pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/203/1/kti...
TRANSCRIPT
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
ITA RAMADANI P00324014055
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
2017
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Ita Ramadani
2. Tempat/Tanggal Lahir : Anggaloosi,03 Februari 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Bugis/indonesia
6. Alamat : Andonohu
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 1 Lamoare Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Loea Tamat Tahun 2011
3. SMK Kesehatan Al-Munawarah Ladongi Tamat Tahun 2014
4. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
Tahun 2014 sampai sekarang
v
ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
Ita Ramadani
1, Sitti Aisa
2, Feryani
2
Latar Belakang : Pengetahuan merupakan hal mendasar dalam perubahan pola pikir dan perilaku seseorang. Pengetahuan tentang gizi kehamilan sangat penting dalam mengurangi resiko kesehatan pada janin dan ibu. Kurangnya asupan gizi ibu hamil selama kehamilan berakibat buruk bagi ibu dan janin Tujuan Penelitian : Mendiskripsikan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan di Puskesmas Poasia. Mendiskripsikan pengetahuan ibu berdasarkan umur, pendidikan dan paritas ibu. Metode Penelitian : Penelitian deskriptif yang dilakukan pada 48 ibu hamil di Puskesmas Poasia. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian : Pengetahuan ibu tentang gizi ibu hamil di Puskesmas Poasia
26 orang (54,16%) pengetahuan baik, 15 orang (31,25%) pengetahuan cukup dan 7 orang (14,58%) pengetahuan kurang. Pengetahuan ibu yang baik menurut umur paling banyak pada umur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (54,16%). Pengetahuan ibu yang baik menurut pendidikan paling banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%) dan pengetahuan ibu yang baik menurut paritas paling banyak pada ibu dengan primipara 10 orang (20,83%). Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan sebagian besar
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 26 orang (54,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut umur, paling banyak pada ibu dengan umur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (54,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut pendidikan, lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah sebanyak 14 orang (29,16%). Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan menurut paritas, paling banyak pada ibu dengan primipara sebanyak 10 orang (20,83%).
Kata Kunci : Pengetahuan, gizi, ibu hamil 1. Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. 3. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis
dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dalam
Kehamilan di Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017” dapat
terselesaikan tepat waktu.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, terutama kepada pembimbing saya Ibu Sitti Aisa,
Am.Keb, S.Pd, M.Pd sebagai pembimbing pertama dan ibu Feryani,
S.Si.T, M.PH sebagai pembimbing kedua yang telah mengarahkan
penulis selama penyusunan karya tulis. Terima kasih yang mendalam
juga tidak lupa penulis sampaikan kepada :
1. Petrus, SKM, M.Kes., selaku direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari.
2. Halijah, SKM, M. Kes selaku Ketua Jurusan kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari.
3. Dr.Juriadi Paddo, M.kes selaku Kepala Puskesmas Abeli atas ijin yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Kepala ruangan dan staf bidan Poli KIA/KB Puskesmas Poasiaa atas
kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.
5. Sultina Sarita, SKM, M.Kes, Aswita, S.Si.T, MPH, Yustiari SST.M.Kes
sebagai penguji karya tulis ilmiah atas saran dan kritik untuk
kelengkapan penulisan karya tulis ilmiah.
vii
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan
selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Ayahanda Samsuddin, dan Ibunda tercinta Hj. Darmawati, saudara
saya Hasmawati atas doa, cinta kasih dan dukungan kepada penulis
hingga saat ini.
8. Teman-teman Mahasiswa D-III KebidananPoltekkes Kemenkes
Kendari angkatan 2014 terkhusus untuk fifi, Anita, Fisma, Ayu, Suri,
Astuti,fity dan teman-temanku tercinta lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu atas dukungan dan kerja sama kepada penulis
selama penulis menempuh pendidikan dibangku kuliah dan sampaii
pada penyelesaian Karya Tulis Ilmiah..
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih
banyak kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Untuk kesempurnaan penulisan. Akhir kata penulis berharap semoga
membawa manfaat bagi pembaca.
Kendari, Juli 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ..................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan .............................................................. 6
B. Kehamilan .................................................................. 11
C. Gizi dalam Kehamilan ................................................. 16
D. Landasan Teori .......................................................... 28
E. Kerangka Konsep ...................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................... 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................... 30
C. Populasi dan Sampel .................................................. 30
D. Sumber Data ............................................................... 31
E. Instrumen Penelitian .................................................... 31
F. Definisi Operasional .................................................... 31
G. Pengolahan dan penyajian Data .................................. 32
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Tempat Penelitian .................................... 34
B. Hasil Penelitian .......................................................... 37
C. Pembahasan ............................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
D. Kesimpulan ................................................................. 44
E. Saran .......................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam kehamilan di
Puskesmas Poasia Per Juni Tahun 2017 ….....………… 37
Tabel 2 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
menurut umur ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun
2017........................……………..................................… 38
Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
menurut Pendidikan ibu di Puskesmas Poasia Per Juni
Tahun
2017..........…………….............................…….................. 38
Tabel 4 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
menurut Paritas ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun
2017.................................................................................... 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Kuesioner Penelitian
2 Surat Izin Pengambilan Data
3 Surat Izin Penelitian
4 Surat Keterangan Penelitian
5 Master Tabel
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asupan gizi selama kehamilan merupakan hal penting karena
dapat mengurangi resiko kesehatan pada janin dan ibu. Kurangnya
asupan gizi ibu hamil selama kehamilan berakibat buruk bagi ibu dan
janin. Resiko bagi janin dapat terjadi kecacatan, lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), keguguran, bayi lahir prematur dan
kematian neonatal. Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat menderita
kurang energi kronis (KEK), kelemahan fisik, anemia, perdarahan,
berat badan ibu tidak bertambah. Ibu hamil dengan status gizi kurang
akan beresiko melahirkan bayi berat badan rendah 2-3 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu dengan status gizi baik, kemungkinan bayi
meninggal sebesar 1,5 kali (Marlenywati, 2010).
Masalah gizi merupakan penyebab kematian ibu dan anak
secara tidak langsung. Gizi yang baik dapat memperbaiki kondisi ibu
dan janin, meminimalkan risiko perdarahan sebagai salah satu akibat
dari kekurangan zat besi. Rendahnya asupan gizi dapat
mempengaruhi status gizi ibu hamil selama kehamilan. Resiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi
dengan BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan berat badan lahir di atas 2500 gram.
Pengawasan ibu hamil dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki
2
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
neonatus (Arisman, 2009).
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah
(hypervolemia). Hypervolemia sebagai hasil dari peningkatan volume
plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh.
Peningkatan yang terjadi tidak seimbang, peningkatan volume plasma
jauh lebih besar sehingga memberikan efek yaitu konsentrasi
hemoglobin berkurang. Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu
hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%,
peningkatan sel darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%.
Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu
sebelum hamil sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%
(Wiknjosastro, 2012).
Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada ibu hamil berkaitan
dengan kekurangan energi kronik (KEK). KEK merupakan masalah
yang sering terjadi pada ibu hamil. LLA < 23,5 cm harus mendapatkan
penanganan agar tidak terjadi komplikasi pada janin. Gizi kurang pada
ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu, seperti
anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara
normal serta terkena penyakit infeksi. Ibu yang mengalami KEK akan
lebih berisiko melahirkan BBLR (Mutazalimah, 2005).
3
Pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitas, tetapi juga
ditekankan pada kualitas dan keseimbangan komposisi gizi yang
cukup. Asupan makanan ibu hamil perlu memperhatikan anjuran untuk
tidak melakukan program diet, meminum minuman beralkohol dan
kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa konsultasi dokter,
olahraga bagi ibu hamil tetap dapat dilakukan dengan pantauan
dokter.
Pengetahuan ibu tentang nutrisi selama kehamilan sangat
penting. Minimnya pengetahuan ibu tentang manfaat nutrisi selama
hamil dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi, di sisi lain masih
banyak perilaku ibu yang salah dalam memilih makanan dan
kebiasaan makan pada jenis makanan tertentu tanpa
mempertimbangkan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Pada masyarakat
masih terdapat adat kebiasaan berpantangan terhadap makanan
sehingga dapat mempengaruhi sikap dan prilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan akan pentingnya nutrisi selama kehamilan. Ibu hamil
dengan usia muda membutuhkan kebutuhan gizi lebih banyak, selain
untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi ibu hamil juga bagi janin
yang dikandung. Ibu dengan pendidikan tinggi diharapkan mempunyai
pengetahuan/informasi tentang gizi yang lebih baik (Proverawati dan
Asfuah, 2009).
Berdasarkan data Laporan Puskesmas Poasia tahun 2014
jumlah ibu hamil yang berkunjung sebanyak 589 orang, 48 orang
4
diantaranya tergolong gizi kurang ditandai dengan LILA <23,5 cm.
Pada tahun 2015 jumlah ibu hamil yang berkunjung 679 orang, 185
orang tergolong gizi kurang. Pada tahun 2016 dari 766 kunjungan ibu
hamil, tercatat ibu dengan gizi kurang sebanyak 30 orang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dirumuskan masalah
penelitian “Bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam
kehamilan di Puskesmas Poasia tahun 2017”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam
kehamilan di Puskesmas Poasia tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam
kehamilan menurut umur ibu.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam
kehamilan menurut pendidikan ibu.
c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam
kehamilan menurut paritas ibu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai informasi bagi Puskesmas Poasia dalam memperbaiki
asuhan pelayanan antenatal care.
5
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan keilmuan dalam melakukan penelitina
termasuk pengetahuan gizi ibu hamil serta sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan di Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.
E. Keaslian Penelitian
1. Anna Rofiatun Muslimah (2015) dengan judul Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil di BPM Suminten.
Sampel penelitian adalah ibu yang berkunjung di BPM. Hasil
penelitian menunjukkan pengetahuan baik 19,48%, pengetahuan
cukup 70,12% dan pengetahuan kurang 10,40%. Perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan Pengetahuan ibu di
klasifikasikan lebih lanjut berdasarkan umur, pendidikan dan
paritas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang
melakukan penginderan terhadap suatu objek tersebut. Sebagai
besar pengetahuan manusia diperoleh Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa
dan raba. melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
a. Tahu (know), diartikan sebagai pengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Merupakan tingkatan pengetahuan paling rendah.
b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya).
7
d. Analisis (analysis), diartikan suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek kedalam kompenen-
komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis), merujuk kepada suatu kemampuan untuk
menentukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek.
Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
3. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2010), cara memperoleh
pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :
a. Cara tradisional atau non ilmiah
Cara tadisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain
meliputi :
1) Cara coba-salah (trial and error)
Cara paling tradisional yang pernah di gunakan oleh
manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara
coba-coba. Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya
peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
8
masalah, upaya pemecahan nya dengan cara coba-coba
saja. Cara coba-coba ini di lakukan dengan menggunakan
kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil
di coba kemungkinan yang lain sampai masalah
terselesaikan.
2) Cara kekuasaan atau otoriter
Sumber pengetahuan dari pemimpin masyarakat baik formal
maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan
sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas
pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli
ilmu pengetahuan. Orang yang mempunyai otoritas tanpa
menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu,
bila gagal dengan cara tersebut maka tidak akan diulangi
cara tersebut dan berusaha mencari cara lain, sehingga
dapat berhasil memecahkan masalah yang ada.
9
4) Melalui jalan pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam
memperoleh pengetahuan. Kebenaran pengetahuan
diperoleh manusia dengan menggunakan jalan pikiran, baik
melalui pernyataan khusus kepada yang umum disebut
induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan
dari pernyataan umum kepada yang khusus.
b. Cara modern atau Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis, logis
dan ilmiah, cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Kemudian
metode berpikir induktif dikembangkan oleh B.Bacon di
lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan
membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan
dengan objek yang diamati.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan antara lain:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memengaruhi
10
proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah orang tersebut untuk memenuhi informasi. Ada
beberapa jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu
dikelompokan menjadi pendidikan rendah bila lulus SD, SMP
dan sederajat, pendidikan menengah bila lulus SMA dan
sederajat, dan bila pendidikan tinggi (diploma, S1, S2 dan S3).
b. Informasi
Informasi dapat diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal sehingga dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immediate impact), menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber
informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui
penalaran, apakah yang dilakukan baik atau buruk. Seseorang
akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status sosial
ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak
pengetahuannya. Pengetahuan ibu dapat diperoleh melaui
11
tingkat pekerjaannya. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan
bekerja/tidak bekerja.
d. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
e. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, cara untuk
memperoleh suatu kebenaran pengetahuan denga cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
f. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik
(Rahmawati, 2008)
B. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba, 2010). Kehamilan adalah masa ketika
seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya.
Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan
masuk ke dalam saluran sel telur (Astuti, 2010 ).
12
2. Periode antepartum
Menurut Asrinah dkk (2010), periode antepartum dibagi menjadi
tiga trimester yaitu :
a. Trimester I berlangsung pada 0 minggu hingga ke-12
b. Trimester II minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27
c. Trimester III minggu ke-28 sampai dengan minggu ke-40
3. Proses konsepsi, fertilisasi dan implantasi
Proses konsepsi, fertilisasi, dan implantasi menurut Sulistyawati
(2012) yaitu :
a. Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma
sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.
b. Fertilisasi adalah kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu
sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma
dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan
kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan.
c. Implantasi (nidasi) adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi dalam endometrium, blastula diselubungi oleh suatu
simpai disebut trofoblast, yang mampu menghanurkan atau
mencairkan jaringan.
4. Tanda-tanda kehamilan
Tanda-tanda kehamilan menurut Hani dkk (2010), yaitu :
a. Tanda tidak pasti hamil terdiri dari :
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
13
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (mengiginkan makanan tertentu)
4) Syncope (pingsan)
5) Payudara tegang
6) Sering miksi
7) Konstipasi atau obstipasi
b. Tanda kemungkinan hamil
Tanda kemungkinan hamil antara lain :
1) Pembesara perut
2) Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
istmus uteri.
3) Tanda goodel adalah pelunakan serviks.
4) Tanda chadwicks adalah perubahan menjadi keungunan
pada vulva.
5) Tanda piscasek merupakan pembesaran uterus yang
simetris.
6) Kontraksi braxton hiks : merupakan peregangan sel-sel otot
uterus.
7) Teraba ballotement
c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif .
Tanda pasti hamil meliputi gerakan janin dalam rahim, denyut
jantung janin, teraba bagian-bagian janin dan pada
14
pemeriksaan USG terlihat bagian janin, kerangka janin dapat
dilihat dengan foto rontgen.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan menurut Pantikawati
dan Saryono (2010):
a. Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status
kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu :
1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu
hyperemesis gravidarum, preeklampsi/eklampsia, kelainan
lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta
atau selaput janin, perdarahan antepartum dan gemeli.
2) Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung
dengan kehamilan, yaitu penyakit atau kelainan alat
kandungan, penyakit kardiovaskuler, penyajkit darah,
penyakit saluran nafas, penyakit traktus digestivus, penyakit
ginjal, penyakit saraf, dan IMS. Beberapa pengaruh
penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, IUFD,
anemia berat, infeksi transplasenta, dismaturitas, asfiksia,
syok dan perdarahan.
b. Status gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan masa
kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap
15
status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan
dan perkembangan janin.
c. Gaya hidup bisa merugikan wanita hamil karena gaya hidup
seperti minuman alkohol, merokok, penggunaan obat-obatan
selama hamil kebiasaan minum jamu dan kehamilan diluar
nikah.
d. Faktor psikologis
Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan
keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh
kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana
kehamilan sebagai proses fisiologis menjadi kehamilan
patologis. Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis,
namun proses alami tersebut dapat mengalami penyimpangan
sampai berubah menjadi patologi.
6. Pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil
a. Pengertian
Pemeriksaan Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik
ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
16
b. Tujuan ANC
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
maternal dan sosial ibu dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum , kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal.
Pemeriksaan ANC minimal 4 kali selama kehamilan yaitu
kehamilan trimester pertama (<14 minggu) 1 kali kunjungan
,trimester kedua (14 minggu – 28 minggu) 1 kali kunjungan
dan trimester ketiga (28 – 36 minggu dan sesudah minggu ke-
36 ) 2 kali kunjungan (Saifuddin 2005).
17
C. Gizi dalam Kehamilan
1. Pengertian
Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan
yang dikomsumsi secara normal melaui proses digesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan metabolism dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dari organ-organ serta menghasilkan energy (Elya,
2010).
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Di
masa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk
menyambut kelahiran bayinya. Salah satu factor yang
mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu
(Waryana, 2010). Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil
berkaitan dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi.
Tingkat pengetahuan ibu sendiri dipengaruhi oleh pengalaman,
faktor pendidikan, lingkungan, sosial, sarana dan prasarana
maupun derajat penyuluhan yang diperoleh (Chomariah, 2012).
Gizi bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa
terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenarnya
sama dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan
kuantitasnya perlu ditingkatkan melalui pola makan yang baik
dengan memilih menu seimbang dengan jenis makanan yang
bervariasi (Purwita, 2009). Kehamilan pada trimester pertama
18
merupakan masa pembentukan organ-organ penting pada janin
seperti otak, saraf, organ reproduksi, sepasang tangan, jari-jari
tangan, sepasang kaki, jari-jari kaki, rambut, dan gigi. Ibu hamil
biasanya mengalami sindroma morning sikness, mual, muntah,
dan nafsu makan berkurang. Bila asupan gizi tidak terpenuhi
berdampak kecacatan pada janin diantaranya bibir sumbing, jari-
jari tidak lengkap dan mengalami kelainan jantung bawaan.
Asupan gizi trimester pertama seperti asam folat membantu
pertumbuhan sistem saraf janin (Sutomo, 2010 dan D’Adamo
2006).
Kehamilan trimester kedua, nafsu makan sudah mulai
menambah, keluhan mual dan muntah berkurang. Kebutuhan gizi
ibu hamil terus meningkat untuk pertumbuhan janin terutama
meningkatkan protein dan kalori. Protein dan kalori dibutuhkan
untuk pembentukan plasenta, ketuban, menambah volume darah,
dan d alirkan ke seluruh tubuh (Sutomo 2010).
Kehamilan trimester ke tiga, nafsu makan sangat baik dan
kebutuhan gizi semakin meningkat terutama pada kebutuhan
protein, kalori, vitamin dan asupan zat besi. Mineral lain yang
dibutuhkan adalah iodium yang berfungsi membantu mengontrol
metabolisme sel dan jika kekurangan iodium menyebabkan bayi
lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo 2010).
Kekurangan asupan gizi pada trimester pertama berlanjut pada
19
trimester dua dan tiga dapat mengakibatkan pertumbuhan janin
terhambat atau tidak berkembang sesuai usia kehamilan, contoh
konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terjadi pada ibu
hamil yang dapat menyebabkan anemia (Fairus dan Prasetyo,
2010).
2. Zat gizi yang penting dalam kehamilan
Ibu hamil membutuhkan tambahan asupan yang
mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu dan untuk
perkembangan janin agar lebih optimal. Beberapa zat gizi yang
perlu ditambahkan sehingga asupan sesuai dengan standar yang
dibutuhkan sehingga kesehatan ibu tidak terganggu dan
perkembangan janin pun bisa optimal. Zat-zat gizi penting yang
dibutuhkan ibu selama hamil terdiri dari :
a. Karbohidrat, merupakan sumber utama untuk tambahan
kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan
karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Selain mengandung
vitamin dan mineral, karbohidrat juga meningkatkan asupan
serat serta untuk serta untuk menegah terjadinya konstipasi
atau sulit buang air besar.
b. Protein, tamabahan protein diperlukan untuk pertumbuhan
janin, uterus, jaringan payudara, hormon, penambahan cairan
darah ibu serta persiapan laktasi. 2/3 dari protein yang
20
dikomsumsi sebaiknya berasal dari protein hewani seperti
daging, ikan, unggas, telur, kerang yang banyak memiliki nilai
biologi tinggi serta sumber energi nabati banyak terdapat pada
kacang-kacangan. Tambahan protein yang diperlukan selama
kehamilan sebanyak 12 gr/hari.
c. Lemak, merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh
berfungsi sebagai cadangan energi tubuh bagi ibu saat
melahirkan, pelarut vitamin A, D, E, K dan asam lemak. Asam
lemak omega 3 dan 6 juga diperlukan untuk perkembangan
sistim saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak bayi
juga sebagai bantalan lagi organ-organ tertentu seperti biji
mata dan ginjal. Sumber lemak antara lain daging, susu, telur,
mentega, dan minyak tumbuhan.
d. Vitamin A, diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran
prematur dan bayi berat lahir rendah. Sumber makanan yang
mengandung vitamin A antara lain kuning telur, mentega,
wortel, tomat dan nangka.
e. Vitamin B6, penting untuk pembuatan asam amino yaitu
bahan protein di dalam tubuh. Makanan yang mengandung
vitamin B6 antara lain hati sapi, daging ayam tak berlemak,
ikan salmon, beras merah, pisang, tomat dan lain-lain.
21
f. Vitamin C, jika kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan
keracunan kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C
berguna untuk mencegah terjadinya ruptur membran, sebagai
bahan semen jaringan ikat dan pembuluh darah. Sumber
vitamin C terdapat dalam beberapa makanan seperti tomat,
jeruk, jambu biji dan brokoli.
g. Asam folat, wajib dikomsumsi bagi ibu yang sedang hamil
khususnya pada trimester 1. Asam folat diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah dan putih, mencegah anemia.
Beberapa bahan olahan yang banyak mengandung asam folat
adalah bayam, brokoli, jus jeruk, pisang dan lain-lain.
h. Kalsium, sebagian besar digunakan untuk perkembangan
tulang dan gigi janin yang banyak terdapat pada produk susu,
keju, udang, teri, ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe dan
sayuran berdaun hijau.
i. Zat besi, bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan
mempertahankan sel darah merah. Kebutuhan ini dapat
terpenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi, seperti
daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran
berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe dan roti.
j. Fosfor, cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor
berhubungan erat dengan kalsium. Jika jumahnya tidak
22
seimbang maka akan menimbulkan gangguan. Sumber
makanannya adalah susu, keju dan daging.
k. Seng, jumlah seng dalam tubuh jumlahnya kecil. Kebutuhan
seng terpenuhi dari makanan sehari-hari. Kekurangan mineral
ini dapat menimbulkan cacat bawaan seperti pembentukan
tulang dan selubung saraf tulang belakang yang tidak normal.
l. Yodium, fungsi utama yodium adalah untuk pembentukan
tiroksin terdapat dalam garam dan diperlukan tubuh dalam
jumlah yang sedikit. Berfungsi dalam pertumbuhan. Jika
kekurangan terjadi kemudian pertumbuhan anak akan
terhambat.
m. Natrium, memengang peranan penting dalam metabolism air
dan bersifat mengikat cairan dalam jaringan sehingga
mempengaruhi keseimbangan cairan pada ibu hamil.
Sehingga ibu hamil cenderung menderita oedema.
n. Flour, diperoleh dari air putih. Flour diperlukan untuk
pembentukan gigi bayi jika ketika hamil ibu mengalami
kekurangan flour, maka bayi tidak normal pertumbuhan
giginya. Demikian juga dengan warna serta bangunan gigi
(Chomariah, 2012).
Kebutuhan makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil bila kondisi
badan si ibu tidak terganggu, maka jumlah atau besar makanan
yang dapat dimakan adalah :
23
a. Trimester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi berat
badan menurun. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing,
mual, muntah. Untuk itu ibu dianjurkan porsi makan kecil tapi
sering.
b. Trimester II
Nafsu makan membaik, maka makanan yang baik diberikan 3
kali sehari ditambah 1 kali makanan selingan, hidangan lauk
pauk hewan seperti telur, ikan, daging dan hati.
c. Trimester III
Pada umur kehamilan 6-7 bulan, dimana pada trimester ini
makanan harus disesuaikan dengan keadaan ibu, bila ibu
hamil mempunyai berat badan lebih, maka makanlah yang
mengandung sumber energy dan lemak harus dikurangi dan
memperbanyak mengkomsumsi sayur dan buah segar.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan gizi ibu kurang yaitu dengan memantau
status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat
badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan
mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil
sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang
dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
24
kenaikan tersebut disebabkan Karena adanya pertumbuhan janin,
plasenta dan air ketuban (Chomariah, 2012)
3. Dampak gizi kurang dalam kehamilan
Status gizi ibu hamil sebelum hamil dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertubuhan janin yang sedang dikandung. Bila
status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi
yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum
dan selama hamil.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti
diuraikan berikut ini :
a. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain anemia, perdarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena
penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I
dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur,
kematian janin dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi.
Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester I dan II
dapat menghambat pertumbuhan janin atau tidak berkembang
sesuai usia kehamilannya. Kekurangan asam folat juga dapat
25
menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi dan
keguguran.
b. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janindan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Waryana, 2010)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang gizi
dalam kehamilan
a. Umur ibu
Umur adalah suatu variable yang sudah diperhatikan
dalam penyelidikan epidemologi, yaitu pada angka kesakitan
ataupun angka kematian, hampir semua keadaan menunjukan
pada keadaan umur seseorang. Hal ini disesuaikan dengan
pendapat Hurlok (2002) yang menyatakan bahwa semakin
tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat
26
pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan
ini akan berpengaruh terhadap apa yang dilakukan seseorang.
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan
sampai ibu tersebut hamil. Semakin muda dan semakin tua
umur seorang ibu hamil akan berpengaruh terhadap
kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus
berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan
untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energy yang
cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung
(Proverawati dan Asfuah, 2009).
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak
energy yang dibutuhkan. Angka kematian maternal yang
berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang
berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur15-19 tahun
menunjukan angka kematian 2 kali lebih besar. Ini
berhubungan dengan status gizi remaja yang perkembangan
fisik dan mentalnya masih membutuhkan energy lebih banyak
(Kristiyanasari, 2010).
Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang
menakup gizi yang menjamin pertumbuhan sempurna salah
27
satunya ialah umur saat hamil terlalu mudah (kurang dari 20
tahun) atau terlalu tua (di atas 35 tahun) (Manuaba,2009).
b. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar
yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan atau perubahan ke arah lebih dewasa, lebih
baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau
masyarakat (Notoadmodjo, 2007).
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan
salah satu unsure penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan
pengetahuan/informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih
baik.
c. Paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita
yang berkaiatan dengan jumlah anak tang dilahirkan. Paritas
juga merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh
terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah
hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih. Maka
kemungkinan banyak akan ditemui keadaan kesehatan
terganggu (anemia, kurang gizi), kekendoran pada dinding
perut dan dinding rahim.
28
D. Landasan Teori
Pengetahuan atau kognitif ibu tentang gizi pada masa
kehamilan adalah hasil yang terjadi setelah seorang ibu melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang sebagian besar
diperoleh melalui indra mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
bagian yang penting dalam membentuk praktek seseorang. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi pada
masa kehamilan adalah merupakan hasil tahu seseorang ibu setelah
melakukan berbagai penginderaan terhadap sejumlah objek yang
berkaitan dengan gizi pada masa kehamilan (Supariasa 2006).
Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil yang berkaitan erat
dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi. Tingkat
pengetahuan kecukupan gizi pada ibu merupakan kemampuan
seseorang ibu dalam memahami konsep dan prinsip serta informasi
yang berhubungan dengan gizi. Tingkat pengetahuan ibu sendiri
dipengaruhi oleh pengalaman, factor pendidikan, lingkungan, social,
sarana dan prasarana maupun derajat penyuluhan yang diperoleh.
29
E. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Umur
Paritas
Pendidikan
Pengetahuan ibu hamil
tentang gizi dalam
kehamilan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau
menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau
masyarakat (Notoatmodjo, 2002).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni 2017 di Puskesmas Poasia.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua ibu hamil di Puskesmas Poasia
Kota Kendari yang datang memeriksakan kehamilan di poli KIA
dari bulan Juli-Desember tahun 2016 sebanyak 240 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah semua ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilan di Puskesmas Poasia Kota Kendari.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling.
Besar sampel penelitian sebanyak 20-25% dari jumlah populasi
(Arikunto, 2010).
n =
n =
n = 48
31
D. Sumber Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat ukur atau alat pengambilan
data langsung pada subyek sebagai sumber informasi (Badriah,
2006). Data primer diperoleh dengan cara peneliti membagikan
kuesioner kepada responden.
2. Data sekunder yaitu bahan kajian yang digambarkan oleh dan
bukan yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian
(Arikunto, 2010). Data sekunder diperoleh dari registrasi ibu hamil
di Puskesmas Poasia Kecamatan Poasia.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20
pernyataan. Jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika jawaban salah
diberi nilai 0. Pernyataan yang mendukung sebanyak 16 soal dan
pernyataan yang tidak mendukung sebanyak 4 soal.
F. Definisi Operational
1. Pengetahuan adalah kemampuan ibu menjawab dengan benar
tentang gizi ibu dalam kehamilan sesuai kuesioner.
a) Baik : bila ibu menjawab dengan benar 76% - 100%
b) Cukup : bila ibu menjawab dengan benar 56%-75%
c) Kurang : bila ibu menjawab dengan benar ≤55%
(Arikunto, 2010)
32
2. Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu
tersebut hamil.
a) <20 tahun
b) 20-35 tahun
c) >35 tahun
3. Paritas adalah jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu yang
tertera dalam buku register.
a) Nullipara
b) Primipara
c) Multipara
d) Grandemultipara (Manuaba, 2010)
4. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir ibu yang
tertera dalam buku register.
a. Pendidikan dasar
b. Pendidikan menegah
c. Pendidikan tinggi (Diknas, 2003)
G. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah memeriksa kembali kuesioner yang telah
diserahkan responden kepada pengumpul data. Tujuan editing
adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan daftar
pertanyaan yang sudah diselesaikan. Hasil kegiatan editing
33
memperlihatkan tidak ada jawaban responden yang tidak
lengkap, sehingga seluruh jawaban responden dapat dijadikan
data penelitian.
b. Coding
Coding adalah mengklasifikasi jawaban dari para responden ke
dalam kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara memberi kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban, jawaban benar
diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
c. Scoring
Langkah berikutnya setelah coding adalah melakukan scoring.
Scoring dilakukan untuk mengetahui total skor dari jawaban
responden atas kuesioner tentang pengetahuan. Scoring
didasarkan pada jumlah jawaban yang benar atas kuesioner
tentang pengetahuan gizi pada kehamilan.
d. Tabulating
Dilakukan dengan memasukkan skor nilai ke dalam tabel.
Jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian
dimasukkan dalam tabel.
2. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
diberikan narasi.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Poasia
1. Letak Geografis
Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota
kendari, sekitar 9 km dari Ibukota Propinsi. Wilayah kerja
Puskesmas Poasia sebagian besar merupakan dataran rendah
dan sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk
pemukiman. Pada bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari
yang sebagian besar berupa hamparan empang. Pada bagian
barat mencakup 2 kelurahan (Kelurahan Anduonohu dan
Kelurahan Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal
untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk bermukim di
kedua kelurahan tersebut. Secara geografis dijelaskan seperti
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha
atau 44.75. KM2atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari
terdiri dari 4 Kelurahan definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha,
Rahandouna luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan
35
Matabubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK dengan jumlah
penduduk 25.474 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49
orang/m2atau 490 orang/KM
2, dengan tingkat kepadatan hunian
rumah rata-rata 5 orang/rumah.
2. Letak Demografi
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati
suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung
sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan
dan pendidikan. Data diperoleh dari laporan penduduk, sensus
penduduk dan survei penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Poasia pada tahun 2015 sebanyak 27058 jiwa yang
tersebar di 4 wilayah kelurahan.
3. Sarana sosial
Penduduk wilayah Kecamatan Poasia sebagian besar penganut
agama Islam 59,7%, agama Kristen protestan 24%, Kristen katolik
5% dan agama Hindu 1%. Sarana ibadah berupa Mesjid 19 unit,
dan gereja 2 unit. Bahasa pengantar sehari-hari yang
dipergunakan masyarakat Kecamatan Poasia adalah Bahasa
Indonesia. Seluruh kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas
Poasia dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali
pada beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bisa
dijangkau dengan kendaraan roda dua. Wilayah kerja Puskesmas
36
Poasia merupakan daerah pengembangan yang ditandai dengan
pesatnya pertambahan pemukiman ataupun perumahan.
Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana prasarana
sosial kemasyarakatan.
4. Sarana Puskesmas
Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:
a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit tediri dari:
1) Pustu Anggoeya
2) Pustu Batumarupa
b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 4 buah, terdapat di
Kelurahan:
1) Kelurahan Anduonohu
2) Kelurahan Matabubu
c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit
d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 14 unit
e. Posyandu aktif sebanyak 16 unit
f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit
g. Dukun terlatih sebanyak 4 orang
h. Kader posyandu sebanyak 75 orang
i. Toko obat berizin sebanyak 4 buah
j. Apotek
37
k. Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan
dengan kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari
perawatan persalinan dengan kapasitas tempar tidur 2 buah
dan perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 15 buah.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan
Juni 2017 pada 48 ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan di
Puskesmas Poasia diperoleh data sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam kehamilan
di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun 2017
Pengetahuan n %
Baik 26 54,16
Cukup 15 31,25
Kurang 7 14,58
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 1 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang Gizi dalam
kehamilan di Puskesmas Poasia sebagian besar mempunyai
pengetahuan baik (54,16%) dan 14,58% mempunyai pengetahuan
kurang.
2. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan menurut umur
ibu
38
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
menurut umur ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun
2017
Umur Pengetahuan
n % Baik Cukup Kurang
<20 0 0 0 0 0
20-35 26 14 7 47 97,91
>35 0 1 0 1 2,08
Jumlah 26 15 7 48 100
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 2 menunjukkan dari 48 ibu hamil yang menjadi responden
penelitian, 47 orang (97,91%) berada dalam rentang usia reproduksi
sehat. Ibu dengan pengetahuan baik juga paling banyak pada ibu
dengan umur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (54,16%).
3. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan menurut
pendidikan ibu
Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
menurut Pendidikan ibu di Puskesmas Poasia Per Juni
Tahun 2017
Pendidikan Pengetahuan
N % Baik Cukup Kurang
Dasar 4 4 3 11 22,91
Menengah 14 10 4 28 58,33
Tinggi 8 1 0 9 18,75
Jumlah 26 15 7 48 100
Sumber : Data Primer, 2017
39
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 48 ibu hamil yang menjadi
responden penelitian, paling banyak dengan pendidikan menengah
(SMP, SMA, SMK) sebesar 28 orang (58,33%). Pengetahuan ibu yang
baik juga berada pada tingkat pendidikan menengah sebanyak 14
orang (29,16%).
4. Pengetahuan ibu tentang Gizi dalam Kehamilan menurut
paritas ibu
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi dalam Kehamilan
menurut Paritas ibu di Puskesmas Poasia Per Juni Tahun
2017
Paritas Pengetahuan
n % Baik Cukup Kurang
Nullipara 9 6 2 17 35,41
Primipara 10 15 2 17 35,41
Multipara 7 4 3 14 29,16
Grandemulti 0 0 0 0 0
Jumlah 26 15 7 48 100
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 48 ibu hamil yang menjadi
responden penelitian, paling banyak ibu dengan nullipara dan
primipara masing-masing 17 orang. Pengetahuan ibu yang baik paling
banyak pada ibu dengan primipara sebanyak 10 orang.
C. Pembahasan
1. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan
Hasil penelitian di Puskesmas Poasia pada 48 ibu hamil
menunjukkan pengetahuan Ibu tentang gizi dalam kehamilan
40
54,16% mempunyai pengetahuan baik, 31,25% pengetahuan
cukup dan 14,58% dengan pengetahuan kurang. Sebagian besar
ibu sudah banyak yang memiliki pengetahuan baik, namun bagi ibu
yang masih mempunyai pengetahuan cukup dan kurang, sehingga
sangat penting dilakukan sosialisasi dan peningkatan informasi
berkaitan tentang gizi kehamilan sehingga ibu secara keseluruhan
diharapkan mengerti dan memahami pentingnya gizi ketika hamil.
Pengetahuan terbentuk dari hasil penginderaan seseorang
terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang, salah satunya
pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan.
Pengetahuan ibu dapat berkontribusi baik terhadap kesehatan Ibu
dan janin. Pengetahuan ibu yang baik dapat menjadi motivasi
dalam berperilaku di kehidupannya. Terbentuknya pengetahuan
dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan
sosial budaya (Notoatmodjo, 2010).
Salah satu faktor yang mempengaruhi asupan gizi bagi ibu
hamil adalah pengetahuan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat
pengetahuan rendah tentang gizi selama masa kehamilan, bahkan
masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah
tentang jumlah asupan gizi yang harus diperoleh, misalnya
pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu
banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat janin
41
terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan
(Christianingrum, 2005). Pada trimester ke II Gizi dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin dan persiapan untuk
menyimpan lemak dan zat gizi lain untuk cadangan sebagai bahan
pembentuk ASI pada saat menyusui. Pada tahap terakhir atau
trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung
pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan
energy janin didapat dari cadangan energy yang disimpan ibu
selama tahap sebelumnya (Haryanto, 2000).
Hasil penelitian Anna Rofoatun (2015) di BPM Suminten
Pule Mantingan Ngawi tentang pengetahuan ibu tentang gizi dalam
masa kehamilan menunjukkan 70,12% mempunyai pengetahuan
cukup, 19,48% pengetahuan baik dan 10,4% pengetahuan kurang.
2. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan menurut umur ibu
Umur ibu yang menjadi responden penelitian 47 orang
(97,9%) berada dalam kategori usia reproduksi sehat (20-35) dan
hanya 1 orang (2,08% umur >35 tahun. Pengetahuan ibu yang
baik paling banyak pada umur 20-35 sebanyak 26 orang (54,16%).
Hal ini menunjukkan hal yang positif karena ibu hamil pada usia
reproduksi sehat.
Umur berkaitan dengan pengetahuan seseorang. Umur
terkait dengan kedewasaan berpikir. Individu dengan usia dewasa
cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik
42
dibandingkan dengan individu dengan usia yang jauh lebih muda.
Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan berhubungan
dengan umur. Semakin cukup umur seseorang maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Semakin matang umur seseorang maka
pengetahuan yang dimiliki akan semakin tinggi. Hasil analisa
penelitian adalah semakin dewasa usia seseorang, cenderung
akan lebih baik pengetahuannya tentang suatu hal dibandingkan
dengan usia yang lebih muda (Notoatmodjo, 2010).
3. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan menurut
pendidikan ibu
Klasifikasi pendidikan responden ibu hamil di Puskesmas
Poasia menunjukkan 28 orang (58,3%) pendidikan menengah
(SMP, SMA dan SMK), 11 orang (22,9%) pendidikan dasar (SD)
dan 9 orang (18,75%) pendidikan tinggi (diploma dan sarjana).
Pengetahuan ibu yang baik lebih banyak pada ibu dengan
pendidikan menengah 14 orang dan Ibu dengan pendidikan tinggi
sebanyak 8 orang.
Pengetahuan seseorang sangat berperan dalam perilaku
kesehatan masyarakat. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pendidikan formal dan informal, sehingga dapat menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan (Wawan & Dewi, 2010).
Penelitian Anna Rofiatiun (2015) di BPM Suminten Ngawi
43
menunjukkan hasil sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan
cukup, dimana sebagian besar ibu dengan pengetahuan yang
cukup adalah pendidikan SMA.
4. Pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan menurut paritas ibu
Paritas ibu yang menjadi responden penelitian 17 orang
nullipara (35,41%), 17 orang (35,41%) primipara dan 14 orang
(29,16%) multipara. Responden dengan pengetahuan baik paling
banyak pada primipara.
Hal ini sesuai dengan penelitian (Amrina, 2013) yang
menunjukkan bahwa ibu yang paritasnya lebih dari satu lebih
memiliki pengalaman sehingga mampu mengaplikasikan dalam
kehidupannya sehari-hari. Ibu dengan nullipara (hamil pertama)
cenderung memiliki pengetahuan yang baik dibanding ibu hamil
multi, dikarenakan ibu hamil primipara selalu mencari tahu
informasi tentang kehamilannya, dan selalu ingin tahu keadaan
dalam dirinya dan janin tentang asupan gizi pada kehamilannya
(Supriasih,2001).
Pengetahuan ibu yang baik paling banyak pada ibu dengan
primipara (ibu yang pernah melahirkan anak hidup). Ibu dengan
primipara memperoleh pengalaman dari kehidupannya sendiri atau
orang lain (tetangga atau keluarga). Pengalaman yang didengar
atau diihat dapat membentuk pengetahuan ibu mengenai sesuatu
hal (Notoatmodjo, 2010).
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan sebagian
besar mempunyai pengetahuan baik sebanyak 26 orang (54,16%).
2. Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan
menurut umur, paling banyak pada ibu dengan umur 20-35 tahun
sebanyak 26 orang (54,16%).
3. Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan
menurut pendidikan, lebih banyak pada ibu dengan pendidikan
menengah sebanyak 14 orang (29,16%)
4. Ibu hamil dengan pengetahuan baik tentang gizi dalam kehamilan
menurut paritas, paling banyak pada ibu dengan primipara
sebanyak 10 orang (20,83%).
B. Saran
1. Pelayanan antenatal care perlu dilakukan lebih maksimal
khususnya dalam alokasi waktu penyuluhan sehingga bidan atau
tenaga kesehatan terkait dapat menggali lebih banyak
pengetahuan ibu tentang gizi kehamilan sehingga diharapkan
semua ibu hamil dapat mengerti dan memahami pentingnya gizi
selama kehamilan.
2. Masih ada ibu dengan grandemultipara sehingga perlu dilakukan
pemantauan lebih maksimal bagi ibu hamil yang beresiko.
45
3. Masih ada ibu dengan pendidikan dasar dan menengah sehingga
penggunaan bahasa dalam komunikasi atau konseling gizi dalam
kehamilan penting memperhatikan karakteristik pendidikan ibu.
4. Informasi tentang gizi kehamilan penting diberikan kepada setiap
ibu hamil baik ibu hamil pertama maupun hamil kedua atau lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Rofiatun, M. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu
Hamil di BPM Suminten Pule Mantingan Ngawi. Karya Tulis. Prodi D-III Kebidanan STIKES Kusuma Husada. Surakarta.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Arisman MB. 2009. Gizi dalam daur kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC. Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan, Yogyakarta: Graha
Ilmu Christianingrum. 2005. Gizi untuk Kebutuhan. Jakarta, Puspa Swara Chomariah. 2012. Makanan Sehat Seimbang Bagi Ibu Hamil. Kompas
Gramedia. Jakarta Saputro,C. Pentingnya Antenatal care Selama Kehamilan,
www.waingapu.com diakses tanggal 07 Februari 2017 Supriasih, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC Haryanto,dkk. 2000. Makanan sehat untuk ibu hamil. Jakarta, Puspa
Swara Hani, Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis
,Jakarta: Salemba Hasri Yulianti. Veni Hadju. Ema Alasiry. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun
Kelor terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada remaja Putri di SMU Muhammadiyah Kupang. JST Kesehatan Juli 2016, vol.6 no.3 : 399-404. ISSN 2252-5416.
Nur, I. Karya Tulis Ilmiah Tentang Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Tentang Nutrisi Dalam Kehamilan. http://dsyme.blogspot.om
diakses tanggal 07 Februari 2017
Noviana, A. 2015. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. http: // www.hukum online.com. diakses tanggal 28 Februari 2017.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 , Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta: EGC. Marlenywati. 2010. Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu Hamil
Remaja (usia 15-19 tahun) di kota Pontianak Tahun 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Mutalazimah. 2005. Hubungan lingkar lengan atas (LLA) dan kadar
hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi .
Notoadmodjo, S. 2010. Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta
Rineka Cipta. Proverawati dan Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan ,
Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika World health Organization (WHO). 2014. Maternal Mortality. Diakses
tanggal 06 Februari 2017. Wiknjosastro H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2017
IDENTITAS IBU
Nama : Umur : Pendidikan : Pekerjaan :
Alamat :
DATA KEHAMILAN
Kehamilan ke- : Jumlah Anak : Lingkar Lengan Atas :
PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN
Pilihlah jawaban yang dianggap benar sesuai pengetahuan ibu tanpa melihat
catatan atau bertanya pada responden lain dengan cara memberikan tanda
cheklist (√) pada salah satu kolom benar atau salah
NO PERNYATAAN Benar Salah
1 Kebutuhan gizi selama hamil ditujukan untuk kebutuhan
ibu dan janin yang dikandung
2 Ikan, daging, telur merupakan sumber makanan yang
banyak mengandung protein
3 Ibu hamil tidak dianjurkan untuk makan ikan selama
hamil atau menyusui karena dapat menyebabkan ASI
menjadi amis
4 Sagu dan beras merupakan sumber makanan yang
banyak mengandung karbohidrat
5 Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan ibu melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah
6 Vitamin dan mineral banyak terdapat dalam sayur dan
buah-buahan
7 Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia
(kurang sel darah merah)
8 Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko mengalami
perdarahan saat proses persalinan
9 Kekurangan zat gizi pada akhir kehamilan 7-9 bulan
dapat menyebabkan kelahiran prematur dan gangguan
pertumbuhan janin
10 Kebutuhan zat gizi saat hamil dan tidak hamil sama saja
11 Tolak ukur kesehatan ibu hamil dapat dilihat dengan
kenaikan berat badan selama hamil
12 Ibu hamil dianjurkan minum kopi atau teh setelah makan
13 Makanan yang terbaik bagi ibu hamil adalah bervariasi
14 Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah pada awal
kehamilan sebaiknya makan dengan porsi kecil dan
sering
15 Kebutuhan gizi pada awal kehamilan ditujukan untuk
pembentukan organ penting janin
16 Kekurangan zat gizi pada umur kehamilan 0-3 bulan
dapat menyebabkan kelainan saraf pusat bayi
17 Kalsium dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi janin
18 Bayam, brokoli, jeruk dan pisang adalah sumber
makanan yang banyak mengandung asam folat
19 Makanan yang mengandung zat besi banyak terdapat
pada buah-buahan
20 Ibu yang mengalami kurang gizi (KEK) dapat berisiko
bagi kesehatan ibu dan janin yang dikandung
DATA HASIL PENELITIAN
No Nama Umur Pendidikan Paritas Pengetahuan
<20 20-35 >35 Dasar Menengah Tinggi N P M G Benar % Kategori
1 Ny. F 22 SMA √ 18 90 Baik
2 Ny. E 24 SMP √ 11 55 Kurang
3 Ny.E 29 SMA √ 10 50 Kurang
4 Ny.S 28 SMA √ 15 75 Cukup
5 Ny.S 29 SMK √ 15 75 Cukup
6 Ny.S 27 SMP √ 15 75 Cukup
7 Ny.R 28 SMA √ 12 60 Cukup
8 Ny.J 30 S1 √ 13 65 Cukup
9 Ny.I 34 SD √ 10 50 Kurang
10 Ny.S 35 SD √ 11 55 Kurang
11 Ny.N 22 SMA √ 11 55 Kurang
12 Ny.R 23 SMA √ 11 55 Kurang
13 Ny.C 29 S1 √ 19 95 Baik
14 Ny.N 27 √ 19 95 Baik
15 Ny.M 32 S1 √ 19 95 Baik
16 Ny.N 34 SD √ 12 60 Cukup
17 Ny.H 44 SD √ 14 70 Cukup
18 Ny.K 28 SD √ 13 65 Cukup
19 Ny.Y 24 SMP √ 15 75 Cukup
20 Ny.A 27 SMA √ 14 70 Cukup
21 Ny.i 20 SMA √ 13 65 Cukup
22 Ny.T 22 SMA √ 12 60 Cukup
23 Ny.S 32 SMA √ 14 70 Cukup
24 Ny.R 32 SMP √ 15 75 Cukup
25 Ny.S 26 SMU √ 17 85 Baik
26 Ny.L 30 SD √ 16 80 Baik
27 Ny.N 24 SD √ 16 80 Baik
28 Ny.F 25 SD √ 17 85 Baik
29 Ny.D 23 SD √ 17 85 Baik
30 Ny.I 34 S1 √ 19 95 Baik
31 Ny.H 30 S1 √ 16 80 Baik
32 Ny.A 30 S1 √ 19 95 Baik
33 Ny.K 33 S1 √ 19 95 Baik
34 Ny.R 30 D3 √ 19 95 Baik
35 Ny.I 21 SMA √ 17 85 Baik
36 Ny.K 23 SMK √ 19 95 Baik
37 Ny.L 26 SMA √ 18 90 Baik
38 Ny.R 24 SMA √ 17 85 Baik
39 Ny.D 31 SMA √ 16 80 Baik
40. Ny.N 30 SMP √ 16 80 Baik
41
42
Ny.N
Ny.S
31
28
SMA
SMK
√
√
16
16
80
80
BaiK
Baik
43 Ny.N 23 SMA √ 18 90 Baik
44 Ny.D 28 SMA √ 18 90 Baik
45 Ny.F 30 SMP √ 17 85 Baik
46 Ny.R 24 SMP √ 19 95 Baik
47 Ny.D 28 SD √ 15 75 Cukup
48 Ny.R 32 SD √ 8 40 Kurang