pengujian terhadap kadar gas formalin dl ruang …

8
R. Edi Fitriyanto, Zafnuri Sabta Nugraha Abstract PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG PRAKTIKUM LABORATORIUM ANATOMI FAKULTAS KEOOKTERAN UN I VERSITAS ISLAM INDONESIA (UII) (Studllevel Tokslsita.s Dibandingkan Den gan Stan dar Nilai Ambang Balas) R. Edi Fitriyant o 1 , Zainurl Sabta Nugraha 2 Forma l ine solvent is widely used in life. example as a preservative cadaver in analomy laboratory. Formaline soiV'tnl can cvapornte easily, in the form of gas It should be react with mucous layer qulckly, especially at respiratory tract. In human body, It Is o)(idated become formic acid, especially in the of liver and red blood. In many earlier rcsearclles, the short-term exposure caused irritation to the loc\11 mucous surface of eyes, nose and up respirato ry tract. However, the long term exposure caused tumor growth In the rat nose, pulmonary tissue damage and asthma reactions In sensitive Individuals. The aim o f the study Is to measure form aline gas concentration and comparing the result with Thresold Umlt Valu e inV) that safety for hea lth. Th e research is nonexsperimental study with associative an alysis. The obj ects were practice space, storage cadaver and lobby of Anatomy laboratory. The research subjects were divided into 3 phases of measurement, phase I is measurement ln the athmosphe re (control), phase II is measu r eme nt In practi ce laboratory during actlvltlcs phase Ill is measurement in practice sp;:u:e laboratory with no activities. F!)rmaline gas con::entr<ltion In practice space Anatomy la boratory is under tht'. TlV (TtV: 0.3 ppm) wi th no activities. During activities. it is over the TLV; in preparation space 0,99569 ppm and practise space 0,37804 ppm. Fo rma1 ine gas concentration in practice space during activlties ts over t he TlV. It is a ri sk to cause some health disorders, especially to uset and staff of the laboratory. It need good planning of programs and design of anatomy laboratOfY based on safety. KeywordS> Formal ine, toxi city va lue, threshold limit value. anatomy laboratory, Faculty of Medicine Isla mit- University of Indonesia. ABSTRAK larutan Formalir• banyak dlgunakan da1am kehldupan, salahs.atu:'lya sebagai bahan pengawt't kadaver di liiboratorlum anatomi. !=ormalln terlan:t mudah menguap dalam bentuk gas-, cfan bcreaksl cepat dengan mukosa te.rutama saturan Dl di»lam tubuh, formalin teroksida si membcntuk as1.1m format. tervtama pada se l hatl dan darah merah . Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pap-aran dalam jangka pendek mcnyebabkan iritasl lokal pa:da mata, hidung dan saluran pernapasan atas . Sedangkan paparan dalam jangka lama bisa menyebabkan pertumbuhan tumor hiduns pada tikus. Gas formalin juga bisa menyebabkan k·erusakan j arlngan paru dan reaksi asma pada individu yang scn.sitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar gas formali n di Ruang Praktikum Laborotorium Anatoml Fakul tas kedokteran Ull diband!ngkan dengan Nilai Ambang Satas (NAB) yang untuk man usia . Pcnelltian lni adalah pene litl an n-oneks-pCJimental aS'osiatlf, dengan membandingkan data ha sll p eng ujlan kadar gas fo-rmalin di Laboratorium Anatomi dengan nilai ambang batas (NAO) . Obyek yang dl eunakan: ruang praktikum, ruang penyimpanan dan ruan .g l obi l aborato rivm AnatomL Subyek penelltian dibagi mcn j ad l 3 fase pengukuran: fase I pengukuran pada udara bebas (k:ontrol), fase II di ruang l aboratoriu m pada saat t id ak ada keglatan praktik;um, fasc Il l pada dllakukan kegiatan praktikum. Hasil pene titian menunjulckan kadar gas formali n dl ruang laboratorium anDtomi Ftc Ull pada saat tidak dllak'sanakan praktlkum beracla d i bawah NAB (kurang daci 0,3 ppm}. Kadar gas formalin pada s aat dllaksanakan praktikum dl at as NAB: dl ruane preparasi 0,99569 ppm dan ruang praktlkum pad a praktik. um ppm. Kadar gas formalin pada saat kcglatan- praktikum, dl atas NAB yang aman basi kes.ehatan manusla. Hal inl merupakan risiko beberapa gangguan terhadap tNutama bagl pengguna dan petugas laborato-rlum anatomi. Untuk ilu perlu perencanaan kegiatt>n dan desain laboratorium anatoml yang aman bagi kesehatan. Kata kuncl: Gas formalin, nilai toksisf tas, nilai ambang batas, l aboratorivm Anatomi, Fakult as Kedokteran Ull L Ocpartemen Patoiogi Ar1atoml faltultas Kedokter-a n Un.versitas Is lam Indonesia :. Oepartemen A!tcttorn l Kedokteran Universitas Islam Indonesia 169

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

R. Edi Fitriyanto, Zafnuri Sabta Nugraha

Abstract

PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG PRAKTIKUM LABORATORIUM ANATOMI FAKULTAS KEOOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII) (Studllevel Tokslsita.s Dibandingkan Dengan Standar Nilai Ambang Balas)

R. Edi Fitriyanto 1, Zainurl Sabta Nugraha 2

Forma line solvent is widely used in life. example as a preservative cadaver in analomy laboratory. Formaline soiV'tnl can cvapornte easily, in the form of gas It should be react with mucous layer qulckly, especially at respiratory tract . In human body, It Is o)(idated become formic acid, especially in the c~lls of liver and red blood. In many earlier rcsearclles, the short-term exposure caused irritation to the loc\11 mucous surface of eyes, nose and up respiratory tract. However, the long term exposure caused tumor growth In the rat nose, pulmonary tissue damage and asthma reactions In sensitive Individuals. The aim o f the study Is to measure form aline gas concentration and comparing the result with Thresold Umlt

Value inV) that safety for health. The research is nonexsperimental study with associative analysis. The resee~rch o bjects were practice space, storage cadaver sp<.~ce and lobby o f Anatomy laboratory. The research subjects were divided into 3 phases of measurement, phase I is measurement ln the athmosphere (control), phase II is measureme nt In practice spac~ laboratory during actlvltlcs ~nd phase Ill is measurement in practice sp;:u:e laboratory with no activities. F!)rmaline gas con::entr<ltion In practice space Anatomy laboratory is under tht'. TlV (TtV: 0.3 ppm) with no activities. During

activities. it is over the TLV; in preparation space 0,99569 ppm and practise space 0,37804 ppm. Forma1ine gas concentration in practice space during activlties ts over the TlV. It is a risk to cause some health disorders, especially to uset and staff of the laboratory. It need good planning of pr;~ctlse programs and design o f anatomy laboratOfY based on safety. KeywordS> Formaline, toxicity value, threshold limit value. anatomy laboratory, Faculty o f Medicine Isla mit- University of Indonesia.

ABSTRAK larutan Formalir• banyak dlgunakan da1am kehldupan, salahs.atu:'lya sebagai bahan pengawt't kadaver di liiboratorlum anatomi. !=ormalln terlan:t mudah menguap dalam bentuk gas-, cfan bcreaksl cepat dengan mukosa te.rutama saturan pernapasG~n. Dl di»lam tubuh, formalin teroksidasi membcntuk as1.1m format. tervtama pada sel hatl dan darah merah. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pap-aran dalam jangka pendek mcnyebabkan iritasl lokal pa:da muko~ mata, hidung dan saluran pernapasan atas. Sedangkan paparan dalam jangka lama bisa menyebabkan pertumbuhan tumor hiduns pada tikus. Gas formalin juga bisa menyebabkan k·erusakan jarlngan paru dan reaksi asma pada individu yang scn.sitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar gas formalin di Ruang Praktikum Laborotorium Anatoml Fakultas kedokteran Ull diband!ngkan dengan Nilai Ambang Satas (NAB) yang ~man untuk man usia . Pcnelltian lni adalah penelitlan n-oneks-pCJimental aS'osiatl f, dengan membandingkan data hasll pengujlan kadar gas fo-rmalin di Laboratorium Anatomi dengan nilai ambang batas (NAO). Obyek yang dleunakan: ruang praktikum, ruang penyimpanan kad~ver dan ruan.g lobi l abo ratorivm AnatomL Subyek penelltian dibagi mcnjadl 3 fase pengukuran: fase I pengukuran pada udara bebas (k:ontrol), fase II di ruang laboratorium pada saat tidak ada keglatan praktik;um, fasc Il l pada s-<~<Jt dllakukan kegiatan praktikum. Hasil penetitian menunjulckan kadar gas formalin dl ruang laboratorium anDtomi Ftc Ull pada saat tidak dllak'sanakan praktlkum beracla d i bawah NAB (kurang daci 0,3 ppm}. Kadar gas formalin pada saat dllaksanakan praktikum dl at as NAB: dl ruane preparasi 0,99569 ppm dan ruang praktlkum pad a praktik.um 0~31804 ppm. Kadar gas formalin pada saat kcglatan- praktikum, dl atas NAB yang aman basi kes.ehatan manusla. Hal inl merupakan risiko beberapa gangguan terhadap keschat~n. tNutama bagl pengguna dan petugas laborato-rlum anatomi. Untuk ilu perlu perencanaan kegiatt>n pr<.~ktikum dan desain laboratorium anatoml yang aman bagi kesehatan. Kata kuncl: Gas formalin, nilai toksisftas, nilai ambang batas, l aboratorivm Anatomi, Fakultas Kedokteran Ull

L Ocpartemen Patoiogi Ar1atoml faltultas Kedokter-an Un.versitas Islam Indonesia : . Oepartemen A!tcttornl ~akultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

169

Page 2: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMAUN OJ RUANG PRAKTIKUM LABORATORJUM ANATOMJ FAKULTAS KEDOKURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UJJ)

PENDAHULUAN Formalin adalah nama dagang darllarutan

yang mengandung 37% formaldchld. Formaldehid adalah suatu senyawa aide hid yang bersifat sangat realctlf dan tersusun dati unsur4Jnsur karbon. hidrogen, dan okslda dengan rumus umum CH,O. Formalin mempunyal slfat tldak berwama, memlllkl bau vane menyengat dan dapat berpollmorlsasl dalam air. 8au menyengot formalin dapat terdcteksl pad a konsentrasl dl bawah 1 ppm. l arutan formalin 37% mendldlh pada 96 C, pada . pemanasan yang lebih tlnggi akan terurai menjadi karbon dlokslda (C02)da n karbon monoksida (CO)."'-'

Formalin banyak dlgunakan secara luas, dalam bidang kedokteran dipakal untuk bahan pengawet, salahsatunya adalah untuk jenatah yang digunakan sebagal preparat basah (kadaver) d i laboratorium anatomi.4

'5 Sampal saat 1m

penggunaan kadaver daJam praktlkum anatomi masih menjadl metode pembelajaran penting bagi maha.siswa. Oalam hal ini, ls!llah "Mortui Vt110s Dozen• vane berarti fenatah sebagal doscn terbaik maslh relevan. mengingat penggunaan kadaver yang diawetkan dengan formalin sebagal bahan praktikum maslh lazim dip•kal. Paparan gas formalin karena aktivitas di laboratorlum anatomi yang tinggi membuat para pene.guna laboratorium (dosen~ 5taf laboratorium, aslsten dan mahasiswa) memlllkl reslko t inggi terhadap efek tokslsitasnya.'

Secara fisfologis formalin yang ma.suk ke dalam tubuh manusla, dapat dl netralkan men)adi H1 dan C01, namun paparan yang bcrulangkali akan membcrlkan cfek negatif pada keschatan manusla balk cfek ringan berupa lrltasi, efek sedang berupa reaksi inflamasi maupun efek yang berat sebaaal senyawa karsinogen. Gas formalin dapat bereaksl cepat dengan lapisan lendir sa luran pencernaan dan saluran pernapasan. 01 dalam tubuh akan se.gera teroksidasi membentuk asam format terutama dl hati dan sel dorah merah. Paparan dalam jangka waktu pendek menyebabkan iritasl lokal pada membran mukosa terutama mata, hldung dan saluran pernapasan atas. ,,. Pada penelitlan dcngan hewan coba, paparan dalam janska waktu lama menyebabkan tumor pada hldung tikus percobaan.' Selain itu,

formaldehid juga bisa menyebabkan kerusakan

170

pada paru·paru dan menyebabkan reaksl asma pada lndlvidu yang sensltif.10· '~11

Efck formalin terhadap kcsehatan dapat dibagl menjadi dua, yaitu 1. akut. berupa iritasl, alersl. kemerahan, mata

beralr. mual, muntah. rasa terbakar,. sakit pcrut dan pusing.

2. kronlk, berupa lritasl parah, mala beralr, gangguan pence rnaan, gangguan fungsi hall, kerusakan ginjal, kerusakan pankreas, gangguan sistem saraf pusat dan gangguan m4>nstruasi. Pada penelltlan dike1ahui dapat menyebabkan kanker pada hewan coba, sehingga periu ditelltlleblh lanjut apakah fuaa bcrsifat karsinogenik pada manusia.1

lnhalasi gas formalin dapat memberikan dampak primer dl saluran napas, respo n dan berat rlngannya e fe k tergantung darl konsentrasinya di udara. lnkalasi akut pada konsentrasi yang tinggl akan mcnyebabkan kerusakan hlstopatologis dan tercadl cross.Jinking protein DNA seJ .. seJ mucosa naul pada tikus dan monyet11

Toksisitas formalin sebanding dengan konsentras~ serta berbanding terballk dengan slrkulasl udara dan ventllasl slnar mataharl. Sementara itU1 pada ruangan praktikum anat'oml dengan slrkulasi udara dan ventilasl yang tidak memada1, maka gas formalin akan cenderung akan mene.tap dalam ruansan ters-ebut. 141 Hat itu d lsebabkan karena berat jenis dari formaldehid yaltu 1,04 kg/m1 1eblh benr dari berat jenis udara yaltu 1 kg/m', sehingga mob111tasnya di udara ruangan menjadi rendah.10

'11 Sedangk.an formalin

d l alam bebas akan dlhllangkan secara alamiah o leh reaksi fotolisis sinar matahari. Selain itu, gas formalin tidak terjebak pad a suatu ruang. se hingga partikelnya akan lebih t erdlstrlbusl pada ruang yang lebih luas, dan menyeb1bkan konsentraslnya menjadl lebih rendah sec.ora alamiah. 01 Laboratorlum Anatoml Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, praktlkum anatoml dllaksanakan setlap 1·2 harl sehll atau 3-S kall dalam satu minggu. Padatnya jadwal tersebut, sudah seharusnya menjadl perhatian kita, agar tidak menlmbulkan cangguan kesehatan bacl penssur\a laboratorium. balk m~ha.siswa, asisten, star laboratorium~ penellti dan dosen. Sampafsaat lnl belum pernah dilakukan penelitian terhadap kadar dan efek formalin ell laboratorium anatoml,

Page 3: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

R. Edi Fittlyanto, Zainurl Sabta Nucraha

sehlngga sudah sehorusnya dllakukan penelitlan inl, karena kadar gas formalin yang terukur dapat dl)adlkan pedoman kcamanan laboratorlum.

Tujuan penclltlan lnl adalah untuk mcnge tahui kadar gas formalin di la boratorlum anatoml Fakultas Kedokteran Ull dl ruang praktikum, ruang penylmponan k:adaver~ dan di ruang lobi laboratorlum anatoml pada saat dilaksanakan praktikum dan pada saat tldak ada praktikum, kemudlan dlbandingkan dengan standar nilai ambang batas keamanan bagi manusia. Penelltian lnl dlharapkan dapat memberikan kontrlbusi nyata bagl Fa kultas Kedokteran Ull dalam mcnerapkan prinslp.prlnslp safety laboratory.

METOD£ PENEUTIAN A. Rancangan Penelitlan

1. Jenis PeneUtian Jenis penelitlan yang dlgunakan adalah penelitlan noneksperlmental asosiatif, dengan membandinskan antara data hasil pengujian dan st•ndar baku.

2. Target Penelillan Obyek yang dlgunakan adalah ruang praktikuml ruans penylmpanan kadaver dan ruang fob I laboratorlum a nato mi.

3. Variabel Penelitfan a. Variabel bebas: Periode pengambilan

sam pel b. Variabel terlkat: Kadar fonmalin gas

dalam bentuk ppm a tau mg/mL c. Varia bel terltendall: Varia bel obyek:

se1uruh kipas ansln ruangan dan 1dpas angin pembuang udara (exhavser) harus selalu me nyala pad a saat pengukuran.

4. Pembagian Kelompok Subyek pada penelitlan lnl dlbagl menjadl 3 rase pengukuran, yaltu: a . lase I; (kontrol) pengukuran pada udara

bebas dalam radius 100 m dari taboratorium inatoml.

b. lase II; pengukuran ruang di labolatorium pada saat tidak ada keglatan pralctikum

c. lase Iii; pengukuran ruang dl laboratorium pad a saat dilakukan keglatan praktlkum.

B. Alat dan Ba han 1. Alat

a. Sampler: kast!t filter 37 mm, screen stainless berporl 1·3 11m. tabung kaset flexlbel

b. Personal sampling pump, 0,2 - 1 L/menit dengan tabung pe nghubung llekslbel

c. Botol, screw-cop low density polyethylene (nalgene CPE or equivalent), SO mi.

d. Spektrofotometer, visible, 580 nm, with cuvettes, 1 em

e. Pipet volume 0~1·. 0,5·, 1·, 4-, 5·, 6·, dan 10ml;

f. Labu takar,10· dan 100 mL, dan 1 L g. Biuret1 SO m1 h. I. ). k. I.

pH meter flasks, glass-stoppered, 25 ml Graduated cylinder, 25 ml Penangas air at 95 °C Mogn~tic stirrer

m. Beaker so mL n. T ermomet~r o. Manometer digitat p. Higrometer digital

2. Bahan a. Chromotropic odd 10%, Dilute 0,10 g 4,5·

dihydroxy·2, 7·naphtholene dlsulfonic acid dlsodium salt to 10 ml with distilled water.

b. Sulfuric acid (H,SO,) 96%. c. Formaldehyde stock solution 1ms/nl d. Formalin solution 37%. e. Distilled, deicnized woter f . Sulfuric add0,02 N calr g. Sodium hydroKide 0,01 N calr h. Sodium sulfite 1,13 M calr, kondisi fresh

sebefum digunakan I. Sodium bisulfite (NaHSO,) 1%. J. Magnesium sulfat

c. Tempat Penelltlan Penelltlan dl laboratorlum Anatoml Fakultas Kedokteran uu, sampel tempat vans digunakan sebagai subjek penelitian: 1. Ruang prakti.kum anatomi. 2. Ruang penyimpanan kadaver 3. Lobbllaboratorium 4. Udara bebas radius 100 m darl laboratorium

anatoml 0 . Prosedur Pelaksanaan 1. Udara dalam ruangan yang teiDh dltcntukan di

hlsap dcngan tabung berfilter dengan menggunakan absorben.

171

Page 4: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG PRAKTlKUM LABORATORIUM ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII)

2. Udara yang sudah diserap olch absorben berlkut absorbennya kemudian di bawa ke laboratorium untuk dilakukan uji formalin (H2C=O) dengan menggunakan metode spektrofotomctri VIS dari NIOSH Manual of Analitlc Methods.

ada aktivitas praktikum, diperoleh ha sil seperti Tabell. Pengujian sampel kadar formalin di udara laboratorlum Anatomi FK Ull yang dilaksakanan pad a waktu persia pan dan saat aktivitas praktlkum, diperoleh hasil sepertl pada Tabel2.

Tabel 1. Kadar formalin gas, suhu dan kelembaban ruang laboratorlum anatomi pada saat tidak ada

raktikum.

Lokasl Suhu Kelembaban

(OC) (%)

Ruang preparasi 25,8 61

Ruang praktikum 29 55

Ruang lobi 28 61

kontrol 32 45

E. Analisis Data Hasil penggukuran dalam bentuk mg/ml a tau ppm kemudlan dlbandlngkan dengan standar ni.lai ambang batas kesehatan menurut aturan keselamatan dan kesehatan kerja. Data ini nantinya diharapkan dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki konsep laboratorium anatomi FK Ull

Tekanan Kadar formalin Keterangan

udara (ppm)

(mmHg)

736,6 0,17923 Dibawah NAB

736,6 <0,00001 Dibawah NAB

735,5 <0,00001 Di bawah NAB

736,6 <0,00001 Di bawah NAB

B. Pembahasan Nilal ambang balas {NAB) atau Thre>hold

Umit Value (TLV) adalah konsentrasl zat-zal kimia di udara yang menggambark:an suatu kondlsi dimana hampir semua orang yang terpapar berulang kall, dalam jangka waktu lama !ida~ menimbulkan efek yang merugll<an. NAB

label 2. Kadar formalin gas, suhu dan kelembaban ruang laboratorium anatomi pada saal ada aktlvitas

raktikum.

Lokasl Svhv Kelembaban

(OC) l" l

Ruang preparasi 25,8 61

Ruang praklikvm 29 55

Ruang lobi 28 61

Kontrol 32 45

yang memperhatikan so{eW laboratory.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasll Penelitian Pengujian kadar formalin di \ldara laboratorlum Anatoml FK Ull yang dilaksakanan pad a waktu tidak

172

Tekanan Kadar formalin Keterangan

udara (ppm)

(mmHsl

736,6 0,99569 Di atas NAB

736,6 0,37804 01 atas NAB

735,5 < 0,00001 Dlbawah NAB

736,6 <0,00001 Olbawah NAB

digunakan sebagai pedoman tJalarn pengcndalian bahaya·bahaya kesehatan"-

NIIal Ambang Batas (NAB) dibagl men)adl 3 kategori: 1. Threshold ({mit Value-Time Weight Av'eruge

(TLV .. TWA), yaitu konsentrast rata-rata untuk 8 jam kerja normal dan 40 jam seminggu,

Page 5: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

R. Edl Fltriyanto, Zainurl Sabta Nugraha

dlmana hampir seluruh yang t~rpapar

berulang-ulang, hari demi hari tanpa timbvlnya gangguan yang merugikan.

2. Thr~shold Limit Value-Short Term Exposu~

Limit (TlV-STEl), yaitu konsentrasl dlmana oran.g dapat terpe~par terus·menerus untuk )angka pendek yaitu 15 menlt, tanpa mendapat gangguan berupa lritasl, kerusakan )arlngan yang menahun dan irreversible dlmana dapat meningkatkan kecelakaan atau mengurangl ellslensl.

preparasi menjadi 0,99569 ppm (dl atas lOO).

sementara dl ruang praktikum terjadi peningkatan men)adi 0,37804 ppm ( d i alas LOD).

Beberapa organisasi yang mempunyai kriteria NAB forrnaldehid masins-masins. dlantaranya: Amerlcan Conference of Govermtntal Industrial Hygienists (ACGIH), Natfonollnstltute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Notional Aeronautics and Space Admlnfstrotlon (NASA), Agency for Toxic Substances and Dlseos~ Registry (ATSOR), Dccupatfonof Safety and Health

Tabel3. Oaftar Nilal Am bang Batas formaldehld di beberapa organisasi (National Academy of Sciences,

2007)

Organisasl lipe Level papa ran (ppm) referensi

ACGIH TlV·C 0,3 ACGIH 2001

NiOSH REl-C 0,1 (15 menit) NIOSH 2004

REl·lWA 0,016

OSHA PEl-STEl 2 (15 men it) 2.9 O:R

PEL-lWA 0,75

NASA SMAC

1 jam 0,4

24jam 0,1 30 hari 0,04

180 hari 0,04

ATSOR Acute MRL 0,04

Intermediate MRL 0,03

Chronic MRL 0,08

NAC/NRC Proposed AEGL-1 (1 jam) 1

Proposed AEGL-2 (l)am) 8

Proposed AEGL-1 (8Jam) 1

Proposed AEGL-2 (8 )am) 8

3. Threshold Limit Volue-Ce/1/ng [TLV-C) yaltu konsentrasl yang tidak boleh dllampaul setlap

saat11•

Menurut WHO 1989, standar NAB yang dlperuntukkan bagl tenaga ker)a a tau manusia yang beraktivltas adalah 0,3 ppm". Artlnya kadar formalin tertlnggl yang masih dlperbolehkan ada dl udara dillngkungan orang be kerja atau beraktlvltas adaiah 0,3 ppm. Dari hasil pengu)lan di laboratorlum anatomi FKUII saat tidak ada praktikum menunjukkan kadar gas formalin maslh dlbawah 0,00001 ppm (di bawah LOO), ruang preparasl kadar gas forrnafin 0,17923 ppm. Pada saat praktikum terjadi peningkatan kadar di ruans

1910.1048 0 NRC1994

ATSDR 1999

EPA 2004

Administration (OSHA), dan National Research Council (NRC). Menurut ASHAR£ (Amerfetrn Sodety For Healting, Refrigerating and Nr-Condit/onlng Eng/ncr) untuk indoor air quality adalah 0,1 ppm untuk 8Jam kerja (TLV-lWA) dan 0,1 ppm (TLV-C). OSHA, untuk TlV-lWA adalah 3 ppm dan TLV·C adolah 5 ppm. NIOSH, untuk TLV-lWA adalah 0,016 ppm dan TLV-C adaloh 0,1 ppm. Dan menurut ACGIH, untuk TLV-C adalah 0,3 ppm, sedangkan

NIB untuk TLV-C adalah 2 ppm". Keterangan : TlV-C: Threshold limit Value-Ceilins REl-C : Recommended Exposure Umit-Celllng REl-lWA :Recommended Exposure Umlt-TirM

J73

Page 6: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMAUN Dl RUANG PRAKTIKUM IABORATORIUM ANATOMI FAKULTAS KEOOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII)

Weight Average PEL-STEL: Permissible Exposure Umlt-Short Term

Exposure Limit PEL-TWA : Permissible Exposure Limit-Time Weight"

Average SMAC :Spacecraft Maximum Allowable

Concentration MRL : Minimal Risk level AEGl : Acute Exposure Guldllne level

Sedangkan dl lndonesia, berdasarkan Sural Edaran Menteri Tenaaa Korja Transmigras; dan Koperasi No. SE-ll2/Men/1978 nilai ambang batas (NAB) formalin adalah 2 ppm {nllal KTD). Nilai KTD adalah kadar tertinggl yang diperkcnankan atau dlsebut ceiling, yaltu kadar dalam kondisl yang tldak membahayakan.

Beberapa pcnelltlan mengenal efek formaldehld terhadap keschatan manusla, didapatbn bahwa paparan gas formalin {1-3 ppm) menyebabbn iritasl pada mala dan saluran pernapasan atas ''-'". Kebanyakan orang tldak bisa mentoleransl terhadop paparan yang lebih dari 5 ppm; diatas 10-20 ppm menycbabkan gejala yang memburuk dan terjadl pernapasan pcndekll Pada konscntrasi yang rendah, formaldehid sudah memberikan efek yang mengganggu kesehatan manusia. Sudah dapat dlpastikan bahwa jika konsentrasi paparan formaldehid tersebut tlnggi maka akan menimbulkan efek yang lcbih hebat lagi bagi manusia. KonsentrJsl yang tinggi dari formaldehid menyebabkan obstruksi hidung. edema paru, dyspnea, dan dada terasa sesak''·"-

Pemaparan formalin antara O,Ol-3,2 ppm selama 3S menit poda hewan coba dldapatkan hasll pada konsentrasl 1,2 ppm menyebabkan lrltasl mata dan hldunu. konsentrasl 1,7 ppm rrekuensi mengedlp menjadi seFing, dan konsentrasi 2,1 ppm menyebabkan irltasl tenggorokan1

'.

Paparan formalin paling banyak terjadi adalah paparan yang melalui hirupan (inhalation). Paparan hirupan {Inhalation) formaldehid dapat menyebabkan ititasl lokal pada membran mukosa, termasuk mata, hldung, saluriln pemapasan atas, rasa tidak nyaman dan lritasl atau efek yang berat sepertl opafikasl kornca bahkan sampai hllangnya pcnglihatan. Paporan hlrupan (inholatlan) formaldehid yang leblh tlnggl dapat menyebabkan inflamasi saluran pernapasan bawah, inflamasi

174

bronkus, peradangan paru·paru, dan akumulasi cairan dalam paru-paru. Rcaksi dari masing-masing lndivldu berbeda terhadap pemaparan formaldehid, karena dlantara lndlvidu terse but ada

vans sensltlf dan tidak '0·'·""·

SIMPULAN DAN SARAN

Slmpulan Darl penelitian di atas dapat dlslmpulkan bahwa: I . Kadar gas formalin dl ruang praktikum

laboratorium anatoml FK Ull pada saat tidak ado praktikum maslh di bawah nilal ambang batas (NAB} yang dlrekomcndasika n.

2. Kadar gas formalin dl ruang praktlkum laboratorium anatoml FK Ull pada saat praktikum menlngkat di atas nilal ambang batas (NAB} yang direkomendasika n.

3. Perlu antisipasl "nruk menceaoll cfek yang meruslkan bagi pengguna laboratorium, balk dalam perencanaan kegiatan maupun desain laboratorium yang a man.

Saran Formalin merupakan bahan klmia yans berbahaya, paparan di atas NAB aman dapat memberlkan dampak buruk bag! kesehatan, 1naka penulis memberik.an saran: 1. Dlbuat ruang laboratodum

mcmudahkan peogeluaran misalnya dengan penataan menjamin pembuancan terbawah.

an.-tomi yang gas formalin, slrkuiasl yang

udara udara

2. Dilakubn fnovasl pembelajaran anatomi densan media yang lebfh aman, sehlngga dapat mengurangi konlak dengan gas formalin.

3. Dfsedfakan alat pellndung d lrf untuk mengurangi dampak aklbat kontak dengan formalin. misalnya sa rung tangan, masker, kacamata dan jos praktlkum bagi pengguna laborator;um.

4. Dllakukan penelitian lanjut tentang pengaruh formalin bagi jaringan tubuh.

DAFTR PUSTAKA 1. Fielder RJ, Solne GS, Bishop CM, Van Den

Heuvel M, Fletcher fiP, Toxicity review of formaldehyde. HSMO. 1981.

2. Budavarl S, O'Neil MJ, Smith A, The Merck index, N J Merck and Co. 1989;11.

Page 7: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

R. Edi Frtriyanto, Zainuri Sabta Nugraha

3. Agency for Toxic Substances and Disease

Registry (ATSDR). Toxlcolo~ical Profile for Formaldehyde. GA Atlanta. 1999.Available: http://www.atsdr.cdc.gov/ toxprofiles/tp111.pdf (disunting tanggal 27 Januari 2009}.

4. Suruda A, Schulte P, Boenlger M, Hayes RB, Uvingston GK, Steenland K, Stewart P, Herrick R, Douthit D, Flngerhul MA, Cytogenetic effects of formaldehyde exposure in students of mortuary science, Journal of Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention. 1993;2:453· 460.

5. Bedlno JH. Formaldehyde exposure hatards and health effects A comprehensive review for embalmers •.

Expanding Encyclopedia of Mortuary Practices; 2004; 650:2633·2649.

6. Skisak CM. Formaldehyde vapor exposures In anatomy laboratories. Am lnd HygAssoc 11983; 44: 948-950.

7. Zwart A, Woutersen RA, Wilmer JWGM, Spit 81, Feron VI, Cytotoxic and adapt ive effect> In rat nasal epithelium after 3-day and 13-week exposure to low concentration of formaldehyde vapor, Journal of Toxicology. 1988;51:87·99.

8. Gardner Ml, Pannett B. Winter PO, Cruddas AM, A cohort study of workers exposed to formaldehyde In the British chemla~l industry: An update, British Journal of Industrial Medicine 1993;50:827·834.

9. Monticello· TM, Swenberg JA, Gross EA, Correlation of regional and nonlinear formaldehyde-induced nasal c.ancer with

proliferating populations of cells, Journal of Cancer 1996;56:1012· 1022.

10. Berbstein RS, Staynedr LT, Elliot U, Kimbrough R, Inhalation exposure to

formaldehyde : An overview of its toxicology, epidemiology, and monitoring and control, Am lnd Hyg Assoc J 1984;45:778·785.

11. Burge PS, Harries MG, lam WK, O'Brien, I.M., Patchett, P.A., Occupational asthma due to formaldehyde, Thorax 1985;40(4}:255-260.

12. Gorski P, Krokowiak A, Formaldehyde induced bronchial asthma~Ooes it realy

exist? Polish, J Occup Med 1991;4(4}:317· 320.

13. Holmstrom M, Wllhelmsson B, Hellquist H. Histological changes in the nasal mucosa in rats after longwterm exposure to

formaldehyde and wood dust. Acta Otolaryngol (Stockh} 1989;108: 274-283.

14. Celik HH, Sargo MF, Cellk, MH, Uski SS, Cellk HT. A review o r the health effects of formaldehyde toxicity, Journal of Anatomy 2004;1-10.

15. WHO. International programme on chemical safety environmental health criteria 89 formaldehyde, WHO. 1989.Available: http://www.inchem.org/documents /ehc/ehc/ehc89.htm {did own load 27 Januari 2009).

16. Oavarian A. Fazeli SA, Azarhoush R, Golalipourc Histopathologic changes of rat tracheal mucosa following forma1dehyde exposure, lnt J Morpho/ 2005;23(4j:369·

372.

17. Naria E. Reslko pemojanon formoldehid sebogoi bohon pcngowet tekstll di llngkungon kerjo, Bagian Kesehatan Ungkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatoera Utara.

2004.

18. Kusnoputranto H. Toksikologi Lfngkungon. FKMUI dan Pusllt Sumber Daya Manusla dan lingkungan,Jakarta. 1995.

19. Weber·Tschop;>e A. Fischer T. Grandjean, E., Irritating effects of formaldehyde on men, lnt Arch Occup Environ Health 1977;39(4}:207-218.

20. Kulle TJ. Acute odor and irritation

response in formaldehyde

health nonsmo:lcers ~with

exposure, Journal of

175

Page 8: PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMALIN Dl RUANG …

PENGUJIAN TERHADAP KADAR GAS FORMAUN Dl RUANG PRAKTIKUM LABORATORIUM ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII)

176

Inhalation Toxico/ogy;S(3).1993.h.:323· 332.

21. ·Feinman SE. Formaldehyde sensitivity and toxicity. CRC Press, Boca Raton (FL). 1988.

22. Porter JA. Letter: Acute respiratory distress following formalin inholotion. 1975. lancet;2(7935):603·604.

23. Solomons K, Cochrane JW. Formaldehyde toxicity (part 1), S A[r Med J 1984;66(3):101-102.

24. National Academy of Sciences. Emergency and Contlnous Exposure Guidance Level/or Selected Submarine Contaminants. National Academies Press,Washington. Available: http://www.nap.edu/cotolog/11170.html (disunting 27.Q1·2009). 2007.h.103·1