peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui...

169
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA KELOMPOK B DI TK ISLAM AN-NAHL TANGERANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : SILVI JULIANI NIM. 11150184000045 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

    MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA KELOMPOK B DI

    TK ISLAM AN-NAHL TANGERANG

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

    Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    SILVI JULIANI

    NIM. 11150184000045

    JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    Abstrak

    Silvi Juliani 11150184000045 Peningkatan Kemampuan Membaca

    Permulaan Melalui Media Kartu Huruf pada Kelompok B di TK Islam An-

    Nahl Tangerang.

    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

    membaca permulaan pada kelompok B melalui media kartu huruf di TK Islam

    An-Nahl Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian tidakan kelas kolaboratif dengan menggunakan model Kemmis dan Mc

    Taggart. PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang

    muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu

    perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak didik

    kelompok B TK Islam An-Nahl Tangerang yang berjumlah 11 orang anak. Objek

    penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan pada kelompok B. Metode

    pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Teknis analisis data

    dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Indikator keberhasilan yang

    ditetapkan yaitu minimal 75% dari 11 orang anak mencapai kemampuan

    membaca permulaan pada kelompok B. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan

    pada kelompok B mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan membaca

    permulaan pada kelompok B terlihat dari aspek language, convention of print,

    knowledge of letter, linguistic awarness, motivasi print, other cognitive skill.

    Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada kelompok B melalui media

    kartu huruf dalam pelaksanaan pratindakan 35,14%, dan pada siklus I meningkat

    menjadi 63,29%, karena masih kurang dari kriteria keberhasilan yang diharapkan

    maka dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II dan meningkat sangat baik

    dengan persentase 87,59%. Dengan perolehan tersebut maka penelitian dihentikan

    karena telah mencapai kriteria keberhasilan.

    Kata kunci : kemampuan membaca permulaan, media kartu huruf, anak usia dini.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim.

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

    Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    baik. Shlawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

    mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

    seperti sekarang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

    sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

    dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis

    ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

    1. Dr. Siti Khadijah, MA. Sebagai selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam

    Anak Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Miratul Hayati, M.Pd. sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak

    Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Dr. Fidrayani, M.Psi. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing,

    mengarahkan dan memberikan motivasi terus menerus kepada penulis dari

    awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

    4. Nuraida, M.Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

    5. Segenap dosen jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah

    menyampaikan ilmunya kepada penulis.

    6. Gandriyani Nurvita Winahyu, S.Psi. sebagai kepala sekolah yang telah

    menerima peneliti untuk melakukan penelitian di TK Islam An-Nahl.

    7. Ela Halimah, guru kelas kelompok B yang membantu penulis dalam

    melakukan penelitian ini.

  • vii

    8. Semua siswa kelompok B TK Islam An-Nahl yang telah berkerja sama

    dengan penulis agar penelitian ini berjalan lancar dan selalu memberikan

    senyum semangat kepada penulis setiap harinya.

    9. Orang tua saya bapak Ahmad Fauzi dan ibu saya Olviana. S, yang tidak

    henti-hentinya mendoakan saya, memberikan bantuannya berupa moril

    maupun materil, memberikan semangat demi keberhasilan saya.

    10. Tak lupa kepada abang saya Anggi Olfa Saputra dan kaka ipar saya Dinna

    Novitasari, yang selalu menjadi penyemangat dan motivasi untuk

    mengerjakan skripsi ini.

    11. Sahabat-sahabatku wi-fi hunter (Rahma, Sarah, Syifa Siti, Rita, Virna)

    yang selalu memberikan masukan, dorongan maupun motivasi kepada

    penulis dalam proses menyusun skripsi ini.

    12. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas B PIAUD angkatan 2015

    yang selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.

    13. Orang-orang yang telah bersedia meminjamkan laptopnya kepada penulis

    sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

    14. Dan semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari ataupun

    tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan

    baik.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

    dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

    kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi semua pihak terutama bagi para pengembang produk pendidikan.

    Jakarta, 13 November 2019

    Silvi Juliani

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL ................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

    SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI................................................... iv

    ABSTRAK ......................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

    B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................................. 5

    C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................. 5

    D. Perumusan Masalah Penelitian............................................................... 5

    E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

    F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

    BAB II KAJIAN TEORITIS

    A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti ..................................................... 7

    1. Kemampuan Membaca Permulaan .................................................. 7

    a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan .......................... 7

    b. Tahap-tahap Perkembangan Membaca AUD............................. 9

    c. Aspek-aspek Membaca Permulaan ............................................ 12

    d. Indikator Perkembangan Membaca pada Anak

    Usia 5-6 Tahun ........................................................................... 15

    e. Tujuan Membaca Permulaan...................................................... 17

    2. Media Kartu Huruf ........................................................................... 19

    a. Pengertian Media ....................................................................... 19

    b. Manfaat Penggunaan Media ....................................................... 20

  • ix

    c. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................................. 21

    d. Pengertian Kartu Huruf .............................................................. 23

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 25

    C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 26

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 28

    B. Metode Penelitian................................................................................... 29

    C. Subjek Penelitian .................................................................................... 30

    D. Peran Peneliti dalam Penelitian .............................................................. 30

    E. Prosedur Penelitian Tindakan ................................................................ 31

    1. Observasi Awal ................................................................................ 31

    2. Perencanaan Tindakan ..................................................................... 31

    3. Tahapan Pengamatan ....................................................................... 32

    4. Refleksi ............................................................................................ 38

    F. Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................................. 38

    G. Data dan Sumber Data ........................................................................... 39

    1. Data .................................................................................................. 39

    2. Sumber Data ..................................................................................... 40

    H. Teknik dan Pengumpulan Data .............................................................. 40

    1. Jenis Instrumen ................................................................................ 40

    2. Kisi-kisi Instrumen ........................................................................... 42

    a. Definisi Konseptual .................................................................... 42

    b. Definisi Operasional................................................................... 43

    I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..................................................... 48

    J. Analisis dan Interpretasi Data ................................................................ 49

    1. Analisis Data Kualitatif .................................................................... 49

    2. Analisis Data Kuantitatif .................................................................. 50

    K. Koding Data ........................................................................................... 51

    1. Catatan Lapangan ............................................................................. 51

    2. Catatan Wawancara .......................................................................... 52

  • x

    BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 53

    1. Deskripsi Umum .............................................................................. 53

    2. Deskripsi Khusus ............................................................................. 54

    a. Deskripsi Data dan Pra Penelitian (Pra Siklus) .......................... 54

    b. Analisis Gambaran Awal Pembelajaran di Kelompok B ........... 58

    c. Refleksi Gambaran Awal Pembelajaran .................................... 59

    B. Deskripsi Hasil Data dan Hasil Intervensi Tindakan ............................. 60

    1. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................................ 60

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I......................................................... 61

    3. Pengamatan ...................................................................................... 72

    4. Refleksi ............................................................................................ 74

    C. Deskripsi Data Siklus II ......................................................................... 76

    1. Perencanaan Siklus II ....................................................................... 76

    2. Tindakan Siklus II ............................................................................ 77

    3. Pengamatan ...................................................................................... 88

    4. Refleksi ............................................................................................ 92

    D. Analisis Data .......................................................................................... 93

    1. Analisis Data Kuantitatif .................................................................. 93

    2. Analisis Data Kualitatif .................................................................... 95

    E. Reduksi Data .......................................................................................... 96

    F. Temuan Penelitian .................................................................................. 109

    G. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 109

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 110

    B. Implikasi ................................................................................................. 110

    C. Saran ....................................................................................................... 111

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 117

  • xi

    DAFTAR TABEL

    TABEL 2.1 : Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 25

    TABEL 3.1 : Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 28

    TABEL 3.2 : Rencana Program Pelaksanaan Siklus I ....................................... 33

    TABEL 3.3 : Rencana Program Pelaksanaan Siklus II ...................................... 35

    TABEL 3.4 : Kriteria Pencapaian Indikator ...................................................... 39

    TABEL 3.5 : Sumber Data ................................................................................. 39

    TABEL 3.6 : Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Membaca

    Permulaan ........................................................................................................... 43

    TABEL 3.7 : Instrumen Pengamatan ................................................................. 44

    TABEL 3.8 : Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan .................. 45

    TABEL 4.1 : Nama Tenaga Kependidikan Guru TK Islam An-Nahl

    Tahun 2019/2020 ............................................................................................... 54

    TABEL 4.2 : Nama Anak Kelompok B TK Islam An-Nahl .............................. 55

    TABEL 4.3 : Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak

    pada Pra-Tindakan ............................................................................................. 60

    TABEL 4.4 : Data Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Kartu Huruf pada Siklus I .................................................................................. 73

    TABEL 4.5 : Rencana Pelaksanaan Siklus II..................................................... 77

    TABEL 4.6 : Data Perbandingan Skor dan Presentase Kemampuan Membaca

    Permulaan pada Kelompok B pada Pra-Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ........ 89

    TABEL 4.7 : Data Hasil Kenaikan Pra-Penelitian, Siklus I, dan Siklus II ........ 93

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    GAMBAR 2.1 Kerangka Teoritik Membaca Permulaan ................................... 27

    GAMBAR 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart ................................................ 29

    GAMBAR 3.2 Komponen-komponen Data Analisis:Model Alir...................... 50

    GAMBAR 3.3 Rumus Penilaian Menurut Anas Sudijono ................................ 51

    GAMBAR 4.1 Tampak depan TK Islam An-Nahl ............................................ 53

    GAMBAR 4.2 Ruang kelas kelompok B ........................................................... 53

    GAMBAR 4.3 Kegiatan menulis macam-macam anggota tubuh ...................... 57

    GAMBAR 4.4 Kegiatan senam.......................................................................... 58

    GAMBAR 4.5 Kegiatan bermain hula hup ........................................................ 58

    GAMBAR 4.6 Anak melompati huruf dan menyebutkannya ............................ 62

    GAMBAR 4.7 Anak menyusun namanya sendiri menggunakan

    kartu huruf .......................................................................................................... 63

    GAMBAR 4.8 Menghubungkan huruf kapital dan huruf kecil yang

    sesuai .................................................................................................................. 65

    GAMBAR 4.9 Menyebutkan huruf A-Z ............................................................ 67

    GAMBAR 4.10 Mengelompokkan gambar dengan huruf awalan

    yang sama ........................................................................................................... 67

    GAMBAR 4.11 Anak melengkapi huruf awalan pada gambar yang

    Diberikan ............................................................................................................ 69

    GAMBAR 4.12 Mengelompokkan huruf vocal dan konsonan .......................... 70

    GAMBAR 4.13 Membaca kata dan menyusun huruf dari kata yang

    Diberikan ............................................................................................................ 71

    GAMBAR 4.14 Perbandingan kemampuan membaca permulaan pada anak

    melalui media kartu huruf pada pra-tindakan dan siklus I ................................. 74

    GAMBAR 4.15 Menyebutkan huruf abjad ........................................................ 80

    GAMBAR 4.16 Menyusun namanya sendiri menggunakan kartu huruf ........... 80

    GAMBAR 4.17 Menghubungkan huruf kapital dengan huruf kecil yang

    Sesuai ................................................................................................................. 82

  • xiii

    GAMBAR 4.18 Mengelompokkan gambar dengan huruf awalan yang

    Sama ................................................................................................................... 84

    GAMBAR 4.19 Mengelompokkan huruf vocal dan konsonan .......................... 86

    GAMBAR 4.20 Melengkapi huruf awalan pada gambar yang

    Diberikan ............................................................................................................ 86

    GAMBAR 4.21 Membaca kata dan menyusun huruf dari kata ......................... 88

    GAMBAR 4.22 Presentase Peningkatan Kemampuan Membaca

    Permulaan pada Anak Kelompok B ................................................................... 91

    GAMBAR 4.23 Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui

    Media Kartu Huruf pada Pra-Penelitian, Siklus I, dan Siklus II ........................ 92

    GAMBAR 4.24 Diagram Peningkatan Siklus I dan Siklus II ............................ 94

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Wawancara dan Format Observasi Pembelajaran di Kelas

    Lampiran 2 Dokumentasi

    Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Membaca Permulaan

    Lampiran 4 Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

    Lampiran 5 Penilaian Instrumen Pra-Penelitian

    Lampiran 6 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus I

    Lampiran 7 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus I Setiap Anak

    Lampiran 8 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus II

    Lampiran 9 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus I Setiap Anak

    Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

    Lampiran 11 Surat-surat Pendukung Penelitian

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Salah satu aspek perkembangan yang dimiliki anak adalah aspek

    perkembangan bahasa. Di mana dalam perkembangannya itu mencakup

    kemampuan membaca, menulis, menyimak, mendengar, berbicara dan

    berkomunikasi. Kemampuan membaca permulaan adalah hal penting yang

    harus dimiliki oleh anak, karena kemampuan membaca permulaan adalah

    kemampuan yang mendasar untuk anak melanjutkan ke tahap selanjutnya.

    Kemampuan membaca permulaan ini anak sangat banyak

    membutuhkan stimulasi dari orang tua maupun guru di sekolah. Lemahnya

    kemampuan membaca permulaan pada anak akan memberikan dampak

    buruk bagi anak itu sendiri, baik dari segi mental maupun dari prestasi

    akademik. Kelemahan ini akan membuat anak akan berkecil hati, tidak ada

    rasa percaya diri, dan menyebabkan motivasi belajar pada anak menjadi

    rendah.1 Dalam hal ini sebaiknya guru maupun orang tua di rumah banyak

    memberikan stimulus kepada anak agar membaca permulaan pada anak

    dapat terasah dengan baik.

    Membaca permulaan adalah kemampuan awal yang dilewati anak

    dalam proses menguasai kemampuan membaca secara menyeluruh.

    Membaca permulaan biasanya didapatkan anak Taman Kanak-kanak yaitu

    sekitar 4-6 tahun. Anak-anak yang mendapat stimulasi dalam kemampuan

    membaca akan lebih mudah menyerap informasi dan pengetahuan pada

    waktu-waktu selanjutnya dalam kehidupan anak itu sendiri.2 Anak yang

    gemar membaca, kemampuan dan hasil akademisnya akan lebih baik.

    Karena di dalam membaca, mental dan otak anak aktif. Ketika membaca,

    1 Tatik Ariyati, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan

    Media Gambar”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vo. 8 Edisi I, 2014, h. 48. 2 Erna Ikawati, “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini”, Jurnal

    Logaritma, Vol. 1 No. 02, 2013, h. 2.

  • 2

    pikiran dan imajinasi anak sama-sama aktif.3 Berinteraksi dengan orang

    yang lebih tua juga dapat mendukung perkembangan bahasa pada anak itu

    sendiri.

    Membaca permulaan lebih kepada kegiatan yang mencakup

    beberapa kegiatan seperti mengenal huruf dan kata-kata,

    menghubungkannya dengan bunyi atau menyuarakan huruf, suku kata, dan

    kalimat yang dibentuk dalam tulisan ke dalam bentuk lisan.4 Kemampuan

    membaca permulaan merupakan keterampilan dasar anak, bila

    kemampuan dasarnya itu tidak kuat maka masa pada tahap selanjutnya

    anak-anak mengalami kesulitan. Kemampuan membaca permulaan ini

    merupakan bekal anak untuk masuk dalam jenjang berikutnya.

    Usaha yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan membaca

    permulaan pada anak yaitu melakukan permainan sambil belajar

    menggunakan media pembelajaran yang menarik. Bermain sambil belajar

    membutuhkan media yang sesuai dengan materi yang disampaikan,

    kegiatan dilakukan dan disesuaikan dengan tingkat berpikir anak. media

    pembelajaran untuk anak TK sebaiknya dapat menimbulkan motivasi dan

    ketertarikan pada anak.5 Oleh karena itu, untuk dapat mengembangkan

    kemampuan membaca permulaan pada anak guru dapat memfasilitasi dan

    mendukung keberhasilan anak.

    Penelitian ini dilakukan di TK Islam An-Nahl yang merupakan

    salah satu TK di Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. TK Islam An-

    Nahl terdiri dari 3 kelas yang terdiri dari kelompok Play Group, kelompok

    A, dan kelompok B. Fokus penelitian ini ditunjukan kepada anak-anak

    kelompok B yang terdiri dari 10 orang anak.

    3 Masri Sareb Putra, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h.

    123. 4 Adharina Dian Pertiwi, “Study Deskriptif Proses Membaca Permulaan Anak Usia Dini”

    Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 05 Edisi 1, 2016, h. 760 & 761. 5 Partijem, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Flannel

    Pintar Kelompok A TK Negeri Pembina Bantul”, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 6 Edisi 1, 2017, h.

    84.

  • 3

    Berdasarkan observasi awal di TK Islam An-Nahl, kemampuan

    membaca permulaan di kelompok B belum berkembang dengan baik.

    Ketika pembelajaran terdapat anak yang masih kesulitan dalam mengenal

    dan menyebutkan simbol huruf yang dituliskan atau diperlihatkan guru,

    dengan kata lain masih banyak terdapat anak yang kesulitan dalam

    mengingat huruf yang telah diajarkan oleh guru. Masih terdapat juga anak

    yang belum dapat membedakan huruf kapital dengan huruf kecil yang

    sesuai. Karena perkembangan setiap anak berbeda-beda sama halnya

    dengan membaca, masih terdapat anak yang sudah lancar membaca ada

    juga yang masih terdapat anak yang belum dapat mengenal beberapa huruf

    alfabet, belum dapat membedakan beberapa huruf alfabet, dan belum dapat

    membaca gabungan suku kata menjadi kata.6

    Melihat permasalahan yang ada tersebut maka peneliti dan guru

    sepakat untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada

    anak dengan media yang tepat, dikarenakan membaca ini juga perlu dan

    bahkan penting untuk bekal anak di masa mendatang. Guru dan peneliti

    akan mencoba meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak

    dengan tetap berpedoman pada bermain sambil belajar. Bermain sambil

    belajar dipilih agar pembelajaran yang ada lebih menarik dan melibatkan

    peran aktif kepada anak tanpa adanya paksaan dan tekanan. Media

    bermain dalam penelitian ini berbentuk kartu huruf.

    Media pembelajaran bermanfaat untuk memudahkan anak untuk

    belajar memahami pembelajaran yang sulit atau menyederhanakan sesuatu

    yang begitu kompleks. Hamalik dalam Syari’ati berpendapat bahwa media

    dalam proses pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan yang ingin

    disampaikan dan mengurangi verbalitas saat pembelajaran, memperdalam

    pemahaman anak pada materi pelajaran di sekolah, memperagakan sesuatu

    yang abstrak ke sesuatu yang lebih kongkret, mengatasi keterbatasan

    ruang, waktu, dan daya ingat, mendorong anak untuk berperan aktif dalam

    proses belajar, mengenali sifat unik setiap anak yang berbeda-beda dalam

    6 Hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok B di TK Islam An-Nahl.

  • 4

    proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kepada anak untuk

    mengulang kembali pelajaran yang diberikan, serta memperlancar kegiatan

    belajar mengajar dan mempermudah tugas mengajar guru.7 Dengan

    menggunakan media akan lebih memudahkan guru dalam menerangkan

    materi pembelajaran di kelas.

    Slamet dalam Trisniwati mengungkapkan bahwa media kartu huruf

    adalah salah satu metode permainan yang cukup efektif untuk

    mengembangkan kemampuan mengenal huruf karena anak usia 5-6 tahun

    masih pada tahap pra operasional, yaitu anak masih belajar melalui benda

    konkret.8 Penelitian ini menggunakan kartu huruf sebagai medianya.

    Media ini digunakan untuk dapat membantu anak dalam mengenal atau

    mengetahui huruf dan bentuknya, membedakan huruf, dan mencoba

    menyusunnya menjadi sebuah kata. Permainan kartu huruf ini memiliki

    berbagai kelebihan yaitu permainan kartu huruf ini dapat dikreasikan

    dengan beberapa cara bermain, media ini mudah dibuat dan sederhana,

    serta memberi kebebasan kepada anak untuk menyusun kata sesuai dengan

    gagasannya.

    Media kartu huruf ini harus dikemas sedemikian rupa agar dapat

    meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak, harus

    diperlukan metode bermain dengan kartu huruf yang menarik untuk anak,

    melibatkan peran aktif anak. Untuk mengetahui seberapa besar

    peningkatan yang terjadi, maka penelitian ini mengangkat judul

    “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Kartu Huruf pada Kelompok B di TK Islam An-Nahl Tangerang”.

    7 Syari’ati Masyithoh, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Balok Huruf pada Kelompok B TK Negeri Pembina Bantul”, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 05

    Edisi 2, 2016, h. 801&802. 8 Trisniwati, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Metode

    Permainan Kartu Huruf pada Kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan Yogyakarta”

    (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 4.

  • 5

    B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar penelitian lebih

    fokus dan tidak terjadi perluasan maka dilakukan fokus masalah dalam

    penelitian tindakan kelas pada kelompok B di TK Islam An-Nahl

    Tangerang yaitu, media pembelajaran yang digunakan dalam

    meningkatkan kemampuan membaca permulaan masih terbatas dan

    kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B masih kurang.

    Penelitian ini dilakukan pada kelompok B di TK Islam An-Nahl

    Tangerang. Fokus dalam penelitian ini yaitu tentang cara yang digunakan

    untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada kelompok B

    melalui media kartu huruf. Pada kegiatan media kartu huruf terdapat

    kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan membaca permulaan

    pada anak.

    C. Pembatasan Fokus Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada kelompok B di TK Islam An-Nahl

    Tangerang tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini difokuskan sebagai

    upaya dalam meningkatkan perkembangan kemampuan membaca

    permulaan melalui media kartu pada kelompok B. Metode yang digunakan

    yaitu Penelitian Tindakan Kelas.

    D. Perumusan Masalah Penelitian

    Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui

    media kartu huruf pada kelompok B di TK Islam An-Nahl?

    2. Apakah kemampuan membaca permulaan pada kelompok B di TK

    Islam An-Nahl Tangerang meningkat setelah menggunakan media

    kartu huruf?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:

  • 6

    1. Mendeskripsikan bagaimana peningkatan kemampuan membaca

    permulaan melalui media kartu huruf pada kelompok B di TK Islam

    An-Nahl Tangerang.

    2. Mengetahui apakah ada peningkatan dalam kemampuan membaca

    permulaan setelah digunakannya media kartu huruf pada kelompok B

    di TK Islam An-Nahl Tangerang.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    antara lain untuk:

    1. Bagi Guru

    Memberikan pengalaman dan tambahan informasi untuk guru

    tentang program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan

    membaca pada anak.

    2. Bagi Peserta Didik

    Hasil penelitian ini dapat mengembangkan atau meningkatkan

    kemampuan membaca anak dengan cara yang menyenangkan, aktif

    dan kreatif.

    3. Bagi Sekolah

    Menambah referensi kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan

    kualitas pembelajaran di sekolah dan sebagai acuan dalam

    menciptakan kegiatan yang menarik

    4. Bagi Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    Penelitian ini dapat dijadikan sumber reverensi untuk

    meningkatkan kemampuan membaca permulaan, dan sumber reverensi

    skripsi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

    1. Kemampuan Membaca Permulaan

    a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan

    Dalam pandangan Spodek dan Saracho dalam Windarti,

    membaca awal pada anak prasekolah adalah sebuah proses

    memperoleh makna dari barang cetak.9 Menurut Suhartono dalam

    Sujarwo, berpendapat bahwa membaca permulaan dapat diartikan

    suatu tahap awal yang dilakukan oleh anak untuk memperoleh

    kecakapan dalam membaca. Yaitu kemampuan atau keterampilan

    mengenal tulisan sebagai lambang atau simbol bahasa, sehingga

    anak dapat menyuarakan tulisan tersebut. Membaca permulaan

    bagi anak adalah tahap awal anak belajar mengenal huruf dan

    simbol bunyi dan mensuarakannya, sebagai dasar dalam

    pembelajaran membaca berikutnya.10

    Beberapa pendapat di atas

    dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan tahap

    awal anak mengenal huruf dan simbol bunyi lalu menyuarakannya

    sebagai dasar membaca untuk tahap selanjutnya.

    Steinberg dalam Anggraeni, mengatakan bahwa membaca

    permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram

    kepada anak prasekolah. Program ini merupakan perkataan-

    perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan

    bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang

    9 Tri Windarti, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

    Melalui Permainan Tangga Literasi di RA (Raudhatul Athfal) Al-Baraakah Sariharjo Ngaglik

    Sleman”, Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Edisi 11, 2015, h. 4. 10

    Sujarwo, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Video

    Compact Disc pada Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat,

    Vol. 3 No. 1, 2016, h.30.

  • 8

    menarik sebagai perantara pembelajaran.11

    Kegiatan untuk

    mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak harus

    dikemas semenarik mungkin agar anak tertarik dengan kegiatan

    tersebut.

    Khusnul Laely berpendapat bahwa membaca permulaan

    adalah kesanggupan anak dalam membaca gambar untuk mengenal

    huruf, suku kata, dan kata yang melambangkannya sehingga dapat

    membaca kata demi kata dalam kalimat sederhana.12

    Menurut

    Azhar dalam Salmiati, membaca awal anak belajar menguasai

    huruf vocal dan konsonan serta bunyinya. Anak belajar bahwa

    huruf “i” memberikan suara “i”, huruf “b” memberikan suara “be”,

    dan sebagainya. Selanjutnya anak mulai menggabungkan bunyi “b”

    dengan “i” menjadi “bi”, bunyi “n” dengan “a” menjadi “na”, dan

    seterusnya. Baru kemudian anak mampu menggabungkan suku

    kata menjadi kata, misalnya “bi” dengan “ru” menjadi “biru”.13

    Tahapan membaca permulaan anak dimulai dari mengenal huruf

    terlebih dahulu.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulan

    bahwa membaca permulaan adalah proses anak memperoleh

    makna dari barang cetak, anak belajar mengenal huruf serta

    menyuarakannya, mengenal suku kata menjadi kata, membaca kata

    demi kata dalam kalimat sederhana, mengenal huruf vocal dan

    konsonan. Cara yang digunakan untuk mempelajarinya yaitu

    dengan cara yang menyenangkan dan menarik perhatian anak.

    11

    Ria Anggraeni, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui

    Penggunaan Media Papan Flanel pada Anak”, Jurnal Pendidikan Guru PAUD, Edisi 5, 2015, h. 3. 12

    Khusnul Laely, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Penerapan

    Media Kartu Gambar”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 7 Edisi 2, 2013, h. 308. 13

    Salmiati, “Penerapan Media Flash Card Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

    Permulaan pada Anak Kelompok A PAUD di Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Buah Hati, Vol. 5

    No. 2, 2018, h. 121.

  • 9

    b. Tahap-tahap Perkembangan Membaca Permulaan

    Anak Usia Dini

    Perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia

    4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:

    1) Tahap Fantasi (Magical Stage)

    Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku.

    Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara

    membolak-balik buku. Kadang anak juga suka membawa-bawa

    buku kesukaannya.

    2) Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage)

    Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai

    melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura

    membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman

    sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku

    meskipun tidak cocok dengan tulisan.

    3) Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)

    Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat

    menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan

    kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat

    mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal

    cetakan kata serta sudah menghafal abjad.

    4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)

    Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-

    tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu,

    pasta gigi dan lain-lain.

    5) Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)

    Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas,

    menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang

    dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan.

  • 10

    Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan

    pengalaman anak semakin mudah dibaca.14

    Rahmawati mengungkapkan pendapat bahwa dalam tahap

    membaca permulaan pada anak mulai diperkenalkan dengan

    berbagai simbol huruf, mulai dari simbol huruf /a/ sampai dengan

    /z/.15

    Dalam tahap ini anak hanya diajarkan tentang huruf alfabet

    dari mulai huruf a sampai z. Menurut Maryatun dalam Aida,

    menjelaskan ada 4 tahapan dalam membaca awal (4-6 tahun) yaitu:

    a. Membaca gambar

    b. Membaca gambar dan huruf

    c. Membaca gambar dan kata

    d. Membaca kalimat.16

    Jeann Chall dalam Partijem mengatakan bahwa ada 4

    tahapan perkembangan kemampuan membaca permulaan, yaitu:

    a. Tahap dasar (0)

    Pada tahap ini ditandai ketika anak mulai menguasai

    prasyarat membaca dan membedakan huruf dalam alphabet.

    Kemudian anak dapat membaca beberapa kata yang sering

    ditemui seperti di televisi atau media lainnya. Hal ini dapat

    dikatakan bahwa anak sudah dapat membedakan antara pola

    huruf meskipun belum dapat mengerti kata itu sendiri.

    b. Tahap 1

    Tahap ini terjadi pada tahun pertama sekolah, anak belajar

    kecakapan merekam fonologi yang digunakan untuk

    menerjemahkan simbol-simbol ke dalam suara dan kata-kata.

    14

    Fitriana Halimatussa’diyah, “Pengembangan Media Big Book untuk Menstimulasi

    Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B PAUD Tanwirul Qulub Tahun Ajaran

    2016/2017”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 8 No. 2, 2017, h. 2&3. 15

    Rahmawati, “Strategi Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Melalui Media

    Kata Bergambar”, Jurnal SAP, Vol. 1 No. 3, 2017, h. 260. 16

    Siti Aida, dkk, “Meningkatkan Keterampilan Membaca Awal Melalui Metode

    Struktural Analitik Sintetik dengan Media Audio Visual”, Jurnal Ilmiah Potensia, Vol. 3 (1),

    2018, h. 58.

  • 11

    c. Tahap 2

    Anak sudah belajar membaca dengan fasih dan menguasai

    hubungan dari huruf ke suara serta dapat membaca sebagian

    besar kata dan kalimat sederhana.

    d. Tahap 3

    Anak sudah bisa mendapatkan informasi dari materi yang

    tertulis. Anak anak belajar dari buku yang mereka baca.17

    Menurut Ahmad Susanto dalam Musodah tahap

    perkembangan anak usia 5-6 tahun berada pada tahap pengenalan

    bacaan. Anak sudah mulai tertarik pada bacaan dan mulai

    membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti kardus susu,

    pasta gigi dan lain-lain. Anak sudah tertarik pada bahan bacaan dan

    mulai mengingat kembali bentuk huruf dan konteksnya, pada tahap

    ini anak juga sudah mulai mengenal abjad dan pada akhirnya anak

    memahami bahwa setiap huruf memiliki bentuk dan makna yang

    berbeda.18

    Anak lebih banyak tertarik dengan membaca tanda-

    tanda yang ada di lingkungannya. Pada tahap ini anak mulai

    memahami bentuk dan makna dari huruf yang berbeda-beda.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan

    bahwa tahap perkembangan membaca permulaan pada anak

    dimulai dari anak belajar menggunakan buku, anak mulai terlibat

    dalam kegiatan membaca atau pura-pura membaca buku, dapat

    menemukan kata yang dikenalnya, mulai membaca tanda-tanda

    yang ada di lingkungannya seperti kotak susu dan pasta gigi,

    membedakan beberapa huruf alfabet, dan membaca kalimat

    sederhana.

    17

    Partijem, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Flannel

    Pintar Kelompok A TK Negeri Pembina Bantul”, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 6 Edisi. 1, 2017,

    h. 85&86. 18

    Ari Musodah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B2 RA Ma’arif NU Karang Tengah Kertanegara

    Purbalingga” (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 18.

  • 12

    c. Aspek-aspek Membaca Permulaan

    Ada beberapa aspek dalam membaca permulaan yaitu

    menurut Mason dan Au dalam Anwar, proses membaca memiliki

    empat aspek, yakni membaca merupakan proses aktif mencari

    makna, proses konstruktif, proses penerapan beragam pengetahuan,

    dan proses strategis. Keempat aspek itu dijelaskan sebagai berikut:

    1. Membaca sebagai proses aktif mencari makna

    Guru menyadari bahwa membaca bertujuan untuk mencari

    makna. Membaca harus dipandang sebagai proses pemahaman

    dan merupakan bentuk khusus dari penalaran, bukan semata-

    mata mengenali atau mengucapkan kata-kata. Pembaca juga

    harus meletakkan ke dalam kerangka yang lebih besar atas

    pemahaman kalimat dua teks secara keseluruhan. Membaca

    merupakan bentuk dari kegiatan berfikir, pembaca dilihat

    sebagai pribadi yang aktif. Huruf dan kata tidak membawa

    makna dan nilai sendiri, tetapi dipandang sebagai objek

    perhatian pembaca.

    2. Membaca sebagai proses konstruktif

    Membaca merupakan kegiatan membuat hubungan

    bermakna gagasan-gagasan bacaan. Membaca juga merupakan

    kegiatan menghubungkan gagasan-gagasan itu dengan latar

    belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca. Teks atau

    bacaan diperlakukan sebagai cetak biru tuturan, karena itu

    pembaca harus memperkaya dengan gagasannya sendiri. Di

    samping itu pembaca harus memahami struktur bacaan yang

    sedang dibaca. Guru perlu membantu siswa belajar

    memformulasikan dan menguji hipotesisnya tentang bacaan

    yang mereka baca.

    3. Membaca sebagai proses penerapan beragam pengetahuan

    Untuk memperoleh bacaan yang tepat tentang sesuatu

    bacaan, pembaca perlu menggunakan pengetahuannya tentang

  • 13

    dunia, di samping pengetahuan tentang bacaan yang sedang

    dibacanya. Pembaca harus memanfaatkan informasi yang telah

    dimilikinya selama ini, yakni informasi yang diperoleh selama

    ini, informasi yang diperoleh selama menjalani hidup dan

    kehidupannya, hasil bacaan sebelumnya, dan sumber-sumber

    informasi lainnya.

    4. Membaca sebagai proses strategis

    Pembaca yang efektif memiliki dan mampu menentukan

    tujuan membaca dengan benar. Tujuan membaca sangat

    menentukan proses dan cara membaca, sekali pun jenis bacaan

    yang dibaca sama, misalnya cerita atau novel. Membaca

    sebagai proses strategis diwujudkan dalam bentuk memonitor

    kesesuaian aktivitas pembaca pemahaman dengan tujuan

    membacanya. Dalam memahami suatu bacaan, pembaca

    memonitor pemahamannya, penafsirannya, dan tujuan

    membacanya. Pada umumnya, pembaca dewasa telah memiliki

    kesadaran akan proses membaca dan kesesuaian hal yang

    dibaca dengan tujuan membacanya.19

    Sedangkan aspek membaca menurut Whitehust dan

    Lonigan dalam Tjoe, menjelaskan ada tujuh komponen emergent

    literacy, yaitu:

    1. Language, yaitu anak harus dapat berbahasa dengan tutur kata

    mereka

    2. Convention of print, anak dapat membaca melalui penemuan

    cetak

    3. Knowledge of letter, kemampuan anak untuk mengindetifikasi

    huruf

    4. Linguistic awareness, anak dapat mengidentifikasi unit

    linguistic. Seperti fonem, silabel, dan kata

    19

    Khairil Anwar, “Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Pengembangan Anak”,

    Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3 No. 5, 2012, h. 213-215.

  • 14

    5. Korespondensi phoneme grapheme, anak sudah dapat

    memahami bagaimana mensegmentasikan dan

    mendiskriminasikan beragam suara bahasa dengan huruf

    tertulis

    6. Emergent reading, anak berpura-pura membaca buku cerita dan

    membuat narasi dengan gambar

    7. Emergent writing, anak berpura-pura menulis, nama atau cerita

    mereka

    8. Motivasi print, anak tertarik dalam membaca dan menulis atau

    mengajukan pertanyaan tentang huruf

    9. Other cognitive skill, kemampuan kognitif yang dimiliki

    individu dengan bahasa, kesadaran linguistic, dll.20

    Menurut Martini, aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia

    taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:

    1. Kosakata

    Ketika perkembangan anak dan pengalamannya dapat

    berinteraksi dengan lingkungannya, kosata kata pada anak akan

    berkembang dengan sangat pesat.

    2. Sintaksis (tata bahasa)

    Tata bahasa anak pada usia kanak-kanak ini adalah melalui

    contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak pada

    lingkungannya, anak menggunakan bahasa lisan dengan

    susunan kalimat yang baik. Misalanya “Rita memberi makan

    kucing” bukan “Rita makan memberi”.

    3. Semantik

    Penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman

    kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginannya,

    penolakan, dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata

    20

    Jo Lioe Tjoe, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pemanfaatan

    Multimedia”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 7 Edisi 1, 2013, h. 22.

  • 15

    dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk

    menyatakan penolakan.

    4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)

    Anak sudah memiliki kemampuan untuk merangkai bunyi

    yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti.

    Misalnya: i, b, u menjadi ibu.21

    Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek

    perkembangan membaca anak yaitu, seorang pembaca harus

    menjadi pembca aktif yang dapat mengetahui makna dari bacaan

    yang dibacanya, dapat memperoleh pengetahuan yang didapat dari

    membaca dan memanfaatkan bacaan tersebut. Aspek dalam

    language, convention of print, knowledge of letter, linguistic

    awareness, motivasi print, dan other cognitive skill. Kosa kata anak

    aka berkembang melalui interaksi dengan lingkungannya.

    d. Indikator Perkembangan Membaca pada Anak Usia

    5-6 Tahun

    Hamidah berpendapat indikator perkembangan kemampuan

    berbahasa pada anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut:

    1) Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi

    2) Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata

    keadaan, kata tanya dan kata sambung

    3) Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu

    4) Mampu menggunakan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan

    menggunakan kalimat sederhana

    5) Mampu membaca dan mengungpkan sesuatu melalui gambar.22

    Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

    Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar

    21

    Martin Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,

    (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), h. 30-31. 22

    Hamidah, Skripsi: “Upaya Meningkatkan Perkembangan Membaca Permulaan Melalui

    Media Gambar pada Anak Usia Dini Kelompok B PAUD Wijaya Kesuma Bandar Lampung 2016”

    (Lampung: Universitas Lampung, 2016), h. 10.

  • 16

    Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian

    perkembangan anak usia 5-6 tahun pada lingkup keasksaraan,

    yaitu:

    1) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal

    2) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada

    disekitarnya

    3) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf

    awal yang sama

    4) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

    5) Membaca nama sendiri

    6) Menuliskan nama sendiri

    7) Memahami arti kata dalam cerita.23

    Tingkat perkembangan bahasa pada lingkup keaksaraan

    menurut Kemendiknas dalam Nurcahyani, menjelaskan bahwa

    tingkat perkembangan bahasa anak pada lingkup keaksaraan yaitu

    meliputi kemampuan menyebutkan simbol-simbol yang dikenal,

    menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf

    yang sama, dan membaca nama sendiri.24

    Tahap ini berada pada

    umur 5-6 tahun.

    Seperti yang dipaparkan oleh Jamaris dalam Rusniah,

    perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah:

    1) Sudah dapat mengungkapkan lebih dari 2500 kosakata

    2) Lingkup kosakata yang dapat diungkapkan anak menyangkut:

    warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu,

    perbedaan, perbandingan jarak dan permukaan.

    3) Anak usia 5-6 tahun dapat melakukan peran pendengar yang

    baik

    23

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun

    2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 24

    Nita Nurcahyani WS, “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui

    Permainan Menjepit Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B di TK Astiti Dharma”, Jurnal

    Pendidikan Universitas Dhyana Pura, Vol. 1 No. 1, 2016, h. 48.

  • 17

    4) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat

    mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi

    pembicaraan tersebut

    5) Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah

    menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang

    dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang

    dilihatnya.25

    Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Lestari,

    pengembangan kemampuan bahasa anak dalam lingkup

    keasksaraan meliputi, dapat menghubungkan gambar/benda dengan

    kata, menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu, menjiplak huruf,

    meniru huruf dan membuat huruf.26

    Tahap ini berada pada umur 5-

    6 tahun. Anak masih banyak memerlukan stimulus dari guru

    maupun orang tua untuk mengembangkan kemampuan membaca

    permulaan tersebut.

    e. Tujuan Membaca Permulaan

    Theo Riyanto dalam Dian berpendapat bahwa tujuan

    membaca permulaan yaitu pengalaman belajar di TK dengan

    kemampuan membaca yang memadai akan sangat menunjang

    kemampuan belajar pada tahun-tahun berikutnya. Menurut

    Mohammad Fauzil Adhim dalam Dian, tujuan membaca permulaan

    adalah ketika anak sedang membaca sesungguhnya anak tidak

    hanya mengasah ketajaman berpikirnya. Pada saat yang sama,

    perasaan anak juga terasah sehingga dapat mengembangkan

    kemampuan intelektual serta kecakapan mentalnya.27

    Sedangkan

    25

    Rusniah, “Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Melalui

    Penggunaan Metode Bercerita pada Kelompok A di TK Malahayati Neuhen Tahun Pelajaran

    2015/2016”, Jurnal Edukasi, h. 118. 26

    Puji Lestari, “Pengembangan Berbahasa pada Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode

    Bermain Kartu Huruf di TK PSM 2 Kawedanan Magetan Tahun Pelajaran 2014/2015”, Jurnal

    CARE, Vol. 3 No. 2, 2016, h. 36&37. 27

    Adharina Dian Pertiwi, “Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak TK Kelompok

    B di Gugus 1 Kecamatan Seyegan Sleman”, Jurnal Pendidikan Guru PAUD, Edisi 3, 2016, h. 258.

  • 18

    tujuan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun RA atau TK

    mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58

    dalam Musodah yaitu anak dapat berkomunikasi secara lisan,

    memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol

    untuk persiapan membaca.28

    Dari pendapat di atas dapat

    disimpulkan bahwa tujuan membaca permulaan adalah membantu

    anak untuk menunjang kemampuan belajar membaca pada tahap

    selanjutnya serta kecakapan mentalnya.

    Tujuan membaca permulaan adalah agar anak dapat

    mengenal huruf, serta membaca kata dan kalimat sederhana dengan

    lancar dan tepat.29

    Menurut Dhieni dalam Leni, tujuan membaca

    anak usia dini adalah: 1) untuk mendapatkan informasi. 2) agar

    citra diri anak meningkat. 3) untuk melibatkan diri dari kenyataan

    misalnya saat ia merasa jenuh, sedih. 4) untuk mendapatkan

    kesenangan dan liburan.30

    Tujuan membaca anak lebih kepada

    untuk kesenangan anak itu sendiri.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat

    disimpulkan bahwa tujuan membaca permulaan adalah membantu

    anak untuk memiliki pembendaharaan kata, mengenal simbol-

    simbol huruf, dan dapat membaca kalimat sederhana. Serta untuk

    mendapatkan informasi dan menunjang pembelajaran anak pada

    tahun-tahun berikutnya.

    28

    Ari Musodah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B2 RA Ma-arif NU Karang Tengah Kertanegara

    Purbalingga” (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 12. 29

    Rasto, “Pengertian, Tujuan, dan Proses Membaca Permulaan”

    (http://rasto.staf.upi.edu/pengertian-tujuan-dan-proses-membaca-permulaan/) . Diakses pada 04

    Agustus 2019 jam 21.16. 30

    Leni Nofrienti, “Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Melalui Metode Fonik di

    Taman Kanak-kanak Islam Adzkia Bukit Tinggi”, Jurnal Pesona PAUD, Vol. 1 No. 1, 2012, h. 3.

    http://rasto.staf.upi.edu/pengertian-tujuan-dan-proses-membaca-permulaan/

  • 19

    2. Media Kartu Huruf

    a. Pengertian Media

    Media bentuk jamak dari perantara (medium), adalah sarana

    komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (antara), pengertian

    ini menunjukkan apa saja yang membawa informasi atau pesan

    antara sumber dan penerima. Pesan dapat berupa isi ajaran yang

    ada di kurikulum yang dituangkan oleh guru atau sumber lain

    kedalam media berupa bentuk-bentuk simbol komunikasi, baik

    simbol verbal (kata-kata lisan atau tertulis) ataupun simbol non

    verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan (bisa merupakan

    guru atau siswa) menterjemahkan simbol-simbol komunikasi

    tersebut sehingga memperoleh pesan.31

    Media dapat dikemas

    semenarik mungkin agar pesan yang tersampaikan dapat diingat

    oleh anak.

    Hamidja dalam Aisa mengemukakan bahwa media adalah

    semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk

    menyampaikan atau menyebar ide, pikiran atau pendapat sehingga

    ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada

    penerima yang dituju.32

    Media juga dapat memberikan

    pengetahuan pada seseorang.

    Menurut Gerlecah & Ely dalam Mukhtar, media adalah bila

    dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

    yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

    memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap.33

    Menurut

    National Education Association dalam Hasnida, mendefinisikan

    media sebagai bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audio

    visual, dan peralatannya. Dengan demikian, media dapat

    31

    Jo Lioe Tjoe, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pemanfaatan

    Multimedia”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 7, Edisi 1, 2013, h. 31. 32

    Sitti Aisa, dkk, “Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Metode

    SAS di Kelas II SDN Pinotu”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 2, No. 1, 2014, h. 38. 33

    Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi,

    (Jakarta: Kencana, 2014), h. 151.

  • 20

    dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.34

    Menurut Suhartono

    dalam Titik, media adalah sesuatu yang membawa pesan dari satu

    sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan.35

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,

    media adalah suatu bentuk alat komunikasi yang mudah dipahami

    oleh setiap manusia, karena sebagian besar alat komunikasi yang

    menggunakan media berupa audio visual dan peralatan media

    lainnya.

    b. Manfaat Penggunaan Media

    Banyak sekali manfaat penggunaan media dalam

    pembelajaran, salah satunya yaitu menurut Kemp dan Dayton

    dalam Mukhtar Latif, dkk mengemukakan beberapa manfaat

    media, yaitu:

    1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

    2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

    3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

    belajar.

    4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

    5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

    6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana

    pun diperlukan.

    7) Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses

    pembelajaran dapat ditingkatkan.

    8) Peranan guru ke arah yang positif.36

    Hamalik dalam Asmariani juga mengungkapkan bahwa

    manfaat media adalah untuk:

    34

    Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif, Mendukung Pembelajaran Pada Anak Usia

    Dini, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2015), h. 34. 35

    Titik Asroriyah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui

    Penggunaan Media Papan Flanel pada Anak Kelompok B di TK ABA Kalikotak Sendangsari

    Minggir Sleman” (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 36. 36

    Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi,

    (Jakarta: Kencana, 2014), h. 166.

  • 21

    a. Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalitas.

    b. Memperdalam pemahaman anak didik terhadap materi

    pelajaran.

    c. Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian

    yang konkrit dan jelas.

    d. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra manusia.

    e. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat

    mengatasi sikap pasif.37

    Sedangkan menurut Arif Sadiman dalam Titik, terdapat

    beberapa manfaat media pembelajaran yaitu: memperjelas

    penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis, mengatasi

    keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, membuat anak aktif

    dalam proses pembelajaran, mengatasi kesulitan mengajar guru.

    Bila guru kesulitan dalam menjelaskan suatu materi pada anak

    maka dapat menggunakan media sebagai bantuan untuk

    menjelaskan materi tersebut sehingga dapat menimbulkan persepsi

    yang sama.38

    Dengan menggunakan media, materi yang

    disampaikan akan lebih mudah dimengerti oleh anak.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat

    disimpulkan bahwa manfaat penggunaan media adalah

    memperjelas penyampaian pembelajaran di kelas, membantu anak

    agar terlibat aktif, membuat pembelajaran di kelas lebih menarik

    dan mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

    c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

    Seperti yang dipaparkan oleh Setio Wargo dalam Hasnida.

    Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yaitu:

    37

    Asmariani, “Konsep Media Pembelajaran PAUD”, Jurnal Al-Afkar, Vol. V, No. 1,

    2016, h. 33. 38

    Titik Asroriyah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui

    Penggunaan Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok B Di TK ABA Kalikotak Sendangsari

    Minggir Sleman” (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 38.

  • 22

    1) Media manipulative

    Media manipulative adalah segala benda yang dapat dilihat,

    disentuh, didengar, dirasakan dan dimanipulasikan. Hal ini

    menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan biasa

    ditemukan anak dalam kesehariannya dapat dijadikan media

    pembelajaran yang lebih kontekstual, seperti penggunaan

    kancing, gelas plastic, bola kecil, kaleng, kardus, karet gelang,

    tutup botol, dll.

    2) Media pictorial

    Media pictorial adalah manipulasi dari media sebenarnya,

    biasanya diimplementasikan dalam bentuk-bentuk gambar.

    Alasan yang mendasari penyediaan media ini adalah

    perkembangan pemahaman anak dari masa transisi

    praoperasional menuju masa operasional konkret.

    3) Media symbolic

    Media ini memberikan kepada anak yang sudah memiliki

    tingkat pemahaman yang cukup matang. Media pada tahap ini

    sudah tidak lagi menggunakan benda-benda atau gambar-

    gambar, melainkan dengan rumus-rumus, grafik ataupun

    lambang operasional.39

    Jenis media yang lazim dipakai di Indonesia dalam kegiatan

    pembelajaran, diantaranya:

    a. Media visual/media grafis

    Media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini

    tampaknya paling sering digunakan oleh guru pada lembaga

    Pendidikan anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi

    dari tema Pendidikan yang sedang dipelajari. Contoh media

    grafis diantaranya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,

    grafik, kartun, poster, peta, globe, papan flannel, papan buletin.

    39

    Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif, Mendukung Pembelajaran Pada Anak Usia

    Dini, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2015), h. 37.

  • 23

    b. Media audio

    Media audio berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan

    yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang

    auditif, baik verbal (lisan), maupun nonverbal. Ada beberapa

    jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio

    yaitu: radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, dan

    laboratorium bahasa.

    c. Media proyeksi diam (audio-visual)

    Mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti

    menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya

    adalah pada media grafis dapat berinteraksi secara langsung

    dengan pesan media bersangkutan, sedangkan pada media

    proyeksi diam terlebih dahulu harus diproyeksikan dengan

    proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran, ada kalanya media ini

    disertai dengan rekaman audio, tetapi ada pula yang hanya

    visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:

    film bingkai, film rangkai, media transparansi, proyektor tak

    tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video,

    permainan (game), dan simulasi.40

    d. Pengertian Kartu Huruf

    Flash Card atau Education Card adalah kartu-kartu bergambar

    yang disertai dengan kata-kata, yang dipublikasikan oleh Glenn

    Doman, ia adalah seorang dokter ahli otak dari Philadelphia,

    Pennsylvania. Kartu huruf atau yang biasa disebut Flash Card

    Abjad adalah bentuk media atau alat permainan yang bersifat untuk

    mendidik yang dikhususkan bagi anak-anak usia dini atau usia pra

    sekolah yang berisi kartu-kartu yang bertuliskan 26 macam huruf

    alphabet. Menurut Sujiono dalam Warsiti, kartu huruf adalah kartu

    pintar yang berisi gambar yang dirancang untuk memudahkan anak

    40

    Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi,

    (Jakarta: Kencana, 2014), h. 152-155.

  • 24

    dalam pembelajaran membaca.41

    Kartu huruf lebih mudah

    digunakan oleh anak untuk bermain sambil belajar.

    Maimunah Hasan dalam Ratna mengungkapkan bahwa kartu

    huruf adalah penggunaan sejumlah kartu sebagai alat bantu untuk

    belajar membaca dengan cara melihat dan mengingat bentuk huruf

    dan gambar yang disertai tulisan dari makna gambar pada

    kartu.42

    Menurut Sulianah kartu huruf adalah media dalam

    permainan menemukan kata. Anak diajak untuk bermain dalam

    menyusun huruf-huruf alfabet menjadi sebuah kata berdasarkan

    teka-teki ataupun soal-soal yang diberikan guru. Latihan dalam

    menyusun huruf ini merupakan keterampilan untuk mengeja suatu

    kata. Kartu huruf juga dapat diartikan sebagai media yang dibuat

    oleh pabrik maupun dibuat sendiri sesuai kreatifitas guru,

    berbentuk potongan-potongan yang berisi gambar ataupun tulisan

    dan bersifat untuk menyampaikan komunikasi atau stimulus dalam

    pembelajaran anak.43

    keterlibatan anak dalam memainkan kartu

    huruf lebih memudahkan anak untuk belajar membaca.

    Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada

    potongan-potongan suatu media, bisa terbuat dari karton, kertas

    ataupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan abjad tersebut

    dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan, dapat dibuat menjadi

    suku kata, kata maupun kalimat.44

    Menurut Ambarini dalam

    Arizqa, kartu huruf adalah kumpulan kartu yang didalamnya berisi

    huruf-huruf dari a-z (kapital dan kecil) dan diberi gambar serta kata

    41

    Warsiti, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Anak Melalui Kartu Huruf

    pada Kelompok B TK Pertiwi Krakitan I Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Tahun Ajaran

    2012/2013” (Surakarta: UMS, 2012), h. 2&3. 42

    Ratna Pangastuti dan Siti Farida Hanum, “Pengenalan Abjad pada Anak Usia Dini

    Melalui Media Kartu Huruf”, Indonesian Journal Of Early Childhood Islamic Education, Vol. 1

    (1), 2017, h. 55. 43

    Sulianah, “Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada

    Anak”, Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang, Vol. 1 No. 2, 2013, h. 101. 44

    Sri Astuti, “Penggunaan Media Kartu Huruf Untuk Meningkatkan Kemampuan

    Menulis Permulaan di TK Intan Komara Kelompok B”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 7

    No. 1, 2016, h. 4.

  • 25

    untuk mendukung anak untuk paham dan hafal huruf abjad dari a-

    z.45

    Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas maka dapat

    disimpulkan bahwa kartu huruf adalah media yang berbentuk

    potongan-potongan yang berisikan huruf-huruf alfabet sebagai

    sarana untuk membantu anak dalam belajar membaca permulaan.

    Kartu huruf yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu

    berupa potongan kertas berukuran 3x3 cm, 7x7 cm, 12x12 cm,

    kartu kata, kartu kata bergambar, dan kartu bergambar. Dalam

    kartu huruf di dalamnya berisi tulisan huruf abjad a-z (masing-

    masing kartu hanya memuat 1 huruf). Oleh karena itu, kartu huruf

    ini disediakan dalam jumlah yang banyak.

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Tabel 2.1

    Hasil Penelitian yang Relevan

    No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

    1 Tri Windarti (2015)

    “Peningkatan

    Kemampuan Membaca

    Permulaan Anak

    Kelompok B Melalui

    Permainan Tangga

    Literasi di RA

    (Raudhatul Athfal) Al-

    Baraakah Sariharjo

    Ngaglik Sleman”.46

    Persamaan hasil

    penelitian ini bahawa

    metode pengumpulan

    data yang digunakan

    adalah metode

    observasi, dokumentasi

    dan wawancara.

    Hasilnya pun

    menunjukkan terdapat

    peningkatan

    kemampuan membaca

    permulaan melalui

    permainan tangga

    literasi.

    Perbedaan pada penelitian

    ini adalah lokasi penelitian

    yang berbeda dan permainan

    tangga literasi yang terapkan

    oleh peneliti, permainan

    tangga literasi sama dengan

    permainan ular tangga.

    2 Syari’ati Masyithoh

    (2016) “Meningkatkan

    Kemampuan Membaca

    Permulaan Melalui

    Media Balok Huruf Pada

    Persamaan penelitian

    ini yaitu sama-sama

    untuk meningkatkan

    kemampuan membaca

    permulaan, penelitian

    Perbedaan antara penelitian

    yang sudah ada dengan yang

    akan peneliti laksanakan

    yaitu terletak pada lokasi

    yang berbeda. Perbedaan

    45

    Arizqa Yasirli Salik, Skripsi: “Pengaruh Media Kartu Huruf Terhadap Kemampuan

    Membaca Awal di Kelas A Taman Kanak-kanak (TK) Wijaya Kusuma Taman Sidoarjo”

    (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019), h. 15. 46

    Tri Windarti, Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

    Melalui Permainan Tangga Literasi Di RA (Raudhatul Athfal) Al-Baraakah Sariharjo Ngaglik

    Sleman (Yogyakarta: UNY, 2015).

  • 26

    Kelompok B TK Negeri

    Pembina Bantul”47

    tersebut menggunakan

    metode yang sama

    yaitu penelitian

    tindakan kelas.

    juga terletak pada media

    yang digunakan yaitu

    menggunakan media balok

    huruf walaupun sama-sama

    terbuat dari kertas tetapi

    yang digunakan berbentuk 3

    dimensi yang bisa dibolak-

    balik sedangkan yang

    peneliti gunakan berbentuk 2

    dimensi.

    3 Sela Helfitri (2016)

    “Analisis Kemampuan

    Anak Membaca

    Permulaan di Kelompok

    B TK Mujahidin II”48

    Persamaan pada

    penelitian ini yaitu

    sama-sama meneliti

    tentang kemampuan

    membaca permulaan

    pada anak, teknik

    pengumpulan datanya

    juga menggunakan

    teknik obervasi,

    dokumentasi dan

    wawancara.

    Perbedaan ini terletak pada

    metode penelitiannya,

    penelitian ini menggunakan

    metode penelitian kualitatif

    sedangkan peneliti

    menggunakan metode

    penelitian tindakan kelas

    (PTK).

    C. Kerangka Berpikir

    Berdasarkan observasi awal dapat diketahui bahwa kemampuan

    membaca permulaan pada anak kelompok B masih rendah, ada beberapa

    permasalahan yang didapat pada observasi awal yaitu ada anak yang

    belum mengetahui beberapa huruf alfabet, belum dapat membedakan

    huruf kapital dan huruf kecil yang sesuai, dan belum dapat membaca

    gabungan suku kata menjadi kata.

    Salah satu aspek perkembangan anak yang perlu distimulasi adalah

    kemampuan membaca permulaannya. Membaca permulaan adalah sebuah

    proses anak untuk mengenal huruf, simbol huruf dan menyuarakannya.

    Terdapat pula beberapa tujuan membaca permulaan pada anak itu yaitu

    untuk mengasah intelektual anak dan kecakapan mental pada anak

    tersebut. Membaca juga bertujuan untuk mengajarkan kepada anak

    perbendaharaan kata, mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca

    serta mempersiapkan anak untuk membaca ke tahap selanjutnya.

    47

    Syari’ati Masyithoh, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media

    Balok Huruf Pada Kelompok B TK Negeri Pembina Bantul (Yogyakarta: UNY, 2016). 48

    Sela Helfitri, Analisis Kemampuan Anak Membaca Permulaan Di Kelompok B TK

    Mujahidin II (Pontianak: UTP, 2016).

  • 27

    Media kartu huruf dibuat untuk meningkatkan kemampuan

    membaca permulaan pada anak, media kartu huruf ini dapat dilakukan

    sesuai dengan tema yang sedang berlangsung di sekolah yang

    bersangkutan atau bisa disebut juga media kartu huruf ini bersifat

    fleksibel. Media kartu huruf ini dapat menambah kosa kata pada anak,

    dengan dibuatnya media ini dapat membuat anak lebih semangat dalam

    belajar membaca karena dengan media ini dapat menarik perhatian anak

    dan tidak mudah membuat anak bosan dalam belajar membaca.

    Gambar 2.1

    Kerangka Teoritik Membaca Permulaan

  • 28

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam An-Nahl, Tanah Tinggi,

    Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian

    dilakukan di kelompok B (5-6 tahun). Di kelompok B ini terdapat 11

    orang anak yang memiliki kemampuan membaca permulaan yang

    berbeda-beda, terdapat anak yang sudah dapat membaca permulaan tetapi

    juga terdapat anak yang belum bekembang. Oleh karena itu, kelas ini

    dipilih sebagai tempat penelitian. Adapun pelaksanaan observasi dilakukan

    pada bulan April dan juli 2019.

    Tabel 3.1

    Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

    No Bentuk Kegiatan

    Apri

    l

    Mei

    Juni

    Juli

    Agust

    us

    Sep

    tem

    ber

    Okto

    ber

    Novem

    ber

    1 Observasi

    2 Penyusunan Proposal Skripsi &

    Perbaikan

    3 Seminar Proposal

    4 Validasi Instrumen

    5 Pelaksanaan Siklus 1

    6 Pelaksanaan Siklus 2

    7 Analisis Data

    8 Sidang Skripsi

  • 29

    B. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

    tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian

    tindakan yang dilakukan oleh seorang guru yang juga berperan sebagai

    peneliti di kelasnya atau bisa juga berkolaborasi dengan orang lain dengan

    jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

    kolaboratif dan partisipatif. Bertujuan untuk memperbaiki dan

    meningkatkankualitas pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan

    yang dilakukan.49

    Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi,

    wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan model Kemmis

    dan Mc Taggart. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya

    peningkatan membaca permulaan melalui media kartu huruf pada

    kelompok B di TK Islam An-Nahl.

    Gambar 3.1

    Model Kemmis dan Mc Taggart50

    49

    Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

    Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 44&45. 50

    Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi

    Kedua, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 21.

  • 30

    Model spiral Kemmis dan Mc Taggart digunakan peneliti karena

    sesuai dengan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan nanti. Model

    spiral Kemmis dan Mc Taggart ini terdiri dari 4 komponen yaitu: recana,

    rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki atau

    meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Pada tahap ini

    segala keperluan dipersiapkan mulai dari rencana pembelajaran, bahan

    ajar, serta teknik dan instrumen observasi.

    Tindakan yaitu apa yang dilakukan guru atau peneliti untuk

    meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Pelaksanaan

    tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas yang sedang

    berlangsung. Observasi yaitu mengamati hasil dari tindakan yang telah

    dilakukan peneliti atau guru terhadap anak. Tujuan observasi ini adalah

    untuk mengetahui ada tidaknya perubahan dalam kemampuan membaca

    permulaan pada anak.

    Refleksi, yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan hasil dari

    tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil ini, peneliti dan guru

    melakukan revisi terhadap rencana awal. Melalui refleksi ini peneliti dan

    guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai,

    serta apa saja yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran untuk

    meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak.

    C. Subjek Penelitian

    Subjek pada penelitian ini adalah untuk anak usia 5-6 tahun

    kelompok B di TK Islam An-Nahl yang berjumlah 11 anak yaitu terdiri

    dari 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Subjek penelitian ini dipilih

    karena berdasarkan kriteria anak yang sedang mengalami proses

    pembelajaran kemampuan membaca permulaan.

    D. PeranPeneliti dalam Penelitian

    Peneliti sebagai pengamat untuk mengetahui peningkatan

    kemampuan membaca permulaan dan sebagai guru dengan adanya

    tindakan langsung oleh peneliti dalam memperbaiki pembelajaran dalam

  • 31

    kelas serta untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada

    anak kelompok B melalui media kartu huruf.

    E. Prosedur Penelitian Tindakan

    1. Observasi Awal

    Ketika akan melakukan penelitian seorang peneliti akan mencari

    permasalahan yang terdapat di sekitarnya, yaitu dengan cara observasi.

    Observasi merupakan tindakan untuk pengambilan informasi atau data

    melalui media pengamatan. Dalam melakukan observasi, peneliti

    menggunakan sarana utamanya yaitu indera penglihatan. Dengan

    pengamatan mata sendiri, peneliti diharuskan melaksanakan

    pengamatan terhadap tindakan dan perilaku anak di kelas. Kemudian

    mencatatnya.51

    Observasi dilakukan untuk mencari tau secara detail permasalahan

    yang ada di kelas yang akan diteliti nantinya. Dalam penelitian ini,

    peneliti atau observer mencatat perkembangan kemampuan membaca

    pada setiap anak untuk mengetahui sudah sejauh mana perkembangan

    kemampuan membaca anak di kelas yang akan diteliti. Biasanya

    Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh guru dan peneliti.

    2. Perencanaan Tindakan

    Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

    kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan

    dilakukan. Penelitian tindakan ini akan lebih bagus bila dilakukan

    dengan cara berkolaborasi, yaitu dilakukan secara berpasangan antara

    pihak yang melakukan tindakan pada anak dan pihak yang mengamati

    proses jalannya tindakan yang dilakukan. Peneliti menentukan fokus

    permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian untuk diamati,

    51

    Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan

    Pengembangannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 50.

  • 32

    kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti

    melihat fakta yang telah terjadi selama tindakan berlangsung.52

    Pada tahap perencanaan tindakan untuk peningkatan kemampuan

    membaca permulaan melalui media kartu huruf ini dapat dilakukan

    dalam beberapa proses yaitu:

    a. Melakukan pertemuan dengan guru kelas untuk menentukan hari

    yang dapat dilaksanakanya penelitian ini, berdiskusi tentang tema

    yang akan digunakan serta menjelaskan langkah-langkah tindakan

    yang akan dilakukan.

    b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

    menggunakan media kartu huruf sebagai tindakan untuk perbaikan

    pada peningkatan kemampuan membaca permulaan.

    c. Membuat dan menyiapkan media yang akan digunakan.

    d. Membuat dan mempersiapkan instrumen penilaian.

    3. Tahapan Pengamatan

    Pengamatan atau monitoring dilakukan untuk mengamati proses

    pembelajaran yang sedang berlangsung, mengamati interaksi selama

    proses penyelidikan berlangsung, mengamati respon anak terhadap

    proses pembelajaran.53

    Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat

    proses tindakan yang sedang berlangsung oleh guru. Guru sebagai guru

    pelaksana yang melakukan tindakan dan pengamat yang melakukan

    observasi terhadap proses tindakan disebut peneliti.54

    Pelaksanaan pengamatan dilaksanakan ketika proses pembelajaran

    berlangsung dengan adanya lembar observasi yang telah dibuat

    sebelumnya oleh peneliti. Hal yang harus diamati yaitu proses

    pembelajaran yang sedang berlangsung, setelah dilakukannya

    52

    Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),

    h. 17-18. 53

    Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2014), h. 114. 54

    Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan

    Anak Usia Dini (PAUD), (Jakarta: Kencana, 2014), h. 126.

  • 33

    pengamatan maka dilanjutkan dengan analisis hasil pengamatan untuk

    mengetahui jalannya pembelajaran yang berlangsung.

    Tabel 3.2

    Rencana Program Pelaksanaan Siklus I

    Pertemuan Tema Kegiatan Catatan

    1 Diriku Pembukaan : Anak berbaris. Kemudian membaca

    doa sebelum belajar dan masuk kelas, peneliti

    menjelaskan tema minggu ini yaitu tema diriku.

    Kemudian menjelaskan tentang media kartu huruf,

    cara memainkannya dan alat apa saja yang

    digunakan untuk bermain kartu huruf. Pada siklus

    I anak dibagi menjadi 1 kelompok. Kertas yang

    digunakan pada kartu huruf berwarna putih

    polos. Tidak adanya reward pada anak. (hal ini

    yang membedakan siklus I dan II).

    Kegiatan Inti : Tanya jawab nama dan

    menyebutkan nama teman. Kegiatan pada kartu

    huruf : anak menyebutkan dan menunjukkan huruf

    A-Z, anak menyebutkan huruf pada namanya, anak

    mampu menyusun namanya sendiri menggunakan

    kartu huruf, anak mampu menyelesaikan kegiatan

    pada media kartu huruf. Peneliti memberikan

    contoh dan memberitahukan peraturan dalam

    memainakn kartu huruf. Kegiatan dilakukan secara

    bergantian, ketika anak menunggu giliran anak

    memberikan semangat kepada temannya.

    Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan

    giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian

    dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah

    diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan

    membaca doa sebelum pulang.

    C.D 1

    2 Diriku Pembukaan : Anak berbaris. Kemudian membaca

    doa sebelum belajar dan masuk kelas, peneliti

    menjelaskan tema minggu ini yaitu tema diriku.

    Kemudian menjelaskan tentang media kartu huruf,

    C.D 2

  • 34

    cara memainkannya dan alat apa saja yang

    digunakan untuk bermain kartu huruf.

    Kegiatan Inti : Tanya jawab tentang tema.

    Kegiatan pada kartu huruf : anak menyebutkan

    huruf A-Z, anak menghubungkan huruf kapital

    dengan huruf kecil yang sesuai, anak mampu

    bertanya seputar kegiatan media kartu huruf.

    Peneliti memberikan contoh dan memberitahukan

    peraturan dalam memainkan kartu huruf. Kegiatan

    dilakukan secara bergantian.

    Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan

    giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian

    dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah

    diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan

    membaca doa sebelum pulang.

    3 Anggota

    Tubuh

    Pembukaan : anak berbaris, kemudian membaca

    doa sebelum belajar dan masuk kelas. Peneliti

    menjelaskan tema, lalu menjelaskan tentang media

    kartu huruf, cara memainkannya dan alat apa saja

    yang digunakan untuk bermain kartu huruf.

    Kegiatan Inti : peneliti memperlihatkan anggota

    tubuh. Kegiatan kartu huruf : anak menyebutkan

    huruf A-Z, anak mengelompokkan gambar dengan

    huruf awalan yang sama. Kegiatan dilakukan secara

    bergantian.

    Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan

    giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian

    dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah

    diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan

    membaca doa sebelum pulang.

    C.D 3

    4 Anggota

    Tubuh

    Pembukaan : anak berbaris, kemudian membaca

    doa sebelum belajar dan masuk kelas. Peneliti

    menjelaskan tema, lalu menjelaskan tentang media

    kartu huruf, cara memainkannya dan alat apa saja

    yang digunakan untuk bermain kartu huruf.

    Kegiatan Inti : peneliti memperlihatkan anggota

    tubuh. Kegiatan kartu huruf : anak melengkapi

    C.D 4

  • 35

    huruf awalan pada gambar, anak mengelompokkan

    huruf vocal dan konsonan. Kegiatan dilakukan

    secara bergantian.

    Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan

    giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian

    dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah

    diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan

    membaca doa sebelum pulang.

    5 Fungsi

    Anggota

    Tubuh

    Pembukaan : anak berbaris, kemudian membaca

    doa sebelum belajar dan masuk kelas. Peneliti

    menjelaskan tema, lalu menjelaskan tentang media

    kartu huruf, cara memainkannya dan alat apa saja

    yang digunakan untuk bermain kartu huruf.

    Kegiatan Inti : peneliti memperlihatkan fungsi-

    fungsi anggota tubuh. Kegiatan kartu huruf : anak

    menyusun huruf dari kata yang diberikan, anak

    membaca kata yang diambilnya. Kegiatan

    dilakukan secara bergantian.

    Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan

    giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian

    dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah

    diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan

    membaca doa sebelum pulang.

    C.D 5

    Tabel 3.3

    Rencana Program Pelaksanaan Siklus II

    Pertemuan Tema Kegiatan Catatan

    6 Anggota

    Keluargaku

    Pembukaan : anak berbaris. Kem