penjelasan kriteria agc 2009

17
PENJELASAN KRITERIA AGC 2009 Daftar Isi Lampiran Kriteria AGC 2009: Lampiran 1 Penjelasan Critical Point PROPER Hal. 2 Lampiran 2 Penjelasan Critical Point SAFETY Hal. 6 Lampiran 3 Petunjuk Teknis Pengisian Kriteria AGC 2009 Hal. 11 Lampiran 4 Contoh Neraca Air dan Energi Sederhana Hal. 12 Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 1 / 17

Upload: jihan-nindi-tami

Post on 21-Jul-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009

Daftar Isi Lampiran Kriteria AGC 2009: Lampiran 1 Hal. 2 Lampiran 2 Hal. 6 Lampiran 3 Hal. 11 Lampiran 4 Hal. 12 Penjelasan Critical Point PROPER Penjelasan Critical Point SAFETY Petunjuk Teknis Pengisian Kriteria AGC 2009 Contoh Neraca Air dan Energi Sederhana

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 1/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009

Note: Lampiran ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kriteria Astra Green Company 2009

LAMPIRAN 1 1. PENJELASAN CRITICAL POINT PROPER KRITERIA Air Terdapat pengelolaan Limbah Cair Industri PENJELASAN Pengelolaan limbah cair harus sesuai ketentuan dalam regulasi, termasuk: 1. pengumpulan, 2. transportasi 3. pengolahan Harus memenuhi: 1. BMAL = Baku Mutu Air Limbah 2. Limbah Cair Industri harus dianalisa di laboratorium terakreditasi atau lab yang dirujuk oleh PEMDA Sesuai dengan Kepmen LH 51/1995 pasal 6.h (untuk 21 jenis industri dalam pasal 2) atau peraturan terketat Mengacu pada Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) yang ditetapkan oleh Peraturan Perundangan Terketat Yaitu proses pembuangan limbah cair tanpa melalui pengolahan limbah cair, dimana limbah cair langsung di buang ke lingkungan Diantaranya: 1. Ketentuan teknis mengacu pada KepmenLH 51/1995 2. Ketentuan teknis dapat disesuaikan jumlahnya sesuai ketentuan dalam IPLC Pelaksanaan swapantau berdasarkan Keputusan/Ketetapan yang telah disahkan oleh

Frekuensi Pemantauan Limbah Cair Industri

Pelaporan 3 bulanan hasil pemantauan Limbah Cair Industri ke PEMDA atau mengacu pada peraturan yang lebih ketat Kualitas Limbah Cair Industri (X)

By pass pembuangan limbah dengan sengaja

Pemenuhan ketentuan teknis lainnya (refer to regulasi yg berlaku serta perijinan Limbah Cair Industri yg dimiliki oleh perusahaan ybs.) (x) Swapantau harian Limbah Cair Industri Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 2/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009Pimpinan Tertinggi Instalasi Neraca penggunaan air (untuk seluruh proses) Dapat berupa tabel penggunaan air atau flow process yang dilengkapi dengan besaran kuantitas air Perusahaan melakukan upaya pengelolaan limbah cairnya utk digunakan kembali, cth: siram tanaman, flushing toilet PENJELASAN baseline data: satu periode sebelum periode penilaian atau maksimal 5 (lima) tahun sebelum periode penilaian Pengendalian berupa: 1. Pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan. 2. sesuai PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pasal 16 Emisi dianalisa di laboratorium terakreditasi atau laboratorium yang dirujuk oleh PEMDA Dengan ketentuan: 1. Udara Ambien dianalisa di laboratorium terakreditasi atau laboratorium yang dirujuk oleh PEMDA 2. Jumlah titik pantau disesuaikan dengan persyaratan dalam AMDAL/UKL/UPL atau ketentuan pemantauan dari PERDA setempat Tidak ada parameter berlebih dari hasil pengujian Ketentuan mengacu pada peraturan yang paling ketat

Upaya recycle air limbah

KRITERIA Efisiensi penggunaan air baku/bersih secara konsisten

Udara / Energi

Terdapat pengendalian pencemaran udara

Frekuensi pemantauan emisi dari sumber tidak bergerak Frekuensi pemantauan udara ambien

Emisi memenuhi BME Pemenuhan ketentuan teknis lainnya (refer to regulasi/dokumen perijinan yang dimiliki) Neraca penggunaan energi

Yaitu, bisa berupa neraca pemakaian listrik, bahan bakar minyak, panas bumi Bisa dalam bentuk tabel data kuantitas atau

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 3/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009flow chart dilengkapi data kuantitas pemakaian per bulan Kegiatan pengurangan emisi fugitive Yaitu: 1. Emisi fugitive: emisi dari hasil kegiatan non pembakaran 2. Pengurangan konsentrasi hasil pemantauan dihitung dari base line data maksimal 5 tahun sebelumnya Contoh: penggantian refrigant AC R22 ke R134A PENJELASAN Data yang digunakan adalah baseline data: satu periode sebelum periode penilaian atau maksimal 5 (lima) tahun sebelum periode penilaian Data yang digunakan adalah baseline data: satu periode sebelum periode penilaian atau maksimal 5 (lima) tahun sebelum periode penilaian Cukup jelas Limbah B3 yang tidak digunakan kembali di dalam proses produksi yang akan dimanfaatkan oleh pihak eksternal atau limbah B3 yang di kumpulkan dari pelanggan untuk dimanfaatkan kembali Ketentuan pengelolaan limbah B3 sesuai peraturan : 1. pengemasan, 2. penyimpanan, 3. pengumpulan, 4. pengangkutan, 5. pemanfaatan, 6. pengolahan, 7. penimbunan

Kegiatan pengurangan penggunaan Bahan Perusak Ozon KRITERIA Kegiatan pengurangan Gas Rumah Kaca (x)

Efisiensi energi

Limba h B3

Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Izin pengelolaan limbah B3 (pemanfaatan, pengolahan, pengangkutan) jika ada proses pengelolaan LB3 dalam perusahaan. Pemenuhan ketentuan pengelolaan limbah sesuai peraturan (x)

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 4/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009Kinerja Pengelolaan Limbah B3 (dari yang tercatat dalam neraca limbah) Pihak Ketiga yang ditunjuk untuk mengelola limbah B3 memililki ijin dari KLH yang sesuai dengan limbahnya Program 3R untuk limbah B3 yang berpotensi untuk dilakukan 3R selama periode penilaian berdasarkan baseline data. Kinerja dihitung berdasarkan persentase (%) jumlah limbah B3 yang dikelola (sesuai regulasi) dari total jumlah limbah B3 yang diidentifikasi. Perusahaan mendokumentasikan copy ijin perusahaan yang dimaksud

- Baseline data yang digunakan adalah satu periode sebelum periode penilaian atau paling lama lima tahun sebelum periode penilaian - Harus disertai data dan informasi yg dapat dipertanggung jawabkan, misalnya hasil audit atau laporan lainnya.

KRITERIA Limba h padat non B3 Program 3R untuk limbah padat non B3 yang berpotensi untuk dilakukan 3R selama periode penilaian berdasarkan baseline data.

PENJELASAN Baseline data: satu periode sebelum periode penilaian atau paling lama lima tahun sebelum periode penilaian.

AMDA L atau UKL/U PL

Dokumen AMDAL atau UKL/UPL (x)

Perusahaan harus memiliki dokumen AMDAL/UKL-UPL asli yang telah disahkan oleh pihak berwenang Untuk AMDAL dihitung berdasarkan jumlah pengelolaan dan pemantauan dalam matriks RKL-RPL Frekuensi pelaporan sesuai dengan peraturan

Pelaksanaan AMDAL atau UKL/UPL (x)

Pelaporan AMDAL atau UKL/UPL (x)

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 5/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009

LAMPIRAN 2 4. PENJELASAN CRITICAL POINT SAFETY KRITERIA PERIJINAN DAN PEMERIKSAAN BERKALA: Sarana Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 6/17 PENJELASAN

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009dengan dampak K3 1 Instalasi Penyalur Petir Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-02/MEN/1989 Perijinan sewaktu awal instalasi wajib dilakukan, untuk pengukuran tahanan berkala tetap dilakukan, namun bisa menggunakan jasa PJK3 (independen) atau vendor atau dilakukan sendiri dengan catatan alat ukur dikalibrasi secara berkala (min. 1 kali dalam 1 tahun) Perijinan sewaktu awal instalasi wajib dilakukan, perusahaan harus memiliki catatan pemeliharaan atau pengetesan berkala instalasi Perijinan sewaktu awal instalasi wajib dilakukan, perusahaan harus memiliki catatan pemeliharaan atau pengetesan berkala mesin genset.

2 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER-02/MEN/1983 3 Genset (Motor Diesel) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.PER-04/MEN/1985 Pemeriksaan satu kali tiap satu tahun Pengujian satu kali tiap lima tahun 4 Bejana Tekan (termasuk kompresor, bejana tetap, botol baja) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER-01/MEN/1982 5 Pesawat Uap Undang - Undang Uap Tahun 1930.

Perijinan sewaktu awal instalasi wajib dilakukan, perusahaan harus memiliki catatan pemeliharaan atau pengetesan berkala peralatan.

Perijinan sewaktu awal instalasi wajib dilakukan, perusahaan harus memiliki catatan pemeliharaan atau pengetesan berkala pesawat uap. Perijinan sewaktu awal instalasi wajib dilakukan, perusahaan harus memiliki catatan pemeliharaan atau pengetesan berkala peralatan.

6 Alat Angkat dan Angkut (traktor, truk angkutan, truk derek, buldozer, forklift, lift, dll) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-05/MEN/1985 KRITERIA Sarana 1 Ketersediaan sesuai potensi Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 7/17

PENJELASAN Ketersediaan peralatan disesuaikan

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009Kesiapsiaga an Tanggap Darurat (KTD) 1. Alat Pengendali Api Ringan (APAR) (Permenaker No. 04/MEN/1980) 2. Hydrant (Perda DKI No. 3 Tahun 1992 dan Kepmen PU 10 Tahun 2000) bahaya dan peraturan perundangan note: x = jumlah sarana KTD tersedia jumlah sarana KTD applicable 2 Kecukupan tiap item sarana KTD sesuai potensi bahaya dan peraturan perundangan note: x = jumlah yg memenuhi peraturan jumlah sarana KTD applicable dengan peraturan perundangan/aturan daerah setempat sebagaimana kewajiban perusahaan (sesuai dengan tingkat bahaya yang dimiliki perusahaan).

Kecukupan peralatan disesuaikan coverage area dan peraturan perundangan/aturan daerah setempat sebagaimana kewajiban perusahaan. Contoh: 1. APAR perusahaan wajib menyediakan dengan coverage area minimal 1 untuk setiap radius 15M 2. Dll

3 Kesiapan tiap item sarana KTD sesuai potensi bahaya dan peraturan perundangan x = Jumlah sarana yang siap pakai Jumlah sarana KTD applicable

KRITERIA Keterangan Tambahan: Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 8/17

Peralatan/instalasi sarana KTD siap dan mampu menanggulangi setiap keadaan darurat sebagaiamana tercantum dalam prosedur Kesiapsiagaan Tanggap Darurat. Contoh: 1. Tekanan dalam APAR menunjukkan APAR siap digunakan (hijau) 2. Pada waktu dilakukan uji coba fire detector, MCFA mampu menunjukkan akurasi area yang terpapar bahaya 3. Penempatan peralatan proteksi kebakaran sedemikian rupa sehingga mudah dilihat, dan mudah dijangkau saat keadaan bahaya (tidak dihalangi bendabenda), dan dilengkapi dengan rambu penunjuk. PENJELASAN

PENJELASAN KRITERIA AGC 20091. Pabrik/Gudang Klasifikasi bahaya kebakaran: a. Bahaya kebakaran ringan = Ancaman bahaya kebakaran yang memiliki nilai dan kemudahan terbakar yang rendah, dan apabila terjadi kebakaran menyalakan panas rendah, sehingga penjalaran api menjadi sangat lambat. b. Bahaya kebakaran sedang = Ancaman bahaya kebakaran yang memiliki nilai dan kemudahan terbakar yang sedang dan apabila terjadi kebakaran menyalakan panas sedang, sehingga penjalaran api agak sedikit cepat. c. Bahaya kebakaran tinggi = Ancaman bahaya kebakaran yang memiliki nilai dan kemudahan terbakar yang tinggi, dan apabila terjadi kebakaran menyalakan panas tinggi, sehingga penjalaran api menjadi sangat cepat. APAR (PERMANAKER No. 04/MEN/1980 a. Bahaya kebakaran ringan : Jarak antar APAR maksimum 25m b. Bahaya kebakaran sedang : Jarak antar APAR maksikum 20m c. Bahaya kebakaran tinggi : Jarak antar APAR maksimum 15m HYDRANT (Perda DKI No. 3 Tahun 1992 dan Kepmen PU 10 Tahun 2000) a. Bahaya kebakaran ringan: Luas mimimum 1000 - 2000 m2 harus memiliki 2 buah hydrant, setiap penambahan 1000m2 harus ditambah 1 buah hydrant b. Bahaya kebakaran sedang : Luas mimimum 800 - 1600 m2 harus memiliki 2 buah hydrant, setiap penambahan 800m2 harus ditambah 1 buah hydrant c. Bahaya kebakaran berat : Luas mimimum 800 - 1600 m2 harus memiliki 2 buah hydrant, setiap penambahan 1000m2 harus ditambah 1 buah hydrant 2. Perkantoran APAR Jarak antar apar maksimal 20m HYDRANT Setiap luas area sebasar 800m2 harus dipasang minimum 1 hydrant, dan setiap penambahan 800m2 harus ditambah 1 buah hydrant 3. Areal Parkir APAR Jarak antar apar maksimal 30m HYDRANT a. Bahaya kebakaran ringan : Luas mimimum 1000 - 2000 m2 harus memiliki 2 buah hydrant, setiap penambahan 1000m2 harus ditambah 1 buah hydrant b. Bahaya kebakaran sedang : Luas mimimum 800 - 1600 m2 harus memiliki 2 buah hydrant, setiap penambahan 800m2 harus ditambah 1 buah hydrant c. Bahaya kebakaran berat : Luas mimimum 800 - 1600 m2 harus memiliki 2 buah hydrant, setiap penambahan 1000m2 harus ditambah 1 buah hydrant KRITERIA PENJELASAN

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 9/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009Simulasi Tanggap Darurat 1 Terdapat rencana pelaksanaan simulasi, pelaksanaan simulasi dan evaluasi hasil simulasi tanggap darurat serta rekomendasi/tindak lanjut hasil evaluasi Pelaksanaan simulasi tanggap darurat harus sesuai dengan prosedur, simulasi setidaknya dilakukan sekali dalam setahun untuk kriteria safety dan lingkungan atau gabungan dari keduanya. contoh: Pelaksanaan simulasi tumpahan bahan kimia yang pada akhirnya berakibat ledakan pada gudang bahan dan menyebabkan kebakaran.

Incident Rate

1 LTI - FR (loss time injury frequency rate) LTI - FR = 2 C x 1.000.000 (A x B)

SR (Severity Rate) SR = D x 1.000.000 (A x B)

Status dari perusahaan (FR & SR) dihitung mulai dari satu tahun terakhir dari tanggal dilakukannya asesmen. FR & SR dihitung sejak mendapatkan penanganan dan rekomendasi resmi dari paramedis Perusahaan wajib mencatatkan setiap kecelakaan yang terjadi baik yang menyebabkan hari hilang ataupun tidak, konsistensi pencatatan berapa jam karyawan absen dari tempat kerja. Record pencatatan bisa berupa catatan harian klinik. Contoh: karyawan tersayat/tergores sehingga memerlukan perawatan medis, PIC wajib mencatatkan berapa lama waktu yang diperlukan karyawan untuk dapat kembali ke tempat kerja.

3 Perusahaan memiliki catatan seluruh insiden/kecelakaan yang dilengkapi dengan total jumlah jam kerja yang hilang akibat insiden/kecelakaan tersebut

Keterangan: Loss Time Injury A = jumlah karyawan B = jumlah hari kerja dalam satu tahun C = jumlah kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (1 x 24 jam tidak dapat kembali ke tempat kerja) Permenaker 03/MEN/1998 & SK Dirjen 84/BW/1998 D = Jumlah hari hilang akibat kecelakaan Kecelakaan (yang menyebabkan) hari-hilang : Kecelakaan kerja yang menyebabkan karyawan: 1. Tidak kembali bekerja di tempat asal > 1 hari atau Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 10/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 20092. Memerlukan perawatan medis > 1 hari atau 3. Mengalami cacat tetap (= kehilangan atau tidak berfungsinya salah satu atau beberapa organ tubuh) atau 4. Mengalami gangguan jiwa. (PerMen-Naker 03/MEN/1998 & SK Dirjen 84/BW/1998) Kecelakaan yang diperhitungkan adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, baik untuk karyawan tetap, kontrak, supplier ataupun tamu dari perusahaan. Kecelakaan yang terjadi pada saat berangkat & pulang kerja tidak diperhitungkan dalam FR & SR. Namun apabila tempat kerjanya di jalan (contoh: driver, kurir, operator alat berat, dll) dan terjadi kecelakaan pada saat tugas, maka diperhitungkan dalam perhitungan FR & SR Perusahaan akan langsung mendapat status HITAM bila: 1. Secara sengaja tidak melaporkan kecelakaan hari-hilang untuk memanipulasi nilai FR & SR. 2. Operasi tutup/stop yang diakibatkan oleh kebakaran dan atau tuntutan hukum Tingkat Kecelakaan dan Tingkat Fatalitas (untuk criteria Jalan Tol) 1 TK = B x 100.000.000 AxD C x 100.000.000 AxD Volume Lalu Lintas Dalam Satu Tahun (A) Jumlah Kecelakaan Kendaraan Dalam Satu Tahun (B) Jumlah Korban Meninggal Dalam Satu Tahun (C) Rata-rata jarak tempuh kendaraan per tahun (D)

2

TF =

TINGKAT KECELAKAAN & TINGKAT FATALITAS (untuk criteria jalan tol) = ..unit Volume Lalu Lintas Dalam Satu Tahun (A) (Periode waktu: .. s.d. . ) Jumlah Kecelakaan Kendaraan Dalam Satu Tahun (B) (Periode waktu: .. s.d. . ) Jumlah Korban Meninggal Dalam Satu Tahun (C) (Periode waktu: .. s.d. . ) Rata-rata jarak tempuh kendaraan per tahun (D)* (Periode waktu: .. s.d. = km/unit = . orang = ..unit

. ) Catatan: 1. Rata-rata jarak tempuh kendaraan per tahun (D) adalah Akumulasi jarak (km) yang dilalui Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 11/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009kendaraan dalam satu tahun dibagi Volume lalu lintas dalam satu tahun (A) 2. Status dari perusahaan (TK & TF) dihitung mulai dari satu tahun terakhir dari tanggal dilakukannya asesmen. 3. Tingkat Kecelakaan Kendaraan dihitung berdasarkan Jumlah Kecelakaan yang terjadi selama setahun terakhir di ruas jalan yang dikelola perusahaan. Dikalikan dengan konstanta (100.000.000) dibagi dengan Jumlah Volume Kendaraan yang terhitung melintas ruas jalan tol yang dikelola perusahaan selama setahun terakhir dikali dengan rata-rata jarak tempuh kendaraan LAMPIRAN 3 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN KRITERIA AGC 2009 1. Sheet [Page-1] a. Isi kolom nama dan alamat lengkap termasuk no. Telp dan Fax dari perusahaan yang diases b. Isi kolom nama Top Management perusahaan yang diases, nama Lead Asesor, Asesor #1 dst c. Kolom nilai asesor akan menghitung secara otomatis sebagai hasil dari isian nilai di Sheet [RINCIAN] d. Jumlah karyawan, Nilai FR, dan SR akan terisi otomatis sesuai input dan hasil dari sheet [Form FR-SR] e. Contreng kolom LTI-FR secara manual merujuk pada hasil penghitungan LTI-FR dan SR di sheet CP Safety bagian Incident Rate disesuaikan dengan jumlah karyawan perusahaan yang diases f. Untuk nilai Status Akhir AGC, AGC Conformity Percentage, CP-PROPER, CP-SAFETY, LEGAL COMPLIANCE, SEVERITY RATE akan terisi secara otomatis setelah pengisian Sheet Rincian, CP-PROPER, CP-SAFETY, LEGAL COMPLIANCE, Form FR-SR 2. Sheet [Rincian Score] a. Untuk menjaga keotentikan kriteria, maka asesor hanya bisa mengakses dan mengisi kolom nilai asesor dan keterangan, isi kolom tersebut mengacu nilai SE/RSE, jika elemen yang bersangkutan tidak aplicable maka cukup diisi NA b. Untuk elemen PENGENDALIAN KESEHATAN, pilih salah satu elemen Ada Klinik ..... atau Tidak Memiliki Klinik ..... i. Jika memiliki klinik, cukup mengisi sub elemen pada bagian ADA KLINIK ...... ii. Jika tidak memiliki klinik, cukup mengisi sub elemen pada bagian TIDAK MEMILIKI ...... 3. Sheet [CP-PROPER], [CP-SAFETY] a. Isi kolom kotak kecil EMAS-HIJAU-BIRU-MERAH-HITAM dengan tanda x sesuai hasil yang didapat oleh perusahaan b. Jika elemen yang bersangkutan tidak aplicable maka kotak kecil tersebut tidak perlu diisi dengan tanda x 4. Sheet [Form FR-SR] a. Isi periode asesmen selama satu tahun terakhir, contoh asesmen dilakukan pada tanggal 24 Juli 2009, maka bulan yang dihitung adalah dari 01 Juli 2008 30 Juni 2009 b. Isi tiap kolom FR SR merujuk data dari perusahaan yang diases Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 12/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009c. Nilai FR dan SR akan terisi secara otomatis 5. Sheet [Form TK-TF] untuk kriteria Jalan Tol a. Isi periode asesmen selama satu tahun terakhir, contoh asesmen dilakukan pada tanggal 24 Juli 2009, maka bulan yang dihitung adalah dari 01 Juli 2008 30 Juni 2009 b. Isi tiap kolom TK TF merujuk data dari perusahaan yang diases c. Nilai TK dan TF akan terisi secara otomatis 6. LEGAL COMPLIANCE a. Untuk menjaga keotentikan kriteria, maka asesor hanya bisa mengakses dan mengisi salah satu kolom KEPATUHAN (YA / TIDAK / NA) b. Jika salah satu elemen adalah YA, maka cukup delete kata TIDAK c. Jika salah satu elemen adalah TIDAK, maka cukup delete kata YA d. Jika salah satu elemen adalah NA, maka delete kata YA & TIDAK, dan ketik NA di kolom NA

LAMPIRAN 4 CONTOH NERACA AIR DAN ENERGI SEDERHANA

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 13/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009

Note: Satuan dapat diganti per tahun dengan menghitung rata-rata pemakaian harian di kali dengan jumlah hari kerja

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 14/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009DIAGRAM ALIR NERACA PENGGUNAAN AIR

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009

Hal 13/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009CONTOH NERACA ENERGI

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 14/17

PENJELASAN KRITERIA AGC 2009DIAGRAM ALIR PENGGUNAAN ENERGI

Kriteria Asesmen Astra Green Company 2009 Hal 15/17