penngertian shoping center

9
Pengertian Shopping Center Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Bila dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Center (Pusat) : 1) Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary) 2) Sebuah tempat dimana aktifitas -aktifitas tertentu dikonsentrasikan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary) 3) Tempat yang berada ditengah - tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut. b. Shopping (Perbelanjaan) : suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalam melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara persediaan dan penawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana. (menurut Clivi Darlow dalam endelosed shopping centers). c. Shopping Center : 1) Adalah suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu kelompok yang sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain disuatu tempat biasanya diciptakan oleh seorang pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain, seringkali persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapat satu toko dari jenis dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing masing toko itu akan penjualannya, dan lain-lain. (menurut Drs. Abdul rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan) 2) Adalah sebagai suatu kesatuan bangunan komersil yang dibangun dan didirikan pada suatu lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi yang berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan temat parkir yang dibuat menurut tipe dan ukuran total dari toko-toko. (menurut urban institute). Dengan demikian Shopping Center di Manokwari dapat diartikan sebagai suatu wadah yang menjadi pusat kegiatan perdagangan barang dan jasa yang bersifat komersial yang dipersewakan kepada sejumlah orang atau badan usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan barang ( pertokoan ) dimana pihak pengelolah bangunan tidak turut campur terhadap aktivitas teknis operasional pihak penyewa dan berlokasi di Papua Barat Kabupaten Manokwari untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat umum. Dari sejumah pengertian diatas, maka dapat disimpulkan ciri-ciri umum sebuah Shopping Center, yaitu: a) menyediakan kegiatan perdagangan dan jasa b) memiliki sistem manajemen yang profesional c) terdiri dari sejumlah toko yang dilengkapi dengan mini market dan departement store d) dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya dan sarana hiburan. Thursday, April 12, 2007 Pengertian & Sistem Sirkulasi I.1.Pengenalan Perbelanjaan, I.1.1.Pusat Perbelanjaan I.1.1.1 Pengertian

Upload: muhammadkholisitishomansor

Post on 08-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pengertian

TRANSCRIPT

Page 1: Penngertian Shoping Center

Pengertian Shopping Center Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dariberbagai jenis. Bila dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikansebagai berikut : a. Center (Pusat) : 1) Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan.(OxfordAdvanced Learner’s Dictionary) 2) Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentudikonsentrasikan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary) 3) Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut. b.Shopping (Perbelanjaan) : suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalammelakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara persediaan danpenawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana. (menurut Clivi Darlowdalam endelosed shopping centers). c. Shopping Center : 1) Adalah suatu kumpulan toko-tokoeceran dalam suatu kelompok yang sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain disuatutempat biasanya diciptakan oleh seorang pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itukepada orang lain, seringkali persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapatsatu toko dari jenis dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing masing toko itu akanpenjualannya, dan lain-lain. (menurut Drs. Abdul rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuanganperdagangan) 2) Adalah sebagai suatu kesatuan bangunan komersil yang dibangun dan didirikanpada suatu lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuahkesatuan operasi yang berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko dan area perbelanjaan dariunit tersebut. Unit ini juga menyediakan temat parkir yang dibuat menurut tipe dan ukuran totaldari toko-toko. (menurut urban institute). Dengan demikian Shopping Center di Manokwaridapat diartikan sebagai suatu wadah yang menjadi pusat kegiatan perdagangan barang dan jasayang bersifat komersial yang dipersewakan kepada sejumlah orang atau badan usaha yangbergerak dalam bidang perdagangan barang ( pertokoan ) dimana pihak pengelolah bangunantidak turut campur terhadap aktivitas teknis operasional pihak penyewa dan berlokasi di PapuaBarat Kabupaten Manokwari untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat umum.Dari sejumah pengertian diatas, maka dapat disimpulkan ciri-ciri umum sebuah ShoppingCenter,yaitu:a) menyediakan kegiatan perdagangan dan jasa

b) memiliki sistem manajemen yang profesionalc) terdiri dari sejumlah toko yang dilengkapi dengan mini market dan departement stored) dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya dan sarana hiburan.

Thursday, April 12, 2007

Pengertian & Sistem Sirkulasi

I.1.Pengenalan Perbelanjaan,

I.1.1.Pusat Perbelanjaan

I.1.1.1 Pengertian

Page 2: Penngertian Shoping Center

o Adalah kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau melihat dan

membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sosial

masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan berbelanja bagi

pengunjung.

o Adalah sebagai suatu kelompok perbelanjaan (pertokoan) terencana yang dikelola

oleh suatu manajemen pusat, yang menyewakan unit-unit kepada pedagang dan

mengenai hal-hal tertentu pengawasannya dilakukan oleh manajer yang sepenuhnya

bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan tersebut. (Nadine Bednington 1982)

I.1.1.2. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

a. Dilihat dari luas areal pelayanan berdasarkan U.L.I. standar (Shopping Centers,

Planning, Development & Administration, Edgar Lion P.Eng )

o Regional Shopping Centers :

Luas areal antara 27.870 – 92.900 m2, terdiri dari 2 atau lebih yang seukuran

dengan department store. Skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk,

terletak pada lokasi yang strategis, tergabung dengan lokasi perkantoran,

rekreasi dan seni.

o Community Shopping Centre :

Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri atas junior departmen store,

supermarket dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk,

terletak pada lokasi mendekati pusat-pusat kota (wilayah).

o Neigbourhood Shopping Centre :

Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000

penduduk. Unit terbesar berbentuk supermarket, berada pada suatu lingkungan

tertentu.

Page 3: Penngertian Shoping Center

b. Dilihat dari jenis barang yang dijual ( Design for Shopping Centers, Nadine

Beddington ).

o Demand (permintaan), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga

merupakan kebutuhan pokok.

o Semi Demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual barang-barang untuk

kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

o Impuls (barang yang menarik), yaitu yang menjual barang-barang mewah yang

menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.

o Drugery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum dan

lain-lain.

c. Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan

1. Sistem Banyak Koridor

o Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada

penekanan, sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanyabagian depan / yang dekat dengan enterance saja.

o Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.

o Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di

Indonesia.

o Contoh : Pasar Senen & Pertokoan Duta Merlin.

Page 4: Penngertian Shoping Center

2. Sistem Plaza

o Terdapat plaza / ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi

kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk

efisiensi ruang.

o Mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masing toko, lokasi strategis

berada di dekat plaza tersebut, mulai mengenal pola vide & mezanin

o Contoh : Plaza Indonesia, Gajah Mada Plaza, Glodok Plaza, Ratu Plaza,

Plaza Semanggi, ITC Cempaka Mas, dll.

3. Sistem Mall

o Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau

lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam

ukuran besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium.

o Jalur itu akan menjadi sirkulasi utama, karena menghubungkan dua

titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 12 pt, Font color: Blue

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 12 pt, Font color: Blue

Page 5: Penngertian Shoping Center

o Contoh : Pondok Indah Mall, Blok M, Atrium Senen, Mall Kelapa Gading

1-2, Mall Ciputra.

d. Menurut standar perencanaan DKI Jakarta, Pusat Perbelanjaan di Jakarta dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

o Pusat Perbelanjaan Lingkungan

Jangkauan pelayanan meliputi 3000-30.000 penduduk. Pada umumnya

barang yang diperdagangkan adalah barang-barang primer (dipakai sehari-hari).

Radius pelayanan 15 menit berjalan kaki, lokasinya berada di lingkungan

pemukiman.

o Pusat Perbelanjaan Wilayah

Jangkauan pelayanan meliputi 30.000-200.000 penduduk. Pada umumnya

barang yang diperdagangkan adalah barang sekunder (kebutuhan berkala).

Radius pelayanan wilayah/ tingkat kecamatan. Pencapaian 2500 m dengan

kendaraan cepat, 1500 m dengan kendaraan lambat, 500 m dengan berjalan

kaki. Lokasinya berada di pusat wilayah.

o Pusat Perbelanjaan Kota

Jangkauan pelayanan meliputi 200.000-1.000.000 penduduk. Jenis barang

yang diperdagangkan lengkap dan tersedia fasilitas toko, bioskop, rekreasi,

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 12 pt, Font color: Blue

Page 6: Penngertian Shoping Center

bank, dan lain-lain. Pencapaian maksimal 25 menit dengan kendaraan.

Lokasinya strategis dan dapat digabungkan dengan lokasi perkantoran.

I.1.1.3 Perkembangan Pusat Perbelanjaan di Jakarta

Pusat-pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta sangat beragam kondisi dan

kelasnya. Banyaknya pusat perbelanjaan ini menunjukkan keadaan ekonomi

masyarakat yang mulai membaik. Beberapa hal yang menyebabkan semakin

maraknya pusat perbelanjaan di Jakarta, adalah :

o Mulai membaiknya perekonomian setelah terpuruk dari krisis sejak tahun 1998,

mempengaruhi pendapatan penduduk, dan daya beli masyarakat tidak hanya

ditujukan untuk kebutuhan primer saja tetapi juga hal-hal sekunder dan tersier.

o Kecenderungan masyarakat perkotaan yang menjadikan pusat perbelanjaan untuk

berbelanja sekaligus sebagai tempat rekreasi sehingga pusat perbelanjaan pasti

ramai dikunjungi pada hari libur.

o Sarana transportasi yang memadai seperti jalan tol, sehingga jarak tempuh ke pusat

perbelanjaan dapat dicapai dengan waktu singkat. Hal ini dapat dilihat pada peta

lokasi pusat perbelanjaan yang ada yaitu selain terletak di jalan arteri/ utama yang

strategis, juga terletak di sekitar outter-ring road dan inner ring road.

Rata-rata tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jakarta saat ini adalah pada pusat-

pusat perbelanjaan strata title (kepemilikan perorangan) 70,07 %, sedangkan pada

pusat-pusat perbelanjaan sewa lebih tinggi yaitu 89,80 %.

Nah dilihat dari Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan dengan jelas dapat disimpulkan:

1. Sistem dengan banyak koridor lebih mengarah ke pertokoan tempoe doloe dan

ukuran ruang/kios kecil mulai dari 4-6 m2 dan juga lebar jalur sirkulasi lebih

kecil. Unit retail/ kios menggunakan sistem jual.

Page 7: Penngertian Shoping Center

2. Sistem Plaza pada era 90an telah menetapkan jalurnya yg benar dimana ukuran

kios masih terbagi antara yg besar dan kecil juga sistem unit retailnya adalah bisa

sistem sewa dan sistem jual, hanya saja di era 90an kecenderungan sistem Plaza

ini menjadikan Pusat Perbelanjaan menjadi lebih elite dengan lebar sirkulasi yg

memadai, tampilan Kios telah diperhatikan (shopping window) (Lihat contoh-

contoh yang telah disebutkan di atas).

Sedang sekarang sistem plaza cenderung dipakai dengan pusat perbelanjaan yg

menamakan diri mereka Trade Center dimana ukuran ruang retail/ kios kecil dan

melakukan sistem jual pada kios yang ada pada Pusat Perbelanjaan itu.

Tidak ada yang salah dengan sistem jual di atas karena pada dasarnya sesuai

Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan Sistem Plaza merupakan Pengembangan dari

sistem sirkulasi Banyak Koridor.

3. Sistem Mall bisa dilihat setiap unit kios akan menghadap ke jalur sirkulasi utama

sehingga tiap unitnya akan menjadi sangat strategis. Ukuran tiap-tiap unit retail

juga besar diatas 24m2 dengan lebar umum minimum 4m tiap unit sehingga para

penyewa dapat menampilkan/ mendisplay barang dagangan mereka dengan baik..

Dan sistem unit retailnya adalah sistem sewa.

Dan setau saya gak ada tuh Mall yg sistem unitnya dijual...... GAK ADA ITU!!!

Tunggu deh tulisan berikutnya, Dari segi sitem pengelolan Pusat Perbelanjaan itu sendiri

sehingga bisa sukses dan tentu saja Lokasi-lokasi dan lokasi yang sangat menunjang untuk Pusat

Perbelanjaan itu sendiri dan saya mau tulis juga kenapa Banyak Pusat Perbelanjaan yang kurang

berhasil terutama yg berbentuk Trade Center.

Posted by SAN-Interior at 8:42 AM

Pengertian dan Sistem Pusat Perbelanjaan

Page 8: Penngertian Shoping Center

Pusat Perbelanjaan (Shopping Center) adalah suatu area tertentu yang terdiri atas satu ataubeberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakankepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.74 Didalam area Pusat Perbelanjaan dapat dijumpai beberapa toko modern. Pusat Perbelanjaan terdiriatas beberapa bentuk, yakni Mal, Plaza, Square, Pertokoan, clan Pusat Perdagangan (TradeCenter).

Investasi properti dengan mendirikan pusat perbelanjaan, seperti halnya Toko Modern, jugadapat menghasilkan dua macam keuntungan, yaitu (a) keuntungan dari perputaran usaha, dan (b)keuntungan dari naiknya nilai aset tanah dan bangunan. Pendirian pusat perbelanjaan juga harusdidukung izin khusus bernama ”Izin Usaha Pusat Perbelanjaan” (IUPP) selain izin mendirikanbangunan, dan lain-lain.

Pendirian pusat perbelanjaan harus didahului studi kelayakan yang mendalam agar kelak tempattersebut benar-benar dapat mendatangkan keuntungan maksimal. Pusat perbelanjaan yang tidaklayak bangun akan mnnlmbulkan kerugian berganda, baik kerugian karena minimnya putaranusaha maupun kerugian akibat turunnya nilai aset tanah dan bangunan tersebut. Pendirian pusatperbelanjaan yang salah lokasi dan kemudian bangkrut akan lebih sulit dijual kembali kepadainvestor lain.

Sistem sirkulasi di pusat perbelanjaan tercliri atas tiga kategori umum:

a) Sistem Banyak Koridor (Pertokoan)

b) Sistim Plaza/ Square

c) Sistem Mal

a) Sistem Banyak Koridor

Sistem dengan banyak koridor lebih mengarah ke bentuk pertokoan tempo dulu yang ukuranruang kiosnya tergolong kecil, yaitu mulai dari 4 m2 hingga 6 In2 den lebar jalur sirkulasinyajuga lebih kecil. Unit ritel/ toko/kios menggunakan sistem jual (tidak untuk disewa). Terdapatbanyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan, sehingga semua dianggap sama.Yang Strategis hanya unit di bagian depan atau yang dekat dengan pintu masuk. Efektivitaspemakaian ruangnya sangat tinggi. Sistem Banyak Koridor biasanya diterapkan pada PusatPerbelanjaan berbentuk Pertokoan, contohnya Pertokoan Duta Merlin.

b) Sistem Plaza/ Square

Pada Sistem Plaza/ Square terdapat ”plaza” atau “ruang berskala besar” yang menjadi pusatorientasi kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.Dalam sistem ini mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masing toko, yaitu lokasi strategisberada di clekat plaza, serta mulai mengenal pola void dan mezanin. Pada sistem plaza, unitritelnya bisa ditempati dengan sistem sewa dan sistem jual.” Penggunaan sistem plazamenjadikan pusat perbelanjaan tampil lebih elite dengan lebar sirkulasi yang memadai. Tampilan

Page 9: Penngertian Shoping Center

kios / toko juga lebih diperhatikan sehingga menarik mata pengunjung. Hal itulah yangkemudian melahirkan istilah window shopping.

c) Sistem Mal

Konsep Sistem Mal memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

a) Koridor utama dipersiapkan menjadi jalur karena menghubungkan dua pusat kegiatan ataumagnet yang sering disebut anchor.

b) Pada umumnya bangunan hanya terdiri atas tiga lantai, dengan suasana interior dan lanskapyang menarik dan menyegarkan suasana. Namun, kini jumlah lantai bisa lebih dari tiga.

c) Aliran pengunjung harus dapat melewati bagian depan dari toko – toko yang berada dibangunan tersebut.

d) Pintu_ maguk dan keluar mal harus terpisah, agar tidak monoton dan pengunjung dapatmencapai seluruh bagian mal.

e) Harus ada ruangan yang bervariasi dan menarik, seperti taman dengan tempat duduk untukbersantai, patung-patung, air mancur, dan sebagainya.

f) Penempatan dan pengelompokan penyewa utama dan penyewa lainnya diatur sedemikianrupa sehingga apa yang diinginkan oleh para penyewa dapat terwujud.

g) jarak antara penyewa-penyewa utama maksimum 200 m sampai 250 m agar para pengunjungyang datang tidak merasa lelah.

h) Lebar mal utama minimum 15 m, sedangkan pada mal bercabang minimum 6 m sampai 7 m.

i) Ukuran tiap-tiap unit ritel juga besar, yaitu di atas 24 m2 dengan lebar umum minimum 4 mtiap unitnya sehingga para penyewa dapat menampilkan/men-display barang dagangan merekadengan baik.

j) Setiap unit kios akan menghadap ke jalur sirkulasi utama sehingga tiap unitnya akanmenjadi sangat strategis.

k) Sistem unit ritel (kios/toko) adalah sistem sewa.

Contoh pusat perbelanjaan dengan sistem sirkulasi Mal/ Square, antara lain Pondok Indah Mall,Blok M Mall, Atrium Senen, Mal Kelapa Gading 1-2, Mal Ciputra.