pengukuran stadia tachometri

14
POLYGON I. TUJUAN MAHASISWA 1. Mahasiswa dapat menggunakan theodolit pada pengukuran polygon. 2. Mahasiswa dapat mengenal methode yang dipakai untuk pengukuran polygon. 3. Mahasiswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di lapangan. II. TUJUAN KHUSUS 1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran polygon terbuka. 2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran polygon tertutup. III. PERALATAN 1. Pesawat theodolit 2. Statif dan unting-unting 3. Bak ukur 4. Meteran 5. Jalon dan payung 6. Patok,palu & paku 7. Parang 8. Alat-alat tulis IV. PETUNJUK UMUM

Upload: rio-zamani

Post on 22-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

mudah

TRANSCRIPT

POLYGON

I. TUJUAN MAHASISWA1. Mahasiswa dapat menggunakan theodolit pada pengukuran polygon.2. Mahasiswa dapat mengenal methode yang dipakai untuk pengukuran polygon.3. Mahasiswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di lapangan.

II. TUJUAN KHUSUS1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran polygon terbuka.2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran polygon tertutup.

III. PERALATAN1. Pesawat theodolit2. Statif dan unting-unting3. Bak ukur4. Meteran5. Jalon dan payung6. Patok,palu & paku7. Parang8. Alat-alat tulis

IV. PETUNJUK UMUM1. Hati-hati pada lokasi pengukuran,karena mungkin ada benda-benda tajam atau binatang yang berbahaya.2. Selama pengukuran pakailah peralatan pengaman3. Catat, jaga dan pergunakan alat-alat semestinya.4. Gunakanlah jalon pada titik-titik polygon yang akan dibidik sebagai alat bantu untuk mempermudah pembidikan.5. Pengukuran sudut polygon dapat dilakukan secara biasa dan luar biasa.6. Bila perlu buat sket pengukuran.7. Pencatatan data harus jelas dan rapi.

V. LANGKAH KERJA1. Poligon Terbukaa. Tentukanlah terlebih dahulu titik patok polygon yang akan dibuat,misal seperti gambar

b. Pasang dan stel pesawat pada titik polygon P (x,y) yang sudah diketahui koordinatnya.c. Buka klem limbus dan piringan mendatar,nolkan skala lingkaran mendatar kemudian kunci kembali.d. Buka klem limbus bidik titik R (xr,yr).Setelah tepat kunci kembali.e. Buka klem piringan skala mendatar,bidik titik 1 dan kunci kembali,kemudian catat pembacaan sudut.f. Pasang bak ukur pada titik 1,bidik bak ukur dan catat BA,BT dan BB.g. Ulangi seperti langkah 4 s/d 5.Sehingga didapat sudut p-1 dan jarak titik polygon P ketitik 1 (dp1).h. Pindahkan pesawat ke titik polygon 1 dengan cara yang sama,ukur sudut dan jarak seperti langkah-langkah tersebut diatas.i. Lakukan pengukuran ke titik-titik polygon selanjutnya dengan jalan seperti langkah tersebut diatas sampai titik Q (xq,yq).Sehingga dengan demikian akan didapat 1,2,3 . . . . dan seterusnya.j. Hitung dan gambar hasil pengukuran.

2. Poligon tertutupUntuk polygon tertutup ini pada prinsipnya langkah kerja dalam pengukuran sama dengan langkah kerja polygon terbuka.Hanya bedanya disini :a. Untuk Polygon Terbuka :1. Pada ujung awal polygon diperlukan suatu titik yang tentu dan sudut jurusan yang tentu pula.2. Supaya keadaan menjadi simetris,maka pada ujung akhir dibuat titik yang tentu pula dan diikat pada jurusan yang tentu pula.

b. Untuk Polygon Tertutup1. Pada pengukuran cukup diperlukan suatu titik tertentu saja atau beberapa titik tertentu dan sudut jurusan yang tentu pula pada awal pengukuran.2. Pengukuran akhir harus kembali (menutup) ke titik awal. Dalam hal ini dapat dilihat pada contoh dibawah ini dimana pengukuran awal dimulai dari titik P yang kemudian diakhiri ke titik P lagi.VI. GAMBAR KERJA.1. Polygon Terbuka

2. Polygon Tertutup

PENGUKURAN SUDUT VERTIKAL & HORIZONTAL

I. TUJUAN UMUM1. Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan pesawat ukur sudut theodolite di lapangan.2. Mahasiswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di lapangan.

II. TUJUAN KHUSUS1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sudut horizontal di lapangan.2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sudut vertical di lapangan.3. Mahasiswa dapat mengukur dan menghitung jarak optis di lapangan.

III. PERALATAN1. Pesawat theodolit2. Statif dan unting-unting3. Jalon, patok, paku.4. Bak ukur5. Kolom-kolom pencatat bacaan dan alat-alat tulis.

IV. PETUNJUK UMUM1. Dalam membaca sudut dan bak ukur pesawat harus betul-betul sudah horizontal/siap untuk mengukur.2. Sebelum melakukan pembacaan,skrup-skrup pengunci harus di keraskan.3. Statip/skala nonius yang berimpit harus benar-benar diperhatikan agar bacaan benar-benar tepat.4. Skala derajat mendatar dan skala derajat vertikal harus diperhatikan.5. Dalam membaca sudut vertikal harus hati-hati/teliti jangan sampai tertukar dengan skala derajat mendatar demikian sebaliknya.6. Hati-hati dalam menggunakan skrup-skrup pengunci jangan terlalu keras karena akan merusak alat itu sendiri.7. Gunakan alat sebaik mungkin jangan berebut dan sebaiknya di pakai payung dalam melakukan pengukuran.8. Pelajari dan kerjakan pengukuran sesuai dengan langkah kerja.

V. LANGKAH KERJA1. Pengukuran Sudut Horizontala. Tempatkan pesawat pada titik yang sudah ditentukan (A) dan stel hingga siap untuk melakukan pengukuran.b. Arahkan teropong pada titik B,benang silang tepat pada paku titik B.c. Jika paku titik B tidak kelihatan,dirikan jalon tepat di atas paku titik B,dan benang silang tepatkan pada AS jalon.d. Dengan pesawat theodolit yang dilengkapi kompas.d.1. Buka kunci/skrup kompas hingga skala lingkaran bergerak,dan biarkansampai diam kembali.Kemudian tutup kunci/skrup kompas,maka skala lingkaran menunjukkan arah utara magnetis.d.2. Baca sudut jurusan B ( AB),misalnya=30015.d.3. Arahkan teropong pada titik C,benang silang tepat pada paku titik Cdan jika paku tidak kelihatan lakukan pekerjaan ini seperti pada pekerjaan (no.3).d.4 Baca sudut jurusan C (AC) misal=450 45d.5. Lakukan juga pekerjaan tersebut pada titik D dan titi titik yang lain(N),misal AD=120030 dan an = x0.d.6. Besar sudut BAC = ACAB = 450 450 15=150 30Besar sudut BAD = ADAB = 1200 300 15=900 15Besar sudut BAN = ANAB = x00 15=y0Besar sudut CAN = ANAB = x00 15=z0Gambar kerja:

2. Pengukuran Sudut Vertikala. Tempatkan pesawat pada titik A yang sudah ditentukan dan stel hingga siap untuk melakukan pengukuran.b. Bidik titik B yang akan di ukur secara kasar dengan memutar teropong ke arah horizontal dan vertikal.c. Setelah titik B kelihatan,tepatkan titik B tersebut dengan titik potong benang silang (skrup penggerak halus).d. Dengan alat ukur yang menggunakan zenith.d.1 Baca sudut vertikal titik B.Misal zenith 880 30 atau 930 15d.2 Berarti sudut miring B = 880 30 0 = 10 30atau B = 930 15 0 = 30 154b.Dengan alat ukur yang menggunakan zenith.b1.Baca sudut vertikal titik B.Bila teropong bergerak keatas maka sudut miringnya negatif,misal = 20 15b2.Bila teropong bergerak kebawah maka sudut miring positif,misal = 10 304.B.Dengan pesawat theodolith yang tidak di lengkapi kompas.b1.Ovalkan dulu skala lingkaran mendatar di titik B dan kunci skrup K2 (limbus),maka baca sudut mendatar titik B = 00 0 0b2.Arahkan teropong pada titik C dengan mengendorkan skrup K1,benang silang tepatkan pada paku titik C,dan jika tidak kelihatan lakukan pekerjaan seperti pada pekerjaan (No.3),kemudian kunci kembali skrup K1.b3.Baca sudut mendatar titik C misal = 150 30 45b4.Lakukan juga pekerjaan tersebut pada titik D dan titik-titik yang lain (N) misal titik mendatar titik D = 9001527 dan sudut mendatar titik N = Y0.b5.Besar sudut BAC = 1503045 Besar sudut BAD = 9001527

Besar sudut BAN = Y0 Besar sudut BAC = Y0 150 2045 = Z0.

Gambar kerja:

C.PENGUKURAN JARAK OPTIS

1.Tempatkan pesawat pada titik A dan stel hingga siap untuk melakukan pengukuran.2.Arahkan teropong pada titik B yang akan di ukur jaraknya pada posisi teropong mendatar.3.Dalam keadaan mendatar baca bak ukur di titik B (BA,BT,BB) maka jarak optisnya = (BA BB) . 1004.Jika bak ukur tidak kelihatan,maka arahkan teropong ke atas atau ke bawah,hingga bak ukurr di B kelihatan.5.Setelah bak ukur di B kelihatan keraskan skrup penggerak teropong tersebut.6.Baca bak ukur di titik B (BA,BT,BB)7.Baca sudut miring pada titik B (B),misal = 30158.Jarak AB = (BA BB) . 100 . cos2 .

Gambar kerja:PENGUKURAN STADIA TACHOMETRI

I. TUJUAN UMUM1. Mahasiswa mengerti dan dapat mengukur Tacheometri.2. Mahasiswa dapat menentukan detail - detail dalam pengukuran Tacheometri.3. Mahasiswa dapat menghitung pengukuran Tacheometri.4. Mahasiswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan mengenai pengukuran Tacheometri di lapangan .

II. TUJUAN KHUSUS1. Mahasiswa dapat mengukur Tacheometri di lapangan.2. Mahasiswa harus dapat menerapkan teori di lapangan.3. Mahasiswa dapat menghitung hasil pengukuran Tacheometri.

III. PERALATAN1. Pesawat Theodolit2. Rambu Ukur , Nivo Staff3. Meteran 4. Alat Tulis5. Statip

IV. PETUNJUK UMUM1. Pelajari dan kerjakan sesuai dengan langkah kerja2. Periksalah alat-alat sebelum dipakai3. Sehabis kerja bersihkan alat-alat tersebut4. Hati-hatilah dalam melakukan pekerjaan dan bekerjalah dengan baik5. Jagalah keselamatan alat dan saudara

V. LANGKAH KERJA1. Pasang alat di atas titik pengikat atau titik rangka poligon.2. Stel alat dengan benar dan Sentring terhadap as titik tersebut.3. Ukur tinggi alat terhadap titik tersebut.4. Buka kunci kompas magnitik.5. Pasang rambu ukur di titik target.6. Baca sudut horizontal dan vertikal, catat diform/formulir yang sudah tersedia.7. Baca benang silangnya, benang atas, benang bawah dan benang tengahnya dan catat di formulir.8. Ambil/ukur tinggi tanah-tanah yang ekstrim yang dianggap perlu, caranya sama dengan butir 5, 6 dan butir 7.9. Apabila disekitar pengukuran pertama sudah titik dianggap perlu, maka kita pindah alat ketitik target pertama.10. Stel alat hingga persyaratan theodolit terpenuhi dan sentering terhadap as titik tersebut seperti buti 2 dan 3.11. Lakukan pengukuran selanjutnya hingga lokasi yang diberikan kapada saudara selesai.12. Hitung hasilnya dan gambarkan.13. Hasil perhitungan dan gambar dibukukan merupakan suatu laporan.

VI. DASAR TEORI

Keterangan t = tinggi alat diatas titik = sudut miringz = sudut zeniti = bacaan benang tangah pada rambuH = D tg = beda tinggi antara dua titik yang di ukurD= jarak optis/jarak miring antara 2 titik yang di ukur (alat ke rambu)D = jarak datar alat ke rambua = bacaan benang atasb = bacaan benang bawah

Berdasarkan prinsip jarak optisD = ( a b ) 100 = (BA BB ) 100

Sedangkan :( BA BB ) = ( BA BB ) COS Jadi D = 100 ( BA BB ) COS Dari gambar terlihat bahwa D = D COS :Maka D = 100 ( BA BB) COS Untuk H = D SIN = 100 ( BA BB ) SIN COS H = SIN 2

Untuk t = iBila t = i, maka H = SIN 2 + ( t i )Atau H = Sin 2 + ( TA BT )BT = bacaan benang tengah pada rambu TA = tinggi alat diatas titik