peningkatan kualitas pakanayamdengan penambahan …

6
PENINGKATAN KUALITAS PAKAN AYAM DENGAN PENAMBAHAN ENZIM : Pengaruh enzim terhadap nilai daya cerna, neraca nitrogen dan neraca energi. Patuan L.P. Siagian Pusat Penelitian dan Pengembangan Kimia Terapan - LlPI Kavvasan PUSPIPTEK, Serpong 15310 INTISARI Dalam usaha peningkatan kualitas pakan telah dilakukan percobaan penambahan preparat enzim ke dalam ransum yang komponen penyusun utamanya seluruhnya bahan nabati. Lima perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak sembilan kali dalam rancangan percobaan acak lengkap adalah: I. tanpa pena mbahan enzim (kontrol), 2. penambahan b-gluka nase [preparat A), 3. penambahan hemisellul ase (prep arat B), 4. penambahan sellulase (prepar at C), 5. penambahan gabungan ketiga enzim (preparat D). Ternak uji yang digunakan adalah ayam jantan jenis LSL-Brown, yang dipel ihara dalam kamar uji kecernaan t erkond isi, den gan suhu ruang konstan 22 °C, kelembaban relatif 65-70 %, penerangan selama 24 jam per hari berkekuatan 20-25 Lux. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa daya cerna zat gizi utama yang dipengaruhi secara nyata oleh penambahan enzim adalah lemak (p O,OOI), ab u (p' 0,05), dan gul a (p O,05). Dibondingkan terhadap kontrol terlihat bahwa penambahan gabungan preparat enzim ~glukanase, hemtsellulase dan sellulase ke dulam ransum dapat memperbaiki konversi pakan sebesar 9,7 %. Konversi nitrogen dan energi menjadi tubuh ternak secara nyatu (p (1,05) lebih efisien, masing-masing sebesar 9,8 % dan 11,8 %. ABSTRACT In order to improve thefeed quality, enzyme preparatories were added to the diets, wich all of the main components were plant origin. Five treatments in a completely randomized design were 9 fold replica ed, namely: I. Diet without enzyme addition (control), 1. t-glucanose added to the diet, 3. Hemicellulase added to the diet, -I. Cellulase added to the diet, 5. (-glucanase, hemicellulase and cellulase added to the diet. To ascertain the digestibility of the nutrients of the treated diets, a total of 90 male chicks of LSL- Brown were selected and kept in a climate conditioned room (temperature 22 oc, relative humidity 65-70 %, lighting 24 hours per day of 20-25 Lux). The results of this experiment showed that the addition of the .mzyme to the diet effected Significantly the digestibility of the fat (p O,OOI),ash (p . 0,05) and sugar (p 0,05). The addition of combined (-glucanase, hemicellul ase, and cellulase to the diet improved feed conversion ratio of 9,7 % compared to the control. The nitrogen effictenoy ratio and anergi efficiency ratio were also sly,m/lcant/y better (p O,05), each of 9.8 % and ll.8 % JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998 PENDAHULUAN Penambahan enzim ke dalam ransum dimaksudkan untuk memperbaiki kemampuan ternak mencerna zat-zat gizi yang terkandungdi dalam ransum yangdikonsumsinya. Adanya tambahan enzim tersebut diharapkan akan membantu zat-zat sekresi pencernaan di dalam usus halus untuk merombak zat-zat gizi utama (protein, lernak, karbohidrat) menjadi asam-asam amino, monosakarida, gliserida dan asam-asam lemak. Mendahului proses perombakan tersebut, di dalam lambung terjadi pengasaman dengan Hel (pH 4 - 5) untuk mendenaturasi molekul- molekul makro dan pada ternak non ruminansia terjadi aktivasi pepsinogen menjadi pepsin (1). Perombakan protein terjadi secara bertahap. Pepsin memecah hanya ikatan-ikatan peptida dari asam-asam amino phenylalanin dan tyrosin, begitu juga ikatan antara leucin dan asam glutamat. Trypsin memecah pada lysin dan arginin, sedangkan chymotrypsin pada phenylalanin dan tyrosin. Perombakan selanjutnya dilakukan oleh exopeptidase, yang memecah asam amino pada ujung karboksil (oleh karboksipeptidase) dan ujung amina (oleh aminopeptidase). Dipeptida yang ada seterusnya diurai menjadi asam-asam amino tunggal. Perombakan lemak baru terjadi di dalam usus halus, walau sebenarnya di lambung sudah ada lipase. Lemak mula-mula diemulsikan oleh zat-zat yang terdapat dalam cairan empedu (asam glikokhol, asam desoksikhol, asam taraukhol, lecithin), kemudian dipecah oleh lipase yang berasal dari lambung, dinding usus halus dan panlcreas menjadi gliserin dan asam- asam lemak. Perombakan sebagian karbohidrat sudah mulai di dalam mulut dan lambung. Setelah proses netralisasi bubur pakan di dalam duodenum (usus dua belas jari) dan tersekresinya ami lase dari pankreas, perombakan pati dapat berlangsung dengan lebih cepat. Potongan-potongan maltosa dan isomaltosa yang terbentuk selanjutnya dipecah oleh a- glukosidase dari cairan usus dan sel-sel ephitel menjadi glukosa. Pada ternak muda, yang lebih berperan adalah ~- galaktosidase, karena dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. 19

Upload: others

Post on 07-Feb-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KUALITAS PAKAN AYAM DENGANPENAMBAHAN ENZIM :

Pengaruh enzim terhadap nilai daya cerna,neraca nitrogen dan neraca energi.

Patuan L.P. Siagian

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kimia Terapan - LlPIKavvasan PUSPIPTEK, Serpong 15310

INTISARIDal am usaha peningkatan kualitas pakan telah dil akukan

percobaan penambahan preparat enzim ke dalam ransum yangkomponen penyusun utamanya seluruhnya bahan nabati. Limaperlakuan yang masing-masing diulang sebanyak sembilan kalidalam rancangan percobaan acak lengkap adalah: I. tanpapena mb ah an enz im (kontrol), 2. penambahan b-gluka nase[prep arat A), 3. penambahan hemisellul ase (prep ar at B), 4.penambahan sellulase (prepar at C), 5. penambahan gabunganketiga enzim (preparat D). Ternak uji yang digunakan adalah ayamjantan jenis LSL-Brown, yang dipel ihara d al am kamar ujikec ern aan terkond isi, den g a n suhu ruang konstan 22 °C,kelembaban relatif 65-70 %, penerangan selama 24 jam per hariberkekuatan 20-25 Lux.

Hasil penelit ian menunjukkan bahwa daya cerna zat gizi utamayang dipengaruhi secara nyata oleh penambahan enzim adalahlemak (p O,OOI), ab u (p' 0,05), dan gul a (p O,05).Dibondingkan terhadap kontrol terlihat bahwa penambahangabungan preparat enzim ~glukanase, hemtsellulase dan sellulaseke dulam ransum dapat memperbaiki konversi pakan sebesar 9,7%. Konversi nitrogen dan energi menjadi tubuh ternak sec aranyatu (p (1,05) lebih efisien, masing-masing sebesar 9,8 % dan11,8 %.

ABSTRACTIn order to improve the feed quality, enzyme preparatories were

added to the diets, wich all of the main components were plantorigin. Five treatments in a completely randomized design were 9fold replicaed, namely: I. Diet without enzyme addition (control),1. t-glucanose added to the diet, 3. Hemicellulase added to thediet, -I. Cellulase added to the diet, 5. (-glucanase, hemicellulaseand cellulase added to the diet. To ascertain the digestibility of thenutrients of the treated diets, a total of 90 male chicks of LSL-Brown were selected and kept in a climate conditioned room(temperature 22 oc, relative humidity 65-70 %, lighting 24 hoursper day of 20-25 Lux).

The results of this experiment showed that the addition of the.mzyme to the diet effected Significantly the digestibility of the fat(p O,OOI),ash (p . 0,05) and sugar (p 0,05). The addition ofcombined (-glucanase, hemicellul ase, and cellulase to the dietimproved feed conversion ratio of 9, 7 % compared to the control.The nitrogen effictenoy ratio and anergi efficiency ratio were alsosly,m/lcant/y better (p O,05), each of 9.8 % and ll.8 %

JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

PENDAHULUANPenambahan enzim ke dalam ransum dimaksudkan

untuk memperbaiki kemampuan ternak mencerna zat-zatgizi yang terkandungdi dalam ransum yangdikonsumsinya.Adanya tambahan enzim tersebut diharapkan akanmembantu zat-zat sekresi pencernaan di dalam usus halusuntuk merombak zat-zat gizi utama (protein, lernak,karbohidrat) menjadi asam-asam amino, monosakarida,gliserida dan asam-asam lemak. Mendahului prosesperombakan tersebut, di dalam lambung terjadi pengasamandengan Hel (pH 4 - 5) untuk mendenaturasi molekul-molekul makro dan pada ternak non ruminansia terjadiaktivasi pepsinogen menjadi pepsin (1).

Perombakan protein terjadi secara bertahap. Pepsinmemecah hanya ikatan-ikatan peptida dari asam-asamamino phenylalanin dan tyrosin, begitu juga ikatan antaraleucin dan asam glutamat. Trypsin memecah pada lysin danarginin, sedangkan chymotrypsin pada phenylalanin dantyrosin. Perombakan selanjutnya dilakukan olehexopeptidase, yang memecah asam amino pada ujungkarboksil (oleh karboksipeptidase) dan ujung amina (olehaminopeptidase). Dipeptida yang ada seterusnya diuraimenjadi asam-asam amino tunggal.

Perombakan lemak baru terjadi di dalam usus halus, walausebenarnya di lambung sudah ada lipase. Lemak mula-muladiemulsikan oleh zat-zat yang terdapat dalam cairan empedu(asam glikokhol, asam desoksikhol, asam taraukhol, lecithin),kemudian dipecah oleh lipase yang berasal dari lambung,dinding usus halus dan panlcreas menjadi gliserin dan asam-asam lemak.

Perombakan sebagian karbohidrat sudah mulai di dalammulut dan lambung. Setelah proses netralisasi bubur pakandi dalam duodenum (usus dua belas jari) dan tersekresinyaami lase dari pankreas, perombakan pati dapat berlangsungdengan lebih cepat. Potongan-potongan maltosa danisomaltosa yang terbentuk selanjutnya dipecah oleh a-glukosidase dari cairan usus dan sel-sel ephitel menjadiglukosa. Pada ternak muda, yang lebih berperan adalah ~-galaktosidase, karena dapat memecah laktosa menjadiglukosa dan galaktosa.

19

Sayangnya, ternak tidak dapat mensintesis enzim untukperombakan selulosa. Selulosa adalah polisakaricla yangmenjadi bagian utarna bahan penopang tanaman, misalnyadinding sel. Karena ternak tidak clapat mensintesis misalnya(-g1ukosidase, maka pemecahan selulosa dan selobiosa hanyaclapat terjadi dengan bantuan 13-g1ukosidase yang dihasilkanoleh mikroba (selulase, selobiase) di dalam saluranpencernaan. Melalui perombakan selulosa pada dinding selbahan pakan dengan bantuan (-glukosidase mikrobialtersebut, ternak mendapat tambahan sumber energi clanbersarnaan dengan itu zat-zat gizi yang beracla di dalam sel-sel bahan pakan dapat bereaksi dengan enzim-enzimpencernaan (2). Intensitas hidrolisis tidak hanya tergantungpacla aktivitas enzim, tetapi juga pacla struktur dinding sel,artinya asosiasi kompleks selulosa, hemiselulosa, clan lignin(3,4)

Penelitian penambahan preparat enzim untukmemperbaiki kualitas pakan mulai digalakkan di beberapanegara. Beberapa hasil positif terlihat untuk ternak unggas,anak domba dan anak sapi (5, 6, 7).

Dalam makalah ini dilaporkan hasil penelitianpenambahan enzim ke dalam ransum yang komponenpenyusun utamanya seluruhnya berasal clari bahan nabati.Tujuannya adalah untuk menghiclari penggunaan bahanpakan asal hewani yang biasanya harganya mahal. Preparatenzim yang digunakan mempunyai kemampuan untukmerombak l3-glukan, hemiselulosa, dan selulosa. Padapenelitian awal ini, pengaruh penambahan enzim tersebutdiamati pacla parameter nilai claya cerna zat-zat gizi, konversipakan, serta neraca nitrogen dan neraca energi.

PERCOBAAN1. Perlakuan

Dalam suatu percobaan dengan rancangan acak lengkap,perlakuan yang terdiri dari: I. Ransum tanpa penambahanenzim (Kontrol), 2. Ransum dengan penambahan preparatenzim A (l3-glukanase), 3. Ransum dengan penambahanpreparat enzim B (hemiselulase), 4. Ransum denganpenambahan preparat enzim C (selulase), 5. Ransum denganpenambahan preparat enzim D (gabungan ABC), masing-masmg diulang sebanyak sembi Ian kali dalam uji kecemaan.

Enzim yang digunakan dalam penelitian ini aclalah hasilpreparasi clari produksi eksperimental di pabrik bioteknologiRoehm GmbH, Darmstadt.

2. Ternak uji

Untuk meminimalkan bias clalam pengujian claya cernapakan, tiap satu jenis ransum diberikan kepada dua ekor ayamJant~n jenis LSL-Brown berumur lima minggu. Dengandemikian digunakan sebanyak 5 x 9 x 2 = 90 ekor ternak uji.Ternak uji tersebut dimasukkan secara acak ke dalam sangkarkawat bebentuk battery dan dipelihara dalam kamarpercobaan kecernaan terkondisi, yakni dengan suhu ruangkonstan 22 DC, kelembaban relatif 65 - 70 %, dan peneranganselama 24 jam per hari berkekuatan 20 - 25 Lux. Ternak ujimendapat makanan dalam ritmus 24 jam. Air minumdiberikan secara ad libitum.

20

3. Metoda pengujian

Metocla pengujian daya cerna didasarkan pacla proseduryang ditetapkan oleh "Gesellschaft fuer Ernaehrungsphysiologie der Haustiere" (8). Waktu pengujian dibagi dalamtiga tahap, yaitu penode adaptasi selarna empat hari. periodependahuluan selama tiga hari, dan periode utamaipengumpulan selama empat hari. Ransum diberikan clalambentuk mash, sebanyak 50 g/ekor/hari (95 % dari jumlahkonsumsi p.akan rata-rata per hari selama peri ode adaptasi).Selama penode utarna, konsumsi pakan clan ekskreta diukursetiap hari pacla jam yang sarna. Ekskreta dimasukkan keclalam kotak plastik clan disimpan dalam lemari pendinginpacla suhu - 20 °C, clan pacla akhir peri ode dilakukan analisa.. Analisis .IGmia dilakukan untuk menentukan komposisi

kimia proksimat (kaclar bahan kering, protein. lemak, abu,serat kasar, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen) dengan metodaWeender, ka~ pat! dengan cara polarimetri, kaclar guladengan cara trtrasi, energi bruto dengan metode bomkalorimetri (9).

Analis~,s statistik dilakukan dengan bantuan paketprogram mixed model least-squares and minimumlikelihood computer". Data yang tidak mengikuti sebarannormal ditransformasi dengan arcus sinus akar kwadrat X(l0, 11).

Susunan ransum percobaan untuk mendapatkankand~ngan protein 22 % clan energi metabolisme 12 MJ/kgdisajikan clalam Tabel 1. Untuk mendapatkan homogenitasyang balk, preparat. enzim dicampurkan mula-mula dengandedak jelai yang jumlahnya 0,50 % dari total ransumKemudian campuran ini digabungkan dengan kornponenpenyusun pakan lainnya secara bertahap, mulai darikomponen yang persentasenya kecil hingga yangpersentasenya besar. Selanjutnya seluruh komponen dicampurbersama-sama clalam alat pencampur spiral ganda.

Tabel I. Susunan ran sum percobaan

No. Komponen %

I Jelai 11.002 Bungkil kedelai 32,003 Minyak kedelai 4,604 Jagung 24,105 Gandum 8.006 Hafer (Afena sativa) 10,807 Dedak hafer 4,958 Dedakjelai 0,509 Mineral mix 0,0510 Vitamin mix 0,25II Cholin chlorid 0.1012 Methionin DL 0,1813 NaCI 0,3514 Kalk 1.0215 Dikalsium fosfat 2,10

Tot a I 100,00

JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

TabeJ 4. Nilai rata-rata berat badan, laju pertumbuhan dan konversi pakan

HAS~ DAN PEMBAHASAN

Hasil anal is is kimia kelima ran sum percobaan dapatdilihat dalam Tabel 2. Dari hasil analisis kimia ini dapatdisimpulkan bahwa proses pencampuran ransum berlangsungdengan baik, sehingga kelima jenis ran sum percobaantersebut memiliki derajat kesamaan kandungan nutrisi yangtmggi (koefisien keragaman < 0,05). Hal ini diperlukan agarpengaruh pemberian enzim terhadap daya cerna zat-zat gizidalam ransum dapat teruji secara murni dan terbebas daripengaruh interaksi komponen penyusun.

Tabel 2. Hasil analisis kimia ransum percobaan (basiskering)

1No. Komposisi Kontrol Ransum + Ransum + Ransum + Ransum +A B C D

1 Bahan kering % 89,4 89,3 89,4 89,4 89,32 Protein % 23,2 23,5 23,6 23,0 23,13 Lemak % 8,7 8,3 8,4 8,7 8,44 Abu % 6,8 7,2 7,0 6,8 6,95 Serat kasar % 5,7 5,5 5,5 5,7 5,56 BETN % 55,6 55,5 55,5 55,8 56,17 Gula % 5,4 5,0 5,2 5,2 5,7

t Pati % 36,3 36,0 35,9 36,0 35,3Energi brute kJlg 19,42 19,43 19,45 19,42 19,43

BK

Hasil analisis kimia ekskreta dicantumkan secara rincidalam Tabel 3. Koefisien keragaman dalam setiap satuperlakuanjuga memenuhi syarat (KK < 20 %), kecuali untukparameter gula. Hal ini mungkin disebabkan terjadinyaperombakan gula yang tidak seragam oleh mikroorganismeyang ada dalam ekskreta selama periode utama/ pengumpulanatau ketika preparasi sampel untuk analisis.

Pengamatan terhadap pertumbuhan ternak ujimenunjukkan tidak adanya efek negatif akibat penambahanenzim ke dalam ransum.Rangkuman nilai rata-rata berat badan ayam,laju pertumbuhan dankonversi pakan disaji-kan pada Tabel4. DariTabel 4 tersebut ter-

karena singkatnya waktu (7 hari) pengamatan, tetapi menjaditendensi yang menunjukkan keunggulan ran sum yangmengalami penambahan preparat enzim D. Hal ini dapatdimengerti, karena degradasi selulosa secara enzimatikmembutuhkan aktivitas sinergistik dari palingkurang tigajenisenzim. Pada pustaka 12 dan 13 disebutkan misalnya kombinasiendoglukanase, selobiohidralase dan j3-glukosidase

Tabel 3. Data rinci hasil analisis kimia ekskreta

jNomor ~¥.&11 "-'-1 NiTlogt:1I I Le~u Sera! -'TGuT~'1 Pali F.ne"rgll

~.-.j!;.~~.~~7J. '~:J •~~,8 f;~:"' ~:9 --j :'0 ~~~~,1Ti::. 6,2J J,9 /15 0 14,~ 1.8 ),8 16 J~ I[K5 I 11~.O j,80 ),1 . 14:3 14,7 2,3 I ~2 '

~8 16.4 5,86 4,1 14,3 14,1 2,9 I J 9 :::~~

I 1<2 J9.0 5,79 4,0 14,2 14,7 2 I 4,1 16,30K9 18.4 5,65 ),8 14,2 14,6 J I 45 16,1}

1K6 :n,l 5.85 3.5 14,8 14,0 2,8 1,2 16,19K3 19,7 5,91 3,6 13,8 14.2 2,8 1. ') 16.32

, K7 , 21,1 5.97. ).5 ; 14.41 : 14 J 'l" 14" /16.28I A9 (KK) I~~~/J'(2.78) (9,11) i (2.61) (2.59) I (i8.99) (6,36) (0,S4)- AS I 173 5.94 ),Q I 15.2 I 15.4 0.7 13.s I' 16.41! A 7 II' 5.62 3.6 [' 14,4 115.0 3.0 3.9 16,17I A6 19.1 5,71 4.U 14,6! 14,7 2.8 ; 3,8 i 16,33

AH :::; ~::~ j:~ I :~:~ :::: ;:: I ~:~ :~:iiAI 21.9 5.68 3.6 15.1 14,8 2.9 4,3 16,23

~~ ;~'Ol 6,14 4,2 1<1,7 '-',8 1,1 14,'2: 16,34, 5,85 4,1 14,5 14.~ 2,3 1,0 16,}4

A4 20," 5,67 s.e 14,8 J.\,5 3,0 44 16,31(KK) (11,>1) (3,771 (6,25) (2.22) (3,01) (29,86) 1 (';.03) 1(0,65)

, B7 /172 5.71 i 4,2 15.1 14,5 ! 1,2 4.0 16.26I ~: 17.4 5.72 [ 3.3 : 15,~ 15.2 j 1.5 ! J,6 1.'i.«U

; 82 ::.:~ ;:~: I 3.6 , :!:~ I :::~ : ;:i 1 ~:: :::~~I BJ 16,1 5,87 I' ~:~ 14,7 14,6 I,R 4.3 16,47

IBB~ 21.8 5,80 3,6 15,0 15.1 "')) 36 16101

.J IQ,Q 5,87 3,4 14,3 13,6 ;:, 4:0 16::Ll

I'~ ~~:; ~:~: I~:: :::~ :~:~ ~:~ ~:! ~~:;~C4 (KK) l ~~~991) ~~7~O) ~~:/I) ~~,~9) (4,14) (27.81) (6.35) (1,09)

I CI '1'18,1 5.69 / J 6 /'47 II ';,50 U 4.1 ,1,6

..)4

I~i i :::; ~:~; I ;:~ :~:; / :~::::~ ;:~ I iti~IC7 , 19,1 6,06 1),4 IS,2 I 14,2 ! 2:1 3.3 I 16,1t>~~ ~~:: ~:~~ I~:~ :~:~ :~:~ ,~:~ 1:i I' :~:~!~C'I 20,6 S,75 3,3 150,1 15) 2,' 3.7

I cs 17.1 5,8Q 3,5 14,K 14,6 2,4 -:',7 /1 ::'~~

(KK) (15.62) (3,97) (7,28) (1,54) (2,54) (21.70) (8.89) (0:63)16, 17,3 5.78 13,2 14,4 114'8 2,3 3,8 15,9Q

I ~ I~I:; tE [I t~ I i::~ :~:~ ::~ ~:~ [ ::::~/

06 19,9 5.55 ,3,5 14,6 :~:~ ~:~ ~:; 1(i,27

DJ 18" 5,54 I 32 1) 8 , 14,6 2,9 4.1 I :~:~DJ i 11I,~ 5,80 3:3 ! 14:5 ',14,2/ '19 4.3 Ih2¥

I D,S t :I I .n i :1,96 I' 3,6 114,0 , IL~ , J.! ],8 . 11"1:16DR I 20.7 ~ :'i 71 J,~ ! 14,1 i 14,1 i ),8 , 4,~, ! 16,1~

fKK) j (7,53) ~1~~_-1..(2.28) --~.JJ3..~~~.L~~~y __ ~.~,}) __ :

Parameterlihat bahwa konversipakan menjadi tubuh

• Berat Badan ;lebih efisien padaAwal Periode Pendahuluan 604,5

ternak uji yang meng-I - Awal Periode Utama 653,1

konsumsi ransum Akhir Periode Utama 709,5dengan penambahanpreparat enzim D • Laju Pertumbuhan (gIhari) ;(3,25) dibandingkan Dalam Periode Pendahuluan 16,2dengan kontrol (3,60). Dalam Periode Utama 14,1

Secara statistik per- Dalarn 7 Hari Percobaan 15,0

bedaan ini tidak nyataRasio Konversi Pakan : 3,60

(p > 0,05), diduga •

JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

Kontrol Ransum Ransum Ransum Ransum Nilai p+ + + AnalisisPrenarat Preoarat Prenarat Prenarat Varian

A B C 0

1601,3 602,6 606,7 601,4 0,99181650,9 653,5 656,5 653,5 0,99311707,6 709,0 713,6 715,6 0,9325

16,5 17,0 16,6 17,4 0,814714,2 13,9 14,3 15.6 I 0,234815,2 15,2 15,3 16,4 0,4196

I

3,58 3,63 3,56 0.3254

21

TabeJ 4. Nilai rata-rata berat badan, laju pertumbuhan dan konversi pakan

HAS~ DAN PEMBAHASAN

Hasil anal is is kimia kelima ran sum percobaan dapatdilihat dalam Tabel 2. Dari hasil analisis kimia ini dapatdisimpulkan bahwa proses pencampuran ransum berlangsungdengan baik, sehingga kelima jenis ran sum percobaantersebut memiliki derajat kesamaan kandungan nutrisi yangtmggi (koefisien keragaman < 0,05). Hal ini diperlukan agarpengaruh pemberian enzim terhadap daya cerna zat-zat gizidalam ransum dapat teruji secara murni dan terbebas daripengaruh interaksi komponen penyusun.

Tabel 2. Hasil analisis kimia ransum percobaan (basiskering)

1No. Komposisi Kontrol Ransum + Ransum + Ransum + Ransum +A B C D

1 Bahan kering % 89,4 89,3 89,4 89,4 89,32 Protein % 23,2 23,5 23,6 23,0 23,13 Lemak % 8,7 8,3 8,4 8,7 8,44 Abu % 6,8 7,2 7,0 6,8 6,95 Serat kasar % 5,7 5,5 5,5 5,7 5,56 BETN % 55,6 55,5 55,5 55,8 56,17 Gula % 5,4 5,0 5,2 5,2 5,7

t Pati % 36,3 36,0 35,9 36,0 35,3Energi brute kJlg 19,42 19,43 19,45 19,42 19,43

BK

Hasil analisis kimia ekskreta dicantumkan secara rincidalam Tabel 3. Koefisien keragaman dalam setiap satuperlakuanjuga memenuhi syarat (KK < 20 %), kecuali untukparameter gula. Hal ini mungkin disebabkan terjadinyaperombakan gula yang tidak seragam oleh mikroorganismeyang ada dalam ekskreta selama periode utama/ pengumpulanatau ketika preparasi sampel untuk analisis.

Pengamatan terhadap pertumbuhan ternak ujimenunjukkan tidak adanya efek negatif akibat penambahanenzim ke dalam ransum.Rangkuman nilai rata-rata berat badan ayam,laju pertumbuhan dankonversi pakan disaji-kan pada Tabel4. DariTabel 4 tersebut ter-

karena singkatnya waktu (7 hari) pengamatan, tetapi menjaditendensi yang menunjukkan keunggulan ran sum yangmengalami penambahan preparat enzim D. Hal ini dapatdimengerti, karena degradasi selulosa secara enzimatikmembutuhkan aktivitas sinergistik dari palingkurang tigajenisenzim. Pada pustaka 12 dan 13 disebutkan misalnya kombinasiendoglukanase, selobiohidralase dan j3-glukosidase

Tabel 3. Data rinci hasil analisis kimia ekskreta

jNomor ~¥.&11 "-'-1 NiTlogt:1I I Le~u Sera! -'TGuT~'1 Pali F.ne"rgll

~.-.j!;.~~.~~7J. '~:J •~~,8 f;~:"' ~:9 --j :'0 ~~~~,1Ti::. 6,2J J,9 /15 0 14,~ 1.8 ),8 16 J~ I[K5 I 11~.O j,80 ),1 . 14:3 14,7 2,3 I ~2 '

~8 16.4 5,86 4,1 14,3 14,1 2,9 I J 9 :::~~

I 1<2 J9.0 5,79 4,0 14,2 14,7 2 I 4,1 16,30K9 18.4 5,65 ),8 14,2 14,6 J I 45 16,1}

1K6 :n,l 5.85 3.5 14,8 14,0 2,8 1,2 16,19K3 19,7 5,91 3,6 13,8 14.2 2,8 1. ') 16.32

, K7 , 21,1 5.97. ).5 ; 14.41 : 14 J 'l" 14" /16.28I A9 (KK) I~~~/J'(2.78) (9,11) i (2.61) (2.59) I (i8.99) (6,36) (0,S4)- AS I 173 5.94 ),Q I 15.2 I 15.4 0.7 13.s I' 16.41! A 7 II' 5.62 3.6 [' 14,4 115.0 3.0 3.9 16,17I A6 19.1 5,71 4.U 14,6! 14,7 2.8 ; 3,8 i 16,33

AH :::; ~::~ j:~ I :~:~ :::: ;:: I ~:~ :~:iiAI 21.9 5.68 3.6 15.1 14,8 2.9 4,3 16,23

~~ ;~'Ol 6,14 4,2 1<1,7 '-',8 1,1 14,'2: 16,34, 5,85 4,1 14,5 14.~ 2,3 1,0 16,}4

A4 20," 5,67 s.e 14,8 J.\,5 3,0 44 16,31(KK) (11,>1) (3,771 (6,25) (2.22) (3,01) (29,86) 1 (';.03) 1(0,65)

, B7 /172 5.71 i 4,2 15.1 14,5 ! 1,2 4.0 16.26I ~: 17.4 5.72 [ 3.3 : 15,~ 15.2 j 1.5 ! J,6 1.'i.«U

; 82 ::.:~ ;:~: I 3.6 , :!:~ I :::~ : ;:i 1 ~:: :::~~I BJ 16,1 5,87 I' ~:~ 14,7 14,6 I,R 4.3 16,47

IBB~ 21.8 5,80 3,6 15,0 15.1 "')) 36 16101

.J IQ,Q 5,87 3,4 14,3 13,6 ;:, 4:0 16::Ll

I'~ ~~:; ~:~: I~:: :::~ :~:~ ~:~ ~:! ~~:;~C4 (KK) l ~~~991) ~~7~O) ~~:/I) ~~,~9) (4,14) (27.81) (6.35) (1,09)

I CI '1'18,1 5.69 / J 6 /'47 II ';,50 U 4.1 ,1,6

..)4

I~i i :::; ~:~; I ;:~ :~:; / :~::::~ ;:~ I iti~IC7 , 19,1 6,06 1),4 IS,2 I 14,2 ! 2:1 3.3 I 16,1t>~~ ~~:: ~:~~ I~:~ :~:~ :~:~ ,~:~ 1:i I' :~:~!~C'I 20,6 S,75 3,3 150,1 15) 2,' 3.7

I cs 17.1 5,8Q 3,5 14,K 14,6 2,4 -:',7 /1 ::'~~

(KK) (15.62) (3,97) (7,28) (1,54) (2,54) (21.70) (8.89) (0:63)16, 17,3 5.78 13,2 14,4 114'8 2,3 3,8 15,9Q

I ~ I~I:; tE [I t~ I i::~ :~:~ ::~ ~:~ [ ::::~/

06 19,9 5.55 ,3,5 14,6 :~:~ ~:~ ~:; 1(i,27

DJ 18" 5,54 I 32 1) 8 , 14,6 2,9 4.1 I :~:~DJ i 11I,~ 5,80 3:3 ! 14:5 ',14,2/ '19 4.3 Ih2¥

I D,S t :I I .n i :1,96 I' 3,6 114,0 , IL~ , J.! ],8 . 11"1:16DR I 20.7 ~ :'i 71 J,~ ! 14,1 i 14,1 i ),8 , 4,~, ! 16,1~

fKK) j (7,53) ~1~~_-1..(2.28) --~.JJ3..~~~.L~~~y __ ~.~,}) __ :

Parameterlihat bahwa konversipakan menjadi tubuh

• Berat Badan ;lebih efisien padaAwal Periode Pendahuluan 604,5

ternak uji yang meng-I - Awal Periode Utama 653,1

konsumsi ransum Akhir Periode Utama 709,5dengan penambahanpreparat enzim D • Laju Pertumbuhan (gIhari) ;(3,25) dibandingkan Dalam Periode Pendahuluan 16,2dengan kontrol (3,60). Dalam Periode Utama 14,1

Secara statistik per- Dalarn 7 Hari Percobaan 15,0

bedaan ini tidak nyataRasio Konversi Pakan : 3,60

(p > 0,05), diduga •

JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

Kontrol Ransum Ransum Ransum Ransum Nilai p+ + + AnalisisPrenarat Preoarat Prenarat Prenarat Varian

A B C 0

1601,3 602,6 606,7 601,4 0,99181650,9 653,5 656,5 653,5 0,99311707,6 709,0 713,6 715,6 0,9325

16,5 17,0 16,6 17,4 0,814714,2 13,9 14,3 15.6 I 0,234815,2 15,2 15,3 16,4 0,4196

I

3,58 3,63 3,56 0.3254

21

Pengaruh penambahan enzim terhadap daya cerna zat-gizi dicantumkan pada Tabel 5, sedangkan terhadap

=eraca nitrogen dan neraca energi dicantumkan pada Tabel 6.Jalam percobaan (Tabel 5) terlihat bahwa zat-zat gizi yang.zrpengaruh oleh perlakuan pemberian enzim ke dalamransum adalah lemak (p < 0,001), abu (p < 0,05), dan gulap < 0,05). Dari perbandingan nilai rata-rata daya cernatersebut dapat dilihat bahwa ransum-ransum denganpenambahan preparat enzim A, preparat enzim C, danpreparat enzim 0 mempunyai nilai daya cerna lemak yangnyata lebih tinggi dari kontrol. Nilai daya cerna gula dariransum yang ditambah preparat enzim C juga nyata lebihtinggi dari kontrol, tetapi nilai daya cerna abu sebaliknya\ebih rendah. Hal-hal ini diduga terjadi oleh karenabekerjanya enzim-enzim sellulolitik merombak dinding-dinding sel bahan pakan sehingga berakibat positifterhadapdaya cerna lemak dan gula yang kemungkinan semakinbanyak terbebaskan dari dalam sel. Preparat enzim A (13-glukanase) juga dilaporkan oleh peneliti lain mampumeningkatkan daya cerna ransum berbasis jelai pada ayambroiler (14). Mereka menyimpulkan bahwa kemampuan ayammencerna l3-glukan yang terdapat pada jelai adalah karenaaksi l3-glukanase terhadap biji atau menjadi resisten terhadappencernaan oleh enzim induk di dalam usus halus.

Tabel 5. Nilai rata-rata daya cerna zat-zat gizi (%)

1 7.•• G'lZi .. - I Konf1ol I Ranaum < ! Rensum + Ransum .•. RMlsum· NilaipPreperat I Preparet Prepa.rat Pr.oarat Analisis

__ ~_---t_A_-. B C D Varian

Sah ••• Kering 64.12 64,92 64,46 65m 64.65 0,4536I Bahan Organik 67.04 67,78 61.45 68.14 67,43 0;2797Lerna!<. 83,43 b 85,28 • 84,50 ab 85,75 a 85,85 • 0.000)Abu 26.49 • 25,69 ab 24,67 ab 23.09 b 27.21 a 0,0198IGul, 82,33 b 83.77 ill> 85,00 sb 87,27 a 83.02 b 0,0421Peti 95,93 95,94 96,16 96,21 95,91 0.14114I BETIl 110,17 80,54 10,36 80,96 78.00 0,3143Energi Bruto 69,91 70,64 70,27 70,75 70,61 0,3760

Keteric1gan:J) ~rskript yang berbeda 5CCaI'B. horizontal menunjukkan perbedaan nilal ratawrata yang nyata

(p.:O.D5) menurut uji Student Newman Keuls.2) BETN = Bahan ekstrak IMpa nitrogen

Pada tabel 6 dapat dilihat perlakuan penambahan enzimyang berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap parameter rasiokonversi nitrogen, sangat nyata (p < 0,001) terhadap neracaenergi, dan nyata ( p < 0,05) terhadap rasio konversi energi.ilai rata-rata rasio konversi nitrogen dari ran sum yang

ditambah preparat enzim 0 lebih kecil dari ransum-ransumJainnya termasuk kontrol. Secara statistik rasio konversinitrogen ransum yang ditambah preparat enzim 0 nyata lebihrendah dari ransum yang ditambah preparat enzim B.Demikian juga dengan nilai rata-rata rasio konversi energidari ransum yang ditambah preparat enzim D nyata lebihrendah (p < 0,05) dari kontrol, maupun dari ransum-ransumyang ditambah preparat enzim B dan enzim C. Dengandemikian dapat dikatakan bahwa penambahan preparat enzimD (kombinasi enzim-enzim perombak l3-glukan, hemiselulosaclan selulosa) menyebabkan pemanfaatan nitrogen (dalam halini adalah protein) dan energi metabolime pada ransum lebihefisien.

22

Tabel 6. Neraca nitrogen dan neraca energi

r---, --- -·-r----TV="-,-;;-.,,,.,---,-;;Kontrol ~sum TRansum Ransum Nilai p

Pteparar 1 ~eparal I ~eparal i ~eparat ~::i~iSABC -r-t- _1_)_ ---j

! I I741.0 ! 754,8 762,9 1743.5 740.0 . 0,803) I

, 44.7 I 45.0 45.2 45,2' 44.9 IO,99J2! 53.1 eb I 53,7 ab 55.2 a I 52.7 ab 47.9 b 0.0]93

! !

kJlh",i j 471.5. 460,4 b I' '.'''"1'''''' ~'H i o.coo:% 179'1 78.4 78.9 79.7 790 101395klEM/gBB 34,0 a 32.9 ab i 33,8 a 33.5 a 30:0 b ":0479

'1K(;e;;;'.':;;an:;;g.;;;7n:-....L--....L· __ .L.---l_- - -- l. -1

I) Supershipt yang berbeda secara horizontal menunjukkan perbedeen nilai rata-rata yang nyeta(p<O,05) menurut uji Student Newman Keuls.

2) Neteca Nitrogen •• N dikonsumsi - N diekskresi; Neraca Energi .• Energi dik.onsumsi ~ Energtdiekskresi.

3) Konversl Nitrogen ~ Jumlah N (mg) yang dibutuhkan untuk pertambehan I g berat badan : KonversiEnergi ""Jumlah energi metabolis (kJ) yang dibutuhkan untuk penambahan I g beret bedan.

NITROGEN:" NeracaI - "Intake"~ - Kcnverst

! ENERGI', Neraca

1

- "Intak ••.. Konversi

I mglhari

1%, mgN/gBB

Pada bab pendahuluan telah diuraikan bahwa manfaatpenambahan enzim yang bersifat merombak selulosa selainadanya tambahan energi yang didapat dari glukosa yangterbentuk, adalah semakin besarnya kontak antara zat-zatgizi dari dalam sel bahan pakan dengan enzim-enzim dalamsaluran pencernaan ternak. Hal positif ini terakumulasisebagaimana ditunjukkan dengan rasio konversi pakan (lihatTabel4) yang lebih baik, yakni sebesar «3,6 - 3,25) /3,6) x100% = 9,7 % lebih efisiendibandingkan dengan ran sumkontrol. Efisiensi ini diduga masih dapat terus ditingkatkanmelalui perbaikan spesifikasi enzim-enzim yang akandigunakan, karena dalam pustaka 15 dinyatakan bahwaisolasi bentuk termostabil dari enzim (-glukosidase dapatmeningkatkan biokonversi selulosa menjadi glukosa.

KESIMPULANPenambahan kombinasi enzim-enzim perombak (-glukan,

hemiselulosa, dan selulosa ke dalam ransum menghasilkankonversi pakan yang lebih baik sebesar 9,7 % dibandingkandengan kontrol. Konversi nitrogen maupun energi menjaditubuh ternak lebih efisien, yakni masing-rnasing sebesar 9,8% dan 11,8 % dibandingkan dengan kontrol.

Berdasarkan hasil positif dari penelitian ini dapatdisarankan untuk dilakukan penelitian yang bertujuan untukmenerapkan pemanfaatan enzim dalam pakan yang berasaldari limbah. Diduga bahwa efektivitas hidrolisis enzim akanlebih tinggi jika digunakan hanya isolat termostabilnya.

UCAPAN TERIMA KASmTerima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. S Scholtyssek

(Universitaet Hohenheim, Stuttgart, Jerman) dan FrauClosterman (Zetrallabors - Unterer Lindenhof, Jerman) ataskesempatan dan bantuan yang diberikan selama penulismelakukan penelitian ini.

JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

l

PUS TAKA

L Menke, K.H. dan W. Huss. Tierernaehrung undFuttermittelkunde. Verlag Eugen Ulmer, Stuttgart. (1987)

.., Schroeter, W, K.H. Lautenschlager dan H. Bibrach.Chernie, Fakten und Gesetze, VEB Fachbuchverlag,Leipzig. (1985)

3. Wuensche, J. Enzymatische Behandlung vonFuttermitteln, Tieremaehrung und Fuetterung 13 : 216-226. (1983)

4. Mes-Hartree, M., B.E. Dale dan WK. Craig. Comparisonof steam and ammonia preteatment for enzymatichydrolysis of cellulose. Appl. Microbiol. Biotechnol. 29 :462-468. (1988)

5. Scholtyssek, S. Gefluegel. Verlag Eugen Ulmer, Stuttgart.6. Amstrong, D.G. (1988). The implications of

biotechnology for livestock production, nutrition andhealth. Nutrition Abs. And Rev. 58 : 415-426. (1987)

1. Rexen, B. Use of enzymes for improvement of feed.Animal Feed Sci. and Technol. 6: 105-114. (1981)

8. Gesellschaft fuer Ernaehrungphysiologie der Haustiere.Richtlinien zur Durchfuehrung von Bilanzversuchen mitHuehnern. Arch. Gefluegelk. 2: 49-57. (1973)

9. Naumann, c., R. Bassler, R. Seibold dan C. Barth. Diechemische Untersuchung von Futtermitteln,

JKTI, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

Methodenbuch Band III, VDLUFA-Verlag, Darmstadt.(1988)

10. Harvey, WR User's guide for LSML16: Mixed modelleastsquares and maximum likelihood programm. OhioState University. (1979)

11. Sachs, L. Statistische Methoden und ihre Anwendungen.Springer- Verlag, Berlin. (1978)

12. Madamwar, D., S. Patel dan H. Parikh. Solid statefermentation for cellulase and P-glucosidase productionby Aspergillus niger. 1. Ferment. and Bioeng. 67: 424-426. (1989)

13. Erikson, K.E. Enzyme mechanisms involved in cellulosehydrolysis by rot fungus Sporotrichum pulverulentum . J.Biotechnol. And Bioeng. 20: 317-332. (1978)

14. Hesselman, K., K. Elwingwe dan S. Thomke. Influenceof increasing levels of(-glucanase on the productive valueof barley diets for broiler chicken. Animal Feed Sci. andTech. 7: 351-358. (1982)

15. Anand, L. and D.l. Vithayathil. Purification andproperties of p-glucosidase from thermophilic fungusHennicola lanuginosa, 1. Ferment. and Bioeng. 67 : 380-386. (1989)

23