peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik...

13
12 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.” 14 Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan pada peserta didik. Peserta didik harus dapat membangun sendiri pengetahuan yang ada dipikirannya. “Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh peserta didik.” 15 Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar menjadi sadar dan secara sadar menggunakan stategi mereka sendiri untuk belajar. 14 Trianto, op. cit., hal.13. 15 Piaget dalam Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (jakarta : Grasindo, 2003), hal, 5.

Upload: trinhtu

Post on 24-Jul-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

12

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar

memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja

memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan perubahan perilaku sebagai akibat dari

pengalaman.

“Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didikharus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasikompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama danmerevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.”14

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam

psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan pada peserta didik. Peserta didik harus dapat membangun sendiri

pengetahuan yang ada dipikirannya. “Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan

dikembangkan oleh peserta didik.”15Guru memberikan kemudahan untuk proses

ini, dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan stategi mereka sendiri untuk belajar.

14 Trianto, op. cit., hal.13.15 Piaget dalam Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas, (jakarta : Grasindo, 2003), hal, 5.

Page 2: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

13

Teori ini berkembang dari kerja Piaget dan Vygotsky. Menurut Piaget dan

Vygotsky lebih menekankan pada aspek interaksi sosial dari pembelajaran dalam

bentuk kelompok yang anggotanya beragam, sehingga terjadi perubahan. Piaget

menekankan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dan pengetahuan yang ada

dalam benak peserta didik.

“ Perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secaraaktif membangun sistem makna dan pemahaman relitas melaluipengalaman dan interaksi-interaksi mereka.”16

Proses pembelajaran konstruktivis Piaget menekankan bahwa peserta didik

membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan peserta didik

melalui bahasa.Proses pembelajaran konstruktivis Vygotsky lebih menekankan

pada aspek sosial dari pembelajaran. “Perkembangan tergantung baik pada faktor

biologis menentukan fungsi-fungsi elemen memori, atensi, persepsi dan stimulus

respon, dan faktor sosial .”17 Konstruktivisme Vigotsky menekankan pada

kerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan

sosial.

Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vygotsky menekankan bahwa

interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi

membantu memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat pemikiran itu menjadi

lebih logis dalam pembentukan kelompok belajar. Kelompok belajar membuat

peserta didik aktif dan berani mengungkapkan pemikirannya pada teman

sebayanya.

16 Trianto, op.cit., hal.14.17 Ibid, hal.26.

Page 3: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

14

2.2. Pembelajaran Kooperatif

“Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah

kooperatif.”18 Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep yang peserta didik

temukan sendiri dengan saling berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara

rutin bekarja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah.

Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama

dalam pembelajaran kooperatif.

“Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yangsaat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajarmengajar yang berpusat pada peserta didik.” 19

Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan teman

lain dalam tugas yang telah terstuktur. Kelas kooperatif peserta didik belajar

bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 peserta didik yang

sederajad tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama

lain kerjasama. Pembentukan kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan

kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir

dan kegiatan belajar di kelas.

Pembelajaran kooperatif ini dapat tercapai apabila kelompok dalam tim

menguasai dan memahami materi yang telah diajarkan. Pembelajaran koopertif

merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik memiliki rasa bertanggung

jawab terhadap kelompoknya. Kerjasama dalam tim juga sangat diperlukan dalam

18 Ibid, hal. 41.19 Isjoni, op, cit., hal.23.

Page 4: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

15

pembelajaran kooperatif ini seperti pendengar aktif, memberikan

penjelasan pada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan sebagainya. Agar

terlaksana dengan baik, peserta didik diberi lember kegiatan yang berisi

pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Pembelajaran ini akan

menciptakan sebuah interaksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang

dilakukan antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik

dan peserta didik dengan guru.

“ Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapaisetidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting: hasil belajarakademik, penerimaan terhadap perbedaan individu danperkembangan ketrampilan sosial.”20

Tujuan pembelajaran kooperatif akan tercapai melalui enam fase atau

langkah. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. “ Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingindicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi belajar pesertadidik

2. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalandemonstari atau lewat jalan bacaan.

3. Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caramembentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompokagar melakukan transisi secara efisien.

4. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat merekamengerjakan tugas.

5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telahdipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasilkerjaannya.

6. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupunhasil belajar individu dan kelompok.”21

20 Ibid, hal.39.21 Ibid, hal.45.

Page 5: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

16

Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan melalui berbagai tipe, guru

seharusnya dapat memilih tipe sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tipe-

tipe yang ada pada pembelajaran kooperatif yaitu: STAD, JIGSAW, Investigasi

Kelompok (Team Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Struktural

yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT).

Kelima metode ini melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual dan

kesempatan sukses yang sama, tetapi aturan main yang berbeda.

2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together)

Metode pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together)

pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen tahun 1993.

“ Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikirbersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yangdirancang untuk mengetahui pola interaksi peserta didik dansebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.”22

Model pembelajaran NHT merupakan teknik yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong

peserta didik untuk meningkatkan kerjasama mereka.

Menurut Ibrahim, tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran

kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

1 “Pengembangan keterampilan sosial Bertujuan untukmengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Keterampilanyang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide ataupendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

22 Trianto, loc. cit., hal.62.

Page 6: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

17

2 Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar peserta didik dapatmenerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latarbelakang.

3 Hasil belajar akademik struktural Bertujuan untuk meningkatkankinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. “23

1. Pengembangan keterampilan sosial

Mengajarkan pada peserta didik ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki oleh para peserta didik sebagai

warga masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang

dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin

kompleks, serta tantangan bagi peserta didik supaya mampu dalam menghadapi

persaingan global.

2. Pengakuan adanya keanekaragaman.

Pengakuan adanya keanekaragaman dan penerimaan individu

meningkatan hubungan antarmanusia yang heterogen, ditandai dengan kerja

sama antar peserta didik dalam kelompoknya. Hubungan persahabatan antara

beberapa orang peserta didik dapat dimanfaatkan dalam proses belajar

mengajar.

3. Peningkatan hasil belajar akademik

Hasil belajar atau hasil pembelajaran adalah “semua efek yang dapat

dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode

pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.”24 Hasil belajar peserta didik

diperoleh dari hasil ulangan ataupun tugas dari guru.

23 Isjoni, op, cit., hal.27.

24 Hamzah B. Uno, loc. cit., hal 16.

Page 7: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

18

Penilaian akan dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki

proses pembelajaran.

NHT (Numbered Heads Together) menggunakan struktur empat fase

sebagai sintaks:

Tabel 2.1. Struktur Pengajaran dalam NHT

Fase 1 :Penomoran

Fase 2 :Mengajukan Pertanyaan

Dalam fase ini guru membagipeserta didik ke dalamkelompok 3-5 orang kepadasetiap anggota kelompokdiberi nomor 1-5.

Guru mengajukan sebuah pertanyaankepada peserta didik. Pertanyaan dapatbervariasi .

Fase 3:Berfikir bersama

Fase 4 :Menjawab

Peserta didik menyatukanpendapatnya terhadapjawaban pertanyaan itu danmeyakinkan tiap anggotadalam timnya mengetahuijawaban tim.

Guru memanggil suatu no tertentu,kemudian peserta didik yang sesuaimengangkat tanganya dan mencobamenjawab pertanyaan untuk seluruhkelas

Sumber : Trianto, 2007, Model-model pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstriktivistik Konsep, landasan teoritis- Praktis danImplementasinya, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Berdasarkan tahapan- tahapan NHT, bisa dibuat langkah-langkah

pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) adalah:

a. Pendahuluan

Persiapan

1 Guru melakukan apersepsi

Page 8: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

19

2 Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4 Guru memberikan motivasi

b. Kegiatan inti

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT

Tahap pertama

1Penomoran: Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang

beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1-5.

2 Peserta didik bergabung dengan anggotanya masing-masing.

Tahap kedua

Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas

untuk mengerjakan soal-soal.

Tahap ketiga

Berpikir bersama: Peserta didik berpikir bersama dan menyatukan

pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap

anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.

Tahap keempat

1. Menjawab: Guru memanggil peserta didik dengan nomor tertentu,

kemudian peserta didik yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya

dan mencoba untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Kelompok lain diberi

kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi

kelompok tersebut.

Page 9: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

20

2. Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan

memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik.

Guru memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari

pekerjaan mereka.

c. Penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

2. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari kembali materi

yang telah diajarkan dan materi selanjutnya.

2.4. Mata Pelajaran Matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang ada di sekolah dasar kelas

IV.Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting bagi peserta didik.

“Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuranyang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol.”25

Matematika SD digunakan untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan efektif. Tujuan umum

dan khusus matematika di sekolah yang ada di kurikulum jelas memberikan

gambaran belajar tidak hanya di bidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang

afektif dan psikomotor. Hal ini akan tercipta jika setiap proses dalam mempelajari

matematika dapat menanamkan nilai kehidupan yang berguna bagi peserta didik

yang akan datang.

25 Wahyudi, Inawati Budiono, Pemecahan Masalah Matematika, (Widya Sari: Salatiga,2009), .hal.5.

Page 10: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

21

2.5. Penjumlahan Bilangan Bulat

Penjumlahan bilangan dapat dipelajari dengan penjumlahan yang

melibatkan bilangan nol dan bilangan bulat positif harus sudah dikuasai dengan

baik oleh pesrta didik.

1. Penjumlahan Menggunakan Garis Bilangan

Penjumlahan bilangan dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan

dengan membuat diagram panah yang menyertakan bilangan.

a. Mengenal Bilangan Bulat dengan Diagram Panah

Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis

bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah

menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan arahnya menunjukkan positif atau

negatif. Jika diagram panah menuju ke arah kanan, maka anak panah tersebut

menunjukkan bilangan bulat positif. Jika diagram panah menuju ke kiri, maka

anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif.

b. Menjumlah Bilangan Bulat dengan Diagram Panah

Penjumlahan bilangan bulat dengan diagram panah dimulai dari bilangan

nol.

2. Penjumlahan Tanpa Menggunakan Garis Bilangan

Untuk bilangan-bilangan antara –20 sampai 20 masih mungkin dilakukan

penjumlahan dengan garis bilangan.

2.6. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan I Noor Azizah tentang Keefektifan Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-Heads-Together) dengan

Page 11: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

22

Penggunaan LKS (Lembar Kerja Peserta didik) Pokok Bahasan Bangun

Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Peserta didik Kelas VIII Semester 2 SMP N

6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasilnya antara lain bahwa nilai rata-rata

hasil belajar pada pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan penggunaan LKS

lebih baik daripada nilai rata-rata hasil belajar pada pembelajaran dengan metode

konvensional dan rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen ≥ 65.Hasil penelitian Intan Putri utami tentang Keefektifan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar

Matematika Bagi Peserta didik Kelas V SD. Menemukan bahwa ada perbedaan

hasil belajar antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran

tipe NHT (Numbered Heads Together) dengan peserta didik yang diajar

menggunakan pembelajaran konvensional, hasil belajar matematika peserta didik

kelas V SD yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Heads Together) lebih baik dibandingkan peserta didik yang diajar

menggunakan pembelajaran konvensional, dan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered-Heads-Together) efektif terhadap hasil belajar Matematika

peserta didik kelas V SD.

Berdasarkan penelitian yang sudah ada, peneliti ini melakukan penelitian

tindakan kelas karena penelitian di atas menggunakan penelitian eksperimen yang

hanya memberikan treatmen sedangkan PTK melakukan penelitian secara

bersiklus. Hasil belum maksimal akan diulang menjadi lebih baik lagi.

Page 12: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

23

2.7. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan

bilangan bulat pada kondisi awal guru belum menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT peserta didik cenderung melakukan aktivitas lain yang tidak

ada hubungannya dengan pelajaran. Penggunaan metode konvensional ceramah,

proses belajar mengajar hanya akan berpusat pada guru (teaching center). Tidak

adanya interaksi dua arah antara guru dengan murid begitu juga sebaliknya, ini

mengakibatkan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung ada dua peserta

didik yang duduk paling belakang tidur, dua menundukkan kepala, empat peserta

didik asyik bercerita sendiri dan hasil belajar peserta didik 21 tidak tuntas KKM

63. Kemudian guru melakukan penelitian tindakan kelas pada pelajaran

matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Penelitian tindakan

kelas ini dilakukan melalui dua siklus yaitu pada siklus I dan II dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT.Diharapkan hasil pembelajaran

matematika pada KD menjumlahkan bilangan bulat dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar peserta didik. Adapun siklus tersebut dapat digambarkan seperti

berikut ini:

Page 13: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/903/3/T1_292008164_BAB II.pdfkerjasama antar individu dan melakukan konstruksi pengetahuan

24

Gambar I. Kerangka berfikir penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untukmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika kelas IVB.

2.8. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe NHT dalam mata pelajaran matematika, kompetensi dasar

menjumlahkan bilangan bulat kelas IV semester II tahun pelajaran 2011/2012 SD

Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung dapat meningkatkan:

1. Keterampilan sosial;

2. Pengakuan adanya keragaman;

3. Hasil belajar akademik;

Kondisi Awal Guru belum menggunakan

metode pembelajaran NHT

21 peserta didik

dibawah KKM

63

Tindakan

Guru menggunakan

metode pembelajaran

kooperatif NHT

Kondisi Akhir

Diduga ada peningkatan aktivitas

dan hasil belajar peserta didik

setelah menggunakan metode

kooperatif NHT

Siklus II

Menggunakan metode

pembelajaran pada

pertemuan keempat

Siklus I

Menggunakan metode

pembelajaran pada

pertemuan pertama