pengklaiman lagu bengawan solo

11
pengklaiman lagu Bengawan Solo & kondisi Gesang 7 Months, 2 Weeks ago Karma: 7 BELANDA MENGKLAIM LAGU BENGAWAN SOLO KARYA GESANG Indonesia yang kaya budaya kerap membuat iri negara lain. Bukan sekali saja budaya Indonesia diaku-aku negara lain mulai batik, reog Ponorogo, kuda lumping, angklung, bahkan rendang hingga tempe. Kini, Gesang, sang maestro keroncong ikut gigit jari setelah lagu Bengawan Solo ciptaannya diklaim empat warga Belanda. Saat ditemui di kediamannya Solo, Jawa Tengah, Selasa (11/5), Gesang tengah dikunjungi sejumlah anak sekolah menengah atas. Para siswa sengaja datang untuk menghibur, Gesang pun diajak kembali ke masa kejayaan keroncong. Usia boleh 92 tahun tapi Gesang masih mampu menyanyikan bait-bait tembang Bengawan Solo. Sang mastro keroncong memang terhibur, meski gundah masih menggelantung di kepala. Ada ganjalan di hatinya. Lagu Bengawan Solo ternyata didaftarkan oleh empat orang yang mengaku sebagai pencipta tembang legendaris itu. Belanda yang dulu mencoba merebut Tanah Air kini kembali mencoba merebut budaya nusantara. BENGAWAN SOLO TERANCAM DICURI BELANDA Tidak hanya sekali dua kali keanekaragaman seni dan budaya bangsa Indonesia diklaim negara lain. Tentu kita masih ingat bagaimana negara tetangga Malaysia secara sepihak mengakui bahwa batik, Reog Ponorogo dan alat musik angklung sebagai produk budayanya. Kabar terakhir ternyata tidak hanya Malaysia yang tertarik untuk memiliki produk kebudayaan kita. Bahkan negara di daratan Eropa, Belanda juga tak mau ketinggalan. Empat warga negara Kincir Angin itu juga mengklaim sebagai pencipta lagu Bengawan Solo milik maestro legendaris asal Solo, Gesang Martohartono.

Upload: trisna-komala

Post on 12-Aug-2015

145 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

pengklaiman lagu Bengawan Solo & kondisi Gesang 7 Months, 2 Weeks ago Karma: 7 BELANDA MENGKLAIM LAGU BENGAWAN SOLO KARYA GESANG

Indonesia yang kaya budaya kerap membuat iri negara lain. Bukan sekali saja budaya Indonesia diaku-aku negara lain mulai batik, reog Ponorogo, kuda lumping, angklung, bahkan rendang hingga tempe. Kini, Gesang, sang maestro keroncong ikut gigit jari setelah lagu Bengawan Solo ciptaannya diklaim empat warga Belanda.

Saat ditemui di kediamannya Solo, Jawa Tengah, Selasa (11/5), Gesang tengah dikunjungi sejumlah anak sekolah menengah atas. Para siswa sengaja datang untuk menghibur, Gesang pun diajak kembali ke masa kejayaan keroncong. Usia boleh 92 tahun tapi Gesang masih mampu menyanyikan bait-bait tembang Bengawan Solo.

Sang mastro keroncong memang terhibur, meski gundah masih menggelantung di kepala. Ada ganjalan di hatinya. Lagu Bengawan Solo ternyata didaftarkan oleh empat orang yang mengaku sebagai pencipta tembang legendaris itu. Belanda yang dulu mencoba merebut Tanah Air kini kembali mencoba merebut budaya nusantara.

BENGAWAN SOLO TERANCAM DICURI BELANDA

Tidak hanya sekali dua kali keanekaragaman seni dan budaya bangsa Indonesia diklaim negara lain. Tentu kita masih ingat bagaimana negara tetangga Malaysia secara sepihak mengakui bahwa batik, Reog Ponorogo dan alat musik angklung sebagai produk budayanya.

Kabar terakhir ternyata tidak hanya Malaysia yang tertarik untuk memiliki produk kebudayaan kita. Bahkan negara di daratan Eropa, Belanda juga tak mau ketinggalan. Empat warga negara Kincir Angin itu juga mengklaim sebagai pencipta lagu Bengawan Solo milik maestro legendaris asal Solo, Gesang Martohartono.

Masalah pengklaiman ini sudah terdengar pemerintah. Bahkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik sudah menyatakan siap membela hasil karya anak bangsa yang melegenda ini. Pemerintah tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pengklaiman lagu Bengawan Solo oleh empat warga negara Belanda.

Pemerintah tidak khawatir upaya empat warga asing tersebut, karena menurut menteri lagu Bengawan Solo sudah diakui oleh Badan Kebudayaan Dunia atau UNESCO sebagai ciptaan Gesang. “Sudah diakui dunia,” ujarnya seperti dikutip dari Liputan 6.com, Selasa (11/5).

Upaya pengklaiman lagu Bengawan Solo juga pernah dilakukan oleh Malaysia tepatnya pada tahun 1960. Bengawan Solo dijiplak oleh negeri jiran itu dan berganti judul menjadi Main Cello. Irama, nada, dan tempo lagu itu sama dengan Bengawan Solo ciptaan Gesang.

“Hanya syair dan judulnya yang diubah,” kata Andy Hutadjulu, General Manager Penerbit Musik Pertiwi (PMP) kala itu. Namun, polemik penjiplakan lagu karya Gesang itu baru selesai

Page 2: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

ketika Presiden Soekarno kala itu langsung turun tangan.

Pihak Pemerintah Malaysia kala itu sengaja diundang Bung Karno di sebuah acara perlombaan olahraga di Senayan. “Di situ lagu Bengawan Solo dimainkan dan Gesang juga menyaksikan langsung. Dengan melihat itu, Malaysia baru mengakui kalau lagu itu adalah karya Gesang, musisi Indonesia,” jelas Andy.

Sementara itu salah satu keponakan Gesang, Yani Effendi menegaskan bahwa lagu Bengawan Solo adalah asli ciptaan Gesang. “Saya yakin dan sangat percaya bahwa lagu Bengawan Solo adalah ciptaan Mbah Gesang. Lagu tersebut dibuat sekitar tahun 1940 yang mengisahkan riwayat sungai Bengawan Solo,” kata Yani kepada Joglosemar.

Menurutnya, kasus pengklaiman oleh empat warga negara Belanda tersebut sengaja tidak diberitahukan pada Gesang mengingat kondisinya yang belum stabil pascaoperasi prostat beberapa waktu lalu.

Menurut Yani, Gesang yang lahir di Solo 1 Oktober 1917 memang hobi bermain musik dan sudah terkenal hingga keluar negeri. Menurutnya, kasus pengklaiman lagu Bengawan Solo oleh empat warga negara Belanda itu sedang diurus oleh Penerbit Musik Pertiwi (PMP) yang selama ini mengurusi masalah royalti dan manajemen Gesang. (Bonus Wibowo Bramhartyo).

KONDISI KESEHATAN GESANG PENCIPTA BENGAWAN SOLO

Kondisi maestro keroncong, Gesang Martohartono, makin memprihatinkan. Setelah dirawat lima hari di Rumah Sakit PK Muhammadiyah, Solo, Jawa Tengah, pencipta lagu Bengawan Solo ini dipindahkan ke ruang ICU, Selasa (18/5).

Lelaki berusia hampir satu abad atau tepatnya 93 tahun ini dipindahkan karena kondisinya terus turun. Gesang juga tidak mau makan. Usaha dokter ternyata berbuah hasil. Kini, sang maestro keroncong ini mulai mau makan dan bisa tidur.

Tak hanya harus berjuang mempertahankan nyawanya, Gesang kini harus berjuang mempertahankan lagunya yang diklaim warga Belanda bernama A. Holten sebagai ciptaannya. Bahkan Holten sempat mengeluarkan rekamannya tanpa membayar royalti sepeser pun ke Gesang.

Padahal Gesang sudah mendaftarkan ciptaannya ke lembaga hak cipta. Apabila itu terjadi, tentu bukan hanya Gesang yang kehilangan, warga negeri ini juga akan kehilangan salah satu lagu legenda yang tidak lekang zaman.

banyak warga indonesia yg gaktau kebudayaan negara sendiri contohnya lagu bengawan solo ini

Page 3: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

pantesan aja banyak negara laen yg mau ngeklaim budaya2 kita buat yg blm pernah denger bengawan solobisa liat video ini

pengklaiman lagu Bengawan Solo & kondisi Gesang 7 Months, 2 Weeks ago Karma: 7 BELANDA MENGKLAIM LAGU BENGAWAN SOLO KARYA GESANG

Indonesia yang kaya budaya kerap membuat iri negara lain. Bukan sekali saja budaya Indonesia diaku-aku negara lain mulai batik, reog Ponorogo, kuda lumping, angklung, bahkan rendang hingga tempe. Kini, Gesang, sang maestro keroncong ikut gigit jari setelah lagu Bengawan Solo ciptaannya diklaim empat warga Belanda.

Saat ditemui di kediamannya Solo, Jawa Tengah, Selasa (11/5), Gesang tengah dikunjungi sejumlah anak sekolah menengah atas. Para siswa sengaja datang untuk menghibur, Gesang pun diajak kembali ke masa kejayaan keroncong. Usia boleh 92 tahun tapi Gesang masih mampu menyanyikan bait-bait tembang Bengawan Solo.

Sang mastro keroncong memang terhibur, meski gundah masih menggelantung di kepala. Ada ganjalan di hatinya. Lagu Bengawan Solo ternyata didaftarkan oleh empat orang yang mengaku sebagai pencipta tembang legendaris itu. Belanda yang dulu mencoba merebut Tanah Air kini kembali mencoba merebut budaya nusantara.

BENGAWAN SOLO TERANCAM DICURI BELANDA

Page 4: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

Tidak hanya sekali dua kali keanekaragaman seni dan budaya bangsa Indonesia diklaim negara lain. Tentu kita masih ingat bagaimana negara tetangga Malaysia secara sepihak mengakui bahwa batik, Reog Ponorogo dan alat musik angklung sebagai produk budayanya.

Kabar terakhir ternyata tidak hanya Malaysia yang tertarik untuk memiliki produk kebudayaan kita. Bahkan negara di daratan Eropa, Belanda juga tak mau ketinggalan. Empat warga negara Kincir Angin itu juga mengklaim sebagai pencipta lagu Bengawan Solo milik maestro legendaris asal Solo, Gesang Martohartono.

Masalah pengklaiman ini sudah terdengar pemerintah. Bahkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik sudah menyatakan siap membela hasil karya anak bangsa yang melegenda ini. Pemerintah tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pengklaiman lagu Bengawan Solo oleh empat warga negara Belanda.

Pemerintah tidak khawatir upaya empat warga asing tersebut, karena menurut menteri lagu Bengawan Solo sudah diakui oleh Badan Kebudayaan Dunia atau UNESCO sebagai ciptaan Gesang. “Sudah diakui dunia,” ujarnya seperti dikutip dari Liputan 6.com, Selasa (11/5).

Upaya pengklaiman lagu Bengawan Solo juga pernah dilakukan oleh Malaysia tepatnya pada tahun 1960. Bengawan Solo dijiplak oleh negeri jiran itu dan berganti judul menjadi Main Cello. Irama, nada, dan tempo lagu itu sama dengan Bengawan Solo ciptaan Gesang.

“Hanya syair dan judulnya yang diubah,” kata Andy Hutadjulu, General Manager Penerbit Musik Pertiwi (PMP) kala itu. Namun, polemik penjiplakan lagu karya Gesang itu baru selesai ketika Presiden Soekarno kala itu langsung turun tangan.

Pihak Pemerintah Malaysia kala itu sengaja diundang Bung Karno di sebuah acara perlombaan olahraga di Senayan. “Di situ lagu Bengawan Solo dimainkan dan Gesang juga menyaksikan langsung. Dengan melihat itu, Malaysia baru mengakui kalau lagu itu adalah karya Gesang, musisi Indonesia,” jelas Andy.

Sementara itu salah satu keponakan Gesang, Yani Effendi menegaskan bahwa lagu Bengawan Solo adalah asli ciptaan Gesang. “Saya yakin dan sangat percaya bahwa lagu Bengawan Solo adalah ciptaan Mbah Gesang. Lagu tersebut dibuat sekitar tahun 1940 yang mengisahkan riwayat sungai Bengawan Solo,” kata Yani kepada Joglosemar.

Menurutnya, kasus pengklaiman oleh empat warga negara Belanda tersebut sengaja tidak diberitahukan pada Gesang mengingat kondisinya yang belum stabil pascaoperasi prostat beberapa waktu lalu.

Menurut Yani, Gesang yang lahir di Solo 1 Oktober 1917 memang hobi bermain musik dan sudah terkenal hingga keluar negeri. Menurutnya, kasus pengklaiman lagu Bengawan Solo oleh empat warga negara Belanda itu sedang diurus oleh Penerbit Musik Pertiwi (PMP) yang selama ini mengurusi masalah royalti dan manajemen Gesang. (Bonus Wibowo Bramhartyo).

Page 5: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

KONDISI KESEHATAN GESANG PENCIPTA BENGAWAN SOLO

Kondisi maestro keroncong, Gesang Martohartono, makin memprihatinkan. Setelah dirawat lima hari di Rumah Sakit PK Muhammadiyah, Solo, Jawa Tengah, pencipta lagu Bengawan Solo ini dipindahkan ke ruang ICU, Selasa (18/5).

Lelaki berusia hampir satu abad atau tepatnya 93 tahun ini dipindahkan karena kondisinya terus turun. Gesang juga tidak mau makan. Usaha dokter ternyata berbuah hasil. Kini, sang maestro keroncong ini mulai mau makan dan bisa tidur.

Tak hanya harus berjuang mempertahankan nyawanya, Gesang kini harus berjuang mempertahankan lagunya yang diklaim warga Belanda bernama A. Holten sebagai ciptaannya. Bahkan Holten sempat mengeluarkan rekamannya tanpa membayar royalti sepeser pun ke Gesang.

Padahal Gesang sudah mendaftarkan ciptaannya ke lembaga hak cipta. Apabila itu terjadi, tentu bukan hanya Gesang yang kehilangan, warga negeri ini juga akan kehilangan salah satu lagu legenda yang tidak lekang zaman.

banyak warga indonesia yg gaktau kebudayaan negara sendiri contohnya lagu bengawan solo inipantesan aja banyak negara laen yg mau ngeklaim budaya2 kita buat yg blm pernah denger bengawan solobisa liat video ini

Page 6: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

Nama  : Abdul Syukur

Kelas   : X 2

G.M.P : Ronaldo Rozalino S.Sn

Berbagai kontroversi seputar budaya Indonesia dan pengklaimannya oleh negara tetangga yang sering dikatakan “serumpun” dan seiring redanya ketegangan yang menyangkut isu tersebut. 

Dulu kasus pengklaiman wilayah Indonesia yaitu Sipadan Ligitan, juga blok Ambalat oleh Malaysia pernah membuat hubungan kedua negara menjadi cukup tegang, bahkan membuat istilah “Ganyang Malaysia” era Presiden Soekarno menjadi terdengar lagi. Seiring dengan redanya isu tersebut, muncul kembali kasus yang membuat hubungan Indonesia-Malaysia teganggu yaitu kasus berbagai pengklaiman kebudayaan Indonesia oleh Malaysia. Kasus pengklaiman wilayah bagai tak cukup menjadikan hubungan kedua negara bermasalah.

Beberapa kasus yang beredar beberapa waktu yang lalu mengenai pengklaiman beberapa budaya Indonesia oleh Malaysia diantaranya adalah lagu rasa sayange, batik tulis, wayang kulit, rendang, angklung, dan yang sukup santer yaitu kasus reog ponorogo yang mengakibatkan berbagai demonstrasi di Indonesia, salah satunya yaitu demonstrasi didepan Kedubes Malaysia oleh para ‘Warok’ dan budayawan Reog Ponorogo.

Tentang kasus rendang, ada pendapat dari warga Malaysia, ?“Hal ini juga mengherankan kaerna makanan pun dijadikan isu yangbesar di Indonesia, sehingga perlu dipatenkan. Jika benar rendang adalah makanan asli Minang, perlukah kita menulis surat menulis surat untuk meminta izin saat memakan dan memasaknya?**Tentang pendapat tentang rendang oleh warga Malaysia tersebut, saya berpikir bahwa, tidak ada masalah bagi warga Malaysia ataupun warga di negara manapun didunia yang ingin menikmati rendang sebagai makanannya, atau bahkan membuka restoran yang menyajikan rendang sebagai menunya (apakah resto-resto di Indonesia yang menjual, misalnya, pizza ala Italia, harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari otoritas yang ada di Italia?), tapi bukankah yang dipermasalahkan adalah pengklaiman, pengakuan, atas rendang yang berasal dari Malaysia?

Lalu kasus Reog Ponorogo yang diklaim Malaysia dengan nama Barongan adalah kasus yang cukup menarik perhatian. Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebenarnya telah mendaftarkan tarian Reog Ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten Ponorogo tercatat dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan diketahui langsung oleh Mentri Hukum dan HAM RI***, tetapi hal tersebut sepertinya tak dapat mencegah kasus Barongan terjadi. Konon, kesenian reog dibawa ke Malaysia oleh TKI di Malaysia yang sering mengadakan pertunjukkan reog untuk memperkenalkan budaya Indonesia, tetapi polisi diraja Malaysia memuat syarat jika reog tetap ingin dimainkan maka namanya harus diubah menjadi “singa barongan UMNO” (tambahan kata UMNO itu adalah paksaan dari partai yang berkuasa saat itu).*

Demonstrasi dan protes mewarnai kontroversi pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia. Hal

Page 7: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo

itu tampaknya yang membuat Menteri Kebudayaan Malaysia memerintahkan pemberhentian promosi wisata Malaysia yang memakai budaya dari Indonesia.

Kasus pengkaliman budaya ini menggugah beberapa pihak, diantaranya adalah adanya konser ‘Save Our Heritage’ dan pembuatan iklan ‘Tolak Angin Truly Indonesia’.

Ulah Malaysia ataupun negara lainnya mengklaim sejumlah karya seni Indonesia mengusik nasionalisme Irwan Hidayat, bos perusahaan jamu Sido Muncul. Ia meluncurkan iklan ‘Tolak Angin Truly Indonesia’ yang dibintangi Butet Kertaradjasa dan Agnes Monica. Tema iklan itu sengaja dibuat mitip tagline promosi turisme negeri jiran ‘Malaysia Truly Asia’ jadi, dinamakan “Tolak Angin Truly Indonesia” dengan maksud ingin memperlihatkan bahwa jamu adalah produk asli”. Iklan berdurasi 1 menit yang biayanya mencapai Rp 800 juta itu berilustrasikan lagu ‘Rasa Sayange’ dan memvisualkan sejumlah karya seni Indonesia seperti angklung, reog Ponorogo, batik, tari pendet, hombo batu dan tari folaya, yang merupakan beberapa karya seni Indonesia yang sempat diklaim Malaysia sebagai miliknya. Iklan tersebut juga menganggarkan dana Rp 3 miliyar untuk ongkos penayangan disejumlah stasiun televisi selama dua bulan.**

Sumber : mysinglenote.blogspot.com

Page 8: Pengklaiman Lagu Bengawan Solo