pengumuman hasil re-sertifikasi … penilikan...di pt fajarterbit abadi kota semarang provinsi jawa...
TRANSCRIPT
Lampiran Surat No : 204/EQ.S/III/2016, tanggal 19 Maret 2016
PENGUMUMAN HASIL RE-SERTIFIKASI VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK)
DI PT FAJARTERBIT ABADI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
Bersama ini kami sampaikan Hasil Kegiatan Re-Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu
(VLK), sebagai berikut :
I. Identitas LV-LK :
Nama LV-LK : PT. EQUALITY INDONESIA
Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja
Kabupaten Bogor 16710
Telp. : (0251) 7550722
Fax. : (0251) 7550724
Email : [email protected]
Website : www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan kegiatan Re-Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu Pada :
II. Identitas Auditee :
Nama IUI : PT FAJARTERBIT ABADI
Nomor IUI : 530/022/IUI/IX/2008
Tanggal 23 September 2008
Kapasitas Produksi : 1.000 M³/tahun
Bidang Usaha : Industri Moulding dan Komponen Bahan Bangunan
Alamat : Jl. Brigjen Sudiarto No. 571 Kel. Pedurungan Kidul
Kec. Pedurungan, Kota Semarang – Jawa Tengah
III. Waktu Pelaksanaan : 18 s.d. 20 Februari 2016
IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT
PREDIKAT LULUS, SEHINGGA PT FAJARTERBIT ABADI
DI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERHAK
MENDAPATKAN KEMBALI SERTIFIKAT LEGALITAS
KAYU (S-LK).
Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 19 Maret 2016
PT. EQUALITY INDONESIA
Ucep Sucitra, S. Hut.
Man. Subdiv. Sertifikasi LK Industri
Halaman 1 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 047.1/EQI-KEP.Cert/III/2016
TENTANG
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (RE-SERTIFIKASI) PADA
PEMEGANG IUI PT FAJARTERBIT ABADI DI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
SK IUI NOMOR : 530/022/IUI/IX/2008 TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1.000 M³/TAHUN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada PT
Fajarterbit Abadi Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 028/EQI-F090 tanggal 08
Maret 2016;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor 028/EQI-F037 tanggal 08 Maret 2016 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor 015.3/EQI-F039 tanggal 12 Maret 2016
dan pernyataan pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 048.3 tanggal 12 Maret 2016 menunjukkan
PT Fajarterbit Abadi telah “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk setiap verifier
Legalitas Kayu (LK);
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014
tanggal 29 Desember 2014, PT Fajarterbit Abadi telah memenuhi syarat untuk diberikan
Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga
Sertifikasi Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems;
8. SNI ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga
Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa;
9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO/IEC 19011:2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
Halaman 2 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.21/MenLHK-II/2015 tanggal 1 Juni 2015
tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014
tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Alam sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : P.43/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014
tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Tanaman Industri
pada Hutan Produksi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/Menlhk-Setjen/2015
tanggal 12 Agustus 2015;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009
tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : P.95/Menhut-II/2014 tanggal 29 Desember 2014;
14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
15. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
16. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas
Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan
Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE
dalam kerangka Indonesia National Single Window;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 Tanggal 24
Desember 2014 jo. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 66/M-DAG/PER/8/2015
Tanggal 27 Agustus 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
20. Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
21. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-
IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO/IEC Guide 65:1996 General
requirements for bodies operating product certification systems dengan masa berlaku
sampai dengan 17 Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi
tanggal 18 Agustus 2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan
pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui
dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012
Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai
Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
23. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.2819/Menlhk
PHPL/PPHH/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Penetapan Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;
Halaman 3 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
24. Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013
tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem
Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan penerbitan dokumen V-Legal;
25. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014
tanggal 29 Desember 2014 jo. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang
Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Noomor : P.15/VI-BPPHH/2014
tanggal 29 Desember 2015 tentang Mekanisme Penetapan Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu (LVLK) Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;
27. Manual Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Sertifikasi Legalitas
Kayu (SLK) beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan :
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 193/EQI-F065/I/2016 tanggal 10 Januari 2016
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (RE-SERTIFIKASI) PADA PEMEGANG IUI PT
FAJARTERBIT ABADI DI KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH SK IUI NOMOR :
530/022/IUI/IX/2008 TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008 DENGAN KAPASITAS PRODUKSI
1.000 M³/TAHUN.
PERTAMA : PT Fajarterbit Abadi dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan kembali
Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dengan Nomor : 038.3/EQC-VLK/III/2016.
Dengan Re-Sertifikasi ini maka Sertifikat LK Nomor : 038.2/EQC-
VLK/III/2015 dinyatakan tidak berlaku lagi.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 12 Maret 2016 sampai dengan tanggal
11 Maret 2019 selama PT Fajarterbit Abadi (Pemegang Sertifikat) tetap
memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember
2014.
KETIGA : Sertifikat, Logo dan Tanda V-Legal yang diterbitkan oleh PT EQUALITY
Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan
publikasi dan promosi di media cetak, brosur ataupun media elektronik
sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan
atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan
hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat
melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan
hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan
nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau
manajemen Pemegang Sertifikat.
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
Halaman 4 dari 4
LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
LVLK – 006 – IDN
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Pemegang Sertifikat;
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi
lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana
diktum KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap
pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain pelanggaran
Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau
menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut.
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 12 Maret 2016
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Direktur Utama PT Fajarterbit Abadi, di Semarang;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, u.p. Direktur Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hutan di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 1 dari 12
(1) Identitas LVLK
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY Indonesia
b. Nomor Akreditasi : LVLK-006-IDN
c. Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72 Kelurahan/Kecamatan
Sukaraja Bogor 16710
d. Nomor Telepon
Nomor Faks
:
:
:
0251-7550722, 7157103
0251-7550724
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Standar : Permenhut No. P.43/Menhut-II/2014 jo. Permen
LHK No. P.95/Menhut-II/2014; Perdirjen BUK
No. P.14/VI-BPPHH/2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015
g. Tim Audit : 1. Ucep Sucitra, S.Hut. (Lead Auditor)
2. Ir. Bagus Edhianto (Auditor)
h. Tim Pengambil Keputusan : 1. Ir. Agustri Warsono (Ketua PK)
2. Rita Sugiarti, S.Hut. (Peninjau/ Anggota PK)
(2) Identitas Auditee
a. Nama Pemegang IUI : PT FAJARTERBIT ABADI
b. Nomor & Tanggal SK : 530/022/IUI/IX/2008, tanggal 23 September
2008
c. Kapasitas : 1.000 M3/Tahun
d. Alamat kantor : Jl Brigjen Sudiarto no 571 Pedurungan Kota
Semarang Provinsi Jawa Tengah
e. Nomor telepon
Nomor Fax
:
:
:
(024) 6723516 - 6717154, Fax (021)
29349298, 29349299
-
-
f. Pengurus
- Komisaris
- Direktur Utama
- Direktur
:
:
:
:
Nyonya Ince Melianan.
Tuan Jonathan Wijaya Saputra.
Nyonya Luciana Kosasih Saputra
RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 2 dari 12
(3) Ringkasan Tahapan
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Konsultasi Publik (bila
dibutuhkan)
Tidak ada -
Pertemuan Pembukaan Tanggal 18 Februari 2016 di
ruang rapat PT Fajarterbit
Abdai - Semarang
Pertemuan dilaksanakan
di. ruang rapat PT
Fajarterbit Abdai – Jln
Brigjen Sudiarto No 571
Semarang. Agenda Rapat
Pembukaan yaitu :
Perkenalan anggota Tim
Audit, menyampaikan
tujuan dan ruang lingkup
verifikasi, menyampaikan
jadwal/rencana kerja
verifikasi, menyampaikan
metodologi dan prosedur
verifikasi, menyampaikan
ketidaksesuaian pada
verifikasi, serta
menkonfirmasikan waktu,
tempat, dan peserta
pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan
diakhiri dengan
pembuatan BAP.
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
Tanggal 18 - 20 Februari
2016, di Kantor dan pabrik
PT Fajarterbit Abadi
Semarang, Observasi di
Gudang bahan baku.
Pabrik Pengolahan dan
Gudang barang jadi
Tim Audit menghimpun,
mempelajari data dan
dokumen dan
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran
2.5, Peraturan Jenderal
Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.14/VI-
BPPHH/2014.
Untuk menguji kebenaran
data, tim Audit melakukan
pengamatan, pencatatan,
uji petik menggunakan
kriteria dan indikator pada
Lampiran 2.5 Peraturan
Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor
P.14/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan Tanggal 20 Februari 2016 di
ruang rapat PT Fajarterbit
Menyampaikan ucapan
terima kasih kepada PT
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 3 dari 12
Abdai - Semarang Fajarterbit Abadi atas
kerjasamanya selama
verifikasi.
Menyampaikan daftar
periksa VLK
Pertemuan penutupan
diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan Tanggal, 12 Maret 2016. di
Ruang Meeting PT EQUALITY
Indonesia.
Rapat pengambilan
keputusan meninjau
dokumen verifikasi yang
diajukan untuk menjamin
bahwa verifikasi dilakukan
secara efektif dan efisien
sesuai dengan ketentuan
PT EQUALITY Indonesia.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
P.1. Pemegang izin usaha mendukung terselenggaranya perdagangan kayu yang sah.
K.1.1.Unit usaha dalam bentuk:
a. Industri memiliki izin yang sah, dan
b. Eksportir produkolahan memiliki izin yangs ah
K.1.2.Importir kayu dan produk kayu
K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok
Indikator 1.1.1. Unit usaha adalah produsen yang memiliki izin yang sah
1. Verifier 1.1.1.a
Akte pendirian perusahaan
dan/atau perubahan terakhir.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil verifikasi terhadap ketersediaan
dokumen akta Auditee konsisten dapat menunjukan
dokumen akta pendirian dari Notaris. Subiyanto
Putro SH dengan nomor akta 192 tanggal 24 April
1990, kemudian mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik ndonesia Direktorat
Jendral Hukum dan Perundang Undangan Nomor :
C2- 6676.HT.01.01 Tahun 1994 tertanggal 27 April
1994 serta.
Akta perubahan Notaris Subiyanto Putro, SH., MKn
dengan Akta No. 7 tanggal 8 Desember 2011
dengan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia dengan nomor AHU-
02563.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 16 Januari
2012. Dengan demikian kepemilikan dokumen Akta
tidak mengalami perubahan lagi, atau sama seperti
ketika diverifikasi pada kegiatan penilikan kedua.
2. Verifier 1.1.1.b
Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) atau Izin Perdagangan
yang tercantum dalam izin
industri
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersedian
dokumen Izin Usaha Perdagangan, Auditee memiliki
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah
dengan Nomor : 517/177/11.01/ PM/I/2016 yang
diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Pemerintah Kota Semarang tanggal 13 Januari
2016. Auditee wajib mendaftar ulang SIUP pada
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 4 dari 12
tanggal 02 Maret 2021.
3. Verifier 1.1.1.c
Izin HO (izin gangguan lingkungan
sekitar industri)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO
(Izin Gangguan Lingkungan Sekitar Industri), Auditee
telah memiliki Ijin Gangguan yang diterbitkan oleh
Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang atas nama Walikota Semarang dengan
Nomor : 517/122/BPPT/II/2015 tanggal 26
Februari 2015. Pemegang Ijin wajib melaksanakan
pendaftaran ulang Ijin Gangguan setiap 3 tahun
sekali sejak tanggal diterbitkan keputusan ini atau
sebelum tanggal 26 Februari 2018.
4. Verifier 1.1.1.d
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda
Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen
TDP yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang dengan Nomor :
11.01.1.16.02438 tanggal 3 Februari 2014. Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan
tanggal 2 Maret 2019.
5. Verifier 1.1.1.e
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
ketersediaan dan keabsahan dokumen perpajakan
yang dimiliki Auditee yaitu berupa NPWP dengan
Nomor : 01.649.215.9-518.000, Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) dengan Nomor : PEM-
00918/WPJ.10/ KP.1703/2012 dan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) dengan
Nomor : PEM-00125/WPJ.10/KP.1703/ 2013. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa data maupun
informasi yang tercantum dalam NPWP, SKT dan
SPPKP telah sesuai dengan dokumen legalitas
lainnya.
6. Verifier 1.1.1.f
Dokumen lingkungan hidup
(AMDAL/UKL–UPL/SPPL/
DPLH/SIL/DELH/ dokumen
lingkungan hidup lain yang
setara).
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan
dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee,
telah tersedia Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) sesuai Surat
Kepala Bapedalda Kota Semarang Nomor :
660.1/719 tanggal 28 Juli 2008. Tersedia juga
Surat Keterangan dari Kepala Laboratorium
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
dengan Nomor : 020/005/1.4, tanggal 16 Februari
2016. Surat Keterangan tersebut menerangkan
bahwa di lokasi PT Fajarterbit Abadi telah dilakukan
pengambilan sampel udara dan sampel air bersih,
dimana hasil pengambilan sampel masih dalam
proses pemeriksaan laboratorium.
7. Verifier 1.1.1.g
IUIPHHK atau Izin Usaha Industri
(IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT).
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen izin usaha
yang dimiliki oleh Auditee yaitu berupa Izin Usaha
Industri dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
Pemberdayaan BUMD dan Aset Daerah (BKPM PB &
AD) dengan Nomor : 530/022/IUI/IX/2008 pada
tanggal 23 September 2008. Jenis industri berupa
industri moulding dan komponen bahan bangunan
dari kayu dengan kapasitas 1.000 M3/Tahun. Izin
Usaha Industri berlaku selama perusahaan industri
beroperasi.
8. Verifier 1.1.1.h
Rencana Pemenuhan Bahan Baku Not Applicable
Auditee adalah industri Kayu Olahan Lanjutan
dimana bahan bakunya bukan berupa kayu bulat,
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 5 dari 12
Industri (RPBBI) untuk (IUIPHHK). dengan demikian tidak terdapat Rencana
Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk
IUIPHHK, sehingga verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator 1.1.2. Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memilikiizin sah,berupa eksportir
produsen
9. Verifier 1.1.2
Berstatus Eksportir Terdaftar
Produk Industri Kehutanan
(ETPIK).
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan
keabsahan dokumen ETPIK yang telah dimiliki
Auditee. Dokumen ETPIK Auditee dengan nomor :
02.ET-01.14.2185, tanggal 6 Maret 2014 Yang
diterbitkan oleh a.n. Menteri Perdagangan
Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan
Perdagangan dan berlaku sampai dengan tanggal
9 Maret 2018
Indikator 1.2.1. Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah.
10. Verifier 1.2.1.
Dokumen pengakuan/pengenal
sebagai importir. Not Applicable
Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk
kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (due diligence)
11. Verifier 1.2.2.
Panduan/pedoman/
prosedur pelaksanaan dan bukti
pelaksanaan
sistem uji tuntas (due
diligence) importir
Not Applicable
Auditee tidak melakukan pembelian bahan baku
impor dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan
kelompok
12. Verifier 1.3.1.
Akte notaris
pembentukan kelompok atau
dokumen pembentukan
kelompok
Not Applicable
Auditee bukan merupakan pembentukan kelompok,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
P.2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu
dari asalnya.
K.2.1. Keberadaan dan penerapan sistem penelusuran bahan baku (termasuk kayu impor) dan hasil
olahannya
Indikator 2.1.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang
sah.
13. Verifier 2.1.1.a.
Kontrak suplai bahan baku
dan/atau dokumen jual beli
MEMENUHI
Auditee merupakan perusahaan industri moulding
dan komponen bahan bangunan dari kayu. Untuk
memenuhi kebutuhan produksi, auditee
memperoleh bahan baku kayu gergajian dengan
cara pembelian eceran atau beli putus dari pemasok
seperti pedagang eceran dan industri penggergajian
yang ada di sekitar Semarang
Seluruh transaksi atau pembelian kayu gergajian
telah dilengkapi dengan surat jalan dan kwitansi
pembayaran tunai sebagai bukti pembayaran serta
telah dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil
hutan berupa FA-KO dan DKO pada setiap
pengiriman bahan baku dari pemasok ke auditee
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 6 dari 12
14. Verifier 2.1.1.b.
Berita Acara Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh petugas
kehutanan yang berwenang untuk
penerimaan kayu bulat dari hutan
negara, dilengkapi dengan
dokumen angkutan hasil hutan
yang sah.
Not Applicable
Bahan baku yang diterima oleh auditee bukan
berupa kayu bulat dari hutan rakyat, dengan
demikian verifier ini tidak diterapkan.
15. Verifier 2.1.1.c
Berita acara serah terima kayu
dan/atau bukti serah terima kayu
selain kayu bulat dari hutan
negara, dilengkapi dengan
dokumen angkutan hasil hutan
yang sah
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap penerimaan bahan
baku, sama seperti verifikasi penilikan kedua tahun
2015, bahwa seluruh penerimaan bahan baku kayu
gergajian dilengkapi dengan berita acara serah
terima sawn timber berupa surat jalan dari pemasok,
kwitansi pembayaran dan dilengkapi dengan
dokumen angkutan berupa Faktur Angkutan Kayu
Olahan (FA-KO) dan Daftar Kayu Olahan (DKO).
Setelah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya sesuai,
maka kedua belah pihak menandatangani surat
jalan sebagai sahnya serah terima barang atau
bahan baku.
16. Verifier 2.1.1.d
Dokumen angkutan hasil hutan
yang sah.
MEMENUHI
Selama periode Maret – Januari 2016 auditee telah
menerima dokumen angkutan berupa FA-KO untuk
produk kayu gergajian sebanyak 84 set dengan
jumlah 57.257 batang dan 772,7418 M3
Berdasarkan hasil uji petik stock bahan baku di
lapangan dengan dokumen FA-KO Nomor Seri:
AGH.1.1.13.03.A.001559, terdapat kesesuaian baik
jenis kayu, panjang, lebar, tebal dan volumenya.
Seluruh penerimaan bahan baku direkap dalam
kartu stok barang dan menjadi dasar untuk Laporan
Mutasi Hasil Hutan Olahan Kayu.
17. Verifier 2.1.1.e
Nota dan Dokumen Keterangan
(Berita Acara dari petugas
kehutanan kabupaten/kota atau
dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang
menjelaskan asal usul untuk kayu
bekas/hasil bongkaran,serta DKP
Not Applicable
Bahan baku yang digunakan oleh auditee dan
pemasok bukan merupakan kayu bekas atau hasil
bongkaran, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
18. Verifier 2.1.1.f
Dokumen angkutan berupa Nota
untuk kayu limbah industri.
Not Applicable
Bahan baku yang digunakan oleh auditee dan
pemasok bukan merupakan kayu limbah industri,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
19. Verifier 2.1.1.g
Dokumen S-LK / S-PHPL yang
dimiliki pemasok dan/atau DKP
dari pemasok.
MEMENUHI
Bahan baku yang dibeli oleh Auditee dari penjual
atau industri penggergajian pada saat dilakukan
verifikasi telah menyerahklan copy dokumen S-LK
IUIPHHK
1. UD Anugrah nomor S-LK : 189/LVLK-
009/X/2015.
2. CV Bintang Prima no S-LK : 186/LVLK-
009/X/2015.
Seluruh Sertifikat Legalitas Kayu tersebut
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi.
Untuk mempersipakan kemungkinan memakai
bahan baku kayu rakyat, Auditee telah menunjuk
personil yang bertanggung jawab untuk memeriksa
kelengkapan DKP serta Prosedurnya.
20. Verifier 2.1.1.h Not Applicable Auditee adalah industri Lanjutan kayu olahan
dimana bahan bakunya bukan berupa kayu bulat,
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 7 dari 12
Dokumen pendukung RPBBI. dengan demikian tidak terdapat Rencana
Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk
IUIPHHK, sehingga verifier tersebut tidak diterapkan.
Indikator 2.1.2. Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah.
21. Verifier 2.1.2.a
Pemberitahuan
Impor Barang (PIB).
Not Applicable
Auditee tidak melakukan pembelian bahan baku
impor
22. Verifier 2.1.2.b
Bill of Lading (B/L) Not Applicable
Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan
demikian ada dokumen Bill Of Lading
23. Verifier 2.1.2.c
Packing List(P/L) Not Applicable
Auditee tidak melakukan impor bahan baku
sehingga tidak memiliki Packing List Impor
24. Verifier 2.1.2.d
Invoice Not Applicable
Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan
demikian tidak memiliki invoice
25. Verifier 2.1.2.e
Deklarasi impor Not Applicable
Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk kayu,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
26. Verifier 2.1.2.f
Rekomendasi impor Not Applicable
Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk kayu,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
27. Verifier 2.1.2.g
Bukti pembayaran bea masuk
(bila terkena bea masuk)
Not Applicable
Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan
demikian tidak memilki tidak ada kewajiban
membayar bea keluar.
28. Verifier 2.1.2.h
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya CITES) untuk jenis
kayu yang dibatasi
perdagangannya.
Not Applicable
Auditee tidak melakukan impor bahan baku dengan
demikian tidak ada bahan baku yang harus dicek
untuk melihat cites
29. Verifier 2.1.2.i
Bukti penggunaan kayu impor Not Applicable
Auditee bukan sebagai importir kayu atau produk
kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak
diterapkan.
Indikator 2.1.3 Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu
30. Verifier 2.1.3.a
Tally sheet penggunaan bahan
baku dan hasil produksi.
MEMENUHI
Berdasarkan verifikasi terhadap sistem administrasi
produksi pada proses produksi di lapangan, Auditee
telah membuat dan melakukan sistem Adminitrasi
antar bagian dalam kegiatan proses produksi
dengan kata lain keberadaan Tally Sheet oleh
Auditee sudah diterapkan, maka dapat disimpulkan
bahwa bahan baku yang digunakan untuk proses
produksi di Auditee dapat ditelusuri asal usulnya.
31. Verifier 2.1.3.b
Laporan produksi hasil olahan.
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terkait dengan catatan produksi.
Laporan produksi yang dibuat Auditee setiap bulan
sesuai dengan Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan
Kayu pada periode yang sama. Perhitungan
rendemen tersebut adalah volume hasil produksi
dibagi pemakaian bahan baku kayu yang diproses
dalam periode yang sama yang dicatat setiap bulan,
maka diperoleh rendemen sebesar 68 %. Produk
yang dihasilkan oleh auditee berupa moulding (kayu
bentukan) dimana bahan bakunya berupa kayu
gergajian, finger joint (papan sambung) maupun
kayu hasil laminasi.
Berdasarkan standar Perdirjen BPK No 12/VI-
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 8 dari 12
BPPHH/2014, dimana untuk produk jenis kayu
bentukan (moulding) yang berasal dari kayu
gergajian randemennya 55 – 70%, untuk papan
sambung 70 – 80 % dan kayu laminasi 70 – 80 %.
32. Verifier 2.1.3.c
Produksi industri tidak melebihi
kapasitas produksi yang
diizinkan.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
kesesuaian jenis produk dengan izin usaha industri
auditee dan sesuai dengan dokumen Izin Usaha
Industri (IUI) yang dimiliki Auditee Nomor : 530/022/
IUI/IX/2008, tanggal 23 September 2008, dimana
tercantum informasi kapasitas produksi yang
dizinkan kepada Auditee adalah sebesar 1.000
M3/Tahun dengan jenis produksi berupa kayu olahan
(moulding). Realisasi Produksi dalam waktu yhang
sama adalah sebesar 291, 4776 M3
maka dengan demikian jenis produk sesuai dengan
izin usaha industri auditee sedangkan realisasi
produksi sendiri tidak melebihi kapasitas produksi
auditee yang diizinkan.
33. Verifier 2.1.3.d
Hasil produksi yang berasal dari
kayu lelang dipisahkan
Not Applicable
Auditee maupun pemasoknya tidak menggunakan
kayu lelang sebagai bahan bakunya, dengan
demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
34. Verifier 2.1.3.e
Dokumen LMKB/ LMKBK dan
LMHHOK
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap seluruh laporan bahan
baku dan hasil poroduksi Auditee dapat menunjukan
dokumen LMHHOK untuk periode Maret 2015 –
Februari 2016. Lebih lengkap perihal laporan
mutasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan, menunjukan
kebenaran laporan meliputi perhitungan stock,
penambahan dan pengurangan dan terdapat
kesesuaian dokumen laporan mutasi bahan baku
maupun mutasi hasil olahan kayu dengan laporan
hasil produksi dan dokumen pendukung lain pada
periode yang sama.
Indikator 2.1.4. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau
pengrajin/industri rumah tangga).
35. Verifier 2.1.4.a
Dokumen S - LK atau DKP Not Applicable
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
36. Verifier 2.1.4.b
Kontrak jasa pengolahan produk
antara auditee dengan pihak
penyedia jasa (pihak lain)
MEMENUHI
Auditee untuk pelaksanaan proses produksi
dikarenakan mesin moulding yang Auditee miliki
mash dalam kondisi Rekondisi, sementara proses
produski tidak boleh terhenti, maka untuk
sementara proses produksi mempergunakan jasa
produksi kepada perorangan, tetapi bahan baku
seluruhnya Auditee yang beli.
Dokumen Perjanjian ini dibuat dan disesuikan
dengan kebutuhan produksi maka dengan itu
kontrak perjanjian yang dimaksud dibuat setiap
bulan sesuai permintaan produksi, dan perjanjian ini
dibubuhi dengan materai secukupnya.
37. Verifier 2.1.4.c
Berita acara serah terima kayu
yang dijasakan
Not Applicable
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
38. Verifier 2.1.4.d
Ada pemisahan produk yang Not Applicable
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 9 dari 12
dijasakan pada perusahaan
penyedia jasa
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
39. Verifier 2.1.4.e
Adanya pendoku- mentasian
bahan baku, proses produksi dan
ekspor apabila ekspor dilakukan
melalui industri penyedia jasa
Not Applicable
Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak
melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain,
dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.
P.3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi
K.3.1. Perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor
Indikator 3.1.1. Unit usaha menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau
pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
40. Verifier 3.1.1.
Dokumen angkutan hasil hutan
yang sah.
Not Applicable
Auditee dalam melakukan penjualan domestik tidak
memakai dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB).
41. Verifier 3.2.1.a
Produk hasil olahan kayu yang
diekspor
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data
penerimaan bahan baku, hasil produksi dan
penjualan ekspor dalam periode bulan Februari
2015 sampai dengan Januari 2016, jenis produk
yang diekspor sama dengan jenis produk yang
diproses oleh Auditee. Dengan demikian hasil produk
kayu olahan yang diekspor oleh Auditee dapat
dipastikan merupakan hasil produksi sendiri.
42. Verifier 3.2.1.b
Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB).
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan data realisasi
ekspor, Auditee dapat menunjukan kelengkapan
dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang
menyertai pelaksanaan ekspor sebanyak 12 (dua
belas) set. Informasi mengenai eksportir, penerima,
data pengangkutan, pelabuhan muat dan bongkar,
data barang (jenis dan kuantitas produk) telah
sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice,
Packing List dan Bill of Lading).
43. Verifier 3.2.1.c
Packing list (P/L).
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor
selama periode bulan Februari 2015 sampai dengan
Januari 2016, Auditee dapat menunjukan
kelengkapan dokumen Packing List yang menyertai
pelaksanaan ekspor sebanyak 12 (dua belas) set.
Dokumen Packing List tersebut berisikan informasi
mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk,
dan kuantitas produk dan telah sesuai dengan
dokumen PEB serta dokumen ekspor lainnya (Invoice
dan Bill of Lading).
44. Verifier 3.2.1.d
Invoice.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor
selama periode bulan Februari 2015 sampai dengan
Januari 2016, Auditee dapat menunjukan
keseluruhan dokumen Invoice yang menyertai
pengiriman ekspor produk selama periode tersebut
sebanyak 12 (dua belas) set, dimana informasi
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 10 dari 12
mengenai eksportir, penerima, deskripsi produk,
kuantitas produk telah sesuai dengan dokumen PEB
serta dokumen ekspor lainnya (Packing List dan Bill
of Lading).
45. Verifier 3.2.1.e
Bill of Lading (B/L).
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan kebsahan dan
kelengkapan dokumen ekspor, Auditee dapat
menunjukkan keseluruhan dokumen Bill of Lading
(B/L) yang menyertai pengiriman ekspor selama
periode bulan Februari 2015 sampai dengan Januari
2016 sebanyak 12 (dua belas) set. Dokumen B/L
dikeluarkan dan disahkan oleh pihak pelayaran atau
forwarder. Dari hasil verifikasi dokumen B/L
diketahui informasi mengenai eksportir, penerima,
deskripsi produk, kuantitas produk, sarana
pengangkutan dan nomer container telah sesuai
dengan dokumen PEB.
46. Verifier 3.2.1.f
Dokumen V – Legal untuk produk
yang wajib dilengkapi dengan
Dokumen V-Legal.
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan
dokumen V-Legal untuk produk yang dibatasi
ekspornya dan wajib dilengkapi dengan dokumen V-
Legal, Auditee telah menerapkan penggunaan
dokumen tersebut dalam pelaksanaan ekspor
periode bulan Februari 2015 sampai dengan Januari
2016, dengan realisasi peggunaan dokumen V-Legal
sebanyak 12 lembar. Dokumen V-Legal yang
digunakan Auditee sesuai dengan dokumen ekspor
lainnya seperti PEB dan Invoice dimana seluruh
pelaksanaan ekspor/stuffing dilakukan di lokasi
industri Auditee sendiri.
47. Verifier 3.2.1.g
Hasil verifikasi teknis (Laporan
Surveyor) untuk produk yang
wajib verifikasi teknis. MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan realisasi ekspor,
Auditee adalah produsen kayu olahan yang
produknya dapat diekspor setelah memenuhi
ketentuan dan kriteria teknis. Verifikasi atau
penelusuran teknis telah dilakukan oleh Surveyor
Independen dan dilakukan di lokasi industri Auditee.
48. Verifier 3.2.1.h
Bukti pembayaran bea keluar bila
terkena bea keluar.
Not Applicable
Produk kayu olahan yang tidak wajib membayar bea
keluar.
49. Verifier 3.2.1.i
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya CITES) untuk jenis
kayu dibatasi perdagangannya. MEMENUHI
Jenis bahan baku yang digunakan Auditee untuk
produk kayu olahan adalah jenis kayu kelompok
Meranti. Sesuai Arahan strategis konservasi spesies
Nasioal di mana hanya terdapat 22 jenis kayu yang
dibatasi jumlah perdagangannya, jenis kayu yang
diproses oleh Auditee tidak termasuk kedalamnya,
juga tidak terdaftar dalam CITES Appendic I, II dan III.
Berdasarkan Permenhut No 57/Menhut-II/2008.
Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal
50. Verifier 3.3.1.
Tanda V – Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan
MEMENUHI
Berdasarkan hasil pemeriksaan implementasi tanda
V-Legal, Auditee selaku pemegang Sertifikat
Legalitas Kayu Nomor : 038/EQC-VLK/III/2013 telah
menerapkan pembubuhan tanda V-Legal pada
produk yang akan diekspor. Tanda V-Legal
ditempelkan pada produk dengan ukuran dan
bentuk telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Auditee tidak menggunakan bahan baku kayu hasil
lelang, dengan demikian tidak terdapat tanda V-
Legal yang dibubuhkan pada produk kayu lelang.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 11 dari 12
P.4. Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan.
K.4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
K.4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
Indikator 4.1.1.Prosedur/ prosedur dan implementasi K3.
51. Verifier 4.1.1.a
Pedoman / prosedur K3.
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
Ketenagakerjaan, Auditee telah memiliki dokumen
Prosedur operasional dalam kegiatan K3. Auditee
juga telah membuat Surat Keputusan dengan
menunjuk Sdr Pusponyono sebagai personil untuk
bertanggung jawab terhadap implementasi K3 yang
dibuktikan berdasarkan Surat Keputusan Penetapan
Personil Penanggung Jawab Implementasi Program
K3 No.09/FTA/III/2014 yang ditandatangani oleh
Bagian Personalia pada tanggal 15 Maret 2014.
52. Verifier 4.1.1.b
Implementasi K3
MEMENUHI
Auditee telah memiliki Alat Pemadam Api Ringan
dengan jumlah APAR yang dimiliki auditee sebanyak
3 unit APAR, dari seluruh APAR yang dimiliki auditee
masih dalam kondisi siap pakai, dan wajib diisi
ulang pada tanggal 12 November 2016, berarti ada
penambahan 1 buah dari tahun sebelumnya.
Untuk Alat Pelindung Diri seperti masker dan sarung
tangan setiap pegawai. Auditee telah
mempersiapkan Kotak P3K yang di dalamnya berisi
obat obatan yang dipergunakan untuk tindakan
awal. Auditee telah menata keberadaan jalur
evakuasi.
53. Verifier 4.1.1.c
Catatan kecelakaan kerja
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan terhadap catatan kecelakaan
kerja dalam kurun waktu 12 bulan terakhir yaitu
antara bulan Februari 2015- Januari 2016, tercatat
5 (lima) kasus kecelakaan dengan skala ringan yaitu
1. Bulan Mei 2015 1 (satu) kasus.
2. Bulan Juni 2015 2 (dua) kasus).
3. Bulan Dsember 2015 1 (satau) kasus.
4. Bulan Janauri 2016 1 (satu) kasus
Seluruhnya telah dilakukan penangan dengan
memanfaatkan kotak P3K dan 1 (satu) kasus
dilakukan penanganan dengan merujuk ke klinik
pengobatan yang lokasinya beerada disekitar
industry Audoitee.
Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja
54. Verifier 4.2.1
Serikat pekerja atau kebijakan
perusahaan (auditee) yang
membolehkan untuk
membentuk atau terlibat dalam
kegiatan serikat pekerja.
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan Auditee telah membuat surat
pernyataan yang dibuat pada tanggal 30 November
2012 dengan nomor : 011/FTA/11/2012 yang
ditandatangani oleh Direktur, dan menyatakan
bahwa seluruh pegawai diperbolehkan membentuk
serikat pekerja atau terlibat dalam kegiatan serikat
pekerja selama tidak melanggar peraturan
perusahaan, agar produktifitas tetap berjalan dan
perusahaan tidak dirugikan.
Indikator 4.2.2 . Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur
hak-hak pekerja untuk IUIPHHK dan IUI yang mempeker jakan karyawan > 10 orang.
55. Verifier 4.2.2
Ketersediaan Dokumen KKB
atau PP yang mengatur hak – MEMENUHI
Auditee telah memiliki dokumen Perjanjian Kerja
Waktu. Dokumen Perjanjian tersebut berisi 10 pasal
yang menjelaskan hak dan kewajiban antara
pegawai dan manajemen.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 12 dari 12
hak pekerja.
Indikator 4.2.3. Tidak mempekerjakan anak dibawah umur (diluar ketentuan)
56. Verifier 4.2.3
Pekerja yang masih dibawah
umur
MEMENUHI
Hasil pemeriksaan data tenaga kerja diperiksa
sampai dengan bulan Januari 2016, dan tercatat
jumlah tenaga kerja sebanyak 29 orang tenaga kerja
yang terdiri dari 11 orang Pria dan 18 orang wanita.
Dalam daftar tenaga kerja tidak tercatat usia
pekerja dibawah umur, untuk tenaga yang paling
muda adalah usia 21 tahun atau tahun kelahiran
1995.