peningkatan hasil belajar ipa materi sifat-sifat...

121
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS V MIN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SEPTI UTAMI NIM: 11510016 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: buikhanh

Post on 07-Mar-2019

280 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE

DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS V MIN GUBUG

KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

SEPTI UTAMI

NIM: 11510016

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada

ketakutanmu.

“Do the best, be good, then you will be the best”. Lakukan yang terbaik,

bersikaplah yang baik maka kau akan menjadi orang yang terbaik.

Jangan pernah hilang keyakinan, tetap berdoa dan tetap mencoba.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ayahanda tercinta Sutomo dan Ibunda tercinta Mulyati, terimakasih atas cucuran

keringat, kerja keras dan kasih sayangnya.

Adiku tersayang Jani Astuti yang telah membantu dan memberi motivasi kepada

penulis dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan

skripsi ini.

Teman spesial Gandhi Tri Yoga yang selalu memberi motivasi, dukungan serta

penyemangat.

Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku Yunita Nafiah, Utari

Diplomawati, Maulidah Hasanah.

Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2010, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Bapak dan Ibu guru MIN Gubug yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap

terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya

dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA

SISWA KELAS V MIN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN

GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017” ini disusun untuk melengkapi

syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada

jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak

kekurangan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

viii

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

4. Bapak Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela

menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan

memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis

kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala MIN Gubug Bapak Kumarudin, S.Ag, M.Pd.I beserta guru dan karyawan,

yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MIN

Gubug.

8. Siswa-siswi kelas V MIN Gubug yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan

mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-gungguh.

9. Ayahanda Sutomo, Ibunda tercinta Mulyati, adik tercinta Jani Astuti yang telah

mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan

penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

10. Yang tercinta teman-teman serta semua puihak yang telah memberikan motivasi dan

bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin. Serta proses yang selama ini penulis

alami semoga bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal mengarungi kehidupan di alam

ix

nyata. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari isi

maupun metodologi. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif

dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 13 September 2016

Penulis

x

ABSTRAK

Utami, Septi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui

Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas V MIN Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, S.Ag.

M.Pd

Kata Kunci: Metode pembelajaran Discovery Learning, sifat-sifat cahaya dan hasil

belajar.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA melalui metode pembelajaran Discovery

Learning. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas V MIN Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilatar

belakangi oleh hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM pada pelajaran IPA

dan keadaan siswa kelas V MIN Gubug yang kurang aktif dan kurang bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. Serta guru yang monoton dan kurang bervariasi menggunakan

metode pembelajaran misalnya sering menggunakan metode ceramah saja. Sehingga

pembelajaran menjadi kurang menyenangkan, sedangkan metode pembelajaran yang lain

khususnya metode Discovery Learning belum pernah dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan langkah-langkah yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi pada setiap siklusnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam

tiap siklusnya dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode

Discovery Learning. Penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam materi

sifat-sifat cahaya melalui metode Discovery Learning dapat meningkat. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II. Pada siklus

I siswa yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 10 siswa atau 29,41%. Pada siklus II siswa

yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 30 siswa atau 88,23% meningkat 58,82% dari

siklus I.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, bahwa, penggunaan metode

pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun

pelajaran 2016/2017. Dengan demikian, penggunaan metode Discovery Learning dapat

dijadikan salah satu metode pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran IPA.

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………… i

PENGESAHAN KELULUSAN ..…………………………………………… ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .………………………………….. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v

ABSTRAK .………………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI ....……………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5

D. Hipotesis Tindakan …………………………………………………... 5

E. Indikator Keberhasilan ………………………………………………. 6

F. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 6

G. Definisi Operasional …………………………………………………. 8

H. Metodologi Penelitian ………………………………………………... 9

1. Rancangan Penelitian …………………………………………….. 9

2. Subjek Penelitian ………………………………………………… 10

3. Langkah-langkah Penelitian ……………………………………... 10

4. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 12

5. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 14

6. Analisis Data ……………………………………………………… 15

I. Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………… 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………. 18

A. Belajar dan Hasil Belajar …………………………………….……….. 18

xii

1. Pengertian Belajar …………………………………………………. 18

2. Pengertian Hasil Belajar …………………………………………… 19

B. Pembelajaran IPA …………………………………………………….... 23

1. Hakikat IPA ……………………………………………………….... 23

2. Karakteristik IPA …………………………………………………… 24

3. Tujuan Pembelajaran IPA ………………………………………….. 25

C. Materi IPA yang Diaplikasikan dalam Penelitian ……………………… 26

1. Sifat-Sfat Cahaya …………………………………………………… 26

D. Metode Discovery Learning ………………………………………………….. 30

1. Pengertian …………………………………………………………… 30

2. Karakteristik ………………………………………………………… 31

3. Langkah-langkah Operasional dalam Discovery Learning…………. 32

4. Kelebihan Discovery Learning ……………………………………... 34

5. Kekurangan Discovery Learning ………………………………….... 36

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ……………………………………. 37

A. Gambaran Umun Lokasi MIN Gubug …………………………………. 37

B. Subjek Penelitian ………………………………………………………. 40

C. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………. 42

1. Deskripsi Siklus I ………………………………………………….. 43

2. Deskripsi iklus II …………………………………………………… 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………. 54

A. Deskripsi Paparan Per Siklus ………………………………………….. 54

1. Siklus I ……………………………………………………………… 54

2. Siklus II ……………………………………………………………... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………… 62

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… 65

A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 65

B. Saran …………………………………………………………………….. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MIN Gubug Tahun 2016/2017 38

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Peserta Didik MIN Gubug Tahun 2016/2017 39

Tabel 3.3 Kemampuan Akademik Siswa Kelas V MIN Gubug 40

Tabel 4.1 Nilai PreTest Siklus I 55

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I 56

Tabel 4.3 Nilai PreTest Siklus II 59

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II 60

Tabel 4.5 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KM 62

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I 69

Lampiran 2 RPP Siklus II 77

Lampiran 3 Soal-Soal 85

Lampiran 4 Daftar Nilai 93

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I 94

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I 96

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II 98

Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II 100

Lampiran 9 Dokumentasi 102

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian 108

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian 109

Lampiran 12 Surat Pembimbing 110

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup 111

Lampiran 14 Lembar Konsultasi 112

Lampiran 15 Nilai SKK 113

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan merupakan dorongan

dalam melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti yang

diharapkan. Pendidikan bertujuan menumbuhkembangkan potensi manusia agar

menjadi manusia yang dewasa, beradab, dan normal. Potensi itu merupakan benih

(bawaan) sejak dilahirkan. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi itu

(Jumali, 2008: 1). Sedangkan tugas seorang guru adalah mengarahkan dan

membimbing agar siswa mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang

terdapat pada dirinya (Rudi, 2013: 15).

Menurut Hamalik dalam Susanto (2013), belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defind as the modificator or

strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau

tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat atau menghafal saja,

namun lebih luas dari itu yaitu mengalami (Susanto, 2013: 3).

Berdasarkan hasil observasi di kelas V MIN Gubug, dapat diketahui

permasalahan sebagai berikut. Rendahnya nilai siswa pada materi sifat-sifat cahaya

yang dilihat pada nilai ulangan harian yang belum mencapai KKM yang ditetapkan

oleh sekolah yaitu 70. Rendahnya nilai siswa disebabkan oleh dalam pembelajaran

2

khususnya pada materi sifat-sifat cahaya guru masih menggunakan metode ceramah.

Akibatnya siswapun merasa bosan dengan pembelajaran yang ada.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan siswa,

menunjukkan bahwa penyebab munculnya permasalahan atau kesulitan yang dialami

oleh siswa tersebut dikarenakan dalam penyampaian materi pada anak kelas V MIN

Gubug cenderung bersifat abstrak sehingga peserta didik merasa kebingungan dalam

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Guru kurang memberikan peluang

kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri konsep-konsep IPA, siswa hanya

menyalin apa yang dikerjakan oleh guru. Selain itu siswa tidak diberikan kesempatan

untuk mengemukakan ide dan mengkonstruksi sendiri dalam menjawab soal latihan

yang diberikan oleh guru.

Pada pembelajaran IPA siswa mempelajari sifat-sifat cahaya tanpa mengetahui

maknanya, siswa hanya melihat buku atau gambar saja. Pembelajaran IPA masih

bersifat abstrak karena ketika menjelaskan guru kurang menggunakan media nyata,

pembelajaran IPA yang abstrak ini mudah dilupakan siswa, sehingga guru harus

mengulang kembali apa yang sudah dipelajari siswa sebelumnya.

Khusus bagi siswa sekolah dasar yang taraf berfikirnya masih sangat sederhana,

untuk dapat menanamkan pemahaman terhadap materi secara baik perlu adanya

dukungan benda-benda konkret atau model. Misalnya dalam mengajar pokok bahasan

sifat-sifat cahaya pada kelas V MIN Gubug, diperlukan dukungan media

pembelajaran dan metode yang relevan dengan materi yang akan disampaikan,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya.

3

Pada dasarnya pendidikan IPA di Madrasah Ibtidaiyah menuntut seorang guru

memberikan pengalaman langsung untuk mencari tahu sebab-sebab gejala alam dan

memahami alam secara ilmiah. Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran IPA, tidak

hanya medengarkan dan mengamati saja, tetapi mereka dituntut untuk dapat paham

apa yang didengar dan diamati. Banyak guru yang menghabiskan waktunya berjam-

jam hanya untuk ceramah di depan siswa yang tidak memberi efek apa-apa pada

siswa. Segudang pengetahuan yang disampaikan kepada siswa seakan-akan masuk

telinga kanan lalu keluar melalui telinga kiri, sehingga tidak membekas apa pun

dalam diri siswa. Siswa juga akan merasa bosan dengan kondisi seperti itu.

Namun, banyak guru yang tidak menyadari hal tersebut. Jika ada siswa yang

nilainya jelek guru langsung memberi label siswa yang kurang belajar, kurang

memperhatikan guru, dan label-label negatif yang lain. Siswa selalu menjadi kambing

hitam. Sementara guru selalu menjadi sosok yang paling benar, tidak mau disalahkan.

Seharusnya guru bisa introspeksi diri dan dapat memilih metode mengajar yang tepat,

lebih bervariatif, dan mudah diterima oleh murid. Seorang guru juga membutuhkan

ketrampilan mengajar yang lebih dibanding dengan orang yang bukan guru. Guru

harus kaya metode dan strategi mengajar.

Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada

murid, ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif

dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik. Metode discovery learning adalah

sistem belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam

bentuknya final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan

4

menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan

masalah.

Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di MIN Gubug, peneliti memiliki

alternatif solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan

merubah metode pengajaran yang selama ini dilakukan. Karena dengan ceramah

siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang disampaikan guru dan siswa

cenderung bosan. Metode yang tepat untuk pembelajaran IPA adalah metode

discovery learning.

Dengan melihat masalah di atas maka penulis merasa tertantang untuk meneliti

tentang penerapan metode pembelajaran inquiry discovery learning. Maka penulis

memberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya melalui

Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug,

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017.” Dengan penelitian ini

diharapkan para guru dapat lebih selektif memilih metode mengajar yang tepat dan

dapat mudah dicerana oleh siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan pertanyaan pokok yang

menjadi bahan dari penelitian ini, yaitu:

Apakah penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIN Gubug?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dijadikan bahan dalam

pembuatan Laporan Skripsi oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh

5

ujian sidang (munaqasah) Strata I Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian tindakan kelas ini

bertujuan: Untuk mengetahui apakah penerapan metode discovery learning dapat

meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA siswa kelas V MIN Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya

melalui kegiatan penelitian. Menurut Suharsini Arikunto hipotesis dapat diartikan

sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996: 67).

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau

kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin benar atau

mungkin salah.

Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Penerapan metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa

kelas V MIN Gubug.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode discovery learning dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator

yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran IPA di MIN

6

Gubug. Peneliti sangat berharap siswa mampu mencapai indikator/ standar yang

telah ditentukan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan.

Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa diharapkan dapat mencapai skor ≥ 70 dalam materi pembelajaran sifat-

sifat cahaya.

b. Secara Klasikal

Secara klasikal siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu kelas tersebut

siswa yang mendapat skor ≥ 70 mencapai presentase yang telah ditentukan

yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85% dari siswa yang ada di dalam

kelas tersebut tuntas mencapai KKM kelas.

E. Manfaat Penelitian Tindakan

Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan

pendidikan nantinya. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya tentang

pembelajaran IPA

b. Diharapkan bisa menambah khasanah teori yang sudah ada dan meningkatkan

kualitas pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan bisa semakin meningkatkan kompetensi

dan profesionalisme guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan

7

pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan demi tercapainya

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sehingga dengan begitu aktivitas

belajar dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara optimal.

b. Bagi Siswa

1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa semakin meningkatkan hasil belajar

siswa kelas V MIN Gubug pada mata pelajaran IPA, khususnya pada

penguasaan materi sifat-sifat cahaya

2) Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik yang ditunjang dengan penggunaan metode yang sesuai

dengan materi pembelajaran

3) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran IPA

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini setidaknya bisa menambah referensi dan khazanah

bagi kepustakaan sekolah, yang suatu saat mungkin berguna bagi sekolah.

F. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan

penulis bahas, maka untuk lebih jelasnya penulis menguraikan arti kata-kata yang

sesuai dengan judul. Adapun kata-kata tersebut adalah:

1. Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan

lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan

8

(habit), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku

dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan (Susanto, 2013:

3).

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Jadi hasil belajar IPA adalah hasil yang

dicapai seorang siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran IPA

dengan menggunakana tes sebagai alat ukur keberhasilan siswa.

2. Metode Discovery Learning

Discovery Learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang

mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari

prinsip-rinsip umum praktis contoh pengalaman. Discovery learning dan inquiry

mempunyai prinsip yang sama yaitu lebih menekankan pada ditemukannya

konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui (Hosnan, 2014: 281).

Dengan demikian metode discovery learning adalah sistem belajar

mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya final,

tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan menemukannya

sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas

yang di dasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPA siswa

kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017.

9

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil dan dilakukan sesuai jadwal

sehingga tidak mengganggu mata pelajaran yang lain.

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di

desain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan

refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilakukan, mengidentifikasi

permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji teori ataupun

metode yang relevan.

Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan

tersebut, maka langkah yang dianggap tepat untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pelajaran IPA adalah dengan metode discovery learning. Dengan

berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur pelaksanaan PTK ini

meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2. Subjek Penelitian

Dasar pertimbangan pilihan subjek, yakni penelitian ini di terapkan di

MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran

2016/2017, dengan jumlah siswa 34, terdiri dari 20 perempuan dan 14 laki-laki.

3. Langkah-langkah

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan yang matang agar pembelajaran IPA

dapat tercapai, kegiatan ini meliputi:

1) Peneliti menetapkan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dalam

pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya.

10

2) Peneliti membuat perencanaan pengajaran dengan mengambangkan

metode discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya.

3) Peneliti melakukan simulasi pembelajaran IPA dengan mengembangkan

metode discovery learning.

4) Peneliti membuat dan melengkapi alat media pembelajaran materi sifat-

sifat cahaya.

5) Peneliti membuat lembar observasi.

6) Peneliti mendesain alat evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaaran yang telah

dipersiapkan. Pada tahap ini dilakuakan proses belajar, apersepsi, pre-tes,

pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk

siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada

siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa

setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Dalam melaksanakan guru akan menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan metode discovery learning, kemudian divariasikan dengan

metode tanya jawab, diskusi dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah

memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.

c. Observasi

Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung. Sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

11

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan pada tahap ini,

secepatnya analisis untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah

mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Berdasarkan hasil observasi

tersebut, guru dapat merefleksikan tentang kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas

pada siklus berikutnya.

Untuk lebihh jelasnya tahapan-tahapan di atas dapat digambarkan dalam

model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan

?

12

4. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perangkat Pembelajaran

1) Silabus

Silabus adalah seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan

pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat

komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan

kompetensi dasar. Merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran

untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

2) RPP

RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

3) Absensi

Absensi adalah daftar yang menyatakan kehadiran seseorang pada

setiap hari belajar.

b. Perangkat Penilitian

1) Tes Hasil Belajar Siswa

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun

sesuai kandungan materi. Tes keberhasilan siswa menggunakan tes akhir

siklus. Tes ini berbentuk soal uraian. Soal ini digunakan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas V SD MIN

Gubug, terutama pada materi sifat-sifat cahaya.

Langkah-langkah penyusunan tes evaluasi:

13

a) Memilih dan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang sesuai dengan pendekatan kontekstual.

b) Mengembangkan indikatornya.

c) Membuat kisi-kisi pengembangan soal, kemudian membuat soal

evaluasinya.

2) Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang

berupa catatan, transkip nilai, dokumen hasil kerja siswa, presensi siwa

dan dokumen lain yang mendukung.

Digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses

pembelajaran dan untuk mengetahui pemahaman siswa pada perolehan

nilai sebagai hasil belajar melalui metode discovery leraning.

3) Lembar Observasi

Lembar observasi kegiatan siswa ketika proses pembelajaran dengan

metode discovery learning. Lembar observasi ini digunakan untuk

mengetahui apakah siswa sudah mengikuti pembelajaran sesuai dengan

pendekatan discovery learning atau belum. Pedoman observasi ini disusun

untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dan siswa.

5. Pengumpulan Data

a. Tes

Bentuk tes yang dipakai adalah tes obyektif bentuk isian. Tes isian adalah

tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan, ungkapan, atau

14

kalimat pendek sebagai jawaban dari kalimat tidak lengkap, atau jawaban atas

suatu pertanyaan.

b. Dokumentasi

Adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen yang

berupa catatan, transkrip nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi,

dll. Digunakan untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman

siswa pada perolehan nilai sebagai hasil belajar. Selain itu juga berguna

sebagai bukti pelaksanaan tindakan.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala yang diselidiki.

Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah tingkah laku siswa dan guru

saat pembelajaran berlangsung. Alat pengumpul data yang bisa dipergunakan

dalam melakukan observasi ini adalah dengan menggunakan lembar observasi

siswa dan lembar observasi guru.

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu dilakukan analisis data.

a. Data Kulitatif

Data kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan siswa terhadap

aktivitas, perhatian, kepercayaan diri, antusias dalam belajar menggunakan

metode baru (Arikunto, 2008: 13).

15

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar yang dignakan untuk

menganalisis jumlah siswa yang mengalami peningkatan pemahaman materi dan

peningkatan prestasi siswa yang diperoleh dari tindakan persiklus, dari data

tersebut diolah dengan mencari presentase.

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data

dilakukan dengan menggunakan analisis data dan reflksi dalam setiap siklusnya.

Analisis reflektif ilakukan peneliti bersama dengankolaborator yaitu reka sejawat

yang mengamati jalannya pembelajaran sebagai pijakan untuk menentukan

program aksi pada siklus selanjutnya, sedangkan analisis deskriptif yang

dipergunakan adalah presentase sebagai berikut:

P= 𝑓

𝑛x 100%

P : Presentasi

N : Jumlah seluruh siswa

F : Frekuensi

H. Rencana Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

16

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

E. Manfaat Penelitian

F. Definisi Operasional

G. Metodologi Penelitian

H. Sistematika Penulisan

BAB II: Kajian Pustaka

A. Belajar dan Hasil Belajar

B. Pembelajaran IPA

C. Materi IPA yang Diaplikasikan dalam Penelitian

D. Metode Discovery Learning.

BAB III: Pelaksanaan Penelitian

A. Gambaran Umum Lokasi MIN Gubug

B. Subjek Penelitian

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi pelaksanaan siklus I

2. Deskripsi pelaksanaan siklus II

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Deskripsi Paparan Persiklus

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V: Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Burton dalam Susanto (2013: 3), belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu

dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut E.R. Hilgard dalam

Susanto (2013: 3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap

lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,

tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman).

Hamalik dalam Susanto (2013: 3) menjelaskan bahwa belajar adalah

memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as

the modificator or strengthening of behavior through experiencing). Menurut

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan

suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau

menghafal saja, namun lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hamalik juga

menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau

seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini

mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan ketrampilan

18

(psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh

pengalaman atau latihan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam

berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

belajar. Pengertian tersebut dipertegas oleh Susanto (2013: 5) yang menyatakan

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,

karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil adalah perolehan akhir

dari proses belajar. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

19

a. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan

proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini maksudnya adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan

oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan

berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan (Susanto,

2013: 8).

Menurut Susanto (2013: 8), konsep merupakan sesuatu yang tergambar

dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep

ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar

dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki

konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang

suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa

objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pemahaman

konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti

memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan, memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan

menggunakan kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu konsep,

20

mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu

materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami.

2) Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula

sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung

jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang

bersangkutan (Susanto, 2013: 9).

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan

konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan

terhadap suatu penemuan. Dengan kata lain, keterampilan ini digunakan

sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

21

3) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,

metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa

individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan

pada perbuatan, perilaku,atau tindakan sesorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan

pada pengertian pamahaman konsep. Dalam pemahaman konsep maka

domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.

Secara jelas, uraian mengenai fackor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan fakkor yang bersumber dari dalam diri peserta

didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,

kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan

ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang

terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik

22

dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar

pesrta didik (Susanto, 2013: 12).

B. Pembelajaran IPA

1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains,

disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam

kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang

dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk,

proses, dan sikap.

Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian

yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai

kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: fakta-

fakta, prinsip, hokum, dan teori-teori IPA.

Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan

memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan

konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan

digeneralisasi oleh ilmuwan. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan

23

ketrampilan proses sains (science process skills) adalah ketrampilan yang dilakukan

oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan

menyimpulkan.

Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan

dalam pembelajaran sains. Menurut Susanto (2013), ada sembilan aspek yang

dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu,

ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak

berprasanka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri.

Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan sains, maka pada anak sekolah dasar

siswa harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam, sehingga dapat mengetahui rahasia

dan gejala-gejala alam (Susanto, 2013: 165-169).

2. Karakteristik IPA

IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya, meliputi:

a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori.

b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam,

termasuk juga penerapannya.

c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia

alam.

d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa

saja.

e. Kebenaran IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objetif

(Susanto, 2013:170).

24

3. Tujuan Pembelajaran IPA

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan Nasional

Standar Pendidikan/BSNP dalam Susanto (2013) dimaksudkan untuk:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknollogi, dan

masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Susanto, 2013: 171).

C. Materi IPA yang Diaplikasikan dalam Penelitian

Sifat-Sifat Cahaya

25

Berdasarkan silabus, SK (Standar Kompetensi) yaitu “Menerapkan sifat-sifat

cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model” dan KD (Kompetensi Dasar) yaitu

“Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.”

Cahaya adalah pancaran elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata manusia.

Sedangkan benda yang memancarkan cahaya disebut dengan sumber cahaya. Cahaya

memiliki beberapa sifat, diantaranya seperti di bawah ini:

1. Cahaya Merambat Lurus

Untuk dapat membuktikan bahwa cahaya itu merambat lurus, bisa dilihat dari

cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah atau melalui jendela rumah kita. Dan

jika kamu amati lampu kendaraan bermotor saat malam hari, cahaya lampu kendaraan

bermotor tersebut merambat luurs. Banyak sekali kejadian-kejadian yang terjadi

dalam kehidupan yang dapat membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat yang dapat

merambat lurus.

Gambar 1.1 cahaya merambat lurus

2. Cahaya Menembus Benda Bening

Cahaya dapat masuk ke sebuah rumah melalui jendela yang memiliki kaca. Kaca

jendela yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari, jika kaca jendela itu

26

ditutup dengan menggunakan kain warna hitam maka cahaya tidak dapat menembus

kaca jendela tersebut, peristiwa tersebut dapat membuktikan sifat dari cahaya yang

dapat menembus benda bening.

Gambar 2.1 cahaya menembus benda bening

3. Cahaya dapat Dipantulkan

Terdapat 2 jenis pemantulan, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur.

Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, biasanya

pemantulan ini sinar hasil pemantulannya tidak beraturan. Dan pemantulan teratur

terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, mengkilap atau licin seperti

misalnya cahaya yang mengenai cermin yang datar dan sinar hasil yang

dipantulkannya memiliki arah yang teratur.

Berdasarkan bentuk permukaan cermin dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

a. Cermin datar, merupakan cermin yang permukaannya tidak melengkung. Seperti

cermi yang kita gunakan sehari-hari.

b. Cermin cembung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah luar.

Biasa digunakan ntuk kaca spion kendaraan.

27

c. Cermin cekung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah bagian

dalam. Biasa digunakan untuk reflektor pada lampu mobil, lampu senter, dan pada

sendok.

Gambar 3.1 (a) pemantulan teratur (b) pemantulan baur

4. Cahaya dapat Dibiaskan

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat dari cahaya saat melewati

medium rambatan yang berbeda. Contoh peristiwa pembiasan cahaya: pensil yang

dimasukkan ke air yang ada dalam gelas.

Gambar 4.1 (a) sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok (b) skema

pembiasan cahaya pada sedotan

28

5. Cahaya dapat Diuraikan

Penguraian cahaya (dispersi) yaitu merupakan penguraian cahaya putih menjadi

cahaya yang mempunyai bermcam-macam warna. Misalnya seperti pelangi, pelangi

terjadi akibat cahaya matahari yang diuraikan titik-titik air hujan, peristiwa tersebut

dapat menunjukkan bahwa cahaya dapat diuraikan (Rositawaty, 2008: 99-105).

D. Metode Discovery Learning

1. Pengertian

Pengertian discovery learning adalah metode belajar yang mendorong siswa

untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prisip umum

praktis contoh pengalaman. Bruner berpendapat bahwa pada discovery learning

siswa mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Belajar

penemuan adalah belajar yang terjadi sebagai hasil dari siswa memanipulasi,

membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia

menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat

perkiraan, merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan

menggunakan proses induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan

membuat ekstrapolasi (Hosnan, 2014: 281).

Pembelajaran discovery learning adalah suatu model yang mengembangkan cara

belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang

diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan

siswa. Dengan belajr penemuan, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba

29

memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan ditransfer dalam

kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian metode discovery learning adalah sistem belajar mengajar

dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya final, tetapi peserta

didik yang diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan

mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

2. Karakteristik

Ciri utama belajar menemukan, yaitu (a) mengeksplorasi dan memecahkan

masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan; (b)

berpusat pada siswa; (c) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan

pengetahuan yang sudah ada.

Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan yaitu:

a. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.

b. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.

c. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil.

d. Mendorong siswa untuk mampu melakukan suatu proses, bukan menekan pada

hasil.

e. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.

f. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.

g. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.

h. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.

i. Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses

pembelajaran seperti predeksi, inferensi, kreasi, dan analisis.

30

j. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.

k. Mendorong siswa untuk berpartispasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan

siswa lain dan guru.

l. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.

m. Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.

n. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.

o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan

pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata (Hosnan, 2014: 285).

3. Langkah-langkah Operasional dalam Discovery Learning

Dalam mengaplikasikan discovery learning di kelas, ada beberapa prosedur yang

harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum antara lain sebagai

berikut:

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi

generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru

dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran

membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan

pemecahan masalah.

b. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-

31

agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya

dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas

pertanyaan masalah).

c. Data collection (pengumpulan data)

Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada

para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan

untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini, berfungsi untuk

menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan

demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai

informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan

nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap

ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan

dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja

siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

d. Data Processing (pengolahan data)

Semua informasi hasil bacaan, wawancara,observasi, dan sebagainya.

Semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung

dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data

processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai

pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan

mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang

perlu mendapat pembuktian secara logis.

32

e. Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan

alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil

pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang

telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,

apakah terbukti atau tidak.

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian

atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

4. Kelebihan Discovery Learning

Adapun kelebihan Discovery Learning menurut Hosnan (2014) adalah sebagai

berikut:

a. Membantu peserta didik untk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-

keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci

dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem

solving).

c. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena

menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

d. Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

33

e. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan

melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

f. Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh

kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

g. Berpusat pada peserta didik an guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan

gagasan-gagasan. Bahkan, guru pun dapat bertindak sebagai peserta didik, dan

sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

h. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena

mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

i. Peseta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebig baik.

j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar

yang baru.

k. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

l. Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.

n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

o. Menimbulkan rasa tenang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki

dan berhasil.

p. Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada pembentukan

manusia seutuhnya.

q. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.

r. Menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasaan batin ini mendorong ingin

melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.

34

s. Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.

t. Dapat meningkatkan motivasi.

u. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik.

v. Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar.

w. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

x. Melatih siswa belajar mandiri.

y. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berpikir dan menggunakan

kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

5. Kekurangan Discovery Learning

Menurut Hosnan (2014), selain kelebihan yang telah diuraikan di atas, juga ada

beberapa kekurangan dari metode Discovery Learning, yaitu sebagai berikut:

a. Menyita waktu banyak.

b. Kemampan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas.

c. Kebiasaan yang masih menggunakan pola pembelajaran lama.

d. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan,

beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

e. Tidak berlaku untuk semua topik (Hosnan, 2014: 289-291).

35

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Gubug

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Madarah ini terletak di jalan R. Suprapto 79

Desa Kuwaron Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, berada di dekat jalan raya

yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Gubug dengan Kecamatan Kedungjati.

Dilihat dari letak geografisnya keberadaan MIN Gubug ini sangat mudah diakses dari

berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Grobogan bagian barat.

Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MIN Gubug

No. Statistik : 151331517001

Propinsi : Jawa Tengah

Kabupaten : Grobogan

Kecamatan : Gubug

Desa/ Kelurahan : Kuwaron

Kode Pos : 58164

Telepon : (0292) 533040

Status Madrasah : Negeri

Akreditasi : A

Surat Keputusan/ SK : NOMOR.Kw.11.4/4/PP.03.2/623.15.02/2005

Tahun Berdiri : 1964

Tahun Penegrian : 1991

Bangunan Sekolah : Milik Negara

Jarak ke Pusat Kecamatan : ± 3 KM

Jarak ke Pusat Kabupaten : ± 30 KM

36

Terletak pada Lintasan : Jalan Kecamatan

Organisasi Penyelenggara : Pemerintah

Jumlah Guru : 20 orang

Tabel 3.1

Daftar Nama Guru MIN Gubug

Tahun 2016/2017

No Nama L/P Pendidikan Alamat

1 Kumarudin, S.Ag., M.Pd.I L PAI Jati Pecaron

2 Sabar, S.Ag L PAI Kuwaron

3 A.S. Hantotok, S.Ag L PAI Gubug

4 Nurhadi, S.Pd., M.Pd.I L PAI Jeketro

5 Sri Lestari, S.Pd.I P PAI Purwodadi

6 Ahmad Mustofa, S.Pd.I L PAI Jati Pecaron

7 Anis Setyorini, S.Pd.I P PAI Kunjeng

8 Rifaiyah, S.Ag P PAI Jati Pecaron

9 Haniah Mulyani, S.Ag P PAI Mijen

10 Aminul Muamalah, S.Pd.I P PAI Gubug

11 Ana Sofiatun, A.Ma P PAI Kunjeng

12 Tohir L PAI Kuwaron

13 Fifin Mirawati, S.Pd P Bahasa Inggris Jati Pecaron

14 Dyah Ismiyati, S.Pd P Matematika Kuwaron

15 Muhammad Adib, S.Pd.I L PAI Gubug

37

16 Sholikul Wahid, S.Pd.I L OR Baturagung

17 Mukhib, S.I.P L Social Politik Kuwaron

18 Nunung N.J, S.Sos.I P Dakwah Kalinang

19 Alfiatur R.Z, S.Pd.I P PAI Kunjeng

20 Septi Utami P PGMI Kuwaron

Keadaan peserta didik di MIN Gubug kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

dari kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2016/1017.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Peserta Didik MIN Gubug

Tahun 2016/2017

Kelas Jumlah Siswa

I A 36

I B 38

II A 36

II B 39

II C 35

III A 41

III B 41

III C 39

IV A 28

IV B 30

V A 34

V B 36

VI A 34

38

VI B 36

JUMLAH 503

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian adalah 34

siswa. Penelitian dilakukan pada semester satu tahun pelajaran 2016/2017. Alasan

yang paling mendasar pemilihan subjek penelitian ini adalah peneliti melihat

keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V yang kurang memuaskan, maka dari itu

peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery learning, dengan metode

tersebut peneliti berharap dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Kabupaten Grobogan.

Tabel 3.3

Kemampuan Akademik Siswa Kelas V MIN Gubug

No Nama Siswa L/P Kemampuan Akademik

1 Achmad Maulana I L Sedang

2 A’isyiatur R P Atas

3 Aliviatussama Adi S P Sedang

4 Alya Khoirun Nissa P Bawah

5 Asa Amalia A P Sedang

6 Asna Syarifunnawa L Sedang

7 Baby Kian D P Atas

8 Durrotunnajwa S P Bawah

39

9 Eka Afrian WS L Bawah

10 Eleonora Khoinova P Sedang

11 Elsinta Mahda V P Sedang

12 Fiky Cahyo L Bawah

13 Hikmal Akbar L Bawah

14 Dimas Prasetya L Atas

15 Minda Fatma P Atas

16 M Miftakhur R L Bawah

17 M Rayhan L Bawah

18 M Yafi L Bawah

19 M Zidan L Sedang

20 Nanda Fatika P Sedang

21 Nayoan Diaz L Bawah

22 Nayla Aisya P Atas

23 Nazwa Nirmala P Sedang

24 Nurul Mahmudah P Sedang

25 Oktavia Nafisa P Sedang

26 Riska Ainin P Atas

27 Septia Bunga P Atas

28 Talitha Nur I P Atas

29 Ulil Albab L Atas

30 Zahrani Intan P Atas

40

31 Zallta Sazkia P Sedang

32 M Zaky R L Sedang

33 M Danu L Sedang

34 Ferra Anifatul K P Bawah

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA semester I tahun pelajaran

2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian menggunakan

jam mata pelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran IPA kelas V.

Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Kegiatan Siklus I : 23 Agustus 2016

Kegiatan Siklus II : 25 Agustus 2016

Dalam penelitian ini, dilaksanakan dua siklus penelitian. Masing-masing

penelitian meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan absensi.

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

41

Indikator :

a) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

b) Menjelaskan bahwa cahaya merambat lurus

c) Menunjukkan cahaya menembus benda bening

d) Menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening

e) Menyimpulkan sifat-sifat cahaya

3) Menyiapkan lembar-lembar observasi yang memuat aspek-aspek

pembelajaran yang menggunakan metode Discovery Learning.

4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung

kegiatan pembelajaran dengan metode Discovery Learning.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi yang akan

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

b. Tindakan (Action)

Tindakan kelas siklus I berlangsung pada hari Selasa, tanggal 23 Agustus

2016 dimulai pukul 07.15-08.25 (2 x 35 menit). Pada tahap ini

mengimplementasikan dari rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh

peneliti yaitu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan metode

Discovery Learning. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan siklus I.

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam.

b) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama

c) Guru mengabsensi siswa.

42

d) Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa

pertanyaan lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita

pengalaman yang dibacakan oleh guru.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi

yang akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya.

f) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru,

yaitu berupa kertas karton, gunting, senter, gelas bening, gelas

berwarna, kaleng, batu, tripleks, plastik bening. (stimulation)

b) Siswa mengidentifikasi alat-alat dan bahan mana yang mereka

butuhkan untuk percobaan. (problem statement)

c) Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok.

(problem statement)

d) Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing

bersama kelompoknya. (data collection)

e) Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka.

(data processing)

f) Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok

lain untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan

mencocokkan dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran

jawaban dari kelompok lain. (verification)

g) Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas.

43

h) Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya.

(generalization)

3) Kegiatan Akhir

a) Guru membagikan post test.

b) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Observasi (observation)

Tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I,

yakni melihat apakah pelaksanaan pembelajaran dengan metode Discovery

Learning telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi

tersebut meliputi lembar observasi terhadap siswa dan lembar observasi

terhadap guru. Selain itu, perlu dilihat aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar yang meliputi perhatian siswa terhadap informasi yang diberikan,

kemampuan siswa selama menemukan dan memecahkan masalah yang

diberikan guru, kemampuan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok, dan

juga keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Saat pembelajaran berlangsung, masih ada siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan guru, dan saat guru memberi pertanyaan siswa

belum berani mengemukakan pendapat mereka dan harus ditunjuk oleh guru.

Saat diskusi kelompok pun masih ada siswa yang tidak ikut bekerja sama

dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru sehingga guru perlu

membimbing dan memotivasi agar mau bekerja sama.

44

Selain observasi pada siswa, observer juga mengamati aktivitas guru

dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kemampuan guru

dalam mengajar berdasarkan metode Discovery Learning. Pada pembelajaran

siklus I, guru kurang menguasai kelas terbukti banyak siswa yang berbicara

dengan teman lain ketika pembelajaran berlangsung. Kemudian waktu

pembelajaran melebihi batas minimal yang telah ditentukan.

Di akhir siklus I, guru mengadakan post test untuk mengukur tingkat

kemampuan siswa terhadap materi setelah menggunakan metode Discovery

Learning.

d. Refleksi (reflective)

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus pertama dan sesuai dengan

rencana penelitian tindakan kelas, maka pada akhir pembelajaran siklus

pertama diadakan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun

hal-hal yang menghambat pelaksanaan pembelajaran dan perlu adanya

perbaikan adalah:

1) Adanya siswa yang kurang memperhatikan guru

2) Siswa belum berani mengemukakan pendapat dan harus ditunjuk guru

3) Pada saat diskusi ada siswa yang tidak ikut bekerja sama

4) Guru yang kurang menguasai kelas terbukti masih banyak siswa yang

berbicara dengan teman saat pembelajaran berlangsung

5) Guru kurang memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga sampai

melebihi jam pelajaran.

45

Berdasarkan hal tersebut, peneliti perlu melakukan tindakan kembali

pada siklus II. Tujuan dari siklus II adalah meningkatkan hasil belajar dari

siklus I dan agar semua siswa dapat memenuhi kriteria keberhasilan yang

telah ditetapkan.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan absensi.

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Indikator :

a) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

b) Menjelaskan bahwa cahaya dapat dipantulkan

c) Menunjukkan cahaya dapat dibiaskan

d) Menyimpulkan sifat-sifat cahaya

3) Menyiapkan lembar-lembar observasi yang memuat aspek-aspek

pembelajaran yang menggunakan metode Discovery Learning.

4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung

kegiatan pembelajaran dengan metode Discovery Learning.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi yang akan

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

46

b. Tindakan (Action)

Tindakan kelas siklus I berlangsung pada hari Selasa, tanggal 25 Agustus

2016 dimulai pukul 07.15-08.25 (2 x 35 menit). Pada tahap ini

mengimplementasikan dari rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh

peneliti yaitu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan metode

Discovery Learning. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan siklus I.

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam.

b) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama

c) Guru mengabsensi siswa.

d) Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa

pertanyaan lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita

pengalaman yang dibacakan oleh guru.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi

yang akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya.

f) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru,

yaitu berupa senter, cermin datar, kertas hitam/merah, pensil, gelas

bening. (stimulation)

b) Siswa disuruh mengambil alat-alat dan bahan mana yang mereka

butuhkan untuk percobaan.

47

c) Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok.

(problem statement)

d) Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing

bersama kelompoknya. (data collection)

e) Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka.

(data processing)

f) Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok

lain untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan

mencocokkan dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran

jawaban dari kelompok lain. (verification)

g) Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas.

h) Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya.

(generalization)

3) Kegiatan Akhir

a) Guru membagikan post test.

b) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Observasi (observation)

Tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II,

yakni melihat apakah pelaksanaan pembelajaran dengan metode Discovery

Learning telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi

tersebut meliputi lembar observasi terhadap siswa dan lembar observasi

terhadap guru. Selain itu, perlu dilihat aktivitas siswa dalam proses belajar

48

mengajar yang meliputi perhatian siswa terhadap informasi yang diberikan,

kemampuan siswa selama menemukan dan memecahkan masalah yang

diberikan guru, kemampuan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok, dan

juga keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Saat pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang sudah

memperhatikan penjelasan guru namun ada tiga siswa yang bermain sendiri

dan menabuh meja. Terjadi peningkatan keaktifan siswa dibanding pada siklus

I, jumlah siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat. Pada

saat diskusi kelompok semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

dengan kompak.

Selain observasi pada siswa, observer juga mengamati aktivitas guru

dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kemampuan guru

dalam mengajar berdasarkan metode Discovery Learning. Pada pembelajaran

siklus II, guru berhasil menguasai kelas terbukti banyak siswa yang

memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Guru menguasai materi ajar

dengan baik. Waktu pembelajaran sudah tidak melebihi batas minimal yang

telah ditentukan atau sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Di akhir siklus II, guru mengadakan post test untuk mengukur tingkat

kemampuan siswa terhadap materi setelah menggunakan metode Discovery

Learning.

d. Refleksi (reflective)

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus kedua dan sesuai dengan rencana

penelitian tindakan kelas, maka pada akhir pembelajaran siklus kedua

49

diadakan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun hal-hal

yang menghambat pelaksanaan pembelajaran dan perlu adanya perbaikan

adalah:

1) Banyak siswa yang memperhatikan guru, namun ada tiga siswa yang

bermain sendiri dan menabuh meja.

2) Siswa sudah berani bertanya dan mengemukakan pendapat

3) Pada saat diskusi semua siswa ikut bekerja sama dan mengerjakan tugas

kelompok

4) Guru yang menguasai kelas dengan baik terbukti sudah banyak siswa yang

memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung

5) Guru memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga tidak sampai melebihi

jam pelajaran dan sudah sesuai dengan yang direncanakan

Hasil penelitian secara keseluruhan pada pembelajaran siklus II

menunjukkan adanya peningkatan terhadap aktifitas pembelajaran sesuai

dengan metode Discovery Learning yang dilihat melalui hasil observasi guru

dan siswa.

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa

yang dilihat melalui hasil post test di setiap akhir siklus. Nilai rata-rata yang

diperoleh pada tiap siklus semakin meningkat, dengan demikian artinya

indikator keberhasilan telah tercapai. Selain itu siswa juga merasa senang

dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan metode Discovery

Learning.

50

Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran Discovery Learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian tindakan penelitian sudah

dapat dihentikan.

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas yang direncanakan menggunakan dua siklus.

Menjelaskan tentang sifat-sifat cahaya. Pada siklus I menguraikan tentang sub pokok

bahasan yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya menembus benda bening.

Sedangkan pada siklus II menguraikan tentang sub pokok bahasan cahaya dapat

dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Masing-masing siklus berjalan pada 2x35

menit (2jam pelajaran) dalam 1 kali pertemuan.

Dalam penelitian ini setiap pembelajaran digunakan soal dan lembar observasi

untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode pembelajran Discovery Learning.

Untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian

maka dilakukan pengambilan data hasil belajar siswa dengan melakukan pre test.

Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas V MIN Gubug yang berjumlah 34 siswa. Data

hasil belajar siswa pada awal sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Secara rinci hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

52

Tabel 4.1

Nilai Pre Test Siklus I

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 AMI 70 45 Tidak Tuntas

2 AR 70 30 Tidak Tuntas

3 AAS 70 50 Tidak Tuntas

4 AKN 70 45 Tidak Tuntas

5 AAA 70 55 Tidak Tuntas

6 AS 70 20 Tidak Tuntas

7 BKD 70 35 TidakTuntas

8 DS 70 30 Tidak Tuntas

9 EAWS 70 70 Tuntas

10 EK 70 45 Tidak Tuntas

11 EMV 70 60 Tidak Tuntas

12 FCA 70 35 Tidak Tuntas

13 HAR 70 80 Tuntas

14 DP 70 75 Tuntas

15 MF 70 35 Tidak Tuntas

16 MMR 70 60 Tidak Tuntas

17 MRF 70 60 Tidak Tuntas

18 MYA 70 40 Tidak Tuntas

19 MZA 70 45 Tidak Tuntas

20 NFK 70 45 Tidak Tuntas

21 NDA 70 45 Tidak Tuntas

22 NAA 70 60 Tidak Tuntas

23 NNA 70 45 Tidak Tuntas

24 NM 70 50 TidakTuntas

25 ON 70 30 Tidak Tuntas

26 RAN 70 30 Tidak Tuntas

27 SBR 70 45 Tidak Tuntas

28 TNI 70 45 Tidak Tuuntas

29 UA 70 10 Tidak Tuntas

30 ZIA 70 35 Tidak Tuntas

31 ZSP 70 45 Tidak Tuntas

32 MZR 70 45 Tidak Tuntas

33 MDAB 70 50 Tidak Tuntas

34 FAK 70 50 Tidak Tuntas

53

Jumlah 1545

Nilai rata-rata 45,44

Jumlah siswa yang tuntas 3 siswa/8,82%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai rata-rata

sebelum tindakan hanya 45,44. Masih banyak siswa yang belum mencapai

nilai kriteria ketuntasan minimal, yaitu sebanyak 31 siswa. Sedangkan yang

sudah tuntas dari nilai KKM sebanyak 3 siswa. Dari hasil belajar tersebut

dapat dinyatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V MIN Gubug,

Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan masih rendah dikarenakan belum

mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

Dari hasil nilai pre test di atas maka peneliti bekerjasama dengan guru

kelas melakukan tindakan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SD MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan

dengan menggunakan metode Discovery Learning.

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 AMI 70 50 Tidak Tuntas

2 AR 70 50 Tidak Tuntas

3 AAS 70 45 Tidak Tuntas

4 AKN 70 50 Tidak Tuntas

5 AAA 70 100 Tuntas

6 AS 70 50 Tidak Tuntas

7 BKD 70 60 TidakTuntas

8 DS 70 50 Tidak Tuntas

9 EAWS 70 50 Tidak Tuntas

10 EK 70 50 Tidak Tuntas

11 EMV 70 40 Tidak Tuntas

54

12 FCA 70 40 Tidak Tuntas

13 HAR 70 50 Tidak Tuntas

14 DP 70 50 Tidak Tuntas

15 MF 70 40 Tidak Tuntas

16 MMR 70 70 Tuntas

17 MRF 70 50 Tidak Tuntas

18 MYA 70 90 Tuntas

19 MZA 70 40 Tidak Tuntas

20 NFK 70 40 Tidak Tuntas

21 NDA 70 80 Tuntas

22 NAA 70 70 Tuntas

23 NNA 70 50 Tidak Tuntas

24 NM 70 50 TidakTuntas

25 ON 70 90 Tuntas

26 RAN 70 100 Tuntas

27 SBR 70 70 Tuntas

28 TNI 70 40 Tidak Tuuntas

29 UA 70 55 Tidak Tuntas

30 ZIA 70 90 Tuntas

31 ZSP 70 60 Tidak Tuntas

32 MZR 70 40 Tidak Tuntas

33 MDAB 70 20 Tidak Tuntas

34 FAK 70 100 Tuntas

Jumlah 1980

Nilai rata-rata 58,23

Jumlah siswa yang tuntas 10 siswa/29,41 %

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa Siklus I ini, siswa yang dapat mencapai KKM 70 sebanyak 10

siswa atau 29,41% dengan rata-rat kelas 58,23. Namun demikian masih ada

yang belum tuntas sebanyak 24 siswa atau 70,58%. Hal ini berarti

menunjukkan pembelajaran belum memenhi standar ideal ketuntasan belajar

yaitu 85%. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada

siklus selanjutnya.

55

b. Refleksi

Penerapan metode pembelajaran Discovery Learning pada siklus I masih

kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa

dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I

ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

1) Masih adanya siswa yang memperhatikan guru

2) Siswa belum berani mengemukakan pendapat dan harus ditunjuk guru

terlebih dahulu

3) Pada saat diskusi ada siswa yang tidak ikut bekerja sama

4) Guru kurang menguasai kelas terbukti masih banyak siswa yang berbicara

dengan teman saat pembelajaran berlangsung

5) Guru kurang memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga sampai

melebihi jam pelajaran

2. Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan

Tabel 4.3

Nilai Pre Test Siklus II

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 AMI 70 60 Tidak Tuntas

2 AR 70 40 Tidak Tuntas

3 AAS 70 60 Tidak Tuntas

4 AKN 70 50 Tidak Tuntas

5 AAA 70 70 Tuntas

6 AS 70 60 Tidak Tuntas

7 BKD 70 50 TidakTuntas

56

8 DS 70 50 Tidak Tuntas

9 EAWS 70 70 Tuntas

10 EK 70 50 Tidak Tuntas

11 EMV 70 60 Tidak Tuntas

12 FCA 70 40 Tidak Tuntas

13 HAR 70 80 Tuntas

14 DP 70 70 Tuntas

15 MF 70 70 Tuntas

16 MMR 70 60 Tidak Tuntas

17 MRF 70 60 Tidak Tuntas

18 MYA 70 70 Tuntas

19 MZA 70 50 Tidak Tuntas

20 NFK 70 40 Tidak Tuntas

21 NDA 70 70 Tuntas

22 NAA 70 60 Tidak Tuntas

23 NNA 70 70 Tuntas

24 NM 70 50 TidakTuntas

25 ON 70 90 Tuntas

26 RAN 70 70 Tuntas

27 SBR 70 80 Tuntas

28 TNI 70 50 Tidak Tuuntas

29 UA 70 90 Tuntas

30 ZIA 70 80 Tuntas

31 ZSP 70 50 Tidak Tuntas

32 MZR 70 90 Tuntas

33 MDAB 70 60 Tidak Tuntas

34 FAK 70 50 Tidak Tuntas

Jumlah 2130

Nilai rata-rata 62,64

Jumlah siswa yang tuntas 14 siswa/ 41,17%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai rata-rata

sebelum tindakan pada siklus I hanya 62,64. Masih banyak siswa yang belum

mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal, yaitu sebanyak 20 siswa.

Sedangkan yang sudah tuntas dari nilai KKM sebanyak14 siswa. Dari hasil

57

belajar pre test pada siklus II tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar

IPA siswa kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan

masih rendah dikarenakan belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan

yaitu 70. Maka perlu adanya tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

yaitu dilakukan pada siklus II.

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 AMI 70 70 Tuntas

2 AR 70 70 Tuntas

3 AAS 70 70 Tuntas

4 AKN 70 75 Tuntas

5 AAZ 70 80 Tuntas

6 AS 70 75 Tuntas

7 BKD 70 80 Tuntas

8 DS 70 30 Tidak Tuntas

9 EAWS 70 80 Tuntas

10 EK 70 75 Tuntas

11 EMV 70 70 Tuntas

12 FCA 70 35 Tidak Tuntas

13 HAR 70 90 Tuntas

14 DP 70 85 Tuntas

15 MF 70 70 Tuntas

16 MMR 70 80 Tuntas

17 MRF 70 70 Tuntas

18 MYH 70 80 Tuntas

19 MZA 70 70 Tuntas

20 NFK 70 45 Tidak Tuntas

21 NDA 70 85 Tuntas

22 NAA 70 75 Tuntas

23 NNA 70 75 Tuntas

24 NM 70 70 Tuntas

25 ON 70 75 Tuntas

26 RAN 70 95 Tuntas

58

27 SBR 70 75 Tuntas

28 TNI 70 45 Tidak Tuntas

29 UA 70 70 Tuntas

30 ZIA 70 70 Tuntas

31 ZSP 70 75 Tuntas

32 MZR 70 75 Tuntas

33 MDAB 70 70 Tuntas

34 FAK 70 95 Tuntas

Jumlah 2450

Nilai rata-rata 72,05

Jumlah siswa yang tuntas 30 siswa/ 88,23%

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahi bahwa hasil belajar

siswa mengalami peningkatan. Siklus II ini, hasil belajar belajar siswa yang dapat

mencapai KKM 70 sebanyak 30 siswa atau 88,23% dengan rata-rata kelas 72,05.

Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau

11,76%. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah

siswa yang dapat mencapai KKM dari Siklus I ke Siklus II sebanyak 20 siswa atau

58,82 %. Siswa yang belum tuntas menurut peneliti memang kurang memiliki

perhatian dan pemahaman materi dalam mengikuti pembelajaran dan kurang aktif

saat pembelajaran berlangsung.

b. Refleksi

Nilai yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat dibandingkan pada

siklus I. Pada siklus II masih ada 4 siswa yang belum tuntas. Siswa yang

belum tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus I. Siswa tersebut

memang perlu pembelajaran yang ekstra tentang Ilmu Pengetahuan Alam.

59

Pada siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Data peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus

Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa siklus I dan II, dipaparkan

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus

Kegiatan Pre Test Post Test Peningkatan

Siklus I 3 siswa/ 8,82% 10 siswa/ 29,41% 7 siswa/ 20,50%

Siklus II 14 siswa/ 41,17% 30 siswa/ 88,23% 16 siswa/ 47,05%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan dari

pre test ke post test sebanyak 7 siswa atau 20,50%, siklus II peningkatan dari pre

test ke post test sebanyak 16 siswa atau 47,05%. Dari paparan hasil penelitian dari

siklus I sampai pada siklus II di atas diperoleh data nilai hasil belajar siswa

keseluruhan sebagai berikut:

60

Ketuntasan Siswa dari Siklus I-Siklus II

Gambar 4.1 Ketuntasan siswa dari siklus I – II

Dari hasil nilai ketuntasan di atas dapat dijelaskan pada siklus I 29,41%

siswa yang tuntas. Pada siklus II meningkat menjadi 88,23% siswa yang tuntas.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai ke siklus

II siswa mengalami peningkatan yang cukup baik.

Didapatkan siswa yang berusaha aktif pada setiap pembelajaran akan

tetapi siswa tersebut belum bias mendapatkan nilai sesuai KKM. Siswa tersebut

tetap harus mendapatkan remedial. Remedial dapat dilakukan dengan menambah

waktu belajar siswa atau memberikan sal-soal pada siswa tersebut.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Pre Test SIKLUS I

SIKLUS I Pre Test SIKLUS II

SIKLUS II

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di MIN Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Pada siklus I siswa yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 10 siswa atau

29,41% sedangkan pada siklus II dicapai persentase ketuntasan belajar dengan KKM

70 sebanyak 30 siswa atau 88,23%. Jadi dari siklus I sampai suklus II terjadi kenaikan

presentase hasil belajar yaitu sebesar 20 siswa atau 58,82%

Adapun kesimpulannya adalah hasil belajar IPA kelas V MIN Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan

setelah penerapan metode pembelajaran Discovery Learning.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas ini, dapat dikemukakan beberapa

saran antara lain:

1. Bagi Guru

a. Meningkatkan profesionalisme, yaitu dengan mengembangkan strategi dalam

mengajar, sehingga penggunaan metode/ strategi yang sesuai dan inovatif

akan menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik dan siswa tidak

bosan.

62

b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik dan matang. Sehingga

berpengaruh pada pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal.

c. Lebih kretif dan inovatif dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran

IPA.

2. Bagi Siswa

a. Berusaha untuk aktif dalam setiap mengikuti pembelajaran khususnya

pembelajaran IPA.

b. Termotivasi untuk menyukai pelajaran IPA.

c. Dapat memotivasi diri sendiri dan juga teman untuk lebih meningkatkan

prestasi belajar.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung

kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar siswa meningkat.

b. Sekolah berperan aktif dalam mengikutsertakan siswa dalam mengikuti setiap

kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPA agar siswa lebih

bersemangat belajar.

c. Mengadakan pembinaan bagi para guru agar menambah wawasan seperti

penataran guru atau workshop sehingga diharapkan menjadi guru yang

professional dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta

didik.

63

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI).

Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Ikrar Mandiri

Abadi.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Pintar PTK: Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta:

Laksana.

Azmiyati, Choiril. Dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Kelas V

Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta:

DIVA Press.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Jumali, M.dkk. 2008.Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakara: Balai Pustaka.

Rositawaty, S. dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rusyan, A. Tabrani. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung:

Remadja Karya CV.

Sriyanti, Lilik. dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup.

64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

65

Lampiran 1

SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : MIN Gubug

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : V / 1 (Satu)

Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model

B. Kompetensi Dasar

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

C. Indikator

1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

2. Menjelaskan cahaya merambat lurus

3. Menunjukkan cahaya menembus benda bening

4. Menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening

5. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya bersama

kelompoknya dengan benar

2. Melalui penugasan siswa dapat menjelaskan cahaya merambat lurus dengan benar

66

3. Melalui penugasan siswa dapat menunjukkan cahaya menembus benda bening

dengan benar

4. Melalui kerja kelompok siswa dapat menyebutkan benda-benda yang dapat

menembus benda bening dengan tepat

5. Melalui diskusi dan penjelasan guru siswa dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya

dengan dengan benar

E. Karakter Siswa yang Diharapkan

Disiplin, tanggung jawab, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu

F. Materi

Kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita apabila ada cahaya yang

mengenai benda tersebut. Benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya ke

mata kita sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya.

Contoh sumber cahaya antara lain matahari, lampu, senter, lilin menyala dan bintang.

Sifat-Sifat Cahaya:

1. Cahaya merambat lurus

Untuk dapat membuktikan bahwa cahaya itu merambat lurus, bisa dilihat

dari cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah atau melalui jendela rumah

kita. Dan jika kamu amati lampu kendaraan bermotor saat malam hari, cahaya

lampu kendaraan bermotor tersebut merambat luurs. Banyak sekali kejadian-

kejadian yang terjadi dalam kehidupan yang dapat membuktikan bahwa cahaya

memiliki sifat yang dapat merambat lurus.

67

Gambar 1.1 cahaya merambat lurus

2. Cahaya menembus benda bening

Cahaya dapat masuk ke sebuah rumah melalui jendela yang memiliki

kaca. Kaca jendela yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari, jika kaca

jendela itu ditutup dengan menggunakan kain warna hitam maka cahaya tidak

dapat menembus kaca jendela tersebut, peristiwa tersebut dapat membuktikan

sifat dari cahaya yang dapat menembus benda bening.

Gambar 2.1 cahaya menembus benda bening

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

68

3. Diskusi

4. Discovery Learning

H. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Guru masuk kelas kemudian mengucapkan salam

b. Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama

c. Guru mengabsensi siswa

d. Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa pertanyaan

lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita pengalaman yang

dibacakan oleh guru.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang

akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya.

f. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru, yaitu

berupa kertas karton, gunting, senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng,

batu, tripleks, plastik bening. (stimulation)

b. Siswa mengidentifikasi alat-alat dan bahan mana yang mereka butuhkan untuk

percobaan. (problem statement)

c. Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok.

(problem statement)

d. Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing bersama

kelompoknya. (data collection)

69

e. Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka. (data

processing)

f. Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok lain

untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan mencocokkan

dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran jawaban dari kelompok

lain. (verification)

g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas.

h. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya.

(generalization)

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Guru membagikan post test

b. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup

I. Media Belajar

Karton, gunting, senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, tripleks, plastik

bening

J. Sumber Belajar

1. Silabus kelas V MIN Gubug

2. Buku BSE Rositawaty, S. dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

3. Buku BSE Azmiyati, Choiril. Dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengtahuan Alam

5 untuk Kelas V Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

70

K. Penilaian

Jenis tes: tertulis

Bentuk tes: uraian singkat

Instrumen

Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!

1. Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut….

2. Sumber energi cahaya terbesar di bumi adalah….

3. Kita dapat melihat benda karena adanya….

4. Contoh sumber cahaya antara lain….

5. Cahaya dapat menembus benda….

6. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda….

7. Cahaya yang dipancarkan oleh sinar laser menunjukkan cahaya memilik sifat

yaitu cahaya….

8. Contoh benda gelap antara lain….

9. Agus mengamati cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah genteng. Cahaya

tersebut merambat dengan bentuk….

10. Cahaya yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan bahwa cahaya memiliki

sifat….

Kunci Jawaban:

1. Sumber cahaya

2. Matahari

3. Cahaya

4. Matahari, api, lampu

71

5. Bening

6. Gelap

7. Merambat lurus

8. Batu, tripleks

9. Merambat lurus

10. Menembus benda bening….

Pedoman penilaian:

Setiap nomor skor 1

Penskoran= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100

Format penskoran

No Nama

Skor Tiao Soal Jumlah

Skor

Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas Tidak

1

2

3

Jumlah Skor

Rata-Rata

72

Gubug, 23 Agustus 2016

Gur Kelas Peneliti

Nurhadi, S.Pd, M.Pd.I Septi Utami

NIP: NIM: 11510016

73

Lampiran 2

SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : MIN Gubug

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : V / 1 (Satu)

Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model

B. Kompetensi Dasar

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

C. Indikator

1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

2. Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan

3. Menunjukkan cahaya dapat dibiaskan

4. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya bersama

kelompoknya dengan benar

2. Melalui penugasan siswa dapat menjelaskan cahaya dapat dipantulkan dengan

benar

74

3. Melalui kerja kelompok siswa dapat menunjukkan cahaya dapat dibiaskan dengan

tepat

4. Melalui diskusi dan penjelasan guru siswa dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya

dengan benar

E. Karakter Siswa yang Diharapkan

Disiplin, tanggung jawab, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu

F. Materi

Kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita apabila ada cahaya yang

mengenai benda tersebut. Benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya ke

mata kita sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya.

Contoh sumber cahaya antara lain matahari, lampu, senter, lilin menyala dan bintang.

Sifat-Sifat Cahaya:

1. Cahaya dapat dipantulkan

Terdapat 2 jenis pemantulan, yaitu pemantulan baur dan pemantulan

teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata,

biasanya pemantulan ini sinar hasil pemantulannya tidak beraturan. Dan

pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, mengkilap

atau licin seperti misalnya cahaya yang mengenai cermin yang datar dan sinar

hasil yang dipantulkannya memiliki arah yang teratur.

Berdasarkan bentuk permukaan cermin dibedakan menjadi 3 macam,

yaitu:

d. Cermin datar, merupakan cermin yang permukaannya tidak melengkung.

Seperti cermi yang kita gunakan sehari-hari.

75

e. Cermin cembung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah

luar. Biasa digunakan ntuk kaca spion kendaraan.

f. Cermin cekung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah

bagian dalam. Biasa digunakan untuk reflektor pada lampu mobil, lampu

senter, dan pada sendok.

Gambar 3.1 (a) pemantulan teratur (b) pemantulan baur

2. Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat dari cahaya saat

melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh peristiwa pembiasan cahaya:

pensil yang dimasukkan ke air yang ada dalam gelas.

76

Gambar 4.1 (a) sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok (b) skema

pembiasan cahaya pada sedotan

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

4. Discovery Learning

H. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Guru masuk kelas kemudian mengucapkan salam

b. Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama

c. Guru mengabsensi siswa

d. Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa pertanyaan

lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita pengalaman yang

dibacakan oleh guru.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang

akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya.

77

f. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru, yaitu

berupa senter, cermin datar, kertas hitam/merah, pensil, gelas bening.

(stimulation)

b. Siswa mengidentifikasi alat-alat dan bahan mana yang mereka butuhkan untuk

percobaan. (problem statement)

c. Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok.

(problem statement)

d. Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing bersama

kelompoknya. (data collection)

e. Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka. (data

processing)

f. Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok lain

untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan mencocokkan

dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran jawaban dari kelompok

lain. (verification)

g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas.

h. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya.

(generalization)

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Guru membagikan post test

b. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup

78

I. Media Belajar

Senter, cermin datar, kertas hitam/merah, pensil, gelas bening.

J. Sumber Belajar

1. Silabus kelas V MIN Gubug

2. Buku BSE Rositawaty, S. dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

3. Buku BSE Azmiyati, Choiril. Dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengtahuan Alam

5 untuk Kelas V Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

K. Penilaian

Jenis tes: tertulis

Bentuk tes: uraian singkat

Instrumen:

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Cermin yang biasa dipakai untuk berhias adalah….

2. Pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata

disebut….

3. Bayangan tampak dicermin karena cahaya dapat….

4. Sendok yang disimpan di dalam gelas berair terlihat bengkok. Hal ini

menunjukkan salah satu sifat cahaya yaitu…

5. Angkasa tampak terang disiang hari karena sinar matahari dipantulkan oleh….

6. Benda yang mempunyai permukaan licin dan mengkilap adalah….

7. Pemantulan cahaya dibagi menjadi…..sebutkan….

79

8. Nama lain dari pemantulan baur adalah….

9. Pemantulan yang menghasilkan berkas cahaya pantul sejajar disebut….

10. Apa yang terjadi saat kamu memasukkan pensil ke dalam gelas yang berisi air….

Kunci Jawaban:

1. Cermin datar

2. Pemantulan baur

3. Dipantulkan

4. Cahaya dapat dibiaskan

5. Debu-debu atmosfer

6. Cermin

7. Ada 2 yaitu, pemantulan teratur dan pemantulan baur

8. Difus

9. Pemantulan teratur

10. Pensil akan terlihat bengkok

Pedoman penilaian:

Setiap nomor skor 1

Penskoran= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100

Format penskoran

No Nama

Skor Tiap Soal Jumlah

Skor

Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas Tidak

1

2

80

3

Jumlah Skor

Rata-Rata

Gubug,25 Agustus 2016

Guru Kelas Peneliti

Nurhadi, S.Pd, M.Pd.I Septi Utami

NIP: NIM: 11510016

81

Lampiran 3

SOAL SIKLUS I

Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!

1. Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut….

2. Sumber energi cahaya terbesar di bumi adalah….

3. Kita dapat melihat benda karena adanya….

4. Contoh sumber cahaya antara lain….

5. Cahaya dapat menembus benda….

6. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda….

7. Cahaya yang dipancarkan oleh sinar laser menunjukkan cahaya memilik sifat yaitu

cahaya….

8. Contoh benda gelap antara lain….

9. Agus mengamati cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah genteng. Cahaya

tersebut merambat dengan bentuk….

10. Cahaya yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan bahwa cahaya memiliki

sifat….

82

KUNCI JAWABAN SIKLUS I

1. Sumber cahaya

2. Matahari

3. Cahaya

4. Matahari, api, lampu

5. Bening

6. Gelap

7. Merambat lurus

8. Batu, tripleks

9. Merambat lurus

10. Menembus benda bening….

83

SOAL SIKLUS II

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Cermin yang biasa dipakai untuk berhias adalah….

2. Pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata

disebut….

3. Bayangan tampak dicermin karena cahaya dapat….

4. Sendok yang disimpan di dalam gelas berair terlihat bengkok. Hal ini

menunjukkan salah satu sifat cahaya yaitu…

5. Angkasa tampak terang disiang hari karena sinar matahari dipantulkan oleh….

6. Benda yang mempunyai permukaan licin dan mengkilap adalah….

7. Pemantulan cahaya dibagi menjadi…..sebutkan….

8. Nama lain dari pemantulan baur adalah….

9. Pemantulan yang menghasilkan berkas cahaya pantul sejajar disebut….

10. Apa yang terjadi saat kamu memasukkan pensil ke dalam gelas yang berisi air….

84

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

1. Cermin datar

2. Pemantulan baur

3. Dipantulkan

4. Cahaya dapat dibiaskan

5. Debu-debu atmosfer

6. Cermin

7. Ada 2 yaitu, pemantulan teratur dan pemantulan baur

8. Difus

9. Pemantulan teratur

10. Pensil akan terlihat bengkok

85

LEMBAR DISKUSI

SIKLUS I

Petunjuk:

Diskusikanlah dengan kelompokmu

Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan

Jawablah pertanyaan di bawahmya

Cahaya Merambat Lurus

Alat dan Bahan:

1.

2.

3.

4.

Cara Kerja:

1.

2.

3.

4.

5.

Pertanyaan:

1. Apakah kamu bisa melihat cahaya lilin melalui celah yang segaris tersebut?

2. Jika salah satu bidang karton kamu geser, apakah kamu masih bisa melihat cahaya

liliin? Mengapa demikian?

86

LEMBAR DISKUSI

SIKLUS I

Petunjuk:

Diskusikanlah dengan kelompokmu

Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan

Lengkapi tabel di bawahnya

Jawablah pertanyaan di bawahmya

Cahaya Menembus Benda Bening

Alat dan Bahan:

1. 5.

2. 6.

3. 7.

4. 8.

Cara Kerja :

1.

2.

3.

Tabel

No Nama Tembus cahaya

1 Gelas bening

2 Gelas berwarna

3 Kaleng

4 Batu

5 Karton

6 Potongan trilpeks

7 Pastik bening

Pertanyaan:

1. Apa saja benda-benda yang dapat ditembus cahaya senter?

2. Apa saja benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?

87

LEMBAR DISKUSI

SIKLUS II

Petunjuk:

Diskusikanlah dengan kelompokmu

Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan

Jawablah pertanyaan di bawahmya

Cahaya dapat Dipantulkan

Alat dan bahan:

1

2

3

Cara kerja:

1

2

3

4

5

Pertanyaan:

Bagaimana berkas cahaya senter setelah terpantul dari cermin datar?

88

LEMBAR DISKUSI

SIKLUS II

Petunjuk:

Diskusikanlah dengan kelompokmu

Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan

Jawablah pertanyaan di bawahmya

Gambarlah hasil percobaan

Cahaya dapat Dibiaskan

Alat dan bahan:

1

2

3

Cara kerja:

1

2

3

Pertanyaan:

Apakah pensil tampak lurus atau bengkok?

89

Lampiran 4

DAFTAR NILAI

No Nama PreTest 1 Siklus I PreTest 2 Siklus II

1 AMI 45 50 60 70

2 AR 30 50 40 70

3 AAS 50 45 60 70

4 AKN 45 50 50 75

5 AAA 55 100 70 80

6 AS 20 50 60 75

7 BKD 35 60 50 80

8 DS 30 50 50 30

9 EAWS 70 50 70 80

10 EK 45 50 50 75

11 EMV 60 40 60 70

12 FCA 35 40 40 35

13 HAR 80 50 80 90

14 DP 75 50 70 85

15 MF 35 40 70 70

16 MMR 60 70 60 80

17 MRF 60 50 60 70

18 MYA 40 90 70 80

19 MZA 45 40 50 70

20 NFK 45 40 40 45

21 NDA 45 80 70 85

22 NAA 60 70 60 75

23 NNA 45 50 70 75

24 NM 50 50 50 70

25 ON 30 90 90 75

26 RAN 30 100 70 95

27 SBR 45 70 80 75

28 TNI 45 40 50 45

29 UA 10 55 90 70

30 ZIA 35 90 80 70

31 ZSP 45 60 50 75

32 MZR 45 40 90 75

33 MDAB 50 20 60 70

34 FAK 50 100 50 95

90

Lampiran 5

INSTRUMEN OBSERVASI GURU

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MIN Gubug

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hari/tanggal : Selasa, 23 Agustus 2016

Metode Pembelajaran : Discovery Learning

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan

selama proses pembelajaran berlangsung.

No Aspek yang diamati Keterangan

A B C D E

1 Ketrampilan membuka dan menutup

pelajaran

2 Penguasaan materi √

3 Ketrampilan menjelaskan dan penggunaan

bahasa yang baik dan benar

4 Guru mampu memanfaatkan media/

fasilitas pembelajaran (stimulation)

5 Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang materi pelajaran (problem

statement)

91

6 Guru menguasai dan mengelola kelas

(data collection)

7 Gur memberi tugas (data processing) √

8 Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk tampik berbicara (verification)

9 Guru menyimpulkan materi bersama siswa

(generalization)

10 Melakukan penilaian akhir sesuai tujuan √

Keterangan:

A : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

D : Kurang

E : Gagal

92

Lampiran 6

INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MIN Gubug

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hari/tanggal : Selasa, 23 Agustus 2016

Kelas/ Semester : V/ 1 (Satu)

No Nama Siswa Aspek yang dinilai

Perhatian Kerja sama Keaktifan

1 Achmad Maulana I C C B

2 A’isyiatur R B C C

3 Aliviatussama Adi S B C C

4 Alya Khoirun Nissa B C C

5 Asa Amalia A B B B

6 Asna Syarifunnawa B C B

7 Baby Kian D B C B

8 Durrotunnajwa S C K K

9 Eka Afrian WS B B B

10 Eleonora Khoinova C C C

11 Elsinta Mahda V C C C

12 Fiky Cahyo C K K

13 Hikmal Akbar B B B

14 Dimas Prasetya B B B

15 Minda Fatma B C B

16 M Miftakhur R B B B

17 M Rayhan B C C

93

18 M Yafi B B B

19 M Zidan C K C

20 Nanda Fatika C K K

21 Nayoan Diaz B B B

22 Nayla Aisya B B B

23 Nazwa Nirmala B C C

24 Nurul Mahmudah C C C

25 Oktavia Nafisa B B B

26 Riska Ainin B B B

27 Septia Bunga B B B

28 Talitha Nur I K K K

29 Ulil Albab C C K

30 Zahrani Intan B B B

31 Zallta Sazkia C C C

32 M Zaky R B C B

33 M Danu K C C

34 Ferra Anifatul K B B B

Keterangan :

B : Baik

C : Cukup Baik

K : Kurang Baik

94

Lampiran 7

INSTRUMEN OBSERVASI GURU

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MIN Gubug

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hari/tanggal : Selasa, 23 Agustus 2016

Metode Pembelajaran : Discovery Learning

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan

selama proses pembelajaran berlangsung.

No Aspek yang diamati Keterangan

A B C D E

1 Ketrampilan membuka dan menutup

pelajaran

2 Penguasaan materi √

3 Ketrampilan menjelaskan dan penggunaan

bahasa yang baik dan benar

4 Guru mampu memanfaatkan media/

fasilitas pembelajaran (stimulation)

5 Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang materi pelajaran (problem

statement)

95

6 Guru menguasai dan mengelola kelas

(data collection)

7 Guru memberi tugas (data processing) √

8 Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk tampil berbicara (verification)

9 Guru menyimpulkan materi bersama siswa

(generalization)

10 Melakukan penilaian akhir sesuai tujuan √

Keterangan:

A : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

D : Kurang

E : Gagal

96

Lampiran 8

INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MIN Gubug

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hari/tanggal : Selasa, 25 Agustus 2016

Kelas/ Semester : V/ 1 (Satu)

No Nama Siswa Aspek yang dinilai

Perhatian Kerja sama Keaktifan

1 Achmad Maulana I B B B

2 A’isyiatur R B B C

3 Aliviatussama Adi S B B C

4 Alya Khoirun Nissa B B C

5 Asa Amalia A B B B

6 Asna Syarifunnawa B B B

7 Baby Kian D B B B

8 Durrotunnajwa S B C C

9 Eka Afrian WS B B B

10 Eleonora Khoinova B C B

11 Elsinta Mahda V B C B

12 Fiky Cahyo C C C

13 Hikmal Akbar B B B

14 Dimas Prasetya B B B

15 Minda Fatma B B B

16 M Miftakhur R B B B

17 M Rayhan B B C

97

18 M Yafi B B B

19 M Zidan B C B

20 Nanda Fatika B C K

21 Nayoan Diaz B B B

22 Nayla Aisya B B B

23 Nazwa Nirmala B B C

24 Nurul Mahmudah B B C

25 Oktavia Nafisa B B B

26 Riska Ainin B B B

27 Septia Bunga B B B

28 Talitha Nur I C C K

29 Ulil Albab B B C

30 Zahrani Intan B B B

31 Zallta Sazkia B B C

32 M Zaky R B B B

33 M Danu C B B

34 Ferra Anifatul K B B B

Keterangan :

B : Baik

C : Cukup Baik

K : Kurang Baik

98

Lampiran 9

DOKUMENTASI

Siswa-siswi mengerjakan soal pre test

Mempraktikkan cahaya merambat lurus

99

Mempraktikkan cahaya menembus benda bening

100

Berkelompok dan mengerjakan lembar diskusi

101

Mempraktikkan cahaya dapat dipantulkan

102

Mempraktikkan cahaya dapat dibiaskan

Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

103

Siswa-siswi mengerjakan soal post test

104

105

106

107

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Septi Utami

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 26 September 1992

Agama : Islam

Nama Ayah : Sutomo

Nama Ibu : Mulyati

Nama Adik : Jani Astuti

Alamat : Kp. Kauman RT 03 RW 06 Desa Kuwaron, Kec. Gubug,

Kab. Grobogan, Prov. Jawa Tengah, Warga Negara

Indonesia 58164

Jenjang Pendidikan :

1. TK ABA Kuwaron, lulus tahun 1998

2. SD Negeri Kuwaron 04, lulus tahun 2004

3. SMP Negeri 1 Gubug, lulus tahun 2007

4. SMA Negeri 1 Gubug, lulus tahun 2010

5. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI IAIN Salatiga

Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 13 September 2016

Penulis

Septi Utami

NIM : 11510016