case report session hp findings of ketamine poisoning upin and peni

6
Gambar 1. Gambaran Extensive cardiac fibrosis disekitar arteri kecil yang mengalami degenerasi hyaline (ditunjukkan oleh panah)

Upload: rangga-lunesia

Post on 11-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fine

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Session Hp Findings of Ketamine Poisoning Upin and Peni

Gambar 1. Gambaran Extensive cardiac fibrosis disekitar arteri kecil yang mengalami degenerasi hyaline (ditunjukkan oleh panah)

Page 2: Case Report Session Hp Findings of Ketamine Poisoning Upin and Peni

Gambar 2. Disrupsi vena kecil dan hemoragik jaringan otak

Penemuan Otopsi

Otopsi dilakukan setelah 20 jam kematian. Berat badan korban pada saat otopsi adalah 48 kg. tidak ditemukan jejas trauma pada permukaan atau di dalam jaringan mayat yang menyiratkan bahwa mekanisme kematian dilakukan melalui penjeratan atau asfiksi mekanik. Paru- paru oedem dan terkongesti (kanan : 775 gram, kiri : 700 gram), dan ditemukan juga bercak-bercak perdarahan di permukaannya. Jantung seberat 220 gram, tidak terdapat pembesaran ruang jantung semua katup dalam ukuran normal, tetapi terdapat leukoplakia dan bercak perdarahan pda permukaannya. Permukaan ginjal licin (kanan:220 gram, kiri: 225 gram). Otak terkongesti (1550 gram) tetapi tidak ditemukan tanda-tanda trauma.

Pengujian mikroskopis paru menunjukkan adanya pulmonary congestion dan pulmonary oedema. Pada jantung : ditemukan heart-failure cells pada kavitas interstisial dan kavitas alveolar yang berisi cairan edema, selulosa, dan eritrosit. Histologi jantung : myocardial fibrosis yang tersebar

Page 3: Case Report Session Hp Findings of Ketamine Poisoning Upin and Peni

luas disekitar arteri kecil. Juga terlihat gambaran necrosis dengan sel inflamasi. Endometrium arteri koroner terlihat sedikit menebal.Pada otak : menunjukkan tanda hypoxia kronis, mencakup sel glia dan pembentukan Starch Bodies serta tanda-tanda oedema. Beberapa arteri kecil terlihat rupture di daerah kapsula interna serta juga terlihat bercak perdarahan. Arteri-arteri kecil di jantung dan otak menunjukkan shedding???? Dari endoltelium dan degenerasi hyaline dari otot polos. Pada ginjal : tidak ditemukan glassy degeneration pada glomerulus ginjal.

Pemeriksaan Toksikologi

Obat-obatan di darah, isi perut dan di urine ditentukan melalui Gas Chromatography- Mass Spectrometry (GC-MS), yang menunjukkan tidak terkandungnya zat berikut : phenothiazine,Valium, opium, cocaine, ethanol, Organo-phosphorus pesticides,diphacin, Fumerin, dan lainnya. Konsentrasi ketamin pada pengumpulan sebagai berikut : 3.8 μg/mL pada darah jantung, 21 μg/mL pada isi perut, and 1.2 μg/mL pada urine.Ketamine juga terdeteksi pada ampas kopi di cangkir.

Pada otopsi menunjukkan adanya oedema serebral, overinflasi paru, edema paru yang disertai hiperaemia, perdarahan interalveolar dan interstisial. Semua ini mengarah kepada penemuan kematian akibat asfiksia sebagaiman disebutkan oleh Walsh.. Tetapi tidak ada bukti adanya asfiksia mekanik ataupun autoerotic pada kasus ini. Ditemukan juga fibrosis serat myocardial yang tersebar luas mengitari arteri-arteri kecil dan heart failure cells di paru.

Ketamin merupakan anestetik dengan efek stimulasi pada system kardiovaskuler, menyebabkan takikardia, peningkatan tekanan darah dan konsumsi oksigen myocardial, dan juga menyebabkan depresi pernapasan ringan. Depresi pernapasan dapat meningkat bila terjadi overdose, atau injeksi intravena cepat. (Eberhadt)

Ketamin menginduksi perubahan yang signifikan dalam pola pernapasan, menyebabkan fase pernapasan yang dalam, frekuensi pernapasan yang sedikit menurun dengan episode apneu. Episode apneu ini kemungkinan disebabkan oleh hiperventilasi. (Sonntag H)

What caused these changes? The victim had no history of bouts ofmyocarditis, hypertension or cocaine abuse. Autopsy examinationsalso did not support any of the abovementioned possibilities. Thepresence of ketamine and cardiac fibrosis were the only positiveresults in our forensic examinations. (

Kemungkinan semua efek pernapasan ini dapat memicu fenomena asfiksia. Baik anoksemia dan/atau penyalahgunaan ketamin dapat menyebabkan edema serebri. Ketamin jarang digunakan pada pasien psikiatri karena kecendrunagannya untuk menyebabkan halusinasi dan mimpi buruk. (Sonntag h). Karena efek halusinogenik inilah, ketamin menjadi salah satu yang banyak disalahgunakan pada akhir decade 70-an. Untuk tujuan mendapatkan kesenangan, ketamin biasa digunakan dalam dosis anestetik renda yaitu sekitar 50-120 mg IM, yang memproduksi sinestesia dan euphoria. (Jansen) Efek

Page 4: Case Report Session Hp Findings of Ketamine Poisoning Upin and Peni

kombinasi ketamin pada aspek tertentu dapat menyerupai pengalaman orgasme seksual (Davidson)

Analisis toksikologi darah untuk menunjukkan kadar ketamin dapat diambil dari darah jantung. Walau kadar ketamin yang didapatkan mungkin saja bukan nilai yang teraktual, kadar ketamin mungkin saja masih berada dalam kisaran terapeutik yaitu (1.0–6.0 μg/mL). Hal ini disebabkan ketamin yang dimetabolisme dengan waktu paruh yang singkat melalui hepatic cytochrome P450-dependent enzyme system, yang selanjutnya dikonjugasi menjadi derivate glukoronida, yang mengalami eliminasi di ginjal. Efek dari ketamin pada peningkatan Tekanan Intrakranial membuat anestetik ini kurang cocok pada pasien yang membutuhkan intervensi neurosurgical. Marini juga menyebutkan bahwa terdapatnya fibrosis myocardial pada hewan coba setelah paparan kronik terhadap anesthesia Ketamin.

Pada kasus ini, kami menyimpulkan bahwa fibrosis miokardial yang tersebar luas serta degenerasi hyaline di sekitar arteri-arteri kecil disebabkan oleh sejumlah dosis besar ketamin, seperti contoh pada kasus keracunan ketamin. Luasnya fibrosis miokardial menyebabkan gagal jantung dan kematian, serta fenomena asfiksia disebabkan oleh efek samping dari ketamin itu sendiri.

Marini juga menemukan gambaran patologis serupa yaitu myocardial necrosis dan myocardial necrosis pada penelitian pada 5 dari 35 hewan coba yang dianestesi menggunakan ketamin dan xylazine.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ingesti ketamin kronik dapat mengakibatkan myocardial fibrosis serta pada beberapa kasus juga didapatkan gagal jantung. Drug-induced cardiac damage dan depresi pernafasan yang terjadi menyebabkan korban tidak mendapatkan oksigenasi adekuat yang berujung pada kematian jaringan otak.

L. Y. Tao,1 M.D.; X. P. Chen,1 M.D.; and Z. H. Qin,2 Ph.D. A Fatal Chronic Ketamine Poisoning.J Forensic Sci, Jan. 2005, Vol. 50, No. 1. Paper ID JFS2004258

Walsh FM, Stahl CJ, Unger HAT, Lilienstern OC, Stephens RG. Autoerotic Asphyxial Death; a Medico-legal analysis of 43 cases. Leg med annu 1977;157–82. SIMILAR WITH Pathology (1994), 26, pp. 276-280 Autoerotic Deaths: Four Cases. Clive TC, Gerard ACand Karin AM

Eberhardt M, Sch¨afer R. Klinikleitfaden An¨asthesie, 3rd ed. M¨unchen: Urban & Fischer, 1998;300–03.

Page 5: Case Report Session Hp Findings of Ketamine Poisoning Upin and Peni

Sonntag H. Intraven¨ose Hypnotika und An¨asthetika. In: Doenicke A, Kettler D, List WF, Tarnow J, Thomson D, editors. Lehrbuch der An¨asthesiologie und Intensivmedizin I, 6th ed. Berlin, Heidelberg, New York: Springer, 1992;55–63.

Jansen KLR. Ketamine: dreams and realities. Sarasota, FL: Multidisciplinary Association for Psychedelic Studies, 2001.

Davidson JM. The psychobiology of sexual experience In: Davidson JM, Davidson RJ, editors. The psychobiology of consciousness. New York: Plenum Press, 1980;271–332.

Marini RP, Li XT. Cardiovascular pathology possibly associated with ketamine/xylazine anesthesia in Dutch belted rabbits. Lab Anim Sci 1999;49:153–60.