pengujian batu bata

11
Catatan pembagian pengoreksian Kelompok Warna merah bagiannya Dian Warna Biru bagiannya Nanda Warna Hijau bagiannya Faisal Warna coklat bagiannya yongki Dimohon masing-masing orang untuk mengoreksi kembali dan menyesuaikannya dengan yang dicontohkan p. Soni. Jika ada yang belum jelas atau sudah selesai langsung konfirmasi, dan jika sudah fix bisa langsung ditulis(penulisan paling enak ngumpul bareng terus ditulis bersama-sama) SEMANGAT.... Bismillah SUKSES BARENG dan LULUS BARENG....AMIN.... A. PENDAHULUAN bata merupakan bahan untuk konstruksi bangunan sipil terutama pembuatan dinding tembok. Batu bata merah dibuat dari tanah liat atau lempung dengan atau tanpa campuran bahan lain yang dibakar pada suhu yang tinggi. (Parkani, 1999) Pada pengujian batu bata ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan batu bata sebagai konstruksi bangunan maupun sebagai dinding bangunan biasa. Menurut Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (YDNI 1984) tentang Bata merah sebagai bahan bangunan syarat batu bata yang baik untuk bahan bangunan adalah sebagai berikut. Pandangan Luar

Upload: opoopo1946

Post on 16-Feb-2016

122 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

Catatan pembagian pengoreksian Kelompok

Warna merah bagiannya Dian

Warna Biru bagiannya Nanda

Warna Hijau bagiannya Faisal

Warna coklat bagiannya yongki

Dimohon masing-masing orang untuk mengoreksi kembali dan menyesuaikannya dengan yang dicontohkan p. Soni. Jika ada yang belum

jelas atau sudah selesai langsung konfirmasi, dan jika sudah fix bisa langsung ditulis(penulisan paling enak ngumpul bareng terus ditulis bersama-sama)

SEMANGAT.... Bismillah SUKSES BARENG dan LULUS BARENG....AMIN....

A. PENDAHULUANbata merupakan bahan untuk konstruksi bangunan sipil terutama pembuatan

dinding tembok. Batu bata merah dibuat dari tanah liat atau lempung dengan atau tanpa campuran bahan lain yang dibakar pada suhu yang tinggi. (Parkani, 1999)

Pada pengujian batu bata ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan batu bata sebagai konstruksi bangunan maupun sebagai dinding bangunan biasa. Menurut Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (YDNI 1984) tentang Bata merah sebagai bahan bangunan syarat batu bata yang baik untuk bahan bangunan adalah sebagai berikut.

Pandangan LuarBata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku bidang-bidang sisi datar, tidak menunjukan retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan. Bentuk lain yang disengaja karena pencetakan, diperbolehkan. Disamping syarat-syarat tersebut di atas, pembeli dan penjual dapat mengadakan perjanjian tersendiri.

Ukuran-UkuranUkuran-ukuran panjang, lebar, dan tebal dari bata merah ditentukan dan dinyatakan dalam perjanjian antara pembeli dan penjuall (pembuat). Ukuran bata merah standar adalah panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm. Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut adalah: untuk panjang maksimum 3 % lebar maksimum 4%, tebal maksimum 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran yang terbesar dan bata dengan ukuran-ukuran terkecil, selisih maksimum yang diperbolehkan adalah

untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm, dan tebal 4 mm jumlah benda-benda percobaan yang boleh menunjukan penyimpangan dalam ukuranukuran lebih dari penyimpangan maksimum yang telah ditentkan adalah.

a. Bata merah mutu tingkat I (satu) : Tidak ada yang menyimpangb. Bata merah mutu tingkat II (dua) : satu buah dari sepuluh benda

percobaanc. Bata merah mutu tingkat III (tiga) : dua buah dari sepuluh percobaan.

Kuat tekan

Mutu bata merah Kuat tekan rata-rata kg/cm2Tingkat I (satu) Lebih besar dari 100Tingkat II (dua) 100-80Tingkat III (tiga) 80-60Dari tiap-tiap benda percobaan, kuat tekannya tidak diperbolehkan 20 % lebih rendah dari harga rata-rata terendah untuk tingkat mutunya.

Kadar Garam Yang larut dan membahayahkan Benda-benda percobaan tidak boleh menunjukan tanda-tanda yang menurut hasil pengujian dinyatakan membahayakan Hasil pengujian dinyatakan dengan kata-kata :

a. Tidak membahayakan bila kurang dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan tipis berwarna putih karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut.

b. Ada kemungkinan membahayakanbila 50% atau lebih permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih yang agak tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut, tetapi bagian-bagian dari permukaan batu bata tidak menjadi bubuk atau lepas.

c. membahayakan Bila lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih yang tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut dan bagian-bagian permukaan batu bata menjadi bubuk atau lepas.

B. METODEFAISAL YANG NULIS

C. HASIL1. Uji Ukuran dan Bobot Isi Batu Bata

Sampel ke

Berat (kg)

Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)I II III I II III I II III

Jumlah 13,69 226,9 227,8 228 107,8 107,8 108,6 37,4 37,6 37,1Rata-rata 1,369 227,567 108,03 37,366

SD 0,0678 0,585 0,4932 0,2516CV 4,955 0,25748 0,4561 0,67349

Volume rata-rata 918651,5mm3 0,91865 dm3

Bobot isi rata-rata 1,490228 kg/ dm3

2. Uji warna batu bataDari 5 benda uji batu bata, diketahui 2 bata berwana pucat dan 3 lainnya berwarna

kemerah-merahan.

3. Uji kesikuan sudut batu bataDari 5 sampel batu bata yang diuji kesikuannya, diketahui 3 sampel siku pada

bagian depan, dan pada bagian belakang 3 sampel yang siku.4. Uji ketajaman potongan batu bata

Dari lima contoh batu bata yang diuji, terdapat 1 bata yang retak sedangkan 4 lainnya utuh, selain itu semua contoh batu bata memiliki rongga tapi tidak satupun yang berisi abu. Pada pengujian ketajaman potongan, hanya 4 bata yang dinyatakan tajam, sedangkan 1 bata tidak tajam

5. Uji kandungan garamPada hari pertama persentase kandungan garam pada kelima contoh batu tersebut

masih rendah sedangkan pada hari berikutnya kandungan kadar garam pada ke 5 benda uji tersebut semakin meningkat, pada hari-hari selanjutnya tidak ada peningkatan, tekecuali pada benda uji ke 3 mengalami peningkat sebanyak 3%.

6. Pengujian kemampuan penyerapan air

Penyerapan rata-rata 34,32713 %SD 1,517061%CV 4,419423%

7. Uji kecepatan penyerapan airPengujian dilakukan pada batu bata yang kering oven dengan berat 1384

gram. Pengujian penyerapan pada 1 menit didapat berat batu bata 1420 gram dan penyerapan sebesar 2,60%. Pengujian terakhir pada 240 menit didapat berat batu bata 1651 gram dan penyerapan sebesar 19,29% atau 19,29 gr/dm2/min.

8. Pengujian kuat tekanPengujian dilakukan mengunakan 5 batu bata. Diperoleh tegangan rata-rata

(σ = 72,99 kg/cm2).

D. PEMBAHASAN1. Uji ukuran batu bata

Dari pengujian ukuran batu bata diperoleh panjang rata-rata 227,567mm, lebar rata-rata 108,03mm, dan tebal 37,366mm. Ukuran bata merah yang sesuai dengan standart ada 2 macam, yaitu:

Bata merah : panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm Bata merah : panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm

Hasil pengujian menunjukkan bata memiliki panjang dan lebar dan tebal yang kurang sesuai standar,. Hal ini berpengaruh pada banyaknya penggunaan spesi saat bata digunakan untuk pasangan dinding.SOLUSI NYA???

2. Uji warna batu bataBerdasarkan hasil pengujiaan warna batu bata, diperoleh 2 bata yang memiliki

warna pucat dari 5 contoh bata yang diuji. Sedangkan 3 sisanya dominan warna kemerahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa batu bata didominasi dengan warna kemerah-merahan dimana hal itu menandakan batu bata telah matang dengan sempurna. Sehingga baik digunakan sebagai bahan material bangunan.

3. Uji kesikuan sudut batu bataDari 5 sampel batu bata yang diuji kesikuannya, diketahui semua sampel siku

pada bagian depan, dan pada bagian belakang hanya 4 sampel yang siku. Sehinga batu bata dikatakan dominan memiliki kesikuan sudut. BATU BATA MAU DIAPAKAN?

4. Uji ketajaman potongan batu bataDari lima contoh batu bata yang diuji, terdapat 1 bata yang retak sedangkan 4

lainnya utuh, selain itu semua contoh batu bata memiliki rongga tapi tidak satupun yang berisi abu. Pada pengujian ketajaman potongan, hanya 4 bata yang dinyatakan tajam, sedangkan 1 bata tidak., menurut (YDNI 1984) , pada penerapannya batu bata harus memiliki potongan yang tajam, karena potongan batu bata yang tajam, menunjukkan bahwa batu bata lebih kuat menahan gaya geser dibandingkan dengan batu bata yang memiliki potongan tumpul. Selain itu batu bata harus tidak berongga, berbentuk persegi panjang dan tidak retak. Hasil pengujian ketajaman potongan disimpulkan batu bata memenuhi standar yang ditetepkan BATU BATA MAU DIAPAKAN?

5. Uji kandungan garamBerdasarkan hasil pengujian ke-5 contoh batu bata, diketahui bahwa kandungan

garamnya berkisar antara (….% -…..%). Maka, dapat disimpulkan bahwa batu bata

tersebut tergolong tidak membahayakan karena kurang dari 50%. Akibat adanya garam dalam bata akan menjadikan bata mudah lapuk, hal ini akan nampak jelas pada permukaan tembok bata yang tidak di plester. Pelapukan akibat garam-garam yang larut mengakibatkan ikatan yang buruk antara bata dengan adukan, sehingga daya tahan tembok menjadi rendah. Dengan demikian akan membahayakan bagi konstruksi tembok tersebut.

6. Uji kemampuan penyerapan airBerdasarkan hasil pengujian kemampuan penyerapan air, didapatkan hasil akhir

rata-rata yaitu 34,32 %, hasil ini tidak memenuhi ketentuan syarat yang berlaku menurut SNI No. 0553-1989, penyerapan air pada batu bata yaitu kurang dari 20%. Batu bata yang terlalu banyak menyerap air, mengakibatkan pada saat pemasangan dinding, batu bata menyerap air dari spesi. SOLUSINYA GMN?

7. Kecepatan Penyerapan Air pada Batu Bata Hasil pengujian kecepatan penyerapan batu bata diperoleh penyerapan sebesar

19,29% atau 19,29 gr/dm2/min. hasil tersebut sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan yaitu besarnya daya hisap batu bata dianjurkan 20gr/dm3/menit Menurut Riyanto et al, (1996), sifat bata sangat berpengaruh dalam kekuatan dan mutu pekerjaan pasangan bata yaitu tentang daya hisapnya. Daya hisap bata berbeda-beda akan menimbulkan tegangan diferensial dan retak-retak. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menyamakan daya hisap sebelum dipasang. Besarnya daya hisap batu bata dianjurkan 20gr/dm3/menit. Jika batu bata mempunyai daya hisap lebih besar dari angka tersebut, maka batu bata perlu direndam dalam air.

8. Uji kuat tekna batu bataBerdasarkan hasil pengujian kuat tekan batu bata, diperoleh tegangan rata-rata (σ

= 72,99 kg/cm2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa benda uji tersebut memenuhi syarat sebagai bahan bangunan karena sesuai dengan ketentuan mutu batu bata kelas III yaitu 60-80 kg/cm2 (Riyanto et al, 1996). BATU BATA MAU DIAPAKAN?

E. KESIMPULAN

Berdasarkan 10 pengujian batu bata yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Pengujian ukuran batu bata diperoleh panjang rata-rata 227,567 mm, lebar rata-rata 108,03 mm, dan tebal 37,36 mm. walaupun tebal batu bata tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan yaitu 50 mm, namun batu bata masih layak digunakan sebagai bahan bangunan atau pengisi dinding. Pada pengujian warna batu bata diperoleh dominan berwarna kemerahan dari 5 sampel yang diuji. Jadi dapat disimpulkan bahwa batu bata didominasi dengan warna kemerah-merahan dimana hal itu menandakan batu bata telah matang dengan sempurna. Sehingga baik digunakan sebagai bahan material bangunan. Hasil uji kesikuan diketahui batu bata dominan

memiliki kesikuan sudut. Hal ini sesuai yang disyaratkan (YDNI 1984) yaitu syarat batu bata yang layak digunakan harus bersiku dan persegi panjang, karena mempengaruhi pada kerataan dinding dan juga penggunaan spesi. Pada uji ketajaman potongan, dari lima contoh batu bata yang diuji, terdapat 1 bata yang retak sedangkan 4 lainnya utuh, selain itu semua contoh batu bata memiliki rongga tapi tidak satupun yang berisi abu. Pada pengujian ketajaman potongan, hanya 4 bata yang dinyatakan tajam, sedangkan 1 bata tidak. Hasil pengujian ketajaman potongan disimpulkan batu bata memenuhi standar yang ditetepkan. Dari pengujian kandungan garam diketahui bahwa kadar garam dari 5 sampel batu bata yang diuji berkisar antara 3%-8%. Sehingga batu bata tersebut dikategorikan tidak membahayakan karena kandungan garam yang dimiliki kurang dari 50% dan layak digunakan sebagai material bangunan. Pada pengujian kemampuan penyerapan air didapatkan hasil akhir rata-rata yaitu 34,32 %, hasil ini tidak memenuhi ketentuan syarat yang berlaku menurut (YDNI 1984), penyerapan air pada batu bata yaitu kurang dari 20%. Batu bata yang terlalu banyak menyerap air, mengakibatkan pada saat pemasangan dinding, batu bata menyerap air dari spesi. Hasil pengujian kecepatan penyerapan batu bata diperoleh penyerapan sebesar 19,29% atau 19,29 gr/dm2/min. hasil tersebut sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan yaitu besarnya daya hisap batu bata dianjurkan 20gr/dm3/menit. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan batu bata, diperoleh tegangan rata-rata (σ = 72,99 kg/cm2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa benda uji tersebut memenuhi syarat sebagai bahan bangunan karena sesuai dengan ketentuan mutu batu bata kelas III yaitu 60-80 kg/cm2. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa batu bata masih layak untuk digunakan sebagai material bangunan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Yayasan Lembaga Penyelidikan Maslah Bangunan.1984. Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan (YDNI 1984) http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/kt-bmsbb-00728-1113200731653.pdf .diakses 12 November 2015.

Swastika Ari. 2011. Standar Pengujian kualitas Bata pengganti (online), (http://konservasiborobudur.org/download/jurnal/2011/jurnal%202011%201%20Standar%20Pengujian%20Kualitas%20Bata%20Pengganti.pdf) , diakses 26 November 2015.

G. LAMPIRAN

(PERHITUNGAN)1. Pengujian Ukuran dan Bobot isi batu Bata

3 Pengujian Kesikuan sudut

1. Uji Ketajaman Potongan Batu Bata

(GAMBAR)