pengumuman hasil re-sertifikasi … penilikan...di pt fajarterbit abadi kota semarang provinsi jawa...

18
Lampiran Surat No : 204/EQ.S/III/2016, tanggal 19 Maret 2016 PENGUMUMAN HASIL RE-SERTIFIKASI VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) DI PT FAJARTERBIT ABADI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH Bersama ini kami sampaikan Hasil Kegiatan Re-Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (VLK), sebagai berikut : I. Identitas LV-LK : Nama LV-LK : PT. EQUALITY INDONESIA Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja Kabupaten Bogor 16710 Telp. : (0251) 7550722 Fax. : (0251) 7550724 Email : [email protected] Website : www.equalityindonesia.com Telah melaksanakan kegiatan Re-Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu Pada : II. Identitas Auditee : Nama IUI : PT FAJARTERBIT ABADI Nomor IUI : 530/022/IUI/IX/2008 Tanggal 23 September 2008 Kapasitas Produksi : 1.000 M³/tahun Bidang Usaha : Industri Moulding dan Komponen Bahan Bangunan Alamat : Jl. Brigjen Sudiarto No. 571 Kel. Pedurungan Kidul Kec. Pedurungan, Kota Semarang – Jawa Tengah III. Waktu Pelaksanaan : 18 s.d. 20 Februari 2016 IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT PREDIKAT LULUS, SEHINGGA PT FAJARTERBIT ABADI DI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERHAK MENDAPATKAN KEMBALI SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK). Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum. Bogor, 19 Maret 2016 PT. EQUALITY INDONESIA Ucep Sucitra, S. Hut. Man. Subdiv. Sertifikasi LK Industri

Upload: lyquynh

Post on 26-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lampiran Surat No : 204/EQ.S/III/2016, tanggal 19 Maret 2016

PENGUMUMAN HASIL RE-SERTIFIKASI VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK)

DI PT FAJARTERBIT ABADI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

Bersama ini kami sampaikan Hasil Kegiatan Re-Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu

(VLK), sebagai berikut :

I. Identitas LV-LK :

Nama LV-LK : PT. EQUALITY INDONESIA

Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja

Kabupaten Bogor 16710

Telp. : (0251) 7550722

Fax. : (0251) 7550724

Email : [email protected]

Website : www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan kegiatan Re-Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu Pada :

II. Identitas Auditee :

Nama IUI : PT FAJARTERBIT ABADI

Nomor IUI : 530/022/IUI/IX/2008

Tanggal 23 September 2008

Kapasitas Produksi : 1.000 M³/tahun

Bidang Usaha : Industri Moulding dan Komponen Bahan Bangunan

Alamat : Jl. Brigjen Sudiarto No. 571 Kel. Pedurungan Kidul

Kec. Pedurungan, Kota Semarang – Jawa Tengah

III. Waktu Pelaksanaan : 18 s.d. 20 Februari 2016

IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT

PREDIKAT LULUS, SEHINGGA PT FAJARTERBIT ABADI

DI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERHAK

MENDAPATKAN KEMBALI SERTIFIKAT LEGALITAS

KAYU (S-LK).

Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 19 Maret 2016

PT. EQUALITY INDONESIA

Ucep Sucitra, S. Hut.

Man. Subdiv. Sertifikasi LK Industri

Halaman 1 dari 4

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LVLK – 006 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 047.1/EQI-KEP.Cert/III/2016

TENTANG

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (RE-SERTIFIKASI) PADA

PEMEGANG IUI PT FAJARTERBIT ABADI DI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

SK IUI NOMOR : 530/022/IUI/IX/2008 TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1.000 M³/TAHUN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada PT

Fajarterbit Abadi Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 028/EQI-F090 tanggal 08

Maret 2016;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor 028/EQI-F037 tanggal 08 Maret 2016 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor 015.3/EQI-F039 tanggal 12 Maret 2016

dan pernyataan pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator

Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 048.3 tanggal 12 Maret 2016 menunjukkan

PT Fajarterbit Abadi telah “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk setiap verifier

Legalitas Kayu (LK);

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2014, PT Fajarterbit Abadi telah memenuhi syarat untuk diberikan

Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK).

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga

Sertifikasi Produk;

6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems;

8. SNI ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga

Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa;

9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO/IEC 19011:2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

Halaman 2 dari 4

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LVLK – 006 – IDN

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.21/MenLHK-II/2015 tanggal 1 Juni 2015

tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak;

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014

tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Alam sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor : P.43/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014

tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Tanaman Industri

pada Hutan Produksi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/Menlhk-Setjen/2015

tanggal 12 Agustus 2015;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009

tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor : P.95/Menhut-II/2014 tanggal 29 Desember 2014;

14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

15. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

16. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas

Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan

Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE

dalam kerangka Indonesia National Single Window;

19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 Tanggal 24

Desember 2014 jo. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 66/M-DAG/PER/8/2015

Tanggal 27 Agustus 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

20. Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

21. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-

IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO/IEC Guide 65:1996 General

requirements for bodies operating product certification systems dengan masa berlaku

sampai dengan 17 Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi

tanggal 18 Agustus 2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan

pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui

dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012

Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai

Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

23. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.2819/Menlhk

PHPL/PPHH/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Penetapan Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;

Halaman 3 dari 4

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LVLK – 006 – IDN

24. Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013

tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem

Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan penerbitan dokumen V-Legal;

25. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2014 jo. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang

Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);

26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Noomor : P.15/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2015 tentang Mekanisme Penetapan Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu (LVLK) Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;

27. Manual Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Sertifikasi Legalitas

Kayu (SLK) beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan :

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 193/EQI-F065/I/2016 tanggal 10 Januari 2016

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (RE-SERTIFIKASI) PADA PEMEGANG IUI PT

FAJARTERBIT ABADI DI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH SK IUI NOMOR :

530/022/IUI/IX/2008 TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008 DENGAN KAPASITAS PRODUKSI

1.000 M³/TAHUN.

PERTAMA : PT Fajarterbit Abadi dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan kembali

Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dengan Nomor : 038.3/EQC-VLK/III/2016.

Dengan Re-Sertifikasi ini maka Sertifikat LK Nomor : 038.2/EQC-

VLK/III/2015 dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 12 Maret 2016 sampai dengan tanggal

11 Maret 2019 selama PT Fajarterbit Abadi (Pemegang Sertifikat) tetap

memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina

Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember

2014.

KETIGA : Sertifikat, Logo dan Tanda V-Legal yang diterbitkan oleh PT EQUALITY

Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan

publikasi dan promosi di media cetak, brosur ataupun media elektronik

sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan

atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan

hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat

melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan

hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan

nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau

manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

Halaman 4 dari 4

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LVLK – 006 – IDN

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja

Pemegang Sertifikat;

b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi

lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana

diktum KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap

pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain pelanggaran

Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau

menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut.

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor

Pada Tanggal : 12 Maret 2016

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Direktur Utama PT Fajarterbit Abadi, di Semarang;

2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, u.p. Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hutan di Jakarta;

3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 1 dari 12

(1) Identitas LVLK

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY Indonesia

b. Nomor Akreditasi : LVLK-006-IDN

c. Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72 Kelurahan/Kecamatan

Sukaraja Bogor 16710

d. Nomor Telepon

Nomor Faks

E-mail

:

:

:

0251-7550722, 7157103

0251-7550724

[email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Standar : Permenhut No. P.43/Menhut-II/2014 jo. Permen

LHK No. P.95/Menhut-II/2014; Perdirjen BUK

No. P.14/VI-BPPHH/2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015

g. Tim Audit : 1. Ucep Sucitra, S.Hut. (Lead Auditor)

2. Ir. Bagus Edhianto (Auditor)

h. Tim Pengambil Keputusan : 1. Ir. Agustri Warsono (Ketua PK)

2. Rita Sugiarti, S.Hut. (Peninjau/ Anggota PK)

(2) Identitas Auditee

a. Nama Pemegang IUI : PT FAJARTERBIT ABADI

b. Nomor & Tanggal SK : 530/022/IUI/IX/2008, tanggal 23 September

2008

c. Kapasitas : 1.000 M3/Tahun

d. Alamat kantor : Jl Brigjen Sudiarto no 571 Pedurungan Kota

Semarang Provinsi Jawa Tengah

e. Nomor telepon

Nomor Fax

E-mail

:

:

:

(024) 6723516 - 6717154, Fax (021)

29349298, 29349299

-

-

f. Pengurus

- Komisaris

- Direktur Utama

- Direktur

:

:

:

:

Nyonya Ince Melianan.

Tuan Jonathan Wijaya Saputra.

Nyonya Luciana Kosasih Saputra

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 2 dari 12

(3) Ringkasan Tahapan

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Konsultasi Publik (bila

dibutuhkan)

Tidak ada -

Pertemuan Pembukaan Tanggal 18 Februari 2016 di

ruang rapat PT Fajarterbit

Abdai - Semarang

Pertemuan dilaksanakan

di. ruang rapat PT

Fajarterbit Abdai – Jln

Brigjen Sudiarto No 571

Semarang. Agenda Rapat

Pembukaan yaitu :

Perkenalan anggota Tim

Audit, menyampaikan

tujuan dan ruang lingkup

verifikasi, menyampaikan

jadwal/rencana kerja

verifikasi, menyampaikan

metodologi dan prosedur

verifikasi, menyampaikan

ketidaksesuaian pada

verifikasi, serta

menkonfirmasikan waktu,

tempat, dan peserta

pertemuan penutupan.

Pertemuan pembukaan

diakhiri dengan

pembuatan BAP.

Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

Tanggal 18 - 20 Februari

2016, di Kantor dan pabrik

PT Fajarterbit Abadi

Semarang, Observasi di

Gudang bahan baku.

Pabrik Pengolahan dan

Gudang barang jadi

Tim Audit menghimpun,

mempelajari data dan

dokumen dan

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran

2.5, Peraturan Jenderal

Bina Usaha Kehutanan

Nomor P.14/VI-

BPPHH/2014.

Untuk menguji kebenaran

data, tim Audit melakukan

pengamatan, pencatatan,

uji petik menggunakan

kriteria dan indikator pada

Lampiran 2.5 Peraturan

Jenderal Bina Usaha

Kehutanan Nomor

P.14/VI-BPPHH/2014.

Pertemuan Penutupan Tanggal 20 Februari 2016 di

ruang rapat PT Fajarterbit

Menyampaikan ucapan

terima kasih kepada PT

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 3 dari 12

Abdai - Semarang Fajarterbit Abadi atas

kerjasamanya selama

verifikasi.

Menyampaikan daftar

periksa VLK

Pertemuan penutupan

diakhiri dengan

pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan Tanggal, 12 Maret 2016. di

Ruang Meeting PT EQUALITY

Indonesia.

Rapat pengambilan

keputusan meninjau

dokumen verifikasi yang

diajukan untuk menjamin

bahwa verifikasi dilakukan

secara efektif dan efisien

sesuai dengan ketentuan

PT EQUALITY Indonesia.

(4) Resume Hasil Penilaian :

Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi

P.1. Pemegang izin usaha mendukung terselenggaranya perdagangan kayu yang sah.

K.1.1.Unit usaha dalam bentuk:

a. Industri memiliki izin yang sah, dan

b. Eksportir produkolahan memiliki izin yangs ah

K.1.2.Importir kayu dan produk kayu

K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok

Indikator 1.1.1. Unit usaha adalah produsen yang memiliki izin yang sah

1. Verifier 1.1.1.a

Akte pendirian perusahaan

dan/atau perubahan terakhir.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap ketersediaan

dokumen akta Auditee konsisten dapat menunjukan

dokumen akta pendirian dari Notaris. Subiyanto

Putro SH dengan nomor akta 192 tanggal 24 April

1990, kemudian mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman Republik ndonesia Direktorat

Jendral Hukum dan Perundang Undangan Nomor :

C2- 6676.HT.01.01 Tahun 1994 tertanggal 27 April

1994 serta.

Akta perubahan Notaris Subiyanto Putro, SH., MKn

dengan Akta No. 7 tanggal 8 Desember 2011

dengan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia dengan nomor AHU-

02563.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 16 Januari

2012. Dengan demikian kepemilikan dokumen Akta

tidak mengalami perubahan lagi, atau sama seperti

ketika diverifikasi pada kegiatan penilikan kedua.

2. Verifier 1.1.1.b

Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) atau Izin Perdagangan

yang tercantum dalam izin

industri

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersedian

dokumen Izin Usaha Perdagangan, Auditee memiliki

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah

dengan Nomor : 517/177/11.01/ PM/I/2016 yang

diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Pemerintah Kota Semarang tanggal 13 Januari

2016. Auditee wajib mendaftar ulang SIUP pada

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 4 dari 12

tanggal 02 Maret 2021.

3. Verifier 1.1.1.c

Izin HO (izin gangguan lingkungan

sekitar industri)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO

(Izin Gangguan Lingkungan Sekitar Industri), Auditee

telah memiliki Ijin Gangguan yang diterbitkan oleh

Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Semarang atas nama Walikota Semarang dengan

Nomor : 517/122/BPPT/II/2015 tanggal 26

Februari 2015. Pemegang Ijin wajib melaksanakan

pendaftaran ulang Ijin Gangguan setiap 3 tahun

sekali sejak tanggal diterbitkan keputusan ini atau

sebelum tanggal 26 Februari 2018.

4. Verifier 1.1.1.d

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda

Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen

TDP yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Semarang dengan Nomor :

11.01.1.16.02438 tanggal 3 Februari 2014. Tanda

Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan

tanggal 2 Maret 2019.

5. Verifier 1.1.1.e

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap

ketersediaan dan keabsahan dokumen perpajakan

yang dimiliki Auditee yaitu berupa NPWP dengan

Nomor : 01.649.215.9-518.000, Surat Keterangan

Terdaftar (SKT) dengan Nomor : PEM-

00918/WPJ.10/ KP.1703/2012 dan Surat

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) dengan

Nomor : PEM-00125/WPJ.10/KP.1703/ 2013. Hasil

pemeriksaan menunjukkan bahwa data maupun

informasi yang tercantum dalam NPWP, SKT dan

SPPKP telah sesuai dengan dokumen legalitas

lainnya.

6. Verifier 1.1.1.f

Dokumen lingkungan hidup

(AMDAL/UKL–UPL/SPPL/

DPLH/SIL/DELH/ dokumen

lingkungan hidup lain yang

setara).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan

dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee,

telah tersedia Dokumen Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) sesuai Surat

Kepala Bapedalda Kota Semarang Nomor :

660.1/719 tanggal 28 Juli 2008. Tersedia juga

Surat Keterangan dari Kepala Laboratorium

Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

dengan Nomor : 020/005/1.4, tanggal 16 Februari

2016. Surat Keterangan tersebut menerangkan

bahwa di lokasi PT Fajarterbit Abadi telah dilakukan

pengambilan sampel udara dan sampel air bersih,

dimana hasil pengambilan sampel masih dalam

proses pemeriksaan laboratorium.

7. Verifier 1.1.1.g

IUIPHHK atau Izin Usaha Industri

(IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen izin usaha

yang dimiliki oleh Auditee yaitu berupa Izin Usaha

Industri dari Badan Koordinasi Penanaman Modal

Pemberdayaan BUMD dan Aset Daerah (BKPM PB &

AD) dengan Nomor : 530/022/IUI/IX/2008 pada

tanggal 23 September 2008. Jenis industri berupa

industri moulding dan komponen bahan bangunan

dari kayu dengan kapasitas 1.000 M3/Tahun. Izin

Usaha Industri berlaku selama perusahaan industri

beroperasi.

8. Verifier 1.1.1.h

Rencana Pemenuhan Bahan Baku Not Applicable

Auditee adalah industri Kayu Olahan Lanjutan

dimana bahan bakunya bukan berupa kayu bulat,

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 5 dari 12

Industri (RPBBI) untuk (IUIPHHK). dengan demikian tidak terdapat Rencana

Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk

IUIPHHK, sehingga verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 1.1.2. Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memilikiizin sah,berupa eksportir

produsen

9. Verifier 1.1.2

Berstatus Eksportir Terdaftar

Produk Industri Kehutanan

(ETPIK).

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan

keabsahan dokumen ETPIK yang telah dimiliki

Auditee. Dokumen ETPIK Auditee dengan nomor :

02.ET-01.14.2185, tanggal 6 Maret 2014 Yang

diterbitkan oleh a.n. Menteri Perdagangan

Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan

Perdagangan dan berlaku sampai dengan tanggal

9 Maret 2018

Indikator 1.2.1. Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah.

10. Verifier 1.2.1.

Dokumen pengakuan/pengenal

sebagai importir. Not Applicable

Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk

kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak

diterapkan.

Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (due diligence)

11. Verifier 1.2.2.

Panduan/pedoman/

prosedur pelaksanaan dan bukti

pelaksanaan

sistem uji tuntas (due

diligence) importir

Not Applicable

Auditee tidak melakukan pembelian bahan baku

impor dengan demikian verifier tersebut tidak

diterapkan.

Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan

kelompok

12. Verifier 1.3.1.

Akte notaris

pembentukan kelompok atau

dokumen pembentukan

kelompok

Not Applicable

Auditee bukan merupakan pembentukan kelompok,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

P.2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu

dari asalnya.

K.2.1. Keberadaan dan penerapan sistem penelusuran bahan baku (termasuk kayu impor) dan hasil

olahannya

Indikator 2.1.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang

sah.

13. Verifier 2.1.1.a.

Kontrak suplai bahan baku

dan/atau dokumen jual beli

MEMENUHI

Auditee merupakan perusahaan industri moulding

dan komponen bahan bangunan dari kayu. Untuk

memenuhi kebutuhan produksi, auditee

memperoleh bahan baku kayu gergajian dengan

cara pembelian eceran atau beli putus dari pemasok

seperti pedagang eceran dan industri penggergajian

yang ada di sekitar Semarang

Seluruh transaksi atau pembelian kayu gergajian

telah dilengkapi dengan surat jalan dan kwitansi

pembayaran tunai sebagai bukti pembayaran serta

telah dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil

hutan berupa FA-KO dan DKO pada setiap

pengiriman bahan baku dari pemasok ke auditee

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 6 dari 12

14. Verifier 2.1.1.b.

Berita Acara Pemeriksaan yang

ditandatangani oleh petugas

kehutanan yang berwenang untuk

penerimaan kayu bulat dari hutan

negara, dilengkapi dengan

dokumen angkutan hasil hutan

yang sah.

Not Applicable

Bahan baku yang diterima oleh auditee bukan

berupa kayu bulat dari hutan rakyat, dengan

demikian verifier ini tidak diterapkan.

15. Verifier 2.1.1.c

Berita acara serah terima kayu

dan/atau bukti serah terima kayu

selain kayu bulat dari hutan

negara, dilengkapi dengan

dokumen angkutan hasil hutan

yang sah

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan terhadap penerimaan bahan

baku, sama seperti verifikasi penilikan kedua tahun

2015, bahwa seluruh penerimaan bahan baku kayu

gergajian dilengkapi dengan berita acara serah

terima sawn timber berupa surat jalan dari pemasok,

kwitansi pembayaran dan dilengkapi dengan

dokumen angkutan berupa Faktur Angkutan Kayu

Olahan (FA-KO) dan Daftar Kayu Olahan (DKO).

Setelah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya sesuai,

maka kedua belah pihak menandatangani surat

jalan sebagai sahnya serah terima barang atau

bahan baku.

16. Verifier 2.1.1.d

Dokumen angkutan hasil hutan

yang sah.

MEMENUHI

Selama periode Maret – Januari 2016 auditee telah

menerima dokumen angkutan berupa FA-KO untuk

produk kayu gergajian sebanyak 84 set dengan

jumlah 57.257 batang dan 772,7418 M3

Berdasarkan hasil uji petik stock bahan baku di

lapangan dengan dokumen FA-KO Nomor Seri:

AGH.1.1.13.03.A.001559, terdapat kesesuaian baik

jenis kayu, panjang, lebar, tebal dan volumenya.

Seluruh penerimaan bahan baku direkap dalam

kartu stok barang dan menjadi dasar untuk Laporan

Mutasi Hasil Hutan Olahan Kayu.

17. Verifier 2.1.1.e

Nota dan Dokumen Keterangan

(Berita Acara dari petugas

kehutanan kabupaten/kota atau

dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang

menjelaskan asal usul untuk kayu

bekas/hasil bongkaran,serta DKP

Not Applicable

Bahan baku yang digunakan oleh auditee dan

pemasok bukan merupakan kayu bekas atau hasil

bongkaran, dengan demikian verifier tersebut tidak

diterapkan.

18. Verifier 2.1.1.f

Dokumen angkutan berupa Nota

untuk kayu limbah industri.

Not Applicable

Bahan baku yang digunakan oleh auditee dan

pemasok bukan merupakan kayu limbah industri,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

19. Verifier 2.1.1.g

Dokumen S-LK / S-PHPL yang

dimiliki pemasok dan/atau DKP

dari pemasok.

MEMENUHI

Bahan baku yang dibeli oleh Auditee dari penjual

atau industri penggergajian pada saat dilakukan

verifikasi telah menyerahklan copy dokumen S-LK

IUIPHHK

1. UD Anugrah nomor S-LK : 189/LVLK-

009/X/2015.

2. CV Bintang Prima no S-LK : 186/LVLK-

009/X/2015.

Seluruh Sertifikat Legalitas Kayu tersebut

diterbitkan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi.

Untuk mempersipakan kemungkinan memakai

bahan baku kayu rakyat, Auditee telah menunjuk

personil yang bertanggung jawab untuk memeriksa

kelengkapan DKP serta Prosedurnya.

20. Verifier 2.1.1.h Not Applicable Auditee adalah industri Lanjutan kayu olahan

dimana bahan bakunya bukan berupa kayu bulat,

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 7 dari 12

Dokumen pendukung RPBBI. dengan demikian tidak terdapat Rencana

Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk

IUIPHHK, sehingga verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.1.2. Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah.

21. Verifier 2.1.2.a

Pemberitahuan

Impor Barang (PIB).

Not Applicable

Auditee tidak melakukan pembelian bahan baku

impor

22. Verifier 2.1.2.b

Bill of Lading (B/L) Not Applicable

Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan

demikian ada dokumen Bill Of Lading

23. Verifier 2.1.2.c

Packing List(P/L) Not Applicable

Auditee tidak melakukan impor bahan baku

sehingga tidak memiliki Packing List Impor

24. Verifier 2.1.2.d

Invoice Not Applicable

Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan

demikian tidak memiliki invoice

25. Verifier 2.1.2.e

Deklarasi impor Not Applicable

Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk kayu,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

26. Verifier 2.1.2.f

Rekomendasi impor Not Applicable

Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk kayu,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

27. Verifier 2.1.2.g

Bukti pembayaran bea masuk

(bila terkena bea masuk)

Not Applicable

Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan

demikian tidak memilki tidak ada kewajiban

membayar bea keluar.

28. Verifier 2.1.2.h

Dokumen lain yang relevan

(diantaranya CITES) untuk jenis

kayu yang dibatasi

perdagangannya.

Not Applicable

Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan

demikian tidak ada bahan baku yang harus dicek

untuk melihat cites

29. Verifier 2.1.2.i

Bukti penggunaan kayu impor Not Applicable

Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk

kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak

diterapkan.

Indikator 2.1.3 Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu

30. Verifier 2.1.3.a

Tally sheet penggunaan bahan

baku dan hasil produksi.

MEMENUHI

Berdasarkan verifikasi terhadap sistem administrasi

produksi pada proses produksi di lapangan, Auditee

telah membuat dan melakukan sistem Adminitrasi

antar bagian dalam kegiatan proses produksi

dengan kata lain keberadaan Tally Sheet oleh

Auditee sudah diterapkan, maka dapat disimpulkan

bahwa bahan baku yang digunakan untuk proses

produksi di Auditee dapat ditelusuri asal usulnya.

31. Verifier 2.1.3.b

Laporan produksi hasil olahan.

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan terkait dengan catatan produksi.

Laporan produksi yang dibuat Auditee setiap bulan

sesuai dengan Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan

Kayu pada periode yang sama. Perhitungan

rendemen tersebut adalah volume hasil produksi

dibagi pemakaian bahan baku kayu yang diproses

dalam periode yang sama yang dicatat setiap bulan,

maka diperoleh rendemen sebesar 68 %. Produk

yang dihasilkan oleh auditee berupa moulding (kayu

bentukan) dimana bahan bakunya berupa kayu

gergajian, finger joint (papan sambung) maupun

kayu hasil laminasi.

Berdasarkan standar Perdirjen BPK No 12/VI-

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 8 dari 12

BPPHH/2014, dimana untuk produk jenis kayu

bentukan (moulding) yang berasal dari kayu

gergajian randemennya 55 – 70%, untuk papan

sambung 70 – 80 % dan kayu laminasi 70 – 80 %.

32. Verifier 2.1.3.c

Produksi industri tidak melebihi

kapasitas produksi yang

diizinkan.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap

kesesuaian jenis produk dengan izin usaha industri

auditee dan sesuai dengan dokumen Izin Usaha

Industri (IUI) yang dimiliki Auditee Nomor : 530/022/

IUI/IX/2008, tanggal 23 September 2008, dimana

tercantum informasi kapasitas produksi yang

dizinkan kepada Auditee adalah sebesar 1.000

M3/Tahun dengan jenis produksi berupa kayu olahan

(moulding). Realisasi Produksi dalam waktu yhang

sama adalah sebesar 291, 4776 M3

maka dengan demikian jenis produk sesuai dengan

izin usaha industri auditee sedangkan realisasi

produksi sendiri tidak melebihi kapasitas produksi

auditee yang diizinkan.

33. Verifier 2.1.3.d

Hasil produksi yang berasal dari

kayu lelang dipisahkan

Not Applicable

Auditee maupun pemasoknya tidak menggunakan

kayu lelang sebagai bahan bakunya, dengan

demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

34. Verifier 2.1.3.e

Dokumen LMKB/ LMKBK dan

LMHHOK

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan terhadap seluruh laporan bahan

baku dan hasil poroduksi Auditee dapat menunjukan

dokumen LMHHOK untuk periode Maret 2015 –

Februari 2016. Lebih lengkap perihal laporan

mutasi.

Setelah dilakukan pemeriksaan, menunjukan

kebenaran laporan meliputi perhitungan stock,

penambahan dan pengurangan dan terdapat

kesesuaian dokumen laporan mutasi bahan baku

maupun mutasi hasil olahan kayu dengan laporan

hasil produksi dan dokumen pendukung lain pada

periode yang sama.

Indikator 2.1.4. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau

pengrajin/industri rumah tangga).

35. Verifier 2.1.4.a

Dokumen S - LK atau DKP Not Applicable

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak

melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

36. Verifier 2.1.4.b

Kontrak jasa pengolahan produk

antara auditee dengan pihak

penyedia jasa (pihak lain)

MEMENUHI

Auditee untuk pelaksanaan proses produksi

dikarenakan mesin moulding yang Auditee miliki

mash dalam kondisi Rekondisi, sementara proses

produski tidak boleh terhenti, maka untuk

sementara proses produksi mempergunakan jasa

produksi kepada perorangan, tetapi bahan baku

seluruhnya Auditee yang beli.

Dokumen Perjanjian ini dibuat dan disesuikan

dengan kebutuhan produksi maka dengan itu

kontrak perjanjian yang dimaksud dibuat setiap

bulan sesuai permintaan produksi, dan perjanjian ini

dibubuhi dengan materai secukupnya.

37. Verifier 2.1.4.c

Berita acara serah terima kayu

yang dijasakan

Not Applicable

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak

melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

38. Verifier 2.1.4.d

Ada pemisahan produk yang Not Applicable

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak

melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 9 dari 12

dijasakan pada perusahaan

penyedia jasa

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

39. Verifier 2.1.4.e

Adanya pendoku- mentasian

bahan baku, proses produksi dan

ekspor apabila ekspor dilakukan

melalui industri penyedia jasa

Not Applicable

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak

melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,

dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

P.3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi

K.3.1. Perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor

Indikator 3.1.1. Unit usaha menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau

pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

40. Verifier 3.1.1.

Dokumen angkutan hasil hutan

yang sah.

Not Applicable

Auditee dalam melakukan penjualan domestik tidak

memakai dokumen angkutan hasil hutan yang sah.

Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan

Ekspor Barang (PEB).

41. Verifier 3.2.1.a

Produk hasil olahan kayu yang

diekspor

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data

penerimaan bahan baku, hasil produksi dan

penjualan ekspor dalam periode bulan Februari

2015 sampai dengan Januari 2016, jenis produk

yang diekspor sama dengan jenis produk yang

diproses oleh Auditee. Dengan demikian hasil produk

kayu olahan yang diekspor oleh Auditee dapat

dipastikan merupakan hasil produksi sendiri.

42. Verifier 3.2.1.b

Pemberitahuan Ekspor Barang

(PEB).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan data realisasi

ekspor, Auditee dapat menunjukan kelengkapan

dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang

menyertai pelaksanaan ekspor sebanyak 12 (dua

belas) set. Informasi mengenai eksportir, penerima,

data pengangkutan, pelabuhan muat dan bongkar,

data barang (jenis dan kuantitas produk) telah

sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice,

Packing List dan Bill of Lading).

43. Verifier 3.2.1.c

Packing list (P/L).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap

kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor

selama periode bulan Februari 2015 sampai dengan

Januari 2016, Auditee dapat menunjukan

kelengkapan dokumen Packing List yang menyertai

pelaksanaan ekspor sebanyak 12 (dua belas) set.

Dokumen Packing List tersebut berisikan informasi

mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk,

dan kuantitas produk dan telah sesuai dengan

dokumen PEB serta dokumen ekspor lainnya (Invoice

dan Bill of Lading).

44. Verifier 3.2.1.d

Invoice.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap

kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor

selama periode bulan Februari 2015 sampai dengan

Januari 2016, Auditee dapat menunjukan

keseluruhan dokumen Invoice yang menyertai

pengiriman ekspor produk selama periode tersebut

sebanyak 12 (dua belas) set, dimana informasi

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 10 dari 12

mengenai eksportir, penerima, deskripsi produk,

kuantitas produk telah sesuai dengan dokumen PEB

serta dokumen ekspor lainnya (Packing List dan Bill

of Lading).

45. Verifier 3.2.1.e

Bill of Lading (B/L).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan kebsahan dan

kelengkapan dokumen ekspor, Auditee dapat

menunjukkan keseluruhan dokumen Bill of Lading

(B/L) yang menyertai pengiriman ekspor selama

periode bulan Februari 2015 sampai dengan Januari

2016 sebanyak 12 (dua belas) set. Dokumen B/L

dikeluarkan dan disahkan oleh pihak pelayaran atau

forwarder. Dari hasil verifikasi dokumen B/L

diketahui informasi mengenai eksportir, penerima,

deskripsi produk, kuantitas produk, sarana

pengangkutan dan nomer container telah sesuai

dengan dokumen PEB.

46. Verifier 3.2.1.f

Dokumen V – Legal untuk produk

yang wajib dilengkapi dengan

Dokumen V-Legal.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan

dokumen V-Legal untuk produk yang dibatasi

ekspornya dan wajib dilengkapi dengan dokumen V-

Legal, Auditee telah menerapkan penggunaan

dokumen tersebut dalam pelaksanaan ekspor

periode bulan Februari 2015 sampai dengan Januari

2016, dengan realisasi peggunaan dokumen V-Legal

sebanyak 12 lembar. Dokumen V-Legal yang

digunakan Auditee sesuai dengan dokumen ekspor

lainnya seperti PEB dan Invoice dimana seluruh

pelaksanaan ekspor/stuffing dilakukan di lokasi

industri Auditee sendiri.

47. Verifier 3.2.1.g

Hasil verifikasi teknis (Laporan

Surveyor) untuk produk yang

wajib verifikasi teknis. MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan realisasi ekspor,

Auditee adalah produsen kayu olahan yang

produknya dapat diekspor setelah memenuhi

ketentuan dan kriteria teknis. Verifikasi atau

penelusuran teknis telah dilakukan oleh Surveyor

Independen dan dilakukan di lokasi industri Auditee.

48. Verifier 3.2.1.h

Bukti pembayaran bea keluar bila

terkena bea keluar.

Not Applicable

Produk kayu olahan yang tidak wajib membayar bea

keluar.

49. Verifier 3.2.1.i

Dokumen lain yang relevan

(diantaranya CITES) untuk jenis

kayu dibatasi perdagangannya. MEMENUHI

Jenis bahan baku yang digunakan Auditee untuk

produk kayu olahan adalah jenis kayu kelompok

Meranti. Sesuai Arahan strategis konservasi spesies

Nasioal di mana hanya terdapat 22 jenis kayu yang

dibatasi jumlah perdagangannya, jenis kayu yang

diproses oleh Auditee tidak termasuk kedalamnya,

juga tidak terdaftar dalam CITES Appendic I, II dan III.

Berdasarkan Permenhut No 57/Menhut-II/2008.

Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal

50. Verifier 3.3.1.

Tanda V – Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan implementasi tanda

V-Legal, Auditee selaku pemegang Sertifikat

Legalitas Kayu Nomor : 038/EQC-VLK/III/2013 telah

menerapkan pembubuhan tanda V-Legal pada

produk yang akan diekspor. Tanda V-Legal

ditempelkan pada produk dengan ukuran dan

bentuk telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Auditee tidak menggunakan bahan baku kayu hasil

lelang, dengan demikian tidak terdapat tanda V-

Legal yang dibubuhkan pada produk kayu lelang.

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 11 dari 12

P.4. Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan.

K.4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

K.4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

Indikator 4.1.1.Prosedur/ prosedur dan implementasi K3.

51. Verifier 4.1.1.a

Pedoman / prosedur K3.

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen

Ketenagakerjaan, Auditee telah memiliki dokumen

Prosedur operasional dalam kegiatan K3. Auditee

juga telah membuat Surat Keputusan dengan

menunjuk Sdr Pusponyono sebagai personil untuk

bertanggung jawab terhadap implementasi K3 yang

dibuktikan berdasarkan Surat Keputusan Penetapan

Personil Penanggung Jawab Implementasi Program

K3 No.09/FTA/III/2014 yang ditandatangani oleh

Bagian Personalia pada tanggal 15 Maret 2014.

52. Verifier 4.1.1.b

Implementasi K3

MEMENUHI

Auditee telah memiliki Alat Pemadam Api Ringan

dengan jumlah APAR yang dimiliki auditee sebanyak

3 unit APAR, dari seluruh APAR yang dimiliki auditee

masih dalam kondisi siap pakai, dan wajib diisi

ulang pada tanggal 12 November 2016, berarti ada

penambahan 1 buah dari tahun sebelumnya.

Untuk Alat Pelindung Diri seperti masker dan sarung

tangan setiap pegawai. Auditee telah

mempersiapkan Kotak P3K yang di dalamnya berisi

obat obatan yang dipergunakan untuk tindakan

awal. Auditee telah menata keberadaan jalur

evakuasi.

53. Verifier 4.1.1.c

Catatan kecelakaan kerja

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan terhadap catatan kecelakaan

kerja dalam kurun waktu 12 bulan terakhir yaitu

antara bulan Februari 2015- Januari 2016, tercatat

5 (lima) kasus kecelakaan dengan skala ringan yaitu

1. Bulan Mei 2015 1 (satu) kasus.

2. Bulan Juni 2015 2 (dua) kasus).

3. Bulan Dsember 2015 1 (satau) kasus.

4. Bulan Janauri 2016 1 (satu) kasus

Seluruhnya telah dilakukan penangan dengan

memanfaatkan kotak P3K dan 1 (satu) kasus

dilakukan penanganan dengan merujuk ke klinik

pengobatan yang lokasinya beerada disekitar

industry Audoitee.

Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja

54. Verifier 4.2.1

Serikat pekerja atau kebijakan

perusahaan (auditee) yang

membolehkan untuk

membentuk atau terlibat dalam

kegiatan serikat pekerja.

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan Auditee telah membuat surat

pernyataan yang dibuat pada tanggal 30 November

2012 dengan nomor : 011/FTA/11/2012 yang

ditandatangani oleh Direktur, dan menyatakan

bahwa seluruh pegawai diperbolehkan membentuk

serikat pekerja atau terlibat dalam kegiatan serikat

pekerja selama tidak melanggar peraturan

perusahaan, agar produktifitas tetap berjalan dan

perusahaan tidak dirugikan.

Indikator 4.2.2 . Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur

hak-hak pekerja untuk IUIPHHK dan IUI yang mempeker jakan karyawan > 10 orang.

55. Verifier 4.2.2

Ketersediaan Dokumen KKB

atau PP yang mengatur hak – MEMENUHI

Auditee telah memiliki dokumen Perjanjian Kerja

Waktu. Dokumen Perjanjian tersebut berisi 10 pasal

yang menjelaskan hak dan kewajiban antara

pegawai dan manajemen.

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 12 dari 12

hak pekerja.

Indikator 4.2.3. Tidak mempekerjakan anak dibawah umur (diluar ketentuan)

56. Verifier 4.2.3

Pekerja yang masih dibawah

umur

MEMENUHI

Hasil pemeriksaan data tenaga kerja diperiksa

sampai dengan bulan Januari 2016, dan tercatat

jumlah tenaga kerja sebanyak 29 orang tenaga kerja

yang terdiri dari 11 orang Pria dan 18 orang wanita.

Dalam daftar tenaga kerja tidak tercatat usia

pekerja dibawah umur, untuk tenaga yang paling

muda adalah usia 21 tahun atau tahun kelahiran

1995.