televisi edukasi

25
Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 1 http://romidwisyahri95.blogspot.com BAB.I PENDAHULUAN A. Latar belakang Teknologi Penididikan merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang metode, desain pambelajaran hingga system dan teori belajar yang mampu memudahkan siswa dalam memahami, mengolah dan menerapkan ilmunya. Selain itu teknologi juga mempunyai Penerapannya di berbagai bidang seperti, Sistem belajar jarak jauh, penggunaan modul dan praktek belajar, radio pendidikan, TV pendidikan , CBSA, dan CAI maupun internet. Adapun meteri yang kami ambil ini adalah tentang TV pendidikan, CBSA, dan CAI dan Internet. Jadi dapat di artikan keempat penerapan tersebut sangat penting dalam sebuah peroses pembelajaran. Selain itu manfaat TV pendidikan seperti, Televisi dapat memberikan kejadian kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan di sertai komentar penyiarnya, Televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat, Televisi dengan gambar audio visual sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi, Menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyrakat, dan masih banyak lagi. B. Rumusan Masalah 1. pengertian dari beberapa penerapan TP 2. manfaat beberapa penerapan TP 3. karakteristik dari beberap penerapan TP C. Tujuan 1. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang Penerapn TP dan sub penerapan TP. 2. Untuk mengetahui penjelasan kelebihan dan kekuranagan dari beberapa penerapan TP di indonesia

Upload: romi-dwi-syahri

Post on 14-Jun-2015

1.810 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

Tugas Pengantar teknologi pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 1 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB.I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Teknologi Penididikan merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang metode,

desain pambelajaran hingga system dan teori belajar yang mampu memudahkan siswa dalam

memahami, mengolah dan menerapkan ilmunya. Selain itu teknologi juga mempunyai

Penerapannya di berbagai bidang seperti, Sistem belajar jarak jauh, penggunaan modul dan

praktek belajar, radio pendidikan, TV pendidikan , CBSA, dan CAI maupun internet.

Adapun meteri yang kami ambil ini adalah tentang TV pendidikan, CBSA, dan CAI

dan Internet. Jadi dapat di artikan keempat penerapan tersebut sangat penting dalam sebuah

peroses pembelajaran. Selain itu manfaat TV pendidikan seperti, Televisi dapat memberikan

kejadian – kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan di sertai

komentar penyiarnya, Televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat,

Televisi dengan gambar audio visual sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi,

Menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran

masyrakat, dan masih banyak lagi.

B. Rumusan Masalah

1. pengertian dari beberapa penerapan TP

2. manfaat beberapa penerapan TP

3. karakteristik dari beberap penerapan TP

C. Tujuan

1. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang Penerapn TP dan sub penerapan TP.

2. Untuk mengetahui penjelasan kelebihan dan kekuranagan dari beberapa penerapan TP di

indonesia

Page 2: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 2 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB. II

PEMBAHASAN

A. Televisi Edukasi

1. Pengertian TV Edukasi

Televisi Edukasi (TVE) adalah stasiun TV yang mengkhususkan diri pada siaran

pendidikan. TV edukasi adalah salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi

Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi

pendidikan dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE,

TVRI dan televisi swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan

salah satu strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas.

Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah

merintis lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka

dan SMA Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima

siaran Televisi Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten

pada 33 propinsi. Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan

ke SMP/MTs di kota seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi

daerah terpencil) untuk memanfaatkan siaran TVE.

2. Televisi Sebagai Alat Pendidikan

Televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi searah yang sangat

efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media

pembelajaran yang efektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek

gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati oleh

pemirsa seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi

menjadi sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai

alat pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan

pertunjukannya haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang

positif.

Perkembangan jaringan penyiaran lewat televisi, sejalan dengan perkembangan

peradaban zaman yang begitu pesat, maka informasi dari tempat yang jauh, bahkan dari

manca negara sekalipun dalam waktu sekejap dapat dilihat dan diikuti perkembangannya.

Dengan jaringan komunikasi dan informasiyang mudah dan efektif untuk penyampaian

pesan, maka dunia pendidikan seharusnya juga ikut mengambil peran dalam penanganan

media televisi ini sebagai pusat sumber belajar. Artinya, para perencana dan praktisi

pendidikan tidak hanya sebagai penonton dari luar arena program pertelevisian indonesia.

Page 3: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 3 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Tapi ikut ambil bagian penayangan program kependidikan yang dikemas untuk kepentingan

pembinaan ahlak, moral dan nilai-nilai budaya indonesia.

3. Rancangan Program TV

Dengan memperhatikan media TV sangat bermanfaat dan diperlukan sekali dalam

proses pembelajaran, namun pada sisi lain sarana tersebut belum mampu dijangkau untuk

dilaksanakan didalam sistem pendidikan, maka untuk mewujudkan kebijakan seperti , guru

berupaya untuk merancang program pembelajaran yang membutuhkan media TV, dengan

cara:

1. Memberikan arahan yang jelas kepada peserta didik untuk dapat melihat program TV

yang ada nilai-nilai pendidikan yang bersifat positif.

2. Membimbing peserta didik untuk memilih program acara yang sesuai dengan tingkat

umur dan kejiwaanya.

3. Memberikan pemahaman tentang program tayangan TV yang ada relevansinya

dengan program pendidikan yang diajarkan disekolahan.

4. Memberi tugas kepada peserta didik untuk mencatat atau mengidentifikasi program-

program acara TV yang bernilai edukasi(pendidikan).

5. Memberi tugas untuk menganti atau menonton program tayangan yang sesuai dengan

nilai-nilai yang dikembangkan disekolah, misalnya berita, dialog interaktif, profil

tokoh, dan sejenisnya, kemudian berakhir dengan membuat laporan pengamatan.

6. Membekali sikap mental peserta didik untuk tidak meniru setiap perilaku tokoh atau

bintang film atau penyanyi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran.

Karakteristik Media Televisi.Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu.

Tidak ada satu media pun yang dapat di pergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan

komunikasi. Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan

pendengaran manusia.

2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.

3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.

4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.

5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.

6. Dapat mengkoordinasi pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan

gambar dengan baik.

7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya

dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.

Page 4: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 4 http://romidwisyahri95.blogspot.com

4. Manfaat dan Tujuan Televisi Pendidikan

Televisi pendidikan Indonesia ini di selenggarakan dengan dorongan semangat dengan

tujuan untuk:

1. Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Membantu mewujudkan hak semua warga negara Indonesia untuk memperoleh

pengajaran,

3. Mempunyai misi untuk mewujudkan manusia – manusia pembangunan yang dapat

membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa,

Sedangkan manfaat dengan adanya televisi pendidikan antara lain :

1. Televisi dapat memberikan kejadian – kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa

terjadi dengan di sertai komentar penyiarnya,

2. Televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat,

3.Televisi dengan gambar audio visual sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi,

4.Menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran

masyrakat,

5.Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh peserta didik

6.Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,

7.Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,

8. Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan,

9. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik.

5. Pemanfaatan TVE

Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah

dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan

Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang

TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau

melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari

TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE

yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa

Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.

Page 5: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 5 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. Berdasarkan jadwal tayangan siaran

TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan

siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat

melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun

dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru

hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan

seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan

tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan,

guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah

dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat

kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan

memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran

yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan

pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan

membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan

arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan.peserta

didik.

3. Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong. Apabila

guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat

mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya

adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu

berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana

biasanya. Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan

pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal

yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru

piket atau guru serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru

mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.

6. Program Siaran Televisi Edukasi

Jenis-jenis materi siaran televisi edukasi yaitu :

a) Formal

TK siarannya : Pengetahuan, Moral (Story Telling)

SD siarannya : Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,

IPS dan PPKN.

SMP siarannya : Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,

Ekonomi, Penjas, Geografi, Fisika, Biologi, dan Seni.

Page 6: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 6 http://romidwisyahri95.blogspot.com

SMA, siarannya : Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris.

b) Nonformal Siaran nonformal yaitu untuk Paket B, paket C, dan keterampilan atau

kursus.

c) Informal

Siaran informal berupa pentas dongeng, Lensa Siswa (Lensis), Ungkapan

Budaya, Dokumentasi, Sinema Elektronik (sinetron), Fisika itu asyik, dan

lain-lain.

d) Informasi Pendidikan

Siarannya berupa Straigh News, Featur, dan lain-lain.

e) Strategi pengembangan TV pendidikan

Dalam buku menyemai benih teknologi pendidikan (2007:419) kita

mengenal beberapa strategi pengembangan penggunaan media massa:

1. Strategi perintisan/percontohan

Merupakan cara yang dilakukan dengan menciptakan suatu model

yang terbatas yang diawasi secara cermat terlebih dahulu. Strategi ini

memang mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena

berbagai komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan

disempurnakan.

2. Strategi penahapan

Strategi ini dilakukan bilamana semua data telah dapat diketahui.

Strategi ini sesuai dengan konsep pendidikan diatas yaitu tiap mata

acara diusahakan dalam bentuk paket. Proses yang dilakukan

selangkah demi selangkah. Misalkan saja mata pelajaran bahasa

indonesia. Dimulai tentang topik cara membaca cepat, setelah materi

yang diberikan selesai baru dilanjutkan dengan topic yang lainnya.

Selain dengan cara diatas TV Edukasi juga melakukan kerja sama dengan TV lokal.

Diantaranya adalah:

PKTV

Fa

jar TV

BMS TV

Ruai TV

Jogja Medianet

TVE Magelang

TVE Situbondo

Favorit TV

Kepri Cyber School (KCS TV)

Page 7: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 7 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Jimbarwana TV

Megaswara TV

Banten TV

TV5D

Jember TV

Bengkulu TV

TV Anak Spacetoon (Sekarang NET)

Siger TV

Mitra Vision

Ira Vision

Telkom Vision

Skynindo

Bali TV

TVE Kediri

TVE Medan

TVRI

Tasik TVC

Adi TV Jogja

Palembang TV (Pal TV)

Celebes TV

Agung TV Bukittingi (mantan

jaringan SINDOtv)

Pontianak Channel

TVKU

SINDOtv Malang

SINDOtv Mataram

Polonia TV

TV9 Surabaya

Mandala News TV

Meg TV Bondowoso

Arek TV Surabaya

Proses kerja sama yang dilakukan adalah dengan penggabungan program. Jadi TV Edukasi

dapat menyiarkan programnya pada TV yang lain.

7.Implementasi Televisi Pendidikan dengan PAI

Teknologi televisi penyiaran bisa sangat bermanfaat bagi guru di ruang kelas dengan

mempertimbangkan kebutuhan para siswa,menggunakan televise penyiaran mungkin efektif

bagi penyediaan kesempatan belajar jarak jauh. Selanjutnya banyak operator kabel

memberikan sekolah-sekolah pemrograman khusus,panduan guru,dan bahkan layanan

computer khusus. Banyak sumber program yang tersedia via kabel tidak terpancar ulang dari

penyiaran, tetapi hanya dipancarkan hanya menggunakan kabel. Sejumlah cara seperti ini

menawarkan pemrograman berkualitas tinggi yang cocok digunakan di sekolah.

Page 8: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 8 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI), televisi

pendidikan bermanfaat untuk menghemat waktu pembelajaran contohnya ketika seorang anak

bisa mempraktekkan tata cara berwudhu dirumah setelah melihat secara langsung praktek

berwudhu yang ditayangkan di televisi. Anak akan lebih menangkap keterangan yang didapat

melalui televisi karena televisi tentunya menghadirkan tidak hanya dalam bentuk suara

namun juga dilengkapi dengan gambar serta visualisasinya.

8. Kelebihan dan Kekurangan pesan Pembelajaran Lewat Televisi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk

berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang

mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki ber bagai

kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai

kelemahan seperti berikut ini :

A. Kelebihan

1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk

gambar diam,film,objek,spesimen,drama.

2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti

orang, tempat-tempat,dan peristiwa-peristiwa,melalui penyiaran langsung atau

rekaman.

4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan

mendengar sendiri.

5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa

dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.

6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada

dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.

7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam

siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus

melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang

ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-

beda untuk penyajian yang bersamaan.

8. Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua

bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan

dicapai.

9. Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima

oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan

luar sekolah mereka.

10. Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-

kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang

besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.

Page 9: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 9 http://romidwisyahri95.blogspot.com

11. Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan

12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal

mengajar.

B. Kelemahan

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan

untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.

3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.

4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit

bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan

guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.

6. Harga pesawat TV relatif murah.

7. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah

sering kali sulit disesuaikan.

8. Program di luar kontrol guru, dan

9. Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah

siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.

Media televisi selain sebagai media massa, kita menganal adanya program Televisi Siaran

Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu media distribusi

TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel.

B. Cara Belajar SISWA Aktif (CBSA)

1. Pengertian CBSA

CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa

memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun

psikomotor.

2. Rasionalisasi CBSA dalam pembelajaran

Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau

kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara demikian

pembelajar dapat diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya pengetahuan, keterampilan

dan sikap yang dimilikinya. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa baik pembelajar. materi

pelajaran, cara penyajian atau disebut juga pendekatan-pendekatan berkembang.

Page 10: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 10 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Gage dan Berliner secara sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses yang mebuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman yang diperolehnya. Dengan demikian, dalam belajar orang tidak mungkin

melimpahkan tugas-tugas belajarnya kepada orang lain. Orang belajar adalah orang yang

mengalami sendiri proses belajar.

Bertolak dari pemikiran-pemikiran yang terkandung dalam konsep belajar seumur hidup dan

konsep belajar serta kenyataan proses pembelajaran, maka peningkatan penerapan CBSA

merupakan kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Dengan penerapan CBSA, siswa

diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi

yang dimilikinya secara penuh. Di sisi lain, guru diharapkan bekerja secara profesional, guru

dapat merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengan

pemikiran mengapa dan bagaimana menyelenggarakan kegiatan pembelajaran aktif (Raka

Joni, 1992:11). Sehingga di kemudian hari penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak

guru-guru yang potensial dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan

sosial budaya.

3. Dimensi-dimensi CBSA

a. Dimensi subjek didik

Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-

dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar.

Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru,

misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana

siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.

Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam

persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar

maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal terwujud

bila guru bersikap demokratis.

Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat

mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh

guru.

Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat

mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh

guru.

Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan

dan siapapun termasuk guru.

b. Dimensi Guru

Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka

kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-

mengajar.

Page 11: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 11 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator

dan motivator.

Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.

Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara

serta tingkat kemampuan masing-masing.

Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-

mengajar serta penggunaan multi media.

Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang

merangsang siswa untuk mencapai tujuan.

c. Dimensi Program

Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi

kebutuhan, minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat

penting diperhatikan guru. Program yang memungkinkan terjadinya

pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar.

Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

d. Dimensi situasi belajar-mengajar

Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat,

bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam

proses belajar-mengajar.

Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses

belajar-mengajar

4. Manfaat CBSA

1. untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal.

Perkembangan yang optimal mempunyaiarti yang luas, yaitu pertama-tama peserta

didik mengembangkan segalapotensi yang ada padanya sehingga dapat mencapai

kepuasan diri yangsepenuhnya.

2. Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan belajar secara aktif akanmeningkat

keterlibatan mental siswa yang bersangkutan dalam prosesbelajar-mengajar

3. Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswauntuk

berkomunikasi dua arah itu memberikan peluang bagi guru untuk memperoleh bahkan

dalam rangka menilai keberhasilan pembelajaranyang dilaksanakan

4. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru itu sendiri.

5. Rambu-Rambu Penyelenggaraan CBSA

Hakikat CBSA adalah ketrlibatan intelektual-emosional siswa secara optimal dalam proses

pembelajaran; dan setiap proses pembelajaran memiliki kadar CBSA yang berbeda-beda.

Page 12: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 12 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Rambu-rambu CBSA adalah gejala-gelaja yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik

dalam program maupun dalam proses pembelajaran. Rambu-rambu yang dimaksud adalah:

1.Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan.

2.Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan,

dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya.

3. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses

pembelajaran.

4.Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

5. Keingintahuan yang ada pada diri siswa.

6.Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa.

7.Kuantitas dan mualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan

mendorong keaktifan siswa.

8. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator.

9.Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses

pembelajaran.

Rambu-rambu CBSA tersebut, akan dapat digunakan untuk m,engetahui kadar ke-CBSA-an

suatu proses pembelajaran apabila dirumuskan kembali ke dalam bentuk panduan observasi

atau instrumen lain.

6. Penerapan CBSA

Konsekuensi yang harus diterima dari adanya pembelajaran berdasarkan siswa ialah:

1. Guru merupakan seorang pengelola (manager) dan perancang (designer) dari

pengalaman belajar.

2. Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership).

3. Bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.

4. Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning

requirements).

5. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.

6. Tujuan ditulis secara jelas.

7. Semua tujuan diukur/dites.

Konsekuensi tersebut menuntut guru agar guru memiliki khasanah pengetahuan yang luas

tentang teknik/cara penyampaian atau sistem penyampaian, dan guru juga harus memiliki

kriteria tertentu untuk memilih sistem penyampaian yang tepat untuk memberikan

pengalaman belajar kepada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran.

Menurut Ausubel (1978), untuk dapat melihat lebih jelas kadar ke-CBSA-an dan

kebermaknaan suatu proses pembelajaran, ada dua dimensi yang dapat dipertentangkan,

yaitu:

Page 13: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 13 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. kebermaknaan bahan dan/atau proses pembelajaran, terentang dari belajar hapalan tanpa

pemahaman (rote learning) sampai belajar penuh kebermaknaan (meaningfull learning).

2. modus-modus pembelajaran, diklasifikasikan menjadi belajar reseptif, belajar dengan

penemuan terbimbing, dan belajar dengan penemuan mandiri.

Ada prasyarat tertentu yang harus dimiliki oleh guru untuk meningkatkan kadar CBSA suatu

proses pembelajaran. Peningkatan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran berarti pula

mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain

menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa.

Untuk dapat mengolah dan merancang program pembelajaran dan proses, seorang guru

hendaknya mengenal faktor-faktor penentu kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor penentu

tersebut adalah:

1. Karakteristik tujuan, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ingin

dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kegiatan.

2. Karakteristik mata pelajaran / bidang studi, yang meliputi tujuan, isi pelajaran, urutan,

dan cara mempelajarinya.

3. Karakteristik siswa, mencakup karakteristik perilaku masukan kognitif dan afektif,

usia, jenis kelamin, dan yang lain.

4. Karakteristik lingkungan / setting pembalajaran, mencakup kuantitas dan kualitas

prasarana, alokasi jam pertemuan, dan yang lainnya.

5. Karakteristik guru, meliputi filosofinya tentang pendidikan dan pembelajaran,

kompetensinya dalam teknik pembelajaran, kebiasaannya, pengalaman

pendidikannya, dan yang lainnya .

Agar seorang guru mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memiliki kadar

CBSA tinggi, maka dalam memilih dan menentukan teknik pembelajaran atau sistem

penyampaian hendaknya benar-benar mempertimbangkan kemanfaatan dari teknik

pembelajaran yang dipilihnya. Teknik pembelajaran yang dapat diartikan sebagai prosedur

rutin atau suatu cara yang telah ditentukan sebelumnya untuk menyampaikan pesan dengan

bahan, alat, latar, dan orang , pada akhirnya akan membentuk sistem instruksional. Oleh

kareba itu pentingnya teknik pembelajaran ini, maka pemanfaatan teknik pembelajaran itu

hendaknya bersesuaian dengan karakteristik, karakteristik guru, karakteristik tujuan,

karakteristik mata pelajaran / bidang studi, dan karakteristik bahan alat pembelajaran.

7. Pendekatan Keterampilan Proses Sebagai Bagian dari CBSA

1. Rasionalisasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pengajaran

Terdapat dua aspek penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek hasil belajar yakni

perubahan perilaku pada diri siswa, dan aspek proses belajar yakni sejumlah pengalaman

intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran mengandung makna untuk meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup.

Page 14: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 14 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah

membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan,

dan sikap bagi dirinya sendiri.

Kegiatan pengajaran seringkali didasarkan pada dua premis yang terkadang tidak

diungkapkan secara jelas, yaitu:

1. Premis pertama mengungkapkan bahwa siswa belajar sesuatu bukan karena

hal yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya, tetapi siswa belajar

hanya ingin menghindarkan diri dari ketidaksenangan bila ia tidak belajar.

2. Premis kedua mengungkapkan bahwa guru merupakan ”motor penggerak”

yang membuat siswa terus-menerus belajar, dari pihak siswa tiada kegiatan

belajar spontan.

Adanya dua premis tersebut mengakibatkan kegiatan pembelajaran cenderung menjadi

kegiatan ”penjajahan” atau ”penjinakan”, daripada sebagai kegiatab pemanusiaan. Untuk

mengidealkan kegiatan pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan penerapan Pendekatan

Keterampilan Proses (PKP), yang didasarkan pada hal berikut:

a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perlu

mengembangkan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta,

konsep, dan prinsip pada diri siswa.

b. Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan

hasil belajar yang optimal.

c. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran

ilmu. Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemrosesan

dan pemerolehan kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan.

2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses dan Keterkaitannya dengan CBSA

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan

keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-

kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, 1986

b:7). PKP dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa.

Pendekatan keterampilan proses ini adalah:

1. PKP sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan

prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.

2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang itemukan dan

dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan

keterampilan proses pada diri siswa.

3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta,

konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan

mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.

Page 15: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 15 http://romidwisyahri95.blogspot.com

PKP tidak mungkin dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang tidak menerapkan

CBSA, PKP berjalan secara optimal apabila kadar CBSA proses pembelajaran tinggi, dan

sebaliknya. Dengan kata lain, PKP berinteraksi secara timbal-balik dengan penerapan CBSA

dalam proses pembelajaran.

3. Jenis-Jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses

Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, yaitu terdiri dari:

1. Keterampilan dasar (basic skills), yang terdiri dari enam keterampilan, yakni:

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan.

2. Keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills), terdiri dari:

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk

grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. (Funk, 1985: xiii)

Keterampilan proses tersbut dikelompokkan menjadi beberapa keterampilan proses, yaitu:

a. Mengamati

Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh

ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan proses yang lain. Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualitatif

(apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindera untuk memperoleh

informasi, contoh: menentukan warna), dan sifat kuantitatif (apabila dalam pelaksanaannya

selain menggunakan pancaindra, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan

informasi khusus dan tepat, contoh: menentukan suhu air yang mendidih dengan bantuan

termometer)

b. Mengklasifikasikan

Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-

sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang

dimaksud. Contoh: mengklasifikasikan cat berdasarkan warna.

c. Mengkomunikasikan

Dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu

pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Contoh: mendiskusikan suatu

masalah, membuat laporan.

d. Mengukur

Yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Contohnya mengukur berat badan.

Page 16: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 16 http://romidwisyahri95.blogspot.com

e. Memprediksi

Merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Contohnya

memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan

kendaraan yang kecepatannya tertentu.

f. Menyimpulkan

Dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau

peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Contoh: berdasarkan

pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa

dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.

Keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-ketrampilan yang

diperlukan untuk melakukan penelitian. Keterampilan terintegrasi tersebut ialah:

a. Mengenali variabel

Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang

diberi lebih dari satu nilai. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan

hipotesis penelitian. Ada dua macam varabel, yakni variabel termanipulasi (manipulated

variabel, atau variabel bebas, yaitu variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu

situasi dan diselidiki pengaruhnya), variabel hasil (responing variabel, atau variabel terikat,

yaitu variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional dengan atau

sebagai pengaruh dari variabel bebas). Kegiatan untuk mengembangkannya di antaranya

menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan.

b. Membuat tabel data

Fungsinya untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatannya di antaranya

adalah membuat tabel frekuensi, membuat tabel silang.

c. Membuat Grafik

Adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau

bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu

ditulis sepanjang sumbu vertikal.

d. Menggambarkan hubungan antar-variabel

Dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar-variabel termanipulasi

dengan variabel hasil/hubungan atara variabel-variabel yang sama. Kegiatannya antara lain

menggambrkan hubungan variabel timbal-balik, dan hubungan variabel simetris.

e. Mengumpulkan dan mengolah data

Adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain

dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif

Page 17: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 17 http://romidwisyahri95.blogspot.com

atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis. Kegiatannya antara lain membuat instrumen

pengumpulan data, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan.

f. Menganalisis penelitian

Merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan

pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan untuk mengembangkannya antaranya

mengenali rumusan hipotesis.

g. Menyusun hipotesis

Sebagai kemampuan untuk menyatakan ”dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya

suatu faktor yang terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat

diduga akan timbul. Kegiatannya antara lain menyusun hipotesis kerja, menyusun hipotesis

nol.

h. Mendefinisikan variabel

Dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikn variabel beserta segala atribut sehingga

tidak menimbulkan penafsiran ganda. Kegiatan antaranya mengenal atribut variabel bebas.

i. Merancang penelitian

Sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan

direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesis

yang diuji dan cara menujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan

dilaksanakan. Contoh kegiatannya adalah mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah

yang akan diteliti.

j. Bereksperimen

Sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari

fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang

menerima atau menolak ide-ide itu. Contoh kegiatannya adalah menguji kebenaran

pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas.

8. Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran

Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan

memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang studi. Selain itu,

kita perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan

lebih dari satu macam keterampilan proses.

Mengingat keterampilan terintegrasi dalam PKP merupakan keterampilan melaksanakan

suatu kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan

Page 18: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 18 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dengan urutan yang hierarkis. Dengan kata lain, sebelum satu keterampilan dikuasai siswa

jangan berpindah kepada keterampilan yang lainnya.

9. Kadar CBSA dalam Pembelajaran

Mc Keachie mengemukakan 7(tujuh) dimensi proses pembelajaran yang

mengakibatkan terjadinya kadar ke-CBSA-an.Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud

adalah:

a.Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran

b.Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.

c.Partisispasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,terutama yang berbentuk interaksi

antarsiswa.

d.Kekohesifan(kekompakan) kelas sebagai kelompok.

e.Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil

keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah,dan

f.Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa,baik yang

berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/pembelajaran.

Kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri

siswa dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi pembelajaran.Lindgren

mengemukakan 4(empat) kemungkinan interaksi pembelajaran,yakni;

I. Interaksi satu arah,dimana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa

penerima pesan.

II. Interaksi dua arah antara guru-siswa,dimana guru memperoleh balikan dari siswa.

III. Interaksi dua arah antara guru-siswa,dimana guru mendapat balikan dari siswa. Selain

itu,siswa saling berinteraksi atau salin belajar satu sama lain.

IV. Interaksi optimal antara guru-siswa,dan antara siswa-siswa.

Raka joni(1992:19-20) mengungkapkan bahwa sekolah yang CBSA dengan baik mempunyai

karakteristik berikut:

(1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.

(2) Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar.

(3) Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis.

(4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa.

Page 19: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 19 http://romidwisyahri95.blogspot.com

(5) Penilaian.

Kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam

merencanakan,melaksanakan,dan menilai proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.

C. Computer Assisted Instruction (CAI)

1. Pengertian CAI

Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang keberhasilan

pendidikan. Peranan teknologi sangat berpengaruh pada proses penyampaian pesan terutama

dalam proses pendidikan. Media merupakan alat perantara untuk menyampaikan pesan

pembelajaran. Media dapat berfungsi untuk memberikan pengalaman konkrit, motivasi

belajar serta mempertinggi daya serap dan minat belajar siswa. Terdapat dua macam

pembelajaran berbasis komputer yaitu Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer

Managed Instruction (CMI). Dalam CAI, siswa berinteraksi langsung (online) dengan

komputer sedangkan CMI membantu guru dalam mengadministrasi proses pembalajaran dan

siswa tidak online dengan komputer.

CAI (Computer Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang

berbasis mikroposesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.

Atau dengan kata lain, CAI adalah Semua materi atau aktivitas pembelajaran yang disajikan

melalui komputer. Dalam mode ini, komputer bisa menampilkan pembelajaran, menggunakan

berbagai jenis media (teks, gambar, suara, video), menyediakan aktivitas dan suasana

pembelajaran, kuis atau dengan menyediakan interaksi dari siswa, mengevaluasi jawaban

siswa, menyediakan umpan balik dan menentukan aktivitas tindak lanjut yang sesuai

sehingga siswa dapat berinteraksi secara aktif.

CAI dapat berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan. Media

pembelajaran berbasis CAI ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen

warna, musik, dan animasi grafik (graphic animation). Media pembelajaran berbasis CAI ini

juga mampu memberikan balikan (feedback) sehingga siswa dapat aktif berinteraksi dengan

media yang diproduksi. Bentuk pembelajaran CAI yang diberikan adalah bentuk tutorial

bercabang.

Dengan perkembangan multimedia komputer saat ini, wujud media pembelajaran tidak harus

secara fisik hadir di hadapan siswa. Menurut Mayub (2005:21), media pembelajaran ini bisa

dirancang dan dibuat dengan program yang sederhana dengan sistem multimedia yang baik,

penggunaannya mudah dan mobilitasnya tinggi.

CAI efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran baik mengajarkan prinsip dan suplemen.

CAI juga bertujuan membuat banyak waktu belajar atau membuat belajar lebih singkat.

Page 20: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 20 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Tipe-Tipe CAI

Ada lima tipe CAI yang sering dipergunakan ( Patterson, Strickland, 1986) yaitu :

1. Drill and Practice (Latihan dan Praktek). Tipe Drill and Practice menyajikan materi

pelajaran untuk dipelajari secara berulang. Tipe program ini adalah cocok

dipergunakan sewaktu pengajar menyajikan latihan soal dengan disertai umpan balik.

Tipe perangkat lunak ini sering kali dipergunakan untuk menambah pelajaran pada

bidang matematika atau faktual. Selama pelaksanaan latihan-latihan soal pada Drill

and Practice, komputer dapat menyimpan jawaban yang salah, laporan nilai, contoh

jawaban yang salah dan pengulangan dengan contoh-contoh masalah yang telah

dijawab secara tidak benar.

2. Tutorial. Tipe Tutorial ini menyajikan materi yang telah diajarkan atau menyajikan

materi baru yang akan dipelajari. Pada program ini memberi kesempatan untuk

menambahkan materi pelajaran yang telah dipelajari ataupun yang belum dipelajari

sesuai dengan kurikulum yang ada. Tutorial yang baik adalah memberikan layar

bantuan untuk memberikan keterangan selanjutnya atau ilustrasi selanjutnya. Dan

juga untuk menerangkan segala informasi untuk menyajikan dan bagaimana

menyajikannya. Ketika kita mengevaluasi Tutorial, kita perlu untuk mengevaluasi jika

Tutorial tidak hanya menyajikan informasi tapi juga harus menerangkan jawaban-

jawaban yang salah. Sewaktu program ini menerangkan jawaban- jawaban yang salah,

program ini harus mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pelajaran dari poin

dengan memberi umpan balik pada informasi yang salah dimengerti sebelum

melanjutkan ke informasi baru.

3. Simulation (simulasi). Tipe simulasi memberikan kesempatan untuk menguji

kemampuan pada aplikasi nyata dengan menciptakan situasi yang mengikutsertakan

siswa-siswa untuk bertindak pada situasi tersebut. Simulasi dipergunakan untuk

mengajar pengetahuan prosedural seperti belajar bagaimana untuk menerbangkan

pesawat atau mengemudikan mobil. Program simulasi yang baik dapat memberikan

suatu lingkungan untuk situasi praktek yang tidak mungkin dapat dilakukan di ruang

kelas atau mengurangi resiko kecelakaan pada lingkungan sebenarnya.

4. Problem Solving (Memecahkan Masalah). Tipe Problem Solving menyajikan

masalah-masalah untuk siswa untuk menyelesaikannya berdasarkan kemampuan yang

telah mereka peroleh. Program ini memberikan aplikasi dasar strategi pemecahan

masalah, analisis akhir, mencari ruang permasalahan, dan inkubasi Program ini akan

membantu siswa untuk menciptakan dan mengembangkan strategi pemecahan

masalah mereka.

5. Instructional/ Educational Games. Tipe Instructional atau Educational Games

merupakan program yang menciptakan kemampuan pada lingkungan permainan.

Page 21: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 21 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Permainan diberikan sebagai alat untuk memotivasi dan membuat siswa untuk melalui

prosedur permainan secara teliti untuk mengembangkan kemampuan mereka.

3. Karakteristik CAI

1. Berdasarkan tujuan pembelajaran.

2. Sesuai dengan karakteristik siswa.

3. Memaksimalkan interaksi

4. Individualisasi

5. Mempertahankan minat siswa

6. Pendekatan kepada siswa secara positif

7. Menyediakan bermacam-macam umpan balik

8. Sesuai dengan lingkungan pembelajaran

9. Mengevaluasi kinerja yang tepat

10. Menggunakan komputer dengan bijak

11. Berdasarkan pada prinsip disain instruksional

12. Telah dievaluasi secara mendalam

4. Kelebihan CAI

i. Meningkatkan interaksi

ii. Individualisasi

iii. Kelebihan secara administratif dan Biaya

iv. Motivasi

v. Umpan balik segera/cepat

vi. Mudah menyimpan data

vii. Integritas pembelajaran

viii. Kendali siswa

5. Kekurangan CAI

a. Perangkat Keras (Hardware) yang mahal

b. Kesulitan untuk mereview materi

c. Bergantung pada kemampuan membaca dan visual

d. Grafik yang tidak realistis

e. Butuh keterampilan pengembangan tambahan

f. Waktu pengembangan yang lama

g. Terbatasnya belajar incidentas

Page 22: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 22 http://romidwisyahri95.blogspot.com

h. Persepsi hanya dari input yang telah terprogram

D.Internet

1. Pengertian

Internet merupakan salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi yangcukup

banyak mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Bahkan internet dianggap

sebagai dunia baru yang penuh pesona yang dapat memikat siapa saja yang Berinteraksi

dengannya. Yang dimanfaatkan oleh guru untuk dapat menawan hati para siswa untuk lebih

gemar dan giat belajar, begitu pula oleh staf administrasi pendidikan.Internet merupakan

singkatan dari Interconnected Network. Jika diterjemahkan secara langsung berarti jaringan

yang saling terhubung. Internet adalah gabungan jaringan komputer di seluruh dunia yang

membentuk suatu system jaringan formasi global. Semua komputer yang terhubung ke

internet dapat mengakses semua informasi yang terdapat di internet secara gratis. Internet

dapat digunakan sebagai sarana pertukaran informasi dari satu komputer ke komputer lain

tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua komputer tersebut. Peranan internet yang sangat penting

adalah sebagai sumber data dan informasi serta sebagai sarana pertukaran data dan informasi.

Sejarah internet perkembangan internet diawali dengan dibangunnya jaringan

ARPANet pada tahun 1969. ARPA (Advanced Research Project Agency) merupakan sebuah

jaringan yang dikembangakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang tugasnya

untuk melakukan penelitian terhadap jaringan komputer dengan teknologi packet switching.

Jaringan tersebut semula hanya beranggotakan beberapa komputer di beberapa universitas di

Amerika Serikat, seperti University of California-Los Angeles dan Stanford Research

Institute. Di awal perkembangannya, jaringan tersebut hanya digunakan khusus untuk

kalangan akademik dan militer. Istilah internet sendiri muncul sekitar tahun 1983 dengan

ditemukannya protocol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Intenet Protocol) yang

memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan jaringan.

2. Internet dalam pembelajaran

Dengan kecanggihan internet memungkinkan seorang dosen atau guru tidak harus

datang ke kelas untuk menyampaikan materi tetapi cukup dilakukan melalui internet

misalnya dengan menggunakan teleconference. Internet bisa saja mengabaikan jarak,

sehingga ketika kita butuh informasi dariseorang pakar di luar negeri dengan segera kita

dapatkan.

Pada akhirnya, pemanfaatan dan pengembangan internet menjadi suatu penunjang yang

sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan pengaplikasian sebagaimana

dijelaskandiatas, maka kualitas pendidikan kita yang tertinggal jauh dengan negara lain

mempunyai peluang yang besar untuk bisa setara atau melebihi negara yang telah maju.

Page 23: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 23 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3.. Keuntungan internet

Penggunaan internet dewasa ini telah merambah ke berbagai kehidupan, baik di bidang

sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, politik, maupun pendidikan. Internet sangat dibutuhkan

dalam bertukar informasi dan berkomunikasi secara cepat tanpa ada batasan wilayah, ruang

dan waktu. Dengan internet semua pekerjaan menjadi sangat mudah dan sangat efisien

terhadap waktu. Internet juga bisa digunakan untuk memperluas pengetahuan serta

memperluas pergaulan kita sebagai makhluk sosial.

Penggunaan internet yang tepat akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pemikiran dan

peradaban bagi bangsa yang selalu menginginkan perubahan ke arah positif. Internet

merupakan bagian dari teknologi informasi.

1. Efisiensi waktu

2. Komunikasi

3. Sistem publikasi web

4. Keseragaman informasi

5. Meningkatkan kerjasama

6. Efektifitas biaya

4.. Kelemahan dari internet

1. Informasi yang salah atau tidak sesuai sehingga mengurangi efektifitasnya

2. Interaksi di intranet yang mungkin tidak bertanggung jawab

3. Perlu pelatihan khusus untuk anggota dalam menggunakan internet

4. Perlu tenaga ahli untuk membangun dan mengembangkan internet di sebuah

organisasi

Page 24: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 24 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB.III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan masalah dalam makalah ini, maka dengan ini dapat ditarik

beberapa kesimpulan antara lain :

1. Manfaat adanya TV pendidikan

a. Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.

b.Membantu mewujudkan hak semua warga negara Indonesia untuk memperoleh

pengajaran,

c. Mempunyai misi untuk mewujudkan manusia – manusia pembangunan yang dapat

membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa,

2. Manfaat dari CBSA

a. untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal.

Perkembangan yang optimal mempunyaiarti yang luas, yaitu pertama-tama peserta didik

mengembangkan segalapotensi yang ada padanya sehingga dapat mencapai kepuasan diri

yangsepenuhnya.

b. Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan belajar secara aktif akanmeningkat

keterlibatan mental siswa yang bersangkutan dalam prosesbelajar-mengajar

c. Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswauntuk

berkomunikasi dua arah itu memberikan peluang bagi guru untuk memperoleh bahkan

dalam rangka menilai keberhasilan pembelajaranyang dilaksanakan

d. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru itu sendiri.

3. Karakteristik dari CAI

1. Berdasarkan tujuan pembelajaran.

2. Sesuai dengan karakteristik siswa.

3. Memaksimalkan interaksi

4. Individualisasi

5. Mempertahankan minat siswa

6. Pendekatan kepada siswa secara positif

4. Kelemahan dari Internet

1. Informasi yang salah atau tidak sesuai sehingga mengurangi efektifitasnya

2. Interaksi di intranet yang mungkin tidak bertanggung jawab

3. Perlu pelatihan khusus untuk anggota dalam menggunakan internet

4. Perlu tenaga ahli untuk membangun dan mengembangkan internet di sebuah organisasi

Page 25: Televisi edukasi

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 25 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUTAKA

Nasution. 2005. Pengantar Pembelajaran. Jakarta : Buni aksara