peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat …
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MELALUIPENDEKATAN DISCOVERY SISWA KELAS VIIA SMP UNISMUH
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
MELISA
10533 6998 12
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MELALUIPENDEKATAN DISCOVERY SISWA KELAS VIIA SMP UNISMUH
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar SarjanaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
MELISA
10533 6998 12
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat MelaluiPendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP UnismuhMakassar
Nama : Melisa
NIM : 10533 5604 09
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti ulang, Skripsi ini telah memenuhi syarat
untuk dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, Oktober 2016
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Dr. Hj. Syahribulan, K., M.Pd.
Diketahui oleh,
Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan
Unismuh Makassar Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Dra. Munirah, M. Pd.
NBM: 858 625 NBM: 951 576
iv
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat MelaluiPendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP UnismuhMakassar.
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : MELISA
NIM : 10533 6998 12
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan
layak untuk diujikan.
Makassar, 6 November 2016
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Dr. Hj. Syahribulan, K., M.Pd.
Diketahui oleh,
Dekan FKIPUnismuh Makassar Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. A. SukriSyamsuri, M. Hum. Dra.Munirah, M. Pd.
NBM: 858 625 NBM: 951 576
v
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MELISA
NIM : 10533 6998 12
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Melalui
Pendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain
atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2016
Yang membuat pernyataan
MELISA
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MELISA
NIM : 10533 6998 12
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesainya Skripsi, saya akan
menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan Skripsi ini, saya akan selalu melakukan konsultasi yang
telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan sebenarnya.
Makassar, Oktober 2016Yang membuat perjanjian
MELISA
Diketahui oleh,
Ketua JurusanPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra.Munirah, M. Pd.
NBM: 951 576
vii
vii
Orang tua adalah pondasi hidupku
Do’a mereka adalah kekuatan bagiku
Harapan mereka adalah semangat bagiku
Tetesan keringat mereka adalah hutang bagiku
Membahagiakan orang tua dan keluargaku adalah tujuan hidupku
Dan menjadi anak yang shalehah, berbakti dan berilmu adalah cita-citaku.
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
“ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “
Jadi diri sendiri, cari jati diri, and dapatin hidup yangmandiri.
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terusberputar
MOTO
MOTO DAN PERSEMBAHAN
vii
viii
Sesekali liat ke belakang untuk melanjutkan perjalananyang tiada berujung.
Hidup tanpa ilmu bagaikan pohon tanpa buah
Berilmulah sebelum beramal
Dan
Ikatlah ilmu dengan amal.”
“Hai anak Adam sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian
takwa itulah yang paling baik…” (Q.S al-A’raf (224: 26).
Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:
Ayahanda dan ibunda tercinta (Nasir dan Intang). Terima kasih atas semua
hal terbaik dan terindah yang selalu kalian hadirkan untuk Ananda, untuk
doa, piluh, dan tetesan keringat ayah dan bunda dalam mencari segenggam
rezeki demi keberhasilan Ananda. Walaupun Ananda berusaha menggantinya,
tetap tidak akan pernah cukup untuk membayar semuanya.
Untuk adikku tersayang (Meliani). Terima kasih atas bantuan dan dukungan
morilnya sehingga kakanda bisa menyelesaikan kuliah.
PERSEMBAHAN
viiivii
ix
Untuk kakekku tercinta (H. Enre) dan tanteku Fatmawati memberikan
nasehat dan dukungannya baik secara langsung maupun secara tidak
langsung (telepon).
Untuk sepupuku (Imma), kakak-kakak dan adik-adik seperjuanganku di
perantauan (kak Asri, kak Faisal, kak Cua, kak Dian, Kak Asrul, kak
Salahuddin, kak Diana, kak Nur, kak Aan, dan Ulfa, Yani,Fitri, Lestari
Uswatun Hasana,Dewi, Ika, kak Ida, Darma, Agustia, Ammang, Salahuddin,
Raatih, kak Ros, Zulhidayat, dan Ridho) dan Sahabatku (Ardi, Yusuf, Bregest
dan adik juniorku Baim), teman-teman kostku anak Pondok Masita Karata II
,teman-teman P2K dan anak-anak kelas B Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan 2012 yang baik hati yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu-
satu terima kasih atas kebersamaan kita dan motivasinya selama ini.
Dosen-dosen yang telah membina dan membimbingku dalam menyelesaikan
susunan skripsi ini.
Untuk almamaterku tercinta, Universitas Muhammadiyah Makassar.
x
ABSTRAK
Melisa. 2016. Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat MelaluiPendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar. Skripsi,Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr H AndiSukri Syamsuri, M.Hum dan Pembimbing II Dra Hj. Syaribulan K, M.Pd.Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Bagaimana dengan menggunakanpendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyatsiswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar. Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat melalui pendekatandiscovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimanapeneliti secara langsung mengajar kepada siswa melalui dua siklus denganmasing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi. Instrumenpenelitian yang digunakan adalah lembar observasi untuk memperolehgambaran langsung tentang aktivitas menyimak melalui pendekatan discoverypada siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar tahun pelajaran 2015/2016.Data yang diperoleh dianalisis secara statistik kuantitatif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui dua siklus, maka diperolehdata yang menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyatsiswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar. Pada siklus 1 ada 11 orang siswayang belum mencapai nilai ketuntasan 65 dari 25 orang siswa, presentaseketuntasan 75 dari 34 orang siswa, presentase ketuntasan menyimak yangdicapai pada siklus I yaitu 67,6% dan nilai rata-rata yang diperoleh 72%sedangkan pada siklus II hanya 3 orang siswa yang belum mencapai nilaiketuntasan 75 dari 34 siswa, presentase ketuntasan belajar siswa mencapai91,2% dan nilai rata-rata 80,7%. Perubahan ini menunjukkan adanyapeningkatan kemampuan menyimak siswa dengan menggunakan pendekatandiscovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: Kemampuan menyimak, Pendekatan discovery.
ix
xi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling pantas penulis ucapkan selain puji syukur
kehadirat Allah subhanahuwataala atas berkah, karunia-Nyalah, dan kerja keras
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah karya yang
diajukan sebagai persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Makassar dan merupakan bukti karya nyata penulis sebagai insan akademik
terhadap disiplin ilmu yang penulis geluti.
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk
bimbingan, saran, maupun motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku pembimbing I dan Dra. Hj.
Syahribulan K., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk kepada penulis sejak awal
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis tujukan kepada
Dra. Munirah, M.Pd. dan Syekh Adiwijaya, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; seluruh dosen Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis berbagai pengetahuan selama berkuliah sampai penyusunan
skripsi ini; Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum selaku Dekan FKIP Universitas
xxi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling pantas penulis ucapkan selain puji syukur
kehadirat Allah subhanahuwataala atas berkah, karunia-Nyalah, dan kerja keras
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah karya yang
diajukan sebagai persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Makassar dan merupakan bukti karya nyata penulis sebagai insan akademik
terhadap disiplin ilmu yang penulis geluti.
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk
bimbingan, saran, maupun motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku pembimbing I dan Dra. Hj.
Syahribulan K., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk kepada penulis sejak awal
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis tujukan kepada
Dra. Munirah, M.Pd. dan Syekh Adiwijaya, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; seluruh dosen Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis berbagai pengetahuan selama berkuliah sampai penyusunan
skripsi ini; Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum selaku Dekan FKIP Universitas
xxi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling pantas penulis ucapkan selain puji syukur
kehadirat Allah subhanahuwataala atas berkah, karunia-Nyalah, dan kerja keras
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini adalah karya yang
diajukan sebagai persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Makassar dan merupakan bukti karya nyata penulis sebagai insan akademik
terhadap disiplin ilmu yang penulis geluti.
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dalam bentuk
bimbingan, saran, maupun motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku pembimbing I dan Dra. Hj.
Syahribulan K., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk kepada penulis sejak awal
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis tujukan kepada
Dra. Munirah, M.Pd. dan Syekh Adiwijaya, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia; seluruh dosen Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis berbagai pengetahuan selama berkuliah sampai penyusunan
skripsi ini; Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum selaku Dekan FKIP Universitas
x
xii
Muhammadiyah Makassar beserta stafnya yang memudahkan penulis dalam
mengurus segala yang terkait dengan persoalan administrasi.
Secara istimewa penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang tulus kepada Ibunda, Ayahanda, serta saudara-saudara penulis yang
telah mendoakan dan mencurahkan kasih sayang serta telah bersusah payah
membiayai penulis selama menempuh pendidikan. Selanjutnya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan, motivasi, nasihat, dan doa restu agar penulis dapat
menyelesaikan pendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan di
bangku kuliah, terutama rekan-rekan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2012 atas segala motivasi, saran, dan bantuannya selama ini
kepada penulis; seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini yang tidak sempat penulis tuliskaankan namanya satu per satu.
Penulis tentunya tidak dapat memberikan balasan yang setimpal terhadap
semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kecuali berdoa semoga Allah
SubhanahaWa Taala senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia kepada
hamba-Nya yang senantiasa membantu sesamanya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tidak ada
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, penulis
senantiasa mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang konstruktif
sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik pada masa yang akan datang.
xiii
Harapan dan doa penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Makassar, Oktober 2016
Penulis,
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………........i
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN…………………………………..iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………………iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ….…………………………………v
SURAT PERNYATAAN ………………………………………………..............vi
SURAT PERJANJIAN ………………………………………………………….vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………..............viii
ABSTRAK ……………………………………………………………………….ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………xiii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...........1
A. Latar Belakang ………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….…………..7
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….8
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………....10
A. Kajian Pustaka ………………………………………………………..10
xi
xv
B. Kerangka Pikir ……………………………………………….............30
C. Hipotesis Tindakan …………………………………………………..31
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...............32
A. Jenis Penelitian ……………………………………………….............32
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian ………………………………………..32
C. Fokus Penelitian ……………………………………………………...32
D. Prosedur Penelitian …………………………………………………...33
E. Instrumen Penelitian ………………………………………………….39
F.Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….40
G. Teknik Analisis Data …………………………………………………41
H. Indikator Kebethasilan ……………………………………………….43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………..44
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………...44
B. Pembahasan ………………………………………………………….51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….53
A. Simpulan ……………………………………………………………53
B. Saran ………………………………………………………………..54
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................55
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………..
xi
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek Yang Dinilai Dalam Menyimak Cerita
Rakyat……………………………………………………………......42
Tabel 3.2 Tingkat Keberhasilan Siswa …………………………………………..43
Tabel 4.1 Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar Pada
Siklus I ………………………………………..…………….….44
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada siklus I..45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai yang Dicapai Siswa Kelas VIIA SMP
Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat Melalui
Pendekatan Discovery Pada Siklus I ………………………………....46
Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus I …………......................….47
Tabel 4.5 Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar Pada
Siklus II ………………………………………………………..48
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada siklus
II...........................................................................................................48
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Yang Dicapai Siswa Kelas VIIA SMP
Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat Melalui
Pendekatan Discovery Pada siklus II …………………….…………50
Tabel 4.8 Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus II ………………………….51
xii
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
LAMPIRAN 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I
LAMPIRAN 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
LAMPIRAN 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II
LAMPIRAN 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II
LAMPIRAN 6 Teks Cerita Rakyat Tentang Putri Mandalika
LAMPIRAN 7 Soal Instrumen
LAMPIRAN 8 Jawaban Soal Instrumen
LAMPIRAN 9 Dokumentasi
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha manusia dalam mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran. Hal mendasar yang paling penting dalam
bidang pendidikan adalah membangun sumber daya manusia yang handal,
memiliki keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sikap
profesionalisme yang tinggi.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal diperlukan kerja
sama antara pelajar dengan tenaga pendidik. Dalam proses pelaksanaan
pembelajaran, agarsiswa sebagai generasi muda bisa menjadi mandiri dan
kreatif, maka guru sebagai atau contoh bagi peserta didiknya (Upik : 2005 ).
Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah sebagai pihak
yangbertanggungjawab secara langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.Salah satunya adalah
melalui penyempurnaan kurikulum, peningkatan profesionalisme guru dalam
menemukan, menerapkan, dan menetapkan pola-pola pengajaran yang tepat
dan efektif bagi peserta didik.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan
manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat
komunikasi.Alat komunikasi yang utama bagi manusia adalah bahasa. Dengan
bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, dan pesan kepada orang
lain sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik,
1
2
diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa.Keterampilan berbahasa dalam
bahasa Inggris disebut language arts atau language skills.Istilah art berarti
seni atau kiat dan dipergunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat
personal, kreatif, dan original.Sebaliknya kata skill dipakai untuk menyatakan
sesuatu yang bersifat mekanis, eksak, impersonal (Tarigan 1994:10).
Menurut Tarigan (2008:2) keterampilan berbahasa (language arts,
language skills) mencakup empat segi, yaitu menyimak (listening skill),
berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing
skill). Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai oleh
manusia. Kemampuan menyimak menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa
lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu
belajar berbicara, kemudian, membaca, dan menulis. Kemampuan menyimak
akan berpengaruh pada kemampuan berbahasa lain. Sebagaimana Tarigan
(1994:3) menyatakan bahwa dengan meningkatkan kemampuan menyimak
berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
Pembelajaran menyimak yang baik dan kontinu sangat dibutuhkan
mengingat pentingnya peran menyimak dalam kehidupan. Perhatian untuk
keterampilan ini harus sama dengan keterampilan berbahasa yang lain.
Namun, bagaimanakah realitas pembelajaran menyimak di dunia pendidikan
sekarang khususnya di Sekolah Menengah Pertama?Hal inilah yang perlu
dikaji kembali.
Pembelajaran menyimak menjadi bagian dari mata pelajaran bahasa
Indonesia.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa
2
2
3
ruang lingkup bahan kajian mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
meliputi aspek–aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra.Berdasarkan teori pembelajaran menyimak dilaksanakan secara
terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa
lain. Namun, dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama, hal tersebut
belum terlaksana dengan baik.Pembelajaran menyimak masih kurang
mendapat perhatian dan seringkali diremehkan oleh siswa maupun guru.
Mereka beranggapan bahwa semua orang yang normal pasti dapat menyimak
dan kemampuan menyimak akan dikuasai oleh siswa secara otomatis.
Pandangan seperti ini seharusnya dihilangkan. Kemampuan menyimak untuk
memperoleh pemahaman terhadap wacana lisan tidak akan terbentuk secara
otomatis atau hanya dengan perintah supaya mendengarkan saja (Subyantoro
dan Hartono 2003:1).
Alasan–alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum
terlaksana dengan baik tersebut bersifat umum, baik untuk pembelajaran
menyimak bahasa dan sastra. Kompleksitas hambatan dalam pembelajaran
menyimak pada setiap sekolah tidak selalu sama. Pada sekolah tertentu
hambatan tersebut dapat diminimalkan, tetapi di sekolah lain dapat lebih
kompleks. Hambatan pada setiap kelas pun dimungkinkan berbeda.
Hambatan-hambatan tersebut semakin bertambah dalam pembelajaran sastra
karena adanya anggapan bahwa pembelajaran sastra kurang bermanfaat bagi
kehidupan siswa. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sastra
kurang bervariasi sehingga menyebabkan kebosanan pada siswa. Selain itu,
4
guru cenderung kurang memotivasi siswa untuk belajar sastra dan siswa
belum mempunyai budaya untuk belajar sastra.Oleh sebab itu, peneliti
mengangkat judul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat
Melalui Pendekatan Discovery Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar”.Dalam hal ini peneliti tertarik memilihcerita rakyat khususnya
cerita rakyat Lombok (Suku Sasak) yang berjudul “Putri Mandalik”yang
dipadukan dengan pendekatan discoverysebagai materi dan pendekatan
pembelajaran menyimak.Cerita rakyat lebih menarik untuk diterapkan dalam
pembelajaran menyimak khususnya tingkatan SMP kelas VII, yang pada
dasarnya lebih suka mendengarkan cerita-cerita dibandingkan dengan materi
pelajaran yang pembahasannya serius,karena siswa terfokuskan pada cerita
rakyat yang disimaknya.Itu disebabkan karena rasa penasaran dan rasa ingin
tahu siswa sangat besar untuk mengetahui tentang cerita sejarah suatu
daerah.Adapun inti dari cerita rakyat yang berjudul “asal mula gunung lompo
battang” adalah Erang, bocah lelaki berumur 7 tahun, seperti dipaku pada
tempatnya berdiri. Rambut halus ditengkuknya meramang. Keringatnya
menguncur deras. Tepat didepan matanya. Peristiwa mengerikan terjadi
kurang dari selompatan kaki orang dewasa dari tempatnya berdiri. Sosok
raksasa setinggi seratus langkah mendengus lencang. Nafas yg keluar dari
hidungnya menggoyangkan semak belukar dimana Erang bersembunyi. Mulut
raksasa itu mengecap-ngecap. Ia baru saja menelan bapak ibu sekaligus.
Diam-diam pula, pada setiap malam purnama hari keempat belas, Erang
menyusup kesetiap desa dimana raksasa musuhnya sedang menyusup kesetiap
4
5
desa oleh tubuh kuntetnya ia bersembunyi sambil memperhatikan secara
seksama gerak gerik si raksasa. Sambil menunggu waktu yg tepat dikemudian
hari, Erang memanfaatkannya untuk mempelajari kelemahan musuhnya.
Nenek moyangnya pernah mengajari erang, “kenali kelemahan musuhmu
untuk mengenali kekuatanmu”.Sebuah sobekan dari dalam perutnya
mengakibatkan tubuhnya berhenti berguling. Raksasa jahat itu telah
menghembuskan nafas terakhirnya.
Terlihat Erang menjulurkan kepalanya dari dalam perut rakasa yang
terbelah. Ia kemudian keluar dan melompat turun ketanah dengan tenang.
Ditangannya masih tergemgam sebilah badik yang berlumuran darah.
Karena kuasa dewata, ditempat raksasa itu berbaring, tiba-tiba berubah
wujud menjadi gunung. Bentuknya seperti tubuh raksasa, lengkap dengan
perut besarnya yang menonjol. Penduduk sekitar gunungpun kemudian
menamainya dengan sebutan gunung lompo battang, yang artinya perut besar.
Lompo = besar, battang= perut.
Peneliti telah melakukan observasi awal penulis, pada saat pembelajaran
tentang menyimak, peneliti menemukan fakta bahwa sebagian siswa kelas
VIIA di SMP Unismuh Makassar, dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan kegiatan menyimak, yaitu kurangnya kemampuan siswa
dalam menyimak cerita rakyat.
6
Dengan demikian, untuk meningkatkan kemampuan menyimak perlu
dilakukan pendekatan. Oleh sebab itu, guru harus terampil dalam mengajarkan
menyimak dengan menggunakan pendekatan pembelajaran pada saat proses
belajar mengajar berlangsung sehingga siswa termotivasi, senang dan mudah
dalam memahami materi-materi pelajaran yang sedang dipelajari dan dapat
diaplikasikan dalam berbagai problem.
Pendekatan dalam pembelajaran terbagi atas dua bagian yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada
siswa.Pendekatan yang berpusat pada guru adalah pendekatan dimana guru
yang berperan aktif dalam menjelaskan materi-materi pelajaran dan siswa
hanya mendengar dan memperhatikan penjelasan-penjelasan dari guru tanpa
berusaha untuk menemukan sendiri dari solusi-solusi pelajaran yang sedang
berlangsung. Sehingga siswa tidak mempunyai kreativitas sendiri dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya dalam proses pembelajaran
karena selama itu hanya bergantung kepada guru yang bersangkutan.
Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan yang
menuntut siswa untuk mengembangkan kreativitasnya sendiri dalam
memecahkan berbagai masalah dalam proses pembelajaran dan guru hanya
bertindak sebagai fasilitator atau pemimpin. Sehingga siswa dapat berperan
aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan merasa bertanggung
jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa pendekatan yang
berpusatpada siswa jauh lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang
5
7
berpusat pada guru. Salah satu contoh pendekatan yang berpusat pada siswa
adalah pendekatan discovery.Pendekatan discovery adalah pendekatan yang
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri atau dalam bentuk kelompok
dan mengembangkan kreativitas untuk menemukan suatu solusi dalam
pemecahan suatu masalah.
Dari pengertian pendekatan discovery yang diuraikan di atas, maka
peneliti dapat menyatakan bahwa pendekatan discovery jauh lebih efektif
dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hasil belajar bahasa indonesia dengan menggunakan pendekatan discovery
pada pokok bahasan menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar.
B. MasalahPenelitian
1. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi keterampilan
menyimak di Sekolah Menengah Pertama belum diajarkan secara
maksimal, penyajiannya masih diberikan secara monoton, sehingga
menyebabkan siswa kurang tertarik dan merasa jenuh dalam mengikuti
pembelajaran menyimak, khususnya menyimak cerita rakyat.
8
2. Adanya anggapan bahwa keterampilan menyimak dan pelajaran bahasa
Indonesia dianggap kurang penting dibandingkan dengan penguasaan
matapelajaran lainnya.
3. Perhatian siswa terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat kurang,
sehingga informasi yang terdapat pada simakan tidak dapat direspon
dengan baik.
4. Pemahaman siswa terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat masih
kurang.
5. Guru kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran menyimak
cerita rakyat.
6. Guru belum menggunakan media atau fasilitas dalam kegiatan belajar
mengajar menyimak, padahal fasilitas yang tersedia di sekolah tersebut
sudah cukup lengkap.
7. Metode atau pun teknik pembelajaran yang digunakan guru masih
kurangbervariasi.
2. RumusanMasalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, makarumusan
masalahdalampenelitian ini adalah “Bagaimana dengan menggunakan
pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita
rakyat pada siswa kelas VIIA SMP Nurkarya Tidung Makassar ?”
3.Alternatif Pemecahan masalah
Rencana pemecahan masalah Upaya yang akan ditempuh untuk
memecahkanpermasalahan di atas dengan meningkatkan kemampuan
9
menyimak cerita rakyat melalui pendekatan discovery pada siswa kelas
VII A SMP Unismuh Makassar.
Tahap berikutnya adalah Siswa diminta menyimak cerita rakyat
berjudul asal mula gunung lompo battang yang dibacakan. Selama
kegiatan menyimak berlangsung, guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan dan diperkenankan menulisnama-nama tokoh cerita dan
bagian-bagian yang dianggap penting.
Selanjutnya diberikan soa lesai yang diberikanoleh guru berkaitan
dengan cerita rakyat yang telah dibacakan sebelumnya. Siswa diberi
pertanyaan mengenai nama-nama tokoh, watak tokoh, latar cerita,tema
atau amanat dan isi cerita rakyat tersebut. Setelah itu siswa disuruh untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas sacara bergiliran
dengan siswa lain. Siswa yang lain memberikan masukan maupun
sanggahan kepada siswa yang maju, dan juga pemecahan masalah.
Tahap akhir guru bersamasiswa melaksanakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan tugas lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh
manatingkatkan kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat setelah
proses pembelajaran dikelas.
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dengan
menggunakan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan
10
menyimak cerita rakyat pada siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar
?”
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dengan
menggunakan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan
menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar?”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, sesuai dengan
masalah yang ada adalah “Untuk meningkatkan kemampuan menyimak
cerita rakyat dengan menggunakan pendekatan discovery siswa kelasVIIA
SMP Unismuh Makassar”.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun
praktis.
1 . Manfaat Teoretis
Untuk memberikan masukan bagi teori pembelajaran menyimak dan
dipahami sebagai bahan penelitian lebih lanjut.Pemanfaatan pendekatan
discoverymendukung pencapaian tujuan pembelajaran.Dengan
menggunakan pendekatan discovery, pembelajaran menjadi lebih variatif
dan menarik khususnya pada pembelajaran menyimak cerita rakyat.
11
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
a. Bagi guru, penelitian ini memberikan masukan untuk menggunakan
pendekatan pembelajaran yang tepat dan variatif bagi pembelajaran
menyimak. Selain itu, supaya guru menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang menarik dan tidakmembosankan.
b. Bagi siswa, yaitu dapat membantu dalam mengatasi kesulitan
pembelajaran menyimak cerita rakyat, memotivasi siswa untuk belajar,
serta melatih dan membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan
menyimak secara intensif dan efektif.
c. Bagi sekolah,yaitu sebagai referensi bagi sekolah tentang pentingnya
pendekatan pembelajaran.
d. Bagi peneliti, yaitu penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan keaktifan siswa dan
memberikan masukan jika kelak peneliti menjadi seorang pengajar agar
dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik bagi siswa.
12
BABA II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian
tentang pembelajaran menyimak yang belum mencapai taraf yang
memuaskan dan hasil yang belum efektif, maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
pendekatan discovery hasil belajar menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA
SMP Unismuh Makassar dapat meningkat?
1. Penelitian yang Relevan
Sebelumnya dilakukan suatu penelitian yang menggunakan
pendekatan discovery seperti pendekatan yang digunakan oleh peneliti, yaitu
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunakan
Pendekatan DiscoveryPokok Bahasan Fluida” oleh Herman (2009)yang
berfokus pada hasil belajar siswa pokok bahasan fluida dan hasilnya ternyata
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selanjutnya “Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Menggunakan
PendekatanPembelajaran InquiryDiscovery” oleh Baharuddin (2011), yang
berfokus pada keaktifan dan hasil belajar geografi dan hasilnya juga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
Berdasarkan uraian tersebut penulis terinspirasi untuk meneliti
masalah peningkatam kemampuan menyimak cerita rakyat melalui
12
13
pendekatan discovery yang berfokus pada menyimak cerita rakyat melalui
pendekatan discovery.
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran pada judul, maka
tinjauan pustaka digunakan sebagai pedoman dalam penulisan dan sangat
berperan dalam pengembangan dan acuan penulisan. Adapun kajian pustaka
yang digunakan adalah seperti diuraikan berikut ini.
2. Kemampuan Menyimak
a. Pengertian Kemampuan Menyimak
Kemampuan menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk.
1998:19) adalah keterampilan seseorang dalam suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya. Jadi kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai
koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan
mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis.
Ada beberapa pengertian tentang menyimak menurut para ahli,
diantaranya:
Menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang
lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai
pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan,
informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang
terkandung dalam lambang lisan yang disimak.(Tarigan, 2008:29).
14
Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna
yang terkandung di dalamnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1994:94) disebutkan bahwa menyimak adalah mendengarkan
(memperhatikan) baik–baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan,
dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at
all: 1992).
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada
objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia,
(Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18).
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap
berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17).
1.Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya
tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak,
seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
2.Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama
dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi.
3.Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan
informasi yang jelas.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang
14
15
lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai
pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan,
informasi, memahami makna komunikasi, dan merespons yang
terkandung dalam lambang lisan yang disimak.
b. Hakikat Menyimak
Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan
mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan
bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi
oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam
keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan
mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan
sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu
menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam
menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih
ditekankan lagi.
Dari pengertian menyimak yang dikemukakan Subyantoro dan
Hartono (2003) terlihat bahwa kegiatan mendengar dan mendengarkan
tercakup dalam kegiatan menyimak.Selain itu, menyimak memiliki
tingkatan lebih tinggi dari mendengar dan mendengarkan.
Hakikat menyimak dikemukakan oleh beberapa tokoh.
Anderson (dalam Tarigan 1994 : 28) menyatakan bahwa menyimak
adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang– lambang lisan. Menyimak dapat pula
15
16
bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian
serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
Sedangkan Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa menyimak
merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
c. Tujuan Menyimak
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak
beraneka ragam antara lain sebagai berikut.
1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar
dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang
pembicara.
2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak
dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi
yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan
(terutama dalam bidang seni).
3.Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud
agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-
buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-
16
17
apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi,
musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan).
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu
menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak
dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan
bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti
(distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya
ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing
yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan
analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh
banyak masukan berharga.
8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia
menyimak secara persuasif.
Berdasarkan tujuan–tujuan menyimak, maka menyimak yang
dilaksanakan dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan dari materi yang diperdengarkan.Selain itu, bertujuan
untuk mengapresiasi materi simakan.
17
18
d. Manfaat Menyimak
Menurut Setiawan (dalam Darmawan 2001:11–12) manfaat menyimak
sebagai berikut.
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga
bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu
memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih
berpengalaman.
2. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan
keilmuan dan khazanah ilmu kita.
3. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan
yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak
komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata–kata yang digunakan
lebih variatif.
4. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta
membina sifat terbuka dan obyektif.
5. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
Semua manfaat tersebut diharapkan diperoleh dalam kegiatan
menyimak.Namun, dalam penelitian ini manfaat utama yang diperoleh
adalah menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang
berharga bagi kemanusiaan serta meningkatkan dan menumbuhkan
sikap apresiatif.Hal ini dikarenakan menyimak yang dilaksanakan
adalah menyimak cerita rakyat.Cerita rakyat merupakan salah satu
karya sastra yang perlu diapresiasi dan diambil nilai-nilainya.
18
19
3.Cerita Rakyat
a. Pengertian cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan sebagian dari kebudayaan rakyat
yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun dengan
variasi yang berbeda-beda, baik lisan maupun tertulis dengan
tujuan tertentu untuk menjadi suatu ciri khas kelompok
masyarakat pendukungnya (Cullinan dalam Mustakim,2009:51).
b. Hakikat Cerita Rakyat
Cerita rakyat disebut juga Folklore (Cullinan dalam
Mustakim,2009:51).Folklore berasal dari kata folk dan
lore.Menurut Alan Dundes (dalam James Danandjaja, 1997:1)
folk adalah sekelompok orang yang memilki ciri-ciri pengenal
fisik, sosial, kebudayaan sehingga dapat dibedakan oleh
kelompok-kelompok lainnya. Istilah lore merupakan Tradisi folk
yang berarti sebagian kebudayan yang diwariskan secara turun-
temurun secara lisan atau melalui contoh yang disertai gerak
isyarat atau alat bantu mengingat. Jika folk adalah mengingat
,loreadalah tradisinya.
Foklor adalah kebudayan suatu kolektif yang tersebar dan
diwariskan secara turun-temurun, di antara kolektif macam apa
saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam
bentuk tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat
atau alat pembantu pengingat (James Danandjaja, 1997:2).
20
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita
rakyat merupakan sebagian dari kebudayaan rakyat yang
disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun dengan variasi
yang berbeda-beda, baik lisan maupun tertulis dengan tujuan
tertentu untuk menjadi suatu ciri khas kelompok masyarakat
pendukungnya.
c. Jenis-Jenis Cerita Rakyat
Menurut Mustakim(2008:52-56).Jenis cerita rakyat
dikelompokkan atas isi cerita dan pada tokoh cerita yang di
tampilkan yang terbagi atas :
1. Fabel, adalah cerita yang pelakunya adalah binatang yang
merupakan symbol perilaku manusia. Biasanya cerita itu
memiliki ajaran moral yang sangat eksplisit dan bahasa yang
sederhana dan sesuai dengan perkembangan bahasa anak.
2. Legenda, adalah cerita tentang kejadian suatu tempat atau
sesuatu nama tempat yang dianggap mempunyai makna bagi
kehidupan manusia.
4. Mite, adalah jenis cerita yang tokoh-tokohnya dianggap
keramat.
5. Sage, adalah cerita rakyat yang menceritakan sejarah
kesuksesan para tokoh-tokohnya. Sementara William R.
Bascom (dalam Danandjaja ,1984:50) membagi cerita prosa
menjadi tiga seperti di bawah ini:
20
21
a. Mite, adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar
terjadi serta dianggap suci oleh empunya cerita. Mite
ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa.
Peristiwa terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan
seperti yang kita kenal sekarang dan terjadi pada masa
lampau.
b. Legenda, adalah cerita yang menurut pengarangnya
merupakan peristiwa – peristiwa yang benar-benar ada dan
nyata. Serta ditokohi manusia-manusia yang mempunyai
sifat luar biasa.
c. Dongeng, adalah cerita rakyat yang dianggap tidak benar-
benar terjadi, bersifat khayal dan tidak terikat waktu
maupun tempat tokoh ceritanya adalah manusia, binatang,
dan makhluk halus.
Berdasarkan pendapat di atas dapat simpulkan bahwa jenis
– jenis cerita rakya terdiri atas: fable adalah adalah Cerita yang
Pelakunya adalah binatang yang merupakan simbol perilaku
manusia. Biasanya cerita itu memiliki ajaran moral yang sangat
eksplisit dan bahasa yang sederhana, dan sesuai dengan
perkembangan bahasa anak. Legenda adalah cerita tentang
kejadian suatu tempat atau sesuatu nama tempat peristiwa yang
benar-benar ada dan nyata yang dianggap mempunyai makna bagi
kehidupan manusia. Serta ditokohi manusia-manusia yang
22
mempunyai sifat luar biasa, Mite adalah jenis cerita yang tokoh-
tokohnya dianggap keramat, Sage adalah cerita rakyat yang
menceritakan sejarah kesuksesan para tokoh-tokohnya.
d. Unsur-Unsur Cerita Rakyat
Cerita rakyat terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita
rakyat, antara lain: alur, tokoh dan perwatakan, latar, tema dan
amanat. Berikut pembahasan masing-masing unsur:
1) Tokoh dan perwatakan
Cullinan (dalam mustakim, 2008:101) mengatakan bahwa
tokoh cerita adalah pelaku cerita.Hal senada juga diungkapkan
oleh Sudjiman (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan
bahwa tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa
atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.Demikian
juga diungkapkan oleh Aminudin (dalam Siswanto 2008:142)
yang menyatakan tokoh adalah pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu mampu
menjalin suatu cerita sedangkan cara sastrawan menampilkan
tokoh disebut penokohan.
Tokoh-tokoh dalam cerita perlu digambarkan ciri-ciri lahir
dan sifat batinnya agar watak juga dikenal oleh
pembaca.Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai
tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat
22
23
berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat
istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto 2005:20).
Berdasarkan sifat tokoh dalam cerita, tokoh dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis,
dan tokoh titagonis.
a. Tokohprotagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan
positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh yang membawakan
perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau
menyampaikan nilai-nilai negatif.
c. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan
campuran atau kadang membawakan perwatakan positif dan
kadang negatif.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh
adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan
sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Penokohan
yaitu penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh yang
membedakan dengan tokoh yang lain.
2) Latar atau setting
Cullinan (dalam mustakim, 2008:101) mengatakan bahwa
setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita. Hal senada
juga diungkapkan oleh Sudjiman (dalam Septiningsih, dkk.
1998:5)mengatakan bahwa latar adalah keterangan, petunjuk,
24
pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Secara sederhana
Suharianto (2005:22) mengatakan latar disebut juga setting yaitu
tempat atau waktu terjadinya cerita.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
latar adalah tempat, waktu dalam cerita, dan suasana terjadinya
peristiwa dalam karya sastra.Dalam penelitian ini karya sastra
yang dimaksud adalah cerita rakyat.
3) Tema dan amanat
Tema adalah pokok permasalahan yang mendominasi suatu
karya sastra.Secara sederhana Stanton (dalam Septiningsih, dkk.
1998:5) menyebut bahwa tema adalah arti pusat yang terdapat
dalam cerita.Hakikatnya tema adalah permasalahan yang
merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau
karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan yang
ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya itu (Suharianto
2005:17).
Dari uraian pendapat tentang tema di atas, dapat
disimpulkan bahwa tema adalah gagasan pokok yang ingin
disampaikan pengarang melalui karyanya atau pokok
permasalahan yang mendominasi suatu karya karya sastra.
24
25
Tema suatu karya sastra dapat tersurat dan dapat pula
tersirat. Jadi,tema tersebut dapat langsung diketahui tanpa
penghayatan atau melalui penghayatan.
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra;
pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar (Siswanto 2008:162). Di dalam karya sastra modern
amanat ini biasanya tersirat, di dalam karya sastra lama pada
umumnya amanat tersurat. Jadi, amanat merupakan gagasan yang
mendasari karya sastra baik tersirat maupun tersurat dalam karya
sastra.
4) Alur atau plot
Luxemburg (dalam Septiningsih, dkk. 1998:4) mengatakan
bahwa alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan
peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan yang
dialami oleh pelaku. Sedangkan menurut Suharianto (2005:18)
plot yakni cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara
beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga
merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-
tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Abrams dalam
Siswanto 2008:159).Sudjiman (dalam Siswanto 2008:159)
25
26
menyatakan bahwa alur adalah peristiwa yang diurutkan
membangun tulang punggung cerita.
Adapun macam-macam alur terbagi atas:
(a) Alur maju adalah jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa
kini.
(b) Alur mundur adalah jalinan peristiwa dari masa kini ke
masa lalu.
(c) Alur campuran adalah gabungan dari alur maju dan alur
mundur secara bersama-sama.
Dari beberapa pendapat tentang alur di atas, dapat
disimpulkan bahwa alur adalah peristiwa-peristiwa yang terjalin
dengan urutan yang baik dan membentuk sebuah cerita.Dalam
alur terdapat serangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.
4. Pendekatan Discovery
a. Pengertian Pendekatan Discovery
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum oleh karenanya strategi dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
pendekatan tertentu (Wina Sanjaya,2006).
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa
strategi pembelajaran yang ditetapkan guru akan tergantung pada
27
pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat ditetapkan berbagai pendekatan pembelajaran.
Karena pendekatan adalah cara yang digunakan untuk
melaksanakan strategi.
Apabila ditinjau dari katanya, discover berarti menemukan,
sedangkan discovery adalah penemuan. Dalam kaitannya dalam
pendidikan, Muhammad Takdir Illahi(dalamOemar Hamalik,
2012:29)menyatakan bahwa discoveryadalah proses pembelajaran
yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga
menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di
lapangan.
Muhammad Takdir Illahi (dalam Mulyasa, 2012:32-33)
tentang pengertian discovery masih terlalu luas cakupannya,
sehingga dalam penerapan strategi ini, anak didik tidak hanya
dituntut untuk menemukan sesuatu atau mendapatkan pengalaman
baru berkaitan dengan efektivitas pembelajaran melainkan juga
menyangkut kemampuan dalam memecahkan suatu persoalan
dengan pemikiran yang cermat dan sistematis.
Discovery (penemuan) adalah proses mental dimana siswa
mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, yang
dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah
mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat
28
dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan, guru
hanya membimbing dan memberikan intruksi (Roestiyah
N.K.,2001).
Pendekatan discovery menganggap bahwa siswa sebagai
subjek dan objek dalam belajar mempunyai dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat
menentang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru
lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau sebagai
pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa
lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk
kelompok dalam memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru
(Sriyono, dkk,1992).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa
pendekatan discoveryadalah pendekatan yang menempatkan siswa
lebih banyak belajar sendiri atau dalam bentuk kelompok dan
mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan suatu masalah.
b.Syarat-Syarat Pendekatan Discovery
Menurut (Ahmad Sabri, 2007) setiap pendekatan dalam
pembelajaran mengandung berbagai macam syarat yang harus
dipenuhi untuk menerapkan pendekatan tersebut. Pendekatan
discovery dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
29
1.Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan
kepada kelas, yang mana persoalan tersebut bersumber dari
pelajaran yang menentang siswa atau problematik dan sesuai
dengan daya nalar siswa.
2.Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
3.Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
4.Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan
berdiskusi.
5.Partisipasi setiap siswa dalam kegiatan belajar.
6.Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan
siswa.
c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pendekatan Discovery
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pendekatandiscovery
menurut (Muhammad Takdir Illahi,2012:82-86) adalah sebagai
berikut:
1. Ada masalah yang akan dipecahkan
2. Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif anak didik
3. Konsep atau prinsip yang ditemuukan harus ditulis secara jelas
4. Harus tersedia alat atau bahan yang diperlukan
5. Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa
6. Guru memberi kesempatan anak didik untuk mengumpulkan
data
30
7. Harus dapat memberikan jawaban secara tepat sesuai dengan
data yang diperlukan anak didik.
Adapun keunggulan (kelebihan) pendekatan menurut
Muhammad Takdir Illahi (Bruner,2012:41-42) adalah sebagai
berikut:
1. Melalui pembelajaran discovery, potensi intelektual pada anak
didik akan semakin meningkat, sehingga menimbulkan harapan
baru untuk menuju kesuksesan.
2. Dengan menekankan pendekatan discovery, anak didik akan
belajar mengorganisasi dan menghadapi masalah.
3. Pendekatan discovery yang diperkenalkan oleh Brunner mengarah
pada self reward. Dengan kata lain, anak didik akan mencapai
kepuasan karena telah menemukan pemecahan masalah sendiri.
Dalam berbagai implikasi discovery tersebut Bruner
meyakini bahwa strategi pembelajaran dinilai sangat efektif dan
efisien dalam mendayagunakan skill anak didik untuk belajar
memahami arti pendidikan yang sebenarnya.Ia menjelaskan bahwa
nilai terpenting dalam proses pembelajaran adalah kemampuan
menangkap persoalan dengan pertimbangan yang matang, sehingga
hasil yang hendak dicapai dapat memberikan motivasi bagi
peningkatan belajar anak didik.
Berikut beberapa kelebihan belajar-mengajar dengan
pendekatan discovery, yaitu:
31
a.Dalam penyampaian bahan pendekatan discovery, digunakan
kegiatan dan pengalaman langsung.
b.Pendekatan discovery lebih realitas dan mempunyai makna.
c. Pendekatan discovery merupakan suatu model pemecahan
masalah.
d. Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan
pendekatan discoveryakan lebih mudah di serap oleh anak didik
dalam memahami kondisi tertentu yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran.
e.Pendekatan discovery banyak memberikan kesempatan bagi para
anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar.
Adapun beberapa tujuan pembelajaran melalu pendekatan
discovery yang memiliki pengaruh besar bagi anak didik adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan kreativitas
2. Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar
3. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis
4. Untuk meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses
pembelajaran
5. Untuk belajar memecahkan masalah
6. Untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran.
B. Kerangka Pikir
32
Pengajaran bahasa terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu
membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
Adapun yang menjadi bahan penelitian ini adalah yang berkaitan
dengan kemampuan menyimak cerita rakyat melalui pendekatan
discovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar, di dalamnya
berkaitan dengan pengajaran menyimak, pendekatandiscovery, cerita
rakyat, jenis-jenis cerita rakyat, dan unsur-unsur cerita rakyat, analisa,
dan temuan. Untuk lebih jelasnya, penelitian merangkumnya dalam
sebuah skema atau bagan kerangka pikir berikut:
Adapun kerangka pikir yang penulis maksudkan, yaitu:
Bagan Kerangka Pikir
Kondisi Awal
1. Guru Strategi yang digunakan
2. Siswa Minat siswa dalam
menyimak Siswa cenderung
menyimak sekilas
DiscoveryPelaksanaan
Tindakan
Siklus 1
Siklus 2
33
C. Hipotesis Tindakan
Jika pendekatan discovery diterapkan, maka dapat meningkatkan
kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar.
Kondisi Awal
Hasil Belajar Meningkat
Menyimak
Discovery
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur
penelitian tindakan kelas atau disingkat PTK.Penelitian tindakan
kelas adalah suatu bentuk reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh
peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik
sosial mereka.
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Unismuh Makassar
pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.
C. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitan ini adalah peningkatan kemampuan
menyimak cerita rakyat siswakelas VIIA SMP Unismuh Makassar,
dengan jumlah sebanyak :
No Jenis Kelamin Jumlah Siswa
1 Perempuan 34
2 Total 34
Sumber: Tata Usaha sekolah SMP Unismuh Makassar
34
35
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua
siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah
diuraikan dalam faktor yang diselidiki di atas, dengan perincian
sebagai berikut:
1. Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dan satu kali
evaluasi, yang terbagi dalam empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
2. Siklus II dilaksanakanselama 3 kali pertemuan dan satu kali
evaluasi, yang terbagi dalam empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini gambar alur
penelitian tindakan kelas antara lain.
Studi Pendahuluandengan meneliti silabus.
Menyusun RPPdan Rencana
tindakan Siklus 1
RencanaTindakanSiklus 2
RefleksiPelaksanaan
Tindakan danPengamatan
PelaksanaanTindakan danPengamatan
Refleksi Simpulan
35
36
Adapun prosedur pelaksanaan tindakan ini sebagai berikut:
Kegiatan Siklus Pertama
a. perencanaan
Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang
matang untukmencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti.
Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran
keterampilan menyimak cerita rakyat secara langsungdengan langkah-
langkah (1) menyusun rencana pembelajaran yang berhubungan
dengan keterampilan menyimak cerita rakyat melalui
pendekatandiscovery; (2) menyiapkan teks cerita rakyat yang akan
dibacakan; (3) menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yaitu
soal esai beserta penilaiannya. Instrumen nontes yaitu berupa lembar
observasi, lembar wawancara, jurnal, dan dokumentasi.; (4) melakukan
kolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat. Sebelumnya peneliti
terlebih dahulu membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
dengan guru kelas. Di samping itu, peneliti juga membutuhkan
informasi tentang keadaan kelas, karena peneli bukan pengajar asli.
b. Pelaksanaan Tindakan
Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.Tindakan yang
dilakukan dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat tanpa melalui
pendekatan discovery pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang
36
37
telah disusun dan dibimbing oleh peneliti terlebih dahalu. Tindakan
yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas:
1. Pendahuluan atau persiapan
Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa
agar siap mengikuti pembelajaran dan memberikan apersepsi berupa
kegiatan tanya jawab tentang cerita rakyat yang pernah diketahui
oleh siswa. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah untuk menggali
pengalaman siswa tentang cerita rakyat.Kemudian guru
memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang
hendak dilaksanakan yaitu menyimak cerita rakyat tanpa melalui
pendekatan discovery dan dibimbing oleh peneliti terlebih dahalu.Di
samping itu, guru juga menyampaikan manfaat pembelajaran.Hal
ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkan minat belajar siswa agar
mulai dari awal pembelajaran siswa memiliki motivasi belajar
terlebih dahulu.
2. Inti atau pelaksanaan
Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan tentang
menyimak cerita rakyat agar mudah dipahami siswa.Siswa diminta
menyimak cerita rakyat berjudul “Gunung Lompo Battang” yang
dibacakan.Selama kegiatan menyimak berlangsung, guru meminta
siswa untuk melakukan pengamatan dan diperkenankan menulis
nama-nama tokoh cerita dan bagian-bagian yang dianggap
penting.Setelah selesai menyimak, kegiatan selanjutnya adalah
37
38
siswa secara individu mengerjakan soal esai yang diberikan oleh
guru berkaitan dengan cerita rakyat yang telah dibacakan
sebelumnya.Siswa diberi pertanyaan mengenai nama-nama tokoh,
watak tokoh, latar cerita, tema atau amanat, dan isi cerita rakyat
tersebut. Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya
untuk dinilai. Kemudian guru meminta beberapa perwakilan siswa
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara
bergiliran dengan siswa lain. Setelah itu, siswa yang lain dapat
memberikan masukan maupun sanggahan kepada siswa yang maju.
3. Penutup atau akhir
Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran,
guru memberikan tugas lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh
mana tingkat kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat
setelah proses pembelajaran di kelas.
c. Observasi
Peneliti mengamati kinerja siswa selama pembelajaran
berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa.
Hasil kerja siswa diobservasi di luar jam pelajaran berdasarkan
pertanyaan dalam soal esai yang diberikan oleh guru.
d. Refleksi
Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa
dan hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana
38
39
siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa
antusias terhadap kegiatan menyimak cerita rakyat tanpa
melaluipendekatan discovery.Analisa hasil kerja siswa dilakukan
dengan menentukan rata-rata nilai kelas.Hasil analisa digunakan
sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua.
Kegiatan Siklus Kedua
Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan
siswa dalam menyimak cerita rakyat melalui pendekatan discovery.Hasil
pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding
dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga
melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama.
a. Perencanaan
Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana
pembelajaran yang bagian-bagiannya sama dengan rencana
pembelajaran siklus pertama. Peneliti juga kembali melakukan
diskusi dengan guru kelas tentang kegiatan apa saja yang harus
dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki.
b. Pelaksanaan Tindakan
Langkah awal tahap ini hampir sama pada tindakan pada
siklus pertama. Setelah apersepsi, siswa menyimak cerita rakyatyang
berjudul Asal Mula Gunung Lompo Battang. Kemudian siswa
menjawab soal-soal esai yang diberikan oleh guru. Guru menyuruh
siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dinilai.Kemudian
39
40
guru meminta beberapa perwakilan siswa mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran dengan siswa lain.
Setelah itu, siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun
sanggahan kepada siswa yang maju.
c. Observasi
Dalam siklus kedua ini peneliti juga mengamati kinerja
siswa selama pembelajaran berlangsung.Apakah siswa lebih aktif
melaksanakan kegiatan dan apakah siswa lebih antusias menyimak
cerita rakyat setelah melalui pendekatan discovery.Selain itu, peneliti
juga bertanya langsung kepada beberapa siswa apakah mereka lebih
menyukai pembelajaran pada siklus kedua dari pada siklus pertama
beserta alasan-alasannya. Hasil kerja (pada lembar jawaban) juga
diobservasi dengan cara yang sama dengan siklus pertama.
d. Refleksi
Pada siklus kedua ini peneliti menganalisa hasil pengamatan
terhadapkinerja siswa dan penilaian hasil kerja siswa.Analisa kinerja
siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran dan sejauh mana siswaantusias terhadap kegiatan
menyimak cerita rakyat melalui pendekatan discovery dan
membandingkannya dengan hasil pengamatan pada siklus pertama
dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti
juga menganalisa hasil kerja siswa dengan cara menentukan rata-rata
nilai kelas. Hasil analisa dipergunakan sebagai bahan kajian dan
40
41
bahan pembanding terhadap hasil penilaian siklus pertama dalam
bentuk persentase, apakah ada peningkatan rata-rata nilai. Dengan
demikian permasalahan bagaimana aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar
dapat diketahui. Selain itu, dapat di ketahui pula bagaimana hasil
belajar menyimak cerita rakyat siswa kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam rangka penelitian ini adalah:
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar berdasarkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal esai dari hasil simakan tentang cerita rakyat
dan digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan
siswa setelah proses pembelajaran.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data
tentang kehadiran siswa, keaktifan, dan perhatian siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
F. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah
pengumpulan datayang diperlukan.Untuk mengumpulkan data yang
39
42
diperlukan suatu alat penelitianyang akurat, karena hasilnya sangat
menentukan mutssu dan penelitian.Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
4. Teknik Tes
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang
dapat menjadikan skor angka (S. Margono, 2002 : 170). Adapun
jenis tes yang umumnya dikenal dan digunakan sebagai alat
pengukuran adalah tes lisan dan tes tertulis.Sejalan dengan itu
pada penelitian ini lebih menghkususkan pada penggunaan tes
tertulis.
Tes tertulis yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang
diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui
keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula (S.
Margono, 2002 : 170). Tes tertulis ada dua bentuk yaitu tes essay
atau tes uraian (essay test) dan tes obyektif.
5. Teknik Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan
mengadakan pencatatan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh
guru dan siswa selama proses pembelajaran (Arikonto,
2006:229). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan atau
tehnik yang dinamakan tehnik pengukuran. Tehnik pengukuran
adalah alat pengumpul data yang bermaksud mengumpulkan data
43
yang bersifat kuantitatif (S. Margono, 2002 : 170). Dalam tehnik
pengukuran ini, alat yang digunakan adalah berupa pemberian
tes.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan
teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan kedua
jenis data yang diperoleh tersebut, maka teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data secara
kuantitatif dan teknik analisis data secara kualitatif.Pengkajian atau
analisa data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk penilaian
hasil kerja siswa.Sedangkan untuk pengamatan aktivitas siswa dan
dokumentasi menggunakan pendekatan kualitatif.Berikut dijelaskan
penerapan kedua teknik tersebut.
Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data dari hasil tes menyimak
cerita rakyat melalui pendekatan discovery pada siklus I dan
siklus II.Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes dikerjakan siswa
pada siklus I dan siklus II. Hasil analisis data tes secara
kuantitatif dihitung secara presentase, yaitu:
Untuk mencari presentase masing-masing kategori dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut;
P =N
Fx 100%
Keterangan: P = Presentase
41
44
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
Table 3.1 Aspek Yang Dinilai dalam Menyimak Cerita Rakayat
Penilaian yang diberikan menggunakan rumus:
Nilai = X 100
Sumber : Rahma, 2006:34
Table 3.2 Tingkat Keberhasilan Siswa
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
1. Kesesuaian tema dengan isi cerita. 20
2. Ketepatan penyebutan tokoh sesuai dengan hasil
simakan.
10
3. Menyebutkan watak tokoh sesuai dengan hasil
simakan.
10
4. Menentukan latar sesuai dengan isi cerita. 20
5. Menentukan alur sesuai dengan isi cerita. 20
6. Menentukan amanat yang terkandung dalam
cerita tersebut.
20
No. Interval Nilai Tingkat Kemampuan
1. 85 – 100 Sangat Tinggi
2. 65 – 84 Tinggi
3. 55 – 64 Sedang
4. 35 – 54 Rendah
5. 0 – 34 Sangat Rendah
45
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah
terjadinya peningkatan hasil belajar siswa yang ditinjau dari hasil tes
setiap akhir siklus dan dari segi keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
ini bahwa setiap siklus mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus
II.Hal ini ditandai dengan daya serap individu minimal 70% dan
ketuntasan siswa secara klasikal 80%, sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM).Menurut ketentuan Depdikbud apabila
terdapat 85% siswa yang memperoleh skor minimal 65% maka kelas
dianggap tuntas secara klasikal.
46
BAB IV
HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data penelitian tentang peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat
melalui pendekatan discovery siswa kelas VIIA SMP Unismuh Makassar akan
dipaparkan pada bab ini. Data penelitian bersifat kuantitatif.Data kuantitatif
adalah data penelitian berupa angka atau nilai yang diperoleh siswa setelah
mengerjakan tugas kemampuan menyimak cerita rakyat. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1: Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar Pada Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Jumlah siswa
Skor ideal
Skor maksimum
Skor minimum
Rentang Skor
Mean (Nilai rata-rata)
Median
Modus
Standar deviasi
34
100
93
46
47
72
73,5
65
12,44
46
47
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan
menyimak cerita rakyat siswa pada siklus I adalah 72 dari maksimumyang
mungkin dicapai 100, sedangkan skor terendah yang mungkin dicapai
adalah 0, dengan median 73,5, modus 65, dan standar deviasi 12,44.
Tabel 4.2: Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada
siklus I
No. Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Skor
Tema Tokoh Watak
Tokoh
Latar Alur Amanat
1. Restu Utari Arief 15 9 10 15 15 20 64
2. Mutthahharah 5 8 10 20 15 20 58
3. Nur Alifiana Aj 5 10 2 15 15 10 57
4. Rifqa Aliyyah M 0 5 7 14 15 20 65
5. Atifa Zahra A.M 5 5 10 20 14 10 54
6. Mukhlisa Suci Putri 2 8 8 20 0 10 48
7. Husnul Musyahidah A.S 10 8 8 20 12 20 70
8. Nur Ainuu Al Hayah 20 7 8 0 10 20 65
9. Ganya Salsabilah Sazgean 5 8 5 20 15 20 73
10. Adelia 10 10 10 20 15 15 80
11. Dwi Djicka Aldzakiyyah 10 6 8 20 10 20 74
12. Andini Nurhusna 10 8 8 15 15 20 76
13. Asyifa Afifah 10 8 8 20 15 20 81
14. Putri Ananda Hasan 19 10 10 20 15 20 90
15. Salwa As- Shafiyyah 10 8 8 20 15 17 78
16. Mona Putri Yudifa 8 9 10 15 10 15 67
17. Siti Sri Maulidya B 10 8 8 20 20 20 86
18. Khofifah Jufri 10 10 8 20 20 10 78
19. Rifqa Afifah M 10 10 10 20 15 20 85
20. Sarah Shaista A 10 7 6 20 10 15 65
45
4548
45
47
49
48
21. Nurfaizah 10 9 8 20 10 20 77
22. Salwa Aulia Haq 10 8 5 15 15 15 68
23. Siti Fatimah 18 8 7 20 0 8 61
24. Magfirah Rahima Rum 10 8 15 20 15 10 78
25. Fahriani Putri 10 8 7 20 15 20 80
26. Maharani Nissa Sadira 10 8 8 0 15 5 46
27. Kurnia Ariesa 10 9 10 15 15 20 89
28. Miskah Aulia Putri 19 9 10 20 15 20 93
29. Septiara Barokah Faisal 10 5 8 20 10 10 53
30. Nadya Putri Riskiah 10 8 8 10 15 10 71
31. Diva Aliyah Hasan Corua 10 15 8 20 20 20 93
32. Risna Maulina 10 8 8 20 10 10 66
33. Nur Fitriah Rachmadani 15 6 8 20 15 15 79
34. Nur Alya Alfatiah H. 10 10 10 20 10 20 80
Jumlah Nilai 2448
Nilai Rata-Rata 72
Berdasarkan data Tabel diatas menunjukkan keseluruhan sampel,
yakni 34 orang siswa, tidak ada siswa sampel yang memperoleh skor 100
sebagai skor tertinggi dalam penelitian. Skor tertinggi yang diperoleh siswa
sampel adalah skor 93 yaitu terdiri dari 2 orang siswa, sedangkan skor
terendah yang diperoleh siswa sampel adalah skor 46 yaitu terdiri dari 1
orang siswa.
Setelah diketahui nilai siswa sampel langkah selanjutnya dibuat
daftar distribusi frekuensi nilai yang dicapai siswa mulai dari nilai tertinggi
sampai nilai yang terendah secara berurutan. Daftar tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
49
Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Nilai yang Dicapai Siswa Kelas VIIA
SMP Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat
Melalui Pendekatan Discovery Pada Siklus I
No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase
1. 93 2 5,9%
2. 90 1 2,9%
3. 89 1 2,9%
4. 86 1 2,9%
5. 85 1 2,9%
6. 81 1 2,9%
7. 80 3 8,8%
8. 79 1 2,9%
9. 78 3 8,8%
10 77 1 2,9%
11. 76 1 2,9%
12. 74 1 2,9%
13. 73 1 2,9%
14. 71 1 2,9%
15. 70 1 2,9%
16. 68 1 2,9%
17. 67 1 2,9%
18. 66 1 2,9%
19. 65 3 8,8%
20. 64 1 2,9%
21. 61 1 2,9%
22. 58 1 2,9%
23. 57 1 2,9%
24. 54 1 2,9%
25. 53 1 2,9%
48
49
50
26. 48 1 2,9%
27. 46 1 2,9%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari
34 siswa sampel, tidak ada seorangpun siswa yang mendapat nilai 100, nilai
tertinggi yang didapat siswa yaitu 93 sebanyak 2 orang atau 5,9%,
sedangkan nilai terendah yaitu 46 diperoleh 1 orang siswa 2,9%.
Tabel 4.4: Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus I
No. Perolehan Nilai Frekuensi Presentase
1. 65 ke atas 23 67,6%
2. 65 ke bawah 11 32,4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan data tabel 4.4, bahwa pengolahan data tersebut
menunjukkan bahwa siswa sampel yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak
23 orang atau 67,6%, dan siswa yang mendapat nilai di bawah 65 sebanyak
11 orang atau 32,4%.
50
51
Tabel 4.5: Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar Pada Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Jumlah siswa
Skor ideal
Skor maksimum
Skor minimum
Rentang Skor
Mean (Nilai rata-rata)
Median
Modus
Standar deviasi
34
100
95
60
35
80,7
80
80
9,2
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan
menyimak cerita rakyat siswa pada siklus II adalah 80,7 dari
maksimumyang mungkin dicapai 100, sedangkan skor terendah yang
mungkin dicapai adalah 0, dengan median 80, modus 80, dan standar
deviasi 9,2.
4.3.Refleksi
Langkah terakhir dalam prosedur penelitian pada siklus I adalah
mengadakan refleksi terhadap hasil yang telah dicapai. Refleksi dilakukan
dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat
pembelajaran telah selesai, yang terdiri atas aktivitas guru maupun siswa.
Jika hasil yang di capai pada siklus I belum sesuai dengan indikator
keberhasilan tindakan yakni 80%, maka akan dimusyawarakan bersama
51
52
tentang alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncanakan tindakan
berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan tes akhir siklus I, menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa masih kurang memahami materi pelajaran
menyimak dengan menggunakan pendekatan discovery yang ditunjukkan
dengan hasil tes siswa berada dalam kategori masih kurang dari indicator
keberhasilan tindakan yang akan dicapai. Hal ini dimungkinkan karena
adanya langkah-langkah dalam pendekatandiscovery yang kurang optimal
dilaksanakan serta masih terdapat beberapa siswa yang bersifat pasif
umumnya tidak mengerti materi yang diberikan karena siswa memang
kurang perhatian dan motivasi dan cenderung menghindar dari
pembelajaran.
Kurang optimalnya proses pembalajaran yang dilaksanakan serta
kurang aktifnya siswa sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan
perbaikan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II. Diperlukan adanya
kerja sama antara guru dan peneliti untuk saling memberikan masukan agar
penguasaan terhadap materi pelajaran menyimak dapat lebih optimal dan
sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 4.6: Hasil Evaluasi Siswa dalam Menyimak Cerita Rakyat pada
siklus II
No. Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Skor
Tema Tokoh Watak
Tokoh
Latar Alur Amanat
1. Restu Utari Arief 0 10 10 20 20 20 80 50
53
2. Mutthahharah 20 10 5 20 20 15 90
3. Nur Alifiana Aj 20 10 5 15 0 15 65
4. Rifqa Aliyyah M 20 10 10 10 20 15 85
5. Atifa Zahra A.M 20 10 10 15 20 20 95
6. Mukhlisa Suci Putri 20 10 10 15 20 15 80
7. Husnul Musyahidah A.S 20 5 0 15 20 20 80
8. Nur Ainuu Al Hayah 20 10 10 15 0 15 70
9. Ganya Salsabilah Sazgean 20 5 5 10 20 20 80
10. Adelia 0 10 5 15 20 15 65
11. Dwi Djicka Aldzakiyyah 20 10 10 15 20 20 95
12. Andini Nurhusna 20 10 5 15 20 20 90
13. Asyifa Afifah 0 10 10 20 20 20 80
14. Putri Ananda Hasan 20 10 10 15 20 15 90
15. Salwa As- Shafiyyah 20 10 5 20 20 15 90
16. Mona Putri Yudifa 0 10 10 15 10 15 60
17. Siti Sri Maulidya B 0 10 10 15 20 15 70
18. Khofifah Jufri 0 10 10 20 20 15 75
19. Rifqa Afifah M 20 10 10 20 20 20 95
20. Sarah Shaista A 20 10 10 15 20 20 95
21. Nurfaizah 0 10 10 20 20 20 80
22. Salwa Aulia Haq 20 10 10 15 20 15 90
23. Siti Fatimah 20 10 5 15 20 15 85
24. Magfirah Rahima Rum 20 10 5 20 20 15 90
25. Fahriani Putri 20 10 10 15 0 15 70
26. Maharani Nissa Sadira 10 10 10 20 10 20 80
27. Kurnia Ariesa 10 8 7 20 15 20 80
28. Miskah Aulia Putri 5 8 5 20 15 20 73
29. Septiara Barokah Faisal 10 6 8 20 10 20 74
30. Nadya Putri Riskiah 10 10 10 20 15 15 80
31. Diva Aliyah Hasan Corua 10 8 8 15 15 20 76
32. Risna Maulina 10 8 8 20 15 17 78
33. Nur Fitriah Rachmadani 10 8 15 20 15 10 78
34 Nur Alya Alfatiah H. 10 8 8 20 15 20 81
52
54
54
Jumlah Nilai 2745
Nilai Rata-Rata 80,7
Berdasarkan data tabel di atas dikatakan bahwa dari keseluruhan
sampel, yakni 34 orang siswa, tidak ada siswa sampel yang memperoleh
skor 100 sebagai skor tertinggi dalam penelitian. Skor tertinggi yang
diperoleh siswa sampel adalah skor 95 yaitu terdiri dari 4 orang siswa,
sedangkan skor terendah adalah 60 yang diperoleh siswa sampel yaitu 1
orang siswa.
Setelah diketahui nilai siswa sampel langkah selanjutnya dibuat
daftar distribusi frekuensi nilai yang dicapai siswa mulai dari nilai tertinggi
sampai nilai yang terendah secara berurutan. Daftar tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Nilai yang Dicapai Siswa Kelas VIIA
SMP Unismuh Makassar dalam Menyimak Cerita Rakyat
Melalui Pendekatan DiscoveryPada Siklus II
No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase
1. 95 4 11,8%
2. 90 6 17,6%
3. 85 2 5,9%
4. 81 1 2,9%
5. 80 9 26,5%
6. 78 2 5,9%
7. 76 1 2,9%
8. 75 1 2,9%
9. 74 1 2,9%
51
51
55
10. 73 1 2,9%
11. 70 3 8,8%
12. 65 2 5,8%
13. 60 1 2,9%
.Jumlah 34 100%
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari
34 siswa sampel, tidak ada seorangpun siswa yang mendapat nilai 100, nilai
tertinggi yang didapat siswa yaitu 95 sebanyak 4 orang atau 11,8%,
sedangkan nilai terendah yaitu 60 diperoleh 1 orang atau 2,9%.
Tabel 4.8: Frekuensi Nilai Kuantitatif Pada Siklus II
No. Perolehan Nilai Rekuensi Presentase
1. 65 ke atas 31 91,2%
2. 65 ke bawah 3 8,8%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, bahwa pengolahan data tersebut
menunjukkan bahwa siswa sampel yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak
31 orang atau 91,2%, dan siswa yang mendapat nilai di bawah 65 sebanyak
3 orang atau 8,8%.
4.5. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes pada siklus II, hasil tes belajar
bahasa Indonesia tentang menyimak berada dalam kategori baik dengan
menunjukkan adanya peningkatan hasil keterampilan membaca intensif teks
52
56
siswa dibandingkan dengan siklus I. Sedangkan hasil observasi guru dan
siswa memperlihatkan peningkatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan pendekatan discovery.
Pada teks akhir siklus I skor rata-rata siswa adalah 72 sedangkan
pada hasil teks siklus II keaktifan siswa menjadi 80,7 yang selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan
terhadap hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar siswa dari siklus I ke
siklus II juga mengalami peningkatan, pada siklus I keaktifan siswa 72
meningkat pada siklus II keaktifan siswa menjadi 80,7 siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran di kelas, hal ini disebabkan karena sebagian
besar siswa merasa senang dengan pembelajaran dengan pendekatan
discovery yang digunakan, mereka lebih cepat mengerti karena dalam
belajar mereka bisa menemukan sendiri jawabannya dan saling
mnyemangati antara satu sama lain.
Diatas diperoleh hasil bahwa pendekatan discovery dapt
meningkatkan keaktifan dan prestasi sisa terutama dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia pada pembahasan menyimak pada siswa kelas VIIA SMP
Unismuh Makassar.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa perhatian dan keaktifan
peserta didik memperlihatkan kemajuan , keakktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran meningkat yan ditandai dengan bertambahna siswa
yang aktif pada saat kegiatan belajar.
57
B. Pembahasan
Pada bagian ini dibahas data penelitian siklus I dan siklus II yang
diperoleh. Hasil yang dimaksud ialah temuan yang diperoleh melalui data
yang terkumpul dan hasil analisis data siklus I dan siklus II yang telah
dilakukan, yaitu Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Melalui Pendekatan
DiscoverySiswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar .
Hal ini tergambar dari perolehan nilai seluruh sampel. Dari 34 sampel
penelitian sebanyak 23 orang siswa atau 67,6% yang dikategorikan mampu
dan sebanyak 11 orang siswa atau 32,4% yang dikategorikan tidak mampu
pada siklus I, sedangkan Dari 34 sampel penelitian sebanyak 31 orang siswa
atau 91,2% yang dikategorikan mampu dan 3 orang siswa atau 8,8% yang
dikategorikan tidak mampu pada siklus II .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Menyimak
Cerita Rakyat Melalui Pendekatan DiscoverySiswa Kelas VIIA SMP Unismuh
Makassar sudah memadai. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sampel sudah
mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur, yaitu
dikatakan mampu apabila mencapai 80% yang memperoleh nilai 65 ke atas.
Sebaliknya, dikatakan tidak mampu apabila kurang dari 80% yang
memperoleh nilai 65 ke atas.
52
53
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui Penelitian Tindakan
Kelas ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan
discoverymemberikan perubahan positif dan signifikan khususnya dalam
meningkatkan kemampuan dan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa.Hal
ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang signifikan dari partisipasi
siswa yang merespon setiap pertanyaan/permasalahan yang diajukan oleh
guru/peneliti.
Pada bab ini, penulis mengemukakan simpulan yang diperoleh melalui
hasil analisis data. Simpulan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Keseluruhan siswa sampel dalam penelitian, tidak ada satu orang pun yang
mendapat skor 100 sebagai skor tertinggi. Skor tertinggi yang diperoleh
siswa hanya 95 dan skor terendah yang diperoleh adalah 60.
2. Hasil belajarsiswa mengalami peningkatan. Di lihat dari hasil penelitian
didapatkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas sebanyak 23
orang siswa atau 67,6%, dan yang mendapat di bawah 65 sebanyak 11
orang siswa atau 32,4% pada siklus I, sedangkan jumlah siswa yang
memperoleh nilai 65 ke atas sebanyak 31 orang siswa atau 91,2%, dan
yang mendapat di bawah 65 yaitu 3 orang siswa atau 8,8% pada siklus II.
58
59
3. Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa Kemampuan Menyimak
Cerita Rakyat Melalui PendekatanDiscoverySiswa Kelas VIIA SMP
Unismuh Makassar mengalami peningkatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang
perlu disarankan penulis, yaitu:
1. Hasil yang diperoleh siswa melalui penelitian ini, mudah-mudahan dapat
menjadi perhatian guru bahasa dan sastra Indonesia agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Guru bahasa dan sastra Indonesia, khususnya guru bahasa dan sastra
Indonesia SMP Unismuh Makassar agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menerapkan pendekatan seperti yang dilakukan oleh peneliti.
3. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
nyaman seperti bertanya dengan bahasa daerah dan diterjemahkan dengan
bahasa indonesia, hal tersebut dapat memberi dampak yang baik bagi siswa.
4. Diharapkan peneliti berikutnya melakukan penelitian yang lebih lengkap,
sehubungan dengan judul penelitian ini.
54
53
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching.Ciputat :Quantum Teaching.
Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta :Rineka Cipta.
Baharuddin, H. 2011. Teori belajar dan pembelajaran. Jogjakarta: AR- RUZZMEDIA.
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Darmawan, Aksis. 2001. Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan MediaAudio pada Siswa Kelas II SMP 2 Kaliwungu Kudus. Skripsi: Unnes
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang-Undang Sistem PendidikanNasional 2003. Jakarta: Sinar Grafia.
Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya Perguruan Tinggi. Bandung:Trigenda Karya.
Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah MenengahPertama.Educationist No.I Vol.I Januari 2007, ISSN 1907-8838.
Illahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi dan MentalVocational Skill. Jogjakarta: DIVA Press.
Kamijan dan Suyono. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Pelajaran Menyimak. Jakarta: Depdiknas.
Muh. Nur Mustakim, 2009, Peranan Cerita dalam Pembentukan PerkembanganAnak TK, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyasa.2005. Menjadi Guru Professional; Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya.
Mulyasa.2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: RemajaRosdakarya.
61
Natasamita hanapi, 1995. Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia
Pateda Mansoer. 2004. Analisis Kesalahan berbahasa. Gorontalo: Viladan
Rahmina, Iim. 2004. Listening in Action : Upaya Meningkatkan KemampuanMenyimak Pembelajar BIPA. dalam situs. http://www.ialf. edu/kipbipa/papers/IimRahmina.doc.
Roestiyah N.K.. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sabarti, et al. (1992).Bahasa Indonesia 1. Jakarta: DEPDIKBUD.
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Padang: PT.Ciputat Press.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Septiningsih, Lustantini d.k.k. 1998.Memahami Cerita Anak-Anak StudiKasusMajalah Bobo, Ananda, dan Amanah. Jakarta: Pusat PembinaandanPengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.
Sriyono,dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Subyantoro dan Bambang Hartono.2003 Pengembangan Kemampun Berbahasa(Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan, Berbicara, Membaca danMenulis).Makalah disajikan pada Pelatihan Terintegrasi BerdasarkanKurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2003.
Suharianto. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta: PT RinekaCipta.
Sutari KY, Ice, Tien Kartini, d.k.k. 1997.Menyimak. Jakarta: Depdikbud
S.Margono, metode penelitian pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta,2007.
Tarigan, Henry Guntur. 2008 Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasaBandung: Angkasa.
Tim Penyusun. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Upik., (2005), News, http://Upik.jogja.go.id/newsDiunduh pada tanggal 10Agustus 2016 jam 2.00 (Online).
Wina, H. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP UNISMUH MAKASSARMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / GanjilAlokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkanKompetensi Dasar : 6.1 menyimak cerita rakyat diperdengarkan
I. INDIKATOR Kognitif
Proses- Menetapkan topik cerita rakyat yang akan diperdengarkan- Memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang akan
diperdengarkanProduk
- Menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh guru dengan baik. Afektif
Karakter- Kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,
dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdisimak.
Sosial- Gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media elektronik.
Psikomotorik- Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau
pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak..II. TUJUANPEMBELAJARAN : Kognitif
Proses- Siswa mampu menetapkan topik cerita rakyat yang
diperdengarkan.- Siswamampu memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang
akan diperdengarkan.Produk
- Siswa mampu menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh gurudengan baik.
AfektifKarakter
- Siswa kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang disimak .
Sosial- Siswa gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media
elektronik .
Psikomotorik- Siswa mampu menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan
amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak.
III. MATERI AJAR1. Teks cerita rakyat2. Unsur instriksik cerita rakyat
Nilai karakter siswa yang diharapkan:- Dapat dipercaya (trustworthines)- Rasa hormat dan perhatian (respect)- Tekun (diligence)- Tanggung jawab (responsibility)- Berani (courage)- Kreatif- Kerjasama
IV. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. Tanya jawab3. Diskusi
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN :Pertemuan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
waktuPertemuan
PertamaA. KEGIATAN AWAL:
1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’adanmengabsen kehadiran siswa(religius).
2. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentangmateri yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah (Apersepsi, bekerjasama).
3. Peserta didik menyimak dengan (rasa ingin tahu)penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalampertemuan ini (bekerjasama).
B. KEGIATAN INTI:
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:
10menit
Memperkenalkan materi yang akan dijelaskannyakepada peserta didik (mandiri).
Peserta didik mendengarkan pengenalanan materiyang akan dijelaskan oleh guru, (mandiri, rasaingin tahu).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran(komunikatif).
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menjelaskan tentang tema, tokoh, watak tokoh,
alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat (demonstrasi).
Peserta didik menyimak penjelasan tentang tema,tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat ataupesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdijelaskan oleh guru (mandiri, rasa ingin tahu).
Peserta didikmencatat pengertian tema, tokoh,watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan(mandiri, rasa ingin tahu).
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa (disiplin, bekerjasama). Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan
kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).
C. KEGIATAN AKHIR: Guru menanyakan atau merefresing kembali
pemahaman peserta didik tentang materi yangbaru saja dibahas (mandiri, disiplin).
Guru menutup pembelajaran dengan memberikanpesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).
60menit
10menit
PertemuanKedua
A. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan
mengabsen kehadiran siswa (religius, bekerjasama).2. Guru bertanyakepada peserta didik tentang materi
yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).
B. KEGIATAN INTI:
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:
10Menit
Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara,lafal, dan intonasi, gestur dan mimik yang tepat(kreatif, demonstrasi).
Peserta didik menyimak cerita rakyat yangdibacakan oleh guru dengan baik (bekerjasama,rasa ingin tahu).
Menfasilitasi peserta didik dalam menentukantema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanatatau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang diperdengarkan (bekerjasama).
Menfasilitasi peserta didik dalam mencariinformasi yang luas tentang materi yang akandipelajari (bekerjasama).
Menggunakan pendekatan pembelajarandiscovery dan sumber belajar lain (mandiri,kreatif).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menceritakan kembali cerita rakyat dengan
urutan yang baik, suara, lafal, dan intonasi, gesturdan mimik yang tepat (kreatif, demonstrasi).
Pesesrta didik memperhatikan sekali lagi ceritarakyat yang dibacakan oleh guru (mandiri, rasaingin tahu ).(mandiri, disiplin, rasa ingin tahu).
Peserta didik diarahkan tentang bagaimana caramenentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,dan amanat atau pesan yang terkandung dalamcerita rakyat yang diperdengarkan (bekerjasama,disiplin).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan
kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).
Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkanhasil pembelajaran hari ini (bekerjasama).
C. KEGIATAN AKHIR
60menit
Guru menutup pembelajaran denganmengingatkan peserta didik tentang pelajaran danmemberikan pesan-pesan moral kepada pesertadidik (mandiri, komunikatif).
10menit
PertemuanKetiga
A. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan
mengabsen kehadiran siswa (religius).2. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang
materi yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).
B. KEGIATAN INTI:
Eksplorasidalam kegiatan eksplorasi, guru: Mengingatkan kembali peserta didik bagaimana
cara menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandungdalam cerita rakyat yang diperdengarkan(bekerjasama, disiplin).
Peserta didik diharapkan mempersiapkan diriuntuk menentukan tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yangdiperdengarkan(disiplin, bekerjasama).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Memberikan tugas kepada siswa untuk
menentukan sendiri tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak(mandiri, disiplin).
Menfasilitasi peserta didik untuk menyajikanhasil kerja individu maupun kelompok (disiplin,bekerjasama).
Mengumpulkan hasilpekerjaan siswa(bekerjasama, disiplin).
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya
jawabmeluruskankesalahan
10menit
60menit
pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).
Pesertadidik dipanduguru bekerjasamamenyimpulkan hasil pembelajaran.
C. KEGIATAN AKHIR: Guru menutup pelajaran dengan memberikan
pesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).
10menit
V. Media/SUMBER1. Buku paket bahasa Indonesia2. Buku-buku penunjang yang relevan
VI. PENILAIAN Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian inidapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telahdipersiapkan.
1. Teknik penilaian- Tes tertulis
2. bentuk Instrumen- Essay.
PenilaianHasilTentukanlahtema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak, serta berikan alasannya!
FORMAT PENILAIAN MENYIMAK CERITA RAKYATSISWA KELAS VIIA SMP Unismuh Makassar
No.
Nama Siswa Aspek Yang Dinilai SkorTema Tokoh Wata
kTokoh
Latar Alur Amanat
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.
13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.
Jumlah NilaiNilai Rata-rata
Keterangan:
No.Aspek Penilaian Skor
1.2.3.4.5.6.
TemaTokohWatak TokohLatar CeritaAlur CeritaAmanat/Pesan
201010202020
Jumlah 100
NA= 100%Guru Mata Pelajaran,
Maria Ulviani, S.Pd., M.PdNBM : 1094289
Makassar, 2016
Peneliti,
MelisaNIM: 10533 6998 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP UNISMUH MAKASSARMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / GanjilAlokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)
Standar Kompetensi : 2. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkanKompetensi Dasar : 6.1 menyimak cerita rakyat diperdengarkan
VII. INDIKATOR Kognitif
Proses- Menetapkan topik cerita rakyat yang akan diperdengarkan- Memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang akan
diperdengarkanProduk
- Menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh guru dengan baik. Afektif
Karakter- Kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,
dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdisimak.
Sosial- Gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media elektronik.
Psikomotorik- Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau
pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak..VIII. TUJUANPEMBELAJARAN : Kognitif
Proses- Siswa mampu menetapkan topik cerita rakyat yang
diperdengarkan.- Siswamampu memperhatikan dan memahami isi cerita rakyat yang
akan diperdengarkan.Produk
- Siswa mampu menyimak cerita rakyat yang dibacakan oleh gurudengan baik.
AfektifKarakter
- Siswa kreatif dalam Menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang disimak .
Sosial- Siswa gemar menyimak cerita rakyat dari berbagai media
elektronik .
Psikomotorik- Siswa mampu menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan
amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita rakyat yang disimak.
IX. MATERI AJAR1.Teks cerita rakyat2. Unsur instriksik cerita rakyat
Nilai karakter siswa yang diharapkan:- Dapat dipercaya (trustworthines)- Rasa hormat dan perhatian (respect)- Tekun (diligence)- Tanggung jawab (responsibility)- Berani (courage)- Kreatif- Kerjasama
X. METODE PEMBELAJARAN1. Ceramah2. Tanya jawab3. Diskusi
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN :Pertemuan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
waktuPertemuan
PertamaD. KEGIATAN AWAL:
4. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’adanmengabsen kehadiran siswa(religius).
5. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentangmateri yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah (Apersepsi, bekerjasama).
6. Peserta didik menyimak dengan (rasa ingin tahu)penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalampertemuan ini (bekerjasama).
E. KEGIATAN INTI:
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:
10menit
Memperkenalkan materi yang akan dijelaskannyakepada peserta didik (mandiri).
Peserta didik mendengarkan pengenalanan materiyang akan dijelaskan oleh guru, (mandiri, rasaingin tahu).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran(komunikatif).
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menjelaskan tentang tema, tokoh, watak tokoh,
alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat (demonstrasi).
Peserta didik menyimak penjelasan tentang tema,tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat ataupesan yang terkandung dalam cerita rakyat yangdijelaskan oleh guru (mandiri, rasa ingin tahu).
Peserta didikmencatat pengertian tema, tokoh,watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan(mandiri, rasa ingin tahu).
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa (disiplin, bekerjasama). Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan
kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).
F. KEGIATAN AKHIR: Guru menanyakan atau merefresing kembali
pemahaman peserta didik tentang materi yangbaru saja dibahas (mandiri, disiplin).
Guru menutup pembelajaran dengan memberikanpesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).
60menit
10menit
PertemuanKedua
D. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan
mengabsen kehadiran siswa (religius, bekerjasama).2. Guru bertanyakepada peserta didik tentang materi
yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).
E. KEGIATAN INTI:
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:
10Menit
Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara,lafal, dan intonasi, gestur dan mimik yang tepat(kreatif, demonstrasi).
Peserta didik menyimak cerita rakyat yangdibacakan oleh guru dengan baik (bekerjasama,rasa ingin tahu).
Menfasilitasi peserta didik dalam menentukantema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanatatau pesan yang terkandung dalam cerita rakyatyang diperdengarkan (bekerjasama).
Menfasilitasi peserta didik dalam mencariinformasi yang luas tentang materi yang akandipelajari (bekerjasama).
Menggunakan pendekatan pembelajarandiscovery dan sumber belajar lain (mandiri,kreatif).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Menceritakan kembali cerita rakyat dengan
urutan yang baik, suara, lafal, dan intonasi, gesturdan mimik yang tepat (kreatif, demonstrasi).
Pesesrta didik memperhatikan sekali lagi ceritarakyat yang dibacakan oleh guru (mandiri, rasaingin tahu ).(mandiri, disiplin, rasa ingin tahu).
Peserta didik diarahkan tentang bagaimana caramenentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur, latar,dan amanat atau pesan yang terkandung dalamcerita rakyat yang diperdengarkan (bekerjasama,disiplin).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya jawabmeluruskan
kesalahan pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).
Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkanhasil pembelajaran hari ini (bekerjasama).
F. KEGIATAN AKHIR
60menit
Guru menutup pembelajaran denganmengingatkan peserta didik tentang pelajaran danmemberikan pesan-pesan moral kepada pesertadidik (mandiri, komunikatif).
10menit
PertemuanKetiga
D. KEGIATAN AWAL:1. Guru membuka pelajaran dengan membaca do’a dan
mengabsen kehadiran siswa (religius).2. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang
materi yang lalu sehingga muncul komunikasi duaarah(Apersepsi, bekerjasama).
E. KEGIATAN INTI:
Eksplorasidalam kegiatan eksplorasi, guru: Mengingatkan kembali peserta didik bagaimana
cara menentukan tema, tokoh, watak tokoh, alur,latar, dan amanat atau pesan yang terkandungdalam cerita rakyat yang diperdengarkan(bekerjasama, disiplin).
Peserta didik diharapkan mempersiapkan diriuntuk menentukan tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yangdiperdengarkan(disiplin, bekerjasama).
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiapkegiatan pembelajaran (komunikatif).
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Memberikan tugas kepada siswa untuk
menentukan sendiri tema, tokoh, watak tokoh,alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak(mandiri, disiplin).
Menfasilitasi peserta didik untuk menyajikanhasil kerja individu maupun kelompok (disiplin,bekerjasama).
Mengumpulkan hasilpekerjaan siswa(bekerjasama, disiplin).
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya
jawabmeluruskankesalahan
10menit
60menit
pemahaman,memberikan penguatan(bekerjasama).
Pesertadidik dipanduguru bekerjasamamenyimpulkan hasil pembelajaran.
F. KEGIATAN AKHIR: Guru menutup pelajaran dengan memberikan
pesan-pesan moral kepada peserta didik(mandiri).
10menit
XI. Media/SUMBER3. Buku paket bahasa Indonesia4. Buku-buku penunjang yang relevan
XII. PENILAIAN Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian inidapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telahdipersiapkan.
3. Teknik penilaian- Tes tertulis
4. bentuk Instrumen- Essay.
PenilaianHasilTentukanlahtema, tokoh, watak tokoh, alur, latar, dan amanat atau pesan yangterkandung dalam cerita rakyat yang disimak, serta berikan alasannya!
FORMAT PENILAIAN MENYIMAK CERITA RAKYATSISWA KELAS VIIA SMP Unismuh Makassar
No.
Nama Siswa Aspek Yang Dinilai SkorTema Tokoh Wata
kTokoh
Latar Alur Amanat
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.
13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.
Jumlah NilaiNilai Rata-rata
Keterangan:
No.Aspek Penilaian Skor
1.2.3.4.5.6.
TemaTokohWatak TokohLatar CeritaAlur CeritaAmanat/Pesan
201010202020
Jumlah 100
NA= 100%
Guru Mata Pelajaran,
Maria Ulviani, S.Pd., M.PdNBM : 1094289
Makassar, 2016
Peneliti,
MelisaNIM: 10533 6998 12
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS I
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2016
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VIIA
Observer : Maria Ulviani, S.Pd. M.Pd.
NO. Uraian Ya Tidak1. Guru yang berhubungan dengan keterampilan
menyimak cerita rakyat melalui pendekatandiscovery.
√
2. Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan danmenjelaskan pula tujuan pembelajaran.
√
3. Guru menyiapkan teks cerita rakyat yang akandibacakan.
√
4. Guru membacakan cerita rakyat, sambil membagikanangket kepada masing-masing siswa, kertas angketdibalik agar tidak diketahui oleh siswa pertanyaanyang ada dibalik angket.
√
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyimak cerita rakyat selama 15 menit.
√
6. Guru memastikan siswa menyimak dengan baikdanmemerintahkan kepada tiap-tiap siswa untukmenjawab pertanyaan yang ada didalam angket.
√
7. Guru mengadakan refleksi terhadap prosespembelajaran.
√
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS 1
Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VIIA
Observer : Naheriah, S.Pd.
No Uraian Ya Tidak1. Semua perintah dan arahan guru dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh.√
2. Siswa terlihat gembira melaksanakan semua aktiviaspembelajaran.
√
3. Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan olehguru.
√
4. Banyak siswa bertanya atau menyampaikantanggapan terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.
√
5. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di dalamangket dengan tepat secara keseluruhan.
√
6. Ada kendala yang dihadapi siswa saatberlangsungnya kegiatan pembelajaran.
√
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS II
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2016
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VIIA
Observer : Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd
NO. Uraian Ya Tidak1. Guru yang berhubungan dengan keterampilan
menyimak cerita rakyat melalui pendekatandiscovery.
√
2. Guru menjelaskan metode yang akan diterapkan danmenjelaskan pula tujuan pembelajaran.
√
3. Guru menyiapkan teks cerita rakyat yang akandibacakan.
√
4. Guru membacakan cerita rakyat, sambil membagikanangket kepada masing-masing siswa, kertas angketdibalik agar tidak diketahui oleh siswa pertanyaanyang ada dibalik angket.
√
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyimak cerita rakyat selama 15 menit.
√
6. Guru memastikan siswa menyimak dengan baik danmemerintahkan kepada tiap-tiap siswa untukmenjawab pertanyaan yang ada didalam angket.
√
7. Guru mengadakan refleksi terhadap prosespembelajaran.
√
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2016
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VIIA
Observer : Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd
No Uraian Ya Tidak1. Semua perintah dan arahan guru dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh.√
2. Siswa terlihat gembira melaksanakan semua aktiviaspembelajaran.
√
3. Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan olehguru.
√
4. Banyak siswa bertanya atau menyampaikantanggapan terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.
√
5. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di dalamangket dengan tepat secara keseluruhan.
√
6. Ada kendala yang dihadapi siswa saatberlangsungnya kegiatan pembelajaran.
√
SOAL INSTRUMEN
A. Petunjuk1. Tulislah nama dan nis pada lembar jawaban yang telah disediakan!2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
B. Soal1. Tentukanlah tema dalam cerita gunung lompo battang yang telah
disimak!2. Tulislah nama-nama tokoh yang terdapat dalam cerita gunung lompo
battamh tersebut!3. Apa amanat yang terkandung dalam cerita tersebut?4. Sebutkan latar dalam cerita gunung lompo battang!5. Alur apakah yang gunakan dalam cerita tersebut?6. Sebutkan watak setiap tokoh dalam cerita tersebut!
Selamat Bekerja . . .!!
Jawaban:
ASAL MULA GUNUNG LOMPO BATTANG
June 20, 2009 kancil dan buayaLeave a commentGo to comments
Erang, bocah lelaki berumur 7 tahun, seperti dipaku pada tempatnya
berdiri.Rambut halus ditengkuknya meremang.Keringatnya mengucur deras.Tepat
didepan matanya.Peristiwa mengerikan terjadi kurang dari selompatan kaki orang
dewasa dari tempatnya berdiri.Sosok raksasa setinggi seratus langkah mendengus
lencang.Nafas yang keluar dari hidungnya menggoyangkan semak belukar dimana
Erang bersembunyi.Mulut raksasa itu mengecap-ngecap.Ia baru saja menelan ibu
bapak Erang sekaligus.
Purnama hari keempat belas. Dibelahan dunia yang lain sedang bersuka cita
memandang keindahan bulan. Tapi disini, disebuah desa tempat keluarga Erang
bermukim, purnama sepuluh tahun sekali adalah pertanda malapetaka.Raksasa
kejam yang berdiam dihutan menjadikannya jadwal berburu manusia di desa
Erang.
Erang tak kuasa menahan tangis.Kesedihannya tak tertanggungkan lagi.Ibu
bapaknya, belahan jiwanya, telah pergi meninggalkan dirinya.Erang memandang
pilu kearah rumahnya.Kondisinya memprihatinkan.Rumah itu telah rubuh
diporak-porandakan kaki raksasa. Nasib yang sama juga dialami oleh rumah-
rumah penduduk seisi desa.
Dibawah cahaya bulan Erang berdiri tegak.Diusapnya sisa air mata yang
membasahi wajah tirusnya.Disaksikan oleh bintang-bintang berserakan, Erang
mengucapkan sumpah. Kelak, jika Tuhan berkenan menganugerahinya umur
panjang, maka ia akan mennggunakan umur tersebut hanya untuk membalas
dendam pada raksasa jahat yang telah merenggut nyawa kedua orangtuanya.
Ia bersiap untuk membalas dendam. Pertama-tama, ia akan mencari dulu
bagaimana caranya.
Sepuluh Tahun kemudian.
Erang kanak-kanak kini telah dewasa.Hari demi hari dilaluinya dengan dendam
membara. Selama sepuluh tahun ia belajar menghidupi dirinya sendiri dengan
memburuh didesa-desa tetangga. Kegiatan rutinnya yang lain adalah mengasah
senjata badik peninggalan orang tuanya dengan jeruk nipis. Sejenis senjata
penikam tradisional suku Bugis Makassar.Bentuknya berupa bilah batu meteor
yang telah ditempa menjadi besi pipih dengan ujung yang runcing.Hulu dan
warangkanya terbuat dari kayu hitam.Dengan senjata itulah kelak, Erang berniat
membalaskan dendamnya pada raksasa.
Bila sore menjelang, Erang ikut bergabung dengan kawan-kawan seumurannya
yang rutin berlatih pencak silat di lapangan desa.Latihan ini sengaja digelar para
tetua desa agar para pemuda kelak bisa melawan ketika raksasa datang menyerbu
desa mereka.Tapi Erang hanya menonton.Hatinya tak pernah tergerak berlatih
pencak.Keengganannya itu menjadikan Erang kerap jadi sasaran ejekan teman-
temannya.Bangun tubuh kawan-kawan seumurannya semakin hari semakin
berisi.Tumbuh besar dan tegap.Sungguh berkebalikan dengan tubuh Erang.Erang
tampak seperti bocah kuntet diumurnya yang telah menginjak 17 tahun.Kurus
kerempeng.Tulang-tulangnya bertonjolan seolah berebut ingin melarikan diri dari
tubuh kerdilnya.
Erang selalu membalas setiap ejekan ‘kuntet’ dari kawan-kawannya dengan
senyuman. Ia menekan setiap rasa kesal yang manusiawi muncul dihatinya. Demi
membalaskan dendam kedua orangtuanya, ia tabah berjalan teguh diatas rencana
yang disusunnya. Tak ada yang tahu kalau tubuh kuntetnya itu sebenarnya
disengaja oleh Erang. Bertahun-tahun ia disiplin berpuasa. Berpantang makan dan
menahan lapar, agar tubuhnya tidak tumbuh berkembang.
Diam-diam pula, pada setiap malam purnama hari keempat belas, Erang
menyusup kesetiap desa dimana raksasa musuhnya sedang berburu manusia.
Dibantu oleh tubuh kuntetnya ia bersembunyi sambil memperhatikan secara
seksama gerak gerik si raksasa. Sambil menunggu waktu yang tepat dikemudian
hari, Erang memanfaatkannya untuk mempelajari kelemahan musuhnya. Nenek
moyangnya pernah mengajari Erang, ‘ Kenali kelemahan musuhmu untuk
mengenali kekuatanmu ‘.
Tibalah kemudian malam yang ditunggu-tunggu Erang.Purnama hari keempat
belas.Sepuluh tahun sejak kedatangan terakhir raksasa ke desa.Cahanya bulan
menyiram tanah.Erang telah mempersiapkan dirinya sejak petang.Belajar dari
kebiasaan raksasa sebelum-sebelumnya, maka malam ini adalah giliran desanya
disatroni oleh raksasa jahat itu.Pemuda-pemuda desa yang telah dilatih silat sibuk
menyiapkan diri.Mereka menggengam berbagai jenis senjata ditangan masaing-
masing. Lalu….
Bum !Bum !Bum !
Suara berdentum menghantam tanah tempat berpijak.Bumi bergetar laksana
gempa.Raksasa mengumunkan kedatangannya dengan geraman yang
menakutkan.Dengusan nafasnya menggoyang pepohonan.Rumah-rumah yang
dilalui porak-poranda dalam sekali injakan.
Para pemuda desa bersiap.Senjata terhunus.Sementara Erang berdiri menjauh dari
mereka.dalam jarak 10 tombak. Mengamati raksasa dan barisan para pemuda yang
sudah berdiri berhadap-hadapan.
“ Arrrrrrrrrrrrrrrrrrggghhhhh !!!!! “
Raksasa mengaumkan teriakan memekakkan. Tampaknya ia marah mendapati
dirinya mendapat perlawanan dari penduduk desa. Kemudian..
Set…!! set…!!! swiiiiing !!!
Hanya dengan sekali kibas, kedua tangan raksasa itu telah merontokkan para
pemuda desa.Tubuh-tubuh melayang bergelimpangan.Erang menyaksikan
kenyataan itu dengan hati miris.Ia sudah menduga akan terjadi hal seperti itu.
Latihan silat bertahun-tahun hanya membuahkan kesia-siaan belaka. Segesit
apapun, sekuat apapun para pemuda desa itu, sama sekali bukan tandingan
raksasa.
Tubuh para pemuda desa yang tegap berisi malah semakin membangkitkan selera
makan raksasa.Satu persatu mereka ditangkap lalu dikunyah oleh taring
raksasa.Teriakan-teriakan manusia diujung ajal bersahut-sahutan.Dan berhenti
ketika tak ada lagi manusia hidup yang tersisa.
Raksasa itu mengaum sekali lagi.Wajahnya tampak sangat puas.Dengan langkah
malas karena kekenyangan, raksasa memutar badannya hendak berlalu dari desa
itu.
Pada saat itu, Erang segera melompat menghadang raksasa.
“ Hai raksasa jelek ! berhenti, karena aku akan membunuhmu ! ‘ teriak Erang.
Raksasa menghentikan langkahnya.Matanya memicing mencoba meneliti dari
mana asal suara itu.Rupanya suara itu dari seorang manusia kuntet yang kurus
kerempeng tengah bertolak pinggang diujung jempol kakinya.
“ Hahahahahaha…hahahahahahaha…, apa aku tidak salah dengar, manusia kecil
!” sahut raksasa. Tubuhnya bergoyang-goyang.“ Minggirlah. Aku sudah kenyang.
Tubuh kerempengmu itu hanya akan merusak selera makan ku saja “
Erang tidak bergeming. Sambil tetap bertolak pinggang ia terus berusaha
membangkitkan kemarahan raksasa.
“ Hai raksasa jelek. Kenapa kau tak mengakui saja kalau kamu takut kepadaku !?
“
“ Kau rupanya memilih ingin menyusul kawan-kawanmu manusia kuntet ! “
raksasa itu menggeram. Erang berhasil memicu kemarahannya.Raksasa bertambah
marah karena melihat Erang tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun.
“ Dasar raksasa jelek ! aku tidak takut padamu. Aku bahkan berani bertaruh
denganmu.Rahangmu itu sangat kecil dimataku. Mulutmu takkan sanggup
menelanku dalam sekali telan “
“ Arrrrrrgggghhh….!!!!!!!! “
Raksasa menggeram.Kemarahannya tak terbendung lagi. Belum pernah seumur
hidupnya ia dihina oleh seorang manusia. Terlebih manusia kuntet nan kerempeng
seperti Erang. Manusia kuntet itu bahkan berani menghina dengan mengatakan
mulutnya tak sanggup menelan tubuh Erang.
Secepat kilat tangan raksasa itu menyambar Erang.Anehnya, Erang justru tidak
berusaha untuk menghindar.Dibiarkannya tangan raksasa itu mencengkeramnya.
Selanjutnya..
Hap !
Tubuh Erang menggelinding masuk kemulut raksasa.Karena tubuhnya yang
kuntet dan jarak geraham kiri dan kanan raksasa yang sangat lebar, Erang berhasil
menghindar dari gigi-gigi raksasa yang berusaha mengunyahnya.Dengan cepat
Erang menggelindingkan tubuhnya melalui tenggorokan masuk kedalam perut
raksasa.
Merasa mangsanya telah tewas, raksasa itu kembali melanjutkan langkahnya.
Namun, sepuluh langkah dari situ, tiba-tiba, tubuh raksasa itu roboh bergelimpang
menimpa bumi.
Bummmmmm !
Tanah bergoyang keras.Meninggalkan lubang dibawah punggung raksasa.Tubuh
raksasa itu kemudian berguling-guling. Mulutnya melolong-lolong….
“ Auuuuugggghhhh… aarrrrrgggh….. huuuuuuurrrgggghhh “ teriaknya meracau
menahan sakit.
Sebuah sobekan dari dalam perutnya mengakibatkan tubuhnya berhenti
berguling.Raksasa jahat itu telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Terlihat Erang menjulurkan kepalanya dari dalam perut raksasa yang terbelah.Ia
kemudian keluar dan melompat turun ketanah dengan tenang. Ditangannya masih
tergengam sebilah badik berlumuran darah.
Karena kuasa dewata, ditempat raksasa itu terbaring, tiba-tiba berubah wujud
menjadi gunung.Bentuknya seperti tubuh raksasa, lengkap dengan perut besarnya
yang menonjol.Penduduk sekitar gunungpun kemudian menamainya dengan
sebutan Gunung Lompo Battang, yang artinya perut besar.Lompo = Besar,
Battang = Perut (Makassar, Pen).
(Cerita rakyat Sulawesi Selatan)
Oleh Rusdianto
Makassar, awal Juni 2009
JAWABAN:
1. Pantang Menyerah2. Erang, raksasa, eman Erang orang tua Erang masyarakat/ warga3. Sikap balas dendam demi keselamatan orang banyak.4. Latar:
- Tempat: Dikampung sebuah pedesaan di provinsi Sulawesi selatan.- Waktu : Zaman dahulu kala, suatu hari, dari kanak-kanak ke dewasa,
selama 10 tahun ia menghidupi dirinya dengan mandiri.- Suasana: Tenang, terharu, tegang, dan kacau-balau.
5. Alur mundur maju.6. Watak:
- Erang: Baik, tidak mudah menyerah dan sabar untuk menungguraksasa yang akan menghancurkan desa tersebut.
- Raksasa: jahat, sombong dan pemberontak
Dokumentasi
Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi
RIWAYAT HIDUP
MELISA. Di Labakkang Kabupaten Pangkep pada
tanggal 26 Mei1994, Penulis adalah anak pertama dari
dua bersaudara, buah hati pasangan Nasir dan Intang.
Penulis mengawali pendidikan di SD Min Batu
Pitumpanua pada tahun 2000 dan tamat pada tahun
2005, kemudian melanjutkan pendidikan di MTS’N Ma’rang Pangkep pada tahun
2005 dan tamat pada tahun 2007. Kemudian pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Larompong dan tamat pada tahun 2012.
Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi Swasta, Tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) dan
menjadi mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia dan selesai tahun 2016. Berkat rahmat dan Bimbinga dari Allah
Swt, penulus dapat menyelesaikstudi dengan diselesaikannya skripsi yang berjudul :
Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Melalui Pendekatan Discovery
Siswa Kelas VIIA SMP Unismuh Makassar.