarkan kepada pegawai, tranfer dana dari kanpus yang belum bisa dibagi kepada pegawai karena menunggu rincian dicatat menggunakan jurnal diatas)Pada CaLK, harus terdapat penjelasan terkait akun ini, kapan disetorkan ke kas negara pada TA 2012, dan kapan dibayarkan kepada pegawai yang bersangkutan. 

  Saldo Persekot Gaji yang belum dilunasi pegawai sd 31 Desember 2011 atas saldo persekot gaji yang belum dilunasi ini, dibuatkan Daftar

Mutasi Piutang Negara per 31 Desember 2011 (berisi saldo 31 des 2010, penambahan, pengurangan/pelunasan, saldo 31 des 2011)Nilai saldo per 31 Desember 2011 itulah yang harus disajikan pada Neraca dengan akun “Belanja Pegawai Dibayar Dimuka”.

Page 2: PENTING _AKUN NERACA

Jurnal Neraca pada aplikasi SAKPA:[D] Belanja pegawai dibayar di muka [113631][K] Cadangan Piutang [311311][dasar jurnal ini sementara adalah Panduan Teknis Edisi 9 Juni 2011, sambil menunggu jawaban dari dit apk]

Saldo Persekot Gaji tidak dihitung penyisihan piutang tak tertagihnya. Jika terdapat persekot gaji yang diajukan pegawai selama TA 2011

(walaupun pegawai tersebut telah pindah ke satker lain), maka nilai persekot yang diajukan tersebut harus mempengaruhi “Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual” tepatnya pada kolom kurang, baris akun yang terkait dengan persekot gaji. Tujuannya untuk mengurangi realisasi belanja pegawai secara kas.

   Piutang PNBP dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih (termasuk

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi) Pertama, inventarisasi terlebih dahulu Piutang PNBP yang mungkin ada

di SatkerBerdasarkan Perdirjen Perbendaharaan No. PER-85/PB/2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga, maka jenis piutang yang mungkin ada di lingkup 01508 adalah sbb:

  Piutang atas penerimaan Sewa BMN (rumah dinas, gedung, dsb) [misal, ada pegawai yang blm bayar sewa bln desember]. Dasar SK Penghunian Rumdin, Perjanjian Sewa Menyewa, dsb;

  Piutang atas Tuntutan Ganti Rugi/Tuntutan Perbendaharaan atas dasar SKTM/SKPGR;

  Piutang atas penerimaan jasa giro rekening bendahara yang belum menerapkan TNP;

  Piutang atas penjualan dokumen lelang;  Piutang atas penerimaan denda keterlambatan penyelesaian

pekerjaan pemerintah;  Piutang atas kelebihan belanja (pegawai, barang, modal) yang

akan disetor TA 2012 (penerimaan pengembalian belanja TAYL);  Piutang lainnya ???

jika penatausahaan piutang benar-benar diterapkan sesuai Perdirjen No PER-02/PB/2007 dan Perdirjen Perbendaharaan No. PER-85/PB/2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga, maka seharusnya tiap2 piutang diatas ada KARTU PIUTANG, SURAT PENAGIHAN, Daftar Mutasi Piutang, dsb.

Menyajikan nilai Piutang PNBP pada Neraca melalui menu jurnal neraca pada aplikasi SAKPA dengan dokumen sumber Daftar Mutasi Piutang dan Formulir Jurnal Aset

MENYAJIKAN NILAI PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA NERACA

Page 3: PENTING _AKUN NERACA

  Membuat kartu penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 82 Tahun 2011

  Menentukan Kualitas tiap-tiap piutang, sebagai berikut:# Lancar : bila belum dilakukan pelunasan sd tanggal jatuh tempo yang ditetapkan [belum dilunasi kok lancar??lihat yg di bold]# Kurang Lancar : bila belum dilakukan pelunasan dlm jangka waktu 1 bulan sejak tanggal Surat tagihan Pertama# Diragukan : bila belum dilakukan pelunasan dlm jangka waktu 1 bulan sejak tanggal Surat tagihan Kedua# Macet : bila belum dilakukan pelunasan dlm jangka waktu 1 bulan sejak tanggal Surat tagihan Ketiga atau bila piutang itu telah diserahkan kepada PUPN (panitia urusan piutang negara)

  Menghitung Nilai Penyisihan Piutang tak Tertagih untuk tiap-tiap kualitas piutang dengan persentase sbb:# piutang kualitas lancar = 5/1000 (lima per mil) dari nilai saldo piutang, tanpa dikurangi nilai agunan# piutang kualitas kurang lancar = 10 persen dari (nilai saldo piutang dikurangi nilai agunan)# piutang kualitas diragukan = 50 persen dari (nilai saldo piutang dikurangi nilai agunan)# piutang macet = 100 persen dari (nilai saldo piutang dikurangi nilai agunan)

                                                (jika terdapat agunan, proporsi nilai agunan yang dapat digunakan sebagai pengurang saldo piutang. dapat dilihat pada perdirjen 82)

  

SIMULASI PIUTANG PNBPmisalkan, sd 31 desember 2011 terdapat piutang sewa rumah dinas senilai Rp1.650.000,00 dan tidak ada agunan atas piutang itu (karena ada jaminan potong gaji tiap bulan)maka pertama, pada neraca per 31 Des 2011 sajikan dulu akun “Piutang PNBP” pada neraca [melalui menu jurnal neraca] senilai 1.650.000,00Selanjutnya, menghitung nilai akun “penyisihan piutang tak tertagih”Karena tidak ada nilai agunan serta termasuk piutang berkualitas lancar, maka nilai penyisihan piutang tak tertagihnya adalah = Rp1.650.000,00 X 5 per seribu = Rp8.250 rupiah.nilai 8.250 itu yang harus disajikan pada neraca dengan akun “Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang PNBP” [kode 116211]Jurnal Neraca pada Aplikasi SAKPA:(D) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang PNBP -8.250(K) Cadangan Piutang -8.250

Page 4: PENTING _AKUN NERACA

[nilai minus dikarenakan akun penyisihan piutang tak tertagih akan mengurangi nilai piutang. Tujuannya agar piutang di neraca dapat disajikan sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan]namun bukan berarti piutang yang harus ditagih nantinya senilai 1.641.750 (1.650.000 – 8.250)Nilai 8.250 hanya nilai yang dibentuk sesuai dengan basis akrual. SIMULASI UNTUK PIUTANG TGRuntuk nilai piutang TGR yang belum dilunasi, disajikan pada Neraca dengan akun “Tagihan Tuntutan Ganti Rugi”lalu setiap semester dan akhir tahun, nilai TGR itu dilakukan REKLASIFIKASI, yang artinya membagi nilai total saldo piutang TGR menjadi 2 klasifikasi, yaitu Jangka Pendek (bagian dari Aset Lancar) dan Jangka Panjang (bagian dari Aset Lainnya).Piutang Jangka Pendek disajikan dengan akun “Bagian Lancar Tagihan TGR”sedangkan Piutang Jangka Panjangnya tetap disajikan dengan akun “Tagihan TGR”Contoh:misal: pada satker kanwil012 terdapat piutang TGR sebesar 11.900.00nilai tgr itu akan diangsur selama 24bulan, per bulan diangsur sebesar 495.833penanggungjawab TGR mengangsur dengan tertib dan sampai dengan 31 desember 2011, dan nilai sisa piutang TGR sd 31 des 2011 adalah sebesar 7.437.503 maka,harus dilakukan reklas nilai tgr, dan nilai yang harus DITAMPILKAN pada neraca percobaan satker kanwil012 per 31des2011 adalah:# akun bagian lancar TGR [113411] = 12 X 495.833# akun Tagihan TGR [151211] = 7.437.503 – (12 X 495.833) itu nilai yang harus disajikan (bukan nilai jurnal neracanya), sedangkan jurnal neraca yang harus dibuat adalah dengan membandingkan nilai-nilai itu pada neraca periode sebelumnya (misal nilai per 30Nop2011)intinya, buat jurnal neraca dengan angka sedemikian rupa, agar nilai yang tersaji pada neraca sama dengan perhitungan reklas diatas. Selanjutnya, hitung nilai akun “penyisihan piutang tak tertagih”. (jangan lupa buat Kartu Penyisihan Piutang Tidak Tertagih)karena ada piutang jangka pendek dan jangka panjang, maka nilai penyisihan yang harus disajikan pada neraca percobaan juga ada 2,

Page 5: PENTING _AKUN NERACA

yaitu “penyisihan piutang tak tertagih-bagian lancar TGR” dan “penyisihan piutang tak tertagih-tagihan tgr” untuk akun “penyisihan piutang tak tertagih-bagian lancar TGR” nilainya adalah = nilai bagian lancar TGR (12 X 495.833) dikalikan 5 per seribuuntuk akun “penyisihan piutang tak tertagih-tagihan tgr” nilainya adalah = nilai akun tagihan TGR per 31 des 2011 yang tadi sudah dihitung [7.437.503 - (12 X 495.833)] dikalikan 5 per seribu. dan terakhir, sajikan nilai masing2 akun itu pada neraca melalui menu jurnal neraca pada SAKPA.Itu tadi contoh perhitungan penyisihan piutang tidak tertagih TGR, tanpa nilai agunan. Untuk TGR yang disertai agunan, maka perhitungan akun penyisihan piutang tak tertagih harus memperhitungkah nilai agunan, untuk selanjutnya menghitung penyisihan tak tertagihnya (atas piutang jangka pendek dan jangka panjang) secara proporsional.(jika piutang TGR hanya disertai dengan jaminan Surat Kuasa Pemotongan Gaji, maka untuk menghitung nilai penyisihan tak tertagih, nilai agunan adalah 0 dan tidak perlu diperhitungkan dengan saldo piutang) SIMULASI UNTUK PIUTANG TGR YANG DISERAHKAN KE PUPNsampai ada keputusan lebih lanjut dari Dit APK, maka untuk TGR yang diserahkan ke PUPN, maka disajikan pada Neraca dengan akun “Tagihan Tuntutan Ganti Rugi” [151211]TIDAK ada reklasifikasi untuk akun ini, dan selanjutnya disajikan akun “penyisihan piutang tak tertagih” sebesar 100% dari nilai sisa TGR yang sudah diserahkan ke PUPN. contoh:pada satker kanwil011 terdapat TGR yang sudah diserahkan ke PUPN senilai 368.527.696maka,pada neraca kanwil 011 per 31 Desember 2011 harus terdapat akun “Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi” 151211dan akun “penyisihan piutang tak tertagih-tagihan TGR” 155211 perhitungannya:akun “Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi” = 368.527.696akun “penyisihan piutang tak tertagih-tagihan TGR” = 100% dikalikan (nilai sisa TGR dikurangi nilai agunan)

Page 6: PENTING _AKUN NERACA

jika tidak ada agunan/sitaan, maka nilai penyisihan adalah sebesar sama dengan nilai tgr.jika ada agunan/sitaan, maka sebelum dikalikan dengan 100% (nilai yang ditentukan untuk piutang kualitas macet), maka harus dihitung dulu nilai agunannya sebelum dikurangkan dengan total sisa tagihan tgr nya.  

   INFORMASI AKRUAL

Informasi yang diakrualkan adalah sbb:A. yang disajikan sebagai PIUTANG: Pendapatan yang masih harus diterima

•   adalah pendapatan yang sampai dengan tanggal pelaporan belum diterima

(sudah dibahas pada poin Piutang PNBP, Persekot Gaji, Piutang TGR, dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih)

Belanja dibayar dimuka      Pengeluaran satuan kerja yang telah membebani pagu anggaran,

namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja

      Terdiri dari:o  Belanja Pegawai Dibayar Dimuka (saldo persekot gaji per 31

desember 2011)o  Belanja Barang Dibayar Dimuka (Contoh: belanja sewa gedung

kantor yang dibayar tahun anggaran 2011 namun jasanya baru dinikmati pada tahun anggaran 2012, atau sewa gedung kantor yang dibayar pada tahun 2011 untuk sewa selama 3 tahun)Jurnal Neraca:[D] 113632 Belanja Barang dibayar dimuka[K] 312111 Barang/Jasa yang masih harus diterimabelanja barang dibayar di muka (dibayar pada tahun 2011, akan mempengaruhi “Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual” pada kolom kurang baris akun belanja barang sewa.

o  Belanja Modal Dibayar Dimuka (tidak ada di bagan akun standar)o  Uang Muka Belanja Pegawai o  Uang Muka Belanja Barango  Uang Muka Belanja Modal (Retensi???)berdasarkan penjelasan dari

dit apk, maka untuk retensi 5% cukup diungkapkan pada CaLK B. yang disajikan sebagai HUTANG:  Pendapatan diterima dimuka

      pendapatan sudah diterima satuan kerja namun wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas

      contoh:

Page 7: PENTING _AKUN NERACA

-          Pendapatan sewa gedung/mess/rumdin yang diterima pada TA 2011 untuk masa sewa TA 2012 (misal ada pihak ketiga yang menyewa gedung kantor sampai 1tahun lebih); [K] 211811 Pendapatan Sewa Diterima di Muka[D] 312211 Barang/Jasa yang harus diserahkan

-          Pendapatan PNBP lainnya yang telah diterima satker, namun pelaksanaan pekerjaan pada TA berikutnya, [K] 211819 Pendapatan Bukan Pajak Lainnya Diterima di Muka[D] 312211 Barang/Jasa yang harus diserahkan

-          kelebihan penerimaan sewa rumah dinas oleh pegawai yg akan diperhitungkan pada bulan berikutnya.[K] 211819 Pendapatan Bukan Pajak Lainnya Diterima di Muka[D] 312211 Barang/Jasa yang harus diserahkan

-          kelebihan penerimaan sewa rumah dinas oleh pegawai yang sudah pensiun[K] 211323 Utang Kelebihan pembayaran Pendapatan Non Pajak Lainnya[D] 311611 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek  

      atas transaksi pendapatan diterima di muka, akan mengurangi realisasi pendapatan basis kas, sehingga pada Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual akan masuk pada kolom kurang; 

 Belanja yang masih harus dibayar      adanya kewajiban yang timbul karena:o  hak atas barang.jasa yang telah diterima/dinikmatio  Perjanjian/komitmen yang dibuat

Sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran atau pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.

      Contoh: o  Belanja Pegawai yang Masih Harus Dibayar

- disebabkan karena kekurangan gaji yang belum dibayar hingga akhir tahun 2011 (misal karena adanya SK Kenaikan Pangkat, SK Kenaikan Gaji Berkala per tanggal 1 Oktober 2011 misalnya. Jadi negara masih berhutang kepada pegawai itu dr okt-des)

o  Belanja Barang yang Masih Harus Dibayarcontohnya: tagihan bulan Januari 2012 atas pemakaian telepon, listrik, air, internet pada bulan Desember 2011

o  Belanja Modal yang Masih Harus Dibayarcontohnya: atas serah terima aset tetapi belum dibayar sd 31 Des 2011Jurnal Neraca:[K] Belanja Pegawai/Barang/Modal yang masih harus dibayar (211211/211212/211213)

Page 8: PENTING _AKUN NERACA

[D] Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek (311611)

atas belanja yang masih harus dibayar, akan mempengaruhi kolom tambah pada Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual.  Informasi pendapatan dan belanja secara akrual disajikan

secara terpisah dari Laporan Realisasi Anggaran berbasis kas yang dihasilkan dari SAIInformasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual TA 2011 menyajikan semua akun yang terkait pendapatan dan belanja (tidak hanya akun-akun pendapatan/belanja yang terpengaruh akrual saja). Informasi ini dapat dihasilkan dari aplikasi sakpa melalui menu Laporan submenu Data Realisasi Basis KasSelanjutnya dari file yang dihasilkan pada folder c/sakpa11/tem/ perlu dilakukan beberapa penyesuaian sebagai berikut:

-           menambahkan baris total untuk kelompok akun PENDAPATAN, baris subtotal untuk kelompok akun BELANJA PEGAWAI, baris subtotal kelompok akun BELANJA BARANG, baris subtotal akun BELANJA MODAL, dan baris total BELANJA.[tujuannya agar form Informasi ini benar-benar dapat menyajikan informasi pendapatan dan belanja secara total, bukan hanya informasi akrual dari akun tertentu saja]

-           mengisi kolom tambah sesuai dengan transaksi akrual yang terjadi (misal atas kekurangan gaji TA 2011 yang dibayarkan pada TA 2012, maka pada tiap akun belanja pegawai yang terpengaruh harus dicantumkan nilai kekurangan tersebut pada kolom tambah) Sedangkan pada kolom kurang diisi realisasi TA 2011 yang seharusnya merupakan beban TA 2010. Nilai pada kolom kurang ini seharusnya tidak boleh kurang nilainya dari informasi pada kolom tambah form akrual 2010 yang lalu.misalkan pada form akrual TA 2010 yang lalu menyajikan nilai 10 juta pada kolom tambah, maka pada form akrual ta 2011, nilai yang disajikan pada kolom kurang seharusnya sama atau bisa lebih dari 10juta (tidak mungkin kurang dari 10 juta)

-           nilai pada kolom tambah sub total belanja pegawai, harus sama nilainya dengan akun “belanja pegawai yang masih harus dibayar” pada neraca percobaan

-           nilai pada kolom tambah sub total belanja barang harus sama nilainya dengan akun “belanja barang yang masih harus dibayar” pada neraca percobaan[selengkapnya baca Perdirjen 62 Tahun 2009]

 Penjelasan ini tidak bersifat mutlak. Jika terdapat ketidaksesuaian penjelasan

ini dengan peraturan perundangan, mohon segera menghubungi pihak terkait.

Page 9: PENTING _AKUN NERACA
Page 10: PENTING _AKUN NERACA

Panduan Langkah-langkah Akhir Tahun Penyusunan Laporan Keuangan TA 2009 bagi Satker Lingkup Ditjen Perbendaharaan Posted by fafaahmad on Januari 8, 2010 in Akuntansi Pemerintahan

Panduan Langkah-langkah Akhir Tahun ini disiapkan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan Departemen Keuangan sebagai panduan untuk masing-masing Eselon 1 di Departemen Keuangan dalam menyusun Laporan Keuangan Tahunan TA 2009. Karena kami adalah UAPPA-E1 Ditjen Perbendaharaan, ada beberapa hal yang kami sesuaikan dengan transaksi-transaksi yang ada di Ditjen Perbendaharaan. Untuk satker selain Ditjen Perbendaharaan silakan menyesuaikan kembali dengan kondisi masing-masing. Ada beberapa lampiran yang akan kami sampaikan, namun tidak dapat kami share di sini. Untuk teman-teman UAPPA-W Ditjen Perbendaharaan silakan menghubungi [email protected] untuk mendapatkan lampiran tersebut.

Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Penyusunan LRA  meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 

Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja

1)       memastikan bahwa pagu total setelah revisi UAPPA-W adalah sama dengan rekap pagu dari UAPPA-E1 per 31 Desember 2009 (terlampir).

2)       Melakukan pengecekan  kesesuaian data pagu pada DIPA/revisi DIPA dan SKPA dengan Laporan Realisasi Anggaran Belanja yang telah direkonsiliasi secara berjenjang dengan KPPN dan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan setempat

3)       Melakukan pengecekan kesesuaian data estimasi PNBP dengan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan.

Realisasi Anggaran pendapatan meliputi :

1)       Jenis pendapatan: meneliti kebenaran mata anggaran yang ada di LRA dengan Bagan Akun Standar serta tupoksi dari satker yang bersangkutan

2)       Realisasi Pendapatan: melakukan verifikasi kesesuaian jenis pendapatan dengan tupoksi satker yang bersangkutan

3)       memastikan bahwa Pendapatan Jasa Perbendaharaan/TSA tidak di input di aplikasi SAK

4)       memastikan bahwa total realisasi pendapatan per 30 Juni 2009 sesuai dengan laporan yag dikirimkan ke UAPPA-E1 sebelumnya

5)       Terhadap satker yang sudah menerapkan Treasury Notional Pooling (TNP) untuk rekening bendahara pengeluaran, jasa giro dari rekening tersebut tidak dibukukan oleh satker

Page 11: PENTING _AKUN NERACA

bersangkutan tetapi merupakan pendapatan kantor pusat DJPB. Bagi satker yang belum menerapkan TNP maka jasa giro dari rekening bendahara pengeluaran dibukukan pada satker yang bersangkutan. Apabila per 31 Desember 2009 masih terdapat saldo di rekening bendahara pengeluaran, maka dibukukan sebagai kas lainnya pada utang pihak ketiga lainnya dan dijelaskan dalam CaLK.

Realisasi Anggaran Belanja meliputi:

1)       Kebenaran klasifikasi belanja: Meneliti kebenaran mata anggaran yang ada dalam LRA dengan Bagan Akun Standar (BAS) serta tupoksi satker yang bersangkutan

2)       memastikan bahwa total realisasi belanja per 30 Juni 2009 sesuai dengan laporan yang dikirimkan ke UAPPA-E1 sebelumnya

3)       memastikan bahwa tidak ada sisa pagu minus, dan/atau pengembalian belanja yang tidak terdapat F/SF/P/K/SK

4)       Kebenaran jumlah belanja : Melakukan verifikasi kesesesuaian realisasi anggaran dengan pagu anggaran yang ada di LRA

5)       Pengembalian belanja : Apabila terdapat pengembalian belanja pada tahun anggaran yang sama dengan realisasi belanja, agar diisi kode kegiatan dan sub kegiatannya

6)       Pengembalian TKPKN : Pengembalian TKPKN harus dikembalikan melalui penyetoran ke Kas Negara dengan kode akun 512411 dan satuan kerja 015.01.0199.409294 (kode satker KP Sekretariat Jenderal). Apabila terdapat pengembalian TKPKN yang tidak menggunakan kode satker KP Sekretariat Jenderal agar dibuat Berita Acara perbaikan data (dokumen sumber) dan dilakukan rekonsiliasi ulang dengan KPPN. Selanjutnya Berita Acara perbaikan dan SSBP pengembalian TKPKN tersebut diminta dan diserahkan ke KP Sekretariat Jenderal  (Biro Umum);

7)       Melakukan pengecekan rekonsiliasi belanja secara berjenjang antara SAK dan SAU dengan KPPN/Kanwil DJPB setempat

 Neraca Percobaan 

memastikan bahwa kode perkiraan terkait BMN dan jumlah tiap perkiraan  pada Neraca Percobaan Laporan UAPPA-W sudah sesuai dengan  Laporan Posisi BMN di Neraca pada Laporan UAPPB-W

 Penyusunan Neraca

Aset Lancar

1)      Kas di Bendahara Pengeluaran

Page 12: PENTING _AKUN NERACA

Melakukan pengecekan kesesuaian angka dengan dokumen pendukung berupa:

-          Berita Acara Penutupan Kas;

-          Register Penutupan  Kas, dan;

-          Rekening Koran Bank per 31 desember 2009 dilampirkan pada Laporan Keuangan;

-          Memastikan nilai Kas di Bendahara Pengeluaran hanya atas Uang Persediaan (UP) yaitu cash on hand, cash in bank, maupun kuitansi yang belum dipertanggungjawabkan.

-          Apabila masih terdapat sisa Uang Persediaan (UP) per 31 Desember 2009 agar diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) beserta tanggal penyetorannya.

2)      Kas Lainnya Di Bendahara Pengeluaran (sesuai S-4280/PN/2009 tentang Pengungkapan Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran)

Apabila terdapat sejumlah uang di bendahara pengeluaran yang belum disetor/diserahterimakan, maka dilakukan pencatatan:

-       Penerimaan Jasa Giro yang belum disetor per 31 Desember 2009, Pengembalian Belanja yang belum disetor dicatat sebagai :

                                        (D)     Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran  (111821)

                                                        (K)     Pendapatan Yang Ditangguhkan   (212411)

-       Belanja (LS) yang sudah diterbitkan SP2D, tetapi belum dibayarkan kepada yang berhak (saldo masih terdapat pada rekening bank maupun cash on hand Bendahara Pengeluran) dicatat sebagai :

                                        (D)     Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran  (111821)

                                                         (K)     Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya  (211291)

3)      Piutang Bukan Pajak

-       Dokumen sumber yang digunakan adalah tagihan dari pihak ketiga yang pada akhir periode akuntansi belum dilakukan pembayaran Per 31 Desember 2009.

-       Pengungkapan akun piutang bukan pajak dalam Catatan atas Laporan Keuangan diberikan penjelasan yang meliputi rincian piutang pajak berdasarkan:

umur piutang bukan pajak; piutang bukan pajak yang diusulkan untuk dihapuskan; dan piutang bukan pajak yang dihapuskan dalam tahun berjalan.

Page 13: PENTING _AKUN NERACA

-       piutang bukan pajak merupakan jumlah total dari persekot gaji/piutang lain yang jatuh tempo pada TA 2010 (form daftar piutang terlampir)

4)      Bagian Lancar TGR

-       Apabila terdapat TGR pada satker, per 31 Desember 2009 harus dipisahkan berapa TGR yang kemungkinan akan tertagih dalam waktu 12 bulan yang akan datang (piutang lancar) dan berapa sisa yang akan tertagih setelahnya;

-       Terhadap TGR yang tidak tertagih dalam satu tahun anggaran yang akan datang dicatat sebagai Tagihan TGR;

5)      Persediaan

-       Melakukan opname fisik/stock opname barang persediaan per 31 Desember 2009 yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Opname Fisik dan dilampirkan pada Laporan Keuangan;

-       Melakukan penginputan transaksi pada aplikasi persediaan yaitu mutasi tambah, mutasi kurang dan menginput hasil opname fisik tersebut;

 Aset Tetap

-       Memastikan bahwa saldo tiap perkiraan pada neraca per 31 Juni 2009 sudah sesuai dengan saldo “neraca UAPPA-W versi UAPPA-E1”.

-       memastikan bahwa revaluasi yang terekam dalam aplikasi SIMAK BMN sudah sesuai dengan Berita Acara Revaluasi (LP-01) dari DJKN

-       Melakukan pengecekan kesesuaian realisasi belanja modal (akun 53) pada SAK dengan mutasi aset pada SIMAK-BMN yaitu pembelian (101), pengembangan nilai aset (202), perolehan KDP (502), pengembangan KDP (503) dan aset tetap dalam renovasi (dari SAK);

-       Melakukan pengecekan apakah ada pembelian aset dengan menggunakan belanja barang (akun 52), apabila ada nilai tersebut dikapitalisasi dan diinput ke SIMAK BMN dan diungkapkan ke dalam CaLK;

-       Diinformasikan bahwa mutasi BMN yang bukan berasal dari belanja modal agar dicantumkan dalam Catatan atas Barang Milik Negara/CALBMN (adanya transfer masuk/keluar, hibah, penghapusan, atau lainnya) termasuk transaksi hasil penilaian aset oleh DJKN.

Pengecekan secara rinci per akun aset tetap sebagai berikut:

1)       Tanah

-       Data penambahan pembelian tanah harus sama dengan realisasi belanja modal untuk tanah;

Page 14: PENTING _AKUN NERACA

-       Bila terdapat realisasi belanja modal tanah untuk proses sertifikasi tanah tetapi belum selesai pada periode 31 Desember 2009, maka dibuatkan jurnal neraca dan dibukukan sebagai KDP serta dijelaskan dalam CALK tentang kondisinya;

-       Memastikan bahwa dalam neraca per 31 Desember 2009, tidak ada lagi akun Tanah Sebelum Disesuaikan.

-       Apabila terdapat koreksi penambahan dan pengurangan tanah yang bukan berasal dari realisasi belanja

2)       Gedung dan Bangunan

-       Data penambahan aset yang berasal dari pembelian Gedung dan Bangunan dalam SIMAK-BMN harus sama dengan realisasi belanja modal untuk gedung dan bangunan. Bila tidak sama harus dicek dengan akun KDP dan Aset Tetap Lainnya;

-       Khusus terhadap belanja pemeliharaan yang tidak menambah kuantitas, kualitas, kinerja dan/atau menambah umur aset maka tidak dikapitalisasi dalam Gedung dan Bangunan.

-       Penerimaan aset renovasi dari satker lain, dicatat dalam SIMAK-BMN pada menu perubahan >> penerimaan aset dari pengembangan aset renovasi;

-       Memastikan bahwa dalam neraca per 31 Desember 2009 tidak ada lagi akun Gedung dan Bangunan sebelum disesuaikan.

3)       Peralatan dan Mesin

-       Data penambahan aset yang berasal dari pembelian Peralatan dan Mesin dalam SIMAK-BMN harus sama dengan realisasi belanja modal untuk peralatan dan mesin;

-       Apabila satker menerima transfer masuk aset dari kantor pusat disertakan dengan berita acara serah terima beserta harga perolehannya;

-       Apabila satker menerima transfer masuk aset dari kantor pusat dan tidak terdapat harga perolehannya, satker bersangkutan dapat meminta bantuan kepada KPKNL setempat untuk menilai harga wajarnya;

-       Khusus untuk transfer masuk aset dari BA 999 maka satker bersangkutan harus membukukan terlebih dahulu dalam LK BA 999, baru dilakukan transfer keluar dan dilakukan pembukuan transfer masuk oleh satker BA 015 berdasarkan BAST dari DJA ke Setjen Kementerian Keuangan (BA 015);

-       Apabila transfer data dari SIMAK-BMN tidak sama dengan jurnal korolari di SAK maka dokumen sumber harus dicek ulang. Pastikan bahwa data aset sudah termasuk dengan pajak dan biaya lainnya;

Page 15: PENTING _AKUN NERACA

-       Memastikan bahwa dalam neraca per 31 Desember 2009 tidak ada lagi akun Peralatan dan Mesin Sebelum Disesuaikan.

4)       Jalan, Irigasi dan Jaringan

-       Data penambahan aset yang berasal dari pembelian Jalan, Irigasi dan Jaringan dalam SIMAK-BMN harus sama dengan realisasi belanja modal untuk Jalan, Irigasi dan jaringan;

-       Memastikan bahwa dalam neraca per 31 Desember 2009 tidak ada lagi akun Jalan, Irirgasi dan Jaringan  Sebelum Disesuaikan.

5)       Aset Tetap Lainnya

-       Memastikan bahwa realisasi belanja modal aset tetap lainnya sebagai penambah akun Aset Tetap Lainya pada satker bersangkutan;

-       Terhadap satker yang mempunyai belanja modal untuk renovasi gedung dan bangunan tetapi bukan sebagai kuasa pengguna barang, sebelum diserahterimakan kepada kuasa pengguna barang, dicatat terlebih dahulu sebagai aset tetap lainnya melalui jurnal neraca pada SAK;

-       Setelah dilakukan serah terima kepada satker pemilik gedung dan bangunan, direklasifikasi dari aset tepat lainya dengan menggunakan jurnal neraca pada SAK.

6)       Konstruksi Dalam Pengerjaan

-       Realisasi belanja modal tanah, peralatan dan mesin maupun gedung dan bangunan untuk pembangunan gedung baru yang melalui beberapa termin dan belum selesai pada saat tanggal neraca harus dicatat di SIMAK-BMN pada menu Konsruksi Dalam Pengerjaan >> sebagai Perolehan KDP >> termin berikutnya sampai termin terakhir >> pengembangan KDP >> setelah ada berita acara serah terima aset melalui menu Perolehan >> Penyelesaian Pembangunan;

-       Realisasi belanja modal tanah, peralatan dan mesin maupun gedung dan bangunan untuk pengembangan aset gedung dan bangunan yang melalui beberapa termin harus dicatat di SIMAK-BMN pada menu Konstruksi Dalam Pengerjaan >> sebagai perolehan KDP >> termin berikutnya sampai termin terakhir>> pengembangan KDP >> setelah ada serah terima aset melalui menu perubahan >> Pengembangan dengan KDP.

Aset Lainnya

1)       Tuntutan Ganti Rugi/Tuntutan Perbendaharaan

Terhadap TP/TGR yang jatuh tempo lebih dari satu tahun (12 bulan) dicatat ke dalam kelompok aset lainnya sebagai TP/TGR melalui jurnal neraca pada SAK. Realisasi pendapatan TGR disetor ke kas negara dengan SSBP dengan kode akun 423922. Realisasi pendapatan tersebut mengurangi jumlah TGR.

Page 16: PENTING _AKUN NERACA

2)       Aset Tak Berwujud

-       Semua aset tak berwujud yang diperoleh dari Belanja Modal Fisik lainnya maupun dari pos belanja lainnya dicatat sebagai aset tak berwujud melalui SIMAK-BMN, termasuk software yang diperoleh sebelum tahun 2008.

-       Aset tak berwujud yang tidak digunakan dalam operasional pemerintah, dikeluarkan dari neraca (write off) dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang.

3)       Aset Lain-lain

-       Aset tetap rusak berat yang tidak digunakan lagi dalam kegiatan operasional satker, direklasifikasi dari kelompok aset tetap menjadi aset lain-lain pada laporan BMN pada menu Transaksi >> Penghentian BMN dari penggunaan;

-       Dalam SAK TA 2009 sudah tidak perlu lagi melakukan jurnal neraca untuk mencatat aset yang sudah rusak berat.

-       Aset tetap rusak berat yang telah direklasifikasi menjadi aset lain-lain dan digunakan kembali dalam kegiatan operasional pemerintah (renovasi, pengembangan, dsb), dicatat kembali sebagai aset tetap.

Utang

Perkiraan Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar ditampilkan pada neraca UAPPA-W jika terdapat belanja yang masih harus dibayar per 31 Desember 2009. Misal: tagihan listrik, air, telepon, pengadaan barang/jasa yang telah diterima namun belum dibayar, dsb (selengkapnya dapat dilihat pada Perdirjen PBN No. 62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan).

 Ekuitas

Angka-angka pada pos ekuitas dana dicek kesesuaiannya terhadap angka pos pasangannya pada aset dan utang.

 

 Monitoring Klarifikasi Aset Tetap

a)      Melakukan pengecekan saldo SIMAK-BMN oleh tim penertiban aset, apakah datanya sama

b)      Memastikan semua aset tetap telah dilakukan inventarisasi dan penilaian oleh DJKN dan telah diinput dalam aplikasi SABMN maupun SIMAK-BMN

Page 17: PENTING _AKUN NERACA

c)       Melakukan penginputan data hasil penilaian aset satker (LP-01) berdasarkan data hasil inventarisasi dan penilaian DJKN meliputi Tanah, Gedung dan Bangunan, serta Peralatan dan Mesin, khususnya kendaraan bermotor perlu dicek kebenarannya

d)      Bagi satker yang melakukan penginputan hasil penilaian tanpa pendampingan Tim Pusat perlu disiapkan berita acara klarifikasi aset dan disampaikan kepada kantor pusat unit masing-masing dan Biro Perlengkapan Setjen

e)      Melakukan pengecekan data penilaian aset untuk aset selain Tanah, Gedung dan Bangunan, serta kendaraan bermotor yang dilaksanakan sampai dengan TA 2008.

 

Klarifikasi Data Rekening

Pengecekan data rekening meliputi :

-       Kejelasan status rekening satker (data dari departemen);

-       Rekening yang dipertahankan beserta surat persetujuan;

-       Rekening yang ditutup beserta surat penutupan, dan saldo rekening koran terakhir, dan SSBP atas penyetoran penutupan rekening ke kas negara.

Informasikan mengenai ketentuan rekening:

-       Jumlah rekening yang dimiliki satker apakah sudah sesuai dengan ketentuan bahwa satu DIPA satu rekening dan satu bendahara.

-       Rekening Bendahara Penerimaan/Pengeluaran, persetujuan atau pengesahan atas pembukaan rekeningnya melalui KPPN, sedangkan rekening lainnya harus melalui Dit. PKN DJPB.

Menginformasikan bahwa data rekening (dipertahankan dan ditutup) dilampirkan dalam laporan keuangan baik yang ditutup tahun ini maupun tahun sebelumnya.

 

Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Melakukan pengecekan apakah CaLK telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008 tanggal 20 Nopember 2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Satker/kanwil dibimbing untuk menyusun CaLK sesuai ketentuan tersebut. Dalam penyusunan CaLK perlu diperhatikan untuk  menjelaskan pos-pos yang ektrim, apabila terjadi kenaikan/penurunan LRA dan Neraca dibandingkan dengan tahun 2008.

Page 18: PENTING _AKUN NERACA

A.      Laporan  yang Dihasilkan:

1. Laporan Realisasi Anggaran;2. Neraca;3. Catatan atas Laporan Keuangan;4. Catatan atas Laporan Mutasi Barang Milik Negara;

B.      Lampiran atas Laporan keuangan

1. Berita acara rekonsiliasi belanja tingkat wilayah;2. Berita acara penyusunan laporan keuangan;3. Saldo rekening bendahara pengeluaran;4. Daftar rekening yang dipertahankan;5. Daftar rekening yang ditutup;6. Rekapitulasi Piutang PNBP;7. Daftar Barang Persediaan;8. Laporan Barang Milik Negara Intra Komptabel;9. Laporan Barang Milik Negara Ekstra Komptabel;10. Backup UAPPA-W dan UAPPB-W;11. Backup UAKPA dan UAKPB.