peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat …

108
i PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MELALUI PENDEKATAN DISCOVERY SISWA KELAS VII A SMP UNISMUH MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: MELISA 10533 6998 12 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MELALUIPENDEKATAN DISCOVERY SISWA KELAS VIIA SMP UNISMUH

MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

MELISA

10533 6998 12

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MELALUIPENDEKATAN DISCOVERY SISWA KELAS VIIA SMP UNISMUH

MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

MELISA

10533 6998 12

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat MelaluiPendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP UnismuhMakassar

Nama : Melisa

NIM : 10533 5604 09

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, Skripsi ini telah memenuhi syarat

untuk dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Oktober 2016

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Dr. Hj. Syahribulan, K., M.Pd.

Diketahui oleh,

Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan

Unismuh Makassar Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Dra. Munirah, M. Pd.

NBM: 858 625 NBM: 951 576

iv

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat MelaluiPendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP UnismuhMakassar.

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : MELISA

NIM : 10533 6998 12

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan

layak untuk diujikan.

Makassar, 6 November 2016

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Dr. Hj. Syahribulan, K., M.Pd.

Diketahui oleh,

Dekan FKIPUnismuh Makassar Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. A. SukriSyamsuri, M. Hum. Dra.Munirah, M. Pd.

NBM: 858 625 NBM: 951 576

v

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MELISA

NIM : 10533 6998 12

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Melalui

Pendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain

atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Oktober 2016

Yang membuat pernyataan

MELISA

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

vi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MELISA

NIM : 10533 6998 12

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesainya Skripsi, saya akan

menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan Skripsi ini, saya akan selalu melakukan konsultasi yang

telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, Oktober 2016Yang membuat perjanjian

MELISA

Diketahui oleh,

Ketua JurusanPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra.Munirah, M. Pd.

NBM: 951 576

vii

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

vii

Orang tua adalah pondasi hidupku

Do’a mereka adalah kekuatan bagiku

Harapan mereka adalah semangat bagiku

Tetesan keringat mereka adalah hutang bagiku

Membahagiakan orang tua dan keluargaku adalah tujuan hidupku

Dan menjadi anak yang shalehah, berbakti dan berilmu adalah cita-citaku.

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

“ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “

Jadi diri sendiri, cari jati diri, and dapatin hidup yangmandiri.

Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terusberputar

MOTO

MOTO DAN PERSEMBAHAN

vii

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

viii

Sesekali liat ke belakang untuk melanjutkan perjalananyang tiada berujung.

Hidup tanpa ilmu bagaikan pohon tanpa buah

Berilmulah sebelum beramal

Dan

Ikatlah ilmu dengan amal.”

“Hai anak Adam sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian

untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian

takwa itulah yang paling baik…” (Q.S al-A’raf (224: 26).

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:

Ayahanda dan ibunda tercinta (Nasir dan Intang). Terima kasih atas semua

hal terbaik dan terindah yang selalu kalian hadirkan untuk Ananda, untuk

doa, piluh, dan tetesan keringat ayah dan bunda dalam mencari segenggam

rezeki demi keberhasilan Ananda. Walaupun Ananda berusaha menggantinya,

tetap tidak akan pernah cukup untuk membayar semuanya.

Untuk adikku tersayang (Meliani). Terima kasih atas bantuan dan dukungan

morilnya sehingga kakanda bisa menyelesaikan kuliah.

PERSEMBAHAN

viiivii

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

ix

Untuk kakekku tercinta (H. Enre) dan tanteku Fatmawati memberikan

nasehat dan dukungannya baik secara langsung maupun secara tidak

langsung (telepon).

Untuk sepupuku (Imma), kakak-kakak dan adik-adik seperjuanganku di

perantauan (kak Asri, kak Faisal, kak Cua, kak Dian, Kak Asrul, kak

Salahuddin, kak Diana, kak Nur, kak Aan, dan Ulfa, Yani,Fitri, Lestari

Uswatun Hasana,Dewi, Ika, kak Ida, Darma, Agustia, Ammang, Salahuddin,

Raatih, kak Ros, Zulhidayat, dan Ridho) dan Sahabatku (Ardi, Yusuf, Bregest

dan adik juniorku Baim), teman-teman kostku anak Pondok Masita Karata II

,teman-teman P2K dan anak-anak kelas B Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan 2012 yang baik hati yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu-

satu terima kasih atas kebersamaan kita dan motivasinya selama ini.

Dosen-dosen yang telah membina dan membimbingku dalam menyelesaikan

susunan skripsi ini.

Untuk almamaterku tercinta, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

x

ABSTRAK

Melisa. 2016. Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat MelaluiPendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar. Skripsi,Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr H AndiSukri Syamsuri, M.Hum dan Pembimbing II Dra Hj. Syaribulan K, M.Pd.Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Bagaimana dengan menggunakanpendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyatsiswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar. Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat melalui pendekatandiscovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimanapeneliti secara langsung mengajar kepada siswa melalui dua siklus denganmasing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi. Instrumenpenelitian yang digunakan adalah lembar observasi untuk memperolehgambaran langsung tentang aktivitas menyimak melalui pendekatan discoverypada siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar tahun pelajaran 2015/2016.Data yang diperoleh dianalisis secara statistik kuantitatif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui dua siklus, maka diperolehdata yang menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyatsiswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar. Pada siklus 1 ada 11 orang siswayang belum mencapai nilai ketuntasan 65 dari 25 orang siswa, presentaseketuntasan 75 dari 34 orang siswa, presentase ketuntasan menyimak yangdicapai pada siklus I yaitu 67,6% dan nilai rata-rata yang diperoleh 72%sedangkan pada siklus II hanya 3 orang siswa yang belum mencapai nilaiketuntasan 75 dari 34 siswa, presentase ketuntasan belajar siswa mencapai91,2% dan nilai rata-rata 80,7%. Perubahan ini menunjukkan adanyapeningkatan kemampuan menyimak siswa dengan menggunakan pendekatandiscovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar tahun pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Kemampuan menyimak, Pendekatan discovery.

ix

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling pantas penulis ucapkan selain puji syukur

kehadirat Allah subhanahuwataala atas berkah, karunia-Nyalah, dan kerja keras

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah karya yang

diajukan sebagai persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah

Makassar dan merupakan bukti karya nyata penulis sebagai insan akademik

terhadap disiplin ilmu yang penulis geluti.

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk

bimbingan, saran, maupun motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku pembimbing I dan Dra. Hj.

Syahribulan K., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk kepada penulis sejak awal

perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis tujukan kepada

Dra. Munirah, M.Pd. dan Syekh Adiwijaya, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; seluruh dosen Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis berbagai pengetahuan selama berkuliah sampai penyusunan

skripsi ini; Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum selaku Dekan FKIP Universitas

xxi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling pantas penulis ucapkan selain puji syukur

kehadirat Allah subhanahuwataala atas berkah, karunia-Nyalah, dan kerja keras

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah karya yang

diajukan sebagai persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah

Makassar dan merupakan bukti karya nyata penulis sebagai insan akademik

terhadap disiplin ilmu yang penulis geluti.

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk

bimbingan, saran, maupun motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku pembimbing I dan Dra. Hj.

Syahribulan K., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk kepada penulis sejak awal

perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis tujukan kepada

Dra. Munirah, M.Pd. dan Syekh Adiwijaya, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; seluruh dosen Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis berbagai pengetahuan selama berkuliah sampai penyusunan

skripsi ini; Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum selaku Dekan FKIP Universitas

xxi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling pantas penulis ucapkan selain puji syukur

kehadirat Allah subhanahuwataala atas berkah, karunia-Nyalah, dan kerja keras

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah karya yang

diajukan sebagai persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah

Makassar dan merupakan bukti karya nyata penulis sebagai insan akademik

terhadap disiplin ilmu yang penulis geluti.

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk

bimbingan, saran, maupun motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku pembimbing I dan Dra. Hj.

Syahribulan K., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk kepada penulis sejak awal

perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis tujukan kepada

Dra. Munirah, M.Pd. dan Syekh Adiwijaya, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; seluruh dosen Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis berbagai pengetahuan selama berkuliah sampai penyusunan

skripsi ini; Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum selaku Dekan FKIP Universitas

x

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xii

Muhammadiyah Makassar beserta stafnya yang memudahkan penulis dalam

mengurus segala yang terkait dengan persoalan administrasi.

Secara istimewa penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang tulus kepada Ibunda, Ayahanda, serta saudara-saudara penulis yang

telah mendoakan dan mencurahkan kasih sayang serta telah bersusah payah

membiayai penulis selama menempuh pendidikan. Selanjutnya, penulis

mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah

memberikan dukungan, motivasi, nasihat, dan doa restu agar penulis dapat

menyelesaikan pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan di

bangku kuliah, terutama rekan-rekan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2012 atas segala motivasi, saran, dan bantuannya selama ini

kepada penulis; seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini yang tidak sempat penulis tuliskaankan namanya satu per satu.

Penulis tentunya tidak dapat memberikan balasan yang setimpal terhadap

semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kecuali berdoa semoga Allah

SubhanahaWa Taala senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia kepada

hamba-Nya yang senantiasa membantu sesamanya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tidak ada

manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, penulis

senantiasa mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang konstruktif

sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xiii

Harapan dan doa penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Makassar, Oktober 2016

Penulis,

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………........i

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN…………………………………..iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………………iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ….…………………………………v

SURAT PERNYATAAN ………………………………………………..............vi

SURAT PERJANJIAN ………………………………………………………….vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………..............viii

ABSTRAK ……………………………………………………………………….ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………xiii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...........1

A. Latar Belakang ………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………….7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….…………..7

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….8

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………....10

A. Kajian Pustaka ………………………………………………………..10

xi

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xv

B. Kerangka Pikir ……………………………………………….............30

C. Hipotesis Tindakan …………………………………………………..31

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...............32

A. Jenis Penelitian ……………………………………………….............32

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian ………………………………………..32

C. Fokus Penelitian ……………………………………………………...32

D. Prosedur Penelitian …………………………………………………...33

E. Instrumen Penelitian ………………………………………………….39

F.Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….40

G. Teknik Analisis Data …………………………………………………41

H. Indikator Kebethasilan ……………………………………………….43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………..44

A. Hasil Penelitian ……………………………………………………...44

B. Pembahasan ………………………………………………………….51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….53

A. Simpulan ……………………………………………………………53

B. Saran ………………………………………………………………..54

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................55

RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………..

xi

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek Yang Dinilai Dalam Menyimak Cerita

Rakyat……………………………………………………………......42

Tabel 3.2 Tingkat Keberhasilan Siswa …………………………………………..43

Tabel 4.1 Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar Pada

Siklus I ………………………………………..…………….….44

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada siklus I..45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai yang Dicapai Siswa Kelas VIIA SMP

Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat Melalui

Pendekatan Discovery Pada Siklus I ………………………………....46

Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus I …………......................….47

Tabel 4.5 Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar Pada

Siklus II ………………………………………………………..48

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada siklus

II...........................................................................................................48

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Yang Dicapai Siswa Kelas VIIA SMP

Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat Melalui

Pendekatan Discovery Pada siklus II …………………….…………50

Tabel 4.8 Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus II ………………………….51

xii

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

LAMPIRAN 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I

LAMPIRAN 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

LAMPIRAN 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II

LAMPIRAN 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II

LAMPIRAN 6 Teks Cerita Rakyat Tentang Putri Mandalika

LAMPIRAN 7 Soal Instrumen

LAMPIRAN 8 Jawaban Soal Instrumen

LAMPIRAN 9 Dokumentasi

xiii

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha manusia dalam mengembangkan potensi

dirinya melalui proses pembelajaran. Hal mendasar yang paling penting dalam

bidang pendidikan adalah membangun sumber daya manusia yang handal,

memiliki keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sikap

profesionalisme yang tinggi.

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal diperlukan kerja

sama antara pelajar dengan tenaga pendidik. Dalam proses pelaksanaan

pembelajaran, agarsiswa sebagai generasi muda bisa menjadi mandiri dan

kreatif, maka guru sebagai atau contoh bagi peserta didiknya (Upik : 2005 ).

Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah sebagai pihak

yangbertanggungjawab secara langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan

untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.Salah satunya adalah

melalui penyempurnaan kurikulum, peningkatan profesionalisme guru dalam

menemukan, menerapkan, dan menetapkan pola-pola pengajaran yang tepat

dan efektif bagi peserta didik.

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan

manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat

komunikasi.Alat komunikasi yang utama bagi manusia adalah bahasa. Dengan

bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, dan pesan kepada orang

lain sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik,

1

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

2

diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa.Keterampilan berbahasa dalam

bahasa Inggris disebut language arts atau language skills.Istilah art berarti

seni atau kiat dan dipergunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat

personal, kreatif, dan original.Sebaliknya kata skill dipakai untuk menyatakan

sesuatu yang bersifat mekanis, eksak, impersonal (Tarigan 1994:10).

Menurut Tarigan (2008:2) keterampilan berbahasa (language arts,

language skills) mencakup empat segi, yaitu menyimak (listening skill),

berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing

skill). Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai oleh

manusia. Kemampuan menyimak menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa

lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu

belajar berbicara, kemudian, membaca, dan menulis. Kemampuan menyimak

akan berpengaruh pada kemampuan berbahasa lain. Sebagaimana Tarigan

(1994:3) menyatakan bahwa dengan meningkatkan kemampuan menyimak

berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.

Pembelajaran menyimak yang baik dan kontinu sangat dibutuhkan

mengingat pentingnya peran menyimak dalam kehidupan. Perhatian untuk

keterampilan ini harus sama dengan keterampilan berbahasa yang lain.

Namun, bagaimanakah realitas pembelajaran menyimak di dunia pendidikan

sekarang khususnya di Sekolah Menengah Pertama?Hal inilah yang perlu

dikaji kembali.

Pembelajaran menyimak menjadi bagian dari mata pelajaran bahasa

Indonesia.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa

2

2

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

3

ruang lingkup bahan kajian mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

meliputi aspek–aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan

bersastra.Berdasarkan teori pembelajaran menyimak dilaksanakan secara

terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa

lain. Namun, dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama, hal tersebut

belum terlaksana dengan baik.Pembelajaran menyimak masih kurang

mendapat perhatian dan seringkali diremehkan oleh siswa maupun guru.

Mereka beranggapan bahwa semua orang yang normal pasti dapat menyimak

dan kemampuan menyimak akan dikuasai oleh siswa secara otomatis.

Pandangan seperti ini seharusnya dihilangkan. Kemampuan menyimak untuk

memperoleh pemahaman terhadap wacana lisan tidak akan terbentuk secara

otomatis atau hanya dengan perintah supaya mendengarkan saja (Subyantoro

dan Hartono 2003:1).

Alasan–alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum

terlaksana dengan baik tersebut bersifat umum, baik untuk pembelajaran

menyimak bahasa dan sastra. Kompleksitas hambatan dalam pembelajaran

menyimak pada setiap sekolah tidak selalu sama. Pada sekolah tertentu

hambatan tersebut dapat diminimalkan, tetapi di sekolah lain dapat lebih

kompleks. Hambatan pada setiap kelas pun dimungkinkan berbeda.

Hambatan-hambatan tersebut semakin bertambah dalam pembelajaran sastra

karena adanya anggapan bahwa pembelajaran sastra kurang bermanfaat bagi

kehidupan siswa. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sastra

kurang bervariasi sehingga menyebabkan kebosanan pada siswa. Selain itu,

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

4

guru cenderung kurang memotivasi siswa untuk belajar sastra dan siswa

belum mempunyai budaya untuk belajar sastra.Oleh sebab itu, peneliti

mengangkat judul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat

Melalui Pendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar”.Dalam hal ini peneliti tertarik memilihcerita rakyat khususnya

cerita rakyat Lombok (Suku Sasak) yang berjudul “Putri Mandalik”yang

dipadukan dengan pendekatan discoverysebagai materi dan pendekatan

pembelajaran menyimak.Cerita rakyat lebih menarik untuk diterapkan dalam

pembelajaran menyimak khususnya tingkatan SMP kelas VII, yang pada

dasarnya lebih suka mendengarkan cerita-cerita dibandingkan dengan materi

pelajaran yang pembahasannya serius,karena siswa terfokuskan pada cerita

rakyat yang disimaknya.Itu disebabkan karena rasa penasaran dan rasa ingin

tahu siswa sangat besar untuk mengetahui tentang cerita sejarah suatu

daerah.Adapun inti dari cerita rakyat yang berjudul “asal mula gunung lompo

battang” adalah Erang, bocah lelaki berumur 7 tahun, seperti dipaku pada

tempatnya berdiri. Rambut halus ditengkuknya meramang. Keringatnya

menguncur deras. Tepat didepan matanya. Peristiwa mengerikan terjadi

kurang dari selompatan kaki orang dewasa dari tempatnya berdiri. Sosok

raksasa setinggi seratus langkah mendengus lencang. Nafas yg keluar dari

hidungnya menggoyangkan semak belukar dimana Erang bersembunyi. Mulut

raksasa itu mengecap-ngecap. Ia baru saja menelan bapak ibu sekaligus.

Diam-diam pula, pada setiap malam purnama hari keempat belas, Erang

menyusup kesetiap desa dimana raksasa musuhnya sedang menyusup kesetiap

4

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

5

desa oleh tubuh kuntetnya ia bersembunyi sambil memperhatikan secara

seksama gerak gerik si raksasa. Sambil menunggu waktu yg tepat dikemudian

hari, Erang memanfaatkannya untuk mempelajari kelemahan musuhnya.

Nenek moyangnya pernah mengajari erang, “kenali kelemahan musuhmu

untuk mengenali kekuatanmu”.Sebuah sobekan dari dalam perutnya

mengakibatkan tubuhnya berhenti berguling. Raksasa jahat itu telah

menghembuskan nafas terakhirnya.

Terlihat Erang menjulurkan kepalanya dari dalam perut rakasa yang

terbelah. Ia kemudian keluar dan melompat turun ketanah dengan tenang.

Ditangannya masih tergemgam sebilah badik yang berlumuran darah.

Karena kuasa dewata, ditempat raksasa itu berbaring, tiba-tiba berubah

wujud menjadi gunung. Bentuknya seperti tubuh raksasa, lengkap dengan

perut besarnya yang menonjol. Penduduk sekitar gunungpun kemudian

menamainya dengan sebutan gunung lompo battang, yang artinya perut besar.

Lompo = besar, battang= perut.

Peneliti telah melakukan observasi awal penulis, pada saat pembelajaran

tentang menyimak, peneliti menemukan fakta bahwa sebagian siswa kelas

VIIA di SMP Unismuh Makassar, dihadapkan pada persoalan-persoalan yang

berhubungan dengan kegiatan menyimak, yaitu kurangnya kemampuan siswa

dalam menyimak cerita rakyat.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

6

Dengan demikian, untuk meningkatkan kemampuan menyimak perlu

dilakukan pendekatan. Oleh sebab itu, guru harus terampil dalam mengajarkan

menyimak dengan menggunakan pendekatan pembelajaran pada saat proses

belajar mengajar berlangsung sehingga siswa termotivasi, senang dan mudah

dalam memahami materi-materi pelajaran yang sedang dipelajari dan dapat

diaplikasikan dalam berbagai problem.

Pendekatan dalam pembelajaran terbagi atas dua bagian yaitu pendekatan

yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada

siswa.Pendekatan yang berpusat pada guru adalah pendekatan dimana guru

yang berperan aktif dalam menjelaskan materi-materi pelajaran dan siswa

hanya mendengar dan memperhatikan penjelasan-penjelasan dari guru tanpa

berusaha untuk menemukan sendiri dari solusi-solusi pelajaran yang sedang

berlangsung. Sehingga siswa tidak mempunyai kreativitas sendiri dalam

memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya dalam proses pembelajaran

karena selama itu hanya bergantung kepada guru yang bersangkutan.

Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan yang

menuntut siswa untuk mengembangkan kreativitasnya sendiri dalam

memecahkan berbagai masalah dalam proses pembelajaran dan guru hanya

bertindak sebagai fasilitator atau pemimpin. Sehingga siswa dapat berperan

aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan merasa bertanggung

jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dari penjelasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa pendekatan yang

berpusatpada siswa jauh lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang

5

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

7

berpusat pada guru. Salah satu contoh pendekatan yang berpusat pada siswa

adalah pendekatan discovery.Pendekatan discovery adalah pendekatan yang

menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri atau dalam bentuk kelompok

dan mengembangkan kreativitas untuk menemukan suatu solusi dalam

pemecahan suatu masalah.

Dari pengertian pendekatan discovery yang diuraikan di atas, maka

peneliti dapat menyatakan bahwa pendekatan discovery jauh lebih efektif

dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

hasil belajar bahasa indonesia dengan menggunakan pendekatan discovery

pada pokok bahasan menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar.

B. MasalahPenelitian

1. IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi keterampilan

menyimak di Sekolah Menengah Pertama belum diajarkan secara

maksimal, penyajiannya masih diberikan secara monoton, sehingga

menyebabkan siswa kurang tertarik dan merasa jenuh dalam mengikuti

pembelajaran menyimak, khususnya menyimak cerita rakyat.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

8

2. Adanya anggapan bahwa keterampilan menyimak dan pelajaran bahasa

Indonesia dianggap kurang penting dibandingkan dengan penguasaan

matapelajaran lainnya.

3. Perhatian siswa terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat kurang,

sehingga informasi yang terdapat pada simakan tidak dapat direspon

dengan baik.

4. Pemahaman siswa terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat masih

kurang.

5. Guru kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran menyimak

cerita rakyat.

6. Guru belum menggunakan media atau fasilitas dalam kegiatan belajar

mengajar menyimak, padahal fasilitas yang tersedia di sekolah tersebut

sudah cukup lengkap.

7. Metode atau pun teknik pembelajaran yang digunakan guru masih

kurangbervariasi.

2. RumusanMasalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, makarumusan

masalahdalampenelitian ini adalah “Bagaimana dengan menggunakan

pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita

rakyat pada siswa kelas VIIA SMP Nurkarya Tidung Makassar ?”

3.Alternatif Pemecahan masalah

Rencana pemecahan masalah Upaya yang akan ditempuh untuk

memecahkanpermasalahan di atas dengan meningkatkan kemampuan

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

9

menyimak cerita rakyat melalui pendekatan discovery pada siswa kelas

VII A SMP Unismuh Makassar.

Tahap berikutnya adalah Siswa diminta menyimak cerita rakyat

berjudul asal mula gunung lompo battang yang dibacakan. Selama

kegiatan menyimak berlangsung, guru meminta siswa untuk melakukan

pengamatan dan diperkenankan menulisnama-nama tokoh cerita dan

bagian-bagian yang dianggap penting.

Selanjutnya diberikan soa lesai yang diberikanoleh guru berkaitan

dengan cerita rakyat yang telah dibacakan sebelumnya. Siswa diberi

pertanyaan mengenai nama-nama tokoh, watak tokoh, latar cerita,tema

atau amanat dan isi cerita rakyat tersebut. Setelah itu siswa disuruh untuk

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas sacara bergiliran

dengan siswa lain. Siswa yang lain memberikan masukan maupun

sanggahan kepada siswa yang maju, dan juga pemecahan masalah.

Tahap akhir guru bersamasiswa melaksanakan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan tugas lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh

manatingkatkan kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat setelah

proses pembelajaran dikelas.

Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dengan

menggunakan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

10

menyimak cerita rakyat pada siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar

?”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dengan

menggunakan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, sesuai dengan

masalah yang ada adalah “Untuk meningkatkan kemampuan menyimak

cerita rakyat dengan menggunakan pendekatan discovery siswa kelasVIIA

SMP Unismuh Makassar”.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun

praktis.

1 . Manfaat Teoretis

Untuk memberikan masukan bagi teori pembelajaran menyimak dan

dipahami sebagai bahan penelitian lebih lanjut.Pemanfaatan pendekatan

discoverymendukung pencapaian tujuan pembelajaran.Dengan

menggunakan pendekatan discovery, pembelajaran menjadi lebih variatif

dan menarik khususnya pada pembelajaran menyimak cerita rakyat.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

11

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

a. Bagi guru, penelitian ini memberikan masukan untuk menggunakan

pendekatan pembelajaran yang tepat dan variatif bagi pembelajaran

menyimak. Selain itu, supaya guru menciptakan kegiatan belajar

mengajar yang menarik dan tidakmembosankan.

b. Bagi siswa, yaitu dapat membantu dalam mengatasi kesulitan

pembelajaran menyimak cerita rakyat, memotivasi siswa untuk belajar,

serta melatih dan membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan

menyimak secara intensif dan efektif.

c. Bagi sekolah,yaitu sebagai referensi bagi sekolah tentang pentingnya

pendekatan pembelajaran.

d. Bagi peneliti, yaitu penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan keaktifan siswa dan

memberikan masukan jika kelak peneliti menjadi seorang pengajar agar

dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik bagi siswa.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

12

BABA II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian

tentang pembelajaran menyimak yang belum mencapai taraf yang

memuaskan dan hasil yang belum efektif, maka penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian untuk mengetahui apakah dengan menggunakan

pendekatan discovery hasil belajar menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA

SMP Unismuh Makassar dapat meningkat?

1. Penelitian yang Relevan

Sebelumnya dilakukan suatu penelitian yang menggunakan

pendekatan discovery seperti pendekatan yang digunakan oleh peneliti, yaitu

dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunakan

Pendekatan DiscoveryPokok Bahasan Fluida” oleh Herman (2009)yang

berfokus pada hasil belajar siswa pokok bahasan fluida dan hasilnya ternyata

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selanjutnya “Upaya

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Menggunakan

PendekatanPembelajaran InquiryDiscovery” oleh Baharuddin (2011), yang

berfokus pada keaktifan dan hasil belajar geografi dan hasilnya juga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa

Berdasarkan uraian tersebut penulis terinspirasi untuk meneliti

masalah peningkatam kemampuan menyimak cerita rakyat melalui

12

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

13

pendekatan discovery yang berfokus pada menyimak cerita rakyat melalui

pendekatan discovery.

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran pada judul, maka

tinjauan pustaka digunakan sebagai pedoman dalam penulisan dan sangat

berperan dalam pengembangan dan acuan penulisan. Adapun kajian pustaka

yang digunakan adalah seperti diuraikan berikut ini.

2. Kemampuan Menyimak

a. Pengertian Kemampuan Menyimak

Kemampuan menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk.

1998:19) adalah keterampilan seseorang dalam suatu proses yang

mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi,

menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di

dalamnya. Jadi kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai

koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan

mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis.

Ada beberapa pengertian tentang menyimak menurut para ahli,

diantaranya:

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang

lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai

pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan,

informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang

terkandung dalam lambang lisan yang disimak.(Tarigan, 2008:29).

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

14

Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu

proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna

yang terkandung di dalamnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1994:94) disebutkan bahwa menyimak adalah mendengarkan

(memperhatikan) baik–baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan

mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan,

dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at

all: 1992).

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada

objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia,

(Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18).

Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap

berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17).

1.Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya

tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak,

seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.

2.Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama

dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi.

3.Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan

informasi yang jelas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang

14

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

15

lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai

pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan,

informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang

terkandung dalam lambang lisan yang disimak.

b. Hakikat Menyimak

Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan

mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan

bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi

oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam

keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan

mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan

sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu

menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam

menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih

ditekankan lagi.

Dari pengertian menyimak yang dikemukakan Subyantoro dan

Hartono (2003) terlihat bahwa kegiatan mendengar dan mendengarkan

tercakup dalam kegiatan menyimak.Selain itu, menyimak memiliki

tingkatan lebih tinggi dari mendengar dan mendengarkan.

Hakikat menyimak dikemukakan oleh beberapa tokoh.

Anderson (dalam Tarigan 1994 : 28) menyatakan bahwa menyimak

adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta

menginterpretasikan lambang– lambang lisan. Menyimak dapat pula

15

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

16

bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian

serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).

Sedangkan Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa menyimak

merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan

penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami

makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara

melalui ujaran atau bahasa lisan.

c. Tujuan Menyimak

Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak

beraneka ragam antara lain sebagai berikut.

1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar

dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang

pembicara.

2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak

dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi

yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan

(terutama dalam bidang seni).

3.Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud

agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-

buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).

4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan

maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-

16

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

17

apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi,

musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan).

5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu

menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat

mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-

perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak

dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan

bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti

(distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya

ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing

yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).

7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan

analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh

banyak masukan berharga.

8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan

dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini

diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia

menyimak secara persuasif.

Berdasarkan tujuan–tujuan menyimak, maka menyimak yang

dilaksanakan dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh

pengetahuan dari materi yang diperdengarkan.Selain itu, bertujuan

untuk mengapresiasi materi simakan.

17

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

18

d. Manfaat Menyimak

Menurut Setiawan (dalam Darmawan 2001:11–12) manfaat menyimak

sebagai berikut.

1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga

bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu

memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih

berpengalaman.

2. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan

keilmuan dan khazanah ilmu kita.

3. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan

yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak

komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata–kata yang digunakan

lebih variatif.

4. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta

membina sifat terbuka dan obyektif.

5. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.

Semua manfaat tersebut diharapkan diperoleh dalam kegiatan

menyimak.Namun, dalam penelitian ini manfaat utama yang diperoleh

adalah menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang

berharga bagi kemanusiaan serta meningkatkan dan menumbuhkan

sikap apresiatif.Hal ini dikarenakan menyimak yang dilaksanakan

adalah menyimak cerita rakyat.Cerita rakyat merupakan salah satu

karya sastra yang perlu diapresiasi dan diambil nilai-nilainya.

18

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

19

3.Cerita Rakyat

a. Pengertian cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan sebagian dari kebudayaan rakyat

yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun dengan

variasi yang berbeda-beda, baik lisan maupun tertulis dengan

tujuan tertentu untuk menjadi suatu ciri khas kelompok

masyarakat pendukungnya (Cullinan dalam Mustakim,2009:51).

b. Hakikat Cerita Rakyat

Cerita rakyat disebut juga Folklore (Cullinan dalam

Mustakim,2009:51).Folklore berasal dari kata folk dan

lore.Menurut Alan Dundes (dalam James Danandjaja, 1997:1)

folk adalah sekelompok orang yang memilki ciri-ciri pengenal

fisik, sosial, kebudayaan sehingga dapat dibedakan oleh

kelompok-kelompok lainnya. Istilah lore merupakan Tradisi folk

yang berarti sebagian kebudayan yang diwariskan secara turun-

temurun secara lisan atau melalui contoh yang disertai gerak

isyarat atau alat bantu mengingat. Jika folk adalah mengingat

,loreadalah tradisinya.

Foklor adalah kebudayan suatu kolektif yang tersebar dan

diwariskan secara turun-temurun, di antara kolektif macam apa

saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam

bentuk tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat

atau alat pembantu pengingat (James Danandjaja, 1997:2).

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

20

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita

rakyat merupakan sebagian dari kebudayaan rakyat yang

disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun dengan variasi

yang berbeda-beda, baik lisan maupun tertulis dengan tujuan

tertentu untuk menjadi suatu ciri khas kelompok masyarakat

pendukungnya.

c. Jenis-Jenis Cerita Rakyat

Menurut Mustakim(2008:52-56).Jenis cerita rakyat

dikelompokkan atas isi cerita dan pada tokoh cerita yang di

tampilkan yang terbagi atas :

1. Fabel, adalah cerita yang pelakunya adalah binatang yang

merupakan symbol perilaku manusia. Biasanya cerita itu

memiliki ajaran moral yang sangat eksplisit dan bahasa yang

sederhana dan sesuai dengan perkembangan bahasa anak.

2. Legenda, adalah cerita tentang kejadian suatu tempat atau

sesuatu nama tempat yang dianggap mempunyai makna bagi

kehidupan manusia.

4. Mite, adalah jenis cerita yang tokoh-tokohnya dianggap

keramat.

5. Sage, adalah cerita rakyat yang menceritakan sejarah

kesuksesan para tokoh-tokohnya. Sementara William R.

Bascom (dalam Danandjaja ,1984:50) membagi cerita prosa

menjadi tiga seperti di bawah ini:

20

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

21

a. Mite, adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar

terjadi serta dianggap suci oleh empunya cerita. Mite

ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa.

Peristiwa terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan

seperti yang kita kenal sekarang dan terjadi pada masa

lampau.

b. Legenda, adalah cerita yang menurut pengarangnya

merupakan peristiwa – peristiwa yang benar-benar ada dan

nyata. Serta ditokohi manusia-manusia yang mempunyai

sifat luar biasa.

c. Dongeng, adalah cerita rakyat yang dianggap tidak benar-

benar terjadi, bersifat khayal dan tidak terikat waktu

maupun tempat tokoh ceritanya adalah manusia, binatang,

dan makhluk halus.

Berdasarkan pendapat di atas dapat simpulkan bahwa jenis

– jenis cerita rakya terdiri atas: fable adalah adalah Cerita yang

Pelakunya adalah binatang yang merupakan simbol perilaku

manusia. Biasanya cerita itu memiliki ajaran moral yang sangat

eksplisit dan bahasa yang sederhana, dan sesuai dengan

perkembangan bahasa anak. Legenda adalah cerita tentang

kejadian suatu tempat atau sesuatu nama tempat peristiwa yang

benar-benar ada dan nyata yang dianggap mempunyai makna bagi

kehidupan manusia. Serta ditokohi manusia-manusia yang

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

22

mempunyai sifat luar biasa, Mite adalah jenis cerita yang tokoh-

tokohnya dianggap keramat, Sage adalah cerita rakyat yang

menceritakan sejarah kesuksesan para tokoh-tokohnya.

d. Unsur-Unsur Cerita Rakyat

Cerita rakyat terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita

rakyat, antara lain: alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan

amanat. Berikut pembahasan masing-masing unsur:

1) Tokoh dan perwatakan

Cullinan (dalam mustakim, 2008:101) mengatakan bahwa

tokoh cerita adalah pelaku cerita.Hal senada juga diungkapkan

oleh Sudjiman (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan

bahwa tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa

atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.Demikian

juga diungkapkan oleh Aminudin (dalam Siswanto 2008:142)

yang menyatakan tokoh adalah pelaku yang mengemban

peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu mampu

menjalin suatu cerita sedangkan cara sastrawan menampilkan

tokoh disebut penokohan.

Tokoh-tokoh dalam cerita perlu digambarkan ciri-ciri lahir

dan sifat batinnya agar watak juga dikenal oleh

pembaca.Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai

tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat

22

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

23

berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat

istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto 2005:20).

Berdasarkan sifat tokoh dalam cerita, tokoh dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis,

dan tokoh titagonis.

a. Tokohprotagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan

positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

b. Tokoh antagonis adalah tokoh yang membawakan

perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau

menyampaikan nilai-nilai negatif.

c. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan

campuran atau kadang membawakan perwatakan positif dan

kadang negatif.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh

adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan

sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Penokohan

yaitu penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh yang

membedakan dengan tokoh yang lain.

2) Latar atau setting

Cullinan (dalam mustakim, 2008:101) mengatakan bahwa

setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita. Hal senada

juga diungkapkan oleh Sudjiman (dalam Septiningsih, dkk.

1998:5)mengatakan bahwa latar adalah keterangan, petunjuk,

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

24

pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana

terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Secara sederhana

Suharianto (2005:22) mengatakan latar disebut juga setting yaitu

tempat atau waktu terjadinya cerita.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

latar adalah tempat, waktu dalam cerita, dan suasana terjadinya

peristiwa dalam karya sastra.Dalam penelitian ini karya sastra

yang dimaksud adalah cerita rakyat.

3) Tema dan amanat

Tema adalah pokok permasalahan yang mendominasi suatu

karya sastra.Secara sederhana Stanton (dalam Septiningsih, dkk.

1998:5) menyebut bahwa tema adalah arti pusat yang terdapat

dalam cerita.Hakikatnya tema adalah permasalahan yang

merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau

karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan yang

ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya itu (Suharianto

2005:17).

Dari uraian pendapat tentang tema di atas, dapat

disimpulkan bahwa tema adalah gagasan pokok yang ingin

disampaikan pengarang melalui karyanya atau pokok

permasalahan yang mendominasi suatu karya karya sastra.

24

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

25

Tema suatu karya sastra dapat tersurat dan dapat pula

tersirat. Jadi,tema tersebut dapat langsung diketahui tanpa

penghayatan atau melalui penghayatan.

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra;

pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar (Siswanto 2008:162). Di dalam karya sastra modern

amanat ini biasanya tersirat, di dalam karya sastra lama pada

umumnya amanat tersurat. Jadi, amanat merupakan gagasan yang

mendasari karya sastra baik tersirat maupun tersurat dalam karya

sastra.

4) Alur atau plot

Luxemburg (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan

bahwa alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan

peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan yang

dialami oleh pelaku. Sedangkan menurut Suharianto (2005:18)

plot yakni cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara

beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga

merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-

tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang

dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Abrams dalam

Siswanto 2008:159).Sudjiman (dalam Siswanto 2008:159)

25

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

26

menyatakan bahwa alur adalah peristiwa yang diurutkan

membangun tulang punggung cerita.

Adapun macam-macam alur terbagi atas:

(a) Alur maju adalah jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa

kini.

(b) Alur mundur adalah jalinan peristiwa dari masa kini ke

masa lalu.

(c) Alur campuran adalah gabungan dari alur maju dan alur

mundur secara bersama-sama.

Dari beberapa pendapat tentang alur di atas, dapat

disimpulkan bahwa alur adalah peristiwa-peristiwa yang terjalin

dengan urutan yang baik dan membentuk sebuah cerita.Dalam

alur terdapat serangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.

4. Pendekatan Discovery

a. Pengertian Pendekatan Discovery

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk

kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum oleh karenanya strategi dan pendekatan

pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari

pendekatan tertentu (Wina Sanjaya,2006).

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa

strategi pembelajaran yang ditetapkan guru akan tergantung pada

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

27

pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan

strategi itu dapat ditetapkan berbagai pendekatan pembelajaran.

Karena pendekatan adalah cara yang digunakan untuk

melaksanakan strategi.

Apabila ditinjau dari katanya, discover berarti menemukan,

sedangkan discovery adalah penemuan. Dalam kaitannya dalam

pendidikan, Muhammad Takdir Illahi(dalamOemar Hamalik,

2012:29)menyatakan bahwa discoveryadalah proses pembelajaran

yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga

menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di

lapangan.

Muhammad Takdir Illahi (dalam Mulyasa, 2012:32-33)

tentang pengertian discovery masih terlalu luas cakupannya,

sehingga dalam penerapan strategi ini, anak didik tidak hanya

dituntut untuk menemukan sesuatu atau mendapatkan pengalaman

baru berkaitan dengan efektivitas pembelajaran melainkan juga

menyangkut kemampuan dalam memecahkan suatu persoalan

dengan pemikiran yang cermat dan sistematis.

Discovery (penemuan) adalah proses mental dimana siswa

mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, yang

dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah

mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

28

dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan, guru

hanya membimbing dan memberikan intruksi (Roestiyah

N.K.,2001).

Pendekatan discovery menganggap bahwa siswa sebagai

subjek dan objek dalam belajar mempunyai dasar untuk berkembang

secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses

pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat

menentang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru

lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau sebagai

pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa

lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk

kelompok dalam memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru

(Sriyono, dkk,1992).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa

pendekatan discoveryadalah pendekatan yang menempatkan siswa

lebih banyak belajar sendiri atau dalam bentuk kelompok dan

mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan suatu masalah.

b.Syarat-Syarat Pendekatan Discovery

Menurut (Ahmad Sabri, 2007) setiap pendekatan dalam

pembelajaran mengandung berbagai macam syarat yang harus

dipenuhi untuk menerapkan pendekatan tersebut. Pendekatan

discovery dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

29

1.Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan

kepada kelas, yang mana persoalan tersebut bersumber dari

pelajaran yang menentang siswa atau problematik dan sesuai

dengan daya nalar siswa.

2.Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.

3.Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.

4.Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan

berdiskusi.

5.Partisipasi setiap siswa dalam kegiatan belajar.

6.Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan

siswa.

c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pendekatan Discovery

Adapun langkah-langkah pelaksanaan pendekatandiscovery

menurut (Muhammad Takdir Illahi,2012:82-86) adalah sebagai

berikut:

1. Ada masalah yang akan dipecahkan

2. Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif anak didik

3. Konsep atau prinsip yang ditemuukan harus ditulis secara jelas

4. Harus tersedia alat atau bahan yang diperlukan

5. Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa

6. Guru memberi kesempatan anak didik untuk mengumpulkan

data

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

30

7. Harus dapat memberikan jawaban secara tepat sesuai dengan

data yang diperlukan anak didik.

Adapun keunggulan (kelebihan) pendekatan menurut

Muhammad Takdir Illahi (Bruner,2012:41-42) adalah sebagai

berikut:

1. Melalui pembelajaran discovery, potensi intelektual pada anak

didik akan semakin meningkat, sehingga menimbulkan harapan

baru untuk menuju kesuksesan.

2. Dengan menekankan pendekatan discovery, anak didik akan

belajar mengorganisasi dan menghadapi masalah.

3. Pendekatan discovery yang diperkenalkan oleh Brunner mengarah

pada self reward. Dengan kata lain, anak didik akan mencapai

kepuasan karena telah menemukan pemecahan masalah sendiri.

Dalam berbagai implikasi discovery tersebut Bruner

meyakini bahwa strategi pembelajaran dinilai sangat efektif dan

efisien dalam mendayagunakan skill anak didik untuk belajar

memahami arti pendidikan yang sebenarnya.Ia menjelaskan bahwa

nilai terpenting dalam proses pembelajaran adalah kemampuan

menangkap persoalan dengan pertimbangan yang matang, sehingga

hasil yang hendak dicapai dapat memberikan motivasi bagi

peningkatan belajar anak didik.

Berikut beberapa kelebihan belajar-mengajar dengan

pendekatan discovery, yaitu:

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

31

a.Dalam penyampaian bahan pendekatan discovery, digunakan

kegiatan dan pengalaman langsung.

b.Pendekatan discovery lebih realitas dan mempunyai makna.

c. Pendekatan discovery merupakan suatu model pemecahan

masalah.

d. Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan

pendekatan discoveryakan lebih mudah di serap oleh anak didik

dalam memahami kondisi tertentu yang berkenaan dengan

aktivitas pembelajaran.

e.Pendekatan discovery banyak memberikan kesempatan bagi para

anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar.

Adapun beberapa tujuan pembelajaran melalu pendekatan

discovery yang memiliki pengaruh besar bagi anak didik adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan kreativitas

2. Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar

3. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis

4. Untuk meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses

pembelajaran

5. Untuk belajar memecahkan masalah

6. Untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran.

B. Kerangka Pikir

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

32

Pengajaran bahasa terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu

membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Adapun yang menjadi bahan penelitian ini adalah yang berkaitan

dengan kemampuan menyimak cerita rakyat melalui pendekatan

discovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar, di dalamnya

berkaitan dengan pengajaran menyimak, pendekatandiscovery, cerita

rakyat, jenis-jenis cerita rakyat, dan unsur-unsur cerita rakyat, analisa,

dan temuan. Untuk lebih jelasnya, penelitian merangkumnya dalam

sebuah skema atau bagan kerangka pikir berikut:

Adapun kerangka pikir yang penulis maksudkan, yaitu:

Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Awal

1. Guru Strategi yang digunakan

2. Siswa Minat siswa dalam

menyimak Siswa cenderung

menyimak sekilas

DiscoveryPelaksanaan

Tindakan

Siklus 1

Siklus 2

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

33

C. Hipotesis Tindakan

Jika pendekatan discovery diterapkan, maka dapat meningkatkan

kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar.

Kondisi Awal

Hasil Belajar Meningkat

Menyimak

Discovery

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur

penelitian tindakan kelas atau disingkat PTK.Penelitian tindakan

kelas adalah suatu bentuk reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh

peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik

sosial mereka.

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Unismuh Makassar

pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini

adalah siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.

C. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitan ini adalah peningkatan kemampuan

menyimak cerita rakyat siswakelas VIIA SMP Unismuh Makassar,

dengan jumlah sebanyak :

No Jenis Kelamin Jumlah Siswa

1 Perempuan 34

2 Total 34

Sumber: Tata Usaha sekolah SMP Unismuh Makassar

34

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

35

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua

siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah

diuraikan dalam faktor yang diselidiki di atas, dengan perincian

sebagai berikut:

1. Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dan satu kali

evaluasi, yang terbagi dalam empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

2. Siklus II dilaksanakanselama 3 kali pertemuan dan satu kali

evaluasi, yang terbagi dalam empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini gambar alur

penelitian tindakan kelas antara lain.

Studi Pendahuluandengan meneliti silabus.

Menyusun RPPdan Rencana

tindakan Siklus 1

RencanaTindakanSiklus 2

RefleksiPelaksanaan

Tindakan danPengamatan

PelaksanaanTindakan danPengamatan

Refleksi Simpulan

35

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

36

Adapun prosedur pelaksanaan tindakan ini sebagai berikut:

Kegiatan Siklus Pertama

a. perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang

matang untukmencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti.

Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran

keterampilan menyimak cerita rakyat secara langsungdengan langkah-

langkah (1) menyusun rencana pembelajaran yang berhubungan

dengan keterampilan menyimak cerita rakyat melalui

pendekatandiscovery; (2) menyiapkan teks cerita rakyat yang akan

dibacakan; (3) menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yaitu

soal esai beserta penilaiannya. Instrumen nontes yaitu berupa lembar

observasi, lembar wawancara, jurnal, dan dokumentasi.; (4) melakukan

kolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat. Sebelumnya peneliti

terlebih dahulu membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

dengan guru kelas. Di samping itu, peneliti juga membutuhkan

informasi tentang keadaan kelas, karena peneli bukan pengajar asli.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.Tindakan yang

dilakukan dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat tanpa melalui

pendekatan discovery pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang

36

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

37

telah disusun dan dibimbing oleh peneliti terlebih dahalu. Tindakan

yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas:

1. Pendahuluan atau persiapan

Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa

agar siap mengikuti pembelajaran dan memberikan apersepsi berupa

kegiatan tanya jawab tentang cerita rakyat yang pernah diketahui

oleh siswa. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah untuk menggali

pengalaman siswa tentang cerita rakyat.Kemudian guru

memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang

hendak dilaksanakan yaitu menyimak cerita rakyat tanpa melalui

pendekatan discovery dan dibimbing oleh peneliti terlebih dahalu.Di

samping itu, guru juga menyampaikan manfaat pembelajaran.Hal

ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkan minat belajar siswa agar

mulai dari awal pembelajaran siswa memiliki motivasi belajar

terlebih dahulu.

2. Inti atau pelaksanaan

Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan tentang

menyimak cerita rakyat agar mudah dipahami siswa.Siswa diminta

menyimak cerita rakyat berjudul “Gunung Lompo Battang” yang

dibacakan.Selama kegiatan menyimak berlangsung, guru meminta

siswa untuk melakukan pengamatan dan diperkenankan menulis

nama-nama tokoh cerita dan bagian-bagian yang dianggap

penting.Setelah selesai menyimak, kegiatan selanjutnya adalah

37

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

38

siswa secara individu mengerjakan soal esai yang diberikan oleh

guru berkaitan dengan cerita rakyat yang telah dibacakan

sebelumnya.Siswa diberi pertanyaan mengenai nama-nama tokoh,

watak tokoh, latar cerita, tema atau amanat, dan isi cerita rakyat

tersebut. Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya

untuk dinilai. Kemudian guru meminta beberapa perwakilan siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara

bergiliran dengan siswa lain. Setelah itu, siswa yang lain dapat

memberikan masukan maupun sanggahan kepada siswa yang maju.

3. Penutup atau akhir

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran,

guru memberikan tugas lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh

mana tingkat kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat

setelah proses pembelajaran di kelas.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran

berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa.

Hasil kerja siswa diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan

pertanyaan dalam soal esai yang diberikan oleh guru.

d. Refleksi

Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa

dan hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana

38

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

39

siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa

antusias terhadap kegiatan menyimak cerita rakyat tanpa

melaluipendekatan discovery.Analisa hasil kerja siswa dilakukan

dengan menentukan rata-rata nilai kelas.Hasil analisa digunakan

sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua.

Kegiatan Siklus Kedua

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan

siswa dalam menyimak cerita rakyat melalui pendekatan discovery.Hasil

pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding

dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga

melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama.

a. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana

pembelajaran yang bagian-bagiannya sama dengan rencana

pembelajaran siklus pertama. Peneliti juga kembali melakukan

diskusi dengan guru kelas tentang kegiatan apa saja yang harus

dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah awal tahap ini hampir sama pada tindakan pada

siklus pertama. Setelah apersepsi, siswa menyimak cerita rakyatyang

berjudul Asal Mula Gunung Lompo Battang. Kemudian siswa

menjawab soal-soal esai yang diberikan oleh guru. Guru menyuruh

siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dinilai.Kemudian

39

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

40

guru meminta beberapa perwakilan siswa mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran dengan siswa lain.

Setelah itu, siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun

sanggahan kepada siswa yang maju.

c. Observasi

Dalam siklus kedua ini peneliti juga mengamati kinerja

siswa selama pembelajaran berlangsung.Apakah siswa lebih aktif

melaksanakan kegiatan dan apakah siswa lebih antusias menyimak

cerita rakyat setelah melalui pendekatan discovery.Selain itu, peneliti

juga bertanya langsung kepada beberapa siswa apakah mereka lebih

menyukai pembelajaran pada siklus kedua dari pada siklus pertama

beserta alasan-alasannya. Hasil kerja (pada lembar jawaban) juga

diobservasi dengan cara yang sama dengan siklus pertama.

d. Refleksi

Pada siklus kedua ini peneliti menganalisa hasil pengamatan

terhadapkinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa.Analisa kinerja

siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran dan sejauh mana siswaantusias terhadap kegiatan

menyimak cerita rakyat melalui pendekatan discovery dan

membandingkannya dengan hasil pengamatan pada siklus pertama

dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti

juga menganalisa hasil kerja siswa dengan cara menentukan rata-rata

nilai kelas. Hasil analisa dipergunakan sebagai bahan kajian dan

40

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

41

bahan pembanding terhadap hasil penilaian siklus pertama dalam

bentuk persentase, apakah ada peningkatan rata-rata nilai. Dengan

demikian permasalahan bagaimana aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran berlangsung siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar

dapat diketahui. Selain itu, dapat di ketahui pula bagaimana hasil

belajar menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam rangka penelitian ini adalah:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar berdasarkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal esai dari hasil simakan tentang cerita rakyat

dan digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan

siswa setelah proses pembelajaran.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data

tentang kehadiran siswa, keaktifan, dan perhatian siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah

pengumpulan datayang diperlukan.Untuk mengumpulkan data yang

39

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

42

diperlukan suatu alat penelitianyang akurat, karena hasilnya sangat

menentukan mutssu dan penelitian.Teknik pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

4. Teknik Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang

dapat menjadikan skor angka (S. Margono, 2002 : 170). Adapun

jenis tes yang umumnya dikenal dan digunakan sebagai alat

pengukuran adalah tes lisan dan tes tertulis.Sejalan dengan itu

pada penelitian ini lebih menghkususkan pada penggunaan tes

tertulis.

Tes tertulis yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang

diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui

keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula (S.

Margono, 2002 : 170). Tes tertulis ada dua bentuk yaitu tes essay

atau tes uraian (essay test) dan tes obyektif.

5. Teknik Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan

mengadakan pencatatan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh

guru dan siswa selama proses pembelajaran (Arikonto,

2006:229). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan atau

tehnik yang dinamakan tehnik pengukuran. Tehnik pengukuran

adalah alat pengumpul data yang bermaksud mengumpulkan data

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

43

yang bersifat kuantitatif (S. Margono, 2002 : 170). Dalam tehnik

pengukuran ini, alat yang digunakan adalah berupa pemberian

tes.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan

teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan kedua

jenis data yang diperoleh tersebut, maka teknik analisis data yang

digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data secara

kuantitatif dan teknik analisis data secara kualitatif.Pengkajian atau

analisa data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk penilaian

hasil kerja siswa.Sedangkan untuk pengamatan aktivitas siswa dan

dokumentasi menggunakan pendekatan kualitatif.Berikut dijelaskan

penerapan kedua teknik tersebut.

Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data dari hasil tes menyimak

cerita rakyat melalui pendekatan discovery pada siklus I dan

siklus II.Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes dikerjakan siswa

pada siklus I dan siklus II. Hasil analisis data tes secara

kuantitatif dihitung secara presentase, yaitu:

Untuk mencari presentase masing-masing kategori dapat dilakukan

dengan rumus sebagai berikut;

P =N

Fx 100%

Keterangan: P = Presentase

41

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

44

F = Frekuensi

N = Jumlah sampel

Table 3.1 Aspek Yang Dinilai dalam Menyimak Cerita Rakayat

Penilaian yang diberikan menggunakan rumus:

Nilai = X 100

Sumber : Rahma, 2006:34

Table 3.2 Tingkat Keberhasilan Siswa

No. Aspek Yang Dinilai Bobot

1. Kesesuaian tema dengan isi cerita. 20

2. Ketepatan penyebutan tokoh sesuai dengan hasil

simakan.

10

3. Menyebutkan watak tokoh sesuai dengan hasil

simakan.

10

4. Menentukan latar sesuai dengan isi cerita. 20

5. Menentukan alur sesuai dengan isi cerita. 20

6. Menentukan amanat yang terkandung dalam

cerita tersebut.

20

No. Interval Nilai Tingkat Kemampuan

1. 85 – 100 Sangat Tinggi

2. 65 – 84 Tinggi

3. 55 – 64 Sedang

4. 35 – 54 Rendah

5. 0 – 34 Sangat Rendah

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

45

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah

terjadinya peningkatan hasil belajar siswa yang ditinjau dari hasil tes

setiap akhir siklus dan dari segi keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

ini bahwa setiap siklus mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus

II.Hal ini ditandai dengan daya serap individu minimal 70% dan

ketuntasan siswa secara klasikal 80%, sesuai dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM).Menurut ketentuan Depdikbud apabila

terdapat 85% siswa yang memperoleh skor minimal 65% maka kelas

dianggap tuntas secara klasikal.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

46

BAB IV

HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data penelitian tentang peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat

melalui pendekatan discovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar akan

dipaparkan pada bab ini. Data penelitian bersifat kuantitatif.Data kuantitatif

adalah data penelitian berupa angka atau nilai yang diperoleh siswa setelah

mengerjakan tugas kemampuan menyimak cerita rakyat. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1: Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar Pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Jumlah siswa

Skor ideal

Skor maksimum

Skor minimum

Rentang Skor

Mean (Nilai rata-rata)

Median

Modus

Standar deviasi

34

100

93

46

47

72

73,5

65

12,44

46

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

47

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

menyimak cerita rakyat siswa pada siklus I adalah 72 dari maksimumyang

mungkin dicapai 100, sedangkan skor terendah yang mungkin dicapai

adalah 0, dengan median 73,5, modus 65, dan standar deviasi 12,44.

Tabel 4.2: Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada

siklus I

No. Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Skor

Tema Tokoh Watak

Tokoh

Latar Alur Amanat

1. Restu Utari Arief 15 9 10 15 15 20 64

2. Mutthahharah 5 8 10 20 15 20 58

3. Nur Alifiana Aj 5 10 2 15 15 10 57

4. Rifqa Aliyyah M 0 5 7 14 15 20 65

5. Atifa Zahra A.M 5 5 10 20 14 10 54

6. Mukhlisa Suci Putri 2 8 8 20 0 10 48

7. Husnul Musyahidah A.S 10 8 8 20 12 20 70

8. Nur Ainuu Al Hayah 20 7 8 0 10 20 65

9. Ganya Salsabilah Sazgean 5 8 5 20 15 20 73

10. Adelia 10 10 10 20 15 15 80

11. Dwi Djicka Aldzakiyyah 10 6 8 20 10 20 74

12. Andini Nurhusna 10 8 8 15 15 20 76

13. Asyifa Afifah 10 8 8 20 15 20 81

14. Putri Ananda Hasan 19 10 10 20 15 20 90

15. Salwa As- Shafiyyah 10 8 8 20 15 17 78

16. Mona Putri Yudifa 8 9 10 15 10 15 67

17. Siti Sri Maulidya B 10 8 8 20 20 20 86

18. Khofifah Jufri 10 10 8 20 20 10 78

19. Rifqa Afifah M 10 10 10 20 15 20 85

20. Sarah Shaista A 10 7 6 20 10 15 65

45

4548

45

47

49

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

48

21. Nurfaizah 10 9 8 20 10 20 77

22. Salwa Aulia Haq 10 8 5 15 15 15 68

23. Siti Fatimah 18 8 7 20 0 8 61

24. Magfirah Rahima Rum 10 8 15 20 15 10 78

25. Fahriani Putri 10 8 7 20 15 20 80

26. Maharani Nissa Sadira 10 8 8 0 15 5 46

27. Kurnia Ariesa 10 9 10 15 15 20 89

28. Miskah Aulia Putri 19 9 10 20 15 20 93

29. Septiara Barokah Faisal 10 5 8 20 10 10 53

30. Nadya Putri Riskiah 10 8 8 10 15 10 71

31. Diva Aliyah Hasan Corua 10 15 8 20 20 20 93

32. Risna Maulina 10 8 8 20 10 10 66

33. Nur Fitriah Rachmadani 15 6 8 20 15 15 79

34. Nur Alya Alfatiah H. 10 10 10 20 10 20 80

Jumlah Nilai 2448

Nilai Rata-Rata 72

Berdasarkan data Tabel diatas menunjukkan keseluruhan sampel,

yakni 34 orang siswa, tidak ada siswa sampel yang memperoleh skor 100

sebagai skor tertinggi dalam penelitian. Skor tertinggi yang diperoleh siswa

sampel adalah skor 93 yaitu terdiri dari 2 orang siswa, sedangkan skor

terendah yang diperoleh siswa sampel adalah skor 46 yaitu terdiri dari 1

orang siswa.

Setelah diketahui nilai siswa sampel langkah selanjutnya dibuat

daftar distribusi frekuensi nilai yang dicapai siswa mulai dari nilai tertinggi

sampai nilai yang terendah secara berurutan. Daftar tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

49

Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Nilai yang Dicapai Siswa Kelas VIIA

SMP Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat

Melalui Pendekatan Discovery Pada Siklus I

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase

1. 93 2 5,9%

2. 90 1 2,9%

3. 89 1 2,9%

4. 86 1 2,9%

5. 85 1 2,9%

6. 81 1 2,9%

7. 80 3 8,8%

8. 79 1 2,9%

9. 78 3 8,8%

10 77 1 2,9%

11. 76 1 2,9%

12. 74 1 2,9%

13. 73 1 2,9%

14. 71 1 2,9%

15. 70 1 2,9%

16. 68 1 2,9%

17. 67 1 2,9%

18. 66 1 2,9%

19. 65 3 8,8%

20. 64 1 2,9%

21. 61 1 2,9%

22. 58 1 2,9%

23. 57 1 2,9%

24. 54 1 2,9%

25. 53 1 2,9%

48

49

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

50

26. 48 1 2,9%

27. 46 1 2,9%

Jumlah 34 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari

34 siswa sampel, tidak ada seorangpun siswa yang mendapat nilai 100, nilai

tertinggi yang didapat siswa yaitu 93 sebanyak 2 orang atau 5,9%,

sedangkan nilai terendah yaitu 46 diperoleh 1 orang siswa 2,9%.

Tabel 4.4: Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus I

No. Perolehan Nilai Frekuensi Presentase

1. 65 ke atas 23 67,6%

2. 65 ke bawah 11 32,4%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data tabel 4.4, bahwa pengolahan data tersebut

menunjukkan bahwa siswa sampel yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak

23 orang atau 67,6%, dan siswa yang mendapat nilai di bawah 65 sebanyak

11 orang atau 32,4%.

50

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

51

Tabel 4.5: Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar Pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Jumlah siswa

Skor ideal

Skor maksimum

Skor minimum

Rentang Skor

Mean (Nilai rata-rata)

Median

Modus

Standar deviasi

34

100

95

60

35

80,7

80

80

9,2

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan

menyimak cerita rakyat siswa pada siklus II adalah 80,7 dari

maksimumyang mungkin dicapai 100, sedangkan skor terendah yang

mungkin dicapai adalah 0, dengan median 80, modus 80, dan standar

deviasi 9,2.

4.3.Refleksi

Langkah terakhir dalam prosedur penelitian pada siklus I adalah

mengadakan refleksi terhadap hasil yang telah dicapai. Refleksi dilakukan

dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat

pembelajaran telah selesai, yang terdiri atas aktivitas guru maupun siswa.

Jika hasil yang di capai pada siklus I belum sesuai dengan indikator

keberhasilan tindakan yakni 80%, maka akan dimusyawarakan bersama

51

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

52

tentang alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncanakan tindakan

berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan tes akhir siklus I, menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa masih kurang memahami materi pelajaran

menyimak dengan menggunakan pendekatan discovery yang ditunjukkan

dengan hasil tes siswa berada dalam kategori masih kurang dari indicator

keberhasilan tindakan yang akan dicapai. Hal ini dimungkinkan karena

adanya langkah-langkah dalam pendekatandiscovery yang kurang optimal

dilaksanakan serta masih terdapat beberapa siswa yang bersifat pasif

umumnya tidak mengerti materi yang diberikan karena siswa memang

kurang perhatian dan motivasi dan cenderung menghindar dari

pembelajaran.

Kurang optimalnya proses pembalajaran yang dilaksanakan serta

kurang aktifnya siswa sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan

perbaikan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II. Diperlukan adanya

kerja sama antara guru dan peneliti untuk saling memberikan masukan agar

penguasaan terhadap materi pelajaran menyimak dapat lebih optimal dan

sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 4.6: Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada

siklus II

No. Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Skor

Tema Tokoh Watak

Tokoh

Latar Alur Amanat

1. Restu Utari Arief 0 10 10 20 20 20 80 50

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

53

2. Mutthahharah 20 10 5 20 20 15 90

3. Nur Alifiana Aj 20 10 5 15 0 15 65

4. Rifqa Aliyyah M 20 10 10 10 20 15 85

5. Atifa Zahra A.M 20 10 10 15 20 20 95

6. Mukhlisa Suci Putri 20 10 10 15 20 15 80

7. Husnul Musyahidah A.S 20 5 0 15 20 20 80

8. Nur Ainuu Al Hayah 20 10 10 15 0 15 70

9. Ganya Salsabilah Sazgean 20 5 5 10 20 20 80

10. Adelia 0 10 5 15 20 15 65

11. Dwi Djicka Aldzakiyyah 20 10 10 15 20 20 95

12. Andini Nurhusna 20 10 5 15 20 20 90

13. Asyifa Afifah 0 10 10 20 20 20 80

14. Putri Ananda Hasan 20 10 10 15 20 15 90

15. Salwa As- Shafiyyah 20 10 5 20 20 15 90

16. Mona Putri Yudifa 0 10 10 15 10 15 60

17. Siti Sri Maulidya B 0 10 10 15 20 15 70

18. Khofifah Jufri 0 10 10 20 20 15 75

19. Rifqa Afifah M 20 10 10 20 20 20 95

20. Sarah Shaista A 20 10 10 15 20 20 95

21. Nurfaizah 0 10 10 20 20 20 80

22. Salwa Aulia Haq 20 10 10 15 20 15 90

23. Siti Fatimah 20 10 5 15 20 15 85

24. Magfirah Rahima Rum 20 10 5 20 20 15 90

25. Fahriani Putri 20 10 10 15 0 15 70

26. Maharani Nissa Sadira 10 10 10 20 10 20 80

27. Kurnia Ariesa 10 8 7 20 15 20 80

28. Miskah Aulia Putri 5 8 5 20 15 20 73

29. Septiara Barokah Faisal 10 6 8 20 10 20 74

30. Nadya Putri Riskiah 10 10 10 20 15 15 80

31. Diva Aliyah Hasan Corua 10 8 8 15 15 20 76

32. Risna Maulina 10 8 8 20 15 17 78

33. Nur Fitriah Rachmadani 10 8 15 20 15 10 78

34 Nur Alya Alfatiah H. 10 8 8 20 15 20 81

52

54

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

54

Jumlah Nilai 2745

Nilai Rata-Rata 80,7

Berdasarkan data tabel di atas dikatakan bahwa dari keseluruhan

sampel, yakni 34 orang siswa, tidak ada siswa sampel yang memperoleh

skor 100 sebagai skor tertinggi dalam penelitian. Skor tertinggi yang

diperoleh siswa sampel adalah skor 95 yaitu terdiri dari 4 orang siswa,

sedangkan skor terendah adalah 60 yang diperoleh siswa sampel yaitu 1

orang siswa.

Setelah diketahui nilai siswa sampel langkah selanjutnya dibuat

daftar distribusi frekuensi nilai yang dicapai siswa mulai dari nilai tertinggi

sampai nilai yang terendah secara berurutan. Daftar tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Nilai yang Dicapai Siswa Kelas VIIA

SMP Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat

Melalui Pendekatan DiscoveryPada Siklus II

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase

1. 95 4 11,8%

2. 90 6 17,6%

3. 85 2 5,9%

4. 81 1 2,9%

5. 80 9 26,5%

6. 78 2 5,9%

7. 76 1 2,9%

8. 75 1 2,9%

9. 74 1 2,9%

51

51

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

55

10. 73 1 2,9%

11. 70 3 8,8%

12. 65 2 5,8%

13. 60 1 2,9%

.Jumlah 34 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari

34 siswa sampel, tidak ada seorangpun siswa yang mendapat nilai 100, nilai

tertinggi yang didapat siswa yaitu 95 sebanyak 4 orang atau 11,8%,

sedangkan nilai terendah yaitu 60 diperoleh 1 orang atau 2,9%.

Tabel 4.8: Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus II

No. Perolehan Nilai Rekuensi Presentase

1. 65 ke atas 31 91,2%

2. 65 ke bawah 3 8,8%

Jumlah 34 100%

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, bahwa pengolahan data tersebut

menunjukkan bahwa siswa sampel yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak

31 orang atau 91,2%, dan siswa yang mendapat nilai di bawah 65 sebanyak

3 orang atau 8,8%.

4.5. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes pada siklus II, hasil tes belajar

bahasa Indonesia tentang menyimak berada dalam kategori baik dengan

menunjukkan adanya peningkatan hasil keterampilan membaca intensif teks

52

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

56

siswa dibandingkan dengan siklus I. Sedangkan hasil observasi guru dan

siswa memperlihatkan peningkatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan pendekatan discovery.

Pada teks akhir siklus I skor rata-rata siswa adalah 72 sedangkan

pada hasil teks siklus II keaktifan siswa menjadi 80,7 yang selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan

terhadap hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar siswa dari siklus I ke

siklus II juga mengalami peningkatan, pada siklus I keaktifan siswa 72

meningkat pada siklus II keaktifan siswa menjadi 80,7 siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran di kelas, hal ini disebabkan karena sebagian

besar siswa merasa senang dengan pembelajaran dengan pendekatan

discovery yang digunakan, mereka lebih cepat mengerti karena dalam

belajar mereka bisa menemukan sendiri jawabannya dan saling

mnyemangati antara satu sama lain.

Diatas diperoleh hasil bahwa pendekatan discovery dapt

meningkatkan keaktifan dan prestasi sisa terutama dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia pada pembahasan menyimak pada siswa kelas VIIA SMP

Unismuh Makassar.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa perhatian dan keaktifan

peserta didik memperlihatkan kemajuan , keakktifan peserta didik dalam

proses pembelajaran meningkat yan ditandai dengan bertambahna siswa

yang aktif pada saat kegiatan belajar.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

57

B. Pembahasan

Pada bagian ini dibahas data penelitian siklus I dan siklus II yang

diperoleh. Hasil yang dimaksud ialah temuan yang diperoleh melalui data

yang terkumpul dan hasil analisis data siklus I dan siklus II yang telah

dilakukan, yaitu Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Melalui Pendekatan

DiscoverySiswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar .

Hal ini tergambar dari perolehan nilai seluruh sampel. Dari 34 sampel

penelitian sebanyak 23 orang siswa atau 67,6% yang dikategorikan mampu

dan sebanyak 11 orang siswa atau 32,4% yang dikategorikan tidak mampu

pada siklus I, sedangkan Dari 34 sampel penelitian sebanyak 31 orang siswa

atau 91,2% yang dikategorikan mampu dan 3 orang siswa atau 8,8% yang

dikategorikan tidak mampu pada siklus II .

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Menyimak

Cerita Rakyat Melalui Pendekatan DiscoverySiswa Kelas VIIA SMP Unismuh

Makassar sudah memadai. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sampel sudah

mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur, yaitu

dikatakan mampu apabila mencapai 80% yang memperoleh nilai 65 ke atas.

Sebaliknya, dikatakan tidak mampu apabila kurang dari 80% yang

memperoleh nilai 65 ke atas.

52

53

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui Penelitian Tindakan

Kelas ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan

discoverymemberikan perubahan positif dan signifikan khususnya dalam

meningkatkan kemampuan dan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa.Hal

ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang signifikan dari partisipasi

siswa yang merespon setiap pertanyaan/permasalahan yang diajukan oleh

guru/peneliti.

Pada bab ini, penulis mengemukakan simpulan yang diperoleh melalui

hasil analisis data. Simpulan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Keseluruhan siswa sampel dalam penelitian, tidak ada satu orang pun yang

mendapat skor 100 sebagai skor tertinggi. Skor tertinggi yang diperoleh

siswa hanya 95 dan skor terendah yang diperoleh adalah 60.

2. Hasil belajarsiswa mengalami peningkatan. Di lihat dari hasil penelitian

didapatkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas sebanyak 23

orang siswa atau 67,6%, dan yang mendapat di bawah 65 sebanyak 11

orang siswa atau 32,4% pada siklus I, sedangkan jumlah siswa yang

memperoleh nilai 65 ke atas sebanyak 31 orang siswa atau 91,2%, dan

yang mendapat di bawah 65 yaitu 3 orang siswa atau 8,8% pada siklus II.

58

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

59

3. Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa Kemampuan Menyimak

Cerita Rakyat Melalui PendekatanDiscoverySiswa Kelas VIIA SMP

Unismuh Makassar mengalami peningkatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang

perlu disarankan penulis, yaitu:

1. Hasil yang diperoleh siswa melalui penelitian ini, mudah-mudahan dapat

menjadi perhatian guru bahasa dan sastra Indonesia agar dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Guru bahasa dan sastra Indonesia, khususnya guru bahasa dan sastra

Indonesia SMP Unismuh Makassar agar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dengan menerapkan pendekatan seperti yang dilakukan oleh peneliti.

3. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

nyaman seperti bertanya dengan bahasa daerah dan diterjemahkan dengan

bahasa indonesia, hal tersebut dapat memberi dampak yang baik bagi siswa.

4. Diharapkan peneliti berikutnya melakukan penelitian yang lebih lengkap,

sehubungan dengan judul penelitian ini.

54

53

59

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching.Ciputat :Quantum Teaching.

Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta :Rineka Cipta.

Baharuddin, H. 2011. Teori belajar dan pembelajaran. Jogjakarta: AR- RUZZMEDIA.

Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Darmawan, Aksis. 2001. Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan MediaAudio pada Siswa Kelas II SMP 2 Kaliwungu Kudus. Skripsi: Unnes

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang-Undang Sistem PendidikanNasional 2003. Jakarta: Sinar Grafia.

Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya Perguruan Tinggi. Bandung:Trigenda Karya.

Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah MenengahPertama.Educationist No.I Vol.I Januari 2007, ISSN 1907-8838.

Illahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi dan MentalVocational Skill. Jogjakarta: DIVA Press.

Kamijan dan Suyono. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Pelajaran Menyimak. Jakarta: Depdiknas.

Muh. Nur Mustakim, 2009, Peranan Cerita dalam Pembentukan PerkembanganAnak TK, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa.2005. Menjadi Guru Professional; Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya.

Mulyasa.2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: RemajaRosdakarya.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

61

Natasamita hanapi, 1995. Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia

Pateda Mansoer. 2004. Analisis Kesalahan berbahasa. Gorontalo: Viladan

Rahmina, Iim. 2004. Listening in Action : Upaya Meningkatkan KemampuanMenyimak Pembelajar BIPA. dalam situs. http://www.ialf. edu/kipbipa/papers/IimRahmina.doc.

Roestiyah N.K.. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sabarti, et al. (1992).Bahasa Indonesia 1. Jakarta: DEPDIKBUD.

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Padang: PT.Ciputat Press.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Septiningsih, Lustantini d.k.k. 1998.Memahami Cerita Anak-Anak StudiKasusMajalah Bobo, Ananda, dan Amanah. Jakarta: Pusat PembinaandanPengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Sriyono,dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Subyantoro dan Bambang Hartono.2003 Pengembangan Kemampun Berbahasa(Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan, Berbicara, Membaca danMenulis).Makalah disajikan pada Pelatihan Terintegrasi BerdasarkanKurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2003.

Suharianto. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta: PT RinekaCipta.

Sutari KY, Ice, Tien Kartini, d.k.k. 1997.Menyimak. Jakarta: Depdikbud

S.Margono, metode penelitian pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta,2007.

Tarigan, Henry Guntur. 2008 Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasaBandung: Angkasa.

Tim Penyusun. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Upik., (2005), News, http://Upik.jogja.go.id/newsDiunduh pada tanggal 10Agustus 2016 jam 2.00 (Online).

Wina, H. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

62

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …
Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP UNISMUH MAKASSARMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / GanjilAlokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)

Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkanKompetensi Dasar : 6.1 menyimak cerita rakyat diperdengarkan

I. INDIKATOR Kognitif

Proses- Menetapkan topik cerita rakyat yang akan diperdengarkan- Memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang akan

diperdengarkanProduk

- Menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh guru dengan baik. Afektif

Karakter- Kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,

dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdisimak.

Sosial- Gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media elektronik.

Psikomotorik- Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau

pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak..II. TUJUANPEMBELAJARAN : Kognitif

Proses- Siswa mampu menetapkan topik cerita rakyat yang

diperdengarkan.- Siswamampu memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang

akan diperdengarkan.Produk

- Siswa mampu menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh gurudengan baik.

AfektifKarakter

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

- Siswa kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang disimak .

Sosial- Siswa gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media

elektronik .

Psikomotorik- Siswa mampu menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan

amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak.

III. MATERI AJAR1. Teks cerita rakyat2. Unsur instriksik cerita rakyat

Nilai karakter siswa yang diharapkan:- Dapat dipercaya (trustworthines)- Rasa hormat dan perhatian (respect)- Tekun (diligence)- Tanggung jawab (responsibility)- Berani (courage)- Kreatif- Kerjasama

IV. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. Tanya jawab3. Diskusi

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN :Pertemuan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

waktuPertemuan

PertamaA. KEGIATAN AWAL:

1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’adanmengabsen kehadiran siswa(religius).

2. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentangmateri yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah (Apersepsi, bekerjasama).

3. Peserta didik menyimak dengan (rasa ingin tahu)penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalampertemuan ini (bekerjasama).

B. KEGIATAN INTI:

EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:

10menit

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Memperkenalkan materi yang akan dijelaskannyakepada peserta didik (mandiri).

Peserta didik mendengarkan pengenalanan materiyang akan dijelaskan oleh guru, (mandiri, rasaingin tahu).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran(komunikatif).

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menjelaskan tentang tema, tokoh, watak tokoh,

alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat (demonstrasi).

Peserta didik menyimak penjelasan tentang tema,tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat ataupesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdijelaskan oleh guru (mandiri, rasa ingin tahu).

Peserta didikmencatat pengertian tema, tokoh,watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan(mandiri, rasa ingin tahu).

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa (disiplin, bekerjasama). Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan

kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).

C. KEGIATAN AKHIR: Guru menanyakan atau merefresing kembali

pemahaman peserta didik tentang materi yangbaru saja dibahas (mandiri, disiplin).

Guru menutup pembelajaran dengan memberikanpesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).

60menit

10menit

PertemuanKedua

A. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan

mengabsen kehadiran siswa (religius, bekerjasama).2. Guru bertanyakepada peserta didik tentang materi

yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).

B. KEGIATAN INTI:

EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:

10Menit

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara,lafal, dan intonasi, gestur dan mimik yang tepat(kreatif, demonstrasi).

Peserta didik menyimak cerita rakyat yangdibacakan oleh guru dengan baik (bekerjasama,rasa ingin tahu).

Menfasilitasi peserta didik dalam menentukantema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanatatau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang diperdengarkan (bekerjasama).

Menfasilitasi peserta didik dalam mencariinformasi yang luas tentang materi yang akandipelajari (bekerjasama).

Menggunakan pendekatan pembelajarandiscovery dan sumber belajar lain (mandiri,kreatif).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menceritakan kembali cerita rakyat dengan

urutan yang baik, suara, lafal, dan intonasi, gesturdan mimik yang tepat (kreatif, demonstrasi).

Pesesrta didik memperhatikan sekali lagi ceritarakyat yang dibacakan oleh guru (mandiri, rasaingin tahu ).(mandiri, disiplin, rasa ingin tahu).

Peserta didik diarahkan tentang bagaimana caramenentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,dan amanat atau pesan yang terkandung dalamcerita rakyat yang diperdengarkan (bekerjasama,disiplin).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan

kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).

Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkanhasil pembelajaran hari ini (bekerjasama).

C. KEGIATAN AKHIR

60menit

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Guru menutup pembelajaran denganmengingatkan peserta didik tentang pelajaran danmemberikan pesan-pesan moral kepada pesertadidik (mandiri, komunikatif).

10menit

PertemuanKetiga

A. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan

mengabsen kehadiran siswa (religius).2. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang

materi yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).

B. KEGIATAN INTI:

Eksplorasidalam kegiatan eksplorasi, guru: Mengingatkan kembali peserta didik bagaimana

cara menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandungdalam cerita rakyat yang diperdengarkan(bekerjasama, disiplin).

Peserta didik diharapkan mempersiapkan diriuntuk menentukan tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yangdiperdengarkan(disiplin, bekerjasama).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Memberikan tugas kepada siswa untuk

menentukan sendiri tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak(mandiri, disiplin).

Menfasilitasi peserta didik untuk menyajikanhasil kerja individu maupun kelompok (disiplin,bekerjasama).

Mengumpulkan hasilpekerjaan siswa(bekerjasama, disiplin).

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya

jawabmeluruskankesalahan

10menit

60menit

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).

Pesertadidik dipanduguru bekerjasamamenyimpulkan hasil pembelajaran.

C. KEGIATAN AKHIR: Guru menutup pelajaran dengan memberikan

pesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).

10menit

V. Media/SUMBER1. Buku paket bahasa Indonesia2. Buku-buku penunjang yang relevan

VI. PENILAIAN Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian inidapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telahdipersiapkan.

1. Teknik penilaian- Tes tertulis

2. bentuk Instrumen- Essay.

PenilaianHasilTentukanlahtema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak, serta berikan alasannya!

FORMAT PENILAIAN MENYIMAK CERITA RAKYATSISWA KELAS VIIA SMP Unismuh Makassar

No.

Nama Siswa Aspek Yang Dinilai SkorTema Tokoh Wata

kTokoh

Latar Alur Amanat

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.

Jumlah NilaiNilai Rata-rata

Keterangan:

No.Aspek Penilaian Skor

1.2.3.4.5.6.

TemaTokohWatak TokohLatar CeritaAlur CeritaAmanat/Pesan

201010202020

Jumlah 100

NA= 100%Guru Mata Pelajaran,

Maria Ulviani, S.Pd., M.PdNBM : 1094289

Makassar, 2016

Peneliti,

MelisaNIM: 10533 6998 12

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP UNISMUH MAKASSARMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / GanjilAlokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)

Standar Kompetensi : 2. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkanKompetensi Dasar : 6.1 menyimak cerita rakyat diperdengarkan

VII. INDIKATOR Kognitif

Proses- Menetapkan topik cerita rakyat yang akan diperdengarkan- Memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang akan

diperdengarkanProduk

- Menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh guru dengan baik. Afektif

Karakter- Kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,

dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdisimak.

Sosial- Gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media elektronik.

Psikomotorik- Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau

pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak..VIII. TUJUANPEMBELAJARAN : Kognitif

Proses- Siswa mampu menetapkan topik cerita rakyat yang

diperdengarkan.- Siswamampu memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang

akan diperdengarkan.Produk

- Siswa mampu menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh gurudengan baik.

AfektifKarakter

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

- Siswa kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang disimak .

Sosial- Siswa gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media

elektronik .

Psikomotorik- Siswa mampu menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan

amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak.

IX. MATERI AJAR1.Teks cerita rakyat2. Unsur instriksik cerita rakyat

Nilai karakter siswa yang diharapkan:- Dapat dipercaya (trustworthines)- Rasa hormat dan perhatian (respect)- Tekun (diligence)- Tanggung jawab (responsibility)- Berani (courage)- Kreatif- Kerjasama

X. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. Tanya jawab3. Diskusi

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN :Pertemuan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

waktuPertemuan

PertamaD. KEGIATAN AWAL:

4. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’adanmengabsen kehadiran siswa(religius).

5. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentangmateri yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah (Apersepsi, bekerjasama).

6. Peserta didik menyimak dengan (rasa ingin tahu)penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalampertemuan ini (bekerjasama).

E. KEGIATAN INTI:

EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:

10menit

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Memperkenalkan materi yang akan dijelaskannyakepada peserta didik (mandiri).

Peserta didik mendengarkan pengenalanan materiyang akan dijelaskan oleh guru, (mandiri, rasaingin tahu).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran(komunikatif).

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menjelaskan tentang tema, tokoh, watak tokoh,

alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat (demonstrasi).

Peserta didik menyimak penjelasan tentang tema,tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat ataupesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdijelaskan oleh guru (mandiri, rasa ingin tahu).

Peserta didikmencatat pengertian tema, tokoh,watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan(mandiri, rasa ingin tahu).

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa (disiplin, bekerjasama). Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan

kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).

F. KEGIATAN AKHIR: Guru menanyakan atau merefresing kembali

pemahaman peserta didik tentang materi yangbaru saja dibahas (mandiri, disiplin).

Guru menutup pembelajaran dengan memberikanpesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).

60menit

10menit

PertemuanKedua

D. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan

mengabsen kehadiran siswa (religius, bekerjasama).2. Guru bertanyakepada peserta didik tentang materi

yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).

E. KEGIATAN INTI:

EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:

10Menit

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara,lafal, dan intonasi, gestur dan mimik yang tepat(kreatif, demonstrasi).

Peserta didik menyimak cerita rakyat yangdibacakan oleh guru dengan baik (bekerjasama,rasa ingin tahu).

Menfasilitasi peserta didik dalam menentukantema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanatatau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang diperdengarkan (bekerjasama).

Menfasilitasi peserta didik dalam mencariinformasi yang luas tentang materi yang akandipelajari (bekerjasama).

Menggunakan pendekatan pembelajarandiscovery dan sumber belajar lain (mandiri,kreatif).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menceritakan kembali cerita rakyat dengan

urutan yang baik, suara, lafal, dan intonasi, gesturdan mimik yang tepat (kreatif, demonstrasi).

Pesesrta didik memperhatikan sekali lagi ceritarakyat yang dibacakan oleh guru (mandiri, rasaingin tahu ).(mandiri, disiplin, rasa ingin tahu).

Peserta didik diarahkan tentang bagaimana caramenentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,dan amanat atau pesan yang terkandung dalamcerita rakyat yang diperdengarkan (bekerjasama,disiplin).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan

kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).

Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkanhasil pembelajaran hari ini (bekerjasama).

F. KEGIATAN AKHIR

60menit

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Guru menutup pembelajaran denganmengingatkan peserta didik tentang pelajaran danmemberikan pesan-pesan moral kepada pesertadidik (mandiri, komunikatif).

10menit

PertemuanKetiga

D. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan

mengabsen kehadiran siswa (religius).2. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang

materi yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).

E. KEGIATAN INTI:

Eksplorasidalam kegiatan eksplorasi, guru: Mengingatkan kembali peserta didik bagaimana

cara menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandungdalam cerita rakyat yang diperdengarkan(bekerjasama, disiplin).

Peserta didik diharapkan mempersiapkan diriuntuk menentukan tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yangdiperdengarkan(disiplin, bekerjasama).

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Memberikan tugas kepada siswa untuk

menentukan sendiri tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak(mandiri, disiplin).

Menfasilitasi peserta didik untuk menyajikanhasil kerja individu maupun kelompok (disiplin,bekerjasama).

Mengumpulkan hasilpekerjaan siswa(bekerjasama, disiplin).

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya

jawabmeluruskankesalahan

10menit

60menit

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).

Pesertadidik dipanduguru bekerjasamamenyimpulkan hasil pembelajaran.

F. KEGIATAN AKHIR: Guru menutup pelajaran dengan memberikan

pesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).

10menit

XI. Media/SUMBER3. Buku paket bahasa Indonesia4. Buku-buku penunjang yang relevan

XII. PENILAIAN Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian inidapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telahdipersiapkan.

3. Teknik penilaian- Tes tertulis

4. bentuk Instrumen- Essay.

PenilaianHasilTentukanlahtema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak, serta berikan alasannya!

FORMAT PENILAIAN MENYIMAK CERITA RAKYATSISWA KELAS VIIA SMP Unismuh Makassar

No.

Nama Siswa Aspek Yang Dinilai SkorTema Tokoh Wata

kTokoh

Latar Alur Amanat

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.

Jumlah NilaiNilai Rata-rata

Keterangan:

No.Aspek Penilaian Skor

1.2.3.4.5.6.

TemaTokohWatak TokohLatar CeritaAlur CeritaAmanat/Pesan

201010202020

Jumlah 100

NA= 100%

Guru Mata Pelajaran,

Maria Ulviani, S.Pd., M.PdNBM : 1094289

Makassar, 2016

Peneliti,

MelisaNIM: 10533 6998 12

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

SIKLUS I

Hari/Tanggal : 10 Oktober 2016

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : VIIA

Observer : Maria Ulviani, S.Pd. M.Pd.

NO. Uraian Ya Tidak1. Guru yang berhubungan dengan keterampilan

menyimak cerita rakyat melalui pendekatandiscovery.

2. Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan danmenjelaskan pula tujuan pembelajaran.

3. Guru menyiapkan teks cerita rakyat yang akandibacakan.

4. Guru membacakan cerita rakyat, sambil membagikanangket kepada masing-masing siswa, kertas angketdibalik agar tidak diketahui oleh siswa pertanyaanyang ada dibalik angket.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyimak cerita rakyat selama 15 menit.

6. Guru memastikan siswa menyimak dengan baikdanmemerintahkan kepada tiap-tiap siswa untukmenjawab pertanyaan yang ada didalam angket.

7. Guru mengadakan refleksi terhadap prosespembelajaran.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS 1

Hari/Tanggal :

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : VIIA

Observer : Naheriah, S.Pd.

No Uraian Ya Tidak1. Semua perintah dan arahan guru dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh.√

2. Siswa terlihat gembira melaksanakan semua aktiviaspembelajaran.

3. Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan olehguru.

4. Banyak siswa bertanya atau menyampaikantanggapan terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

5. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di dalamangket dengan tepat secara keseluruhan.

6. Ada kendala yang dihadapi siswa saatberlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

SIKLUS II

Hari/Tanggal : 10 Oktober 2016

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : VIIA

Observer : Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd

NO. Uraian Ya Tidak1. Guru yang berhubungan dengan keterampilan

menyimak cerita rakyat melalui pendekatandiscovery.

2. Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan danmenjelaskan pula tujuan pembelajaran.

3. Guru menyiapkan teks cerita rakyat yang akandibacakan.

4. Guru membacakan cerita rakyat, sambil membagikanangket kepada masing-masing siswa, kertas angketdibalik agar tidak diketahui oleh siswa pertanyaanyang ada dibalik angket.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyimak cerita rakyat selama 15 menit.

6. Guru memastikan siswa menyimak dengan baik danmemerintahkan kepada tiap-tiap siswa untukmenjawab pertanyaan yang ada didalam angket.

7. Guru mengadakan refleksi terhadap prosespembelajaran.

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS II

Hari/Tanggal : 10 Oktober 2016

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : VIIA

Observer : Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd

No Uraian Ya Tidak1. Semua perintah dan arahan guru dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh.√

2. Siswa terlihat gembira melaksanakan semua aktiviaspembelajaran.

3. Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan olehguru.

4. Banyak siswa bertanya atau menyampaikantanggapan terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

5. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di dalamangket dengan tepat secara keseluruhan.

6. Ada kendala yang dihadapi siswa saatberlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

SOAL INSTRUMEN

A. Petunjuk1. Tulislah nama dan nis pada lembar jawaban yang telah disediakan!2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

B. Soal1. Tentukanlah tema dalam cerita gunung lompo battang yang telah

disimak!2. Tulislah nama-nama tokoh yang terdapat dalam cerita gunung lompo

battamh tersebut!3. Apa amanat yang terkandung dalam cerita tersebut?4. Sebutkan latar dalam cerita gunung lompo battang!5. Alur apakah yang gunakan dalam cerita tersebut?6. Sebutkan watak setiap tokoh dalam cerita tersebut!

Selamat Bekerja . . .!!

Jawaban:

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

ASAL MULA GUNUNG LOMPO BATTANG

June 20, 2009 kancil dan buayaLeave a commentGo to comments

Erang, bocah lelaki berumur 7 tahun, seperti dipaku pada tempatnya

berdiri.Rambut halus ditengkuknya meremang.Keringatnya mengucur deras.Tepat

didepan matanya.Peristiwa mengerikan terjadi kurang dari selompatan kaki orang

dewasa dari tempatnya berdiri.Sosok raksasa setinggi seratus langkah mendengus

lencang.Nafas yang keluar dari hidungnya menggoyangkan semak belukar dimana

Erang bersembunyi.Mulut raksasa itu mengecap-ngecap.Ia baru saja menelan ibu

bapak Erang sekaligus.

Purnama hari keempat belas. Dibelahan dunia yang lain sedang bersuka cita

memandang keindahan bulan. Tapi disini, disebuah desa tempat keluarga Erang

bermukim, purnama sepuluh tahun sekali adalah pertanda malapetaka.Raksasa

kejam yang berdiam dihutan menjadikannya jadwal berburu manusia di desa

Erang.

Erang tak kuasa menahan tangis.Kesedihannya tak tertanggungkan lagi.Ibu

bapaknya, belahan jiwanya, telah pergi meninggalkan dirinya.Erang memandang

pilu kearah rumahnya.Kondisinya memprihatinkan.Rumah itu telah rubuh

diporak-porandakan kaki raksasa. Nasib yang sama juga dialami oleh rumah-

rumah penduduk seisi desa.

Dibawah cahaya bulan Erang berdiri tegak.Diusapnya sisa air mata yang

membasahi wajah tirusnya.Disaksikan oleh bintang-bintang berserakan, Erang

mengucapkan sumpah. Kelak, jika Tuhan berkenan menganugerahinya umur

panjang, maka ia akan mennggunakan umur tersebut hanya untuk membalas

dendam pada raksasa jahat yang telah merenggut nyawa kedua orangtuanya.

Ia bersiap untuk membalas dendam. Pertama-tama, ia akan mencari dulu

bagaimana caranya.

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Sepuluh Tahun kemudian.

Erang kanak-kanak kini telah dewasa.Hari demi hari dilaluinya dengan dendam

membara. Selama sepuluh tahun ia belajar menghidupi dirinya sendiri dengan

memburuh didesa-desa tetangga. Kegiatan rutinnya yang lain adalah mengasah

senjata badik peninggalan orang tuanya dengan jeruk nipis. Sejenis senjata

penikam tradisional suku Bugis Makassar.Bentuknya berupa bilah batu meteor

yang telah ditempa menjadi besi pipih dengan ujung yang runcing.Hulu dan

warangkanya terbuat dari kayu hitam.Dengan senjata itulah kelak, Erang berniat

membalaskan dendamnya pada raksasa.

Bila sore menjelang, Erang ikut bergabung dengan kawan-kawan seumurannya

yang rutin berlatih pencak silat di lapangan desa.Latihan ini sengaja digelar para

tetua desa agar para pemuda kelak bisa melawan ketika raksasa datang menyerbu

desa mereka.Tapi Erang hanya menonton.Hatinya tak pernah tergerak berlatih

pencak.Keengganannya itu menjadikan Erang kerap jadi sasaran ejekan teman-

temannya.Bangun tubuh kawan-kawan seumurannya semakin hari semakin

berisi.Tumbuh besar dan tegap.Sungguh berkebalikan dengan tubuh Erang.Erang

tampak seperti bocah kuntet diumurnya yang telah menginjak 17 tahun.Kurus

kerempeng.Tulang-tulangnya bertonjolan seolah berebut ingin melarikan diri dari

tubuh kerdilnya.

Erang selalu membalas setiap ejekan ‘kuntet’ dari kawan-kawannya dengan

senyuman. Ia menekan setiap rasa kesal yang manusiawi muncul dihatinya. Demi

membalaskan dendam kedua orangtuanya, ia tabah berjalan teguh diatas rencana

yang disusunnya. Tak ada yang tahu kalau tubuh kuntetnya itu sebenarnya

disengaja oleh Erang. Bertahun-tahun ia disiplin berpuasa. Berpantang makan dan

menahan lapar, agar tubuhnya tidak tumbuh berkembang.

Diam-diam pula, pada setiap malam purnama hari keempat belas, Erang

menyusup kesetiap desa dimana raksasa musuhnya sedang berburu manusia.

Dibantu oleh tubuh kuntetnya ia bersembunyi sambil memperhatikan secara

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

seksama gerak gerik si raksasa. Sambil menunggu waktu yang tepat dikemudian

hari, Erang memanfaatkannya untuk mempelajari kelemahan musuhnya. Nenek

moyangnya pernah mengajari Erang, ‘ Kenali kelemahan musuhmu untuk

mengenali kekuatanmu ‘.

Tibalah kemudian malam yang ditunggu-tunggu Erang.Purnama hari keempat

belas.Sepuluh tahun sejak kedatangan terakhir raksasa ke desa.Cahanya bulan

menyiram tanah.Erang telah mempersiapkan dirinya sejak petang.Belajar dari

kebiasaan raksasa sebelum-sebelumnya, maka malam ini adalah giliran desanya

disatroni oleh raksasa jahat itu.Pemuda-pemuda desa yang telah dilatih silat sibuk

menyiapkan diri.Mereka menggengam berbagai jenis senjata ditangan masaing-

masing. Lalu….

Bum !Bum !Bum !

Suara berdentum menghantam tanah tempat berpijak.Bumi bergetar laksana

gempa.Raksasa mengumunkan kedatangannya dengan geraman yang

menakutkan.Dengusan nafasnya menggoyang pepohonan.Rumah-rumah yang

dilalui porak-poranda dalam sekali injakan.

Para pemuda desa bersiap.Senjata terhunus.Sementara Erang berdiri menjauh dari

mereka.dalam jarak 10 tombak. Mengamati raksasa dan barisan para pemuda yang

sudah berdiri berhadap-hadapan.

“ Arrrrrrrrrrrrrrrrrrggghhhhh !!!!! “

Raksasa mengaumkan teriakan memekakkan. Tampaknya ia marah mendapati

dirinya mendapat perlawanan dari penduduk desa. Kemudian..

Set…!! set…!!! swiiiiing !!!

Hanya dengan sekali kibas, kedua tangan raksasa itu telah merontokkan para

pemuda desa.Tubuh-tubuh melayang bergelimpangan.Erang menyaksikan

kenyataan itu dengan hati miris.Ia sudah menduga akan terjadi hal seperti itu.

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Latihan silat bertahun-tahun hanya membuahkan kesia-siaan belaka. Segesit

apapun, sekuat apapun para pemuda desa itu, sama sekali bukan tandingan

raksasa.

Tubuh para pemuda desa yang tegap berisi malah semakin membangkitkan selera

makan raksasa.Satu persatu mereka ditangkap lalu dikunyah oleh taring

raksasa.Teriakan-teriakan manusia diujung ajal bersahut-sahutan.Dan berhenti

ketika tak ada lagi manusia hidup yang tersisa.

Raksasa itu mengaum sekali lagi.Wajahnya tampak sangat puas.Dengan langkah

malas karena kekenyangan, raksasa memutar badannya hendak berlalu dari desa

itu.

Pada saat itu, Erang segera melompat menghadang raksasa.

“ Hai raksasa jelek ! berhenti, karena aku akan membunuhmu ! ‘ teriak Erang.

Raksasa menghentikan langkahnya.Matanya memicing mencoba meneliti dari

mana asal suara itu.Rupanya suara itu dari seorang manusia kuntet yang kurus

kerempeng tengah bertolak pinggang diujung jempol kakinya.

“ Hahahahahaha…hahahahahahaha…, apa aku tidak salah dengar, manusia kecil

!” sahut raksasa. Tubuhnya bergoyang-goyang.“ Minggirlah. Aku sudah kenyang.

Tubuh kerempengmu itu hanya akan merusak selera makan ku saja “

Erang tidak bergeming. Sambil tetap bertolak pinggang ia terus berusaha

membangkitkan kemarahan raksasa.

“ Hai raksasa jelek. Kenapa kau tak mengakui saja kalau kamu takut kepadaku !?

“ Kau rupanya memilih ingin menyusul kawan-kawanmu manusia kuntet ! “

raksasa itu menggeram. Erang berhasil memicu kemarahannya.Raksasa bertambah

marah karena melihat Erang tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

“ Dasar raksasa jelek ! aku tidak takut padamu. Aku bahkan berani bertaruh

denganmu.Rahangmu itu sangat kecil dimataku. Mulutmu takkan sanggup

menelanku dalam sekali telan “

“ Arrrrrrgggghhh….!!!!!!!! “

Raksasa menggeram.Kemarahannya tak terbendung lagi. Belum pernah seumur

hidupnya ia dihina oleh seorang manusia. Terlebih manusia kuntet nan kerempeng

seperti Erang. Manusia kuntet itu bahkan berani menghina dengan mengatakan

mulutnya tak sanggup menelan tubuh Erang.

Secepat kilat tangan raksasa itu menyambar Erang.Anehnya, Erang justru tidak

berusaha untuk menghindar.Dibiarkannya tangan raksasa itu mencengkeramnya.

Selanjutnya..

Hap !

Tubuh Erang menggelinding masuk kemulut raksasa.Karena tubuhnya yang

kuntet dan jarak geraham kiri dan kanan raksasa yang sangat lebar, Erang berhasil

menghindar dari gigi-gigi raksasa yang berusaha mengunyahnya.Dengan cepat

Erang menggelindingkan tubuhnya melalui tenggorokan masuk kedalam perut

raksasa.

Merasa mangsanya telah tewas, raksasa itu kembali melanjutkan langkahnya.

Namun, sepuluh langkah dari situ, tiba-tiba, tubuh raksasa itu roboh bergelimpang

menimpa bumi.

Bummmmmm !

Tanah bergoyang keras.Meninggalkan lubang dibawah punggung raksasa.Tubuh

raksasa itu kemudian berguling-guling. Mulutnya melolong-lolong….

“ Auuuuugggghhhh… aarrrrrgggh….. huuuuuuurrrgggghhh “ teriaknya meracau

menahan sakit.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Sebuah sobekan dari dalam perutnya mengakibatkan tubuhnya berhenti

berguling.Raksasa jahat itu telah menghembuskan nafas terakhirnya.

Terlihat Erang menjulurkan kepalanya dari dalam perut raksasa yang terbelah.Ia

kemudian keluar dan melompat turun ketanah dengan tenang. Ditangannya masih

tergengam sebilah badik berlumuran darah.

Karena kuasa dewata, ditempat raksasa itu terbaring, tiba-tiba berubah wujud

menjadi gunung.Bentuknya seperti tubuh raksasa, lengkap dengan perut besarnya

yang menonjol.Penduduk sekitar gunungpun kemudian menamainya dengan

sebutan Gunung Lompo Battang, yang artinya perut besar.Lompo = Besar,

Battang = Perut (Makassar, Pen).

(Cerita rakyat Sulawesi Selatan)

Oleh Rusdianto

Makassar, awal Juni 2009

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

JAWABAN:

1. Pantang Menyerah2. Erang, raksasa, eman Erang orang tua Erang masyarakat/ warga3. Sikap balas dendam demi keselamatan orang banyak.4. Latar:

- Tempat: Dikampung sebuah pedesaan di provinsi Sulawesi selatan.- Waktu : Zaman dahulu kala, suatu hari, dari kanak-kanak ke dewasa,

selama 10 tahun ia menghidupi dirinya dengan mandiri.- Suasana: Tenang, terharu, tegang, dan kacau-balau.

5. Alur mundur maju.6. Watak:

- Erang: Baik, tidak mudah menyerah dan sabar untuk menungguraksasa yang akan menghancurkan desa tersebut.

- Raksasa: jahat, sombong dan pemberontak

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

Dokumentasi

Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT …

RIWAYAT HIDUP

MELISA. Di Labakkang Kabupaten Pangkep pada

tanggal 26 Mei1994, Penulis adalah anak pertama dari

dua bersaudara, buah hati pasangan Nasir dan Intang.

Penulis mengawali pendidikan di SD Min Batu

Pitumpanua pada tahun 2000 dan tamat pada tahun

2005, kemudian melanjutkan pendidikan di MTS’N Ma’rang Pangkep pada tahun

2005 dan tamat pada tahun 2007. Kemudian pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Larompong dan tamat pada tahun 2012.

Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan

Tinggi Swasta, Tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) dan

menjadi mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia dan selesai tahun 2016. Berkat rahmat dan Bimbinga dari Allah

Swt, penulus dapat menyelesaikstudi dengan diselesaikannya skripsi yang berjudul :

Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Melalui Pendekatan Discovery

Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.