pengertian evolusi kebudayaan

3
Evolusi Kebudayaan dan Peradaban serta Tahapannya Pendapat Service, Elman R(1971) sejalan dengan pendapat Spencer, H seorang ahli filsafat Inggris (1820-1903) menjelaskan bahwa seluruh alam itu, baik yang berwujud monoorganis, organis maupun yang superorganis akan berevolusi karena didorong oleh kekuatan mutlak yang ia sebut sebagai evolusi universal. 1 Hal ini juga terjadi pula pada tiap kebudayaan dan masyarakat yang ada di dunia, di mana Spencer melihat perkembangan masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa di dunia ini telah atau akan melalui tingkatan-tingkatan evolusi yang sama. Di sini pemikiran Spencer dapat diklasifikasi sebagai pemikiran yang bersifat unilinear dengan salah satu karyanya yang menjelaskan bahwa struktur sosial berkembang secara evolusioner dari struktur yang homogen menjadi heterogen. Perubahan struktur ini, kemudian diikuti dengan perubahan fungsi. Kelompok suku-suku yang sederhana hidupnya bergerak maju secara evolusioner ke arah ukuran lebih besar, keterpaduan, kemajemukan dan kepastian sehingga terjelma suatu bangsa yang beradab 2 . Tetapi, menurutnya secara khusus, tiap bagian masyarakat atau sub-sub kebudayaan bisa mengalami proses evolusi pula melalui tingkat-tingkat yang berbeda. Contoh masyarakat Papua-Irian Jaya mengalami proses perubahan sosial dan budaya yang dapat dikatakan sangat lambat. Ketika di tahun 1960an, sebagian besar masyarakat Papua Irian Jaya masih hidup dengan menggunakan teknologi batu, sedangkan di wilayah lain di Indonesia, seperti di pulau Jawa, temuan artefak yang berupa sisa-sisa teknologi yang hampir sama, sudah ada beberapa ribu tahun yang lampau. Hal ini diketahui dengan adanya temuan artefak 3 dan fossil manusia purba di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan di desa Trinil, Jawa Timur lebih kurang 800.000 - 200.000 tahun yang lampau oleh para arkeolog dan para pakar 1 Tulisan Spencer ini ada dalam bukunya yang bernama Principles of Sociology (1876-1896) 2 Lihat Sunarto, Kamanto, 2000, hal 214. 3 Artefak adalah istilah untuk menyebutkan sisa-sisa peninggalan budaya suatu masyarakat prasejarah. Biasanya artefak ini dikumpulkan dan direkonstruksi oleh para arkeologi. Di Indonesia arkeologi dan antropologi sub bidang yang terpisah. Sebenarnya, di negara asal di mana dua ilmu itu ditemukan, yaitu Eropa dan Amerika, arkeologi adalah salah satu sub bidang ilmu yang merekonstruksi kehidupan masyarakat pada masa lampau (baik masa parasejarah maupun sejarah) melalui artefak yang ditemukan. Sedangkan, temuan fossilnya (kerangka manusia) dikaji oleh sub bidang paleoantropologi.

Upload: haidar-bashofi

Post on 14-May-2015

6.440 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian evolusi kebudayaan

Evolusi Kebudayaan dan Peradaban serta Tahapannya

Pendapat Service, Elman R(1971) sejalan dengan pendapat Spencer, H seorang ahli filsafat Inggris (1820-1903) menjelaskan bahwa seluruh alam itu, baik yang berwujud monoorganis, organis maupun yang superorganis akan berevolusi karena didorong oleh kekuatan mutlak yang ia sebut sebagai evolusi universal.1 Hal ini juga terjadi pula pada tiap kebudayaan dan masyarakat yang ada di dunia, di mana Spencer melihat perkembangan masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa di dunia ini telah atau akan melalui tingkatan-tingkatan evolusi yang sama. Di sini pemikiran Spencer dapat diklasifikasi sebagai pemikiran yang bersifat unilinear dengan salah satu karyanya yang menjelaskan bahwa struktur sosial berkembang secara evolusioner dari struktur yang homogen menjadi heterogen. Perubahan struktur ini, kemudian diikuti dengan perubahan fungsi. Kelompok suku-suku yang sederhana hidupnya bergerak maju secara evolusioner ke arah ukuran lebih besar, keterpaduan, kemajemukan dan kepastian sehingga terjelma suatu bangsa yang beradab2. Tetapi, menurutnya secara khusus, tiap bagian masyarakat atau sub-sub kebudayaan bisa mengalami proses evolusi pula melalui tingkat-tingkat yang berbeda.

Contoh masyarakat Papua-Irian Jaya mengalami proses perubahan sosial dan budaya yang dapat dikatakan sangat lambat. Ketika di tahun 1960an, sebagian besar masyarakat Papua Irian Jaya masih hidup dengan menggunakan teknologi batu, sedangkan di wilayah lain di Indonesia, seperti di pulau Jawa, temuan artefak yang berupa sisa-sisa teknologi yang hampir sama, sudah ada beberapa ribu tahun yang lampau. Hal ini diketahui dengan adanya temuan artefak3 dan fossil manusia purba di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan di desa Trinil, Jawa Timur lebih kurang 800.000 - 200.000 tahun yang lampau oleh para arkeolog dan para pakar paleoantropologi4 (Lihat Garna, Y, 1992; Koentjaraningrat, 1981). Tetapi, pada saat ini setelah lebih kurang 46 tahun, kondisi sosial budaya masyarakat-masyarakat suku-suku bangsa di Papua-Irian Jaya sudah banyak berubah, terkecuali di wilayah-wilayah tertentu yang masih tetap mempertahankan adat dan tradisi masyarakat setempat, seperti pada masyarakat suku Dani, di distrik Kurulu, wilayah Pegunungan Tengah Jayawijaya, Papua Irian Jaya, yang masih tetap mempertahankan holim (koteka) sebagai busana sehari-hari mereka5.

Peradaban dapat diartikan sebagai perkembangan budaya yang menjadi ciri khas dan milik manusia sesuatu masyarakat. Peradaban juga dapat berarti tahapan yang tinggi dalam skala evolusi kebudayaan, yang mengacu pada perbedaan antara manusia yang beradab terhadap mereka yang biadab. Bila bicara penggunaan istilah peradaban yang lebih akurat, acuannya pada perbandingan antara manusia atau yang lebih beradab terhadap mereka yang kurang beradab. Kharateristik utama acuan tersebut pada perbedaan tingkat intelektual, cita rasa keindahan, penguasaan teknologi

1 Tulisan Spencer ini ada dalam bukunya yang bernama Principles of Sociology (1876-1896)2 Lihat Sunarto, Kamanto, 2000, hal 214.3 Artefak adalah istilah untuk menyebutkan sisa-sisa peninggalan budaya suatu masyarakat prasejarah. Biasanya artefak ini dikumpulkan dan direkonstruksi oleh para arkeologi. Di Indonesia arkeologi dan antropologi sub bidang yang terpisah. Sebenarnya, di negara asal di mana dua ilmu itu ditemukan, yaitu Eropa dan Amerika, arkeologi adalah salah satu sub bidang ilmu yang merekonstruksi kehidupan masyarakat pada masa lampau (baik masa parasejarah maupun sejarah) melalui artefak yang ditemukan. Sedangkan, temuan fossilnya (kerangka manusia) dikaji oleh sub bidang paleoantropologi.4 Ilmu ini merupakan salah satu sub disiplin dari Ilmu Antropologi yang mempelajari manusia dan makhluk lainnya, serta perkembangan mereka di masa prasejarah melalui fossil yang ditemukan di suatu situs tertentu.5 Lihat Kompas 2007, 20 Agustus, hal 1 & 15.

Page 2: Pengertian evolusi kebudayaan

dan tingkat spiritual yang dimiliki. Peradaban merupakan tahapan dari evolusi kebudayaan yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan yang memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, yang meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi dan spritual yang bersangkutan. Contoh dalam peradaban Mesir kuno tercermin tahap hasil budaya yang tinggi dari sosok bangunan (pyramid, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Dengan demikian, dari uraian sebelumnya bahwa evolusi kebudayaan dan peradaban merupakan jalur yang sejalan yang dilalui oleh proses perkembangan budaya yang bersangkutan.

Buku TheThird Wave (1981:10-11) karya Alvin Toffler, mengatakan bahwa evolusi kebudayaan terjadi dalam tiga gelombang dalam kehidupan umat manusia : pertama, adalah gelombang yang merupakan tahap peradaban pertanian; kedua, adalah gelombang yang merupakan tahap peradaban industri; ketiga, adalah gelombang yang merupakan tahap peradaban informasi. Pendapat Toffler hampir menyerupai temuan L Henry Morgan yang muncul beberapa dekade sebelumnya, bahwa proses evolusi masyarakat dan kebudayaan apapun di dunia akan atau telah mengalami 8 tahapan, dimulai dari tahapan yang paling sederhana sampai ke tahapan masyarakat dan kebudayaan yang terkompleks. Dalam melihat proses evolusi tersebut, Morgan tidak mengabaikan kekhususan dan keistimewaan dari perkembangan tiap masyarakat ataupun pengaruh-pengaruh dari luar masyarakat, yang akan mempengaruhi proses evolusi tersebut di dalam tiap masyarakat dan kebudayaannya. Kedelapan tahapan dalam proses evolusi tersebut adalah :6

1. Zaman Liar TuaDi zaman ini manusia hidup dari meramu7 dan mulai ditemukannya api.

2. Zaman Liar MadyaDi zaman ini, manusia sudah menemukan alat untuk menangkap hewan buruan, seperti busur panah, api dan mulai melakukan kegiatan matapencaharian yang baru yaitu berburu dan menangkap ikan.

3. Zaman Liar MudaMulai memiliki kepandaian membuat tembikar

4. Zaman Barbar TuaMulai beternak dan bercocok tanam

5. Zaman Barbar Madya Sudah memiliki kepandaian membuat benda-benda dari logam

6. Zaman Barbar MudaMulai mengenal tulisan

7. Zaman Peradaban PurbaDi zaman ini kota-kota mulai berdiri, seperti kota Harrapa dan Mohenjo Daro

8. Zaman Peradaban Masa KiniDi zaman ini di mulainya industrilisasi.

6 Lihat Koentjaraningrat, 1980, hal 41, 44-467 Meramu adalah mengambil segala sesuatu dari alam untuk menjadi makanan dan tanpa diolah sedikitpun. Di sini mereka mencari akar2an dan tumbuh2an liar