peningkatan hasil belajar akidah akhlak materi...

132
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ASHABUL KAHFI MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B DI MTS AMAL SHOLEH SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Edy Setiawan NIM : 111-13-230 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: lamcong

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI ASHABUL KAHFI MELALUI METODE

NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU MEDIA

AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B

DI MTS AMAL SHOLEH SUMOGAWE KECAMATAN

GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

SKRIPSI

Disusun untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Edy Setiawan

NIM : 111-13-230

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

“Tidak ada istilah cuti dalam berjuang”

(KH. Mad Rodja Sukarta)

“A negative mind will never give you a positive life”

(The BBM Channel)

“Jika ada yang harus engkau tumbangkan ialah segala bentuk pohon-pohon

kedzaliman”

(Taufik Ismail)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin atas nikmat-Nya yang begitu agung serta

rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini telah selesai. Teriring sholawat dan salam

teruntuk baginda Rasulullah SAW. Dengan terselesaikannya skripsi ini maka saya

persembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku (Ngatmin Kiswanto dan Sutiyem) beserta keluarga yang

sangat saya cintai yang telah mencurahkan segenap dukungan, kasih

sayang, serta doa yang senantiasa menjadi penyemangat kepada penulis

dalam melangkah menapaki setiap jengkal kehidupan ini.

2. Kedua adikku Dewi Hartanti dan Annisa Nurvila Sari yang selalu

mendo’akan, mendukung dan memberikan semangat.

3. Teruntuk Siti Nur Hanifah yang tidak pernah lelah dalam mendukungku

dalam segala keadaan, baik suka maupun duka.

4. Almamaterku IAIN Salatiga sebagai tempat menimba ilmu agama Islam.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai bentuk rasa syukur

kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang

tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI

ASHABUL KAHFI MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B

DI MTS AMAL SHOLEH SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017. Penulisan skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi,M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI).

4. Bapak. Dr. Winarno,S.Si.,M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

dengan sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

ix

x

ABSTRAK

Setiawan, Edy. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Ashabul

Kahfi Melalui Metode Number Head Together (NHT) berbantu

media Audio Visual Pada Peserta Didik Kelas VII B di MTs Amal

Sholeh Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun

2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Pembimbing Dr. Winarno,S.Si.,M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Akidah Akhlak, Ashabul Kahfi, Metode Number Head

Together (NHT), Audio Visual.

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas VII B MTs Amal Sholeh

Sumogawe Kecamatan Getasan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada materi pelajaran

Akidah Akhlak nilai rata-ratanya masih rendah, nilai rata-rata kelas hanya mencapai

58,20 sedangkan nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal ini disebabkan

dalam hal menyampaikan pelajaran akidah akhlak, guru lebih cenderung

menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan metode Number Head

Together (NHT) dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam upaya

meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak. Metode ini mengarahkan kepada

pemahaman siswa pada pembelajaran aktif (active learning) yang melibatkan

peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu

memahami materi, dan kegiatan belajar Akidah Akhlak menjadi lebih

menyenangkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan langkah

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua

siklus. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII B MTs Amal Sholeh

Tahun 2017 yang berjumlah 16 peserta didik yang keseluruhannya adalah

perempuan. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar akidah akhlak pada materi

ashabul kahfi melalui metode number head together yang berbantu media audio

visual. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, dokumentasi dan

observasi terhadap guru. Hasil tes dianalisis dengan statistik deskriptif.

Penelitian yang telah dilaksanakan pada peserta didik kelas VII B MTs Amal

Sholeh Sumogawe Kecamatan Getasan menunjukkan hasil bahwa penggunaan

metode number head together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran akidah akhlak materi ashabul kahfi. Pada siklus I peserta didik yang

tuntas sebanyak 10 anak atau 63% dan yang belum tuntas 6 anak atau 37% dengan

rata-rata kelas 66,25, siklus II yang tuntas sebanyak 16 anak atau 100% dan rata-

rata kelasnya 83,63.

xi

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN BERLOGO …………………………………………………… ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………………. v

MOTTO ………………………………………………………………………. vi

PERSEMBAHAN ……………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... viii

ABSTRAK ……………………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 5

D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 6

E. Definisi Operasional …………………………………………. 7

xiii

F. Metodologi Penelitian ……………………………………….. 9

G. Indikator Keberhasilan ………………………………………. 14

H. Sistematika Penulisan ……………………………………….. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar …………………………………………………. 18

1. Pengertian Hasil Belajar …………………………………. 18

2. Klasifikasi Hasil Belajar …………………………………. 19

3. Penilaian Hasil Belajar …………………………………... 20

a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar …………………... 20

b. Fungsi dan Tujuan Penelitian ………………………... 21

c. Jenis dan Sistem Penilaian …………………………… 21

B. Akidah Akhlak ……………………………………………….. 23

1. Ashabul Kahfi ……………………………………………. 24

C. Number Head Together (NHT) ………………………………. 28

1. Definisi Number Head Together (NHT) ………………… 28

2. Langkah-langkah Pembelajaran Number Head Together

(NHT) ……………………………………………………. 28

3. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Number Head

Together (NHT) ………………………………………….. 29

D. Audio Visual ………………………………………………... 30

1. Pengertian Media Audio Visual ……………………….... 30

2. Jenis Media Audio Visual ………………………………. 30

xiv

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus ……………………………. 32

1. Siklus 1 ………………………………………………….. 32

2. Siklus 2 ………………………………………………….. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………………. 42

1. Kondisi Awal …………………………………………….. 42

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ………………………….. 45

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 ………………………….. 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………….... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………... 65

B. Saran …………………………………………………………. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan ………………………………………...... 43

Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan ………………… 43

Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan ……………………….. 44

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Peserta Didik Siklus I ……………………... 49

Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ……………………………………… 50

Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I …………... 51

Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I ……………………………….. 52

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan terhadap Peserta Didik Siklus II …………………….. 57

Tabel 4.9 Data Nilai Peserta Didik Siklus II ………………………………………. 58

Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II …………….. 59

Tabel 4.11 Data Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II ……………………………. 60

Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ……………………. 62

Tabel 4.13 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ………………........ 63

Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas ……………………………………… 63

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Menurut Arikunto …………………. 10

Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan …………………... 44

Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Nilai Peserta Didik Siklus I …………. 52

Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Nilai Peserta Didik Siklus II ………… 60

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar Mata

Pelajaran Akidah Akhlak ……………………………………. 64

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Lampiran 3 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I

Lampiran 4 Hasil pengamatan Peserta Didik Siklus II

Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 9 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Lampiran 10 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Lampiran 11 Gambaran Umum Kondisi MTs Amal Sholeh

Lampiran 12 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 13 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 15 Daftar SKK

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derasnya arus modernisme di era globalisasi ini telah menyebabkan

manusia terseret dalam pusaran materialisme dan rasionalisme yang sekaligus

menyebabkan manusia terlepas dari nilai-nilai spiritual. Padahal sesungguhnya

esensi dari penciptaan manusia sebagaimana firman Allah dalam surat adz-Dzariyat

ayat 56 yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah yang semakin menandaskan

bahwa penciptaan manusia tentulah sangat sarat dengan dimensi spiritual.

Hal ini menegaskan bahwa jika manusia telah tercerabut dari dimensi

spiritual, sesungguhnya manusia tengah meluncur menuju kehancuran dan

kesengsaraan. Kehampaan spiritual hanya akan mengantarkan manusia pada

makom kehinaan sebagaimana binatang bahkan lebih hina dari binatang. (Sastra,

2014: 4).

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik, dan menjauhi

perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut ditentukan dalam al-Qur’an.

Karena al-Quran adalah firman Allah maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap

muslim (Alfat, 2002: 65). Ajaran Islam yang menjadi dasar tumpuan kekuatan umat

Islam inilah yang menjadi satu-satunya alasan mengapa umat Islam terus eksis dan

bergerak menuju kemajuannya.

Upaya mengajarkan ajaran Islam ini perlu dilakukan dengan sungguh-

sungguh dan sistematis salah satunya melalui proses pembelajaran di sekolah

2

dengan berbagai muatan materi-materi pendidikan agama Islam yang diajarkan di

dalamnya.

Akidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama

Islam (PAI) yang diajarkan di sekolah atau madrasah diharapkan dapat mencetak

peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta memiliki akhlak

yang mulia dalam rangka membekali peserta didik menghadapi derasnya arus

modernisme di era globalisasi ini. Ketiga hal inilah yang harus selalu ditekankan

kepada peserta didik dalam setiap proses pembelajaran mata pelajaran akidah

akhlak yang tujuannya adalah membentengi peserta didik dari hal-hal yang merusak

(destruktif).

Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran akidah akhlak adalah

bagaimana mengimplementasikannya, bukan hanya mengajarkan tentang

pengetahuan agama saja akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar

memiliki kualitas iman, takwa dan akhlak mulia (Suryawati, 2006: 310).

Lebih jauh daripada itu guru bukan hanya berperan sebagai transfer of

knowledge tetapi tugas subtansial dari seorang guru adalah bagaimana mampu

untuk menginternalisasi nilai-nilai luhur dalam materi pembelajaran tersebut

kepada peserta didik yang akan diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari,

terlebih khusus adalah guru mata pelajaran akidah akhlak.

Dalam proses pembelajaran guru bukan hanya sebagai pihak yang aktif

dalam menyampaikan materi pembelajaran atau dengan kata lain guru bukan satu-

satunya sumber belajar bagi peserta didik. Antara guru dan peserta didik diharapkan

mampu berperan aktif dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran di kelas.

3

Inilah persoalan-persoalan yang seringkali muncul dalam proses

pembelajaran di sekolah yang mengakibatkan upaya transfer of knowledge dan

impelementasinya dalam kehidupan peserta didik menjadi kurang efektif bisa

dilakukan dan dirasakan hasilnya. Kurangnya kreatifitas guru dalam menerapkan

berbagai metode pembelajaran disertai dengan kondisi peserta didik yang beragam

menjadi persoalan tersendiri yang seolah selalu terulang.

Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana seperti

menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu saja peserta

didik akan cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran. Diskusi kelompok

yang dilakukan pun cenderung masih sangat sederhana, peserta didik yang bisa

mengungkapkan hasil diskusi kelompoknya hanyalah peserta didik yang pandai dan

yang lainnya masih ikut-ikutan. Media yang digunakan guru masih sangat

sederhana, hanya menggunakan buku paket. Jadi peserta didik hanya terpaku pada

buku pelajaran.

Materi ashabul kahfi merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada peserta

didik kelas VII MTs. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas VII

B dan guru pengampu mata pelajaran akidah akhlak pada tanggal 21 Juli 2017 hasil

belajar peserta didik pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Peserta didik

masih banyak yang kesulitan memahami tentang sejarah ashabul kahfi secara

sistematis dan mengingat dalil-dalil yang berkaitan dengan materi ashabul kahfi

serta menyebutkan contoh-contoh keteladannya secara lengkap dan jelas. Peserta

didik yang aktif hanya peserta didik yang pandai saja. Selain itu nilai peserta didik

yang mencapai KKM dari 16 peserta didik hanya 4 peserta didik yang dapat

4

memenuhinya. KKM untuk mata pelajaran akidah akhlak di MTs Amal Sholeh

sumogawe kecamatan Getasan adalah 75. Nilai rata-rata dalam kelas tersebut

adalah 58,2.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut sudah seharusnya guru melakukan

berbagai perbaikan dan perubahan gaya mengajar kepada peserta didik. Salah satu

hal yang bisa dilakukan adalah melalui pembelajaran kooperatif tipe Number Head

Together. Melalui pembelajaran kooperatif inilah akan membantu mempermudah

pemahaman. Menurut Roger dalam Huda (2013: 29) pembelajaran kooperatif

merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip

bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di

antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar

bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Menurut Suprijono (2013: 58) pembelajaran kooperatif tidak sama dengan

sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif

yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Unsur- unsur tersebut antara lain saling ketergantungan positif, tanggung jawab

individu, interaksi promotif, komunikasi antar anggota dan pemprosesan kelompok.

Number Head Together (NHT) atau penomoran kepala merupakan varian

dari pembelajaran kooperatif. NHT dirancang untuk melibatkan lebih banyak

peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82).

Pembelajaran menggunakan NHT ini sangat bermanfaat bagi guru maupun peserta

5

didik, hal ini dikarenakan semua peserta didik akan selalu dalam kondisi siap dalam

pembelajaran.

Ditambah dengan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran,

peserta didik akan lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran di kelas. Menurut

Rusman (2012: 184) media pembelajaran berbasis audio visual adalah media

penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul

penelitian “PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI ASHABUL KAHFI MELALUI METODE NUMBER HEAD

TOGETHER (NHT) BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA

DIDIK KELAS VII B DI MTS AMAL SHOLEH SUMOGAWE

KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan Metode Number

Head Together (NHT) Berbantu media audio visual dapat meningkatkan hasil

belajar aqidah akhlak materi ashabul kahfi pada Peserta didik Kelas VII B MTs

Amal Sholeh Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2017?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang

sudah disebutkan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar akidah akhlak peserta didik kelas VII B MTs Amal Sholeh

6

Sumogawe Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang 2017 melalui penerapan

metode NHT (Numbered Head Together ) berbantu media audio visual.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau

referensi dalam penelitian-penelitian yang terbaru, khususnya penerapan

metode NHT (Number Head Together ) berbantu media audio visual.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Temuan-temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan progam

pembelajaran dengan menggunakan alternatif model pembelajaran.

2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk

mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Number

Head Together dalam upaya meningkatkan hasil belajar akidah akhlak

peserta didik.

b. Bagi Peserta didik

1) Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Number Head Together dapat menumbuhkan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan bosan yang

dialami peserta didik pada saat proses pembelajaran.

7

2) Membangun interaksi yang baik antar peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran di kelas sehingga peserta didik turut serta dan berperan

aktif dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang inovatif di sekolah serta menciptakan peserta didik

yang berkualitas.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi

peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Number Head Together pada materi maupun mata pelajaran yang lain.

E. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan

beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah- istilah yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1990: 21), “Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Dalam

hal ini, untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan

lembar tes formatif dan lembar observasi peserta didik untuk mengamati proses

pembelajaran dan kemampuan siswa.

8

2. Akidah Akhlak

Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar isi Pendidikan Agama Islam

dan Bahasa Arab di Madrasah Akidah Akhlak adalah salah satu pelajaran PAI

yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari

peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut

dilakukan dengan cara mempelajari rukun iman mulai iman kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai

iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli,

serta pemahaman dan penghayatan al-asma’ al-husna dengan menunjukkan ciri-

ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial

serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Ashabul Kahfi

Ashabul kahfi adalah tujuh pemuda yang mendapat petunjuk dan beriman

kepada Allah, mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah SWT dengan

cara melarikan diri dari kekejaman raja Diqyanus yang memaksanya untuk

menyembahnya dan menyembah berhala-berhala di lingkungan istananya. Lalu

nantinya mereka tertidur lelap dalam gua selama 309 tahun (Ma’mun, 2016:

118).

4. Metode Number Head Together (NHT)

Number Head Together (NHT) yaitu belajar mengajar kepala bernomor. Teknik

yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan teknik yang memberikan

9

kesempatan kepada peserta didik untuk saling sharing ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013: 138).

5.-Audio Visual

Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media penyaluran pesan

dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan (Rusman, 2012:

184).

F. Metodologi penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi

sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang

dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para

peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kusnandar

2011: 44).

PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan

melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan

pembelajaran (Arikunto, 2008: 105). Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan,

sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan

keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi

pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada

komunitas guru (Aqib, 2006: 127).

10

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut

(Arikunto, 2008: 74).

Gambar 1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006:16).

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik kelas VII B

MTs Amal Sholeh Sumogawe kecamatan Getasan dengan jumlah keseluruhan

16 peserta didik yang keseluruhannya adalah perempuan. Peneliti

menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang

melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester 1 tahun

Pelajaran 2017/2018.

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

11

3. Langkah- langkah penelitian

Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib (2006: 21) dalam

pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu:

a. Perencanaan

1) Menyiapkan RPP Akidah Akhlak dengan menerapkan metode number

head together pada mata pelajaran akidah akhlak.

2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis.

4) Mempersiapkan instrument penilaian.

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan

perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP akidah akhlak yang terdiri

dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

c. Pengamatan

Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan

pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan.

Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar

dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

d. Refleksi

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti

bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan

hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan

12

pembelajaran yang dilakukan melalui metode Number Head Together

(NHT).

4. Instrumen penilaian

a. Tes tertulis

Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik

setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Number

Head Together (NHT) dalam mata pelajaran akidah akhlak.

b. Lembar observasi

Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi.

Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan

proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan peserta didik setelah peserta

didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio visualdi

samping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto- foto serta

mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas

peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk

mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan

dengan proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan peserta didik untuk

13

meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah

akhlak.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik pada

mata pelajaran akidah akhlak materi ashabul kahfi.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai kegiatan peserta didik kelas VII B MTs Amal Sholeh selama

proses pembelajaran akidah akhlak berlangsung. Dokumentasi berupa

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan peserta

didik, alat atau media yang digunakan, nilai peserta didik sebelum dan

sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang dianggap penting.

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes

b. Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-74 tidak tuntas)

c. Data keaktifan peserta didik diambil dari keaktifan peserta didik, ketika

pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan

rumus.

d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus. Nilai per

tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode number head

together dalam pembelajaran akidah akhlak.

14

Menurut Djamarah (2000: 264) metode analisis dihitung menggunakan

statistik sederhana yaitu untuk mengetahui rata-rata dari hasil data observasi

maka dirumuskan:

M = ∑×

𝑁

Keterangan

M = nilai rata-rata

∑× = jumlah semua nilai peserta didik

N = jumlah peserta didik (Djamarah, 2000: 264).

G. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode Number Head Together (NHT) dikatakan berhasil

apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang

dirumuskan peneliti adalah:

a. Secara Individu

Peserta didik diharapkan dapat mencapai skor ≥ 75 pada materi ashabul

kahfi.

b. Secara Klasikal

Presentase 85% sebanyak dari total peserta didik dalam satu kelas mendapat

nilai ≥ 75.

H. Sistematika penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan, yang

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

15

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

2. Manfaat Praktis

E. Definisi Operasional

F. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Subjek Penelitian

3. Langkah-langkah Penelitian

4. Instrumen Penelitian

5. Pengumpulan Data

6. Analisis Data

G. Indikator Keberhasilan

H. Sistematika Penulisan

16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

2. Klasifikasi Hasil Belajar

3. Penilaian Hasil Belajar

B. Akidah Akhlak

1. Ashabul Kahfi

C. Model Number Head Together (NHT)

1. Definisi Number Head Together (NHT)

2. Langkah-langkah Pembelajaran Number Head Together (NHT)

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head Together (NHT)

D. Audio Visual

1. Pengertian Audio Visual

2. Fungsi dan Nilai Pokok Audio Visual

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi pelaksanaan penelitian prasiklus

B. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I

C. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan

serta perbandingan hasil belajar antar siklus.

17

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat

hidup penulis.

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman

yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam

Sopiatin (2011: 63-63) mengemukakan, bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik sangat erat

kaitannya dengan belajar dan rumusan tujuan instruksional yang

direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai

perancang belajar mengajar. Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai

hasil dari pengalaman atau tingkah laku.

Hasil belajar pada diri seseorang secara tidak langsung tampak tanpa

seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang

diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang

mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan kemampuannya

(Sam’s, 2010: 34).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

perubahan pada diri peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotoriknya.

19

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Klasifikasi hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotorik (Sam’s, 2010: 37).

a. Ranah Kognitif

1) Pengetahuan: kemampuan mengingat apa yang sudah dipelajari.

2) Pemahaman: kemampuan mengangkat makna dari yang dipelajari.

3) Aplikasi: kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah dipelajari

dalam situasi baru yang konkret.

4) Analisis: kemampuan untuk memerinci hal yang dipelajari ke dalam

unsur-unsurnya, supaya unsur organisasinya dimengerti.

5) Sintesis: kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian untuk

membentuk suatu kesatuan baru.

6) Evaluasi: kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang

dipelajari untuk suatu tujuan tertentu.

b. Ranah Afektif

1) Receiving attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsang dari luar yang datang kepada peserta didik dalam konteks

situasi dan gejala.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang

yang datangnya dari luar.

3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap stimulus tadi.

20

4) Organisasi, yakni pengembangan atas nilai keadaan suatu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

5) Karakter nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki dan mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah laku seseorang.

c. Ranah Psikomotorik

1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Keterampilan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan

ketepatan. Gerakan-gerakan skill mulai keterampilan sederhana

sampai keterampilan yang kompleks.

5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive,

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif (Sopiatin, 2011: 66-68)

3. Penilaian Hasil Belajar

a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.

Hasil belajar peserta didik merupakan objek yang akan dinilai,

sedangkan hasil belajar peserta didik mencakup aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik (Sudjana, 2009: 3).

21

b. Fungsi dan Tujuan Penilaian

1) Fungsi Penilaian

a) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.

b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.

c) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar peserta didik

kepada para orang tuanya (Sudjana, 2009: 3-4)

2) Tujuan Penilaian

a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para peserta didik sehingga

dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai

bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah, yakni seberapa jauh keaktifannya dalam mengubah

tingkah laku para peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang

diharapkan.

c) Menentukan tindak lanjut hasil penelitian, yakni melakukan

perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan

dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

d) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak

sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemerintah,

masyarakat, orang tua peserta didik) (Sudjana, 2009: 4).

c. Jenis dan Sistem Penilaian

Menurut Djamarah (2006: 106) berdasarkan tujuan dan ruang

lingkupnya, penilaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi :

22

1) Penilaian Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang daya serap peserta didik terhadap pokok bahasan tersebut.

Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2) Penilaian Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk

memperoleh gambaran daya serap peserta didik untuk

meningkatkan tingkat prestasi belajar peserta didik. Hasil tes

subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapot.

3) Penilaian Sumatif

Tes ini dijadikan untuk mengukur daya serap siwa terhadap bahan

pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,

satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan

tingkat atau taraf keberhasilan belajar peserta didik dalam suatu

periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan

untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai

ukuran mutu sekolah.

23

B. Akidah Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut

bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat dan agama. Kata akhlak lebih luas artinya

daripada moral atau etika yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia sebab

akhlak meliputi segi-segi kejiawaan dari tingkah laku batiniah dan lahiriah

seseorang (Rosihon, 2010: 12)

Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga

Rasulullah Saw pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.

Kepentingan akhlak dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas dalam

Al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang jelas.

Pendekatan Al-Qur’an dalam menerangkan akhlak yang mulia,bukan

pendekatan teoritikal, melainkan dalam bentuk konseptual dan penghayatan.

Akhlak mulia dan akhlak buruk digambarkan dalam perwatakan manusia

semasa Al-Qur’an diturunkan (Rosihon, 2010: 21).

Sedangkan akidah akhlak sebagai mata pelajaran, Menurut Peraturan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

di Madrasah, Akidah Akhlak adalah salah satu pelajaran PAI yang merupakan

peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari peserta didik di

Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan

dengan cara mempelajari rukun iman mulai imana kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman

kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta

24

pemahaman dan penghayatan al-asma’ al-husna dengan menunjukkan ciri-

ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial

serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam

kehidupan sehari-hari.

1. Ashabul Kahfi

Ashabul kahfi adalah 7 pemuda yang mendapatkan petunjuk dan

beriman kepada Allah, mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah

SWT dengan cara melarikan diri dari kekejaman raja Diqyanus yang

memaksanya untuk menyembahnya dan menyembah berhala-berhala di

ligkungan istananya. Lalu nantinya mereka tertidur lelap dalam gua selama

309 tahun.

Banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania di

perkampungan Al-Rajib atau dala, bahasa Al-Qur’an disebut Al-Raqim,

yang berjarak 1,5 km dari kota Abu A’landa dekat kota Amman – Yordania.

Raja Abdullah II (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di

muka gua ashabul kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid

Ashabul Kahfi”. Nama-nama pemuda ashabul kahfi adalah Maksalmina,

Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun

anjingnya bernama Qithmir. Allah berfirman dalam surat al-Kahfi[18]: 13-

14:

هم هدى نوا بارحباام وحزادنح يحة آمح لحقا إان هم فات . نحن ن حقص عحلحيكح ن حبحأحهم بااوحاتا وحاألرضا مح الوا رحب نحا رحب الس لحن نحدعوح وحرحبحطنحا عحلحى ق لوباام إاذ قحاموا ف حقح

طحطا د ق لنحا إاذا شح ا لحقح ن دوناها إالح .ما

25

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.

Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang berima kepada

Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan kami

telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata:

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru

Ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan

perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al-Kahfi[18]: 13-14)

Mulanya, Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang amat

fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui

orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika ia menemukan orang yang

tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka ia mereka

akan diseret ke hadapan Diqyanus. Mereka yang tidak menyembah berhala

akan diseret ke alun-alun yang dipenggal di sana. Diqyanus adalah manusia

dengan hati bagai batu. Ia tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan

keluarga yang ditinggal dan disaksikan oleh penduduk Syam. Setiap kali

Kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan

kepemimpinan Diqyanus. Maka, Diqyanus segera menggelar pesta besar.

Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia

mengundang seluruh rakyatnya untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh

penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan lampu-lampu

yang cantik. Hari yagn dinanti-nantikan itu pun tiba. Orang-orang

berkumpul di sekitar istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar.

Mereka menari dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri

memadati istana. Tidak lama kemudian muncullah Diqyanus dan mempelai

wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk tangan. Diqyanus

kemudian duduk dengan khusyu’ di hadapan berhala yang berada di tengah-

26

tengah istana. Suasana menjadi senyap. Diqyanus menyembah berhala itu

lalu kemudian menyerahkan sesembahan lalu kembali bersujud pada patung

yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian duduk dalam singgasananya.

Menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah

berhala. Tiba-tiba Diqyanus terlihat gugup dan gelisah. Dan berkata:

“menteri, mana Martinus dan Nairawis? Tanpa mereka sadari Martinus dan

Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal Martinus dan

Nairawis adalah dua orang dari ketujuh ashabul kahfi. Ketika Martinus

pulang ke rumahnya ia langsung berhadapan dengan ayahnya dengan wajah

merah padam. Martinus segera menghindar namun ayahnya menarik kerah

bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap perilakunya

sewaktu berada di istana. Martinus kemudian mengurung diri di kamarnya,

menangis tersedu-sedu. Ia merasa diasingkan oleh seluruh penduduk negeri

bahkan oleh ayahnya sendiri yang amat ia sayangi yang bernama Nasthas,

salah seorang menteri dari Diqyanus. Sedangkan, Nairawis ialah anak dari

menteri kepercayaan Diqyanus yaitu Kaludius.

Sementara itu, di rumah Maksalmina, seorang pengikut ajaran nabi Isa

AS, yang sangat tidak suka dengan pemerintahan Diqyanus tiba-tiba

rumahnya diketuk. Maksalmina membukakan pintu. Ternyata yang ia temui

ialah Martinus, sahabat yang sepaham dengannya. Mereka berdialog dengan

peristiwa yang baru saja menimpa negerinya. Mereka berdua ialah orang-

orang yang kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.

Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata

27

mereka adalah Nairawis, Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang

yang selalu tertindas dalam ketidakadilan oleh para pedagang besar orang-

orang Romawi. Mereka beremapat terlibat dalam pembicaraan yang serius.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang penuh

dengan kenistaan dan jauh dari tuhan.

Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra dari Diqyanus tewas

terbunuh di sungai. Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang

pengikut nabi Isa AS. Ia segera ditangkap dan disiksa dihadapan Diqyanus.

Ketika sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Diqyanus mengatakan

kepada Diqyanus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martinus

dan Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku khawatir mereka

bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa

tuan adalah orang sesat karena menyembah berhala. Mereka juga

mengatakan bahwa anda kejam dan sewenang-wenang. Aku khawatir

mereka berusaha menggulingkan tuan dari jabatan terhormat ini”.

Mendengar perkataan ini, Diqyanus geram. “pergi dan tangkap

mereka sekarang juga, jangan kembali jika kau tidak berhasil

menangkapnya! Di antara para pejabat Diqyanus, ada yang simpati terhadap

nasib Martinus dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telingan

Martinus. Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat

Al-Raqim. Di sinilah cikap bakal pelarian pemuda ashabul kahfi dalam

pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak henti-

hentinya meminta perlindungan kepada Allah SWT. allah SWT menjadikan

28

gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang mendekati gua ini,

akan terbesit ketakutan dan tak berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan

seekor anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun, dengan izin Allah

SWT. (QS. Al-Kahfi[18]: 25)

309 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan semuanya

ialah orang yang amat kejam. Hingga akhirnya Allah SWT menunjukkan

jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang pengikut nabi Isa AS yang

memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah SWT dan

menghancurkan berhala. Ia juga berlaku adil dan sangat bijaksana. Negeri

Syam kini menjadi negeri yang makmur dan rakyanya terhindari dari

kemiskinan.

C. Number Head Together (NHT)

1. Definisi Number Head Together (NHT)

Menurut Trianto (2009: 82-83) NHT atau penomoran berfikir

bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif

terhadap struktur Kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan

Spencer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi mata pelajaran tersebut.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Number Head Together (NHT)

Menurut Trianto (2009:82) dalam mengajukan pertanyaan kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

29

a. Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok 3-5

orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.

c. Fase 3 : Berpikir bersama

Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu

dan meyakinkan tiap Anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian peserta didik

yang nomornya sesuai, mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head Together (NHT)

Menurut Hamdani dan Ratri (2013: 12) model Number Head

Together (NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai

berikut :

a. Kelebihan Number Head Together (NHT)

1) Setiap peserta didik menjadi siap semua.

2) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh

3) Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang

pandai

b. Kelemahan Number Head Together (NHT)

1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

30

2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil guru.

D. Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah

kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar” (Arsyad, 1997:3).

Jadi, media merupakan teknologi yang digunakan sebagai perantara atau

pengantar dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta didik untuk

mempercepat dan mempermudah pembelajaran.

b. Pengertian Audio visual

Media audio visualadalah media yang mempunyai unsur suara

dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih

baik, karena mempunyai kedua jenis media yang pertama dan kedua

(Djamarah, 2006: 120).

2. Jenis Media Audio Visual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,

karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini

dibagi ke dalam:

a. Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam, seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara.

31

b. Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara

dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video cassette

(Djamarah, 2006: 140).

32

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Per-Siklus

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berisi persiapan segala sesuatu yang berkaitan

dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari:

1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat seluruh proses kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan perangkat/media video, lembar tes formatif yang

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada siklus I.

lembar observasi peserta didik untuk mengamati proses

pembelajaran dan kemampuan peserta didik. Lembar observasi guru

untuk mengetahui perkembangan guru dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 21 agustus 2017 dengan

materi ashabul kahfi. Pada siklus ini peneliti menggunakan metode

Number Head Together (NHT). Tahap-tahap yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi:

a) Guru mengkondisikan peserta didik

33

b) Guru mengucapakan salam dan mengajak peserta didik untuk

membaca doa bersama-sama

c) Guru membacakan absensi kehadiran peserta didik

d) Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang hal-hal

yang berkaitan dengan materi ashabul kahfi yang diketahui

peserta didik.

e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a) Guru melakukan Tanya jawab kepada peserta didik tentang

kisah keteladanan ashabul kahfi

b) Guru menayangkan video tentang kisah ashabul kahfi

c) Guru melakukan tanya jawab tentang kisah ashabul kahfi dan

contoh-contoh keteladanannya.

d) Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dan

meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya

masing-masing.

e) Setiap peserta didik diberikan nomor.

Elaborasi:

a) Guru memberikan penjelasan tentang materi kisah keteladanan

ashabul kahfi.

b) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan

kelompoknya dan menyatukan pendapat.

34

c) Setiap kelompok harus memastikan setiap aggotanya

mengetahui jawabannya.

d) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama

menyelesaian tugas dari guru sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan oleh guru.

e) Guru memantau setiap kelompok dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya apabila mendapatkan

kesulitan.

Konfirmasi:

a) Guru mengecek pemahaman peserta didik dengan memanggil

salah satu nomor secara acak dari salah satu kelompok.

b) Peserta didik yang ditunjuk maju ke depan untuk menjawab

pertanyaan, jawaban dari peserta didik yang ditunjuk merupakan

perwakilan dari jawaban kelompoknya.

c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor

yang sama dengan peserta didik yang maju ke depan.

d) Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik dengan

memberikan tanda bintang bagi kelompok yang menjawab

pertanyaan guru dengan betul.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi yang

dipelajari.

35

b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses

pembelajaran.

c) Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada peserta didik.

d) Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi

Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi

atau pengamatan. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui selama

pelaksanaan pembelajaran secara langsung dilakukan observasi untuk

mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan metode

NHT dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

d. Refleksi

Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat beberapa

hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan

pembelajaran aqidah akhlak dengan menggunakan metode Number

Head Together. Berikut penjelasannya :

1) Hal-hal yang mendukung kegiatan pembelajaran:

a) Guru jelas dalam pengucapan salam

b) Guru sudah cukup jelas dalam penyampaian tujuan

pembelajaran.

c) Penayangan video menjadi pemicu penyemangat dan minat bagi

peserta didik.

d) Guru sudah cukup baik dalam hal penguasaan materi ajar.

36

e) Penerapan metode pembelajaran Number Head Together (NHT)

sudah dapat diterapkan dalam pembelajaran.

f) Ruang kelas yang cukup luas memberikan kemudahan kepada

peserta didik dalam melakukan diskusi dan tidak terganggu oleh

kelompok lainnya.

g) Kondisi kelas yang nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan

karena terletak jauh dari jalan raya memungkinkan peserta didik

lebih mudah fokus pada materi.

2) Hal-hal yang menghambat kegiatan pembelajaran:

a) Kondisi kelas belum sepenuhnya dapat dikondisikan guru secara

baik.

b) Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan kepada peserta

didik.

c) Upaya untuk memunculkan rasa keingintahuan dari peserta

didik belum maksimal dilakukan.

d) Suara guru kurang begitu keras sehingga peserta didik kurang

begitu merespon panggilan guru.

e) Dalam hal penyampaian kesimpulan peserta didik belum mampu

menyampaikan secara baik.

3) Ide perbaikan dalam kegiatan pembelajaran

a) Dalam rangkaian kegiatan pembelajaran guru harus mampu

mengkondisikan kelas dan peserta didik dengan baik.

37

b) Guru harus mampu mengupayakan peningkatan penguasaan

materi dan penjelasan.

c) Harus jelas dalam memberikan intruksi kepada peserta didik.

d) Perlu adanya upaya ketegasan dari guru kepada peserta didik

yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terkait dengan

kegiatan pembelajaran.

e) Guru harus mampu menarik rasa keingintahuan peserta didik

selama proses pembelajaran.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan

melakukan tindakan dari ide-ide perbaikan pada siklus II untuk

memperbaiki hasil belajar pada siklus I.

2. Siklus 2

Pelaksanaan siklus II, peneliti memberi arahan pada peserta didik

untuk lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar

indikator pembelajaran tercapai. Beberapa tahap yang dilakukan peneliti

antara lain:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari:

1) Memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui

hasil belajar peserta didik pada siklus II.

38

3) Menyiapkan lembar observasi peserta didik untuk mengamati proses

kegiatan pembelajaran dan kemampuan peserta didik.

4) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam

kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada hari senin 28 Agustus 2017. Pada

siklus II ini peniliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan peserta

didik dalam pembelajaran. Penjelasan secara rinci sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi:

a) Guru mengkondisikan peserta didik agar tidak ramai dan

memeriksa kerapian peserta didik.

b) Guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk

berdoa bersama.

c) Guru membacakan absensi kehadiran peserta didik.

d) Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang telah

dipelajari pada minggu lalu.

e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a) Guru melakukan Tanya jawab kepada peserta didik tentang

kisah keteladanan ashabul kahfi

b) Guru menayangkan video tentang kisah ashabul kahfi

39

c) Guru melakukan Tanya jawab tentang kisah ashabul kahfi dan

contoh-contoh keteladanannya.

d) Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dan

meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya

masing-masing.

Elaborasi

a) Guru memberikan penjelasan tentang materi kisah keteladanan

ashabul kahfi.

b) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan

kelompoknya dan menyatukan pendapat dalam mengerjakan

soal yang diajukan guru.

c) Setiap kelompok harus memastikan setiap aggotanya

mengetahui jawabannya.

d) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama

menyelesaian tugas dari guru sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan oleh guru.

e) Guru memantau setiap kelompok dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya apabila mendapatkan

kesulitan.

Konfirmasi

a) Guru mengecek pemahaman peserta didik dengan memanggil

salah satu nomor secara acak dari salah satu kelompok.

40

b) Peserta didik yang ditunjuk maju ke depan untuk menjawab

pertanyaan, jawaban dari peserta didik yang ditunjuk merupakan

perwakilan dari jawaban kelompoknya.

c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor

yang sama dengan peserta didik yang maju ke depan.

d) Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik dengan

memberikan tanda bintang bagi kelompok yang menjawab

pertanyaan guru dengan betul.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi yang

dipelajari.

b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses

pembelajaran.

c) Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada peserta didik.

d) Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil

belajar peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui

metode Number Head Together (NHT). Aspek pengamatan dalam

penelitian siklus II ini sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek

pengamatan pada guru dan peserta didik.

41

d. Refleksi

Setelah melakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran pada

siklus II ini jumlah peserta didik yang memperhatikan semakin

meningkat jika dibandingkan dengan siklus yang sebelumnya, peserta

didik dapat memperhatikan materi dan mengikuti pembelajaran dengan

kondusif. Pada siklus II ini peneliti telah berhasil dalam meningkatkan

hasil belajar aqidah akhlak melalui metode Number Head Together

pada materi keteladanan kisah ashabul kahfi.

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal peserta

didik dalam kegiatan belajar mengajar masih menunjukkan lemahnya

pemahaman peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Kondisi awal

yang demikian inilah yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian

tindakan kelas pada peserta didik kelas VII B MTs Amal Sholeh,

Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan pengamatan kepada peserta didik sebelum melakukan

penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik masih sangat

rendah dalam mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya yang berkaitan

dengan materi ashabul kahfi ini. Hasil belajar peserta didik mata pelajaran

akidah akhlak sebelum dilakukan penelitian adalah sebagai berikut:

No NAMA NILAI

1 Siswa 1 75

2 Siswa 2 55

3 Siswa 3 45

4 Siswa 4 64

5 Siswa 5 70

6 Siswa 6 40

7 Siswa 7 48

43

8 Siswa 8 39

9 Siswa 9 41

10 Siswa 10 47

11 Siswa 11 77

12 Siswa 12 78

13 Siswa 13 65

14 Siswa 14 76

15 Siswa 15 56

16 Siswa 16 72

Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan

Berdasarkan data nilai di atas dapat digambarkan dalam tabel

frekuensi berikut ini:

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 91- 100 0 0

2 81- 90 0 0

3 71- 80 5 31%

4 61- 70 3 19%

5 51- 60 2 12%

6 41- 50 4 26%

7 31- 40 2 12%

8 21- 30 0 0

9 11- 20 0 0

Jumlah 16 100%

Rata-rata 58,2

Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan

44

Data di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Data frekuensi Sebelum Tindakan

Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel 4.1 dapat diuraikan melalui

tabel keterangan berikut ini:

No Keterangan Hasil Awal

1. Nilai Terendah 39

2. Nilai Tertinggi 78

3. Nilai Rata- Rata Kelas 58,2

4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75

5. Jumlah Peserta didik yang Mencapai Nilai KKM 4

6. Jumlah Peserta didik yang Mendapat Nilai di Bawah

KKM 12

7. Prosentasi Peserta didik yang Mencapai KKM 25%

0 0

5

3

2

4

2

0 00 031% 19% 12% 26% 12% 0 0

0

1

2

3

4

5

6

91- 100 81- 90 71- 80 61- 70 51- 60 41- 50 31- 40 21- 30 10 - 20

Rentang Nilai Sebelum Tindakan

Rentang Nilai

Prosentase

Tabel 4.3 Rata-rata Nilai hasil Belajar Sebelum Tindakan

45

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik

yang telah tuntas sebanyak empat peserta didik, sedangkan peserta didik

yang belum tuntas sebanyak 12 peserta didik (75%). Hasil ini membuktikan

masih rendahnya nilai ketuntasan hasil belajar yang tidak sesuai dengan

kriteria ketuntasan minimial (KKM) yang diharapkan. Data di atas menjadi

dasar dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode

Number Head Together di MTs Amal Sholeh, Sumogawe Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Kegiatan Perencanaan Siklus I

Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu

yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari: 1)

Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2) Menyiapkan

perangkat atau media pembelajaran berupa video, lembar tes formatif

yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada siklus

I. Lembar observasi peserta didik untuk mengamati proses pembelajaran

dan kemampuan peserta didik. Lembar observasi guru untuk

mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Kegiatan Pembelajaran Siklus I

1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari

Senin 21 Agustus 2017.

2) Bahan pembelajaran Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi

46

3) Peserta didik yang hadir 16 anak (100%)

4) Media dan sumber pembelajaran : video ashabul kahfi dan Buku paket

Akidah akhlak.

5) Kegiatan pokok pembelajaran :

a) Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang kisah

keteladanan ashabul kahfi yang diketahui oleh peserta didik.

b) Guru menayangkan video tentang kisah keteladanan ashabul

kahfi.

c) Guru melakukan Tanya jawab dengan peserta didik tentang kisah

keteladanan ashabul kahfi beserta contoh-contoh keteladannya.

d) Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dan

meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya

masing-masing.

e) Setiap peserta didik diberikan nomor.

f) Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang materi

ashabul kahfi

g) Guru meminta peserta didik untuk melakukan diskusi bersama

kelompoknya dan menyatukan pendapat atau jawaban.

h) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggota kelompok

mengetahui jawabannya.

i) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama

menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

47

j) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan peserta

didik untuk bertanya jika ada kesulitan.

6) Metode yang diterapkan : Number Head Together

7) Evaluasi : setiap kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil

diskusi.

c. Pendukung Pelaksanaan Siklus I

1) Guru sudah jelas dalam mengucapkan salam kepada peserta didik.

2) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Penayangan video menjadi pemicu semangat dan minat bagi peserta

didik.

4) Guru sudah cukup baik dalam penguasaan materi pelajaran.

5) Penerapan metode Number Head Together (NHT) sudah dapat

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

6) Ruang kelas yang cukup luas memberikan kemudahan kepada siswa

dalam melakukan diskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain.

7) Kondisi kelas yang nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan

karena terletak jauh dari jalan raya memungkinkan peserta didik

lebih fokus dalam menerima materi pelajaran.

d. Penghambat Pelaksanaan Siklus I

1) Kondisi kelas belum dapat sepenuhnya dikondisikan dengan baik.

2) Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan kepada peserta

didik.

48

3) Upaya untuk memunculkan rasa keingintahuan dari peserta didik

belum bisa maksimal dilakukan.

4) Suara guru kurang begitu keras sehingga peserta didik kurang begitu

merespon panggilan guru.

5) Dalam hal penyampaian kesimpulan peserta didik belum mampu

menyampaikan secara baik.

e. Hasil Evaluasi Siklus I

1) Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik

Pada siklus I diperoleh dengan menggunakan lembar

observasi pada peserta didik dan tes formatif. Berikut adalah tabel

pengamatan terhadap peserta didik.

No Nama Siswa

Aspek yang di nilai

Jml

Keaktifan

siswa

Perhatian

siswa

Penguasaa

n materi

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Siswa 1 √ √ √ 7

2. Siswa 2 √ √ √ 4

3. Siswa 3 √ √ √ 8

4. Siswa 4 √ √ √ 5

5. Siswa 5 √ √ √ 4

6. Siswa 6 √ √ √ 6

7. Siswa 7 √ √ √ 7

8. Siswa 8 √ √ √ 5

9. Siswa 9 √ √ √ 7

10. Siswa 10 √ √ √ 5

11. Siswa 11 √ √ √ 6

49

12. Siswa 12 √ √ √ 6

13 Siswa 13 √ √ √ 5

14 Siswa 14 √ √ √ 7

15 Siswa 15 √ √ √ 4

16 Siswa 16 √ √ √ 6

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik Siklus I

Keterangan:

Keaktifan

3 = aktif

2 = kurang aktif

1 = tidak aktif

Perhatian

3 = perhatian

2 = kurang perhatian

1 = tidak perhatian

Penguasaan materi

3 = menguasai

2 = kurang menguasai

1 = tidak menguasai

Data di atas menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik

yang terjadi pada siklus ini sudah cukup baik, namun dari hasil

pengamatan terdapat beberapa peserta didik yang masih belum bisa

aktif. Dalam mengajukan pertanyaan kepada guru, peserta didik

masih cenderung ragu-ragu atau takut, bahkan perhatian peserta

didik belum sepenuhnya tercurahkan kepada materi pelajaran.

50

Sehingga peserta didik dalam penguasaan materi belum bisa

maksimal dan menunjukkan tidak dapat menguasai materi dengan

baik.

Berikut adalah data hasil belajar peserta didik pada siklus I:

No NAMA NILAI

1 Siswa 1 80

2 Siswa 2 75

3 Siswa 3 48

4 Siswa 4 77

5 Siswa 5 76

6 Siswa 6 44

7 Siswa 7 51

8 Siswa 8 45

9 Siswa 9 45

10 Siswa 10 53

11 Siswa 11 79

12 Siswa 12 81

13 Siswa 13 78

14 Siswa 14 77

15 Siswa 15 76

16 Siswa 16 75

Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I

51

Berdasarkan daftar nilai di atas dapat digambarkan dala tabel

frekuensi sebagai berikut:

No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

1 91- 100 0 0% Istimewa

2 81- 90 1 6% Baik sekali

3 71- 80 9 57% Baik

4 61- 70 0 0% Lebih dari cukup

5 51- 60 2 12% Cukup

6 41- 50 4 25% Hampir cukup

7 31- 40 0 0% Kurang

8 21- 30 0 0% Kurang sekali

9 11- 20 0 0% Tidak baik

Jumlah 16 100%

Rata-rata 66,25

Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik

Siklus I

Hasil data yang diperoleh dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat

bahwa pada siklus 1, peserta didik yang memperoleh nilai dengan

kategori hampir cukup sebanyak 4 anak (25%), kategori cukup

sebanyak 2 anak (12%), kategori baik sebanyak 9 anak (57%), dan

kategori baik sekali sebanyak sebanyak 1 anak (6%). Jumlah

keseluruhan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 10 peserta

didik atau 63%. Dari tabel 4.6 tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk grafik sebagai berikut:

52

Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Nilai Peserta Didik Siklus I

2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru

Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan pembelajaran

pada siklus I adalah sebagai berikut:

NO Aspek yang Dinilai

Skala Nilai

A B C D E

5 4 3 2 1

1 Membuat RPP √

2 Menyesuaikan bahan ajar √

3 Menyusun materi √

4 Pemilihan media yang tepat √

5 Pemilihan sumber belajar √

6 Memilih metode yang tepat √

7 Memotivasi siswa √

8 Menjelaskan materi √

9 Membantu siswa yang kesulitan √

10 Menfasilitasi siswa dalam belajar √

0

2

4

2

3

1

0 0 00% 17% 33% 17% 25% 8% 0% 0% 0%0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

91- 100 81- 90 71- 80 61- 70 51- 60 41- 50 31- 40 21- 30 20-Nov

Data Nilai Frekuensi Peserta Didik Siklus I

53

11 Guru dan peserta didik membuat

kesimpulan

Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Catatan: setiap jawaban diberikan nilai (skor) dengan skala sebagai

berikut:

A = 5 (sangat baik)

B = 4 (baik)

C = 3 (cukup)

D = 2 (sedang)

E = 1 (kurang)

Keterangan skala penilaian:

45-55 : guru yang sangat baik = A

34-44 : guru yang baik = B

23-33 : guru yang cukup baik = C

12-22 : guru yang sedang = D

1-11 : guru yang kurang baik = E

Dari lembar observasi guru di atas terdapat 11 aspek yang

dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 55. Skor yang diperoleh

guru pada siklus I ini adalah 38 yaitu termasuk guru yang baik.

Perincian dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 1 aspek

memperoleh skor 5, 4 aspek memperoleh masing-masing dengan

skor 4, 5 aspek memperoleh masing-masing dengan skor 3, 1 aspek

memperoleh masing-masing dengan skor 2.

54

f. Refleksi Siklus I

Berdasarkan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada

siklus I, peneliti menemukan adanya kekurangan, baik dari peserta didik

maupun guru. Hal itu dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan terhadap

peserta didik dan pengamatan terhadap guru. Banyak peserta didik yang

kurang aktif, kurang perhatian terhadap pembelajaran dan rendahnya

penguasaan materi. Hal ini terlihat dari peserta didik yang nilainnya

masih berada dibawah KKM. Selain itu guru juga masih memiliki

kekurangan-kekurangan dalam beberapa aspek, hal itu dapat dilihat

pada tabel 4.7, ada beberapa aspek yang belum memenuhi kriteria baik.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti perlu melakukan tindakan kembali

pada siklus yang selanjutnya, sehingga semua peserta didik dapat

memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

3. Deskprisi Pelaksanaan Siklus II

a. Kegiatan Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan isi berisi mengenai persiapan segala sesuatu

yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yang

terdiri dari:

1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2) Menyiapkan alat

peraga pembelajaran berupa bangun datar sederhana, lembar tes

formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

siklus II. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran

55

dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui

perkembangan guru dalam kegiatan pembelajaran.

b. Proses Pembelajaran Siklus II

1) Pelaksanaan: proses pembelajaran siklus II dilaksanakan pada

tanggal 28 Agustus 2017.

2) Bahan pembelajaran: kisah keteladanan ashabul kahfi dan contoh-

contoh keteladanannya.

3) Peserta didik yang hadir: 16 peserta didik (100%)

4) Media dan sumber belajar: video kisah ashabul kahfi dan buku paket

akidah akhlak kelas VII.

5) Kegiatan pokok pembelajaran:

a) Guru melakukan Tanya jawab kepada peserta didik tentang

kisah keteladanan ashabul kahfi.

b) Guru menayangkan video tentang kisah keteladanan ashabul

kahfi.

c) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang kisah

ashabul kahfi dan contoh-contoh keteladanannya.

d) Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dan

meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-

masing.

e) Guru memberikan nomor kepada setiap peserta didik.

f) Guru memberikan penjelasan tentang materi ashabul kahfi

56

g) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan

kelompoknya dan menyatukan pendapat dalam mengerjakan

soal yang diajukan guru.

h) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya

mengetahui jawaban.

i) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama

menyelesaikan tugas dari guru sesuai waktu yang telah

ditentukan.

j) Guru memantau setiap kelompok dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya apabila mendapatkan

kesulitan.

6) Metode yang diterapkan: Number Head Together (NHT)

7) Evaluasi: setiap kelompok maju ke depan kelas membacakan hasil

diskusi.

c. Pendukung Pelaksanaan Siklus II

1) Respon positif dari peserta didik ketika guru menjelaskan materi

pelajaran.

2) Siswa mulai terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) Adanya peningkatan nilai hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran

akidah akhlak

57

d. Penghambat Pelaksanaan Siklus II

Penghambat dalam pelaksanaan siklus II ini adalah masih adanya

beberapa peserta didik yang membutuhkan bimbingan secara khusus

yang dilakukan secara individual.

e. Hasil Evaluasi Siklus II

1) Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik

Pada siklus II diperoleh dengan menggunakan lembar

observasi dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan

kepada peserta didik:

No Nama

Siswa

Aspek yang dinilai

Jml Keaktifan

siswa

Perhatian

siswa

Penguasaan

materi

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Siswa 1 √ √ √ 9

2. Siswa 2 √ √ √ 8

3. Siswa 3 √ √ √ 7

4. Siswa 4 √ √ √ 8

5. Siswa 5 √ √ √ 8

6. Siswa 6 √ √ √ 6

7. Siswa 7 √ √ √ 7

8. Siswa 8 √ √ √ 9

9. Siswa 9 √ √ √ 6

10. Siswa 10 √ √ √ 7

11. Siswa 11 √ √ √ 8

12. Siswa 12 √ √ √ 9

13 Siswa 13 √ √ √ 8

14 Siswa 14 √ √ √ 8

15 Siswa 15 √ √ √ 7

16 Siswa 16 √ √ √ 7

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik Siklus II

58

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan, perhatian

dan penguasaan siswa pada siklus II ini semakin meningkat. Hasil

belajar siswa dengan menggunakan tes formatif diperoleh data

sebagai berikut:

No NAMA NILAI

1 Siswa 1 95

2 Siswa 2 83

3 Siswa 3 75

4 Siswa 4 85

5 Siswa 5 84

6 Siswa 6 75

7 Siswa 7 76

8 Siswa 8 75

9 Siswa 9 75

10 Siswa 10 77

11 Siswa 11 90

12 Siswa 12 100

13 Siswa 13 90

14 Siswa 14 89

15 Siswa 15 84

16 Siswa 16 85

Tabel 4.9 Data Nilai Peserta Didik Siklus II

Berdasarkan data di atas dapat digambarkan dalam tabel frekuensi

sebagai berikut:

59

No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

1 91- 100 2 13% Istimewa

2 81- 90 8 50% Baik sekali

3 71- 80 6 37% Baik

4 61- 70 0 0% Lebih dari cukup

5 51- 60 0 0% Cukup

6 41- 50 0 0% Hampir cukup

7 31- 40 0 0% Kurang

8 21- 30 0 0% Kurang sekali

9 11- 20 0 0% Tidak baik

Jumlah 16 100%

Rata-rata 83,63

Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik

pada Siklus II

Hasil data yang diperoleh dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui

bahwa pada siklus II peserta didik yang memperoleh nilai kategori

baik sebanyak 6 anak (37%), kategori baik sekali sebanyak 8 anak

(50%), dan kategori istimewa sebanyak 2 anak (13%). Jumlah siswa

yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 16 siswa (100%).

Dari tabel 4.7 dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai

berikut:

60

Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Peserta Didik Siklus II

2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru

Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II ini adalah

sebagai berikut:

NO Aspek yang Dinilai

Skala Nilai

A B C D E

5 4 3 2 1

1 Membuat RPP √

2 Menyesuaikan bahan ajar √

3 Menyusun materi √

4 Pemilihan media yang tepat √

5 Pemilihan sumber belajar √

6 Memilih metode yang tepat √

7 Memotivasi siswa √

8 Menjelaskan materi √

9 Membantu siswa yang kesulitan √

10 Menfasilitasi siswa dalam belajar √

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

91- 100 81- 90 71- 80 61- 70 51- 60 41- 50 31- 40 21- 30 10 - 20

Tabel Frekuensi Nilai Peserta Didik Siklus II

61

11 Guru dan peserta didik membuat

kesimpulan

Tabel 4.11 Data Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II

Catatan: setiap jawaban diberikan nilai (skor) dengan skala sebagai

berikut:

A = 5 (sangat baik)

B = 4 (baik)

C = 3 (cukup)

D = 2 (sedang)

E = 1 (kurang)

Keterangan skala penilaian:

45-55 : guru yang sangat baik = A

34-44 : guru yang baik = B

23-33 : guru yang cukup baik = C

12-22 : guru yang sedang = D

1-11 : guru yang kurang baik = E

Dari lembar observasi guru di atas terdapat 11 aspek yang

dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 55. Skor yang diperoleh

guru pada siklus II ini adalah 50 yaitu termasuk guru yang sangat

baik. Perincian dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 6 aspek

memperoleh skor 5 dan 5 aspek memperoleh masing-masing dengan

skor 4.

62

f. Refleksi Siklus II

Berdasarkan perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini, keadaan

kelas menjadi lebih kondusif dikarenakan guru mampu mengkondisikan

kelas dengan baik sehingga peserta didik yang memperhatikan semakin

banyak. Kekurangan dari siklus II ini hanya terdapat dua siswa yang

masih kesulitan dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

Siklus II ini peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar

akidah akhlak melalui metode Number Head Together pada materi kisah

keteladanan ashabul kahfi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan berbagai kegiatan pada siklus I dan siklus II

diperoleh data nilai mata pelajaran akidah akhlak dengan menggunakan metode

Number Head Together (NHT). Berikut hasil penelitian siklus I dan II:

1. Siklus I

Hasil pengamatan siklus I diperoleh data nilai hasil belajar yang

disusun dalam bentuk frekuensi. Kemudian disimpulkan dalam bentuk tabel

yang tergambar seperti di bawah ini:

No KETERANGAN NILAI

1 Nilai terendah 45

2 Nilai tertinggi 81

3 Nilai rata-rata kelas 66,25

4 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75

5 Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 10

6 Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

6

7 Prosentase siswa yang mencapai KKM 63%

Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

63

Berdasarkan tabel di atas peserta didik yang telah mencapai KKM

adalah sebanyak 10 siswa (63%) sedangkan siswa yang belum mencapai

KKM adalah 6 siswa (37%). Pada siklus I ini hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian.

2. Siklus II

Data hasil belajar siswa pada siklus II dapat disimpulkan dengan tabel di

bawah ini:

No KETERANGAN NILAI

1 Nilai terendah 75

2 Nilai tertinggi 100

3 Nilai rata-rata kelas 83,63

4 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75

5 Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 16

6 Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 0

7 Prosentase siswa yang mencapai KKM 100%

Tabel 4.13 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Hasil penelitian pada siklus I dan II dapat diperoleh nilai hasil belajar

peserta didik secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

No KETERANGAN Sebelum

Tindakan

Siklus

I

Siklus

II

1 Nilai terendah 39 45 75

2 Nilai tertinggi 78 81 100

3 Nilai rata-rata kelas 58,20 66,25 83,63

4 Jumlah siswa mencapai KKM 4 10 16

5 Prosentase 25% 63% 100%

Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas

64

Berdasarkan tabel di atas peningkatan prosentase peserta didik

yang mencapai KKM mengalami peningkatan dari yang semula 25% naik

38% menjadi 63% dari pra siklus ke siklus I. Kemudian dari siklus I ke

siklus II juga mengalami peningkatan 37% menjadi 100%. Rekapitulasi

dari tabel di atas dari dibuat dalam bentuk grafik nilai rata-rata peserta didik

mulai dari sebelum tindakan, siklus I, dan kemudian siklus II.

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar

Mata Pelajaran Akidah Akhlak.

Berdasarkan data rekapitulasi di atas, menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum dilakukan tindakan,

bahwa siswa yang mencapai ketuntasan hanya 25% dari keseluruhan

jumlah siswa. Pada siklus I setelah menerapkan metode pembelajaran

number head together ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi

63% dan pada siklus II mencapai 100%.

4

10

16

25% 63% 100%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

58,20 66,25 83,63

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai pembahasan yang telah

diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode number head together

dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi keteladanan kisah

ashabul kahfi pada peserta didik kelas VII B MTs Amal Sholeh, Sumogawe,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2017. Peningkatan hasil

belajar peserta didik tersebut dapat dibuktikan dari nilai hasil belajar peserta

didik mulai dari sebelum tindakan (pra siklus) prosentase peserta didik yang

tuntas KKM adalah sebanyak 4 anak atau 25%, dan yang belum tuntas adalah

12 anak atau 75%. Pada siklus I prosentase peserta didik yang mencapai nilai

KKM adalah 10 peserta didik atau 63% dan yang belum tuntas sebanyak 6

peserta didik atau 37%. Selanjutnya pada siklus II presentase peserta didik yang

telah mencapai nilai KKM adalah sebanyak 16 siswa atau 100%.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Kegiatan pembelajaran dengan mengguakan metode number head

together (NHT) menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akidah akhlak dalam upaya

untuk menjadikan peserta didik lebih aktif, menciptakan situasi

66

pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan memunculkan

keberanian peserta didik mengemukan pendapatnya.

b. Penerapan metode number head together (NHT) pada kegiatan

pembelajaran akidah akhlak sebaiknya diterapkan guru untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Bagi Peserta Didik

a) Hendaknya peserta didik lebih menyadari tentang pentingnya untuk

selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b) Metode number head together (NHT) dapat meningkatkan motivasi

belajar peserta didik agar hasil yang diperoleh dapat meningkat.

3. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan bisa selalu memberi dorongan kepada para guru

yang menggunakan metode pembelajaran yang bersifat kreatif dan inovatif,

dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang

dibutuhkan.

4. Bagi Peneliti

Kepada peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian

dalam bidang yang sama, agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam

mengembangkan metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran agar hasil belajar peserta didik meningkat dan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

67

DAFTAR PUSTAKA

Alfat, Masan. 2002. Aqidah Akhlak. Solo: Era Entermedia.

Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia

Aqib, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsini dan Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Raja Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kusnandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ma’mun, Sokhibul, dkk. Aqidah Akhlak. Ungaran Timur: Lancar Ilmu.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab di Madrasah.

Rusman, 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Sukses Offset.

Sastra, Ahmad. 2014. Filosofi Pendidikan Islam. Bogor. Darul Muttaqien Press.

68

Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar dalam Pespektif Islam.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryawati, Dewi Prasari. 2016. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak

terhadap Pembentukan Karakter Siswa. Gunung Kidul. Jurnal Pendidikan

Madrasah.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep

Landasan dan implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yonny, Acep, dkk. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.

69

Lampiran

70

71

72

73

74

75

76

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS I

Melalui Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)

Nama Madrasah : MTs Amal Sholeh

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak

Kelas / Semester : VII / I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membcaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1. Menghayati keteladanan ashabul kahfi

2. Menghayati kisah keteladanan ashabul kahfi

C. Indikator

1. Menjelaskan kisah ashabul kahfi

77

2. Memberikan contoh tentang tauladan dari kisah ashabul kahfi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) berbantu media audio visual peserta didik

dapat menjelaskan kisah ashabul kahfi.

2. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) berbantu media audio visual peserta didik

dapat memberikan contoh teladan dari kisah ashabul kahfi.

E. Karakter yang diharapkan

1. Disiplin

2. Rasa hormat dan perhatian

3. Tekun

4. Tanggung jawab

F. Materi Ajar

Ashabul kahfi adalah 7 pemuda yang mendapatkan petunjuk dan

beriman kepada Allah, mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah

SWT dengan cara melarikan diri dari kekejaman raja Diqyanus yang

memaksanya untuk menyembahnya dan menyembah berhala-berhala di

ligkungan istananya. Lalu nantinya mereka tertidur lelap dalam gua selama 309

tahun.

Banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania di

perkampungan Al-Rajib atau dala, bahasa Al-Qur’an disebut Al-Raqim, yang

berjarak 1,5 km dari kota Abu A’landa dekat kota Amman – Yordania. Raja

Abdullah II (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di muka gua

ashabul kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Ashabul Kahfi”.

Nama-nama pemuda ashabul kahfi adalah Maksalmina, Martinus, Kastunus,

Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama

Qithmir. Allah berfirman dalam surat al-Kahfi[18]:13-14:

هم هدى نوا بارحباام وحزادنح يحة آمح لحقا إان هم فات . نحن ن حقص عحلحيكح ن حبحأحهم با

78

ن دوناها اوحاتا وحاألرضا لحن نحدعوح ما مح الوا رحب نحا رحب الس وحرحبحطنحا عحلحى ق لوباام إاذ قحاموا ف حقح

ا طحطا إالح د ق لنحا إاذا شح .لحقح“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.

Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang berima kepada

Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan kami

telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata:

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru

Ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan

perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al-Kahfi[18]: 13-14)

Mulanya, Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang amat

fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui

orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika ia menemukan orang yang

tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka ia mereka

akan diseret ke hadapan Diqyanus. Mereka yang tidak menyembah berhala

akan diseret ke alun-alun yang dipenggal di sana. Diqyanus adalah manusia

dengan hati bagai batu. Ia tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan

keluarga yang ditinggal dan disaksikan oleh penduduk Syam. Setiap kali

Kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan

kepemimpinan Diqyanus. Maka, Diqyanus segera menggelar pesta besar.

Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia

mengundang seluruh rakyatnya untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh

penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan lampu-lampu

yang cantik. Hari yagn dinanti-nantikan itu pun tiba. Orang-orang

berkumpul di sekitar istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar.

Mereka menari dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri

memadati istana. Tidak lama kemudian muncullah Diqyanus dan mempelai

wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk tangan. Diqyanus

kemudian duduk dengan khusyu’ di hadapan berhala yang berada di tengah-

tengah istana. Suasana menjadi senyap. Diqyanus menyembah berhala itu

lalu kemudian menyerahkan sesembahan lalu kembali bersujud pada patung

79

yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian duduk dalam singgasananya.

Menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah

berhala. Tiba-tiba Diqyanus terlihat gugup dan gelisah. Dan berkata:

“menteri, mana Martinus dan Nairawis? Tanpa mereka sadari Martinus dan

Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal Martinus dan

Nairawis adalah dua orang dari ketujuh ashabul kahfi. Ketika Martinus

pulang ke rumahnya ia langsung berhadapan dengan ayahnya dengan wajah

merah padam. Martinus segera menghindar namun ayahnya menarik kerah

bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap perilakunya

sewaktu berada di istana. Martinus kemudian mengurung diri di kamarnya,

menangis tersedu-sedu. Ia merasa diasingkan oleh seluruh penduduk negeri

bahkan oleh ayahnya sendiri yang amat ia sayangi yang bernama Nasthas,

salah seorang menteri dari Diqyanus. Sedangkan, Nairawis ialah anak dari

menteri kepercayaan Diqyanus yaitu Kaludius.

Sementara itu, di rumah Maksalmina, seorang pengikut ajaran nabi

Isa AS, yang sangat tidak suka dengan pemerintahan Diqyanus tiba-tiba

rumahnya diketuk. Maksalmina membukakan pintu. Ternyata yang ia temui

ialah Martinus, sahabat yang sepaham dengannya. Mereka berdialog dengan

peristiwa yang baru saja menimpa negerinya. Mereka berdua ialah orang-

orang yang kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.

Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata

mereka adalah Nairawis, Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang

yang selalu tertindas dalam ketidakadilan oleh para pedagang besar orang-

orang Romawi. Mereka beremapat terlibat dalam pembicaraan yang serius.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang penuh

dengan kenistaan dan jauh dari tuhan.

Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra dari Diqyanus tewas

terbunuh di sungai. Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang

pengikut nabi Isa AS. Ia segera ditangkap dan disiksa dihadapan Diqyanus.

Ketika sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Diqyanus mengatakan

kepada Diqyanus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martinus

80

dan Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku khawatir mereka

bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa

tuan adalah orang sesat karena menyembah berhala. Mereka juga

mengatakan bahwa anda kejam dan sewenang-wenang. Aku khawatir

mereka berusaha menggulingkan tuan dari jabatan terhormat ini”.

Mendengar perkataan ini, Diqyanus geram. “pergi dan tangkap

mereka sekarang juga, jangan kembali jika kau tidak berhasil

menangkapnya! Di antara para pejabat Diqyanus, ada yang simpati terhadap

nasib Martinus dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telingan

Martinus. Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat

Al-Raqim. Di sinilah cikap bakal pelarian pemuda ashabul kahfi dalam

pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak henti-

hentinya meminta perlindungan kepada Allah SWT. allah SWT menjadikan

gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang mendekati gua ini,

akan terbesit ketakutan dan tak berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan

seekor anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun, dengan izin Allah

SWT. (QS. Al-Kahfi[18]: 25)

309 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan

semuanya ialah orang yang amat kejam. Hingga akhirnya Allah SWT

menunjukkan jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang pengikut nabi

Isa AS yang memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah SWT dan

menghancurkan berhala. Ia juga berlaku adil dan sangat bijaksana. Negeri

Syam kini menjadi negeri yang makmur dan rakyanya terhindari dari

kemiskinan.

G. Model Pembelajaran

Menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT)

H. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Penugasan

81

5. Pengamatan

I. Media dan Sumber Belajar

1. Media : Video Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi

2. Sumber Belajar : Buku Paket Akidah Akhlak Kelas VII

J. Langkah-langkah Pembelajaran

No Pembelajaran Tahapan

NHT

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

1 Pendahuluan

Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan siswa

b. Guru mengucapkan salam dan

mengajak peserta didik untuk berdoa

bersama-sama

c. Guru membacakan absensi kehadiran

peserta didik

d. Apersepsi:

Guru bertanya secara komunikatif

tentang hal-hal yang berkaitan

dengan materi ashabul kahfi yang

diketahui peserta didik.

e. Guru menjelaskan maksud dan

tujuan pembelajaran

10 menit

2 Kegiatan a. Eksplorasi

82

Inti

Penomoran

- Guru melakukan Tanya jawab

kepada peserta didik tentang apa itu

ashabul kahfi.

- Guru menayangkan video tentang

kisah ashabul kahfi.

- Guru melakukan tanya jawab dengan

peserta didik tentang kisah ashabul

kahfi dan contoh-contoh keteladanan

yang ditunjukkan dalam kisah

ashabul kahfi untuk menggali

pengetahuan awal siswa.

- Guru membagi peserta didik menjadi

4 kelompok dan meminta peserta

didik untuk bergabung dengan

kelompoknya masing-masing.

- Setiap peserta didik diberikan nomor

65 menit

83

Mengajukan

Pertanyaan

b. Elaborasi

- Guru memberikan penjelasan tentang

materi ashabul kahfi.

- Guru membagikan soal yang

berkaitan dengan materi kisah

keteladanan ashabul kahfi kepada

peserta didik untuk dijadikan bahan

diskusi kelompok.

- Guru meminta peserta didik untuk

berdiskusi dengan kelompoknya dan

menyatukan pendapat.

- Setiap kelompok harus memastikan

setiap anggota kelompoknya

mengetahui jawabannya

- Setiap anggota kelompok diminta

untuk bekerjasama menyelesaikan

tugas dari guru sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

- Guru memantau setiap kelompok

dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk bertanya jika ada

kesulitan.

c. Konfirmasi

- Guru mengecek pemahaman peserta

didik dengan memanggil salah satu

nomor secara acak dari salah satu

kelompok.

- Peserta didik yang ditunjuk maju

kedepan untuk menjawab

pertanyaan, jawaban dari peserta

84

Berpikir

Bersama

Menjawab

Pertanyaan

didik yang ditunjuk merupakan

perwakilan dari jawaban

kelompoknya.

- Kelompok lain menanggapi,

terutama yang memiliki nomor yang

sama dengan siswa yang maju

- Guru memberikan penghargaan

berupa tanda bintang kepada

kelompok yang menjawab

pertanyaan dengan benar.

3 Kegiatan

Penutup

- Guru bersama peserta didik

menyimpulkan materi yang

dipelajari.

5 menit

85

- Guru memberikan umpan balik atau

komentar mengenai proses

pembelajaran.

- Guru memberikan penguatan atau

motivasi kepada peserta didik.

- Guru menutup pelajaran dengan doa

dan salam.

K. Evaluasi

Soal Evaluasi Siklus I

1. Bentuk tes : Tes Tulis

2. Bentuk Soal : Uraian

3. Instrumen Soal

Nama : ……………………

Nomor : ……………………

Kelompok : ……………………

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Siapakah ashabul kahfi itu ………….

2. Para pemuda ashabul kahfi melarikan diri dari kekejaman raja

………..

3. Berapa lama ashabul kahfi tertidur di gua ……..

4. Letak goa yang ditempati Ashabul Kahfi pada waktu tertidur di negara

………

5. Dalam kisah ashabul kahfi terdapat seorang penyembah berhala yang

sangat fanatic, yang bernama ……….

6. Kisah ashabul kahfi tersirat dalam Al-Qur’an surat ……..

7. Dalam kisah ashabul kahfi Dainamus adalah ……….

8. Pembunuh putra raja Diqyanus adalah ………

9. Putra menteri kepercayaan Kaludius adalah bernama ………..

10. Setelah 309 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan

semuanya adalah pemimpin yang amat kejam, hingga akhirnya Allah

86

menunjukkan jalan bagi Negeri Syam yang memerintahkan untuk

menyembah Allah SWT yang merupakan seorang pengikut nabi

………..

Kunci jawaban dan Skor Nilai

No Kunci Jawaban Skor

1 7 pemuda yang mendapat petunjuk dan berimana

kepada Allah SWT.

1

2 Diqyanus 1

3 309 Tahun 1

4 Negara Yordania 1

5 Diqyanus 1

6 Surat Al-kahfi ayat 13 s,d 14 1

7 Seorang pedagang yang selalu tertindas dalam

ketidakadilan oleh para pedagang besar orang

Romawi.

1

8 Hawawi Narthusia 1

9 Nairawis 1

10 Pengikut Nabi Isa as. 1

Jumlah 10

Nilai : Jumlah Jawaban Betul x 10 = 100

87

88

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS II

Melalui Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)

Nama Madrasah : MTs Amal Sholeh

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak

Kelas / Semester : VII / I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

L. Kompetensi Inti

5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membcaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

M. Kompetensi Dasar

3. Menganalisis kisah keteladanan ashabul kahfi

4. Menceritakan kisah keteladanan ashabul kahfi

N. Indikator

89

3. Memberikan contoh tentang tauladan dari kisah ashabul kahfi.

4. Menceritakan secara runtut kisah ashabul kahfi

5. Memahami hikmah dari kisah ashabul kahfi.

O. Tujuan Pembelajaran

3. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) berbantu media audio visual peserta didik

dapat memberikan contoh tentang teladan dari kisah ashabul kahfi

4. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) berbantu media audio visual peserta didik

dapat menceritakan secara runtut kisah ashabul kahfi.

5. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) berbantu media audio visual peserta didik

dapat memahami hikmah dari kisah ashabul kahfi.

P. Karakter yang diharapkan

5. Disiplin

6. Rasa hormat dan perhatian

7. Tekun

8. Tanggung jawab

Q. Materi Ajar

Ashabul kahfi adalah 7 pemuda yang mendapatkan petunjuk dan

beriman kepada Allah, mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah

SWT dengan cara melarikan diri dari kekejaman raja Diqyanus yang

memaksanya untuk menyembahnya dan menyembah berhala-berhala di

ligkungan istananya. Lalu nantinya mereka tertidur lelap dalam gua selama 309

tahun.

Banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania di

perkampungan Al-Rajib atau dala, bahasa Al-Qur’an disebut Al-Raqim, yang

berjarak 1,5 km dari kota Abu A’landa dekat kota Amman – Yordania. Raja

Abdullah II (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di muka gua

ashabul kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Ashabul Kahfi”.

Nama-nama pemuda ashabul kahfi adalah Maksalmina, Martinus, Kastunus,

90

Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama

Qithmir. Allah berfirman dalam surat al-Kahfi[18]:13-14:

هم هدى نوا بارحباام وحزادنح يحة آمح لحقا إان هم فات . نحن ن حقص عحلحيكح ن حبحأحهم با

ن دونا اوحاتا وحاألرضا لحن نحدعوح ما مح الوا رحب نحا رحب الس ها وحرحبحطنحا عحلحى ق لوباام إاذ قحاموا ف حقح

ا طحطا إالح د ق لنحا إاذا شح .لحقح“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.

Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang berima kepada

Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan kami

telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata:

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru

Ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan

perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al-Kahfi[18]: 13-14)

Mulanya, Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang amat

fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui

orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika ia menemukan orang yang

tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka ia mereka

akan diseret ke hadapan Diqyanus. Mereka yang tidak menyembah berhala

akan diseret ke alun-alun yang dipenggal di sana. Diqyanus adalah manusia

dengan hati bagai batu. Ia tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan

keluarga yang ditinggal dan disaksikan oleh penduduk Syam. Setiap kali

Kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan

kepemimpinan Diqyanus. Maka, Diqyanus segera menggelar pesta besar.

Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia

mengundang seluruh rakyatnya untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh

penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan lampu-lampu

yang cantik. Hari yagn dinanti-nantikan itu pun tiba. Orang-orang

berkumpul di sekitar istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar.

Mereka menari dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri

memadati istana. Tidak lama kemudian muncullah Diqyanus dan mempelai

91

wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk tangan. Diqyanus

kemudian duduk dengan khusyu’ di hadapan berhala yang berada di tengah-

tengah istana. Suasana menjadi senyap. Diqyanus menyembah berhala itu

lalu kemudian menyerahkan sesembahan lalu kembali bersujud pada patung

yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian duduk dalam singgasananya.

Menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah

berhala. Tiba-tiba Diqyanus terlihat gugup dan gelisah. Dan berkata:

“menteri, mana Martinus dan Nairawis? Tanpa mereka sadari Martinus dan

Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal Martinus dan

Nairawis adalah dua orang dari ketujuh ashabul kahfi. Ketika Martinus

pulang ke rumahnya ia langsung berhadapan dengan ayahnya dengan wajah

merah padam. Martinus segera menghindar namun ayahnya menarik kerah

bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap perilakunya

sewaktu berada di istana. Martinus kemudian mengurung diri di kamarnya,

menangis tersedu-sedu. Ia merasa diasingkan oleh seluruh penduduk negeri

bahkan oleh ayahnya sendiri yang amat ia sayangi yang bernama Nasthas,

salah seorang menteri dari Diqyanus. Sedangkan, Nairawis ialah anak dari

menteri kepercayaan Diqyanus yaitu Kaludius.

Sementara itu, di rumah Maksalmina, seorang pengikut ajaran nabi

Isa AS, yang sangat tidak suka dengan pemerintahan Diqyanus tiba-tiba

rumahnya diketuk. Maksalmina membukakan pintu. Ternyata yang ia temui

ialah Martinus, sahabat yang sepaham dengannya. Mereka berdialog dengan

peristiwa yang baru saja menimpa negerinya. Mereka berdua ialah orang-

orang yang kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.

Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata

mereka adalah Nairawis, Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang

yang selalu tertindas dalam ketidakadilan oleh para pedagang besar orang-

orang Romawi. Mereka beremapat terlibat dalam pembicaraan yang serius.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang penuh

dengan kenistaan dan jauh dari tuhan.

92

Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra dari Diqyanus tewas

terbunuh di sungai. Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang

pengikut nabi Isa AS. Ia segera ditangkap dan disiksa dihadapan Diqyanus.

Ketika sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Diqyanus mengatakan

kepada Diqyanus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martinus

dan Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku khawatir mereka

bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa

tuan adalah orang sesat karena menyembah berhala. Mereka juga

mengatakan bahwa anda kejam dan sewenang-wenang. Aku khawatir

mereka berusaha menggulingkan tuan dari jabatan terhormat ini”.

Mendengar perkataan ini, Diqyanus geram. “pergi dan tangkap

mereka sekarang juga, jangan kembali jika kau tidak berhasil

menangkapnya! Di antara para pejabat Diqyanus, ada yang simpati terhadap

nasib Martinus dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telingan

Martinus. Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat

Al-Raqim. Di sinilah cikap bakal pelarian pemuda ashabul kahfi dalam

pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak henti-

hentinya meminta perlindungan kepada Allah SWT. allah SWT menjadikan

gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang mendekati gua ini,

akan terbesit ketakutan dan tak berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan

seekor anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun, dengan izin Allah

SWT. (QS. Al-Kahfi[18]: 25)

309 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan

semuanya ialah orang yang amat kejam. Hingga akhirnya Allah SWT

menunjukkan jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang pengikut nabi

Isa AS yang memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah SWT dan

menghancurkan berhala. Ia juga berlaku adil dan sangat bijaksana. Negeri

Syam kini menjadi negeri yang makmur dan rakyanya terhindari dari

kemiskinan.

R. Model Pembelajaran

Menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT)

93

S. Metode Pembelajaran

6. Ceramah

7. Tanya jawab

8. Diskusi

9. Penugasan

10. Pengamatan

T. Media dan Sumber Belajar

3. Media : Video Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi

4. Sumber Belajar : Buku Paket Akidah Akhlak Kelas VII

U. Langkah-langkah Pembelajaran

No Pembelajaran Tahapan

NHT

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

1 Pendahuluan

Pendahuluan

f. Guru mengkondisikan siswa

g. Guru mengucapkan salam dan

mengajak peserta didik untuk berdoa

bersama-sama

h. Guru membacakan absensi kehadiran

peserta didik

i. Apersepsi:

Guru bertanya secara komunikatif

tentang hal-hal yang berkaitan

dengan materi yang sudah dibahas

pada pertemuan sebeleumnya.

j. Guru menjelaskan maksud dan

tujuan pembelajaran

10 menit

2 Kegiatan d. Eksplorasi

94

Inti

Penomoran

- Guru menayangkan video tentang

kisah ashabul kahfi.

- Guru melakukan tanya jawab tentang

kisah ashabul kahfi dan contoh-

contoh keteladanannya.

- Guru membagi peserta didik menjadi

4 kelompok dan meminta peserta

didik untuk bergabung dengan

kelompoknya masing-masing.

- Setiap peserta didik diberikan nomor

65 menit

95

Mengajukan

Pertanyaan

Berpikir

Bersama

e. Elaborasi

- Guru memberikan soal yang terkait

dengan kisah ashabul kahfi.

- Guru meminta peserta didik untuk

berdiskusi dengan kelompoknya dan

menyatukan pendapat.

- Setiap kelompok harus memastikan

setiap anggota kelompoknya

mengetahui jawabannya

- Setiap anggota kelompok diminta

untuk bekerjasama menyelesaikan

tugas dari guru sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

- Guru memantau setiap kelompok

dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk bertanya jika ada

kesulitan.

f. Konfirmasi

- Guru mengecek pemahaman peserta

didik dengan memanggil salah satu

nomor secara acak dari salah satu

kelompok.

- Peserta didik yang ditunjuk maju

kedepan untuk menjawab

pertanyaan, jawaban dari peserta

didik yang ditunjuk merupakan

perwakilan dari jawaban

kelompoknya.

96

Menjawab

Pertanyaan

- Kelompok lain menanggapi,

terutama yang memiliki nomor yang

sama dengan siswa yang maju

- Guru memberikan penghargaan

berupa tanda bintang kepada

kelompok yang menjawab

pertanyaan dengan benar.

97

3 Kegiatan

Penutup

- Guru bersama peserta didik

menyimpulkan materi yang

dipelajari.

- Guru memberikan umpan balik atau

komentar mengenai proses

pembelajaran.

- Guru memberikan penguatan atau

motivasi kepada peserta didik agar

belajar dengan lebih giat lagi.

- Guru menutup pelajaran dengan doa

dan salam.

5 menit

V. Evaluasi

Soal Evaluasi Siklus I

4. Bentuk tes : Tes Tulis

5. Bentuk Soal : Uraian

6. Instrumen Soal

Nama : ……………………

Nomor : ……………………

Kelompok : ……………………

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat !

11. Siapakah Ashabul Kahfi ?

12. Tuliskan dalil surat Al-kahfi ayat 13-14 beserta dengan artinya !

13. Sebutkanlah tujuh nama yang termasuk dalam Ashabul kahfi!

14. Ceritakan secara singkat kisah Ashabul kahfi berdasarkan surat Al-

Kahfi ayat 25!

15. Sebutkan 2 hikmah yang dapat diambil dari kisah ashabul kahfi!

Kunci jawaban dan Skor Nilai

No Kunci Jawaban Skor

98

1 Ashabul kahfi adalah 7 pemuda yang mendapat

petunjuk dan beriman kepada Allah SWT, mereka

menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah SWT

dengan cara melarikan diri dari kekejaman Raja

Dikyanus yang memaksanya untuk menyembahnya

dan menyembah berhala-berhala di lingkunga

istanannya. Lalu nantinya mereka tertidur lelap

dalam gua selama 309 tahun.

5

نوا بارحباام 2 يحة آمح لحقا إان هم فات نحن ن حقص عحلحيكح ن حبحأحهم باهم هدى . وحزادنح

الوا رحب نحا رحب وحرحبحطنحا عحلحى ق لوباام إاذ قحاموا ف حقحاوحاتا وحاألرضا لحن مح ا الس ن دوناها إالح د ق لنحا نحدعوح ما لحقح

طحطا .إاذا شح“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu

(Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya

mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman

kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada

mereka petunjuk. Dan kami telah meneguhkan hati

mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka

berkata: “Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi,

kami sekali-kali tidak menyeru Ilah selain Dia,

sesungguhnya kami kalau demikian telah

mengucapkan perkataan yang amat jauh dari

kebenaran.” (QS. Al-Kahfi[18]: 13-14)

5

3 Nama-nama pemuda ashabul kahfi adalah:

Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunus,

Danimus, Yathbunus, dan Thamlika.

5

4 Pemuda ashabul kahfi melakukan pelarian

kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak

henti-hentinya mereka meminta perlindungan

kepada Allah SWT. allah SWT menjadikan gua ini

tampak menyeramkan sehingga siapapun yang

5

99

mendekati gua ini, akan terbesit ketakutan dan tak

berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan seekor

anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun,

dengan izin Allah SWT. (QS. AL-Kahfi : 25)

5 1) Kegigihan para pemuda yang mempertahankan

keimanan dan tauhidnya kepada Allah dari

kekejaman penguasa.

2) Senantiasa berdoa dan meminta pertolongan

kepada Allah SWT dalam keadaan apapun dan

dimana pun.

5

Jumlah 25

Nilai = jumlah skor nilai x 4 = 100

Daftar Nilai

No NAMA NILAI

1 Siswa 1

2 Siswa 2

3 Siswa 3

4 Siswa 4

5 Siswa 5

6 Siswa 6

7 Siswa 7

8 Siswa 8

9 Siswa 9

10 Siswa 10

11 Siswa 11

12 Siswa 12

13 Siswa 13

100

14 Siswa 14

15 Siswa 15

16 Siswa 16

Getasan, 25

Agustus 2017

Guru Pamong Mahasiswa

Siti Fatimah,S.Pd.I Edy Setiawan NIP. --- NIM : 111-13-

230

Mengetahui,

Kepala MTs Amal Sholeh

H. Sokhibul Ma’mun,S.Ag.,M.Pd.I

101

NIP. --

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115