peningkatan motivasi, sikap, dan aktivitas belajar siswa ... › bitstream › 123456789...demikian...

25
i Peningkatan Motivasi, Sikap, dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Penerapan Metode Group Investigation Berbantu Media Inspiration Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ARTIKEL ILMIAH Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Fariztin Citra Septiani NIM: 702010168 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    Peningkatan Motivasi, Sikap, dan Aktivitas Belajar Siswa

    Terhadap Penerapan Metode Group Investigation

    Berbantu Media Inspiration

    Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

    ARTIKEL ILMIAH

    Diajukan Kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

    Oleh :

    Fariztin Citra Septiani

    NIM: 702010168

    Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    1) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    PENINGKATAN MOTIVASI, SIKAP, DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

    TERHADAP PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

    BERBANTU MEDIA INSPIRATION

    DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

    1)Fariztin Citra Septiani

    2) Adriyanto J. Gundo, S.Si, M.Pd, 3)

    George J. L. Nikijuluw, S.Pd

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia

    Email: 1)

    [email protected] 2)

    [email protected] 3)

    [email protected]

    Abstract

    Lack of interest in learning Citizenship Education (Civics) is the basis of this study. The

    research are considered aims to improve students' motivation to learn civics by

    increasing the activity and learning attitudes of students in the classroom. Group

    Investigation method and instructional media Inspiration learning as learning approach

    to enhance learning activity, students' attitudes and motivation to learn. The results of

    this study an increase in activity and attitude of students during the learning process. This

    shows that hows Group Investigation and Inspiration instructional media gave a good

    impact on the learning process.

    Keywords: Learning Methods Group Investigation, Learning Media Inspiration,

    Motivation, Activity and Attitudes of Students Learning.

    Abstrak

    Kurangnya minat siswa belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi dasar

    penelitian ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa

    belajar PKn dengan meningkatkan aktivitas dan sikap belajar siswa di kelas. Metode

    pembelajaran Group Investigation dan media ajar Inspiration menjadi pendekatan

    pembelajaran yang digunakan sebagai alternatif metode untuk meningkatkan aktivitas,

    sikap dan motivasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan

    aktivitas dan sikap siswa selama proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa

    metode pembelajaran Group Investigation dan media ajar Inspiration memberi dampak

    baik terhadap proses pembelajaran.

    Kata Kunci : Metode Pembelajaran Group Investigation, Media Pembelajaran

    Inspiration, Motivasi, Sikap dan Aktivitas Belajar.

    mailto:[email protected]

  • 9

    1. Pendahuluan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata

    pelajaran yang mempelajari budaya, moral dan pembangunan bangsa.

    Melalui PKn, siswa dibantu untuk mengenal pribadi bangsa, terkhusus

    bangsa Indonesia. Tujuan penanaman moral dalam mata pelajaran

    Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk pola perilaku

    pelajar yang baik serta untuk membangun karakter bangsa [1].

    Demikian halnya dengan observasi yang dilakukan di SMK

    Saraswati Agustus 2014. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa

    dalam mata pelajaran PKn nampak selama proses pembelajaran

    berlangsung. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung

    terlihat bahwa siswa lebih cenderung sibuk dengan kegiatan yang tidak

    berhubungan dengan pembelajaran. Rendahnya minat dan motivasi

    berdampak terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran, aktivitas dan

    hasil belajar siswa. Selama proses pembelajaran siswa kurang

    berkonsentrasi di kelas, sehingga siswa tidak memperhatikan materi yang

    diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu,

    rendahnya minat dan motivasi siswa berdampak terhadap sikap siswa

    selama mengikuti proses pembelajaran dan respon siswa terhadap

    pelajaran tersebut. “Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, namun

    dapat diinpretasikan dalam tingkah laku berupa rangsangan, dorongan,

    atau pembangkit tenaga munculnya suatu tindakan tingkah laku tertentu.”

    [2]

    Partisipasi siswa selama proses pembelajaran menjadi salah satu

    strategi untuk mencapai pembelajaran efektif. Partisipasi tersebut meliputi

    salah satunya adalah keaktifan siswa. Penunjang keberhasilan proses dan

    hasil belajar siswa adalah berupa keterlibatan siswa dalam bersikap,

    berfikir, perhatian dan keaktifan [3].

    Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga turut

    mempengaruhi kondisi pembelajaran di kelas. Pengelolaan kelas beserta

    penggunaan metode dan media pembelajaran turut menjadi faktor penentu

    keberhasilan proses dan hasil pembelajaran. Selain kurangnya minat dan

    motivasi belajar di kelas, kondisi pembelajaran yang cenderung

    berceramah di kelas dan kurangnya pemanfaatan media ajar yang menjadi

    alasan penelitian, sehingga melalui penelitian ini ingin memberikan

    inovasi pembelajaran dalam mata pelajaran PKn dengan metode

    pembelajaran GI dan media bantu Inspiration, yang bertujuan untuk dapat

    meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi belajar siswa.

    Teknologi komunikasi saat ini telah digunakan dalam

    pembelajaran di kelas. Teknologi digunakan guna memenuhi kebutuhan

    manusia, demikian juga media pembelajaran diciptakan untuk memenuhi

    kebutuhan dalam proses pembelajaran. Salah satu media pembelajaran

    adalah media edukatif Inspiration, yang merupakan media pembelajaran

    yang dirancang untuk memfasilitasi keterampilan dan kreativitas

    seseorang. Aplikasi Inspiration memiliki banyak fitur yang dapat

    dimanfaatkan untuk pembelajaran. Fitur dalam aplikasi Inspiration

  • 10

    mencakup diagram, peta konsep, outline view dan presentasi. Aplikasi

    Inspiration merupakan aplikasi yang menjadi wadah kreativitas siswa

    dalam belajar serta merupakan aplikasi yang membantu memudahkan

    siswa belajar dengan membuat konsep materi yang akan dipelajari.

    2. Kajian Pustaka Pada penelitian Fitrana tahun 2010, menyatakan bahwa model

    pembelajaran cooperative Group Investigation (GI) memiliki pengaruh

    terhadap prestasi belajar terhadap siswa dalam pembelajaran matematika

    [4]. Selain dapat memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa,

    metode GI juga mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa selama

    proses pembelajaran berlangsung. Secara umum Fitirana menyimpulkan

    bahwa metode GI mampu untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam

    belajar, dengan kemandirian belajar siswa yang tinggi akan berdampak

    pada proses pembelajaran yang aktif dan menjadi salah satu faktor

    penunjang prestasi belajar siswa.

    Penelitian Zingaro, mengungkapkan bahwa metode pembelajaran

    GI lebih berfokus terhadap proses interaksi siswa, dengan siswa

    mengeksplorasi ide – ide selama proses pembelajaran berlangsung dan

    saling membantu antar siswa saat belajar [5]. GI juga diungkap oleh

    Zingaro sebagai metode pembelajaran yang mampu memberi keuntungan

    kepada siswa untuk mengemukakan dan mengekspresikan diri, memberi

    sikap positif dalam belajar serta mampu memberi kesempatan belajar

    secara keberagaman. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan

    metode GI mampu untuk meningkatkan prestasi, motivasi serta

    mendorong pembelajaran secara keberagaman [5].

    Menurut kedua penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa metode

    pembelajaran GI mampu untuk meningkatkan motivasi, dan aktivitas

    siswa serta sikap siswa saat melakukan proses pembelajaran, terutama saat

    belajar secara bersama. GI merupakan metode yang lebih cenderung fokus

    kepada penguasaan akademik, sehingga kegiatan siswa lebih banyak dari

    pada pendominasian guru di dalamnya. Perbedaan penggunaan metode GI

    dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bagaimana GI

    dapat digunakan untuk metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

    meningkatkan siswa menjadi lebih aktif, serta menumbuhkan minat siswa

    untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan berbantu media

    Inspiration dalam proses pembelajarannya.

    Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran

    kooperatif, yang berasal dari John Dewey. Metode GI dikembangkan

    dengan tujuan utama menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa

    berkerjasama dengan teman sekelas untuk berpartisipasi dalam langkah –

    langkah metode ilmiah [6]. Enam tahap kegiatan pembelajaran GI yaitu :

    1). Identifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok; 2).

    Merencanakan tugas belajar; 3). Melaksanakan tugas investigasi; 4).

    Mempersiapkan laporan akhir; 5). Menyajikan laporan akhir; 6). Evaluasi

    [4].

  • 11

    Kelebihan model pembelajaran GI adalah 1). Siswa lebih

    kooperatif ketika berinteraksi dengan siswa lain; 2). Siswa mampu

    mengekspresikan diri; 3). Siswa memiliki sikap mandiri yang lebih besar

    dan tanggung jawab; 4). Memberi sikap positif (motivasi) siswa terhadap

    sekolah dan belajar; 5). Meningkatkan kepercayaan diri; 6).

    Meningkatkan kerjasama yang homogen [4]. Kelemahan model

    pembelajaran ini adalah 1). Memerlukan struktur kelas yang rumit; 2).

    Memerlukan waktu lebih lama; 3). Tidak semua mata pelajaran dapat

    diterapkan dengan metode ini [7].

    Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal siswa yang

    sedang belajar [2]. Motivasi terbagi menjadi motivasi instrinsik yang

    merupakan motivasi muncul dari diri seseorang, dan motivasi ekstrinsik

    adalah motivasi yang timbul dari luar diri seseorang karena sebuah

    rangsangan [8]. Indikator motivasi belajar menurut Uno adalah sebagai

    berikut : 1). Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2). Adanya dorongan

    dan kebutuhan dalam belajar; 3). Adanya harapan dan cita – cita masa

    depan; 4). Adanya penghargaan dalam belajar; 5). Adanya kegiatan yang

    menarik dalam belajar; 6). Adanya lingkungan belajar yang kondusif,

    sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. [2]

    Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bersikap

    secara suka atau tidak terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui

    cara mengatami dan menirukan sesuatu serta diterjemahkan secara

    informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses

    pembelajaran dengan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui sikap

    pererta didik terhadap mata pelajaran. [9]

    Munthe menjelaskan ranah afektif meliputi perubahan yang

    mencakup : 1). Penerimaan (receiving), yaitu kemampuan internal

    seseorang meliputi kegiatan mengakui dan menunjukkan kesadaran dan

    perbedaan; 2). Partisipasi (responding), yaitu kemampuan internal

    seseorang dalam hal mematuhi dan ikut serta aktif dalam berkegiatan; 3).

    Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu kemampuan internal seseorang

    dalam menerima sesuatu, menyukai, menyepakati, menghargai dan

    bersikap postif atau negatif terhadap sesuatu; 4). Organisasi

    (organization), yaitu kemampuan internal seseorang dalam membentuk

    sistem nilai, menangkap relasi antar nilai dan bertanggung jawab; 5).

    Pembentukan pola karakter/pola hidup (chracterization), yaitu

    kemampuan internal seseorang dalam menunjukkan kepercayaan dan

    disiplin diri, mempertimbangkan sesuatu dan melibatkan diri [10].

    Aktivitas atau sering disebut juga dengan ranah psikomotor dalam

    pembelajaran, adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan

    keterampilan fisik [11]. Indikator penilaian ranah psikomotor terambil

    dalam Munthe yang meliputi : 1). Persepsi (perception), yaitu

    kemampuan internal untuk menafsirkan dan peka terhadap rangsangan;

    2). Kesiapan (set), yaitu kemampuan internal yang meliputi persiapan

    fisik dan konsentrasi; 3). Gerakan terbimbing (guided response), yaitu

    kemampuan yang meliputi gerakan meniru contoh; 4). Gerakan mekanis

  • 12

    terbiasa (mechanism), yaitu kemampuan internal yang meliputi cara

    berketerampilan dan berpegang pada pola; 5). Gerakan respon kompleks

    (complex overt response), yaitu berketerampilan secara luwes, gesit dan

    lincah; 6). Penyesuaian pola gerakan (adaption), yaitu kemampuan

    internal yang meliputi kegiatan menyesuaikan diri dan bervariasi. 7).

    Kreativitas (origination), yaitu kegiatan internal untuk menciptakan

    sesuatu yang baru dan berinisiatif [10].

    Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

    digunakan untuk proses penyajian informasi, yang berfungsi untuk

    meneruskan informasi antara sumber dan penerima informasi [12]. Media

    grafis merupakan media yang mengutamakan indra penglihatan sebagai

    penerima pesan, yang memiliki fungsi : 1). Lebih menarik perhatian; 2).

    Memperjelas sajian ide; 3). Mengilustrasikan fakta untuk dapat mudah

    diingat; 4). Pembuatan yang sederhana [12]. “Media grafis termasuk di

    dalamnya media visual, yaitu pesan yang akan disampaikan dituangkan

    ke dalam simbol – simbol komunikasi visual (menyangkut indera

    penglihatan)”. [13]

    Inspiration adalah aplikasi yang memungkinkan untuk membuat

    gambar, ide dan konsep – konsep dalam bentuk diagram atau peta pikiran.

    Inspiration menyediakan fasilitas untuk mengembangkan ide menjadi

    terorganisir dan terdokumentasi. Aplikasi ini, Inspiration, merangsang

    cara berpikir linear dan visual untuk memperdalam pemahaman terhadap

    konsep, meningkatkan memori penyimpanan, mengembangkan

    keterampilan organisasi dan membentuk/mengembangkan kreativitas

    [14].

    Program yang tersedia dalam aplikasi Inspiration adalah berupa :

    1). Diagram yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara ide

    atau konsep; 2). Peta, digunakan untuk membuat peta pikiran,

    membangun cabang tentang topik terkait sekitar ide utama; 3). Outline

    View, digunakan untuk membuat garis besar ide atau untuk mengatur dan

    menulis laporan; 4). Presentasi, digunakan untuk membuat presentasi dari

    konten pengembangan diagram, peta, atau outline [14].

    3. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

    metode pendekatan eksperimen, menggunakan desain Nonequivalent

    Control Group Design. Desain ini adalah bentuk penelitian yang dilakukan

    dengan menggunakan subjek penelitian yang dipilih tidak secara random

    untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain eksperimen

    dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1.Nonequivalent Control Group Design :

    Kelas Pretest Perlakuan Posttest

    Eksperimen T1 X T2

    Kontrol T1 - T2

  • 13

    Keterangan:

    T1 : Pretest kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberikan

    perlakuan.

    T2 : Posttest kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberikan

    perlakuan.

    X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK

    Saraswati Salatiga. Pengambilan sampel dilalukan dengan teknik

    Nonprobability Sampling Insidental, adalah teknik pengambilan sampel

    yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur anggota populasi

    untuk dipilih menjadi sampel, yang artinya bahwa pengambilan sampel

    tidak dilakukan secara acak [15]. Penentuan sampel Nonprobability

    Sampling Insidental adalah berdasarkan rekomendasi guru PKn yang

    ditemui saat observasi. Rekomendasi sampel oleh guru PKn merujuk

    kepada kelas XII Multimedia A sebagai kelas kontrol dan B sebagai kelas

    eksperimen. Kelas XII Multimedia A merupakan kelas yang aktif dan

    nilai kognitif siswa rata – rata lebih tinggi dari kelas kelas XII

    Multimedia B, sehingga pemilihan kelas dapat ditentukan bahwa kelas

    kontrol, yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan selama penelitian,

    yaitu kelas XII Multimedia A, dan kelas eksperimen, yaitu kelas yang

    mendapat perlakuan selama penelitian berlangsung, adalah kelas XII

    Multimedia B. Distribusi sampel ditunjukkan pada tabel 2.

    Tabel 2. Tabel Distribusi Pemilihan Sampel

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

    observasi, wawancara, angket dan studi dokumenter. Data hasil

    observasi, wawancara terehadap guru di awal penelitian dan studi

    dokumenter yang berupa data rapor siswa, digunakan sebagai data awal

    pengumpulan informasi sebelum dilakukannya perlakuan, sedangkan

    wawancara setelah perlakuan dan angket digunakan untuk memperoleh

    informasi umpan balik dari siswa setelah menerima perlakuan.

    Nilai pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui

    perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dan

    eksperimen. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    menggunakan angket skala likert, dengan tujuan untuk mengetahui

    respon/tanggapan/umpan balik dari siswa kelas eksperimen setelah

    mendapat perlakuan belajar menggunakan model pembelajaran Group

    Investigation dan media Inspiration. Indikator penyusunan angket terdiri

    dari motivasi, interaksi sosial (sikap - aktivitas), metode belajar Group

    Investigation, media ajar Inspiration, dengan alternatif jawaban : Sangat

    No Kelas Kelompok Jumlah Siswa

    1 XII MM A Kontrol 35

    2 XII MM B Eksperimen 36

    Jumlah 71

  • 14

    Setuju (5); Setuju (4); Kurang Setuju (3); Tidak Setuju (2); Sangat Tidak

    Setuju (1).

    Acuan indikator motivasi terambil dari Uno [2]. Acuan indikator

    afektif dan psikomotor terambil dari Munthe [10], dan indikator penilaian

    Group Investigation terambil dari Cooperative Learning oleh Slavin [7].

    Aspek penilaian dan indikator dapat dilihat dalam tabel 3 berikut :

    Tabel 3. Skala Deskriptif Penilaian Motivasi, Afektif, Psikomotor [2][12] Aspek

    Penilaian

    Motivasi Afektif (sikap) Psikomotor (aktivitas)

    Indikator Hasrat dan keinginan untuk berhasil

    Adanya dorongan kebutuhan belajar

    Harapan dan cita – cita masa depan

    Penghargaan dalam belajar

    Kegiatan menarik dalam belajar

    Lingkungan yang kondusif

    Penerimaan

    Partisipasi

    Penilaian

    Organisasi

    Pembentukan pola hidup

    Persepsi

    Kesiapan

    Gerakan terbimbing

    Gerakan mekanis terbiasa

    Gerakan respon kompleks

    Penyesuaian pola gerakan

    Kreativitas

    Jumlah Soal 10 10 10

    Alternatif

    jawaban

    Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)

    Tabel 3, merupakan tabel untuk penilaian observasi. Melalui tabel

    3, yang berisikan acuan indikator penilaian motivasi, sikap dan aktivitas

    siswa selama proses pembelajaran di kelas, menjadi salah satu faktor

    penentu kelas yang hendak untuk penelitian (eksperimen) dan kelas tanpa

    perlakuan (kontrol). Masing – masing butir aspek motivasi, sikap, dan

    aktivitas diterjemahkan dalam 10 pernyataan yang digunakan untuk

    acuan penilaian kelas. Setiap aspek yang terdiri dari 10 butir pernyataan

    tersebut memiliki poin penilaian sebesar 40 sebagai nilai maksimal dan

    nilai 10 sebagai nilai minimal. Penilaian tersebut berdasarkan alternatif

    jawaban yang disediakan, yaitu nilai 4 „sangat baik‟ hingga nilai 1

    „sangat kurang‟.

    Tabel 4. Skala Deskriptif Afektif – Psikomotor [12]

    Aspek afektif Indikator Aspek psikomotor Indikator

    Penerimaan

    1. Sikap siswa bertanya 2. Sikap siswa memberi

    kritik

    3. Sikap siswa dalam menerima kritikan

    Persepsi

    1. Persiapan mengikuti pembelajaran

    Partisipasi

    4. Kemauan membantu teman mengungkapkan

    pendapat

    Kesiapan

    2. Tingkat konsentrasi siswa

  • 15

    Penilaian 5. Kesopanan dalam menyatakan pendapat

    6. Menghargai pendapat orang lain

    Gerakan

    terbimbing

    3. Kegiatan siswa dalam mengerkajan

    tugas

    Organisasi 7. Kedisiplinan 8. Sikap siswa

    mengkondisikan diri

    selama proses

    pembelajaran

    Gerakan mekanis

    terbiasa

    4. Menggunakan dan memanfaatkan alat

    belajar

    Pembentukan

    pola hidup

    9. Melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran

    10. Menunjukkan sikap hormat dan

    menghargai guru

    Gerakan respon

    kompleks

    5. Menjaga ketertiban kelas

    6. Memperbaiki kesalahan/penugasan

    Penyesuaian pola

    gerakan

    7. Adaptasi siswa di kelas

    8. Siswa memperhatikan dan

    menyimak proses

    pembelajaran

    Kreativitas 9. Siswa menciptakan suasana belajar

    kondusif

    10. Desain proses belajar menurut kemampuan

    Jumlah Soal 10 10

    Alternatif

    jawaban

    Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)

    Tabel 4, merupakan tabel penilaian sikap dan aktivitas siswa

    selama penelitian berlangsung. Penilaian dalam tabel ini menggunakan

    skala deskriptif, yaitu terbagi dalam empat (4), yang memiliki arti „sangat

    baik‟; tiga (3), yang memiliki arti „baik‟; dua (2), yang memiliki arti

    „kurang‟; dan satu (1). Penilaian dilakukan oleh guru, dengan mengamati

    kegiatan siswa selama proses pembelajaran, baik untuk kelas kontrol dan

    juga kelas eksperimen.

    Tabel 5. Indikator checklist Group Investigation [7]

    Indikator penilaian

    Perhatian dan konsentrasi

    Pembagian informasi dan ide antar anggota kelompok

    Pengumpulan, analisis, dan kesimpulan data dan informasi

    Koordinasi / pembagian tugas presentasi

    Presentasi

    Menerima pendapat, pertanyaan dan sanggahan kelompok lain

    Keaktivan memperhatikan kelompok lain (menyimak materi, memberi pertanyaan atau

    sanggahan)

    Memberikan umpan balik

    Alternatif jawaban Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)

  • 16

    Penilaian GI ditunjukkan melalui tabel 6. Penilaian GI berdasarkan

    acuan Slavin [7] yang diterjemahkan dengan butir pernyataan seperti yang

    tertera dalam tabel 6. Semua pengisian rubik penilaian dilakukan oleh guru

    pendamping, termasuk untuk penilaian GI ini.

    Nilai 4, yaitu „sangat baik‟ di berikan ketika siswa selama proses

    belajar diskusi memenuhi semua butir pertanyaan yang tertera. Siswa

    terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran GI. Nilai 3, yaitu „baik‟

    merupakan nilai yang diberikan untuk keseluruhan anggota kelompok

    memenuhi hampir semua kriteria butir pertanyaan yang tertera dalam

    rubrik. Nilai 2, „kurang‟, merupakan nilai yang diberikan karena

    keseluruhan anggota kelompok hampir sebagian besar tidak memenuhi

    butir pernyataan yang ada, dan nilai 1 „sangat kurang‟, merupakan nilai

    yang hampir sebagian atau beberapa butir pertanyaan saja yang dapat

    dilakukan atau dipenuhi oleh anggota kelompok, yang menunjukkan siswa

    tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran GI.

    Media ajar Inspiration digunakan selama proses pembelajaran

    berlangsung. Media ajar Inspiration digunakan untuk media ajar guru dan

    media belajar siswa. Media ajar untuk guru digunakan untuk memberi

    gambaran dan membagi topik yang akan dibahas dalam kegiatan belajar

    GI, sedangkan media yang digunakan untuk siswa adalah untuk membantu

    belajar mandiri siswa, media digunakan selama proses berdiskusi dengan

    GI. Proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode GI dan media

    Inspiration diterpakan di kelas eksperimen.

    Pengkombinasian antara GI dan Inspiration adalah untuk saling

    melengkapi mengatasi permasalah pembelajaran yang ada. Metode GI dan

    Inspiration digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam

    mata pelajaran PKn, siswa dikondisikan dalam metode belajar yang

    berbeda dengan biasanya, yaitu metode ceramah, dan aplikasi

    pembelajaran yang baru. Siswa belajar secara kooperatif dalam GI, yaitu

    siswa terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran, serta siswa belajar

    dengan aplikasi yang baru sebagai aplikasi pembelajaran yang dapat

    membantu siswa dalam memetakan atau membuat belajar siswa menjadi

    lebih menyenangkan.

    4. Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan selama beberapa minggu di SMK

    Saraswati ini, menjadi langkah pertama sebelum penelitian adalah

    pengumpulan data mengenai siswa yang nantinya akan diberlakukan

    sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengumpulan data

    diperoleh data nilai rapor kelas XII semester 3 dan 4, selain nilai rapor,

    pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara dengan guru dengan

    bertanya mengenai kondisi siswa selama proses pembelajaran berlangsung

    dan diperkuat dengan pemberian pretest dan posttest.

    Pada tahap kedua penelitian ini adalah pengamatan sikap dan siswa

    selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan atau obersvasi

    dilakukan pada sebelum melakukan treatment, pertemuan pertama dan

  • 17

    kedua dengan bantuan guru pengajar sebagai observer. Selama proses

    pembelajaran berlangsung, pembelajaran di kelas kontrol menggunakan

    pembelajaran seperti biasa, sedangkan untuk kelas eksperimen

    pembelajaran menggunakan metode belajar Group Investigation dan

    Inspiration, yaitu siswa dibentuk kelompok belajar kecil untuk belajar

    secara mandiri dan berkelompok. Sebelum melakukan treatment, kelas

    kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretest terlebih dahulu. Pembagian

    kelompok belajar GI dibentuk berdasarkan hasil pretest yang telah

    diberikan, siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam pretest tersebut

    ditunjuk sebagai ketua kelompok yang bertanggung jawab terhadap

    anggota kelompoknya. Pertimbangan pemilihan ketua kelompok dengan

    siswa yang memperoleh nilai tertinggi adalah diharapakan siswa yang

    memperoleh nilai tertinggi dapat membantu dalam menambah informasi

    lebih kepada anggota yang lain.

    Tahap pembelajaran Group Investigation adalah menentukan topik

    pembahasan. Sesuai dengan langkah pembelajaran dalam metode GI, yaitu

    langkah pertama dalam proses pembelajaran adalah membagi

    mengidentifikasi topik pembahasan dipelajari untuk masing – masing

    kelompok yang berbeda, sehingga jumlah kelompok yang akan dibagi

    disesuaikan dengan sub topik yang akan dibahas. Siswa diberikan

    penjelasan mengenai topik pembelajaran yang akan dibahas, yang

    bertujuan untuk memahami materi soal yang akan dipelajari. Kelompok

    tebagi menjadi 5 kelompok, yang terdiri dari 7 – 8 siswa secara heterogen,

    dengan latar belakang gender dan akademis yang berbeda.

    Langkah ke dua dalam proses pembelajaran GI adalah merencakan

    tugas belajar siswa. Siswa diberi penjelasan mengenai tugas belajar yang

    mereka untuk masing – masing kelompok, yaitu kegiatan belajar mandiri

    dengan metode GI yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dan

    menggunakan media bantu Inspiration. Media bantu Inspiration

    digunakan selama siswa menjalani proses diskusi, dan sebagai media

    untuk menampung hasil diskusi siswa. Siswa bertanggung jawab atas

    masing – masing anggota kelompok dan hasil penugasan kelompok, guru

    berperan sebagai fasilitator, membimbing dan mengarahkan kegiatan dan

    memberi peringatan durasi diskusi selama 45 menit.

    Langkah ke tiga adalah melakukan tugas investigasi, tugas

    investigasi dalam proses pembelajaran ini adalah bagaimana siswa

    mengerjakan soal yang diberikan secara berkelompok. Siswa secara

    berkelompok menyelesaikan tugas sesuai sub topik yang diberikan. Hasil

    diskusi dan ide dari masing – masing siswa dalam satu kelompok di

    tampung dalam media Inspiration guna mempermudah siswa dalam

    memilah sub topik yang hendak dibahas. Fitur yang digunakan siswa

    dalam media Inspiration ini berupa peta konsep dan diagram. Siswa

    dituntut untuk bekerja sama untuk mencapai keberhasilan penugasan dan

    keterlibatan siswa dalam kelompok diskusi. Siswa dalam kelompok

    mendapat tugas untuk saling memberi informasi, bertukar ide dan

  • 18

    mengumpulkan data berdasarkan sub topik pembahasan masing – masing

    kelompok.

    Langkah ke empat adalah mempersiapkan dan menyajikan laporan

    akhir. Langkah ini masing – masing kelompok menulis laporan untuk

    dipresentasikan di kelas. Masing – masing kelompok membagi tugas

    kepada anggota kelompok sebagai penyaji dan notulis. Laporan akhir

    berupa ringkasan materi dari temuan siswa. Hasil ringkasan siswa di tulis

    dan dipresentasikan menggunakan media Inspiration, berupa peta konsep,

    diagram, ataupun presentasi.

    Langkah ke lima adalah mempresentasikan hasil temuan siswa di

    kelas. Masing – masing kelompok diberi waktu mempresentasikan dan

    melakukan tanya jawab selama 10 menit. Selama salah satu kelompok

    mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain mengamati,

    memperhatikan dan mengajukan pertanyaan dan pendapat.

    Langkah ke enam atau langkah terakhir adalah evaluasi. Evaluasi

    dilakukan oleh siswa melalui penarikan kesimpulan atas materi dan

    sanggahan yang dikemukakan. Guru memperbaiki dan memberikan

    kesimpulan atas materi yang dipresentasikan dan menjawab pertanyaan

    yang kelompok tidak dapat menjawabnya. Selama proses pembelajan GI

    berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator mendampingi siswa selama

    diskusi, memberi pengarahan, sebagai moderator dan melakukan

    kesimpulan secara keseluruhan.

    Aplikasi Inspiration dalam penelitian ini digunakan oleh guru

    untuk media bantu ajar di kelas, baik dalam memberikan materi maupun

    dalam membagi kelompok – kelompok GI. Pemanfaatan lain aplikasi

    Inspiration oleh siswa adalah saat proses pembelajaran berlangsung, siswa

    menggunakan aplikasi Inspiration dengan fitur – fitur yang ada, seperti

    peta konsep dan diagram, untuk meringkas materi pembahasan kelompok.

    Pengkondisian media Inspiration sebagai media baru untuk membantu

    siswa belajar adalah memperkenalkan segala fitur yang terdapat dalam

    aplikasi Inspiration, termasuk juga dengan cara install aplikasi. Salah satu

    fitur yang diperkenalkan kepada siswa adalah peta konsep. Pengkondisian

    siswa untuk dapat mengerti peta konsep adalah dengan menjelaskan

    bagaimana cara kerja peta kosep tersebut. Sebagai permulaan siswa diberi

    gambaran bagaimana peta konsep itu sebenarnya, termasuk dalam aplikasi

    Inspiration. Siswa diberi penjelasan mengenai materi pembahasan sebagai

    fokus topik utama pembahasan, setelah menentukan topik utama

    pembahasan, selanjutnya adalah penarikan sub topik. Topik utama

    pembahasan adalah sebagai bagian umum, sedangkan sub topik adalah

    bagian khusus dari topik utama, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    pemanfaatan peta konsep adalah membuat ringkasan materi dari topik

    umum hingga topik khusus yang sesuai dengan topik utama. Masing –

    masing topik, baik topik utama dan sub topik dihubungkan dengan garis

    yang menjadi “ranting” dalam peta konsep, sehingga hubungan antara

    topik utama dan sub topik terlihat. Siswa diberi contoh penggunaan mula –

  • 19

    mula fitur peta konsep dalam Inspiration, setelah itu siswa diberi

    kesempatan untuk mencoba sendiri.

    Penyajian fitur bergambar dalam aplikasi Inspiration membuat

    siswa tertarik untuk memulai pembelajaran, siswa dapat berkreasi dengan

    fitur – fitur yang terdapat dalam Inspiration sesuai dengan keinginan dan

    kemampuan belajar siswa. Aplikasi Inspiration dalam penelitian ini

    dikombinasikan dengan metode belajar GI. Pengkombinasian antara

    aplikasi Inspiration dengan metode GI adalah untuk meningkatkan minat

    belajar siswa, terlebih dalam pelajaran PKn. Dengan proses pembejalaran

    dengan metode GI membuat siswa menjadi lebih aktif dan terdapat

    perubahan sikap siswa dalam kegiatan kelas, seperti siswa menjadi berani

    mengungkapkan pendapat saat berdiskusi maupun saat tanya jawab kepada

    kelompok yang sedang presentasi, siswa menjadi lebih rajin mencatat.

    Kegiatan pembelajaran dengan GI dan Inspiration membuat siswa menjadi

    tertarik untuk mengikuti pembelajaran PKn.

    Berdasarkan pengamatan kegiatan kelas selama penelitian dan hasil

    wawancara kepada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung adalah

    siswa menikmati kegiatan pembelajaran menggunakan metode GI dan

    aplikasi Inspiration. Dengan menggunakan metode belajar GI, siswa

    menjadi terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas, seperti saat

    berdiskusi dan prosesi tanya jawab kelompok, dan pemanfaatan aplikasi

    Inspiration membuat siswa menikmati proses kegiatan pembelajaran

    dalam meringkas materi dan menyesuiakan materi pembelajaran sesuai

    dengan tingkat kreativitas siswa. Ketertarikan siswa dalam aplikasi

    Inspiration membuat siswa menjadi ingin memanfaatkan aplikasi

    Inspiration untuk proses pembelajaran berlangsung.

    Observasi awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana motivasi,

    sikap dan aktivitas siswa di kelas. Hasil observasi awal dilakukan untuk

    memperkuat data penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil

    observasi menunjukkan bahwa nilai kelas eksperimen lebih rendah

    dibanding kelas kontrol. Maksimal perolehan nilai dari lembar observasi

    ini adalah 40 butir untuk masing – masing aspek penilaian.

    Observasi juga dilakukan selama penelitian berlangsung, yang

    bertujuan untuk melihat perubahan perbandingan motivasi, sikap dan

    aktivitas siswa dari sebelum perlakuan dan selama perlakuan berlangsung.

  • 20

    Gambar 1Grafik skor perbandingan observasi awal dan selama perlakuan

    Hasil observasi pertemuan pertama, siswa kelas eksperimen rata –

    rata mengalami peningkatan dalam aktivitas dan sikap belajar di kelas.

    Kelas kontrol mengalami penurunan sikap dan aktivitas belajar di kelas.

    Observasi pertemuan kedua menunjukkan bahwa hampir tidak ada

    perubahan untuk kelas eksperimen. Kelas kontrol siswa mengalami

    penurunan dalam sikap dan aktivitas, namun peningkatan dalam motivasi.

    Perbandingan skor pada grafik 1, menunjukkan bahwa kelas

    eksperimen mengalami peningkatan motivasi, sikap dan aktivitas dari

    observasi awal, observasi 1 dan 2 dengan berdasarkan proses pembelajaran

    dan media bantu yang digunakan. Melalui metode GI, siswa menjadi leih

    aktif belajar di kelas, dan aplikasi Inspiration siswa menjadi lebih

    menikmati proses pembelajaran yang berlangsung. Keterlibatan siswa di

    kelas membuat siswa menjadi lebih menikmati pelajaran yang

    berlangsung, sehingga siswa menjadi aktif dan memiliki perhatian dan

    konsentrasi dalam belajar. Kelas kontrol mengalami penurunan skor sikap

    dan aktivitas, karena proses pembelajaran kelas kontrol menggunakan

    metode ceramah dan peran guru lebih banyak mendominasi di kelas.

    Data Penilaian Sikap - Aktivitas

    Deskripsi data hasil temuan selama penelitian ini berupa data

    observasi sikap dan aktivitas siswa, nilai pretest dan posttest, dan angket.

    Rata – rata nilai sikap dan aktivitas siswa seperti tertera dalam tabel.

    Tabel 8. Hasil Nilai Sikap – Aktivitas Kelas Kontrol - Eksperimen

    Sikap a Sikap b Aktivitas a Aktivitas b Keterangan

    484 721 761 1102 Nilai keseluruhan

    27.66 40.05 43.48 62.97 Nilai rata – rata kelas

  • 21

    Keterangan :

    Sikap a : perolehan nilai sikap dengan skala deskriptif

    kelas kontrol.

    Sikap b : perolehan nilai sikap dengan skala deskriptif

    kelas eksperimen

    Aktivitas a : perolehan nilai aktivitas dengan skala deskriptif

    kelas kontrol

    Aktivitas b : perolehan nilai aktivitas dengan skala deskriptif

    kelas eksperimen

    Tabel 8 merupakan tabel perolehan hasil penilaian menggunakan

    skala deskriptif kelas kontrol dan eksperimen. Nilai yang diperoleh

    digunakan sebagai pembanding nilai sikap dan aktivitas siswa kelas

    kontrol dan eksperimen selama proses pembelajaran. Kelas kontrol

    proses pembelajaran tanpa perlakuan, sedangkan kelas eksperimen

    menggunakan perlakuan model belajar GI dan berbantu media

    Inspiration. Penilian skala deskriptif menggunakan acuan skala seperti

    berikut :

    Kategori Skala Nilai :

    0 360 720 1080 1440

    Sangat Negatif/ Negatif / Positif / SangatPositif/

    Tidak Aktif Kurang Aktif Aktif Sangat Aktif

    Skala ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur nilai sikap dan

    aktivitas siswa. Kelas kontrol untuk pengukuran sikap termasuk dalam

    kategori negatif, dan untuk aktivitas, siswa kelas kontrol termasuk dalam

    kategori aktif. Berbeda dengan kelas kontrol, kelas eksperimen untuk sikap

    termasuk dalam kategori positif dan aktivitas kelas eksperimen termasuk

    dalam kategori sangat aktif.

    Baik dengan sikap maupun aktivitas, siswa kelas eksperimen

    mendapat perolehan nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

    Hal ini menunjukkan bahwa pengkondisian belajar di kelas berpengaruh

    terhadap kegiatan / aktivitas siswa dan sikap selama pembelajaran

    berlangsung. Siswa kelas kontrol yang menggunakan metode belajar

    konvensional, yaitu kegiatan pembelajaran yang lebih berorientasi kepada

    guru, membuat siswa pasif di kelas. Sedangkan untuk siswa kelas

    eksperimen yang menggunakan metode belajar kooperatif Group

    Investigation dan pemanfaatan aplikasi Inspiration, yaitu kegiatan

    pembelajaran lebih terpusat kepada siswa, membuat siswa menjadi lebih

    aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang

    berpusat kepada siswa memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat

    belajar secara kooperatif. Berikut merupakan dokumentasi siswa kelas

    eksperimen saat pembelajaran menggunakan model belajar Group

    Investigation.

  • 22

    Gambar 2 Pembelajaran Group Investigation di Kelas

    Gambar 3 Siswa Menggunakan Media Inspiration

    Hasil belajar

    Hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen pengumpulan

    data berupa Tes. Pemberian tes dilakukan dua kali, yaitu saat pertama

    pertemuan sebagai pretest, dan yang ke dua adalah saat pertemuan terakhir

    sebagai posttest. Instrumen tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda

    yang merupakan kumpulan soal dari soal tes PKn dari tahun sebelumnya.

    Pretest dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa sebelum

    proses pembelajaran dimulai, sedangkan untuk posttest adalah untuk

    mengukur tingkat pemahaman siswa setelah diberi perlakuan dan

    pemahaman materi. Soal untuk pretest dan posttest merupakan gabungan

    dua Kompetensi Dasar yang digunakan untuk mengajar selama penelitian.

    Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelas

    eksperimen mendapat peningkatan nilai dibanding kelas kontrol. Data

    kelas kontrol mengalami penurunan dari nilai pretest dan posttest yang

    diberikan. Data hasil pretest dan posttest dapat dilihat dalam tabel 10

    berikut :

    Tabel 10. Hasil Nilai Pretest – Postest

    Kelas Rata – rata Prestest Rata – rataPosttest

    Kontrol 60.57 57.67

    Eksperimen 58.08 65.80

    Angket ini disebarkan kepada kelas eksperimen yang berjumlah 35

    siswa. Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui timbal

  • 23

    balik atau respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan

    menggunakan Group Investigation dan media Inspiration di dalam

    pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil perhitungan kuesioner

    menggunakan skala likert menunjukkan bahwa responden, yaitu kelas

    eksperimen mendekati kriteria setuju dengan perolehan prosentase 78.73%

    dengan rentang skala sebagai berikut :

    0 20% 40% 60% 80% 100%

    STS TS KS S SS

    Perhitungan angket tersebut menyatakan bahwa adanya tanggapan

    positif terhadap motivasi, interaksi sosial siswa, metode pembelajaran

    Group Investigation dengan berbantu media Inspiration dalam proses

    pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

    5. Simpulan

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode

    pembelajaran Group Investigation dengan berbantu media ajar Inspiration,

    berdampak baik. Dampak baik dari penelitian ini adalah dapat

    meningkatkan minat, sikap, dan aktivitas siswa selama proses

    pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar.

    Dalam belajar, motivasi – sikap – aktivitas adalah hal yang saling

    berkaitan. Siswa dapat menjadi aktif belajar di kelas dapat dikarenakan

    motivasi belajar yang tinggi, dan juga sebaliknya, aktivitas siswa yang

    tinggi membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih lagi

    serta antara motivasi dan aktivitas siswa berpengaruh terhadap sikap siswa

    selama proses pembelajaran.

    Temuan selama penelitian menunjukkan bahwa tingginya aktivitas

    siswa belajar di kelas membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.

    Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa menjadi

    lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sikap terbentuk dari

    kebiasaan siswa belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Motivasi tidak

    hanya terbentuk karena keinginan siswa semata, namun lingkungan luar

    juga turut memberi pengaruh di dalamnya, meskipun aktivitas siswa

    belajar di kelas tinggi, namun tidak ada dorongan atau motivasi dari

    lingkungan tidak akan membuat siswa berkembang.

    Perubahan yang terjadi melalui penelitian ini adalah adanya

    peningkatan dan perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

    dalam aktivitas, sikap dan hasil belajar. Nilai kelas eskperimen, baik dalam

    sikap, aktivitas yang berdampak pada hasil belajar, mendapat nilai yang

    jauh lebih baik dari kelas kontrol. Aktivitas siswa selama pembelajaran

    mengalami peningkatan, siswa menjadi lebih aktif baik saat memahami

    materi ataupun saat berkegiatan di kelas selama proses pembelajaran

    berlangsung.

    Melalui pemanfaatan pembelajaran berkelompok Group

    Investigation, membuat siswa dapat belajar bagaimana menghargai

    pendapat orang lain, belajar untuk mengungkapkan pendapat selama

    belajar bersama, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar

  • 24

    secara kooperatif, toleransi dan bertanggung jawab dan mampu

    meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi siswa dalam belajar.

    6. Saran Saran yang dapat diberikan adalah bagaimana cara untuk

    menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih aktif, dengan melibatkan

    siswa dalam setiap kegiatannya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah

    adanya pengembangan metode dan model belajar yang lebih interaktif

    untuk siswa, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih hidup,

    dengan menambahkan alternatif media pembelajaran lain sebagai variasi

    pembelajaran. Metode Group Investigation juga dapat dikombinasikan

    dengan metode belajar yang lain, seperti ceramah, roleplay, sehingga

    terdapat variasi belajar yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih

    menyenangkan.

    Saran untuk guru maupun calon guru, penggunaan metode belajar

    ini memberi kesempatan untuk mengalisis kegiatan siswa selama proses

    pembelajaran berlangsung. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk

    melakukan kegiatan belajar menggunakan metode ini, sehingga guru

    maupun pengajar yang menggunakan metode ini dalam proses

    pembelajaran dapat mengkondisikan antara materi – lingkungan – dan

    keadaan siswa. Selain memerlukan waktu yang cukup lama, metode

    belajar ini juga memerlukan tata letak/posisi kelas yang sesuai dengan

    kegiatan yang hendak dilakukan saat proses pembelajaran menggunakan

    metode Group investigation.

    7. Daftar Pustaka

    [1] Rambe Rahma. 2013. Jurnal Citizenship. Kontribusi Pembelajaran

    PKn dalam UpayaPencegahan Terjadinya Kenakalan Remaja.Vol.

    00. No. 00

    [2] Uno. B. H. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di

    Bidang Pendidikan.Jakarta : PT Bumi Aksara. Cet IX. Sinar

    Grafika Offset.

    [3] Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas

    Sebagai Pengembangan Profesi. Jakarta : PT Rajawali Pers.

    [4] Fitriana, L. 2010. Tesis : Pengaruh Model Pembelajaran

    Cooperative Tipe Group Investigation (GI) dan STAD Terhadap

    Prestasi Belajar Matematika ditinjau dariKemandirian Belajar

    Siswa.Surakarta : Program Studi Pendidikan MatematikaProgram

    Sarjana. Universitas Sebelas Maret.

    [5] Zingaro, Daniel. 2008. Group Investigation : Theory and Practice.

    Toronto, Ontario : Ontario Institute for Studies in Education.

    [6] Parchment. G. L. 2009. A Study Comparing Cooperative Learning

    Methods : Jigsaw &Group Investigation. Fisher Digital

    Publications : Mathematical and Computing Sciences Masters. St.

    John Fisher College.Paper 25.

  • 25

    [7] Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning : Theory, research, and

    Practice. London : Allymand Bacon. Terjemahan Yusron, N.

    (2013). Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik.Bandung

    : Nusa Media.

    [8] Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa.

    Yogyakarta : Pinus Book Publisher.

    [9] Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif.

    https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-

    afektif.pdf. diakses tanggal 1 juli 2014.

    [10] Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : PT Pustaka

    Insan Madani.

    [11] Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian

    Psikomotor.

    https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-

    psikomotor.pdf. diakses tanggal 1 juli 2014

    [12] Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran

    (pengantar). Jogjakarta : Diva Press.

    [13] Putra A. B. 2013. Jurnal Skripsi : Cooperative Learning Tipe NHT

    Dengan Media Grafis Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil.

    Lampung : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

    Lampung

    [14] Inspiration Software, Inc. 2010. Book : Inspiration : Comprehend,

    Create, Communicate, Achieve More. Ver 9.English : International

    Edition.

    [15] Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan

    Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.

    IKAPI.

    https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdfhttps://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdfhttps://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-psikomotor.pdfhttps://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-psikomotor.pdf