peningkatan hasil belajar matematika pada materi perkalian … · 2015. 6. 23. · jarimatika...

13
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN DENGAN PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh JOAN PURNAMA MANAPA 202009111 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN

    DENGAN PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU

    KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN

    2013/2014

    JURNAL

    Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

    Oleh

    JOAN PURNAMA MANAPA

    202009111

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2014

  • 2

  • 3

  • 4

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    PADA MATERI PERKALIAN DENGAN PENERAPAN

    METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU

    KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV

    SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014

    Joan Purnama Manapa

    Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia

    Email: [email protected]

    Abstract

    The aim of this classroom action research is to improve the math learning outcomes to grade IV students

    Elementary School Taimanu Sumba Timur by using Jarimatika method. Number of participants in this

    research are 30 students. In this baseline condition are teacher center learning, the students cannot to know

    the basic consepts from multiply, and induce the learning outcomes is low. The classical completeness pre

    action reached are 34,67 or 10%. This research uses two cycles, each cycle consisted of three meetings and

    two meetings. Data colecction techniques classroom action research using planning, acting and observing,

    and reflecting. Data analysis techniques using comparative descriptive analysis techniques. The result show

    that using this techniques can improve the math learning outcomes for multiplication operation by

    Jarimatika method. In the classical completeness from first cycle are 64,47 or 47% and from second cycle

    are 72,6 or 87%. So, it can be conclude that jarimatika method is abble to improve the learning

    outcomes student’s multiplication operation. Therefore, it is suggested to applly jarimatika method.

    Key word: Jarimatika method, classroom action research, leaning outcomes

    PENDAHULUAN

    Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar. Pelajaran

    matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas 1 Sekolah Dasar (SD)

    maupun di Taman Kanak-Kanak, siswa sudah dikenalkan dengan matematika (Suparno,

    2011). Tujuan pembelajaran matematika adalah menggunakan pola hitung tentang

    perkalian atau prosedur pekerjaan, melakukan manipulasi secara matematika,

    mengorganisasi data, memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik, mengenal dan

    menemukan pola, menarik kesimpulan, membuat kalimat atau model matematika,

    membuat interpretasi bangun dalam bangun dan ruang, memahami pengukuran dan satuan-

    satuannya, dan menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika (Jihad, 2008). Tujuan

    mailto:[email protected]

  • 5

    pembelajaran matematika di SD adalah untuk mengembangkan kreativitas yang

    melibatkan imajinasi siswa dan penemuan-penemuan dengan mengembangkan pemikiran

    divergen dan rasa ingin tahu siswa dapat memprediksi atau berani mencoba-coba

    (Suparno, 2011).

    Persoalan-persoalan juga sering muncul dalam kegiatan pembelajaran matematika

    sehingga menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang

    dilakukan di SD Negeri Taimanu Kabupaten Sumba Timur khususnya di kelas IV pada

    proses pembelajaran materi perkalian cenderung terpusat pada guru, media yang

    digunakan untuk berhitung adalah lidi sapu dan batu serta masih banyak siswa yang

    mengeluh tentang materi tersebut. Banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran

    matematika sangat sulit dan rumit untuk dipelajari. Siswa kelas IV sudah mampu

    mengoperasikan perkalian 1 s/d 5 namun pada operasi hitung perkalian 6 s/d 10 siswa

    belum dapat mengoperasikan dengan benar sehingga siswa harus menghafal serta kurang

    terampilnya siswa dalam berhitung.

    Hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika rendah di kelas IV yaitu dengan

    jumlah total seluruh siswa adalah 30 siswa terdapat 27 siswa (90%) yang belum memenuhi

    KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sedangkan 3 siswa (10%) sudah

    memenuhi KKM yang ditentukan dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 dan

    nilai terendah yaitu 20. KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 61. Pada kenyataannya

    perkalian dasar telah diajarkan di kelas II namun kemampuan berhitung siswa kelas IV

    masih rendah.

    Berdasarkan hal diatas, untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan

    guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus-menerus berupaya

    untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Salah satu

    upaya tersebut itu adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Jarimatika dalam pembelajaran berhitung merupakan media pembelajaran dengan

    menggunakan jari tangan. Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari

    adalah jari-jari tangan kita yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan

    berhitung. Menurut Wulandani (2007) jarimatika adalah suatu cara atau metode berhitung

    (operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari dan ruas jari-jari

    tangan. Penggunaan jarimatika pada proses perhitungan pada operasi perkalian,

    memberikan kesenangan pada siswa, sebab proses menghitung dengan gerakan jari-jari

    tangan akan membuat siswa merasa senang, dengan merasa senang akan tumbuh minatnya

    dalam belajar dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannnya. Operasi hitung

    perkalian pada pelajaran matematika dengan jarimatika tidak memberatkan memori otak,

    sebab siswa tidak perlu menghitung perkalian dengan cara panjang, cara yang panjang

    akan menjemukkan siswa. Penggunaan metode jarimatika yang menyenangkan maka

    peningkatan hasil belajar akan mudah tercapai (Wijiastuti,2012).

    Prasetyono (2009) mengatakan bahwa jarimatika ini selain fleksibel juga tidak

    memberatkan memori otak dan dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat

    keakuratan yang tinggi. Kelebihan metode jarimatika menurut Wulandani (2008) adalah

    metode jarimatika menggunakan visualisasi proses berhitung, hal ini membuat siswa

    mudah melakukannya, gerakan jari-jari tangan akan menarik minat siswa sehingga mereka

  • 6

    akan melakukan dengan gembira, relatif tidak memberatkan memori siswa saat digunakan,

    alatnya tidak perlu dibeli dan tidak akan pernah ketinggalan atau terlupa dimana

    menyimpannya, serta tidak bisa disita saat ujian.

    Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

    Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian dengan Penerapan Metode Jarimatika

    pada Siswa SDN Taimanu Sumba Timur Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran

    2013/2014”.

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Jarimatika

    Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari adalah jari-jari

    tangan yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan berhitung. Menurut

    Wulandani (2007) jarimatika adalah cara berhitung (operasi KaBaTaKu/kali bagi

    tambah kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Suparno (2011)

    mengemukakan bahwa jarimatika adalah suatu cara yang sederhana untuk

    menghitung kali, bagi, tambah, kurang dengan menggunakan alat bantu hitung jari-

    jari tangan. Berbeda dengan Prasetyono (2009) yang menyatakan bahwa teknik

    jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat

    bantu jari. Sedangkan Wijiastuti (2012) mengatakan bahwa jarimatika adalah suatu

    cara yang sistamatis untuk melaksanakan suatu proses berhitung yang mudah dan

    menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Berdasarkan pengertian

    jarimatika yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dalam penelitian ini mengacu

    pada pengertian jarimatika menurut Wulandani (2007) yaitu suatu cara berhitung

    (operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan.

    Langkah-langkah pembelajaran jarimatika menurut Wulandani (2012) adalah

    sebagai berikut: 1) guru mengajak siswa untuk menarik napas dalam-dalam lalu

    hembuskan perlahan, kemudian tersenyum. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk

    bernyanyi agar siswa merasa gembira dan tidak menjadi bosan sebelum penerapan

    metode jarimatika diajarkan; 2) guru mengenalkan lambang-lambang yang

    digunakan dalam jarimatika, diawali dengan tangan kanan yang menunjukkan satuan

    1-9 lalu tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10-90; 3) guru mengajak siswa

    untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukkan angka-angka

    tersebut; 4) guru mengajarkan konsep dasar perkalian. Apabila konsep perkalian 1-5

    telah dipahami oleh siswa dengan baik, langkah selanjutnya adalah guru

    mengajarkan perkalian 6-10 dengan menggunakan jari tangan; dan 5) guru

    mengajarkan dan mendemonstrasikan formasi jarimatika perkalian 6-10.

    B. Hasil Belajar

    Sudjana (2004) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari

    proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun

    secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Menurut Uno

    (2008) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri

    seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Berbeda

    dengan Sujiono (2010) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah cerminan

  • 7

    kemampuan siswa yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu

    kompetensi dasar.

    Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli diatas, dalam

    penelitian ini mengacu pada pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2004) yaitu

    hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat

    pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan

    maupun tes perbuatan.

    Adapun indikator tes evaluasi pembelajaran jarimatika pada operasi hitung

    perkalian dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1.

    Indikator Soal Tes

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan

    menggunakan Model Kemmis & McTaggart dan terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan,

    tindakan dan observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD

    Negeri Taimanu pada bulan Agustus untuk mata pelajaran matematika. Pelaksanaan

    penelitian dilakukan pada siswa kelas IV A yang berjumlah 30 siswa pada semester I tahun

    pelajaran 2013/2014 pada materi perkalian. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada

    pertimbangan bahwa di kelas IV SD Negeri Taimanu hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran matematika masih rendah.

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif.

    Data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan lembar observasi

    aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode

    jarimatika. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi pada materi

    perkalian dengan menggunakan metode jarimatika. Data tersebut dianalisis dengan

    menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif. Teknik ini dilakukan dengan cara

    membandingkan hasil penelitian pra siklus dan tiap siklus yang telah dilakukan.

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes, observasi,

    dan dokumentasi. Tes dalam penelitian ini menggunakan jenis tes uraian yang diberikan

    kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian.

    Aspek Sub Aspek Indikator

    Memahami dan Menggunakan Sifat-

    Sifat Operasi Hitung Bilangan dalam

    Pemecahan Masalah

    Melakukan Operasi

    Perkalian dan

    Pembagian

    Mengalikan bilangan satu

    angka dengan bilangan dua

    angka dan tiga angka

    Mengalikan bilangan 10 secara

    berulang dan bilangan kelipatan

    10

    Mengalikan bilangan dua angka

    dengan dua angka dan tiga

    angka

  • 8

    Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada

    proses pembelajaran metode jarimatika. Dokumentasi dijadikan sebagai bukti bahwa

    penelitian ini benar dilakukan.

    Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi aktivitas siswa dan

    guru, serta foto saat pembelajaran. Adapun untuk validitas soal tes maupun lembar

    evaluasi harus memenuhi validitas. Penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu validitas

    yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan para ahli yaitu guru mata pelajaran

    matematika kelas IV SDN Taimanu. Peneliti bersama guru mata pelajaran matematika

    melakukan pengamatan secara cermat terhadap semua soal dalam tes, kemudian dilakukan

    refleksi, pengkoreksian dan perbaikan menyangkut semua aspek yang hendak di ukur

    sebelum diberikan kepada siswa. Tingkat reabilitas dalam penelitian tindakan ini

    didasarkan pada kontekstual atau situasional. Reliabilitas ini untuk mengetahui sejauh

    mana tingkat reliabilitas penelitian. Peneliti menyajikan data asli yang sesuai dengan

    pengamatan lapangan. Data tersebut berupa observasi guru dan siswa, nilai hasil belajar,

    foto dan lembar kerja siswa. Reliabilitas data dilakukan dengan diskusi guru mata

    pelajaran matematika dan dosen pembimbing.

    Peneliti menetapkan indikator kinerja, dimana indikator tersebut terbagi menjadi dua

    indikator yaitu indikator proses dan indikator hasil. Penelitian ini memberikan patokan

    indikator proses 70% dari jumlah keseluruhan kegiatan dari kegiatan pembelajaran

    metode jarimatika. Sedangkan Indikator hasil dari penelitian ini adalah ketercapaian KKM

    pada hasil tes yaitu dimana KKM di sekolah adalah 61 dan KKM yang akan diberikan

    dalam penelitian ini adalah 65. Pemberian patokan keberhasilan 85% dari jumlah

    keseluruhan siswa dengan mencapai nilai ≥ 65 berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa

    sebagai pencapaian indikator hasil.

    HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian yang berkaitan dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV

    SDN Taimanu Kabupaten Sumba Timur akan dianalisis dengan cara analisis deskriptif

    komparatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa antar siklus. Pelaksanaan penelitian

    semua siklus akan dipaparkan secara bersamaan dan diperbandingkan sehingga akan

    diketahui perkembangan nilai ketuntasan klasikal disetiap siklus.

    Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran yang cenderung terpusat

    pada guru, tidak media yang memadai dalam berhitung perkalian, dan siswa menganggap

    bahwa materi perkalian merupakan materi yang sulit. Siswa cenderung menghafal

    perkalian 1-10. Dampak yang terjadi, siswa tidak dapat menguasai konsep yang diajarkan

    guru sehingga hasil belajar siswa adalah rendah yaitu yang tidak tuntas ulangan harian

    materi operasi hitung perkalian mencapai 27 siswa atau 90% dari 30 siswa dengan batas

    KKM 65. Bentuk solusi dari permasalahan ini adalah melalui penerapan metode

    jarimatika.

    Berdasarkan hasil penerapan metode jarimatika pada siklus I, dijumpai siswa merasa

    senang dalam mengikuti pelajaran, masih kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep

    perkalian, siswa masih merasa sulit dan belum terbiasa untuk berhitung dengan

    menggunakan jarimatika karena baru pertama kali diterapkan, beberapa siswa masih

  • 9

    menggunakan tabel perkalian ketika menjawab soal latihan, setiap siswa menuntut

    perhatian dan bimbingan dari guru secara perlahan-lahan menjelaskan kembali tentang

    perkalian dengan menggunakan jari tangan secara perlahan-lahan. Hal membuktikan

    bahwa guru dan siswa harus bekerjasama memperbaiki proses pembelajaran agar

    penerapan metode jarimatika dapat terlaksana dengan baik dan efektif.

    Penerapan metode jarimatika pada siklus II berjalan dengan baik. Hal tersebut

    menyebabkan siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran jarimatika, siswa dapat

    memahami konsep perkalian dengan baik, beberapa siswa masih merasa sulit untuk

    berhitung dengan menggunakan cara bersusun pada perkalian dua angka dengan tiga

    angka, siswa tidak lagi menggunakan tabel matematika ketika mengerjakan soal latihan,

    setiap siswa merasa senang dengan perhatian dan bimbingan yang diberikan oleh guru.

    Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 1

    sampai siklus 2 yaitu pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa dengan

    persentase 47% kemudian mengalami peningkatan sebesar 40% di siklus 2 yaitu sebanyak

    26 siswa yang tuntas KKM dengan persentase 87%. Nilai rata-rata di siklus I yaitu 64,47

    meningkat menjadi 72,6 di siklus II.

    Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN Taimanu Pra Siklus, Siklus

    I dan Siklus II

    No Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

    Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

    1. Siswa tuntas 3 10% 14 47% 26 87%

    2. Siswa tidak tuntas 27 90% 16 53% 4 13%

    Jumlah 30 100% 30 100% 30 100%

    Tabel dan grafik di atas memperlihatkan adanya perbandingan peningkatan rata-rata

    nilai siswa. Rata-rata nilai siswa pada pra siklus adalah 34,67, dengan KKM yang masih

    dibawah 65, yaitu 90%. Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 64,47 dengan KKM yang

    masih dibawah 65, yaitu 53%. Nilai rata-rata siswa pada silkus II adalah 72,6, dan jumlah

    siswa yang nilainya sudah mencapai KKM sebanyak 26 siswa dari 30 siswa, sehingga

    ketuntasan klasikal sudah tercapai yaitu 87% (≥85%). Siswa yang nilainya belum tuntas

    disebabkan karena beberapa siswa merasa kesulitan ketika mengerjakan soal mengalikan

    bilangan dua angka dengan tiga angka, dan juga terdapat siswa yang memiliki

    ketidakmampuan untuk membaca dan berhitung dengan tepat.

    Berdasarkan observasi diketahui bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan

    pemahaman siswa pada operasi hitung perkalian dan peningkatan aktivitas siswa. Hal ini

    didukung oleh Suparno (2011) bahwa metode jarimatika juga dapat membuat

    pembelajaran matematika pada materi perkalian menjadi lebih menyenangkan,

    memudahkan siswa memahami materi dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.

    Siswa kelas IV A SDN Taimanu juga mengalami kesulitan ketika belajar tentang

    perkalian sehingga beberapa dari mereka masih menggunakan tabel perkalian ketika

    menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Menurut Elita (2012) metode jarimatika

    baik digunakan dalam meningkatkan kemampuan perkalian anak kesulitan belajar

  • 10

    matematika karena dengan menggunakan jari-jemarinya anak dapat menyelesaikan

    perkalian dengan benar. Jarimatika juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk

    menggerakkan jari lebih cepat ketika menghitung soal (Soleh, 2011).

    Penelitian ini masih terdapat keterbatasan karena penelitian tindakan ini hanya

    dilakukan pada satu pokok bahasan dan dilakukan dalam jangka waktu satu bulan sehingga

    peningkatan hasil belajar pada pelajaran matematika belum optimal. Setiap siswa menuntut

    perhatian sehingga kegiatan belajar mengajar sering terganggu. Jumlah observer yaitu

    hanya 1 orang (guru mata pelajaran matematika) sehingga tidak semua aktivitas siswa

    dapat terekam dan juga tidak semua perkalian dapat dilakukan dengan jari.

    Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuan-temuan dalam

    penelitian ini yaitu diketahui adanya peningkatan perubahan rata-rata tes akhir siklus I dan

    II yaitu sebesar 40% dan juga terdapat peningkatan yang klasikal dari setiap siklusnya.

    Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat ketika diterapkan

    pembelajaran melalui metode jarimatika sebagai metode mengajar yang tepat dalam

    pembelajaran operasi hitung pada perkalian bila dibandingkan dengan hasil belajar

    matematika siswa ketika belum diterapkannya pembelajaran melalui metode jarimatika.

    Pembelajaran jarimatika juga memberi perasaan senang kepada siswa karena alat

    berhitung dengan jari dapat digunakan ketika ulangan matematika. Menghitung dengan jari

    dapat dilakukan dimana saja karena alatnya sangat efisien, selalu dibawa kemana-mana

    dan tidak usah membeli. Pembelajaran jarimatika pada mata pelajaran matematika menjadi

    lebih menyenangkan karena proses menghitung dengan jari-jari tangan kanan maupun kiri

    akan membuat siswa senang dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannya.

    Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak sehingga mereka akan melakukan

    dengan gembira. Suasana dalam pembelajaran jarimatika pada materi perkalian menjadi

    lebih aktif dibandingkan sebelum diterapkan metode jarimatika. Jarimatika memberi

    kemudahan dalam menghitung perkalian. Penggunaan jarimatika memberi ketrampilan

    berhitung perkalian pada siswa yang kesulitan berhitung. Cara berhitung dengan jari juga

    merupakan cara yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

    melalui penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

    materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IV SDN Taimanu Kecamatan Kanatang

    Kabupaten Sumba Timur. Hasil belajar siswa penerapan metode jarimatika mengalami

    peningkatan dari siklus I sampai siklus II, pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM sebanyak

    14 siswa dengan persentase 47% dari 30 siswa, dan pada siklus 2 terjadi peningkatan

    sebanyak 26 siswa dengan persentase 87% dari 30 siswa dengan KKM ≥65 dan indikator

    kinerja 85%.

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Elita, Sandra. 2012. Efektifitas Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkalian

    Bagi Anak Kesulitan Belajar ( Single Subject Research Di Kelas V Sdn 24 Aie Angek

    Sijunjung). Diunduh tanggal 8 April 2013.

    Jihad, Asep. 2008. Pendidikan matematika 3. Jakarta : Depdikbud.

    Prasetyono, D.S. 2009. Memahami Jarimatika untuk Pemula. Yogyakarta: DIVA Press.

    Soleh,dkk. 2011. Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunanetra Sekolah Dasar Slb Negeri 1 Pemalang. Diunduh tanggal 8 April 2013.

    Sudjana, Nana. 2004. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV.

    Sinar Baru.

    Sujiono, Yuliani N, dkk. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

    Suparno, dkk. 2011. Peningkatan Pemahaman Operasi Perkalian Disekolahdasar Dengan

    Menggunakan Teknik Jarimatika. Diunduh tanggal 18 Januari 2013.

    Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif

    Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

    Wijiastuti, Asri. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Jarimatika Pada

    Siswa Tunarungu Kelas Iv Di Slb Sariwiyata Wilingi – Blitar. Sumber:

    http://ejournal.unesa.ac.id/article/3272/15/article.pdf. Diunduh pada tanggal 15 Maret

    2013.

    Wulandani, S. P. 2007. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.

    Wulandani, S. P. 2008. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.

    Wulandani, S. P. 2012. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.

    http://ejournal.unesa.ac.id/article/3272/15/