peningkatan hasil belajar ipa pada topik klasifikasi...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
PADA TOPIK KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS VII SMP N 7 KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Uswatun Fitriyah
NIM. 23060150032
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
فع ه يز يي للا ذ هوا ال ن آه كه يي ه ذ ال هوتهوا و ن أ ل ع جات ال ر … د
ه للا ا و هوى ب و ل و ب يز تع خ
“.…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (Q.S. Al Mujadallah: 11)
“ Bobot-lah yang menentukan suatu eksperimen untuk dihargai, bukan banyaknya jumlah
eksperimen tersebut” (Sir Isaac Newton)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, serta diiringi luapan syukur dengan mengucap Alhamdulillahhi
Robbil „alaimin kan ku persembahkan skripsi ini untuk Malaikat tak bersayapku, Bapak Nur
Hamid dan Mom Siti Muniroh yang senantiasa mencurahkan segala yang mereka punya,
dukungan, doa, serta kasih sayang tak hingga untuk ku, dan My Hero yang kedua adalah Kakak
tercinta ku Ahmad Ihya‟ Ulumuddin serta Istri kakak ku Ayuk Novi Dian Amalia yang mensuport
dalam menyelesaikan skripsi ini, Adex terkecil ku Urifatul Musdzalifah pengobat rindu ku untuk
segera merampungkan skripsi dan dedex kecil Luluk Fariha Sibyan penghibur lelah ku, serta tak
lupa kepada sahabat seperjuangan sejalan sehunian selaras se asa dan sehati dalam mencapai
cita–cita.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan
karya tulis tugas akhir ini, untuk memenuhi sebagian syarat-syarat dinyatakan lulus bagi
mahasiswa progdi sarjana Tadris Ilmu Pengetahuan Alam.
Sholawat dan salam senantiasa tercurakan kepada Rosulullah SAW yang menjadikan
imam, pembimbing serta panutan bagi seluruh umatnya.
Dengan selesainya skripsi ini. Penulis menerima bantuan dari berbagai pihak dan
menyelesaikan karya tulis tugas akhir ini. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
dan Dosen Pembimbing Skripsi.
4. Bapak Arif Billah, M. Si. selaku Pembimbing Akademik Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
yang memotivasi kami untuk selalu belajar.
5. K. H. Zoemri RWS (Alm) serta Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri Pengasuh PPTI AL FALAH,
yang penulis nantikan nasihat, berkah dan do‟anya.
6. Para ustadz dan ustadzah yang dengan ikhlas menyalurkna ilmunya.
7. Bapak Dwitjahjo Koesharjanto, S. Pd., M. Si. selaku Kepala SMP N 7 Kota Salatiga yang
telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
8. Bapak H. Sugiharto, M. Pd selaku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP N 7 Kota Salatiga.
viii
9. Bapakku Nur Hamid dan mamiku Siti Muniroh penulis sayangi dan cintai terima kasih atas
doa dan kasih sayang yang tak pernah henti.
10. Saudara kandungku Mas Ahmad Ihya‟ Ulumuddin, S. Pd. dan Ayuk Novi Dian Amalia, S.
Pd. serta adekku Urifatul Musdalifah dan keponakkanku Luluk Fariha Shibyan yang telah
memberi arti persaudaraan dan kasih sayang.
11. Keluargaku Bani Suratman mulai dari Bude Umi, Pakde Munawir, S. Pd., Paman Rohan,
Bibi Feq, Bibi Sitoh, Paman Tasim, Paman Ahmad, Paman Taha, S. Pd., Paman Nasir, S.
Pd., Paman Ipul, Bibi Siroh, S. Pd., Bibi Ratih, S. Pd., Bibi Siti, Bibi Yanti, Bibi Hera, Bude
Animah, S.H., S. Pd., Paman Sur, Paman Irul, S. Pd. dan Bani Tayem Simbah Suniyem,
Pakde Din, Pakde Rowi, Bude Rohmi yang selalu memberi doa restu dan semangat.
12. Keponakkanku Mas Tono, S.P., Mas Tanto, S. Pd., Mas Tri, Mas Huda, Mas Arif, M. Pd.,
Mas Jakfar, Mbak Diyah, S. Pd., Rifa, Dex Fia, Dex Risa, Dex Tika, Dex Fikri, Dex Najwa,
Dex Ihsan, Dex Udin, Dex Ari, Dex Azmi, Dex Miftah, Dex Meila, Dex Umri, Dex Izza,
Dex Zidni, Dex Nurul, Dex Ilham, Dex Riska, Dex Rahma, Dex Syarif, Dex Zia, Mbak
Umi, Mas Ulin, Mas Rois, Mas Rosi yang selalu memberi keceriaan.
13. Keluarga besar PPTI Al Falah Mahasiswa angkatan 2015 (Fasco‟15), rekan kerja Pengurus
dan seluruh santriwan santriwati yang penulis sayangi dan cintai.
14. Teman-teman angkatan Mahasiswa TIPA 2015, rekan PPL SMP N 7 Salatiga 2018, rekan
KKN Kedungjati 2019 terkhusus posko 12 Karang “Keluarga Misteri (Kiki, Asa, Imro‟,
April, Lakna, Casoni, Roziq)” yang penulis banggakan atas support, doa, dan kekeluargaan
kita untuk selalu yakin dalam berusaha dan berjuang mencapai kesuksesan.
15. Teman angkatan MTs dan MA Sabilul Huda yang selalu mendoakan untuk kelancaran
skripsi ini.
ix
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan
bantuan yang diberikan selama pendidikan dan proses penyusunan skripsi.
Penulis menyadari, bahwa penelitian ini banyak kekurangan dan kesalahan karena
keterbatasan pemahaman penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk memperbaiki skripsi ini.
Salatiga, 20 Maret 2019
Penulis,
Uswatun Fitriyah
23060 15 0032
x
ABSTRAK
Fitriyah, Uswatun. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA pada Topik Klasifikasi Materi dan
Perubahannya melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 7 Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dosen Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Eksperimen.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar IPA pada topik klasifikasi materi dan perubahannya melalui metode eksperimen
pada siswa kelas VII SMP N 7 Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini
adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus.
Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII D sebanyak 26 siswa dan satu guru kolaborator yaitu
Bapak Sugiharto.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar IPA pada topik
klasifikasi materi dan perubahannya melalui metode eksperimen pada siswa kelas VII SMP N 7
Kota Salatiga terdapat peningkatan,hasil pra siklus menunjukan siswa yang tuntas sebanyak 9
siswa dalam persen sebesar 34,6 %. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dalam
persen sebesar 58 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa dalam
persen sebesar 88,4 % dengan peningkatan siklus I ke siklus II 30,4 %.
xi
xii
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perubahan Wujud Zat………………………………………………………………...33
Tabel 2.2 Perbedaan Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia.....................................................36
Tabel 2.3 Contoh Senyawa dan Unsur Penyusunnya ……………………………….………….41
Tabel 2.4 Perbedaan Unsur, Senyawa dan Campuran………………………….………………42
Tabel 3.1 Data Pendidik SMP N 7 Salatiga.................................................................................63
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa SMP N 7 Salatiga .....................................................................66
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas VII D SMP N 7 Salatiga...............................................................66
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ..........................................................68
Tabel 3.5 Daftar Nilai Pra Siklus.................................................................................................69
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus……………………………………………………………………....81
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklu I…………………………………………………...82
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siklus II………………………………………………………...84
Tabel 4.4 Nilai Rekapitulasi Per Siklus………………………………………………………...86
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus, Siklus II………………………87
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK………………………………….........................................12
Gambar 2.1 Pembentukan Timbal Endapan Iodid………………………………………………35
Gambar 2.2 Diagram Perubahan Wujud Zat…………………………………….………………37
Gambar 2.3 Sistem Periodik Unsur…..………………………..………………………………...40
Gambar 2.4 Contoh Campuran Homogen & Heterogen………………………………………...42
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Filtrasi………………………………………………………………..44
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Destilasi……………………………………………………………...45
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Kromatografi………………………………………………………...45
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Sublimasi…………………………………………………………….46
Gambar 3.1 Identitas Sekolah……………………………………………………………………60
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Sekolah………………………………………………………..62
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II…………………………….89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi …………………………………………….105
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi………………………………………………………….…106
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian…………………………………………………………...111
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I…………………………..112
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II …………………………137
Lampiran 6 : Pedoman Pengamatan Guru …………………………………………………..152
Lampiran 7 : Soal Evaluasi…………………………………………………………………..161
Lampiran 8 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaraan………………………………177
Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……………………………….179
Lampiran 10 : Daftar SKK……………………………………………………………………180
Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup…………………………………………………………184
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar merupakan aktivitas yang
dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang
bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya
aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah,
membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan
sebagainya. Sedangkan, aktivitas bersifat fisiologis yaitu proses penerapan
dan praktek pembelajaran, misal kegiatan praktek membuat karya (produk).
Hal ini sesuai dalam perintah Al- Qur‟an surah Al- Alaq (96): 1 – 5
(٣(إقزأوربكاالكزم)٢(خلقاإلساىهيعلق)١إقزأباسنربكالذيخلق)
(٥(علناإلساىهالنيعلن)٤الذيعلنبالقلن)
“Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah
dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Berdasarkan makna ayat di atas, manusia diperintahkan untuk
menuntut ilmu diwujudkan pada proses belajar mengajar, maka butuh sistem
2
yang terdiri dari komponen meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat
siswa belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran
merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Warsito,
2008: 85). Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari diri siswa mencakup minat, keinginan
dan kecakapan belajar. Sedangkan, faktor eksternal diantaranya guru dengan
segala strateginya. Guru berperan dalam proses pembelajaran dan dituntut
dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran mencakup penemuan dan
pemanfaatan media, pengelolaan kelas dan mengatur strategi pengembangan
yang baik. Keberhasilan proses pembelajaran dapat terlihat dari hasil belajar
siswa.
Pendidikan merupakan suatu proses dimana pendidikan mengarahkan
siswa untuk mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3
Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Usaha mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, khususnya
untuk jenjang sekolah menengah pertama terdapat muatan mata pelajaran
yang harus diberikan kepada siswa, salah satunya Ilmu Pengetahuan Alam.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SistemPendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 yang mengemukakan bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: (1) pendidikan
agama; (2) pendidikan kewarganegaraan; (3) bahasa; (4) matematika; (5) ilmu
pengetahuan alam; (6) ilmu pengetahuan sosial; (7 seni dan budaya; (8)
pendidikan jasman dan olahraga; (9) keterampilan/kejuruan; dan (10) muatan
lokal. Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dilihat dari aspek
pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika
hasil belajar siswa yang diperoleh melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.
4
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Wandy (2009: 6) merupakan
makna alam dan berbagai fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas
menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah
yang dilakukan manusia. Teori maupun konsep yang terorganisir ini menjadi
sebuah inspirasi terciptanya teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi
kehidupan manusia. Sedangkan, Standar Isi yang ditetapkan Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006: 161), IPA berhubungan dengan mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Berdasarkan definisi tentang IPA yang
dikemukakan tersebut, maka IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mampu
membantu manusia dalam mengenal dan memahami alam semesta dengan
tepat. Sebagai ilmu pengetahuan, IPA meliputi proses, prosedur, dan sikap
ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran IPA dapat melibatkan siswa aktif
mengalami sendiri, menemukan dan mengembangkan keterampilan yang
diperoleh, sedangkan guru sebagai pembimbing dan fasilitator.
Pembelajaran IPA di sekolah sekarang ini belum optimal, guru
menyajikan materi pembelajaran berupa teori, tetapi belum memberikan
kesempatan pada siswa untuk praktek, dan mengalami sendiri. Menurut teori
kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, mengolah
informasi dan tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan
5
transformasi. Pada teori kognitif, anak memiliki sifat aktif-konstruktif dan
mampu merencanakan pembelajaran. Proses belajar mengajar anak mampu
mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,
menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan. Maka, guru menyiapkan
alat peraga untuk menfasilitasi, ataupun siswa diajak kelur kelas di
lingkungan yang berhubungan dengan materi IPA.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas VII di
SMP N 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019, diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran IPA guru masih menggunakan metode ceramah dan belum
bervariasi. Model mengajar guru yang kurang bervariasi inilah yang akhirnya
menimbulkan kurang minatnya siswa terhadap mata pelajaran IPA. Hal ini
disebabkan karena siswa sering kali dihadapkan pada permasalahan untuk
menghafal dan mendengarkan ceramah dari guru mengenai topik klasifikasi
materi dan perubahannya. Kegiatan tersebut membuat bosan siswa untuk
belajar IPA dan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh.
Tercatat bahwa hasil siswa yang berjumlah 26 siswa, baru ada 9 siswa
(34,6%) yang mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Sedangkan 17 siswa (65,4%) yang nilainya masih di bawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan.
Ketuntasan ideal untuk bisa dikatakan proses pembelajaran berhasil
jika siswa mencapai nilai KKM dengan persentase 85% dari jumlah siswa 1
6
kelas. Peneliti melakukan penelitian terhadap siswa kelas VII D SMP N 7
Kota Salatiga dikarnakan kelas tersebut dalam hasil belajar mengalami
penurunan dan perlu peningkatan dalam hasil belajar sesuai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah dan sesuai harapan
indikator keberhasilan pembelajaran.
Variasi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar, salah satunya guru dapat mengembangkan proses pembelajaran
dengan metode eksperimen. Asmani, (2013: 34) menyatakan bahwa, metode
eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik
perorangan atau kelompok untuk dilatih menemukan suatu proses atau
percobaan. Siswa diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan
eksperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data,
mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapiny secara
nyata. Metode eksperimen ini di pandang efektif dalam pembelajaran IPA,
karena siswa dapat memperhatikan proses terjadinya suatu hal, dengan topik
ini adalah klasifikasi materi dan perubahannya melalui percobaan. Penerapan
metode eksperimen adalah melakukan percobaan–percobaan dengan peragaan
yang bertujuan untuk memberikan dorongan yang kuat kepada siswa untuk
mengalami sendiri, mempraktekkan dan membuktikan klasifikasi materi dan
perubahannya. (Putra, 2012: 132).
7
Keefektifan penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA
diperkuat oleh hasil penelitian Sonia Nurul Hasana Mukti dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif dengan
Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N Petompon 02 Semarang”
yang menunjukkan bahwa metode eksperimen efektif dapat meningkatkan
hasil belajar dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitan yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA pada Topik Klasifikasi Materi
dan Perubahannya melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VII
SMP N 7 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian mengajukan
hasil permasalahan pokok adalah bagaimanakah metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada topik klasifikasi materi dan
perubahannya pada siswa kelas VII SMP N 7 Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Peningkatan hasil belajar IPA pada topik klasifikasi materi dan
perubahannya dengan penggunaan metode eksperimen pada siswa kelas VII
SMP N 7 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
8
D. Kegunaan Penelitiaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi
teoritis maupun praktis
1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran berupa
ilmu pengetahuan, khususnya melalui metode eksperimen yang dilakukan
pada siswa SMP N 7 Kota Salatiga pada mata pelajaran IPA materi
klasifikasi materi dan perubahannya, serta bisa juga digunakan untuk
mata pelajaran yang lainnya untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
2. Segi praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas pada saat
pembelajaran IPA sehingga tercipta interaksi yang baik antar siswa
maupun terhadap guru.
2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar siswa pada mata
pembelajaran IPA materi klasifikasi materi dan perubahannya.
3) Memberikan suasana belajar yang lebih menarik dan
menyenangkan, sehingga siswa jadi lebih mudah memahami materi
klasifikasi materi dan perubahannya.
b. Bagi guru
1) Meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA di sekolah.
9
2) Guru mengembangkan model pembelajaran yang variatif, inovatif,
dan menyenangkan.
3) Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
d. Bagi sekolah
1) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dengan penerapan
pembelajaran inovatif.
2) Peningkatan kualitas output siswa yang mampu menjawab
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki.
3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang kreatif
serta mempunyai kompetensi yang memadai.
e. Bagi Pendidikan
1) Memajukan dunia Pendidikan karena mempunyai guru yang
semakin kreatif.
2) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran,
sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan akhirnya
meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis tindakan
10
Penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada topik
klasifikasi materi dan perubahannya pada siswa kelas VII SMP N 7 Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA materi
klasifikasi materi dan perubahannya dapat dikatakan efektif jika hasil
belajar yang diharapkan bisa tercapai. Indikator keberhasilan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 67 pada mata pelajaran IPA materi klasifikasi materi
dan perubahannya.
b. Secara klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai 67
pada mata pelajaran IPA pada topik klasifikasi materi dan perubahannya
dengan presentase 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas
(Somadayo, 2013: 16).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
11
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan/model
penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas dalam Bahasa
Inggris diartikan dengan Classroom Action Research (CAR). Maka ada tiga
pengertian yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian Siklus
kegiatan.
c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang berada pada waktu tertentu
menerima pelajaran dengan materi pembelajaran sama berasal
seseorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok siswa
yang sedang belajar.
Ketiga pengertian di atas, penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas (Hamdani, 2011: 21).
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga Siklus tindakan, setiap
Siklus terdiri dari (a) rencana tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c)
observasi atau pengamatan, dan (d) refleksi (Ridwan, 2016: 14). Tiga
12
Siklus tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki tingkat
pemahaman siswa, perhatian siswa, dan hasil belajar siswa.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas VII D SMP N 7
Salatiga pada mata pelajaran IPA topik Klasifikasi Materi dan
Perubahannya. Jumlah siswa ada 26 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan dengan kolaboratornya guru kelas VII yaitu
bapak H. Sugiharto, M.Pd. sehingga model pembelajaran ini dapat
diterapkan dalam pelajaran IPA.
Lokasi untuk melaksanakan penelitian ini adalah di SMP N 7 Salatiga
dan waktu penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 10 November 2018
sampai selesai.
3. Langkah–langkah Penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Kemmis dan
MCTaggart dalam Ridwan (2016: 22) terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan
(observation), dan releksi (reflection). Tahapan tersebut dapat ditampilkan
pada Gambar 1.1.
13
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK
(Sumber Depdikbud, 2013: 27)
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran klasifikasi materi
dan perubahannya. Kegiatan ini meliputi:
1) Peneliti menetapkan metode untuk meningkatkan keaktifan,
perhatian, dan kerjasama siswa terhadap pembelajaran IPA pada
materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya menggunakan metode
Eksperimen.
2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan
mengembangkan metode Eksperimen.
3) Menyiapkan materi praktikum.
14
4) Membuat lembar observasi.
5) Mendesain alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
c. Observasi
Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan, sehingga saling mendukung dalam memperoleh data yang akurat.
Pada tahapan ini, peneliti mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati yaitu
perhatian, keaktifan, dan kerjasama siswa dalam menemukan informasi
yang terkandung dalam materi pelajaran.
Selanjutnya, yaitu membangun hubungan antara konsep dengan materi
lain ataupun dengan pengalaman siswa sehingga siswa menemukan arti
yang terkandung di dalam materi yang dipelajari. Sedangkan kegiatan atau
aktivitas guru yang diamati antara lain berintraksi dengan siswa,
penggunaan metode Eksperimen, penyampaian materi, dan pengondisian
siswa.
d. Refleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh dalam kegiatan observasi
dikumpulkan. Kemudian, analisis dilakukan untuk mengetahui apakah
15
tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan
pembelajaran telah dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk melakukan
tindakan kelas pada Siklus selanjutnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah:
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua hal-hal
yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung untuk
memperoleh data yang konkret. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Selain itu, peneliti
melakukan pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario
pembelajaran dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan
hasi belajar siswa.
b. Tes
Tes adalah suatu teknik pengumpulan data yang berisi
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
dan kemampuan siswa yang dijawab atau diselesaikan oleh siswa.
c. Dokumentasi
16
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen
yang peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai
siswa sebelum penerapan metode Eksperimen serta foto selama proses
belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam
pelaksanaan penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian.
Instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat proses
pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur perkembangan yang
telah tercapai dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
siswa.
17
b. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh nilai dari siswa sebagai hasil
belajar IPA materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya. Bentuk tes
yang digunakan olehpeneliti adalah pilihan ganda.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam pada saat kegiatan
pembelajaran penerapan Metode Eksperimen pada topik Klasifikasi
Materi dan Perubahannya.
6. Pengumpulan Data
Data dalam PTK dibagi dalam dua kelompok, yaitu data proses dan
data hasil. Data proses merujuk pada deskripsiaktivitas yang dilakukan
selama pelaksanaan tindakan, sedangkan data hasil merujuk pada sejumlah
gejala atau fakta yang muncul dalam atau sebagai hasil dari suatu tindakan.
Data yang perlu dikumpulkan dalam PTK adalah aktivitas sehari-hari
dalam mengajar, permasalahan, dan dampak KBM.
Langkah-langkah yang dilakukan terkait dengan pengumpulan data
dan analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan cara mengumpukan data
b. Menyiapkan instrumen atau borang yang diperlukan
c. Mengumpulkan data secara sistematik
d. Memeriksa dan menganalisis data yang telah dikumpulkan
18
7. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
tiap Siklus dengan KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 67. Oleh
karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 67
jika nilai yang diperoleh siswa 67. Sebaliknya, siswa dikatakan belum
tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang diperoleh
siswa 67.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut
terdapat 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya. Keteuntasan belajar
siswa (individual) dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
M =
Keterangan:
M = Mean
Σx = Jumlah nilai semua siswa
N = Jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
KB =
100%
19
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah skor total
c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
P =
x 100%
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = Jumlah keseluruhan
(Trianto, 2009: 241)
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman
Judul, Lembar Logo IAIN, Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian
Tulisan, Pengesahan Kelulusan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar,
Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
20
Kegunaan Penelitian, Definisi Oprasional, Metode Penelitian, dan Sistematiak
Penulisan.
Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori dan Kajian
Pustaka. Bab III berisi Pelasanaan Penelitian yang mencakup Deskripsi
Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Deskripsi
Pelaksanaan Siklus II.
Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup
Analisis Hasil Pra Siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II dan
Pembahasan. Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran.
Sedangkan ada bagaian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran-
lampiran yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Surat Keterangan,
Soal Siklus I dan II, Dokumentasi Kelas dan Daftar Riwayat Hidup.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat digunakan secara
psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis
yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir,
memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan,
membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan
aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses
penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan,
latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan
sebagainya.
Menurut Surya (1997), belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam berintraksi dengan lingkungannya. James O. Whitaker dalam
Djamarah (2000: 12) menyatakan bahwa “Belajar adalah proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman “.
Kata “diubah” merupakan kata kunci pendapatnya Whitaker, sehingga dari
22
kata tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah sebuah perubahan
yang direncanakan secara sadar melalui suatu program yang disusun untuk
menghasilkan perubahan prilaku positif tertentu.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan perilaku yang dilakukan secara sadar untuk mencapai
perubahan yang positif melalui program yang ditentukan.
b. Prinsip – prinsip Belajar
Menurut Bruce Weil (1980), ada tiga prinsip penting dalam proses
pembelajaran, yaitu: Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk
kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau merubah struktur kognitif
siswa. Kedua, berhubungan dengan tipe–tipe pengetahuan yang harus
dipelajari. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, social, dan
logika. Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran
lingkungan sosial.
Prinsip–prinsip belajar berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Perhatian
terhadap pelajaran timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasa
23
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut dan diperlukan dalam
kehidupan sehari–hari.
Motivasi erat kaitannya dengan minat. Siswa yang memiliki minat
terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan
dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi
tersebut.
2) Keaktifan
Proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan itu dapat berupa
kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bias berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan–keterampilan dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan
yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil
percobaan dan kegiatan psikis lain.
3) Keterlibatan Langsung
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan belajar yang dituangkan
dalam cone experience atau kerucut pengalaman, mengemukan bahwa
belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar
harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok
dengan memecahkan masalah (problem solving). Guru berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator. Keterlibatan siswa tidak hanya keterlibatan
24
fisik semata, tetapi juga emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif
dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan
internalisasi nilai–nilai dalam pembentukan sikap dan nilai dan juga pada
saat latihan–latihan dalam pembentukan keterampilan.
4) Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya–daya yang
pernah ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menganggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan berfikir dan sebagainya. Pentingnya
prinsip pengulangan dalam belajar dengan mengadakan pengulangan
maka daya–daya tersebut berkembang.
5) Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak
mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang
untuk mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen dan inkuiri, juga
memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan
sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif akan menantang
siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar
dari hukuman yang tidak menyenangkan.
6) Balikan dan Penguatan
25
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
Menekankan pada stimulus dan responnya. Format sajian berupa
tanyajawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya
merupakan belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan
penguatan.
7) Perbedaan Individu
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang
siswa yang mirip, setiap siswa memiliki perbedaan. Perbedaan belajar
berpengaruh pada metode dan hasilnya. Pembelajaran klasikal yang
mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa
metode, misalnya:
a) Penggunaan metode atau setrategi belajar-mengajar yang bervariasi;
b) Penggunaan metode instruksional;
c) Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan bagi siswa pandai
dan memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang kurang;
d) Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan minat dan
kemampuan siswa.
26
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang
mencakup ranah kognif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
konsep teori mata pelajaran saja tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,
kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam–macam
keterampilan, cita–cita, keinginan dan harapan.
Menurut Oemar Hamalik (2002: 45) yang menyatakan bahwa “hasil
belajar itu dapat dilihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan
perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku “. Belajar merupakan proses
yang kompleks dan terjadinya perubahfan perilaku pada saat proses
belajar diamati pada perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian.
Guru harus mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah
dilakukan peniaian. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai
yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakuakan proses
belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir.
Kemudian, guru menentukan prestasi belajar siswa melalui tes.
Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perolehan pembelajaran secara tuntas yang telah melalui tahapan proses
pembelajaran secara intensif.
b. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
27
Faktor–faktor yang memengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008:
24) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan sebagainya. Hal–hal tersebut dapat mempengaruhi
siswa dalam menerima materi pelajaran.
b) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda–beda, tentunya hal ini turut
memngaruhi hal belajarnya. Beberapa factor psikologis
meliputi intelligence Quotient (IQ), perhatian, minat, bakat,
motivasi, motif, kognitif dan daya nalar siswa.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain–lain.
Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi
udara yang kurang tentunya berbeda suasana belajarnya dengan
28
yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di
ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
b) Faktor Instrumental
Faktor–faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor–faktor ini diharapkan dapat berungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan–tujuan belajar yang
telah direncanakan. Faktor–faktor instrumental ini berupa
kurikulum, saran dan guru.
3. Hakekat Pembelajaran IPA di SMP
a. Hakekat IPA
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses
ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai
proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan
semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang
alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk
diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan
dalam sekolah atau di luar sekolah atau bahan bacaan untuk
penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur
dimaksudkan sebagai metodologi atau metode yang digunakan untuk
mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah (scientific
29
methods) (Purwanto, 2009: 137). Selain sebagai proses dan produk,
Daud Joeseof (Trianto, 2012: 137) pernah menganjurkan agar IPA
dijadikan suatu “ Kebudayaan “ atau suatu kelompok atau institusi
social dengan tradisi nilai, aspirasi maupun inspirasi.
Menurut Patta Bundu (2006: 9), sains atau yang biasa
diterjemahkan Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata “natural
science”. Natural memiliki arti alamiah dan berhubungan dengan
alam, sedangkan sciences artinya ilmu pengetahuan. Artinya, sains
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam
atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA
memiliki objek dan persoalan yang holistik atau menyeluruh.
Menurut Puskur (2007: 6) menyebutkan bahwa hakikat IPA
mengandung empat unsur utama tertulis di bawah ini:
1) Sikap: misalnya rasa ingin tahu tentang fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang mendasari masalah di
alam yang dapat dipecahkan melalui prosedur ilmiah.
2) Proses: prosedur atau metode pemecahan masalah melalui metode
ilmiah.
3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
30
Merujuk dari beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa
hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang disajikan secara
menyeluruh untuk mempelajari alam dan gejala-gelajanya atas dasar
unsur sikap, proses, produk, dan aplikasi yang mana keempat unsur
tersebut merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, siswa diharapkan
memiliki pengetahuan secara utuh dan mampu memahami fenomena
alam melalui kegiatan pemecahan masalah menggunakan proses
ilmiah/ metode ilmiah sehingga kegiatan pembelajaran merupakan
proses yang bermakna dengan adanya integrasi nilai yang dipelajari.
b. Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris
“Sciences”. Kata “Sciences” sendiri berasal dari bahasa Latin
“scientia” yang berarti saya tahu. “Sciences” terdiri dari sosial
sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu
pengetahuan alam). Namun, Science sering diterjemahkan sebagai
sains yang berarti ilmu pengetahuan alam saja, walaupun pengertian
ini kurang tepat dan bertentangan dengan etimologi (Suriasumantri,
1998: 299) dalam Trianto (2012: 136).
Menurut H.W. Flower (dalam Laksmi Prihantoro, 1999: 1.3) IPA
adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang
31
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama
atas pengamatan dan deduksi. IPA mempelajari alam semesta, benda-
benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar
angkasa, baik yang dapat teramati indera maupun yang tidak dapat
teramati dengan indera. Menurut Trianto (2012: 136), IPA adalah
suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode
ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
Beberapa pendapat para ahli mengenai IPA, dapat disimpulkan
bahwa IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang 16 tersusun secara
sistematis yang berupa fakta-fakta yang diperoleh dari gejala-gejala
alam yang berkembang melalui metode ilmiah dan sikap ilmiah. Ilmu
Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan
deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala
yang dapat dipercaya. Tiga kemampuan dalam IPA, yaitu kemampuan
untuk mengetahui yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa
yang belum diamati dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil
eksperimen, serta dikembangkannya sikap ilmiah.
32
Pembelajaran IPA sebagaimana tujuan pendidikan dalam
taksonomi Bloom, bahwa pembelajaran dapat memberikan
pengetahuan (kognitif), sebuah keterampilan (psikomotorik),
kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan, dan
apresiasi (David R. Krathwohl, 2002: 261). Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) berkaitan dengan metode mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, sehingga prospek
perkembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan
pengalaman pada siswa sehingga mereka kompeten melakukan
pengukuran berbagai besaran fisis, (2) menanamkan pada siswa
pentingnya pengamatan empiris dalam menguji auatu pernyataan
ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan
terhadap kejadian sehari-hari yang membutuhkan pembuktian secara
33
ilmiah, (3) latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan
belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada
masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam, (4)
memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam
kegiatan perancangan dan pembuatan alatalat sederhana maupun
penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab
berbagai masalah.
Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs,
meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa,
makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang
sebenarnya sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami
fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan
ilmiah yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui
metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal,
dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok
bahasannya adalah alam dan segala isinya.
c. Ilmu Pengetahuan Alam Materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya
1) Materi dan wujudnya
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati
sebuah ruang. Materi berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan
34
menjadi zat padat, cair, dan gas. Perbedaan sifat zat padat, cair,
dan gas dijelaskan pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1. Perubahan Wujud Zat
Padat Cair Gas
Mempunyai
bentuk dan
volume tertentu
Mempunyai volume
tertentu, tetapi tidak
mempunyai
bentuk yang
tetap, bergantung
pada tempat yang
digunakan
Tidak
mempunyai
volume dan
bentuk yang tentu
Jarak antar
pratikel zat padat
sangat rapat
Jarak antar partikel
zat cair lebih
renggang
Jarak antar
partikel gas
sangat renggang
Partikel-partikel
zat padat tidak
dapat bergerak
bebas
Partikel-partikel zat
cair dapat bergerak
bebas namun terbatas
Partikel-pertikel
gas dapat
bergerak dengan
sangat bebas
(Sumber: Sugiarto, 2017: 62)
2) Perubahan Materi
Benda-benda di sekitar kita seringkali mengalami perubahan.
Perubahan tersebut ada yang langsung dapat diamati, tetapi ada
juga yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk melihat
adanya perubahan pada benda tersebut. Perubahan benda-benda ini
35
sering kita sebut dengan perubahan materi. Contohnya kertas
dibakar dan besi berkarat. Perubahan suatu materi dapat
berlangsung melalui dua metode, yaitu perubahan fisika dan
perubahan kimia.
a) Perubahan fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan zat yang tidak
disertai dengan terbentuknya zat baru. Komposisi materi
tersebut juga tidak berubah. Contohnya yaitu es yang mencair.
Walaupun wujud es berubah dari padat menjadi cair, namun
struktur pembentuknya yaitu H2O. Contoh perubahan fisika
yang lain seperti menguap, menyublim, mengembun,
membeku, serta perubahan bentuk.
b) Perubahan kimia
Perubahan kimia merupakan perubahan zat yang dapat
menghasilkan zat baru. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
yaitu pada peristiwa pembakaran kayu. Sebelum dibakar, kayu
mengandung serat selulosa, tetapi setelah dibakar berubah
menjadi arang atau karbon. Proses pembakaran kayu
mengakibatkan terbentuknya zat baru. Ciri-ciri terjadinya
perubahan kimia pada suatu zat:
(1) Terbentuknya gas
36
Beberapa reksi kimia tertentu dapat membentuk gas.
Misalnya, reaksi logam Magnesium (Mg) dengan asam
Klorida (HCl). Persamaan rekasinya yaitu:
Mg(s) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
Gas yang terbentuk dapat teramati dalam wujud
gelembung-gelembung kecil, yang merupakan gas
Hidrogen. Pembentukan gas juga bisa ditandai dengan
adanya bau tertentu.
(2) Terbentuk endapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan
suatu senyawa yang berbentuk padatan. Padatan tersebut
tidak larut (tidak bercampur secara homogen) dengan
cairan di sekitarnya. Contoh rekasi pembentukan endapan
ialah rekasi antara Timbal Nitrat (Pb(NO3)2) dengan
Natrium Iodida (NaI) menghasilkan endapan timbal
iodida yang berwarna kuning.
37
Gambar 2.1 Pembentukan Endapan Timbal Iodid
(Sumber Wahono Widodo, 2017: 63)
(3) Terjadi perubahan warna
Perubahan warna terjadi karena terjadi perubahan
komposisi dan terbentuk zat kimia baru yang memiliki
warna berbeda saat reaksi kimia berlangsung. Contoh
rekasi kimia yang memberikan warna khas ialah rekasi
antara Tembaga Sulfat (CuSO4) dengan air yang semula
putih berubah menjadi biru, karena terbentuk senyawa
baru yaitu CuSO4.5H2O.
(4) Terjadi perubahan suhu
Terjadinya reaksi kimia disertai dengan perubahan
energi. Salah satu bentuk energi yang sering menyertai
reaksi kimia adalah energi panas.
Akibatnya suhu hasil rekasi kimia dapat menjadi lebih tinggi
atau lebih rendah daripada suhu pereaksinya.
Tabel 2.2 Perbedaan Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
38
No Perubahan fisika Perubahan kimia
1. Tidak terbentuk zat baru Terbentuk zat baru
2. Komposisi materi tidak
berubah
Mengalami perubahan
komposisi materi sebelum
dan sesudah reaksi
3. Tidak terjadi perubahan
warna, bau, rasa, dan
tidak terbentuk endapan
Ditandai dengan
terbentuknya gas,
endapan, perubahan suhu,
perubahan warna,
perubahan bau, dan
perubahan rasa.
(Sumber: Kemendikbud, 2017: 64)
3) Perubahan wujud zat
Proses-proses perubahan wujud yang memerlukan kalor, yaitu:
a) Menguap : perubahan dari fasa cair ke gas
b) Melebur : perubahan dari fasa padat ke cair
c) Menyublim: perubahan dari fasa padat ke gas tanpa melalui
fasa cair.
Proses-proses perubahan wujud yang disertai pelepasan kalor
yaitu:
39
a) Mengembun: perubahan dari fasa gas (uap) ke cair.
b) Membeku: perubahan dari fasa cair ke gas.
c) Mengkristal: perubahan dari fasa gas ke padat tanpa
melalui fasa cair.
Gambar 2.2 Diagram perubahan wujud zat
(Sumber Rohmadiarti, 2017: 65)
4) Unsur, senyawa, dan campuran
a) Unsur
Semua benda yang ada di bumi kita tersusun dari materi.
Ilmuwan menggolongkan materi berdasarkan susunan dan
sifatnya. Materi di alam dapat dibagi menjadi zat tunggal dan
campuran. Bila kita kaji lebih mendalam lagi, zat tunggal yang
ada di alam dapat dibagi menjadi unsur dan senyawa. Unsur
merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
bagian yang lebih sederhana dan tetap mempertahankan
karakteristik asli dari unsur tersebut. Dengan kata lain, unsur
merupakan zat tunggal yang tidak dapat diubah lagi menjadi
40
zat yang lebih sederhana dengan metode kimia biasa. Bagian
terkecil dari unsur adalah atom. Unsur di alam dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh
unsur logam adalah Besi (Fe), Emas (Au), Seng (Zn) dan
contoh unsur nonlogam adalah karbon, nitrogen, dan oksigen.
Nama unsur menggunakan bahasa Latin berdasarkan
penemu pertamanya atau tempat ditemukannya unsur tersebut.
Tidak dibedakan penamaan antara unsur alamiah yang terdapat
di alam maupun unsur buatan. Unsur menggunakan nama
untuk menghormati identitas penemunya ataupun tempat
penemuannya. Simbol unsur dibuat untuk memudahkan dalam
penulisan unsur, yaitu dengan cara menyingkatnya. Simbol
unsur yang digunakan saat ini secara Internasional adalah
menurut Jons Jacob Berzelius.
Cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius:
(1) Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf
awal dari nama latinnya
(2) Huruf awal ditulis dengan huruf kapital
(3) Bagi unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu
huruf kecil dari nama unsur tersebut.
41
Berikut merupakan Gambar 2.3 sistem periodik unsur.
Gambar 2.3 Sistem Periodik
(Sumber Spotlight Chemistry Preliminary, 2017: 66)
b) Senyawa
Contoh bahan-bahan yang termasuk senyawa ialah air,
gula, garam, asam cuka. Sebuah senyawa terdiri dari dua buah
unsur atau lebih. Senyawa merupakan zat tunggal yang dapat
diuraikan menjadi dua jenis zat atau lebih zat yang lebih
sederhana dengan metode kimia. Senyawa terbentuk melalui
proses pencampuran zat secara kimia, pembakaran atau
penguraian secara termal maupun elektrik. Sifat suatu senyawa
42
berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya adalah pada Tabel
2.3.
Tabel 2.3 contoh senyawa dan unsur penyusunnya
(
S
u
m
b
er
:
K
e
m
e
ndikbud, 2017: 68)
c) Campuran
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat
lebih dan masih mempunyai sifat zat penyusunnya. Campuran
dibagi menjadi dua macam, yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen.
a. Campuran homogen ialah campuran yang tidak dapat
dibedakan lagi zat-zat yang tercampur di dalamnya. Contoh
campuran homogen yaitu larutan. Larutan terdiri dari
pelarut (solven) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang
umum digunakan adalah air dan senyawa organik seperti
kloroform dan alkohol.
No. Senyawa Unsur penyusun
1. Air Hidrogen dan oksigen
2. Garam dapur (natrium
klorida)
Natrium dan klorin
3. Gula tebu (sukrosa) Karbon dan hydrogen dan
oksigen
43
Larutan memiliki ukuran partikel zat terlarut sangat kecil
dengan diameter kurang dari 1 nm. Sehingga, tidak dapat
dilihat walaupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh
karena itu, larutan terlihat homogen yang menyebabkan zat
terlarut dan pelarut dalam larutan tidak dapat dibedakan
adalah pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 contoh campuran homogen dan heterogen
(Sumber: Kemendikbud, 2017: 68)
b. Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat
bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga
dapat dikenali zat penyusunnya. Pada campuran heterogen,
seluruh bagian tidak memiliki komposisi yang sama (tidak
serba sama) adalah pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Perbedaan Unsur, Senyawa, dan Campuran
Unsur Senyawa Campuran
Zat tunggal Zat tunggal Campuran
44
Tidak dapat
diuraikan
Dapat diuaraikan Dapat diuraikan
Terdiri dari satu
jenis atom
Tersusun atas dua
jenis atom atau
lebih
Tersusun atas dua
jenis atom/molekul
atau lebih
Perbandingan
massa zat
penyusunnya
tetap
Perbandingan massa
zat penyusunnya
tidak tetap
5) Pemisahan Campuran
Campuran tersusun atas dua zata atau lebih. Untuk
memperoleh zat murni, maka campuran tersebut harus dipisahkan.
Zat-zat dalam campuran tersebut dapat dipisahkan secara fisika.
Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat-
sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel, titik
leleh, titik didih, sifat megnetik, dan sebagainya. Metode
pemisahan campuran sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari sperti untuk penjernihan air, pemisahan garam, dan lain-lain.
Beberapa metode pemisahan campuran yang sering digunakan,
yaitu penyaringan (filtrasi), sentrifugasi, sublimasi, kromatografi,
dan destilasi.
45
a) Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi ialah metode pemisahan campuran yang digunakan
untuk memisahkan campuran dan padatan yang tidak larut
berdasarkan pada ukuran partikel zat-zat yang tidak bercampur.
Prinsip kerja filtrasi didasarkan pada ukuran partikel zat-zat yang
bercampur, umumnya untuk memisahkan padatan dari cairan. Alat
utama dalam filtrasi adalah suatu penyaring dari bahan berpori
yang dapat dilewati partikel-partikel kecil, tetapi menahan partikel
yang lebih besar adalah pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Prinsip kerja filtrasi
(Sumber Kemendikbud, 2017: 69)
b) Sentrifugasi
Metode ini digunakan sebagai pengganti filtrasi jika partikel
padatan sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit.
Metode sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-
sel darah merah dan sel-sel darah putih dari plasma darah.
c) Destilasi (penyulingan)
46
Pemisahan campuran dengan metode destilasi sering
digunakan untuk memisahkan suatu zat cair yang bercampur
sehingga saat menguap, setiap zat terpisah ditunjukkan pada
Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Prinsip kerja Destilasi
(Sumber Kemendikbud, 2017: 72)
d) Kromatografi
Metode kromatografi digunakan untuk mengidentifikasi suatu
zat yang berada dalam suatu campuran. Prinsip kerjanya
didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-
partikel yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri
suatu medium gerak. Jenis kromatografi yang digunakan adalah
kromatografi kertas pada Gambar 2.7.
47
(Gambar 2.7 Prinsip kerja kromatografi)
(Sumber Kemendikbud, 2017: 74)
e) Sublimasi
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan metode
sublimasi yaitu didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu
zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke wujud gas),
sedangkan zat lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya
pemisahan campuran iodin dengan garam pada Gambar 2.8
Gambar 2.8 Prinsip kerja sublimasi
(Sumber Kemendikbud, 2017: 75)
f) Dekantasi
Dekantasi merupakan pemisahan komponen-komponen dalam
campuran dengan metode dituang secara langsung. Metode ini
dapat dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partikel dan
massa jenis yang besar, sehingga dapat terpisah dengan baik
terhadap cairannya. Contoh dekantasi ialah pemisahan campuran
antara pasir dengan air, atau campuran suspensi lain antara padatan
48
dan cairan atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur
(suspensi).
4. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Pengertian Metode Eksperimen adalah metode penyajian bahan
pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang
dipelajari. Metode eksperimen adalah suatu metode mengajar, di mana
siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Menurut menurut Roestiyah N.K (2008: 80) menyatakan bahwa
metode eksperimen adalah salah satu metode mengajar, dimana siswa
melakukan sutau percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya
serta melukiskan hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri,
juga siswa dapat terlatih dalam metode berfikir yang ilmiah. Dengan
eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang
49
sedang dipelajarinya. Proses pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, menganalisis, pembuktian dan menarik kesimpulan
sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Dari uraian diatas maka terlihat bahwa metode eksperimen berbeda
dengan metode demonstrasi. Metode demonstrasi hanya menekankan
pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode
eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil.
Eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus
dilaksanakan didalam laboratoriom tetapi dapat dilakukan pada alam
sekitar.
b. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3) Dengan metode ini terbina manusia yang dapat membawa
terobosanterobosan baru dengan penemuan.
50
4) Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
melakukan eksperimen.
5) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang
diperlukan untuk percobaan.
6) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode
ilmiah dan berfikir ilmiah.
7) Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-
hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan
verbalisme.
c. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak tersedianya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak
didik berkesempatan mengadakan eksperimen.
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak
didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru.
4) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen
karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan
eksperimen.
5) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru
dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil
keputusan.
51
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan,
maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup
bagi tiap siswa.
2) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti
yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan,
maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan
harus baik dan bersih.
3) Eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama,
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori
yang dipelajari itu.
4) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih,
maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih obyek eksperimen itu.
5) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah
mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya
52
suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan
karena alatnya belum ada.
d. Prosedur Eksperimen
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,
mereka harus memahami masalah yang dibuktikan melalui
eksprimen.
2) Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-
bahan yang dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang
harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang
perlu dicatat.
3) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi
pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan
yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi
dengan tes atau tanyajawab.
5) Metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat
kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang
dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
53
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan
dapat diperkenalkan metode atau kondisi pembelajaran yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang
inovatif dan kreatif.
6) Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan
mengajar siswa untuk belajar konsep fisika samadengan
seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan
mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian,
siswa menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh selama pembelajaran.
e. Tahap Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap
sebagai berikut:
1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan
percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati
klasifikasi materi dan perubahannya. Demonstrasi ini
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi
IPA yang dipelajari.
2) Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan
percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat
peristiwa tersebut.
54
3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya.
4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui
kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil
percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep, setelah siswa
merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan
dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan
konsep yang telah dipelajari.
5) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu
konsep.
6) Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen membantu
siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat
diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan,
tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata
lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep
terkait dengan pokok bahasan.
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
55
1. Said (2015), melakukan penelitian dengan tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP N Meselesek
melalui penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA. Pada Siklus I pertemuan I dari 16 siswa yang
mengikuti tes formatif, terdapat sejumlah 9 siswa (56,25 %) yang tidak
tuntas dan pertemuan II terdapat sejumlah 7 siswa (43,75 %) yang tidak
tuntas, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen belum
berhasil sehingga perlu dilakukan refleksi untuk ditindaklanjuti pada
Siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II guru lebih giat dalam
membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen. Hasil
tes formatif Siklus II pertemuan I masih terdapat 2 siswa (12, 5%) yang
belum tuntas dan pada pertemuan II terdapat 16 siswa (100 %) berhasil
tuntas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII SMP N Meselesek pada mata pelajaran IPA.
2. Rintis Rizkia (2016), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa metode
eksperimen efektif dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran Daur Air di kelas VII SMP N 1 Sumbang Banyumas.
Dengan demikian, diharapkan bagi para guru untuk dapat menerapkan
56
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA khususnya materi Daur Air
supaya dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa serta
memperbaiki kualitas pembelajarannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Rintis Rizkia ini memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan metode
Eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa,
sedangkan perbedaanya terdapat pada subyek, materi pelajaran, tempat,
dan waktu pelaksanaan penelitian.
3. Leni Maria (2014), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V
SDN Tapis Tembawang ditandai dengan Kemampuan guru merancang
perencanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA dapat dilihat dari rata-rata Siklus I sebesar 2,7 dan
Siklus II sebesar 3,54 dan Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran
IPA menggunakan metode demonstrasi pada pada Siklus I sebesar 2,87
dan pada Siklus II sebesar 3,7. Kemampuan guru merancang pembelajaran
IPA menggunakan metode eksperimen pada Siklus I dan Siklus II sebesar
0,84 dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sebesar 0,83.
Sedangkan Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan metode eksperimen pada Siklus I sebesar 33,3% dan pada
Siklus II meningkat menjadi 91,67%.
57
4. Yanuarti (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
SDN Tembakaji Semarang ditandai dengan keterampilan guru Siklus I
pertemuan 1 memperoleh skor 28 (baik), Siklus I pertemuan 2 sebesar 35
(sangat baik), Siklus II pertemuan 1 sebesar 36 (sangat baik), dan Siklus II
pertemuan 2 sebesar 38 (sangat baik). Aktivitas siswa Siklus I pertemuan
1 memperoleh skor 17,2 (baik), Siklus I pertemuan 2 sebesar 18,97 (baik),
Siklus II pertemuan 1 sebesar 20,3 (baik) dan Siklus II pertemuan 2
sebesar 21,6 (baik). Hasil belajar klasikal Siklus I pertemuan 1 sebesar
61,1%, Siklus I pertemuan 2 menjadi 77,8%, Siklus II pertemuan 1
menjadi 83,3% dan pada Siklus II pertemuan 2 menjadi 88,9%.
5. Henykurnia (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V
SD Bawen ditandai dengan (1) keterampilan guru pada Siklus I diperoleh
skor 20 dengan kriteria baik, Siklus II dengan skor 27 dengan kriteria
baik. (2) Aktivitas siswa Siklus I memperoleh skor 12 dengan kriteria
baik, Siklus II diperoleh skor 18 dengan kriteria baik. (3) Ketuntasan
klasikal hasil belajar siswa Siklus I pertemuan I sebesar 31% dan Siklus I
pertemuan II 62%. Pada Siklus II pertemuan I sebesar 72% dan Siklus II
pertemuan II sebesar 83%.
58
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode
eksperimen semua menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar melalui
metode Eksperimen, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek,
materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian dan hasil dari
penelitian yang dilakukan.
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Istilah ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena
adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, 2014: 17).
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen;
b. Menyiapkan saran pendukung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung;
59
c. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kondisi saat
proses pembelajaran berlangsung;
d. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen; dan
e. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode
eksperimen.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi
rancangan yaitu menggunakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat
dan harus berusaha menaati yang dirumuskan dalam rancangan, tetapi
harus pula berlaku wajar, tidak dibuat–buat (Arikunto, 2014: 18).
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi yang digunakan,
materi apa yang akan diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah,
2010: 39). Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diterapkan metode
eksperimen untuk memudahkan guru dalam menyampaikan inormasi
kepada siswa.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal–hal yang diperlukan terjadi selama pelaksanaan tindakan
60
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian,
presentasi, dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain–lain (Daryanto, 2011: 27)
4. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata Bahasa Inggris reflection, yang
artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketikaguru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan
(Arikunto, 2014: 20). Tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai,
proses, masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilakukan (Aqib, 2008: 32).
Jika indikator belum tercapai, maka PTK dilanjutkan ke Siklus berikutnya
pada waktu dan materi yang berbeda melalui tahap sama dengan Siklus
sebelumnya.
61
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 7 Salatiga
1. Identitas Sekolah
Gambar 3.1. Identitas Sekolah
(Sumber: Administrasi Sekolah)
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi SMP N 7 Salatiga adalah:
Visi:
Terwujudnya insan yang „Siap Berprestasi‟ (Santun berperilaku, Iman alam
beragama, menjaga Asri lingkungannya, dan Percaya diri untuk meraih
prestasi).
Misi:
1 Nama Sekolah :
2 NPSN :
3 Jenjang Pendidikan :
4 Status Sekolah :
5 Alamat Sekolah :
RT / RW : 2 / 6
Kode Pos :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Negara :
6 Posisi Geografis : Lintang
Bujur110.4765
Kec. Sidomukti
Kota Salatiga
Prop. Jawa Tengah
Indonesia
-7.3253
Negeri
Jl. Setiaki.15 Salatiga
50722
Dukuh
SMP NEGERI 7 SALATIGA
20328440
SMP
62
a. Menumbuhkan perilaku warga SMP N 7 Salatiga untuk bersikap santu
dalam pergaulan.
b. Menumbuhkan kedisiplinan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan
untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar di sekolah yang
kondusif.
c. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran yang
dianut melalui Pendidikan agama dan budaya bangsa sehingga
terbangun siswa yang taqwa dan berakhlak mulia.
d. Menanamkan sifat cinta lingkungan dan kebersihan dengan pembinaan
yang rutin dan terencana.
e. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali seluruh
potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optmal.
f. Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh
warga SMP N 7 Salatiga.
3. Struktur Organisasi
Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala
urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur
organisasi. Adapun Struktur Organisasi SMP N 7 Salatiga sebagai berikut:
63
Gambar 3.2. Struktur Organisasi
(Sumber: Administrasi Sekolah)
Dwitjahjo Koesharjanto, S.Pd, M. Si Dwitjahjo Koesharjanto, S.Pd., M.Si.
64
4. Keadaan Guru SMP N 7 Salatiga
Tabel 3.1 Data Pendidik SMP N 7 Salatiga
No. NAMA JABATAN
1.
Dwitjahjo Koesharjanto, S.Pd.,
M. Si Kepala Sekolah
2. Agus Dwiyono, S.Pd Kepala Perpustakaan
3. Anna Kurniawati, S.Pd Guru
4. Anita Windi Astuti, S.Ag Guru
5. Arif Nurhadi Wali Kelas 7B
6. Arief Dwiyuwono, S.Pd. M.Pd. Wali Kelas 8E
7. Dwi Ariyanti, S.Pd Guru
8. Dwi Haryono, S.Kom Guru
9. Dian Maret, S.Pd BK
10. Dini Asnuning Maharani, S.Pd Wali Kelas 9B
11. Dwi Retno Setyaningrum, S.Pd BK
12. H. Dimyathi, S.PdI Guru
13. Edy Hartoyo, S.Th Wali Kelas 8A
14. Endang Retno Haryati, S.Pd Guru
15. M. Fatkurohman, S.Pd Wali Kelas 9D
16. Drs. Guntur Dwi Indradi Wali Kelas 9C
17. Gisti Waliyatun Waka Sarpras
65
18. Dra. Hidayati Guru
19. Hidayati, S.Pd BK
20. Sri Handayani, S.Pd Wali Kelas 8C
21. Heru Setyo W,S.Pd Guru
22. Hadi Susanto, S.Pd Guru
23. Hartanto, S.Pd Wali Kelas 9F
24. Jaka Mahargono, Amd.Pd Waka Humas
25. Hj. Krisnuraini, S.Pd Wali Kelas 7D
26. Layly Atiqoh, S.Ag Wali Kelas 8F
27. Mujiani, S.Pd Guru
28. Siti Maskanah, S.Pd Wali Kelas 9H
29.. Sri Mulyani, S.Pd Wali Kelas 9A
30. M. Sintoro, S.Ag Guru
31. Nastain Arif, S.Pd Waka Kesiswaan
32. Nur Kholis, S.Pd Wali Kelas 7C
33. Supiyono, S.Pd. Wali Kelas 8B
34. Emmanuel Pujono, S.Pd Wali Kelas 7A
35. Priharyanto, S.Pd, S.Th, M.Pd Guru
36. Purnomowati,S.Pd Guru
37.
Rachmad Danang Yulianto,
S.Pd. Wali Kelas 9G
66
38. Sudiyo, S.Pd Guru
39. H. Sugiharto, S.Pd, M.Pd Guru
40. Sigih Pratisto, S.Pd Waka Kurikulum
41. Slamet Mulyono Guru
42. Supadmi, S.Pd Wali Kelas 8D
43. SAS. Sulistyorini P, S.Pd Guru
44. Drs. Supantiyono Guru
45. Trima Rofianti, S.Pd Guru
46. Tri Wahyu Estiningsih, S.Pd Guru
47. Yuliana AS, S.Pd Wali Kelas 8G
48. Dra. Yekti Widowati Wali Kelas 9E
49. Tri Martni Harwanti, SE Kepala Tata Usaha
50. Sukarianto Tata Usaha
51. Juwandi Tata Usaha
52. Salis Vita Auliya Tata Usaha
53. Istantiah Perpustakaan
54. Rumadi Satpam
55. Subari Kebersihan
56. Gangsar Penjaga Sekolah
57. Kaeran Kebersihan
(Sumber: Administrasi Sekolah)
67
5. Keadaan Siswa SMP N 7 Salatiga
SMP N 7 Salatiga pada tahun 2018 mempunyai 665 siswa dengan
rincian pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa SMP N 7 Salatiga
Tingkat Pendidikan
Jumlah Siswa Jumlah
Siswa Laki – laki Perempuan
Kelas 7 146 97 243
Kelas 8 121 96 217
Kelas 9 119 85 205
Jumlah 386 279 665
(Sumber: Administrasi Sekolah)
6. Karakteristik Siswa SMP N 7 Salatiga
Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas VII D yang
berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari siswa laki – laki dan siswa
perempuan. Rincian data siswa kelas VII dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VII D SMP N 7 Salatiga
No. NAMA SISWA JENIS KELAMIN
1. ATJ Perempuan
2. ADY Laki – laki
3. AYP Laki – laki
4. CFP Perempuan
68
5. DL Laki – laki
6. DGM Laki – laki
7. DPSW Laki – laki
8. FRZ Laki – laki
9. FI Laki – laki
10. GPER Laki – laki
11. GOR Laki – laki
12. IS Perempuan
13. ISY Perempuan
14. MSA Laki – laki
15. MDS Perempuan
16. NZS Perempuan
17. NF Perempuan
18. PRF Perempuan
19. RA Perempuan
20. RIP Laki – laki
21. SO Laki – laki
22. SSNP Perempuan
23. VP Perempuan
24. WNH Perempuan
25. YFK Laki – laki
69
26. ZR Laki – laki
(Sumber: Administrasi Sekolah)
7. Kolabolator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif.
Guru Kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan peneliti
sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan media
pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas
dengan menggunakan metode eksperimen.
8. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan (2 Siklus) di SMP N 7
Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Senin, 04 Maret 2019
2. Siklus II Rabu, 06 Maret 2019
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelakasanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua Siklus
penelitian. Masing–masing Siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum memulai pembelajaran hasil
70
belajar Siklus I dan Siklus II diberikan, guru memberikan soal pra Siklus
terlebih dahulu agar mengetahui peningkatan sebelum dan sesuadah
menggunakan metode eksperimen. Uraian dari kedua Siklus tersebut adalah
tertulis di bawah ini:
1. Deskripsi Pra Siklus
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA sebelum menggunakan metode eksperimen untuk
mengetahui kemampuan awal siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019. Tertulis berikut ini nilai hasil belajar siswa sebelum
menggunakan metode eksperimen pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Daftar Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa Nilai
1. ATJ 53
2. ADY 73
3. AYP 60
4. CFP 73
5. DL 60
6. DGM 53
7. DPSW 80
8. FRZ 53
9. FI 73
10. GPER 53
11. GOR 53
12. IS 60
13. ISYP 73
14 MSA 73
15. MDS 53
16. NZS 46
17. NF 60
71
18. PRF 53
19. RA 73
20. RIP 53
21. SO 73
22. SSNP 73
23. VP 53
24. WNH 53
25. YFK 46
26. ZR 53
Rata–rata 60,7
Keterangan:
Tuntas : 9 siswa
Belum Tuntas : 17 siswa
Hasil data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil belajar siswa
yang masih rendah yang berada pada presentase sebesar 34,6 %
pembulatan 35% yang masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, hasil data tersebut menjadi dasar bagi
peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode eksperimen juga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada topik klasifikasi
materi dan perubahannya pada siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
72
2. Diskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya melalui
metode Eksperimen;
2) Menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Menyiapkan lembar observasi guru; dan
4) Menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan Senin,
04 Maret 2019 di ruang Kelas VII D SMPN 7 Salatiga dengan jumlah
siswa 26 dan seluruh siswa yang hadir. Penelitian ini berlangsung
selama satu kali tatap muka (2 x 40 menit). Materi yang diajarkan pada
tahap ini adalah tentang Karakteristik Materi mengenai Perubahan
Fisika dan Perubahan Kimia. Langkah–langkah pelaksanaan Siklus I:
1) Kegiatan Awal (15 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
b) Guru memeriksa kerapian siswa;
c) Guru memeriksa kesiapan ruang, media dan lainnya;
73
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar;
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
f) Guru bertanyajawab kepada siswa tentang materi sebelumnya.
2) Kegiatan Inti (90 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan garis besar penggunaan metode
Eksperimen pada materi klasifikasi materi dan
perubahannya mengenai perubahan materi.
(2) Guru menyebutkan materi tentang ciri–ciri perubahan
fisika dan perubahan kimia.
(3) Menjelaskan tentang proses terjadinya perubahan fisika dan
perubahan kimia.
b) Elaborasi
(1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi
metode eksperimen.
(2) Mengidentifikasi ide atau konsep skunder yang menunjang
ide utama.
(3) Tempatkan ide utama di tengah atau di puncak bagan
tersebut.
74
(4) Kelompokkan ide skunder di sekeliling Ide utama yang
secara visual menunjukkan hubungan ide tersebut
denganide utama.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap siswa tentang
topik klasifikasi materi dan perubahannya mengenai
perubahan materi yaitu perubahan fisika dan perubahan
kimia.
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan kesimpulan
tentang topik klasifikasi materi dan perubahannya
mengenai perubahan materi yaitu perubahan fisika dan
perubahan kimia.
3) Kegiatan Akhir (15 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu tentang perubahan materi dan wujudnya.
b) Guru menyampauikan materi yang dibahas pada pertemuan
yang akan datang tentang materi unsur, senyawa dan
campuran.
c) Guru menutup pelajaran dengan do‟a dan penutup.
c. Pengamatan
75
Secara langsung melakukan pengamatan dengan menggunakan
lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran melalui metode Eksperimen dan partisipasi siswa selama
proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituliskan dalam lembar
catatan yang terlampir.
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan pada Siklus I dapat dilakukan refleksi untuk
mengetahui kelemahan kegiatan proses pembelajaran sehinga dapat
digunakan untuk perbaikan pada Siklus berikutnya untuk mencapai
indicator keberhasilan belajar.
Kelemahan–kelemahan yang dihadapi dapat ditunjukkan dengan:
1) Guru kurang maksimal dalam menerapkan metode Eksperimen
dikarnakan metode ini dilingkungan sekolah belum terlaksana
dengan baik, karena biasanya guru hanya menggunakan metode
ceramah dan penugasan;
2) Guru kurang mampu mengkondisikan siswa sehingga masih
terdapat 7 (tujuh) siswa yang bermain sendiri saat pembelajaran
berlangsung;
3) Guru belum maksimal dalam memngalokasikan waktu saat proses
pembelajaran;
76
4) Terdapat 8 (delapan) siswa yang pasif saat diskusi kelompok
sehingga siswa ragu untuk bertanya kepada teman kelompoknya
dan mengakibatkan hasil tesnya kurang maksimal; dan
5) Siswa kurang jelas dengan penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi kendala
pada Siklus I dan merencanakan perbaikan pada Siklus berikutnya
pada waktu yang telah ditentukan. Perbaikan tersebut dilakukan
supaya pada Siklus berikutnya tidak terjadi kelemahan yang sama.
Rencana perbaikan tersebut sebagai berikut:
1) Guru mempelajari secara detail dan mempersiapkan alat dan bahan
untuk eksperimen terlebih dahulu sebelum memulai proses
pembelajaran;
2) Guru mengkondisikan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
motivasi sebelum proses pembelajaran berlangsung;
3) Guru mengatur waktu agar semua kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan;
4) Guru perlu mengawasi secara seksama supaya siswa aktif semua
dan memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif bertanya; dan
5) Guru memberikan penjelasan atau ulasan materi yang dengan jelas
dan suara yang lantang;
77
Kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen yang
menyebabkan indikator keberhasilan belum terpenuhi secara
maksimal, untuk itu pada Siklus II diharapkan melalui metode
Eksperimen pada pembelajaran IPA materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya hasil belajar dan keaktifan siswa dapat meningkat.
3. Diskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi klasifikasi materi dan perubahannya
mengenai unsur, senyawa dan campuran dengan
menggunakan metode Eksperimen;
2) Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan
digunakan;
3) Menyiapkan soal tes evaluasi;
4) Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja
siswa;
5) Menyiapkan lembar observasi guru;
b. Pelaksanaan
78
Penelitian tindakan kelas sisklus II dilaksanakan pada hari
Rabu, 06 Maret 2019 di ruang kelas VII D SMP N 7 Salatiga
dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa dan seluruh siswa yang
hadir. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x
40 menit) pada materi unsur, senyawa dan campuran. Berikut
adalah langkah–langkah pelaksanaan Siklus II:
1) Kegiatan Awal (15 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajjak siswa berdoa;
b) Guru mengkondisikan kelas supaya siswa tenang;
c) Guru mengkondisikan siswa dan melakukan presensi;
d) Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi
unsur, senyawa dan campuran;
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (90 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru mengulas materi sebelumnya;
(2) Guru menjelaskan materi tentang unsur, senyawa dan
campuran.
b) Elaborasi
(1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang
melingkupi sejumlah konsep;
79
(2) Mengidentifikasi ide atau konsep sekunder yang
menunjang ide utama;
(3) Tempatkan ide utama di tengah atau di pucak metode
tersebut;
(4) Kelompokkan ide sekunder di sekeliling ide utama
yang secara visual menunjukkan hubungan ide tersebut
dengan ide utama.
c) Konfirmasi
(1) Guru mencoccokkan soal dan jawaban materi tentang
unsur, senyawa dan campuran;
(2) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap–tiap siswa
tentang unsur, senyawa dan campuran;
(3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan pengutan, dan
kesimpulan tentang materi unsur, senywa dan
campuran.
3) Kegiatan Akhir (15 menit)
a) Guru Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas yaitu materi unsur, senyawa dan campuran.
b) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup.
c. Pengamatan
80
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disusun sebagaimana pada sisklus I. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan metode Eksperimen. Tindakan Siklus
II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan hasil belajar siswa
dan keaktifan siswa dari Siklus sebelumnya (Siklus I). Hasil
pengamatan dituliskan dalam lembar catatan lapangan yang
terlampir.
d. Refleksi
Hasil belajar siswa pada Siklus II mengalami peningkatan yang
lebih baik dibandingkan Siklus I. Siswa sangat antusias dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
Eksperimen. Peningkatan ini dapat terlihat ketika semua siswa
memperhatiakan guru dan lebih serius dalam menjawab pertanyaan
guru yang berisi materi pembelajaran serta timbul rasa ingin tahu
dengan melakuan proses praktikum yang terpandu.
Berdasarkan nilai pada tes evaluasi bahwa tes yang didapatkan
lebih baik dari Siklus I. Pembelajaran pada Siklus II ini telah
mencapai tujuan yang diharapkan yaitu, keaktifan siswa, proses
pembelajaran yang menyenangkan, siswa antusias dalam
81
mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil belajar. Selain itu
nilai yang diperoleh siswa telah mencapai KKM dan siswa telah
mencapai kriteria ketuntasan kalsikal sebesar 85 % dari jumlah
siswa. Peningkatan ini menunjukkan bahwa tindakan yang
dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal, untuk itu
penelitian ini dirasa cukup dan berhenti pada Siklus II.
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu di SMP N 7 Salatiga. Berdasarkan observasi,
diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di SMP N 7 Salatiga.
Proses pembelajaran yang masih terpusat pada guru, siswa kurang aktif
dan metode yang digunakan belum efektif karana tidak melakukan
langsung. Siswa juga masih kurang antusias, dalam mengikuti
pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih banyak siswa yang
berbicara sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi serta kurangnya
minat siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap guru.
Data yang diperoleh dari observasi menunjukkan bahwa hasil tes
formatif siswa pada mata pelajaran IPA materi klasifikasi makhluk hidup
dan prilakunya masih banyak yang belum dapat mencapai nilai KKM
sebesar 67. Tertulis berikut ini daftar nilai hasil belajar pra Siklus siswa
kelas VII SMP N 7 Salatiga pada Tabel 4.1.
83
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. ATJ 67 53 Belum Tuntas
2. ADY 67 73 Tuntas
3. AYP 67 60 Belum Tuntas
4. CFP 67 73 Tuntas
5. DL 67 60 Belum Tuntas
6. DGM 67 53 Belum Tuntas
7. DPSW 67 80 Tuntas
8. FRZ 67 53 Belum Tuntas
9. FI 67 73 Tuntas
10. GPER 67 53 Belum Tuntas
11. GOR 67 53 Belum Tuntas
12. IS 67 60 Belum Tuntas
13. ISYP 67 73 Tuntas
14. MSA 67 73 Tuntas
15. MDS 67 53 Belum Tuntas
16. NZS 67 46 Belum Tuntas
17. NF 67 60 Belum Tuntas
18. PRF 67 53 Belum Tuntas
19. RA 67 73 Tuntas
20. RIP 67 53 Belum Tuntas
21. SO 67 73 Tuntas
22. SSNP 67 73 Tuntas
23. VP 67 53 Belum Tuntas
24. WNH 67 53 Belum Tuntas
25. YFK 67 46 Belum Tuntas
26. ZR 67 53 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terrendah 46
Rata–rata 60,7
Keterangan:
Tuntas : 9 siswa
Belum Tuntas : 17 siswa
84
Tabel di atas terlihat bahwa nilai pra Siklus menunjukkan dari 26
siswa kelas VII D SMP N 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan
nilai standar KKM 67 hanya 34,6 % pembulatan 35 % (9 siswa) yang
tuntas, sedangkan 65,4 % (17 siswa) belum tuntas.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 04 Maret 2019.
Pemeblajaran berlangsung selama 120 menit (2 x 40). Materi pokok yang
diajarkan pada Siklus I adalah Klasifikasi Materi dan Perubahannya
mengenai Perubahan Fisika dan Prubahan Kimia. Hasil pengamatan pada
Siklus I, peneliti mendapat gambaran bahwa para siswa terlihat antusias
dalam mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen, Meskipun
belum semua siswa memperhatikan penjelasan guru dan juga belum aktif
apabila diberi kesempatan bertanya pada guru. Akan tetapi, dalam
pelaksanaan proses pembelajaran sudah dianggap berjalan cukup baik dan
lancar. Rasa ingin tahu siswa bertambah dan menikmati proses
pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. ATJ 67 53 Belum Tuntas
2. ADY 67 73 Tuntas
3. AYP 67 73 Tuntas
4. CFP 67 80 Tuntas
5. DL 67 60 Belum Tuntas
6. DGM 67 86 Tuntas
7. DPSW 67 73 Tuntas
8. FRZ 67 73 Tuntas
9. FI 67 53 Belum Tuntas
10. GPER 67 60 Belum Tuntas
85
11. GOR 67 80 Tuntas
12. IS 67 60 Belum Tuntas
13. ISYP 67 46 Belum Tuntas
14. MSA 67 73 Tuntas
15. MDS 67 73 Tuntas
16. NZS 67 73 Tuntas
17. NF 67 73 Tuntas
18. PRF 67 80 Tuntas
19. RA 67 86 Tuntas
20. RIP 67 60 Belum Tuntas
21. SO 67 73 Tuntas
22. SSNP 67 86 Tuntas
23. VP 67 46 Belum Tuntas
24. WNH 67 60 Belum Tuntas
25. YFK 67 53 Belum Tuntas
26. ZR 67 60 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terrendah 46
Rata–rata 67,9
(Sumber Data Primer)
Keterangan:
Tuntas : 15
Belum Tuntas : 11
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase Ketuntasan =
=
= 58 %
86
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata – rata yang
dicapai siswa pada Siklus I mencapai 67,9 pembulatan 68 dari jumlah
siswa kelas VII D. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 15
siswa (58 %), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 11 siswa (42 %).
Siklus I ini secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 67 (nilai KKM) hanya mencapai 58 % dari
jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai
indicator keberhasilan yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas
belajarnya, jadi harus dilaksanakan Siklus selanjutnya yaitu Siklus II pada
waktu yang telah ditentukan.
3. Deskripsi Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Maret 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 120 menit (2 x 40 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus II adalah unsur, senyawa dan campuran.
Kelemahan–kelemahan yang terjadi pada Siklus I diperbaiki pada Siklus
II. Hasil pengamatan Siklus II mendapat gambaran bahwa guru mampu
mengatasi kelemahan–kelemahan pada Siklus I, bahkan guru menguasai
siswa dan menguasai kelas. Sehingga siswa menjadi lebih antusias, aktif
dan tertib dalam proses pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus
II dapat dilihat pada Tabel 4.3.
87
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. ATJ 67 93 Tuntas
2. ADY 67 93 Tuntas
3. AYP 67 93 Tuntas
4. CFP 67 80 Tuntas
5. DL 67 93 Tuntas
6. DGM 67 86 Tuntas
7. DPSW 67 100 Tuntas
8. FRZ 67 80 Tuntas
9. FI 67 93 Tuntas
10. GPER 67 93 Tuntas
11. GOR 67 86 Tuntas
12. IS 67 80 Tuntas
13. ISYP 67 60 Belum Tuntas
14. MSA 67 86 Tuntas
15. MDS 67 93 Tuntas
16. NZS 67 60 Belum Tuntas
17. NF 67 93 Tuntas
18. PRF 67 93 Tuntas
19. RA 67 93 Tuntas
20. RIP 67 93 Tuntas
21. SO 67 86 Tuntas
22. SSNP 67 86 Tuntas
23. VP 67 93 Tuntas
24. WNH 67 80 Tuntas
25. YFK 67 60 Belum Tuntas
26. ZR 67 73 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terrendah 60
Rata–rata 85,3
(Sumber: Data Primer)
88
Keterangan:
Tuntas : 23 siswa
Belum Tuntas : 3 siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan =
=
= 88,4 %
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata – rata yang dicapai siswa
pada Siklus II 85,3. Siswa yang sudah tuntas belajar terdapat 23 siswa
(88,4 %), sedangkan yang belum tuntas belajar 3 siswa (12 %).
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada Siklus II
pembelajaran sudah dianggap tuntas karena sudah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85 % dari jumlah siswa
memperoleh nilai ≥ 67. Pembelajaran pada Siklus II dianggap berhasil
sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II.
89
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. ATJ 53 53 93
2. ADY 73 73 93
3. AYP 60 73 93
4. CFP 73 80 80
5. DL 60 60 93
6. DGM 53 86 86
7. DPSW 80 73 100
8. FRZ 53 73 80
9. FI 73 53 93
10. GPER 53 60 93
11. GOR 53 80 86
12. IS 60 60 80
13. ISYP 73 46 60
14. MSA 73 73 86
15. MDS 53 73 93
16. NZS 46 73 60
17. NF 60 73 93
18. PRF 53 80 93
19. RA 73 86 93
20. RIP 53 60 93
21. SO 73 73 86
22. SSNP 73 86 86
23. VP 53 46 93
90
24. WNH 53 60 80
25. YFK 46 53 60
26. ZR 53 60 73
Rata–rata 60,7 67.9 85,3
Berdasarkan data rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan nilai rata–rata hasil belajar siswa dari pra Siklus sebesar 60,7
pembulatan 61 ke Siklus I yang meningkat menjadi 67,9 pembulatan 68. Pada
Siklus II juga terjadi peningkatan nilai rata–rata jika dibandingkan Siklus I
menjadi sebesar 85,3. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas melalui Metode Eksperimen berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Siklus Rata – rata Kategori Jumlah Presentase
Pra Siklus 60,7 Tuntas 9 34,6%
Belum Tuntas 17 65,4%
I 67,9 Tuntas 15 58%
Belum Tuntas 11 42%
II 85,3 Tuntas 23 88,4%
Belum Tuntas 3 11,6 %
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran dengan mengunakan Metode Eksperimen adalah
sebagai bukti keberhasilan penggunaan metode pembelajaran ini.
91
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada Siklus I
terdapat 15 siswa (58 %) tuntas belajar dan 11 siswa (42 %) belum tuntas
belajar dengan nilai rata–rata 67,6 pembulatan 68. Berdasarkan hasil tersebut
belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka penelitian
dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu berbeda.
Hasil belajar Siklus II diperoleh data 23 siswa (88,4 %) tuntas belajar
dan 3 siswa (11,6 %) belum tuntas belajar dengan nilai rata–rata 85,3.
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar dari
Siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan 30,4 %.
Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 85 % dari jumlah seluruh siswa
sudah tuntas belajar sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus
II ini. Siswa yang belum tuntas pada Siklus II diberikan tindakan mandiri
berupa latihan - latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga
diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
92
Pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan
Gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II (Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
metode eksperimen terjadi peningkatan dari pra Siklus 53 % siswa tuntas
belajar ke Siklus I menjadi 67,9 % pembulatan 68 % siswa tuntas belajar.
Kemudian berlanjut pada Siklus II dan meningkat hasil belajar sebesar 88,4
%.
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Amin
(2012) melakukan penelitian dengan hasil penelitian untuk meningkatkan
prestasi belajar IPA menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas VII
SMP N Pasuruhan I Mertoyudan. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 Siklus. Subjek penelitian ini yaitu
siswa siswi kelas VII SMP N Pasuruhan I Mertoyudan Tahun Pelajaran
3,5
5,8
8,8
0
10
Pra Siklus Siklus I Siklus II
93
2011/2012 yang berjumlah 30 anak. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adal tes tertulis bentuk pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP N Pasuruhan I
Mertoyudan Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan ini ditandai dengan
nilai rata–rata kondisi awal 65,3 nilai rata–rata Siklus I adalah 73, dan nilai
Siklus II adalah 80,3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kondisi awal
4 siswa, pada Siklus I ada 20 siswa, dan pada Siklus II ada 25 siswa.
Dari penelitian yang dilakukan Amin ini memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan metode eksperimen
untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada
subyek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar pada topik
klasifikasi materi dan perubahannya pada siswa kelas VII SMP N 7 Kota
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019 dengan peningkatan siswa yang tuntas
belajar dari Siklus I ke Siklus II adalah 30,4%. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 58 % siswa tuntas
belajar, Siklus II 88,4 % siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas pada
Siklus II diberikan tindakan mandiri berupa latihan–latihan atau remidiasi
yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas
belajar.
B. Saran
1. Siswa
Siswa yang hasil belajarnya telah mencapai kriteria ketuntasan
diharapkan mengembangkan uji coba rasa keingintahuannya dan mampu
mempertahankan hasil belajar serta mampu lebih aktif dalam proses
pembelajaran mata pelajaran IPA materi klasifikasi materi dan
perubahannya melalui metode eksperimen.
95
2. Guru
a. Guru menerapkan metode Eksperimen pada mata pelajaran IPA
melalui pokok bahasan yang lain, karena hasil penelitian tindakan
kelas metode Eksperimen dapat menigkatakan hasil belajar dan
keaktifan siswa.
b. Guru memberikan petunjuk teknik tentang metode Eksperimen agar
siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode
Eksperimen yang sesuai pilihan.
c. Penerapan metode Eksperimen ini diharapkan pengembangan guru
dalam bidang praktikum semakin empiris dan pemikiran inovatif dari
guru untuk dikembangkan lebih manfaat lagi.
3. Sekolah
Pihak sekolah melakukan pembinaan terhadap guru untuk melatih
kreativitas guru dalam melaksanakan pembalajaran dengan inovasi metode
pembelajaran yang meningkat, penuh keingintahuan dan pengembangan
pada mata pelajaran IPA dan lainnya.
4. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Menampung dan menjadikan referensi serta menfasilitasi bagi peneliti
lain terutama guru di SMP, dan tidak hanya dalam lingkup universitas
tetapi dalam lingkup lebih luas lagi.
96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani. 2013. Strategi Pembelajaran Berbasis Eksprimen. Jogjakarta: Pustaka
Belajar.
Bahrudin dan Wahyuni, Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzzmedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Inonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Garnida, adang & Rudi, Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran
Pendidikan IPA. Jakarta: Dirjen Lembaga Departemen Agama.
Hamalik, Oemar. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah diterima Murid.
Jogjakarta: Diva Press.
Purwanto, Wandy, Wigati.2009. IPA Saligtimas. Klaten: Intan Prawira.
Puskur. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Putra. 2012. Prinsip Belajar IPA. Semarang: Anugrahpress.
97
Ridwan. 2016. Teori–teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung:
Nusa Media.
Ruseno, A dan Suprihatin, T. 2010. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
Meningkatkan Hasil Belajar Berdasarkan Regulasi diri. Makara, Sosial
Humaniora. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 14, No. 2.
Rusman. 2011. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik & Penilaian. Jakarta:
PT RajaGrafino Persada.
Saputro, Budiyono. 2014. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru IPA Berbasis
Pendidikan Agama Islam melalui Alat Peraga IPA Kontekstual di MI
Kecamatan Ngablak, Magelang. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 8,
No. 1.
Saputro, Budiyono. 2017. Menejemen Penelitian Pengembangan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Saputro, Budiyono. 2019. MengembangkanTahapan untuk Konsep Isyarat Ilmiah
dalam Model Pembelajaran Sains-Tafseer Terpadu. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, Vol 8, No. 1.
Sudiran, Ridwan Abdullah Sani. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang:
TSmart.
Sukandarrumdi. 2012. Metodologi Penelitian. Jogjakarta: Gajah Mada University.
Sumadayo. 2013. Belajar dan faktor–faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sumaji. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yokyakarta: Kanisius
Surya. 1997. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
98
Suryabarata. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosakarya Offset.
Trianto. 2009. Metodologi Pendidikan. Jogjakarta: Gajah Mada University.
Warsito dan Munadi. 2008. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Teras.
LAMPIRAN
101
Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
102
Lampiran 2. Lembar Konsultasi
103
104
105
106
107
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian
108
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP N 7 Salatiga
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Materi Pokok : Klasifikasi Materi dan Perubahannya
Alokasi Waktu : 15 JP (5 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
109
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.3 Memahami konsep campuran dan
zat tunggal (unsur dan senyawa),
sifat fisika dan kimia, perubahan
fisika dan kimia dalam kehidupan
sehari-hari
3.3.1 Menggolongkan karakteristik materi.
3.3.2 Menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan
campuran.
3.3.3 Menjelaskan metode pemisahan campuran.
3.3.4 Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia.
3.3.5 Mendeskripsikan perubahan fisika dan perubahan
kimia.
4.2 Menyajikan hasil penyelidikan atau
karya tentang sifat larutan, perubahan
fisika dan perubahan kimia, atau
pemisahan campuran
4.2.1 Melakukan pemindaian karakteristik zat (padat, cair,
dan gas) serta mengumpulkan informasi mengenai
unsur, senyawa, dan campuran
4.2.2 Menyajikan hasil sifat fisika dan kehidupan sehari-
hari dan mendiskusikannya dengan Teman
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Dengan diberikan daftar benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari Peserta Didik
dapat menggolongkan karakteristik materi.
2. Dengan diberikan LKS Peserta Didik dapat menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan
campuran.
3. Dengan diberikan LKS, Peserta Didik dapat menjelaskan perbedaan berbagai metode
pemisahan campuran.
4. Dengan diberikan LKS, Peserta Didik dapat mendeskripsikan perubahan fisika dan perubahan
kimia dalam kehiduapan sehari-hari.
110
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran regular
Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
Campuran dan sifat larutan asam basa
Pemisahan Campuran (filtrasi, sentrifugasi, dan kromatografi)
Pemisahan Campuran (destilasi dan sublimasi)
Sifat fisika dan sifat kimia serta perubahan fisika dan perubahan kimia
2. Materi pembelajaran remedial
Perubahan Materi
3. Materi pembelajaran pengayaan
Manfaat perubahan materi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Scientific
2. Model Pembelajaran: Discovery learning
3. Metode: Eksperimen, Diskusi kelompok & Tanya Jawab
F. Media & Bahan
1. Media
- PPT
- Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen (terlampir)
2. Alat/Bahan
Alat tulis & bahan praktikum
111
G. Sumber Belajar
Buku siswa IPA kelas VII semester 1
Lembar Kerja siswa IPA kelas VII
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
3. Pertemuan Ke-2 ( 3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya Unsur, senyawa dan campuran
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang :
15
menit
112
sifat fisika dan sifat kimia serta perubahan fisika dan perubahan kimia
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik Larutan asam basa
dan sifat fisika dan sifat kimia serta perubahan fisika
dan perubahan kimia dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/
Menayangkan gambar/foto tentang proses
pembakaran kertas dan gula.
Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan
gambar yang disajikan oleh guru maupun mengamati
90
menit
113
gambar yang terdapat pada buku siswa seperti
gambar dibawah
Mengamati
Peserta didik diminta memahami topik perubahan
fisika dan kimia yang akan dibuktikan melalui
eksperimen.
Peserta didik menyiapkan alat dan bahan praktikum
perubahan fisika dan kimia dengan panduan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Peserta didik diminta mengamati gambar /foto yang
terdapat pada buku maupun melalui penayangan
video yang perlu dicatat sesuai urutan eksperimen
yang disajikan oleh guru seperti gambar dibawah ini
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar,
peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang
hal-hal yang ingin diketahui, tanya jawab, dan
menemukan sendiri konsep yang diperoleh dalam
ekspertimen dan mempresentasikan.
114
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
Peserta didik diminta membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan : sifat
fisika dan sifat kimia serta perubahan fisika dan
perubahan kimia
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian
materi oleh guruyang berkaitan dengan kondisi :
sifat fisika dan sifat kimia serta perubahan fisika
dan perubahan kimia.
Menyimak,
Peserta didik diminta menyimak penjelasan
pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai : sifat fisika dan sifat
kimia serta perubahan fisika dan perubahan kimia
Verification
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data
atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
115
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan : sifat fisika dan sifat
kimia serta perubahan fisika dan perubahan kimia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio
(menarik
kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang : sifat fisika dan sifat kimia serta
perubahan fisika dan perubahan kimia
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan menjawabnya.
Menyimpulkan point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis
tentang : sifat fisika dan sifat kimia serta
116
perubahan fisika dan perubahan kimia
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
15
menit
117
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Praktikum
2) Tes Lisan
Tes lisan pemaparan materi dari pemahaman siswa.
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara‟
Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Kedua (Terlampir)
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM maupun
kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua bagian :
remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai
Kompetensi Dasar
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik
118
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai berikut.
b. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta
didik.
119
120
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Nama Sekolah : SMP N 7 Salatiga Semester : Ganjil/1
Nama Guru : H. Sugiarto, M.Pd. Kelas : VII
Mata Pelajaran : IPA Tahun Pelajaran : 2019
Materi : Klasifikasi Materi dan Perubahannya
No Aspek yang diamati Skor
Kemamapuan Membuat Pelajaran A B C D
1 Memeriksa kesiapan siswa. √
2 Memberikan motivasi siswa. √
3 Memberikan apersepsi (sesuai dengan materi). √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran . √
5
Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara.
√
7
Variasi gerak badan tidak mengganggu perhatian
siswa.
√
8 Antusisme dalam pelajaran.
√
9 Kerapian dalam penampilan. √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10
Bahan ajar disampaiakan sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam RPP. √
11 Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar.
√
12
Memiliki wawasan yang luas saat menyampaikan
bahan ajar.
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
121
13
Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. √
14
Memiiki keterampilan dalam menanggapi
pertanyaan siswa.
√
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu. √
Pemanfaatan Media Eksperimen / Alat
Praktikum
16
Menggunakan alat eksperimen secara efektif dan
efisien.
√
17
Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
eksperimen. √
Evaluasi Pembelajaran
18
Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. √
19 Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diajarkan. √
21
Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
√
22
Menyampaiakan kesimpulan pembelajaran yang
telah dilakukan. √
Tindak Lanjut/Follow Up
23 Memberikan tugas kepada siswa. √
24
Menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajarai selanjutnya.
√
25 Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 60 30
Total 90
Kategori
Sangat
Baik
*berilah tanda centang ( ) pada kolom skor*
Keterangan : Rentang Kategori :
122
A = 4 ( Sangat Baik) Nilai 86 – 100 ( Sangat Baik )
B = 3 ( Baik ) Nilai 76 – 85 ( Baik )
C = 2 ( Cukup ) Nilai 51 – 75 ( Sedang )
D = 1 ( Kurang ) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
Salatiga, 04 Maret 2019
Observer
Supiyono, S. Pd
NIP 196308051985031015
123
Uji Kompetensi
Pra Siklus
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada
huruf a, b, c atau d!
1. Sifat unsur penyusun senyawa adalah ….
a. sama dengan senyawa yang terbentuk
b. berbeda dengan senyawa yang terbentuk
c. bergantung pada reaksi yang terjadi
d. ditentukan oleh kecepatan reaksinya
2. Berikut ini yang bukan merupakan contoh senyawa adalah ….
a. Gula
b. Air
c. Tanah
d. Besi
3. Senyawa garam dapur dinyatakan dengan lambang ….
a. H2O
b. NaCl
c. NaOH
d. H2SO4
4. Di bawah ini adalah sifat dari campuran, kecuali ….
a. terbentuk melalui reaksi kimia
b. perbandingan massa zat penyusunnya tidak tetap
c. sizat komponen penyusunnya masih tampak
d. tersusun atas beberapa unsur atau beberapa senyawa
5. Contoh campuran homogen dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Makanan
b. air laut
c. larutan gula
d. air sungai
124
6. Zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen positif disebut ….
a. Basa
b. Garam
c. Asam
d. Larutan
7. Contoh asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah ….
a. Asam sulfat, kalsium hidroksida, dan asam sitrat
b. Aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksida
c. Asam sulfat, asam sitrat, dan asam nitrat
d. Asam borat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
8. Garam dapur umumnya diperoleh dari petani garam dengan cara ….
a. Penguapan dan kristalisasi air laut
b. Penyaringan air laut
c. Pengembunan
d. Sublimasi
9. Contoh basa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah ….
a. Asam sulfat, kalsium hidroksida, dan asam sitrat
b. Aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksida
c. Asam sulfat, asam malat, dan asam laktat
d. Asam borat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
10. Sifat asam, yaitu ….
a. Terasa licin di tangan
b. Terasa pahit
c. Menghasilkan ion oh- dalam air
d. Mengakibatkan korosif
11. Berikut ini yang bukan ciri perubahan kimia adalah….
a. timbulnya endapan c. terjadinya perubahan warna
b. terjadinya perubahan sifat zat d. terbentuk zat baru
12. Pernyataan yang salah tentang perubahan es menjadi air adalah…
a. merupakan perubahan fisika c. menghasilkan senyawa baru
b. hanya terjadi perubahan wujud zat d. tidak dihasilkan zat baru
13. Mentega yang dipanaskan akan mencair. Peristiwa itu termasuk perubahaan ...
a. kimia b. fisika c. bentuk d. warna
14. Peristiwa yang termasuk perubahan kimia adalah…
a. pembakaran b. pelarutan c. perubahan wujud d. perubahan bentuk
15. Pembuatan tape merupakan perubahan materi yang menguntungkan karena terjadinya
proses…
125
a. pembusukan
b. pembakaran
c. perubahan wujud
d. fermentasi
126
KUNCI JAWABAN
Pra Siklus
1. A
2. C
3. B
4. C
5. C
6. B
7. A
8. A
9. B
10. C
11. A
12. C
13. B
14. A
15. D
127
Uji Komptensi
SIKLUS I
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan
tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!
1. Ciri fisik lilin adalah…
a. berbentuk silindris
b. dapat dibengkokan
c. mudah patah
d. berwarna putih
2. Perubahan materi berikut ini yang tergolong perubahan kimia adalah…
a. air menguap b. apel membusuk c. es mencair d. lilin meleleh
3. Perubahan kertas menjadi abu disebut perubahan….
a. fisis b. fisika c. kimia d. alami
4. Reaksi kimia yang di tandai dengan perubahan warna terdapat pada ....
a. warna besi menjadi merah setelah di lapisi zat
b. warna buah apel menjadi cokelat setelah di kupas
c. jeruk peras menghasil kan air jeruk ber warna kuning
d. warna pelangi di langit
5. Buah papaya dari mentah menjadi matang terjadi karena proses…
a. Perubahan suhu sekitar
b. Pembusukan
c. Enzimatis dalam buah papaya
d. Kehilangan air karena penguapan
6. Garam dapur umumnya diperoleh dari petani garam dengan cara ….
a. penguapan dan kristalisasi air laut
b. penyaringan air laut
c. pengembunan air laut
d. sublimasi
7. Asam dan basa bila dicampur akan bereaksi dan menghasilkan ….
a. larutan asam
128
b. larutan basa
c. garam dan air
d. air
8. Contoh garam dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
a. natrium klorida, asam sulfat
b. natrium klorida, natrium bikarbonat
c. asam laktat, magnesium hidroksida
d. amonium klorida, asam laktat
9. Reaksi penetralan berguna bagi manusia, kecuali ….
a. produksi asam lambung yang berlebihan dapat dinetralkan menggunakan senyawa basa
Mg(OH)2
b. para petani agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat diolah
sebagai lahan pertanian dengan cara menambahkan senyawa basa Ca(OH)2
c. pasta gigi yang berfungsi melindungi gigi
d. sabun cuci
10. Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan alat ….
a. Pewarna
b. Penetralan
c. indikator asam-basa
d. gelas kimia
11. Kertas lakmus merah jika dimasukkan dalam suatu larutan sehingga menghasilkan warna
merah, maka larutan tersebut bersifat ….
a. Basa
b. Garam
c. Netral
d. Asam
129
12. Berikut termasuk indikator alami, yaitu ….
a. bunga sepatu, kunyit
b. jahe, lengkuas
c. kulit manggis, lengkuas
d. jahe, kubis ungu
13. Sifat kebasaan ditunjukkan oleh perubahan warna indikator alami dan buatan, berwarna….
a. Kemerahan
b. kebiruan atau kehijauan
c. keunguan
d. kehitaman
14. Larutan bersifat basa jika ….
a. pH = 7
b. pH < 7
c. pH > 7
d. pH = 0
15. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa ….
a. massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah berubah
b. massa zat hilang setelah reaksi
c. massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap
d. massa zat selalu berubah
130
KUNCI JAWABAN
Siklus I
1. D
2. B
3. C
4. B
5. C
6. A
7. C
8. B
9. D
10. C
11. D
12. A
13. B
14. C
15. C
131
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN
SIKLUS II
A. Tujuan : Membandingkan sifat unsur, senyawa dan campuran
B. Alat dan Bahan
Buku siswa kelas VII dan buku lain yang relevan
C. Cara Kerja
1. Bacalah buku siswa tentang unsur, senyawa dan campuran.
2. Diskusikanlah soal – soal berikut dengan teman kelompok mu untuk menjawab pertanyaan.
D. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Unsur, berilah 4 contohnya !
Jawab:
2. Apakah senyawa itu ? berikan 4 contohnya !
Jawab:
3. Apakah yang kamu ketahui tentang campuran ?
Jawab:
E. Isilah Tabel di bawah ini !
1. Klasifikasi zat – zat berikut, termasuk Unsur atau Senyawa denganmemberi tanda (√)
pada kolom yang tersedia.
NO Nama Zat Unsur Senyawa
1. Belerang
2. Garam dapur
3. Perak
4. Tembaga
5. Gula
6. Oksigen
132
7. Air
2. Perbedaan Senyawa dan Campuran
NO Pembeda Senyawa Campuran
1. Komposisi zat penyusunya
2. Terbentuk dari
3. Sifat unsur penyusunnya
Kesimpulan:
133
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP N 7 Salatiga
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Materi Pokok : Klasifikasi Materi dan Perubahannya
Alokasi Waktu : 15 JP (5 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
134
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Memahami konsep campuran
dan zat tunggal (unsur dan
senyawa), sifat fisika dan
kimia, perubahan fisika dan
kimia dalam kehidupan
sehari-hari
3.4.1 Menggolongkan karakteristik materi.
3.4.2 Menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan
campuran.
3.4.3 Menjelaskan metode pemisahan campuran.
4.3 Menyajikan hasil penyelidikan
atau karya tentang sifat larutan,
perubahan fisika dan perubahan
kimia, atau pemisahan campuran
4.2.3 Melakukan pemindaian karakteristik zat (padat,
cair, dan gas) serta mengumpulkan informasi
mengenai unsur, senyawa, dan campuran.
C. Tujuan Pembelajaran :
Dengan diberikan daftar benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari Peserta Didik
dapat menggolongkan karakteristik materi.
Dengan diberikan LKS Peserta Didik dapat menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan
campuran.
Dengan diberikan LKS, Peserta Didik dapat mendeskripsikan perubahan fisika dan perubahan
kimia dalam kehiduapan sehari-hari.
135
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran regular
Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
Campuran dan sifat larutan asam basa
Sifat fisika dan sifat kimia serta perubahan fisika dan perubahan kimia
2. Materi pembelajaran remedial
Perubahan Materi
3. Materi pembelajaran pengayaan
Manfaat perubahan materi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Scientific
2. Model Pembelajaran: Discovery learning
3. Metode: Eksperimen, Diskusi kelompok dan Tanya Jawab
F. Media & Bahan
1. Media
- PPT
- Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen (terlampir)
2. Alat/Bahan
Alat tulis dan bahan praktikum
G. Sumber Belajar
Buku siswa IPA kelas VII semester 1
Lembar Kerja siswa IPA kelas VII
136
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, pada kelas VII
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang:Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
15
menit
137
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topic : Karakteristik materi,
unsur, senyawa dan campuran dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/Menayangkan
gambar/foto tentang percobaan larutan dan campuran.
Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan
gambar yang disajikan oleh guru maupun mengamati
gambar yang terdapat pada buku siswa seperti
90
menit
138
gambar di bawah ini :
Mengamati Peserta didik diminta memahami topik unsur, senyawa
dan campuran yang akan dibuktikan melalui
eksperimen.
Peserta didik menyiapkan alat dan bahan praktikum
unsur, senyawa dan campuran dengan panduan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Peserta didik diminta mengamati gambar /foto yang
terdapat pada buku maupun melalui penayangan
video yang perlu dicatat sesuai urutan eksperimen
yang disajikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar,
peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang
hal-hal yang ingin diketahui tanya jawab, dan
menemukan sendiri konsep yang diperoleh dalam
ekspertimen dan mempresentasikan.
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
139
pembelajaran berlangsung),
Peserta didik diminta membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan :
Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian
materi oleh guruyang berkaitan dengan :
Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
Menyimak,
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar
kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai : Karakteristik materi, unsur,
senyawa dan campuran
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang : Karakteristik
materi, unsur, senyawa dan campuran
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
140
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Bagaimana cara memisahkan campuran?
Apa saja yang termasuk bagian unsur senyawa ?
Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
Mengamati obyek
Wawancara dengan narasumber
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data yang
diperoleh dari berbagai sumber tentang:
Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
Membaca sumber lain selain buku teks,
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya
dengan membaca buku referensi tentang: Karakteristik
materi, unsur, senyawa dan campuran
Mempresentasikan ulang
Aktivitas:
Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai buku
siswa
Mendiskusikan
141
Mengulang
Saling tukar informasi tentang: Karakteristik materi,
unsur, senyawa dan campuran dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah
data hasil pengamatan dengan cara:
Berdiskusi tentang data: Karakteristik materi, unsur,
senyawa dan campuran
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan
sebelumnya.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
142
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai:
Karakteristik materi, unsur, senyawa dan campuran
Verification
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan:
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan : Karakteristik materi, unsur, senyawa
dan campuran
antara lain dengan: Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio
(menarik
kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
143
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang: Karakteristik materi, unsur, senyawa
dan campuran
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa: Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang: Karakteristik materi, unsur, senyawa
dan campuran
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
144
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik:
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru:
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
15
menit
145
b) Praktikum
2) Tes Lisan
Tes lisan pemaparan materi dari pemahaman siswa.
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara
2) Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
3) Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
2. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama (terlampir)
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
1) Remidial dapat diberikan kcepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didikc yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas
dua bagian: remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum
mencapai Kompetensi Dasar
2) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).
b. Pengayaan
1) Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas
mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
2) Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
146
3) Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya.
147
148
Lampiran 6. Pedoman Pengamatan Guru
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1I
Nama Sekolah : SMP N 7 Salatiga Semester : Ganjil/ 1
Nama Guru : H. Sugiarto, M.Pd. Kelas : VII
Mata Pelajaran : IPA Tahun Pelajaran : 2019
Materi : Klasifikasi Materi dan Perubahannya
No Aspek yang diamati Skor
Kemamapuan Membuat Pelajaran A B C D
1 Memeriksa kesiapan siswa. √
2 Memberikan motivasi siswa. √
3 Memberikan apersepsi (sesuai dengan materi). √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran . √
5
Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara.
√
7
Variasi gerak badan tidak mengganggu perhatian
siswa. √
8 Antusisme dalam pelajaran.
√
9 Kerapian dalam penampilan. √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10
Bahan ajar disampaiakan sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam RPP. √
11 Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
149
12
Memiliki wawasan yang luas saat menyampaikan
bahan ajar. √
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13
Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. √
14
Memiiki keterampilan dalam menanggapi
pertanyaan siswa. √
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu.
√
Pemanfaatan Media Eksperimen / Alat
Praktikum
16
Menggunakan alat eksperimen secara efektif dan
efisien. √
17
Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
eksperimen. √
Evaluasi Pembelajaran
18
Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. √
19 Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diajarkan. √
21
Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami. √
22
Menyampaiakan kesimpulan pembelajaran yang
telah dilakukan. √
Tindak Lanjut/Follow Up
23 Memberikan tugas kepada siswa. √
24
Menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajarai selanjutnya. √
25 Memberikan motivasi kepada siswa. √
150
Jumlah 84 12
Total 96
Kategori
Sangat
baik
*berilah tanda centang ( ) pada kolom skor*
Keterangan : Rentang Kategori :
A = 4 ( Sangat Baik) Nilai 86 – 100 ( Sangat Baik )
B = 3 ( Baik ) Nilai 76 – 85 ( Baik )
C = 2 ( Cukup ) Nilai 51 – 75 ( Sedang )
D = 1 ( Kurang ) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
Salatiga, 06 Maret 2019
Observer
Supiyono, S. Pd
NIP 196308051985031015
151
Uji Kompetensi
SIKLUS II
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada
huruf a, b, c atau d!
1. Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut ….
a. Materi
b. Unsur
c. Senyawa
d. Campuran
2. Berdasarkan susunan kimianya, materi dikelompokkan menjadi tiga berikut ini, kecuali ….
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Zat
3. Zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa disebut
….
a. Senyawa
b. Unsur
c. Campuran
d. Larutan
4. Berikut ini adalah nama-nama unsur, kecuali ….
a. Oksigen
b. Nitrogen
c. Udara
d. Besi
5. Berikut ini yang merupakan kelompok unsur non logam adalah ….
a. hidrogen,nitrogen, dan oksigen
b. natrium, magnesium, dan alumunium
c. karbon, fosfor, dan kalium
d. nitrogen, silikon, dan raksa
6. Unsur yang paling banyak terdapat di dalam kerak bumi adalah ….
a. Magnesium
b. Oksigen
152
c. Silicon
d. Alumunium
7. Zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan massa tetap disebut….
a. Unsur
b. Senyawa
c. Campuran
d. Larutan
8. Rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun zat disebut ….
a. rumus fisika
b. rumus kimia
c. rumus empiris
d. rumus molekul
9. Suatu zat dinyatakan dengan rumus kimia NH3. Indeks atom N dan H berturut-turut adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 2
10. Suatu zat terdiri dari atom-atom unsur Nitrogen (N) dengan angka in deks 1 dan atom unsur
hidrogen (H) dengan angka indeks 4. Penulisan senyawa tersebut yang benar adalah ….
a. NH
b. NH3
c. N2H6
d. NH4
153
11. Zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen positif disebut ….
a. Basa
b. Garam
c. Asam
d. Larutan
12. Contoh asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah ….
a. asam sulfat, kalsium hidroksida, dan asam sitrat
b. aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksida
c. asam sulfat, asam malat, dan asam laktat
d. asam borat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
13. Contoh basa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah ….
a. asam sulfat, kalsium hidroksida, dan asam sitrat
b. aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan natrium hidroksida
c. asam sulfat, asam malat, dan asam laktat
d. asam borat, asam benzoat, dan natrium hidroksida
14. Sifat asam, yaitu ….
a. terasa licin di tangan
b. terasa pahit
c. menghasilkan ion OH- dalam air
d. menghasilkan ion H+ dalam air
15. Sifat basa, yaitu ….
a. sebagian bereaksi dengan logam menghasilkan H2
b. memiliki rasa asam
c. menghasilkan ion OH– dalam air
d. menghasilkan ion H+ dalam air
154
KUNCI JAWABAN
Siklus II
1. A
2. D
3. B
4. C
5. A
6. C
7. B
8. D
9. B
10. D
11. B
12. A
13. B
14. C
15. D
155
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
SIKLUS II
JUDUL PRAKTIKUM : PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA
TUJUAN PRAKTIKUM : Menentukan Jenis Perubahan Fisika dan Kimia
A. Dasar Teori
Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru.
Contohnya beras yang ditumbuk menjadi tepung. Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya
menunjukkan bentuk dan ukuran yang berubah, tetapi sifat molekul zat pada beras dan tepung
tetap sama.
Peristiwa perubahan wujud zat, antara lain : menguap, mengembun, mencair, membeku,
menyublim, mengkristal merupakan perubahan fisika.
Perubahan fisika yang lainnya adalah perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan perubahan
warna.
Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis baru. Misalnya
pada saat membakar kertas. Setelah kertas tersebut habis terbakar akan terdapat abu yang
diperoleh akibat proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda dengan
kertas sesudah dibakar.
Contoh perubahan kimia, antara lain: nasi membusuk, susu yang basi, sayur menjadi basi,
telur membusuk, telur asin, besi berkarat, dan lain-lain.
Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu: terbentuk zat jenis baru, zat yang
berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi
kimia. Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat
sesudah reaksi.
B. Alat dan bahan :
1. Kertas 5. Gula
2. Gunting 6. Gelas
156
3. Pembakar spiritus/lilin 7. Sendok logam
4. Korek api 8. Air
C. Langkah kerja :
1. Guntinglah selembar kertas hingga menjadi potongan-potongan kecil. Amati perubahan
yang terjadi.
2. Bakarlah selembar kertas. Amati perubahan yang terjadi.
3. Masukkan satu sendok gula pada segelas air, kemudian aduklah.
4. Amati perubahan yang terjadi pada gula itu.
5. Ambillah gula dengan sendok logam, kemudian panaskan gula di sendok logam di atas
pembakar spiritus. Amati perubahan yang terjadi pada gula itu.
6. Catatlah semua hasil pengamatanmu dan jelaskan perubahan yang terjadi.
D. Diskusikan
1. Apa perbedaan hasil pengamatan yang didapat pada kegiatan memotong kertas dan
membakar kertas?
2. Apa perbedaan hasil pengamatan yang didapat pada kegiatan melarutkan gula ke dalam
air dan memanaskan gula di atas sendok logam?
3. Carilah contoh perubahan zat yang mirip dengan perubahan pada kegiatan memotong
kertas dan melarutkan gula ke dalam air.
4. Berilah contoh perubahan zat yang mirip dengan perubahan pada kegiatan membakar
kertas dan memanaskan gula di atas sendok logam.
E. Kesimpulan
1. Berdasarkan pengamatan dengan hasil yang berbeda, disebut perubahan apakah,
perubahan yang terjadi pada langkah percobaan 1 dan 3 ? Mengapa demikian ?
2. Perubahan yang terjadi pada langkah nomor 2 dan 4 disebut
perubahan..................karena...........................................
(Kemendikbud, 2013: 76)
157
Lampiran 7. Soal Evaluasi
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaraan
DOKUMENTASI
Gambar 1. Proses Pembelajaran Teori Gambar 2. Proses Pengerjaan Soal Uji
Kompetensi
Gambar 3. Refleksi Gambar 4. Keaktifan Siswa
Gambar 5. Praktikum Metode Eksperimen Gambar 6. Pengamatan Guru
Kolaborator
174
Gambar 7. Praktikum Unsur, Senyawa Gambar 8. Teori Perubahan Kimia dan
dan Campuran Fisika
Gambar 9. Kerjasama dalam Praktikum Gambar 10. Pengamatan Campuran
Gambar 11. Hasil Eksperimen Gambar 12. Kerjasama Team
175
Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
176
Lampiran 10. Daftar Satuan Keterangan Kegiatan (SKK)
177
178
179
180
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama Lengkap : Uswatun Fitriyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 19 Maret 1996
Agama : Islam
Alamat : Dsn II. Ds. Kencana Mulia, Kec. Rambang, Kab. Muara Enim,
Palembang, Sumatra Selatan
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 02 Rambang, Palembang, lulus tahun 2009
2. MTs Sabilul Huda Palembang, lulus tahun 2012
3. MA Sabilul Huda Palembang, lulus tahun 2015
4. IAIN Salatiga, lulus tahun 2019
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar–benarnya.
Salatiga, 20 Maret 2019
Penulis,
Uswatun Fitriyah
NIM. 23060150032
181
DAFTAR RIWAYAT GURU KELAS VII D
Nama : Sugiharto
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat/Tanggal Lahir : Jepara/ 13 September 1962
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
1. SD Buaran, Mayong, Jepara, lulus tahun 1974
2. SMP N Gebok, Kudus, lulus tahun 1977
3. STM Pemda Kudus, lulus tahun 1981
4. D1 UNS Surakarta, lulus tahun1982
5. D3 UT Jakarta, lulus tahun 1997
6. S1 UNES Semarang, lulus tahun 2000
7. S2 UKSW Salatiga, lulus tahun 2008
Demikian riwayat hidup guru kelas VII SMP N 7 Salatiga, ditulis dengan sebenar–benarnya.
Salatiga, 20 Maret 2019
Guru Kelas VII
H. Sugiharto, M. Pd
NIP. 196209131983011003
182
Judul Skripsi : “Peningkatan Hasil Belajar IPA pada Topik Klasifikasi Materi dan
Perubahannya melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 7 Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Abstrak :
Fitriyah, Uswatun. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA pada Topik Klasifikasi
Materi dan Perubahannya melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 7
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dosen Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Eksperimen.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA pada topik klasifikasi materi dan perubahannya melalui
metode eksperimen pada siswa kelas VII SMP N 7 Kota Salatiga tahun pelajaran
2018/2019.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam
PTK ini adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan
dalam dua siklus. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII D sebanyak 26 siswa dan
satu guru kolaborator yaitu Bapak Sugiharto.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar IPA pada topik
klasifikasi materi dan perubahannya melalui metode eksperimen pada siswa kelas VII
SMP N 7 Kota Salatiga terdapat peningkatan,hasil pra siklus menunjukan siswa yang
tuntas sebanyak 9 siswa dalam persen sebesar 34,6 %. Pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 15 siswa dalam persen sebesar 58 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang
tuntas sebanyak 23 siswa dalam persen sebesar 88,4 % dengan peningkatan siklus I ke
siklus II 30,4 %.
Pengarang: a. Nama : Uswatun Fitriyah
b. E-mail : [email protected]
Pembimbing: a. Nama : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
b.E-mail : [email protected]
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Jumlah hlm. : 186