cerita rakyat bali.docx

Upload: uberalez

Post on 28-Feb-2018

267 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    1/30

    CERITA RAKYAT BALI

    ASAL - USUL SELAT BALI

    "MANIK ANGKERAN"

    Pada jaman dahulu kala, ada seorang pemuda bernama Manik Angkeran. Ayahnya seorang

    Begawan yang berbudi pekerti luhur, yang bernama Begawan Sidi mantra. Walaupun ayahnya

    seorang yang disegani oleh masyarakat sekitar dan memiliki pengetahuan agama yang luas,

    tetapi Manik Angkeran adalah seorang anak yang manja, yang kerjanya hanya berjudi dan

    mengadu ayam seperti berandalan-berandalan yang ada di desanya. Mungkin ini karena ia

    telah ditinggal oleh Ibunya yang meninggal sewaktu melahirkannya. Karena kebiasaannya itu,

    kekayaan ayahnya makin lama makin habis dan akhirnya mereka jatuh miskin.

    Walaupun keadaan mereka sudah miskin, kebiasaan Manik Angkeran tidak juga berkurang,

    bahkan karena dalam berjudi ia selalu kalah, hutangnya makin lama makin banyak dan ia pun di

    kejar-kejar oleh orang-orang yang dihutanginya. Akhirnya datanglah Manik ketempat ayahnya,

    dan dengan nada sedih ia meminta ayahnya untuk membayar hutang-hutangnya. Karena Manik

    Angkeran adalah anak satu-satunya, Begawan Sidi Mantra pun merasa kasihan dan berjanji

    akan membayar hutang-hutang anaknya.

    Maka dengan kekuatan batinnya, Begawan Sidi Mantra mendapat petunjuk bahwa ada sebuah

    Gunung yang bernama Gunung Agung yang terletak di sebelah timur. Di Gunung Agung konon

    terdapat harta yang melimpah. Berbekal petunjuk tersebut, pergilah Begawan Sidi Mantra ke

    Gunung Agung dengan membawa genta pemujaannya.

    Setelah sekian lama perjalanannya, sampailah ia ke Gunung Agung. Segeralah ia

    mengucapkan mantra sambil membunyikan gentanya. Dan keluarlah seekor naga besar

    bernama Naga Besukih.

    Hai Begawan Sidi Mantra, ada apa engkau memanggilku? tanya sang Naga Besukih.

    Sang Besukih, kekayaanku telah dihabiskan anakku untuk berjudi. Sekarang karena hutangnya

    menumpuk, dia dikejar-kejar oleh orang-orang. Aku mohon, bantulah aku agar aku bisa

    membayar hutang anakku!

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    2/30

    Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu Begawan Sidi Mantra, tapi kau harus menasehati

    anakmu agar tidak berjudi lagi, karena kau tahu berjudi itu dilarang agama!

    Aku berjanji akan menasehati anakku jawab Begawan Sidi Mantra.

    Kemudian Sang Naga Besukih menggetarkan badannya dan sisik-sisiknya yang berjatuhan

    segera berubah emas dan intan.

    Ambillah Begawan Sidi Mantra. Bayarlah hutang-hutang anakmu. Dan jangan lupa nasehati dia

    agar tidak berjudi lagi.

    Sambil memungut emas dan intan serta tak lupa mengucapkan terima kasih, maka Begawan

    Sidi Mantra segera pergi dari Gunung Agung. Lalu pulanglah ia ke rumahnya di Jawa Timur.

    Sesampainya dirumah, di bayarlah semua hutang anaknya dan tak lupa ia menasehati anaknya

    agar tidak berjudi lagi.

    Tetapi rupanya nasehat ayahnya tidak dihiraukan oleh Manik Angkeran. Dia tetap berjudi dan

    mengadu ayam setiap hari. Lama-kelamaan, hutang Manik Angkeran pun semakin banyak dan

    ia pun di kejar-kejar lagi oleh orang-orang yang dihutanginya. Dan seperti sebelumnya, pergilah

    Manik Angkeran menghadap ayahnya dan memohon agar hutang-hutangnya dilunasi lagi.

    Walaupun dengan sedikit kesal, sebagai seorang ayah, Begawan Sidi Mantra pun berjanji akan

    melunasi hutang-hutang tersebut. Dan segera ia pun pergi ke Gunung Agung untuk memohon

    kepada Sang Naga Besukih agar diberikan pertolongan lagi.

    Sesampainya ia di Gunung Agung, dibunyikannya genta dan membaca mantra-mantra agar

    Sang Naga Besukih keluar dari istananya.

    Tidak beberapa lama, keluarlah akhirnya Sang Naga Besukih dari istananya.

    Ada apa lagi Begawan Sidi Mantra? Mengapa engkau memanggilku lagi? tanya Sang Naga

    Besukih.

    Maaf Sang Besukih, sekali lagi aku memohon bantuanmu agar aku bisa membayar hutang-

    hutang anakku. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi dan aku sudah menasehatinya agar tidak

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    3/30

    berjudi, tapi ia tidak menghiraukanku. mohon Begawan Sidi Mantra.

    Anakmu rupanya sudah tidak menghormati orang tuanya lagi. Tapi aku akan membantumu

    untuk yang terakhir kali. Ingat, terakhir kali.

    Maka Sang Naga menggerakkan tubuhnya dan Begawan Sidi Mantra mengumpulkan emas dan

    permata yang berasal dari sisik-sisik tubuhnya yang berjatuhan. Lalu Begawan Sidi Mantra pun

    memohon diri. Dan setiba dirumahnya, Begawan Sidi Mantra segera melunasi hutang-hutang

    anaknya.

    Karena dengan mudahnya Begawan Sidi Mantra mendaptkan harta, Manik Angkeran pun

    merasa heran melihatnya. Maka bertanyalah Manik Angkeran kepada ayahnya, Ayah, darimana

    ayah mendapatkan semua kekayaan itu?

    Sudahlah Manik Angkeran, jangan kau tanyakan dari mana ayah mendapat harta itu.

    Berhentilah berjudi dan menyabung ayam, karena itu semua dilarang oleh agama. Dan inipun

    untuk terakhir kalinya ayah membantumu. Lain kali apabila engkau berhutang lagi, ayah tidak

    akan membantumu lagi.

    Tetapi ternyata Manik Angkeran tidak dapat meninggalkan kebiasaan buruknya itu, ia tetap

    berjudi dan berjudi terus. Sehingga dalam waktu singkat hutangnya sudah menumpuk banyak.

    Dan walaupun ia sudah meminta bantuan ayahnya, ayahnya tetap tidak mau membantunya lagi.

    Sehingga ia pun bertekad untuk mencari tahu sumber kekayaan ayahnya.

    Bertanyalah ia kesana kemari, dan beberapa temannya memberitahu bahwa ayahnya mendapat

    kekayaan di Gunung Agung. Karena keserakahannya, Manik Angkeran pun mencuri genta

    ayahnya dan pergi ke Gunung Agung.

    Sesampai di Gunung Agung, segeralah ia membunyikan genta tersebut. Mendengar bunyi

    genta, Sang Naga Besukih pun merasa terpanggil olehnya, tetapi Sang Naga heran, karenatidak mendengar mantra-mantra yang biasanya di ucapkan oleh Begawan Sidi Mantra apabila

    membunyikan genta tersebut.

    Maka keluarlah San Naga untuk melihat siapa yang datang memangilnya.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    4/30

    Setelah keluar, bertemulah Sang Naga dengan Manik Angkeran. Melihat Manik Angkeran, Sang

    Naga Besukih pun tidak dapat menahan marahnya.

    Hai Manik Angkeran! Ada apa engkau memanggilku dengan genta yang kau curi dari ayahmu

    itu?

    Dengan sikap memelas, Manik pun berkata Sang Naga bantulah aku. Berilah aku harta yang

    melimpah agar aku bisa membayar hutang-hutangku. Kalau kali ini aku tak bisa membayarnya,

    orang-orang akan membunuhku. Kasihanilah aku.

    Melihat kesedihan Manik Angkeran, Sang Naga pun merasa kasihan.

    Baiklah, aku akan membantumu. jawab Sang Naga Besukih.

    Setelah memberikan nasehat kepada Manik Angkeran, Sang Naga segera membalikkan

    badannya untuk mengambil harta yang akan diberikan ke Manik Angkeran. Pada saat Sang

    Naga membenamkan kepala dan tubuhnya kedalam bumi untuk mengambil harta, Manik

    Angkeran pun melihat ekor Sang Naga yang ada dipemukaan bumi dipenuhi oleh intan dan

    permata, maka timbullah niat jahatnya. Manik Angkeran segera menghunus keris dan

    memotong ekor Sang Naga Besukih. Sang Naga Besukih meronta dan segera membalikkan

    badannya. Akan tetapi, Manik Angkeran telah pergi. Sang Naga pun segera mengejar Manik ke

    segala penjuru, tetapi ia tidak dapat menemukan Manik Angkeran, yang ditemui hanyalah bekas

    tapak kaki Manik Angkeran.

    Maka dengan kesaktiannya, Sang Naga Besukih membakar bekas tapak kaki Manik Angkeran.

    Walaupun Manik Angkeran sudah jauh dari Sang Naga, tetapi dengan kesaktian Sang Naga

    Besukih, ia pun tetap merasakan pembakaran tapak kaki tersebut sehingga tubuh Manik

    Angkeran terasa panas sehingga ia rebah dan lama kelamaan menjadi abu.

    Di Jawa Timur, Begawan Sidi Mantra sedang gelisah karena anaknya Manik Angkeran telahhilang dan genta pemujaannya juga hilang. Tetapi Begawan Sidi Mantra tahu kalau gentanya

    diambil oleh anaknya Manik Angkeran dan merasa bahwa anaknya pergi ke Gunung Agung

    menemui Sang Naga Besukih. Maka berangkatlah ia ke Gunung Agung.

    Sesampainya di Gunung Agung, dilihatnya Sang Naga Besukih sedang berada di luar

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    5/30

    istananya. Dengan tergesa-gesa Begawan Sidi Mantra bertanya kepada Sang Naga Besukih

    Wahai Sang Besukih, adakah anakku Manik Angkeran datang kemari?

    Ya, ia telah datang kemari untuk meminta harta yang akan dipakainya untuk melunasi hutang-

    hutangnya. Tetapi ketika aku membalikkan badan hendak mengambil harta untuknya,

    dipotonglah ekorku olehnya. Dan aku telah membakarnya sampai musnah, karena sikap

    anakmu tidak tahu balas budi itu. Sekarang apa maksud kedatanganmu kemari, Begawan Sidi

    Mantra?

    Maafkan aku, Sang Besukih! Anakku Cuma satu, karena itu aku mohon agar anakku

    dihidupkan kembali. mohon Sang Begawan.

    Demi persahabatan kita, aku akan memenuhi permintaanmu. Tapi dengan satu syarat,

    kembalikan ekorku seperti semula. kata Sang Naga Besukih.

    Baiklah, aku pun akan memenuhi syaratmu! jawab Begawan Sidi Mantra.

    Maka dengan mengerahkan kekuatan mereka masing-masing, Manik Angkeran pun hidup

    kembali. Demikian pula dengan ekor Sang Naga Besukih bisa kembali utuh seperti semula.

    Dinasehatinya Manik Angkeran oleh Sang Naga Besukih dan Begawan Sidi Mantra secara

    panjang lebar dan setelah itu pulanglah Begawan Sidi Mantra ke Jawa Timur. Tetapi Manik

    Angkeran tidak boleh ikut pulang, ia harus tetap tinggal di sekitar Gunung Agung. Karena Manik

    Angkeran sudah sadar dan berubah, ia pun tidak membangkang dan menuruti perintah ayahnya

    tersebut.

    Dan dalam perjalanan pulangnya, ketika Begawan Sidi Mantra sampai di Tanah Benteng, di

    torehkannya tongkatnya ke tanah untuk membuat batas dengan anaknya. Seketika itu pula

    bekas torehan itu bertambah lebar dan air laut naik menggenanginya. Dan lama kelamaan

    menjadi sebuah selat. Selat itulah yang sekarang di beri nama Selat Bali"

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    6/30

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    7/30

    CERITA RAKYAT BALI

    ASAL - USUL AWAL MULA

    KABUPATEN BULELENG & KOTA SINGARAJA.

    " I GUSTI PANJI SAKTI "

    Dahulu kala di Pulau Bali, tepatnya di daerah Klungkung hiduplah seorang Raja yang bergelar

    Sri Sagening. Ia mempunyai istri yang cukup banyak. Istri yang terakhir bernama Ni Luh Pasek.

    Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji dan merupakan keturunan Kyai Pasek Gobleg. Namun

    malang nasib Ni Luh Pasek, sewaktu ia mengandung, ia dibuang secara halus dari istana, ia

    dikawinkan dengan Kyai Jelantik Bogol oleh suaminya.

    Kesedihannya agak berkurang berkat kasih sayang Kyai Jelantik Bogol yang tulus. Setelah tiba

    waktunya ia melahirkan anak laki-laki yang dinamai I Gusti Gede Pasekan.

    Bayi bernama I Gusti Gede Pasekan makin hari makin besar, setelah dewasa ia mempunyai

    wibawa besar di Kota Gelgel. Ia sangat dicintai oleh pemuka masyarakat dan masyarakat biasa.

    Ia juga disayang oleh Kyai Jelantik Bogol seperti anak kandungnya sendiri. Pada suatu hari,

    ketika ia berusia dua puluh tahun, Kyai Jelantik Bogol memanggilnya.

    Anakku, kata Kyai Jelantik Bogol, Sekarang pergilah engkau ke Den Bukit di daerah Panji.

    Mengapa saya harus pergi kesana, Ayah?

    Anakku, itulah tempat kelahiran ibumu.

    Baiklah, Ayah. Saya akan pergi kesana.

    Sebelum berangkat, Kyai Jelantik Bogol berkata kepada anaknya, I Gusti, bawalah dua senjatabertuah ini, yaitu sebilah keris bernama Ki Baru Semang dan sebatang tombak bernama Ki

    Tunjung Tutur. Mudah-mudahan engkau akan selamat.

    Baik, Ayah!

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    8/30

    Dalam perjalanan ke Den Bukit ini, I Gusti Gede Pasekan diiringi oleh empat puluh orang di

    bawah pimpinan Ki Dumpiung dan Ki Kadosot.

    Setelah empat hari berjalan, tibalah mereka di suatu tempat yang disebut Batu Menyan. Disana

    mereka bermalam. Malam itu I Gusti Gede Pasekan dan ibunya dijaga ketat oleh para

    pengiringnya secara bergiliran.

    Tengah malam, tiba-tiba datang makhluk gaib penghuni hutan. Dengan mudah sekali I Gusti

    Gede Pasekan diangkat ke atas pundak makhluk gaib itu sehingga ia dapat melihat

    pemandangan lepas dari lautan dan daratan yang terbentang di depannya. Ketika ia

    memandang ke timur dan barat laut, ia melihat pulau yang amat jauh. Sedangkan ketika ia

    memandang kearah selatan, pemandangannya dihalangi oleh gunung. Setelah makhluk gaib itu

    lenyap, didengarnya suatu bisikan.

    I Gusti, sesungguhnya daerah yang baru engkau lihat itu akan menjadi daerah kekuasaanmu.

    I Gusti Gede Pasekan sangat terkejut mendengar suara gaib itu. Namun ia juga merasa

    senang, bukankah suara itu adalah pertanda bahwa pada suatu ketika ia akan mendapat

    kedudukan yang mulia, menjadi penguasa suatu daerah yang cukup luas.

    Memang untuk mencapai kemuliaan orang harus menempuh berbagai kesukaran terlebih

    dahulu.

    Ia menceritakan apa yang didengarnya secara gaib itu kepada ibunya.

    Ibunya memberi semangat untuk terus melakukan perjalanan. Keesokan harinya rombongan I

    Gusti Gede Pasekan melanjutkan perjalanan yang penuh dengan rintangan. Walaupun

    perjalanan ini sukar dan jauh, akhirnya mereka berhasil juga mencapai tujuan dengan selamat.

    Pada suatu hari ketika ia berada di desa ibunya, terjadilah peristiwa yang menggeparkan. Adasebuah perahu Bugis terdampar di pantai Panimbangan. Pada mulanya orang Bugis meminta

    pertolongan nelayan di sana, tetapi mereka tidak berhasil membebaskan perahu yang kandas.

    Nahkoda perahu Bugis sudah putus asa, tapi tetua kampung nelayan datang mendekatinya.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    9/30

    Hanya seorang yang dapat menolong Tuan.

    Tuan, katakan saja, siapa yang dapat menyeret perahu kelautan?

    Seorang anak muda, namun sakti dan perahu wibawa. jawab tetua kampung.

    Siapa namanya?

    I Gusti Gede Pasekan!

    Keesokan harinya orang Bugis itu datang kepada I Gusti Gede Pasekan. Ia berkata, Kami

    mengharapkan bantuan Tuan. Jika Tuan berhasil mengangkat perahu kami, sebagian isi

    muatan perahu akan kami serahkan kepada Tuan sebagai upahnya.

    Kalau itu memang janji Tuan, saya akan mencoba mengangkat perahu kandas itu, jawab I

    Gusti Gede Pasekan. Untuk melepaskan perahu besar yang kandas itu, I Gusti Gede Pasekan

    mengeluarkan dua buah senjata pusaka warisan Kyai Jelantik Bogol.

    Ia memusatkan pikirannya. Tak lama kemudia muncullah dua makhluk halus dari dua buah

    senjata pusaka itu.

    Tuan apa yang harus hamba kerjakan?

    Bantu aku menyeret perahu yang kandas itu ke laut lepas!

    Baik Tuan!

    Dengan bantuan dua makhluk halus itu ia pun berhasil menyeret perahu dengan mudah.

    Orang lain jelas tak mampu melihat kehadiran si makhluk halus, mereka hanya melihat I GustiGede Pasekan menggerak-gerakkan tangannya menunjuk ke arah perahu.

    Karena senangnya, orang Bugis itu pun menepati janjinya. Diantara hadiah yang diberikan itu

    terdapat dua buah gong besar. Karena I Gusti sekarang sudah menjadi orang kaya, ia digelari

    dengan sebutan I Gusti Panji Sakti.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    10/30

    Sejak kejadian itu, kekuasaan I Gusti Panji Sakti, mulai meluas dan menyebar kemana-mana. Ia

    pun mulai mendirikan suatu Kerajaan baru di daerah Den Bukit.

    Kira-kira pada pertengahan abad ke-17 ibukota Kerajaan itu disebut orang dengan nama

    Sukasada.

    Semakin hari Kerajaan itu makin luas dan berkembang lalu didirikanlah Kerajaan baru. Letaknya

    agak ke utara dari kota Sukasada. Sebelum dijadikan kota, daerah itu banyak sekali ditumbuhi

    pohon buleleng. Oleh karena itu, pusat kerajaan baru disebut Buleleng. Buleleng adalah nama

    pohon yang buahnya sangat digemari oleh burung perkutut. Di pusat kerajaan baru itu didirikan

    istana megah, yang diberi nama Singaraja.

    Nama itu menunjukkan bahwa penghuninya adalah seorang Raja yang seperti singa gagah

    perkasa. Hal ini dikarenakan I Gusti Panji Sakti memang dikenal sebagai sosok yang sakti dan

    gagah berani. Jika ada gerombolan bajak laut atau perampok yang mengacau, sang Raja turut

    maju ke medan perang bersama prajuritnya, karena itu tepatlah jika istananya disebut

    Singaraja.

    Ada pula yang mengatakan bahwa Singaraja berarti tempat persinggahan raja?. Konon, ketika

    istananya masih ada di Sukasada, raja sering singgah disana. Dengan demikian, kata Singaraja

    berasal dari kata Singgah Raja.

    Legenda asal-usul Buleleng dan kota Singaraja ini dipercaya penduduk Bali benar-benar pernah

    terjadi.

    Ibu Panji Sakti berasal dari kasta Sudra, yakni kalangan rendah pada masyarakat Hindu-Bali.

    Hal ini sangat menarik, sebab seseorang yang berasal dari kalangan rendah dapat menjadi

    orang yang berkedudukan tinggi dan mulia karena perjuangan dan usahanya yang keras meraih

    cita-cita.

    Sumber :www.ceritarakyatnusantara.com

    agathanicole.blogspot.com/.../legenda-bali-asal-usul-ka...

    #ceritarakyatbali#ceritapulaudewata#

    http://www.ceritarakyatnusantara.com/http://agathanicole.blogspot.com/.../legenda-bali-asal-usul-kahttps://www.facebook.com/hashtag/ceritarakyatbalihttp://agathanicole.blogspot.com/.../legenda-bali-asal-usul-kahttps://www.facebook.com/hashtag/ceritarakyatbalihttp://www.ceritarakyatnusantara.com/
  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    11/30

    I Belog Dan Bebeknya.

    "Si Bodoh dan bebeknya"

    Dikisahkan, pada jaman dahulu hiduplah seorang anak lelaki kecil bernama I Belog. Ia tinggal

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    12/30

    bersama dengan ibunya yang sudah tua dan menjanda. Bapaknya sudah meninggal saat I

    Belog masih bayi. I Belog sesuai dengan namanya, memiliki kekurangan dalam hal kecerdasan.

    Seringkali ia berbuat yang keliru karena kebodohannya.

    Suatu kali Sang Ibu memanggil I Belog. Karena dirasanya anak lelakinya sekarang sudah mulai

    besar, Sang Ibu ingin agar I Belog mulai bisa bekerja mencari uang sendiri dengan memelihara

    bebek. Maka disuruhnyalah anaknya itu pergi ke pasar untuk membeli beberapa ekor bebek.

    Belog, berangkatlah kamu ke pasar hari ini untuk membeli bebek. Anaknya mengangguk

    setuju dengan rencana ibunya. I Belog pada dasarnya adalah seorang anak yang sangat baik

    dan penurut. Apapun kata ibunya pasti akan ia ikuti dengan baik. Baiklah Ibu, saya akan

    berangkat hari ini Jawab I Belog. Ibunya pun segera memberikan I Belog sejumlah uang yang

    cukup untuk membeli sepuluh ekor anak bebek.

    Menyadari bahwa anaknya kurang pintar, maka Ibunya mewanti-wanti I Belog dengan berbagai

    nasihat. Kalau memilih anak bebek, pilihlah yang sehat dan lincah. Pilih yang badannya berat

    berat saja. Jangan pilih bebek yang ringan, karena itu tandanya bebek itu tidak sehat. Percuma

    kalau dibawa pulang . Nasihat ibunya. I Belog mendengarkan nasihat ibunya dengan baik. Ia

    menghapalkannya sepanjang jalan, karena ia tidak ingin ibunya yang sudah tua kecewa. Jadi

    pilih bebek yang sehat. Pilih bebek yang lincah. Dan pilih bebek yang berat.

    Sesampainya di pasar, ia langsung mencari pedagang bebek. Melihat-lihat dan memilih sepuluh

    ekor anak bebek terbaik yang menurutnya sudah sesuai dengan permintaan ibunya. Sudah

    terlihat paling sehat, paling lincah dan paling berat. Untuk memastikannya, maka iapun bertanya

    kepada pedagang bebek, apakah menurutnya bebek pilihannya itu sudah sesuai dengan kriteria

    ibunya atau tidak. Pedagang bebek itu meyakinkan I Belog, bahwa ia telah memenuhi semua

    persyaratan bebek sehat, lincah dan berat yang dinasihatkan ibunya. Maka dengan riang, iapun

    menuntun dan mengarahkan bebeknya berjalan pulang ke rumahnya.

    Sebelum mencapai rumahnya, ada sebuah sungai dangkal yang harus diseberangi oleh I Belog.

    Ia pun berhenti sejenak di tepi kali dan bermaksud menyeberangkan bebeknya itu satu per satu.Melihat badan air itu, maka bebek bebek itupun merasa sangat kegirangan, lalu beramai-ramai

    berlarian ke kali dengan riangnya. Kwek kewek kwek..jebuurrrrr! jeburrr! jeburrr!!, Kwek kwek

    kwek jebur!!.. ke sepuluh ekor bebek itupun sekarang sudah mengapung dan berenang di air

    kali itu. Melihat itu I Belog terkejut bukan alang kepalang.Ia teringat kepada nasihat ibunya.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    13/30

    Bebeknya mengapung di air!. Ia berpikir, jika ada sebuah benda yang mengapung di air tentulah

    benda itu ringan, jika tidak tentu di dalamnya kosong. Waduuuh!. bebek -bebek itu mengapung

    semuanya. Tentulah bebek itu ringan. Atau kalau tidak tentu di dalamnya kosong. Aduuuh,

    rupanya aku sudah ditipu oleh pedagang bebek itu. Ia bilang bebeknya berat. Kenyataannya

    bebeknya mengapung. Ternyata aku salah membeli. Bebek kosong rupanya yang kubeli

    Gumamnya di dalam hati. I Belog merasa sangat geram pada pedagang bebek itu. Namun ia

    tak mungkin kembali ke pasar lagi, karena sekarang hari sudah terlalu siang. Tentu pedagang

    bebek itu sudah pulang. Maka iapun akhirnya pulang juga tanpa membawa bebeknya. Ia ingat

    perkataan ibunya, bahwa percuma membawa bebek yang ringan. Ia pun berjalan dengan

    lunglai ke rumahnya.

    Sesampai di rumah, ibunya bertanya mengapa ia terlihat sangat lesu dan dimanakah gerangan

    bebeknya? I Belogpun menceritakan semua kejadian yang ia alami sejak pergi hingga dalam

    perjalanan pulang di sungai kecil itu. Dan menunjukkan betapa kesalnya ia pada pedagang

    bebek yang menurutnya telah menipu dirinya itu. Mendengar cerita itu, ibunyapun terkejut dan

    mengurut dada .Sedih atas kebodohan anaknya. Ya ampuuun,Belog! Semua bebek juga akan

    mengapung jika kamu lepas di sungai. Tapi bukan berarti bahwa mereka ringan. Kata ibunya.

    Mendengar itu I Belog segera berlari kembali ke sungai. Namun bebek-bebeknya sudah tidak

    kelihatan lagi. Sudah terlalu jauh karena mengikuti arus sungai sejak ditinggalkan oleh I Belog.

    *****

    Moral ceritanya adalah hendaknya kita jangan memiliki pikiran sempit dan berhenti pada

    terjemahan harfiahnya saja, namun hendaknya meningkatkan pemahaman kita tehadap

    intisarinya dengan lebih mendalam, sehingga ketika kita berhadapan dengan situasi yang

    berbeda, pikiran kita masih tetap jernih dan tdak kebingungan.

    Sumber :https://nimadesriandani.wordpress.com/.../i-belog-dan-...

    https://nimadesriandani.wordpress.com/.../i-belog-dan-https://nimadesriandani.wordpress.com/.../i-belog-dan-
  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    14/30

    CERITA RAKYAT BALI

    SIAP SELEM

    (AYAM HITAM )

    Ada cerita, seekor ayam betina bernama I Siap Selem. Dia mempunyai anak ayam yang banyak

    juga, yang masing-masing memiliki nama-nama unik. Salah satunya, I Ulagan yang berarti

    tanpa bulu. Sebagai seorang induk, I Siap selem ini sangat protektif terhadap anak-anaknya dan

    juga sangat cerdik. Musuh abadi keluarga ayam kecil dan sejahtera ini adalah seekor luwak

    bernama Men Kuwuk.

    Suatu hari, keluarga ayam ini berkelana kesana kemari mencari makan sampai sore hari. Tanpa

    dinyana, mereka tersesat. Tepat saat itu, hujan turun dengan lebat. Rombongan keluarga ayam

    yang berjumlah tujuh ekor, termasuk I Ulagan, tersesat dalam sebuah hutan. Tentu mereka

    mencari tempat berteduh dan akhirnya sampai dirumah Men Kuwuk.

    Seperti kita ketahui, luwak dikenal sebagai binatang pemakan ayam. Kedatangan I Siap Selem

    dan keluarganya, membuat Men Kuwuk girang bukan kepalang. Dalam kepala mereka

    terbayang hidangan lezat dari daging ayam. Men Kuwuk mempersilakan keluarga ayam untuk

    menginap di rumahnya saja, karena tampaknya hujan belum reda dalam waktu dekat,

    sementara hari sudah malam. Naluri I Siap Selem waspada. Ia merasa ada sesuatu pada

    kebaikan Men Kuwuk. Karena ia tahu sepak terjang Men Kuwuk terhadap kaum ayam.

    Kedua belah pihak, baik I Siap Selem dan Men Kuwuk, sama-sama mengatur strategi. Men

    Kuwuk memikirkan bagaimana caranya menyantap I Siap Selem dan anak-anaknya.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    15/30

    Sementara, I Siap Selem memikirkan bagaimana bertahan dan memenangkan pertarungan

    dengan Men Kuwuk - karena ayam tidak kuat cuaca hujan.

    ***

    Ketika hujan sudah reda, I Siap Selem segera memerintahkan anak-anaknya untuk kabur

    dengan cara terbang melewati pagar pembatas rumah Men Kuwuk. Yang kabur terlebih dulu

    anak ayam pertama, disusul kedua, ketiga dan seterusnya, hingga tersisa I Siap Selem dan I

    Ulagan. Karena I Ulagan masih kecil dan belum punya sayap kuat untuk terbang melewati

    pagar, maka I Siap Selem dengan berat hati meninggalkannya dengan pesan.

    "I Ulagan, ibu percaya kamu bisa memperdayai Men Kuwuk dan keluarganya. Karena kamu

    yang paling cerdik disini."

    Sebetulnya, I Ulagan enggan ditinggal. Tapi, apa boleh buat, ibunya tentu tidak kuat

    membawanya. Akhirnya, ia membulatkan hati untuk tetap tinggal di rumah Men Kuwuk yang

    kelaparan.

    Diam-diam, Men Kuwuk mengamati keluarga I Siap Selem dari jauh. Ia merasa yakin, tidak ada

    jalan lain bagi I Siap Selem melarikan diri dari rumahnya. Pagar rumahnya terlalu tinggi untuk

    dilewati. Sementara itu, I Ulagan tengah menggeser batu-batu berwarna hitam yang berbentuk

    ayam di dekatnya. Ia sendiri lalu bersembunyi supaya tidak terlihat Men Kuwuk.

    Ketika tengah malam tiba, Men Kuwuk bersiap untuk memangsa I Siap Selem dan anak-

    anaknya. Dipanggil-panggillah I Siap Selem. Tak ada sahutan. Men Kuwuk yakin, I Siap Selem

    dan keluarganya sudah tertidur pulas. Lalu, dengan mengendap-endap, ia mendekati tempat I

    Siap Selem berteduh. Begitu melihat batu-batu berwarna hitam yang berbentuk ayam, secepat

    kilat, Men Kuwuk menerkam dan menggigitnya. Sontak, gigi Men Kuwuk tanggal semuanya.

    Karena ia menggigit batu bukannya I Siap Selem. I Ulagan yang melihat Men Kuwuk tanpa gigi

    itu, tertawa terpingkal-pingkal. Men Kuwuk meringis kesakitan. I Ulagan bernyanyi, Ngik...Ngik... Ngak... Gigi Pungak Ngugut Batu (Ngik Ngik ngak, Giginya nerkam batu).

    SUMBER :365ceritarakyatindonesia.blogspot.com

    http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.com/http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.com/
  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    16/30

    CERITA RAKYAT BALI

    Pan Balang Tamak Yang Licik

    Hiduplah seorang lelaki di Bali pada zaman dahulu. Pan Balang Tamak namanya. Pan Balang

    Tamak dikenal selaku orang yang licik dan cerdik. Kecerdikannya kerap digunakannya untuk

    berbuat licik. Ia juga dikenal selaku sosok pembohong, sombong, pemalas, dan jarang bergaul

    dengan orang lain. Orang-orang di desanya tidak menyukai Pan Balang Tamak. Sang Kepala

    Desa di mana Pan Balang Tamak tinggal termasuk orang yang tidak senang dengan Balang

    Tamak.

    Kepala Desa merencanakan cara untuk menghukum Pan Balang Tamak. Setelah dipikirkannya

    masak-masak, sang Kepala Desa akhirnya menemukan cara. Ia lantas memerintahkan agar

    segenap warga untuk melaksanakan perburuan bersama. "Siapa yang tidak turut dalam

    perburuan bersama itu akan dikenakan hukuman berupa denda!" begitu pengumuman sang

    Kepala Desa.

    Kepala Desa memerintahkan segenap warga desa pimpinannya untuk berkumpul dan

    berangkat setelah ayam jantan berkokok dan mulai turun mencari makan.

    Pan Balang Tamak jelas mengetahui adanya pengumuman dari kepala desa itu. Ia juga bisa

    merasakan adanya niat kepala desa untuk menghukum dan menjatuhkan denda padanya. Ia

    pun merencanakan siasat licik untuk menghadapinya.

    Pada hari yang telah ditentukan, warga desa berdatangan di rumah kepala desa tepat pada

    waktu yang telah ditetapkan. Hanya Pan Balang Tamak sendiri yang tidak terlihat di tempat itu.

    Warga desa yakin, kali ini Pan Balang Tamak tidak akan dapat lagi mengelak dari tuntutan

    hukuman dan denda yang akan dijatuhkan Kepala Desa.

    Pan Balang Tamak akhirnya datang juga ke tempat pertemuan itu meski sangat terlambat dariwaktu yang ditentukan. Ia terlihat tenang seraya menuntun seekor anak anjing miliknya ketika

    datang ke pertemuan warga tersebut. Ia tetap juga terlihat tenang dan tidak sedikit pun

    memperlihatkan rasa bersalahnya karena datang sangat terlambat dan mendapat ejekan warga

    desa lainnya.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    17/30

    Ketika perburuan dimulai, Pan Balang Tamak turut pula dalam kegiatan tersebut. Tanpa

    diketahui warga lainnya, Pan Balang Tamak melemparkan anak anjing miliknya ke semak-

    semak berduri. Anak anjing itu pun meraung-raung kesakitan karena tubuhnya terkena duri-duri

    tajam. Orang-orang yang tengah berburu terperanjat dan buru-buru mendatangi Pan Balang

    Tamak. Mereka mendapati Pan Balang Tamak tengah menimang-nimang anjingnya itu dan

    membersihkan darah dari tubuh anjingnya.

    "Pan Balang Tamak, apa yang terjadi dengan anjingmu itu?" tanya sang Kepala Desa.

    "Anjingku ini tadi habis bertarung dengan seekor babi hutan besar." jawab Pan Balang Tamak

    berbohong. "Ia begitu gigih bertarung hingga sekujur tubuhnya terluka dan mengeluarkan

    darah."

    "Kemana babi hutan itu Iari?" tanya seorang warga.

    Pan Balang Tamak menunjuk ke sebuah arah. "Kesana!" jawabnya.

    Maka, warga desa pun segera bergerak ke arah yang ditunjukkan Pan Balang Tamak.

    Sementara Pan Balang Tamak sendiri hanya duduk seraya terus membersihkan darah dari luka

    di tubuh anjing miliknya. Dengan cara itu maka Pan Balang Tamak tidak harus bersusah-payah

    mengikuti perburuan. Siasat Iiciknya telah berhasil mengelabui Kepala Desa dan juga warga

    desa lainnya.

    Perburuan pun berakhir ketika waktu senja tiba. Mereka kembali tanpa mendapatkan seekor

    hewan buruan pun. Sebelum kembali ke rumah masing-masing, Kepala Desa memerintahkan

    segenap warga desa untuk berkumpul keesokan harinya. Warga desa mengetahui, Kepala

    Desa akan menghukum Pan Balang Tamak karena berani melanggar perintah Kepala Desa.

    Pan Balang Tamak mengetahui jika dirinya akan dijatuhi hukuman Kepala Desa. Namun ia tidak

    terlihat resah atau takut. Setibanya di rumah, ia malah menyuruh istrinya untuk membuat abugiwel (Sejenis penganan atau kue yang terbuat dari ketan). "Bentuklah abug iwel itu hingga

    menyerupai tahi anjing."

    Istri Pan Balang Tamak keheranan mendengar ucapan suaminya. "Untuk apa abug iwel

    dibentuk menyerupai tahi anjing, Pan?" tanyanya.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    18/30

    "Sudahlah, jangan banyak tanya." jawab Pan Balang Tamak. "Aku akan mengolok-olok Kepala

    Desa karena akan menjatuhkan hukuman untukku. Aku akan buktikan, aku lebih cerdik

    dibandingkan Kepala Desa."

    Meski tidak mengetahui rencana suaminya yang sebenarnya, istri Pan Balang Tamak menuruti

    perintah suaminya. Ia membuat abug iwel dan membentuknya hingga menyerupai tahi anjing.

    Keesokan harinya, Pan Balang Tamak pagi-pagi telah datang di Balai Desa. Secara sembunyi-

    sembunyi ia meletakkan abug iwel buatan istrinya itu di bawah tiang Balai Desa. Diberinya air di

    sekitar abug iwel itu hingga kian mengesankan air kencing anjing. Selesai dengan tugas

    rahasianya itu Pan Balang Tamak lantas kembali ke rumahnya. Ia mandi dan beberapa saat

    kembali ia berangkat ke Balai Desa untuk bergabung dengan warga desa lainnya.

    Setelah semua warga desa berkumpul, Kepala Desa lantas menghadapkan Pan Balang Tamak

    kepadanya. Katanya, "Engkau harus kami hukum karena telah melanggar perintah Kepala

    Desa. Hukuman untukmu adalah membayar denda."

    Dengan wajah yang menyiratkan kepolosan, Pan Balang Tamak menyahut, "Mengapa aku

    harus dihukum? Apa kesalahanku? Bukankah aku telah mematuhi perintah Kepala Desa?"

    "Patuh pada perintah Kepala Desa bagaimana maksudmu?" kata Kepala Desa dengan wajah

    yang menyiratkan kemarahan. "Bukankah aku telah umumkan agar segenap warga desa

    datang dan berkumpul di Balai Desa ketika ayam jago berkokok dan turun untuk mencari

    makan? Lantas, bagaimana dengan dirimu sendiri?"

    Dengan suara lantang Pan Balang Tamak menjelaskan, jika ia tidak mempunyai ayam jago,

    walau seekor pun. Ayam yang dimilikinya hanyalah ayam betina yang tengah mengerami telur-

    telurnya. "Tentu saja ayamku tidak berkokok. Sesuai perintah Kepala Desa, aku langsung

    berangkat ke Balai Desa setelah ayarnku turun untuk menari makan. Bukankah aku telahmematuhi perintah Kepala Desa? Lantas, bagaimana mungkin aku harus dihukum dengan

    membayar denda?"

    Kepala Desa dan segenap warga desa tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menyanggah

    penjelasan Pan Balang Tamak. Mereka semua mengetahui, Pan Balang Tamak memang hanya

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    19/30

    mempunyai seekor ayam betina. Jika ia datang ke Balai Desa setelah ayam betinanya turun

    untuk mencari makan, maka jelas Pan Balang Tamak tidak bisa disalahkan karenanya.

    Pan Balang Tamak akhirnya dibebaskan dari hukuman denda. Pan Balang Tamak lantas

    berlagak. Diperhatikannya keadaan di bawah tiang Balai Desa.

    Katanya kemudian dengan wajah bersungut-sungut seraya menunjuk pada abug iwel, "Balai

    Desa ini tampak kotor. Lihat banyak tahi anjing di dekat tiang ini:'

    Kepala Desa dan beberapa warga desa melihat ke arah yang ditunjuk Pan Balang Tamak.

    Mereka dapat membenarkan ucapan Pan Balang Tamak.

    Mendadak Pan Balang Tamak berujar, "Aku menantang siapa pun di antara kalian. Siapa pun

    yang berani memakan tahi anjing ini, aku akan membayarnya sepuluh ringgit!"

    Kepala Desa sangat jengkel mendengar ucapan Pan Balang Tamak. "Bagaimana dengan dirimu

    sendiri? Jika engkau berani memakan tahi anjing itu, aku akan membayar dua kali lipat dari

    tawaranmu! Bagaimana? Engkau berani menerima tantanganku?"

    Pan Balang Tamak pura-pura berpikir dan menimbang-nimbang. Ia terus berlagak hingga

    Kepala Desa dan orang-orang kian bersemangat memintanya untuk melakukan tantangan

    Kepala Desa. Dengan tetap berlagak menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, Pan Balang

    Tamak lalu memakan abug iwel yang dibentuk menyerupai tahi anjing itu.

    Kepala Desa maupun warga desa yang melihat Pan Balang Tamak memakan 'tahi anjing

    menjadi mual perutnya. Mereka menutup mulutnya dan tak sanggup melihat aksi Pan Balang

    Tamak. Kepala Desa lantas memberikan uang dua puluh ringgit untuk Pan Balang Tamak dan

    memintanya untuk segera pulang.

    Pan Balang Tamak pulang dengan wajah berseri-seri. Kecerdikannya untuk berbuat licikkembali memperdaya Kepala Desa dan juga warga desa tempat tinggalnya.

    Karena terlalu banyak hal curang yang sering dilakukan Pan Balang Tamak, kepala desa

    mengutus seseorang untuk membunuhnya menggunakan racun yang sangat ampuh untuk

    membunuh Pan Balang Tamak, tetapi karena mendengar hal itu sebelumnya Pan Balang Tamak

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    20/30

    pernah mengingatkan istrinya ia berkata Istriku jika aku mati nanti aku ingin agar jenasahku di

    dudukan dengan bersila di bale lalu senderkan diriku pada salah satu tiang di bale tersebut,

    gantungkan rambutku pada bagian atas bale, lalu carikan aku seekor tamulilingan dan letakan

    di samping jenasah ku selama 1 hari , dan aku ingin harta kita di letakan di bale delod (rumah

    bagian selatan) berupa peti dan tutup menggunakan kain kasa putih dan jasad di letakan di bale

    daja ( rumah bagian utara) dan di tutup peti. Setelah itu beberapa hari kemudian matilah Pan

    Balang Tamak dan istrinya pun melakukan hal yang di perintahkan suaminya. Karna mendengar

    hal tersebut utusan kepala desa mengintip ke rumah Pan Balag Tamak, tetapi apa yang ia lihat,

    ia kira Pan Balang Tamak telah mati, tetapi iya melihatnya duduk bersila di bale sambil

    menggeraikan rambutnya diselingi dengan membacakan mantra/nanyian agama yang

    sebenarnya hanyalah jenasah dan tamulilingan yang ada. Karan hal itu utusan kepala desa

    mengatakan bahwa racun tersebut tidak ampuh. Karena kepala desa tidak percaya iapun

    menelan racun tersebut dan akhirnya ia mati.

    Akhirnya kepala desa yang semula ingin mebunuh Pan Balang Tamak akhirnya mati juga

    bersama racun miliknya. Setelah beberapa hari jenasah Pan Balang Tamak di pindahkan oleh

    istrinya ketempat yang di perintahkan dahulu yaitu bale daja (rumah bagian utara) dan hartanya

    di letakan di bale delod (rumah bagian selatan). Karena berita tentang kematian Pan Balang

    Tamak sudah tersebar keseluruh desa, ternyata ada orang yang ingin berbuat jahat. Orang

    tersebut ingin mencuri harta kekayaan Pan Balang Tamak karena Pan Balang Tamak terkenal

    kaya. Akhirnya orang tersebut mendatangi rumah Pan Balang Tamak dengan sembunyi-

    sembunyi dan langsung berjalan ke bale daja (rumah bagian utara) di mana semua orang

    percaya tempat itu adalah tempat menyimpan kekayaan dan barang berharga, karena tidak

    mungkin di bale delod (rumah bagian selatan) adalah tempat jenasah Pan Balang Tamak.

    Akhirnya orang tersebut melihat peti yang dikira harta Pan Balang Tamak dan membawanya

    pergi. Ketika ingin melihat isinya di pertengahan jalan mereka berhenti, tetapi karena ada bau

    tak sedap akhinya tidak jadi dan berjalan lagi hingga tiba di pura, yaitu pura Desa, akhirnya

    mereka membukanya dan ternyata yang mereka bawa dalam peti ternyata isinya adalah

    jenasah Pan Balang Tamak dan mereka lari ketakukan dan meninggalkan jenasah tersebut di

    pura desa,

    Itulah yang menyebabkan di pura Desa ada Pemujaan/bale yang bernama Pan Balang Tamak

    yang berarti agar setiap kita memasuki pura Desa maka rasa Tamak kita atau rasa rakus kita

    akan hilang dan menjadi orang yang lebih baik dan tidak menjadi orang yang rakus dan curang

    dalam kehidupan ini.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    21/30

    Pesan moral dari cerita rakyat ini adalah :

    Pan Balang Tamak yang licik adalah kecerdikan sudan seharusnya tidak dilakukan untuk

    berbuat kelicikan atau memperdaya orang lain. Kecerdikan hendaknya digunakan untuk

    membantu orang yang membutuhkan.

    Sumber :dongengceritarakyat.com ... Cerita Rakyat Nusantara

    #CERITARAKYATBALI#CERITAPULAUDEWATA#WIKIPEDIA##SATUABALI #

    #DONGENGANAK# TRADISI#SATUARARE#BUDAYABALI#

    CERITA RAKYAT BALI

    I KAMBING TEKEN I CICING

    (SI KAMBING & SI ANJING)

    Tanduk si anjing

    Pada zaman dulu konon anjing memiliki tanduk, dan ekornya pendek. Sebaliknya, kambing tidak

    memiliki tanduk, tetapi ekornya panjang. Mereka berdua bersahabat karib. Kemana pun anjing

    pergi, kambing ikut serta. Begitu pun sebaliknya. Mereka hidup rukun dan damai.

    Namun sebenarnya, diam-diam kambing memiliki perasaan iri kepada anjing. Ia iri akan

    keindahan tanduk anjing. Sudah lama ia ingin memiliki tanduk seperti itu. Tapi, dia tak tahu

    bagaimana cara untuk memiliki tanduk itu.

    Ah, kalau saja aku punya tanduk, aku pasti akan menjadi binatang yang gagah, pikir kambing.

    Suatu hari keinginan kambing untuk bisa memiliki tanduk sudah tak tertahan lagi. Hal ini karena

    ia mendapat undangan untuk menghadiri sebuah pesta. Maka, ia pun merengek pada anjing

    untuk meminjamkan tanduk miliknya padanya.

    Anjing sahabatku, aku diundang oleh sebuah pesta yang amat penting. Aku ingin tampak

    istimewa dalam pesta itu. Aku belum pernah menghadiri pesta seperti ini sebelumnya.

    Barangkali, hanya sekali ini saja aku menghadiri pesta besar. Tolonglah aku, pinjamkan

    http://dongengceritarakyat.com/https://www.facebook.com/hashtag/ceritarakyatbalihttps://www.facebook.com/hashtag/ceritapulaudewatahttps://www.facebook.com/hashtag/wikipediahttps://www.facebook.com/hashtag/satuahttps://www.facebook.com/hashtag/dongenghttps://www.facebook.com/hashtag/satuararehttps://www.facebook.com/hashtag/satuararehttps://www.facebook.com/hashtag/budayabalihttp://dongengceritarakyat.com/https://www.facebook.com/hashtag/ceritarakyatbalihttps://www.facebook.com/hashtag/ceritapulaudewatahttps://www.facebook.com/hashtag/wikipediahttps://www.facebook.com/hashtag/satuahttps://www.facebook.com/hashtag/dongenghttps://www.facebook.com/hashtag/satuararehttps://www.facebook.com/hashtag/budayabali
  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    22/30

    tandukmu itu padaku. Aku akan menjaganya baik-baik. Jika pesta telah usai, akan ku

    kembalikan padamu. kata kambing.

    Kambing sahabatku, akan ku pinjamkan padamu tandukku itu padamu. Tapi, berjanjilah,

    kembalikan setelah pesta usai, jawab anjing.

    Tentu saja, anjing. Cepat, lepaskanlah tandukmu itu. Aku sudah tak sabar ingin memakainya di

    kepalaku, kata kambing.

    Tenang sahabat. Jika terburu-buru kulit kepalaku bisa sakit. kata anjing.

    Akhirnya, dengan berat hati anjing melepaskan tanduknya. Tanduk itu bertengger indah di

    kepala kambing. Kambing tampak sangat gembira.

    Lihatlah aku, sahabat. Bagaimana penampilanku sekarang? Nampak gagah bukan? kata

    kambing

    Ya, kau tampak gagah, jawab anjing.

    Akhirnya, dengan hati berbunga-bunga, kambing pergi ke pesta dengan tanduk pinjaman.

    Semua binatang memandang kambing dengan penuh kekaguman. Ia tampak besar kepala.

    Aku harus tetap memiliki tanduk ini! begitu tekad jahat di hati kambing.

    Ketika pesta usai, kambing tak segera datang ke rumah sahabatnya itu. Ia malah berusaha

    menghindar jika berpapasan di jalan. Suatu kali, kambing bertemu anjing tanpa terduga. Anjing

    menagih benda miliknya itu.

    Kambing sahabatku, mana tandukku? Kau sudah berjanji padaku akan mengembalikan, kata

    anjing.

    Ya. Tapi sebentar lagi ya. Aku pasti akan mengembalikan padamu, kata kambing.

    Baiklah. Tetapi berjanjilah, kata anjing masih bersabar.

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    23/30

    Tentu,

    Keesokan harinya anjing datang lagi pada kambing. Kambing mencoba menghindar dengan

    berbagai cara.

    Anjing, semalam aku sudah mencoba beberapa kali melepasnya. Tapi sulit. Kulit kepalaku

    sampai sakit. Kalau sudah lepas, akan ku kembalikan padamu,kata kambing.

    Tapi, sudah beberapa hari ini janji kambing tak pernah ditepati. Sang anjing mulai kesal.

    Ia datang lagi. Tapi kambing tidak ada di tempat. Ia mencari-cari. Akhirnya, anjing menemukan

    kambing sedang merumput santai yang tempatnya cukup jauh dari wilayah mereka.

    Kambing, aku datang untuk menagih janjimu!seru anjing dari kejauhan.

    Melihat anjing ingin meminta tanduknya, kambing berlari menjauh. Anjing pun mengejar. Terjadi

    kejar-mengejar yang cukup seru. Kambing masuk ke dalam semak-semak. Anjing terus

    mengejar. Sampai akhirnya kaki kambing mulai capek. Namun anjing terus saja berlari. Lalu

    tahu-tahu anjing sudah ada di belakangnya. Karena geram, si anjing langsung menggigit ekor si

    kambing dengan seluruh tenaganya.

    Auuukkkhhhh!!!kambing menjerit kesakitan. Ekornya putus. Karena ketakutan, kambing berlari

    sekencang-kencangnya. Malah, ia tak dapat dikejar lagi oleh anjing.

    Sejak itulah kambing memiliki tanduk. Dan ekornya tak panjang lagi. Begitu pun sebaliknya.

    Anjing tak memiliki tanduk,akan tetapi ekornya panjang.

    Dari cerita inilah di bali terkenal dengan istilah "silih-silih kambing" yang berarti pinjam-pinjam

    tak di kembalikan.

    Pesan moral : hendaklah kita mengembalikan apa yang telah kita pinjam yang bukan milik kita

    dan selalu tepati janji yang sudah di ucapkan,sebab janji itu adalah hutang.

    Sumber :ardi007rizard.blogspot.com/.../cerita-rakyat-dari-bali.h...

    http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fardi007rizard.blogspot.com%2F...%2Fcerita-rakyat-dari-bali.h&h=gAQEKb4v9&enc=AZNzx2xnaualJtGGmjY1Un0d_iT6f4sqViTzyGK3kTXLQgjhZkT3x_uD13mgmkAlBt0Zy4AjJEfDlufY92eTJXTLBoT0G32m3TFqITuad9dTzne-I0Y4sWySFScAqI8xkV0eCxY-33ifD7Ogno4X-g6f&s=1http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fardi007rizard.blogspot.com%2F...%2Fcerita-rakyat-dari-bali.h&h=gAQEKb4v9&enc=AZNzx2xnaualJtGGmjY1Un0d_iT6f4sqViTzyGK3kTXLQgjhZkT3x_uD13mgmkAlBt0Zy4AjJEfDlufY92eTJXTLBoT0G32m3TFqITuad9dTzne-I0Y4sWySFScAqI8xkV0eCxY-33ifD7Ogno4X-g6f&s=1
  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    24/30

    ERITA RAKYAT BALI

    I LUTUNG TEKEN KEKUA

    (KERA & KURA_KURA)

    Dongeng Bali

    Pada saat saya kecil kakek sering mendongeng saat menjelang tidur kegiatan ini rutin dilakukan

    berhubung pada saat itu hiburan hampir tidak ada, listrik juga belum ada sehingga jika malam

    tiba hanya lampu templek yang menjadi alat penerang dan saat sebelum mengantuk hanya

    cicak didinding yang berusaha menangkap yamuk jadi tontonan kami di serambi rumah sesekali

    bunyi tokek yang kami hitung bersama sama untuk main tebak tebakan, bunyi jangkrik dan

    kodok di halaman rumah juga jadi musik pedamping perbincangan, ayah ibu kakek nenek

    bersama kerabat lainnya yang dewasa asik dengan rumpiannya seputar pengalaman perjalanan

    hari hari yang dilalui, kami anak-anak bermain tepuk tepukan tangan, kadang kalau terang bulan

    tiba di ikuti dengan petak umpet, jika tidak terang bulan suasana halaman jadi gelap kami hanya

    bermain di serambi rumah aja, cahaya lampu templek yang membias ke dinding jadi mainan

    kami selanjutnya dengan memotong daun bunga kamboja menjadi serupa wayang yang kami

    mainkan dengan melaihat bayangan yang ada di dinding. Begitulah suasana kehidupan waktu

    itu sehingga dongeng dari kakek sangat berkesan.

    Ketika mata sudah mulai lelah mulut sudah mulai menguap tanda tanda kantuk telah datang

    kakek menyuruh kami masuk dan tidur bersamanya, pada saat itulah kami mengajukan usulan

    agar kakek bercerita.

    Krek-krek sampat ade kone satue mudah aji keteng maal aji dadue ade madan I lutung jak I

    kekue itulah awal dari sebuah pengantar dongeng dari kakek kami merapikan selimut sambil

    pikiran melayang menghayal menuju kisah cerita.

    Kera dan Kura Kura

    Seekor kera bernama Lutung dan kura-kura darat bernama Kekua hidup bersahabat di sebuah

    hutan setiap hari mereka bersama-sama mencari pisang untuk makanan pada suatu hari

    mereka tiba di sebuah kebun Pan Dangin. Kebun Pan Dangin di penuhi oleh pohon pisang si

    Lutung bertugas untuk memanjat dan memetik pisang sementara Kekua bertugas untuk

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    25/30

    mengumpulkan pisang di bawah, hari pertama hingga hari ketiga mereka selalu bernasib mujur

    tidak diketahui oleh Pan Dangin dan perut mereka berdua saat kembali masuk hutan tempat

    tingggal selalu dalam kondisi kenyang. Pan Dangin si pemilik kebun yang sehari-hari

    menggantungkan hidupnya dari hasil kebun dan padi di sawah saat datang kekebun merasa

    kecewa karna pisang yang siap untuk di panen dan di jual tiba-tiba habis, dan lebih terkejut lagi

    saat melihat kulit pisang yang berserakan di sekitar kebun tersebut akhirnya Pan Dangin

    menyimpulkan bahwa ada orang atau binatang yang mencuri pisangnya akhirnya pan dangin

    memasang perangkap binatang di sekitar kebun pisang.

    Kekua dan Lutung ternyata cerdik juga melihat perangkap yang dipasang cukup bagus mereka

    mengurungkan niatnya untuk mengambil pisang, mereka melanjutkan perjalanan menuju kebun

    sebelah yang ditanami mentimun, terong dan sayuran lainnya, rupanya Pan Dangin sibuk

    mengintip pencuri pisangnya sementara kebun mentimun dan terongnya ditinggalkan akhirnya

    nasib mujur kembali berpihak pada si Lutung dan Kekua mereka kembali kerumah mereka di

    hutan dengan perut kenyang dan penuh perbekalan untuk makanan malam harinya.

    Pan Dangin jadi semakin marah setelah mentimun dan terong tanamannya di kebun sebelah di

    curi oleh Lutung dan Kekua akhirnya Pan Dangin mengumpulkan semua petani di desa itu

    mereka merencanakan untuk menangpak pencuri Pisang, Mentimun dan Terong di kebun Pan

    Dangin.

    Dari hasil rapat diputuskan untuk mengintip dari balai gubuk yang dibuat di tengah kebun karna

    jika menggunakan perangkap sampai saat ini tidak pernah tertangkap.

    Hari yang naas bagi Lutung dan Kekua setelah seminggu mereka menghilang tidak berani

    datang ke kebun Pan Dangin mereka merasa kelaparan karna persediaan makanan di hutan

    sudah habis musim kering telah mencapai puncak puncaknya kedua sahabat ini Lutung dan

    Kekua memaksakan diri untuk melawan bahaya dengan memasuki kebun Pan Dangin

    sementara Pan Dangin dan teman temannya telah bersembunyi di dalam gubuk dengan

    membawa panah dan parang, keadaan semakin genting Pan Dangin dan teman teman tidak

    berani untuk berbicara sementara Lutung dan Kekua melihat kondisi sepi langsung bersorak

    ayo mumpung lagi sepi kita makan dan bawa ke hutan mentimun dan pisang ini.

    Saat Lutung sedang asik memanjat pisang dan memetiknya tiba tiba anak panah Pan Dangin

    menancap hampir mengenai si lutung akhirnya lutung lari tunggang langgang sementara Kekuatidak kuat lari dan akhirnya tertangkap. Pan Dangin merasa puas dengan hasil tangkapannya

    ternyata yang selama ini memakan buah mentimun, terong dan pisangnya adalah seekor kura

    kura dan monyet, kebetulan yang tertangkap seekor kura kura yang bisa dibuat sate dan lawar.

    Pan Dangin dan teman teman membawa Kekua pulang dan ditaruh di bawah kurungan ayam

    yang di timpani pemberat agar Kekua tidak bisa keluar dari kurungan tersebut. Rencana Pan

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    26/30

    Dangin selanjutnya adalah menyiapkan racikan bumbu untuk membuat sate dan lawar kura

    kura. Sementara Lutung sedih sendirian di hutan tanpa teman lagi, akhirnya Lutung

    memutuskan untuk datang ke rumah Pan Dangin malam hari untuk membebaskan Kekua.

    Ditemukanlah Kekua berada di kurungan ayam di pojok rumah dan Lutung mulai meng olok-olok

    sahabatnya, wah kamu bakal segera jadi sate dan lawar kata Lutung ber bisik bisik, Kekua

    tidak kalah akal di per olok olok aku bukan akan di jadikan sate aku ini diminta untuk memper

    istri anak Pan Dangin yang cantik itu, tapi aku tak mau makanya aku di kurung aku di minta

    bersedia menjawab kembali besok pagi dan saat ini mereka lagi berembuk di Sekepat yang ada

    di tengah pekarangan bersama keluarga untuk merencanakan hari perkawinanku jawab Kekua

    dengan wajah yang serius tidak sedikitpun menampakkan wajah bahwa dia sedang mengibuli

    Lutung. Rupanya lutung tidak mau kalah akal ia mengendap enadap di atas rumah sambil

    memandangi sekepat tempat pan dangin dan keluarganya meracik bumbu, selintas terlihat anak

    pandangin yang cantik itu, rambutnya panjang, bibirnya mungil dengan seniuman yang manis

    membuat lutung jatuh cinta, akhirnya lutung kembali mendekati Kekua, eh itu kan mereka

    sedang membuat bumbu untuk membuat kamu jadi sate kata Lutung , salah itu mereka lagi

    membuat bumbu untuk pesta perkawiananku jika aku menjawab bersedia untuk mengawini

    putrinya kata Kekua Terus bumbu itu kata lutung ya itu akan di pakai membuat sate Babi

    yang ada di belakang rumah sebelah kata Kekua, Lutung tak mau kalah dia segera melihat

    kanbdang Babi sebelah rumah ternyata betul ada dua ekor babi yang siap di potong, tanpa

    berpikir panjang Lutung memohon agar dia bisa menggantikan Kekua menjadi pengantin,

    akhirnya kekua menyetujui Lutung masuk ke kurungan dan Kekua keluar berjalan menuju hutan,

    kesesokan harinya Pan Dangin sudah siap dengan Golok di tangannya mendekati kurungan itu

    betapa kagetnya ketika Kekua berubah enjadi Lutung akhirnya seisi pekarangan pandangin

    menjadi heboh dikiranya Lutung ini adalah seekor Kera jadi jadian atau siluman Leak, akhirnya

    kesepakatan kera yang ada di kurungan akan di bakar, di kumpulkanlah daun kelapa kering dan

    di jadikan obor lalu di dekatkan ke kurungan tersebut betapa terkejutnya Lutung melihat kondisi

    ini maka dengan segala kekuatan diterjangnya kurungan ayam itu hingga Lutung terbebas dan

    lari menuju hutan.

    Setelah berlari cukup jauh dari gubuk Pan Dangin akhirnya Lutung duduk di atas pohon untuk

    beristirahat saat itulah dilihat Kekua jalan di bawah sana sambil bernyanyi nyanyi, si Lutungturun dari pohon dan mendekati Kekua sambil tertawa-tawa mengingat kisah mereka berdua.

    Hari Hari berlalu persahabatan Lutung dan Kekua semakin intim mereka berdua kesana kemari

    mencari makan bersama pada suatu hari datanglah hujan yang cukup lebat air kali menjadi

    keruh dan berlumpur, Kekua dan Lutung berteduh di bawah pohon beringin yang cukup besar

    mereka berencana menanam pisang untuk kebutuhan sehari hari Dimana kita mencari pohon

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    27/30

    pisang kata Lutung Nanti selesai Hujan pasti ada beberapa pohon pisang yang hanyut di kali

    kita bawa ke hutan lalu kita tanam kata Kekua , akhirnya selesai hujan mereka berdua

    bersama-sama mendekati kali ternyata benar ada pohon pisang yang sudah cukup besar

    hanyut di bawa banjir, pohon pisang itu mereka angkat berdua menuju hutan tempat mereka

    tinggal Lutung merasa tidak puas dengan ide Kekua itu lutung memilih mengambil daun pisang

    tersebut untuk di makan sementara Kekua memilih menanam batang pisang tersebut dan

    beberapa bulan kemudian pisang Kekua sudah berbuah dan Lutung mulai tertarik ber hubung

    kekua tidak bisa memanjat maka lutung di perbolehkan untuk memetik pisang Kekua, Lutung

    mulai bermain curang dia memakan pisang di atas pohon dan kulitnya di lempari Kekua,

    akhirnya kekua mengalah dan makan kulit pisang tersebut, suatu ketika pisang lainnya mulai

    menguning Lutung bermaksud untuk memetik pisang menggunakan karung dan akan

    memakannya bersama-sama di bawah namun Kekua sudah paham akan akal-akalan Lutung

    yang nantinya pasti akan di makan sendiri di bawa ke atas pohon, akhirnya kekua

    mempersiapkan karung yang sudah di lubangi bawahnya sehingga setiap Lutung memetik

    pisang dan memasukkan ke karung pisang akan jatuh, ternya ta strategi Kekua manjur juga

    sehingga kekua berhasil memakan buah pisang dan Lutung disisakan Kulit kulitnya.

    Seiring dengan gelapnya malam Kakek telah mengantuk dan kami sudah tertidur pulas tanpa

    tahu batas akhir dari Dongeng sang Kakek mungkin pikiran ku telah melayang menyatu antara

    mimpi dengan dongeng hingga tak terasa hari sudah pagi.

    Demikianlah kisah Lutung dan Kekua

    Dari

    I Wayan Swastika

    JL Miru 14 Karang Jangu Cakranegara Mataram Lombok

    [email protected]

    Sumber :https://iwayanswastika.wordpress.com/.../dongeng-bali...

    BUKIT CATU

    DESA CANDIKUNING

    Kec : BATURITI

    TABANAN,BALI

    INDONESIA.

    https://www.facebook.com/l.php?u=https%3A%2F%2Fiwayanswastika.wordpress.com%2F...%2Fdongeng-bali&h=fAQHCarlq&enc=AZOiyWtpcDoGtVr3iX7ZXrEqTAay6zyBzXbph2MFfeE0uvOszj014Bb5mKIzXO1cqKuH03XdI5Mi-zH3F9Hme7kqjb3oZwrMSVV-6w3PW00oOJb2Fv2it_4AIwmlacVkP4wdAg6yAucl1bt3Vp3q6IMX&s=1https://www.facebook.com/l.php?u=https%3A%2F%2Fiwayanswastika.wordpress.com%2F...%2Fdongeng-bali&h=fAQHCarlq&enc=AZOiyWtpcDoGtVr3iX7ZXrEqTAay6zyBzXbph2MFfeE0uvOszj014Bb5mKIzXO1cqKuH03XdI5Mi-zH3F9Hme7kqjb3oZwrMSVV-6w3PW00oOJb2Fv2it_4AIwmlacVkP4wdAg6yAucl1bt3Vp3q6IMX&s=1
  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    28/30

    Alkisah di pedalaman Pulau Bali, terdapat sebuah

    desa yang subur dan makmur. Sawah dan

    ladangnya selalu memberikan panen yang

    berlimpah. Di desa tersebut tinggal seorang

    petani bernama Pak Jurna dan istrinya. Mereka

    menginginkan hasil panen padinya lebih banyak

    dari pada hasil panen sebelumnya. "Hem,

    sebaiknya pada musim tanam padi sekarang ini

    kita berkaul," usul Pak Jurna pada istrinya.

    "Berkaul apa, pak?" sahut Bu Jurna. "Begini, jika

    hasil panen padi nanti meningkat kita buat

    sebuah tumpeng nasi besar, ujar Pak Jurna

    penuh harap. Ibu Jurna setuju.

    Ternyata hasil panen padi Pak Jurna meningkat.

    Sesuai dengan kaul yang telah diucapkan, lantas

    Pak Jurna dan istrinya membuat sebuah tumpeng

    nasi besar. Selain itu diadakan pesta makan dan

    minum. Namun Pak Jurna dan istrinya belum

    puas dengan hasil panen yang mereka peroleh.

    Mereka ingin berkaul lagi dimusim padi

    berikutnya. "Sekarang kita berkaul lagi. Jika hasil

    panen padi nanti lebih meningkat, kita akan

    membuat tiga tumpeng nasi besar-besar," ujar

    Pak Jurna yang didukung istrinya. Mereka pun

    ingin mengadakan pesta yang lebih meriah

    daripada pesta sebelumnya.

    Ternyata benar-benar terjadi. Hasil panen padi

    lebih meningkat lagi. Pak Jurna dan istrinya

    segera melaksanakan kaulnya. Sebagian sisa

    panen dibelikan hewan ternak oleh Pak Jurna.Tapi mereka masih belum puas. Pak Jurna dan

    istrinya berkaul lagi akan membuat lima tumpeng

    besar jika hasil panen dan ternaknya menjadi

    lebih banyak. Panen berikutnya melimpah ruah

    dan ternaknya semakin banyak. "Suatu anugerah

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    29/30

    dari Sang Dewata, apa yang kita mohon

    berhasil," ucap Pak Jurna datar.

    Di suatu pagi yang cerah, Pak Juran pergi ke

    sawah. Sewaktu tiba di pinggir lahan persawahan,

    ia melihat sesuatu yang aneh. "Onggokan tanah

    sebesar catu?" tanyanya dalam hati. "Perasaanku

    onggokan tanah ini kemarin belum ada," gumam

    pak Juran sambil mengingat-ingat. Catu adalah

    alat penakar beras dari tempurung kelapa.

    Setelah mengamati onggokan tanah itu, pak

    Jurna segera melanjutkan perjalanan mengelilingi

    sawahnya. Setelah itu, ia pulang ke rumah.

    Setibanya di rumah, pak Jurna bercerita pada

    istrinya tentang apa yang dilihatnya tadi. Ia

    segera mengusulkan agar membuat catu nasi

    seperti yang dilihat di sawah. Ibu Jurna

    mendukung rencana suaminya.

    "Begini, pak. Kita buat beberapa catu nasi.

    Dengan begitu, panenan kita akan berlimpah

    ruah, sehingga dapat melebihi panenan orang

    lain," usul Bu Jurna.

    Hasil panen berlimpah ruah. Lumbung padi penuh.

    Para tetangga Pak Jurna takjub melihat hasil

    panen yang tiada bandingnya itu. "Pak Jurna itu

    petani ulung," kata seorang lelaki setengah baya

    kepada teman-temannya. "Bukan petani ulung

    tetapi petani beruntung," timpal salah satu

    temannya sambil tersenyum. Pak Jurna dan

    istrinya membuat beberapa catu nasi. Pesta pora

    segera dilaksanakan sangat meriah. Beberapacatu nasi segera dibawa ke tempat sebuah catu

    yang berupa onggokan tanah berada. Namun, Pak

    Jurna sangat terkejut melihat catu tersebut

    bertambah besar.

    "Baik, aku akan membuat catu nasi seperti catu

  • 7/25/2019 CERITA RAKYAT BALI.docx

    30/30

    tanah yang semakin besar ini," tekad Pak Jurna

    bernada sombong. Pak Jurna segera pulang ke

    rumah dan memerintahkan istrinya agar membuat

    sebuah catu nasi yang lebih besar.

    Sebuah catu nasi yang dimaksud telah siap

    dibawa ke sawah. Sambil bersenandung dan

    diiringi gemerciknya air sawah, Pak Jurna

    membawa catu nasi besar. Namun setelah tiba

    ditempat, Pak Jurna terperanjat.

    "Astaga! Catu semakin besar dan tinggi!"

    pekiknya. "Tak apalah. Aku masih mempunyai

    simpanan beras yang dapat dibuat sebesar catu

    ini," ujar Pak Jurna tinggi hati. Begitulah yang

    terjadi. Setiap Pak Jurna membuat catu nasi lebih

    besar, onggokan tanah yang berupa catu

    bertambah besar dan semakin tinggi. Lama

    kelamaan catu tanah tersebut menjadi sebuah

    bukit.

    Pak Jurna dan istrinya pasrah. Mereka sudah

    tidak sanggup lagi membuat catu nasi. Lantas

    apa yang terjadi? Pak Jurna jatuh miskin karena

    ulah dan kesombongannya sendiri. Akhirnya,

    onggokan tanah yang telah berubah menjadi

    bukit itu dinamai Bukit Catu.

    Moral : Bersyukurlah atas segala sesuatu yang

    telah diberikan Yang Maha Kuasa. Jangan terlalu

    rakus dan sombong.