penilaian hasil pembelajaran kurikulum tingkat satuan
TRANSCRIPT
Telaah » Penilaian Hasil Pembelajaran » Budi Susetyo
Penilaian Hasil Pembelajaran KurikulumTingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Luar Biasa
Budi SusetyoUniversitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Perubahan kurikulum menjadikan sekolah sebagai pusat pebelajaranmembawa dampak pada perubahan proses pembelajaran. Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan sekolah dewasa ini memberikankeleluasan sekolah untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk mencapaistandar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkanoleh masing-masing mata pelajaran. Kondisi semacam ini terjadi pula padaSekolah Luar Biasa, dewasa ini sudah mulai menggunakan KTSP. Salah satuperubahan yang terjadi adalah penyusunan perangkat ukur harus disesuaikandengan SK dan KD serta menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengananak berkebutuhan khusus, dengan harapan dapat mengukur kemampuan latentyang sebenarnya.
Rata kunci: Penilaian, pembelajaran, KTSP, SLB
PENDAHULUAN
Berbagai upaya dilakukan untuk Kurikulum dikembangkan "atas dasar danmenyiapkan sumber daya manusia yang diarahkan pada pencapaian sejumlahberkualitas. Upaya yang dilakukan antara tujuan" (Sujana, Nana dan Ibrahim,lain; mengkaji kurikulum, tenaga pengajar, 1989:214). Tujuan yang hendak dicapaimetode pembelajaran, sarana dan prasarana meliputi; tujuan pendidikan nasional sertayang dipergunakan oleh penyelenggara kesesuaian dengan kekhasan anakpendidikan, sehingga menghasilkan lulusan berkebutuhan khusus (ABK), dan "potensiberkualitas termasuk bagi sekolah luarbiasa daerah, pada masing-masing satuan(SLB). Perubahan kurikulum yang terjadi pendidikan dan peserta didik" (BSNP,2006:dewasa ini merupakan, salah satu upaya 1). Oleh karena itu kurikulum disusun olehyang dilakukan untuk meningkatkan satuan pendidikan untuk memungkinkankemampuan peserta didik, disamping penyesuaian program dengan kebutuhanpengembangan model penilaian ALB dan potensi yang di masing-masingperformansi yang berhubungan dengan daerah.hasil belajar siswa. „ .. , . ,
Kurikulum tingkat satuan pendidikanKurikulum adalah "seperangkat (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, disusun dan dilaksanakan oleh masing-isi, dan bahan pelajaran" (Imansyah masing satuan pendidikan dengan mengacuAlipandi; 1984: 118) serta cara yang pada standar nasional pendidikan yangdipergunakan sebagai pedoman penye- disusun oleh BSNP terutama yang berkaitanlenggaraan kegiatan pembelajaran untuk dengan Standar Isi (SI) dan Standarmencapai tujuan yang ditetapkan. Kompetensi Lulusan (SKL). Pengembangan
JAIJ\_Anakku » Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009 | 61
Telaah » Penilaian HasilPembelajaran » Budi Susetyo
kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) yang beragam mengacu padastandar nasional pendidikan untukmenjamin pencapaian tujuan pendidikannasional. Standar nasional terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan,tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,pengelolaan, pembiayaan dan penilaianpendidikan. Dari delapan standar nasionalpendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)merupakan acuan utama bagi satuanpendidikan dalam mengembangkankurikulum.
Undang-undang nomor 20 tentangSistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)tahun 2003 dan peraturan pemerintah RInomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan mengamanatkanKTSP jenjang pendidikan dasar danmenengah di dalamnya termasuk SLBdisusun oleh satuan pendidikan denganmengacu pada SI dan SKL. Kegiatanpenyelenggaraan pendidikan yangmengikuti SI dan SKL dalam KTSP adalahpenilaian. Undang-Undang nomor 20 tahun2003 pasal pasal 57 (ayat 2) menyatakanbahwa "Evaluasi (penilaian) dilakukanterhadap peserta didik, lembaga danprogram pendidikan jalur formal dannonformal untuk semua jenjang, satuan danjenis pendidikan".
Pembelajaran di sekolah merupakanaplikasi pelaksanaan kurikulum dalammencapai tujuan pendidikan, yaituterjadinya perubahan prilaku peserta didikke arah positip. Guna mengetahui tercapaitidaknya suatu tujuan yang telah ditetapkandalam kurikulum, maka •dalam kegiatanpembelajaran diperlukan suatu alat ukur.Dalam pembelajaran alat ukur berfungsisebagai alat untuk membantu mengungkap"kemampuan-kemampuan laten" (Dali,1993: 18) yang berada dalam diri pesertadidik. Hasil pengukuran merupakan inputyang memberikan gambaran tentangkemampuan peserta didik dan berfungsisebagai indikator keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkandalam KTSP.
Ada beberapa alat ukur yang dapatdigunakan untuk mengukur kemampuanpeserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran, "salah satunya ialah tes hasilbelajar" (Anas Sujiono,1996:66). Tes yangbiasa digunakan dalam pengukuranpendidikan ada dua jenis; yaitu "tesobjektif dan tes uraian" (Subino, 1987:1).Kedua jenis tes ini memiliki kelebihan dankekurangan masing-masing. Pembagianjenis tes berdasarkan cara peserta tesmenjawab butir-butir pertanyaan dibagimenjadi dua bagian: Pertama, butir-butirpertanyaan dalam tes telah disediakanjawabannya, sehingga peserta didik tinggalmemilih jawaban {selected response testitems). Ke dua, butir-butir pertanyaandalam tes tidak disediakan jawabannya,maka peserta tes perlu membuat jawabannya sendiri {constructed response test item).Kenyataan dilapangan termasuk di SLBbanyak sekolah dalam melakukanpengukuran hasil belajar tes objektifberbentuk selected response items, terutamapilihan ganda. Penggunaan bentuk tesobjektif pilihan ganda hampir dilakukan disemua mata pelajaran dan di semua jenjangpendidikan di SLB dari pendidikan dasarsampai pendidikan tinggi. Perbedaanpenggunaan jenis tes objektif pada setiapjenjang pendidikan terletak pada perbedaankompleksitas bentuk pilihan ganda sertajumlah pilihan jawaban atau butir soal yangdisesuaikan dengan jenjang pendidikan.Bentuk tes pilihan ganda di sekolahmenengah, jumlah pilihan jawabandigunakan tidak lebih dari empat. Pemilihanjumlah pilihan jawaban dan kompleksitaspertanyaan dalam butir tes tentunyadisesuaikan dengan kondisi ABK dan tahapperkembangan kognitif peserta didik yangtercermin pada masing-masing jenjangpendidikan. Demikian juga dalam penyu-sunan butir tes pada alat tes harus ada keco-cokan antara kemampuan peserta didikdengan alat ukur yang digunakan, serta
62 JAJA_Anakku a Volume 8: Nomor 1 Tahun2009
tahap perkembangan kognitif agar diperolehgambaran kemampuan yang sebenarnya.
Dua jenis model ujian yang dapatdigunakan untuk mengukur keberhasilanpeserta didik dalam belajar, yaitu "teoriujian klasik dan teori responsi butir" (LindaCroker dan James Algina, 1997). Teoriujian klasik merupakan ujian yang biasadigunakan pada ujian formatif dan ujiansumatif. Teori ujian klasik butir-butir tesdibuat oleh guru kelas atau guru bidangstudi. Oleh karena itu hasil ujian umumnyabersifat lokal, akibatnya terjadi perbedaanrriakna terhadap suatu skor yang diperolehpada satu tempat dengan tempat lainnya.Hasil tes dengan teori ujian klasik padasatu rombongan belajar akan berbedadengan rombongan belajar pada kelompokyang lain. Perbedaan ini dimungkinkankarena sifat teori ujian klasik yangtergantung pada kemampuan kelompokpeserta didik. Berdasarkan kenyataan ini,kemampuan siswa yang sebenarnya sulitdiketahui, karena adanya ketergantunganantara butir tes dengan kemampuankelompok peserta. Sesuai dengan sifatnyayang demikian, maka dalam pembuatanbutir tes diperlukan adanya kecocokan alatukur dengan kemampuan kelompok peserta,yaitu butir-butir tes harus sesuai dengankemampuan peserta didik. Teori ujianklasik umumnya juga digunakan di sekolahsebagai alat untuk mengukur keberhasilanpeserta didik dalam belajar menggunakan
Telaah » Penilaian HasilPembelajaran » Budi Susetyo
bentuk tes pilihan ganda, namun ada jugayang menggunakan bentuk tes uraian.
Bentuk tes pilihan ganda dapatdigunakan pada teori ujian klasik dan teoriresponsi butir. Bentuk tes yang digunakansecara masal di sekolah/SLB umumnya tesobjektif bentuk pilihan ganda. Hal inidisebabkan karena kelebihan-kelebihan
yang dimiliki, yaitu sampel dari hasilbelajar yang diukur mencakup penguasaanmated yang luas, sehingga lebih meng-gambarkan hasil belajar yang komprehensifterhadap mated yang telah diajarkan,mudah pengoreksian dan tidak butuh waktuyang banyak, dan penskoran lebih objektif.Namun demikian bentuk tes ini memiliki
kekurangan-kekurangan, yaitu mengukurhasil belajar pada tingkatan pengetahuanverbal, kurang efektif untuk mengukurkemampuan memecahkan masalah, dan"sulit memilih alternatif pilihan jawabansebanding yang berfungsi sebagaipengecoh".
Penggunaan tes bentuk pilihan gandapada umumnya telah banyak digunakanoleh para guru di setiap jenjang pendidikanuntuk mengukur hasil belajar pada aspekkognitif, termasuk ujian yang bertarafnasional untuk SLB. Resiko kesalahan
dalam pemilihan alat untuk mengukur hasilbelajar pada setiap jenjang pendidikan danrendahnya ketepatan hasil ukur masihsering terjadi, sehingga hasil pengukurantidak menggambarkan kondisi nyatakemampuan peserta didik khusus.
PEMBAHASAN
Tujuan
Secara mendasar pencapaian tujuanpenilaian performansi pada peserta didikkhusus di SLB, merujuk pada tujuanpendidikan nasional, seperti yang tercantumdalam Undang-undang Sisdiknas sebagailandasan utamanya. Dalam kontekspembelajar, maka pencapaian tujuanpenilaiannya merujuk kepada Taksonomi
Bloom, dkk., yang mencakup domain-domain: pengetahuan {cognitif), sikap{afektif), dan ketrampilan (psikomotor).
Dengan demikian tujuan penilaianpada KTSP adalah mengetahui tingkatpencapaian kompetensi yang diperolehpeseta didik, serta digunakan sebagai bahanpenyusunan laporan kemajuan belajar, danmemperbaiki proses pembelajaran.
}Aff\_Anakku » Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009 | 63
Telaah * Penilaian Hasil Pembelajaran » Budi Susetyo
Lingkup Penilaian
Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini,yaitu kemampuan atau keterampilan yanghams dikuasai oleh peserta didik khusussetelah mengikuti pendidikan tertentu, yangdirumuskan dalam terminologi sebagaiberikut: Sandard Kompetensi (SK) -Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator-indikator (I) Standar Kompentensi Ideal(SKI) dalam bentuk kemampuan yang harusdicapai peserta didik khusus. BerdasarkanSKKD dan Indikator-Indikator (I) tersebutkemudian dibuat perangkat ukur untukkeperluan mengukur performansi pesertadidik khusus setelah mengikutipembelajaran. Hasil penilaian pembelajaranterhadap peserta didik khusus dinyatakankompeten apabila yang bersangkutan telahmenguasai kompetensi yang telahditetapkan sesuai dengan domain kognitif,afektif, dan psikomotor.
Sistem Penilaian
Sistem penilaian padasekolah mengacu pada SKKD danpelaksanaannya dilakukan secara terusmenerus dan berkesinambungan. Adabeberapa hal yang berkaitan dengan sistempenilaian dalam satuan pendidikan yaitu;
J. Teknik Penilaian
Teknik penilaian yang dapatdipergunakan dalam penilaian pada satuanpendidikan (SLB) sebagai sumber dataantara lain; "tes tertulis, observasi, teskinerja, penilaian portofolio, penilaian diri,dan penilaian antar teman" (BSNP2007:12).
2. Jenis Penilaian
Jenis penilaian yang dapatdipergunakan untuk menilai peserta didikdalam penilaian proses dan hasilpembelajaran di sekolah yaitu; "PenilaianBerbasis Kelas {Classroom BasedEvaluation)" (Budi Susetyo, 2008: 27)
Penilaian yang dipergunakan untukmengungkap standar kompetensi dan
kompetensi dasar dilakukan di dalam kelas,maka dikenal dengan istilah penilaianberbasis kelas. Penilaian berbasis kelas,yaitu penilaian yang dilaksanakan secaraterpadu dengan kegiatan pembelajaran.Penilaian berbasis kelas ini terdiri atas duakategori, "formatifdan sumatif (Robert L.Ebel, 1985:17) yaitu (1) Formative,penilaian yang bertujuan untuk memantaukegiatan dan kemajuan belajar peserta didikselama proses pembelajaran/pelatihanberlangsung dan hasilnya menjadi bahanmasukan untuk perbaikan prosespembelajaran pada segi mated, metode, dansarana secara terus menerus setiap selesaisatu unit pembelajaran. Penilaian formatifdi sekolah yang umum digunakan untukmengukur kemampuan peserta didikterutama dalam bidang kognitif. Teknikpenilaian yang digunakan yaitu; tes lisan/testertulis, observasi, portofolio dansebagainya (BSNP, 2007:8 - 9). Adapunaspek-aspek yang diukur dalam penilaianformatif antara lain; penguasaankemampuan peserta didik setelah selesaisatu unit pembelajaran, perbandingkankemampuan sebelum dan sesudahmengikuti pelajaran. (2) Summative, yaitupenilaian yang bertujuan untuk menetapkantingkat keberhasilan peserta didik setelahmengikuti pembelajaran dalam kurun waktutertentu. Penilaian sumatif digunakan untukmengukur kemampuan/kompetensi yangtelah dipelajari dan hasilnya menjadi bahanuntuk menetapkan kelulusan atau penetapantingkat keahlian tertentu setelah mengikutiseluruh kegiatan pembelajaran. Penilaiansumatif dapat menggunakan seluruh teknikpenilaian yang ada. Penilaian sumatifdigunakan untuk mengukur kempetensidasar yang telah ditetapkan dalamkurikulum dengan mempergunakan kriteriapatokan sebagai dasar penetapan kenaikanke jenjang keahlian yang lebih tinggi ataukelulusan. Besarnya kriteria patokan sangattergantung pada bidang keahlian tertentuyang diikuti oleh peserta didik. Misalseorang peserta dinyatakan naik tingkatatau lulus jika telah menguasahi 95 %
64 | JAtSl_Anakku » Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009
standar kompetensi - kompetensi dasarketerampilan menggambar bagi pesertadidik tunarungu.
3. KompetensiAcuan
Sekolah luar biasa merupakanpenyelenggara pendidikan formal, perlumenerapkan sistem pembelajaran BasisKompetensi (Competency Based).Kompetensi, merupakan spesifikasi daripengetahuan, keterampilan, dan sikap yangdimiliki seorang peserta didik dan mampumenerapankannya. Berkenaan denganupaya meningkatkan mutu pendidikan makaDepdiknas (BSNP) menetapkan kebijakansebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL);digunakan sebagai pedoman penilaiandalam penentuan kelulusan pesertadidik dari satuan pendidikan tertentu(PP. No. 19 Tahun 2005, pasal 25 (1).
b. Standar Isi (SI), merujuk kepadalingkup materi dan tingkatkompetensi untuk mencapaikompetensi lulusan pada jenjang danjenis pendidikan tertentu (PP. No. 19Tahun 2005, pasal 5 (1). Standar isisebagaimana dimaksud memuatkerangka dasar dan strukturkurikulum, beban belajar, kurikulumtingkat satuan pendidikan, dankalender pendidikan/akademik (PPNo. 19 Tahun 2005, pasal 25 (2).Untuk SLB merujuk pada Standar IsiUntuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah Standar Kompetensi danKompetensi Dasar SD, SMPLB,SMALB (BSNP, 2006)
c. Standar Penilaian Pendidikan (SPP),merupakan penilaian pada sekolahyang berstandar nasional meliputiUjian Nasional (UN).
Pengembangan Instrumen Penilaian KTSP
Prosedur pengembangan perangkattes untuk pencapaian kemampuan aktual/maksimum (performansi maksimum)
Telaah » Penilaian Hasil Pembelajaran ♦ Budi Susetyo
peserta didik sekolah memiliki langkah-langkah generik yang umum digunakan.Adapun langkah-langkah umum yangdipergunakan dalam mengembangakanperangkat ukur pada berbagai teknikpenilaian yaitu;
1. Menentukan tujuan pengujian tes,
2. Mengidentifikasi dan menentukanhasil belajar yang akan diujikan, yaitumenetapkan standar kompetensi dankompetensi dasar yang hendak diukur
3. Mengembangkan tabelspesifikasi/kisi-kisi tes dari SKKDdan indikator-indikator
4. Menkonstruksi butir soal yangrelevan dengan SKKD, yaitu menulisbutir soal dan menelaah serta merakitkembali soal yang telah di ujicoba
5. Mengadakan ujicoba soal, analisisvaliditas dan reliabilitas, dan analisisbutir soal
6. Mempertimbangkan hal teknis dalamperencanaan tes, misalnya,keseimbangan sampel jumlah butiryang diukur berdasarkan masing-masing SKKD, petunjuk pelaksanaantes, dan penskoran. (Budi Susetyo,2009: 23)
Adapun pengembangan perangkatukur untuk uji kompetensi yang terjadi disekolah luar biasa sebagai berikut:
1. Perencanaan Konstruksi Tes UjiKinerja
Penyusunan perangkat tes untukpenilaian atau uji kompetensi di sekolahharus memperhatikan evidence of learning,yaitu bukti fisik pengalaman, hasil karya,dan prestasi selama peserta didik mengikutiaktivitas pembelajaran sesuai dengantingkatan keterampilan dan waktupelaksanaan.
Penetapan evidence of learning/portfolio biasanya dilakukan oleh sekolahluar biasa, yang akan melaksanakan proses
}Affl_Anakku » Volume 8: Nomor 1 Tahun2009 \ 65
Telaah ♦ Penilaian Hasil Pembelajaran * Budi Susetyo
pengujian. Kebutuhan evidence dalamkegiatan penilaian dapat diidentifikasidengan menggunakan berbagai format.Salah satu contoh pengembangan perangkatukur dimulai dari SK-KD, dan materi
pelajaran yang kemudian dijabarkanmenjadi bagian yang terkecil yaitu butir-butir soal. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada contoh berikut;
Contoh 1: Pengembangan perangkat ukur dari SKKD dengan observasi bagi pesertadidik tunarungu Level Dasar :Mengoperasikan Komputer yang Berdiri Sendiri(PC Stand Alone)
NoStandard
KompetensiKompetensi
DasarMateri Uji Bukti fisik
1 Mempersiapkan penyalaankomputer
• Koneksi catu
daya yangdisambung
• Perangkatprotektif sepertiUPS, danstabilizer
erhubung
Mengetiksepuluhjari,sesuai proseduroperasional PC
Resume tentangciri-ciri
mengoperasikan PCyangbenar sesuaiSPO
2.
a.
Penyus
Pengert
unan Kisi-kisi
ian kisi-kisi
mana terdapat dalam kurikulumsekolah.
66
Kisi-kisi, tabel spesifikasi, ataublueprint merupakan suatu formatatau matriks yang memuat informasiuntuk dijadikan rambu-rambu/pedoman dalam mengkonstruk,menulis dan atau merakit butir-butir
soal menjadi instrumen penilaian.Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuanpenggunaan penilaian. Penyusunankisi-kisi merupakan "langkah pentingyang hams dilakukan sebelumpenulisan soal" (Sumadi Suryabrata,1998:68);
Komponen kisi-kisi
1) Standard Kompetensi (SK)
Standard Kompetensi (SK)merupakan dasar, merujukkepada klasifikasi kemampuanminimal peserta didik yangmenggambarkan aspek-aspekkemampuan dari suatu programpendidikan tertentu, sebagai-
| }MS\_Anakku » Volume8: Nomor 1 Tahun 2009
2). Kompetensi Dasar (KD)
Merupakan penjabaran daristandard kompetensi, yangmerupakan deskripsi dari isitujuan yang terkandungdidalamnya, sebagai acuanpencapaian tujuan pembelajarandari program yang telahditetapkan sebelumnya.
3). Indikator (I)Kerja (KUK)
Kriteria Unjuk
Indikator merupakanpenjabaran dari kompetensidasar (tujuan pembelajaransecara operasional danspesifik), yakni berkaitandengan topik pembahasan(materi) dari suatu programpembelajaran tertentu. Indikatormerupakan kriteria unjuk kerjapeserta didik.
4). Materi uji
Materi uji dijabarkan dariindikator-kriteria unjuk kerja(indikator/KUK) yang meliputiaspek pengetahuan,keterampilan, dan sikap.
5). Kriteria indikator yang baikadalah:
a). Memuat ciri-ciri standardkompetensi, kompetensidasar, dan indikator yanghendak diukur;
b). Menggunakan kata kerjaoperasional;
c). Berkait erat dengan materipengembangan dankriteria unjuk kerja;
Contoh 2 : format kisi-kisi/tabel spesifikasiNama SLB-B
BidangKompetensi
Bina Nusantara
Ketrampilan komputerPenggunaan tombol PC sesuaifungsinya
Telaah » Penilaian Hasil Pembelajaran * Budi Susetyo
d).
e).
Dapat dibuatkan butir soalsesuai dengan bentukyang ditetapkan dalamkisi-kisi;
Indikator berasal dari
materi pengembangan dansetiap kompetensi/subkompetensi empunyaibeberapa materi pengembangan, maka satukompetensi atau subkompetensi dapat dijabarkan ke dalam beberapaindikator sesuai materi
yang dipilih untuk diuji-kan, dan setiap indikatordapat dijabarkan menjadibeberapa butir soal.
NoStandard
KompetensiKompetensi
DasarMateri Uji Metode
PenilaianIndikator
1 Memahami
fungsikomponen PC
Tombol PC
digunakansesuai
denganfungsinya
Pengetahuan:- Macam-macam
tombol
- Fungsi masing-masing tombol
Tes tulis Menuliskan 8
dari 10 macam
tombol dan
fungsinyaKeterampilan:-Menggunakan
tombol
Demonstrasi Mendemonstrasik
an penggunaan
minimal 8 tombolSikap:-Mengikuti
prosedurpenggunaan
tombol
Observasi Mengoperasikantombol sesuai
dengan SOP
Skala dan Deskripsi PenilaianPerformansi
Skala penilaian yang digunakandapat bermacam-macam, misalnyaskala: 1 - 4; 1 - 10, 10 - 100, skor Tatau Skor Baku (Z skor), dan
persentase. Semua Penggunaan skaladisesuaikan dengan keperluan/kebutuhan, Dalam konteks ini skalapenilaian yang digunakan adalahskala (1 - 4). Untuk memberikanpenilaian yang yang objektif,
}AIfi_Anakku » Volume 8 • Nomor 1 Tahun 2009 I 67
Telaah ♦ Penilaian Hasil Pembelajaran ♦ Budi Susetyo
diperlukan adanya deskripsi penilaian(rubrik), berikut ini contoh skala dan
deskriptor penilaianskala penelitian.
jelas tentang
Skala
PenilaianDeskripsi Indikator Penilaian
1
2
3
4
Indikator No. (1) tampak, dan sebagian kecil indikator (2) tampakIndikator No. (1) tampak dan sebagian besar indikator (2) tampak,serta sebagian kecil indikator No. (3). tampakIndikator No. (1), tampak, indikator No. (2) tampak, indikator No.(3) tampak, dan sebagian indikator No. (4) tampak.Semua indikator No. (1), (2), (3), dan indikator No. (4) tampak.
KESIMPULAN
Penilaian hasil belajar di Sekolah Luar
Biasa dilakukan melalui proses pengukuran.
{measurement). Untuk melakukan
pengukuran diperlukan adanya perangkat
ukur yang baik, agar kemampuan terpendam(laten) yang sesunguhnya dapat diketahui
dengan pasti. KTSP mulai diberlakukan di
SLB, oleh karena itu semua kegiatan
pembelajaran harus berorientasi pada
kurikulum tersebut termasuk untuk muatan
lokal yang diberikan kepada peserta didik.
Pengembangan perangkat ukur merujuk
pada SKKD masing-masing mata pelajarandengan menggunakan bentuk dan jenis tes
seperti untuk anak yang bersekolah di
sekolah biasa dan memenuhi persyaratan tes
yang berkualitas (validitas, reliabilitas, dan
butir soal dianalisis). Sekolah luar biasa
dalam hal ini para pendidik dalam
mengembangkan perangkat ukur, yaitu butir
soal harus benar-benar menyesuaikandengan karakteristik masing-masing anak
berkelainan. Bagi SLB bagian A perludihindari butir soal yang mengandunggambar atau tabel, SLB-B perlu
menghindari butir soal yang menggunakan
kata majemuk, kiasan, dan kata abstrak.
SLB-D butir soal perlu menghindari soal
yang banyak menulis kalimat yang panjangkhususnya mereka yang mengalami ganguan
motorik. SLB-C butir soal perlu dibuat
dengan kalimat yang sederhana dan pendek.Sedangkan bagi SLB-E butir soal dapatdibuat sama seperti anak normal. Dengan
demikian perangkat ukur yang dibuat dapatmengukur kemampuan peserta didik luar
biasa sesuai dengan masing-masingkarakteristik kelainannya dan hasil penilaian
menggambarkan kemampuan yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Ebel, L. R. (1979). Essentials of Subino (1987). Konstruksi dan AnalisisEducational Measurement. New Tes, Suatu Pengantar KepadaJersey: Prentice-Hell. INC. Teori Tes dan Pengukuran. Jakarta.
Naga, D.S. (1992). Pengantar Teori Skor ABApada Pengukuran Pendidikan. Sujiono, A. (1996). Pengantar EvaluasiJakarta: Gunadarma. Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
68 }\fS\_Anakku » Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009
Susetyo B. (2008). Panduan PenilaianLPK, Jakarta: Pusat PenilaianPendidikan DIKNAS
Susetyo B. (2009). Panduan PenilaianSekorlah Bertaraf Internasional,Sekolah Mandiri, dan SekolahStandarNasional Jenjang PendidikanSD, Jakarta Pusat PenilaianPendidikan DIKNAS
Suryabrata, S. (1986). Pengembangan TesHasil Belajar. Jakarta: Rajawali.
Suryabrata, S. (2005). Pengembangan AlatUkur Psikologis. Yogyakarta: Andi.
Depdiknas. (2005). Peraturan MenteriPendidikan Nasional RepublikIndonesia Nomor 19 Tahun 2007Tentang Standar NasionalPendidikan. BSNP. Jakarta
(2007). Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik
Telaah » Penilaian Hasil Pembelajaran » Budi Susetyo
Indonesia Nomor 20 Tahun 2007Tentang Standar PenilaianPendidikan. BSNP. Jakarta.
_ (2006). Standar Isi Untuk SatuanPendidikan Dasar dan MenengahStandar Kompetensi dan KompetensiDasar SDLB, BSNP. Jakarta.
_ (2006). Standar Isi Untuk SatuanPendidikan Dasar dan MenengahStandar Kompetensi dan KompetensiDasar SMPLB, BSNP. Jakarta.
_ (2006). Standar Isi Untuk SatuanPendidikan Dasar dan MenengahStandar Kompetensi dan KompetensiDasar SMALB, BSNP. Jakarta.
_ (2006). Panduan Penyusunan KTSPJenjang Pendidikan Dasar danMenengah, BSNP, Jakarta.
}AJf\_Anakku » Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009 | 69