pengertian dan ruang lingkup irigasi.docx

14
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara dengan iklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemaru dan penghujan. Pada musim kemarau jumlah air yang ada tentu tidak sebanyak seperti pada musim penghujan. Pada musim kemarau inilah para lahan pertanian memerlukan air untuk tanaman, maka petani berusah untuk mendapatkan air dengan cara membangun saluran-saluran air yang dapat mengairi lahan pertanian. Inilah yang dimaksud dengan usaha untuk mendapatkan air. Air yang masuk pada lahan pertanian juga tidak semuanya dapat diserap oleh perakaran tumbuhan, ada sebagian air yang masuk ke permukaan tanah atau yang biasa disebut dengan infiltrasi. Apabila infiltrasi ini terus terjadi dan air masuk terus kedalam tanah akan terjadi perlokasi. Apabila infiltrasi yang terjadi telah mencapai tingkat kejenuhan maka dapat disebut sebagai komulatif infiltrasi. Air yang diserap oleh perakaran tanaman akan digunakan sebagai bahan untuk proses fotosintesis dan akan menguap melalui proses pernafasan tumbuhan yang disebut dengan transpirasi. Air yang ada pada permukaan tanah akan terkena sinar matahari dan akan menguap atau yang biasa disebut dengan evaporasi. Apabila kedua proses diatas terjadi secara bersamaan maka prosesnya disebut dengan evapotranspirasi. Sedangakan pada musim penghujan air melimpah bahkan sampai membanjiri kota-kota, begitu pula dengan lahan pertanian. Lahan pertanian yang kelebihan air tentu tidak baik bagi tanaman. Tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan maksimal untuk itu diperlukan upaya untuk mrngurangi jumlah air yang ada pada lahan pertanian, agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Irigasi dan Drainase saling berhubungan, jadi proses ini dilakukan secara bersamaan dan tidak bias dialakukan sendiri- sendiri. Di Indonesia untuk membantu proses Irigasi dan Drainase ini biasanya dibangun bendungan-bendungan. Pada musim penghujan air ditampung pada bendungan, agar tidak membanjiri lahan pertanian dan pemukiman. Sedangkan pada musim kemarau air yang ditampung pada bendungan ini akan disalurkan pada lahan-lahan pertania agar air untuk tumbuhan tetap tersedia. Pembangunan irigasi di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Sebagian besar petani di Indonesia menaman

Upload: surono-firareezee

Post on 26-Dec-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI

PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara dengan iklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim

kemaru dan penghujan. Pada musim kemarau jumlah air yang ada tentu tidak sebanyak

seperti pada musim penghujan. Pada musim kemarau inilah para lahan pertanian

memerlukan air untuk tanaman, maka petani berusah untuk mendapatkan air dengan

cara membangun saluran-saluran air yang dapat mengairi lahan pertanian. Inilah yang

dimaksud dengan usaha untuk mendapatkan air.

Air yang masuk pada lahan pertanian juga tidak semuanya dapat diserap oleh

perakaran tumbuhan, ada sebagian air yang masuk ke permukaan tanah atau yang

biasa disebut dengan infiltrasi. Apabila infiltrasi ini terus terjadi dan air masuk terus

kedalam tanah akan terjadi perlokasi. Apabila infiltrasi yang terjadi telah mencapai

tingkat kejenuhan maka dapat disebut sebagai komulatif infiltrasi.

Air yang diserap oleh perakaran tanaman akan digunakan sebagai bahan untuk

proses fotosintesis dan akan menguap melalui proses pernafasan tumbuhan yang

disebut dengan transpirasi. Air yang ada pada permukaan tanah akan terkena sinar

matahari dan akan menguap atau yang biasa disebut dengan evaporasi. Apabila kedua

proses diatas terjadi secara bersamaan maka prosesnya disebut dengan

evapotranspirasi.

Sedangakan pada musim penghujan air melimpah bahkan sampai membanjiri kota-

kota, begitu pula dengan lahan pertanian. Lahan pertanian yang kelebihan air tentu tidak

baik bagi tanaman. Tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan maksimal untuk itu

diperlukan upaya untuk mrngurangi jumlah air yang ada pada lahan pertanian, agar

tanaman dapat tumbuh dengan maksimal.

Irigasi dan Drainase saling berhubungan, jadi proses ini dilakukan secara

bersamaan dan tidak bias dialakukan sendiri- sendiri. Di Indonesia untuk membantu

proses Irigasi dan Drainase ini biasanya dibangun bendungan-bendungan. Pada musim

penghujan air ditampung pada bendungan, agar tidak membanjiri lahan pertanian dan

pemukiman. Sedangkan pada musim kemarau air yang ditampung pada bendungan ini

akan disalurkan pada lahan-lahan pertania agar air untuk tumbuhan tetap tersedia.

Pembangunan irigasi di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.

Sebagian besar petani di Indonesia menaman tanaman pangan . Dengan saluran irigasi

yang baik maka tanaman pada lahan pertanian akan tumbuh dengan baik dan akan

meningkatkan produksi pangan di Indonesia. Selain itu juga untuk mengamankan lahan

pertanian dari pengalihan lahan. Apabila irigasi buruk maka ketersediaan air pada lahan

pertanian tersebut akan tergangggu. Dan itu akan memicu petani akan mengalihkan

lahan pertanian untuk keperluan lain misalnya dibuat perumahan, pabrik dll. Dan untuk

mengatasi persoalan penduduk .

1.1.  Pengertian Dan Tujuan .Irigasi

Page 2: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

1.      Pengertian Irigasi.

Menurut peraturan pemerintah No. 23 / 1998 tentang irigasi, bahwa Irigasi ialah

usaha untuk penyedian dan pengaturan air untuk menunjang pertanian. Menurut PP No.

22 / 1998 irigasi juga termasuk dalam pengertian Drainase yaitu : mengatur air terlebih

dari media tumbuh tanaman atau petak agar tidak mengganggu  pertumbuhan maupun

produksi tanaman. Sedangkan Small dan Svendsen ( menyebutkan bahwa irigasi ialah :

tindakan intervasi manusia untuk mengubah aliran air dari sumbernya menurut ruang

dan waktu serta mengolah sebagian atau seluruh jumlah tersebut menaikkan

produksi pertanian (http://zanius.blogspot.com).

Yang dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian

atau berkaitan  dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan

lain-lain usaha pertanian, rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut

pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara

teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan

pertanian. Masih sering kita jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah "Pengairan".

Untuk sementara istilah irigasi kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah

pengairan.

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan, pembagian, dan pemberian air

ke lahan usahatani (http://kuliahitukeren.blogspot.com).

2.      Jaringan irigasi

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007, disebutkan

bahwa jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang

merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,

penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

Ada beberapa jenis jaringan irigasi yaitu:

1.      Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas bangunan

utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-

sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

2.      Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran

sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan

sadap, dan bangunan pelengkapnya.

3.      Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana

pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter

dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.

1.2.  Tujuan Irigasi

Page 3: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

Dalam tujuan irigasi dibahas : tujuan irigasi secara langsung dan secara tidak

langsung.

a. Tujuan irigasi secara langsung

Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu

kondisi tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan

prosentase kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga

mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.

b. Tujuan irigasi secara tidak langsung

Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha

pertanian melalui berbagai cara antara lain :

1.      Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan tidak

sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan cara

mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.

2.      Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsur

unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah untuk

melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan ketempat

pembuangan.

3.      Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa

direndam dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.

4.      Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dinding

dinding saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan tanaman

untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.

5.      Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip

pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan berpengaruh

sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.

6.      Kolmatasi, yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air berlumpur

dan akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi sehingga genangan

yang terjadi selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian dimungkcinkan adanya usaha

pertanian.

Page 4: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :

a. Irigasi Sistem Gravitasi

Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama. dikenal dan diterapkan

dalam kegiatan usashatani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil dari air yang ada

di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dan danau di dataran tinggi. Pengaturan

dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan, dilakukan secara

gravitatif.

b. Irigasi Sistem Pompa

Sistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan,apabilapengambilan secara

gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi mauupn teknik. Cara ini membutuhkan

modal kecil,  namun memerlukan biaya eksploitasi yang besar. Sumber air yang dapat

dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai, misalnya Setasiun Pompa

Gambarsari dan Pesangrahan (sebelum ada Bendung Gerak Serayu), atau dari air

tanah, seperti pompa air suplesi di 01 simo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

c. Irigasi Pasang-surut

Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang

memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal

yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung

dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk daerah Kalimantan misalnya, daerah ini bisa

mencapai panjang 30 - 50 km memanjang pantai dan 10 - 15 km masuk ke darat. Air

genangan yang berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan

tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air laut surut.

Klasifikasi jaringan irigasi jika ditinjau dari cara pengalirannya

a.         Saluran terbuka (open chanel) yaitu saluran yang dibuat terbuka, sehingga air yang

mengalir tanpa ditutup oleh apapun.

b.        Jaringan pipa (pipe network) yaitu irigasi yang menggunakan jaringan pipa, air mengalir

di dalam pipa dan dialirkan ke tanaman.

Adapun klasifikasi jaringa irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara

pengukuran aliran air dan fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :

a. Jaringan Irigasi Sederhana

Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atau diatur

sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air biasanya

berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh karena itu hampir-

hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian air. Jarihgan irigasi ini

walaupun mudah diorganisir namun memiliki kelemahan kelemahan serius yakni :

1. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang

tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang subur.

Page 5: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

2. Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk

karena tiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri.

3. Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umurnya

pendek.

b. Jaringan Irigasi Semi Teknis

Pada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak di sungai

lengkap dengan pintu pengambilan tanpa bangunan pengukur di bagian hilirnya.

Beberapa bangunan permanen biasanya juga sudah dibangun di jaringan saluran.

Sistim pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana. Bangunan

pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari pada daerah

layanan jaringan sederhana.

c. Jaringan Irigasi Teknis

Salah satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara saluran

irigasi/pembawa dan saluran pembuang pematus. Ini berarti bahwa baik saluran

pembawa maupun saluran pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Saluran pembawa mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah dan saluran pembuang

mengalirkan kelebihan air dari sawahsawah ke saluran pembuang. Petak tersier

menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis. Sebuah petak tersier terdiri dari

sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya berkisar antara 50 - 100 ha

kadang-kadang sampai 150 ha. Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke

sawah. Kelebihan air ditampung didalam suatu jaringan saluran pembuang tersier dan

kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan kuarter. Jaringan

irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air

yang paling efisien dengan mempertimbangkan waktuwaktu merosotnya persediaan air

serta kebutuhan petani. Jaringan irigasi teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran

aliran, pembagian air irigasi dan pembuangan air lebih secara efisien. Jika petak tersier

hanya memperoleh air apda satu tempat saja dari jaringan utama, hal ini akan

memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran primer, ekspoitasi yang lebih

baik dan pemeliharaan yang lebihmurah. Kesalahan dalam pengelolaan air di petak-

petak tersier juga tidak akan mempengaruhi pembagian air di

jaringan utama.

Menurut cara pemberian /distibusinya di lahan

-          Irigasi permukaan

-          Irigasi bawah tanah

-          Irigasi curah (contoh; konfensional)

-          Irigasi tetes

Untuk lebih jelas tentang cara pemberian air akan dijelaskan pada RPP berikut

Page 6: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

SISTEM  IRIGASI DITINJAU DARI CARA PEMBERIAN/DISTRIBUSINYAKE LAHAN

Menurut Sudjarwadi (1990), ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan

dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan menjadi 4 adalah sebagai berikut :

1.    Sistem Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System)

Sistem irigasi permukaan terjadi dengan menyebarkan air ke permukaan tanah dan

membiarkan air meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air dibawa dari sumber ke lahan melalui

saluran terbuka baik dengan atau lining maupun melalui pipa dengan head rendah. Investasi

yang diperlukan untuk mengembangkan irigasi permukan relatif lebih kecil daripada irigasi

curah maupun tetes kecuali bila diperlukan pembentukan lahan, seperti untuk membuat teras

(Soemarto, 1999).

Sistem irigasi permukaan (Surface irrigation), khususnya irigasi alur (Furrow

irrigation) banyak dipakai untuk tanaman palawija, karena penggunaan air oleh tanaman lebih

efektif. Sistem irigasi alur adalah pemberian air di atas lahan melalui alur, alur kecil atau

melalui selang atau pipa kecil dan megalirkannya sepanjang alur daalam lahan

(Michael,1978).

Untuk menyusun suatu rancangan irigasi harus diadakan terlebih dahulu survei

mengenai kondisi daerah yang bersangkutan serta penjelasannya, penyelidikan jenis-jenis

tanah pertanian, bagi bagian-bagian yang akan diirigasi dan lain-lain untuk menentukan cara

irigasi dan kebutuhan air tanamannya (Suyono dan Takeda, 1993).

Suatu daerah irigasi permukaan terdiri dari susunan tanah yang akan diairi secara

teratur dan terdiri dari susunan jaringan saluran air dan bangunan lain untuk mengatur

pembagian, pemberian, penyaluran, dan pembuangan kelebihan air. Dari sumbernya, air

disalurkan melalui saluran primer lalu dibagi-bagikan ke saluran sekunder dan tersier dengan

perantaraan bangunan bagi dan atau sadap terser ke petak sawah dalam satuan petak tersier.

Petak tersier merupakan petak-petak pengairan/pengambilan dari saluran irigasi yang terdiri

dari gabungan petak sawah. Bentuk dan luas masing-masing petak tersier tergantung pada

topografi dan kondisi lahan akan tetapi diusahakan tidak terlalu banyak berbeda. Apabila

terlalu besar akan menyulitkan pembagian air tetapi apabila terlalu kecil akan membutuhkan

bangunan sadap. Ukuran petak tersier diantaranya adalah, di tanah datar : 200-300 ha, di

tanah agak miring : 100-200 ha dan di tanah perbukitan : 50-100 ha (Anonim, 2007).

Terdapat beberapa keuntungsn menggunakan irigasi furrow.  Keuntungannya sesuai

untuk semua kondisi lahan, besarnya air yang mengalir dalam lahan akan meresap ke dalam

tanah untuk dipergunakan oleh tanaman secara efektif, efisien pemakaian air lebih besar

dibandingkan dengan sistem irigasi genangan (basin) dan irigasi galengan (border)

(Michael,1978).

Untuk menyusun suatu rancangan irigasi terlebih dahulu dilakukan survey mengenai

kondisi daerah yang bersangkutan serta penjelasannya, penyelidikan jenis-jenis tanaman

Page 7: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

pertaniannya, bagian-bagian yang diairi dan lain-lain untuk menentukan cara irigasi dan

kebutuhan air tanamannya (Sosrodarsono dan Takeda, 1987).

Sistem irigasi permukaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu peluapan dan

penggenangan bebas (tanpa kendali) serta peluapan penggenangan secara terkendali. Sistem

irigasi permukaan yang paling sederhana adalah peluapan bebas dan penggenangan. Dalam

hal ini air diberikan pada areal irigasi dengan jalan peluapan untuk menggenangi kiri atau

kanan sungai yang mempunyai permukaan datar. Sebagai contoh adalah sistem irigasi kuno

di Mesir. Sistem ini mempunyai efisiensi yang rendah karena penggunaan air tidak terkontrol.

Sistem irigasi permukaan lainnya adalah peluapan dan penggenangan secara terkendali.

Cara yang umum digunakan dalam hal ini adalah dengan menggunakan bangunan penangkap,

saluran pembagi saluran pemberi, dan peluapan ke dalam petak petak lahan beririgasi. Jenis

bangunan penangkap bermacam-macam, diantaranya adalah (1) bendung, (2) intake, dan (3)

stasiun pompa.

2.    Sistem Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface Irrigation System)

Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air ke dalam

tanah di bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan

pipa porus. Lengas tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan

selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.

3.    Sistem irigasi dengan pancaran (sprinkle irrigation)

Irigasi curah atau siraman (sprinkle) menggunakan tekanan untuk membentuk tetesan

air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Disamping untuk memenuhi kebutuhan

air tanaman. Sistem ini dapat pula digunakan untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi

angin, memberikan pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui

jaringan pipa yang disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-

masing mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995).

Sistem irigasi curah dibagi menjadi dua yaitu set system (alat pencurah memiliki posisi

yang tepat),serta continius system (alat pencurah dapat dipindah-pindahkan). Pada set system

termasuk ; hand move, wheel line lateral, perforated pipe, sprinkle untuk tanaman buah-

buahan dan gun sprinkle.  Sprinkle jenis ini ada yang dipindahkan secara periodic dan ada

yang disebut fixed system atau tetap (main line lateral dan nozel tetap tidak dipindah-

pindahkan). Yang termasuk continius move system adalah center pivot, linear moving lateral

dan traveling sprinkle (Keller dan Bliesner, 1990).

Menurut Hansen et. Al (1992) menyebutkan ada tiga jenis penyiraman yang umum

digunakan yaitu nozel tetap yang dipasang pada pipa, pipa yang dilubangi (perforated

sprinkle) dan penyiraman berputar. Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta

kondisi topografi, tata letak system irigasi curah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

Page 8: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

a.       Farm system, system dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan satu-satunya

fasilitas pemberian air irigasi

b.      Field system, system dirancang untuk dipasang di beberapa lahan pertanian dan

biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan pada letak persemaian,

c.       Incomplete farm system, system dirancang untuk dapat diubah dari farm system

menjadi fiekd system atau sebaliknya.

Berapa kelebihan sistem irigasi curah dibanding desain konvensional atau irigasi

gravitasi antara lain :

a.       Sesuai untuk daerah-daerah dengan keadaan topografi yang kurang teratur dan profil

tanah yang relative dangkal.

b.      Tidak memerlukan jaringan saluran sehingga secara tidak langsung akan menambah

luas lahan produktif serta terhindar dari gulma air

c.        Sesuai untuk lahan berlereng tampa menimbulkan masalah erosi yang dapat

mengurangi tingkat kesuburan tanah.

Sedangkan kelemahan sistem irigasi curah menurut Bustomi  (1999), adalah:

a.      Memerlukan biaya investasi dan operasional yang cukup tinggi, antara lain untuk

operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil.

b.      Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk memperoleh tingkat

efisiensi yang tinggi

Menurut Keller (1990) efisiensi irigasi curah dapat diukur berdasarkan keseragaman

penyebaran air dari sprinkle. Apabila penyebaran air tidak seragam maka dikatakan efisiensi

irigasi curah rendah. Parameter yang umum digunakan untuk mengevaluasi keseragaman

penyebaran air adalah coefficient of uniformity (CU). Efisiensi irigasi curah yang tergolong

tinggi adalah bila nilai CU lebih besar dari 85%.

Berdasarkan penyusunan alat penyemprot, irigasi curah dapat dibedakan ; (1) system

berputar (rotaring hed system) terdiri dari satu atau dua buah nozzle miring yang berputar

dengan sumbu vertical akibat adanya gerakan memukul dari alat pemukul (hammer blade).

Sprinkle ini umumnya disambung dengan suatu pipa peninggi (riser) berdiameter 25 mm

yang disambungkan dengan pipa lateral, (2) system pipa berlubang (perforated pipe system),

terdiri dari pipa berlubang-lubang, biasa dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5-2,5

kg/cm2 , hingga sumber tekanan cukup diperoleh dari tangkai air yang ditempatkan pada

ketinggian tertentu (Prastowo dan Liyantono, 2002).

Umumnya komponen irigasi curah terdiri dari (a) pompa dengan tenaga penggerak

sebagai sumber tekanan, (b) pipa utama, (c) pipa lateral, (d) pipa peninggi (riser) dan (e)

kepala sprinkle (head sprinkle). Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik

atau motor bakar. Pipa utama adalah pipa yang mengalirkan air ke pipa lateral. Pipa lateral

adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkle. Kepala sprinkle adalah

alat/bagian sprinkle yang menyemprotkan air ke tanah (Melvyn, 1983).

 Gambar dibawah ini memberikan ilustrasi salah satu alat irigasi dengan pancaran.

Page 9: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

4.    Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)

 Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa/ selang berlubang dengan

menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesan-tetesan langsung pada

daerah perakaran tanaman. Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air

tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga mereduksi kehilangan air

akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air lebih efisien, mengurangi limpasan, serta

menekan/mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986)

Ciri- ciri irigasi tetes adalah debit air kecil selama periode waktu tertentu, interval

(selang)yang sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi , air diberikan pada daerah

perakaran tanaman, aliran air bertekanan dan efisiensi serta keseragaman pemberian air lebih

baik  ( http://www.deptan.go.id. Jakarta ).

Menurut Michael(1978) Unsur-unsur utama pada irigasi tetes yang perlu diperhatikan

sebelum mengoperasikan peralatan irigasi tetes adalah :

a.    Sumber air, dapat berupa sumber air permanen (sungai, danu, dan lain-lain), atau sumber

air buatan (sumur, embung dan lain-lain)

b.    Sumber daya, sumber tenaga yang digunakan untuk mengalirkan air dapat dari gaya

gravitasi (bila sumber air lebih tinggi daripada lahan pertanaman), dan untuk sumber air yang

sejajar atau lebih rendah dari pada lahan pertanaman maka diperlukan bantuan pompa. Untuk

lahan yang mempunyai sumber air yang dalam, maka diperlukan pompa penghisap pompa air

sumur dalam.

c.    Saringan, untuk mencegah terjadinya penyumbatan meke diperlukan beberapa alat

penyaring, yaitu saringan utama (primary filter) yang dipasang dekat sumber air, sringan

kedua (secondary filter) diletakkan antara saringan utama dengan jaringan pipa utama.

Dewasa ini keberhasilan tumbuh tanaman cendana di lahan kritis savana kering NTT

dirasakan masih rendah (kurang dari 20%). Hal ini disebabkan pada awal penanaman di

lapangan cendana belum beradaptasi dengan baik karena masalah kondisi tanahnya marginal

dan kekurangan air. Masalah kekurangan air akibat curah hujan yang rendah,waktunya

pendek dan turunnya tidak teratur adalah salah satu masalah krusial yang dihadapi setiap

tahun. Untuk menangani masalah ini maka teknik pengairan secara konvensional dengan

irigasi tetes perlu diterapkan agar tanaman cepat beradaptasi dengan lingkungan sehingga

pertumbuhannya meningkat. Pemanfaatan irigasi tetes dengan menggunakan wadah yang

murah dan mudah didapat di lokasi penanaman seperti bambu, botol air mineral dan pot tanah

serta pemanfaatan air embung,mata air,sungai dan pemanenan air hujan perlu mendapatkan

pertimbangan.(http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id)

Irigasi tetes adalah teknik penambahan kekurangan air pada tanah yang dilakukan

secara terbatas dengan menggunakan tube (wadah) sebagai alat penampung air yang disertai

lubang tetes di bawahnya. Air akan keluar secara perlahan -lahan dalam bentuk tetesan ke

tanah yang secara terbatas membasahi tanah. Lubang tetes air dapat diatur sedemikian rupa

sehingga air cukup hanya membasahi tanah di sekitar perakaran

(http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id - Web Site BBP Mekanisasi Pertanian)

Menurut Hansen (1986) kegunaan  dari Irigasi tetes adalah :

Page 10: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

a.    Untuk menghemat penggunaan air tanaman.

b.    Mengurangi kehilangan air yang begitu cepat akibat penguapan dan infiltrasi.

c.    Membantu memenuhi kebutuhan air tanaman pada awal penanaman sehingga juga akan

meningkatkan pemanfaatan unsur hara tanah oleh tanaman.

d.   Mengurangi stresing atau mempercepat adaptabilitas bibit sehingga meningkatkan

keberhasilan tumbuh tanaman.

e.    Melakukan pemanenan air hujan lewat wadah irigasi tetes secara terbatas sehingga dapat

digunakan tanaman.

Sistem irigasi tetes memang konsep pemanfaatan air tanaman yang belum populer

Namun, sistem ini telah membumi di belahan bumi lain. Orang asing telah menginsyafi

seberapa banyak porsi air minum yang bisa mengobati dahaga yang dirasakan tanaman.

Tanaman diberi “minum” secukupnya. “Jika kelebihan air, nutrisi yang mesti diserap

tanaman bisa hanyut. Andai kebanyakan air pun batang tanaman bisa membusuk. Jadi, jangan

menyiram tanaman sampai tampak seperti kebanjiran,” Konsep taman kota maupun taman

keluarga dianjurkan memakai sistem ini. Tanaman cukup ditetesi air sesuai porsi yang

diperlukannya. Cara ini bukan hanya membantu tanaman tak sampai kelebihan mengonsumsi

air. “Sistem ini pun lebih bernilai ekonomis   (http://www.cybertokoh.com/mod.php)

Sistem yang digunakan adalah dengan memakai pipa-pipa dan pada tempat-tempat

tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke tanah. Perbedaan dengan sistem

pancaran adalah besarnya tekanan pada pipa yang tidak begitu besar. Gambar dibawah ini

memberikan Ilustrasi mengenai sistem irigasi tetes.

Pemilihan jenis sistem irigasi sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, klimatologi,

topografi, fisik dan kimiawi lahan, biologis tanaman, sosial ekonomi dan budaya, teknologi

(sebagai masukan sistem irigasi) serta keluaran atau hasil yang akan diharapkan.

Sedangkan cara pemberian air irigasi ini berdasarkan topografi, ketersediaan air, jenis

pertimbangan lain. tergantung pada kondisi tanah, keadaan tanaman, iklim, kebiasaan petani

dan Cara pemberian air irigasi yang termasuk dalam eara pemberian air lewat permukaan,

dapat disebut antara lain :

a.    Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir cukup

tinggi sehingga daerah akan cukup sempurna dalam pembasahannya, cara ini hanya  cocok

apabila cadangan dan ketersediaan air cukup banyak.

b.    Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian, atau air dialirkan

dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah.

c.    Check flooding : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan ke dalam selokan,

untuk kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil, keuntungan dari sistem ini adalah

bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi.

d.   Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang keeil dengan

galengan berukuran 10 x 100 m2 sampai 20 x 300 m2, air dialirkan ke dalam tiap petak

melalui pintu-pintu.

e.    Zig-zig method: daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran atau

persegi panjang,  tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan mengalir

Page 11: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IRIGASI.docx

melingkar sebelum meneapai lubang pengeluaran. Cara ini menjadi dasar dari pengenalan

perkembangan teknik dan peralatan irigasi.

f.     Bazin method : cara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin

dibangun mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalarnnya melalui selokan lapangan

seperti pada chek flooding.

g.    Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta buah-

buahan lainnya. Tumbuhan tersebut ditanam pada tanah gundukan yang paralel dan diairi

melalui lembah di antara gundukan.