peningkatan kemampuan menulis narasi … · pada peserta didik kelas x sma bopkri banguntapan ......
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI
MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW
PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA BOPKRI BANGUNTAPAN
BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Albertus Ragil Wisnu Murti
111224009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
HALAMAN MOTTO
Lakukanlah Sesuatu Seolah-olah Tidak Akan Menemui Kegagalan
Ada Dua Jalan di Hutan,dan aku. Aku Memilih Jalan Yang Jarang Dilalui Orang.
Itulah yang Membuat Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepada keluarga saya yang telah mendukung, mendoakan, dan memotivasi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii
ABSTRAK
Murti, Albertus Ragil Wisnu. 2015. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi
Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw pada Peserta Didik
Kelas X SMA BOPKRI Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2015/2016.
Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang mengkaji upaya
meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas X SMA BOPKRI
Banguntapan Bantul menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw. Subyek
penelitian adalah peserta didik kelas X tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis narasi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
komponen utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum
siklus tersebut dimulai ada tahapan disebut prasiklus untuk mengetahui kondisi
awal siswa dan guru. Pengumpulan data berupa tes dan nontes yang digunakan
untuk keperluan data penelitian. Analisis data menggunakan analisis data
kuantitatif. Data dihitung menggunakan statistik deskriptif dan statistik parametrik
yaitu mencari mean, uji t satu sampel, dan uji t sampel berpasangan.
Data penelitian menjelaskan bahwa penggunaan metode kooperatif teknik
jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi pada peserta didik kelas X
SMA BOPKRI Banguntapan Bantul tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut terbukti
dengan meningkatnya nilai siswa di setiap siklusnya. Ketuntasan awal pada
kegiatan prasiklus 0%, lalu meningkat 13 %. Peningkatan tajam terjadi di siklus
dua sebesar 81%. Siklus terakhir yaitu siklus dua sesuai dengan harapan dan
keinginan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
ABTRACT
Murti, Albertus Ragil Wisnu. 2015. The Improvement Writing Narrative Skill by
using Cooperative Method with Jigsaw Technique of BOPKRI
Banguntapan Bantul Senior High School Grade X Students Academic
Year of 2015/2016. Thesis. Yogyakarta : Sanata Dharma University
Yogyakarta
This research observed the improvement writing narrative skill of BOPKRI
Banguntapan Bantul Senior High School Grade X by used Cooperative Method
with Jigsaw Technique. The subject of this research are Grade X Students
Academic Year of 2015/2016. This research.
This research was develop by used two cycles. In which cycle include four
main component, that is designing, action, observation and reflection. Before the
cycles strated, there is a step that called pre cycles to find out the initial condition
of the students and teacher. The test and non test data collected for this research
needed. Data analyzed was using quantitative analyse data. The data calculated by
used statistic deskriptive that resolve mean and parametric statistic, one sample t
test and paired sample t test.
The research is concluded that used of Cooperative Method with jigsaw
tehnique can improve the writing narattive skill of BOPKRI Banguntapan Bantul
Senior High School Grade X Students Academic Year of 2015/2016. That proved
by score improvement in every cycle. The completion in the intitial step was 0%,
and then rise 13%. Striking upgrading happened in second cycle in the mount of
81%. The last cycle was second cycle that is appropiate by hope and researcher
wants.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala rahmat dan berkatNya karena dengan pendampinganNya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Narasi Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw pada Peserta
Didik Kelas X SMA BOPKRI Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2015/2016”.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menghaturkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada pihak-pihak yang dengan ikhlas dan sabar rela berkorban
dan memberikan bantuan, motivasi, dan doa sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi. Terimakasih kepada :
1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI yang selalu sabar
dan penuh ketulusan mendampingi saya sebagai mahasiswa hingga selesai.
2. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku
dosen pembimbing dengan kesabaran dan ketulusan mendampingi saya dan
memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsinya.
3. Seluruh dosen PBSI yang mengajar dan mendidik saya selama berproses
dalam perkuliahan.
4. Seluruh dosen di luar PBSI yang turut serta mengajar dan mendidik saya.
5. Seluruh karyawan PBSI yang dengan sabar melayani saya sebagai
mahasiswa dan memberikan kemudahan.
6. Kepala Sekolah, guru, karyawan, para siswa SMA BOPKRI Banguntapan
yang telah mengijikan saya meneliti, bekerja sama dan membantu
menyelesaikan skripsi.
7. Papa dan Mama, Heronimus Hartanto dan Caecilia Endang Sri Lestari
8. Bapak dan Ibu, Agustinus Sumarsono dan Maria Anna Isnaeni.
9. Teman hidup sekaligus sahabat saya Maria Eny Kurniati yang telah
memberikan dorongan, doa, dan motivasi tersendiri bagi penulis.
10. Buah hati saya Maria Della Strada Anggraeni Rosarine yang telah
memberikan kegembiraan luar biasa.
11. Kakak saya : Mas Catur, Mba Tiwi, Mas Markus, dan Mba Tyas yang
telah memberikan bantuan, doa, dan dukungan kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................................. ii
SUSUNAN PANITIA PENGUJI .................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
ABTRACT ........................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. …. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.4.1 Aspek Teoretis ........................................................................... 4
1.4.2 Aspek Praktis ............................................................................. 5
1.5 Definisi Istilah Operasional .................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 9
2.2 Kajian Teori ....................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian dan Batasan Menulis ............................................ ... 10
2.2.1 Fungsi Menulis ........................................................................... 11
2.2.3 Tujuan Menulis ..................................................................... … 11
2.2.4 Pengertian Narasi ................................................................. … 13
2.2.5 Jenis-jenis Narasi ........................................................................ 14
2.2.6 Struktur Narasi ........................................................................... 15
2.2.7 Aspek-aspek Narasi .................................................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii
2.2.8 Tata Bahasa ............................................................................... 17
2.2.9 Diksi atau Pilihan Kata ............................................................... 18
2.2.10 Ejaan ........................................................................................ 18
2.2.11 Kebersihan dan Kerapian ......................................................... 19
2.3 Metode Kooperatif Tipe Jigsaw ........................................................... 19
2.3.1 Pengertian Metode Kooperatif ................................................... 19
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Metode Kooperatif .................................... 20
2.3.3 Ciri-ciri Metode Kooperatif ........................................................ 21
2.3.4 Strategi Pembelajaran Kooperatif .............................................. 21
2.3.5 Teknik Jigsaw ............................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 26
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... … 26
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 27
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... … 27
3.4 Model Penelitian .................................................................................. 27
3.5 Prosedur Penelitian ............................................................................. 28
3.5.1 Siklus I ........................................................................................ 28
3.5.2 Siklus II .................................................................................... 29
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31
3.7 Instrumen Observasi ........................................................................ … 33
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 34
3.9 Indikator Target Pencapaian ................................................................ 35
3.10 Rubrik Penilaian Narasi ..................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 39
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ................................................. 39
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................... 40
4.2.1 Analisis Siklus I ............................................................................... 40
4.2.2 Analisis Siklus II .......................................................................... 43
4.3 Uji Normalitas ............................................................................ 46
4.4 Uji T Dua Sampel Berpasangan ........................................................... 52
4.5 Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .................................................. 52
4.6 Pembahasan ......................................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 56
5.1 Kesimpulan dan Implikasi ................................................................... 56
5.3 Saran ..................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv
DAFTAR TABEL
3.7.1 Pedoman Observasi Aktifitas Guru Mengajar ........................................................... 33
3.7.2 Pedoman Observasi Aktifitas Siswa .......................................................................... 34
3.7.3 Tabel Target Pencapaian ............................................................................................ 35
4.2.1 Tabel Perbandingan Prasiklus dan Siklus I ................................................................ 42
4.2.2 Tabel Perbandingan Siklus I dan Siklus II ................................................................. 45
4.2.3 Tabel Uji Normalitas Prasiklus .................................................................................. 46
4.2.4 Tabel Uji T Normalitas Siklus I ................................................................................. 48
4.2.5 Tabel Uji T Normalitas Siklus II ................................................................................ 49
4.2.6 Tabel Uji T Sampel Berpasangan Prasiklus dan Siklus I ........................................... 51
4.2.7 Tabel Uji T Sampel Berpasangan Siklus I dan Siklus II ............................................ 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi
DAFTAR DIAGRAM
4.2.1 Diagram Ketuntasan KKM pada Siklus I .................................................................. 43
4.2.2 Diagram Ketuntasan KKM pada Siklus II ................................................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii
DAFTAR GRAFIK
4.3.1 Grafik Mean Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas X SMA BOPKRI Banguntapan
Lampiran 2 : Lembar Observasi Guru Prasiklus
Lampiran 3 : Lembar Observasi Siswa Prasiklus
Lampiran 4 : Silabus
Lampiran 5 : RPP Siklus I
Lampiran 6 : RPP Siklus II
Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa Siklus I Tertinggi
Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Teringgi
Lampiran 9 : Rekapitulasi Nilai Prasiklus
Lampiran 10 : Rekapitulasi Nilai Siklus I
Lampiran 11 : Rekapitulasi Nilai Siklus II
Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
Lampiran 13 : Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA
Lampiran 14 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 15 : Foto-foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 16 : Hasil Wawancara Guru dan Siswa
Lampiran 17 : Teks Narasi yang telah dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ketika kita mulai menulis, tidak sedikit dari kita yang mengalami kesulitan
untuk memulainya. Banyak ide yang ada di dalam pikiran kita, tetapi bagaimana
kita menyusunnya menjadi tulisan yang utuh? Sebenarnya apa yang
menyebabkan? Menulis termasuk salah satu keterampilan berbahasa. Kemampuan
menulis diperlukan untuk membuat suatu tulisan, bukan hanya sekadar tulisan
tetapi sebagai suatu cara berkomunikasi. Permasalahan tersebut dialami oleh
peserta didik SMA BOPKRI Banguntapan kelas X. Mereka mengalami kesulitan
pada keterampilan menulis dan membaca.
Kemampuan menulis dipengaruhi oleh kebiasaan menulis, banyak siswa
meremehkan keterampilan menulis. Kemampuan menulis dipengaruhi kebiasaan
membaca dan menulis. Banyak peserta didik yang belum memiliki motivasi atau
ketertarikan yang tinggi pada kebiasaan membaca dan menulis. Hal lain yang
menjadi kendala adalah proses pembelajaran yang kurang menarik dan lebih
tertariknya peserta didik pada bahasa di media sosial (Facebook, Twitter,
Blackberry Massager, dll).
Secara lebih luas lagi, budaya menulis dalam masyarakat Indonesia masih
kurang. Banyak orang Indonesia lebih memilih berbicara langsung ketika
menyampaikan pendapatnya ataupun berkomunikasi, mereka lebih memilih
bahasa verbal daripada bahasa tulis. Faktor lainnya yang turut mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2
adalah kurangnya antusias masyarakat Indonesia untuk membaca sehingga hal ini
menyebabkan keterampilan lainnya tidak diasah seperti menulis.
Keterampilan berbahasa ada empat yaitu keterampilan menyimak (listening
skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading
skills), dan keterampilan menulis (writing skills), walaupun dibedakan
keterampilan tersebut saling berkaitan, saling memiliki hubungan (Tarigan, 2008).
Menurut Tarigan (2008) keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang
teratur.
Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Antara menulis dan
membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, kita
pada prinsipnya ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain, paling sedikit dapat
kita baca sendiri pada saat lain. Demikianlah, hubungan antara menulis dan
membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.
Jika kita melihat urutan pendidikan Indonesia di mata dunia, Indonesia masih
berada di peringkat bawah. Berdasarkan hasil penelitian PISA (Program for
International Student Assesment) tahun 2006, kualitas pembelajaran di Indonesia
berada pada peringkat 50 dari 57 negara untuk bidang Sains, peringkat 50 dari 57
negara untuk Matematika, peringkat 49 dari 57 negara untuk kemampuan
membaca. Hal tersebut hendaknya menjadi keprihatinan kita bersama. Mengapa
itu terjadi? Bagaimana kurikulum di Indonesia? Mantan Ketua Komnas
Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi menilai, beban kurikulum di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3
terlalu berat. Kondisi ini membatasi ruang bagi tumbuhnya kreatifitas anak,
menyebabkan sekolah seperti “penjara” bagi anak. Ia berkata bahwa sistem
pendidikan di Indonesia memperlakukan anak seperti robot, “anak ke sekolah
harus membawa “koper” berisi banyak buku, sampai dirumah harus mengerjakan
PR, habis itu teler”.
Pada umumnya guru bahasa Indonesia hanya menggunakan metode
konvensional, yaitu guru lebih banyak mengajarkan teori-teori menggunakan
metode ceramah, sedangkan siswa menyimak dan mencatat. Proses belajar yang
demikian cenderung melahirkan manusia yang berisikan intelektual statis dan
kurang kreatif.
Cara belajar setiap siswa berbeda, hal ini yang menyebabkan tingkat
pemahaman siswa yang berbeda pula. Guru perlu menerapkan metode yang
menarik dan inovatif, yang memicu semangat belajar agar anak lebih kreatif dan
inivatif. Untuk materi pembelajaran menulis narasi, guru juga perlu menggunakan
metode pembelajaran yang kreatif. Peneliti menawarkan metode kooperatif
(cooperative learning) menggunakan teknik jigsaw.
Permasalahan yang dialami peserta didik kelas X SMA BOPKRI Banguntapan
dalam keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan menulis, perlu diatasi
dengan metode pembelajaran yang kreatif. Dalam hal ini peneliti mengadopsi
sistem pembelajaran dengan metode kooperatif teknik jigsaw. Materi menulis
yang diberikan guru adalah narasi. Materi ini diberikan di semester ganjil tahun
pelajaran 2015/2016. Keterampilan menulis narasi sebagai permasalahan yang ada
di SMA BOPKRI Banguntapan, sedangkan penyelesaiannya dengan metode
kooperatif teknik jigsaw. Demikianlah, maka peneliti mengambil judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4
“Peningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Menggunakan Metode Kooperatif
(Cooperative Learning) Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas X SMA BOPKRI
Banguntapan Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai
berikut:
Apakah kemampuan menulis teks narasi siswa kelas X SMA BOPKRI
Banguntapan meningkat setelah menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw
dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode kooperatif
teknik jigsaw.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi dalam dua aspek, yaitu aspek teoretis dan aspek
praktis :
1.4.1 Aspek Teoretis
1. Melengkapi informasi mengenai pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw.
2. Menambah informasi bagi peneliti lain tentang penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5
1.4.2 Aspek Praktis
1. Bagi guru
Peningkatan pembelajaran di SMA BOPKRI Banguntapan sehingga dapat
meningkatkan pembelajaran menulis narasi. Pembelajaran menulis narasi
berbasis metode kooperatf teknik jigsaw dapat memberi pengalaman baru
dalam mengajar.
2. Bagi siswa
Memberikan stimulasi pada siswa untuk berfikir dan berpendapat dalam
kemampuan menulis. Selain itu, dengan metode kooperatif teknik jigsaw
dapat memupuk rasa kebersamaan dan menghargai pendapat orang lain.
3. Bagi peneliti
Mengaplikasikan teori dan pengetahuan.
4. Bagi peneliti lain
Menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Definisi Istilah Operasional
1. Keterampilan
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Jika keterampilan dikaitkan dengan bahasa
maka keterampilan berarti kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam
menulis, membaca, menyimak dan berbicara.
2. Menulis
Menurut Lado (Tarigan, 2008) menjelaskan menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar
atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak
menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi
bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis
dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis dapat saja
melukis huruf-huruf Cina, tetapi tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak
tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak tahu bagaimana
cara menulis bahasa Cina beserta huruf-hurufnya. Dengan kriteria seperti itu,
dapatlah dikatakan bahwa menyalin/mengkopi huruf-huruf ataupun menyusun
menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis
kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut beserta
representasinya.
3. Narasi
Narasi merupakan bagian dari wacana. Wacana adalah teks (bacaan). Wacana
merupakan rangkaian paragraf yang disusun dalam satu kesatuan maksud.
Hubungan antarparagraf dalam wacana selalu saling berkaitan. Wacana terbagi
atas lima, yaitu deskripsi, narasi, argumentasi, eksposipersuasi. Narasi adalah
cerita. Narasi adalah rangkaian paragraf yang berupa kisah tentang seseorang atau
kisah tentang sesuatu. Seseorang yang mengisahkan kebahagiaan dan penderitaan
dalam hidupnya, lalu diimbang dengan suasana hati yang terlibat, ia
sesungguhnya tengah menyampaikan wacana naratif. Ciri wacana ini terlihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7
teknik penyampaian yang menyelami suasana hati yang dialami oleh siapa pun
(Dadan Suwarna, 2012).
4. Metode Kooperatif Model Jigsaw
Metode kooperatif model jigsaw berkembang dari adanya krisis dan konflik
mengenai ras, etnik, dan geng yang berbeda di dalam kelas. Karena adanya krisis
tersebut, siswa tidak mau bergabung dengan yang lain. Kemudian para guru
mencari solusi dan jalan keluar untuk mengatasi krisis tersebut dengan
menggabungkan proses belajar dan proses interaksi, maka lahirlah teknik jigsaw
(Elliot Aronson , 2011).
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja
sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari
4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Ada beberapa pendekatan untuk model kooperatif, yaitu STAD (Student Teams
Achievement Devisions), tipe jigsaw, tipe investigasi kelompok, dan tipe
pendekatan struktural.
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk di
Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slaven dkk di Universitas Jhon
Hopkins. Ditinjau dari sisi etimologi, jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang
berarti “gergaji”. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle, yaitu sebuah
teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8
kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai
tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan Aronson (2011) bahwa teknik jigsaw
merupakan model belajar kooperatif dengan grup kecil yang heterogen dan
diawasi oleh guru.
1.6 Sitematika Penulisan
Sistematika penyajian penelitian tindakan kelas ini terdiri atas lima bab, yaitu :
bab 1 berisi pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah operasional, dan sistematika
penulisan, bab II berisi landasan teori yang akan digunakan peneliti untuk
menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai kemampuan
menulis, pengertian narasi, dan metode kooperatif teknik jigsaw, bab III berisi
metode penelitian yang memuat tentang cara dan prosedur yang akan ditempuh
oleh peneliti untuk memperoleh data, bab IV berisi deskripsi data, analisis data,
dan pembahasan hasil penelitian, bab V berisi kesimpulan hasil penelitiaan,
saran/masukan mengenai skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai peningkatan kemampuan menulis dan teknik jigsaw telah
banyak dilakukan. Banyak sekali contoh penelitian terdahulu yang dapat peneliti
jadikan contoh maupun acuan dalam penulisan skripsi ini, namun peneliti hanya
menggunakan beberapa karya yang dianggap relevan. Seleksi diperlukan untuk
menentukan karya yang baik dan kurang baik, hanya skripsi yang baik dan relevan
yang saya pilih. Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan variabel-variabel
yang peneliti gunakan sebagai acuan:
1. Veronika Pipin Mauli dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran
Menulis Siswa Kelas IV SD Kanisius Kembaran Bantul Tahun Ajaran 2011/2012”
Peneliti menggunakan acuan skripsi tersebut di atas untuk mendapatkan
gambaran mengenai pembelajaran menulis narasi. Peneliti melihat gambaran
mengenai materi menulis narasi dalam skripsi ini untuk kemudian dijadikan bahan
dalam penelitian kali ini.
Peneliti juga menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kemmis dan Mc Taggart, sama seperti skripsi terdahulu sehingga memudahkan
peneliti dalam menggunakan metode PTK Kemmis dan Taggart.
Mengenai metode kooperatif tipe jigsaw, peneliti tidak melihat kesamaan
sehingga perlu landasan penelitian terdahulu lainnya yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10
2. Agustinus Suprimanto dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan
Menulis Paragraf Persuasif dalam Pembelajaran Yang Menggunakan Metode
Kooperatif Teknik Jigsaw pada Siswa Kelas X-2 Semester 2 SMA Stella Duce
Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012”
Peneliti menggabungkan antara skripsi yang meneliti tentang menulis
narasi dan teknik jigsaw. Peneliti menggunakan acuan penelitian terdahulu seperti
di atas untuk menambah bahan kajiaanya mengenai teknik jigsaw.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian dan Batasan Menulis
Menurut Lado (1979) (Tarigan, 2008) menjelaskan menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau
lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan
kesatuan-kesatuan bahasa.
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara
melukis dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis dapat saja
melukis huruf-huruf Cina, tetapi tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak tahu
bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak tahu bagaimana cara
menulis bahasa Cina beserta huruf-hurufnya. Dapat dikatakan bahwa menyalin
huruf-huruf ataupun menyusun menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu
untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11
2.2.2 Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang
tidak langsung. Kemampuan menulis perlu dimiliki setiap orang, khusunya peserta
didik. Menulis dapat memicu seseorang untuk berpikir kritis, memperdalam daya
tanggap dan persepsi, membantu mengurai atau mengungkapkan perasaan. Tulisan
dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui
apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-
gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang
aktual. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi pembaca
tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis
sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan
dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara
prinsip-prinsip yang dimaksudkan adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara
singkat: belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/ dengan cara tertentu
D’Angelo (1980) (Tarigan, 2008).
2.2.3 Tujuan Menulis
Tarigan (2008) menjelaskan maksud dan tujuan penulis adalah response atau
jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca, dapatlah
dikatakan bahwa tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar
disebut wacana informatif (informative discourse), tujuan yang bertujuan untuk
menyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse), tulisan
yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan
estetik disebut tulisan literer (literary discourse), tulisan yang mengekspresikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12
perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive
discourse).
D’Angelo (Tarigan, 2008) menambahkan, agaknya perlu diperingatkan di sini
bahwa dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa tujuan-tujuan yang telah
disebutkan tadi sering bertumpang-tindih, dan setiap orang mungkin saja
menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam daftar di atas. Tetapi
dalam kebanyakan tujuan menulis, ada satu tujuan yang menonjol atau dominan, dan
yang dominan inilah memberi nama atas keseluruhan tersebut.
Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan Hipple (Tarigan, 2008)
merangkumnya sebagai berikut: (1) assignment purpose (tujuan penugasan), tujuan
penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis
karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi
tugas merangkumkan buku; sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notula
rapat), (2) altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin
membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara
sadar maupun tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah
“lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan, (3)
persuasive purpose ( tujuan persuasif), tulisan yang bertujuan meyakinkan para
pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, (4) informational purpose (tujuan
informasional, tujuan penerangan), tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan penerangan kepada para pembaca, (5) self-expressive purpose (tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13
pernyataan diri), tulisan yang bertujuan menperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca, (6) creative purpose (tujuan kreatif), tujuan ini erat
berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif melebihi
pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik,
atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai
artistik, nilai-nilai kesenian, (7) problem-solving purpose (tujuan pemecahan
masalah), dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sebdiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh pembaca.
2.2.4 Pengertian Narasi
Narasi merupakan bagian dari wacana. Wacana adalah teks (bacaan). Wacana
merupakan rangkaian paragraf yang disusun dalam satu kesatuan maksud. Hubungan
antarparagraf dalam wacana selalu saling berkaitan. Wacana terbagi atas lima:
deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi. Narasi adalah cerita yang
berupa rangkaian paragraf tentang seseorang atau kisah tentang sesuatu. Seseorang
yang mengisahkan kebahagiaan atau penderitaan dalam hidupnya, dengan
melibatkan suasana hati, ia sesungguhnya tengah menyampaikan wacana naratif. Ciri
wacana ini terlihat dari teknik penyampaian yang menampakkan suasana hati yang
dialami oleh siapa pun (Dadan Suwarna, 2011).
Titik Maryuni (2007) berpendapat karangan narasi adalah karangan yang
mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis. Karangan narasi
disebut juga karangan kisahan karena isinya menceritakan suatu peristiwa atau kisah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14
seseorang. Cerita atau kisah yang diketengahkan di dalam narasi dapat berupa fiksi
atau imajinatif dan dapat pula kisah faktual atau nyata.
Gorys Keraf (1982) berpendapat bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa yang membuat pembaca seolah-olah
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh karena itu, unsur yang terpenting
pada sebuah narasi adalah perbuatan dan tindakan. Selain itu, ada unsur lain yang
harus diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian, pengertian narasi itu
mencakup dua unsur, yaitu perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu. Gorys Keraf juga menegaskan bahwa karangan narasi adalah
serangkaian cerita yang bersifat fiksi dan nonfiksi. Cerita yang menunjukkan
imajinasi dan fakta atau pengalaman hidup sehari-hari serta didukung media gambar
seri membantu siswa untuk menuangkan ide ke dalam sebuah karangan narasi.
Berdasarkan uraian di atas, karangan narasi adalah karangan berupa cerita yang
mengisahkan suatu peristiwa atau pengalaman dengan urutan waktu.
2.2.5 Jenis-jenis Narasi
Gorys Keraf (2007) mengemukakan bahwa berdasarkan tujuannya, narasi dapat
dibedakan ke dalam dau jenis yaitu: (1) narasi ekspositoris bertujuan untuk memberi
informasi kepada pembaca, agar pengetahuannya bertambah. Narasi ekspositoris
pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui
apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan
pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris
dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi
ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu
proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15
berulang-ulang. Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha
menceritakan suatu peristiwa yang khas yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang
khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan
pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja, (2) narasi sugestif disusun
dan disajikan sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan daya khayal pembaca.
Penulis narasi sugestif berusaha untuk memberi suatu maksud tertentu atau
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada pembaca. Ia berusaha
menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca melalui daya khayal yang
dimilikinya.
2.2.6 Struktur Narasi
Sebuah struktur dapat dilihat dari bermacam-macam segi penglihatan. Sesuatu
dikatakan memiliki struktur apabila terdiri dari bagian-bagian yang secara fungsional
saling berhubungan, demikian pula dengan narasi. Menurut Gorys Keraf (2007)
struktur narasi antara lain sebagai berikut: (1) alur, alur dalam narasi merupakan
kerangka dasar yang penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus
berhubungan, bagaimana suatu kejadian yang satu dengan yang lain berkaitan,
bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan, dan
bagaimana situasi dan perasaan karakter yang teribat dalam tindakan-tindakan itu
terkait dalam suatu kesaatuan waktu, (2) penokohan, penokohan merupakan salah
satu ciri khas narasi yang mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian
perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita terlibat dalam suatu peristiwa dan kejadian
yang disusun bersama-sama sehingga mendapat kesan atau efek tunggal, (3) latar,
latar dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh
mengalami peristiwa tertentu. Sering dijumpai cerita hanya mengisahkan cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16
secara umum, misalnya di tepi hutan, di sebuah desa, dan sebagainya, (4) sudut
pandang, sudut pandang yang paling efektif untuk cerita harus ditentukan terlebih
dahulu. Sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah ini, orang pertama atau kedua.
2.2.7 Aspek-Aspek Karangan Narasi
Menurut Gorys Keraf (1982) karangan yang baik harus mencakup aspek judul
karangan, isi atau gagasaan, organisasi, tata bahasa, diksi atau pilihan kata, ejaan,
kebersihan dan kerapian. Aspek-aspek ini pun juga harus dimiliki karangan narasi.
Aspek-aspek tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (1) judul karangan, judul
karangan harus menarik dan sesuai dengan tema karangan. Judul yang baik harus
memenuhi syarat sebagai berikut : (a) relevan, artinya judul mempunyai hubungan
dengan tema, (b) proaktif, artinya judul harus dapat menimbulkan keingintahuan
pembaca terhadap isi karangan. Judul yang singkat bukan berarti judul itu pendek,
akan tetapi judul itu mampu menjelaskan isi karangan, (c) singkat, artinya judul harus
berbentuk rangkaian kata yang singkat, (2) isi atau gagasan, gagasan adalah pesan
dalam dunia batin seseorang yang hendak disampaikan kepada orang lain
Widyamartaya (Gorys Keraf, 2007). Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman,
atau pengetahuan. Isi atau gagasan dituangkan secara tertulis sehingga dapat dibaca
dan dipahami orang lain karena bagian isi karangan merupakan inti suatu karangan. Isi
atau gagasan karangan narasi mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa yang runtut
dalam suatu kesatuan waktu. Isi karangan meliputi komponen-komponen pembentuk
suatu karangan narasi, yaitu perbuatan, penokohan, latar, sudut pandang, dan alur, (3)
organisasi, artinya karangan yang baik harus memiiki hubungan antarkata, kalimat,
dan paragraf agar maksud dan tujuan karangan jelas. Dalam sebuah karangan terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17
organisasi karangan, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Berikut ini akan dijelaskan
organisasi karangan secara terperinci: (a) pendahuluan, pendahuluan adalah
pembukaan atau kata pengantar dari sebuah karangan, (b) isi karangan, isi karangan
biasanya berupa pernyataan, data, fakta, contoh yang diambil dari pendapat para ahli,
hasil penelitian, kesimpuan-kesimpulan yang dapat mengukuhkan jawaban rumusan
masalah. Penyusunan isi karangan harus kritis dan logis sehingga isi karangan
meyakinkan dan benar , (c) penutup, bagian ini merupakan kesimpulan yang harus
tetap dijaga agar sesuai dengan tujuan dan mampu menyegarkan kembali ingatan
pembaca (Gorys Keraf, 1982: 104-107).
2.2.8 Tata Bahasa
Tata bahasa suatu karangan adalah susunan bahasa yang dapat dipahami pembaca.
Susunan bahasa yang baik akan membentuk suatu kalimat yang baik atau kalimat yang
efektif. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan
atau perasaan penulis, dan sanggup menimbulkan gagasan yang tepat dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan penulis. Kalimat efektif membentuk
paragraph, dan dari paragraf-paragraf itu akan membentuk karangan. Paragraf yang
baik harus mengandung beberapa asas yang berkenaan dengan gagasan. Menurut The
Liang Gie (Gorys Keraf, 2007), asas-asas itu adalah sebagai berikut : (1) kejelasan,
karangan harus jelas, benar dan dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tanpa asas
kejelasan, suatu karangan sukar dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Menurut Gorys
Keraf (2007), kejelasan sebuah karangan dapat dilihat dari gagasan-gagasan yang
disampaikan kepada pembaca, (2) keringkasan, suatu karangan harus ringkas, tidak
menghamburkan kata-kata secara semena-mena, tidak mengulang butir ide yang
dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18
berbagai kalimat yang berkepanjangan, (3) ketepatan, suatu karangan harus memuat
butir-butir gagasan dan menyampaikannya kepada pembaca sesuai yang dimaksud
penulis. Oleh karena itu, agar karangannya tepat harus menaati berbagai aturan dan
ketentuan bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman bahasa tulis yang ada, (4)
kesatupaduan, sesuatu yang disajikan dalam karangan harus berkisar pada gagasan
pokok atau tema karangan. Menurut Gorys Keraf (2007), kesatuan gagasan menjadi
landasan seluruh karangan. Ada tulisan yang tidak memperlihatkan kesatuan, yaitu
tidak mengungkapkan dengan tegas apa yang dimaksud dalam karangan sehingga
pembaca tidak memahami apa yang dibacanya, (5) pertautan, suatu karangan antara
kalimat yang satu dengan yang lain, paragraf yang satu dengan yang lain harus
berkaitan, (6) penegasan, butir-butir ide harus diungkapkan dengan penekanan atau
penonjolan tertentu sehingga mengesan bagi pembaca.
2.2.9 Diksi atau Pilihan Kata
Suatu karangan harus memilih kata yang tepat. Oleh karena itu, suatu karangan
harus menggunakan pengulangan kata atau afiksasi yang tepat dan penghubung yang
tepat.
2.2.10 Ejaan
Ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf. Seain perlambangan fonem
dengan huruf, ejaan juga mengatur (1) ketepatan menuliskan satuan-satuan morfologi,
misalnya kata sambung, kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan, dan
partikel-partikel, (2) ketepatan menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat
dengan pemakaian tanda baca seperti titik, tanda kurung, koma, dan sebagianya
Badudu (Keraf, 2007). Karangan yang baik harus memperhatikan pemakaian ejaan
yang berlaku. Menurut Parera (Keraf, 2007), pemakaian ejaan meliputi penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19
huruf capital, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca yang tepat. Menurut
Pedoman Umum (EYD, 2011), pemakaian ejaan meliputi pemakaian huruf kapital,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Ejaan yang benar
harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2.2.11 Kebersihan dan Kerapian
Menurut Gorys Keraf (1982), karangan dikatakan bersih dan rapi, apabila tidak
ada coretan, penulisan antara kata yang satu dengan kata yang lain tidak berjejal-jejal,
sehingga karangan tersebut kelihatan rapi dan bersih. Kebersihan dan kerapian
merupakan salah satu faktor yang dinilai dalam karangan. Keraf menegaskan bahwa
karangan narasi adalah serangkaian cerita yang bersifat fiksi dan nonfiksi. Serangkaian
cerita menunjukkan bahwa daya imajinasi dan fakta (pengalaman hidup sehari-hari)
yang didukung dengan media gambar seri dapat menjadi daya bagi siswa untuk
menuangkan ide dalam karangan narasi. Jadi, selain itu siswa dapat merangkaikan ide
cerita berdasarkan aspek-aspek dalam mengarang.
2.3 Metode Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang
lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama,
dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak Ratna (Tukiran,
2014)
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja
sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan bekerja dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6
orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Seperti
dijelaskan oleh Abdulhak (Tukiran, 2014) pembelajaran kooperatif dilaksanakan
melalui sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman
bersama antara peserta didik itu sendiri.
Tom V. Savage (Tukiran, 2014) mengemukakan bahwa cooperative learning
merupakan satu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi
siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Elliot (2011) Pembelajaran kooperatif mempunyai 3 tujuan, diantaranya: (1)
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model kooperatif ini
memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang
sulit, (2) agar siswa dapat menerimateman-temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belakang, (3) mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi
tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide tau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.
Menurut Linda Lungren (Tukiran, 2014), ada 14 manfaat pembelajaran kooperatif
bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu : (1) meningkatkan pencurahan
waktu pada tugas, (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, (3) memperbaiki sikap
terhadap sekolah, (4) memperbaiki kehadiran, (5) angka putus sekolah menjadi rendah,
(6) penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar, (7) perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil, (8) konflik antar pribadi berkurang, (9), sikap apatis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21
berkurang, (10) pemahaman yang lebih mendalam, (11) meningkatkan motivasi lebih
besar, (12) hasil belajar lebih tinggi, (13) retensi lebih lama, (14) meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
2.3.3 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai berikut: (1)
siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar, (2) kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang, dan rendah
(heterogen), (3) apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, dan jenis kelamin yang berbeda, (4) penghargaan lebih berorientasi pada
kelompok daripada individu (Ibrahim, 1989).
Pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari
pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa
belajar keterampilan sosial, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap
demokrasi dan keterampilan berpikir logis.
2.3.4 Strategi pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat 5 hal penting dalam strategi
pembelajaran yang telah ditetapkan, yaitu : (1) adanya peserta didik dalam kelompok,
(2) adanya aturan main, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) tatap muka, (5)
evaluasi proses kelompok (Elliot, 2011).
Sihaan (Tukiran, 2014) mengemukakan 5 unsur penting yang ditekankan dalam
proses pembelajaran kooperatif, yaitu : (1) saling ketergantungan yang positif, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22
interaksi berhadapan, (3) tanggung jawab individu, (4) keterampilan sosisal, (5)
terjadinya proses dalam kelompok.
Anita Lee (2010) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima
prinsip, yaitu sebagai berikut: (1) prinsip ketergantungan positif (positive
interpendence), yaitu keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha
yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh
kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam
kelompok akan merasa saling ketergantungan, (2) tanggung jawab perseorangan
(individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari
masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok
tersebut, (3) interaksi tatap muka (face to face promation interaction), yaitu
memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap
muka dalam melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari kelompok lain, (4) partisipasi dan komunikasi (participation and
communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpatisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran, (5) evaluasi proses kelompok, yaitu
menjadwalkan waktu secara khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerjasama lebih
efektif.
Untuk mengimplementasikan pembelajaran kooperatif, dapat ditempuh prosedur
sebagai berikut: (1) penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian
pokok-pokok materi pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan
utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23
belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi
dan siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk selumnya, (3) penilaian,
penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis yang
dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian
kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada
kemampuan kelompoknya. Seperti dijelaskan Sanjaya (2010) bahwa hasil akhir setiap
siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Hal ini disebabkan nilai
kelompok adalah bilai bersama dalam kelompoknya.
2.3.5 Teknik Jigsaw
Ada beberapa pendekatan untuk model kooperatif, yaitu STAD (Student Teams
Achievement Devisions), tipe jigsaw, tipe investigasi kelompok, dan tipe pendekatan
struktural.
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk di Universitas
Texas, kemudian diadaptasi oleh Slaven dkk di Universitas Jhon Hopkins. Ditinjau
dari sisi etimologi, jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji”. Ada juga
yang menyebutnya dengan istilah fuzzle, yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan
gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja
sebuah gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara
bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang
menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti
yang diungkapkan Anita Lee (2010) bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24
yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen, dan siswa
bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok dengan lima atau
enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan pada siswa
dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian
tertentu dari bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok lain mendapat tugas topic
yang sama, yakni berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut dengan kelompok ahli (Ibrahim, 1989).
Langkah-langkah model jigsaw dibagi menjadi enam tahapan Nurhadi dan Agus
Gerrard (Tukiran, 2014), yaitu: (1) menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan
motivasi, (2) menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai
penjelasan verbal, buku teks, atau bentuk lain, (3) mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok belajar, (4) mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok dan
kerja di tempat duduk masing-masing, (5) mengetes penguasaan kelompok atas bahan
ajar, (6) memberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa. Adapun
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut (1) melakukan kegiatan membaca
untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca,
sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut, (2) diskusi kelompok
ahli, siswa telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu
kelompok, atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk menbicarakan topik
permasalahan tersebut, (3) laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan hasil yang didapatkan dari diskusi tim ahli, (4) kuis dilakukan
mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi, (5) perhitungan skor
kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25
Menurut Stepen, Sikes dan Snapp (1978) (Abdul Majid, 2013), mengemukakan
langkah-langkah kooperatif model jigsaw sebagai berikut : (1) siswa dikelompokkan
sebanyak 1-5 orang siswa, (2) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda,
(3) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan, (4) anggota dari tim
yang berbeda yang telah memperlajari sib bagian yang sama bertemu dengan
kelompok baru (kelompok ahli) yang mendiskusikan sub bab mereka, (5) setelah
selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali kepada kelompok asli dan
bergantian mengajar teman satu tim tentang sub bab yang mereka kuasai, dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan seksama, (6) tiap tim ahli mempresentasikan
hasil diskusi, (7) guru memberi evaluasi.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan
dan kekurangan Ibrahim (1989), di antara kelebihannya adalah: (1) dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkerjasama dengan siswa lain, (2) siswa dapat
menguasai pelajaran yang disampaikan, (3) setiap anggota siswa berhak menjadi ahli
dalam kelompoknya, (4) dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif, (5) setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Sedangkan kekurangannya
adalah: (1) membutuhkan waktu yang lama, (2) siswa yang pandai cenderung tidak
mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan kurang pandai pun merasa
minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan
perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini
dilakukan karena peneliti menemukan permasalahan di SMA BOPKRI Banguntapan.
Melalui observasi awal yaitu wawancara dengan para guru bahasa Indonesia SMA
BOPKRI Banguntapan, maka ditemukanlah satu permasalahan yang ingin diteliti yaitu
menulis narasi. Pengambilan data dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan
untuk melihat situasi dan kondisi. Penelitian ini juga termasuk ke dalam ranah
penelitian eksperimental, dikarenakan para siswa siswi kelas X SMA BOPKRI
Banguntapan menjadi subjek penelitian untuk pengambilan data awal, kemudian
menerapkan metode kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran, setelah itu
dilakukan pengambilan data ulang untuk kemudian dibandingkan dengan data awal.
Kasihani Kasbolah (2000) (Hermawan, 2015) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan
tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas
sehari-hari di kelas.
Penelitian ini pada dasarnya dilakukan untuk perbaikan pembelajaran bahasa
Indonesia, terutama untuk meningkatkan kemampuan menulis para siswa-siswi kelas
X SMA BOPKRI Banguntapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27
3.2 Populasi dan Sampel
Subjek penelitian adalah para siswa kelas X SMA BOPKRI Banguntapan Bantul.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat :
SMA BOPKRI Banguntapan Bantul, yang berlokasi di Jalan Sukun
No.94 Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
2. Waktu :
Penelitian diperkirakan dilaksanakan pada awal semester ganjil, sekitar
bulan Agustus-September.
3.4 Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK banyak dikembangkan
oleh beberapa ahli, diantaranya adalah (a) Kemmis dan Carr (1986), (b) Ebbut (1985),
(c) Kemmis dan Mc Taggart (1982), (d) Kurt Lewin (1992).
Model penelitian yang diambil adalah model PTK Kemmis dan Mc Taggart,
dengan empat komponen utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Empat langkah tersebut digambarkan seperti berikut (Hermawan, 2015).
Gambar 3.1 PTK Kemmis dan Mc Taggart
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28
3.5 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian terbagi dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan, setiap pertemuan diadakan penelitian guna mengambil data. Rincian
pelaksanaan tiap siklus sebagai berikut.
3.5.1 Siklus 1
Siklus pertama diadakan dalam kurun waktu satu kali pertemuan. Pertemuan
dilakukan dan diberi tindakan atas dasar rencana yang dipersiapkan sebelumnya, yaitu
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Berikut
uraiannya.
1. Perencanaan
Tahap ini adalah tahap menentukan materi dan media penelitian, kemudian
dirangkum dalam RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
memperhatikan silabus. Materi berupa menulis narasi kelas X dan metode yang
digunakan adalah metode kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus pertama, guru
menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya.
2. Pelaksanaan tindakan
Sesuai dengan RPP, guru mengajarkan materi dengan metode kooperatif teknik
jigsaw, dengan rincian sebagai berikut.
a) Guru memberikan tes awal untuk mengetahui kondisi siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
c) Guru menyampaikan materi mengenai menulis narasi.
d) Guru menyampaikan mengenai teknik jigsaw, membagi siswa ke dalam kelompok
asal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29
e) Guru menerangkan tugas masing-masing siswa, kemudian membagi lagi ke dalam
kelompok ahli.
f) Di dalam kelompok ahli, guru memberikan teks narasi untuk didiskusikan. Tiap
kelompok mendapat teks yang berbeda.
g) Siswa kembali ke kelompok asal, setiap siswa secara bergiliran menceritakan teks
yang didapat dalam kelompok ahli.
h) Siswa dalam kelompok asal menyusun cerita narasi kembali menurut versi
mereka.
i) Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjabarkan hasil kerja kelompoknya.
3. Pengamatan dan Observasi
Selama pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan dan observasi.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan untuk refleksi
siklus berikutnya.
4. Refleksi
Pada tahapan ini, peneliti bersama guru melakukan refleksi terkait penelitian yang
telah dilakukan.
3.5.2 Siklus 2
Sama seperti siklus satu, siklus dua diadakan dalam jangka waktu satu kali
pertemuan, dengan tindakan yang telah dipersiapkan sebelumnya (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat hal tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Mengacu pada siklus satu. Materinya adalah menulis narasi dengan menggunakan
metode kooperatif tipe jigsaw.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30
2. Pelaksanaan tindakan
Langkah-langkah siklus dua sebagai berikut.
1) Guru memberikan tes awal untuk mengetahui perkembangan siswa.
2) Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai.
3) Guru menyampaikan materi pembelajaran
4) Guru menerapkan teknik jigsaw, membagi siswa ke dalam kelompok asal.
5) Guru menerangkan tugas masing-masing siswa, kemudian membagi lagi ke dalam
kelompok ahli.
6) Di dalam kelompok ahli, guru memberikan teks narasi untuk didiskusikan. Tiap
kelompok mendapat teks yang berbeda.
7) Siswa kembali ke kelompok asal, setiap siswa secara bergiliran menceritakan teks
yang didapat dalam kelompok ahli.
8) Siswa dalam kelompok asal menyusun cerita narasi kembali menurut versi
mereka.
9) Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjabarkan hasil kerja kelompoknya.
10) Hasil kerja dikumpulkan kepada guru.
11) Peneliti memeriksa perkembangan siswa.
3. Pengamatan dan Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan observasi ketika pembelajaran berlangsung.
Peneliti mengamati perbandingan siklus dua dengan siklus pertama.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan refleksi mengenai proses,
masalah, dan kendala selama penelitian. Guru memberi saran dan tanggapan kepada
peneliti mengenai tindakan yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara yang dipakai adalah wawancara mendalam (in-depth interviewing)
yang bersifat lentur, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan dilakukan
berulang pada informan yang sama Sutopo (1996) (Sudiatmi,dkk, 2010). Wawancara
ini memang dilakukan pada keadaan santai, di mana guru dan peneliti dalam keadaan
nyaman untuk berbincang-bincang. Seperti pernyataan Sutopo di atas bahwa
wawancara ini bersifat lentur, tidak ketat, dan dalam suasana non formal. Peneliti
mewawancarai guru dalam keadaan sedang istirahat, sekedar pertanyaan sederhana
yang dapat dijadikan fakta untuk penelitian ini. Guru yang diwawancarai ada dua
orang guru bahasa Indonesia. Selain guru, wawancara ini juga dilakukan pada
beberapa siswa.
Instrumen wawancara:
Guru
1) Apa saja persiapan guru sebelum mengajar?
2) Bagaimanakah cara untuk menyambungkan antara materi dengan kehidupan
nyata?
3) Apa saja kesulitan dalam mengajar?
4) Apakah siswa mengalami kesulitan atau hambatan keterampilan berbahasa?
5) Apa saja metode yang digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut?
6) Bagaimana hasil yang diperoleh siswa dengan metode yang digunakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32
7) Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia?
8) Apakah siswa telah mencapai KKM tersebut?
Siswa
1) Apa persiapan yang dilakukan sebelum mengikuti proses belajar pelajaran bahasa
Indonesia?
2) Apakah Anda menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?
3) Apakah Anda gemar menulis?
4) Apa saja hambatan ketika Anda mulai menulis?
5) Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan tersebut?
2. Observasi langsung
Observasi ini dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan observasi berperan
pasif Spradley (Bambang dan Titik, 2010:32). Ada beberapa alasan mengapa observasi
ini dilakukan, yakni :
1) Teknik ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Pengalaman langsung
merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran
2) Teknik ini memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang pernah terjadi pada keadaan
sebenarnya
3) Pengamatan memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33
4) Dapat dipakai untuk mengecek, mengurangi bias manakala peneliti sulit
mengingat peristiwa atau hasil wawancara sebelumnya, ataupun karena reaksi
peneliti yang emosional pada suatu saat
5) Peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang
kompleks Moleong (Sudiatmi, 2010)
6) Pengalaman langsung menjadi alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran,
hal itu tampaknya cocok untuk penelitian ini karena peneliti pernah Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA BOPKRI Banguntapan dan sampai saat ini
peneliti masih menjadi pengajar di sana.
3. Dokumentasi
Dokumen ini dimanfaatkan untuk teknik pengumpulan data karena dalam banyak
hal dokumen sebagai sumber data dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan,
bahkan untuk meramalkan Moleong (Sudiatmi,2010). Teknik mencatat dokumen ini
digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber pada arsip dan dokumen yang
terdapat di sekolah yang berkaitang dengan masalah yang diteliti.
3.7 Instrumen Observasi
Tabel I
Daftar
No. Butir-butir Observasi YA TIDAK
1. Guru membuka pelajaran
2. Guru melakukan presensi kehadiran
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru bertanya kepada siswa
5. Guru menggunakan metode pembelajaran yang
menarik
6. Guru mengaitkan materi dengan kehidupan
nyata
7. Guru menarik kesimpulan dan memberikan
penegasan kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34
8. Guru mengevaluasi hasil belajar
Tabel II
Pedoman Observasi Aktifitas Siswa
No. Butir-butir Observasi YA TIDAK
1. Siswa siap untuk mengikuti pelajaran bahasa
Indonesia
2. Siswa memperhatikan dengan seksama
penjelasan guru
3. Siswa aktif dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru
4. Siswa memahami instruksi yang diberikan guru
5. Siswa dapat menarik kesimpulan dari
pembelajaran
6. Siswa mendapat manfaat dari pembelajaran
7. Siswa kritis terhadap materi yang disampaikan
guru
3.8 Teknik Analisis Data
Peneliti akan mencari rata-rata nilai/mean dari hasil tes siswa menggunakan
rumus : X = ∑
N
Dalam analisis ini, hasil tes diberi skor angka dan dimasukkan pada tabel statistik,
kemudian dicari skor rata-rata dalam satu kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Setelah itu hitung angka persentase yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar. Rumus
untuk mencari persentasi keberhasilan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Prosentase = 100% N F ×
Keterangan :
F = Jumlah skor yang diperoleh siswa
N = Jumlah siswa
Cara yang digunakan oleh peneliti agar memperoleh kesimpulan yang valid adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35
a. Merekapitulasi hasil tes
b. Merekapitulasi hasil pengamatan dan observasi
Siswa dikatakan tuntas dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia apabila
memperoleh nilai 75.
Selain itu, peneliti juga akan mencari uji normalitas dan uji t dua sampel
berpasangan (paired sample t test) menggunakan program SPSS 16 (Statistical
Product and Service Solution). Uji normalitas digunakan untuk memperlihatkan
bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan, uji t
dua sampel berpasangan adalah sebuah sampel dengan subjek yang sama namun
mendapat perlakuan berbeda, dalam hal ini perlakuan diberikan pada prasiklus,
siklus I, dan siklus II.
3.9. Indikator Target Pencapaian
Indikator target pencapaian digunakan untuk mengetahui apakah hasil yang
didapat sudah meningkat dan sesuai target atau masih perlu peningkatan. Indikator
akan disajikan seperti tabel di bawah ini
Target Pencapaian
Prasiklus Siklus I Siklus II
Sebesar 0% dari jumlah
seluruh siswa kelas X (22
orang).
Sebesar 50% dari jumlah
seluruh siswa kelas X (22
orang).
Sebesar 70 % atau lebih
dari seluruh siswa kelas
X (22 orang).
3.10. Rubrik Penilaian Produk
ASPEK RINCIAN RUBRIK PENILAIAN NILAI
(0-10)
Isi Cerita Selaras
dengan Judul Isi cerita sangat selaras
dengan judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36
ISI
Isi cerita kurang
selarang dengan judul
Isi cerita menyimpang
dari judul
Mengandung
Amanat yang
Relevan dengan
Cerita
Mengandung amanat
yang relevan dan
berkaitan dengan cerita
Mengandung amanat
yang kurang relevan
dengan cerita
Mengandung amanat
yang jauh dari relevan
dan tidak berkaitan
dengan cerita
Jalan Cerita
Runtut dan Jelas Jalan cerita sangat
runtut dan sangat jelas
Jalan cerita kurang
runtut tetapi masih jelas
Jalan cerita tidak runtut
dan tidak jelas
Utuh dan Tuntas Terdapat judul, isi, dan
penutup serta jalan
ceritanya tuntas
Terdapat judul dan isi,
tetapi tidak ada penutup
sehingga tidak tuntas
Terdapat isi tetapi tidak
ada judul dan ceritanya
belum tuntas
KEBAHASAAN
Mencerminkan
Kekayaan
Pembendaharaan
Kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
bervariasi sehingga
menggambarkan
kekayaan
pembendaharaan kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
sederhana namun
mencerminkan
kekayaan
pembendaharaan kata
Narasi mengandung
kata-kata yang monoton
dan cenderung diulang-
ulang
Bervariatif dan
Sesuai Konteks Narasi yang dibuat
bervariatif namun tidak
menimpang dari
konteks
Narasi yang dibuat
kurang bervariatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37
tetapi tidak
menyimpang dari
konteks
Narasi yang dibuat
monoton dan keluar
dari konteks
Bergaya Bahasa
Secara Variatif Memiliki gaya bahasa
yang variatif
Memiliki gaya bahasa
sederhana
Tidak memiliki gaya
bahasa dalam penulisan
KERANGKA DAN
POLA URUTAN
WAKTU &
TEMPAT
Mencerminkan
Kerangka Berfikir
yang Kompleks
dan Saling
Berkaitan
Kerangka berfikir utuh,
kompleks, dan saling
berkaitan
Kerangka berfikir
komples tetapi tidak
berkaitan
Kerangka berfikir
kurang kompleks dan
tidak saling berkaitan
Pola Urutan
Waktu dan Tempat
Saling Berkaitan
Memiliki pola urutan
waktu dan tempat yang
saling berkaitan
Memiliki pola urutan
waktu yang saling
berkaitan namun urutan
tempat kurang berkaitan
Tidak memiliki
keterkaitan antara pola
urutan waktu dan
tempat
Pola Urutan
Waktu dan Tempat
Sesuai dengan
Konteks Teks
Naratif
Memiliki keterkaitan
antara pola urutan
tempat dan waktu
dengan konteks teks
naratif
Kurang memiliki
keterkaitan antara pola
urutan tempat dan
waktu dengan konteks
teks naratif
Tidak memiliki
keterkaitan sama sekali
Skor maksimum
No 1 : 10
No 2 : 10
No 3 : 10
No 4 : 10
No 5 : 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38
No 6 : 10
No 7 : 10
No 8 : 10
No 9 : 10
No 10 : 10
Jumlah skor maksimum : 100
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :
Nilai Akhir : jumlah skor yang didapat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan dari hasil penelitian. Dalam bab
ini penulis akan menguraikan : (1) deskripsi data, (2) hasil penelitian, (3)
pembahasan. Berikut uraiannya mengenai ketiga hal tersebut
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
di SMA BOPKRI Banguntapan Bantul . Sekolah tersebut beralamat di Jln.Sukun
No.94 Karangbendo, Banguntapan, Bantul. Penelitian ini diterapkan pada peserta
didik kelas X yang berjumlah 22 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap yang dinamakan siklus, yaitu siklus
satu dan siklus dua. Tetapi, sebelum siklus tersebut dimulai diadakan prasiklus
untuk mengetahui kondisi siswa. Prasiklus dilakukan pada tanggal 21 Agustus
2015 dilakukan oleh Dra. Yasingta Prapti sebagai guru bahasa Indonesia kelas X,
peneliti mengamati guru dan siswa di dalam kelas. Guru memberikan tugas
kepada siswa berupa menulis narasi mengenai perjalanan dari rumah ke sekolah.
Hasil dari tugas itu kemudian dikonfirmasi menjadi nilai awal. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75.
Siklus satu dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2015 dan siklus dua
dilaksanakan pada tanggal 1 September 2015. Siklus satu dan siklus dua
diterapkan oleh peneliti yang dibantu Dra. Yasingta Prapti sebagai observer dan
mendokumentasikan proses penelitian.
Peneliti menggunakan metode kooperatif teknik jigsaw untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik kelas X khususnya dalam materi menulis narasi. Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40
didik dikatakan berhasil jika mengalami peningkatan atau nilainya telah mencapai
kriteria.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Siklus I
Siklus satu terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan,
tahap observasi, dan tahap evaluasi
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan bahan ajar berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan bacaan berupa contoh teks narasi, vidio
“Candi Prambanan”, teks materi narasi untuk jigsaw, lembar kerja siswa, dan
panduan observasi. Peneliti juga mempersiapkan alat dokumentasi berupa
handphone untuk mengambil foto proses penelitian.
2. Tindakan
Penelitian siklus I dilaksanakan pada Jumat, 28 Agustus 2015 pukul 07.15-
08.25 WIB (2x40 menit). Pembelajaran dilakukan pada waktu pagi hari dengan
alasan kondisi peserta didik masih segar.
Pada tahapan ini, peneliti masuk ke dalam kelas untuk mengajar dan
mengambil nilai. Kegiatan dimulai dengan apersepsi berupa pemutaran video “
Candi Prambanan” namun gagal ditayangkan karena proyektor milik sekolah
rusak. Video tersebut diganti berupa teks berjudul “Candi Prambanan” yang telah
peneliti siapkan sebelumnya guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Peneliti juga bertanya pada siswa tentang pengalaman membaca atau menulis teks
narasi. Kegiatan apersepsi ditutup dengan penyampaian tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41
Kegiatan selanjutnya berupa kegiatan inti. Peneliti menerangkan pengertian
dan jenis-jenis paragraf narasi sebagai rangsangan kepada siswa untuk mengetahui
paragraf narasi. Selanjutnya, teknik jigsaw diterapkan dengan membagikan materi
mengenai narasi yang berbeda-beda.
Langkah selanjutnya berupa konfirmasi, yaitu tiap siswa mengerjakan tugas
berupa menulis narasi pengalaman menarik. Namun, belum sempat
menyelesaikan tugasnya waktu telah habis. Waktu yang singkat membuat banyak
siswa belum menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dampak lain dari kekurangan
waktu adalah peneliti belum sempat menutup pembelajaran.
3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan siswa guna memperbaiki siklus berikutnya. Ternyata, dengan
menerapkan teknik jigsaw siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat
mengikutinya. Peneliti meminta penggunaan proyektor kepada kepala sekolah
untuk lebih meningkatkan antusias peserta didik. Sebagian besar siswa masih
dalam keadaan yang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran, oleh karena itu
peneliti meminta jam pagi untuk siklus kedua.
4. Refleksi
Refleksi dugunakan untuk meninjau kembali hasil yang telah dicapai dalam
siklus satu. Siswa antusias dalm mengikuti pembelajaran, namun tugas mereka
terhambat waktu yang singkat sehingga hanya ada 3 orang siswa yang tuntas
KKM, sementara yang belum tuntas ada 19 orang. Gagalnya siklus satu
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, (1) peneliti sudah kehabisan waktu sekitar 5
menit karena proyektor rusak, (2) waktu yang disediakan untuk penelitian terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42
singkat yaitu 2x40 menit, dan (3) sebagian besar siswa belum menyelesaikan
tugasnya karena keterbatasan waktu sehingga berdampak buruk pada nilai.
Selebihnya, tidak ada masalah berarti yang bisa mengakibatkan kegagalan.
Peneliti menyiapkan beberapa hal untuk mengatasi kegagalan di siklus satu,
yaitu (1) meminta proyektor baru kepada kepala sekolah untuk penelitian, (2)
meminta penelitian di hari selasa karena jam pelajaran lebih panjang yaitu 2x45
menit, serta (3) meminta waktu penelitian di pagi hari agar siswa lebih
bersemangat.
Tabel 4.2.1
Tabel Perbandingan Prasiklus dan Siklus 1
No Nilai Akhir Kemampuan Menulis Narasi
Frekuensi Presentase
Prasiklus Siklus 1 Prasiklus Siklus 1
1. 95-100 - - 0% 0%
2. 85-94 - - 0% 0%
3. 75-84 - 3 0% 13,6%
4. 65-74 9 8 40,9% 36,3%
5. 55-64 10 3 45,4% 13,6%
6. 45-54 3 7 13,6% 31,8%
7. 35-44 - - 0% 0%
8. 25-34 - - 0% 0%
9. 15-24 - - 0% 0%
10. 0-14 - - 0% 0%
Jumlah Siswa 22 22
Keterangan : Telah memenuhi KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43
Gambar 4.2.1
Diagram Ketuntasan KKM pada Siklus 1
4.2.2 Analisis Siklus II
4.4.2.1 Perencanaan
Kegiatan penelitian siklus dua dilaksanakan pada Selasa, 1 September 2015
pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan durasi 2x45 menit. Pada
pelaksanaan siklus dua peneliti sudah sangat siap. Peneliti datang ke sekolah pada
pukul 06.30 WIB untuk mengecek proyektor. Persiapan untuk siklus dua kurang
lebih sama dengan siklus satu, hanya saja pada siklus dua menggunakan video
untuk merangsang siswa berfikir.
4.4.2.2 Tindakan
Sama seperti siklus satu, hanya saja waktu yang disediakan lebih panjang
yaitu 2x45 menit. Peneliti mencoba menggunakan bahasa yang lebih komunikatif
agar siswa merasa nyaman dengan pembelajaran. Pada siklus dua ditekankan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44
siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan peneliti dapat menutup
pembelajaran dengan baik.
Langkah pembelajaran kali ini diawali dengan salam dan absensi siswa
dilanjutkan pemutaran video “Legenda Danau Toba”, kemudian peneliti mengajak
siswa untuk menganalisis video tersebut. kegiatan apersepsi diakhiri dengan
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan selanjutanya adalah kegiatan inti. Dalam kegiatan inti, teknik jigsaw
diterapkan, kemudian peneliti membagikan lembar kerja siswa. Siswa dituntut
untuk bisa menyelesaikan tugasnya berupa menulis narasi pengalaman menarik.
Pembelajaran ditutup dengan kegiatan akhir, yaitu peneliti bersama siswa
merefleksikan dan membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilalui.
4.4.2.3 Pengamatan
Kondisi siswa sangat antusias setelah disuguhi video “Legenda Danau Toba”.
Demikian juga dengan pelaksanaan teknik jigsaw, siswa terlihat sangat antusias.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh konsentrasi. Tidak ada halangan
dalam penerapan siklus dua ini, semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana.
Siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, rata-rata siswa mengerjakan
tugasnya sebanyak satu halaman folio.
4.4.2.4 Refleksi
Peneliti merasa puas dengan hasil yang didapat dari siklus dua. Seluruh siswa
yang hadir yang berjumlah 18 orang tuntas. Siklus dua menandakan adanya
peningkatan yang cukup tajam. Hal tersebut dikarenakan kesalahan dalam siklus
satu tidak terulang di siklus dua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45
Tabel 4.2.2
Tabel Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2
No Nilai Akhir Kemampuan Menulis Narasi
Frekuensi Presentase
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1. 95-100 - 9 0% 40,9%
2. 85-94 - 3 0% 13,6%
3. 75-84 3 6 13,6% 27,2%
4. 65-74 8 - 36,3% 0%
5. 55-64 3 - 13,6% 0%
6. 45-54 7 - 31,8% 0%
7. 35-44 - - 0% 0%
8. 25-34 - - 0% 0%
9. 15-24 - - 0% 0%
10. 0-14 - - 0% 0%
Jumlah Siswa 22 22
Keterangan : Telah memenuhi KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46
Gambar 4.2.1
Diagram Ketuntasan KKM pada Siklus 2
4.3 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil
dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut adalah uji normalitas untuk
prasiklus, siklus I, dan siklus II
4.3.1 Uji Normalitas Prasiklus
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Prasiklus 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47
Descriptives
Statistic Std. Error
Prasiklus Mean 56.1364 1.54064
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 52.9324
Upper Bound 59.3403
5% Trimmed Mean 56.5152
Median 57.5000
Variance 52.219
Std. Deviation 7.22624
Minimum 40.00
Maximum 65.00
Range 25.00
Interquartile Range 11.25
Skewness -.437 .491
Kurtosis -.601 .953
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prasiklus .204 22 .018 .905 22 .037
a. Lilliefors Significance Correction
Maka akan keluar beberapa tampilan output. Namun, untuk pengujian normalitas
hanya output Tests of Normality yang digunakan.
Uji Hipotesis :
a. H0 : Data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Data diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal.
b. α = 0.05
c. daerah kritis.
H0 ditolak jika p value (sig.)<0.05.
d. satistik uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48
P value (sig.) = 0.018.
e. Kesimpulan.
Karena p value (sig.) >0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan data
yang diambil berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Normalitas Siklus I
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Siklus I 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Siklus I Mean 57.0455 3.44498
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 49.8812
Upper Bound 64.2097
5% Trimmed Mean 58.9899
Median 62.5000
Variance 261.093
Std. Deviation 1.61584E1
Minimum .00
Maximum 75.00
Range 75.00
Interquartile Range 16.25
Skewness -2.138 .491
Kurtosis 6.774 .953
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Siklus I .209 22 .013 .775 22 .000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49
Uji Hipotesis:
a. H0 : Data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Data diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal.
b. α = 0.05
c. daerah kritis.
H0 ditolak jika p value (sig.)<0.05.
d. satistik uji.
P value (sig.) = 0.013.
e. Kesimpulan.
Karena p value (sig.) >0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan data
yang diambil berdistribusi normal.
4.3.3 Uji Normalitas Siklus II
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
VAR00001 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 74.0909 7.84479
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 57.7768
Upper Bound 90.4050
5% Trimmed Mean 76.7677
Median 90.0000
Variance 1.354E3
Std. Deviation 3.67953E1
Minimum .00
Maximum 100.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50
Range 100.00
Interquartile Range 25.00
Skewness -1.550 .491
Kurtosis .817 .953
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .328 22 .010 .664 22 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Hipotesis:
a. H0 : Data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Data diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal.
b. α = 0.05
c. daerah kritis.
H0 ditolak jika p value (sig.)<0.05.
d. satistik uji.
P value (sig.) = 0.010.
e. Kesimpulan.
Karena p value (sig.) >0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan data
yang diambil berdistribusi normal.
4.4 Uji T Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T Test)
Sampel berpasangan adalah sebuah sampel dengan subjek yang sama namun
mengalami perlakuan yang berbeda, dalam hal ini subjeknya adalah siswa kelas X
SMA BOPKRI Banguntapan dengan hasil dari prasiklus, siklus I, dan siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51
4.4.1 Uji t Dua Sampel Berpasangan Prasiklus dan Siklus I
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Prasiklus 55.9091 22 7.34140 1.56519
Siklus I 57.0455 22 16.15837 3.44498
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Prasiklus & Siklus I 22 .415 .055
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Prasiklus
– Siklus I -1.13636 14.71409 3.13705 -7.66022 5.38750 -.362 21 .721
4.4.2 Uji t Dua Sampel Berpasangan Siklus I dan Siklus II
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Siklus I 55.9091 22 7.34140 1.56519
Siklus II 57.0455 22 16.15837 3.44498
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Siklus I & Siklus II 22 .415 .055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Siklus
I –
Siklus
II
-1.13636 14.71409 3.13705 -7.66022 5.38750 -.362 21 .721
4.4.3 Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Data hasil penelitian kemampuan menulis narasi menunjukkan peningkatan
di setiap siklusnya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas KKM.
Pada tahap prasiklus dan siklus I tidak terlihat perbedaan yang cukup mencolok,
namun jika siklus I dibandingkan dengan siklus II maka akan ditemukan
peningkatan yang cukup tajam. Pada tahap prasiklus tidak ada siswa yang tuntas,
pada tahap siklus I ada 3 siswa yang tuntas dengan presentase 13,63%, dan pada
tahap siklus II ada 18 siswa yang tuntas dengan presentase 81,81%. Dengan
demikian siswa yang tidak tuntas sampai pada siklus II ada empat orang saja.
Pada tahap prasiklus, materi menulis narasi diajarkan oleh guru pengampu
mata pelajaran bahasa Indonesia Dra. Yasingta Prapti, peneliti menjadi pengamat
di dalam kelas. Guru mengajar menggunakan metode ceramah dan penugasan.
Hasil yang diperoleh kurang memuaskan karena pada tahap ini semua siswa
belum mencapai KKM. Nilai rata-rata/mean dari prasiklus adalah 55.
Pada tahap siklus I, peneliti mengajarkan sendiri materi kepada siswa
dengan teknik Jigsaw. Namun, hasil kerja siswa kurang memuaskan karena hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53
3 orang siswa yang tuntas KKM dengan presentase 13,63%. Kendala terbesar
dalam penerapan siklus I adalah terbatasnya waktu sehingga banyak siswa yang
tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Siswa yang memenuhi KKM ditafsirkan
sebagai siswa yang cepat dan rajin dalam mengerjakan tugas sehingga dalam
keterbatasan waktu pun dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat mencapai
KKM. Nilai rata-rata/mean mengalami peningkatan walaupun tidak menonjol
yaitu 59,76.
Pada tahap siklus II mengalami peningkatan yang cukup tajam. Nilai rata-
rata/mean adalah 89,72. Presentase ketuntasan siswa adalah 81,81%. Peningkatan
yang tajam terjadi karena kendala pada siklus I tidak terulang di siklus II. Materi
yang berjalan lancar sesuai rencana dan waktu yang cukup membuat semua siswa
yang hadir pada saat itu yaitu 18 siswa tuntas semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54
Grafik 4.3.1
Nilai Rata-rata dari Prasiklus, siklus I, dan siklus II
4.5 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama mengalami
beberapa kendala yang menyebabkan kegagalan, hal itu terbukti hanya 3 orang
siswa yang lulus dengan presentase 13,63% sedangkan sisanya 86,36% belum
tuntas. Peneliti bersama guru mencari solusi dan pembenahan untuk siklus dua.
Siklus dua menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Siswa yang lulus dalam
siklus dua ada 18 orang dengan presentase keberhasilan 81,81% dan kegagalan
hanya 18,18% saja. Dari data di atas, menunjukkan bahwa ada peningkatan yang
cukup tajam dalam hal ketuntasan belajar. Jarak perbedaan antara siklus satu dan
siklus dua sangat jauh. Hal itu dikarenakan kesalahan dalam siklus satu tidak
terulang di siklus dua sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55
Satu-satunya kendala pada siklus 2 adalah ada empat orang siswa yang tidak hadir
dan keempatnya dinyatakan tidak tuntas.
Siswa dengan presentase perolehan skornya jauh dari skor maksimal
kemungkinan memiliki beberapa kesulitan. Kesulitan tersebut antara lain
kurangnya minat menulis, kurangnya motivasi untuk menulis, pemahaman yang
kurang tentang teks narasi.
Metode kooperatif teknik jigsaw adalah sebuah sarana belajar untuk
meningkatkan minat menulis, motivasi menulis, dan pemahaman tentang teks
narasi. Peneliti memberikan wadah bagi para siswa untuk berkembang dalam hal
kemampuan menulis. Peneliti juga memberikan pemahaman tentang teks narasi.
Para siswa siswi dilatih mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Pada siklus kedua hampir semua siswa skornya mendekati maksimal, hal ini
dikarenakan kesulitan-kesulitan belajar mereka sudah agak teratasi. Hal tersebut
memang belum sempurna, perlu penerapan berulang-ulang dan berkesinambungan
oleh guru agar presentase ketuntasan siswa semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan
saran bagi guru, kepala sekolah, maupun bagi peneliti lain.
1.1 Kesimpulan
Data hasil penelitian memperlihatkan bahwa kemampuan menulis narasi para
siswa kelas X SMA BOPKRI Banguntapan dapat ditingkatkan menggunakan
metode kooperatif teknik jigsaw. Pada tahapan setiap siklusnya dijelaskan seperti
berikut : (1) pada kondisi awal atau prasiklus nilai rata-rata/mean sebesar 55.
Tidak ada siswa yang dapat melampaui batas KKM yaitu 75, (2) pada kondisi
siklus I nilai rata-rata/mean mengalami peningkatan yaitu 59,76 dengan
presentase ketuntasan 13,63 %. Hasil dari siklus I belum sesuai harapan peneliti,
(3) pada kondisi siklus II mengalami peningkatan cukup tajam dengan rata-
rata/mean 89,72 dengan presentase ketuntasan yang cukup tinggi yaitu 81,81%.
Jumlah siswa yang berhasil melampaui KKM ada 18 orang. Jumlah siswa yang
hadir pada saat itu 18 dan semuanya tuntas. Hal ini tentu sesuai dengan harapan
peneliti.
Para siswa siswi kelas X SMA BOPKRI Banguntapan memiliki kelemahan
dalam keterampilan menulis. Hal tersebut menjadi perhatian peneliti dan menarik
untuk dikaji. Metode kooperatif teknik jigsaw adalah sesuatu yang baru bagi siswa
dan bagi guru. Di dalam penelitian, peneliti sekaligus menerapkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57
memperkenalkan teknik jigsaw. Hasilnya sangat memuaskan, hal tersebut
dibuktikan dengan peningkatan yang cukup signifikan di setiap tahapannya.
Pada tahapan prasiklus terlihat para siswa belum dapat memenuhi KKM, hal
tersebut berhasil ditingkatkan pada siklus I walaupun peningkatannya belum
terlalu tajam dan belum sesuai harapan. Hasil memuaskan terlihat pada siklus II.
Siklus II berhasil memenuhi keinginan peneliti. Dengan menggunakan metode
kooperatif teknik jigsaw, siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar. Siswa
yang aktif akan memberikan dampak positif bagi hasil yang diperoleh.
1.2 Implikasi
Metode kooperatif pada dasarnya mengajak siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran. Salah satu teknik dari metode kooperatif adalah teknik jigsaw.
Teknik jigsaw adalah inovasi dari teknik diskusi. Dengan menggunakan teknik
jigsaw, semua peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Teknik jigsaw
cocok untuk pembelajaran menulis dan membaca. Syarat kelompok dalam teknik
jigsaw adalah siswanya yang beragam. Hal itu tentu sangat cocok melihat kondisi
siswa kelas X yang terdiri dari berbagai suku dan latar belakang yang berbeda.
Teknik jigsaw terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi. Jika
teknik ini diterapkan pada siswa, maka pengguna teknik ini perlu memperhatikan
hal-hal di bawah ini
1. Pengguna harus memperhatikan keberagaman siswa, siswa yang beragam
akan semakin baik karena teknik ini akan semakin berguna untuk
membentuk kerja sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58
2. Pengguna harus mengetahui taraf berpikir siswa, hal ini dimaksudkan
agar siwa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
3. Pengguna harus memiliki tujuan yang jelas dalam menggunakan teknik
ini. Metode kooperatif teknik jigsaw bertujuan agar siswa semakin aktif
dan mampu bekerja sama dengan baik.
Metode kooperatif teknik jigsaw sangat perlu dipakai demi peningkatan
hasil belajar. Guru perlu sesering mungkin menerapkan metode kooperatif teknik
jigsaw, tentu saja dengan berbagai kreasi yang perlu ditambahkan sesuai dengan
keperluan peserta didik.
1.3 Saran
Peneliti memiliki saran untuk kepala sekolah, guru, dan peneliti lain. Saran
tersebut berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dikelola.
1. Bagi Kepala Sekolah SMA BOPKRI Banguntapan Bantul
Memberikan bacaan mengenai teks narasi kepada siswa dan teks menarik
lainnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian membaca.
Menulis dan membaca sangat erat kaitannya. Saran lain agar para siswa
diberi wadah untuk sarana mengembangkan talenta menulisnya seperti
lomba menulis.
2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Guru perlu sesekali menerapkan teknik jigsaw pada peserta didik. Hal ini
dapat memacu anak untuk mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri
sendiri dan orang lain. Penerapan teknik jigsaw dimaksudkan agar anak
tidak pasif melainkan aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59
3. Bagi Peneliti Lain
Untuk peneliti lain, diharapkan data ini dapat membantu untuk karya
penelitian lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60
DAFTAR PUSTAKA
Aronson, Elliot dkk. 2011. Cooperation in The Classroom The Jigsaw Method.
London: Pinter & Martin Ltd.
Farida, Anna dkk. 2012. Metode Kreatif Mengajar dan Pengembangan Karakter
Siswa. Bandung: Nuansa.
Hendriana, Heris dkk. 2014. Panduan bagi Guru Penelitian Tindakan Kelas Suatu
Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Refika Aditama.
Hermawan. 2015. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Surakarta: UNS Press.
Ibrahim dan Nana Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
. 2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kusuma, Wijaya dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Indeks.
Lee, Anita. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta: Grasindo.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Maryuni, Titiek. 2006. Ayo Berlatih Mengarang. Surakarta: CV Mediatama.
Muslich, Masnur dan Suyono. 2010. Aneka Model Pembelajaran Membaca dan
Menulis. Malang: Asih Asah Asuh.
Pipin Mauli, Veronika. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Menggunakan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61
Siswa Kelas IV SD Kembaran Bantul Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Pratisto, Arif. 2005. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
2011. Pedoman EYD. Bandung: Yrama Widya.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Slavin, Robert E. 1995. Coperative Learning. Massachusetts: A Simon &
Schuster Company.
Sudiatmi, Titik dan Bambang Triyatno. 2010. Penelitian Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Yogyakarta: Amara Books.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprimanto, Agustinus. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf
Persuasif dalam Pembelajaran yang Menggunakan Metode Kooperatif
Teknik Jigsaw pada Siswa Kelas X-2 Semester 2 SMA Stella Duce Bantul
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Sulistyo, Joko. 2012. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala.
Suwarna, Dadan. 2012. Cerdas Berbahasa Indonesia. Tangerang: Jelajah Nusa.
Taniredja, Tukiran dkk. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Catha Edukatif. 2015. LKS Bahasa Indonesia. Sukoharjo: CV Sidunata.
Walpole, Ronald. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Widharyanto, B. 2006. Pendekatan-pendekatan Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2
Daftar Nama Siswa Kelas X SMA BOPKRI
Banguntapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3
DAFTAR NILAI SISWA
Prasiklus
Nama Sekolah : SMA BOPKRI Banguntapan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Tanggal : 21 Agustus 2015
No No.Induk Nama Siswa P/L Nilai Keterangan
Hadir
1 7709 Yohannes Brachman Richard L 50 Hadir
2 7729 Aldo Rado Nanda Nandang L 45 Hadir
3 7730 Alicia Devantustanansy P 60 Hadir
4 7731 Andreas Adhimas Krisna Dharma L 60 Hadir
5 7732 Bunga Aulia Putri Wuryanti P 55 Hadir
6 7733 Dendrianto Gessong L 40 Hadir
7 7734 Desica Agusta Balubun P 50 Hadir
8 7735 Dias Zinggi Kallon L 50 Hadir
9 7736 Enzo Krisna Adewara L 50 Hadir
10 7737 Erry Setyowati P 55 Hadir
11 7738 Ezra Aldri Putra Twosrianto L 60 Hadir
12 7739 Fansiska Regina Felin Siporay P 65 Hadir
13 7740 Galih Pradipta Adila Pangestu L 65 Hadir
14 7741 Gilberd William Sawaki L 65 Hadir
15 7742 Helanara Madidi P 60 Hadir
16 7743 Natalia Hana Purwanto P 50 Hadir
17 7744 Nico Satya Dewangga L 50 Hadir
18 7745 Reggina Melia Cindy Kartika P 65 Hadir
19 7746 Riya Cahyaningtyas Putri P 65 Hadir
20 7747 Stevanus Iwan Persada L 50 Hadir
21 7748 Theresia Brenda Madidi P 60 Hadir
22 7749 Antonius Rivaldo Djoudou L 60 Hadir
Jumlah Siswa Hadir 22
Bantul 11 September 2015
Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia Peneliti
Dra.Yasingta Prapti Albertus Ragil Wisnu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4
Lembar Observasi Guru Prasiklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5
A. Pedoman Obsevasi Aktifitas Guru
No. Butir-butir Observasi Ya Tidak
1. Guru membuka pelajaran v
2. Guru melakukan presensi kehadiran v
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran v
4. Guru bertanya kepada siswa v
5. Guru menggunakan metode pembelajaran yang
menarik
v
6. Guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata v
7. Guru menarik kesimpulan dan memberikan
penegasan kembali
v
8. Guru mengevaluasi hasil belajar v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6
Lembar Observasi Siswa Prasiklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7
A. Pedoman Observasi Aktifitas Siswa
No. Butir-butir Observasi Ya Tidak
1. Siswa siap untuk mengikuti pelajaran Bahasa
Indonesia
v
2. Siswa memperhatikan dengan seksama
penjelasan guru
v
3. Siswa aktif dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru
v
4. Siswa memahami instruksi yang diberikan guru v
5. Siswa dapat menarik kesimpulan dari
pembelajaran
v
6. Siswa mendapat manfaat dari pembelajaran v
7. Siswa kritis terhadap materi yang disampaikan
guru
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8
Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9
S I L A B U S
Nama Sekolah : SMA BOPKRI Banguntapan
Kelas : X
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Semester : I
Alokasi Waktu :
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk
paragraf naratif, deskriftif, ekspositoris
Kompetensi Dasar : 4.1Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.
Indikator Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/Alat
Menentukan
karakteristik
paragraf naratif
yang dibacanya.
Menentukan
struktur paragraf
narasi.
Membuat
kerangka
paragraf narasi.
Mengembangkan
kerangka
karangan
menjadi
karangan narasi.
Menyunting
paragraf yang
dibuat oleh
temannya
Paragraf
naratif.
Karakteristi
k struktur
paragraf
Kerangka
Cara
menyuntung
paragraf
Tatap Muka
Membaca paragraf
narasi.
Menentukan
karakteristik
paragraf narasi.
Berdiskusi untuk
menentukan
struktur paragraf
narasi.-Membuat
kerangka paragraf
narasi dengan pola
urutan waktu dan
tempat.
Mengembangkan
kerangka karangan
menjadi karangan.
Menyuntung
karangan teman
Penilaian
kognitif:
Buatlah kerangka
karangan narasi
yang mengandung
pola urutan waktu
dan tempat!
Kembangkan
menjadi
karangan.
4 jam
pelajara
n
Sumber:Buku
pelajaran bahasa
Indonesia, Yudistira,
Erlangg hal. 73.
Alat dan bahan: teks
paragraf narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10
RPP Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA BOPKRI Banguntapan, Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X (Sepuluh) / 1
Standar
Kompetensi
: 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk
paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi
Dasar
: 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam bentuk paragraph naratif
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit ( 1 pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam bentuk paragraph naratif.
Karakter siswa yang diharapkan : Rasa hormat dan perhatian ( respect)
Tekun( diligence )
Berani( courage )
2. Materi Pembelajaran (terlampir)
a. Definisi paragraf naratif
c. Jenis Paragraf naratif
d. Contoh paragraph natif
e. Kerangka paragraph naratif
f. Karakteristik atau ciri – ciri paragraph naratif
f. Pola pengembangan waktu dan tempat paragraph naratif
3. Metode Pembelajaran
a. Presentasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi (jigsaw)
d. Penugasan
e. Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
A. KegiatanAwal
Apersepsi :.
Siswa dibagikan teks berjudul “Candi Prambanan”.
Bertanya pada siswa apakah pernah membaca berbagai macam teks
narasi (legenda, cerita rakyat, dll.).
Mengajak siswa untuk menganalisis bersama mengenai teks “Candi
Prambanan”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. KegiatanInti.
Eksplorasi
1. Guru menerangkan pengertian paragraf narasi.
2. Guru menerangkan jenis-jenis paragraf narasi.
3. Guru memberikan paragraf narasi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, teknik jigsaw diterapkan:
1. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok (1 kelompok berisi 3 orang).
Kelompok ini kemudian disebut kelompok asal.
2. Tiap siswa di kelompok asal diberi materi berbeda, yaitu pola
pengembangan narasi, ciri narasi, dan kerangka narasi.
3. Siswa dibagi lagi, siswa di kelompok asal bergabung ke siswa lain
yang materi yang sama. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
4. Di dalam kelompok ahli, siswa berdiskusi dan memperdalam
materinya.
5. Siswa kembali ke kelompok asal.
6. Tiap siswa menjelaskan hasil pemikiran yang telah mereka dapat
dari kelompok ahli.
Konfirmasi
1. Tiap kelompok asal membuat paragraph narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13
2. Beberapa kelompok asal kemudian mempublikasikan hasil
pemikirannya di depan kelas.
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
5. Sumber Belajar
a. Maryuni, Titiek. Ayo Berlatih Mengarang. 2007. Surakarta: Media Tama
b. LKS FOKUS : Tim Catcha Edukatif.,2015. Bahasa Indonesia untuk SMA /
MA Kelas X Semester 1. Sukoharjo : CV Sindhutama
6. Penilaian
a. Rubrik Penilaian Produk
ASPEK RINCIAN RUBRIK PENILAIAN NILAI
(0-10)
ISI
Isi Cerita Selaras
dengan Judul
Isi cerita sangat selaras
dengan judul
Isi cerita kurang
selarang dengan judul
Isi cerita menyimpang
dari judul
Mengandung
Amanat yang
Relevan dengan
Cerita
Mengandung amanat
yang relevan dan
berkaitan dengan cerita
Mengandung amanat
yang kurang relevan
dengan cerita
Mengandung amanat
yang jauh dari relevan
dan tidak berkaitan
dengan cerita
Jalan Cerita Runtut
dan Jelas
Jalan cerita sangat
runtut dan sangat jelas
Jalan cerita kurang
runtut tetapi masih
jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14
Jalan cerita tidak runtut
dan tidak jelas
Utuh dan Tuntas Terdapat judul, isi, dan
penutup serta jalan
ceritanya tuntas
Terdapat judul dan isi,
tetapi tidak ada
penutup sehingga tidak
tuntas
Terdapat isi tetapi tidak
ada judul dan ceritanya
belum tuntas
KEBAHASAAN
Mencerminkan
Kekayaan
Pembendaharaan
Kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
bervariasi sehingga
menggambarkan
kekayaan
pembendaharaan kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
sederhana namun
mencerminkan
kekayaan
pembendaharaan kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
monoton dan
cenderung diulang-
ulang
Bervariatif dan
Sesuai Konteks
Narasi yang dibuat
bervariatif namun tidak
menimpang dari
konteks
Narasi yang dibuat
kurang bervariatif,
tetapi tidak
menyimpang dari
konteks
Narasi yang dibuat
monoton dan keluar
dari konteks
Bergaya Bahasa
Secara Variatif
Memiliki gaya bahasa
yang variatif
Memiliki gaya bahasa
sederhana
Tidak memiliki gaya
bahasa dalam penulisan
KERANGKA
Mencerminkan
Kerangka Berfikir
yang Kompleks
dan Saling
Kerangka berfikir utuh,
kompleks, dan saling
berkaitan
Kerangka berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15
DAN POLA
URUTAN
WAKTU &
TEMPAT
Berkaitan komples tetapi tidak
berkaitan
Kerangka berfikir
kurang kompleks dan
tidak saling berkaitan
Pola Urutan Waktu
dan Tempat Saling
Berkaitan
Memiliki pola urutan
waktu dan tempat yang
saling berkaitan
Memiliki pola urutan
waktu yang saling
berkaitan namun urutan
tempat kurang
berkaitan
Tidak memiliki
keterkaitan antara pola
urutan waktu dan
tempat
Pola Urutan Waktu
dan Tempat Sesuai
dengan Konteks
Teks Naratif
Memiliki keterkaitan
antara pola urutan
tempat dan waktu
dengan konteks teks
naratif
Kurang memiliki
keterkaitan antara pola
urutan tempat dan
waktu dengan konteks
teks naratif
Tidak memiliki
keterkaitan sama sekali
Skor maksimum
No 1 : 10
No 2 : 10
No 3 : 10
No 4 : 10
No 5 : 10
No 6 : 10
No 7 : 10
No 8 : 10
No 9 : 10
No 10: 10
Jumlah skor maksimum : 100
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :
Nilai Akhir : jumlah skor yang didapat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16
Mengetahui,
Guru Mapel Bahasa Indonesia.
(Dra. Yasingta Prapti)
Bantul, 27 Agustus 2015
Peneliti
(Albertus Ragil Wisnu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17
LAMPIRAN RPP
A. PENGERTIAN PARAGRAF NARASI
Menurut Gorys Keraf (2004) berpendapat bahwa narasi merupakan suatu
bentuk wacana yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa yang
membuat pembaca seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu. Narasi adalah karangan berupa cerita yang mengisahkan suatu
peristiwa atau pengalaman dengan urutan waktu.
B. JENIS-JENIS PARAGRAF NARASI
Menurut Gorys Keraf (2007) narasi dibedakan menjadi dua :
1. Narasi ekspositoris (non fiksi/pengalaman nyata)
Bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca, agar
pengetahuannya bertambah. Narasi ekspositoris pertama-tama
bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui
apa yang dikisahkan.sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa
perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut.
2. Narasi sugestif (fiksi/khayal)
Narasi sugestif merupakan narasi yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan daya khayal pembaca. Ia berusaha
menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca melalui daya
khayal yang dimilikinya.
C. CONTOH-CONTOH PARAGRAF NARASI
Di dalam kesusastraan, yang termasuk narasi sebagai berikut :
1. Dongeng
2. Balada
3. Roman
4. Hikayat
5. Novel
6. Cerita pendek/cerpen.
D. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF NARASI
1. Urutan Waktu disebut pula Pola kronologi. Dalam pola ini, kejadian-
kejadian yang diceritakan disampaikan dengan urutan waktu, misalnya
dari pagi hingga pagi lagi, dari zaman dulu sampai zaman sekarang,
dari permulaan hingga selesai, dan sebagainya.
E. CIRI DAN KARAKTERISTIK PARAGRAF NARASI
1. titik sentral karangan naratif adalah kisah
2. melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian
waktu
3. memiliki tokoh yang diceritakan
4. Memiliki alur atau plot dalam penyampaian
F. KERANGKA PARAGRAF NARASI
1. Judul karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18
Judul yang baik memenuhi syarat :
1). Relevan, artinya judul mempunyai hubungan dengan tema
2). Proaktif, artinya judul harus dapat menimbulkan keingintahuan
pembaca terhadap isi karangan. Judul yang singkat bukan berarti judul
itu pendek, akan tetapi judul itu mampu menjelaskan isi karangan.
3). Singkat, artinya judul harus berbentuk rangkaian kata yang singkat.
2. Isi atau gagasan
Gagasan adalah pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan dapat berupa pendapat,
pengalaman, atau pengetahuan.
3. Penutup
Bagian ini merupakan kesimpulan yang harus tetap dijaga agar sesuai
dengan tujuan dan mampu menyegarkan kembali ingatan pembaca.
G. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN NARASI
1. Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai
dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
2. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana
seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan,
kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu
terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19
RPP Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA BOPKRI Banguntapan, Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X (Sepuluh) / 1
Standar
Kompetensi
: 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk
paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi
Dasar
: 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam bentuk paragraph naratif
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit ( 1 pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam bentuk paragraph naratif.
Karakter siswa yang diharapkan : Rasa hormat dan perhatian ( respect)
Tekun( diligence )
Berani( courage )
2. Materi Pembelajaran (terlampir)
a. Definisi paragraf naratif
c. Jenis Paragraf naratif
d. Contoh paragraph natif
e. Kerangka paragraph naratif
f. Karakteristik atau ciri – ciri paragraph naratif
f. Pola pengembangan waktu dan tempat paragraph naratif
3. Metode Pembelajaran
a. Presentasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi (jigsaw)
d. Penugasan
e. Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
A. KegiatanAwal
Apersepsi :.
Siswa dibagikan teks berjudul “Candi Prambanan”.
Bertanya pada siswa apakah pernah membaca berbagai macam teks
narasi (legenda, cerita rakyat, dll.).
Mengajak siswa untuk menganalisis bersama mengenai teks “Candi
Prambanan”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. KegiatanInti.
Eksplorasi
1. Guru menerangkan pengertian paragraf narasi.
2. Guru menerangkan jenis-jenis paragraf narasi.
3. Guru memberikan paragraf narasi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, teknik jigsaw diterapkan:
1. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok (1 kelompok berisi 3 orang).
Kelompok ini kemudian disebut kelompok asal.
2. Tiap siswa di kelompok asal diberi materi berbeda, yaitu pola
pengembangan narasi, ciri narasi, dan kerangka narasi.
3. Siswa dibagi lagi, siswa di kelompok asal bergabung ke siswa lain
yang materi yang sama. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
4. Di dalam kelompok ahli, siswa berdiskusi dan memperdalam
materinya.
5. Siswa kembali ke kelompok asal.
6. Tiap siswa menjelaskan hasil pemikiran yang telah mereka dapat
dari kelompok ahli.
Konfirmasi
1. Tiap kelompok asal membuat paragraph narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22
2. Beberapa kelompok asal kemudian mempublikasikan hasil
pemikirannya di depan kelas.
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
5. Sumber Belajar
a. Maryuni, Titiek. Ayo Berlatih Mengarang. 2007. Surakarta: Media Tama
b. LKS FOKUS : Tim Catcha Edukatif.,2015. Bahasa Indonesia untuk SMA /
MA Kelas X Semester 1. Sukoharjo : CV Sindhutama
6. Penilaian
a. Rubrik Penilaian Produk
ASPEK RINCIAN RUBRIK PENILAIAN NILAI
(0-10)
ISI
Isi Cerita Selaras
dengan Judul
Isi cerita sangat selaras
dengan judul
Isi cerita kurang
selarang dengan judul
Isi cerita menyimpang
dari judul
Mengandung
Amanat yang
Relevan dengan
Cerita
Mengandung amanat
yang relevan dan
berkaitan dengan cerita
Mengandung amanat
yang kurang relevan
dengan cerita
Mengandung amanat
yang jauh dari relevan
dan tidak berkaitan
dengan cerita
Jalan Cerita Runtut
dan Jelas
Jalan cerita sangat
runtut dan sangat jelas
Jalan cerita kurang
runtut tetapi masih
jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23
Jalan cerita tidak runtut
dan tidak jelas
Utuh dan Tuntas Terdapat judul, isi, dan
penutup serta jalan
ceritanya tuntas
Terdapat judul dan isi,
tetapi tidak ada
penutup sehingga tidak
tuntas
Terdapat isi tetapi tidak
ada judul dan ceritanya
belum tuntas
KEBAHASAAN
Mencerminkan
Kekayaan
Pembendaharaan
Kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
bervariasi sehingga
menggambarkan
kekayaan
pembendaharaan kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
sederhana namun
mencerminkan
kekayaan
pembendaharaan kata
Narasi mengandung
kata-kata yang
monoton dan
cenderung diulang-
ulang
Bervariatif dan
Sesuai Konteks
Narasi yang dibuat
bervariatif namun tidak
menimpang dari
konteks
Narasi yang dibuat
kurang bervariatif,
tetapi tidak
menyimpang dari
konteks
Narasi yang dibuat
monoton dan keluar
dari konteks
Bergaya Bahasa
Secara Variatif
Memiliki gaya bahasa
yang variatif
Memiliki gaya bahasa
sederhana
Tidak memiliki gaya
bahasa dalam penulisan
KERANGKA
Mencerminkan
Kerangka Berfikir
yang Kompleks
dan Saling
Kerangka berfikir utuh,
kompleks, dan saling
berkaitan
Kerangka berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24
DAN POLA
URUTAN
WAKTU &
TEMPAT
Berkaitan komples tetapi tidak
berkaitan
Kerangka berfikir
kurang kompleks dan
tidak saling berkaitan
Pola Urutan Waktu
dan Tempat Saling
Berkaitan
Memiliki pola urutan
waktu dan tempat yang
saling berkaitan
Memiliki pola urutan
waktu yang saling
berkaitan namun urutan
tempat kurang
berkaitan
Tidak memiliki
keterkaitan antara pola
urutan waktu dan
tempat
Pola Urutan Waktu
dan Tempat Sesuai
dengan Konteks
Teks Naratif
Memiliki keterkaitan
antara pola urutan
tempat dan waktu
dengan konteks teks
naratif
Kurang memiliki
keterkaitan antara pola
urutan tempat dan
waktu dengan konteks
teks naratif
Tidak memiliki
keterkaitan sama sekali
Skor maksimum
No 1 : 10
No 2 : 10
No 3 : 10
No 4 : 10
No 5 : 10
No 6 : 10
No 7 : 10
No 8 : 10
No 9 : 10
No 10: 10
Jumlah skor maksimum : 100
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :
Nilai Akhir : jumlah skor yang didapat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25
Mengetahui,
Guru Mapel Bahasa Indonesia.
(Dra. Yasingta Prapti)
Bantul, 27 Agustus 2015
Peneliti
(Albertus Ragil Wisnu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26
LAMPIRAN RPP
H. PENGERTIAN PARAGRAF NARASI
Menurut Gorys Keraf (2004) berpendapat bahwa narasi merupakan suatu
bentuk wacana yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa yang
membuat pembaca seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu. Narasi adalah karangan berupa cerita yang mengisahkan suatu
peristiwa atau pengalaman dengan urutan waktu.
I. JENIS-JENIS PARAGRAF NARASI
Menurut Gorys Keraf (2007) narasi dibedakan menjadi dua :
3. Narasi ekspositoris (non fiksi/pengalaman nyata)
Bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca, agar
pengetahuannya bertambah. Narasi ekspositoris pertama-tama
bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui
apa yang dikisahkan.sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa
perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut.
4. Narasi sugestif (fiksi/khayal)
Narasi sugestif merupakan narasi yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan daya khayal pembaca. Ia berusaha
menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca melalui daya
khayal yang dimilikinya.
J. CONTOH-CONTOH PARAGRAF NARASI
Di dalam kesusastraan, yang termasuk narasi sebagai berikut :
7. Dongeng
8. Balada
9. Roman
10. Hikayat
11. Novel
12. Cerita pendek/cerpen.
K. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF NARASI
2. Urutan Waktu disebut pula Pola kronologi. Dalam pola ini, kejadian-
kejadian yang diceritakan disampaikan dengan urutan waktu, misalnya
dari pagi hingga pagi lagi, dari zaman dulu sampai zaman sekarang,
dari permulaan hingga selesai, dan sebagainya.
L. CIRI DAN KARAKTERISTIK PARAGRAF NARASI
1. titik sentral karangan naratif adalah kisah
2. melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian
waktu
3. memiliki tokoh yang diceritakan
4. Memiliki alur atau plot dalam penyampaian
M. KERANGKA PARAGRAF NARASI
4. Judul karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27
Judul yang baik memenuhi syarat :
1). Relevan, artinya judul mempunyai hubungan dengan tema
2). Proaktif, artinya judul harus dapat menimbulkan keingintahuan
pembaca terhadap isi karangan. Judul yang singkat bukan berarti judul
itu pendek, akan tetapi judul itu mampu menjelaskan isi karangan.
3). Singkat, artinya judul harus berbentuk rangkaian kata yang singkat.
5. Isi atau gagasan
Gagasan adalah pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan dapat berupa pendapat,
pengalaman, atau pengetahuan.
6. Penutup
Bagian ini merupakan kesimpulan yang harus tetap dijaga agar sesuai
dengan tujuan dan mampu menyegarkan kembali ingatan pembaca.
N. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN NARASI
1. Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai
dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
2. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana
seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan,
kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu
terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28
Lembar Kerja Siswa Siklus I Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31
Lembar Kerja Siswa Siklus II Teringgi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32
Rekapitulasi Nilai Prasiklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33
Rekapitulasi Nilai Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36
Rekapitulasi Nilai Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37
DAFTAR NILAI SISWA
Prasiklus
Nama Sekolah : SMA BOPKRI Banguntapan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Tanggal : 21 Agustus 2015
No No.Induk Nama Siswa P/L Nilai Keterangan
Hadir
1 7709 Yohannes Brachman Richard L 50 Hadir
2 7729 Aldo Rado Nanda Nandang L 45 Hadir
3 7730 Alicia Devantustanansy P 60 Hadir
4 7731 Andreas Adhimas Krisna Dharma L 60 Hadir
5 7732 Bunga Aulia Putri Wuryanti P 55 Hadir
6 7733 Dendrianto Gessong L 40 Hadir
7 7734 Desica Agusta Balubun P 50 Hadir
8 7735 Dias Zinggi Kallon L 50 Hadir
9 7736 Enzo Krisna Adewara L 50 Hadir
10 7737 Erry Setyowati P 55 Hadir
11 7738 Ezra Aldri Putra Twosrianto L 60 Hadir
12 7739 Fansiska Regina Felin Siporay P 65 Hadir
13 7740 Galih Pradipta Adila Pangestu L 65 Hadir
14 7741 Gilberd William Sawaki L 65 Hadir
15 7742 Helanara Madidi P 60 Hadir
16 7743 Natalia Hana Purwanto P 50 Hadir
17 7744 Nico Satya Dewangga L 50 Hadir
18 7745 Reggina Melia Cindy Kartika P 65 Hadir
19 7746 Riya Cahyaningtyas Putri P 65 Hadir
20 7747 Stevanus Iwan Persada L 50 Hadir
21 7748 Theresia Brenda Madidi P 60 Hadir
22 7749 Antonius Rivaldo Djoudou L 60 Hadir
Jumlah Siswa Hadir 22
Bantul 11 September 2015
Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38
Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40
Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44
Hasil Wawancara Guru dan Siswa
Hasil Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45
Narasumber : Dra. Yasingta Prapti (Guru Bahasa Indonesia Kelas X dan XI)
1. Apa saja persiapan guru sebelum mengajar ?
Saya mempersiapkan materi jauh-jauh hari sebelum mengajar atau
paling tidak sehari sebelum mengajar dengan membaca dan
mempelajari kembali materi-materi dari berbagai sumber buku.
Berbekal pengalaman saya mengajar selama puluhan tahun
membuat materi sudah di luar kepala, tetapi saya selalu mencari
buku baru untuk kemudian dibandingkan.
2. Bagaimanakah cara untuk menyambungkan antara materi dengan
kehidupan nyata ?
Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari mereka dan
pengalaman pribadi. Saya juga sering mengaitkan materi dengan
berita-berita hangat yang saya peroleh dari koran, televisi, radio,
dll.
3. Apa saja kesulitan dalam mengajar ?
Kesulitanya yang paling umum adalah siswa yang mengantuk dan
kurang berminat mengikuti pelajaran sehingga menyulitkan saya
untuk memasukkan materi yang saya ajarkan kepada mereka.
4. Apakah siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam keterampilan
berbahasa ?
Seperti yang diketahui bahwa keterampilan berbahasa ada 4 yaitu
membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Di anatara keempat
keterampilan tersebut keterampilan membaca dan menulis yang
saya rasa masih rendah.
5. Apa saja metode yang digunakan untuk mengatas hambatan tersebut ?
Saya sering menerapkan berbagai teknik untuk mengatasi
kelemahan tersebut, diantaranya teknik diskusi, berpasangan,
permainan.
6. Bagaimana hasil yang diperoleh siswa dengan metode yang digunakan ?
Hasilnya cukup baik dan memuaskan. Pada awalnya mungkin
siswa sulit untuk diajak mengenal materi baru, namun lambat laun
mereka paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46
7. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia ?
Karena Bahasa Indonesia adalaha salah satu mata pelajaran pokok,
maka KKM nya adalah 75, sedangkan untuk mata pelajaran yang
tidak pokok bisa 70
8. Apakah siswa telah mencapai KKM tersebut ?
Sebagian besar siswa telah mencapai KKM tersebut, namun
melalui proses yang panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47
Hasil Wawancara Siswa
Narasumber : Natalia Hana Purwanto
1. Apa persiapan yang dilakukan sebelum mengikuti proses belajar pelajaran
Bahasa Indonesia ?
Persiapannya baca buku pelajaran Bahasa Indonesia semalam
sebelum pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Apakah anda menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia ?
Bahasa Indonesia termasuk mata pelajaran yang saya sukai karena
mudah.
3. Apakah anda gemar menulis ?
Saya kurang menyukainya, kadang-kadang saya juga menulis.
4. Apa saja hambatan ketika anda menulis ?
Sulit menuangkan ide ke dalam tulisan dan sulit untuk menemukan
kata-kata yang pas.
5. Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan tersebut ?
Sejauh ini belum ada, untuk menulis saya masih menjumpai
hambatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48
Teks Narasi yang telah dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI