peningkatan nilai tambah garam lokal

7
Meningkatkan Nilai Tambah Garam Lokal Foto: KORAN JAKARTA Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Ironisnya negeri ini masih belum sanggup memenuhi kebutuhan garam konsumsi. Teknologi pemurnian garam diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk garam sehingga petani mendapatkan nilai tambah. Indonesia masih mengimpor garam dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebagai contoh, impor garam pada Januari- Juni 2013 tercatat mencapai 923 ribu ton atau senilai 43,1 juta dollar AS. Lebih miris lagi, kehidupan petani garam masih jauh dari sejahtera. Apalagi ketika garam impor masuk, harga garam lokal langsung anjlok. Berangkat dari persoalan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melakukan berbagai terobosan untuk mencapai swasembada garam. Selain itu, Balitbang KP berusaha meningkatkan kehidupan petani garam menjadi lebih layak hingga mereka tetap mau mengembangkan garam dan menjadikan garam sebagai sumber perekonomian mereka. Salah satu terobosan yang dilakukan Balitbang KP adalah

Upload: yanuar-rustrianto-buwono

Post on 16-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peningkatan Nilai Tambah Garam Lokal

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Nilai Tambah Garam Lokal

Meningkatkan Nilai Tambah Garam Lokal

Foto: KORAN JAKARTA

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Ironisnya negeri ini masih belum sanggup memenuhi kebutuhan garam konsumsi. Teknologi pemurnian garam diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk garam sehingga petani mendapatkan nilai tambah.  Indonesia masih mengimpor garam dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebagai contoh, impor garam pada Januari-Juni 2013 tercatat mencapai 923 ribu ton atau senilai 43,1 juta dollar AS. Lebih miris lagi, kehidupan petani garam masih jauh dari sejahtera. Apalagi ketika garam impor masuk, harga garam lokal langsung anjlok. Berangkat dari persoalan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melakukan berbagai terobosan untuk mencapai swasembada garam. Selain itu, Balitbang KP berusaha meningkatkan kehidupan petani garam menjadi lebih layak hingga mereka tetap mau mengembangkan garam dan menjadikan garam sebagai sumber perekonomian mereka. Salah satu terobosan yang dilakukan Balitbang KP adalah mengembangkan teknologi pengolahan garam, yaitu teknologi pemurnian garam secara mekanis. Kehadiran teknologi diharapkan mampu membangkitkan semangat petanai garam untuk selalu bekerja dan tidak alih profesi. Secara teknis, teknologi pemurnian garam mampu meningkatkan kandungan NaCI pada garam krosok dengan kisaran nilai 88 persen menjadi lebih dari 94 persendengan tingkat kelembutan butir garam 2 mm. 

Page 2: Peningkatan Nilai Tambah Garam Lokal

Kepala Puslitbang Sumber Daya Laut dan Pesisir, Budi Sulistyo, menerangkan teknologi pemurnian garam mampu mendongkrak nilai tambah garam, terutama kualitas garam jauh lebih baik dibanding kualitas produksi garam selama ini. Alat pemurnian garam telah diamplikasikan di beberapa daerah, di antaranya Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Budi menjelaskan teknologi ini terdiri dari lima subsistem utama, yaitu penghancuran butiran garam krosok, pencucian, pengeringan, penambahan unsur yodium, dan pengemasan menjadi garam meja. Pemurnian garam dimulai dengan penghancuran butiran garam krosok menjadi garam lembut dengan ukuran partikel 2 mm. "Butiran garam lembut ini selanjutnya dicuci dengan air yang telah dituangkan pada 20 Be. Proses pencucian dan penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan kotoran ikutan garam krosok," tutur Budi, di sela-sela seminar bertajuk "Dukung Inovasi dan Teknologi dalam Membangun Industrialisasi Garam Nasional" di KKP, Jakarta, Jumat (21/2). Budi menambahkan hasil cucian dikeringkan dengan mesin peniris yang berputar sentrifugal. Garam cucian diputar untuk mengurai kandungan air, sebelum diproses lebih lanjut dengan mesin pengering. Butiran garam kering selanjutnya diproses dalam mesin penyemprot yodium. Proses iodinisasi menjadi salah satu syarat produk garam olahan menjadi garam meja untuk keperluan memasak. Tahap akhir, garam meja dikemas dalam bungkusan 200 gram yang siap didistribusikan ke pasar. Industri Garam

Teknologi pemurnian garam tersebut merupakan salah satu langkah awal mempersiapakan industrialisasi garam rakyat. Pengolahan ini telah membuka cakrawala baru bagi petambak garam yang semula hanya mengandalkan produksi garam krosok. Ke depannya, mereka bisa menghasilkan garam meja atau garam dengan kualitas lebih yang mampu menembus pasar industri. Nilai tambah ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petambak atau petani garam. Dengan teknologi pemurnian garam, kemampuan produksi bisa mencapai 2 ton per hari serta menyerap 3–5 tenaga kerja. Adapun nilai tambah teknologi bagi petani garam mencapai 500–1.000 rupiah per kilogram. Tak heran, teknologi ini membuka peluang petani garam menjual produk olahan garam, bukan lagi garam krosok. Selain itu, membuka pasar garam yang lebih luas,

Page 3: Peningkatan Nilai Tambah Garam Lokal

bahkan dapat merambah kepada pasar industri yang menampung produk garam dengan tingkat kemurnian serta kehalusan yang dihasilkan. Kini usaha garam rakyat semakin berkembang sejak dibentuk program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar). Untuk itu, Balitbang KP bersama mitra kerjanya, Universitas Hang Tuah, pada 2013 menyempurnakan paket teknologi pemurnian garam dengan meningkatkan kapasitas produksi rata-rata 4 ton per hari, penerapan teknologi otomatisasi iodisasi, efisiensi dan higenitas sistem pengemasan, serta optimalisasi pemanfaatan energi limbah. Budi mengatakan keberadaan teknologi ini secara langsung akan mendukung upaya pemerintah guna mencapai swasembada garam rakyat. Tahun 2012, Indonesia mencatat sejarah penting upaya pemenuhan kebutuhan garam konsumsi. Program Pugar yang diinisiasi oleh KKP sejak tahun 2010 berhasil memicu tercapainya swasembada garam rakyat. Produksi garam rakyat pada tahun 2012 tercatat lebih 2,1 juta ton, sementara kebutuhan garam konsumsi pada tahun yang sama diperkirakan 1,5 juta ton. Dalam upaya mempertahankan swasembada tersebut, perlu didukung oleh teknologi. Menurut Budi, penguasaan teknologi menjadi penting untuk meningkatkan daya saing petambak garam. Apalagi harga jual garam krosok yang masih rendah. Akibatnya, belum mampu mengangkat taraf perekonomian petambak garam, semisal di Madura. Penguasaan teknologi dan manajemen usaha sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing petani tambak garam. Ini yang dilakukan oleh negara maju, melengkapi petani dengan teknologi. Suka tidak suka, pemerintah harus melakukan hal serupa. Teknologi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari persaingan bisnis, termasuk bisnis skala kecil. Begitu pula dengan petani garam, mereka harus dibekali dengan teknologi, termasuk pengetahuan tentang manajemen industri. Jika petani dibiarkan hidup tanpa didampingi, teknologi mereka sulit berkembang. Ini yang menjadi salah satu faktor kehidupan petani garam selalu dalam kesulitan. "Kehadiran teknologi pemurnian garam diharapkan mampu mengangkat taraf perekonomian petani garam. Untuk mengangkat daya saing petambak garam, penguasaan teknologi dan manajemen usaha garam rakyat," tambah Budi. Oleh sebab itu, petani garam harus mengikuti berbagai pelatihan manajemen industri dan bisnis. Di sisi ini pemerintah bisa mengambil peran mengadakan berbagai pelatihan dan mendorong petani untuk selalu bersemangat. 

Page 4: Peningkatan Nilai Tambah Garam Lokal

Inovasi teknologi lain yang perlu dikembangkan adalah teknologi menyangkut sistem informasi yang menyajikan perkiraan musim panen garam dan perkiraan produksi, hingga petambak garam selalu bisa memproduksi garam tidak lagi tergantung pada musim. faisal chaniago

Proses teknologi itu diawali dengan penghancuran butiran garam krosok menjadi garam lembut. Lalu dicuci dengan air yang telah dituakan. Proses ini berfungsi memisahkan kotoran ikutan garam krosok. Hasil cucian dikeringkan dengan mesin peniris, kemudian dikeringkan. Butiran garam itu selanjutnya diproses dalam penyemprot yodium lalu dikemas. "Teknologi pemurnian garam ini salah satu langkah mempersiapkan industrialisasi garam rakyat," tambah dia.

Page 5: Peningkatan Nilai Tambah Garam Lokal

Bisnis.com, JAKARTA—Garam merupakan salah satu industri masa depan bagi rakyat Indonesia. Untuk bisa menuju hal tersebut, diperlukan inovasi dan teknologi yang bisa meningkatkan industrialisasi garam nasional.

Pada 2012, Indonesia pernah mencatat sejarah penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan garam konsumsi.

Selain itu berkat program pemberdayaan usaha garam rakyat (Pugar) yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak 2010, berhasil memicu tercapainya swasembada garam rakyat. 

"Produksi garam pada 2012 tercatat lebih dari 2,1 juta ton. Sedangkan kebutuhan garam konsumsi pada tahun yang sama diperkirakan 1,5 juta ton," kata Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP, dalam diskusi yang diadakan Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapiptek) di Jakarta, Jumat (21/2/2014).

Menurut dia, dalam mempertahankan swasembada, dukungan inovasi dan teknologi terkait proses produksi garam menjado penting. Salah satunya sistem informasi yang menyajikan perkiraan musim panen garam, dan perkiraan produksi. 

Achmad Purnomo, Kepala Balitbang Kelautan dan Perikanan KKP, menambahkan inovasi dan teknologi terkait dengan lahan, seperti teknologi geomembran, teknologi ulir filter, akan mendukung upaya industrialisasi garam nasional.

"Tidak kalah penting adalah inovasi dan teknologi pengolahan garam yang menghasilkan nilai tambah produk garam," ujar Purnomo.

Dia menjelaskan upaya meningkatkan nilai garam dapat dilakukan dengan pengolahan garam, agar memberi nilai tambah bagi petambak garam.

Pengenalan inovasi dan teknologi pengolah garam bagi petambak, akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat petambak garam.

Purnomo menuturkan selama ini harga jual garam krosok rendah, belum mampu mengangkat taraf perenokomian para petambak. Produk berlimpah menyebabkan harga garam jadi murah.

"Penguasaan teknologi dan manajemen usaha garam rakyat, sangat dibutuhkan untuk mengangkat daya saing petambak garam," ungkapnya.