penjualan angsuran - bina nusantararepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · web...

100
Penjualan Angsuran I. Pendahuluan Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan (seperti mobil, motor), mesin, alat-alat rumah tangga (seperti kulkas, mesin cuci, ac, tv, dsb) dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar. Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut. Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan. Page 1 of 100

Upload: lamthien

Post on 07-Mar-2019

449 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Penjualan Angsuran

I. Pendahuluan

Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah

pada perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode

ini telah berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

kendaraan (seperti mobil, motor), mesin, alat-alat rumah tangga (seperti kulkas,

mesin cuci, ac, tv, dsb) dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode

penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala

besar.

Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di

kalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah

meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli

mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang

dicicil tersebut.

Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan

meningkat, tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume

penjualan perusahaan.

Bagi akuntan, penjualan angsuran menimbulkan beberapa masalah.

Masalah utama adalah : “membandingkan antara beban dan pendapatan”

(matching of costs and revenues), yaitu :

a. Apakah laba kotor dari penjualan angsuran dianggap telah direalisasi pada

saat terjadinya penjualan ataukah harus diakui selama masa kontrak

angsuran tersebut?

b. Apa yang harus dilakukan terhadap beban sehubungan dengan penjualan

angsuran yang terjadi pada periode setelah penjualan tersebut?

Page 1 of 61

Page 2: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

c. Bagaimana menangani persoalan piutang usaha angsuran yang tidak dapat

tertagih, pertukaran, dan pemilikkan kembali barang angsuran?

II. Pengertian Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan

dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur.

Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima

uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur

dengan beberapa kali angsuran. Karena penjualan harus menunggu beberapa

periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya, maka biasanya pihak penjual

akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.

Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi,

mungkin saat akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survei atas

pembeli dan memperoleh hasil yang baik. Karena penagihan piutang usaha

angsuran memakan waktu yang cukup lama (beberapa periode), hal tersebut

kemungkinan dapat merubah hasil survei yang telah dilakukan semula terhadap

pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya akan membuat

kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan hak kepada penjual untuk

menarik kembali barang yang telah di jual dari pembeli.

Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau

hilang, pihak penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran

tersebut diasuransikan untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi

ditanggung oleh pembeli, jika barang angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi

akan membayar ganti rugi kepada penjual dan bukan pembeli. Kadang kala

mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk diasuransikan dengan

premi auransi atas tanggungan si pembeli.

Page 2 of 61

Page 3: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak

ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa

bentuk perjanjian atau kontrak penjualan angsuran, sebagai berikut :

1. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana

barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih

berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya sudah lunas.

2. Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah

dilakukan, hak milik dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan

menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang

belum dibayar kapada si penjual.

3. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu

badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi.

Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak

atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini

dilakukan dengan membuat akta kepercayaan (trust deed / trust

indenture).

4. Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan

kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga

dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpidah

kepada pembeli.

Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas

dilaksanakan untuk barang-barang tidak bergerak / barang yang bukan barang

dagang, seperti : gedung, tanah, dan aktiva-aktiva tetap lainnya. Apabila terjadi

tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli, maka penjual tetap memiliki

hak untuk memiliki kembali barang yang dijualnya, tetapi nilainya sisa barang itu

Page 3 of 61

Page 4: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

mungkin akan lebih rendah dari nilai barang berdasarkan perhitungan yang sesuai

dengan perjanjian yang ada sehingga pemilikan kembali tersebut dapat

menimbulkan kerugian.

Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi pemilikan kembali,

maka faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut :

1. Besarnya pembayaran pertama atau down payment harus cukup untuk

menutup besarnya semua kemungkinan terjadinya penurunan harga

barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas.

2. Jangka waktu pembayaran di antara angsuran yang satu dengan yang lain

hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.

3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup

untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada

selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran

berikutnya.

Sehubungan dengan banyaknya resiko yang mungkin akan dijumpai oleh

penjual atau dengan kata lain adanya kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-

kewajiban oleh pihak pembeli, maka diperlukan beberapa solusi terbaik untuk

mengatasi resiko-resiko tersebut. Solusi tersebut antara lain :

1. melakukan survei atas pembeli.

2. membuat kontrak jual-beli (security agreement) yang isi kontrak tersebut

berlainan untuk setiap bidang usaha.

3. mengasuransikan barang angsuran tersebut.

4. menetapkan periode pembayaran cicilan yang tidak terlalu panjang, misalnya

tiap bulan.

5. uang muka harus dapat melebihi penurunan nilai barang.

Page 4 of 61

Page 5: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

6. beli sewa (lease-purchase) artinya barang-barang yang dibeli secara angsuran

yang sudah berada di tangan pembeli dianggap barang sewaan sampai semua

biaya dalam Perjanjian dibayar lunas, barulah hak milik berpindah kepada

pembeli.

7. dan lain-lain.

III. Metode Pengakuan Laba Kotor Pada Penjualan Angsuran

Untuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat

kompleks, karena beban sehubungan dengan penjualan angsuran tersebut tidak

hanya terjadi pada saat penjualan angsuran tersebut dilakukan, melainkan akan

terjadi sepanjang penjualan angsuran tersebut belum dilunasi.

Sesuai dengan konsep akuntasni yaitu membandingkan antara beban

dengan pendapatan, maka pada saat penjualan angsuran dapat ditentukan nilai dari

penjualan, harga pokok dan beban yang terjadi pada periode tersebut. Karena

penagihan penjualan angsuran meliputi beberapa periode, timbul masalah

bagaimana beban yang terjadi pada periode berikutnya (misalkan beban penagihan,

administrasi, perbaikan dan pemilikan kembali) sehubungan penagihan piutang

usaha angsuran tersebut.

Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya

dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1. Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran.

2. Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.

1. Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran

Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan

angsuran, atau dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang

Page 5 of 61

Page 6: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur

demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya

yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan

yang bersangkutan harus pula dilakukan.

Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi

biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan

pengumpulan piutang atas kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak

dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat

pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu

rekening Cadangan Kerugian Piutang.

Jika Aktiva Tetap dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit

piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta

mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut.

Jurnalnya adalah:

Piutang usaha angsuran xxxxxx

Aktiva Tetap xxxxxx

Laba atas penjualan aktiva tak gerak xxxxxx

Pada metode ini memakai asumsi bahwa seluruh beban sehubungan dengan

penjualan angsuran terjadi pada periode yang sama dengan penjualannya. Mengenai

beban pada periode berikutnya, yaitu misalnya beban tidak tertagihnya piutang dan

lain sebagainya, harus diestimasi pada periode terjadinya penjualan nagsuran yaitu

dengan mendebit perkiraan beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti

penyisihan biaya penjualan angsuran dan penyisihan piutang angsuran.

Jurnalnya adalah:

Beban usaha xxxxxx

Penyisihan piutang angsuran xxxxxx

Page 6 of 61

Page 7: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Jika pada periode berikutnya penjualan angsuran tersebut terjadi, perkiraan

penyisihan tersebut akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang

usaha yang tidak tertagih akan dikredit.

Jurnalnya adalah:

Penyisihan piutang angsuran xxxxxx

Kas xxxxxx

Piutang usaha angsuran xxxxxx

2. Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas (proporsional)

Dalam metode ini laba kotor diakui sesuai dengan realisasi penerimaan kas

dari penjualan angsuran yang diterima pada periode akuntansi yang bersangkutan.

Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan

angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah:

a. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai

pengembalian harga pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau

service yang diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali,

maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai

keuntungan. Prosedur ini dianggap sangat konservatif. Dapat didukung

jika timbul keraguan mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali, baik

yang berkaitan dengan saldo atau sisa kontrak cicilan maupun yang

berkaitan dengan barang-barang yang terkena pemilikan kembali.

b. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi

keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah

seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan

selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian

harga pokok (Cost).

Page 7 of 61

Page 8: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

c. Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian

dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai

realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi

harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan

angsuran ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan akan selalu

sejalan dengan tingkat pembayaran angsuran selama jangka perjanjian.

Metode ini memberikan kemungkinan untuk mengakui, keuntungan

prosporsional dengan tingkat penerimaan pembayaran angsuran. Di

dalam akuntansi prosedur demikian dikenal dengan metode angsuran

atau dasar angsuran (installment method or installment basis).

Pada metode ini jika Aktiva Tetap dijual secara angsuran, perusahaan akan

mendebit perkiraan piutang usaha angsuran dan mengkredit harta yang

bersangkutan serta mengkredit laba kotor yang ditangguhkan (yang belum

direalisasi).

Jurnalnya adalah:

Piutang usaha angsuran xxxxxx

Aktiva Tetap xxxxxx

Laba kotor yang ditangguhkan (yang belum direalisasi) xxxxxx

Mengenai penagihan piutang usaha angsuran tersebut akan dicatat

dengan mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan piutang usaha

Jurnalnya adalah:

Kas xxxxxx

Piutang usaha angsuran xxxxxx

Selanjutnya pada akhir periode, saat dilakukan jurnal penyesuaian akan dicatat

sbb:

Page 8 of 61

Page 9: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Jurnalnya adalah:

Laba kotor yang belum direalisasi xxxxxx

Laba kotor yang direalisasi xxxxxx

Laba kotor yang belum direalisasi adalah selisih antara penjualan

angsuran dengan harga pokoknya. Laba kotor yang belum direalisasi akan

direalisasi pada saat penerimaan piutang usaha angsuran yaitu dengan mengalikan

presentase laba kotor dengan kas yang diterima dari piutang usaha angsuran

tersebut.

Untuk menghitung presentase laba kotor yaitu dengan membagi laba kotor

yang belum dieralisasi dengan penjualan angsuran yang bersangkutan dan hasilnya

dikalikan 100%.

Laba kotor ditangguhkan = Penjualan – HPP (Harga Pokok Penjualan)

% Laba kotor = (Laba kotor yang belum direalisasi : Penjualan angsuran) x

100%

Contoh soal:

1. PT Osaka telah membeli sebuah tanah di daerah Jakarta dengan harga perolehan Rp.

170.000.000,00. di samping itu PT Osaka juga membayar biaya-biaya lainnya seharga

Rp. 10.000.000,00

Pada tanggal 1 mei 2000, PT Handoko membeli tanah tersebut seharga Rp.

240.000.000,00. PT Handoko membayar uang muka sebesar Rp. 40.000.000,00 dan

sisanya akan dibayar angsuran sebanyak 10 kali setengah tahunan, setiap kali angsuran

Rp. 20.000.000,00. PT Osaka mengenakan bunga 18% pertahun terhadap sisa

angsuran. Komisi dan beban penjualan dibayar tunai sebesar 2% dari harga jual.

Periode akuntansi perusahaan sama dengan tahun fiskal.

Page 9 of 61

Page 10: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Diminta : Catatlah transaksi-transasksi tersebut ke dalam jurnal untuk tahun 2000 dan

2001, dengan menggunakan metode:

a. Laba kotor diakui pada saat penjualan

b. Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas

Jawaban:

a. Laba kotor diakui pada saat penjualan

1 Mei 2000

Penjualan tanah dengan harga jual

Piutang usaha angsuran Rp. 240.000.000,00

Tanah Rp. 180.000.000,00

Laba atas penjualan tanah Rp. 60.000.000,00

Penerimaan uang muka

Kas Rp. 40.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 40.000.000,00

Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)

Beban komisi dan penjualan Rp. 4.800.000,00

Kas Rp. 4.800.000,00

1 November 2000

Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 200.000.000,00)

Kas Rp. 38.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 18.000.000,00

Page 10 of 61

Page 11: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

31 Desember 2000

Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp. 180.000.000)

Piutang Bunga Rp. 5.400.000,00

Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00

Realisasi Laba kotor

Tidak ada jurnal

Ayat jurnal penutup

Laba atas penjualan tanah Rp. 60.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 23.400.000,00

Beban komisi dan penjualan Rp. 4.800.000,00

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 78.600.000,00

1 Januari 2001

Ayat jurnal pembalik

Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00

Piutang bunga Rp. 5.400.000,00

1 Mei 2001

Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 180.000.000,00)

Kas Rp. 36.200.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 16.200.000,00

1 November 2001

Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)

Kas Rp. 34.400.000,00

Page 11 of 61

Page 12: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 14.400.000,00

31 Desember 2001

Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x 140.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 4.200.000,00

Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

Realisasi laba kotor

Tidak ada jurnal

Ayat jurnal penutup

Pendapatan bunga Rp. 29.400.000,00

Ikhtisar rugi laba Rp. 29.400.000,00

b. Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas

1 Mei 2000

Penjualan tanah seharga Rp. 240.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 240.000.000,00

Tanah Rp. 180.000.000,00

Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 60.000.000,00

Penerimaan uang muka

Kas Rp. 40.000.000,00

Page 12 of 61

Page 13: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang usaha angsuran Rp. 40.000.000,00

Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)

Beban komisi dan penjualan Rp. 4.800.000,00

Kas Rp. 4.800.000,00

1 November 2000

Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 200.000.000,00)

Kas Rp. 38.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 18.000.000,00

31 Desember 2000

Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp.180.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 5.400.000,00

Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00

Realisasi Laba kotor

Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 15.000.000,00

Laba kotor direalisasi Rp. 15.000.000,00

Ayat jurnal penutup

Laba Kotor direalisasi Rp. 15.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 23.400.000,00

Beban komisi dan penjualan Rp. 4.800.000,00

Ikhtisar rugi/laba Rp. 33.600.000,00

Page 13 of 61

Page 14: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

1 januari 2001

Ayat jurnal pembalik

Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00

Piutang bunga Rp. 5.400.000,00

1 Mei 2001

Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 180.000.000,00)

Kas Rp. 36.200.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 16.200.000,00

1 November 2001

Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)

Kas Rp. 34.400.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 14.400.000,00

31 Desember 2001

Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp. 140.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 4.200.000,00

Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

Realisasi laba kotor (10% x Rp.40.000.000,00)

Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 10.000.000,00

Laba kotor direalisasi Rp. 10.000.000,00

Page 14 of 61

Page 15: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Ayat jurnal penutup

Laba kotor direalisasi Rp. 10.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 29.400.000,00

Iktisar rugi/laba Rp. 39.400.000,00

Pada penjualan angsuran dengan metode pengakuan laba kotor dilakukan pada saat

penjualan terjadi maka laba kotor yang diakui adalah sebesar Rp. 60.000.000,00 pada

tahun 2000, yaitu pada saat penjualan terjadi (jurnal tanggal 1 mei 2000) dan tidak diakui

lagi pada tahun-tahun berikutnya.

Sedangkan pada metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas

(metode proporsional) juga akan mengakui laba kotor sebesar Rp.

60.000.000,00 pula. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tahun Penerimaan Angsuran Persentase Laba Kotor Pengakuan Laba Kotor

2000 Rp. 60.000.000 25% Rp. 15.000.000

2001 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000

2002 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000

2003 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000

2004 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000

2005 Rp. 20.000.000 25% Rp. 5.000.000

Rp. 240.000.000 Rp. 60.000.000

Apabila kewajiban tidak dapat dipenuhi oleh pihak pembeli, maka pihak penjual

akan menarik kembali harta yang telah dijual. Pencatatan atas penarikan kembali harta

tersebut tergantung dari metode pengakuan laba kotor yang digunakan. Jika laba kotor

Page 15 of 61

Page 16: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

laba kotor diakui pada saat penjualan terjadi, maka harta yang dimiliki tersebut diakui

sebesar harga pasar yang wajar, kemudian membatalkan saldo piutang usaha angsuran dan

menimbulkan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali. Jika menggunakan

metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas, maka harta yang dimiliki

tersebut diakui sebesar harga pasar yang wajar, kemudian membatalkan laba kotor yang

belum direalisasi serta saldo piutang usaha angsuran dan menimbulkan keuntungan atau

kerugian karena pemilikan kembali. Contoh kasus ketidakmampuan pelunasan piutang

usaha angsuran adalah:

2. Mengacu pada soal no 1 bila pada tanggal 1 Mei 2002, PT. Handoko tidak dapat

membayar (memenuhi) kewajibannya. PT Osaka kemudian menarik hartanya kembali

dan pada tanggal tersebut tanah itu dinilai menurut harga pasarnya yaitu sebesar Rp.

150.000.000,00.

PT. Handoko menerima 5% dari jumlah yang telah dibayarnya tetapi tidak termasuk

bunga.

Diminta: Buatlah perhitungan rugi/laba dan jurnal pemilikan kembali untuk

a. Laba kotor diakui pada saat penjualan

b. Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas

Jawaban:

a. Laba kotor diakui pada saat penjualan

Jumlah piutang yang diterima Rp. 100.000.000,00

Jumlah yang dikembalikan kepada PT Handoko (5%) (Rp. 5.000.000,00)

Rp. 95.000.000,00

Harga pokok tanah Rp. 180.000.000,00

Page 16 of 61

Page 17: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Nilai pasar (Rp. 150.000.000,00)

Penurunan nilai tanah (Rp. 30.000.000,00)

Total laba pemilikan kembali Rp. 65.000.000,00

Laba kotor yang telah diakui (Rp. 60.000.000,00)

Laba (rugi) pemilikan kembali Rp. 5.000.000,00

Jurnal pemilikan kembali

Tanah Rp. 150.000.000,00

Kas Rp. 5.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 140.000.000,00

Laba atas pemilikan kembali Rp. 5.000.000,00

b. Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas

Jumlah piutang yang diterima Rp. 100.000.000,00

Jumlah yang dikembalikan (5%) (Rp. 5.000.000,00)

Rp. 95.000.000,00

Harga pokok tanah Rp. 180.000.000,00

Nilai pasar (Rp. 150.000.000,00)

Penurunan nilai tanah (Rp. 30.000.000,00)

Total laba pemilikan kembali Rp. 65.000.000,00

Laba kotor yang telah diakui (Rp. 25.000.000,00)

Laba (Rugi) karena pemilikan kembali Rp. 40.000.000,00

Page 17 of 61

Page 18: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Jurnal pemilikan kembali

Tanah Rp. 150.000.000,00

Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 35.000.000,00

Kas Rp. 5.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 140.000.000,00

Laba atas pemilikan kembali Rp. 40.000.000,00

Untuk kedua metode di atas masih diperlukan jurnal lagi, yaitu jurnal untuk

menutup pendapatan bunga sebesar Rp. 4.200.000,00 sebagai kerugian.

Ayat jurnal pembalik

1 Januari 2002

Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

Piutang bunga Rp.

4.200.000,00

Ayat jurnal penutup

Laba Ditahan Rp. 4.200.000,00

Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

IV. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PENJUALAN ANGSURAN

A. Neraca

Penyusunan neraca pada perusahan yang melakukan penjualan nagsuran sama

dengan penjualan biasa, hanya terdapat hal yang harus dieprhatikan adalah:

1. Piutang usaha angsuran biasanya dikelompokkan sebaagi aktiva lancar

dan harus dijelaskan pada penjelasan laporan keuangan atau dengan

Page 18 of 61

Page 19: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

catatan kaki yang mengungkapkan tanggal jatuh temponya. Hal ini

dengan asumsi bahwa definisi dari aktiva lancar adalah sumber-sumber

yang diharapkan dapat direalisir menjadi kas atau dijual. Maka jangka

waktu piutang usaha angsuran tersebut diabaikan.

2. Laba kotor yang belum direalisasikan dapat dikelompokkan:

a) Kelompok kewajiban atau pendapatan yang belum

direalisasi.

b) Pengurang piutang usaha angsuran.

c) Kelompok modal yang menjadi bagian dari laba yang

ditahan

Cara yang paling umum adalah laba kotor yang belum direalisasi dicatat

sebagai kelompok kewajiban.

B. Laporan Rugi/Laba dan Daftar analisa realisasi laba kotor

Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan angsuran, harus

dipisahkan antara penjualan biasa dengan angsuran. Laba kotor penjualan

angsuran periode tersebut dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum

direalisasi pada akhir periode, yang menghasilkan laba kotor periode tersebut

yang telah direalisasi.

V. PENGAKUAN LABA PENJUALAN ANGSURAN DALAM KAITANNYA

DENGAN UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

Undang-undang Perpajakan No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

Menurut salah satu metode penjualan angsuran bahwa laba kotor diakui sejalan

dengan tagihan uang kas yang diterima, sehingga laba kotor akan diakui untuk

beberapa periode fiskal. Sedangkan menurut pajak penghasilan sesuai dengan

Page 19 of 61

Page 20: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

undang-undang no.7 bahwa laba hasrus diakui pada saat penjualan dilakukan.

Sehingga terdapat perbedaan persepsi antara laba menurut metode penjualan

angsuran dengan undang-undang pajak penghasilan.

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia pasal 9 tentang pajak penghasilan, yaitu:

a) Dalam Perhitungan rugi/laba, jumlah pajak penghasilan dapat dihitung

berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak, dengan tarif

sebagaimana ditetapkan oleh fiskus.

b) Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih

perhitungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba

kena pajak), yang disebabkan “perbedaan waktu” pengakuan pendapatan

dan beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak akan ditampung

ke dalam pos “pajak penghasilan yang ditangguhkan” dan dialokasikan

pada beban pajak pengahsilan tahun-tahun berikutnya. Sehingga dengan

demikian jika perusahaan menghitung laba menurut metode pengakuan

laba kotor sejalan dengan penerimaan kas hasil penjualan angsuran,

maka selisih antara pajak penghasilan perusahaan dengan pajak

pengahsilan menurut fiskus ditampung dalam perkiraan pajak

penghasilan yang ditangguhkan (belum direlisasi).

Contoh soal:

1. Bila PT Handoko mendapatkan laba untuk tahun 1999 sebesar Rp.

10.250.000,00. Sedangkan menurut undang-undang pajak penghasilannya

adalah Rp. 9.500.000,00. Buatlah jurnal untuk menyesuaikannya!

Pajak penghasilan menurut perusahaan Rp. 10.250.000,00

Pajak pengahsilan menurut UU pajak penghasilan Rp. 9.500.000,00

Selisih Rp. 750.000,00

Page 20 of 61

Page 21: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Jurnal untuk mencatat pembebanan pajak tersebut

Ikhtisar rugi/laba Rp. 10.250.000,00

Hutang pajak (PPh pasal 29) Rp. 9.500.000,00

Pajak penghasilan yang ditangguhkan Rp. 750.000,00

Jika perusahaan menggunakan metode pengakuan laba kotor pada saat

penjualan angsuran, maka tidak terdapat perbedaan antara laba menurut

perusahaan dengan laba menurut pajak.

Undang-undang perpajakan No.8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan

nilai dan pajak penjualan atas barang mewah

Untuk perusahaan dagang umumnya dan perusahaan dagang angsuran harus

ditetapkan apakah perusahaan tersebut adalah pengusaha kena pajak (PKP) atau

non PKP.

Bila perusahaan tersebut adalah PKP, maka untuk seluruh penjualan barang

dagangnya harus dikenakan PPN. Dan bila merupakan non PKP maka tidak

boleh dipungut PPN. PPN yang dikenakan atas nilai jual ini disebut sebagai PPN

keluaran. Sedangkan PPN atas barang yang dibeli merupakan PPN masukkan.

PPN masukkan dapat dikreditkan dengan PPN keluaran.

Selain itu perusahaan juga membayar pajak penjualan atas barang mewah

(PPnBM), bila barang yang dibeli merupakan kategori barang mewah. Tarif ini

berkisar anatar 10% - 30%. PPnBM ini dikenakan hanya sekali pada pengusaha

dan tidak daoat dikreditkan dengan PPN keluarannya sehingga harus dimasukkan

sebagai harga pokok barang yang dibelinya.

VI. BUNGA PADA PENJUALAN ANGSURAN

Page 21 of 61

Page 22: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Dalam penjualan angsuran pihak penjual biasanya juga memperhitungkan

bunga atas saldo angsuran yang belum dibayar disamping memperhitungkan laba.

Bunga dalam penjualan angsuran harus dipisahkan dari pengakuan laba kotor

dari hasil usaha bagi pihak penjual, sedangkan untuk pihak pembeli unsur bunga

harus dipisahkan dari harga perolehan dari barang angsuran yang dimilikinya.

Dalam menghitung bunga, dapat dilakukan denagn beberapa cara, yaitu:

a) Bunga dihitung dari saldo pokok pinjaman yang belum dilunasi selama jangka

waktu angsuran (bunga dihitung dari saldo menurun), disebut Long End Interest.

b) Bunga dihitung dari akumulasi pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo

(tidak termasuk uang muka) yang dihitung sejak pembayaran angsuran pertama

sampai dengan paling akhir, disebut Short End Interest.

c) Bunga dihitung secara anuitet. Setiap periode sama besarnya dan di dalam setiap

pembayaran angsuran mengandung unsure pelunasan angsuran dan bunga.

d) Bunga selama masa pembayran angsuran diitung dari harga kontrak awal setelah

diperhitungkan dnegan uang muka.

Contoh Soal:

PT Handoko menjual tanahnya secara angsuran. Pada tanggal 1 Februari 1998, dijual

tanah secara angsuran dengan harga jual sebesar Rp. 10.000.000,00. Pembeli

membayar uang muka sebesar Rp. 1.000.000,00 dan sisanya dibayar secara angsuran

sebanyak 10 kali bulanan dengan bunga sebesar 12% pertahun. Harga perolehan

tanah adalah Rp. 8.000.000,00. Buat perhitungan bunga dan jurnal yang diperlukan

untuk 3 bulan pertama !

Jawaban:

1. Bunga dihitung dari saldo pokok pinjaman yang belum dilunasi selama

jangka waktu angsuran.

Page 22 of 61

Page 23: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Pada cara ini bunga yang dibebankan pada setiap kali angsuran dihitung dari

saldo pokok pinjaman awal periode tersebut. Bunga yang dibayar setiap periode

akan makin lama makin kecil, sesuai dengan makin kecilnya saldo pinjaman

penjualan angsuran tersebut.

Perhitungan bunga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tgl Angsuran

Pokok

Bunga 1 % per

bulan

Jumlah yang

harus dibayar

Saldo Pokok

Pinjaman

1/2/98 10.000.000

1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000

1/3/98 900.000 90.000 990.000 8.100.000

1/4/98 900.000 81.000 981.000 7.200.000

1/5/98 900.000 72.000 972.000 6.300.000

1/6/98 900.000 63.000 963.000 5.400.000

1/7/98 900.000 54.000 954.000 4.500.000

1/8/98 900.000 45.000 945.000 3.600.000

1/9/98 900.000 36.000 936.000 2.700.000

1/10/98 900.000 27.000 927.000 1.800.000

1/11/98 900.000 18.000 918.000 900.000

1/12/98 900.000 9.000 909.000 0

Jurnal

1/2/98 Kas 1.000.000

Piutang Angsuran 9.000.000

Peralatan 8.000.000

Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000

Page 23 of 61

Page 24: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

1/3/98 Kas 990.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 90.000

1/4/98 Kas 981.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 81.000

1/5/98 Kas 972.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 72.000

2. Bunga dihitung dari akumualsi pembayaran angsuran yang telah jatuh

tempo (tidak termasuk uang muka)

Cara ini menghitung bunga dari akumulasi pembayaran angsuran yang telah

jatuh tempo. Dengan demikian bunga yang dibebankan makin lama makin besar,

seiirng dengan makin membesarnya akumulasi pembayaran angsuran tiap

periode.

Pembayaran bunga dengan metode ini tidak sesuai dengan system bunga accrual.

Pada sitem tersebut, bunga dihitung dari saldo pinjaman yang belum dilunasi dan

bukan dari akumualsi angsuran yang jatuh tempo. Oleh karena itu jika

perusahaan membuat laporan keuangan tiap akhir periode, maka harus dilakukan

penyesuaian atas bunga menurut system accrual.

Perhitungan bunga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tgl Angsuran Bunga 1 % per Jumlah yang Saldo Pokok

Page 24 of 61

Page 25: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Pokok bulan harus dibayar Pinjaman

1/2/98 10.000.000

1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000

1/3/98 900.000 9.000 909.000 8.100.000

1/4/98 900.000 18.000 918.000 7.200.000

1/5/98 900.000 27.000 927.000 6.300.000

1/6/98 900.000 36.000 936.000 5.400.000

1/7/98 900.000 45.000 945.000 4.500.000

1/8/98 900.000 54.000 954.000 3.600.000

1/9/98 900.000 63.000 963.000 2.700.000

1/10/98 900.000 72.000 972.000 1.800.000

1/11/98 900.000 81.000 981.000 900.000

1/12/98 900.000 90.000 990.000 0

Jurnal

1/2/98 Kas 1.000.000

Piutang Angsuran 9.000.000

Peralatan 8.000.000

Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000

1/3/98 Kas 909.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 9.000

Page 25 of 61

Page 26: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

1/4/98 Kas 918.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 18.000

1/5/98 Kas 927.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 27.000

3. Bunga dihitung secara anuitet

Pada cara ini pembayaran setiap periodenya sama besarnya, dan setiap

pembayran tersebut meliputi pembayran pokok pinjaman dan pembayran bunga.

Pembayaran dengan cara ini disebut sebagai pembayaran anuitet. Untuk

mencari jumlah pembayran anuitet setiap periode digunakan rumus:

T = Jumlah angsuran yang belum lunas

T = Ann 1- 1/(1 + i )n Ann= Pembayaran angsuran setiap periode

i n = Jumlah periode angsuran;

i = Bunga per periode

Dalam contoh diatas maka pembayaran anuitet dapat dicari sebagai berikut :

Rp. 9.000.000 = Ann 1- 1/(1+1%)10

1%

Rp. 9.000.000 = Ann x 9,4713045

Ann = 950.238, 692 dibulatkan menjadi 950.239

Tgl Angsuran

Pokok

Bunga 1 % per

bulan

Jumlah yang

harus dibayar

Saldo Pokok

Pinjaman

Page 26 of 61

Page 27: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

1/2/98 10.000.000

1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000

1/3/98 860.239 90.000 950.239 8.139.761

1/4/98 868.841 81.398 950.239 7.270.920

1/5/98 877.530 72.709 950.239 6.393.390

1/6/98 886.305 63.934 950.239 5.507.085

1/7/98 895.168 55.071 950.239 4.611.917

1/8/98 904.120 46.119 950.239 3.707.797

1/9/98 913.161 37.078 950.239 2.794.636

1/10/98 922.293 27.946 950.239 1.872.343

1/11/98 931.516 18.723 950.239 940827

1/12/98 940.827 9.412 950.239 0

Jurnal

1/2/98 Kas 1.000.000

Piutang Angsuran 9.000.000

Peralatan 8.000.000

Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000

1/3/98 Kas 950.239

Piutang Angsuran 860.239

Pendapatan Bunga 90.000

1/4/98 Kas 950.239

Page 27 of 61

Page 28: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang Angsuran 868.841

Pendapatan Bunga 81.398

1/5/98 Kas 950.239

Piutang Angsuran 877.530

Pendapatan Bunga 72.709

4. Bunga selama masa pembayaran angsuran dihitung dari harga kontrak

awal setelah diperhitungkan dengan uang muka.

Pada cara ini bunga untuk setiap periode dihitung dari saldo awal pokok

pinjaman setelah dikurangi dengan uang muka. Sehingga dengan demikian

buinga yang dibebankan untuk setiap periode sama besarnya dan jumlah

angsuran ditambah bunga periode terebut akan menghasilkan jumlah yang sama

besar pula.

Contoh terkait diatas:

Bunga untuk setiap periode = 1% x Rp. 9.000.000,00 = Rp. 90.000,00

Angsuran untuk setiap periode = Rp. 900.000 + Rp. 90.000,00 = Rp. 990.000,00

Tabel perhitungan bunga

Tgl Angsuran

Pokok

Bunga 1 % per

bulan

Jumlah yang

harus dibayar

Saldo Pokok

Pinjaman

1/2/98 10.000.000

1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000

1/3/98 900.000 90.000 990.000 8.100.000

1/4/98 900.000 90.000 990.000 7.200.000

1/5/98 900.000 90.000 990.000 6.300.000

Page 28 of 61

Page 29: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

1/6/98 900.000 90.000 990.000 5.400.000

1/7/98 900.000 90.000 990.000 4.500.000

1/8/98 900.000 90.000 990.000 3.600.000

1/9/98 900.000 90.000 990.000 2.700.000

1/10/98 900.000 90.000 990.000 1.800.000

1/11/98 900.000 90.000 990.000 900.000

1/12/98 900.000 90.000 990.000 0

Jurnal

1/2/98 Kas 1.000.000

Piutang Angsuran 9.000.000

Peralatan 8.000.000

Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000

1/3/98 Kas 990.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 90.000

1/4/98 Kas 990.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 90.000

1/5/98 Kas 990.000

Piutang Angsuran 900.000

Pendapatan Bunga 90.000

Page 29 of 61

Page 30: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Dari keempat cara di atas, bila dipandang dari sudut perusahaan yang

melakukan penjualan angsuran, maka cara yang terakhir yang menghasilkan bunga

lebih besar dari cara yang lainnya. Biasanya dalam dunia usaha penjualan angsuran

digunakan metode anuitas atau dengan menggunakan bunga flat.

VII. Hubungan Penjualan Angsuran Dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Dalam hubungannya dengan SAK, penjualaan angsuran dapat dikatakan

berhubngan dengan:

a. PSAK NO. 16 tentang Aktiva Tetap Dan Aktiva Lain-Lain

Hal ini dikarenakan, kebanyakan penjualan angsuran adalah aktiva tetap sebuah

perusahaan, seperti : gedung, tanah, peralatan. Dalam penjualan aktiva tetap ini

akan muncul piutang dan bunga.

b. PSAK NO. 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

Hal ini dikarenakan, penjualan angsuran pada mulanya adalah penjualan real

estat, ditambah lagi penjualan real estat sampai sekarang masih merupakan

cicilan, jarang sekali yang membayar langsung karena begitu besar biaya yang

harus dikeluarkan sehingga lebih baik di cicil.

c. PSAK NO. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan

Hal ini dikarenakan, dalam perhitungan pajak penghasilan dari sebuah

perusahaan, kadang kala terdapat selisih pajak dan juga pengaturan atas selisih

pajak ini harus disesuaikan sehingga tidak menimbulkan suatu kerancuan.

d. PSAK NO. 47 tentang Akuntansi Tanah

Page 30 of 61

Page 31: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Hal ini dikarenakan, dalam prakteknya tanah adalah suatu aktiva yang banyak

diperjual belikan dengan angsuran, karena mahalnya harga tanah terlebih lagi di

kota besar.

e. PSAK NO. 48 tentang Penurunan Nilai Aktiva

Hal ini dikarenakan, dalam penjualan angsuran bila si pembeli tidak mampu

membayar maka akan terdapat pemilikan kembali akan aktiva tersebut dan biasanya

harganya cendenrung menurun dari harga sewaktu menjual aktiva tersebut secara

angsuran.

VIII. Variasi Soal

1. PT Surken yang bergerak dalam bidang ekspor impor akan menjual aktiva tetap

miliknya, yaitu 3 bidang tanah di Irian, Maluku dan di Sulawesi.

a. Tanah di Irian berharga pokok Rp. 190.000.000,00 dan akan dibeli oleh

PT Handoko seharga Rp. 250.000.000,00. Disamping itu PT Surken

membayar komisi dan beban penjualan sebesar 1 % dari harga jual.

Rencananya penjualan akan menggunakan metode cicilan yang mangakui

laba kotor pada saat penjualan, PT Handoko akan mencicil pembayaran

sebanyak 5 kali setengah tahunan dan PT Surken mengenakan bunga

sebesar 12 % atas cicilan tersebut serta PT Handoko telah membayar Rp.

50.000.000,00. Sebelumnya PT Surken juga telah membayar Rp.

10.000.000,00 untuk biaya pengurusan tanah yang di Irian tersebut. PT

Handoko membeli tanah tersebut tanggal 1 April 1999.

b. Tanah di Maluku akan dibeli oleh PT Surkep, tanah di Maluku ini

rencananya akan dicatat dengan metode laba kotor sejalan dengan

penerimaan kas. Harga beli tanah di sana adalah Rp. 145.000.000,00 dan

biaya untuk penggantian biaya surat tanah sebesar Rp. 5.000.000,00. PT

Page 31 of 61

Page 32: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Surkep membeli tanah tersebut pada tanggal 29 februari 1998 seharga Rp.

200.000.000,00 dengan cicilan sebanyak 5 kali setengah tahunan dan

sudah memberikan uang muka sebesar Rp. 20.000.000,00. Bunga yang

dikenakan sebesar 12 %, dan PT Surken membayar komisi dan beban

penjualan sebesar 2 % dari harga jual.

c. Tanah di Sulawesi akan dibeli oleh PT Gadifs. Tanah tersebut memiliki

harga beli Rp. 300.000.000,00 (dengan surat-surat). PT Gadifs membeli

tanah tersebut tanggal 1 maret 1998 seharga Rp. 400.000.000, dengan

metode cicilan yang mengakui laba kotor pada saat penjualan. PT Gadifs

juga membayar uang muka sebesar Rp. 100.000.000,00 dan sisanya

diangsur 10 kali dan atas angsuran tersebut dikenakan bunga 12%. Untuk

beban komisi penjualan PT Surken membayar Rp. 10.000.000,00.

Malangnya, PT Gadifs salah dalam berinvenstasi sehingga tanggal 1 maret

2000 tidak mampu memenui kewajibannya. PT Surken terpaksa harus

menarik kembali tanahnya, dan pada waktu itu harga tanah tersebut Rp.

250.000.000,00 dan dikembalikan 15% dari jumlah yang telah dibayar.

Pertanyaan :

Buatlah seluruh jurnal yang mencatat transaksi penjualan tersebut untuk 2 tahun

!

Jawaban :

a. Laba kotor diakui pada saat penjualan

1 April 1999

Mencatat penjualan tanah

Piutang usaha angsuran Rp. 250.000.000,00

Tanah Rp. 200.000.000,00

Laba atas penjualan tanah Rp. 50.000.000,00

Page 32 of 61

Page 33: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Mencatat penerimaan uang muka

Kas Rp. 50.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 50.000.000,00

Membayar komisi dan beban penjualan (1% x Rp. 250.000.000,00)

Beban penjualan Rp. 2.500.000,00

Kas Rp. 2.500.00,00

1 Oktober 1999

Mencatat pembayaran angsuran pertama dan bunga (6/12 x 12% x Rp.

200.000.000,00)

Kas Rp. 32.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 12.000.000,00

31 Desember 1999

Mencatat jurnal penyesuaian bunga (3/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)

Piutang Bunga Rp. 5.400.000,00

Pendapatan Bunga Rp. 5.400.000,00

Ayat Jurnal Penutup

Laba atas penjualan tanah Rp. 50.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 17.400.000,00

Beban penjualan Rp. 2.500.000,00

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 64.900.00,00

Page 33 of 61

Page 34: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

1 Januari 2000

Mencatat ayat jurnal pembalik

Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00

Piutang bunga Rp.

5.400.000,00

1 April 2000

Mencatat pembayaran angsuran kedua dan bunga (6/12 x 12% x Rp.

180.000.000,00)

Kas Rp. 30.800.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 10.800.000,00

1 Oktober 2000

Mencatat pembayaran angsuran ketiga dan bunga

Kas Rp. 29.600.000,00

Piutang usaha angsuran Rp.20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 9.600.000,00

31 Desember 2000

Ayat jurnal penyesuaian bunga (3/12 x 12% x 140.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 4.200.000,00

Page 34 of 61

Page 35: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

Ayat jurnal penutup

Pendapatan bunga Rp. 19.200.000,00

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 19.200.000,00

1 Januari 2001

Ayat jurnal pembalik

Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00

Piutang bunga Rp.

4.200.000,00

1 April 2001

Mencatat pembayarn angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 140.000.000,00)

Kas Rp. 28.400.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 8.400.000,00

b. Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas

29 Februari 2000

Mencatat penjualan tanah

Piutang usaha angsuran Rp. 200.000.000,00

Tanah Rp. 150.000.000,00

Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 50.000.000,00

Mencatat penerimaan uang muka

Page 35 of 61

Page 36: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Kas Rp. 20.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Membayar beban dan komisi penjualan (2% x Rp. 200.000.000,00)

Beban penjualan Rp. 4.000.000,00

Kas Rp. 4.000.000,00

1 September 2000

Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12%x 180.000.00,00)

Kas Rp. 30.800.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 10.800.000,00

31 Desember 2000

Ayat jurnal Penyesuaian (4/12 x 12% x Rp 160.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 6.400.000,00

Pendapatan bunga Rp. 6.400.000,00

Realisasi Laba kotor

% LK = (50jt/200jt) x 100%=25%; LKBD=25% x Rp. 50jt = Rp. 12.500.000,00

Laba kotor yang ditangguhkan Rp.12.500.000,00

Laba kotor yang direalisasikan Rp. 12.500.000,00

Ayat Jurnal Penutup

Laba kotor yang direalisasikan Rp. 12.500.000,00

Pendapatan bunga Rp. 17.200.000,00

Beban penjualan Rp. 4.000.000,00

Page 36 of 61

Page 37: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 25.700.000,00

1 Januari 2001

Ayat Jurnal Pembalik

Pendapatan bunga Rp. 6.400.000,00

Piutang bunga Rp.

6.400.000,00

29 Februari 2001

Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 160.000.00,00)

Kas Rp. 29.600.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 9.600.000,00

1 September 2001

Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 140.000.000,00)

Kas Rp. 28.400.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 8.400.000,00

31 Desember 2001

Ayat jurnal penyesuaian bunga (4/12 x 12% x Rp. 120.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 4.800.000,00

Pendapatan bunga Rp. 4.800.000,00

Realisasi Laba kotor (25% x Rp. 50.000.000,00 – Rp.12.500.000,00 )

Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 9.375.000,00

Page 37 of 61

Page 38: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Laba kotor yang direalisasi Rp. 9.375.000,00

Ayat jurnal penutup

Pendapatan bunga Rp. 16.400.000,00

Laba kotor yang direalisasi Rp. 9.375.000,00

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 25.775.000,00

1 Januari 2002

Ayat Jurnal Pembalik

Piutang Bunga Rp. 4.800.000,00

Pendapatan Bunga Rp. 4.800.000,00

29 Februari 2002

Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 120.000.000,00)

Kas Rp. 27.200.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 7.200.000,00

c. Laba kotor diakui pada saat penjualan

1 Maret 1998

Mencatat penjualan tanah

Piutang usaha angsuran Rp. 400.000.000,00

Tanah Rp. 300.000.000,00

Laba atas penjualan tanah Rp. 100.000.000,00

Page 38 of 61

Page 39: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Mencatat penerimaan uang muka

Kas Rp. 100.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 100.000.000,00

Mencatat beban dan komisi penjualan

Beban penjualan Rp. 10.000.000,00

Kas Rp. 10.000.000,00

1 September 1998

Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 200.000.000,00)

Kas Rp. 32.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 12.000.000,00

31 Desember 1998

Ayat jurnal penyesuaian (4/12 x 12%x Rp. 180.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 7.200.000,00

Pendapatan bunga Rp. 7.200.000,00

Ayat jurnal penutup

Laba atas penjualan tanah Rp. 100.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 19.200.000,00

Beban penjualan Rp. 10.000.000,00

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 118.200.000,00

1 Januari 1999

Ayat jurnal pembalik

Page 39 of 61

Page 40: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Pendapatan bunga Rp. 7.200.000,00

Piutang bunga Rp.

7.200.000,00

1 Maret 1999

Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)

Kas Rp. 30.800.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 10.800.000,00

1 September 1999

Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12%x Rp. 160.000.000,00)

Kas Rp.29.600.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00

Pendapatan bunga Rp. 9.600.000,00

31 Desember 1999

Ayat jurnal penyesuaian bunga (4/12 x 12%x Rp. 140.000.000,00)

Piutang bunga Rp. 5.600.000

Pendapatan bunga Rp. 5.600.000,00

Ayat jurnal penutup

Pendapatan bunga Rp. 18.800.000,00

Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 18.800.000,00

1 Januari 2000

Ayat jurnal pembalik

Pendapatan bunga Rp. 5.600.000,00

Page 40 of 61

Page 41: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang bunga Rp. 5.600.000,00

Kemudian PT Gadifs tidak dapat memenuhi kewajibannya, sehingga

Jumlah piutang yang telah diterima Rp. 160.000.000,00

Jumlah yang dikemnbalikan (15%) (Rp. 24.000.000,00)

Rp. 136.000.000,00

Harga pokok tanah Rp 300.000.000,00

Nilai pasar (Rp.250.000.000,00)

Penurunan nilai tanah (Rp. 50.000.000,00)

Total laba pemilikan kembali Rp. 86.000.000,00

Laba kotor yang telah diakui (Rp. 100.000.000,00)

Rugi karena pemilikan kembali Rp (14.000.000,00)

Jurnal pemilikan kembali tanah:

Tanah Rp. 250.000.000,00

Rugi atas pemilikan kembali Rp. 14.000.000,00

Kas Rp. 24.000.000,00

Piutang usaha angsuran Rp. 240.000.000,00

Contoh soal dan penyelesaian : Penjualan angsuran barang tak bergerak dengan metode

laba kotor diakui secara periodik (pada saat penjualan dilakukan)

1 Sept 1990

Dijual mesin (aktiva tetap) kepada PT B dengan harga Rp. 500 juta yang nilai bukunya Rp.

400 juta.

Page 41 of 61

Page 42: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang-PT B 500.000.000

Mesin 400.000.000

Keuntungan penjualan aktiva tetap 100.000.000

Diterima uang muka (d/p) Rp. 100 juta dan sisanya dengan wesel hipotik yang dapat

diangsur selama 4 kali angsuran semesteran @ Rp. 100 juta ditambah bunga 12% per tahun

atas saldo yang belum dibayar. Angsuran dilakukan tiap 1/3 dan 1/9.

Kas 100.000.000

Wesel Hipotik 400.000.000

Piutang-PT B 500.000.000

Dibayar biaya penjualan sebesar Rp. 2 juta

Biaya penjualan 2.000.000

Kas 2.000.000

31 Desember 1990

Jurnal penyesuaian untuk bunga yang masih harus diterima selama 4 bulan yaitu sebesar 16

juta (4/12 * 12% * 400.000.000)

Piutang Bunga 16.000.000

Pendapatan bunga 16.000.000

Jurnal penutup:

Keuntungan atas penjualan aktiva tetap 100.000.000

Page 42 of 61

Page 43: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Pendapatan bunga 16.000.000

Biaya penjualan 2.000.000

Ikt. R/L 114.000.000

1 Januari 1991

Jurnal Pembalik:

Pendapatan bunga 16.000.000

Piutang bunga 16.000.000

1 Maret 1991

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga

Kas 124.000.000

Wesel hipotik 100.000.000

Pendapatan bunga 24.000.000

1 September 1991

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga

Kas 118.000.000

Wesel hipotik 100.000.000

Pendapatan bunga 18.000.000

31 Desember 1991

Jurnal penyesuaian untuk bunga yang masih harus diterima selama 4 bulan yaitu sebesar 8

juta (4/12 * 12% * 200 juta)

Piutang Bunga 8.000.000

Pendapatan bunga 8.000.000

Page 43 of 61

Page 44: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Jurnal penutup:

Pendapatan bunga 34.000.000

Ikt. R/L 34.000.000

1 Januari 1992

Jurnal Pembalik:

Pendapatan bunga 8.000.000

Piutang bunga 8.000.000

1 Maret 1992

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga

Kas 112.000.000

Wesel hipotik 100.000.000

Pendapatan bunga 12.000.000

1 September 1992

Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga

Kas 106.000.000

Wesel hipotik 100.000.000

Pendapatan bunga 6.000.000

31 Desember 1992

Jurnal penutup:

Pendapatan bunga 10.000.000

Ikt. R/L 10.000.000

Page 44 of 61

Page 45: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran

Seandainya pada soal tersebut diatas, PT B (si pembeli) tidak mampu membayar angsuran

pada tanggal 1 Maret 1992 dan pihak penjual (PT A) setuju untuk membatalkan penjualan

angsuran dengan menyerahkan wesel hipotik dengan saldo Rp. 200 juta dan memiliki

kembali mesin tersebut. Mesin tersebut menunjukkan nilai pasar wajar sebesar Rp. 190

juta.

Mesin 190.000.000

Kerugian atas pemilikan kembali 10.000.000

Wesel hipotik 200.000.000

Jurnal untuk mencatat bunga yang tak tertagih adalah:

Kerugian atas bunga wesel hipotik yang tak tertagih 8.000.000

Pendapatan bunga 8.000.000

Masalah Bunga dalam Penjualan Angsuran :

a. Bunga dihitung dari sisa kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara ini disebut:

“Long end interest”

Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.

500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima

uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran

semesteran, ditambah bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo piutang (sisa harga

kontrak berjalan) atau menggunakan metode “Long end interest”. Maka perhitungan

besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:

Page 45 of 61

Page 46: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

b. Bunga dihitung dari setiap angsuran yang dibayar, yang dihitung sejak tanggal

perjanjian sampai tanggal jatuh tempo tiap angsuran.

Cara ini disebut Short End Interest.

Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.

500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima

uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran

semesteran, ditambah bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo angsuran pokok

selama berjalannya jangka waktu angsuran atau menggunakan metode “Short end

interest”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran

adalah sbb:

c. Besarnya pembayaran angsuran sama, yang terdiri dari angsuran pokok + bunga yang

dihitung dari saldo berjalan harga kontrak selama jangka waktu angsuran.

Cara ini disebut Metode Anuitas.

Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.

500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima

uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran

Page 46 of 61

Page 47: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

semesteran yang sama, dan sudah termasuk bunga 20% pertahun yang dihitung dari

saldo berjalan sis harga kontrak atau menggunakan metode anuitas”. Maka perhitungan

besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:

d. Bunga dihitung secara periodik berdasar saldo awal harga kontrak.

Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.

500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima

uang muka sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran

semesteran yang sama, belum termasuk bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo

awal harga kontrak dengan jangka waktu antar periode pembayaran. Maka perhitungan

besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:

Contoh soal :

PT. ALTAR

Neraca

Per 1 Januari 2008

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Page 47 of 61

Page 48: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Kas 30.000.000 Utang Usaha 20.000.000

Piutang Usaha 25.000.000 PPN keluaran 4.000.000

Piutang Usaha angsuran: Laba kotor yang

2005 10.000.000 ditangguhkan: 2005 4.000.000

2006 25.000.000 2006 8.750.000

2007 45.000.000 2007 13.500.000

Persediaan barang dagang 117.000.000 Total Kewajiban 50.250.000

PPN masukan 3.000.000

225.000.000

Aktiva Tetap Ekuitas

Tanah 50.000.000 Modal saham 150.000.000

Bangunan 75.000.000 Laba ditahan 168.500.000

Akumulasi Penyusutan (11.250.000) 318.500.000

Nilai buku aktiva tetap 113.750.000

Total aktiva 368.750.000 Total utang & ekuitas 368.750.000

Catatan : - PT. Altar sebagai pengusaha kena pajak (PKP)

- Uang muka penjualan angsuran untuk suatu periode meliputi pelunasan

sebagian piutang usaha angsuran dan seluruh tagihan atas pajak pertambahan

nilai transaksi selama tahun 2008, jurnal penyesuaian dan jurnal penyesuaian

dan jurnal penutup pada akhir periode antara lain :

1. Penjualan tahun 2008 terdiri atas :

Penjualan tunai Rp 27.000.000

Penjualan kredit Rp 56.000.000

Page 48 of 61

Page 49: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Penjualan angsuran Rp 120.000.000

Rp 203.000.000

Pajak pertambahan nilai 10% Rp 20.300.000

Jumlah Rp 223.300.000

Harga pokok penjualan untuk :

Penjualan biasa Rp 67.000.000

Penjualan angsuran Rp 90.000.000

2. Penerimaan uang muka dari penjualan angsuran sebesar Rp 20.000.000 (termasuk PPN Rp

12.000.000)

3. Pembelian barang dagang secara kredit :

Harga beli Rp 150.000.000

PPN Rp 15.000.000

Rp 165.000.000

4. Pembayaran PPN ke Kas Negara yang terdiri atas :

PPN keluaran Rp 20.000.000

PPN masukan (Rp 16.000.000)

Jumlah yang dibayar Rp 4.000.000

5. Penerimaan piutang sebagai berikut :

Piutang usaha Rp 40.000.000

Piutang usaha angsuran 2005 Rp 10.000.000

Piutang usaha angsuran 2006 Rp 15.000.000

Page 49 of 61

Page 50: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang usaha angsuran 2007 Rp 22.000.000

Piutang usaha angsuran 2008 Rp 60.000.000

6. Pembayaran utang usaha Rp 158.000.000

Beban operasi Rp 22.500.000

7. Penyusutan bangunan 5% per tahun dari harga perolehan

8. Realisasi laba kotor atas penerimaan piutang usaha angsuran selama tahun 2008

9. Jurnal penutup (persediaan barang dagang akhir adalah Rp 110.000.000)

10. Pajak penghasilan atas laba usaha perusahaan tahun 2008

11. Laba/rugi dipindahkan ke perkiraan laba yang ditahan

Jurnal yang diperlukan selama tahun 2008 sebagai berikut (dengan metode perpetual) :

No Transaksi Debit Kredit

1. Kas 29.700.000  

  Piutang usaha 61.600.000  

  Piutang usaha angsuran 2008 120.000.000  

  Piutang usaha angsuran-PPN 12.000.000  

  Penjualan   83.000.000

  Penjualan angsuran   120.000.000

  PPN keluaran   20.300.000

  (mencatat penjualan tunai, kredit dan angsuran)    

       

  Harga pokok penjualan 67.000.000  

  Harga pokok penjualan angsuran 90.000.000  

  Persediaan barang dagang   157.000.000

Page 50 of 61

Page 51: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

  (mencatat penerimaan uang muka + PPN)    

       

2. Kas 20.000.000  

  Piutang usaha angsuran 2008   8.000.000

  Piutang usaha angsuran-PPN   12.000.000

  (mencatat penerimaan uang muka + PPN)    

       

3. Persediaan barang dagang 150.000.000  

  PPN masukkan 15.000.000  

  Utang usaha   165.000.000

  (mencatat pembelian barang secara kredit)    

       

4. PPN keluaran 20.000.000  

Kas   4.000.000

  PPN masukkan   16.000.000

  (mencatat pembayaran PPN ke kas negara)    

       

5. Kas 147.000.000  

  Piutang usaha   40.000.000

  Piutang usaha angsuran 2005   10.000.000

  Piutang usaha angsuran 2006   15.000.000

  Piutang usaha angsuran 2007   22.000.000

  Piutang usaha angsuran 2008   60.000.000

  (mencatat pelunasan piutang usaha dan piutang usaha angsuran)    

       

Page 51 of 61

Page 52: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

6. Utang usaha 158.000.000  

  Beban Operasi 22.500.000  

  Kas   180.500.000

  (mencatat pelunasan hutang usaha dan Beban Operasi)    

       

  Jurnal penyesuaian    

7. Beban operasi (beban penyusutan) 3.750.000  

  Akumulasi penyusutan bangunan   3.750.000

  (mencatat beban penyusutan bangunan)    

       

8. Penjualan angsuran 120.000.000  

  Harga pokok penjualan angsuran   90.000.000

  Laba kotor yang ditangguhkan 2008   30.000.000

  (mencatat laba kotor yang ditangguhkan)    

9. Laba kotor yang ditangguhkan 2005 4.000.000  

  Laba kotor yang ditangguhkan 2006 5.250.000  

  Laba kotor yang ditangguhkan 2007 6.600.000  

  Laba kotor yang ditangguhkan 2008 17.000.000  

  Realisasi laba kotor   32.850.000

  (mencatat realisasi laba kotor 2005-2008)    

       

  Jurnal penutup :    

10. Realisasi laba kotor 32.850.000  

  Penjualan 83.000.000  

Page 52 of 61

Page 53: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

  Harga pokok penjualan   67.000.000

  Beban operasi   26.250.000

  Ikhtisar L/R   22.600.000

  (menutup perkiraan nominal)    

       

11. Ikhtisar Laba-Rugi 4.650.000  

  Utang PPh psl 29   4.650.000

  (mencatat PPh.atas laba :    

  15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000    

  25% x Rp 12.600.000 = Rp 3.150.000    

  Rp 4.650.000    

       

12. Ikhtisar R/L 17.950.000  

  Laba ditahan   17.950.000

  (memindahkan ikhtisar R/L ke laba ditahan)    

Contoh soal dan penyelesaian penjualan angsuran barang bergerak.

PT. A

NERACA

Per 31 Desember 1992

(Jutaan Rp)

Kas 500 Hutang Usaha 60

Page 53 of 61

Page 54: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Persediaan BD 400 LK yg belum direalisasi th 92 50

Piutang Usaha (biasa) 300 LK yg belum direalisasi th 91 40

Piutang Usaha Cicilan th 92 200 Modal Saham 500

Piutang Usaha Cicilan th 91 100 Laba yang ditahan 850

1.500 1.500

Penjualan cicilan th 92 dengan tingkat laba kotor 25% dan penjulan cicilan th 91 dengan

tingkat laba kotor 40%.

Transaksi dan ayat jurnal untuk PT. A yang berhubungan dengan penjulan biasa dan penjualan

angsuran th. 1993 adalah sbb:

1 Januari 1993 sampai dengan 31 Desember 1993

a. Pembelian barang dagang secara kredit Rp. 300.000.000,-

Pembelian 300.000.000

Hutang Usaha 300.000.000

b. Penjualan terdiri dari : Tunai 400 juta

Kredit 300 juta

Cicilan 200 juta

Kas 400.000.000

Piutang Usaha 300.000.000

Penjualan 700.000.000

Piutang Usaha Cicilan th 93 200.000.000

Penjualan Cicilan 200.000.000

c. Menerima pembayaran dari debitur atas :

Page 54 of 61

Page 55: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Piutang Usaha 280 juta

Piutang Usaha Cicilan th. 93 100 juta

Piutang Usaha Cicilan th. 92 100 juta

Piutang Usaha Cicilan th. 91 70 juta

550 juta

Kas 550.000.000

Piutang Usaha 280.000.000

Piutang Usaha Cicilan – th. 93 100.000.000

Piutang Usaha Cicilan – th. 92 100.000.000

Piutang Usaha Cicilan – th. 91 70.000.000

d. Pembayaran untuk :

Hutang Usaha 350 juta

-/- Potongan ( 3 juta)

347 juta

Biaya operasi 53,5 juta

Jumlah kas yg dikeluarkan 400,5 juta

Hutang Usaha 350.000.000

B. Operasi 53.500.000

Potongan pembelian 3.000.000

Kas 400.500.000

e. Jurnal penyesuaian.

Bila pada th. 93 tingkat laba kotor dari penjualan adalah 50% maka Harga Pokok barang

yang berkaitan dengan penjulan adalah Rp. 100 juta.

Page 55 of 61

Page 56: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

HPP Cicilan 100.000.000

Pengiriman atas penjualan Cicilan 100.000.000

f. Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dengan HPP cicilan serta mencatat LK yang

belum direalisasi.

Penjualan Cicilan 200.000.000

HPP Cicilan 100.000.000

LK yang belum direalisasi th. 93 100.000.000

g. Jurnal penyesuaian untuk mencatat LK yang direalisasi untuk :

Th. 93 = 50% x 100 juta = 50 juta

Th. 92 = 25% x 100 juta = 25 juta

Th. 91 = 40% x 70 juta = 28 juta

103 juta

LK yang belum direalisasi th. 93 50.000.000

LK yang belum direalisasi th. 92 25.000.000

LK yang belum direalisasi th. 91 28.000.000

LK yang direalisasi 103.000.000

h. Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan, pembelian , dan

penyisihan atas penjualan cicilan.

Ikhtisar R/L 597.000.000

Pengiriman atas penjulan cicilan 100.000.000

Potongan pembelian 3.000.000

Page 56 of 61

Page 57: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Persediaan BD (awal) 400.000.000

Pembelian 300.000.000

i. Untuk mencatat persediaan akhir.

Persediaan BD (akhir) 150.000.000

Ikhtisar R/L 150.000.000

j. Jurnal penutup akhir untuk perkiraan-perkiraan yang belum ditutup.

Penjualan (biasa) 700.000.000

LK yang direalisasi 103.000.000

Biaya operasi 53.500.000

Ikt. R/L 749.500.000

k. Jurnal untuk mencatat pajak yang terhutang :

10% x 25 juta = 2,5 juta

15% x 25 juta = 3,75 juta

30% x 252,5 juta = 75,75 juta

82 juta

Pajak penghasilan 82.000.000

Hutang pajak penghasilan 82.000.000

l. Jurnal untuk menutup pajak penghasilan ke Ikt. R/L.

Ikt. R/L 82.000.000

Pajak penghasilan 82.000.000

m. Jurnal untuk memindahkan laba bersih ke laba yang ditahan.

Ikt. R/L 220.500.000

Page 57 of 61

Page 58: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Laba yang ditahan 220.500.000

Masalah tukar-tambah dalam penjualan cicilan barang bergerak.

Misalkan barang dagangan dengan harga pokok Rp. 72 juta dijual seharga Rp. 100 juta.

Sebagai pengganti uang muka, maka diterima barang bekas dengan nilai tukar tambah sebesar

Rp. 30 juta. Perusahaan memperkirakan biaya perbaikan barang bekas ini sebesar Rp. 2 juta

dan harga jual setelah diperbaiki sebesar 25 juta. Perusahaan biasanya mengharapkan laba

kotor sebesar 12% atas penjualan barang bekas.

Nilai barang tukar tambah dan selisih nilai tukar tambah dihitung sbb :

Jumlah yang ditetapkan atas tukar tambah Rp. 30 juta

Nilai barang tukar tambah : Rp. 25 juta

Nilai penjualannya

Dikurangi:

Biaya perbaikan Rp. 2 juta

Laba kotor yg diharapkan atas penjualan kembali barang bekas =Rp. 3 juta

(Rp. 5 juta)

(Rp. 20 juta)

Nilai tukar lebih Rp. 10 juta

Jurnal untuk mencatat penjualan cicilan dengan tukar tambah ini adalah sbb :

Barang dagangan (tukar tambah) Rp. 20.000.000

Nilai tukar lebih atas penj. cicilan dg tukar tambah Rp. 10.000.000

Piutang penjualan cicilan Rp. 70.000.000

Page 58 of 61

Page 59: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Penjualan Cicilan Rp. 100.000.000

HPP Cicilan Rp. 72.000.000

Barang dagangan Rp. 72.000.000

Persentase laba kotor = 18 juta : 90 juta x 100% = 20%

Masalah pembatalan penjualan angsuran barang bergerak akibat ketidakmampuan

membayar.

Misalkan penjualan cicilan th. 93 Rp. 200.000.000

Tingkat LK atas penjualan cicilan th. 93 Rp. 50.000.000

Pada tahun ’94, seorang customer tidak mampu membayar kontrak penjualan cicilan sebesar

Rp. 10 juta yang berasal dari transaksi th. 93 dan total yang telah ditagih pada th. 93 adalah Rp.

5 juta. Barang dimiliki kembali dan dinilai sebesar Rp. 2 juta.

Maka jurnal untuk mencatat ketidakmampuan membayar dan kepemilikan kembali adalah:

Barang dagangan (pemilikan kembali) Rp. 2.000.000

LK yang belum direalisasi th. 93 Rp. 2.500.000

Kerugian atas pemilikkan kembali Rp. 500.000

Hutang Usaha Cicilan th. 93 Rp. 5.000.000

Soal 1

PT. Maryana mempunyai data mengenai penjualan angsuran barang dagangan untuk

tahun : 2001, 2002, dan 2003.

Page 59 of 61

Page 60: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

Data-data tersebut adalah .

Tahun Persentase Piutang Angsuran Jum. yg ditagih Piut. Angsuran

Laba Kotor 1 Januari 2003 dalam th. 2003 per 31 Des 2003

2001 30 % 130.000.000 130.000.000 -

2002 40 % 150.000.000 84.000.000 66.000.000

2003 40 % - 180.000.000 180.000.000

Diminta :

Buatlah semua jurnal yang diperlukan pada th. 2003.

Soal 2

Pada tanggal 1 April 2000, PT. Noki menjual sebidang tanah seharga Rp. 500 juta Harga

Pokok tanah tersebut sebesar Rp. 300 juta.

Perjanjian pembayaran disetujui sbb :

Dibayar Rp. 50 juta.

Sisanya diterbitkan hipotik. Bunga hipotik 12% dibayarkan bersamaan dengan angsuran

setiap 1 April dan 1 Oktober, dimulai 1 Oktober 2000. Tiap-tiap angsuran pokok sebesar

Rp. 150 juta.

Pada saat terjadinya transaksi penjualan, PT Noki membayar biaya-biaya berupa komisi, biaya

akte hipotik dll sebesar Rp. 600.000,-

Diminta :

Buatlah jurnal dalam pembukuan PT. Noki, bila :

a. Laba dari penjualan angsuran diakui pada periode terjadinya penjualan.

Page 60 of 61

Page 61: Penjualan Angsuran - BINA NUSANTARArepository.binus.ac.id/content/a0642/a064246588.doc  · Web viewUntuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks, karena

b. Laba dari penjualan angsuran diakui sebanding dengan penerimaan pembayaran.

Page 61 of 61