penggunaan televisi
DESCRIPTION
PENGGUNAAN TELEVISI.TRANSCRIPT
PENGGUNAAN TELEVISI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Televisi ( TV ) berasal dari dua kata, yaitu (tele) yang artinya jauh, (visi) artinya pandangan, yang bermakna pandangan jarak jauh.Pengertian secara global televisi adalah sebuah alat media informasi audio visual satu arah.
Untuk menyampaikan informasi, seperti Berita, Olahraga, Nasional maupun Internasional.
- KeputusanMenKesRINomor: 1204/MenKes/SK/IX/2004tentangPersyaratanKesehatanLingkungan RS.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
- Semua orang dapat menggunakannya.
1. PersiapaanAlat : Televisi, Antena, dan Remote TV2. Pelaksanaan :
a. Tancapkan/ colokan stop kontak/ stekerkesumberlistrik.b. Tekan tombol power pada panel yang tersedia di bagian muka TV.c. Ambil remot control (bila ada) berguna untuk memindah chanel televisi yang anda inginkan.d. Usahakan duduk lebih kurang dua sampai tiga meter dari desktop televisi anda.
- Seluruhruangandaninstalasiterkait
PEMAKAIAN AC (AIR CONDITIONER)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Air Conditioner merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan udara di ruangan yang kita inginkan.
Untuk penyejuk udara yang didinginkan dan nyaman bagi tubuh.
- KeputusanMenKesRINomor: 1204/MenKes/SK/IX/2004tentangPersyaratanKesehatanLingkungan RS.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
- Semua orang dapat menggunakannya.
Persediaannya :1. 1 unit AC2. Arus listrik
Cara penggunaannya:1. Tekan tombol on / off pada remote2. Atur suhu AC sesuai kebutuhan yang diinginkan
Pemeliharaannya :1. Setiap 3 bulan di service / di cuci2. Jika sewaktu-waktu terjadi masalah segera diatasi
1. Seluruh ruangan dan instalasi terkait.
STERILISASI DAN DISENFEKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1. Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi / menghilangkan jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi
2. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit kepada pasien akibat kontaminasi alat yang tidak steril
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor- Penyimpanan bahan berbahaya harus sesuai dengan KepMenKes RI Nomor:
1244/MenKes/SK/XII/1994
1. Sterilisasi Ruangan/BangunanSterilisasi ruangan dilaksanakan pada saat pergantian pasien yang menderita penyakit menular, bial ada pasien baru yang mau masuk maka ruangan terlebih dahulu disterilkan dengan alat blue light
2. Sterilisasi AlatSterilisasi alat dilaksanakan di masing-masing ruangana. Ruangan bangsal perawatan, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik sterilisasi
pemanasan basah menggunakan sterilisatorb. Ruangan OK, IGD, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik pemanasan dengan uap
air jenuh menggunakan autoclavec. Ruangan OK central, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik pemanasan dengan uap
air jenuh menggunakan autoclaved. Ruangan Laboratorium, sterilisasi dilakukan dengan tekhnik pemanasan kering
menggunakan oven
Bidang Pelayanan Bidang Keperawatan Semua ruangan yang membutuhkan kegiatan Sterilisasi
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Alat Pemadam Api Ringan (Apar) adalah alat pemadam api yang ringan dan mudah digunakan oleh satu orang pada saat awal terjadinya kebakaran.
Untuk memadamkan api atau mencegah meluasnya api.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Nomor, tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- Penyimpanan bahan berbahaya harus sesuai dengan KepMenKes RI Nomor: 1244/MenKes/SK/XII/1994
- SK Direktur Nomor
1. Jika terjadi kebakaran, karyawan yang pertama kali melihat api, segera menuju ke lokasi APAR.
2. Ambil APAR dan bawa ke area kebakaran3. Gunakan APAR dengan cara :
a. Cabut pen pengamanb. Tarik keluar selang
Unit Terkait
c. Tekan pengatup dengan mengarahkan corong ke sumber api
Semua instalasi, Bidang, Bagian, Ruangan Rumah Sakit
PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA GAS BERTEKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Suatu kegiatan penyimpanan gas bertekanan
1. Untuk pengamanan bahan kimia berbahaya gas bertekanan sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan
2. Untuk kenyamanan dan keberlangsungan pelayanan
Penyimpana bahan berbahaya gas bertekanan disimpan pada ruangan khusus berlantai beton dengan syarat ruangan :
1. Ruangannya dingin, tidak terkena sinar matahari2. Berventilasi3. Jauhkan dari sumber nyala api dan ganas4. Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak keran dan katup5. Pisahkan gas yang mudah terbakar dari gas yang bersifat oksidator6. Tersedia APD (Alat Pelindung Diri) seperti Gogle, pakaian kerja dan sarung
tangan
Komite K3 Rumah Sakit Instalasi Farmasi Bagian Sarana Prasarana
KACA MATA X-RAY DENTALNo. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Kaca mata X-Ray dental adalah kaca mata khusus yang di pakai oleh dokter gigi yang bahannya terbuat dari PB berbentuk kaca yang dipakai pada saat pemeriksaan anatomi gigi
PB adalah nomor atom pada susunan kimia berkoloni atau dikenal dengan nama Timah Hitam yang berbentuk kaca
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor, tentang 1. Sebelum melaksanakan pemeriksaan anatomi gigi, dokter gigi terlebih dahulu
memakai kaca mata X-Ray dental2. Setelah selesai bekerja buka kaca mata dan simpan pada tempatnya
Poli Gigi
KACA MATA LAS LISTRIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.KesSPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Kaca mata las listrik adalah kaca mata yang digunakan pada saat pengelasan
Melindungi mata dari sinar dan percikan api las
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum melakukan pengelasan petugas terlebih dahulu memakai kaca mata khusus yang digunakan untuk pengelasan
2. Setelah selesai pengelasan, simpan kembali kaca mata tersebut ditempat penyimpanannya
Semua Unit Sarana dan Prasarana
EAR MUFF DAN EAR PLUG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Ear muff adalah alat yang digunakan untuk menyumbat telinga dari kebisinganEar plug adalah alat yang digunakan untuk menutup teling
Melindungi telinga dari gangguan kebisisngan
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum memasuki lokasi kerja yang suaranya bising terlebih dahulu pakai Ear Muff atau Ear Plug pada telinga sehingga gendang telinga tidak rusak
2. Setelah petugas keluar dari lokasi, lepaskan Ear Muff atau Ear Plug dan simpan kembali alat tersebut.
Sub-bagian Sarana dan Prasarana
HAND SCUN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Hand scun adalah alat pelindung tangan yang terbuat dari bahan karet yang bentuknya menyerupai jari-jari tangan
Melindungi tamngan dari cairan kimia dan cairan infeksius lainnya
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum bekerja petugas terlebih dahulu memeriksa hand scun yang akan dipakai, apakah ada kebocoran atau tidak
2. Memakai hand scun dalam bekerja sehingga tangan terhindar dari bahaya cairan kimia dan cairan infeksi lainnya
3. Setelah selesai bekerja buka hand scun dan buang pada tempatnya4. Hand scun hanya dipakai 1 kali dalam pemakaian
Ruang O.K Ruang ICU Ruang Perawat IGD Poliklinik Ruangan Ranap Instalasi Farmasi Ruang Loundry Instalasi laboratorium Instalasi Pengolahan Air Limbah Cleaning service (SAS)
MASKER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Masker adalah alat pelindung pernapasan yang digunakan untuk menutupi hidung dan mulut
Meindungi diri dari asap, debu, bau dan bahaya penyakit menular melalui pernapasan
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah 1. Jika petugas bekerja pada tempat yang banyak asap, debu, bau dan ditempat
yang beresiko penyakit yang penularannya melalui pernapasan maka sebelum bekerja pakailah masker terlebih dahulu
2. Setelah selesai bekerja lepaskan masker3. Masker yang terbuat dari kain seperti di OK setelah dipakai, masker tersebut
dapat dicuci dan didesinfektan kembali sebelum dipakai lagi4. Sedang masker yang dari kertas dapat dipakai berulang
Ruang O.K
Ruang ICU Ruang Perawat IGD Poliklinik Ruangan Ranap Instalasi Farmasi Ruang Loundry Instalasi laboratorium Instalasi Pengolahan Air Limbah Cleaning service (SAS)
SARUNG TANGAN KULIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Sarung tangan kulit adalah alat pelindung tangan yang terbuat dari bahan kulit yang bentuknya menyerupai jari-jari tangan
Meindungi tangan dari benda tajam dan panas agar tidak terluka atau memar
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum bekerja petugas terlebih dahulu memakai sarung tangan kulit , sehingga tangan terhindar dari benda tajam dan panas agar tidak terluka atau memar.
2. Setelah selesai bekerja buka sarung tangan dan simpan pada tempatnya3. Setelah selesai bekerja buka sarung tangan dan simpan pada tempatnya4. Sarung tangan kulit dapat dipakai berulang sampai sarung rusak /usang
Sub bagian Sarana dan Prasarana Instalasi gizi
CELEMEK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Celemek adalah alat pelindung tubuh yang terbuat dari bahan kain
Melindungi tubuh dari kotoran saat pengelolaan makanan
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum mengolah makanan terlebih dahulu petugas memakai celemek sehingga badan terhindar dari kotoran
2. Setelah selesai bekerja buka celemek, dan simpan pada tempatnya3. Celemek dapat dipakai berulang dan apabila kotor bisa dicuci, setelah bersih
Unit Terkait
dapat digunakan kembali
Instalasi gizi
JAS LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Jas laboratorium adalah jas yang berwarna ungu yang dibuat khusus untuk petugas di laboratorium
Melindungi tubuh dari percikan cairan kimia, darah dan cairan infeksius lainnya.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum bekerja petugas terlebih dahulu memakai jas Laboratorium2. Setelah selesai bekerja buka jas dan simpan pada tempatnya3. Jas laboratorium dapat dipakai berulang dan apabila kotor dapat dicuci,
setelah bersih dapat dipakai kembali
Instalasi Laboratorium
SABUK PENGAMAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Sabuk pengaman adalah alat yang diikatkan pada tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh pada saat bekerja pada tempat yang tinggi agar tidak jatuh.
Melindungi diri dari bahaya jatuh
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan yang tempatnya tinggi terlebih dahulu memeakai sabuk pengaman
2. Jika sudah posisi diatas sabuk pengaman dikaitkan3. Setelah pekerjaan selesai sabuk pengaman dilepas dari kaitannya4. Lepaskan sabuk pengaman dari petugas5. Simpan sabuk pengaman pada tempatnya
Sub bagian Sarana Prasarana
Unit Terkait
SEPATU BOOT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Sepatu boot adalah sepatu yang dapat menutup kaki dari ujung jari sampai lutut yang terbuat dari bahan karet.
Melindungi kaki dari benda tajam, cairan kimia dan infeksius.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, petugas terlebih dahulu memkai sepatu boot sehingga kaki tidak terkena benda tajam, cairan kimia dan infeksius
2. Setelah bekerja simpan kembali sepatu bootnya3. Apabila sepatu bootnya sudah robek/bocor jangan digunakan lagi
Semua unit kerja di
PEMAKAIAN PERALATAN AUTOCLAVE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1. Autoclave merupakan mesin sterilisasi dengan menggunakan system tekanan uap.
2. Autoclave bekerja secara otomatis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan mesin Autoclave.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
PERSIAPAN1. Penutup dibuka pastikan air selalu ada dan merendam elemen.2. Kran pembuang air dan pembuang uap ditutup.3. Apabila air kosong maka isilah air dengan air ± 2 liter sampai elemen
terendam.4. Letakkan bar keranjang kawat ang yang akan disterilkan dalam keranjang
kawat kemudian dimasukkan kedalamruangan dan penutup dikunci.
PELAKSANAAN STERILISASI1. Temperatur diatur pada suhu 121°C dan timer 30 menit lalu listrik dihidupkan.2. Proses sterilisasi berjalan dengan sendirinya.3. Bel akan berbunyi selama satu menit aliran listrik putus dan proses sterilisasi
sempurna.4. Buka kran pembuangan uap sampai tekanan menunjukkan angka “0” buka
penutup sedikit untuk proses pengeringan aliran listrik dilaksanakan.5. Atur timer pada posisi 20 menit putar selector pada posisi drying.6. Proses berjalan dengan sendirinya,7. Bel berbunyi selama 1 menit dan aliran terputus proses pengeringan selesai.
Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan Instalasi Bedah Sentral
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SARANA FISIK GEDUNG(GEDUNG RUMAH SAKIT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Suatu kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada bangunan gedung yang ada di Rumah Sakit agar selalu terawat, baik dan layak pakai.
1. Terciptanya kondisi gedung Rumah Sakit yang aman dan layak pakai.2. Terciptanya kenyamanan bagi pengguna.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Adanya laporan kerusakan / perbaikan dari unit kerja dengan cara mengisi form yang sudah disediakan Bagian Sarana dan Prasarana
2. Pengecekkan dari sarana tekhnisi Bagian Sarana dan Prasarana ke unit kerja yang melapor.
3. Pelaksanaan pemeliharaan/perbaikkan dari tekhnisi Bagian Sarana dan Prasarana bila bisa diatasi sendiri.
4. Laporan dari tekhnisi Bagian Sarana dan Prasarana kepada ka. Bagian Sarana dan Prasarana bila kerusakkan tersebtu tidak bisa diatasi sendiri.
5. Pengecekkan lapangan dari oleh ka. Bagian Sarana dan Prasarana atas laporan teknisi dan melaksanakan perbaikan bila memungkinkan.
6. Ka Bagian Sarana dan Prasarana menyampaikkan laporan kepada Direktur Umum, Bagian Logistik, dan Keuangan tentang kerusakkan tersebut dan atas pertimbangannya laporan diteruskan kepada Direktur Utama.
7. Bila Direktur Umum dan Keuangan atau Direktur Utama. Memberikan persetujuan maka kerusakkan tersebut dapat segera diatasi oleh pihak ketiga(rekanan).
8. Pelaksanaan perbaikan/pemeliharaan oleh pihak ketiga didampingi oleh teknisi Bagian Sarana dan Prasarana
9. Serah terima hasil perbaikan/pemeliharaan kepada unti keerja pelapor dengan penanda tanganan buku perbaikan/pemeliharaan alat Bagian Sarana dan Prasarana oleh kedua belah pihak Bagian Sarana dan Prasarana) dan unit kerja pelapor.
1. Bagian Keuangan2. Bagian Logistik3. Subag Sarana dan Prasarana
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK
RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Suatu kegiatan pemeliharaan terhadap instalasi listrik Rumah Sakit agar selalu dalam keadaan baik, lancar, aman, dan layak pakai.
2. Terciptanya instalasi listrik yang sesuai standar.3. Menghindari terjadinya kebakaran (konsleting)
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Laporan kerusakan instalasi listrik dari unit kerja dengan cara mengisi form yang ada atau menghubungi Bagian Sarana dan Prasarana.
2. Pengecekan rutin dari teknisi Bagian Sarana dan Prasarana disetiap jala-jala jaringan listrik
3. Pelaksanaan pengamanan oleh teknisi Bagian Sarana dan Prasarana ke unit kerja pelapor atau jaringan listrik yang rusak dengan cara memutuskan sementara jaringan atau instalasi listrik nya.
4. Teknisi melaksanakan perbaikan seperlunya bila mampu5. Teknisi segera menyampaikan laporan kepada Ka. Bagian Sarana dan
Prasarana bila kerusakan tersebut tidak dapat diatasi6. Ka. Bagian Sarana dan Prasarana segera menyampaikan laporan kepada
Direktur Utama dan atas pertimbangan nya laporan diteruskan kepada Direktur Umum dan Keuangan dan atas persetujuannya kerusakan dapat segera diatasi oleh pihak ketiga (PLN). Instalatir.
7. Teknisi membuat laporan kronologis kejadian dan penanggulangan unit terkait satu bidang penanggulangan.
1. Bidang Pelayanan2. Bidang Keperawatan3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan4. K3 Rumah Sakit.
PEMUSNAHAN SAMPAH MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Pemusnahan sampah medis dapat dilakukan dengan tepat, cepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.
Terhindarnya pencemaran dan penularan penyakit dan terhindarnya infeksi nosokomial.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor ,tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Subag Sarana dan prasaran melaporkan waktu pemusnahan sampah medis
Unit Terkait
2. Petugas PT. KIES melakukan pengangkatan sampah medis dri TPS ke luar TPS
3. Petugas melakukan penimbangan sampah medis dengan PT.KIES 4. Transporter PT. KIES membawa sampah medis ke Incenerator yang
mempunyai izin pembangunan incenerator.5. Petugas mendapatkan manifeast dari PT. KIES.
Instalasi SanitasiSubag Sarana dan PrasaranaPT. Kenali Indah Sejahtera (orang ketiga)
PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANARUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1. Suatu proses untuk menjaga dan pengendalian semua sarana dan prasarana Rumah Sakit selalu dalam kondisi siap pakai.
2. Sarana Rumah Sakit meliputi :- Alat Medis Non Medis- Peralatan penunjang medis- Bangunan beserta Instalasi listrik, Instalasi limbah, air bersih,
telepon/peralatan komunikasi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perencanaan pemeliharaan penggantian sarana dan prasarana dilingkungan RSUD Raden Mattaher.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
A. PERENCANAAN Kepala Bagian Sarana Prasarana membuat perencanaan kerja Pemeliharaan sarana dan prasarana yang meliputi :1. Rencana pemeliharaan dan rencana kebutuhan alat sarana sebagai
stock cadangan atau sebagai pengganti alat/sarana yang rusak.2. Rencana kerja dibuat setiap tahun kepada Direktur Utama untuk
mendapat persetujuan anggaran.
B. PEMELIHARAAN SARANA1. Pemeliharaan sarana dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat ka. Bagian Sarana Prasarana 2. Khusus untuk pemeliharaan alat medis dilaksanakan oleh tenaga
Pelaksana lulusan ATEM (Akademi Teknik Elektromedik).3. Dalam keadaan mendesak petugas dapat melaksananan perbaikan
Kepala Instalasi/ Ruangan sarana dan prasarana berdasarkan permintaan Kepala Instalasi/ Ruangan
4. Dalam keadaan tidak mendesak petugas Bagian Sarana Prasarana melaksanakan pemeliharaan berdasarkan jadwal dalam rencana kerja.
5. Setelah selesai melaksanakan tugasnya petugas Bagian Sarana Prasarana meminta tanda tangan dari Kepala Ruangan yang bersangkutan dalam formulir khusus yang berisikan rincian alat yang telah digunakan.
6. Formulir yang telah ditanda tangani oleh kepala ruangan yang bersangkutan diarsipkan kemudian dilakukan rekapitulasi alat bahan yang telah digunakan.
C. Rekapitulasi pemeliharaan dan penggunaan alat dan bahan dilaporkan PENGGANTIAN SARANA SERTA PEMELIHARAAN RUMAH SAKIT
Penggantian alat-alat kecil misalnya : Lampu, kunci, kran air dll. Dapat
langsung melapor ke bagian Logistik Bagian Sarana Prasarana dengan prosedur:1. Adanya laporan kerusakan/perbaikan dari unit kerja dengan cara
mengisi form yang sudah disediakan di Bagian Sarana Prasarana.2. Alat bisa langsung dibawa ke Bagian Sarana Prasarana apabila
memungkinkan.3. Pengecekan dan pelaksanaan teknis Bagian Sarana Prasarana unit kerja
yang melapor apabila alat tersebut tidak memungkinkan dibawa ke Bagian Sarana Prasarana
4. Pelaksanaan pemeliharaan perbaikan dari Teknisi Bagian Sarana Prasarana bila kerusakan tersebut bisa diatasi sendiri.
5. Laporan dari tekhnisi Bagian Sarana Prasarana kepada Ka. Bagian Sarana Prasarana bila kerusakan tersebut tidak dapat diatasi sendiri.
6. Pengecekan lapangan oleh Ka. Bagian Sarana Prasarana atas laporan Teknisi dan melaksanakan perbaikan bila memungkinkan.
7. Ka. Bagian Sarana Prasarana menyampaikan laporan kepada Direktur Umum & Keuangan tentang kerusakan tersebut dan datas pertimbangannya laporan diteruskan kepada Direktur Utama.
8. Bila Direktur Umum & Keuangan atau Direktur Utama memberikan persetujuan maka kerusakan tersebut dapat segera diatasi oleh pihak ketiga (rekanan)
9. Pelaksanaan perbaikan/ pemeliharaan oleh pihak ke tiga didampingi oleh teknisi Bagian Sarana Prasarana
10. Serah terima hasil perbaikan/ pemeliharaan kepada unit kerja pelapor dengan penanda tanganan buku kegiatan perbaikan/ pemeliharaan alat Bagian Sarana Prasarana oleh kedua belah pihak (Bagian Sarana Prasarana dan unit kerja pelapor )
1. Bagian Keuangan 2. Bidang pelayanan medik3. Bidang keperawatan4. Subag Rumah Tangga dan Perlengkapan
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN ALAT MEDIS DAN NON MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Memperpanjang umur pemakaian alat-alat medis dan non medis serta menjaga agar alat-alat tersebut selalu dalam keadaan layak pakai.
Terpenuhinya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit kepada pasien.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Adanya laporan kerusakan/ perbaikan dari unit kerja dengan cara mengisi form yang sudah disediakan atau menghubungi di Bagian Sarana Prasarana Medis dan Non Medis
2. Pengecekan dari pelaksana tekhnis Bagian Sarana Prasarana Medik dan Non Medis ke unit kerja yang melapor untuk melakukan perbaikan sarana dan prasarana.
3. Laporan dari teknisi Bagian Sarana Prasarana kepada ka. Bagian Sarana Prasarana bila kerusakan tersebut bisa diatasi sendiri
4. Apabila alat tersebut tidak memungkinkan di bawa ke Bagian Sarana Prasarana Ka. Bagian Sarana Prasarana menyampaikan laporan Kepada Direktur Umum & Keuangan tentang kerusakan tersebut dan atas
pertimbangannya laporan diteruskan kepada Direktur Umum dan Keuangan.5. Pelaksanaan perbaikan/pemeliharaan pihak ketiga (rekanan). Didampingi oleh
teknisi Bagian Sarana Prasarana6. Serah terima hasil perbaikan/pemeliharaan kepada unit pelapor dengan
penanda tanganan buku perbaikan/pemeliharaan alat Bagian Sarana Prasarana oleh kedua belah pihak (Bagian Sarana Prasarana Dan unit kerja pelapor).
1. Bidang Keuangan2. Bidang Pelayanan Medis3. Bidang Keperawatan4. Subag Sarana dan Prasarana
KALIBRASI PERALATAN MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
1. Suatu proses untuk menjaga dan menjamin agar semua peralatan medis selalu dalam kondisi siap pakai dan kebenaran nilai keluaran sesuai dengan standar yang ditentukan.
2. Peralatan medik meliputi : - Alat medis rawat inap- Alat medis rawat jalan- Alat medis penunjang ( Radiologi, Laboratorium, IGD, Rehabilitasi,Kamar Operasi, ICU)
Rumah Sakit Melindungi pengguna dan pasien dari adanya alat medis yang tidak memenuhi standar ( keamanan, mutu dan manfaat ).
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
B. PERENCANAAN.Kepala Bagian Sarana Prasarana Medis dan Non Medis membuat perencanaan kalibrasi peralatan medis yang meliputi :
1.Rencana dari peralatan medis yang memerlukan proses2.Kalibrasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Menyusul jadwal pelaksanaan kalibrasi sesuai dengan kriteriadariperalatan medis yang ada . Rencana kerja dibuat setiap tahun kepada Direktur untuk dapat persetujuan anggaran.
C. PELAKSANAAN KALIBRASI2. Pelaksanaan kalibrasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat oleh Ka. Bagian Sarana Prasarana Medis dan Non Medis3. Jadwal kalibrasi dapat juga disesuiaikan dengan jadwal kunjungan dari
institusi eksternal yang berwenang melaksanakan kalibrasi.4. Dalam hal pelaksanaan kalibrasi dilaksanakan pihak luar maka pelaksanaan
harus didampingi oleh tenaga Teknisi Bagian Sarana Prasarana.5. Pelaksanaan kalibrasi minimal satu tahun dilaksanakan satu kali kecuali
peralatan khusus yang bisa dilaksanakan setiap ada kelainan dari output dan nilai kebenaran yang dihasilkan dan dimintakan oleh user atau penggunaan alat.
6. Untuk peralatan medis yang telah dikalibrasi dan memenuhi syarat wajib di tempel ” Label Kalibrasi” yang ditertibkan oleh institusi yang berwenang sehingga akan diketahui kelayakan alat dan waktu kalibrasi berikutnya.
7. Pelaksanaan kalibrasi disesuaikan dengan jadwal BPFK (BalaiPengamanan
Fasilitas Kesehatan )
1. Bidang Pelayanan Medik 2. Subag Sarana dan Prasarana3. Bidang Keperawatan4. Bagian Keuangan
PEMELIHARAAN MESINRS ROYAL PRIMA JAMBI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Kegiatan Pemeliharaan agar mesin-mesin selalu dalam keadaan baik dan laik pakai.
Menjaga kelayakan dari mesin-mesin yang ada sesuai dengan jadwal pemeliharaan yang ditentukan.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor , tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
JENIS MESIN1. Mesin Genset2. Mesin laundry (cuci)3. Mesin incenerator4. Mesin pompa air5. Mesin pengolah limbah6. Mesin pemadam kebakaran (Hydrant)7. Mesin tungku(Dapur).
STANDAR TAHAPAN1. Tersedianya tenaga tekhnis tekhnis yang terampil dan berkualitas2. Tersedianya alat-alat perbengkelan yang cukup dan lengkap.3. Tersedianya buku catatan pemeliharaan berkala.4. Tersedianya kartu pemeliharaan yang dapat ditempel pada semua mesin.
TEKNIS PEMELIHARAAN1. Pencatatan dan pelaporan serta pengisian kartu pemeliharaan yang
meliputi : Kebersihan mesin Penggantian oli mesin Penggantian filter-filter Penggantian elemen dan suku cadang
2. Pengecekkan berkala mesin-mesin Mingguan Bulanan Triwulan Semester Tahunan
Sub Bagian Sarana dan Prasarana
PEMUSNAHAN SAMPAH MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
TanggalTerbit Di TetapkanDirektur,
dr. AdriantoGazali. M.Kes
SPO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Pemusnahan sampah medis dapat dilakukan dengan tepat, cepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.
Terhindarnya pencemaran dan penularan penyakit dan terhindarnya infeksi nosokomial.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- SK Direktur Utama Nomor ,tentang Kebijakan Pelayanan Keselamatan Kerja dan Kebakaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
- SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
1. Subag Sarana dan prasaran melaporkan waktu pemusnahan sampah medis2. Petugas PT. KIES melakukan pengangkatan sampah medis dri TPS ke luar TPS3. Petugas melakukan penimbangan sampah medis dengan PT.KIES 4. Transporter PT. KIES membawa sampah medis ke Incenerator yang mempunyai
izin pembangunan incenerator.5. Petugas mendapatkan manifeast dari PT. KIES.
Instalasi SanitasiSubag Sarana dan PrasaranaPT. Kenali Indah Sejahtera (orang ketiga)