pengukuran diameter poros dan lubang, toleransi dan sesuaian
DESCRIPTION
Pengukuran Diameter Poros dan Lubang, Toleransi dan SesuaianTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI
MODUL - II
DIAMETER POROS DAN LUBANG,
TOLERANSI DAN SUAIAN
Disusun Oleh :
Tsulatsi Tamim
12/333761/TK/40103
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
Bab I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 5
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................... 5
3.1 Prosedur Praktikum ........................................................................................ 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 7
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14
5.2 Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15
LAMPIRAN ....................................................................................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mistar Ingsut .................................................................................... 3
Gambar 4.1 Model Benda Kerja Poros ................................................................ 7
Gambar 4.2 Model Benda Kerja Lubang ............................................................. 7
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil pengukuran poros praktikan ...................................................... 8
Tabel 4.2 Hasil pengukuran lubang praktikan ..................................................... 8
Tabel 4.3 Hasil pengukuran poros praktikan ....................................................... 8
Tabel 4.4 Hasil pengukuran lubang praktikan ..................................................... 9
Tabel 4.5 Hasil pengukuran poros praktikan ....................................................... 9
Tabel 4.6 Hasil pengukuran lubang praktikan ..................................................... 9
Tabel 4.7 Hasil pengukuran poros praktikan ..................................................... 10
Tabel 4.8 Hasil pengukuran lubang praktikan ................................................... 10
Tabel 4.9 Hasil pengukuran poros praktikan ..................................................... 10
Tabel 4.10 Hasil pengukuran lubang praktikan ................................................. 11
Tabel 4.11 Hasil pengukuran poros praktikan ................................................... 12
Tabel 4.12 Hasil pengukuran lubang praktikan ................................................. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dimensi produk atau part dalam proses produksi merupakan hal yang
sangat penting, karena nantinya dimensi produk atau part tersebut harus
kompatibel dengan dimensi produk atau part lain. Membuat produk dengan
dimensi yang cukup akurat tentu tidak akan menjadi masalah jika kita hanya
memproduksi sebuah produk atau part, tetapi jika kita memproduksi masal
benda atau part tersebut, kita akan menemukan bahwa dimensi produk atau
part yang kita produksi akan memiliki perbedaan dimensi satu sama lain. Oleh
karena itu diperlukan pengendalian kualitas produksi.
Sebuah perusahaan yang tidak menggunakan pengendalian kualitas
produksi dalam proses produksinya dapat mengalami kerugian terutama akibat
benda yang cacat dan harus diperbaiki atau dibuat ulang. Selain itu keluhan
dari konsumen pun akan meningkat akibat produk yang diproduksi tidak sesuai
standar kualitas yang diharapakan konsumen yang nantinya dapat membuat
konsumen meninggalkan produk yang diproduksi perusahaan tersebut. Hal
inilah yang menyebabkan pengendalian kualitas produksi menjadi sangat
penting.
Untuk dapat melakukan pengendalian kualitas dimensi produksi kita
tentu harus tahu bagaimana cara menentukan dan menggunakan alat ukur yang
tepat dalam proses produksi. Selain itu kita juga harus mengetahui prinsip
toleransi dimensi sebuah produk, sehingga kita dapat menentukan seberapa
besar penyimpangan dimensi produk yang diperbolehkan tanpa mengurangi
kualitas produk. Dengan adanya toleransi kita dapat menghemat biaya
produksi karena untuk memproduksi produk dengan dimensi yang benar-benar
sama akan sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang tinggi.
2
1.2. Tujuan
1. Bekerja dengan menggunakan alat ukur sederhana (mistar), dan berbagai
jenis mistar ingsut (vernier caliper manual, vernier caliper dial, vernier
caliper digital), dan mikrometer.
2. Mahasiswa mampu menentukan alat ukur yang paling tepat untuk
mengendalikan suatu jenis besaran diameter pada proses pengendalian
kualitas produksi.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Ahyari (2000) seperti dikutip oleh Badri dan Romadhon (2012),
Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas (manajemen perusahaaan) untuk menjaga
dan mengarahkan agar kualitas produk (dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan
sebagaimana yang telah direncanakan. Dalam melakukan pengendalian kualitas
dimensi suatu produk diperlukan alat ukur dan toleransi. Salah satu jenis alat ukur
adalah alat ukur dimensi yang dapat berupa:
1. Mistar Ukur
Mistar Ukur adalah alat yang paling banyak ditemui dalam pengukuran
sehari- hari, biasanya terbuat dari bahan metal atau plastik, dimana sisinya
dilengkapi dengan skala panjang. Panjang mistar ukur bervariasi, pada
umumnya mulai 100 mm s.d. 1000 mm dengan ketelitian 0.5 atau 1.0 mm
biasanya tergantung dari panjang mistar ukur ukur. Penggunaan mistar ukur
cukup mudah yaitu cukup dengan menempelkan mistar pada benda yang akan
diukur dan membaca skala secara langsung pada mistar.
2. Mistar Ingsut
Mistar Ingsut adalah alat ukur dimensi panjang sperti mistar ukur, akan
tetapi mistar ingsut memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari mistar ukur.
Bagian-bagian mistar ingsut:
Gambar 2. 1 Mistar Isgsut
4
1. Rahang sensor mengukur dimensi luar
2. Rahang sensor mengukur dimensi dalam
3. Ekor pengukur kedalaman
4. Skala utama (cm)
5. Skala utama (inch)
6. Skala vernier (cm)
7. Skala vernier (inch)
Peluncur/penggerak rahang gerak Prinsip kerja mistar ingsut adalah
dengan menempelkan kedua sensor pada benda yang akan diukur kemudian
membaca skalanya. Ada tiga jenis skala yang umum diguunakan pada mistar
ingsut yaitu mistar ingsut skala nonius, mistar ingsut dial, dan mistar ingsut
digital. Prinsip penggunaan ketiga mistar ingsut tersebut sama hanya cara
pembacaannya saja yang berbeda.
3. Mikrometer
Mikrometer hampir mirip dengan mistar ingsut akan tetapi memiliki
ulir. Ulir merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah mikrometer. Ulir
tersebut berguna untuk menggeser poros ukur menjauhi dan mendekati
permuakaan bidang ukur. Pada umumnya mikrometer memiliki tiga macam
jenis yaitu mikrometer luar (outside micrometer), mikrometer dalam (inside
micrometer) dan mikrometer kedalaman (depth micrometer).
Toleransi adalah penyimpangan ukuran yang diijinkan, hal ini dibutuhkan agar
suatu komponen dapat sesuai dengan komponen lain sehingga toleransi hanya
dibutuhkan jika suatu part terhubung dengan part lain. Ada berbagai jenis cara
menentukan toleransi toleransi, diantaranya jenis sistem basis lubang dan basis poros.
Pada sistem basis lubang, ukuran lubang diseragamkan dengan nilai toleransi tertentu
sebagai dasar, pada sistem basis poros, ukuran poroslah yang diseragamkan. Hubungan
antara part yang memiliki toleransi nantinya akan terjadi interaksi yang dapat
dikategorikan menjadi sesuaian longgar, sesuaian transisi, dan sesuaian sesak.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksankan di Laboratorium Proses dan Sistem Produksi,
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada pada hari Jum’at,
14 Maret 2014, pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.30 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
1. Model benda kerja :
a. Poros
b. Lubang
2. Alat ukur diameter :
a. Alat ukur diameter sederhana (mistar yang dilengkai outside dan inside
caliper/jangka bengkok dan jangka kaki)
b. Mistar ingsut dengan kecermatan 0,05 mm
c. Mistar ingsut dial indicator dengan kecermatan 0,01 mm
d. Mistar ingsut digital dengan kecermatan 0,001 mm
e. Mikrometer 0-25 mm
f. Mikrometer 25-50 mm
3.3 Prosedur Praktikum
1. Pengukuran pertama dengan menggunakan mistar ukur sederhana
(kecermatan 0,50 mm) dengan bantuan outside caliper(jangka bengkok)
dan inside caliper(jangka kaki).
2. Pengukuran kedua dengan menggunakan mistar ingsut nonius (kecermatan
0,05 mm).
6
3. Pengukuran ketiga dengan menggunakan mistar dial indikator (kecermatan
0,01 mm).
4. Pengukuran keempat dengan menggunakan mistar digital (kecermatan
0,001 mm).
5. Pengukuran kelima dengan menggunakan mikrometer (kecermatan 25-50
mm).
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar dibawah merupakan gambar objek poros dan lubang yang dijadikan
sebagai objek yang diukur.
Gambar 4.1 Model Benda Kerja Poros
Gambar 4.2 Model Benda Kerja Lubang
8
4.1 Hasil Pengukuran
1. Praktikan 1
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran poros praktikan 1
Tabel 4. 2 Hasil pengukuran lubang praktikan 1
2. Praktikan 2
Tabel 4. 3 Hasil pengukuran poros praktikan 2
Maks Min Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2
a. M16 16 15.992 15.9 15.9 15.9 15.89 15.82 15.86 15.8 15.79 0.0444
b. M16 16 15.992 15.9 15.9 15.87 15.88 15.84 15.85 15.82 15.8 0.0342
c. 19,9h5 19.9 19.891 20 19.94 19.96 20.02 19.9 20.3 20.46 20.46 0.2218
d. 19,9h5 19.9 19.891 20 19.99 19.98 20.03 19.9 19.88 20.49 20.49 0.2329
e. 39,5h7 39.5 39.475 40 40 40.01 40.07 40.03 40.02 - - 0.0241
f. 39,5h7 39.5 39.475 40 40 40 40.1 39.94 30.91 - - 3.3910
g. 20 h5 20 19.91 20 20 19.97 20.02 19.94 19.9 20.48 20.48 0.2230
h. 20 h5 20 19.91 20 19.9 20 20.02 20 19.92 20.47 20.46 0.2166
i. M10 10 9.994 10.01 10 9.92 9.95 9.98 9.95 10.38 10.38 0.1803
j. M10 10 9.994 10 10 9.93 9.93 9.9 9.85 10.39 10.39 0.2023
Diameter Toleransi Teoritis
Mistar Ingsut
(0,05 mm)
Mistar Ingsut
(0,01 mm)
Mistar Ingsut
(0,001 mm)Mikrometer SD
Pengukuran
L R
Mistar 1. 20 2. 20
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20 4. 20
Kecermatan : 0,5mm x= 20 s = 0
Mistar Ingsut 1. 20,03 2. 20,06
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20 4. 20,03
Kecermatan : 0,05mm x= 20,03 s= 0,02
Mistar Ingsut dial 1. 20,38 2. 20,62
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20,6 4. 20,73
Kecermatan : 0,01mm x= 20,58 s= 0,14
Mistar Ingsut digital 1. 19,82 2. 19,30
Kapasitas : ......s/d....... 3. 19,70 4. 19,89
Kecermatan : 0,001mm x= 19,67 s= 0,26
Mikrometer 1. 20,12 2. 20,12
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20,11 4. 20,04
Kecermatan : mm x= 20,0 s=0,03
Pengamat AAlat Ukur
Maks Min Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2
a. M16 16 15.992 15.90 15.90 15.81 15.88 15.920 15.820 15.890 15.940 0.0426
b. M16 16 15.992 15.95 15.90 15.88 15.82 15.790 15.850 15.890 15.960 0.0552
c. 19,9h5 19.9 19.891 20.00 20.00 19.97 19.93 19.940 19.950 19.970 19.960 0.0240
d. 19,9h5 19.9 19.891 20.00 19.95 19.96 19.95 19.940 19.940 19.965 19.970 0.0184
e. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.04 40.00 40.000 40.000 0.0149
f. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.11 40.01 40.000 40.060 0.0416
g. 20 h5 20 19.91 20.00 19.95 19.97 19.98 19.970 19.960 19.990 19.990 0.0158
h. 20 h5 20 19.91 20.00 19.95 19.98 19.96 19.940 19.940 19.980 19.990 0.0217
i. M10 10 9.994 9.90 9.90 9.90 9.80 9.920 9.910 9.960 9.870 0.0430
j. M10 10 9.994 9.90 9.95 9.91 9.89 9.920 9.910 9.920 9.920 0.0166
Diameter Toleransi Teoritis
Mistar Ingsut
(0,05 mm)
Mistar Ingsut
(0,01 mm)
Mistar Ingsut
(0,001 mm)Mikrometer SD
Pengukuran
9
Tabel 4. 4 Hasil pengukuran lubang praktikan 2
3. Praktikan 3
Tabel 4. 5 Hasil pengukuran poros praktikan 3
Tabel 4. 6 Hasil pengukuran lubang praktikan 3
L R
Mistar 1. 20 2. 19.5
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20 4. 19.5
Kecermatan : 0,5mm x = 19.75 s = 0.288675
Mistar Ingsut 1. 19.65 2. 19.8
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20 4. 19.7
Kecermatan : 0,05mm x = 19.7875 s = 0.154784
Mistar Ingsut dial 1. 19.86 2. 19.84
Kapasitas : ......s/d....... 3. 19.6 4. 19.8
Kecermatan : 0,01mm x = 19.775 s = 0.11930
Mistar Ingsut digital 1. 19.79 2. 19.87
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20.03 4. 19.96
Kecermatan : 0,001mm x = 19.9125 s = 0.10468
Mikrometer 1. 20.09 2. 20.065
Kapasitas : ......s/d....... 3. 20.08 4. 20.425
Kecermatan : mm x = 20.165 s = 0.173637
Pengamat AAlat Ukur
Maks Min Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2
a. M16 16 15.992 15.9 15 15.44 15.46 15.49 16.66 15.84 15.85 0.4559
b. M16 16 15.992 15.9 15.6 15.66 15.92 15.44 15.96 15.85 15.82 0.1711
c. 19,9h5 19.9 19.891 19.95 19.95 20 20.04 19.96 19.99 19.95 19.92 0.0354
d. 19,9h5 19.9 19.891 19.9 19.95 19.94 20.44 19.95 19.96 19.96 19.96 0.1645
e. 39,5h7 39.5 39.475 40.05 40 40.06 40.04 40 40.01 - - 0.0243
f. 39,5h7 39.5 39.475 39.95 40.05 40.08 40.02 40.05 40.07 - - 0.0431
g. 20 h5 20 19.91 19.95 19.9 20.1 20 19.96 20.03 19.98 19.98 0.0554
h. 20 h5 20 19.91 20 19.95 20.12 20.02 20.03 19.97 19.99 19.99 0.0483
i. M10 10 9.994 9.9 9.8 9.8 9.92 9.9 9.73 9.94 9.92 0.0714
j. M10 10 9.994 9.4 9.5 9.4 9.59 9.59 9.83 9.89 9.93 0.2008
Diameter Toleransi Teoritis
Mistar Ingsut
(0,05 mm)
Mistar Ingsut
(0,01 mm)
Mistar Ingsut
(0,001 mm)Mikrometer SD
Pengukuran
L R
Mistar 20.0 20.0
Kapasitas : ......s/d....... 20.0 20.5
Kecermatan : 0,5mm 20.125 0
Mistar Ingsut 19.80 19.90
Kapasitas : ......s/d....... 19.90 19.70
Kecermatan : 0,05mm 19.83 0
Mistar Ingsut dial 19.82 19.94
Kapasitas : ......s/d....... 19.96 19.90
Kecermatan : 0,01mm 19.91 0
Mistar Ingsut digital 19.865 19.97
Kapasitas : ......s/d....... 19.79 19.84
Kecermatan : 0,001mm 19.865 0
Mikrometer 20.060 20.100
Kapasitas : ......s/d....... 19.950 20.090
Kecermatan : mm 20.05 0
Pengamat AAlat Ukur
10
4. Praktikan 4
Tabel 4. 7 Hasil pengukuran poros praktikan 4
Tabel 4. 8 Hasil pengukuran lubang praktikan 4
5. Praktikan 5
Tabel 4. 9 Hasil pengukuran poros praktikan 5
Maks Min Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2
a. M16 16 15.992 15.85 15.90 15.86 15.86 15.86 15.87 15.83 15.80 0.0274
b. M16 16 15.992 15.90 15.90 15.88 15.88 15.91 15.85 15.85 15.88 0.0209
c. 19,9h5 19.9 19.891 19.80 19.95 19.96 19.96 19.96 19.95 19.99 19.97 0.0552
d. 19,9h5 19.9 19.891 19.90 19.90 19.96 19.98 20.05 20.01 19.96 19.96 0.0474
e. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.02 40.02 40.00 40.02 0.0100
f. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.04 40.02 40.00 40.01 0.0146
g. 20 h5 20 19.91 20.00 20.00 20.00 20.00 19.96 20.00 19.96 19.98 0.0171
h. 20 h5 20 19.91 19.95 19.90 20.00 20.02 19.99 19.96 19.97 19.99 0.0346
i. M10 10 9.994 10.00 10.00 9.96 9.92 9.92 9.94 9.94 9.95 0.0296
j. M10 10 9.994 9.95 9.90 9.96 9.92 9.91 9.93 9.96 9.91 0.0224
Diameter Toleransi Teoritis
Mistar Ingsut
(0,05 mm)
Mistar Ingsut
(0,01 mm)
Mistar Ingsut
(0,001 mm)Mikrometer SD
Pengukuran
L R
Mistar 20.0 19.5
Kapasitas: 0 s/d 300 20.0 19.5
Kecermatan: 0.5 mm 19.75 0.289
Mistar Ingsut 19.80 19.90
Kapasitas: 0 s/d 150 19.90 19.90
Kecermatan: 0.05 mm 19.88 0.050
Mistar Ingsut Dial 19.96 19.60
Kapasitas: 0 s/d 150 19.94 19.66
Kecermatan: 0.01 mm 19.79 0.187
Mistar Ingsut Digital 19.76 19.61
Kapasitas: 0 s/d 150 19.90 19.91
Kecermatan: 0.001 mm 19.80 0.141
Mikrometer 20.045 20.065
Kapasitas: 5 s/d 30 20.100 20.070
Kecermatan: mm 20.070 0.023
alat ukur (satuan mm)Pengamat A
Maks Min Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2
a. M16 16 15.992 16.00 16.10 15.80 15.84 15.77 15.83 15.84 15.91 0.1046
b. M16 16 15.992 15.90 15.80 15.90 15.92 15.90 15.91 15.87 15.85 0.0372
c. 19,9h5 19.9 19.891 20.00 20.00 19.96 19.96 19.94 19.94 19.96 19.96 0.0218
d. 19,9h5 19.9 19.891 20.00 20.00 19.98 19.98 19.95 19.95 19.96 19.96 0.0192
e. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.04 40.06 40.00 39.99 - - 0.0257
f. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.06 40.06 39.99 39.99 - - 0.0309
g. 20 h5 20 19.91 20.00 20.00 20.00 20.00 19.96 19.96 19.99 19.99 0.0164
h. 20 h5 20 19.91 20.00 20.00 20.00 20.00 19.96 19.95 19.98 19.99 0.0187
i. M10 10 9.994 10.05 10.00 9.90 9.90 9.87 9.87 9.90 9.90 0.0610
j. M10 10 9.994 9.90 10.00 9.88 9.82 9.87 9.85 9.91 9.91 0.0499
Diameter Toleransi Teoritis
Mistar Ingsut
(0,05 mm)
Mistar Ingsut
(0,01 mm)
Mistar Ingsut
(0,001 mm)Mikrometer SD
Pengukuran
11
Tabel 4. 10 Hasil pengukuran lubang praktikan 5
6. Praktikan 6
Tabel 4. 11 Hasil pengukuran poros praktikan 6
Tabel 4. 12 Hasil pengukuran lubang praktikan 6
L R
Mistar 20.0 20.0
Kapasitas : ......s/d....... 20.0 20.0
Kecermatan : 0,5mm 20 0
Mistar Ingsut 19.70 19.80
Kapasitas : ......s/d....... 19.80 19.80
Kecermatan : 0,05mm 19.78 0
Mistar Ingsut dial 19.96 19.94
Kapasitas : ......s/d....... 19.96 19.94
Kecermatan : 0,01mm 19.95 0
Mistar Ingsut digital 19.86 19.95
Kapasitas : ......s/d....... 19.92 19.84
Kecermatan : 0,001mm 19.989 0
Mikrometer 20.060 20.070
Kapasitas : ......s/d....... 20.060 20.070
Kecermatan : mm 20.065 0
Pengamat AAlat Ukur
Maks Min Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2 Posisi 1 Posisi 2
a. M16 16 15.992 15.90 15.80 15.91 15.89 15.81 15.79 15.79 15.87 0.0490
b. M16 16 15.992 15.90 15.90 15.88 15.88 15.83 15.85 15.82 19.92 1.3411
c. 19,9h5 19.9 19.891 20.00 19.95 19.96 20.03 19.90 20.40 20.44 20.44 0.2251
d. 19,9h5 19.9 19.891 20.00 20.00 19.99 20.02 19.91 19.88 20.49 20.43 0.2189
e. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.02 40.07 40.03 40.00 0.0252
f. 39,5h7 39.5 39.475 40.00 40.00 40.01 40.10 39.94 39.93 0.0556
g. 20 h5 20 19.91 20.00 20.00 19.96 20.02 19.95 19.89 20.48 20.47 0.2219
h. 20 h5 20 19.91 20.00 19.90 20.00 20.01 20.00 19.82 20.47 20.46 0.2293
i. M10 10 9.994 10.10 10.00 9.92 9.96 9.99 9.94 10.38 10.41 0.1847
j. M10 10 9.994 10.00 10.00 9.93 9.93 9.90 9.80 10.39 10.38 0.2070
Diameter Toleransi Teoritis
Mistar Ingsut
(0,05 mm)
Mistar Ingsut
(0,01 mm)
Mistar Ingsut
(0,001 mm)Mikrometer SD
Pengukuran
L R
Mistar 20.0 20.0
Kapasitas : ......s/d....... 20.0 20.0
Kecermatan : 0,5mm 20 0
Mistar Ingsut 19.90 19.60
Kapasitas : ......s/d....... 19.80 19.80
Kecermatan : 0,05mm 19.78 0
Mistar Ingsut dial 20.41 20.80
Kapasitas : ......s/d....... 20.60 20.74
Kecermatan : 0,01mm 20.64 0
Mistar Ingsut digital 19.85 19.26
Kapasitas : ......s/d....... 19.6 19.97
Kecermatan : 0,001mm 19.670 0
Mikrometer 20.120 20.110
Kapasitas : ......s/d....... 20.100 20.040
Kecermatan : mm 20.093 0
Pengamat AAlat Ukur
12
4.2 Pembahasan
Pada pengukuran poros dan lubang meskipun benda yang diukur sama,
tetapi hasil pengukuran menunjukan angka berbeda pada tiap alat ukur, hal ini
didukung oleh standar deviasi yang lebih dari 0. Perbedaan ini disebabkan oleh
alat ukur yang memilki tingkat kecermatan berbeda. Mistar ukur yang memiliki
kecermatan 0.5 tidak mampu mengukur hingga kecermatan 0.01 yang mana
mampu dilakukan oleh mistar ingsut dial, tentu hasil pengukuran yang
diperoleh akan berbeda akibat hal tersebut. Hal ini menjadi penyebab utama
terjadinya perbedaan hasil pengukuran.
Dari hasil pengukuran dapat diketahui juga bahwa terdapat perbedaan
hasil pengukuran antara seorang praktikan dengan praktikan lain meskiput alat
ukur dan objek yang diukur sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keahlian
praktikan dalam menggunakan alat ukur. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan praktikan saat melakukan pengukuran, diantaranya sudut
pembacaan, interpretasi skala, menentukan titik pengukuran pada mistar ukur
dan kekuatan mencekam pada mistar ingsut serta hal-hal lain keseriusan
praktikan dalam melakukan pengukuran. Hal-hal diatas tentu terdapat
perbedaan antara praktikan satu dengan praktikan lain. Hal inilah yang
mengakibatkan munculnya perbedaan pengukuran antar praktikan.
Berdasarkan ukuran diameter poros dan lubang dapat diketahui sesuaian
yang terjadi yaitu:
1. Sesuaian longgar
Terjadi antara lubang pada Modul 2B dengan poros M16 dan poros M10.
2. Sesuaian pas
Terjadi antara lubang pada Modul 2B dengan poros 19.9h5 dan poros
20h5.
3. Sesuaian ketat
Terjadi antara lubang pada Modul 2B dengan poros 39.5h7.
13
Dalam melakukan pengukuran diameter, pengukuran dilakukan dua kali
dengan perbedaan bidang sebesar 90O, hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih akurat karena proses permesinan bisa saja menghasilkan
bentuk yang tidak lingkaran tetapi oval. Hal ini dapat terjadi karena kondisi
mesin yang sudah tidak baik, kalibrasi mesin yang tidak akurat, serta operator
mesin yang kurang terampil.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diameter merupakan dimensi panjang, oleh karena itu pengukurannya
pun dapat menggunkan alat ukur linier seperti mistar ukur, vernier caliper
manual, vernier caliper dial, vernier caliper digital dan mikrometer. Untuk
mengukur diameter benda berukuran kecil (kurang dari panjang rahang vernier
caliper) dan butuh ketelitian tinggi maka penggunaan vernier caliper akan lebih
akurat daripada menggunkan mistar ukur. Apabila benda sangat kecil maka
penggunaan mikrometer akan lebih baik dan akurat selama dibutuhkan
ketelitian yang tinggi.
5.2 Saran
Pengukuran suatu dimensi sebaiknya menggunkan alat ukur yang sesuai
baik dari segi ukuran ataupun tingkat ketelitian yang ingin dicapai. Selain itu
toleransi sebuah barang juga harus disesuaikan dengan tujuan, jika toleransi
yang besar masih bisa digunkan dan tidak mengurangi fungsi dan kualitas yang
diinginkan makan gunakanlah toleransi yang besar, karena semakin kecil
toleransi semakin besar biaya produksi yang dibutuhkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dasar-Dasar Metrologi Industri Bab II –Pengukuran Linier , Universitas Negeri
Yogyakarta. [Diakses pada 15 Maret 2014] URL:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Linier.pdf
Badri, Sutrisno. "Pengendalian Kualitas Produk Dengan Pendekatan Model Sqc
(Statistical Quality Control) (Aplikasi Model Pada Perusahaan Furniture)."
(2012): 3.