modal kerja sebagai prediktor nilai perusahaan …
TRANSCRIPT
29
Media Riset Bisnis & Manajemen ISSN: 2442 - 9716 (online) Vol. 20 No. 1 , April 2020 : 29-40 ISSN: 1411 - 884X (print) Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mrbm.v20i1.6970
MODAL KERJA SEBAGAI PREDIKTOR NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Henny Setyo Lestari1*, Bahtiar Usman2
1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti *[email protected]
Abstrak Purpose - This study aims to determine the effect of working capital on firm value. The dependent variable in this study is firm value (tobin’s q). The independent variable is investment policy, financing policy, cash conversion cycle and debt control variable, liquidity, company size Design/Methodology/Approach - Data penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 73 perusahaan manufaktur sebagai sampel dengan periode penelitian dari tahun 2014-2018. Metode penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis dan analisis regresi berganda. Finding - Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pembiayaan, likuiditas dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan siklus konversi kas dan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Organization/nilai - Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dan nilai perusahaan dapat diwujudkan dengan memperhatikan kebijakan pembiayaan, suklus konversi tunai, hutang, likuiditas dan ukuran dari perusahaan. Keyword : hutang, kebijakan investasi, kebijakan pembiayaan, likuiditas, sikulus konversi kas,
tobin’s q, ukuran perusahaan.
Submission date: 2020-05-04 Accepted date: 2020-05-19
Corresponding author*
PENDAHULUAN
Industri merupakan bagian perkembangan ekonomi yang dianggap penting untuk
dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa
industrialisasi memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia. Sektor
industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah
tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian(Ogolmagai, 2011). Muliani,
Yuniarti, dan Sinarwati (2014) menyatakan dalam persaingan perusahaan di era saat ini,
dimana begitu banyak perusahaan yang muncul dan berkembang di Indonesia. Kemunculan
dan perkembangan berbagai perusahaan ini mampu mendongkrak perekonomian Indonesia
dalam mencapai kesatabilan.
Perusahaan harus berupaya untuk menempatkan posisinya dalam posisi yang stabil
dan siap bersaing sehingga dapat bertahan dan berkembang. Perusahaan sebagai entitas
ekonomi umumnya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Laba yang tinggi
30 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 20 No. 1 , April 2020
merupakan tujuan jangka pendek perusahaan dan tujuan jangka panjang suatu perusahaan
untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Pai & Kishore, 2014). Osundina & Kemisola (2014)
menjelaskan bahwa setiap perusahaan memiliki tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang
saham dengan cara memaksimalkan harga pasar sahamnya untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham
(Hung, Cuong & Ha, 2018).
Nilai perusahaan dianggap sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Metode yang digunakan untuk
melihat seberapa baik nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q. Tobin's Q dianggap
sebagai cara investor menilai suatu perusahaan (Farooq & Masood, 2016). Perusahaan dengan
nilai Tobin’s Q yang tinggi memiliki peluang investasi yang bagus, serta mengidentifikasikan
menejemen yang efisien dengan potensi pertumbuhan yang tinggi (Arachchi, Perera, &
VIjayakumaran, 2018). Mohamad (2018) mengatakan bahwa peningkatan nilai perusahaan
dapat terwujud dengan manajemen modal kerja yang efektif.
Vintilă & Gherghina (2015) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan presepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan
kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada
prospek perusahaan di masa mendatang. Nilai perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari
Tobin’s Q (TQ) sebagai indikator efektivitas perusahaan dari perspektif investor. Tobin’s Q
merupakan rasio nilai pasar dari asset perusahaan yang diukur dengan nilai pasar dari saham
yang beredar dan nilai buku utang dibagi dengan nilai buku dari perusahaan (Mohamad,
2018). Tobun’s Q mengindikasikan perubahan nilai sumber daya perusahaan adalah
sebanding dengan perubahan nilai pasar saham perusahaan (Sucuahi, 2016). Tobin’s Q
sebagai cara investor menilai suatu perusahaan (Farooq & Masood, 2016).
Manajemen modal kerja berusaha untuk menjaga keseimbangan antara komponen
modal kerja dan memberikan dukungan vital bagi pendapatan atau arus kas perusahaan
(Afrifa & Padachi, 2016). Manajemen modal kerja yang baik tidak hanya menambah
profitabilitas tapi juga meningkatkan nilai perusahaan (Munawar Shabbi et al., 2015). Salah
satu tanggung jawab yang paling menantang dari seorang manajer keuangan adalah
pengelolaan modal kerja yang tepat yang disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama,
manajemen modal kerja melibatkan pengelolaan berbagai elemen yang saling terkait yaitu
persediaan, piutang dagang, uang tunai dan hutang dagang. Kedua, manajemen modal kerja
lebih melibatkan kegiatan karena dilakukan setiap hari dibandingkan dengan penganggaran
modal dan keputusan struktur modal yang mungkin tidak sering dilakukan. Manajer keuangan
harus mengetahui dengan pasti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen modal
kerja yang efektif (Marobhe, 2015).
Kebijakan investasi berkaitan dengan menentukan komposisi investasi dalam aset
lancar, yang mungkin berbeda untuk setiap perusahaan. Kebijakan investasi merupakan
indikator yang terkait dengan tingkat investasi dalam total current assets terhadap total assets
(Mohamad, 2018). Vahid et al. (2012) mengemukakan bahwa kebijakan investasi paling baik
diukur dengan membandingkan tingkat investasi perusahaan dalam aset lancar terhadap total
aset. Peningkatan tingkat investasi dalam aset lancar menunjukkan bahwa perusahaan
mengikuti kebijakan investasi konservatif dalam mengelola aset lancarnya. Investasi dalam
jumlah yang lebih sedikit pada aset lancar menunjukkan kebijakan investasi agresif
(Murugesu, 2013)
Modal Kerja Sebagai Prediktor Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 31
Kebijakan pembiayaan adalah keputusan yang berkaitan dengan keputusan
perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai investasi dalam menentukan komposisi
sumber pendanaannya (Kumar, Anjum & Nayyar, 2012). Kebijakan pembiayaan mewakili
penggunaan dana saat ini atau jangka panjang sebagai sumber pembiayaan untuk
operasionalnya sehari-hari. Kebijakan pembiayaan didefinisikan sebagai total current
liabilities dibagi dengan total asset-nya (Mohamad, 2018). Kebijakan pembiayaan perusahaan
dapat menggunakan hutang saat ini atau hutang jangka panjang untuk membiayai operasinya
(Pasandideh & Darabi, 2015). Kebijakan pembiayaan perusahaan yang sangat bergantung
pada hutang jangka panjang disebut dengan kebijakan pembiayaan konservatif sedangkan
penggunaan hutang lancar untuk membiayai
Ogundipe et al. (2012) menjelaskan bahwa siklus konversi kas mencerminkan rentang
waktu antara pencairan dan pengumpulan uang tunai. Siklus konversi kas dapat dianggap
sebagai pelengkap dalam mengevaluasi modal kerja karena menyiratkan jumlah hari yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk membiayai aset lancar dengan dana tambahan (Nurein &
Din, 2017). Siklus konversi kas yang lebih pendek dapat meningkatkan kinerja perusahaan
karena akan menghasilkan pengurangan investasi dalam persediaan serta piutang.
Pengurangan dalam inventaris tersebut dapat mengurangi biaya penyimpanan dan asuransi.
Di sisi lain, pengurangan piutang akan melepaskan dana yang dapat diinvestasikan di tempat
lain (Ahangar & Shah, 2017).
Mohamad (2018) hutang adalah proporsi ekuitas dan utang yang digunakan
perusahaan untuk membiayai asetnya yang mengindikasikan sejauh mana ekuitas pemegang
saham dapat memenuhi kewajiban kepada kreditor bahkan disaat bisnis dalam keadaan yang
kurang baik. Bhayani & Ajmera (2018) menjelaskan bahwa hutang dapat dipahami sebagai
penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Hutang yang semakin besar
menunjukkan resiko investasi yang semakin besar. Hutang perlu dikelola karena penggunaan
hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Lee, Har & Yow (2015) mengatakan
tingkat hutang yang tinggi akan menghasilkan pembayaran bunga yang tinggi dan
menyebabkan perusahaan menghadapi risiko kebangkrutan jika perusahaan tidak dapat
melakukan pembayaran hutang mereka. Mohamad (2018) mengartikan likuiditas sebagai
kemampuan perusahaan dalam menggunakan current asset untuk melunasi current liabilities-
nya. Likuiditas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk dapat
membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia (Iqbal & Zhuquan, 2015). Likuiditas adalah prasyarat untuk memastikan bahwa
perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan aliran perusahaan yang
berkelanjutan dapat dijamin dari usaha yang menguntungkan (Abuzayed, 2012). Kecukupan
likuiditas perusahaan dapat meningkatkan nilai pasarnya (Du et al., 2016).
Ukuran perusahaan menggambarkan ukuran besar kecilnya suatu perusahaan (Zutter
& Smart, 2019). Ukuran perusahaan adalah jumlah dan variasi kapasitas produksi dan
kemampuan yang dimiliki perusahaan atau jumlah dan variasi layanan yang dapat diberikan
perusahaan secara bersamaan kepada pelanggannya (Mule, Mukraz & Nzioka, 2015). Ukuran
perusahaan menunjukkan kekuatan perusahaan (Shajar, 2017). Perusahaan besar lebih
mudah untuk meningkatkan nilai perusahaan (Munawar Shabbir, Umer Iftikhar, 2015).
Velnampy (2013) berpendapat bahwa keuntungan dari perusahaan besar berasal dari
kekuatan pasar mereka dan akses yang lebih besar ke pasar modal.
32 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 20 No. 1 , April 2020
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
Gambar 1 Rerangka Konseptual
Berdasarkan hasil penelitian Mohamad (2018) menyatakan bahwa kebijakan investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan penelitian
tersebut, Osundina & Kemisola (2014) menyatakan bahwa kebijakan investasi agresif
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pasandideh & Darabi (2015)
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kebijakan investasi
dan nilai perusahaan. Semakin banyak investasi pada aset lacar yang dilakukan oleh
perusahaan maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan di masa mendatang. Pendapat yang
berbeda dinyatakan oleh Javid & Zita (2014) dalam hasil analisisnya menunjukkan bahwa
kebijakan investasi agresif memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan
menggunakan lebih banyak sumber dayanya sebagai aset lancar akan menyebabkan
pemborosan sumber daya. Pemborosan sumber daya ini akan menyebabkan penurunan nilai
perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohamad (2018) kebijakan pembiayaan
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Wali & Nisar (2018)
mengemukakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signikan antara kebijakan pembiayaan
dengan nilai perusahaan. Pengaruh positif antara kebijakan pembiayaan dan nilai perusahaan
ini menandakan perusahaan menggunakan kebijakan pembiayaan agresif. Penelitian Vahid et
al. (2012) bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara kebijakan pembiayaan dengan nilai
perusahaan yang mengindikasikan bahwa penggunaan current liabilities dalam pendanaan
perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan. Disarankan perusahaan untuk
menggunakan kebijakan pembiayaan konservatif. Pasandideh & Darabi (2015) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kebijakan
pembiayaan dan nilai perusahaan. Semakin perusahaan banyak menggunakan current
liabilities pada pembiayaannya maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
INVESTMENT POLICY
FINANCING POLICY
CASH CONVERSION CYCLE
LEVERAGE
LIQUIDITY
SIZE
FIRM VALUE
Modal Kerja Sebagai Prediktor Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 33
Mohamad (2018) menyatakan bahwa siklus konversi kas berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian siklus konversi kas menekankan pentingnya
manajemen hutang, piutang dan persediaan dalam mengurangi panjang siklus konversi kas
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pengurangan tingkat piutang dan persediaan pada
jumlah yang optimal dapat meningkatkan profitabilitasnya yang mengacu pada peningkatan
nilai perusahaan. Quy & Nguyen (2019) dalam penelitiannya menghasilkan terdapat pengaruh
negatif dan signifikan siklus konversi kas terhadap nilai perusahaan. Semakin lama siklus
konversi uang tunai maka semakin rendah profitabilitas perusahaan. Siklus konversi uang
tunai yang diperpendek akan meningkatkan kas yang tersedia dan meningkatkan likuiditas
perusahaan yang akan meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan.
Penelitian Moussa (2018) menunjukkan bahwa siklus konversi kas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Dampak positif siklus konversi kas pada nilai perusahaan
berarti bahwa investor menghargai perusahaan dengan siklus konversi kas yang lebih lama
karena perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi
atas total ase. Penggunaan hutang lebih lama yang digunakan untuk investasi dalam aset
menyebabkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas total aset yang diterima oleh
pemegang saham. Mohamad (2018) bahwa hutang pengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan yang mana menunjukkan lebih sedikit penggunaan hutang mampu meningkatkan
nilai perusahaannya. Perera & Priyashantha (2018) dalam penelitiannya mengungkapkan
adanya pengaruh negatif dan signifikan antara hutang dan nilai perusahaan. Perusahaan yang
menggunakan komposisi hutang lebih banyak dari pada modal sendiri akibatnya nilai
perusahaan menjadi berkurang. Penelitian Chaleeda et al. (2019)menunjukkan adanya
pengaruh positif antara hutang dan nilai perusahaan. Hutang yang lebih tinggi dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena dapat mengurangi biaya agensi dari arus kas bebas
melalui komitmen terhadap pembayaran bunga dan menghindari investasi berlebih.
Du et al. (2016) dalam penelitiannya menyebutkan ada pengaruh positif dan signifikan
antara likuiditas dan nilai perusahaan. Tingkat likuiditas yang lebih tinggi meningkatkan nilai
perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi berarti bahwa perusahaan tersebut
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya, memenuhi operasionalnya serta
mampu dalam pemberian dividen. Persepsi investor akan semakin meningkat terhadap
perusahaan tersebut yang akan mengakibatkan harga saham perusahaan meningkat dan
merujuk pada peningkatan nilai perusahaan. Asle et al. (2013) dari hasil penelitiannnya
bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antar likuiditas terhadap nilai perusahaan. Aktiva
lancar yang semakin tinggi berarti ada dana yang mengganggur di perusahaan, yang
mengakibatkan perusahaan tidak dapat secara optimal memakmurkan kesejahteraan
pemegang saham yang akan berakibat pada penurunan nilai perusahaan.
Vijayakumaran (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
yang negatif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian
menyiratkan bahwa perusahaan besar mengalami lebih banyak masalah keagenan dan yang
akan berpengaruh terhadap penurunan nilai perusahaan. Penelitian Vahid et al. (2012)
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara ukuran perusahaan dan nilai
perusahaan. Berkaitkan dengan fakta bahwa perusahaan besar dapat mengambil keuntungan
dari setiap peluang investasi yang menguntungkan. Selain itu, perusahaan besar memiliki
lebih banyak dana untuk berinvestasi atau mengumpulkan dana eksternal kapan pun
diperlukan
34 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 20 No. 1 , April 2020
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑞 =𝑚𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑎𝑛𝑦′𝑠 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan pengujian
hipotesis. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
investment policy, financing policy, cash convertion cylcle (Mohammad, 2018) terhadap
variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Model data panel yang terdapat dalam regresi data
panel, yaitu common effect, fixed effect dan random effect. Data yang tersedia berupa laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
tahun 2014 hingga 2018 yang selanjutnya akan diolah dan diuji dengan menggunakan
software e-views 9.
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan oleh Tobin’s
q (Mohamad, 2018).
Keterangan :
Market value of company’s asset =
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara
positif maupun negatif. Dalam penelitian ini variabel yang akan diuji yaitu kebijakan investasi
(INVP), kebijakan pembiayaan (FINP), siklus konversi kas (CCC), hutang (DER), likuiditas
(Liq) dan ukuran perusahaan (Size), (Mohamad, 2018).
=
=
=
=
=
Size = Log (total asset)
Modal Kerja Sebagai Prediktor Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 35
Berdasarkan dari rerangka konseptual yang telah disusun, maka untuk menganalisa
pengaruh kebijakan investasi (INVP), kebijakan pembiayaan (FINP) siklus konversi kas (CCC),
hutang (DER), likuiditas (LIQ) dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap variabel dependen
yaitu nilai perusahaan (Tobin’s Q), maka dibentuk model persamaannya sebagai berikut:
Keterangan:
Tobin’s Q = Nilai Perusahaan
INVPit = Kebijakan Investasi
FINPit = Kebijakan Pembiayaan
CCCit = Siklus Konversi Kas
DERit = Hutang
LIQit = Likuiditas
SIZEit = Ukuran Perusahaan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh kebijakan investasi (INVP), kebijakan pembiayaan (FINP) dan siklus konversi
kas (CCC) terhadap tobin’s q.
Hasil analisis regresi dalam penelitian ini sebagai berikut:
2. Uji T
Uji t dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel independent memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel
lain adalah konstan.
Tabel 1
Hasil Uji T Regresi
Variabel independen Koefisien P value Keterangan
Kebijakan Investasi (INVP) 14.89030 0.0582 Positif Tidak Signifikan Kebijakan Pembiayaan (FINP) -94.54535 0.0000
Negatif Signifikan
Siklus Konversi Kas (CCC) 0.050633 0.0482 Positif Signifikan Hutang (LEV) 2.385185 0.0155 Positif Signifikan Likuiditas (LIQ) -19.83372 0.0108 Negatif Signifikan Ukuran Perusahaan (SIZE) -35.12655 0.0000 Negatif Signifikan
Tobin’s Q = β0 + β1INVPit + β2FINPit + β3CCCit+ β4DERit+ β5LIQit+ β6SIZEit+Ɛit
TQ = 1036.061 + 14.89030 INVP - 94.54535 FINP + 0.050633 CCC + 2.385185
LEV - 19.83372 LIQ - 35.12655 SIZE
36 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 20 No. 1 , April 2020
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara Kebijakan
Investasi terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
dari Mohamad (2018) yang menyatakan bahwa Kebijakan Investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung juga oleh Pouraghajan &
Emamgholipourarchi (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
Kebijakan Investasi terhadap nilai perusahaan. Investasi kurang memberikan tambahan
pendapatan bagi perusahaan.
Kebijakan pembiayaan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Mohamad (2018) yang menyatakan bahwa kebijakan pembiayaan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Vahid et al. (2012) juga mendukung penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang negatif antara kebijakan pembiayaan dengan nilai perusahaan yang mengindikasikan
bahwa penggunaan current liabilities dalam pendanaan perusahaan dapat menurunkan nilai
perusahaan. Perusahaan yang menggunakan kebijakan pembiayaan konservatif akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siklus konversi kas memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Mohamad (2018) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan
antara siklus konversi kas terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Moussa
(2018) menunjukkan bahwa siklus konversi kas berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Dampak positif siklus konversi kas pada nilai perusahaan berarti bahwa investor
menghargai perusahaan dengan siklus konversi kas yang lebih lama karena perusahaan-
perusahaan tersebut memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas total aset
mereka. Penggunaan hutang lebih lama yang digunakan untuk investasi dalam aset
menyebabkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas total aset yang diterima oleh
pemegang saham.
Hutang pada hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mohamad (2018)
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara hutang
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Chaleeda et al. (2019) menunjukkan
adanya pengaruh positif antara hutang dan nilai perusahaan. Hutang yang lebih tinggi dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena dapat mengurangi biaya agensi dari arus kas bebas
melalui komitmen terhadap pembayaran bunga dan menghindari investasi berlebih.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara
likuiditas terhadap nilai perusahaan dan bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mohamad (2018) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh likuiditas
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Javid (2014) menyatakan likuiditas
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Proporsi likuiditas yang lebih tinggi
menghasilkan penilaian pasar yang lebih rendah dari suatu perusahaan. Proporsi likuiditas
yang lebih sedikit untuk meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Asle et al. (2013) juga
mendukung penelitian ini yang menyebutkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Current ratio yang rendah dapat berdampak pada penurunan
harga saham perusahaan namun jika terlalu tinggi dapat mengurangi kemampuan laba
perusahaan karena banyaknya dana yang menganggur.
Modal Kerja Sebagai Prediktor Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 37
Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif
signifikan antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian
Mohamad (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai
perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Farooq & Masood (2016) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan yang terlalu besar akan menyebabkan kurangnya efesiensi pengawasan
kegiatan operasional dan strategi oleh jajaran manajemen tingkat tinggi, sehingga dapat
mengurangi nilai perusahaan. Penelitian ini juga didukung juga oleh Turaboğlu & Topaloğlu
(2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara size dan nilai
perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset yang besar akan mendapatkan nilai perusahaan
yang lebih rendah.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu
pengaruh kebijakan investasi (INVP), kebijakan pembiayaan (FINP) dan siklus konversi kas
(CCC), serta variabel kontrol hutang, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan pada 73 perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2018 dapat disimpulkan bahwa Kebijakan pembiayaan, likuiditas dan
ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap firm value, siklus konversi kas dan
hutang memiliki pengaruh positif terhadap firm value, sedangkan kebijakan investasi tidak
berpengaruh terhadap firm value.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dalam pengujian sehingga hasil yang
dicapai masih jauh dari sempurna. Keterbatasan yang dimiliki pada penelitian ini, yaitu
sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terfokus pada industri manufaktur dan
variabel yang digunakan dalam mempengaruhi nilai perusahaan terbatas hanya kebijakan
investasi, kebijakan pembiayaan, siklus konversi kas, hutang, likuiditas dan ukuran
perusahaan.
Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah memperluas sampel
dengan menambahkan jenis industri lain tidak terbatas pada industri manufaktur dan
menambahkan variabel pengaruh growth, asset tangibility, firm age, dan profitability (Ibrahim,
2017).
DAFTAR PUSTAKA Abuzayed, B. (2012). Working capital management and firms ’ performance in emerging
markets : the case of Jordan. International Journal of Managerial Finance, 8(2), 155–179. https://doi.org/10.1108/17439131211216620
Afrifa, G., & Padachi, K. (2016). Working Capital Level Influence on SME Profitability. SSRN Electronic Journal, 44(0). https://doi.org/10.2139/ssrn.2643841
Ahangar, N., & Shah, F. (2017). Working capital management, firm performance and financial constraints: Empirical evidence from India. Asia-Pacific Journal of Business Administration. https://doi.org/10.1108/mrr.2010.02133jaa.002
Arachchi, A. N. H., Perera, W., & Vijayakumaran, R. (2018). The Impact of Working Capital Management on Firm Value: Evidence from a Frontier Market. Asian Journal of Finance & Accounting, 9(2), 399. https://doi.org/10.5296/ajfa.v9i2.12449
Bhayani, S. J., & Ajmera, B. (2018). an Empirical Study on Effect of Financial Leverage on Firm ’
38 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 20 No. 1 , April 2020
S Performance and Valuation of Selected Pharmaceutical Companies in India. Indian Journal of Accounting (IJA), 50(2), 101–110.
Chaleeda, Islam, M. A., Tunku Ahmad, T. S., & Mosa Ghazalat, A. N. (2019). The Effects of Corporate Financing Decisions on Firm Value in Bursa Malaysia. International Journal of Economics and Finance, 11(3), 127. https://doi.org/10.5539/ijef.v11n3p127
Du, J., Wu, F., & Liang, X. (2016). Corporate liquidity and firm value: evidence from China’s listed firms. SHS Web of Conferences, 24, 01013. https://doi.org/10.1051/shsconf/20162401013
Farooq, M. A., & Masood, A. (2016). Impact of Financial Leverage on Value of Firm : Evidence from Cement Sector of Pakistan. Research Journal Of Finance And Accounting, 7(9), 73–77.
Ghalibaf Asle, H., Khodaei Valahzaghard, M., & Asadi Ahranjani, B. (2013). A survey on the relationship between stock liquidity with firm performance: A case study of Tehran Stock Exchange. Management Science Letters, 3(2), 635–640. https://doi.org/10.5267/j.msl.2012.12.006
Ibrahim, M. (2017). Capital Structure and Firm Value in Nigerian Listed Manufacturing Companies: an Empirical Investigation Using Tobin’s Q Model. International Journal of Innovative Research in Social Sciences & Strategic Management Techniques, 4(2), 112–125.
Iqbal, A., & Zhuquan, W. (2015). Working Capital Management and Profitability Evidence from Firms Listed on Karachi Stock Exchange. International Journal of Business and Management, 10(2), 231–235. https://doi.org/10.5539/ijbm.v10n2p231
Javid, S. (2014). Effect of Working Capital Management on SME’s Performance in Paskistan. European Journal of Business and Management, 6(12), 206–221.
Javid, S., & Zita, M. (2014). Impact of Working Capital Policy on Firm ’ s Profitability : A Case of Pakistan Cement Industry. Research Journal of Finance and Accounting, 5(5), 182–191.
Kumar, S., Anjum, B., & Nayyar, S. (2012). Financing Decisions : a Study of Pharmaceutical Companies Of India. Internatioanl Journal of Marketing, Financial Services & Managemenet Research, 1(1).
Lee, H. S., Har, W. M., Yow, T. O., Lee, S. Y., & Sim, K. C. (2015). Working Capital Management Effect on the Performance of Wholesale and Property Industry in Malaysia? Journal of Economics and Behavioral Studies (JEBS), 7(5), 126–134.
Marobhe, M. I. (2015). Determinants of Firms ’ Working Capital Panel Evidence from Listed East African Manufacturing Companies. International Journal of Business and Social Science, 6(12), 108–116.
Mohamad, N. E. A. (2018). Does Working Capital Relevant in Enhancing the Malaysia’s Government Linked Company (GLC) value? Global Business and Management Research, 10(3), 418.
Moussa, A. A. (2018). The impact of working capital management on firms’ performance and value: Evidence from Egypt. Journal of Asset Management, 19(4), 259–273. https://doi.org/10.1057/s41260-018-0081-z
Mule, R. K., Mukras, M. S., & Nzioka, O. M. (2015). CORPORATE SIZE , PROFITABILITY AND MARKET VALUE : AN ECONOMETRIC PANEL ANALYSIS OF LISTED FIRMS IN KENYA. European Scientific Journal, 11(13), 376–396.
Muliani, L. E., Gede, A. Y., & Sinarwati, K. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi, 2(1), 103–118. https://doi.org/10.15294/jda.v6i2.3250
Munawar Shabbir, Umer Iftikhar, A. A. R. (2015). Impact of working capital management on profitability (A study of Indian manufacturing companies). IBT Journal of Business Stidies, 14(2), 194.
Murugesu, T. (2013). Impact of Aggressive investment policy on the firm performance ( Listed manufacturing companies in Sri Lanka ) Profitability. Research Journal of Finance and Accounting, 4(18), 64–69.
Modal Kerja Sebagai Prediktor Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 39
Nurein, S., & Din, S. (2017). Working Capital Management and Firm Value: the Role of Firm Innovativeness. International Conference on Economic and Development, 1, 7–24. https://doi.org/10.17501/iced.2017.1102
Ogolmagai, N. (2011). LEVERAGE PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA. Journal EMBA, 1(3), 81–89.
Ogundipe, S. E., Idowu, A., & Ogundipe, L. O. (2012). Working Capital Management , Firms’ Performance and Market Valuation in Nigeria. International Journal of Social, Behavioral, Educational, Economic and Management Engineering, 6(1), 19–23.
Osundina, J. A., & Kemisola, O. (2014). Working Capital Management and Profitability of Selected Quoted Food and Beverages Manufacturing Firms in Nigeria. European Journal of Accounting Auditing and FInance Research, 5(8), 168–177.
Pai, R. J., & Kishore, B. (2014). Impact of Working Capital Policy on Firms Profitability. Research Journal of Finance and Accounting, 4(1), 105–110. https://doi.org/10.13187/er.2015.91.86
Pasandideh, A. K., & Darabi, R. (2015). The effect of working capital strategies on performance evaluation criteria. Asian Social Science, 11(23), 59–67. https://doi.org/10.5539/ass.v11n23p59
Perera, W., & Priyashantha, P. (2018). The impact of working capital management on shareholders’ wealth and profitability: Evidence from Colombo stock exchange. Investment Management and Financial Innovations, 15(2), 104–115. https://doi.org/10.21511/imfi.15(2).2018.10
Pouraghajan, A., & Emamgholipourarchi, M. (2012). Impact of Working Capital Management on Profitability and Market Evaluation: Evidence from Tehran Stock Exchange. International Journal of Business and Social Science, 3(10), n/a.
QUY, T. V, & NGUYEN, L. T. M. (2019). Effects of working capital management on firm performance and firm value – A study of the fisheries industry in Vietnam. Journal of Science, 0(3), 42.
Shajar, S. N. (2017). Relationship between Working Capital Management and Profitability of Automobile Companies in India : A Paradigm Shift towards Economic Strengthening. International Journal of Trade, Economics and Finance, 8(4), 210–216. https://doi.org/10.18178/ijtef
Sucuahi, W. (2016). Effect of operating segments to the firm value of diversified listed companies in the Philippines. Umin Journals, 1(1), 227–237.
TURABOĞLU, T. T., & TOPALOĞLU, T. N. (2017). THE IMPACT OF WORKING CAPITAL POLICIES ON THE FIRM PERFORMANCE: A PRACTICE OVER BIST 100. International Journal of Business Quantitative Economics and Applied Management Research, 3(12).
Vahid, T. K., Mohsen, A. K., & Mohammadreza, E. (2012). The impact of working capital management policies on firm’s profitability and value: Evidence from Iranian companies. International Research Journal of Finance and Economics, 88(January 2012), 155–162.
Velnampy, P. T. (2013). Corporate Governance and Firm Performance : A Study of Sri Lankan Manufacturing Companies. Journal of Economics and Sustainable Development, 4(3), 228–236.
Vijayakumaran, R. (2019). Efficiency of Working Capital Management and Firm Value: Evidence From Chinese Listed Firms. International Journal of Financial Research, 10(6), 133. https://doi.org/10.5430/ijfr.v10n6p133
Vintilă, G., & Gherghina, Ş. C. (2015). Does ownership structure influence firm value? An empirical research towards the bucharest stock exchange listed companies. International Journal of Economics and Financial Issues, 5(2), 501–514.
Wali, A., & Nisar, M. (2018). Effect of Working Capital Polices on Firmms Performance. SSRN Electronic Journal, 1–15. https://doi.org/10.2139/ssrn.3003842
zuraida, I. (2019). THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE, COMPANY SIZE, PROFITABILITY AND DIVIDEND POLICY ON CORPORATE VALUE. , International Journal of Financial Research., 4(1), 529–536.
Zutter, & Smart. (2019). Principal of Managerial Finance.
40 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 20 No. 1 , April 2020