pengungkapan diri sebagai prediktor kualitas ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak...

29
PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS PERSAHABATAN PADA SISWA KOMUNITAS SEKOLAH RUMAH (HOMESCHOOLING) “PELANGI” TANGERANG SELATAN OLEH REBECCA NELFIE RIMA RUMAMBI 802013026 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 15-May-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS PERSAHABATAN

PADA SISWA KOMUNITAS SEKOLAH RUMAH (HOMESCHOOLING)

“PELANGI” TANGERANG SELATAN

OLEH

REBECCA NELFIE RIMA RUMAMBI

802013026

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan

untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk
Page 3: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk
Page 4: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk
Page 5: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk
Page 6: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk
Page 7: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS PERSAHABATAN

PADA SISWA KOMUNITAS SEKOLAH RUMAH (HOMESCHOOLING)

“PELANGI” TANGERANG SELATAN

Rebecca Nelfie Rima Rumambi

Krismi Diah Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan diri terhadap

kualitas persahabatan pada siswa Komunitas Sekolah Rumah (Homeschooling)

“Pelangi” Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan

teknik statistik regresi sederhana. Sampel penelitian adalah siswa tingkat SMP hingga

SMA Komunitas Sekolah Rumah “Pelangi” Tangerang Selatan berjumlah 39 siswa

yang berusia 12 hingga 18 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik purposive sampling. Skala yang digunakan dalam penelitian

ini adalah The Jourard Sixty-Item Self-Disclosure Questionnaire dan Friendship Quality

Scale. Dari pengolahan data ditemukan koefisien regresi pengungkapan diri sebesar

0,126 dengan signifikansi 0,89 (p<0,05). Hasil pengujian menunjukkan bahwa

pengungkapan diri tidak dapat dijadikan prediktor terhadap kualitas persahabatan pada

siswa Komunitas Sekolah Rumah (Homeschooling) “Pelangi” Tangerang Selatan.

Kata kunci : Pengungkapan diri, kualitas persahabatan, homeschooling

Page 9: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

ii

ABSTRACT

This study aims to determine the extent of influence of self disclosure to friendship

quality in students from Komunitas Sekolah Rumah (Homeschooling) “Pelangi”

Tangerang Selatan. This research is quantitative by using statistical simple regression

technique. The sample consisted of 39 students aged 12-18 years old from Junior High

School until Senior High School by using purposive sampling technique in sampling.

Two scales are used in this research, The Jourard Sixty-Item Self-Disclosure

Questionnaire and Friendship Quality Scale. From data processing found the

regression coefficient 0,126 with sig 0,89 (p<0,05). The result of tests showed that self

disclosure can not be used as predictors of the quality of friendship towards on student

(Homeschooling) community "Pelangi" South Tangerang.

Keywords: Self disclosure, friendship quality, homeschooling

Page 10: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

1

PENDAHULUAN

Setiap manusia pasti melalui tahap-tahap perkembangan kehidupan yang saling

memengaruhi satu sama lainnya. Salah satunya adalah tahap remaja yang memiliki

pengaruh besar terhadap kehidupan selanjutnya. Sebelum memasuki masa remaja, anak-

anak menghabiskan banyak waktu dengan orang dewasa daripada dengan anak-anak

lainnya. Sedangkan remaja menghabiskan waktunya lebih banyak dengan teman-teman

dan juga waktu untuk sendirian daripada bersama dengan keluarga mereka (Hurlock,

1993).

Sullivan (dalam Santrock, 2003) beranggapan bahwa teman memainkan peranan

penting dalam membentuk kesejahteraan serta perkembangan anak dan remaja.

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama bagi remaja untuk

belajar hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Lingkungan teman

sebaya merupakan suatu kelompok yang baru, yang memiliki ciri, norma, kebiasaan

yang jauh berbeda dengan apa yang ada dalam lingkungan keluarga. Hubungan dengan

orang lain atau teman-temannya meluas mulai dari terbentuknya kelompok-kelompok

teman sebaya sebagai suatu wadah penyesuaian (adaptasi).

Semakin bertambah umur, anak-anak makin memperoleh kesempatan lebih luas

untuk mengadakan hubungan dengan teman sebaya (Gunarsa, 1995). Remaja

menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama, yang dapat

mengerti dan membuatnya merasa aman, sehingga remaja dapat mempercayakan

masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakannya dengan

orangtua maupun guru (Hurlock, 1993).

Dalam lingkup sekolah, kemampuan siswa melakukan komunikasi interpersonal

mempunyai kontribusi yang penting dalam mencapai kesuksesan akademik. Jika

Page 11: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

2

dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kemampuan berhubungan dengan

orang lain, siswa yang mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal cenderung

dapat mengemukakan pandangan, ide-ide, atau gagasan secara jelas tanpa menyakiti

orang lain, menyenangkan, bahagia, serta rasa aman bila di dekatnya (Goleman, 1999).

Salah satu dampak dari komunikasi interpersonal yang berjangka waktu lama

disebut dengan hubungan persahabatan. Santrock (2003) mengatakan bahwa

persahabatan merupakan hubungan antar individu yang ditandai dengan keakraban,

saling percaya, menerima satu dengan yang lain, mau berbagi perasaan, pemikiran dan

pengalaman, serta kadang-kadang melakukan aktivitas bersama. Pada sebuah penelitian,

remaja menghabiskan waktu rata-rata 103 menit per hari untuk interaksi yang berarti

dengan sahabat dibandingkan dengan hanya 28 menit per hari dengan orang tua. Dalam

konteks persahabatan, teman sebaya merupakan tempat bagi remaja untuk menjalin

persahabatan. Kedekatan dan keakraban dalam intensitas pertemuan yang tinggi

membuat mereka menjadi sahabat. Teman sebaya menyediakan sarana untuk

perbandingan secara sosial dan sumber informasi sosial serta pembentukan standar yang

berkaitan dengan kerja dan prestasi (Santrock, 2003).

Sebuah persahabatan dengan kualitas yang tinggi ditandai dengan tingginya

tingkat perilaku tolong-menolong, keakraban, dan perilaku positif lainnya, serta

rendahnya tingkat konflik, persaingan, dan perilaku negatif lainnya. Sebuah penelitian

menunjukkan bahwa kualitas persahabatan memengaruhi juga keberhasilan dalam

interaksi sosial dengan teman sebaya. Kualitas persahabatan juga memiliki pengaruh

langsung dalam memengaruhi sikap dan perilaku karena kualitas persahabatan yang

tinggi dapat mengurangi rasa malu serta isolasi diri (Berndt, 2002).

Page 12: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

3

Pada kenyataannya, belajar di rumah hanyalah salah satu aktivitas siswa

homeschooling. Selain belajar di rumah, siswa homeschooling tetap bersosialisasi

dengan teman-teman sebayanya di tetangga, klub hobi, kursus, dan sebagainya. Riset

mengenai homeschooling justru menunjukkan bahwa paparan (exposure) para siswa

homeschooling terhadap kegiatan sosialisasi justru lebih besar dibandingkan siswa

sekolah formal. Siswa homeschooling lebih terekspos dengan pergaulan lintas-usia

(vertical socialization). Komunitas ragam-usia adalah kondisi yang ada di dunia nyata,

seperti keluarga, organisasi, kantor, dan masyarakat (Sumardiono, 2007).

Salah satu contoh sekolah model homeschooling terdapat di daerah Pamulang,

Tangerang Selatan yang bernama Komunitas Sekolah Rumah (Homeschooling)

“Pelangi”. Sistem pembelajaran homeschooling ini dapat dilakukan dengan mengikuti

kelas di gedung sekolah atau pun dengan mengakses jaringan online. Mereka bisa

belajar dengan guru elektronik di komputer masing-masing serta mengirimkan tugas

dalam bentuk resume dan video kepada guru. Seperti hasil dari wawancara dengan salah

satu siswa berinisial EL, ia mengaku senang bisa bersekolah di Sekolah Rumah

(Homeschooling) “Pelangi” dan merasa mampu mengikuti sistem pembelajaran disana.

Tetapi ia menyayangkan bahwa ia tidak cukup berhasil memiliki banyak teman seperti

sebelumnya saat bersekolah di sekolah formal. Ia mengaku bahwa intensitas ke

sekolahpun jarang hanya ketika mood saja baru ia pergi ke sekolah, selebihnya ia

memilih belajar di rumah saja (secara online). Hal tersebut membuatnya tidak memiliki

teman atau bahkan yang dianggap sahabat baginya. Serupa dengan hasil wawancara

dengan siswa EL, hanya saja menurut siswa berinisial JR memiliki sahabat sejumlah

tiga orang saja di sekolahnya karena ia cukup rutin (dalam 1 minggu hanya 3 hari saja)

dibandingkan dengan siswa EL.

Page 13: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

4

Oleh karena itu, memiliki kemampuan interpersonal sangatlah penting. Salah

satu aspek penting dalam komunikasi interpersonal adalah pengungkapan diri.

Pengungkapan diri merupakan pembicaraan mengenai diri sendiri kepada orang lain

sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diinginkan oleh

seseorang (Jourard, 1964). Pengungkapan diri sangat penting bagi perkembangan

individu, tetapi sebagian orang masih enggan melakukannya (Papu, 2002). Pada

dasarnya keengganan atau kesulitan individu dalam mengungkapkan diri banyak

dilandasi oleh faktor resiko yang akan diterimanya di kemudian hari, disamping karena

belum adanya rasa aman dan kepercayaan pada diri sendiri. Resiko yang dimaksud

dapat berupa bocornya informasi yang telah diberikan seseorang kepada pihak ketiga

padahal informasi yang disampaikan dianggap sangat pribadi oleh pemberi informasi,

atau informasi yang disampaikan justru menyinggung perasaan orang lain sehingga

dapat mengganggu hubungan interpersonal yang sebelumnya sudah terjalin dengan

baik.

Pengungkapan diri menjadi hal yang tentu juga diperlukan bagi remaja, karena

masa remaja merupakan periode individu belajar menggunakan kemampuannya untuk

memberi dan menerima dalam berhubungan dengan orang lain. Sesuai dengan

perkembangannya, remaja dituntut lebih belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

sosial yang lebih luas dan majemuk. Keterampilan pengungkapan diri yang dimiliki

oleh remaja, akan membantu mereka dalam mencapai kesuksesan akademik dan

penyesuaian diri. Apabila remaja tersebut tidak memiliki kemampuan pengungkapan

diri, maka ia akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya,

dalam lingkungan sekolah banyak dijumpai adanya komunikasi yang kurang efektif

antara siswa dengan guru, dan siswa dengan teman-temannya. Salah satu penyebabnya

Page 14: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

5

adalah kurang adanya pengungkapan diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala

seperti tidak bisa mengeluarkan pendapat, tidak mampu mengemukakan ide atau

gagasan yang ada pada dirinya, merasa was-was atau takut jika hendak mengemukakan

sesuatu (Johnson, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Suparno (2010) dengan judul

“Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya pada Anak Homeschooling dan Anak Sekolah

Reguler (Studi Deskriptif Komparatif)” menunjukkan bahwa interaksi sosial dengan

teman sebaya pada anak homeschooling kurang berkembang bila dibandingkan dengan

interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak

homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman

sebayanya, mereka lebih banyak berinteraksi dengan anggota keluarganya sendiri,

dan lebih sering berinteraksi dengan orang-orang yang lebih tua. Pada aspek tertentu

mereka berkembang hampir sama meski tidak sebaik anak sekolah reguler tetapi dalam

hal kerjasama, anak homeschooling kurang mampu, hal ini juga karena kesempatan

mereka untuk belajar mengembangkan kemampuan kerjasama (mengemukakan

pendapat, menyelesaikan perbedaan pendapat dalam kelompok, dan lainnya) memang

kurang.

Penelitian terkait menyatakan hal yang berbeda, seperti yang telah dilakukan

oleh Anggita (2013) hasil penelitian menunjukkan interaksi yang terjadi antara sesama

homeschoolers berlangsung baik di dalam kegiatan komunitas maupun dalam pergaulan

sehari-hari. Interaksi yang terjadi antara homeschoolers dan tutor tidak hanya terbatas

mengenai proses belajar mengajar saja, tetapi juga mencakup pergaulan sehari-hari.

Hubungan akrab tersebut mendukung terciptanya suasana kelas yang demokratis namun

juga mengakibatkan penegakan disiplin kurang terlaksana. Dari interaksi yang terjadi

Page 15: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

6

antara homeschoolers dan orangtuanya terlihat bahwa orangtua masih kurang berperan

dalam keseluruhan pendidikan homeschooling yang dijalani.

Penelitian terkait topik penelitian ini yaitu penelitian longitudinal yang

dilakukan oleh Valkenburg dan Peter (2009) dengan judul “The Development of Online

and Offline Self-Disclosure in Preadolescence and Adolescence and Their Longitudinal

Effects on the Quality of Friendships”. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel 690

remaja berkebangsaan Belanda yang berusia antara 10 dan 17 tahun menghasilkan

temuan bahwa salah satu unsur hubungan interpersonal, yaitu pengungkapan diri,

diteliti dengan pendekatan baik secara online dan offline. Hasil penelitian menemukan

bahwa pengungkapan diri online dan offline memiliki efek longitudinal positif yang

signifikan pada kualitas persahabatan, tetapi efek ini muncul hanya pada remaja yang

berusia diatas 13 tahun.

Berdasarkan hasil pemaparan sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti lebih

lanjut apakah interaksi sosial pada siswa homeschoolers memiliki keterkaitan dengan

hal-hal yang ingin peneliti teliti dengan lebih berfokus pada salah satu unsur interaksi

sosial yaitu pengungkapan diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

pengungkapan diri merupakan prediktor dari kualitas persahabatan pada siswa

Komunitas Sekolah Rumah (Homeschooling) “Pelangi” Tangerang Selatan.

KUALITAS PERSAHABATAN

Santrock (2003) mengatakan bahwa persahabatan merupakan hubungan antar individu

yang ditandai dengan keakraban, saling percaya, menerima satu dengan yang lain, mau

berbagi perasaan, pemikiran dan pengalaman, serta kadang-kadang melakukan aktivitas

bersama. Dengan demikian persahabatan sangat besar artinya terutama dalam kehidupan

remaja. Sedangkan kualitas persahabatan itu sendiri menurut Bukowski dan Hoza

Page 16: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

7

(dalam Ladd, Kochenderfer, & Coleman, 1996) adalah atribut atau karakteristik dari

persahabatan itu sendiri seperti adanya keakraban (intimacy), persahabatan

(companionship) dan konflik.

Adapun faktor yang memengaruhi persahabatan (friendship) yaitu proximity

(kedekatan fisik), kesamaan, reciprocal liking (saling menyukai), dan pengungkapan

diri (Pogrebin dalam Huang, 2008). Kualitas persahabatan memiliki empat aspek

menurut Thien, Razak, dan Jamil (2012) dengan mengacu konsep kualitas persahabatan

milik Bukowski dan Hoza serta Ladd, Kochenderfer, dan Coleman yaitu :

1. Closeness, berarti sejauh mana (tingkat) kedekatan seseorang dengan

sahabat-sahabatnya.

2. Help, berarti sejauh mana seseorang akan menawarkan bantuan kepada

sahabat-sahabatnya yang mengalami permasalahan terkait permasalahan di

sekolah dalam rangka mempertahankan persahabatan mereka.

3. Acceptance, berarti sejauh mana (tingkat) penerimaan seseorang diterima

oleh teman-teman di sekolahnya baik secara sosial ataupun emosional.

4. Safety, berarti sejauh mana (tingkat) kepercayaan dan keyakinan seseorang

dengan mengandalkan teman-temannya.

PENGUNGKAPAN DIRI

Pengungkapan diri menurut Jourard (1964) berarti pembicaraan mengenai diri

sendiri kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan diinginkan oleh seseorang. Beberapa faktor yang memengaruhi

pengungkapan diri yaitu keberadaan dalam kelompok, sasaran/target komunikasi, dan

perbedaan individu (Jourard & Lasakow, 1958).

Page 17: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

8

Menurut Jourard (dalam Tucker-Ladd, 2004), aspek-aspek pengungkapan diri

yaitu :

1. Attitudes and Opinions, yaitu berupa pandangan tentang agama, pendapat

tentang politik, moral-moral seks, nilai-nilai, tipe orang yang disukai dan

tidak disukai, dll.

2. Tastes and Interests, yaitu berupa aktivitas apa yang anda lakukan untuk

bersenang-senang, makanan pilihan, musik favorit, acara-acara televisi

kesukaan, buku-buku pilihan, dll.

3. Work (or Studies), yaitu berupa ambisi dalam karir/studi, stres-stres,

kegagalan-kegagalan dan kesuksesan-kesuksesan, dll.

4. Money, yaitu berupa berapa banyak yang anda dapat, hutang anda,

berapa yang dihabiskan dan yang diinginkan, dll.

5. Personality, yaitu berupa sifat anda yang diinginkan dan yang tidak

diinginkan, masalah-masalah pribadi, emosi-emosi, dan suasana hati

yang membingungkan, gaya berpacaran, dll.

6. Body, yaitu berupa masalah kesehatan, perasaan tidak menarik atau

menarik, perasaan tentang bagian-bagian tubuh, dll.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variabel bebas (X)

adalah pengungkapan diri dan variabel tergantung (Y) adalah kualitas persahabatan.

Page 18: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

9

Partisipan

Sampel yang digunakan sebanyak 39 siswa Komunitas Sekolah Rumah

(Homeschooling) “Pelangi” Tangerang Selatan. Kriteria yang ditetapkan pada sampel

yaitu siswa tingkat SMP hingga SMA Komunitas Sekolah Rumah “Pelangi” Tangerang

Selatan, kisaran usia 12 hingga 18 tahun, siswa berjenis kelamin laki-laki dan siswa

perempuan, dan telah menempuh homeschooling dengan metode online (belajar di

rumah) minimal 1 tahun lamanya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode penyebaran skala memanfaatkan

media online yaitu dengan Google Forms yang ditujukan langsung pada siswa yang

menjalani pembelajaran online.

Teknik Pengumpulan Data

The Jourard Sixty-Item Self-Disclosure Questionnaire

Skala yang diadaptasi dan dimodifikasi dari The Jourard Sixty-Item Self-

Disclosure Questionnaire dengan reliabilitas bergerak pada angka 0,78 sampai dengan

0,99. Pada skala pengungkapan diri penilaian dilakukan menggunakan angka nol

sampai tiga untuk pernyataan favorable. Total aitem dalam skala pengungkapan diri

yaitu 60 aitem yang terdiri dari 10 aitem aspek attitudes and opinions, 10 aitem aspek

tastes and interests, 10 aitem aspek work (or studies), 10 aitem aspek money, 10 aitem

aspek personality, dan 10 aitem aspek body. Setelah melalui uji reliabilitas, didapatkan

15 aitem gugur dengan reliabilitas sebesar 0,948.

Friendship Quality Scale

Skala kualitas persahabatan diadaptasi dan dimodifikasi berdasarkan pada aspek-

aspek yang dikemukakan oleh Thien, Razak, dan Jamil (2012) yang mengembangkan

konsep kualitas persahabatan milik Bukowski dan Hoza dan mengkombinasikannya

Page 19: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

10

dengan Ladd, Kochenderfer, dan Coleman (1996) sehingga mengkonstruksikan skala

yang bernama Friendship Quality Scale. Skala yang dikembangkan tersebut memiliki

uji reliabilitas bergerak pada angka 0,45 sampai dengan 0,76. Pada skala kualitas

persahabatan, penilaian bergerak dari angka satu sampai empat untuk pernyataan

favorable. Total aitem dalam skala kualitas persahabatan yaitu 21 aitem yang terdiri dari

6 aitem aspek closeness, 3 aitem aspek help, 4 aitem aspek acceptance, dan 8 aitem

aspek safety. Setelah melalui uji reliabilitas, didapatkan 4 aitem gugur dengan

reliabilitas sebesar 0,850. Pada kedua skala, analisis aitem diukur dengan menggunakan

skala Likert.

HASIL PENELITIAN

Analisa Deskriptif

Total skor jawaban responden dikategorikan berdasarkan nilai mean dan standar

deviasi (SD) sebagai berikut:

Kategori Norma

Tinggi (X) > mean+1SD

Sedang mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD

Rendah (X) < mean-1SD

Aturan normatif yang menggunakan mean dan standar deviasi tersebut hanya

berlaku jika terdapat tiga kategori dalam pembagian total skor jawaban responden

(Riwidikdo,2012).

Tabel 1

Kriteria Skor Pengungkapan Diri

Variabel Interval Kategori N % Mean SD

106≤ x ≤135 Tinggi 2 5,13%

Pengungkapan

Diri 76≤ x ≤105 Sedang 21 53,84%

79

,3

3

17,

8

45≤ x ≤75 Rendah 16 41,03%

Page 20: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

11

Tabel 2

Kriteria Skor Kualitas Persahabatan

Variabel Interval Kategori N % Mean SD

Kualitas

Persahabatan

44≤ x ≤56 Tinggi 33 84,62% 52,13 8,12

31≤ x ≤43 Sedang 6 15,38%

17≤ x ≤30 Rendah 0 0%

Hasil Uji Asumsi

Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui

normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel. Dari hasil

uji normalitas bahwa sampel berdistribusi normal, pada variabel pengungkapan diri

ditemukan sig. 0,491 (p>0,05), pada variabel kualitas persahabatan ditemukan sig.

0,729 (p>0,05).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SD FQ

N 39 39

Normal Parametersa Mean 79.33 52.13

Std. Deviation 17.765 8.118

Most Extreme Differences Absolute .133 .110

Positive .093 .091

Negative -.133 -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .833 .689

Asymp. Sig. (2-tailed) .491 .729

a. Test distribution is Normal.

Uji Linieritas

Berdasarkan hasil pengujian linieritas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

nilai signifkansi penyimpangan linieritas antara pengungkapan diri dan kualitas

persahabatan adalah linear, karena memiliki nilai signifikansi untuk linearitas sebesar

0,937 (p>0,05) dengan F= 0,480.

Page 21: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

12

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

FQ *

SD

Between Groups (Combined) 1497.026 28 53.465 .531 .909

Linearity 190.965 1 190.965 1.896 .199

Deviation from

Linearity 1306.061 27 48.373 .480 .937

Within Groups 1007.333 10 100.733

Total 2504.359 38

Uji Hipotesis

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 190.965 1 190.965 3.054 .089a

Residual 2313.394 37 62.524

Total 2504.359 38

a. Predictors: (Constant), X_SD

b. Dependent Variable: Y_FQ

Tabel uji signifikansi diatas, digunakan untuk menentukan taraf signifikansi atau

linieritas dari regresi. Dari tabel tersebut diketahui nilai F hitung adalah 3,054 dan sig.

0,89 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengungkapan diri tidak dapat

dijadikan prediktor terhadap variabel kualitas persahabatan.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 42.117 5.867 7.179 .000

X_SD .126 .072 .276 1.748 .089

a. Dependent Variable: Y_FQ

Page 22: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

13

Hasil penghitungan koefisien regresi sederhana diatas memperlihatkan nilai

koefisien konstanta adalah sebesar 42,117 koefisien variabel bebas (X) adalah sebesar

0,126. Sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 42,117+0,126X.

Berdasarkan persamaan diatas diketahui nilai konstantanya sebesar 42.117.

Secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa pada saat pengungkapan diri 0,

maka kualitas persahabatan memiliki nilai 42.117.

Selanjutnya nilai positif (0,126) yang terdapat pada koefisien regresi variabel

pengungkapan diri menggambarkan bahwa arah hubungan antara variabel bebas

pengungkapan diri dengan variabel terikat kualitas persahabatan adalah searah, dimana

setiap kenaikan satu satuan variabel X akan menyebabkan kenaikan kualitas

persahabatan 0,126.

PEMBAHASAN

Hasil analisis regresi yang telah dilakukan menghasilkan temuan bahwa nilai

sebesar 3,054 dengan sig. 0,89 (p<0,05) yang berarti dapat dikatakan bahwa

pengungkapan diri tidak dapat dijadikan prediktor bagi kualitas persahabatan. Hasil ini

mengartikan bahwa terdapat beberapa aspek dalam pengungkapan diri yang dinilai

kurang mendukung timbulnya pengungkapan diri oleh siswa Komunitas Sekolah

Rumah (Homeschooling) “Pelangi”.

Ditolaknya hipotesis pada penelitian ini dikarenakan beberapa penyebab seperti,

pertama, aspek attitudes and opinions yang dinilai kurang mendukung pengungkapan

diri siswa. Menurut Jourard (2004), pengungkapan diri seseorang berkaitan dengan

aspek berupa pandangan tentang agama, pandangan tentang politik, moral-moral seks,

nilai-nilai, tipe orang yang disukai dan tidak disukai, dll. Dari hasil penelitian ini,

Page 23: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

14

sebaran aitem pada aspek attitudes and opinions mengalami gugur aitem sebanyak 6

aitem.

Kedua, aspek lain yang kurang mendukung pengungkapan diri siswa adalah

tastes and interests. Menurut Jourard (2004), pengungkapan diri seseorang berkaitan

pula dengan aspek berupa aktivitas apa yang dilakukan untuk bersenang-senang,

makanan pilihan, musik favorit, acara-acara televisi kesukaan, buku-buku pilihan, dll.

Dari hasil penelitian ini sebaran aitem pada aspek tastes and interests mengalami gugur

aitem sebanyak 6 aitem.

Ketiga, aspek money, menjadi aspek terakhir yang memiliki sebaran gugur aitem

sebanyak 2 aitem dinilai kurang mendukung pengungkapan diri siswa. Menurut Jourard

(2004), pengungkapan diri seseorang berkaitan dengan aspek berupa bereapa banyak

uang yang didapat, hutang yang dimiliki, berapa uang yang dihabiskan dan yang

diinginkan, dll.

Jika dilihat dari penggolongan kategori pengungkapan diri, siswa memiliki

frekuensi sebanyak 21 siswa pada kategori sedang yaitu sebesar 53,84%. Data tersebut

menunjukkan bahwa pengungkapan diri yang dimiliki pada siswa Komunitas Sekolah

Rumah (Homeschooling) “Pelangi” tergolong sedang. Kategori sedang dapat

menggambarkan kecenderungan bahwa siswa cukup mampu mengemukakan

pandangan, ide-ide, atau gagasan secara jelas tanpa menyakiti orang lain,

menyenangkan, bahagia, serta mengusahakan rasa aman bagi orang-orang disekitarnya

(Goleman, 1999). Dengan keunikan karakteristik subjek, memungkinkan adanya hasil

yang berbeda dari penelitian serupa sebelumnya.

Selanjutnya, pada penggolongan kategori kualitas persahabatan, siswa memiliki

frekuensi sebanyak 33 siswa pada kategori tinggi yaitu sebesar 84,62%. Data tersebut

Page 24: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

15

menunjukkan bahwa kualitas persahabatan pada siswa Komunitas Sekolah Rumah

(Homeschooling) “Pelangi” tergolong tinggi. Kategori tinggi dapat menggambarkan

kecenderungan tingginya tingkat perilaku tolong-menolong, keakraban, dan perilaku

positif lainnya, serta rendahnya tingkat konflik, persaingan, dan perilaku negatif

lainnya. Penelitian yang mengenai kualitas persahabatan (Berndt, 2002) menunjukkan

bahwa kualitas persahabatan memengaruhi juga keberhasilan dalam interaksi sosial

dengan teman sebaya. Kualitas persahabatan juga memiliki pengaruh langsung dalam

memengaruhi sikap dan perilaku karena kualitas persahabatan yang tinggi dapat

mengurangi rasa malu serta isolasi diri.

Altman dan Taylor (dalam Gainau, 2008) mengemukakan bahwa pengungkapan

diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri kepada

orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Pengungkapan diri

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial.

Individu yang terampil melakukan pengungkapan diri mempunyai ciri-ciri lebih

memiliki rasa tertarik kepada orang lain daripada mereka yang kurang terbuka, percaya

diri sendiri, dan percaya kepada orang lain (Taylor & Belgrave, 1986).

Penelitian terkait topik penelitian ini yaitu penelitian longitudinal yang

dilakukan oleh Valkenburg dan Peter (2009) dengan judul “The Development of Online

and Offline Self-Disclosure in Preadolescence and Adolescence and Their Longitudinal

Effects on the Quality of Friendships”. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel 690

remaja berkebangsaan Belanda yang berusia antara 10 dan 17 tahun menghasilkan

temuan bahwa salah satu unsur hubungan interpersonal, yaitu pengungkapan diri,

diteliti dengan pendekatan baik secara online dan offline. Hasil penelitian menemukan

bahwa pengungkapan diri online dan offline memiliki efek longitudinal positif yang

Page 25: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

16

signifikan pada kualitas persahabatan, tetapi efek ini muncul hanya pada remaja yang

berusia diatas 13 tahun.

Pengungkapan diri sangat penting bagi perkembangan individu, tetapi sebagian

orang masih enggan melakukannya (Papu, 2002). Pada dasarnya keengganan atau

kesulitan individu dalam mengungkapkan diri banyak dilandasi oleh faktor resiko yang

akan diterimanya di kemudian hari, disamping karena belum adanya rasa aman dan

kepercayaan pada diri sendiri. Resiko yang dimaksud dapat berupa bocornya informasi

yang telah diberikan seseorang kepada pihak ketiga padahal informasi yang

disampaikan dianggap sangat pribadi oleh pemberi informasi, atau informasi yang

disampaikan justru menyinggung perasaan orang lain sehingga dapat mengganggu

hubungan interpersonal yang sebelumnya sudah terjalin dengan baik. Pernyataan ini

selaras dengan penelitian yang dilakukan Fehr (2004) menyatakan bahwa

pengungkapan diri tidak terjadi di setiap persahabatan, namun seorang individu

memiliki harapan dalam menciptakan keintiman melalui persahabatan. Oleh karena itu,

hasil penelitian ini dapat dikatakan memberi kontribusi pada penelitian mengenai

pengungkapan diri terhadap kualitas persahabatan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada salah satu siswa, EL

gemar bermain game online di rumah sendiri dan lebih sering berinteraksi dengan

sahabatnya menggunakan media sosial saja, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh

minimalnya suasana yang didapat dari lingkungan sekolah (secara fisik). Penelitian

yang dilakukan oleh Wisnuwardhani (2012) mengemukakan hal serupa bahwa individu

akan lebih mudah tertarik dengan individu yang memiliki kedekatan secara fisik. Sears,

Freedman, dan Peplau (1985) menambahkan bahwa kedekatan mampu meningkatkan

keakraban. Faktor lainnya dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan Pauriyal,

Page 26: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

17

Sharma, & Gulati (2011) perbedaan jenis kelamin memengaruhi friendship pattern yang

berimplikasi pada kualitas persahabatan remaja perempuan dan remaja laki-laki. Mereka

memiliki kecenderungan lebih besar untuk memilih sahabat yang jenis kelamin dan ras

yang sama dengan dirinya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengungkapan diri tidak dapat menjadi prediktor terhadap kualitas persahabatan pada

siswa Komunitas Sekolah Rumah (Homeschooling) “Pelangi” Tangerang Selatan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi homeschoolers

Peneliti berharap agar siswa tetap menjaga pengungkapan diri di antara

sesama dengan cara mengemukakan informasi-informasi yang ingin

dibagikan dengan sejelas-jelasnya, hindari ketidakjujuran,

mengungkapkan segala sesuatu secara tepat dengan mempertimbangkan

waktu dan situasi yang tepat pula.

2. Bagi Orang Tua

Peneliti berharap agar para orang tua tetap terlibat aktif dalam

memberikan motivasi dan dukungan sosial lebih baik bagi anak-anaknya

yang menjalani homeschooling dengan metode online (belajar di rumah)

sehingga kemampuan pengungkapan diri anak mendapat perhatian

Page 27: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

18

penting demi menunjang hubungan interpersonal atau interaksi sosial

pada anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar hasil penelitian dapat dijadikan acuan dan

pertimbangan untuk melakukan penelitian serupa kaitannya dengan

kehidupan sosial anak-anak homeschooling, lebih khusus bagi anak-anak

yang menjalani metode homeschooling distance learning. Selain itu

penelitian ini juga sangat terbatas karena hanya meneliti di salah satu

sekolah saja mungkin dapat menggunakan snowball sampling misalnya,

agar dapat memberi gambaran aneka ragam model sosial anak-anak

bersekolah homeschooling. Selain itu, peneliti merekomendasikan untuk

melakukan penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan variabel-

variabel lain yang lebih sesuai dengan konteks kualitas persahabatan

yang dimaksud.

Page 28: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

19

DAFTAR PUSTAKA

Anggita, S. F. (2013). Interaksi homeschoolers dalam pendidikan homeschooling jenis

komunitas. Jurnal Universitas Sumatera Utara, 2(1), 1-14.

Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current Directions in

Psychological Science, 11(1), 7-10.

Fehr, B. (2004). Intimacy expectations in same-sex friendships: a prototype interaction-

pattern model. Journal of Personality and Social Psychology, 86(2), 265-284.

Gainau, M. B. (2008). Pengembangan inventori self disclosure bagi siswa usia sekolah

menengah atas. Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(3), 169-174.

Goleman, D. (1999). Working with Emotional Inteligence. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Gunarsa & Gunarsa. (1995). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta:

Gunung Mulia.

Huang, Y. (2008). Conceptualizations of friendship between chinese international

students and U.S. nationals. Thesis. Texas Tech University. Diakses September

24, 2016 dari http://hdl.handle.net/2346/18587.

Hurlock, E. B. (1993). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: PT. Erlangga.

Iswardono, S.P. (2001). Sekelumit Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Johnson, D. W. (2014). Reaching Out; Interpersonal Effectiveness and Self

Actualization 11th Edition. London: Pearson Education.

Jourard, S. M. & Lasakow, P. (1958). Some factors in self-disclosure. The Journal of

Abnormal and Social Psychology 56(1), 91-98.

Jourard, S. M. (1964). The Transparent Self: Self Disclosure and Well-Being. New

York: Van Nostrand Reinhold Company.

Papu. (2002). Pengungkapan diri. Diakses pada November 25, 2016 dari www.e-

psikologi.com.

Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Madika.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence – Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sears, O. D., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta:

Erlangga.

Setiawati, E., & Suparno. (2010). Interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak

homeschooling dan anak sekolah reguler (studi deskriptif komparatif).

Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi 12(1), 55-65.

Page 29: PENGUNGKAPAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR KUALITAS ......interaksi sosial dengan teman sebaya pada anak sekolah reguler. Hal ini karena anak homeschooling kurang memiliki kesempatan untuk

20

Sumardiono. (2007). Homeschooling: A leap for better learning (Lompatan Cara

Belajar). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Taylor, D. A., & Belgrave, F. Z. (1986). The Effects Perceived Intimacy and Valance

on Self Disclosure Reciprocity. Personality and Social Psychology Bulletin 12(2),

247-255.

Thien, L. M., Razak, N. A., & Jamil, H. (2012). Friendship Quality Scale:

Conceptualization, Development, and Validation. Sydney, Joint Australian

Association for Research in Education, Asia-Pacific Educational Research

Association Conference. Diakses 20 September, 2016 dari ERIC database.

(ED542465)

Tucker-Ladd, E. C. (2004). Psychological self-help. Publisher: Mental Health net.

Diakses September 25, 2016 dari mentalhelp.net/psyhelp.

Valkenburg, P & Peter, J. (2009, January 1). The development of online and offline

self-disclosure in preadolescence and adolescence and their longitudinal effects on

the quality of friendships. Conference Papers-International Communication

Association, 1-36. Diakses 18 April, 2017 dari

http://web.a.ebscohost.com/ehost/detail/detail?vid=7&sid=b06f4148-f9e4-46c3-

93ef-

a9240f80e42f%40sessionmgr4008&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d%3

d#AN=45285846&db=ufh.

Wisnuwardhani, D. (2012). Hubungan Interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika.