pengertian1.doc
TRANSCRIPT
TUGAS FISIKA
“Peluruhan”
Disusun oleh
Nama: 1. Anugerah
2. Erick
3. Larasati
3. Ria Wijaya
4. Willy Wijaya
Kelas : XII IPA 1
SMA Xaverius 1
Palembang
2011
I. Pengertian dan Jenis
Peluruhan radioaktif (radioactive decay) atau biasa disebut juga Radioaktivitas
merupakan pemancaran sinar radioaktif secara spontan yang dilakukan oleh inti atom yang
tidak stabil agar menjadi inti atom yang stabil. Suatu inti atom yang tidak stabil terjdi
ketika jumlah proton jauh lebih besardari jumlah neutron. Pada keadaan inilah gaya
elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan
inti berada dalam keadaan tidak stabil.
Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya
tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan sinar radiasi alpha
(α) atau radiasi beta (β). Sedangkan kalau ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat
energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan
memancarkan radiasi gamma (γ ).
Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan, yaitu peluruhan alpha (α),
peluruhan beta (β), dan peluruhan gamma (γ ). Jenis peluruhan atau jenis radiasi yang
dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti atom yang tidak stabil
tersebut dalam diagram N-Z.
1. Peluruhan alpha (α)
Peluruhan alpha dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat
(nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel
alpha (α), yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua neutron.
Partikel α mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan elementer positif.
Partikel α secara simbolik dinyatakan dengan simbol 2He4 karena identik dengan
inti atom Helium. Inti atom yang melakukan peluruhan α akan kehilangan dua
proton dan dua neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa peluruhan α
dapat dituliskan secara simbolik sebagai berikut
ZXA ➔ Z-2YA-4 + α
Contoh peluruhan partikel Alpha yang terjadi di alam adalah:
92U238 ➔ 90Th234 + α
Sifat radiasi alpha:
1.1 Daya ionisasi partikel α sangat besar, ± 100 kali daya ionisasi partikel
β dan 10.000 kali daya ionisasi sinar γ.
1.2 Jarak jangkauan (daya tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa
mm udara, bergantung pada energinya.
1.3 Partikel α akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
listrik.
1.4 Kecepatan partikel α bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan
cahaya.
2. Peluruhan beta (β)
Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan
ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (β -) atau
bermuatan positif (β+). Partikel β identik dengan elektron sedangkan partikel β+
identik dengan elektron yang bermuatan positif atau positron. Dalam proses
peluruhan β- atau yang biasa disebut dengan negatron, terjadi perubahan neutron
menjadi proton di dalam inti atom. Proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai
persamaan inti berikut.
Sedangkan dalam proses peluruhan β+ terjadi perubahan proton menjadi neutron di
dalam inti atom. Proses ini disebabkan inti mengandung terlalu banyak proton
(Z>N), sehingga untuk mencapai kestabilan, proton ditranspormasi menjadi
neutron dengan disertai pancaran beta positif. Peluruhan beta positif terjadi jika
suatu inti yang bermuatan Z berubah menjadi inti dengan muatan Z-1. proses
peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut.
Sifat radiasi beta:
2.1 Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel α.
2.2 Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, dapat menembus
beberapa cm udara.
2.3 Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan
cahaya.
2.4 Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan jika
melewati medium.
2.5 Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
listrik.
3. Radiasi gamma (γ)
Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak
menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena radiasi yang
dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang elektromagnetik (foton).
Peluruhan ini dapat terjadi bila energi inti atom tidak berada pada keadaan dasar
(ground state), atau sering dikatakan sebagai inti atom yang tereksitasi (exited
state). Biasanya, peluruhan γ ini mengikuti peluruhan α ataupun β. Peluruhan γ
dapat dituliskan sebagai berikut ZXA* ➔ ZXA + γ. Salah satu contoh peluruhan γ
yang mengikuti peluruhan β:
27Co60 ➔ 28Ni60* + β
28Ni60* ➔ 28Ni60 + γ
Sifat Radiasi Gamma
3.1 Sinar γ dipancarkan oleh nuklida (inti atom) yang dalam keadaan
tereksitasi (isomer) dengan panjang gelombang antara 0,005 Å hingga
0,5 Å.
3.2 Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya
tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus
partikel α atau β.
3.3 Karena tidak bermuatan, sinar γ tidak dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet.
II. Aktivitas Bahan Radioaktif
Inti radioaktif adalah inti yang memancarkan sinar radiokatif (sinar α, β, atau γ).
Akibat pemancaran sinar ini, inti radioaktif makin lama makin kecil (meluruh). Atau
dengan kata lain, peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom
yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Laju
perubahan inti radioaktif dinamakan aktifitas inti. Semakin besar aktifitasnya semakin
banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya (catatan: aktifitas hanya berhubungan
dengan jumlah peluruhan tiap detik, tidak tergantung pada sinar apa yang dipancarkan).
Laju peluruhan – jumlah proses peluruhan per satuan waktu (∆N/ ∆t) --sebanding
dengan jumlah inti yang tidak stabil (N) dan suatu konstanta yang disebut sebgai
konstanta peluruhan (λ).
∆N/ ∆t = λ. N (III-1)
Aktivitas radiasi didefenisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi di dalam satu detik
atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri.
A = λ. N (III-2)
Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan yang kerap
disebut sebagai hukum peluruhan, yaitu:
N = N0 . e- λ . t (III-3)
dimana N adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat ini, N0 adalah jumlah inti atom
yang tidak stabil mula-mula, λ adalah konstanta peluruhan, sedangkan t adalah selang
waktu antara saat mula-mula sampai saat ini. Persamaan di atas dapat diubah menjadi
bentuk aktivitas sebagai berikut
A = A0 . e- λ . t (III-4)
Dimana A adalah aktivitas saat t0, sedangkan A0 adalah aktivitas mula-mula. Persamaan
III-4 di atas dapat digambarkan dalam grafik eksponensial yang menunjukkan hubungan
antara aktivitas radioaktif terhadap waktu.
Gambar III-2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi dari waktu
Pada tahun 1976 dalam sistem satuan internasional (SI) aktivitas dinyatakan dalam
satuan Bequerel (Bq) yang didefenisikan sebagai:
1 Bq = 1 peluruhan per detik.
Sebelum itu digunakan satuan Curie (C) untuk menyatakan aktivitas radiasi yang
didefenisikan sebagai:
1Ci= 3,7 x 1010 peluruhan per detik
Dan satuan-satuan berkaitan yang lebih kecil, yaitu miliCurie (mCi) dan mikroCurie
1 mCi = 10-3 Ci
1 µCi = 10-6 Ci
III. Waktu Paro
Waktu paro (T1/2) didefenisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar aktivitas
suatu radioaktif menjadi separuhnya. Setiap radionuklida mempunyai waktu paro yang
unik dan tetap. Sevagai contoh, Co-60 mempunyai waktu paro 5,27 tahun dan Ir-192
adalah 74 hari.
Gambar lll-3: Aktivitas radioaktif setelah waktu paro
Nilai waktu paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.
T1/2 = 0,693/ λ
Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu
radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis (III-4). Bila
selang waktunya sama dengan satu kali T1/2 maka aktivitasnya tinggal 0,5 nya, sedang
kalau dua kali T1/2 maka aktivitasnya tinggal 0,25 nya, dan seterusnya. Dapat juga
menggunakan hubungan berikut ini.
A = (1/2)n . A0 (III-5)
IV. Deret Radioaktif
Deret radioaktif ialah suatu kumpulan unsur-unsur hasil peluruhan suatu radioaktif yang
berakhir dengan terbentuknya unsur yang stabil. Sebagai contoh inti induk uranium
mengalami peluruhan berantai hingga mencapai inti stabil. Selisih nomor massa inti
induk A = 238 dan nomor massa inti stabil A’ = 206 adalah 32, dan selisih nomor
atomnya 10. Ini menunjukkan pola radiasi sinar radioaktif yang dihasilkan adalah 4n + 2,
dengan adalah bilangan bulat. Dengan demikian akan diperoleh empat deret peluruhan
yang paling mungkin mengikuti aturan 4n, 4n+1, 4n+2, 4n+3. Dari Pola radiasi ini
diketahui 4 buah deret radioaktif yang terkenal, yaitu:
Adanya deret radioaktif di alam memungkinkan lingkungan hidup kita secara konstan
dilengkapi unsur-unsur radioaktif yang seharusnya sudah musnah, seperti yang
memiliki waktu paruh 1600 tahun. Jika dibandingkan dengan umur bumi 5,0 x 109 tahun
seharusnya sudah musnah. Tetapi karena adanya deret Uranium dengan waktu
paruh 4,47 x 109 tahun yang hampir sama dengan umur bumi, dalam beberapa langkah
peluruhan menghasilkan unsur maka sampai saat ini masih ditemui di alam.
V. Detektor Radioaktif
Sistem tubuh kita tidak dapat mendeteksi kehadiran sinar-sinar radioaktif, sehingga kita
memerlukan alat untuk mengenalinya. Alat untuk mengetahui keberadaan sinar
radioaktif dinamakan detektor radiasi. Hampir semua detektor radiasi berfungsi pada
keadaan energi tinggi dan bekerja berdasarkan prinsip bahwa radiasi akan memberikan
energi pada elektron-elektron dalam bahan sehingga elektron akan meninggalkan atom
dan selanjutnya atom menjadi ion-ion positif. Peristiwa ini dinamakan ionisasi. Ada
beberapa detektor radiasi yang cukup dikenal seperti diperlihatkan pada tabel berikut.
VI. Serapan Radioaktif
VI.1 Pelemahan Intensitas Radioaktif yang melewati medium
Pasien yang difoto dengan sinar-X, bagian-bagian yang tidak perlu difoto, khususnya
bagian organ kelamin dilindungi oleh baju kerja yang terbuat dari timbal.Jikaseberkas
foton-foton datang pada suatu medium, intensitasnya ternyata berkurang secara
eksponensial dengan menambahnya ketebalan penetrasi di dalam medium. Pelemahan
intensitas dalam medium ini mirip dengan mirip dengan persamaan radioaktif,yaitu
Pelemahan Intensitas
I = I0 . e-µx
dengan I0 adalah intensitas foton yang datang(diukur dalam jumlah foton/m2s),x
adalah jarak yang ditempuh berkas foton dalam medium,Ikat adalah intensitas berkas
setelah menempuh jarak x dan µ adalah parameter yang disebut koefisien pelemahan
medium (diukur dengan m-1).
VI.2 Dosis Serap
Dalam perambatannya sinar radioaktif membawa energi. Bila sinar radioaktif ini
mengenai suatu materi,maka energinya akan diserap oleh materi tersebut. Dosis
serapan (diberi lambang D) didefinisikan sebagai banyak energi radiasi pengion yang
diserap oleh materi per satuan massa.Satu rad adalah jumlah radiasi yang
meningkatkan energi 1 kg material penyerap dengan 1x 10-2 J.Dengan demikian, 1
rad = 10-2 J/kg. Dalam satuan SI,dosis serapan dinyatakan dalam gray (disingkat Gy).
Hubungan Gy dan rad adalah:
Gy = 1 joule/kg = 100 rad atau 1 rad = 0,01 Gy
Membandingkan kerusakan yang ditimbulkan oleh radiasi dengan kerusakan yang
ditimbulkan oleh sinar-X atau sinar gamma untuk dosis serapan yang sama,disebut
faktor kualitas atau RBE (relatifive biological effectiveness),diberi lambang Q.
Tabel faktor kualitas dari berbagai jenis radiasi
Radiasi Faktor Kualitas
Sinar-x 1,0
Sinar Gamma 1,0
Partikel Beta 1,0-1,7
Partikel Alfa 10-20
Neutron Lambat 4-5
Neutron Cepat 4-5
Proton 10
Ion-ion Berat 20
Dosis serapan ekivalen,H,dalam Sv,didefinisikan sebagai sebagai hasil kali dosis
serapan,D,dalam Gy,dengan factor kualitas, Q. Dengan demikian, Dosis serapan
ekivalen H (dalam Sv) = D (dalam Gy) x Q.
VII. Contoh Soal dan Pembahasan
1. Suatu bahan radioaktif yg disimpann pd suatu kotak timbal meluruh menghasilkan
zat non-radioaktif. pada suatu saat, detektor radiasi menunjukkan kecepatan hitungan
32/s. dua belas hari kemudian detektor radiasi menunjukkan hitungan 4/s. Hitung
waktu paro dan tetapan peluruhan zat radioaktif tersebut.
Jawaban:
Dik: N0 = 32/s
t = 12 hari
Na= 4/s
Dit: T1/2? λ?
Penyelesaian:
Nt = (1/2)n . No
4 = (1/2)n . 32
1/8 = (1/2) n
(1/2)3 = (1/2) n
n = 3
12 / T1/2 = 3
T 1/2 = 4 hari
λ = 0,693 / T1/2
= 0,693 / 4
= 0,17325 m
2. Seberkas sinar alfa mempunyai luas penampang 2 cm3 dan membawa 7 x 108
partikel/detik. Energi tiap partikelnya adalah 1,25 MeV. Berkas ini menembus daging
setebal 0,75 cm (massa jenis 0,95 g/ cm3) dan kehilangan 5% dari intensitasnya.
Tentukan dosis serapan (dalam Gy) dan dosis serapan ekivalen (dalam Sv) yang
diserap oleh daging itu setiap detiknya.
Jawab :
Dosis serapan ialah energi yang terserap dalam setiap kg zat (dalam hal ini daging).
Jumlah partikel yang diserap tiap detik adalah
Energi yang terserap per detik adalah :