peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6...

89
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI DI PAUD AL-IKHLAS TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : Esa Muslimah 11150184000038 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 28-May-2020

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6

TAHUN MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI DI PAUD AL-IKHLAS

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Esa Muslimah

11150184000038

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan
Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan
Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan
Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

i

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Lompat Tali Di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan

Oleh :

Esa Muslimah 11150184000038

ABSTRAK

Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan

terkait dengan kemampuan yang menggunakan otot-otot besar yang harus

dikemabngkan sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali di PAUD Al-

Ikhlas Tangerang Selatan tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang digunakan adalah model Kemmis

dan Taggart yang terdiri dari 2 siklus dan difokuskan pada kegiatan peningkatan

kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun atau kelompok B.1 dengan jumlah

10 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Subjek penelitian

ini adalah kemampuan motorik kasar anak khususnya kecepatan, keseimbangan,

kekuatan, dan koordinasi. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan peneliti,

dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi., tehknik analisis data

menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Berdasarkan

hasil analisis pada siklus I dan siklus II maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

permainan lompat tali dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia

5-6 tahun atau kelompok B di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil presentase jumlah anak dalam satu kelas menunjukkan bahwa

permainan lompat tali dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, hasil

peningkatan presentase pada siklus I sebesar 60,16%, siklus II meningkat menjadi

83%.

Kata Kunci : kemampuan motorik kasar, permainan lompat tali, anak usia 5-6

tahun

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

ii

Increased Gross Motor Skills Of Children, Aged 5-6 Years, Through Jump Rope Games, In PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan

By :

Esa Muslimah 11150184000038

Abstract

The development of gross motor skills is a development related to the

ability to use large muscles that must be developed early. This study aims to

improve children's gross motor skills through jump rope games at Al-Ikhlas,

South Tangerang PAUD in the 2019/2020 school year. This research is a

Classroom Action Research (CAR), the model used is the Kemmis and Taggart

model which consists of 2 cycles and is focused on activities to increase gross

motor skills of children aged 5-6 years or group B.1 with a total of 10 children

consisting of 6 boys and 4 girls. The object of this study is the children's gross

motor skills in particular speed, balance, strength, and coordination. In collecting

data needed by researchers, by means of observation, interviews, and

documentation. Data analysis techniques using qualitative data analysis and

quantitative data analysis. Based on the results of the analysis in the first cycle and

second cycle, the researchers can conclude that jump rope games can improve the

gross motor skills of children aged 5-6 years or group B in PAUD Al-Ikhlas,

South Tangerang. This can be seen from the results of the percentage of children

in one class showing that jump rope games can improve children's gross motor

skills, the results of the increase in percentage in the first cycle by 60.16%, cycle

II increased to 83%.

Keywords: gross motor skills, jump rope games, children 5-6 years old

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan kehadirat Allah

Suhanahu Wa Ta’ala berkat rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya yang

selalu melakukan ajarannya.

Skripsi ini sengaja peneliti susun sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan

Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti

menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik

menyangkut isi maupun penulisan, untuk itu peneliti mohon kritik dan saran

dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini memperoleh

banyak bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam

penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti studi di Fakultas ini.

2. Ibu Dr. Siti Khadijah, MA., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Islam

Anak Usia Dini, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan

motivasi selama ini..

3. Ibu Miratul Hayati, M.Pd, sebagai Sekertaris Jurusan Pendidikan Islam

Anak Usia Dini yang telah memberikan motivasi selama ini.

4. Ibu Triyana, S.Pd.I Sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan penulis

melakukan penelitian di sekolah ini.

5. Ibu Ai Ipah Sihabul Millah, S.Pd Sebagai Wali Kelas B.1 PAUD Al-Ikhlas

yang selalu semangat dan membantu saya dalam penelitian ini.

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

iv

6. Emak dan Bapak yang selalu mendoakan anaknya dengan setulus cinta,

memberi dorongan semangat dengan penuh kasih sayang.

7. Suami terkasih, Bayu Yudhi Hartono, S.Kom, yang selalu bawelin istrinya

untuk mengerjakan skripsi ini.

8. Alm. Anak Umma tersayang Rayyan Abbasy Putra Hartono yang sempat di

dalam perut 5 bulan menemani Umma mengerjakan skripsi ini.

9. Best Friend Till Jannah Megawati, Nila Nurmawahda, Siti Nur Akmalia,

Rini Eka Rachmawati, Nurulia Safira yang selalu memberi semangat dan

dorongan dalam mengerjakan skripsi ini.

10. Teman seperjuangan Faras dan Reyna yang telah banyak memberikan

dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Serta rekan-rekan PIAUD 2015 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat

kepada penulis dalam rangka peyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas, penulis berdoa

semoga amal baik yang telah mereka berikan mendapat pahala yang

berlimpah ganda dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Jakarta, 18 Desember 2019

Penulis

(Esa Muslimah)

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah ......................................................6

C. Pembatasan Masalah ...............................................................................7

D. Rumusan Masalah ...................................................................................7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................7

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................9

A. Tinjauan Kemampuan Motorik Kasar .....................................................9

1. Pengertian Perkembangan Motorik ...................................................9

2. Fungsi Keterampilan Motorik ...........................................................14

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik ..............15

B. Tinjauan Permainan Lompat Tali............................................................17

1. Pengertian Permainan Lompat Tali ...................................................17

2. Alat yang digunakan .........................................................................19

3. Cara Bermain Permainan Lompat Tali .............................................20

4. Manfaat Permainan Lompat Tali ......................................................21

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

vi

C. Acuan Teori Area Dan Fokus Yang Diteliti ...........................................22

1. Definisi Penelitian Tindakan .............................................................22

2. Karakteristik Penelitian Tindakan .....................................................23

3. Model-Model Penelitian Tindakan ...................................................24

a. Model Kurt Lewin ......................................................................24

b. Model Ebbut ................................................................................25

c. Model Elliot ...............................................................................26

d. Model Hopkins ............................................................................27

e. Model Kemmis&Mc Taggart ......................................................29

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ...............................................................30

E. Kerangka Teoritik ...................................................................................32

F. Hipotesis Tindakan..................................................................................33

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................34

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................34

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............................35

1. Observasi Awal .................................................................................37

2. Perencanaan Tindakan ......................................................................37

3. Tahapan Pelaksanaan dan Pengamatan .............................................38

4. Refleksi .............................................................................................51

C. Subjek Penelitian .....................................................................................52

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalem Penelitian ............................................52

E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................................52

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Di Harapkan ........................................55

G. Data Dan Sumber Data............................................................................55

H. Instumen Pengumpulan Data ..................................................................56

I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................57

1. Definisi Konseptual ...........................................................................57

2. Definisi Operasional..........................................................................57

J. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................58

1. Kisi-Kisi Instrumen ...........................................................................58

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

vii

2. Rubrik Penilaian Kemampuan Motorik Kasar ..................................60

K. Teknik Pemeriksanan Keterpercayaan ....................................................65

L. Analisis Data Dan Interpretasi ................................................................65

1. Analisis Kualitatif .............................................................................66

2. Analisis Kuantitatif ...........................................................................68

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ...............69

A. Deskripsi Data .........................................................................................69

1. Deskripsi Umum ...............................................................................69

a. Profil Sekolah ..............................................................................69

b. Visi dan Misi ...............................................................................70

c. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................70

2. Deskripsi Khusus ..............................................................................71

a. Deskripsi Data dan Pra Penelitian (Pra Siklus) .................................71

b. Analisis Gambaran Awal Pembelajaran............................................74

c. Refleksi Gambaran Awal Pembelajaran ...........................................75

B. Deskripsi Data dan Hasil Intervensi Tindakan .......................................76

1. Deskripsi Siklus I ..............................................................................76

a. Perencanaan Siklus I ...................................................................76

b. Pelaksanaan Siklus I ....................................................................76

c. Pengamatan .................................................................................87

1) Hasil Pengamatan Kualitatif .................................................87

2) Hasil Pengamatan Kuantitatif ...............................................88

d. Refleksi .......................................................................................89

e. Penilaian Guru dalam Mengajar Permainan Lompat Tali...........90

2. Deskripsi Data Siklus II ....................................................................93

a. Perencanaan Siklus II ..................................................................93

b. Pelaksanaan Siklus II ..................................................................93

c. Pengamatan .................................................................................104

1) Hasil Pengamatan Secara Kualitatif ......................................104

2) Hasil Pengamatan Secara Kuantitatif ....................................105

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

viii

d. Refleksi .......................................................................................108

C. Analisis Data ...........................................................................................108

1. Analisis Data Kualitatif .....................................................................109

2. Analisis Data Kuantitatif ...................................................................109

3. Reduksi Data .....................................................................................113

D. Temuan Penelitian Pembahasan ..............................................................121

E. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................123

A. Kesimpulan .............................................................................................123

B. Implikasi ..................................................................................................123

C. Saran ........................................................................................................124

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................125

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................129

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Motorik Kasar ..........................................................12

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan .....................................................30

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PTK....................................................................34

Tabel 3.2 Rencana Program Pelaksanaan Siklus I ........................................39

Tabel 3.3 Rencana Program Pelaksanaan Siklus II .......................................45

Tabel 3.4 Sumber Data ..................................................................................56

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Motorik Kasar ........59

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Kemampuan Motorik Kasar ..............................60

Tabel 4.1 Keadaan Siswa PAUD Al-Ikhlas ..................................................69

Tabel 4.2 Nama Tenaga Kependidikan Guru PAUD Al-Ikhlas ....................70

Tabel 4.3 Data Sampel Kelompok B.1 .........................................................71

Tabel 4.4 Data Kemampuan Motorik Kasar Anak pada Pra-Tindakan ........75

Tabel 4.5 Data Kemampuan Motorik Kasar Pada Siklus I ...........................88

Tabel 4.6 Wawancara Guru...........................................................................90

Tabel 4.7 Pedoman Observasi Guru Siklus I ................................................91

Tabel 4.8 Data Perbandingan Skor dan Presentase Kemampuan Motorik Kasar

.......................................................................................................................105

Tabel 4.9 Pedoman Observasi Guru Siklus II ...............................................115

Tabel 4.10 Data Hasil Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak .......110

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Permainan Lompat Tali .............................................................18

Gambar 2.2 Model Kurt Lewin .....................................................................24

Gambar 2.3 Model Ebbut ..............................................................................25

Gambar 2.4 Model Elliot...............................................................................27

Gambar 2.5 Model Hopkins ..........................................................................28

Gambar 2.6 Model Kemmis&Taggart ..........................................................29

Gambar 2.7 Kerangka Teoritik .....................................................................32

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis&Taggart ................................................36

Gambar 4.1 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................78

Gambar 4.2 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................81

Gambar 4.3 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................84

Gambar 4.4 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................86

Gambar 4.5 Grafik Pra Penelitian dan Siklus I .............................................89

Gambar 4.6 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................96

Gambar 4.7 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................99

Gambar 4.8 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................101

Gambar 4.9 Anak Menggunakan Permainan Lompat Tali ...........................104

Gambar 4.10 Presentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar .............106

Gambar 4.11 Peningkatan Siklus I dan Siklus II ..........................................107

Gambar 4.12 Grafik Siklus I dan Siklus II ....................................................111

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

xi

LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara

Lampiran 2 Pedoman Observasi Guru

Lampiran 3 Lembar Instrumen

Lampiran 4 Dokumentasi

Lampiran 5 Rubrik Penilaian Kemampuan Motorik Kasar

Lampiran 6 Penilaian Pra Penelitian

Lampiran 7 Penilaian Per Anak Siklus I

Lampiran 8 Penilaian Siklus I

Lampiran 9 Penilaian Per Anak Siklus II

Lampiran 10 Penilaian Siklus II

Lampiran 11 RPPH

Lampiran 12 Surat-Surat Terkait

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini sering disebut dengan istilah masa emas (the golden age)

karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak

berkembang sangat pesat, baik pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik,

perkembangan intelektual, moral, sosial, emosional, dan bahasa. Oleh karena itu,

pengembangan secara tepat yang dilakukan pada usia dini akan menjadi penentu

bagi perkembangan individu selanjutnya.1 Berdasarkan undang-undang nomor 20

tahun 2003 tentang system pendidikan nasional berkaitan dengan pendidikan anak

usia dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini

diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan

merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar “. Selanjutnya pada Bab I

pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 2 Anak yang memiliki

kemampuan motorik kasar yang baik maka ia akan memiliki perkembangan

mental yang baik pula, karena anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekiarnya sehingga rasa percaya diri anak akan meningkat dan akan berpengaruh

positif pada kemampuan kognitifnya. Unsur utama yang berperan penting dalam

stimulasi perkembangan motorik anak adalah guru dan orang tua. Guru

memberikan stimulasi berupa kegiatan yang melibatkan otot-otot kasar anak di

sekolah sedangkan dirumah orang tua menstimulasi dengan kegiatan yang

dilakukan anak sehari-hari

1Anita Yus, Model Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana, 2011) h.1. 2Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Indeks, 2013)

h.6.

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

2

Jika kemampuan motorik kasar anak tidak dapat terstimulasi dengan baik

maka akan berakibat pada masalah praxis yaitu keadaan anak selalu melangkah

memundur ketika teman-teman lainnya sedang berbaris. Contoh lainnya dispraksia

atau hambatan perencanaan motorik, hambatanini disebabkan oleh ketergantungan

secara penuh antara pemrosesan sensorik dan pengendalian motorik.3 Hal tersebut

akan berdampak pada aktifitas fisik anak dan rasa percaya dirinya.Salah satu

kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan

motorik. Kemampuan motorik kasar adalah proses perkembangan alami untuk

anak-anak 4 , pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu

memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah

pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya keterampilan motorik tertentu.

Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yaitu

faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta latar belakang budaya.

Perkembangan motorik terbagi atas dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Motorik kasar memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang tertentu yang

dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda. Sedangkan

motorik halus memerlukan koordinasi tangan dan mata seperti menggambar,

menulis, menggunting.5

Tanpa disadari, konsep kecerdasan telah menggeser paradigma Pendidikan

Anak Usia Dini. Paradigma tersebut bergeser dari tumbuh-kembang fisik motorik

ke pengembangan intelektual secara sempit. Dengan kata lain, Pendidikan Anak

Usia Dini telah termakan oleh konsep kecerdasan yang lebih menekankan

pengembangan intelektual daripada keterampilan fisik-motorik. Guru dan orangtua

3 Tara Delaney, 101 Permainan & Aktivitas, (Yogyakarta: Andi, 2010), h.65. 4Khairi Zawi, Dinese.K.C.L,Rozlina Tan Abdullah.Gross Motor Development Of Malaysian

Hearing Impaired Male pre-and Early School Children.Journal International Education

Studies.University Kebangsaan Malaysia.Vol 7.No 13, 2014,h. 242. 5 Lolita Indaswari, Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui

Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agama, Jurnal Pesona PAUD, Vol. 1, No. 1,2012,

h. 2.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

3

cenderung menekankan agar anak didikmya lebih pandai berbicara, berhitung, dan

menulis daripada melakukan keterampilan fisik secara luwes. Terlebih lagi

sekarang anak-anak cenderung menghabiskan waktu bermainnya dengan aktivitas

nonfisik, seperti bermain video game, menonton televisi, dan berinteraksi dengan

komputer. Bahkan, ada kecenderungan model TK unggulan berbasis teknologi

informasi seperti ini.6 Konsentrasi pengembangan mental dan intelektual ini sering

kali mengorbankan kecerdasan fisik. Padahal, kecerdasan fisik memegang peranan

utama untuk membentuk gerak lentur tubuh anak. Biasanya, anak yang memiliki

kemampuan fisik baik, akan mudah menguasai keterampilan-keterampilan baru,

seperti hiking, skipping, jogging, memanjat, bahkan dengan mudah melakukan

gerak akrobatik. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam jiwa anak yang tumbuh-

cerdas sangat menyukai tantangan, karena ia meyakini bahwa dirinya mampu

melakukan tantangan fisik apa saja.

Anak yang ditumbuhkembangkan tanpa keterampilan fisik akan menjadi

minder atau tidak percaya diri untuk melakukan tugas-tugas fisik dan keterampilan

lainnya. Walaupun secara IQ anak tersebut cerdas, tetapi di balik kecerdasannya

tersebut tersimpan rasa minder bahkan takut untuk mencoba hal-hal yang baru.

Tentu, karakter anak yang demikian jauh dari harapan sebagai anak cerdas.

Terlebih lagi jika anak disuruh untuk memeragakan atau mendemonstrasikan

gagasan-gagasan dan ide-ide kreatifnya, nampak sekali ia tidak percaya diri dalam

melakukannya. Pengaruh lemahnya keterampilan fisik ini tidak bisa dipandang

remeh.Sebaliknya, anak yang cerdas-tumbuh akan mempunyai kelenturan badan

yang tinggi, elastisitas gerak elastisitas gerak motorik yang memadai, kepiawaian

mengordinasikan anggota badan yang serasi, kerapian dalam pekerjaan, dan

keluwesan bertindak yang sangat sempurna. Lebih dari itu, dengan keterampilan

motorik yang memadai, urat sarafnya akan bekerja mengoordinasikan seluruh

6Suyadi, Psikologi Belajar PAUD (Yogyakarta, 2010), h. 66.

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

4

gerak tubuh dan mengikuti ritme tertentu, sehingga anak akan menjadi pribadi

yang terampil, lincah, dan cekatan.7

Berkenaan dengan beberapa aspek perkembangan anak, salah satu aspek

yang dapat mempengaruhi kehidupan anak selanjutnya adalah aspek

perkembangan fisik motoriknya. Fisik secara bahasa diartikan sebagai jasmani,

badan, atau tubuh, sedangkan motorik diartikan dengan penggerak. Menurut

Novan Ardy Wiyani perkembangan fisik motorik ana usia dini dapat diartikan

sebagai “perubahan bentuk tubuh pada anak yang berpengaruh terhadap

keterampilan gerak tubuhnya”.8 Kegiatan pengembangan fisik motorik mencakup

kegiatan yang mengarah pada pengembangan motorik kasar dan motorik halus

anak.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 8 Mei 2019 pada

kelompok B.1 di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan, terdapat 10 anak yang

terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan. Usia kelompok adalah anak usia 5-6

tahun. Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan adanya masalah tenang

kemampuan motorik kasar (melompat) khususnya pada capaian perkembangan

keseimbangan, kekatan, kelincahan, dan keberanian pada anak. Ketika dilakukan

observasi pada anak kelompok B.1 yang sedang melakukan kegiatan melompat,

kegiatan yangdilakukan yaitu melompat dari ketinggian 30-50 cm menggunakan

meja. Ketika anak melakukan kegiatan melompat, terdapat beberapa anak yang

masih kesulitan untuk melompat dari atas meja dan kursi, akan masih ragu-ragu

dalam melompat, anak masih harus dibantu oleh guru karena anak belum mampu

mempertahankan tubuh setelah melakukan lompatan. Kemampuan anak dalam

melompat seharusnya sudah dikuasai sesuai dengan indikator yang dapat

7Ibid, h. 67. 8Novan Ardy, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Gava Media, 2014),

h.35.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

5

menggerakan badan dan kaki untuk melatih keseimbangan, kekuatan, kelincahan,

dan keberanian.

Kondisi halaman PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan yang tidak

memungkinkan untuk melakukan kegiatan motorik kasar secara outdoor, guru

lebih banyak melakukan kegiatan di ruang kelas. Anak-anak jarang melakukan

kegiatan yang dapat melatih keseimbangan, kekuatan, kelincahan, dan

keberaniannya. Oleh karena itu, mengoptimalkan kemampuan motorik kasar ini

diperlukan adanya kegiatan yang sesuai. Berdasarkan wawancara dengan guru

kelompok B.1 PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan, upaya yang sudah dilakukan

guru untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar anak pada tingkat

capaian melatih keseimbangan, kekuatan, kelincahan, dan keberanian adalah

dilakukannya senam bersama setiap hari rabu, sebelum kegiatan senam dilakukan

guru mengajak akan untuk melakukan gerakan-gerakan berupa pemanasan. Selain

itu, ada juga kegiatan-kegiatan lain yang sudah dilaksanakan seperti berjalan

bersama mengelilingi komplek sekitar.

Menurut guru kelompok B.1 PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan beberapa

upaya telah dilakukan, contohnya seperti kegiatan yang telah disebutkan di atas.

Namun masih banyak anak yang perkembangan motorik kasarnya belum optimal.

Menurut pendapat ibu Ai Ipah Sihabul Millah (guru kelompok B) pembelajaran

melalui permainan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak karena

dengan permainan anak-anak dapat mengekspresikan gerakan menggunakan otot-

otot kasarnya dengan bebas. Namun ibu Ai Ipah Sihabul Millah belum pernah

menerapkan permainan lompat tali pada kelompok B.1 di PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan.

Pembelajaran di Taman Kanak-kanak tidak bisa hanya menekankan pada

peningkatan kemampuan akademis anak saja seperti baca, tulis dan berhitung

(calistung). Namun perlu juga diberikan rangsangan melalui permainan-permainan.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

6

Anak usia dini merupakan usia bermain sehingga bermain sambil belajar itu sangat

dibutuhkan anak, agar anak tidak terbebani dan merasa senang dalam mengikuti

proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menerapkan salah satu permainan

yang menyenangkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

motorik kasar (melompat) anak yaitu menggunakan permainan lompat tali, karena

permainan lompat tali merupakan hasil budaya yang sangat berpengaruh pada

perkembangan anak, terutama pada perkembangan motorikkasarnya.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik

untuk meneliti secara langsung perkembangan kemampuan motorik kasar

(melompat) anak melalui permainan lompat tali pada kelompok B.1 di PAUD Al-

Ikhlas Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Perkembangan motorik kasar anak kelompok B PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan belum optimal.

2. Anak kelompok B.1 PAUD Al-Ikhlas belum dapat melompat dengan

tepat.

3. Kurangnya kegiatan belajar motorik kasar yang menuntu anak untuk maju

kedepan dalam melakukan kegiatan, karena sekolah lebih banyak

melakukan kegiatan motorik halus.

4. Media yang digunakan untuk keterampilan motorik kasar kurang

bervariasi sehingga anak cepat bosan.

5. Permainan yang digunakan guru kurang bervariasi.

6. Permainan lompat tali belum pernah digunakan oleh guru dalam

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B.1 PAUD Al-

Ikhlas.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

7

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih

mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah

yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Subyek yang diteliti hanya siswa kelompok B.1 di PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kemampuan motorik kasar

anak usia dini menggunakan permainan lompat tali.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana permainan lompat tali dapat meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak usia 5-6 tahun di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian tersebut di atas, maka penulis memiliki

tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan motorik kasar anak

usia 5-6 tahun di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan melalui permainan

lompat tali.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi anak didik

Membantu anak didik kelompok B.1PAUD Al-Ikhlas Tangerang

Selatan dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui kegiatan

permainan lompat tali.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

8

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu:

a. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan pendidik

PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan dalam pengembangan keterampilan

motorik kasar anak.

b. Meningkatkan kreatifitas pendidik PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan

melalui pembelajaran dengan kegiatan permainan lompat tali.

3. Bagi Lembaga TK

a. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan melalui pembelajaran dengan kegiatan permainan

lompat tali.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan koreksi,

terutama dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses

pembelajaran sehingga tercapai perkembangan anak sesuai dengan

harapan.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perkembangan Motorik

1. Pengertian Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik adalah pengendalian gerakan jasmaniah

melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.9 Sesuai

dengan tujuan dan, metode yang digunakan berhubungan erat dengan dimensi

perkembangan anak dengan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi, dan

sosial. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan

dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, keterampilan motorik diperlukan

untuk mengendalikan tubuh. Ada dua macam keterampilan motorik:

keterampilan koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar.

Keterampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan

belajar di dalam ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar

dilaksanakan di luar ruangan, keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan

gerak seluruh tubuh atau bagian besar tubuh. Dengan menggunakan

bermacam koordinasi kelompok otot-otot tertentu anak dapat belajar untuk

merangkak, melempar, atau melompat. Koordinasi keseimbangan,

ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan ketahanan merupakan

kegiatan motorik kasar. Sedangkan motorik halus merupakan kegiatan yang

menggunakan otot halus antara mata dan tangan.10

Hurlock (1998) menjelaskan kemampuan motorik kasar sebagai

pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara

susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord, yaitu kemampuan motorik menjadi

9Elizabeth Hurlock, Pekembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 150. 10Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Rineka Cipta, 1999)

h. 15-16

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

10

pondasi dasar bagi anak usia dini11, yang diperlukan sejak usia balita sebagai

bagian dari pertumbuhan dan perkembangan anak. 12 Motorik kasar adalah

gerak anggota badan secara kasar atau keras. Suyadi mengutip pendapat Laura

E. Berk mengungkapkan bahwa “semakin anak menjadi dewasa dan kuat

tubuhnya atau besar, maka gaya geraknya sudah berbeda pula.13Motorik kasar

mempunyai peran yang sanat penting dalam kesehatan. 14 Hal ini

mengakibatkan pertumbuhan otot yang semakin membesar dan menguat.

Perbesaran dan penguatan otot-otot badan tersebut menjadikan keterampilan

baru selalu bermunculan dan semakin bertambahkompleks”.15

Amstrong dalam Khadijah mengatakan bahwa perkembangan inti dari

kecerdasan kestetk atau motorik adalah kemampuan keseimbangan fisik,

seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, dan kecepatan

maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan dengan

sentuhan.16

Menurut Bredekamp dan Copple, anak usia 5-6 tahun sudah dapat

melakukan aktivitas berikut:

a. Berjalan dengan menggunakan tumit, berjinjit, melompat tak beraturan,

dan berlari denganbaik.

b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai

11Williams, Harriet G.; Pfeiffer, Karin A.; Dowda, Marsha; Jeter, Chevy; Jones, Shaverra;

Pate, Russell R, A Field-Based Testing Protocol for Assessing Gross Motor Skills in Preschool

Children: The Children's Activity and Movement in Preschool Study Motor Skills Protocol.

Measurement in Physical Education and Exercise Science,Vol 13.No 3.2009,h. 151. 12 Maria Hidayanti, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan

Bakiak, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 7, Edisi 1, 2013, h. 197. 13Hans Van Der Mars. The Effect Of A Perfomance base Curriculum On The Gross Motor

Development Of Preschool Children During Teacher Training. Arizona State University.1983.h. 3. 14 Rebecca J.; Powell, Cheniel; Stanley, Peter; de Candole, Rosalind, Predicting Motor Skills

from Strengths and Difficulties Questionnaire Scores, Language Ability, and Other Features of New

Zealand Children Entering Primary School Sargisson.Australian Educational and Developmental

Psychologist, Vol 3.No 1.2014,h. 32-46. 15 Novan Ardy Wiyani, Manajemen PAUD Bermutu (Yogyakarta: Gava Media, 2015) h. 27. 16Khadijah, Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah (Bandung: Citapustaka Media Perintis,

h.82

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

11

keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16cm).

c. Menuruni tangan dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat

berpijakkaki.

d. Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu

memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksicepat.

e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau

berguling pada trampolinekecil.17

Menurut Novan Ardy Wiyani ada beberapa permainan yang dapat

digunakan oleh pendidik PAUD ataupun orang tua dalam mengoptimalkan

perkembangan motorik kasar anak usia dini, seperti:

a. Bola kecil, untuk digelindingkan dan dipantul-pantulkan.

b. Bola tangan, untuk dilempar, ditangkap, dan dimasukkan ke dalam

keranjang.

c. Tali karet, untuk bermain lompat-lompat.

d. Titian, untuk meniti sambil melihat lurus ke depan.

e. Matras petak bergambar, untuk melakukan gerakan berdiri satu kaki dan

maju-mundur dengan cara melompat.

f. Perosotan, untuk berlatih menaiki tangga dan menapakkan kaki.

Pada ke enam macam permainan di atas itu melibatkan gerakan

otot secara berulang dan permainan itu sangat bermanfaat untuk

peningkatan kekuatan otot anak dan mengoptimalkan perkembangan

motorik kasar anak.18

17 John W. Santrock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2007) h. 205.

18Novan Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Yogyakarta, 2014), h.56.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

12

Tabel 2.1 Kemampuan Motorik Kasar19

Usia Berjalan Berlari Melompat Mendaki

8 bln-1 thn Berjalan

melebarkan

langkahnya

dan

terhuyung-

huyung

Memanjat

perabotan

mebel dan

naik tangga

sebagai

perluasan dari

merayap

1-2 thn Berjalan

tertatih-tatih

dan

menggunan

lengan untuk

keseimbangan

(lengan tidak

diayun)

Bergerak

cepat dalam

langkah

bergegas,

menyentuh

permukaan

Menggunakan

langkah

melambung

dari bawah

menapak

anak tangga

dengan satu

kaki

Mencoba

mendaki

apapun yang

bisa dipanjat

2-3 thn Berjalan di

anak tangga

dengan dua

kaki menapak

sekaligus

Berlari

canggung,

kesulitan

berbelok dan

berhenti

dengan cepat.

Melompat

dari

permukaan

dengan kedua

kaki

Mencoba

mendaki

bagian puncak

peralatan,

meskipun

belum bisa

3-4 thn Berjalan

dengan

lengan

Berlari lebih

lancer, lebih

bisa

Berancang-

ancang

melompat

Memanjat

naik dan turun

angga, batang

19 Janice J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Ketujuh(Jakarta:

Prenamedia, 2013), h.218.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

13

mengayun;

berjalan di

anak tangga

dnegan kaki

bergantian;

berjalan turun

dengan dua

kaki

melangkah

mengontrol

saat mulai

dan berhenti

dari

permukaan

dengan kedua

kaki.

keseimbangan,

perosotan, dan

pohon

4-5 thn Berjalan aik

dan turun

tangga

dengan kaki

bergantian;

berjalan

mengikuti

garis

melingkar

Berlari kuat

dan kencang,

mampu

berbelok,

memulai dan

berhenti

dengan

mudah

Melompat ke

atas, ke

bawah, dan

ke depan

Memanjat

naik dan turun

tangga, batang

keseimbangan,

perosotan, dan

pohon

5-6 tahun Berjalan

seperti orang

dewasa;

melompat

dengan kaki

bergantian

Menunjukkan

kemampuan

berlari yang

matang,

jarang jatuh,

menunjukkan

kecepatan

dan control

yang

meningkat

Melompat

panjang,

tinggi, dan

jauh; lompat

tali

Menunjukkan

panjatan yang

matang seperti

orang dewasa

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

14

2. Fungsi Keterampilan Motorik pada Anak Usia Dini

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda

pula dalam penyelesaian sosial dan pribadi anak. Anak yang memiliki

keterampilan motorik yang lebih baik dari teman sebayanya cenderung akan

lebih percaya diri dalam bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya. Lain

halnya dengan anak yang kurang dalam keterampilan motoriknya, ia akan

cenderung kurang percayadiri.

Menurut Hurlock fungsi keterampilan motorik anak dibagi menjadi 4

kategori yaitu:

a. Keterampilan bantu diri

Anak mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka

sendiri, meliputi ketrampilan berpakaian, merawat diri, makan

danmandi.

b. Keterampilan bantu sosial

Untuk dapat diterima dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta

tetangga diperlukan keterampilan tertentu seperti membantu pekerjaan

rumah atau pekerjaansekolah.

c. Keterampilan bermain

Untuk dapat bermain dengan teman sebaya anak memerlukan

keterampilan seperti keterampilan bermain bola, melukis, dan

menggambar.

d. Keterampilan sekolah

Pada awal sekolah sebagian besar pekerjaan melibatkan

keterampilan motorik seperti melukis, menulis, dan menggambar.

Semakin baik keterampilan yang dimiliki semakin baik pula

penyesuaian sosial serta prestasi akademik dan non kademik anak.20

20 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1978) h.162-163.

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

15

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik Pada

Anak Usia Dini

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik

motorik pada anak usia dini,antara lain:

a. Faktor makanan

Pemberian makanan yang bergizi oleh orang tua kepada anak

usia dini sangat penting untuk memberikan energy pada anak yang

sangat aktif di usia dini. Pemberian gizi atau nutrisi yang cukup dapat

merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh

manusia. Mengingat akan adanya pengaruh pemberian makanan yang

bergizi terhadap perkembangan fisik manusia. Salah satu makanan

yang paling bergizi bagi anak usia dini, khususnya anak yang berusia

0-2 tahun adalah air susu ibu (ASI). Keberadaanya tidak tergantikan

oleh makanan lainnya.

b. Faktor Pemberian Stimulus

Pemberian stimulus seperti dengan mengajak anak untuk

melakukan kegiatan bermain, khususnya kegiatan bermain yang

melibatkan gerak fisik anak usia dini juga sangat berpengaruh

terhadap perkembangan fisik-motorik mereka. Kegiatan bermain yang

demikian disebut juga dengan kegiatan bermain fungsional, misalnya

seperti, gerakan berlarian, melompat, merangkak, memanjat, dan

sebagainya.

c. KesiapanFisik

Pada usia 0-2 tahun perkembangan kemampuan motorik kasar

dan motorik halus seorang anak terlihat dengan pesat dan luar biasa.

Tadinya seorang bayi tidak berdaya dan tidak mampu mengendalikan

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

16

gerakannya. Dalam waktu 12 bulan mereka mengembangkan

kemampuan fisik-motorik yang luar biasa. Kuncinya terletak pada

kematangan fisik dan syaraf-syarafnya.

Hal tersebut terbukti, meskipun orang tua sudah melatih

anaknya yang berusia 2 tahun untuk berjalan tetapi tetap saja si anak

belum bisa berjalan meskipun kemampuan melangkahkan kaki sudah

dimiliki anak sejak lahir. Jadi perkembangan fisik motorik tidak

semata karena pemberian stimulus (latihan berjalan), tetapi juga

melibatkan faktor kesiapan fisik.

d. Faktor Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin juga tidak dapat diabaikan pengaruhnya

dalam perkembangan fisik-motorik anak usia dini. Jika kita perhatikan

dengan seksama, anak perempuan lebih suka melakukan aktivitas yang

melibatkan keterampilan motorik halusnya sedangkan anak laki-laki

cenderung suka melakukan aktivitas yang melibatkan keterampilan

motorik kasarnya dan tentu saja hal itu dapat mempengaruhi

perkembangan fisik-motorik mereka.

e. Faktor Budaya

Budaya masyarakat kita yang dominan juga ikut berpengaruh

dalam perkembangan fisik-motorik anak. Pada masa anak usia dini,

faktor budaya yang mendominasi menjadikan anak laki-laki bermain

dengan anak laki-laki lainnya dengan melakukan kegiatan yang sesuai

dengan budaya mereka, seperti bermain bola, bermain tembak-

tembakan, bermain mobil-mobilan, dan lainnya. Mereka didorong

untuk melakukan berbagai kegiatan bermain tersebut dan dilarang

untuk melakukan kegiatan bermain yang lazim dilakukan oleh anak

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

17

perempuan, seperti bermain boneka, bermain masak-masakan, dan

lainnya.21

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

motorik kasar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkmbangan

fisik motorik anak harus dikembangkan secara optimal agar anak siap

melaksanakan kehidupan selanjutnya. Hal-hal yang dapat

mempengaruhi perkembangan fisik-motorik pada anak adalah

pemberian makanan yang bergizi (faktor makanan), mengajak anak

untuk melakukan kegiatan bermain (faktor pemberian stimulus),

kematangan fisik dan syaraf- syarafnya (faktor kesiapan fisik), faktor

jenis kelamin juga tidak dapat diabaikan pengaruhnya dalam

perkembangan fisik-motorik anak usia dini, dan yang terakhir adalah

budaya masyarakat kita yang dominan juga ikut berpengaruh dalam

perkembangan fisik-motorik anak.

B. Permainan Lompat Tali

1. Pengertian Permainan Lompat Tali

Permainan lompat tali merupakan permainan tradisional yang sangat

popular dikalangan anak-anak pada era 80-an. Permainan lompat tali

dimainkan secara bersama-sama oleh 3 hingga 10 anak. Peralatan yang

digunakan dalam permainan lompat tali sangat sederhana yaitu, karet gelang

yang dijalin hingga panjangnya mencapai sekitar (3 sampai 4 meter) tidak

terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek.22 Tempat yang digunakan untuk

permainan lompat tali sebaiknya dilakukan di ruangan yang terbuka misalnya

21Novan Ardy, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Gava Media, 2014),

h.38-41. 22 KeenAchroni,MengoptimalkanTumbuhKembangAnakmelaluiPermainanTradisional

(Jogjakarta: Javalitera, 2012) h. 71.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

18

di halaman rumah, halaman sekolah, taman. Namun jika tidak memungkinkan

dapat juga di ruang tertutup, asal ruangannya luas dan jauh dari benda-benda

yang dapat membahayakan anak.

Pada era 90-an, ketika televisi masih merupakan barang mewah dan

belum semua wilayah mendapat aliran listrik, permainan anak tradisional dan

tembang dolanan bocah begitu dekat dengan kehidupan anak-anak.Anak-anak

menghabiskan hari-hari mereka dengan memainkan berbagai permainan

tradisional. Di malam hari, dalam siraman sinar rembulan mereka berkumpul

di halaman rumah atau pendopo, bermain bersama teman-teman sambil

melantunkan tembang- tembang dolanananak.

Gambar 2.1 Permainan Tradisional Lompat Tali23

Berbicara tentang permainan tradisional. Dinata mengungkapkan

permainan tradisional adalah memiliki unsur keterampilan fisik, kecepatan

23 https://ms.pngtree.com/freepng/cartoon-child-skipping-rope-map_3692912.html

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

19

berfikir serta implementasinya terhadap nilai sosial dan budaya.Pendapat di

atas dikuatkan oleh Sukirman Dharmamulya (1996) permainan tradisional

merupakan jenis permainan yang mengandung nilainilai budaya, pada

hakikatnya merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan

keberadaannya.24

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa permainan lompat tali merupakan

salah satu permainan tradisional yang perlu dikenalkan kepada anak-anak

selain permainannya yang mudah, lompat tali juga dapat meningkatkan

perkembangan fisik-motorik anak. Dengan permainan lompat tali juga dapat

menstimulasi aspek perkembangan lainnya seperti sosial emosional, moral,

dan lain-lain

2. Alat-alat yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah karet-karet gelang

yang dianyam memanjang. Cara menganyamnya adalah dengan

menyambungkan dua buah karet pada dua buah karet lainnya hingga

memanjang dengan ukuran sekitar 3-4 meter. Karet-karet tersebut berbentuk

bulat seperti gelang yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisional. Karet

tersebut tidak dijual perbuah, melainkan dalam bentuk satuan berat (gram,

ons, dan kilo).25

Fungsi karet pada umumnya adalah sebagai pengikat plastik-plastik

pembungkus makanan, pengikat rambut dan barang-barang lainnya yang tidak

membutuhkan pengikat yang kuat, karena karet akan mudah putus jika

24Ratu Tuti Alawiyah, Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Permainan

Tradisional Banten, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 8, Edisi 1, 2014, h. 176. 25 Keen Achroni, Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak melalui Permainan Tradisional

(Jogjakarta: Javalitera, 2012) h. 41-42.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

20

dipakai untuk mengikat terlalu kuat pada suatu benda. Oleh karena itu,

sewaktu membuat anyaman untuk membentuk tali karet, diperlukan dua buah

karet yang disambungkan dengan dua buah karet lain agar tidak lekas putus

oleh anggota tubuh pemain yang sedang melompat. Ada kalanya tali-karet

dianyam dengan menyambungkan 3-4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi

semakin kuat dan dapat dipakai berkali-kali.

C. Cara Bermain Permainan Lompat Tali

Adapun cara bermain lompat tali menurut Keen Achroni, yaitu sebagai

berikut:

1. Para pemain melakukan hompimpah atau pingsut untuk menentukan dua

orang pemain yang menjadi pemegang tali.

2. Pemain yang menjadi pemegang tali melakukan hompimpah untuk

menentukan siapa yang akan mendapat giliran bermain terlebih dahulu

jika ada pemain yang gagal melompat.

3. Kedua pemain yang menjadi pemegang tali merentangkan tali karet dan

para pemain harus melompatinya satu per satu. Ketinggian karet mulai

dari setinggi mata kaki, lalu naik ke betis, lutut, paha, hingga pinggang.26

Dari pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa cara bermain

permainan lompat tali yaitu langkah pertama anak harus melakukan

hompipah untuk menentukan siapa yang akan memegang tali dan siapa

yang akan melakukan lompatan, setelah itu dilanjutkan dengan tahapan

melakukan lompatan yang akan dimulai dari tingkatan yang paling

rendah yaitu setinggi mata kaki, setelah itu dilanjutkan pada tingkatan-

tingkatan yang lebih tinggi.

26Ibid, h. 71

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

21

D. Manfaat Permainan Lompat Tali

Lompat tali mudah dimainkan, peralatan yang digunakan pun

sederhana saja, dan permainan ini sangat bermanfaat. Adapun manfaat

permainan lompat tali untuk anak usia dinimenurut Syamsidah, yaitu:

1. Kemampuan bantu diri. Untuk mencapai kemandirian anak harus

memperlajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka

mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri.27

2. Motorik kasar. Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang

baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa

belajar cara dan teknik melompat yang benar. Selain melatih fisik,

mainan ini juga bisa membuat anak-anak mahir melompat tinggi

dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga

dapat membantu mengurangi obesitas padaanak.

3. Emosi.Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu

dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut

untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan

melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak-anak akan

melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa danbergerak.

4. Sosialisasi. Untuk bermain tali secara berkelompok, anak

membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk

bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia

dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan

yanglainnya.

5. Moral. Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau

kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para

pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam

27 Miller, Susan E.; Krantz, Murray, An Application to Integration of Fine and Gross Motor

Skills of Young Children.Perceptual and Motor Skills, Vol 52. No 3.1981,h. 91.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

22

setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap

orang punya kelebihan masing-masing untuk setiap permainan, hal

tersebut meminimalisir ego di dirianak-anak.28

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa manfaat

permainan lompat tali yaitu meningkatkan kemampuan motorik kasar

anak karena dengan melakukan lompatan anak menggunakan otot-otot

besarnya. Dengan begitu kemampuan motorik kasar anak dapat

terstimulus jika dilakukan berulang-ulang. Selain itu juga permainan

ini dapat menimbulkan emosi-emosi positif pada diri anak karena

dengan bermain lompat tali ini anak bebas melakukan gerakan dengan

begitu anak tidak merasa terbebani dan anak merasa senang.

Permainan lompat tali juga dapat menumbuhkan rasa sosialisasi pada

diri anak yaitu dengan menunggu giliran melompat dan bergantian

memegang tali jika ia gagal dalam melakukanlompatan.

C. Penelitian Tindakan Kelas

1. Definisi Penelitian Tindakan

Pengertian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research)

memiliki peranan yang sangat penting dan strategi untuk meningkatkan mutu

pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK

(guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat

memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat

28 Syamsidah, 100 Permainan PAUD & TK di Dalam & di Luar Kelas (Yogyakarta: Diva

Kids, 2015) h. 11.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

23

mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.

Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK,

upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning

culture) di kalangan para guru. PTK menawarkan peluang sebagai strategi

pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menempatkan guru

sebagai peneliti, agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.29

2. Karakteristik Penelitian Tindakan

PTK memiliki karakteristik khusus yang tidak ada penelitian lain.

Sukidin, Basrowi, dan Suranto mengatakan bahwa karakteristik PTK antara

lain, (1) problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu

berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh

guru, ada kalanya dapat dilakukan secara kolaboratif dengan peneliti lain; (2)

adanya tindakan-tindakan atau aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar

mengajar di kelas.

Arikunto, Suhardjono, dan Supardi menyebutkan beberapa prinsip

PTK antara lain : (1) problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi

oleh guru kelas; (2) pendidik sejak awal menyadari adanya persoalan yang

terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas; (3)

dapat dilakukan secara kolaboratif; (4) adanya tindakan (aksi) tertentu untuk

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas; (5) adanya perubahan ke arah

perbaikan dan peningkatan secara positif; (6) kegiatan penelitian berdasarkan

pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi (action driven); dan (7) reflektif yang

berkelanjutan, artinya lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses

dan hasil penelitian.30

29 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.41. 30Ibid, h.19.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

24

3. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas

Banyak model yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam

merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kita dapat memilih

salah satu model sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Seperti yang

telah dijelaskan penelitian tindakan kelas, berkembang dari penelitian

tindakan yang banyak digunakan dalam bidang sosial. Model-model PTK

yang akan dijelaskan berikut ini adalah model-model penelitian tindakan yang

dapat kita terapkan dalam PTK.31

1. Model Kurt Lewin

Kurt Lewin menjalskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam

proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, obserasi, dan

refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam

suatu lingkaran yang terus-menerus. Apabila digambarkan proses

penelitian tindakan digambarkan pada gambar berikut:

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

Gambar 2.2

Model Kurt Lewin

31Ibid, h.49.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

25

Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan

yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti; sedangkan tindakan

adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah

pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan

atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan

(kekurangan) tindakan yang telah dilakukan dan refleksi adalah

kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan

program atau perencanaan baru.

2. Model Ebbut

Peneliitian tindakan ini dikatakan model Ebbut sebab

dikembangkan oleh Ebbut pada sekitar tahun 1985 seperti yang

digambarkan

pada:

Gambar 2.3

Model Ebbut

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

26

Ebbut beranggapan bahwa suatu penelitian tindakan harus

dimulai dari adanya gagasan awal. Gagasan awal adalah didorong oleh

keinginan peneliti untuk melakukan suatu perbaikan proses untuk

menghasilkan sesuatu yang lebih optimal. Berdasarkan gagasan awal

itu, kemudian peneliti berupaya menemukan berbagai tindakan apa

saja yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Berbekal

pengetahuan hasil dari proses analisis, selanjutnya peneliti menyusun

rancangan umum yang berisi tentang langkah-langkah yang dapat

dilakukan yang kemudian diimplementasikan. Selama proses

implementasi dilakukan monitoring untuk melihat pengaruh yang

ditimbulkan oleh adanya tindakan atau perlakuan peneliti. Dari hasil

monitoring itulah selanjutnya disusun penjelasan tentang berbagai

kegagalan yang terjadi dari tindakan yang telah dilakukannya.

Penjelasan inilah yang kemudian akan menjadi masukan dalam

merevisi rencana umum yang selanjutnya akan melahirkan rencana

implementasi ulang untuk implementasi pada putaran kedua. Begitulah

terus menerus dilakukan sampai pada putaran tertentu.32

3. Model Elliot

Model penelitian yang dikembangkan oleh Elliot adalah model

yang menekankan kepada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam

proses pembelajaran. Langkah pertama yang harus dilakukan menurut

Elliot adalah menentukan dan mengembangkan gagasan umum yang

dilanjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni studi untuk

mempertajam gagasan atau ide. Manakala peneliti sudah merasa

cukup, selanjutnya melakukan rencana secara menyeluruh dan

berdasarkan rencana tersebut selanjutnya melakukan tindakan 1 yang

32Ibid, h. 52.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

27

selama pelaksanannya dilakukan monitoring dan eksplorasi. Hasil dari

monitoring dan eksplorasi peneliti dapat melakukan tindakan 2 atau

merevisi rencana.

dst dst

atau

Gambar 2.4

Model Elliot

4. Model Hopkins

Menurut Hopkins (1993), pelaksanaan penelitian tindakan

dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya

masalah menyusun perencaan; melaksanakan tindakan, melakukan

observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang,

Pengembangan

gagasan umum

Gagasan

Umum

Eksplorasi Eksplorasi

Revisi rencana Rencana Rencana

Tindakan 2

dst

Tindakan 2, dst. Tindakan 1

Monitor dan

Eksplorasi

Tindakan 2

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

28

melaksanakan tindakan, dan seterusnya. 33 Manakala digambarkan

model Spiral yang dikembangkan oleh Hopkins seperti yang

digambarkan pada:

Gambar 2.5

Model Hopkins

33Ibid, h.49-53.

Identifikasi

masalah

Perencanaan

Aksi

Refleksi Observasi

Perencanaan

ulang

Refleksi

Observasi

Aksi

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

29

5. Model Kemmis & Mc Taggart

Merupakan pengembangan dari konsep dasar Kurt Lewin, yang

membedakan komponen tindakan (action) dengan pengmatan

(observing) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukan kedua

komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara

penerapan action dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak

terpisahkan. Keempat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi di pandang sebagai satu siklus.

Gambar 2.6

Model Kemmis & Taggart34

34 Wijaya Kusumah, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2012), h.21.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

30

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Relevan

No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Yhana Pratiwi

(2015)

“Upaya meningkatkan

pengembangan motorik

kasar (melompat) anak

melalui permainan

tradisional engklekdi

kelompok B Tunas

Rimba II

Metode : Penelitian

mengunakan metode

yang sama yaitu,

penelitian tindakan

kelas.

Obyek : Hasil

penelitian ini bahwa

untuk

mengembangkan

kemampuan motorik

kasar anak kelompok

B.

Variabel : Sama-

sama meningkatkan

motorik kasar anak

usia dini.

Lokasi : penelitian ini

dilakukan di TK

Tunas Rimba yang

terletak di

Bojonegoro, Jawa

Timur.

Media : Permainan

yang digunakan dalam

meningkatkan motorik

kasar anak yaitu

permainan engklek.

2 Vita Naurina

(2012)

“Peningkatan

Keterampilan motorik

kasar anak melalui

permainan loncat galaksi

dan lari zig-zag pada

kelompok A di TK PKK

Metode : Penelitian

mengunakan metode

yang sama yaitu,

penelitian tindakan

kelas.

Variabel : Sama-

sama meningkatkan

motorik kasar anak

Lokasi : penelitian ini

dilakukan di TK PKK

yang terletak di

Sriharjo, Yogyakarta.

Media : Permainan

yang digunakan dalam

meningkatkan motorik

kasar anak yaitu

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

31

3 Sriharjo”. usia dini.

permainan loncat

galaksi dan lari zig-

zag.

Obyek : Hasil

penelitian ini bahwa

untuk

mengembangkan

kemampuan motorik

kasar anak kelompok

A.

3 Hesti Wijayanti

(2014)

“peningkatan

kemampuan motorik

kasar anak melalui

bermain lempar tangkap

bola besar kelompok B

TK Al-Hidayah

Semawung Banjaroyo

Kalibawang

Kulonprogo”

Metode : Penelitian

mengunakan metode

yang sama yaitu,

penelitian tindakan

kelas.

Variabel : Sama-

sama meningkatkan

motorik kasar anak

usia dini.

Obyek : Hasil

penelitian ini bahwa

untuk

mengembangkan

kemampuan motorik

kasar anak kelompok

B.

Lokasi : Penelitian ini

dilakukan di TK Al-

Hidayah yang terletak

di Kalibawang,

Kulonprogo,

Yogyakarta.

Media : Permainan

yang digunakan dalam

meningkatkan motorik

kasar anak yaitu

lempar tangkap bola

besar.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

32

F. Kerangka Teoritik

Gambar 2.7 Kerangka Teoritik dalam Penelitian Tindakan Kelas di PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan pada Kemampuan Motorik Kasar Anak

Dari bagan kerangka teoritik di atas dapat dijelaskan hal-hal berikut: pada

kondisi awal, guru masih kurang mengembangkan kegiatan pembelajaran pada

motorik kasar dan masih kurangnya sarana prasarana (alat permainan) yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan

motorik kasar (melompat) anak dalam melatih keseimbangan, kekuatan,

kelincahan, dan keberanian anak, sehingga kemampuan motorik kasar anak didik

pada kelompok B.1 di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan masih rendah. Setelah

itu peneliti menerapkan tindakan pembelajaran menggunakan permainan lompat

tali yang dimainkan secara individu pada siklus I, jika hasil belajar yang diperoleh

belum berhasil mencapi kategori memiliki kemampuan motorik kasar yang baik

(BSB/Berkembang Sangat Baik) maka peneliti menerapkan tindakan perbaikan

pada siklus II menggunakan permainan tradisional anak lompat tali yang

dimainkan secara berkelompok diharapkan pada siklus II ini mampu mencapai

hasil yang diharapkan yaitu peserta didik minimal sebanyak 80% berhasil

Kondisi awal

Kemampuan motorik kasar anak usia 5-6

tahun atau kelompok B.1 PAUD AL-Ikhlas

Tangerang Selatan sudah optimal

Dilakukan upaya perbaikan melalui kegiatan

lompat tali.

Tindakan

Hasil Akhir

Kemampuan motorik kasar anak usia 5-6

tahunPAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan

belum optimal.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

33

mencapai kategori memiliki kemampuan motorik kasar yang baik

(BSB/Berkembang Sangat Baik).

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka teoritik dan

permasalahan yang diajukan maka hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

permainan lompat tali dapat meningkatkan motorik kasar anak usia dini usia 5-6

tahun kelompok B.1 di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan tahun ajaran

2019/2020.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

34

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di PAUD Al-Ikhlas, Kecamatan Pondok Aren,

Kota Tangerang Selatan, penelitian ini juga dilakukan pada semester

ganjil tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 2 siklus dengan jadwal sebagai

berikut ini :

Pada bulan April dan Mei peneliti melakukan observasi ke sekolah,

lalu peneliti memulai penelitian pada bulan Agustus s/d September.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No Bentuk

Kegiatan

April Mei Juli Agust Sept Okt

1 Observasi

2 Penyusunan

Proposal

skripsi dan

perbaikan

3 Seminar

proposal

4 Pelaksanaan

Siklus

I&Siklus II

5 Analisis data

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

35

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh

kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Di dalam penelitian

dikenal adanya beberapa macam teori untuk menerapkan salah satu

metode yang relevan terhadap permasalahan tertentu.35

Metode yang digunakan dalam tindakan ini adalah metode tindakan

kelas (classroom action research), penelitian tindakan kelas dapat

didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang

dilakukn oleh guru sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-

sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,

melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu

(kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu

di dalam suatu siklus.36Arikunto menjelaskan bahwa kolaborasi dilakukan

yakni antara peneliti sebagai observer dengan guru kelas sebagai

kolaborator. Penelitian ini dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki

atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. 37 Suharsimi Arikunto

mengemukakan bahwa di dalam model penelitian tindakan kelas terdapat

empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan

(Planning); 2) Pelaksanaan Tindakan; 3)Pengamatan Tindakan; 4)

Refleksi terhadap tindakan.38

35 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),

h.2. 36 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian TIndakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.45. 37Rizky Aulia Soraya, Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Kelompok B

Melalui Permainan Estafet, Jurnal PAUD, Edisi 7, Tahun ke-6, 2017, h. 648. 38M. Dani Wahyudi&Yeni Prastika, Upaya Mengembangkan Aspek Motorik Kasar Anak TK

Kelompok B Menggunakan Model Explicit Instruction Divariasikan dengan Permainan Tradisional,

Jurnal Paradigma, Vo. 10, No. 2, 2015, h. 30.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

36

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang

mengangkat masalah-masalah actual yang dihadapi oleh guru di

lapangan, Arikunto mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama.39

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian yang berbasis kepada kelas, penelitian

dapat dilakukan secara mandiri, tetapi alangkah baiknya jika dilaksanakan

secara kolaboratif, hasil PTK digunakan untuk memperbaiki mutu proses

belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas.

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart

39 Tukiran Taniredja, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: ALFABETA, 2013), h.15-17.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

37

Subyek penelitian tindakan kelas adalah kelompok B.1PAUD

Al-Ikhlas Tangerang Selatan, metode pengumpulan data dilakukan

melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini

menggunakan model Kemmis dan MC Taggart, indikator keberhasilan

dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu adanya peningkatan motorik

kasar (melompat) melalui permainan lompat tali di PAUD AL-Ikhlas

Tangerang Selatan.

1. Observasi Awal

Ketika seseorang akan melakukan penelitian ia akan mencari

permasalahan yang terdapat di sekitarnya yaitu melakukan

observasi, observasi bertujuan untuk mencari ide atau gagasan

dengan menemukan permasalahan yang akan meningkatkan rasa

ingin tahu peneliti untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui secara detail yang

terdapat di kelas yang akan diteliti. Biasanya PTK ini dilakukan

oleh guru.

Bagi pengajar yang dimaksud melakukan penelitian di kelas

yang menjadi tanggung jawabnya, tidak perlu melakukan

prasurvei, karena berdasarkan pengalamannya selama dia di depan

kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai

permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan

kemajuan siswa, sarana pengajaran maupun sikap siswanya.40

2. Perencanaan Tindakan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi

40 WIjaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 38.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

38

keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan

khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per

siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali

terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang

direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi

pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.

Perencanaan dimaksudkan ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan juga dapat dimasukkan ke dalam silabus

mata pelajaran yang bersangkutan.41

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah :

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu RPP yang

didalamnya terdapat kegiatan permainan lompat tali untuk

meningkatkan motorik kasar anak.

b. Mempersiapkan sarana dan permainan atau media yang akan

digunakan dalam permainan yang hendak dilakukan dalam

proses permainan tersebut.

c. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi

aktivitas siswa, wawancara dan catatan lapangan.

3. Tahapan Pelaksanaan dan Pengamatan

Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri

oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal

itu. Pada saat memonitoring pengamat haruslah mencatat semua

peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian misalnya

mengenai kenierja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa,

41Ibid, h.39.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

39

penyajian atau pembahasan materi, penerapan siswa terhadap

materi yang diajarkan dan sebagainya.42

Guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk

melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika

tindakan berlangsung, sambil melakukan pengamatan balik ini

guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

Maka dalam pelaksanaan dan pengamatan harus memakai tabel

program rencana siklus I :

Tabel 3.2

Rencana Program Pelaksanaan Siklus I

Kelompok : B

No Pertemuan Tema Kegiatan

1 I Binatang

Kambing

Pembukaan :

Guru mengajak anak berdoa

sebelum belajar

Guru mengucapkan salam

Guru menanyakan kabar anak

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak tepuk

semangat

Inti :

Guru dan anak melakukan

kegiatan sesuai tema hari ini

Guru mulai dengan bercakap-

42Ibid, h.40.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

40

cakap tentang hewan hewan

ternak

Guru memberi pertanyaan

“hewan yang di sembelih

ketika Idul Adha ?”

“kambing”

Guru menyuruh anak

menirukan suara kambing

Guru memberikan tugas

untuk anak menempel huruf

K,A,M,B,I,N,G

Istrahat :

Guru mengajak anak cuci

tangan sebelum makan

Guru mengajak anak doa

sebelum makan

Guru mulai memperkenalkan

anak permainan lompat tali

Guru mencontohkan cara

bermain lompat tali

Guru memanggil satu persatu

anak untuk mempraktekkan

Penutup :

Menyanyikan lagu tentang

“binatang ternak”

Mengulang kembali tentang

kegiatan yang sudah

dilakukan

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

41

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

2 II Binatang

Ayam

Pembukaan :

Guru mengajak anak berdoa

sebelum belajar

Guru mengucapkan salam

Guru menanyakan kabar anak

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak tepuk

semangat

Inti :

Guru menunjukkan gambar

Ayam

Guru menyuruh anak

menirukan suara Ayam

Guru mengajak anak keluar

kelas melihat Ayam langsung

Guru mengajak anak bermain

Ayam-Ayaman

Guru menyuruh anak menulis

huruf AYAM

Istirahat :

Guru mengajak anak cuci

tangan sebelum makan

Guru mengajak anak doa

sebelum makan

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

42

Guru mengajak anak berbaris

Guru mengajak anak untuk

lompat dari meja sambil

Guru mengajak anak untuk

melompati meja satu per satu

Penutup :

Menyanyikan lagu tentang

“binatang ayam”

Mengulang kembali tentang

kegiatan yang sudah

dilakukan

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

3 III Binatang

Sapi

Pembukaan :

Guru mengajak anak berdoa

sebelum belajar

Guru mengucapkan salam

Guru menanyakan kabar anak

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak tepuk

semangat

Inti :

Guru menunjukkan video

tentang sapi

Guru menyuruh anak

menirukan suara sapi

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

43

Guru mengajak anak

mewarnai gambar sapi

Guru mengajak anak menulis

SAPI

Istirahat :

Guru mengajak anak cuci

tangan sebelum makan

Guru mengajak anak doa

sebelum makan

Guru mengajak anak berbaris

Guru mengajak anak untuk

lomba lari

Guru mengajak anak untuk

berlari sambil melompati

karet tali

Penutup :

Menyanyikan lagu tentang

“binatang sapi”

Mengulang kembali tentang

kegiatan yang sudah

dilakukan

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

4 IV Binatang

Bebek

Pembukaan :

Guru mengajak anak berdoa

sebelum belajar

Guru mengucapkan salam

Guru menanyakan kabar anak

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

44

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak tepuk

semangat

Inti :

Guru menunjukkan gambar

Bebek

Guru menyuruh anak

mewarnai kapas dengan

pewarna makanan

Guru mengajak anak

menempel kapas ke gambar

bebek

Guru mengajak anak

bernyanyi nyanyian bebek

Istirahat :

Guru mengajak anak

membuat barisan

Guru mencontohkan

melompat dengan satu kaki

Guru mengobservasi anak

satu per satu

Penutup :

Guru menyuruh anak untuk

mencuci tangan sebelum

makan, dan berdoa sebelum

makan

Guru mengulang kembali

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

45

pelajaran hari ini

Guru mengajak anak berdoa

sebelum pulang

Tabel 3.3

Rencana Program Pelaksanaan Siklus II

Kelompok : B

No Pertemuan Tema Kegiatan

1 I Buah

Pisang

Pembukaan :

Guru mengajak anak

berdoa sebelum belajar

Guru mengucapkan

salam

Guru menanyakan kabar

anak

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak

tepuk semangat

Inti :

Guru dan anak

melakukan kegiatan

sesuai tema hari ini

Guru mulai dengan

bercakap-cakap tentang

buah Pisang

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

46

Guru membawa buah

pisang dan mengajak

anak untuk makan pisang

bersama

Guru memberikan tugas

untuk anak membuat

buah pisang dari

playdough

Istirahat :

Guru mengajak anak cuci

tangan sebelum makan

Guru mengajak anak doa

sebelum makan

Guru mengajak anak

untuk berbaris dengan

rapih

Guru mengajak anak

memulai permainan

lompat tali

Guru memerintahkan

anak untuk bermain

lompat tali dengan tali

yang diputar

Guru mengamati anak

bermain lompat tali

Penutup :

Menyanyikan lagu

tentang “Pisang”

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

47

Mengulang kembali

tentang kegiatan yang

sudah dilakukan

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

2 II Buah

Apel

Pembukaan :

Guru mengajak anak

berdoa sebelum belajar

Guru mengucapkan

salam

Guru menanyakan kabar

anak

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak

tepuk semangat

Inti :

Guru membawa buah

apel

Guru bercakap-akap

tentang manfaat buah

apel

Guru mengajak anak

memotong buah apel dan

memakan bersama

Guru menyuruh anak

menempel tulisan APEL

Istirahat :

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

48

Guru mengajak anak cuci

tangan sebelum makan

Guru mengajak anak doa

sebelum makan

Guru mengajak anak

berbaris dengan rapih

Guru mengajak anak

main karet tali dengan di

goyangkan seperti ular

Guru menyuruh anak

yang tidak memegang

tali melewati tali tanpa

tersentuh

Penutup :

Menyanyikan lagu

tentang “Apel”

Mengulang kembali

tentang kegiatan yang

sudah dilakukan

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

3 III Buah

Anggur

Pembukaan :

Guru mengajak anak

berdoa sebelum belajar

Guru mengucapkan

salam

Guru menanyakan kabar

anak

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

49

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak

tepuk semangat

Inti :

Guru membawa buah

anggur

Guru menyuruh anak

menghitung jumlah buah

anggur yang dibawa guru

Guru menyuruh anak

mewarnai gambar anggur

Istirahat :

Guru menyuruh anak

untuk mencuci tangan

sebelum makan, dan

berdoa sebelum makan

Guru mengajak anak

berbaris dengan rapih

Guru mengajak anak

untuk lomba lari

Guru mengajak anak

untuk berlari sambil

melompat

Penutup :

Menyanyikan lagu

tentang “Anggur”

Mengulang kembali

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

50

tentang kegiatan yang

sudah dilakukan

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

4 IV Buah

Mangga

Pembukaan :

Guru mengajak anak

berdoa sebelum belajar

Guru mengucapkan

salam

Guru menanyakan kabar

anak

Guru mengajak anak

membaca surat pendek

Guru mengajak anak

tepuk semangat

Inti :

Guru membawa buah

mangga

Guru menyuruh anak

memotong motong buah

mangga

Guru mengajak anak

makan buah mangga

bersama

Guru menyuruh anak

menempel origami ke

gambar mangga

Istirahat :

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

51

Guru menyuruh anak

untuk mencuci tangan

sebelum makan, dan

berdoa sebelum makan

Guru mengajak anak

membuat barisan

Guru menyuruh anak

melompat dengan posisi

badan menyamping

Penutup :

Menyanyikan lagu

tentang “buah mangga”

Mengulang kembali

tentang kegiatan yang

sudah dilakukan

Berdoa sesudah belajar

Janji pulang sekolah

4. Refleksi

Pada prinsipnya, yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah

perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi

yang dilakukan oleh para kolaborator atau pasrtisipan yang terkait

dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan

dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai

masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi

dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

52

observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan

(replanning selanjutnya ditentukan.43

Berdasarkan hasil refleksi ini, guru bersama-sama dapat

melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui

refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta

apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu diperbaiki lagi dalam

pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, hasil dari tindakan perlu

dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses

pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun

evaluasi.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelompok B.1 PAUD

Al-Ikhlas Tangerang Selatan tahun ajaran 2019/2020, dengan jumlah

peserta didik 10 anak yang terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti

Peneliti sebagai pengamat dalam mengetahui peningkatan

motorik kasar (melompat) dan sebagai guru yaitu adanya tindakan

langsung oleh peneliti dalam memperbaiki pembelajaran dalam kelas

dan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar (melompat)

melalui permainan lompat tali.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian ini, peneliti terlebih dahulu

melaksanakan observasi awal melalui wawancara dengan salah satu

guru dan melihat kemampuan perkembangan motorik anak.

43Ibid, h.40.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

53

Perkembangan motorik kasar anak kurang terstimulasi karena kegiatan

guru yang monoton. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu cara

mengatasi permasalahan tersebut.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan (planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini

adalah:

1) Membuat perencanaan pembelajaran yaitu RPPH yang

didalamnya terdapat kegiatan permainan lompat tali untuk

meningkatkan motorik kasar anak.

2) Mempersiapkan sarana dan permainan atau media yang

akan digunakan dalam permainan yang hendak dilakukan

dalam proses permainan tersebut.

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar

observasi aktivitas siswa, wawancara dan catatan

lapangan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan dilaksanakan sesuai dengan apa yang

telah direncanakan, yaitu:

1) Melakukan analisis terhadap permasalahan yang ditemukan

pada observasi awal. Hasil analisis kemudian akan

dijadikan sebagai acuan untuk membuat skenario (cerita)

pembelajan dan alat perekam data.

2) Menyusun rencana pembelajaran yatiu RPPH yang

didalamnya terdapat kegiatan permainan lompat tali.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

54

3) Menyusun alat perekam data yang berupa lembar obsevasi

pelaksanaan pembelajaran, siklus belajar dan lembar

catatan lapangan saat pelaksanaan permainan.

4) Melakukan kegiatan pembukaan pada permainan sampai

akhir proses permainan.

c. Pengamatan

Peneliti melakukan pegamatan pada saat kegiatan berlangsung

untuk melihat keaktifan anak didik pada saat proses permainan,

pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai

dengan yang dikehendaki.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan

pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang

dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang ada

pada akhirnya ditemukan kelebihan untuk kemudian diperbaiki

hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan

tahapan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I, pada siklus II

diadakan perencanaan kembali dengan mengacu pada hasil refleksi

siklus I, siklus II merupakan hasil kesatuan dari kegiatan

perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi),

refleksi (reflection) seperti yang dilakukan pada siklus I, permainan

yang belum tuntas pada siklus I diulang kembali disiklus II sebelum

masuk ke materi selanjutnya.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

55

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil bila dilakukan

tindakan perbaikankualitas pembelajaran, maka akan berdampak

terhadap perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Urutan indikator

secara logika/ilmiah disusun kembali menjadi:44

1. Indikator keberhasilan kualitas proses pembelajaran minimal ‘baik’

(indikator ini untuk tujuan umum dari penelitian).

2. Indikator keberhasilan perbaikan perilaku siswa (misalnya, aspek

motivasi ‘baik’).

3. Indikator keberhasilan hasil belajar secara klasikal minimal 75% dari

jumlah siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan.

G. Data dan Sumber Data

Data merupakan perwujudan dari informasi dengan sengaja

digali untuk dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau

kegiatan lainnya. 45 Data digunakan sebagai pengontrol kesesuaian

pelaksanaan tindakan dengan adanya rencana, media permainan

lompat tali untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar

(melompat) anak sehingga kegunaan data tersebut merupakan

komponen terpenting dalam penelitian.

Sumber data ialah dari mana data itu dapat diperoleh.46 Sumber

data dalam tindakan ini berupa populasi ataupun sampel yang

merupakan hal yang sangat penting dalam pengumpulan data. Adapun

sumber data yang didapat dal tindakan kelas ini adalah sumber data

44 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.35. 45 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Prakik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),

h.38. 46 Johni Dimyati, Metode Penelitian Pendidikan & Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), (Jakarta: Prenamedia Group, 2013), h.39.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

56

pemantauan tindakan, yaitu berupa proses dalam upaya meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan dengan melalui permainan lompat tali. Data yang

diperoleh akan digunakan dengan teknik wawancara, observasi,

pelaksanaan penelitian tindakan:

Tabel 3.4

Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data Teknik

1. Motorik Kasar Guru

Anak

Wawancara

Observasi

Pelaksanaan

Tindakan

2. Bermain

Permainan

Lompat Tali

Guru

Anak

Wawancara

Observasi

Pelaksanaan

Tindakan

H. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh data tentang kualitas pembelajaran, motivasi belajar

siswa, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan tujuan penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan

kelas, data dikumpulkan dengan instrumen berikut:47

Skala Penilaian:

BB (1) : Belum Berkembang

MB (2) : Mulai Berkembang

47 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.31.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

57

BSH (3) : Berkembang Sesuai Harapan

BSB (4) : Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan kriteria penilaian di atas diperoleh:

Nilai tertinggi adalah 4

Nilai terendah adalah 1

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tindakan ini

adalah dengan melakukan observasi atau melakukan pengamatan

langsung terhadap kegiatan pembelajaran secara langsung baik di

dalam maupun di luar kelas. Menurut Wolcott teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi

menggunakan multi teknik atau multi instrumen.8 Yang mana

penelitian tindakan ini mengindikasikan bahwa tehnik itu ada banyak

macamnya dan jenisnya.

1. Definisi Konseptual

Kemampuan motorik kasar adalah suatu keterampilan gerak

yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot-otot yang

ada di dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang meliputi

kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi,

ketepatan dan keseimbangan.

2. Definisi Operasional

Motorik kasar adalah skor yang menunjukkan suatu

keterampilan gerak yang menggunakan otot-otot besar/ sebagian

besar otot-otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota

tubuh, yang berupa unsur-unsur gerakan motorik kasar atau aspek

motorik kasar yaitu: kelincahan, keseimbangan, kekuatan,

koordinasi.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

58

Indikator kemampuan motorik kasar usia 5-6 tahun terhadap

perkembangan motorik kasar yang akan diteliti, dikembangkan

berdasarkan teori menurut para ahli. Tindakan dikatakan berhasil

apabila terdapat peningkatan dalam motorik kasar anak melalui

metode bermain melalui permainan lompat tali. Berikut beberapa

aspek yang akan diamati dalam tindakan kelas yang akan dilakukan.

Yang diukur dengan rating scale diturunkan dari (RPPH) yang

memuat indikator pencapaian perkembangan anak yang sudah

ditetapkan sebelumnya dengan penjabaran berikut:

a. 1 (BB) Belum Berkembang: bila anak melakukan dengan

bimbingan guru atau dicontohkan oleh guru

b. 2 (MB) Mulai Berkembang: bila anak melakukan dengan

masih diingatkan oleh guru atau dibantu oleh guru

c. 3 (BSH) Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat

melakukan secara mandiri dan konsisten tanpa diingatkan

atau dibantu oleh guru

d. 4 (BSB) Berkembang Sangat Baik: bila anak dapat melakukan

secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang

belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang

diharapkan

J. Instrumen Pengumpulan Data

1. Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur proses dan

kemampuan anak. Instrumen dibuat dari kisi-kisi instrumen yang turun

dari kerangka teoritis variabel peneliti. Data ini terkait dengan

kemampuan motorik kasar anak dan penerapan permainan lompat tali.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

59

Dan berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen Tindakan

meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan lompat

tali di PAUD Al-Ikhlas, Tangerang Selatan:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Peningkatan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun

Lingkup

perkembangan

Aspek Indikator Butir

Soal

Jumlah

Motorik kasar Kecepatan Anak mampu melompati

anyaman karet dengan

ketinggian tertentu

3 4

Anak mampu berlari

sambil melompat

mengunakan satu kaki

7

Anak mampu berlari

ketika hendak melompat

2

Anak mampu berlari di

tempat

15

Keseimbang

an

Anak mampu melakukan

gerakan melompat

4 5

Anak mampu melompat

menggunakan dua kaki

dengan seimbang

9

Anak mampu melompat

tanpa mengenai talinya

6

Anak mampu melompat

keberbagai arah dengan

posisi badan menyamping

11

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

60

Anak mampu melompat

dengan posisi badan

menyamping tanpa

menyentuh tali

14

Kekuatan Anak mampu

mempertahankan diri pada

posisi yang benar atau

tidak terjatuh setelah

melakukan lompatan

5 3

Anak mampu melompat

menggunakan satu kaki

tanpa jatuh

10

Anak mampu menahan

tubuhnya dnegan satu kaki

12

Koordinasi Anak mampu memegang

erat karet tali

1 3

Anak mampu memutar

karet tali

8

Anak mampu melompat

melewati tali karet yang

digerakan seperti ular

13

Tabel 3.6

Rubrik Penilaian Kemampuan Motorik Kasar

KRITERIA SKOR DESKRIPSI

Kecepatan BB Anak belum mampu berlari ketika hendak melompat

MB Anak mampu berlari ketika hendak melompat namun

masih terjatuh

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

61

BSH Anak mampu berlari ketika hendak melompat dengan

bantuan

BSB Anak mampu berlari ketika hendak melompat tanpa

bantuan

Keseimbanga

n

BB Anak belum mampu melompat menggunakan dua

kaki dengan seimbang

MB Anak mampu melompat menggunakan dua kaki

namun belum seimbang

BSH Anak mampu melompat menggunakan dua kaki

dengan seimbang namun dibantu

BSB Anak mampu melompat mengunakan dua kaki

dengan seimbang tanpa bantuan

Kekuatan BB Anak belum mampu melompat menggunakan satu

kaki

MB Anak mampu melompat menggunakan satu kaki

namun masih terjatuh

BSH Anak mampu melompat menggunakan satu kaki

dengan bantuan

BSB Anak mampu melompat menggunakan satu kaki

tanpa jatuh dan tanpa bantuan

Koordinasi BB Anak belum mampu memegang erat karet tali

MB Anak dapat memegang erat karet tali namun masih

sering terlepas

BSH Anak dapat memegang erat karet tali dengan bantuan

BSB Anak dapat memegang erat karet tali tanpa bantuan

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

62

Dalam penelitian PTK ini, peneliti sebagai instrument utama, sebab

peneliti mengadakan penelitian secara langsung ke lapangan untuk

melakukan wawancara kepada guru kelompok B.1 PAUD Al-Ikhlas

Tangerang Selatan, dan juga melakukan pengamatan (observasi)

kepada peserta didik yang diteliti, serta menggali data melalui

dokumen sekolah. Dengan demikian ada beberapa teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengamatan atau observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran. Pengamatan pastisipatif dilakukan oleh orang yang

terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan

ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar

cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas,

penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau

pemetaan. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif,

misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Catatan lapangan

sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk

mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu

proses.48

Adapun hal-hal yang diobservasi dalam meningkatkan

keterampilan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali di

PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan adalah melihat keadaan langsung

proses belajar mengajar dan aktivitas peserta didik yang dilakukan di

lingkungan PAUD, melihat aktifitas guru dalam meningkatkan

48 Kunandar, Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.143.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

63

keterampilan motorik kasar anak sesuai indikator perkembangan, dan

menerapkan permainan lompat tali untuk perkembangan motorik kasar

di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan.

2. Wawancara

Dalam rangka memperoleh data dan atau informasi yang telah

terperinci dan untuk melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat

melakukan wawancara kepada guru, siswa, kepala sekolah dan

fasilitator yang berkolaborasi. Wawancara digunakan untuk

mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau

wawasan. Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu

dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.

Sementara itu, menurut Hopkins (1993), wawancara adalah suatau cara

untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas diihat dari sudut

pandang yang lain.

Dalam PTK wawancara dapat dilakukan terhadap kepala

sekolah, siswa, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah,

orang tua siswa, dan pihak-pihak yang terkait dengan masalah PTK.

Mereka disebut informan kunci atau key informan, yaitu mereka

mempunyai pengetahuan khusus, status, atau keterampilan

berkomunikasi. Karena guru ketika PTK berlangsung posisinya

mengajar, lebih baik yang melakukan wawancara adalah mitra

peneliti.49

Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur.

Wawancara hendaknya dapat dilakukan dalam situasi informal, wajar,

dan peneliti berperan sebagai mitra. Wawancara hendaknya dilakukan

49Ibid, h.157.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

64

dengan mempergunakan pedoman wawancara agar semua informasi

dapat diperoleh secara lengkap. Jika dianggap masih ada informasi

yang kurang, dapat pula dilakukan secara bebas, guru yang

berkolaborasi dapat berperan pula sebagai pewawancara terhadap

siswanya. Namun, ia harus dapat menjaga agar hasil wawancara

memiliki objektivitas yang tinggi sebaiknya dalam wawancara,

pewawancara menggunakan alat rekaman untuk membantu catatan

lapangan, juga sebagai alat untuk mengingatkan topik bahasan ataupun

untuk memulai wawancara dengan memutar rekaman terdahulu agar

yang diwawancarai tetap berada di jalur pembicaraan dengan seizin

pihak yang diwawancarai.

3. Dokumentasi

Menurut Goetz dan Le Compte (1984) dokumen yang menyangkut

para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang

mendasar. Termasuk ke dalamnya ialah:50

a. Koleksi dan analisis buku teks.

b.Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya.

c. Arsip penerimaan murid baru.

d.Catatan rapat.

e. Catatan tentang siswa.

f. Rencana Pelajaran dan catatan guru

g. Hasil karya siswa

h. Kumpulan dokumen pemerintah

i. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catetan peristiwa

penting, kenang-kenganan dari siswa angkatan lama

50Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), h.121.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

65

K. Teknik Pemeriksaan Keterperpercayaan

1. Validasi Data

Cara-cara dalam validasi data penelitian tindakan kelas yaitu:51

a. Triangulasi

Triangulasi adalah membandingkan persepsi sumber data/informan

yang satu dengan yang lain di dalam/mengenai situasi yang sama,

misalnya, persepsi situasi mengajar ditinjau dari:

Guru

Siswa

Pengamat

b. Triangulasi dengan memakai berbagai sumber:

Survey

Observasi

Intervensi

Dokumen

c. “Audit Trail”

Data diperiksa oleh pihak ketiga misalnya oleh responden kunci

mencakup informasi yang mendeskripsikan cara-cara yang dipakai

untuk mengontrol kesalahan sehingga mampu mengambil

kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

L. Analisis Data dan Interpretasi Data

Bogdan menyatakan bahwa “Data analysis is the process of

systematically searching and arranging the interview transcripts,

fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own

understanding of them and to enable you to present what you have

discovered to others” Analisis data adalah proses mencari an menyusun

51 Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2012), h.83-84.

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

66

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.52

Analisis data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan

teknik kualitatif dan kantitatif. Analisis data kualitatif untuk menentukan

proses peningkatan kemampuan motorik kasar (melompat) yang

dinyatakan dalam suatu pernyataan keadaan ataupun kriteria. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria: Belum Muncul (BM), Mulai

Muncul (MM), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Berkembang Sangat

Baik (BSB). Analisis data kuantitatif berupa data dan hasil presentasi untuk

memaparkan hasil data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang di

dapat dari penelitian.

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa

informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan

dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu

kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran baru

ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan sebaliknya.

Jadi bentuk analisis ini dilakukan merupakan penjelasan-penjelasan,

bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya.53

Analisis Data di lapangan Model Miles and Huberman

52 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: IKAPI, 2009), h.

244. 53 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Prakik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),

h.106.

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

67

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisi belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh

data yang dianggap kredibel. Miles dan Huberman (1984),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis

ditunjukkan pada gambar berikut:54

Periode Pengumpulan

Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah

Analisis

Display data

Selama

Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah

54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: IKAPI, 2009), h.

246.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

68

2. Analisis Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang

digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab

rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik

analisis data menggunakan metode statistik yang sudah

tersedia.55 Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Untuk

penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir

tidak dilakukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik. Terdapat beberapa dua macam statistik

yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu

statistic deskriptif, dan statistic.56

Selanjutnya untuk mengetahui berhasil atau tidaknya

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak dilakukan analisis presentase, dengan rumus

sebagai berikut:57

P =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑜𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%

55Ibid, h.243. 56Ibid, h.147. 57Rizky Aulia Soraya, Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Kelompok B

Melalui Permainan Estafet, Jurnal PAUD, Edisi 7, Tahun ke-6, 2017, h. 649.

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain lompat tali dapat meningkatkan

kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun kelompok B PAUD Al-

Ikhlas. Dengan dilakukannya kegiatan permainan lompat tali kemampuan

motorik kasar yang berhubungan dengan aspek kecepatan, keseimbangan,

kekuatan, dan koordinasi pada anak menjadi lebih terampil. Suasana ketika

istirahat menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada akhir siklus II ini dapat

dikatakan berhasil karena telah mencapai bahkan melebihi batas minimum

yang telah ditentukan, sehingga pemberian tindakan dihentikan pada siklus II.

Dapat dilihat dari hasil rata-rata kemampuan motorik kasar anak pada pra-

penelitian sebesar 216 (35,96%), pada siklus I meningkat sebesar 361

(59,99%) , dan pada siklus II meningkat sebesar 498 (83%).Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa melalui permainan lompat tali dapat meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun (kelompok B.1) PAUD Al-

Ikhlas Tangerang Selatan.

B. Implikasi

Penerapan Penelitian Tindakan Kelas ini mengandung implikasi bahwa

melalui permainan lompat tali sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun atau

kelompok B di PAUD Al-Ikhlas Tangerang Selatan

2. Meningkatkan motivasi dan minat belajar dalam kegiatan belajar,

khususnya dalam pembelajaran motorik kasar

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

124

3. Terciptanya suasana aktif dan kreatif pada anak dalam proses

pembelajaran.

C. Saran

Setelah mengetahui hasil kemampuan motorik kasar anak, diharapkan

anak meningkatkan kemampuan minat, motivasi dan percaya diri anak dalam

kemampuan motorik kasar.

1. Bagi Anak

Setelah mengetahui hasil kemampuan motorik kasar anak, diharapkan

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dalam kecepatan,

keseimbangan, kekuatan, koordinasi serta percaya diri, motiviasi dan

semangat belajar, bermain dalam permainan lompat tali.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan lebih kreatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran

dan pengembangan kemampuan motorik kasar anak melalui konsep

permainan-permainan tradisional seperti lompat tali, dengan tujuan

kemampuan motorik kasar anak dapat meningkat.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan agar dapat memanfaatkan permainan lompat

tali sebagai alternatif peningkatan kemampuan motorik kasar anak didik,

dan diharapkan sekolah juga memfasilitasi sarana prasarana outdoor agar

lebih maksimal ketika pelaksanaan pembelajaran motorik kasar.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih berusaha

meningkatkan aspek-aspek lain yang dapat diteliti sehingga memperoleh

hasil penelitian yang lebih optimal dan bermanfaat untuk semua orang,

khususnya bagi Pendidikan Anak Usia Dini.

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

125

DAFTAR PUSTAKA

Yus Anita, Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2011.

Fad Aisyah, Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indoneisa. Jakarta: Naga

Swadaya, 2014.

Departemen Agama RI, Al-Aliyy, (2003), Al-Qur’an dan Terjemahnannya, Bandung:

Diponegoro IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia).

Hurlock Elizabeth, Pekembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 1978.

Hans Van Der Mars. The Effect Of A Perfomance base Curriculum On The Gross

Motor Development Of Preschool Children During Teacher Training. Arizona

State University.1983.

Beaty Janice J, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Ketujuh. Jakarta:

Prenamedia, 2013.

Santrock John W, Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2007.

Subagyo Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,

2012.

Subagyo Johni, Metode Penelitian Pendidikan & Aplikasinya Pada Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD). Jakarta: Prenamedia Group, 2013.

Achroni Keen, MengoptimalkanTumbuhKembangAnakmelaluiPermainanTradisional.

Jogjakarta: Javalitera, 2012.

Khadijah, Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Citapustaka Media

Perintis, 2012.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

126

Khairi Zawi, Dinese.K.C.L,Rozlina Tan Abdullah. Gross Motor Development Of

Malaysian Hearing Impaired Male pre-and Early School Children. Journal

International Education Studies.University Kebangsaan Malaysia.Vol 7.No

13, 2014.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Indaswari Lolita, Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui

Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agama, Jurnal Pesona

PAUD, Vol. 1, No. 1,2012.

Hidayanti Maria, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan

Bakiak, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 7, Edisi 1, 2013.

Wahyudi M. Dani & Prastika Yeni, Upaya Mengembangkan Aspek Motorik Kasar

Anak TK Kelompok B Menggunakan Model Explicit Instruction Divariasikan

dengan Permainan Tradisional, Jurnal Paradigma, Vol. 10, No. 2, 2015.

Miller, Susan E.; Krantz, Murray, An Application to Integration of Fine and Gross

Motor Skills of Young Children. Perceptual and Motor Skills, Vol. 52, No 3,

1981.

Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta,

1999.

Wiyani Novan Ardy, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava

Media, 2014.

Alawiyah Ratu Tuti, Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Permainan

Tradisional Banten, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 8, Edisi 1, 2014.

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

127

Soraya Rizky Aulia, Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak

Kelompok B Melalui Permainan Estafet, Jurnal PAUD, Edisi 7, Tahun ke-6,

2017.

J. Rebecca; Powell, Cheniel; Stanley, Peter; de Candole, Rosalind, Predicting Motor

Skills from Strengths and Difficulties Questionnaire Scores, Language

Ability, and Other Features of New Zealand Children Entering Primary

School Sargisson. Australian Educational and Developmental Psychologist,

Vol 3.No 1.2014.

Wiriaatmadja Rochiati, Metode Penelitian Tindakan KelasBandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Suyadi, Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia, 2010.

Samsudin, Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media

Group, 2008.

Dharmamulya Sukirman, Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press,

2008.

Syamsidah, 100 Permainan PAUD & TK di Dalam & di Luar Kelas. Yogyakarta:

Diva Kids, 2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: IKAPI,

2009.

Tampubolon Saur, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga, 2014.

Taniredja Tukiran, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Perkembangan kemampuan motorik kasar merupakan perkembangan terkait dengan

128

Sujiono Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks,

2013.

Sanjaya Wina, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2011.

Kusumah Wijaya, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks, 2012.

Williams, Harriet G.; Pfeiffer, Karin A.; Dowda, Marsha; Jeter, Chevy; Jones,

Shaverra; Pate, Russell R, A Field-Based Testing Protocol for Assessing

Gross Motor Skills in Preschool Children: The Children's Activity and

Movement in Preschool Study Motor Skills Protocol. Measurement in

Physical Education and Exercise Science,Vol 13.No 3.2009.