peningkatan hasil belajar ips tentang jenis pekerjaan melalui pembelajaran kontekstual berbasis...
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : SIWI ANDAN ATMINATI, SRI JOEDA ANDAJANI, http://ejournal.unesa.ac.idTRANSCRIPT
JURNAL PENDIDIKAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG JENIS PEKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS INKUIRI
PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SDLB-B JEMBER
Diajukan Kepada Universitas Negeri SurabayaUntuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa
Oleh :
SIWI ANDAN ATMINATI071044326
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2012
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG JENIS PEKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS INKUIRI
PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SDLB-B JEMBER
SIWI ANDAN ATMINATI
( Mahasiswa PLB – FIP Universitas Negeri Surabaya, e-mail:[email protected]
ABSTRACT: Hearing impairment children have difficulty in social science especially about types of jobs. From the observation of more teachers lecturing and giving the task to answer practice questions so that hearing impairment only know the extent of drawing and readings in the book, they do not understand about the type of jobs actually. Study results hearing impairment below third grade Minimum completeres criterion set the school is 70. This research had purpose to (1) describe the activities of students in participating in social studies learning about the types of jobs in the community to use contextual learning base inquiry. (2) descript the enhancement of social learning result to the three class of hearing impairment children in SDLB-B Jember through contextual learning base inquiry. This research used approach class treatment research. Classroom action research design used models Kemmis, With the data collection method involved observation, testing, and documentation.From the results the first cycle it showed unsatisfactory results ,especially it was found that the activity of students was only 57.5%, the student ability to mention the kinds of jobs 52.5% and learning result about the types of jobs reached 57.5%. After the second cycle increasing student activity reached 73.7%, the students ability to mention the kinds of jobs reached 72.5% and the learning result about the types of jobs reached 76.25%. It was showed that the average of the student learning result was above minimum completeres criterion is 70. Conclusion The results showed that with the implementation of contextual learning base inquiry could increase the learning result of social science with the material types of jobs reached 76.25% hearing impairment children below third in SDLB-B Jember.
Keywords: Contextual learning base inquiry, learning result
PENDAHULUAN Anak tunarungu adalah anak yang
mengalami kekurangan atau kehilangan
pendengaran, sehingga anak mengalami
hambatan untuk menguasai bahasa,
kekurangan dalam kosa kata, sulit
mengartikan kata-kata abstrak dan sulit
mengartikan kata-kata yang mengandung
arti kiasan.
Akibat kurang berfungsinya
pendengaran, maka anak tunarungu
mengalihkan pengamatannya kepada
mata, sehingga anak tunarungu disebut
sebagai insan pemata, karena informasi
dan pengetahuan dan pengalamanya
diperoleh dari indera penglihatan.
Sesuai dengan ciri dan sifat anak
tunarungu sebagai insan pemata maka
dalam mengajar anak tunarungu
hendaknya guru memilih strategi
pembelajaran yang menarik agar anak
tunarungu tidak merasa bosan karena
suasana belajar yang tidak
menyenangkan, selain itu anak
tunarungu tidak bisa memahami isi
pembelajaran karena guru memberikan
penjelasan yang bersifat abstrak.
Sebaiknya guru dapat
memberikan pengalaman yang konkrit
kepada anak agar membantu anak
tunarungu mengatasi kesulitannya
dalam menangkap penjelasan guru
yang abstrak.Hal ini terjadi terutama
dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial yang memberikan
pengetahuan yang bersifat abstrak.Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-
ilmu sosial yang disiapkan untuk
keperluan pendidikan di sekolah dasar
dan menengah (Suradisastra dkk,
1991/1992).
Dalam kurikulum satuan
pendidikan pada bidang studi IPS yang
salah satu kompetensi dasarnya
menjelaskan jenis-jenis pekerjaan,
sesuai dengan kompetensi dasar
tersebut berarti anak tunarungu mampu
memahami penjelasan yang bersifat
abstrak mengenai jenis-jenis pekerjaan,
agar anak tunarungu mampu
memahami konsep jenis-jenis
pekerjaan diperlukan sumber belajar
dan strategi yang tepat agar anak
tunarungu lebih mudah dalam
memahami konsep-konsep dengan cara
menerapkan suatu pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi
awal anak tunarungu kelas III di
SDLB-B Jember. Semua siswa dalam
mempelajari IPS mengalami kesulitan
karena materi pembelajaran yang
membutuhkan pemahaman konsep
yang bersifat abstrak, dan motivasi
siswa yang kurang dalam mengikuti
pelajaran IPS. Dalam pengajaran
tentang jenis-jenis pekerjaan guru lebih
banyak berceramah dan memberikan
tugas menjawab soal-soal latihan
sehingga anak tunarungu hanya
mengetahui sebatas gambar dan bacaan
yang ada di buku, mereka tidak
memahami tentang jenis pekerjaan
sebenarnya. Sehingga hasil belajar
anak tunarungu kelas III di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Dari
hasil observasi yang dilakukan pada
pokok bahasan ini, siswa memperoleh
nilai dibawah kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) adalah 50 % dengan
rata-rata nilai ulangan 55.
Agar penyampaian konsep
tentang jenis pekerjaan menjadi sesuatu
yang kongkrit maka dalam
penyampaian materi pelajaran
menggunakan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri.Melalui
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri diharapkan mengaktifkan anak
dan dapat memahami jenis-jenis
pekerjaan yang ada disekitarnya pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar.
Pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia
nyata siswa, dan mendorong siswa
untuk membentuk hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Pengetahuan dan
keterampilan siswa diperoleh dari
usaha siswa mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru
ketika ia belajar
(Jauhar 2011:182). Artinya proses
belajar yang dilakukan memberikan
pengalaman langsung pada siswa jadi
siswa dituntut untuk menangkap
hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman nyata atau
penerapanya dalam kehidupan sehari-
hari.
Pendekatan kontekstual
adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pentingnya
lingkungan alamiah itu diciptakan
dalam belajar agar lebih “ hidup” dan
lebih “ bermakna” karena siswa
“mengalami” sendiri apa yang
dipelajarinya (Nurhadi, Yasin, Senduk
2004:5). Pendekatan kontekstual
merupakan pendekatan yang
memungkinkan siswa untuk
menguatkan, memperluas dan
menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademik mereka dalam
berbagai macam tatanan kehidupan
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Artinya belajar tidak hanya di dalam
kelas, sesuai materi yang dikaji oleh
siswa bersama guru dapat juga di luar
kelas, di alam bebas, mengamati
langsung jenis-jenis pekerjaan di
masyarakat.
Temuan penelitian Sri
Wismarini R (2010) menunjukkan
bahwa pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri terhadap hasil belajar
IPS siswa tunarungu SLB PGRI
Dlanggu Kabupaten Mojokerto
meningkat secara signifikan.Dalam
penelitian ini siswa merasa tertantang
dengan penemuan-penemuan dan
masalah-masalah yang diberikan
guru.Dan mereka semangat dalam
mengikuti kegiatan belajar
mengajar.Hasil akhir menunjukkan
bahwa siswa kelas IV SLB PGRI
Dlagu, hasil belajar mereka lebih baik
dibandingkan dengan sebelum
diterapkan metode pembelajaran
inkuiri. Artinya bahwa metode inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa tunarungu di SLB PGRI Dlagu.
Inkuiri atau penemuan
adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menerapkan dalam
proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.Mencari
dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator dan pembimbing
siswa untuk belajar.Dalam
pembelajaran dengan inkuiri atau
penemuan siswa didorong untuk
belajar sebagian besar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri
dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip. Dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk mereka sendiri
(Nurhadi, Yasin, Senduk : 72).
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS
tentang jenis pekerjaan melalui
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri pada anak tunarungu kelas
III di SDLB-B Jember ?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil
belajar IPS tentang jenis pekerjaan
melalui pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri pada anak
tunarungu kelas III di SDLB-B
Jember ?
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendiskripsikan aktivitas
siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS tentang jenis
pekerjaan di masyarakat
dengan digunakan
pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri.
2. Mendiskripsikan peningkatan
hasil belajar siswa tunarungu
kelas III SDLB-B Jember dalam
mengikuti pembelajaran IPS
tentang jenis pekerjaan dengan
digunakan pembelajaran
konstektual berbasis inkuiri.
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk meningkatan hasil
belajar IPS tentang jenis pekerjaan
anak tunarungu kelas III SDLB-B
Jember, dalam penerapkan strategi
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
a. Ada berapa jenis pekerjaan
yang ada di masyarakat sekitar
?
2. Mengamati atau melakukan
observasi
a. Membaca buku atau sumber
lain untuk mendapatkan
informasi pendukung
b. Mengamati dan
mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya dari
sumber atau obyek yang
diamati meliputi jenis
pekerjaan, pendapatan yang
diperoleh.
3. Menganalisis dan menyajikan hasil
dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel dan karya lainya
a. Siswa membuat tabel yang
meliputi jenis pekerjaan,
tugas, penghasilan upah / gaji.
4. Mengkomunikasikan atau
menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru atau
audensi lainnya.
a. Karya siswa disampaikan
kepada teman sekelas
b. Bertanya jawab dengan teman
Untuk mengukur
pelaksanaan pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan perbaikan
pembelajaran, dan setelah pemberian
tindakan perbaikan pembelajaran
dilakukan analisis refleksi melalui
diskusi antara peneliti dengan guru
kelas setiap selesai pelaksanaan
tindakan.Tolok ukur keberhasilan
penelitian tindakan kelas ini adalah
adanya peningkatan hasil belajar IPS
bagi anak tunarungu kelas III setelah
pembelajaran mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan di SDLB-B Jember yaitu 70
%. Yaitu sesuai dengan indikator
menjelaskan jenis pekerjaan melalui
kriteria kompleksitas 70, daya dukung
70 dan watak 70 maka diperoleh KKM
indikator 70.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk :
1. Ditinjau dari segi teoritis
Dengan dilakukannya
penelitian tindakan kelas adalah dalam
rangka peneliti bersedia untuk
mengintropeksi, bercermin, merefleksi
atau mengevaluasi dirinya sendiri
sehingga kemampuannya sebagai
seorang guru / pengajar diharapkan
cukup professional.
Penerapan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri akan
sangat membantu guru untuk
menghubungkan materi mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa untuk
menghubungkan antara pengetahuan
dan aplikasinya dengan kehidupan
mereka. Dapat mengaktifkan siswa
dalam mengikuti pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial tentang jenis-jenis
pekerjaan.
2. Ditinjau dari segi praktis
a. Bagi peneliti
Dapat memperoleh
pengalaman dengan
menggunakan strategi
pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri untuk
tunarungu.
b. Bagi Guru
Sebagai salah satu model
pembelajaran bagi guru dalam
pembelajaran IPS.
c. Bagi Mahasiswa / Peneliti
berikutnya
Dapat digunakan sebagai
referensi penelitian.
Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan
proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif
menetap (Abdurrahman, 2003:37).
Menurut Benjamin S. Blomm (1996
dalam Abdurrahman, 2003:38) ada tiga
ranah (domain) hasil belajar yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan Romiszowski hasil belajar
merupakam keluaran (outputs) dari
suatu sistem pemrosesan masukan
(inputs). Masukan dari sistem tersebut
berupa macam-macam informasi
sedangkan keluarannya adalah
perbuatan atau kinerja (performance).
Menurut Keller (dalam Abdurrahman,
2003) hasil belajar adalah prestasi
aktual yang ditampilkan oleh anak
sedangkan usaha adalah perbuatan
yang terarah pada penyelesaian tugas-
tugas belajar. Ini berarti bahwa
besarnya usaha adalah indikator dari
adanya motivasi sedangkan hasil
belajar dipengaruhi oleh besarnya
usaha yang dilakukan anak
Pembelajaran diartikan sebagai suatu
kegiatan yang mengkondisikan
seseorang belajar. Dengan demikian
pembelajaran lebih memfokuskan diri
agar peserta didik dapat belajar secara
optimal melalui berbagai kegiatan
edukatif yang dilakukan pendidik.Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan kajian
tentang manusia dan dunia
sekelilingnya. Yang menjadi pokok
kajian IPS ialah tentang hubungan
antar manusia. Latar telaahnya adalah
kehidupan nyata manusia.Menurut
Dunfee and Sagl (dalam Suradisastra
dkk, 1991/1992:4) dalam Kajian IPS
bukan hanya mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang
berhubungan dengan manusia saja,
melainkan juga tindakan-tindakan
empatik yang melahirkan pengetahuan
tersebut.IPS adalah ilmu-ilmu sosial
yang disiapkan untuk keprluan
pendidikan di sekolah dasar dan
menengah (Suradisastra dkk,
1991/1992). IPS adalah bidang studi
yang mempelajari, menelaah,
menganalisis gejala dan masalah sosial
di masyarakat dengan meninjau dari
berbagai aspek kehidupan atau suatu
perpaduan (Ischak, 2005: 124)
Materi Ilmu Pengetahuan
Sosial meliputi sejarah, geografi, ilmu
pemerintahan dan kewarganegaraan,
ekonomi, antropologi, sosiologi,
psikologi, aspek-aspek humanitas
seperti agama, sastra dan seni.
1. Tujuan Pembelajaran IPS
Tentang Jenis Pekerjaan
Tujuan mempelajari IPS adalah :
a. Supaya siswa dapat
mensistematisasikan bahan,
informasi dan atau
kemampuan yang telah
dimiliki tentang manusia dan
lingkungannya menjadi lebih
bermakna.
b. Supaya para siswa dapat lebih
peka dan tanggap terhadap
berbagai masalah sosial secara
rasional dan bertanggung
jawab.
c. Supaya para siswa dapat
mempertinggi rasa toleransi
dan persaudaraan di
lingkungan sendiri dan antar
manusia.
2. Pembelajaran IPS Tentang
Jenis Pekerjaan
Kompetensi dasar
pembelajaran IPS kelas III
SDLB-B Jember yaitu tentang
menjelaskan jenis-jenis
pekerjaan. Dalam penelitian ini
jenis-jenis pekerjaan segala
bentuk kegiatan manusia dalam
rangka memperoleh
penghasilan untuk memenuhi
hidupnya. Jenis pekerjaan yang
dilakukan ini dapat pula
berhubungan dengan keadaan
geografis tempat manusia itu
berada, misalnya orang yang
tinggalnya di pantai atau di
dekat laut pada umumnya jenis
pekerjaan yang dilakukan
orang itu sebagai nelayan.
Contoh lain orang hidup di
pedesaan pada umumnya jenis
pekerjaan yang ditekuni adalah
sebagai petani. Sedangkan
orang-orang yang hidup di
perkotaan pada umumnya
memiliki pekerjaan dalam
bidang jasa seperti guru, polisi,
dokter dll. Jenis-jenis
pekerjaan dapat
dikelompokkan menjadi dua
yaitu jenis pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jenis
pekerjaan yang menghasilkan
jasa.
Di dalam kehidupan
masyarakat terdapat berbagai jenis-
jenis pekerjaan yaitu jenis pekerjaan
yang menghasilkan barang dan jenis
pekerjaan yang menghasilkan jasa.
Pekerjaan yang menghasilkan barang
diantaranya petani, penjual sayur,
tukang mebel dll. Pekerjaan yang
menghasilkan jasa diantaranya polisi,
tentara, dokter dan guru
Jauhar (2011:182)
Pembelajaran Kontekstual adalah
konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa untuk membentuk
hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pengetahuan dan keterampilan siswa
diperoleh dari usaha siswa untuk
mengontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri merupakan model
pembelajaran yang diterapkan di alam
terbuka di luar kelas yaitu tentang jenis
pekerjaan yang dipelajari oleh siswa
tunarungu kelas III SDLB-B Jember.
Dalam hal ini siswa mempelajari
tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada
di sekitar masyarakat melalui kegiatan
observasi , siswa akan mencari
informasi dan menemukan data sendiri
materi pelajaran tentang jenis
pekerjaan sesuai hasil observasi. Dan
siswa mendiskripsikan salah satu jenis
pekerjaan yang mereka ketahui.
Siswa dalam menyelesaikan
tugasnya dilakukan dengan secara
berkelompok, berpasangan yaitu
mencari informasi bersama-sama dan
saling berdiskusi untuk mencari
informasi tentang jenis pekerjaan di
sekitar lingkungan sekolah.
Pembelajran kontekstual
berbasis inkuiri pada anak tunarungu
yaitu kemampuan anak tunarungu yang
dapat dikembangkan adalah rasa ingin
tahu, dan kemampuan pengamatan
melalui indera penglihatan serta
perabaan. Namun keterbatasan yang
dimiliki anak tunarungu dalam hal
komunikasi dengan orang lain yang
tidak mengerti mengenai bahasa isyarat
maka peneliti terus mendampingi siswa
dalam mencari informasi atau pada saat
observasi di masyarakat sekitar.
METODE
Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif.
Menurut Wahyudi, Ari (2009:80)
penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat.
Sedangkan menurut Arikunto,
Suharsimi (2010:3) penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa suatu
tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Dari beberapa definisi dapat
disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu untuk memperbaiki
dan meningkatkan pratik dan proses
dalam pembelajaran secara lebih
berkualitas, sehingga siswa dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih
baik. Dengan menggunakan jenis
penelitian ini diharapkan akan
mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya untuk meningkatkan pratik
pembelajaran di kelas secara
professional.
Sesuai dengan jenis dan data
yang diperoleh, penelitian ini
menggunakan desain penelitian
tindakan kelas ( classroom action
research). Dalam penelitian ini
menggunakan desain penelitian
tindakan kelas model desain penelitian
tindakan Kemmis (dalam Arikunto
dkk, 2010 : 74) sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil refleksi
hasil belajar pada siklus II diperoleh skor 76,25%
artinya setelah diberi tindakan perbaikan
pembelajaran hasil tes tulis mengalami
peningkatan 18,75%
Perencanaantindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
Observasi I
Refleksi I
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
observasi
data II
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
tunarungu SDLB-B Jember kelas III semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013 yang terdiri dari 4 siswa putri yaitu AT,TT,VR dan WN.
Tabel 3.1 Data anak tunarungu kelas III SDLB-B Jember
No Nama Siswa Jenis Kelamin (L/P)
1. AT P
2. TT P
3. VR P
4. WN P
Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan pada semester I
2012/2013 yaitu 3 September sampai
26 September 2012. Dengan mengikuti
alur siklus satu siklus terdiri dari 3 kali
pertemuan, 1 kali pertemuan adalah 2
kali 35 menit (70 menit). Banyak siklus
ada dua yaitu siklus I dan siklus II.
Sumber data dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri
dari beberapa sumber yaitu :
1. Siswa untuk mendapatkan data
tentang hasil belajar dan aktifitas
siswa dalam proses pembelajaran
2. Guru untuk melihat tingkat
keberhasilan implementasi
pembelajaran strategi pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri dan
hasil belajar serta aktifitas siswa
dalam proses belajar mengajar.
Teknik pengumpulan data
dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini terdiri dari tes, observasi,
wawancara, dan diskusi teman sejawat/
kolaborator
1. Tes : dipergunakan untuk
mendapatkan data tentang hasil
belajar siswa, bentuk tes tulis.
Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan
di masyarakat, menunjukkan jenis-
jenis pekerjaan di masyarakat,
membedakan jenis-jenis pekerjaan
2. Observasi : dipergunakan untuk
mengumpulkan data tentang
aktivitas dalam pelaksanaan belajar
mengajar dan implementasi
pembelajaran kontekstual berbasi
tugas menggunakan lembar
observasi.
3. Diskusi antar guru, teman sejawat
sebagai kolaborator untuk refleksi
hasil siklus PTK
Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisa
data deskriptif kualitatif untuk
mendeskripsikan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk menemukan
peningkatan hasil belajar IPS tentang
jenis pekerjaan melalui pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri. Analisa
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisa refleksi berdasarkan
siklus-siklus. Analisa data yang
digunakan model analisa Miles dan
Hubermen (dalam Sugiyono, 2010 :
247) meliputi tiga tahapan yaitu :
1. Reduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang
penting,dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencari bila
diperlukan.
2. Penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk tabel, grafik, phie
chard, pictograp dan sejenisnya.
Melalui penyajian data tersebut,
maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah
dipahami.
3. Penyimpulan data yaitu kesimpulan
awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data
berikutnya
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian pada siklus I sampai dengan siklus II dipaparkan pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.1Rekapitulasi aktivitas siswa pada pratindakan, siklus I dan siklus II
NoNama
siswa
Pratin
dakan
Siklus I Siklus II
Pertem
uan I
Pertemua
n II
Pertemua
n III
Pertem
uan I
Pertem
uan II
Perte
muan
III
1. AT 50 50 60 65 70 70 75
2. TT 40 40 45 50 55 65 70
3. VR 50 50 60 60 65 70 75
4. WN 40 50 50 55 65 70 75
Rata-rata 45 47,5 53,7 57,5 64 68,7 73,7
Prosentase 45% 47,5% 53,7% 57,5% 64% 68,7%73,7
%
Deskripsi :
1. Hasil penelitian aktivitas siswa
dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPS tentang jenis
pekerjaan dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri pada pratindakan, siklus I
dan siklus II sebagai berikut :
a. Nilai aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan perbaikan
pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri
pada pratindakan, siklus I dan
siklus II sebagai berikut :
a) AT memperoleh skor
dengan nilai awal 50%,
pada siklus I 65% dan pada
siklus II 75%
b) TT memperoleh skor dengan
nilai awal 40%, pada siklus I
50% dan pada siklus II 70%
c) VR memperoleh skor
dengan nilai awal 50%, pada
siklus I 60% dan pada siklus
II 75%
d) WN memperoleh skor
dengan nilai awal 40%, pada
siklus I 55% dan pada siklus
II 75%
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil mengerjakan pada pratindakan, siklus I dan siklus II
No Nama siswa Pratindakan Siklus I Siklus II
1. AT 50 55 70
2. TT 50 55 70
3. VR 40 50 75
4. WN 40 50 75
Rata-rata 45 52,5 72,5
Prosentase 45% 52,5% 72,5%
Deskripsi :
2. Hasil penelitian mengerjakan LKS
siswa pada saat pembelajaran IPS
tentang jenis pekerjaan dengan
menggunakan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri pada
pratindakan, siklus I dan siklus II
sebagai berikut :
a. Nilai siswa mengerjakan LKS
pada pembelajaran IPS tentang
jenis pekerjaan dengan
menggunakan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri
pada pratindakan, siklus I dan
siklus II sebagai berikut :
a) AT memperoleh skor
dengan nilai awal 50%,
pada siklus I 55% dan
pada siklus II 70%
b) TT memperoleh skor
dengan nilai awal 50%,
pada siklus I 55% dan
pada siklus II 70%
c) VR memperoleh skor
dengan nilai awal 40%,
pada siklus I 50% dan
pada siklus II 75%
d) WN memperoleh skor
dengan nilai awal 40%,
pada siklus I 50% dan
pada siklus II 75%
Tabel 4.5Rekapitulasi hasil belajar siswa pada pratindakan, siklus I dan siklus II
Deskripsi :
3. Hasil belajar siswa pada saat
pembelajaran IPS tentang jenis
pekerjaan dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri pada pratindakan, siklus I
dan siklus II sebagai berikut :
a. Nilai hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS tentang jenis
pekerjaan dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri pada
pratindakan, siklus I dan siklus
II sebagai berikut :
a) AT memperoleh skor
dengan nilai awal 50%,
pada siklus I 60% dan pada
siklus II 75%
b) TT memperoleh skor dengan
nilai awal 40%, pada siklus I
50% dan pada siklus II 70%
c) VR memperoleh skor
dengan nilai awal 55%, pada
siklus I 65% dan pada siklus
II 85%
d) WN memperoleh skor dengan nilai
awal 45%, pada siklus I 55% dan pada
siklus II 75%
Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan
analisis data pada siklus I maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Semua siswa belum terbiasa
dengan kondisi belajar dengan
menggunakan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri.
No Nama siswa Pratindakan Siklus I Siklus II
1. AT 50 60 75
2. TT 40 50 70
3. VR 55 65 85
4. WN 45 55 75
Rata-rata 47,5 57,5 76,25
Prosentase 47,5% 57,5% 76,25%
Perkembangan aktivitas siswa
pada saat pembelajaran masih
tergolong rendah yaitu 57,5%.
Siswa kurang berani bertanya dan
siswa belum memahami
pentingnya mencari informasi
tentang jenis pekerjaan dan
pendapatan yang diperoleh
masyarakat.
b. Dalam mengerjakan LKS pada
pratindakan diperoleh rata-rata
45% pada siklus I 52,5
% .Keberhasilan yang dicapai
masing-masing siswa berbeda-
beda. Seperti AT mampu
mencapai 55%, TT memperoleh
skor 55%, VR memperoleh skor
50% dan WN memperoleh skor
50%.
c. Tingkat pencapian hasil belajar
IPS tentang jenis pekerjaan masih
tergolong rendah yaitu 57,5 %.
Keberhasilan yang dicapai masing-
masing siswa berbeda-beda.
Seperti AT mampu mencapai 60%,
TT memperoleh skor 50%, VR
memperoleh skor 65% dan WN
memperoleh skor 55%.
Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan
analisis data pada siklus II maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Suasana belajar sudah
mencerminkan pada pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri. Tugas
yang diberikan guru kepada siswa
dengan menggunakan lembar kerja
siswa mampu dikerjakan dengan
baik. Siswa sudah mulai memiliki
motivasi belajar dan sudah berani
bertanya dalam mencari informasi
tentang jenis pekerjaan pada
masyarakat sekitar. Dan kerja sama
antar siswa, melakukan diskusi
secara berpasangan sudah baik,
saling membantu dalam
mengerjakan LKS. Suasana
pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan sudah lebih tercipta.
Aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran mencapai 73,75%.
b. Dalam mengerjakan LKS pada
siklus I diperoleh rata-rata 52,5%
dan pada siklus II diperoleh rata-
rata 72,5%, maka terjadi
peningkatan 20%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan.
c. Meningkatnya hasil belajar IPS
siswa tentang jenis pekerjaan nilai
rata-rata pada siklus I 57,5% pada
siklus ke II 76,25%. Maka terjadi
peningkatan 18,75%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan. Skor yang
diperoleh siswa berkisar 70 %
sampai 85%.
Dalam pembahasan ini
berdasarkan temuan hasil siklus I dan
siklus II tentang jenis pekerjaan
melalui pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri pada anak tunarungu
kelas III di SDLB-B Jember terdiri dari
aktivitas siswa pada siklus I 57,5% dan
pada siklus II mencapai 73,7% maka
terjadi peningkatan 16,2 % .Sedangkan
hasil belajar siswa pada siklus I 57,5%
dan pada siklus II mencapai 76,25 %
maka terjadi peningkatan 18,75%
dengan demikian kegiatan
pembelajaran telah mencapai belajar
tuntas atau melampaui KKM yang
telah ditentukan sekolah sebesar 70%.
Meningkatnya hasil belajar
karena dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri dapat menghilangkan kejenuhan
siswa terutama dalam pembelajaran
IPS sehingga dapat menciptakan
lingkungan belajar yang
menyenangkan bagi siswa sehingga
menarik motivasi dan semangat
belajar. Ketika siswa melakukan
observasi mencari informasi secara
langsung tentang jenis pekerjaan di
sekitar masyarakat sesuai dengan
pembelajaran inkuiri yang memberikan
pengalaman belajar secara nyata dan
aktif .
Hal tersebut sesuai dengan
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menerapkan dalam
proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.Mencari
dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator dan pembimbing
siswa untuk belajar.Dalam
pembelajaran dengan inkuiri atau
penemuan siswa didorong untuk
belajar sebagian besar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri
dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip. Dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk mereka sendiri
(Nurhadi, Yasin, Senduk : 72).
Pada saat siswa melakukan
observasi dengan mencari informasi
dan melakukan wawancara langsung
pada masyarakat sekitar tentang jenis
pekerjaan hal ini sesuai dengan tahap I
sintaks model belajar melalui
penemuan dan tahap 6 pada sintaks
pembelajaran penemuan (inkuiri)
PLPG 2008 melakukan pengamatan
dan mengumpulkan data dari hasil
observasi yang dikunjungi yaitu
melakukan wawancara langsung pada
masyarakat sekitar .
Pada saat siswa melakukan
kolaborasi dalam mengerjakan tugas
pada saat observasi sesuai prinsip ke
dua pembelajaran kontekstual yaitu
siswa belajar dari sesamanya dari
Nurhadi, Yasin, Senduk (2004).
Dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar IPS hendaknya guru
memilih dengan menggunakan metode
atau strategi yang banyak melibatkan
siswa untuk aktif dalam belajar baik
fisik, mental maupun sosial. Dua hal
yang merupakan bagian dari tujuan
pembelajaran IPS yaitu berfikir kritis
dan kreatif, oleh sebab itu penggunaan
metode inkuiri sangat sesuai dengan
modal dasar yang dimiliki siswa
tunarungu dalam pembelajaran IPS
yang harus dikembangkan pengamatan
melalui indera penglihatan dan rasa
ingin tahu. Hasil penelitian tersebut
sesuai dengan hasil penelitian ini
bahwa pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri mempunyai pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar IPS
tentang jenis pekerjaan siswa
tunarungu kelas III di SDLB-B Jember
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian tentang jenis
pekerjaan melalui pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri pada anak
tunarungu kelas III di SDLB-B Jember,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan strategi pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri dapat
menunjukkan aktivitas siswa kelas
III di SDLB-B Jember dalam
pembelajaran IPS siswa menjadi
aktif, siswa lebih berani bertanya
dan mencari informasi pada
masyarakat sekitar tentang jenis-
jenis pekerjaan , siswa berani
menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru dan siswa dapat
mengerjakan LKS melakukan
observasi tentang jenis pekerjaan
dengan melakukan diskusi dengan
teman kelompoknya.
2. Penggunaan pembelajaran
kontekstual berbasis inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas III di SDLB-B jember,
yamg ditunjukkan dengan
peningkatan nilai hasil
mengerjakan LKS pada siklus I
rata-rata 52,5% menjadi 72,5%
pada siklus II dan hasil belajar dari
siklus I rata-rata 57,5% menjadi
76,25% pada siklus II.
Saran
1. Guru sebaiknya menggunakan
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri sebagai salah satu model
pembelajaran di kelas karena
dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual berbasis
inkuiri terbukti dapat
meningkatkan belajar siswa.
2. Berdasarkan pengalaman
melaksanakan pembelajaran IPS
dengan pembelajaran kontekstual
berbasis inkuiri ini telah berhasil,
maka diharapkan peneliti
berikutnya dapat mengembangkan
strategi pembelajaran yang sama
pada mata pelajaran lain
.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta : Depdikbud Dan Rineke Cipta.
Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Untuk Guru. Bandung : Yrama Yudha.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
BSNP,2006, Standart Kompetensi Dan Kompetensi Dasar SDLB Tunarungu, Jakarta : Depdiknas.
Jauhar,Mohammad. 2011. Implementasi Paikem Dari Behavioristik Sampai Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Indayani, Ita. 2010. Peningkatan hasil belajar IPS tentang jenis kegiatan ekonomi melalui model pembelajaran PAKEM pada anak tunagrahita kelas IV/C di SDLB Wira Kusuma Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : Unesa.
Nurhadi, Yasin,B, Senduk ,Agus, G. 2004. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK.Malang : Universitas Negeri Malang.
Rahayu, Sri Wisarini. 2010. Peningkatan hasil belajar IPS tentang peninggalan sejarah melalui pembelajaran kontekstual berbasis inkuiri pada anak tunarungu kelas IV SLB PGRI DLANGGU
Kabupaten Dlanggu.skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : Unesa.
Sardjiyo, Sugandi, Ischak. 2007. Pendidikan
IPS di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka
Somad,P, Herawati,T. 1996. Ortopedagogik
Anak Tunarungu. Bandung :
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Guru.
Somantri,T,sutjihati. 2005. Psikologi Anak
Luar Biasa. Bandung : Aditama
Suradisastra, Djojo. dkk.
1991/1992.Pendidikan IPS III.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Wahyudi,Ari. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan Luar Biasa. Surabaya :
Unesa University Press.
Zuber, Ahmad dan Hakim, Lukman. 2009.
Aktif Belajar IPS. Solo :PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Unesa. 2006. Panduan Penulisan Dan
Penilaian Skripsi Universitas Negeri
Surabaya, Surabaya : University
Press.