rendahnya disiplin mempengaruhi mutu pendidikan

28
MAKALAH Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan Disusun oleh : Argo Satrio Wicaksono Anita Frida Fonataba Isak Wamaer Karel Welem Rosely Kayama Bisay Sekolah Menengah Atas Negeri I Biak Kota Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 1

Upload: wicaksono-argo-satrio

Post on 21-Jun-2015

6.508 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ABSTRAKSIPenulisan makalah ini merupakan suatu upaya untuk menjelaskan tentang pengaruh kedisipilinan siswa maupun guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan prestasi belajar siswa sekolah. Selain itu, untuk menemukan strategi yang tepat dalam menanamkan dan meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa di sekolah. Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah. Akan tetapi, upaya itu dihalangi oleh sikap rendahnya disiplin oleh para pelaku pendidikan, baik oleh guru sebagai tenaga pendidik maupun oleh para siswa di sekolah sebagai peserta didik. Guna mendukung data dalam penulisan makalah ini, penulis peroleh melalui kepustakaan dengan mencari berbagai referensi melalui media elektronik internet. Selain itu, dengan melakukan wawancara dengan Bpk Fery lembong selaku guru bimbingan konseling dan Siti Nurjannah selaku salah satu murid berprestasi di SMA N 1 Biak Kota. Hasil yang diperoleh terbukti bahwa sikap disiplin dari warga sekolah baik siswa sebagai peserta didik maupun guru sebagai tenaga pengajar sangat mempengaruhi mutu pendidikan. Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap disiplin siswa antara lain menjadikan guru sebagai teladan yang baik bagi para siswa di sekolah. Sekolah juga diharapkan untuk tidak hanya mampu membuat suatu peraturan. Namun, harus juga mampu mengaplikasikannya dan mensosialisasikannya baik kepada guru dan siswanya.

TRANSCRIPT

Page 1: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

MAKALAH

Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Disusun oleh :

Argo Satrio Wicaksono

Anita Frida Fonataba

Isak Wamaer

Karel Welem Rosely

Kayama Bisay

Sekolah Menengah Atas Negeri I Biak Kota

Kelas XII IPA 4

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 1

Page 2: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

ABSTRAKSI

Penulisan makalah ini merupakan suatu upaya untuk menjelaskan tentang pengaruh

kedisipilinan siswa maupun guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai

dengan prestasi belajar siswa sekolah. Selain itu, untuk menemukan strategi yang tepat

dalam menanamkan dan meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa di sekolah.

Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan disekolah. Akan tetapi, upaya itu dihalangi oleh sikap rendahnya disiplin oleh

para pelaku pendidikan, baik oleh guru sebagai tenaga pendidik maupun oleh para siswa di

sekolah sebagai peserta didik.

Guna mendukung data dalam penulisan makalah ini, penulis peroleh melalui

kepustakaan dengan mencari berbagai referensi melalui media elektronik internet. Selain itu,

dengan melakukan wawancara dengan Bpk Fery lembong selaku guru bimbingan konseling

dan Siti Nurjannah selaku salah satu murid berprestasi di SMA N 1 Biak Kota.

Hasil yang diperoleh terbukti bahwa sikap disiplin dari warga sekolah baik siswa

sebagai peserta didik maupun guru sebagai tenaga pengajar sangat mempengaruhi mutu

pendidikan. Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap disiplin siswa antara lain

menjadikan guru sebagai teladan yang baik bagi para siswa di sekolah. Sekolah juga

diharapkan untuk tidak hanya mampu membuat suatu peraturan. Namun, harus juga

mampu mengaplikasikannya dan mensosialisasikannya baik kepada guru dan siswanya.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 2

Page 3: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ini

tepat pada waktunya.

Terdorong oleh rasa ingin tahu dan usaha keras yang didukung serta diarahkan oleh

Ibu guru maka, penulis memberanikan diri untuk menyusun makalah ini.

Makalah yang berjudul Rendahnya Disipilin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

merupakan hasil analisa penulis yang disusun untuk memenuhi tugas yang diberi ibu Dra.

Cesilia selaku guru bahasa Indonesia SMA N 1 Biak Kota.

Dalam menyelesaikan Karya tulis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. baik secara langsung maupun tidak langsung Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bpk. Fery Lembong selaku guru bimbingan konseling (BK) SMA N 1 Biak kota dan

Siti Nurjannah selaku siswa yang telah bersedia menjadi narasumber dalam

wawancara guna melengkapi data dalam pembuatan makalah ini.

2. Ibu Dra. Cesilia selaku guru Bahas Indonesia yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat melaksanakan

proses demi proses dalam penyelesaian makalah ini.

3. Orang tua yang telah memberikan bantuan doa serta dukungan baik berupa moril

maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 3

Page 4: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

4. Teman-teman Group Perkusi ROAKERTAMA (Rombongan Anak-anak Kreatif Tahan

Malu) SMANSA yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada

penulis demi terselesaikannya pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan di

dalamnya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk penyempurnaan di masa datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para siswa

sebagai tunas bangsa untuk lebih memahami perlunya kedisiplinan yang baik dalam

meningkatkan mutu pendidikan yang dapat di tandai dengan prestasi belajar siswa di

sekolah.

Biak, 19 September 2008

Tim Penulis

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 4

Page 5: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia.

Menyadari akan pentingnya hal tersebut, selayaknya kita sudah harus serius menangani

masalah dibidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan

muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk

hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan sebenarnya bertujuan untuk

membekali siswa-siswi untuk dapat menjadi Sumber Daya Manusia yang siap dan tangguh

menghadapi dunia kerja apalagi ditambah dengan globalisasi yaitu perdagangan bebas.

Tuntutan era globalisasi kemajuan teknologi dan informasi mengharuskan dunia pendidikan

beradaptasi dengan keadaan tersebut. Namun, salah satu permasalahan pendidikan yang

sering kita jumpai adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan

pendidikan. Baik dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai tingkat sekolah menengah atas

(SMA).

Rendahnya mutu pendididkan adalah masalah dan tanggung jawab bersama yang

harus diselesaikan oleh semua pihak. Salah satu penyebab masih rendahnya mutu

pendidikan di sekolah adalah minimnya kesadaran siswa untuk menaaati tata tertib yang

berlaku. Segala kegiatan yang berlangsung disekolah sebenarnya sudah di atur dalam tata

tertib sekolah.

Tidak dapat di pungkiri bahwa berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan

mutu pendidikan di sekolah. Upaya dan usaha yang telah diwujudkan oleh sekolah itu

seperti mengikuti kurikulum nasional yang telah ditetapkan pemerintah, meningkatkan

kompetensi guru melalui pelatihan (penataran), pengadaan buku dan alat pelajaran , serta

pengadaan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan. Akan tetapi, usaha peningkatan

mutu pendidikan itu terasa akan sia-sia bila tidak disertai dengan rasa disiplin. Disiplin

adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 5

Page 6: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata

lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa

pamrih.

Seperti diketahui bersama bahwa sebenarnya masing-masing sekolah telah

mempunyai tata tertib tertentu yang harus dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah seperti

guru maupun siswa dalam aktifitas belajar mengajar. Namun, dalam pelaksanaannya tidak

semua warga sekolah tersebut dapat melaksanakannnya dengan baik. Hal ini disebabkan

oleh tingkat kedisiplinan setiap orang berbeda-beda. Di tengah rendahnya sikap disiplin ini,

proses belajar mengajar harus tetap berjalan, hal ini menjadi salah satu sebab menurunnya

prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa inilah yang nantinya akan menjadi salah satu

tolak ukur dalam menilai tinggi rendahnya mutu pendidikan.

Sikap disiplin yang baik, sebenarnya akan menciptakan suasana proses belajar

mengajar yang lebih efektif. Oleh sebab itu, setiap warga sekolah baik siswa maupun tenaga

pengajar atau guru sudah seharusnya mampu menanamkan sikap disiplin diri dalam

kehidupan sehari-hari termasuk di lingkungan sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan

mampu untuk melaksanakan segala peraturan dan tata tertib yang berlaku untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas terdapat masalah yang

hendak di cari jawabannya :

1. Apakah rendahnya sikap disiplin warga sekolah mempengaruhi mutu pendidikan ?

2. Bagaimanakah cara untuk menanamkan sikap disiplin para siswa di lingkungan

sekolah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh sikap disiplin dari warga sekolah baik guru maupun

siswa terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 6

Page 7: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

2. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menanamkan sikap disiplin para siswa

di lingkungan sekolah dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan hasil pengamatan sementara, penulis menarik hipotesis sebagai berikut :

1. Sikap disiplin dari warga sekolah baik siswa maupun guru (tenaga pengajar) sangat

memepengaruhi mutu pendidikan.

2. Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap disiplin siswa di lingkungan

sekolah antara lain menjadikan guru sebagai teladan yang baik bagi para siswa.

1.5 Pengertian Judul

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi

pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih

mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu

dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan ketertiban.

Ada 2 (dua) unsur pokok yang membentuk disiplin sesorang :

a. Sikap yang telah ada pada diri manusia

b. Sistem budaya yang hidup dalam masyarakat

1.6 Pembatasan Masalah

Masalah yang penulis batasi dalam pembuatan makalah ini adalah sikap disiplin dalam

mematuhi peraturan sekolah yang berlaku oleh guru sebagai tenaga pendidik atau pengajar

serta para siswa sebagai peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 7

Page 8: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang

berlaku di sekolahnya itu disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan

berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.

Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak

menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma,

peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah “refers to students complying with a

code of behavior often known as the school rules”. Yang dimaksud dengan aturan sekolah

(school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),

ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah

kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari

pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan

metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik

(physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment),

sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya

“Dangerous School” (1999).

Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan

bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang

tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu

siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi

melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan

kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Sementara

itu, dengan mengutip pemikiran Moles, Joan Gaustad (1992) mengemukakan: “School

discipline has two main goals: (1) ensure the safety of staff and students, and (2) create an

environment conducive to learning”.

Sedangkan Wendy Schwartz (2001) menyebutkan bahwa “the goals of discipline,

once the need for it is determined, should be to help students accept personal responsibility

for their actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves to

change”. Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah

adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di

kelas.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 8

Page 9: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar

yang nyaman terutama di kelas. Jika seorang guru di dalam kelas tidak mampu menerapkan

disiplin dengan baik, maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh

penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi

belajar siswa.

Sikap disiplin yang diperlukan siswa di antaranya yaitu:

a. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi

peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara

dirinya terhadap peraturan yang ada.

b. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan.

Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya

sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari

berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa

dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib tersebut. Tidak hanya

itu, pada sekolah-sekolah tertentu bisanya tata tertib itu dilengkapi dengan janji siswa. Janji

siswa inilah yang mengharuskan setiap siswa untuk mematuhi dan menuruti tata tertib dan

peraturan yang berlaku di sekolah. Salah satu sekolah yang memiliki janji siswa untuk

menunjang jalannya tata tertib dan peraturan sekolah adalah SMA N 1 Biak Kota. Adapun

bunyi janji siswa tersebut adalah:

JANJI SISWA SMA NEGERI 1 BIAK KOTA

Kami siswa-siswi SMA N 1 Biak kota berjanji :

1. Akan belajar dengan tekun dan penuh semangat.

2. Menjaga nama baik sendiri keluaraga dan sekolah.

3. Menaati dan mematuhi pelaksanaan wiyata mandala, termasuk pakaian seragam

sekolah, OSIS dan kegiatan belajar SMA N 1 biak Kota.

4. Berperilaku sesuai ajaran agama yang saya anut.

5. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dengan rajin dan tekun.

Apabila dikemudian hari kami ingkar janji, maka siap menerima sanksi sesuai tata

tertib sekolah. Demikian janji ini kami ucapkan dengan sungguh-sungguh untuk

dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan.

Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan

perilaku negatif siswa.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan

penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 9

Page 10: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai

berikut :

1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru

2. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang

menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang

kurang atau tidak disiplin.

3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga

yang broken home.

4. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu

kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan

perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan

dalam proses pendidikan pada umumnya.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor

lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah

satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah

seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap,

teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik

oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya

kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang

ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa

di sekolah.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu

menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus

mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal

dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan

kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani

berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan

mengembangkan dirinya secara optimal.

2. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari

berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku

tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal

tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya,

baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 10

Page 11: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-

aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-peraturan

tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak

terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.

Selanjutnya, Brown mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam

proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap

siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya

kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.

2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat

dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa

dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.

3. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk

menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.

4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam

proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan

kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang

lain.

5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu

dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin

siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak

menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar

mengajar pada khususnya.

6. memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku

yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan

mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.

Sementara itu, Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi

umum merancang disiplin siswa, yaitu : (1) konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri

siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,

menerima, hangat dan terbuka; (2) keterampilan berkomunikasi; guru terampil

berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong

kepatuhan siswa; (3) konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat

menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam

mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah; (4)

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 11

Page 12: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-

nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri; (5) analisis transaksional; guru disarankan guru

belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi

masalah; (6) terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan

meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan (7)

disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk

mengembangkan dan mempertahankan peraturan; (8) modifikasi perilaku; perilaku salah

disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan

lingkungan yang kondusif; (9) tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat

terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa

peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah,

dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi

sebagai pemimpin

Berbicara mengenai proses pendidikan di sekolah terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Proses belajar

mengajar di sekolah yang berjalan dengan baik akan mencetak para siswa yang

berprestasi. Faktor dominan dalam proses pendidikan di sekolah ini adalah :

1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan

memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,

mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja,

memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.

2. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “

sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah

dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.

3. Guru; pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kopmetensi

dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta

pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah.

4. Kurikulum; Tetap tetapi dinamis , dapat memungkinkan dan memudahkan

standar mutu yang diharapkan sehingga tujuan dapat dicapai secara

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 12

Page 13: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

maksimal .

5. Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada

lingkungan sekolah dan masyarakat (orang tua dan masyarakat) semata

tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan / instansi sehingga output

dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 13

Page 14: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data

Adapun data untuk melengkapi data pendukung dalam karya tulis ini, penulis

dapatkan melalui :

3.11 Data Kepustakaan

Data kepustakaan yang penulis peroleh didapat dengan cara mengumpulkan

sumber referensi dari internet.

3.1.2 Wawancara

Data yang penulis peroleh yaitu melakukan wawancara dengan Bpk Fery Lembong

selaku guru bimbingan konseling SMA N 1 Biak Kota dan salah seorang siswa SMA N 1

Biak Kota yang berprestasi yaitu Siti Nurjannah.

3.2 Pembahasan

Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan disekolah . Upaya dan usaha yang telah diwujudkan oleh sekolah itu seperti

mengikuti kurikulum nasional yang telah ditetapkan pemerintah, meningkatkan kompetensi

guru melalui pelatihan (penataran), pengadaan buku dan alat pelajaran , serta pengadaan

dan perbaikan sarana prasarana pendidikan. Akan tetapi, upaya itu dihalangi oleh sikap

rendahnya disiplin oleh para pelaku pendidikan, baik oleh guru sebagai tenaga pendidik

maupun oleh para siswa di sekolah sebagai peserta didik. Padahal sikap disiplin sangat

mempengaruhi mutu pendidikan. Semakin tinggi sikap disiplin oleh guru dan siswa di

sekolah semakin tinggi pula mutu pendidikan di sekolah tersebut.

Jika dalam kehidupan di lingkungan sekolah para siswa ditanamkan rasa disiplin

terhadap tata tertib dan peraturan yang berlaku, otomatis siswa tersebut akan menanamkan

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 14

Page 15: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

sikap disiplinnya dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Apabila hal ini telah terjadi,

sangat mungkin siswa itu akan meraih prestasi belajar siswa di sekolah. Sikap siswa yang

selalu menunda membuat pekerjaan rumah merupakan salah satu contoh kecil akibat dari

tidak disiplinnya siswa itu di sekoah. Hal ini, jelas akan berdampak pada prestasi belajar

siswa di sekolah. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkannya sikap disiplin di sekolah untuk setiap

warga sekolah. Hal ini merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa yang nantinya akan menjadi tolak ukur meningkatnya mutu

pendidikan.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari

berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa

dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di

sekolahnya. Disiplin sekolah dilakukan sebagai usaha sekolah untuk memelihara perilaku

siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan

norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar

yang nyaman terutama di kelas. Namun, para warga sekolah baik guru maupun siswa

mempunyai peluang yang sama untuk bersikap tidak disiplin dalam peraturan yang berlaku.

Adapun sikap indisipliner yang paling sering dilakukan guru di lingkungan sekolah seperti

terlambat datang ke sekolah dan terlambat masuk ke kelas pada saat jam pelajaran sedang

berlangsung. Selama ini yang terjadi di beberapa sekolah adalah seringnya kelas kosong

saat jam belajar. Ini dikarenakan guru tidak masuk kelas dan tanpa ada tugas yang harus

dikerjakan siswa. Ketidak hadiran guru itu bisa saja karena kepentingan dinas atau yang

lain.

Ketidaktepatan dalam hal guru masuk kelas ini mengakibatkan jeda waktu

pergantian jam bisa dimanfaatkan siswa untuk melakukan tindakan indisipliner. Pada kondisi

seperti ini, pada umumnya para siswa tidak mengisi waktu luang itu dengan belajar ataupun

kegiatan posistif lainya seperti mengunjungi perpustakaan. Namun, para siswa mengisinya

dengan kegiatan bermain, bercanda bahkan tidak jarang melakukan pelanggaran tata tertib

seperti merokok di dalam kelas dan berkeliaran baik di dalam maupun diluar sekolah.

Selain itu, sikap indisipiliner guru yang terlambat mengakibatkan para guru sering

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 15

Page 16: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

mengambil atau mencuri jam pelajaran guru lainnya. Padahal guru tersebut sudah tidak

memilki hak untuk mengajar siswa di dalam kelas . Komitmen guru dalam hal ini kadang

sering menjadi penyebabnya. Masih banyak guru yang lebih mementingkan kepentingan

pribadi daripada kewajibannya mengajar siswa di sekolah. Dalam manajemen sekolah,

biasanya pengawasan banyak yang tidak bisa berjalan dengan baik, lebih-lebih jika

komitmen guru dan siswa rendah maka sekolah-pun akhirnya sulit meningkatklan mutu

pendidikan.

Hal inilah yang yang berdampak pada masih rendahnya tingkat kedisiplinanan siswa

siswi di sekolah. Banyak dari siswa itu beranggapan “Mengapa kita sebagai siswa harus

berdisiplin padahal guru yang sebenarnya menjadi panutan dan suri teladan bagi siswa tidak

berdisiplin”. Anggapan seperti ini merupakan anggapan yang salah, tugas utama para siswa

di sekolah adalah hanya untuk belajar. Bahkan, dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) dijelaskan bahwa, siswalah yang harus aktif dalam proses belajar mengajar di

sekolah bukan guru. Akan tetapi, dalam kenyataanya jika seorang guru tidak mampu

menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan

memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk

mencapai prestasi belajar siswa.

Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan

perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa sudah sangat

mengkhawatirkan, seperti: merokok, keterlibatan dalam minuman keras yang menjurus ke

arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan

masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai

aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran

tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian,

nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu

saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan disinilah

arti penting peran disiplin sekolah.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor

lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah

satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah

seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap,

teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik

oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya

kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 16

Page 17: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa

di sekolah.

Adapun penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin adalah :

1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru, guru biasanya menampakkan

sikap-sikap indisipliner pada muridnya. Bagaimana seorang siswa dapat disipilin

padahal gurunya sendiri yang seharusnya menjadi teladan dan di tiru itu tidak

disipilin.

2. Kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat

menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin. Sekolah juga kadang kala

hanya dapat membuat peraturan atau tata tertib sedangkan untuk menjalankannya

sangan susah. Ataupun, sekolah biasanya hanya menjalankannya pada saat-saat

tertentu (awal-awal).

3. Siswa itu sendiri. Siswa yang mempunyai masalah intern dari keluarga, biasanya

cenderung indisipliner. Sikap inilah yang akan ditularkan kepada teman-temannya

di sekolah.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu

menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus

mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa

berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda

dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani

berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan

mengembangkan dirinya secara optimal.

2. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari

berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku

tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal

tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya,

baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.

3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-

aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-

peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,

agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau

tidak disiplin.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 17

Page 18: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Pihak sekolah hendaknya memiliki sifat disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin

preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang

berlaku. Dengan hal itu pula, siswa akan berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap

peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi

peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki

dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada. Pihak sekolah juga hendaknya

tidak pandang bulu dalam menindak siswa yang indisipliner.

Disiplin sebenarnya dapat diartikan sebagai ketaatan pada peraturan.

Sebelum disiplin diterapkan perlu dibuat peraturan atau tata tertib yang benar-benar

realistik. Banyak beberapa sekolah yang mutunya rendah baik ditinjau dari nilai-nilai

siswa, maupun kinerja personal sekolah. Hal ini, disebabkan masih belum jelasnya

peraturan sehingga tidak mudah diaplikasikan, atau buruknya pengawalan

penerapan peraturan itu. Bahkan kadang gurupun tidak tahu apa yang harus

dilakukan dalam kelas, sehingga ia hanya mengajar apa adanya terkesan

menghabiskan waktu mengajar saja. Hal ini mengisyaratkan bahwa sekolah

seharusnya tidak hanya mampu membuat suatu peraturan. Namun, harus juga

mampu mengaplikasikannya dan mensosialisasikannya baik kepada guru dan

siswanya.

Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap disiplin siswa di lingkungan

sekolah antara lain menjadikan guru sebagai teladan yang baik. Dalam proses belajar

mengajar di sekolah gurulah yang selalu bertemu dengan siswanya. Masalah yang paling

sering ditemui adalah terlambatnya guru atau tidak masuknya guru ke dalam kelas pada

saat jam pelajaran berlangsung. Masalah ini sebenarnya dapat di atasi dengan cara yang

sederhana, namun cukup ampuh untuk menekan sikap indisipliner yang mungkin dapat

dilakukan para siswa pada saat itu. Jika guru berhalangan masuk ke dalam kelas atapun

terlambat untuk masuk kedalam kelas, sebaiknya para siswa di berikan tugas-tugas yang

harus dikumpul setelah habis jam pelajaran tersebut. Pada sekolah - sekolah juga

diharapkan diberlakukannya jadwal piket guru. Guru yang piket inilah yang akan mengontrol

para siswa dalam mengerjakan tugasnya.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 18

Page 19: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Bila hal ini masih tidak dapat dilaksanakan sekolah, sekolah dapat

mengantisipasinya dengan membentuk badan khusus yang bertugas mengontrol

kedisiplinan siswa. Badan ini tidak boleh beranggotakan para guru, namun anggotanya

dapat di ambil dari tenaga keamanan maupun staf tata usaha. Hal ini dilakukan karena

dikhawatirkan para guru akan memiliki peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pengontrol

kedisipilinan siswa. Selain sebagai pengontrol kedisiplinan siswa, badan inilah yang

bertugas untuk memberikan tugas kepada para siswa bila guru berhalangan atau terlambat

masuk ke kelas. Tentunya, setelah berkoordinasi dahulu dengan guru yang bersangkutan.

Selain itu, kepemimpinan kepala sekolah dan kreatifitas guru yang profesional,

inovatif, kreatif, merupakan salah satu faktor dalam peningkatan mutu pembelajaran di

sekolah, yang ditandai dengan prestasi belajar siswa. Jadi hal ini sudah seharusnya

diterapkan setiap sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dikarenakan

kedua bagian / elemen ini merupakan figur yang bersentuhan langsung dengan proses

pembelajaran . Selain itu, kedua bagian / elemen ini merupakan figur sentral yang dapat

memberikan kepercayaan kepada masyarakat serta orang tua siswa. Jika pelayanan yang

baik kepada masyarakat maka mereka tidak akan secara sadar dan secara otomatis akan

membantu segala kebutuhan yang di inginkan oleh pihak sekolah , sehingga dengan

demikian maka tidak akan sulit bagi pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran

dan mutu pendidikan di sekolah.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 19

Page 20: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Sikap disiplin dari warga sekolah baik siswa sebagai peserta didik maupun guru

sebagai tenaga pengajar sangat memepengaruhi mutu pendidikan. Semakin tinggi

sikap disiplin oleh guru dan siswa di sekolah semakin tinggi pula mutu pendidikan di

sekolah tersebut.

2. Untuk menanamkan sikap disiplin siswa di lingkungan sekolah, cara yang dapat

dilakukan antara lain menjadikan guru sebagai teladan yang baik bagi para siswa di

sekolah. Sekolah juga diharapkan untuk tidak hanya mampu membuat suatu

peraturan. Namun, harus juga mampu mengaplikasikannya dan

mensosialisasikannya baik kepada guru dan siswanya.

5.2 Saran :

Adapun saran penulis yaitu :

1. Untuk membangun dan meningkatkan mutu pendidikan yang tinggi dan berkualitas

sangat diharapkan adanya kesadaran dari para siswa sendiri agar dapat memiliki

sikap kedisiplinan yang baik serta mengembangkan potensi dan bakat yang ada

pada dirinya.

2. Kepemimpinan kepala sekolah dan kreatifitas guru yang profesional, inovatif, kreatif,

merupakan salah satu faktor dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

Sehingga diharapkan pihak sekolah dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah.

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 20

Page 21: Rendahnya Disiplin Mempengaruhi Mutu Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/

http://annilasyiva.multiply.com/journal/item/46

http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=632&idunit=20

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

http://rienzumaroh16.blogspot.com/2008/06/pengertian-mutu.html

http://samuelchristiantjahyadiweb.wordpress.com/2008/08/23/mutu-pendidikan-di-indonesia/

Argo Satrio Wicaksono – SMA Negeri 1 Biak Kota Page 21