hubungan asupan gizi terhadap perkembangan motorik...

146
HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 6-18 BULAN DI KELURAHAN PAMULANG BARAT KECAMATAN PAMULANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : NURMALITA SANI NIM : 108101000033 PEMINATAN GIZI MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: trinhhanh

Post on 15-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 6-18 BULAN DI

KELURAHAN PAMULANG BARAT KECAMATAN PAMULANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

NURMALITA SANI

NIM : 108101000033

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar
Page 3: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Juli 2015

Nurmalita Sani, NIM: 108101000033

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak

Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun

2014

(xvi + 103 halaman, 21 tabel, 2 bagan, 4 lampiran)

ABSTRAK

Masih tinggi prevalensi stunting di Indonesia menjadi hal yang harus

diperhatikan. Hal ini merupakan indikator malnutrisi kronik yang berkaitan dengan

perkembangan motorik secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sumber daya

manusia. Periode lima tahun pertama kehidupan akan menentuka kualitas hidup anak

di kemudian hari. Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan asupan gizi terhadap

status perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Barat Kecamatan Pamulang tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini balita usia 6

sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat. Perhitungan besar sampel penelitian

menggunakan uji hipotesis beda 2 proporsi dengan jumlah sampel penelitian yaitu 66

ibu yang mempunyai anak usia 6 sampai 18 bulan. Instrumen yang digunakan yaitu

formulir FFQ semiquantitative, dan denver II. Hasil penelitian menunjukan bahwa

anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar tidak normal dan

suspect sebesar 18,2%, adapun yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar

adalah asupan besi P value 0,018 dan protein P value 0,05.

Kata Kunci: Asupan Gizi, Perkembangan Motorik Kasar, 6-18 Bulan, Pamulang.

Daftar Bacaan: 38 (1973-2014)

Page 4: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY

MAJOR OF COMMUNITY HEALTH NUTRITION

Undergraduate Thesis, Juli 2015

Nurmalita Sani, NIM: 108101000033

The Relationships Of Nutrient Intake With The Development Of Gross Motor

For 6-18 Age Month Children At Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan

Pamulang In 2014

( xvi + 103 Pages, 21 Tables, 2 Charts, 4 Attachments )

ABSTRACT

The high number of prevalensi stunting in Indonesia become one thing that

must be concerned. This is the indicator of chronic malnutrition which is related to

the motor growth that indirectly will affect the quality of human resources. The first

five year period of life will determine the life quality of the children in the future. The

purpose of this research will determine the relation of nutrition with the development

of gross motor for 6-18 age months’ children at Kelurahan Pamulang Barat

Kecamatan Pamulang in 2014. This research used cross sectional research design.

The population in this research is 6-18 age months toddler at Kelurahan Pamulang

Barat. The sample calculation in this research is using 2 different proportion

hypothesis test with 66 mothers of 6-18 old children as a sample test research. The

instrument which used in this research are FFQ semiquantitative form, and denver II.

The result of this research shows that 6-18 month children with abnormal gross motor

development and suspect by 18, 2%. Which affect the development status of gross

motor is iron (p=0,018) and protein (p=0,05).

Keywords : Nutrition, Gross Motor Development, 6-18 Months, Pamulang.

References: 38 (1973-2014)

Page 5: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar
Page 6: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar
Page 7: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nurmalita Sani

Tempat Tanggal Lahir : Solok, 08 Maret 1991

Alamat : Jorong Sungai Jerinjing, Nagari Koto Ranah,

Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya,

Sumatera Barat

Handphone : 087876464165

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 2002 : SD Negeri 33 Telaga Biru (Padang)

2002 – 2005 : SMP Negeri 3 Sei.Rumbai (Padang)

2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Dharmasraya (Padang)

2008 – Sekarang : S1 – Kesehatan Masyarakat, Peminatan Gizi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN MAGANG

2010 : Program Belajar Lapangan (PBL) di Puskesmas

Ciputat, Tangerang Selatan

Page 8: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

2012 : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral

Bina Kesehatan Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI,

Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2008-2009 : Anggota Muda KSR (Korps Suka Relawan) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2008-2009 : Koor. Keputrian Asrama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2009-2010 : Koor. Danus KOMDA FKIK

2009-2010 : Sekretaris KOMA (Komunitas Mahasiswa Alumni

Asrama) 89

2010-Juni 2011 : Bendahara Umun FLP-CIPUTAT

2010-2011 : Divisi HUMAS, FOSMA UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

: Koor.INFOKOM BEMF UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2010-Sekarang : Alumni Training Support (ATS) di ESQ 165

MENARA 165

PENGALAMAN KERJA

Volunteer of Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma-Dompet Dhuafa (LKC-DD) as

Medical Team and Resource Team

Work of Cita Sehat Foundation-Rumah Zakat Indonesia (CSF-RZI) as

Health Project Head

Work of PKPU as Medical Team and Nutrisionist

Volunteer of ESQ 165 as Facilitator Outbond and ATS (Alumni Training

Support)

Work of Primagama Ciputat as Chemestry Teacher

Page 9: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas Berkat dan Rahmat-

Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa senantiasa tercurah kepada Nabi Besar

Muhammad Shallallahu„alaihi wassalam, isteri-isteri, keluarga, sahabat dan pengikut

mereka dalam kebajikan hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu upaya dari saya sebagai

mahasiswa dalam memenuhi kewajibannya sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Penyelesaian skripsi ini

melalui banyak proses yang telah saya lalui dalam waktu yang tidak sebentar. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua saya terkasih, Bapak Djait, Amak Sutini untuk kasih sayang

yang tidak terhingga yang telah mendidik dan membesarkan saya hingga saat ini,

mengajarkan begitu banyak hal tentang arti syukur, cinta dan pengorbanan.

Iringan doa dan motivasi selalu menjadi penyemangat dan inspirasi untuk tidak

berhenti berusaha dan melakukan yang terbaik. Kedua orang tua saya adalah

“SAYAP” untuk terbang tinggi menggapai cita.

2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

menjadi Pembimbing Skripsi 1 yang telah memberikan masukan dan semangat,

terimakasih banyak bapak sumber motivasi. Terhatur doa indah agar bapak selalu

sehat dan menyebarkan nilai-nilai spiritual.

3. Ibu Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta atas perhatian dan kelapangan hati dalam memotivasi

saya. Terhatur doa indah untuk ibu agar selalu sehat.

Page 10: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

4. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS, sebagai pembimbing skripsi II yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan pengarahannya selama penyusunan skripsi

ini. Tidak hanya bimbingan yang saya dapatkan dari ibu, tapi saya merasakan

perhatian dan kasih sayang ibu. Terhatur doa indah selalu untuk ibu agar selalu

sehat dan semangat.

5. Ibu Yuli Amran, SKM, MKM, sebagai penguji skripsi 1 yang telah memberikan

lebih dari seorang dosen penguji, pesan dan nasehat yang diberikan selalu

menjadi kekuatan untuk menjadi lebih baik lagi. Terimakasih ibu, terhatur doa

indah agar ibu senantiasa sehat.

6. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM, sebagai penguji skripsi II yang telah

memberikan perhatian, saran dan nasehat kepada penulis untuk menjadi

perempuan yang shalihah. Terimakasih ibu shalihah, semoga Allah selalu

limpahkan rahmatNya kepada ibu.

7. Ibu Mukhlidah Hanun Siregar, MKM, sebagai penguji skripsi III yang telah

meluangkan waktu dan perhatiannya untuk perbaikkan skripsi lebih baik lagi.

Terimakasih banyak ibu, semoga berbalas kebaikkan dan kemudahan disetiap

aktivitasnya.

8. Segenap bapak ibu dosen Kesehatan Masyarakat yang telah membagikan ilmu

pengetahuan dan memberikan pengarahannya selama prosesi akademi.

9. Ibu-ibu kader posyandu di Kelurahan Pamulang yang selalu bersedia membantu

dalam memberikan informasi dan menemani saya dalam kegiatan posyandu.

10. Ibu bidan Lenni di Puskesmas Pamulang yang telah bersedia memberikan izin

untuk saya turun lapangan di wilayah binaannya.

11. Mas Febri dan Adek Archi beserta keluarga besar yang selalu menanyakan

“mbak kapan pulang” dari pertanyaan itulah membuat kobaran semangat saya

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan memberikan yang terbaik bagi mereka.

12. Sahabat saya di Jurusan Kesehatan Masyarakat 08:Unil Rinilda, Teteh Irma,

Dimi, Ika, mbak Rima, Melda, yang selalu menyemangati dan mendoakan untuk

kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

13. Sabahat saya di ATS 165: Uni Fitri, Puput, Adek Rahma , Adek Idzur, Ismet,

Kak Elwi, mbak Fanny, yang telah menemani dan memberikan motivasi untuk

segera bergerak maju menjadi yang terbaik. Senyum kalian semangat buatku.

14. Sahabat TRIO DUA DIGIT : Ciiin Via dan Teh Neng Ida, yang memberikan

injeksi semangat bersama untuk segera melepaskan label 2 digit.

15. Untuk Asisten Trainer di Pesawat Tempur ESQ Leadership Center: Abang Opi-

ode, Aa Sandy, Aa Bayu, Kak Kemas yang selalu memberikan celetukan “sani

kapan lulus”..oohh sungguh sampai panas hati. Tapi ini adalah alarm saya untuk

segera menyelesaikan skripsi agar bisa melanjutkan cita dan dream.

16. Untuk Trainer ESQ 165: Pak Iman Herdimansyah beserta Ummi Amel, Ayah

Fahrul Jamal beserta Bunda Dwi, Bunda Dining, Kak Risman, Kak Adek, Kak

Reggy, Kak Tiko, Mas Singgih, yang selalu memberikan semangat dan suntikan

kepada saya untuk segera menggapai cita selanjutnya.

17. Ibu Hj.Bahriah Tang di Mamuju yang doanya tercurah pula dalam menyelesaikan

skripsi ini.

18. Abang Opi-ode yang selalu menunggu, mengingatkan, mendoakan, memberikan

kata-kata sederhana yang banyak mempengaruhi saya dalam maju dan

menyelesaikan skripsi ini dan segera terbang ke negeri impian.

19. Serta kepada berbagai pihak yang turut mendukung dan membantu atas

terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih

terdapatbanyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Maka dari itu,

penulisberharap akan adanya penyusunan yang lebih baik untuk generasi

mendatang.Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2015

Nurmalita Sani

Page 12: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN……… .............................................................. v

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR.............. ...................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 9

1.4 Tujuan .................................................................................................. 11

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 11

1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 11

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

1.5.1 Bagi Pelayan Kesehatan .................................................................... 13

1.5.2 Bagi Masyarakat................................................................................ 13

1.5.3 Bagi Peneliti ...................................................................................... 13

1.5.4 Bagi Kader Posyandu ........................................................................ 13

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...

2.1 Perekembangan Motorik Kasar……….. .................................................... 15

2.1.1 Pengertian Perkembangan Motorik ................................................... 15

2.1.2 Prinsip Perkembangan Motorik Kasar .............................................. 16

2.1.3 Aspek-Aspek yang Berhubungan dengan

Perkembangan Motorik Kasar........................................................... 17

2.1.4 Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 6-18 Bulan……………... 19

2.1.5 Penilaian Perkembangan Motorik pada Anak ................................... 21

2.2 Kebutuhan Gizi Anak Balita ............................................................... 24

2.3 Hubungan Asupan Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak ...... 27

2.3.1 Energi ................................................................................................ 27

2.3.2 Protein ............................................................................................... 29

2.3.3 Karbohidrat ...................................................................................... 31

2.3.4 Lemak ................................................................................................ 34

2.3.5 Seng (Zn) ........................................................................................... 35

2.3.6 Besi (Fe) ............................................................................................ 37

2.4 Penilaian Asupan Gizi ................................................................................ 38

2.5 Kerangka Teori........................................................................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…...

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 40

Page 13: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

xii

3.2 Definisi Operasional................................................................................... 41

3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 45

BAB IV METODELOGI PENELITIAN .....................................................

4.1 Desain Penelitian .......................................................................... 46

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 46

4.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 46

4.4 Instrumen Penelitian .......................................................................... 50

4.5 Pengumpulan Data .......................................................................... 52

4.6 Pengolahan Data .......................................................................... 52

4.7 Analisis Data .......................................................................... 53

BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 5.1 Analisis Univariat .......................................................................... 55

5.1.1 Gambaran Asupan energi ................................................................. 55

5.1.2 Gambaran Asupan Protein ............................................................... 56

5.1.3Gambaran Asupan Lemak ................................................................. 57

5.1.4 Gambaran Asupan Karbohidrat ....................................................... 57

5.1.5 Gambaran Asupan Besi .................................................................... 58

5.1.6 Gambaran Asupan Seng ................................................................... 59

5.1.7 Gambaran Perkembangan Motorik Kasar ........................................ 60

5.2 Analisis Bivariat ........................................................................................ 61

5.2.1 Hubungan Antara Konsumsi Energi

Dengan Perkembangan Motorik Kasar ............................................ 61

5.2.2 Hubungan Antara Konsumsi Protein

Dengan Perkembangan Motorik Kasar ............................................ 62

5.2.3 Hubungan Antara Konsumsi Lemak

Dengan Perkembangan Motorik Kasar ............................................ 64

5.2.4 Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat

Dengan Perkembangan Motorik Kasar ............................................ 65

5.2.5 Hubungan Antara Konsumsi Besi

Dengan Perkembangan Motorik Kasar ............................................ 66

5.2.6 Hubungan Antara Konsumsi Seng

Dengan Perkembangan Motorik Kasar ............................................ 68

BAB. VI PEMBAHASAN…………………………………………………..

6.1 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 70

6.2 Gambaran Status Perkembangan Motorik Kasar ....................................... 71

6.3 Gambaran Asupan Energi Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar.................................................................... 72

6.4 Gambaran Asupan Protein Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar ................................................................... 75

6.5 Gambaran Asupan Lemak Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar ................................................................... 78

6.6 Gambaran Asupan Karbohidrat Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar.................................................................... 81

6.7 Gambaran Asupan Besi Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar.................................................................... 84

Page 14: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

xiii

6.8 Gambaran Asupan Seng Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar ................................................................... 88

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan .................................................................................................... 93

7.2 Saran ........................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 98

LAMPIRAN………………………………………………………………… 104

Page 15: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Energi Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan AKG

2013 Rata-Rata Perhari…………………………………………..

28

Tabel 2.2 Kebutuhan Protein Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan AKG

2013 Rata-Rata Perhari…………………………………………..

31

Tabel 2.3 Kebutuhan Karbohidrat Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan

AKG 2013 Rata-Rata Perhari…………………………………….

32

Tabel 2.4 Kebutuhan Lemak Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan AKG

2013 Rata-Rata Perhari…………………………………………..

35

Tabel 2.5 Kebutuhan Seng Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan AKG 2013

Rata-Rata Perhari………………………………………………...

36

Tabel 2.6 Kebutuhan Besi Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan AKG 2013

Rata-Rata Perhari………………………………………………...

37

Tabel 3.2 Definisi Operasional…………………………………………...... 41

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Yang Dibutuhkan Setiap Posyandu……….......... 49

Tabel 5.1 Distribusi Konsumsi Energi …………………………………….. 55

Tabel 5.2 Distribusi Konsumsi Protein ……………………………………. 56

Tabel 5.3 Distribusi Konsumsi Lemak …………………………………….. 57

Tabel 5.4 Distribusi Konsumsi Karbohidrat ……………………………….. 58

Tabel 5.5 Distribusi Konsumsi Besi ………………………………….......... 58

Tabel 5.6 Distribusi Konsumsi Seng ………………………………………. 59

Tabel 5.7 Gambaran Perkembangan Motorik Kasar Anak …....................... 60

Tabel 5.8 Analisis Hubungan Antara Konsumsi Energi Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Anak ………………….................

61

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Antara Konsumsi Protein Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Anak ………………….................

63

Tabel 5.10 Analisis Hubungan Antara Konsumsi Lemak Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Anak ………………….................

64

Tabel 5.11 Analisis Hubungan Antara Konsumsi Kerbohidrat Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Anak ………………….................

65

Tabel 5.12 Analisis Hubungan Antara Konsumsi Besi Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Anak…………………..................

67

Tabel 5.13 Analisis Hubungan Antara Konsumsi Seng Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Anak ………………….................

68

Page 16: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 39

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 40

Page 17: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Lampiran

1 Formulir Food Frequensi Semiquantitative

2 Kuesioner Denver II

3 Food Model

4 Surat Izin Penelitian

5 Hasil Univariat

6 Hasil Bivariat

Page 18: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada

usia 0-24 bulan sehingga masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”

atau periode emas dan periode kritis. Golden age merupakan masa yang sangat

penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini

mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Pemberian asupan gizi yang

sesuai untuk tumbuh kembang secara optimal juga perlu diperhatikan, karena jika

asupan gizi tidak terpenuhi sesuai kebutuhannya, golden age akan menjadi

periode kritis. Dimana periode kritis ini akan mengganggu tumbuh kembang bayi

dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Selain itu pada usia

tersebut, rentan terjadi malnutrisi dan stunting yang merupakan keadaan

malnutrisi kronik yang berkaitan dengan perkembangan otak anak khususnya

terhadap bagian cerebellum yang merupakan pusat koordinasi gerak motorik

(Nutrisiani, 2010).

Soetjiningsih (1995) menyebutkan bahwa perkembangan anak meliputi

perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar dan halus), personal

sosial dan adaptif. Perkembangan motorik kasar pada anak lebih dahulu terlihat

dibandingkan motorik halus seperti kegiatan memegang benda ukuran besar

daripada ukuran kecil (Sutrisno, 2014). Motorik kasar merupakan gerak tubuh

yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh

Page 19: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

2

motorik kasar diperlukan untuk anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun

tangga dan sebagainya (Sunaryo dalam Sutrisno, 2014).

Perkembangan motorik kasar anak merupakan aspek penting dalam

kehidupan beragama. Agama islam telah pula menekankan pentingnya

memberikan pendidikan dan pengajaran terhadap anak secara baik. Hal ini

ditegaskan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam (SAW) yang bersabda dengan

artinya: “ dari Abi Rafi: Kewajiban orang tua terhadap anaknya mengajari

berenang dan memanah, mengajarinya tulis baca, tidak memberinya rezeki

kecuali yang baik” (HR.Baihaqi). Selanjutnya dalam hadits yang lain Rasulullah

SAW bersabda yang artinya: “ Mengapa tidak diajarkan padanya (anak) menenun

sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca” (HR.Nasai).

Lalu At-Thabrani meriwayatkan banwa Rasulullah SAW bersabda yang

artinya: “ Segala sesuatu dengan tidak menyebut asma Allah, maka ia adalah

senda gurau belaka, kecuali empat perkara: berjalannya seseorang antara dua

tujuan (untuk memanah), latihan dalam menunggang kuda, bermain dengan

keluarga dan belajar renang”.

Penjelasan beberapa hadits yang disabdakan Rasulullah SAW seperti yang

diungkapkan di atas, seperti memanah, berenang, dan berpacu kuda merupakan

aktivitas otot-otot besar dalam gerakan motorik kasar yang membutuhkan

rangsangan gerak yang terkoordinasikan oleh otak. Kegiatan memanah selain

melatih gerak otot juga melatih daya fokus dan tepat sasaran sehingga diperlukan

dukungan penyampaian impuls yang baik dalam otak, maka dibutuhkannya

Page 20: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

3

asupan gizi yang cukup. Begitu Islam telah mengajarkan pentingnya gerak

motorik kasar diajarkan sejak dini.

Menurut Hurlock(1978) perkembangan motorik berarti perkembangan

pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan

otot yang terkoordinasi. Cerebellum atau otak yang lebih bawah yang

mengendalikan keseimbangan, berkembang dengan cepat selama tahun awal

kehidupan dan praktis mencapai ukuran kematangan pada waktu anak berusia 5

tahun, demikian juga otak yang lebih atas atau cerebrum, khususnya ruang masuk

depan yang mengendalikan gerakan terampil berkembang dalam beberapa tahun

permulaan. Gerakan terampil belum dapat dikuasai sebelum mekanisme otot anak

berkembang. Kemampuan anak untuk dapat mengembangkan kemampuan saraf

motoriknya adalah melalui pemberian asupan gizi yang seimbang. Pemberian

asupan gizi yang sangat berperan dalam tumbuh kembang anak mulai dari janin

dalam kandungan, balita, anak usia sekolah, remaja bahkan sampai dewasa

(Zaviera, 2008).

Apabila anak mengalami kekurangan gizi akan berdampak pada

keterbatasan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, peradangan kulit dan akhirnya

dapat menghambat perkembangan anak meliputi kognitif, motorik, bahasa, dan

keterampilannya dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi baik. Salah

satu proses kemampuan motorik anak adalah kemampuan motorik kasar yang

berkaitan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh gerakan otot-otot besar (Antoni,

2005).

Page 21: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

4

Asupan gizi yang harus terpenuhi untuk anak juga dijelaskan dalam ajaran

Islam seperti yang dituangkan dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 88

Artinya: “ Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah

telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman

kepada-Nya”.

Asupan gizi diperoleh dari bahan makanan yang halal, menurut syariat

merupakan makanan yang diperoleh, diolah dan dikonsumsi dengan cara yang

tidak dilarang dan bukan asupan makanan yang diharamkan berdasarkan segi

zatnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2003), dari 98 anak yang diteliti

60% perkembangan motoriknya baik dan sisanya mengalami perkembangan yang

terlambat yaitu 40%. Ditemukan bahwa ada hubungan antara status gizi, asupan

gizi seperti energi dan asupan protein terhadap perkembangan motorik kasar

balita. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Olney, et al (2007) dalam Lisma

(2010) menunjukan bahwa anak di Kepulauan Timur Afrika (Zanzibari) yang

kekurangan zat besi, anemia dan stunting memiliki skor kemampuan motorik

kasar lebih rendah dan membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan

gerakan-gerakan perpindahan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekurangan beberapa zat gizi

mempunyai dampak negatif terhadap proses pertumbuhan kembang otak. Anak

Page 22: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

5

membutuhkan energi dan protein per kilogram berat badan lebih banyak daripada

orang dewasa, karena anak masih bertumbuh dan berkembang. Selain itu nutrisi

yang dikonsumsi harus seimbang. Artinya, proporsi protein, hidrat arang, dan

lemak masing-masing adalah 10-20%, 50-60% dan 20-30% dari kalori yang

dibutuhkan. Kelengkapan zat gizi dalam makanan merupakan hal yang mutlak

dengan jumlah yang sesuai dengan angka kecukupan gizi (Zaviera, 2008).

Asupan gizi merupakan kebutuhan anak yang berperan dalam proses

tumbuh kembang terutama tumbuh kembang otak. Berdasarkan Susanty, et al

(2012) asupan zat gizi yang penting untuk fungsi motorik meliputi energi, protein,

besi dan seng. Energi dan protein berperan dalam proses proliferasi, difersensiasi

sel, dan synaptogenesis. Besi berperan dalam sistesis monoamine, metabolisme

energi di neuron dan sel glia serta mielinisasi. Seng berperan dalam sistesis DNA

dan pelepasan neurotransmitter. Didapatkan hasil uji korelasi menunjukan ada

hubungan asupan energi dengan perkembangan kasar sebesar 20%, sedangkan

untuk asupan protein sebesar 27% yang berhubungan dengan perkembangan

motorik kasar anak.

Selain itu hasil penelitian Kartika, dkk (2002) menunjukan bahwa terdapat

perbedaan laju pertumbuhan motorik pada anak yang diberi suplementasi tinggi

energi dan zat mikro, didapatkan sebesar 66,7% anak mengalami kemampuan

motorik kasar lambat akibat asupan energi kurang, dan 80% anak mengalami

kekurangan asupan protein sehingga kemampuan motorik kasar anak terganggu.

Oleh karena itu, asupan gizi yang baik akan menunjang pertumbuhan dan

Page 23: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

6

perkembangan anak, karena zat gizi memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak khususnya perkembangan motorik kasar anak.

Sampai saat ini deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan balita di

Indonesia belum dilakukan secara rutin, sehingga belum terlihat pelaporan yang

menunjukan tentang kondisi tumbuh kembang balita. Perhatian utama masih

difokuskan pada pertumbuhan fisik yang pemantauannya dilakukan di posyandu

secara berkali melalui kegiatan penimbangan.

Perkembangan motor milestone pada anak normal terjadi dari 0 bulan

sampai mencapai kemampuan maksimal seperti berjalan, berlari, melompati pada

usia 18 bulan. Pada usia 0 sampai 3 bulan tidak ada perubahan perkembangan

yang berbeda, yaitu hanya terlentang saja. Pada usia 3-18 bulan terjadi

perkembangan otak optimal sehingga masa ini disebut masa critical period dan

peranan gizi sangat signifikan. Makanan yang diberikan pada waktu

perkembangan otak yang pesat tersebut berhubungan erat dengan nasib anak di

kemudian hari, apakan menjadi cerdas atau kurang cerdas otaknya. WHO

merekomendasikan bahwa anak mulai menerima makanan pada usia 6 bulan

selain ASI, awalnya 2-3 kali sehari, pada usia anak 6-8 bulan meningkat menjadi

3-4 kali sehari, dan pada usia 9-11 bulan dan 12-24 bulan diberikan makanan

tambahan bergizi 1-2 per hari diantara waktu makan (WHO, 2005).

Beberapa tahun terakhir ini semakin meningkatnya angka kejadian seperti

keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autism di Amerika Serikat 12%-16%,

Thailand 24%, Argentina 22% dan di Indonesia antara 13%-18% (Alimul, 2010).

Page 24: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

7

Hasil survei Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006, diketahui sekitar

16 % dari anak usia di bawah lima tahun mengalami gangguan perkembangan

saraf dan otak mulai ringan sampai berat. Sedangkan menurut Pusponegoro

(2006) dalam Nursadiyah (2010) menjelaskan setiap 2 dari 1.000 bayi mengalami

gangguan perkembangan motorik, oleh karenanya diperlukannya kecepatan

menegakkan diagnosis dan terapi jika diperlukan dalam proses penyembuhan.

Menurut Riskesdas (2010), diketahui prevalensi berat kurang sebesar

17,9% terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Dan provinsi Banten

termasuk ke dalam 18 provinsi yang memiliki angka prevalensi lebih besar dari

nasional dengan angka 30,5%.

Berdasarkan data dinas kesehatan kota Tangerang tahun 2010, puskesmas

Pamulang merupakan puskesmas yang prevalensi gizi buruk tertinggi pertama

yaitu sebesar 2,17%.Wilayah kerja puskesmas Pamulang meliputi 4 kelurahan

yaitu kelurahan Pamulang Barat, kelurahan Pamulang Timur, kelurahan Pondok

Cabe Ilir dan kelurahan Pondok Cabe Udik. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi,

prevalensi gizi kurang yang paling banyak ditemukan terjadi di Pamulang Barat

sebesar 2,36%, dengan demikian menunjukan bahwa kelurahan Pamulang Barat

merupakan kelurahan dengan prevalensi tertinggi. Oleh karena itu peneliti

melakukan penelitian di wilayah kelurahan Pamulang Barat.

Permasalahan kesehatan pada bayi yang berkaitan dengan ketidak

normalan perkembangan motorik kasar, telah dilaporkan terjadi di wilayah

Labang Bangkalan Madura dengan hasil menunjukan 91,7% responden (Fitria

dalam Sulpi 2013). Namun data penelitian mengenai hal ini terutama di wilayah

Page 25: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

8

Tangerang Selatan sangat terbatas. Selanjutnya berdasarkan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Yekti (2008) dalam Sutrisno (2014) diketahui bahwa tingkat

perkembangan motorik kasar anak wilayah kerja puskesmas Kampung Sawah

pada baduta mengalami keterlambatan pada periode tertentu sebanyak 34 anak

(77,3%). Sedangkan jumlah baduta yang motorik kasarnya normal hanya 10 anak

(22,7%).

Selain itu dari hasil studi pendahuluan, observasi dan wawancara

sementara yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Pamulang Barat pada anak

usia rentang 6-18 bulan diketahui bahwa 60% anak berada pada status

perkembangan motorik kurang dan suspect, serta 40% anak berada pada status

perkembangan motorik normal.

Dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami malnutrisi akan

mengalami keterlambatan kematangan sel saraf bagian cerebellum sebagai pusat

koordinasi gerak motorik. Jika perkembangan motorik tidak optimal, maka akan

mempengaruhi terhadap keberlangsungan hidup pada masa yang akan datang.

Melihat uraian masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Hubungan Asupan Gizi terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada Anak 6- 18

bulan di Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Perkembangan motorik adalah segala kegiatan yang diatur oleh otak, dan

asupan gizi harus dipenuhi untuk mengoptimalkan kerja otak dalam

mengkoordinasikan otot gerak disetiap aktifitas perkembangan motorik kasar. Jika

Page 26: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

9

asupan gizi kurang, maka akan mempengaruhi kerja otak dalam

mengkoordinasikan gerak otot, sehingga status perkembangan motorik kasar anak

akan mengalami gangguan. Dari hasil studi pendahuluan di Kelurahan Pamulang

Barat, ditemukan 60% orang anak yang mengalami perkembangan motorik kasar

berada pada status kurang dan suspect dan hanya 40% anak berstatus normal.

Makanan yang diberikan pada waktu perkembangan otak yang pesat,

berhubungan erat dengan nasib anak di kemudian hari, apakah menjadi normal

atau mengalami gangguan dalam perkembangan motorik kasarnya.

Hal ini yang menjadikan peneliti ingin meneliti pada usia 6-18 bulan,

pemilihan dimulai dari 6 bulan dikarenakan anak baru terlepas dari

mengkonsumsi ASI ekslusif dan baru mengenal asupan makanan selain ASI, yaitu

makanan tambahan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui hubungan asupan

gizi dengan perkembangan motorik anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang

Barat pada tahun 2014.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut di atas, adapun hal yang menjadi pertanyaan

penelitian yaitu:

1. Bagaimana gambaran motorik kasar pada anak usia 6 sampai 18 bulan

di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran asupan energi pada anak usia 6 sampai 18 bulan

di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

3. Bagaimana gambaran asupan protein pada anak usia 6 sampai 18 bulan

di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

Page 27: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

10

4. Bagaimana gambaran asupan lemak pada anak usia 6 sampai 18 bulan

di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

5. Bagaimana gambaran asupan karbohidrat pada anak usia 6 sampai 18

bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

6. Bagaimana gambaran asupan besi (Fe) pada anak usia 6 sampai 18

bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

7. Bagaimana gambaran asupan seng (Zn) pada anak usia 6 sampai 18

bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014?

8. Adakah hubungan asupan energi dengan perkembangan motorik kasar

anak usia 6 sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014?

9. Adakah hubungan asupan protein dengan perkembangan motorik kasar

anak usia 6 sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014?

10. Adakah hubungan asupan lemak dengan perkembangan motorik kasar

anak usia 6 sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014?

11. Adakah hubungan asupan karbohidrat dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6 sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014?

12. Adakah hubungan asupan zat besi (Fe) dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6 sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014?

Page 28: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

11

13. Adakah hubungan asupan seng (Zinc) dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6 sampai 18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan asupan gizi seperti energi, protein, karbohidrat,

lemak, Seng (Zinc) dan Besi (Fe) terhadap perkembangan motorik kasar anak

usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran perkembangan motorik kasar pada anak usia

6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

2. Diketahui gambaran asupan energi pada anak usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

3. Diketahui gambaran asupan protein pada anak usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

4. Diketahui gambaran asupan lemak pada anak usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

5. Diketahui gambaran asupan karbohidrat pada anak usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

6. Diketahui gambaran asupan besi (Fe) pada anak usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

Page 29: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

12

7. Diketahui gambaran asupan seng (Zn) pada anak usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

8. Diketahuinya hubungan asupan energi dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

9. Diketahuinya hubungan asupan protein dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

10. Diketahuinya hubungan asupan lemak dengan perkembangan motorik

kasar anak 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

11. Diketahuinya hubungan asupan karbohidrat dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat

tahun 2014.

12. Diketahuinya hubungan asupan zat besi dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

13. Diketahuinya hubungan asupan seng dengan perkembangan motorik

kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelititan tentang hubungan asupan gizi

terhadap perkembangan motorik anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang

Barat tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Pesan Rasulullah SAW: “Khairunnas anfa’uhum linnaas “ yang artinya

“sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.

Page 30: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

13

Seperti halnya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain,

berikut manfaat penelitian:

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam

program gizi di Puskemas Kecamatan pamulang.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua agar bisa

memberikan asupan gizi yang tepat dalam perkembangan motorik

kasar pada balita.

3. Bagi Penelitian

Memperoleh pengalaman langsung dalam merencanakan,

melaksanakan dan menyusun hasil penelitian tentang hubungan asupan

gizi dengan perkembangan motorik kasar anak di Kelurahan Pamulang

Barat tahun 2014. Selain itu untuk memperkuat hasil penelitian yang

telah ada dan menjadi acuan untuk penelitian terkait yang lebih

spesifik.

4. Bagi Kader Posyandu

Kader posyandu sebagai tonggak kesehatan pertama dalam

masyarakat diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan KMS-P

sebagai pemantau perkembangan dan bukan hanya pemantauan

pertumbuhan. Selain itu dapat memberikan PMT yang sesuai dengan

usia anak.

Page 31: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

14

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peminatan gizi masyarakat

program studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

mengetahui hubungan asupan gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia

6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang tahun 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang

dilaksanakan pada bulan April-Desember tahun 2014. Sampel penelitian ini

dilakukan pada anak usia 6-18 bulan yang berada di Kelurahan Pamulang Barat

dengan melihat asupan gizi yang dikonsumsi dan perkembangan motoriknya. Data

yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari instrument penelitian

yaitu food frequency semiquantitatif dan lembar denver II untuk menentukan

penilaian status perkembangan motorik kasar pada anak.

Page 32: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Motorik Kasar

2.1.1 Pengertian Motorik Kasar

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan

tubuh melalui kegiatan yang terintegrasi antara susunan saraf, otot, otak dan

spinal cord (Hurlock, 1995). Perkembangan motorik adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan dan semua

gerakan yang mungkin dilakukan oleh tubuh manusia.

Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995),

motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan

dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-

otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan

berlari.

Sejalan dengan pemaparan Sujiono (2007) dalam Sutrisno (2014)

mengemukakan bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang

membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, melibatkan aktivitas

otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh. Gerakan ini

memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar,

membutuhkan kematangan dalam koordinasi.

Selanjutnya menurut Satoto (1990) dalam Sulpi (2013) menyatakan bahwa

perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan mengontrol gerakan-

gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara SSP (Sistem Saraf

Page 33: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

16

Pusat), saraf perifer, dan otot yang dimulai dengan gerakan-gerakan kasar yang

kemudian dilanjutkan dengan gerakan halus. Artinya, perkembangan motorik

kasar lebih dahulu berkembang dibanding dengan perkembangan motorik halus.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bawa perkembangan motorik

kasar merupakan aktivitas gerakan bagian tubuh yang dikoordinasikan oleh otak

sebagai pusat gerak. Selain itu sebagai proses tumbuh kembang kemampuan gerak

seorang anak, gerakan merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari

berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

2.1.2 Prinsip Perkembangan Motorik Kasar

Menurut Hurlock (1978) menyatakan bahwa ada lima prinsip

perkembangan motorik kasar yang diuraikan sebagai berikut:

1. Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan

syaraf.

Otak sebagai pusat koordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak, akan

mempengaruhi perkembangan motorik. Dibutuhkan kematangan

perkembangan sistem syaraf otak yang dapat mengatur otot, dimana

semakin baik perkembangan sitem otak maka akan baik pula

perkembangan motorik anak, karena didukung oleh kekuatan otot yang

baik.

2. Perkembangan yang berlangsung secara terus-menerus.

Berdasarkan hukum rangkaian perkembangan, hukum cephalocaudal

menerangkan bahwa perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kaki

hingga ke kepala, kemajuan struktur dan funsi pertama-tama terjadi di

Page 34: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

17

kepala, kemudian badan dan terakhir di tungkai. Hukun proximodisal

menerangkan tentang perkembangan bergerak dari yang dekat ke yang

jauh. Adanya tahapan dari tonjolan lengan memanjang dan kemudian

berkembang menjadi tangan dan jari.

3. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan.

Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan

tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Setiap

perkembangan motorik dapat diramalkan, misalnya anak yang dapat duduk

lebih dahulu maka akan lebih awal pula dalam berjalan dibandingkan anak

yang duduknya terlambat.

4. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik.

Urutan perkembangan setiap anak sama, akan tetapi faktor genetik dan

lingkungan yang mempengaruhi kecepatan perkembangannya.

5. Reflek primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari.

Gerakan yang tidak disadari atau reflek primitive secara otomatis pada usia

tertentu harus sudah hilang karena dapat menghambat gerakan yang

disadari.

2.1.3 Aspek-Aspek Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik

a. Kematangan Syaraf

Syaraf berfungsi mengontrol gerakan motorik yang dilakukan anak

secara luas. Otak besar yang mengontrol gerakan motorik kasar

Page 35: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

18

berkembang lebih cepat dibandingkan otak kecil yang mengontrol gerakan

motorik halus.

b. Sistem Syaraf

Sistem syaraf merupakan salah satu sistem organ yang ada di tubuh

manusia yang merupakan sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel

syaraf di setiap bagian dari tubuh memainkan peran dalam proses

menanggapi rangsangan dan pengendalian otot-otot.

c. Mekanisme Gerak

d. Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1) Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan

kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi

berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena

konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan

aktivitas miofibril.

2) Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot

berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil

penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda

dan summasi bergelombang).

3) Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu

sendiri.

4) Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat

sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.

Page 36: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

19

5) Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah

dihabiskan, sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS

melalui mekanisme pemompaan.

e. Gizi

Anak yang mengalami kurang energi dan protein akan menjadi tidak

aktif, apatis, pasif dan tidak mampu berkonsentrasi, hal ini disebut

functional isolationis yang terjadi pula pada tikus kurang gizi.

Ketersediaan energi yang cukup banyak dibutuhkan dalam melakukan

aktifitas motorik seperti tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan dan

berlari, jika mengalami KEP, akan ada keterlambatan dalam

perkembangan motor milestone.

Usia kurang dari 18 bulan membawa keuntungan yang nyata terhadap

kecerdasan anak sampai 8 tahun kemudian, dan perkembangan neurologi

sebelum 18 bulan berhubungan erat dengan defisiensi gizi yang dapat

bersifat permanen karena umur 18 merupakan batas atau cut off point

dimana masa kritisnya terjadi pada usia 6-18 bulan. Kurangnya asupan gizi

dapat berakibat defisitnya myelinisasi pada otak, artinya terjadi kesulitan

dalam menghantarkan informasi dari satu neuron ke neuron yang lain.

2.1.4 Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 6-18 Bulan

Kemampuan perkembangan motorik kasar yang harus dicapai anak sesuai

usianya berdasarkan Depkes, 2006 adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Usia 6 Bulan:

- Mengangkat dan menurunkan bokong serta punggungnya.

Page 37: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

20

- Merespon dengan riang gembira ketika diberikan stimulus.

- Menggoyangkan kedua kakinya.

- Dapat merangkak.

b. Kelompok Usia 9 Bulan:

- Mengangkat dan menurunkan bokong serta punggungnya.

- Dapat duduk dengan sendiri selama 60 detik.

- Dapat merangkak.

- Dapat mencoba berdiri dengan berpegangan.

c. Kelompok Usia 12 Bulan:

- Anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan

pada kursi/meja.

- Anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan.

- Anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan.

d. Kelompok Usia 15 Bulan:

- Anak dapat berjalan sendiri atau jalan dengan berpegangan.

- Anak dapat berdiri sendiri tanpa pegangan selama kira-kira 5 detik.

- Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau

lebih.

- Tanpa pegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat

membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri

kembali.

- Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyun-

huyun.

Page 38: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

21

e. Kelompok Usia 18 Bulan:

- Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik.

- Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau

lebih.

- Tanpa pegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat

membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri

kembali.

- Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyun-

huyun.

2.1.5 Penilaian Perkembangan Motorik Pada Anak

Dalam Moersintowarti (2002) menyatakan bahwa perkembangan anak

pada fase awal dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional yaitu motorik

kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara bahasa dan pendengaran, sosial

emosi dan perilaku.

Kemajuan perkembangan pada anak ditentukan oleh pencapaian

kemampuan fungsionalnya dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Terdapat pola kemajuan perkembangan yang nyata dan konsisten dan

dapat digambarkan dalam patokan kemampuan perkembangan berjenjang

yang penting.

b. Kemajuan perkembangan untuk setiap kemampuan selalu

dipertimbangkan dalam jangka panjang terhadap waktu.

c. Terdapat skala waktu yang lebar dalam rentang yang normal.

Page 39: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

22

d. Angka median umur untuk kemampuan menunjukan bahwa 50% populasi

standar akan mencapai tingkatan kemampuan tersebut, akan tetapi tidak

menunjukan apakah seseorang berada di luar rentang normal.

e. Batasan usia menunjukan bahwa suatu patokan kemampuan sudah harus

dicapai, batas ini penting untuk memonitor perkembangan, bila gagal

mencapainya memberikan petunjuk untuk segera melakukan penilaian

yang lebih rinci, pemeriksaan dan intervensi.

Penilaian perkembangan anak dilakukan pada program kegiatan surveilans

dan skrining, kepedulian orang tua, dan oleh para professional di bidang

perkembangan anak. Salah satu instrument untuk skrining yang dipakai adalah

Denver II yang merupakan penilaian perkembangan anak yang memenuhi semua

persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik dan yang paling

luas digunakan. Soetjiningsih (1995) menerangkan bahwa tes denver II dapat

diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi serta mudah dan cepat

dilakukan. Denver II memiliki empat kelompok besar yang disebut sektor

perkembangan yang meliputi:

a. Perilaku sosial (Personal social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Gerakan Motorik halus (Fine motor adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengatasi

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

Page 40: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

23

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

c. Bahasa (Language)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan

respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

d. Gerakan motorik kasar (Gross motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan sikap tubuh yang

menggunakan otot-otot besar.

Lembar skor dari denver ini didesain unik, karena setiap item uji diwakili

dengan sebuah bar (batang) yang ditempatkan di antara skala usia, yaitu satu pada

bagian atas dan satu pada bagian bawah lembaran skor. Masing-masing batang

diskalakan untuk menunjukan 25%, 50%, 75%, dan 90% dari anak-anak normal

dapat menyelesaikan item tertentu. Penentuan item uji dimulai dengan

menentukan usia anak dalam skala usia kemudian menarik sebuah garis lurus dari

atas ke bawah skala. Jumlah item uji yang akan dipergunakan adalah bervariasi

terhadap usia. Item yang dilalui garis usia, akan dinilai dan tiga item yang berada

di sebelah kanan garis usia juga harus diperiksa. Masing-masing item akan

diberikan nilai :

a. P (Passed) lulus: apabila anak dapat melakukan semua kemampuan tes

yang diberikan dengan baik atau dari laporan ibu/pengasuh yang tepat dan

dipercaya bahwa anak dapat melakukannya.

Page 41: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

24

b. F (Fail) gagal: apabila anak gagal atau tidak dapat melakukan tes

kemampuan yang diberikan atau dari laporan ibu/pengasuh yang tepat dan

dapat dipercaya.

c. No (No Opportunity) tidak ada kesempatan: anak tidak mampu melakukan

kemampuan tes yang diberikan karena ada hambatan.

d. R (Resufal) menolak: anak menolak untuk melakukan tes.

e. B (By Report) dengan bantuan orang tua: anak melakukan tes dengan

bantuan orang tua. Apabila anak dapat melakukannya maka lulus,

sedangkan apabila anak tidak dapat melakukannya berarti gagal.

Setelah itu dihitung berapa jumlah P, F dan sebagainya. Berdasarkan pedoman

hasil tes diklasifikasikan dalam normal, suspect dan tidak dapat diuji.

1) Normal, jika; lulus semua tes kemampuan yang diberikan atau tidak

terdapat keterlambatan; ada 1 peringatan.

2) Suspect, jika; ada dua atau lebih peringatan atau 1 keterlambatan atau lebih

pada satu sektor.

3) Tidak normal, jika; apabila ada sektor menolak 1 atau lebih dari item yang

berada di sebelah garis umur; menolak lebih dari 1 item pada area 75%-

90%.

2.2 Kebutuhan Gizi Anak Balita

Supariasa (2001) menjelaskan gizi merupakan ilmu mengenai makanan,

zat makanan dan komponen lainnya, sedangkan zat gizi merupakan bagian dari

makanan. Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

Page 42: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

25

penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ

serta menghasilkan energi.

Makanan dan zat gizi adalah balok pembangun yang membantu

membentuk gigi, tulang dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan

saraf otak dan sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat

gizi dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua zat

gizi yang dibutuhkan anak, yang paling baik adalah memberikan aneka ragam

makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat gizi (Supariasa, 2001).

Kebutuhan gizi adalah angka kecukupan yang diperlukan setiap individu

dalam memenuhi nutrisi untuk melakukan aktifitas. Setiap individu memiliki

angka kebutuhan gizi berbeda-beda, berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Kebutuhan gizi setiap individu tercantum dalam angka kecukupan gizi atau

disingkat dengan AKG.

Angka Kecukupan Gizi untuk anak balita dibedakan menjadi kelompok

umur, untuk anak usia 6-11 bulan kebutuhan energinya sebesar 650 kkal, 16 gram

untuk protein, 7 mg untuk kebutuhan besi, sedangkan zinc 7,9 mg. Usia 12-36

bulan kebutuhan energi meningkat menjadi 1000 kkal, 25 gram protein, 8 mg besi

dan 8,3 mg zinc. Semakin tinggi usia anak, semakin meningkat pula kebutuhan

asupan gizi yang wajib diperoleh anak. Selain ukuran berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi, Husin (2008 ) menjelaskan zat-zat gizi yang dibutuhkan anak

dalam masa tumbuh kembang, berikut ini adalah zat- zat tersebut:

Page 43: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

26

1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua

jenis yaitu karbohidrat sederhana (gula, pasir dan gula merah)

sedangkan karbohidrat kompleks (tepung, beras, jagung, gandum).

2. Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-

kacangan, tahu dan tempe.

3. Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak

hewan atau lemak tumbuhan.

4. Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam

jumlah sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh.

a. Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata dan kulit yaitu

mencegah kelainan bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju,

mentega, kuning telur, minyak ikan, sayuran dan buah-buahan

segar (wortel, pepaya, mangga, daun singkong, daun ubi jalar).

b. Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi

normal, mencegah penyakit beri-beri dan anemia. Vitamin ini

terdapat di dalam nasi, roti, susu, daging dan tempe.

c. Vitamin C berguna untuk pembentukan integritas jaringan dan

peningkatan penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi,

jenis vitamin C banyak terdapat pada mangga, jeruk, pisang,

nangka.

5. Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta

mengatur keseimbangan cairan tubuh.

Page 44: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

27

a. Zat besi berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan. Zat ini terdapat dalam daging,

ikan dan hati ayam.

b. Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Zat ini

terdapat dalam susu sapi.

c. Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan

dengan daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat

ini terdapat dalam rumput laut dan sea food.

2.3 Hubungan Asupan Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak

Asupan gizi merupakan kebutuhaan anak yang berperan dalam proses

tumbuh kembang terutama dalam perkembangan otak. Kemampuan anak untuk

dapat mengembangkan kemampuan saraf motoriknya adalah melalui pemberian

asupan gizi yang seimbang. Pemberian asupan gizi seimbang ini sangat berperan

dalam tumbuh kembang anak mulai dari janin dalam kandungan, balita, anak usia

sekolah, remaja bahkan sampai dewasa (Zaviera, 2008).

Budiarti, et al (2011) menerangkan bahwa asupan gizi sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik perkembangan motorik kasar atau

motorik halus. Selanjutnya menurut Susanthy, et al (2012) juga

mengklasifikasikan asupan gizi yang penting untuk fungsi motorik, yaitu energi,

protein, seng dan besi.

2.3.1 Energi

Tubuh manusia membutuhkan pasokan energi yang terus menerus

layaknya seperti mesin. Membutuhkan energi untuk kelangsungan hidupnya,

Page 45: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

28

untuk melakukan setiap aktifitas atau kegiatan sehari-hari. Energi diperoleh dari

pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Energi diperoleh dari zat gizi yang

terdapat dalam makanan: karbohidrat kompleks, lemak, protein dan gula

sederhana. Kalori yang dibutuhkan pada masa balita adalah sekitar 1300–1500

kalori per hari (Nursalam, 2005). Sedangkan untuk anak usia 6-18 bulan

dibutuhkan kecukupan energi sebesar 650-1000 kkalori per hari. Tanpa energi,

fungsi tubuh yang penting tidak mungkin berjalan karena tubuh manusia

membutuhkan pasokan energi terus menerus. Pasokan energi diperoleh dari

makanan yang dikonsumsi. Berikut tabel 2.1 mengenai kebutuhan energi anak

usia 6-18 bulan:

Tabel 2.1

Kebutuhan Energi Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan

Gizi 2013 Rata-rata Perhari

No Kelompok Umur Energi (Kkal)

1 0-6 bulan 550

2 7-11 bulan 650

4 12-18 bulan 1000

Sumber: AKG, 2013

Energi diperlukan untuk kelangsungan proses-proses didalam tubuh seperti

proses perederan dan sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan, pencernaan, dan

untuk bergerak atau melakukan aktifitas fisik. Energi ditimbulkan karena adanya

pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, oleh karena itu, dibutuhkan asupan

yang cukup dan seimbang.

Gerak motorik merupakan gerak yang dibanyak dilakukan oleh kerja otot,

dan untuk melaksanakan kerja otot itu dibutuhkan energi. Menurut Susanthy, et al

Page 46: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

29

(2012) menyatakan bahwa energi dapat mempengaruhi zat kimia yang ada di otak

yang sering disebut neurotransmitter yang bertugas dalam menghantarkan impuls

dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik.

Perkembangan motorik kasar adalah bagaimana keterampilan anak dalam

menjaga keseimbangan tubuhnya mulai dari merangkak sampai berjalan dan

berlari. Untuk melakukan gerakan itu dibutuhkan energi yang cukup sesuai angka

kecukupan gizi berdasarkan umurnya. Aktivitas motorik membutuhkan

ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan,

dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi

(Husaini, dkk 2003).

2.3.2 Protein

Selain asupan energi yang dibutuhkan untuk perkembangan dan

pertumbuhan, protein merupakan asupan yang bermanfaat dalam membangun sel-

sel yang telah rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti hormon dan enzim.

Protein merupakan zat gizi yang berperan dalam fungsi motorik dan mempunyai

fungsi yang sama dengan energi dalam proses proliferasi, diferensial sel dan

synaptogenesis. Protein disusun oleh asam amino yaitu esensial dan non esensial.

Dimana asam amino tirosin merupakan jenis asam amino yang berhubungan

dengan mekanisme gerak motorik yang mengantarkan impuls dari satu saraf ke

saraf lain.

Protein merupakan bahan utama dalam pembentukan jaringan, baik

jaringan tubuh tumbuh-tumbuhan maupun tubuh manusia dan hewan. Menurut

Sunita Almatsier (2009), protein berfungsi :

Page 47: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

30

1. Membangun sel-sel yang rusak.

2. Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.

3. Membentuk zat anti energi, dalam hal ini tiap protein menghasilkan

sekitar 4,1 kalori.

4. Mengatur keseimbangan air.

5. Memelihara netralitas tubuh.

6. Pembentukan antibodi.

7. Mengangkut zat-zat gizi.

Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor

pada anak-anak dibawah lima tahun. Kekurangan protein juga sering ditemukan

secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang

dinamakan marasmus (Almatsier, 2009).

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar

tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di

dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam

kulit dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein mempunyai

fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta

memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2009). Berikut tabel 2.2

mengenai kebutuhan protein pada anak usia 6-18 bulan:

Page 48: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

31

Tabel 2.2

Kebutuhan Protein Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan

Gizi 2013 Rata-rata Perhari

No Kelompok Umur Protein (gr)

1 0-6 bulan 10

2 7-11 bulan 16

4 12-18 bulan 25

Sumber: AKG, 2013

Protein mempunyai fungsi penting dalam membangun dan memelihara sel

jaringan tubuh. Protein juga merupakan prekursor untuk neurotransmitter yang

mendukung perkembangan otak. Fungsi otak yang baik tergantung pada kapasitas

menyerap dan memproses informasi. Neurotransmitter catecholamies dibentuk

dari asam amino penting: Tyrosine dan neurotransmitter serotonin dibentuk dari

Tryptophan. Serotonin menstimulasi tidur yang penting untuk perkembangan otak

dalam memproses informasi, sedangkan catecholamine berkaitan dengan keadaan

siaga yang membantu menyerap informasi di otak. Sumber protein antara lain

seperti ikan, susu, daging, telur dan kacang-kacangan (Nursalam, 2005).

Menurut Susanhty, et al (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna secara statistik antara asupan protein dengan perkembangan

motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus dengan nilai p value 0,027.

2.3.3 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi utama bagi

tubuh, selain protein dan lemak. Karbohidrat yang terkandung dalam makanan

pada umumnya hanya ada 3 jenis yaitu : Polisakarida, Disakarida dan

Monosakarida (Sediaoetama, 2010).

Page 49: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

32

Karbohidrat lebih banyak terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, ubi kayu dan lain-lain. Fungsi utama

karbohidrat yaitu (Almatsier, 2009):

1. Sebagai sumber energi.

2. Untuk membentuk volume makanan.

3. Membantu cadangan energi dalam tubuh.

4. Penghemat protein.

5. Membantu pengeluaran feses.

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.

Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,

karena banyak didapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat

menghasilkan 4 Kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam

sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan

sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot dan sebagian diubah menjadi lemak

untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak

(Almatsier, 2009). Berikut angka kecukupan karbohidrat untuk anak usia 6-18

bulan:

Tabel 2.3

Kebutuhan Karbohidrat Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi 2013 Rata-rata Perhari

No Kelompok Umur Karbohidrat (gr)

1 0-6 bulan 58

2 7-11 bulan 82

4 12-18 bulan 155

Sumber: AKG, 2013

Page 50: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

33

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,

kacang-kacang kering dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie,

roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan sebagainya. Sebagian sayur dan buah tidak

banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti wortel dan bit serta

sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat dari pada

sayur daun-daunan (Almatsier, 2009).

Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang

dari energi yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami keseimbangan energi

negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila

terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang

dewasa penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Gejala yang

ditimbulkan adalah kurang perhatian, gelisah, lemah, cengeng, kurang

bersemangat dan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Akibat

berat pada bayi dinamakan marasmus dan disertai kekurangan protein dinamakan

kwashiorkor. Jika gabungan kekurangan energi dan protein dinamakan marasmus-

kwashiorkor. Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan

melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi

lemak dalam tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan.

Kegemukan ini bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat,

lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak atau berolahraga

(Almatsier, 2009).

Page 51: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

34

2.3.4 Lemak

Lemak dapat berasal dari hewan yang terutama mengandung asam lemak

jenuh dan lemak dari tumbuh-tumbuhan yang lebih banyak mengandung asam

lemak tak jenuh. Fungsinya sebagai pembentuk energi dalam tubuh dan sebagai

bahan bakar tubuh. Lemak merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen

serta termasuk minyak yang dapat larut dalam zat pelarut lemak. Kecukupan

lemak pada tubuh akan meningkatkan aktivitas hormon peka lipase trigliserida

sehingga metabolisme lemak dan asam lemak esensial dapat menghasilkan energi

dari aktifitas otot dan meningkatkan perkembangan motorik, jika kekurangan

lemak akan terjadi hal yang sebaliknya. Lemak mempengaruhi perkembangan dan

kemampuan otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA (asam lemak omega 3)

dan AA (asam lemak omega 6) adalah komponen utama struktur otak dan

mempunyai peran penting dalam perkembangan fungsi otak dan retina. Menurut

Karyadi (1995) dalam Delmi, et al (2009) melaporkan peranan DHA dalam

membangun 14 biliun sel otak atau sekitar 70% massa otak terdiri dari lemak

terjadi pada masa kritis antara masa kehamilan sampai usia 18 bulan tumbuh

kembang anak. Sphingomyelin adalah komponen utama dari sel saraf, jaringan

otak dan selubung myelin disekitar saraf. Sphingomyelin mempunyai peran dalam

mengirim sinyal dan membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak

lainnya. Sumber lemak antara lain seperti yang terdapat dalam minyak, santan,

dan mentega, roti dan kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk

perkembangan otak (Nursalam, 2005).

Page 52: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

35

Berikut tabel 2.4 kecukupan lemak untuk anak usia 6-18 bulan

berdasarkan Angka Kecukupan Gizi :

Tabel 2.4

Kebutuhan Lemak Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan

Gizi 2013 Rata-rata Perhari

No Kelompok Umur Lemak (g)

1 0-6 bulan 34

2 7-11 bulan 36

4 12-18 bulan 44

Sumber: AKG, 2013

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa,

kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega,

margarin dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah

kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu, keju dan

kuning telur serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan

buah (kecuali alpukat) sangat sedikit mengandung lemak (Almatsier, 2009).

2.3.5 Seng (Zn)

Zink yang biasanya juga disebut dengan Seng merupakan zat gizi yang

esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Seng (Zn)

merupakan mineral yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan sel,

khususnya dalam produksi enzim-enzim yang penting bagi sintesis RNA dan

DNA. Seng umumnya ada di dalam otak, dimana seng mengikat protein.

Kekurangan seng akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak,

fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi (Black, 1998 dalam

Nasution, 2004).

Page 53: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

36

Pada kegiatan lebih dari dua ratus enzim, seng berperan dalam berbagai

aspek metabolisme, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan

degradasi karbohidrat, protein, lipida dan asam nukleat (Almatsier, 2009).

Berikut tabel 2.5 kebutuhan seng untuk anak usia 6-18 bulan:

Tabel 2.5

Kebutuhan Seng Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi

2013 Rata-rata Perhari

No Kelompok Umur Seng (mg)

1 0-6 bulan 1,3

2 7-11 bulan 7,5

4 12-18 bulan 8,2

Sumber: AKG, 2013

Beberapa bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan seng

(Zinc) dan besi (Fe) adalah asam askorbat dan sitrat (pepaya, jambu biji, pisang,

mangga, semangka, pir, jeruk, lemon, apel, jus nenas, kembang kol, dan limau),

asam malak dan tartrat (wortel, kentang, tomat, labu, kol, dan lobak cina), asam

amino sistein (daging, kambing, daging babi, hati, ayam, dan ikan), dan produk-

produk fermentasi (kecap kacang kedelai, acar atau asinan kubis) (Nasution,

2004).

Beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan seng (Zinc) dan

besi (Fe) adalah fitat (beras, terigu, gandum, kacang kedelai, susu coklat, kacang

dan tumbuhan polong), polifenol (teh, kopi, bayam, kacang, tumbuhan polong,

rempah-rempah), kalsium dan fosfat (susu dan keju) (Gillespie, 1998 dalam

Nasution, 2004).

Page 54: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

37

2.3.6 Besi (Fe)

Besi atau Fe merupakan mineral mikro yang paling banyak di dalam tubuh

manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.

Meskipun luas, namun masih mengalami kekurangan zat besi yang sangat

berpengaruh terhadap produktifitas kerja, penampilan kognitif dan sistem

kekebalan tubuh (Almatsier, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi seperti tanin yang

merupakan polifenol dan terdapat didalam teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran

dan buah juga menghambat absorpsi besi dengan cara mengikatnya. Serat serelia

dan asam oksalat di dalam sayuran menjadi penghambat penyerapan besi.

Sedangkan asam organik seperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi

(Almatsier, 2009). Berikut kebutuhan besi untuk anak usia 6-18 bulan:

Tabel 2.6

Kebutuhan Besi Anak Usia 6-18 Bulan Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi

2013 Rata-rata Perhari

No Kelompok Umur Besi (mg)

1 0-6 bulan +5

2 7-11 bulan 7

4 12-18 bulan 8

Sumber: LIPI, AKG 2013

Susanthy, et al (2012) menyatakan bahwa mineral besi dan seng

merupakan zat gizi esensial yang berperan dalam fungsi motorik. Besi berperan

dalam sistesis monoamine, metabolisme energi di neuron dan sel glia, mielinisasi,

sistem neurotransmitter dan metabolisme dopamine. Seng berperan dalam

pelepasan DNA dan neurotransmitter.

Page 55: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

38

Menurut Husaini (2000) dalam Yekti (2008) menyatakan bahwa

kekurangan asupan gizi seperti zat besi menyebabkan berbagai keterbatasan antara

lain pertumbuhan mendatar, berat, dan tinggi badan menyimpang dari

pertumbuhan normal. Keadaan ini berintegrasi dengan keterlambatan dalam

perkembangan motorik anak. Efek defisiensi besi diduga menyebabkan gangguan

pembentukan myelin, fungsi neurotransmiter dan gangguan metabolisme otak

(Sunartini, 2009).

2.4 Penilaian Asupan Gizi

Penilaian ini dilakukan dengan mengumpulkan data konsumsi makanan

yang dapat memberikan gambaran tentang konsumsi zat gizi pada masyarakat,

keluarga dan individu. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan

penelitian, jumlah responden yang diteliti, umur dan jenis kelamin responden,

keadaan sosial ekonomi, ketersedian dana dan tenaga.

Berikut metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu, antara lain:

a. Recall 24 jam. Metode ini sesuai dengan namanya, yaitu mencatat jenis

dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.

Disini responden akan menceritakan semua yang dimakan dan diminum

selama 24 jam yang lalu.

b. Estimasi Food Records. Metode ini biasa disebut dengan food records atau

dietary records yang digunakan untuk jumlah dikonsumsi. Responden

akan mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum

Page 56: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

39

makan dalam ukuran rumah tangga atau menimbang dalam ukuran berat

gram dalam jangka waktu tertentu secara berturut-turut.

c. Penimbangan Makanan (food weighing). Metode ini melakukan

penimbangan dan pencatatan seluruh makanan dikonsumsi responden

selama 1 hari. Penimbangan bisa dilakukan beberapa hari, tergantung dari

tujuan, dana, dan tenaga yang tersedia.

d. Dietary History. Bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola

konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama.

e. Frekuensi Makanan (food frequency). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan

selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.

2.5 Kerangka Teori

Gangguan

motorikGangguan impuls saraf

otak

rendah

Asupan protein Asam amino esensial

rendah

neurotranmitter

Asupan Besi (Fe)

dan Seng (Zn)Pembentukan mielinBahan pembentuk

Sumber : Lind, (2004), Black MM, (2004), Susanthy, (2012)

Asupan

energi,

karbohidrat

dan lemak

Page 57: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

40

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan uraian mengenai perkembangan motorik anak yang telah

dijelaskan pada tinjauan kepustakaan, dapat dijelaskan bahwa masalah gizi

merupakan masalah yang komplek. Pada penelitian ini variabel yang diteliti

adalah hubungan asupan gizi terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 6-

18 bulan. Asupan gizi meliputi asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, besi

dan seng. Penelitian ini hanya dikhususkan terhadap asupan gizi terhadap

perkembangan motorik kasar anak balita. Karena pemberian asupan gizi berperan

dalam tumbuh kembang anak dan pematangan perkembangan sistem saraf otak

yang menjadi pengatur atau pusat kordinasi kemampuan motorik anak. Jadi,

variabel independen yang akan diteliti adalah asupan makanan dan variabel

dependen yang diteliti adalah perkembagan motorik anak.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 DEFENISI OPERATIONAL

Asupan Gizi

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Zinc (Seng)

Fe (Besi)

0

Status Perkembangan Motorik

Kasar anak usia 6-18 bulan

Page 58: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

41

3.2 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

Status Perkembangan

Motorik Kasar

Perkembangan aspek yang

berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan

pergerakan dan sikap tubuh

yang melibatkan otot-otot

besar seperti duduk, berdiri,

dan sebagainya.

Kemampuan anak melakukan

pergerakan motorik kasar

Wawancara

dan observasi,

perkembangan

motorik kasar

dinilai dengan

menggunakan

Denver II

menurut umur

anak.

Lembar

Denver II

1. Suspect dan tidak normal

jika; ada dua atau lebih

peringatan atau 1

keterlambatan atau lebih pada

satu sektor dan atau jika;

apabila ada sektor menolak 1

atau lebih dari item yang

berada di sebelah garis umur;

menolak lebih dari 1 item.

2. Normal, jika; lulus semua

tes kemampuan yang diberikan

atau tidak terdapat

Ordinal

Page 59: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

42

sesuai dengan usianya.

Kemampuan gerakan

tertinggi yang dapat dilakukan

responden sesuai dengan alat

ukur yang digunakan.

keterlambatan; ada 1

peringatan.

(W.K Frankenburg dan J.B.

Dodds, 1990)

Asupan Energi Banyaknya energi yang

dikonsumsi dalam makanan

dan minumam dalam satu

hari.

Wawancara

Kuesioner

semi FFQ

1. Kurang, bila ≤ 80% AKG

2. Cukup, bila > 80% AKG

(WNPG, 2004)

Ordinal

Asupan Protein Banyaknya protein yang

dikonsumsi dalam makanan

dan minumam dalam satu

hari.

Wawancara

Kuesioner

semi FFQ

1. Kurang, bila < 80% AKG

2. Cukup, bila ≥ 80% AKG

(WNPG, 2004)

Ordinal

Page 60: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

43

Asupan Lemak Banyaknya lemak yang

dikonsumsi dalam makanan

dan minumam dalam satu

hari.

Wawancara

Kuesioner

semi FFQ

1. Cukup , bila ≤ 30% dari

energi total

2. Lebih , bila > 30% dari

energi total

(WNPG, 2004)

Ordinal

Asupan Karbohidrat Banyaknya karbohidrat yang

dikonsumsi dalam makanan

dan minumam dalam satu

hari.

Wawancara

Kuesioner

semi FFQ

1. Kurang, bila < 80% AKG

2. Cukup, bila ≥ 80% AKG

(WNPG, 2004)

Ordinal

Asupan Seng (Zn) Banyaknya seng yang

dikonsumsi dalam makanan

dan minumam dalam satu

hari.

Wawancara

Kuesioner

semi FFQ

1. Kurang, bila < 80% AKG

2. Cukup, bila ≥ 80% AKG

(WNPG, 2004)

Ordinal

Page 61: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

44

Asupan Besi (Fe) Banyaknya besi yang

dikonsumsi dalam makanan

dan minumam dalam satu

hari.

Wawancara

Kuesioner

semi FFQ

1. Kurang, bila < 80% AKG

2. Cukup, bila ≥ 80% AKG

(WNPG, 2004)

Ordinal

Page 62: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

45

3.3 Hipotesis Penelitian

a. Ada hubungan antara asupan energi dengan status perkembangan

motorik kasar usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014.

b. Ada hubungan antara asupan protein dengan status perkembangan

motorik kasar usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014.

c. Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan status perkembangan

motorik kasar usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014.

d. Ada hubungan antara asupan lemak dengan status perkembangan

motorik kasar usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014.

e. Ada hubungan antara asupan seng (Zinc) dengan status perkembangan

motorik kasar usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014.

f. Ada hubungan antara asupan besi (Fe) dengan status perkembangan

motorik kasar usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun

2014.

Page 63: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

46

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan

melakukan pendekatan Cross Sectional Study. Pendekatan ini dimaksudkan untuk

melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada

sampel dari suatu populasi pada saat ini dalam waktu yang sama dengan tujuan

untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan perkembangan motorik kasar

anak. Variabel independen yaitu asupan zat gizi yang terdiri dari energi,

karbohidrat, lemak, protein, besi (Fe) dan seng (Zinc), sedangkan yang menjadi

variabel dependen adalah status perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-18

bulan di Kelurahan Pamulang Barat tahun 2014.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pamulang Barat dan dilaksanakan

mulai bulan April sampai bulan Desember 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 6-18 bulan yang

berada di Kecamatan Pamulang dengan jumlah 526 anak.

Page 64: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

47

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel

penelitian adalah anak usia 6-18 bulan yang berada dilokasi penelitian yang

berjumlah 66 orang anak.

Penentuan sampel dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua

proporsi, yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

= derajat kemaknaan α = 5% = 1,96

= kekuatan uji = 90% = 1,28

P = P1 + P2/2 = 0,4 + 0,06/2 = 0,23

P1 = proporsi asupan energi kurang pada anak dengan

perkembangan motorik tidak normal 0,4(Susanthy,2012)

P2 = proporsi asupan energi cukup pada anak dengan

perkembangan motorik tidak normal 0,06(Susanthy, 2012)

Deff (design effect) = rasio antara varians pada sampel kompleks

dengan varians.

Design Effect diperlukan dalam perhitungan jumlah sampel jika

pengambilan sampel dilakukan tidak dengan cara SRS (simple random sampling),

namun dengan desain sampel kompleks seperti stratifikasi, klaster atau gabungan

Page 65: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

48

stratifikasi dan klaster, karena varians pada desain sampel kompleks lebih besar

dibandingkan varians pada desain SRS. Untuk mendapatkan variasi yang sama

dengan SRS dibutuhkan sampel yang lebih besar, oleh karena itu Deff

dimasukkan dalam perhitungan. Sebenarnya Deff hanya dapat diketahui setelah

ada hasil penelitian, oleh karena itu digunakan Deff dari penelitian sebelumnya

atau menggunakan asumsi, dalam penelitian ini digunakan asumsi deff sebesar 2

(Ariawan, 1998).

Hasil perhitungan sampel adalah

n = {1,96√2. 0,23(1-0,23) + 1,28√0,4(1-0,4) +0,06 (1-0,06)}2 Deff

(0,4-0,06)2

n = 30 orang

n = 30 x 2 = 60

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak

60 orang dengan pertimbangan jumlah sampel yang missing, dan untuk mengatasi

sampel droup out, maka ditambahkan 10% dari jumlah sampel yang dibutuhkan.

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 66 anak usia 6-18

bulan yang berada di Kecamatan Pamulang. Karena anak usia 6-18 bulan tidak

mampu menjawab pertanyaan pada kuesioner, maka yang menjadi responden

pada penelitian ini adalah ibu, ayah atau pengasuh yang mempunyai anak usia 6-

18 bulan dengan tidak sedang menderita penyakit pada saat dilakukannya

penelitian.

Page 66: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

49

Tabel 4.1

Jumlah Sampel Yang Dibutuhkan Setiap Posyandu

No Posyandu Jumlah Populasi

Balita Usia 6-18

Bulan di Setiap

Posyandu

Rumus Sampel Jumlah

sampel yang

dibutuhkan

setiap

posyandu

1 Nusa indah 30 orang 30(66/526) 3 orang

2 Melati I 45 orang 45(66/526) 5 orang

3 Melati II 31 orang 31(66/526) 4 orang

4 Kemuning 20 orang 20(66/526) 3 orang

5 Rose I 17 orang 17(66/526) 2 orang

6 Rose II 30 orang 30(66/526) 4 orang

7 Sasmita jaya 18 orang 18(66/526) 2 orang

8 Mawar I 24 orang 24(66/526) 3 orang

9 Mawar II 21 orang 21(66/526) 3 orang

10 Dahlia 30 orang 30(66/526) 4 orang

11 Sinar pamulang 25 orang 25(66/526) 3 orang

12 Puri pamulang 30 orang 30(66/526) 4 orang

13 Aster 22 orang 22(66/526) 3 orang

14 Sedap malam 11 orang 11(66/526) 2 orang

15 Cempaka 31 orang 31(66/526) 4 orang

16 Kenanga I 28 orang 28(66/526) 3 orang

17 Anggrek 24 orang 24(66/526) 3 orang

18 Anyelir 18 orang 18(66/526) 2 orang

19 Teratai 22 orang 22(66/526) 3 orang

20 Kenanga II 20 orang 20(66/526) 3 orang

21 Flamboyan 29 orang 29(66/526) 3 orang

Page 67: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

50

Jumlah 526 orang 66 orang

Sumber: Data Posyandu 2014

3. Metode pengambilan sampel

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik

Cluster Sampling atau sampling daerah. Pengambilan sampel dilakukan terhadap

sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap

individu di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel.

Pengambilan sampel dilakukan melalui dua tahapan, yang pertama adalah dengan

pengambilan Kelurahan dari wilayah kerja puskesmas Kecamatan, setelah itu

dilakukannya penentuan penentuan sampel dari setiap Kelurahan yang terpilih,

lalu untuk menentukan responden menjadi sampel penelitian menggunakan tabel

acak.

4.4 Instumen Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner, semi kuantitatif

food frequency (FFQ) yang berisikan daftar bahan makanan (sumber energi,

protein, lemak, besi dan seng) yang memiliki kadar zat tinggi dari masing masing

sumber yang diperlukan untuk penelitian, frekuensi penggunaan bahan makanan

pada periode tertentu dan porsi per setiap kali konsumsi sesuai dengan Ukuran

Rumah Tangga (URT). Jika responden sudah menjawab bahan makanan yang

dikonsumsi sesuai dengan frekuensi penggunaan bahan makanan tersebut maka

responden juga akan ditanya berapa porsi rata-rata bahanan makanan yang

dikonsumsi per setiap kali makannya sesuai ukuran rumah tangga.

Page 68: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

51

Kuesioner semi kuantitatif FFQ yang sudah terisi akan diolah dengan

langkah pertama yaitu mengalikan antara frekuensi penggunaan bahan makanan

dengan porsi rata-rata bahan makanan yang dikonsumsi tersebut per setiap kali

makan. Dari perhitungan tersebut akan diperoleh hasil banyaknya makanan yang

dimakan dalam ukuran gram per hari dengan cara setiap hasil perhitungan akan

dibagi 1 (jika responden menjawab frekuensi konsumsi bahan makanannya dalam

waktu per hari), dibagi 7 (jika responden menjawab frekuensi konsumsi bahan

makanannya dalam waktu per minggu), dibagi 30 (jika responden menjawab

frekuensi konsumsi bahan makanannya dalam waktu per bulan), dan dibagi 365

(jika responden menjawab frekuensi konsumsi bahan makanannya dalam waktu

per tahun).

Hasil tersebut kemudian dikalikan dengan banyaknya kadar gizi (energi,

lemak, protein, besi dan seng), yang terkandung dalam per 100 gr bahan makanan.

Selanjutnya nutrisurvei untuk menganalisis asupan (jumlah energi, protein, lemak,

besi dan seng) yang dikonsumsi dalam satu hari dan asupan zat gizi tersebut

dibandingkan dengan kebutuhan masing-masing individu dan dikategorikan

menjadi kurang dan cukup.

Pengukuran perkembangan motorik kasar menggunakan tes denver II

yang disesuaikan dengan umur, kemudian hasil tes diskoring dengan kategori

lulus, gagal dan menolak. Hasil skoring kemudian diinterpretasi dengan kategori

lebih bila anak lulus pada item tes yang terletak di kanan garis umur; normal bila

anak gagal atau menolak melakukan suatu item tes di sebelah kanan garis umur

atau anak dapat lulus, gagal atau menolak tes dimana garis umur terletak diantara

Page 69: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

52

25% dan 75% ; peringatan bila anak gagal atau menolak melakukan item tes

dimana garis umur terletak pada atau antara 75% sampai 90% ; dan keterlambatan

bila anak menolak atau gagal melakukan item tes yang terletak di sebelah kiri

garis umur.

4.5 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer.

Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi menggunakan

kuesioner yang mencakup pertanyaan mengenai asupan makanan (energi,

karbohidrat, lemak, protein, besi dan seng) dan pertanyaan dan pemantauan

mengenai perkembangan motorik kasar anak berdasarkan usia anak.

4.6 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

program komputer. Adapun untuk tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pengolahan data primer dari variabel dependen dan variabel independen adalah

sebagai berikut:

1. Editing

Proses editing dilakukan setelah kuesioner terkumpul. Editing data

dilakukan dengan pemeriksaan kelengkapan, kesinambungan dan

keseragaman data.

2. Coding

Page 70: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

53

Proses koding dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data,

semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan simbol-

simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean).

3. Entry data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan

pengkodingan, langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan dengan meng-entry data dari kuesioner

kedalam komputer dengan menggunakan program komputer

4. Cleaning data

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada

kesalahan atau tidak.

4.7 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapat gambaran distribusi

responden yang dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

diinterpretasikan secara deskriptif. Analisis data univariat dilakukan

pada setiap variabel. Variabel dependen yaitu status perkembangan

motorik kasar anak, dan variabel independennya yaitu asupan zat gizi

seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, besi (Fe) dan seng (Zn).

Page 71: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

54

2. Analisis Bivariat

Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat apakah ada

hubungan yang bermakna antara variabel dependen yaitu status

perkembangan motorik kasar anak dengan variabel independen yaitu

asupan zat gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, besi (Fe)

dan seng (Zn). Analisis ini menggunakan uji chi square.

Secara statistik dalam penelitian ini disebut ada hubungan yang

bermakna atau signifikan antara variabel independen dan variabel

dependen yaitu apabila nilai P value ≤ 0,05 dan jika nilai P value >

0,05 artinya variabel dependen dan variabel independen tidak memiliki

hubungan yang bermakna.

Page 72: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

55

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Univariat

Analisisi univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari variabel

yang diteliti. Analisis univariat menampilkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

Hasil analisis univariat adalah sebagai berikut.

5.1.1 Gambaran Asupan Energi Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan

Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran asupan energi pada anak usia 6-18 bulan

dibagi menjadi dua kategori yaitu energi kurang (≤ 80% AKG) dan energi

cukup (> 80% AKG) dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Konsumsi Energi Anak Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Pamulang

Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa paling

banyak anak usia 6-18 bulan memiliki konsumsi energi yang kurang atau

di bawah AKG dengan persentase sebesar 72,7%, sementara hanya 27,3%

anak yang mengkonsumsi energinya cukup atau diatas AKG. Hal ini

Konsumsi Energi Jumlah (n) %

Kurang 48 72,7

Cukup 18 27,3

Total 66 100

Page 73: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

56

menunjukan bahwa banyaknya anak pada usia 6-18 bulan mengalami

konsumsi energi yang kurang dari standar AKG yang dianjurkan. Terlihat

bahwa persentasenya lebih besar anak yang konsumsi energinya kurang

dibandingkan anak yang konsumsi energinya cukup berdasarkan standar

AKG.

5.1.2 Gambaran Asupan Protein Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan

Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran asupan protein pada anak 6-18 bulan

dibagi menjadi dua kategori yaitu protein kurang (≤ 80% AKG) dan

protein cukup (> 80% AKG) dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Konsumsi Protein Anak Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Pamulang

Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa paling banyak anak

usia 6-18 bulan memiliki konsumsi protein yang cukup atau di atas AKG

dengan persentase sebesar 54,5%, sementara sebesar 45,5% anak yang

memiliki konsumsi protein yang kurang atau di bawah AKG. Dari data

tersebut dapat diartikan bahwa anak usia 6-18 bulan, baik dalam konsumsi

proteinnya, karena banyak yang mencukupi sesuai AKG sebanyak 36

responden dibandingkan anak yang konsumsi proteinnya kurang hanya ada

30 responden.

Konsumsi Protein Jumlah (n) %

Kurang 30 45,5

Cukup 36 54,5

Total 66 100

Page 74: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

57

5.1.3 Gambaran Asupan Lemak Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan

Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran asupan lemak pada anak 6-18 bulan

dibagi menjadi dua kategori yaitu lemak kurang (≤ 30% AKG) dan lemak

cukup (> 30% AKG). Berikut tabel 5.3 mengenai gambaran konsumsi

lemak diperoleh dari hasil kuesioner adalah:

Tabel 5.3

Distribusi Konsumsi Lemak Anak Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Pamulang

Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa dari 66 jumlah responden,

paling banyak anak mengkonsumsi lemak di bawah AKG atau kurang

adalah dengan persentase sebesar 81,8% dibandingkan anak dengan

konsumsi lemak yang cukup yaitu sebesar 18,2%. Dapat diambil

kesimpulan bahwa anak pada usia 6-18 bulan banyak mengalami

kekurangan asupan lemak di bawah standar AKG sebesar 54 responden

dibandingkan dengan asupan lemak cukup hanya 12 responden.

5.1.4 Gambaran Asupan Karbohidrat Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran asupan karbohidrat pada anak usia 6-18

bulan dibagi menjadi dua kategori yaitu karbohidrat kurang (≤ 80% AKG)

dan energi cukup (> 80% AKG). Berikut tabel 5.4 mengenai gambaran

konsumsi karbohidrat diperoleh dari hasil kuesioner adalah:

Konsumsi Lemak Jumlah (n) %

Kurang 54 81,8

Cukup 12 18,2

Total 66 100

Page 75: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

58

Tabel 5.4

Distribusi Konsumsi Karbohidrat Anak Usia 6-18 Bulan di Kelurahan

Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui bahwa dari 66 responden, paling

banyak anak memiliki konsumsi karbohidrat yang kurang atau di bawah

AKG dengan persenetase sebesar 62,1% dibandingkan anak dengan

konsumsi karbohidrat cukup yang hanya 25%. Hal ini menceritakan

bahwa banyaknya anak usia 6-18 bulan mengalami kekurangan asupan

karbohidrat sesuai dengan standar AKG. Terlihat jelas bahwa sebanyak 41

responden mengalami kekurangan asupan karbohidrat dibandingkan

dengan asupan karbohidrat cukup.

5.1.5 Gambaran Asupan Besi (Fe) Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran asupan besi pada anak usia 6-18 bulan

dibagi menjadi dua kategori yaitu besi kurang (≤ 80% AKG) dan besi

cukup (> 80% AKG). Berikut tabel 5.5 mengenai gambaran konsumsi besi

diperoleh dari hasil kuesioner adalah:

Tabel 5.5

Distribusi Konsumsi Besi (Fe) Anak Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Pamulang

Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

S

Konsumsi Karbohidrat Jumlah (n) %

Kurang 41 62,1

Cukup 25 37,9

Total 66 100

Konsumsi Besi (Fe) Jumlah (n) %

Kurang 43 65,2

Cukup 23 34,8

Total 66 100

Page 76: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

59

Jadi dapat diketahuinya paling banyak anak memiliki konsumsi

besi yang kurang atau di bawah AKG dengan persentase sebesar 65,2%

dibandingkan dengan yang mengkonsumsi besi cukup atau di atas AKG

hanya 34,8%. Hal ini menyatakan bahwa anak yang berada pada usia 6-18

bulan mengalami kekurangan asupan besi, karena dilihat dari hasil

univariat sebesar 43 responden. Nilai ini cukup tinggi dibandingkan

dengan asupan besi yang cukup, hanya 23 responden.

5.1.6 Gambaran Asupan Seng (Zinc) Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran asupan seng pada anak 6-18 bulan dibagi

menjadi dua kategori yaitu seng kurang (≤ 80% AKG) dan seng cukup (>

80% AKG). Berikut tabel 5.6 mengenai gambaran konsumsi seng

diperoleh dari hasil kuesioner adalah:

Tabel 5.6

Distribusi Konsumsi Seng (Zinc) Anak Usia 6-18 Bulan di Kelurahan

Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan jumlah distribusi konsumsi seng yaitu 66 responden,

dapat diketahui bahwa paling banyak anak mengkonsumsi seng di bawah

AKG atau kurang, dengan persentase sebesar 60,6% dibandingkan dengan

anak dengan konsumsi seng yang tercukupi yaitu sebesar 39,4%. Hal ini

dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya anak pada usia 6-18 bulan

mengalami kekurangan konsumsi seng di bawah standar AKG.

Konsumsi Seng Jumlah (n) %

Kurang 40 60,6

Cukup 26 39,4

Total 66 100

Page 77: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

60

5.1.6 Gambaran Perkembangan Motorik Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2014

Data mengenai gambaran perkembangan motorik kasar pada anak

6-18 bulan dibagi menjadi dua kategori yaitu tidak normal dan normal.

Berikut tabel 5.7 mengenai gambaran perkembangan motorik kasar pada

anak usia 6-18 bulan:

Tabel 5.7

Gambaran Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Perkembangan Motorik Kasar N %

Tidak normal dan Suspect 12 18,2

Normal 54 81,8

Total 66 100.0

Dari hasil tabel 5.7 di atas diketahui bahwa paling banyak anak

memiliki perkembangan motorik kasar yang normal dengan persentase

sebesar 81,8% dibandingkan dengan anak dengan perkembangan motorik

kasar yang tidak tidak normal dan suspect yaitu sebesar 18,2%. Hal ini

menjelaskan bahwa anak usia 6-18 bulan mengalami perkembangan

motorik kasar yang normal. Terlihat dari hasil analisis diperolehnya nilai

tertinggi pada perkembangan motorik kasar normal dibandingkan nilai

yang perkembangannya tidak normal.

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dengan melakukan analisis

uji chisquare. Melalui uji chi-square akan diperoleh nilai p dimana dalam

Page 78: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

61

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara

dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p< 0,05 dan

dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p> 0,05.

5.2.1 Hubungan Antara Konsumsi Energi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Tahun 2014

Hasil analisis bivariat antara konsumsi energi dengan

perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.8

berikut ini:

Tabel 5.8

Analisis Hubungan Antara Konsumsi Energi Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Anak Pada Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, hasil analisis hubungan antara

konsumsi energi dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-18

bulan diketahui bahwa dari 48 responden yang konsumsi energinya di

bawah AKG ada sebanyak 6 responden yang perkembangan motorik

kasarnya tidak normal, sedangkan dari 18 responden yang konsumsi energi

Perkembangan motorik kasar

Energi Tidak normal &

suspect

Normal

Total P-value OR

CI 95%

n % N % n(%)

Dibawah AKG 6 12,5 42 87,5 48(100) 0,073 0,286

(0,078-1,049) Diatas AKG 6 33,3 12 66,7 18(100)

Total 12 18,2 54 81,8 66(100)

Page 79: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

62

di atas AKG terdapat 6 responden pula yang perkembangan motorik kasar

tidak normal.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,073

(>0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

konsumsi energi dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-18

bulan. Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

0,286 dengan CI (0,078-1,049) artinya anak dengan konsumsi energi di

bawah AKG memiliki peluang 0,286 kali mengalami gangguan

perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan anak usia 6-18 bulan

yang memiliki konsumsi energi di atas AKG. Nilai OR < 1 menjadikan

faktor proteksi terhadap gangguan perkembangan motorik kasar. Jadi anak

usia 6-18 bulan dengan konsumsi energi di bawah AKG mengalami

perlindungan terhadap gangguan perkembangan motorik kasar.

5.2.2 Hubungan Antara Konsumsi Protein Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Tahun 2014

Hasil analisis bivariat antara konsumsi protein dengan

perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.9

berikut ini:

Page 80: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

63

Tabel 5.9

Analisis Hubungan Antara Konsumsi Protein Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Anak Pada Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.9 di atas, hasil analisis hubungan antara

konsumsi protein dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-

18 bulan diketahui bahwa dari 30 responden yang konsumsi proteinnya di

bawah AKG ada hanya 2 responden (6,7%) dengan perkembangan

motorik kasarnya tidak normal, sedangkan dari 36 responden yang

konsumsi protein di atas AKG terdapat 10 responden (27,8%) yang

perkembangan motorik kasar tidak normal.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,05 dan

sama dengan nilai dari p value 0,05. Hal ini berarti menunjukan bahwa ada

hubungan antara konsumsi protein dengan perkembangan motorik kasar

anak pada usia 6-18 bulan. Berdasarkan perhitungan risk estimate,

diperoleh nilai OR sebesar 0,186 dengan CI (0,037-0,928) artinya anak

dengan konsumsi protein di bawah AKG memiliki peluang 0,186 kali

mengalami gangguan perkembangan motorik kasar dibandingkan anak

usia 6-18 bulan yang memiliki konsumsi protein di atas AKG. Nilai OR<1

Perkembangan motorik kasar

Protein Tidak normal &

Suspect

Normal

Total P value OR

CI 95%

N % n % N(%)

Dibawah AKG 2 6,7 28 93,3 30(100) 0.05 0,186

(0,037-0,928) Diatas AKG 10 27,8 26 72,2 36(100)

Total 12 18,2 54 81,8 66(100)

Page 81: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

64

menjadi faktor proteksi pada anak usia 6-18 bulan terhadap gangguan

perkembangan motorik kasar.

5.2.3 Hubungan Antara Konsumsi Lemak Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Tahun 2014

Hasil analisis bivariat antara konsumsi lemak dengan

perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabe 5.10

berikut ini:

Tabel 5.10

Analisis Hubungan Antara Konsumsi Lemak Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Anak Pada Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Perkembangan motorik kasar

Lemak Tidak normal &

Suspect

Normal

Total P value OR CI 95%

N % n % N(%)

Dibawah AKG 9 16,7 45 83,3 54(100) 0,679 0,600

(0,135-2,662) Diatas AKG 3 2,5 9 75 26(100)

Total 12 19,2 54 81,8 66(100)

Hasil analisis hubungan antara konsumsi lemak dengan

perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-18 bulan diketahui bahwa

dari 54 responden yang konsumsi lemak di bawah AKG ada sebanyak 9

responden (16,7%) dengan perkembangan motorik kasarnya tidak normal,

sedangkan dari 12 responden yang konsumsi lemak di atas AKG terdapat 3

responden (25%) yang perkembangan motorik kasar tidak normal.

Page 82: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

65

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,679 dan

lebih besar dari p value 0,05. Hal ini berarti menunjukan bahwa tidak ada

hubungan antara konsumsi lemak dengan perkembangan motorik kasar

anak pada usia 6-18 bulan. Berdasarkan perhitungan risk estimate,

diperoleh nilai OR sebesar 0,600 dengan CI (0,135-2,662) artinya anak

dengan konsumsi lemak di bawah AKG memiliki peluang 0,600 kali

mengalami gangguan perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan

anak usia 6-18 bulan yang memiliki konsumsi lemak di atas AKG. Nilai

OR<1 pada anak yang konsumsi lemak di bawah AKG menjadi faktor

proteksi terhadap gangguan perkembangan motorik kasar.

5.2.4 Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang

Barat Tahun 2014

Hasil analisis bivariat antara konsumsi karbohidrat dengan

perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel

5.11 berikut ini:

Tabel 5.11

Analisis Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Anak Pada Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Perkembangan motorik kasar

Karbohidrat Tidak normal &

Suspect

Normal

Total P value OR CI 95%

n % n % N(%)

Dibawah AKG 6 14,6 35 85,4 41(100) 0,348 0,543

(0,154-1,917) Diatas AKG 6 24 19 76 25(100)

Total 12 18,2 54 81,8 66(100)

Page 83: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

66

Berdasarkan tabel 5.11 di atas, hasil analisis hubungan antara

konsumsi karbohidrat dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia

6-18 bulan diketahui bahwa dari 41 responden yang konsumsi

karbohidratnya di bawah AKG ada sebanyak 6 responden (14,6%) yang

perkembangan motorik kasarnya tidak normal, sedangkan dari 25

responden yang konsumsi karbohidrat di atas AKG terdapat 6 responden

(24%) yang perkembangan motorik kasar tidak normal.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,348

(>0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

konsumsi karbohidrat dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia

6-18 bulan. Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR

sebesar 0,543 dengan CI (0,154-1,917) artinya anak dengan konsumsi

karbohidrat di bawah AKG memiliki peluang 0,543 kali mengalami

gangguan perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan anak 6-18

bulan yang memiliki konsumsi karbohidrat di atas AKG. Nilai OR<1

menjadi faktor proteksi terhadap gangguan perkembangan motorik kasar.

5.2.5 Hubungan Antara Konsumsi Besi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Tahun 2014

Hasil analisis bivariat antara konsumsi besi dengan perkembangan

motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut ini:

Page 84: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

67

Tabel 5.12

Analisis Hubungan Antara Konsumsi Besi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Pada Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.12 di atas, hasil analisis hubungan antara

konsumsi besi dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-18

bulan diketahui bahwa dari 48 responden yang konsumsi besi di bawah

AKG ada sebanyak 4 responden (9,3%) yang perkembangan motorik

kasarnya tidak normal, sedangkan dari 26 responden yang konsumsi besi

di atas AKG terdapat 8 responden (34,8%) yang perkembangan motorik

kasar tidak normal.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,018, nilai

ini lebih kecil dari p value 0,05, berarti menunjukan bahwa ada hubungan

antara konsumsi besi dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia

6-18 bulan. Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR

sebesar 0,192 dengan CI (0,050-0,734) artinya anak dengan konsumsi besi

di bawah AKG memiliki peluang 0,192 kali mengalami gangguan

perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan anak usia 6-18 bulan

Perkembangan motorik kasar

Besi Tidak normal &

Suspect

Normal

Total P value OR CI 95%

n % N % N(%)

Dibawah AKG 4 9,3 39 90,7 43(100) 0,018 0,192

(0,050-0,734) Diatas AKG 8 34,8 15 65,2 23(100)

Total 12 18,2 54 81,8 66(100)

Page 85: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

68

yang memiliki konsumsi besi di atas AKG. Nilai OR<1 menjadi faktor

proteksi terhadap gangguan perkembangan motorik kasar.

5.2.6 Hubungan Antara Konsumsi Seng Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat

Tahun 2014

Hasil analisis bivariat antara konsumsi seng dengan perkembangan

motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Kota

Tangerang Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini:

Tabel 5.13

Analisis Hubungan Antara Konsumsi Seng Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Pada Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014

Perkembangan motorik kasar

Seng Tidak normal &

Suspect

Normal

Total P value OR CI 95%

N % n % N(%)

Dibawah AKG 5 12,5 35 87,5 40(100) 0,193 0,388

(0,108-1,390) Diatas AKG 7 26,9 19 73,1 26(100)

Total 12 18,2 54 81,8 66(100)

Berdasarkan tabel 5.13 di atas, hasil analisis hubungan antara

konsumsi seng dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-18

bulan diketahui bahwa dari 40 responden yang konsumsi sengnya di

bawah AKG ada sebanyak 5 responden (12,5%) yang perkembangan

motorik kasarnya tidak normal, sedangkan dari 26 responden yang

konsumsi seng di atas AKG terdapat 7 responden (26,9%) yang

perkembangan motorik kasar tidak normal.

Page 86: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

69

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,193

(>0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

konsumsi seng dengan perkembangan motorik kasar anak pada usia 6-18

bulan. Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

0,388 dengan CI (0,108-1,390) artinya anak dengan konsumsi seng di

bawah AKG memiliki peluang 0,388 kali mengalami gangguan

perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan anak usia 6-18 bulan

yang mengkonsumsi seng di atas AKG. Nilai OR<1 menjadikan faktor

proteksi terhadap gangguan perkembangan motorik kasar.

Page 87: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

70

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Pada data konsumsi pangan untuk mendapatkan data konsumsi asupan

zat gizi, peneliti menggunakan FFQ semiquantitatif dengan cara responden

mengingat kembali apa yang dimakan selama sehari, seminggu, sebulan dan

tiga bulan terakhir. Oleh karena itu dibutuhkan daya ingat ibu responden

dan kejujuran dalam mengingat frekuensi makan dan jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh balita. Serta kekeliruan dalam menentukan frekuensi dan

kesalahan dalam penentuan ukuran porsi, karena bedanya ukuran perkiraan

komposisi bahan makanan dalam menterjemahkan makanan kedalam bahan

makanan. Lalu kecenderungan ibu responden menjawab apa yang harusnya

dimakan bukan yang biasa dimakan. Selanjutnya keterbatasan pada FFQ

semiquantitative dalam pengelolaan data yang menggunakan nutrisurvey

Indonesia dengan kelemahan bahwa tidak semua jenis bahan makanan yang

dikonsumsi oleh responden bisa dianalisis oleh software tersebut.

Sedangkan dalam pengukuran motorik kasar anak bergantung kepada

kejujuran dan daya ingat orang tua anak, karena hanya dilakukan

pengamatan lingkungan pada saat pengambilan data bukan observasi yang

berkala dan mendalam. Menurut Apriastuti, (2009) ada saja faktor yang

mempengaruhi penampilan anak saat dilakukan tes seperti rasa takut,

berpisah dengan orang tua dan penolakan anak untuk melakukan aktivitas

Page 88: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

71

yang diminta, retardasi mental yang tidak terdiagnosis, serta kehilangan

pendengaran, penglihatan kerusakan saraf pusat serta pola keluarga.

6.2 Gambaran Status Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18

bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun

2014

Pemantauan perkembangan anak sejak dini berguna untuk

menemukan penyimpangan atau hambatan perkembangan anak, sehingga

upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta upaya

pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada

masa-masa tumbuh kembang anak. Pemantauan dan penilaian

perkembangan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan program

kegiatan surveilans dan skrining. Salah satu skrining yang dapat dilakukan

adalah dengan denver II yang dapat diandalkan dan menunjukan validitas

yang tinggi serta mudah dan cepat dilakukan (Soetjiningsih, 1995).

Perkembangan motorik kasar membutuhkan koordinasi gerakan pada

sebagian besar bagian tubuh anak, membutuhkan tenaga yang dilakukan

oleh otot-otot besar serta kematangan dalam koordinasi (Sujiono dalam

Lisma, 2010).

Gambaran status perkembangan motorik kasar di Kelurahan Pamulang

Barat adalah 18,2% dari 66 responden dengan rentang 6-18 bulan

mengalami keterlambatan dan suspect dalam perkembangan motorik kasar,

sedangkan 81,8% responden memiliki status perkembangan motorik kasar

yang normal. Hal ini menyatakan bahwa anak pada usia 6-18 bulan di

Kelurahan Pamulang Barat banyak yang mengalami status perkembangan

Page 89: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

72

motorik kasar normal. Banyak pendukung yang mempengaruhi

perkembangan motorik kasar anak normal. Berdasarkan pengamatan,

diketahui bahwa lingkungan tempat tinggal anak merupakan lingkungan

yang mendukung perkembangan motorik anak. Interaksi yang terjalin

dengan teman sebaya, bermain dan belajar, secara tidak langsung

merangsang dan menstimulus anak untuk berkembang sesuai dengan tahap

perkembangan motoriknya.

6.3 Gambaran Asupan Energi Dan Hubungannya Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang

Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Tingkat pertumbuhan berbeda untuk setiap anak, begitu pula

dengan kebutuhan energinya. Kebutuhan energi anak sangat bervariasi

berdasarkan perbedaan tingkat pertumbuhan dan tingkat aktivitas. Usia

dan tahap perkembangan juga berkaitan dengan kebutuhan energi (Sharlin

dalam Rosmanindar, 2013). Energi adalah bahan utama untuk

bergeraknya tubuh yang merupakan hasil metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein sebagai sumber tenaga metabolisme pertumbuhan dan sumber

energi. Konsumsi energi diperoleh dari sumber protein dan karbohidrat.

Sumber protein dan karbohidrat menyumbang bagi tubuh sebesar 4 Kkal

dan sumber energi dari lemak lebih tinggi yaitu 9 Kkal. Konsumsi energi

tubuh paling besar diperoleh dari konsumsi makanan sumber karbohidrat

(Nursalam, 2005).

Tubuh manusia akan merespon terhadap asupan energi yang tidak

cukup pada rangkaian fisiologis. Studi eksperimen pada orang dewasa

Page 90: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

73

telah membantu dalam memahami perubahan fisiologis yang mencirikan

penyesuaian terhadap asupan energi pada manusia. Hal ini akan terjadi

respon adaptif untuk mempertahankan keseimbangan energi meskipun

keadaan asupan energi rendah sehingga mengakibatkan kekurangan

energi kronik, ukuran tubuh akan lebih kecil (Shetty dalam Rosmanindar,

2013).

Pada penelitian ini, hasil univariat menyatakan bahwa anak usia 6-

18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat mengalami konsumsi energi

kurang dari standar Angka Kecukupan Gizi (AKG), dilihat bahwa

persentasenya sebanyak 72,7%. Hal ini disebabkan karena konsumsi

sumber energi kurang beragam, konsumsi porsi yang sedikit, frekuensi

dan jumlah pemberian makan, densitas energi yang rendah dalam hal ini

pola jajanan anak setiap hari berkontribusi seperti es, minuman ringan

yang manis, permen, dan snack rata-rata menjadi pola jajanan anak,

sehingga anak sudah kenyang duluan dari jajanan dibandingkan makan

sumber energi, serta prilaku pemilihan makanan pada anak.

Sedangkan untuk hasil bivariat, didapatkan bahwa sebagian besar

responden memiliki asupan energi cukup dengan perkembangan motorik

kasar tidak normal dan suspect hanya ada 33,3% sedangkan untuk asupan

energi cukup dengan perkembangan motorik kasar normal sebesar 66,7%.

Hal ini menyatakan bahwa anak yang memiliki asupan energi cukup

dengan perkembangan motorik kasar normal lebih tinggi dibandingkan

persentase anak yang konsumsi energi cukup dengan perkembangan

Page 91: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

74

motorik kasar tidak normal dan suspect. Hasil ini sesuai dengan teori yang

di ungkapkan Susanthy, et al (2012) yang menyatakan bahwa energi dapat

mempengaruhi zat kimia yang ada di otak yang sering disebut

neurotransmitter yang bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu

saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik.

Selanjutnya hasil p value 0,07 yang berarti lebih besar dari p value

0,05, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang tidak

bermakna antara asupan energi dengan perkembangan motorik. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasyuti

(2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi

dengan perkembangan motorik kasar anak dengan hasil korelasi p value

1,000. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh, tidak selamanya anak yang

kekurangan energi akan menyebabkan anak langsung mengalami

perkembangan motorik yang terlambat dan besarnya faktor genetik dan

faktor lingkungan yang lain yang mempengaruhi perkembangan motorik

anak. Seperti, faktor lingkungan anak sebelum lahir yaitu adanya

kekurangan gizi semasa dalam kandungan dan infeksi. Selain itu bisa

disebabkan karena anak dalam penelitian ini mengalami perlambatan

perkembangan motorik kasar tidak disebabkan oleh asupan energi yang

kurang, begitu juga dengan anak yang memiliki perkembangan motorik

kasar yang normal, dimana diketahui ada banyak faktor yang

berhubungan dengan perkembangan motorik kasar anak.

Page 92: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

75

Banyak faktor penghambat motorik kasar seperti otot-otot tubuh

yang tidak berkembang dengan baik sehingga tidak memiliki tenaga yang

cukup untuk melakukan aktivitas. Jadi walaupun asupan energi pada anak

cukup, namun otot-otot tubuhnya tidak berkembang dengan baik maka

perkembangan motorik kasar anak akan terganggu, karena aktivitas

perkembangan motorik kasar dilakukan oleh otot. Maka latihan gerak otot

sejak dini dengan mengajak anak bermain sangat diperlukan dalam

mengembangkan otot tubuh dalam gerak aktivitas perkembangan motorik

kasar.

6.4 Gambaran Asupan Protein Dan Hubungannya Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang

Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Asupan protein harus terpenuhi pada anak karena asam amino

esensial tidak dapat diproduksi tubuh (McWilliam, 1993). Protein

mempunyai fungsi yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain yaitu

membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh, penting juga

untuk fungsi normal dari hampir semua sel dan proses metabolisme

dengan demikian defisit dalam zat gizi ini memiliki banyak efek klinis

(Almatsier, 2009).

Protein merupakan salah satu kelompok makronutrien yang

perannya ini tidak bisa digantikan oleh zat makronutrien lain karena

pentingnya peran protein dalam pembentukan biomolekul (Sudarmadji,

dalam Syukriawati 2011). Menurut Almatsier (2009) menerangkan bahwa

peran protein yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain sebagai zat

Page 93: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

76

pembangun dan memelihara sel-sel jaringan tubuh.

Selain sebagai zat pembangun dan memelihara sel-sel jaringan

tubuh, protein juga berperan sama dengan energi dalam fungsi motorik

yaitu proses poliferasi, diferensiasi sel dan synaptogenesis, karena protein

disusun oleh asam amino yang berhubungan dengan mekanisme gerak

motorik dimana tirosin merupakan penyusun dari neurotransmitter

dopamine yang berperan dalam menghantar impuls dari satu saraf ke saraf

lain (Susanthy, 2012).

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 66 responden yang

konsumsi protein kurang dengan perkembangan motorik kasar tidak

normal dan suspect hanya 6,7% dan yang konsumsi protein cukup dengan

perkembangan motorik kasar tidak normal dan suspect sebesar 27,8%.

Hal ini menyatakan bahwa anak yang konsumsi proteinnya cukup lebih

banyak mengalami gangguan perkembangan motorik kasar dibandingkan

anak yang konsumsi proteinnya kurang. Hasil ini tidak sesuai dengan

teori yang diungkapkan oleh Depkes RI dalam Syukriawati (2011), bahwa

kekurangan protein akan berdampak pada terganggunya pertumbuhan dan

produktivitas. Selanjutnya dengan penjelasan yang dituangkan Susanthy,

et al (2012) yang menjelaskan pula bahwa kekurangan protein akan

menyebabkan pertumbuhan terhambat, lemak di bawah kulit berkurang,

otot-otot berkurang dan melemah, sehingga mengakibatkan gangguan

psikomotorik. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik atau tercukupinya

Page 94: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

77

asupan protein, maka perkembangan motoriknya akan baik pula. Hasil

penelitian menghasilkan sebaliknya.

Nilai P value menunjukan nilai sebesar 0,05 yang berarti sama

dengan nilai P value 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara asupan protein dengan perkembangan motorik

kasar. Lalu hasil interaksi antar variabel independen, dimana asupan

protein memiliki interaksi dengan asupan besi yang memiliki korelasi

dengan perkembangaan motorik kasar dengan nilai P value 0,03. Hal ini

sependapat dengan penelitian Susanthy et al (2012) bahwa ada hubungan

yang bermakna antara asupan protein dengan status perkembangan

motorik kasar anak dengan p value 0,027. Lalu sesuai dengan teori yang

diungkapkan Georgieff (2001) dalam Amanda (2014) yang menyatakan

bahwa peran protein sebagai prekusor untuk neurotransmitter yang

mendukung perkembangan otak. Dimana asam amino tirosin yang

berhubungan dengan mekanisme gerak motorik dalam menghantarkan

impuls dari satu saraf ke saraf lainnya sehingga menghasilkan gerak

motorik.

Hasil nilai OR pada penelitian ini menghasilkan OR<1 yang

artinya menjadi faktor proteksi terhadap gangguan perkembangan motorik

kasar. Hal ini tidak sesuai teori yang telah diterangkan di atas.

Pernyatakan ini dapat diasumsikan bahwa tidak diketahui asupan zat gizi

yang mana diantara asupan besi dengan protein yang lebih mempengaruhi

perkembangan motorik kasar. lalu terkait dengan jumlah responden yang

Page 95: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

78

tidak sebanding antara yang tidak normal dan suspect dengan responden

yang normal. Asumsi lain, dikarenakan bahwa gangguan perkembangan

motorik kasar tidak langsung dipengaruhi oleh asupan protein, karena

faktor saat masa kehamilan tidak diukur. Bisa jadi kekurangan asupan

protein terjadi pada masa ini akan mempengaruhi perkembangan motorik

kasar pada masa yang akan datang. Selain itu, bias pada pengukuran

asupan protein pada responden dapat terjadi karena terdapat beberapa

makanan terutama makanan jajanan yang tidak mencantumkan nilai gizi

pada labelnya, dari hal tersebut maka untuk menghitung kandungan nilai

gizi maka untuk menghitung kandungan protein dengan cara

memperkirakan bahan yang menjadi komponen utama pembuatan jajanan

tersebut. Sikap pemilihan makanan pada responden juga dapat menjadi

faktor yang mempengaruhi interaksi antara asupan protein dengan

perkembangan motorik kasar.

6.5 Gambaran Asupan Lemak Dan Hubungannya Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang

Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Lemak memiliki fungsi yang sama seperti karbohidrat sebagai

pembentuk energi, namun kerjanya harus bersama karbohidrat, tanpa

karbohidrat lemak tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna dan

akan menghasilkan bahan-bahan keton yang dapat menimbulkan ketosis

(Almatsier, 2009). Fungsi lemak juga mempengaruhi perkembangan dan

kemampuan otak pada dua tahun pertama. Sumber utama lemak ada pada

Page 96: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

79

minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai,

mentega, margarine, dan lemak hewan.

Lemak merupakan salah satu makronutrien, perannya yang

dibutuhkan sedikit namun sangat membantu dalam pembentukan energi

setelah karbohidrat dan protein. Lemak mempengaruhi perkembangan dan

kemampuan otak pada masa kritis antara masa kehamilan sampai usia

anak 18 bulan (Delmi, 2009). Peran lemak sama dengan halnya energi dan

karbohidrat dalam pembentukan neurotransmitter yang memiliki peran

membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak lainnya.

Kecukupan lemak pada tubuh akan meningkatkan aktivitas hormon

pekalipase trigliserida sehingga metabolisme lemak dan asam lemak

esensial dapat menghasilkan energi dari aktifitas otot dan meningkatkan

perkembangan motorik, jika terjadi kekurangan maka akan mempengaruhi

penurunan perkembangan motorik (Hasyuti, 2011).

Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa anak

pada usia 6-18 bulan banyak mengalami kekurangan asupan lemak di

bawah standar AKG sebesar 54 responden dibandingkan dengan asupan

lemak cukup hanya 12 responden. Hal ini disebabkan karena usia ini

merupakan penyesuaian dengan makanan orang dewasa, sehingga intake

makanan sering tidak adekuat, selera makan anak cenderung menurun

sehinggaa kebanyakan anak tidak tercukupi asupan lemaknya. Selanjutnya

karena sedikitnya menu yang mengandung asupan lemak untuk anak, atau

terkadang jumlah makanannya sudah cukup banyak tapi jenis

Page 97: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

80

makananannya kurang mengandung nilai lemak yang baik, lalu kurangnya

perhatian dan kurang tegasnya orang tua dalam pemberian makan anak.

Selain itu gejala kesulitan makan pada anak usia 6-18 bulan sering

terjadi seperti memuntahkan atau menyemburkan-nyemburkan makanan

yang sudah masuk ke dalam mulut, makan berlama-lama dan memainkan

makanannya, menepis suapan, tidak mengunyah makanan tetapi langsung

menelan makanan dan sama sekali tidak mau makan.

Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa asupan lemak responden

yang kurang dengan perkembangan motorik kasarnya tidak normal dan

suspect ada sebanyak 9 responden (16,7%) lalu asupan lemak yang cukup

dengan perkembangan motorik kasarnya tidak normal dan suspect sebesar

3 responden (2,5%). Hal ini menunjukan bahwa asupan lemak yang

kurang akan mempengaruhi perkembangan motorik kasar dilihat dari

persentasenya lebih besar daripada persentase yang asupan lemaknya

cukup dengan perkembangan motoriknya tidak normal.

Hasil P value yang diperoleh melebihi p value 0,05 yaitu sebesar P

value 0,679 yang bermakna tidak ada hubungan yang bermakna antara

asupan lemak dengan perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasyuti (2011) yang

mendapatkan nilai P value sebesar 0,412 yang lebih besar dari P value

0,05 antara asupan lemak dengan status perkembangan motorik kasar. Hal

ini disebabkan karena pada usia ini merupakan penyesuaian dengan

makanan orang dewasa, sehingga intake makanan sering tidak adekuat

Page 98: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

81

(Soetjiningsih, 1995). Lalu selera makan cenderung menurun sehingga

banyak anak yang tidak tercukupi asupan lemaknya.

Kemungkinan yang terjadi lainnya karena tidak selamanya anak

yang kekurangan lemak akan langsung mengalami perkembangan motorik

yang terlambat karena gambaran asupan lemak anak yang tidak

menggambarkan secara rinci asupannya dan adanya faktor lain yang

mungkin mempunyai pengaruh lebih besar, seperti faktor genetik,

perilaku ibu, budaya dan faktor lingkungan, tapi orang tuanya rajin

melatih kemampuan motorik kasar anaknya sehingga responden memiliki

kemampuan motorik kasar yang normal. Banyaknya waktu bersama

dengan anak dan mencurahkan perhatian kepada anak dapat menciptakan

rasa percaya diri serta menumbuhkan minat anak untuk melakukan

gerakan motorik kasar (Sutrisno, 2014).

6.5 Gambaran Asupan Karbohidrat Dan Hubungannya Dengan

Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Sebagai sumber energi, peran karbohidrat banyak terdapat pada

tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, ubi kayu dan sebagainya

(Almatsier, 2009). Keberadaan karbohidrat di alam itu sangat mudah dan

relatif murah, karena sebagian besar sumber karbohidrat bisa didapatkan.

Karbohidrat berguna sebagai energi yang diperlukan untuk

beraktivitas dan proses-proses penting yang terjadi di dalam tubuh. Dari

hasil penelitian yang dilakukan, menceritakan bahwa banyaknya anak usia

6-18 bulan mengalami kekurangan asupan karbohidrat sesuai dengan

Page 99: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

82

standar AKG. Terlihat jelas bahwa sebanyak 41 responden (62,1%)

mengalami kekurangan asupan karbohidrat dibandingkan dengan asupan

karbohidrat cukup. Hal ini bisa disebabkan karena menu sedikit

mengandung karbohidrat, bahan makanan yang kurang beragam dan anak

yang pemilih dalam makan lalu frekuensi yang jarang juga mempengaruhi

kurangnya asupan karbohidrat. Atau terkadang jumlah makanannya sudah

cukup banyak tapi jenis makanannya kurang mengandung nilai

karbohidrat yang baik. Lalu perilaku jajan pada anak juga menjadi

perhatian, kurangnya penanaman kebiasan makan dengan gizi yang baik.

Selain itu gejala kesulitan makan pada anak usia 6-18 bulan sering

terjadi seperti memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang

sudah masuk ke dalam mulut, makan berlama-lama dan memainkan

makanannya, menepis suapan, tidak mengunyah makanan tetapi langsung

menelan makanan dan sama sekali tidak mau makan.

Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi bagi

tubuh. Terpenuhinya kebutuhan tubuh akan karbohidrat akan menentukan

jumlah energi yang tersedia bagi tubuh setiap hari (Rahmah dalam

Hasyuti, 2011 ). Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi

bagi tubuh dan sebagian karbohidrat berada dalam dalam sirkulasi darah

sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai

glikogen dalam hati dan jaringan otot dan sebagian diubah menjadi lemak

untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan

lemak (Almatsier, 2009).

Page 100: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

83

Dari penelitian ini hasil yang diperoleh untuk karbohidrat

mendeskripsikan bahwa asupan karbohidrat responden sebagian besar

memiliki asupan karbohidratnya cukup dengan perkembangan motorik

kasarnya tidak normal dan suspect ada sebanyak 6 responden (24%) dari

25 responden. Sedangkan untuk asupan karbohidrat yang kurang dengan

perkembangan motorik kasarnya tidak normal dan suspect ada 6

responden (14,6%) dari 41 responden. Disimpulkan bahwa anak yang

konsumsi karbohidrat cukup tapi mengalami gangguan perkembangan

motorik kasar. Hal ini diasumsikan karena jumlah responden yang

perkembangan motorik kasar tidak normal dan suspect dengan

perkembangan motorik kasar normal tidak sebanding, lalu dari faktor lain

yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar selain asupan

karbohidrat, faktor stimulasi dari lingkungan luar yang mempengaruhi

perkembangan motorik kasar anak (Soetjiningsih, 2002). Jadi meskipun

asupan karbohidratnya cukup, namun stimulasi dari lingkungan luar

khususnya ibu atau pengasuh kurang, maka akan mempengaruhi

perkembangan motorik kasar anak.

Hasil p value 0,348 yang berarti lebih besar dari p value 0,05,

maka artinya adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan

karbohidrat dengan perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasyuti (2011) ditandai

dengan nilai p value 0,401 yang berarti lebih besar dari p value 0,05 yang

bermakna tidak ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan

Page 101: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

84

perkembangan motorik kasar anak. Selanjutnya penelitian yang dilakukan

oleh Emalia (2014), menerangkan pula bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara asupan karbohidrat terhadap perkembangan motorik

kasar anak dengan nilai p value 0,080.

Tidak adanya hubungan ini bisa disebabkan karena tidak

selamanya anak yang kekurangan karbohidrat akan menyebabkan anak

langsung mengalami perkembangan motorik yang terlambat, masih ada

faktor-faktor yang mungkin berpengaruh seperti genetik, perilaku ibu,

budaya dan faktor lingkungan lain yang punya pengaruh lebih besar.

Interaksi yang terjalin antara ibu dan anak sangat mempengaruhi perilaku

anak dalam bergerak, pentingnya perhatian serta meningkatkan rasa

percaya diri pada anak akan membangun kemauan anak untuk melakukan

gerakan motorik kasar.

6.6 Gambaran Asupan Besi Dan Hubungannya Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang

Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh, seperti

sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke tubuh, sebagai alat angkut

electron di dalam tubuh, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi

enzim di dalam jaringan tubuh. Defisiensi besi berpengaruh negatif

terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem neurotransmitter

atau penghantar saraf (Almatsier, 2009).

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam

tubuh manusia, sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Zat

Page 102: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

85

besi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh karena jika kekurangan maka akan

menyebabkan kemampuan untuk beraktivitas, menurun seperti kelelahan

dan muka pucat. Sebagai zat esensial yang berperan dalam fungsi

motorik.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa anak yang berada pada

usia 6-18 bulan mengalami kekurangan asupan besi, karena dilihat dari

hasil univariat sebesar 43 responden, nilai ini cukup tinggi dibandingkan

dengan asupan besi yang cukup, hanya 23 responden. Faktor yang

mempengaruhi kurangnya absorpsi besi seperti makan yang mengandung

besi dibarengi dengan makan yang menjadi penghambat penyerapan besi.

Sebab asupan besi kurang karena adanya asam oksalat, asam fitat dan

fosfat yang menghambat penyerapan zat besi (Almatsier, 2009). Selain itu

gejala kesulitan makan pada anak usia 6-18 bulan sering terjadi seperti

memuntahkan atau menyemburkan-nyemburkan makanan yang sudah

masuk ke dalam mulut, makan berlama-lama dan memainkan

makanannya, menepis suapan, tidak mengunyah makanan tetapi langsung

menelan makanan dan sama sekali tidak mau makan sehingga asupan besi

yang diserap tidak adekuat.

Dari hasil FFQ semiquantitative mendeskripsikan bahwa asupan

besi yang kurang dengan perkembangan motorik kasarnya tidak normal

dan suspect hanya ada 4 responden (9,3%) dari 43 responden. Lalu yang

asupan besi cukup dengan perkembangan motorik kasarnya tidak normal

dan suspect ada sebanyak 12 responden (46,2%) dari 23 responden. Hal

Page 103: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

86

ini menyatakan bahwa anak yang mengkonsumsi besi cukup lebih banyak

mengalami gangguan perkembangan motorik kasar.

Hasil bivariatnya diketahui bahwa nilai p value lebih kecil dari

0,05 yaitu p value 0,018, sehingga diinterpretasikan bahwa ada hubungan

antara asupan besi dengan perkembangan motorik kasar. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Emalia, dkk (2014) menyatakan bahwa

asupan besi mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak, sesuai

dengan teori yang diungkapkan Yager JY (2002) dalam Gunadi dkk

(2009) menerangkan bahwa defisiensi besi menyebabkan kelainan pada

neurologis. Dimana fungsi besi adalah sebagai bahan pembentuk myelin.

Selanjutnya Atamna et al (2007) dalam Zulaekah (2014), menunjukan

bahwa kekurangan besi menyebabkan mitokondria mengeluarkan oksidan

yang membahayakan berbagai fungsi sel dalam otak. Lambatnya proses

mielinasi dan menurunnya aktivitas beberapa enzim, menurunnya densitas

dan afinitas reseptor dopamine mempengaruhi sistem neurotranmiter.

Selanjutnya, Georgieff (2001) dalam Amanda (2014) menyatakan

bahwa fungsi pertama besi adalah dalam sintesis monoamine yang

merupakan enzim mitokondria yang terdapat di semua bagian dan

berhubungan dengan metabolisme aerobik dari makanan untuk

menghasilkan energi. Dimana energi dapat mempengaruhi

neurotransmitter dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf

yang lain sehingga menghasilkan gerak motorik. Sejalan dengan hasil

interaksi antar variabel independen, asupan besi memiliki interaksi

Page 104: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

87

dengan asupan energi dalam mempengaruhi perkembangan motorik kasar

dengan nilai p value 0,04. Selanjutnya Fungsi kedua besi adalah sebagai

membantu metabolisme energi di neuron. Fungsi ketiga dari besi adalah

sebagai mielinisasi atau proses pembalutan neuron dalam mempercepat

rangsangan ke otot, kelenjar dan organ dalam tubuh.

Hasil nilai OR yang diperoleh adalah OR>1. Nilai ini bermakna

menjadi proteksi terhadap perkembangan motorik kasar. Nilai ini dapat

diasumsikan bahwa , asupan besi yang diukur hanya asupan anak saat dua

tahun pertama, sedangkan asupan gizi ibu saat hamil pada trimester ketiga

kehamilan tidak diukur. Pada trimester ketiga kehamilan pertumbuhan

dan perkembangan otak mulai terjadi sehingga dibutuhkan asupan gizi

terutama besi juga harus tercukupi. Maka tidak diketahui kapan terjadinya

pengaruh asupan besi terhadap perkembangan motorik kasar. Asupan besi

pada saat ibu hamil tidak diukur karena mempertimbangkan pola makan

ibu saat hamil dan setelah melahirkan berbeda, lalu terkait dengan daya

ingat ibu yang akan menyebabkan bias.

Hal ini juga bisa disebabkan karena pada mengkonsumsi sedikit

bahan makanan yang mengandung besi. Selanjutnya Menurut Almatsier

(2009), penyerapan asupan besi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi absorpsi besi seperti tanin yang merupakan polifenol dan

terdapat didalam teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran dan buah juga

menghambat absorpsi besi dengan cara mengikatnya. Serat serelia dan

Page 105: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

88

asam oksalat di dalam sayuran menjadi penghambat penyerapan besi.

Sedangkan asam organik seperti vitamin C.

Selain itu, dapat diasumsikan bahwa tidak diketahuinya jumlah

responden yang tidak sebanding antara responden yang tidak normal dan

suspect dengan responden yang normal. Faktor bias dapat terjadi karena

terdapat beberapa makanan terutama makanan jajanan yang tidak

mencantumkan nilai gizi pada labelnya. Dari hal tersebut maka untuk

menghitung kandungan besi dengan cara memperkirakan dari bahan-

bahan yang mungkin sebagai penyusun produk tersebut. Selain itu, bias

juga terjadi karena daya ingat responden tentang jumlah dan frekuensi

makanan yang dikonsumsi anak.

6.7 Gambaran Asupan Seng Dan Hubungannya Dengan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang

Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

Seng merupakan zat gizi yang esensial dan perannya dalan sintesa

protein, dimana seng mengikat protein di dalam otak. Selanjutnya

kekurangan seng berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur

otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi (Black,

1998 dalam Nasution, 2004).

Hasil penelitian menyatakan bahwa banyaknya anak pada usia 6-

18 bulan mengalami kekurangan konsumsi seng di bawah standar AKG

dengan persentase 60,6% dibandingkan jumlah konsumsi seng di atas

AKG yang hanya 39,4%. Hal ini disebabkan karena adanya sedikit asupan

seng, kurangnya menu yang beragam sehingga anak merasa bosan dan

Page 106: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

89

tidak memiliki selera untuk makan. Selanjutnya ada sumber makanan

yang menjadi penghambat penyerapan seng seperti polifenol yang

terdapat pada teh, bayam, kacang dan tumbuhan polong yang dikonsumsi

secara bersamaan, atau terkadang jumlah makanannya sudah cukup

banyak, tapi jenis makanannya kurang untuk yang mengandung nilai seng

yang baik.

Sumber seng paling baik ada di protein hewani, terutama daging,

hati, kerang dan telur. Selain itu gejala kesulitan makan pada anak usia 6-

18 bulan sering terjadi seperti memuntahkan atau menyembur-

nyemburkan makanan yang sudah masuk ke dalam mulut, makan

berlama-lama dan memainkan makanannya, menepis suapan, tidak

mengunyah makanan tetapi langsung menelan makanan dan sama sekali

tidak mau makan.

Sama seperti dengan besi, seng memegang peranan esensial dalam

banyak fungsi tubuh, seperti metabolisme, reaksi yang berkaitan dengan

sintesis dan degenerasi karbohidrat, lipid dan asam nukleat. Seng

memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh. Sebagian besar

dari enzim atau sebagai kofaktor kegiatan pada lebih dari ratusan enzim,

seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme, seperti reaksi-reasi

yang berkaitan dengan sintesis dan degenerasi karbohidrat, lipid dan asam

nukleat (Almatsier, 2009). Kekurangan seng akan berpengaruh terhadap

reaksi-reaksi yang luas, dan berpengaruh banyak terhadap jaringan tubuh

terutama pada saat pertumbuhan (Almatsier, 2009).

Page 107: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

90

Pada penelitian ini menunjukan bahwa asupan seng kurang dengan

perkembangan motorik kasar tidak normal dan suspect ada sebanyak

12,5% dari 40 responden dan hasil asupan seng cukup dengan

perkembangan motorik kasar tidak normal dan suspect ada sebanyak 26,9

% dari 26 responden. Hasil ini menyatakan bahwa anak yang

mengkonsumsi asupan seng cukup, banyak mengalami gangguan pada

perkembangan motorik kasarnya. Hal ini diasumsikan karena jumlah

responden pada perkembangan motorik kasar tidak normal dan suspect

dengan perkembangan motorik kasar normal tidak sebanding. Lalu

menurut Volpe (2004) dalam Sunartini (2009) menyatakan bahwa

gangguan perkembangan motorik kasar dapat terjadi sejak pada masa

organogenesis janin, karena pada janin usia 3-4 minggu sudah dalam

proses pembentukan jaringan otak dan susunan saraf pusat yang menjadi

pusat koordinasi gerak motorik kasar, faktor penyebab gangguan seperti

asupan seng pada masa trimester awal ibu hamil tidak diukur. Jadi dapat

disimpulkan bahwa asupan seng yang cukup tidak langsung

mempengaruhi perkembangan motorik kasar saat ini, bisa jadi gangguan

motorik kasar saat ini dikarenakan kekurangan asupan seng pada masa

pembentukan susunan saraf pusat, awal trimester janin. Maka

memperhatikan asupan gizi sejak masa hamil sangat diperlukan untuk

membantu perkembangan pada masa kandungan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara asupan seng dengan perkembangan motorik kasar dilihat

Page 108: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

91

dari nilai p value 0,193 yang lebih besar dari p value 0,05. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Susanthy (2012) yang menunjukan hasil p

value sebesar 0,659 antara asupan seng dengan perkembangan motorik

kasar anak, sehingga menggambarkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara asupan seng dengan perkembangan motorik kasar anak.

Hubungan yang tidak bermakna ini disebabkan tidak selamanya anak

yang kekurangan seng akan menyebabkan anak langsung mengalami

perkembangan motorik kasar yang terlambat karena adanya faktor lain

yang mungkin punya pengaruh lebih besar, seperti faktor pola asuh,

genetik, perilaku ibu, budaya dan faktor lingkungan yang lain.

Selain itu, bias dapat terjadi karena terdapat beberapa makanan

terutama makanan jajanan yang tidak mencantumkan nilai gizi pada

labelnya, dari hal tersebut maka untuk menghitung kandungan nilai gizi

maka untuk menghitung kandungan seng dengan cara memperkirakan

bahan yang menjadia komponen utama pembuatan jajanan tersebut.

Tidak adanya hubungan tersebut mungkin karena terdapat bias

saat pengukuran asupan seng pada responden dengan menggunakan food

frequency semi quantitative. Bias dapat terjadi karena terdapat beberapa

makanan terutama makanan jajanan yang tidak mencantumkan nilai gizi

pada labelnya. Dari hal tersebut maka untuk menghitung kandungan seng

dengan cara memperkirakan dari bahan-bahan yang mungkin sebagai

penyusun produk tersebut. Selain itu, bias juga terjadi karena daya ingat

responden tentang jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi balita.

Page 109: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

92

Tidak adanya hubungan ini juga karena asupan seng yang diukur hanya

asupan anak saat dua tahun pertama, sedangkan asupan gizi ibu saat hamil

pada trimester ketiga kehamilan tidak diukur.

Asupan seng pada saat ibu hamil tidak diukur karena

mempertimbangkan pola makan ibu saat hamil dan setelah melahirkan

berbeda, lalu terkait dengan daya ingat ibu yang akan menyebabkan bias.

Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar

anak seperti faktor perilaku ibu dalam mengasuh anak, memberikan

perhatian, memberikan kalimat positif sebagai penyemangat anak dalam

menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk melakukan gerakan motorik

kasar sehingga menjadi lebih baik.

Page 110: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

93

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh asupan gizi terhadap perkembangan

motorik kasar pada anak usia 6-18 bulan di Kelurahan Pamulang Barat kota

Tangerang Selatan tahun 2014 yang telah dilakukan dan pembahasan

sebelumnya, sehingga dapat diketahui simpulannya adalah sebagai berikut:

1. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan

motorik kasar normal ada 54 responden (81,8%)dan yang tidak normal

12 responden (18,2%).

2. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang konsumsi energinya cukup ada

18 responden (27,3%) dan yang kurang ada 48 responden (72,7%).

3. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang konsumsi proteinnya cukup ada

25 responden (37,9%) dan yang kurang ada 41 responden (62,1%).

4. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang konsumsi karbohidratnya cukup

ada 32 responden (40%) dan yang kurang ada 48 responden (60%).

5. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang konsumsi lemaknya cukup ada

12 responden (18,2%) dan yang kurang ada 54 responden (81,8%).

6. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang konsumsi besinya cukup ada 23

responden (34,8%) dan yang kurang ada 43 responden (65,2%).

7. Gambaran anak usia 6-18 bulan yang konsumsi sengnya cukup ada 26

responden (39,4%) dan yang kurang ada 40 responden (60,6%).

Page 111: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

94

8. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan

status perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan di kelurahan

Pamulang barat tahun 2014.

9. Ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan status

perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Barat tahun 2014.

10. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan lemak dengan

status perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Barat tahun 2014.

11. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan karbohidrat dengan

status perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Barat tahun 2014.

12. Ada hubungan yang bermakna antara asupan besi dengan status

perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Barat tahun 2014.

13. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan seng dengan status

perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan di Kelurahan

Pamulang Barat tahun 2014.

7.2 Saran

1. Masyarakat

a. Memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan asupan gizi yang

sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi sesuai dengan usia anak dan

Page 112: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

95

memberikan makanan yang beraneka ragam untuk mencukupi nilai

gizinya.

b. Meningkatkan perhatikan terhadap laju perkembangan anak,

seperti perkembangan motorik kasar dan tidak sungkan bertanya

kepada petugas kesehatan yang berada di lapangan.

c. Rajin dan aktif dalam melaporkan perkembangan anak kepada

petugas kesehatan disetiap bulan penimbangan.

d. Meningkatkan pengetahuan mengenai asupan makanan yang

bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar.

e. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahan makanan yang

mengandung cukup besi yang bermanfaat bagi perkembangan

motorik kasar.

f. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahan makanan yang dapat

menjadi penghambat penyerapan besi dan bahan makanan yang

membantu penyerapan besi ke dalam tubuh.

g. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahan makanan yang

mengandung cukup protein dalam membantu perkembangan

motorik kasar anak

h. Memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan mengenai asupan

gizi yang baik untuk perkembangan motorik kasar sejak pada masa

hamil.

i. Aktif dan rajin ke posyandu untuk melakukan penimbangan dan

pemeriksaan sejak pada masa hamil.

Page 113: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

96

2. Posyandu

a. Memberdayakan posyandu dengan melakukan Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) yang bergizi serta mengaktifkan lagi program

penyuluhan.

b. Mengoptimalkan kerja sama dengan Lembaga CSR dalam program

penanggulangan gizi.

c. Membantu dalam penyuluhan dan penyebaran informasi mengenai

bahan makanan yang mengandung besi dan protein yang dapat

mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak.

d. Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup besi dan

cukup protein disetiap bulan penimbangan.

e. Mensosialisasikan kegiatan posyandu kepada masyarakat secara

rutin.

f. Berupaya untuk meningkatkan keaktifan masyarakat untuk datang

ke posyandu disetiap bulan penimbangan.

3. Puskesmas

a. Memberikan program penyuluhan terpadu dan berkesinambungan

kepada masyarakat serta kader-kader posyandu mengenai

perkembangan motorik kasar anak, dan mengenai pengetahuan

asupan gizi yang bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar.

b. Perlu adanya pemantauan kegiatan posyandu secara berkala

terhadap laju perkembangan motorik kasar dengan adanya form

penilaian selain KMS, misalnya dengan denver II.

Page 114: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

97

c. Adanya pelatihan cara menilai perkembangan anak kepada kader

posyandu selaku pengamat pertama dan dekat dengan masyarakat.

d. Memberikan informasi terkait bahan makanan yang mengandung

cukup besi dalam pengaruhnya terhadap perkembangan motorik

kasar anak.

e. Memberikan informasi bahan makanan yang mengandung protein

dalam pengaruhnya terhadap perkembangan motorik kasar pada

anak.

f. Memberikan penyuluhan mengenai bahan makanan yang dapat

menghambat penyerapan asupan besi dan bahan makanan yang

membantu penyerapan asupan besi ke dalam tubuh.

Page 115: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

98

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier , S. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Alqur’an Al-Karim. Al-Madina, Alqur’an dan Terjemahannya. Bandung: C.V

Madina Raihan Makmur.

Amanda, Ameilia. 2014. Hubungan asupan zat gizi (energi, protein, besi, dan

seng), stunting dan stimulasi psikososial dengan status motorik anak usia

3-6 tahun di paud wilayah binaan puskesmas kecamatan kebayoran lama

tahun 2014. Skripsi Fakultas Kedokteran dan ilmu kesehatan universitas

syarif hidayatullah Jakarta

Anwar, Husaini, Mahdin dkk. 2003. Studi motor milestone untuk pembuatan KMS

perkembangan anak (hasil penelitian puslitbang gizi dan makanan tahun

2003). Pusat penelitian dan pengembangan gizi kesehatan badan penelitian

dan pengembangan gizi departemen kesehatan RI.

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan.

Depok: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan FKM UI.

Budiarti, 2011. Hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang anak usia

5-6 tahun. http;//isjd.pdii.lipi.go.id diunduh 30 desember 2012 Jurnal

penelitian kesehatan suara forikes vol II nomor 1

Depkes, 2006. Perkembangan anak usia 0-36 bulan proses tumbuh kembanga

deteksi intevensi kota Tasikmalaya: proyek dana dekonsentrasi provinsi

Jawa Barat kesehatan ibu dan anak

Page 116: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

99

Emalia, dkk. 2014. Hubungan asupan gizi, pengetahuan dan stimulasi ibu dengan

tumbuh kembang anak prasekolah tk handayani dan tk teratai 26 ilir

kecamatan bukit kecil Palembang 2014. Jurnal kesehatan

Hasyuti , Nur. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status

perkembangan motorik kasar baduta usia 6-18 bulan di Kabupaten

Jeneponto tahun 2011. Skripsi Universitas Hasanudin di unduh pada

tanggal 23 desember 2012.

Hurlock, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

------------------------ 1995. Perkembangan anak; Jakarta Erlangga.

Husaini, et. al. 2006. Realibilitas dan validitas penggunaan kartu menuju sehat

perkembangan motor milestone anak umur 3-18 bulan di puskemas dan

posyandu. Jurnal penelitian gizi dan makanan, 29,13-26.

Kartika, Latinulu S. 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik

anak suai 12-18 bulan di keluarga miskin dan tidak miskin. Jurnal

penelitian gizi dan makanan, 25, 38-48.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2004. Widyakarya Nasional Pangan

dan Gizi (WNPG). Ketahanan pangan dan gizi di era otonomi daerah dan

globalisasi.. Jakarta

Lismawati, Ani. 2010. Peran stimulasi terhadap perkembangan motorik kasar

anak 12-18 bulan dengan mempertimbangkan status gizi dan riwayat

Page 117: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

100

persalinan di kelurahan nagasari kecamatan cipedas kota tasikmalaya

tahun 2010. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Moersintowati, 2000, Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium penatalaksanaan

mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang

optimal. Bandung: IDAI Jawa Barat.

Narendra, B. Moersintowarti, dkk. 2002. Buku ajar 1 tumbuh kembang anak dan

remaja edisi 1. Jakarta : Sagung Seto

------------------------------------------. 2002. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan

anak. Dalam: Narendra M, Sularyo, Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh

kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto

------------------------------------------. 2005. Buku ajar II tumbuh kembang anak dan

remaja edisi pertama. Jakarta: Sagung seto

Nursalam. 2005. Asupan Keperawatan Bayi dan anak. Jakarta: Salemba Medika

Nutrisiani, Febrika. 2010. Hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MP

ASI)pada anak usia 0-24 bulan dengan kejadian diare di wilayah kerja

puskesmas purwodadi kecamatan purwodadi kabupaten grobogan.

Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Karya Ilmiah.

Olney, et. al 2007. Young zanzibari children with iron deficiency, iron deficiency

anemia, stunting, or malaria have lower motor activity scores and spend

less time in locomotion. The journal of nutrition, community and

international nutrition, p-2755-2762. Diunduh pada tanggal 8 November

2012

Page 118: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

101

Proboningsih, Jujuk 2004. Perbedaan perkembangan motorik kasar, motorik

halus, bahasa dan keperibadian pada anak usia 12-18 bulan antara status

gizi kurang dan status gizi normal: studi di wilayah kerja Puskesmas

Porong Sidoarjo. Diunduh dari Skripsi Unair pada tanggal 24 November

2012.

Rosmanindar, Erna. 2013. Asupan protein sebagai faktor dominan terjadinya

stunting pada anak 7-36 bulan di wilayah puskesmas pancoran mas kota

depok tahun 2013. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Indonesia. Jakarta

Setianingsih. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ini dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (usia 0-12 bulan) di

kecamatan cikarang barat kabupaten bekasi, depok: Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Soetjingsih. 1995. Tumbuh kembang anak . Jakarta:EGC

Sulpi, Maulina. 2013. Hubungan ASI Eksklusif terhadap perkembangan motorik

kasar bayi usia 0-12 bulan di rumah sakit syarif hidayatullah tahun 2013.

Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif

Hidayatullah. Jakarta

Supariasa, et. al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC

Susanthy, novita , ani margawati. 2012. Hubungan derajat stunting, asupan zat

gizi dan social ekonomi rumah tangga dengan perkembangan motorik

anak usia 24-36 bulan di wilayah kerja puskesmas bugangan semarang.

Page 119: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

102

http//www.fkm.undip.ac.id diunduh pada tanggal 13 november 2012

journal of nutrition college vol 1 hal 683-699

Sutrisno, 2003. Hubungan status gizi dengan tingkat perkembangan motorik

kasar anak usia 2-3 tahun pada keluarga sejahtera di wilayah kecamatan

purwodadi kabupaten grobogan - jawa tengah.

http//www.fkm.undip.ac.id, diakses pada 8 desember 2012 pukul 20.45

WIB.

Sutrisno, yogie 2014. Hubungan Statua gizi dengan status perkembangan motorik

kasar pada anak usia 6-24 bulan di posyandu desa pari kecamatan

mandalawangi kabupaten pandenglang banten tahun 2014. Skripsi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Syarif Hidayatullah,

Jakarta

Sunartini, 2009. Deteksi Gangguan Perkembangan Otak dan Pengembangan

Potensi Anak dengan Kemampuan dan Kebutuhan Khusus. Jurnal Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Syukriawati, ria. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dnegan status gizi

kurang pada anak usia 24-59 bulan di kelurahan pamulang barat kota

tangerang selatan tahun 2011. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta

William Franskenburg. The denver developmental screening test. The journal of

pediatrics 71 (2):181-191. University of Colorado medical center. 1973.

Zaviera, Ferdinand. 2008. Mengenali dan memahami tumbuh kembang anak.

Yogyakarta: KATAHATI

Page 120: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

103

Zulaekah, Siti, dkk. 2014. Anemia terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak malnutrisi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri

Semarang

Page 121: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR ANAK USIA 6-18 BULAN DI KELURAHAN

PAMULANG BARAT KECAMATAN PAMULANG TAHUN 2014

Assalammualaikum Wr.Wb

Nama Nurmalita Sani, Saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan sebagai salah

satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk

mengidentifikasi “Hubungan asupan gizi (energi, protein, karbohidrat, lemak, Zinc dan

Besi) terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan”.

Saya mengharapkan kesediaan saudara/i untuk memberikan jawaban atau tanggapan

sesuai dengan pendapat saudara/i sendiri. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas

saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu

kesehatan masyarakat khususnya ilmu gizi dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-

maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas

untuk menerima atau menolak menjadi peserta penelitian ini. Jika saudara bersedia menjadi

responden penelitian ini, maka silahkan saudara menandatangani formulir ini.

Page 122: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk pengisian : isilah data di bawah ini dengan lengkap, berikan tanda cek (√)

pada tanda kurung yang tersedia dengan sebenar-benarnya.

a. Ayah/ibu/pengasuh balita *coret yang tidak perlu

Nama :

Usia :

Pendidikan : ( )SD

( )SMP

( )SMA

( ) Sarjana

Pekerjaan :

Alamat : ( )RT/ ( )RW

b. Anak

Jenis kelamin : ( )Laki-Laki

( )Perempuan

Usia anak : . . . bulan

Tanda tangan :

Tanggal penelitian :

No. responden(diisi oleh peneliti) :

Page 123: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

2. Kuesioner Asupan Gizi

Nama bahan

makanan

Frekuensi konsumsi Jumlah (diisi sama dengan

DKBM untuk ukuran 1 porsi)

Tid

ak

per

nah

1x/h

ari

2-3

x/h

ari

4-6

x/h

ari

1x/m

inggu

2-3

x/m

inggu

1x/b

ula

n

2-3

x/b

ula

n

URT (gr)

1.Makanan Pokok

Beras/nasi/bubur/sun

/nestle/serelac

Roti

……..

Ketela

pohon(singkong)

Mie / Bihun

Page 124: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

Jagung

Biskuit

……….

Kentang

Tepung-tepungan

………..

Lainnya

……….

2. Protein Hewani

Telur ayam

Telur bebek

Ikan

……….

Daging

Page 125: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

Ayam

Hati ayam/Sapi

Lainnya

……….

3. Protein Nabati

Tahu

Tempe

Susu kedelai

Kacang hijau

Kacang tanah

Lainnya

……….

4. Sayuran

Page 126: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

Sayur asem

Sayur sop

Sayur bayam wortel

Sayur bayam jagung

Sayur lodeh

Kacang panjang

Bayam

Kangkung

Wortel

Brokoli

Lainnya

……….

Page 127: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

5. Buah

Apel

Pisang ambon

Jeruk manis

Semangka

Papaya

Anggur

Melon

Mangga

Lainnya

……….

6. Susu dan

olahannya

Page 128: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

Susu kental manis

Susu formula

……….

Keju

yogurt

Lainnya

……….

7.Lemak/Minyak

Minyak kelapa sawit

Mentega

Santan

Lainnya

………..

Page 129: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

7. Kuesioner Perkembangan Motorik Kasar Anak

Aktivitas yang dapat dilakukan Anak Baik Bantuan Tidak

Respon

Mengangat kepala

Kepala terangkat 45^

Kepala terangkat 90^

Duduk kepala tegak

Menumpu beban pada kaki

Dada terangkat menumpu satu lengan

Membalik

Bangkit kepala tegak

Duduk tanpa pegangan (6 bulan)

Berdiri dengan pegangan (7 bulan)

Bangkit untuk berdiri (8 bulan)

Bangkit terus duduk (9 bulan)

Berdiri dua detik (10 bulan)

Berdiri sendiri (11bulan)

Membungkuk kemudian berdiri (12 bulan)

Berjalan dengan baik (13 bulan)

Berjalan mundur (14 bulan)

Lari (15 bulan)

Berjalan naik tangga (16 bulan)

Menendang bola kedepan (17 bulan)

Melempar bola keatas (18 bulan )

Nilai

Page 130: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar
Page 131: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

FOOD MODEL

200 gr Nasi Padat 100 gr Nasi Padat

100 gr sayur berkuah (5-6 sdm)

15-20 gr sayur tumis

100 gr sayur tumis (5-6 sdm)

200

mL

Air

Page 132: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

Food model

150 gr semangka 100 gr pepaya

150 gr melon

55 gr p.susu

75 gr p.ambon

80 gr jeruk

manis 11 gr

stawberri

Page 133: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

50 gr daging 40 gr ikan tongkol

50 gr daging ayam 10 gr sdm ayam suwir

15gr sdm nugget

100 gr ikan mas goreng

Page 134: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

83 gr ikan lele 200 gr ikan bawal

41 gr sayap ayam

13 gram hati goreng

110 gr paha ayam

60 gr udang 10 gr bakso

10 gr/butir 25 gr ½ telur rebus

Page 135: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

60 gr telur mata sapi 60 gr telur dadar

50 gram tempe 15 gr tahu sumedang

16 gr 1sdm kacang kedelai

rebus 19 gr tahu goreng

Page 136: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

11 gr biscuit milna

190 ml susu 90 ml

65 ml 250 ml

12 gr 1sdm SKM 9 gr 1 sdm susu bubuk

100 gr sayur asem

Page 137: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

5 gr 1sendok takar 11 gr wortel rebus

28 gr 1 sds Bayam 18 gr 1 sdm bayam

100 gr sayur lodeh 100 gr sayur bayam

83 gr 1 centong magic jar 43 gr 1 centong nasi

Page 138: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

HASIL ANALISIS UNIVARIAT

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak normal&suspect 12 18.2 18.2 18.2

normal 54 81.8 81.8 100.0

Total 66 100.0 100.0

ENERGI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kalori dibawah AKG 48 72.7 72.7 72.7

kalori diatas AKG 18 27.3 27.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

PROTEIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid protein dibawah AKg 30 45.5 45.5 45.5

protein diatas AKG 36 54.5 54.5 100.0

Total 66 100.0 100.0

LEMAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid lemak dibawah AKG 54 81.8 81.8 81.8

lemak diatas AKG 12 18.2 18.2 100.0

Total 66 100.0 100.0

Page 139: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

KARBOHIDRAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid karbo dibawah AKG 41 62.1 62.1 62.1

karbo diatas AKG 25 37.9 37.9 100.0

Total 66 100.0 100.0

BESI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid besi dibawah AKG 43 65.2 65.2 65.2

besi diatas AKG 23 34.8 34.8 100.0

Total 66 100.0 100.0

SENG

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid seng dibawah AKG 40 60.6 60.6 60.6

seng diatas AKG 26 39.4 39.4 100.0

Total 66 100.0 100.0

Page 140: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

HASIL BIVARIAT

ENERGI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total

Tidak

normal&suspect normal

kalori2 kalori dibawah AKG Count 6 42 48

% within kalori2 12.5% 87.5% 100.0%

kalori diatas AKG Count 6 12 18

% within kalori2 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 12 54 66

% within kalori2 18.2% 81.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3.819a 1 .051

Continuity Correctionb 2.547 1 .110

Likelihood Ratio 3.502 1 .061

Fisher's Exact Test .073 .059

Linear-by-Linear Association 3.762 1 .052

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.27.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kalori2 (kalori

dibawah AKG / kalori diatas

AKG)

.286 .078 1.049

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .375 .139 1.013

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.312 .931 1.851

N of Valid Cases 66

Page 141: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

PROTEIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total

Tidak

normal&suspect normal

protein2 protein dibawah AKg Count 2 28 30

% within protein2 6.7% 93.3% 100.0%

protein diatas AKG Count 10 26 36

% within protein2 27.8% 72.2% 100.0%

Total Count 12 54 66

% within protein2 18.2% 81.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.902a 1 .027

Continuity Correctionb 3.586 1 .058

Likelihood Ratio 5.350 1 .021

Fisher's Exact Test .051 .026

Linear-by-Linear Association 4.828 1 .028

N of Valid Casesb 66

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.45.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for protein2 (protein

dibawah AKg / protein diatas

AKG)

.186 .037 .928

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .240 .057 1.012

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.292 1.033 1.617

N of Valid Cases 66

Page 142: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

LEMAK DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total

Tidak

normal&suspect normal

lemak2 lemak dibawah AKG Count 9 45 54

% within lemak2 16.7% 83.3% 100.0%

lemak diatas AKG Count 3 9 12

% within lemak2 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 12 54 66

% within lemak2 18.2% 81.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .458a 1 .498

Continuity Correctionb .069 1 .792

Likelihood Ratio .430 1 .512

Fisher's Exact Test .679 .376

Linear-by-Linear Association .451 1 .502

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for lemak2 (lemak

dibawah AKG / lemak diatas

AKG)

.600 .135 2.662

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .667 .212 2.100

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.111 .785 1.573

N of Valid Cases 66

Page 143: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

KARBOHIDRAT DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total

Tidak

normal&suspect normal

karbo2 karbo dibawah AKG Count 6 35 41

% within karbo2 14.6% 85.4% 100.0%

karbo diatas AKG Count 6 19 25

% within karbo2 24.0% 76.0% 100.0%

Total Count 12 54 66

% within karbo2 18.2% 81.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .916a 1 .339

Continuity Correctionb .394 1 .530

Likelihood Ratio .895 1 .344

Fisher's Exact Test .348 .262

Linear-by-Linear Association .902 1 .342

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.55.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for karbo2 (karbo

dibawah AKG / karbo diatas

AKG)

.543 .154 1.917

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .610 .221 1.685

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.123 .871 1.448

N of Valid Cases 66

Page 144: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

BESI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total

Tidak

normal&suspect normal

besi2 besi dibawah AKG Count 4 39 43

% within besi2 9.3% 90.7% 100.0%

besi diatas AKG Count 8 15 23

% within besi2 34.8% 65.2% 100.0%

Total Count 12 54 66

% within besi2 18.2% 81.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.540a 1 .011

Continuity Correctionb 4.939 1 .026

Likelihood Ratio 6.251 1 .012

Fisher's Exact Test .018 .015

Linear-by-Linear Association 6.441 1 .011

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for besi2 (besi

dibawah AKG / besi diatas

AKG)

.192 .050 .734

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .267 .090 .794

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.391 1.017 1.903

N of Valid Cases 66

Page 145: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar

SENG DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total

Tidak

normal&suspect normal

seng2 seng dibawah AKG Count 5 35 40

% within seng2 12.5% 87.5% 100.0%

seng diatas AKG Count 7 19 26

% within seng2 26.9% 73.1% 100.0%

Total Count 12 54 66

% within seng2 18.2% 81.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.204a 1 .138

Continuity Correctionb 1.341 1 .247

Likelihood Ratio 2.155 1 .142

Fisher's Exact Test .193 .124

Linear-by-Linear Association 2.170 1 .141

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.73.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for seng2 (seng

dibawah AKG / seng diatas

AKG)

.388 .108 1.390

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .464 .165 1.308

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.197 .922 1.555

N of Valid Cases 66

Page 146: HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37852/1... · anak usia 6-18 bulan yang mengalami perkembangan motorik kasar