pengenalan budidaya buah naga di lapangan

25
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI ACARA V PENGENALAN BUDIDAYA LAPANGAN KOMODITAS BUAH NAGA Disusun oleh : 1 . Muflikhatun 13542 2 . Yani Sri Veronica 13544 3 . Ivan Pito Pradhana 13550 4 . Putu Eka Laditya Rianta 13580 5 . Hizkia Satrio 13588 Gol/Kel : A5/1 Asisten : Azizah Umi D. Dina Islamiyah P. Fidian Nur A.

Upload: ivan-pito-pradhana

Post on 29-Sep-2015

165 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Agronomi, Pertanian, Ekonomi, Peluang Usaha

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMIACARA V

PENGENALAN BUDIDAYA LAPANGAN KOMODITAS BUAH NAGA

Disusun oleh :1.Muflikhatun13542

2.Yani Sri Veronica13544

3.Ivan Pito Pradhana13550

4.Putu Eka Laditya Rianta13580

5.Hizkia Satrio13588

Gol/Kel: A5/1Asisten: Azizah Umi D.

Dina Islamiyah P.

Fidian Nur A.LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015PENGENALAN BUDIDAYA LAPANGAN KOMODITAS BUAH NAGAI. PENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis sehingga berbagai macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang di negara Indonesia. Banyak tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh di Indonesia. Kelebihan Indonesia sebagai negara agraris tidak diimbangi dengan pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai teknik pembudidayaan tanaman dan pengolahannya.Salah satu produk pertanian yang kurang diperhatikan masyarakat Indonesia yaitu buah. Di Indonesia banyak sekali tanaman buah yang dapat dibudidayakan. Faktor tersebut disebabkan karena Indonesia sangat kaya akan relief dan topografi, memiliki daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah. Kayanya relief dan topografi menyebabkan hampir semua tanaman, baik semusim ataupun tahunan, dapat dibudidayakan dan dijadikan salah satu komoditas bagi Indonesia. Salah satu contoh buah tahunan yang dapat dibudidayakan petani Indonesia yaitu buah naga atau yang sering disebut sebagai Dragon Fruit yang mempunyai nilai jual sangat tinggi karena banyak masyarakat masih awam tentang buah naga dan bagaimana cara budidaya serta pemanfaatan buah naga itu sendiri.

Buah naga masih tergolong dalam tanaman kaktus yang hidup didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman ini mempunyai tulang daun yang banyak terkandung air sehingga tahan terhadap panas. Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari penuh atau tidak ada naungan karena jika tidak ada naungan akan mempengaruhi produksi buah dan pertumbuhan tanaman buah naga itu sendiri. Pada umumnya masyarakat tidak memahami bagaimana membudidaya serta manfaat pada buah naga. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk lebih mengenal teknik pembudidayaan buah naga, serta kendala dalam budidaya dan cara mengatasinya.B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Pengenalan Budidaya Tanaman Buah Naga di Lapangan adalah

1. Mengetahui tahapan budidaya tanaman buah naga(Hylocereus polyrhizus).

2. Mengetahui kendala dalam budidaya tanaman di lapangan dan cara mengatasinya.

II. TINJAUAN PUSTAKAMenurut Suratiyah (2006), pertanian bukan hanya membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman, mengelola ternak dan ikan karena tidak disertai alasan dan tujuan mengapa lahan dibuka dan diusahakan oleh manusia. Pertanian merupakan kegiatan yang menyangkut proses produksi menghasilkan bahan-bahan kebutuhan manusia yang dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak(reproduksi), dan mempertimbangkan faktor ekonomis. Sedangkan menurut KBBI (2013), pertanian berarti mengusahakan tanah dengan kegiatan tanam-menanam.Buah naga sering disebut juga kaktus manis atau kaktus madu. Buah naga bukan buah kaktus biasa yang dikenal sebagai prickly pear atau Opunctia ficus-indica yang merupakan buah yang belum banyak dikenal di Indonesia. Budidaya buah naga merupakan salah satu peluang agrobisnis pertanian yang eukup menjanjikan (Sidiq, 2012). Buah naga merupakan tanaman komoditi langka dengan prospek pasar yang masih terbuka luas, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Buah eksotik ini mulai dilirik oleh polaku usaha karena harga jualnya yang tinggi, perawatan yang mudah dan peluang pasar yang masih terbuka lebar. Cukup banyak peluang agrobisnis pertanian buah naga yang cukup potensial, diantaranya yaitu: bisnis bibit, bisnis buah segar, pasar ekspor terbuka luas, argowisata dan bisnis produk olahannya (Rebecca, et.al., 2013).

Indonesia memiliki wilayah lahan pertanian yang luas dan subur, sangat besar kemungkinannya untuk mengembangkan tanaman buah naga. Salah satu penyebab tingginya permintaan buah naga ini adalah adanya promosi yang menyebutkan bahwa buah naga sebagai buah meja berkhasiat mujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan makanan, minuman, kosmetik serta produk kesehatan. Saat ini buah naga telah dibudidayakan di Indonesia, bukan hanya buahnya yang unik, namun bentuk pohonnya juga bagus dengan bunga harum semerbak sangat bagus sebagai tanaman hias penyemarak taman. Di samping itu, budidaya buah naga cukup menjanjikan dengan alasan: mudah pemeliharaannya, merupakan tanaman tahunan yang tahan lama, tidak mudah mati, menanam buah ini tidak mengganggu mata pencaharian utama masyarakat pedessan, tidak membutuhkan biaya yang mahal, memiliki banyak manfaat, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, merupakan komoditas tanaman yang bagus untuk diekspor (Mahmudi, 2011).Bentuk pembudidayaan buah naga yang penting terletak pada penggunaan pupuk organik. Pupuk organik selain membawa nutrien, juga berperan penting dalam perbaikan struktur tanah dan kapasitas penahan air dalam daerah perakaran,aerasi yang meningkat dari media perakaran, kerapatan massa yang lebih rendah dan meningkatkan pemegang nutrien utama yaitu nitrogen dan fosfor (Williams et al., 1993). Contoh dari pupuk organik ialah pupuk kandang. Keuntungan memakai pupuk kandang adalah dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur dan permeabilitas tanah, dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur Na, K, Ca, Mg, dan Cl dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan biologis dan dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman seperti auxin, giberalin, cytokinin (Jumin dan Basri,1991). Pada penggunaan bahan kimiawi, penggunaan zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi dan kombinasi tertentu dari golongan auksin-sitokinin berbeda akan menghasilkan respon buah naga yang berbeda. Penggunaan kinetin yang dikombinasikan dengan NAA memberikan respon lebih baik dibanding penggunaan BAP dikombinasikan dengan IAA terhadap pertumbuhan buah naga. Hasil pengamatan kuantitatif dan kualitatif menunjukkan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi 3 mg/L kinetin dan 0,2 mg/L NAA merupakan perlakuan yang lebih baik dibanding perlakuan yang lain dalam menginduksi pertumbuhan tanaman buah naga (Samudin, 2009).

Seperti yang diungkapkan oleh Kristanto (2014), bahwa buah naga memiliki peluang bisnis yang masih sangat luas bagi pengusaha dan petani budidaya. Hal ini disebabkan oleh empat alasan mendasar. Alasan pertama yaitu bahwa tren buah naga semakin meningkat, bukan hanya pada masyarakat ibukota saja. Peningkatan itu terlihat dari grafik permintaan buah naga beberapa kota besar yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2013. Alasan kedua yaitu tingkat konsumsi yang bertambah. Meskipun pada awalnya buah naga kurang dapat diterima oleh masyarakat, namun lambat laun permintaan buah naga meningkat setelah masyarakat mengetahui kelezatan dan kesegaran buah naga. Alasan ketiga adalah buah naga merupakan bahan baku untuk banyak industri, seperti industri pewarna dan makanan. Alasan terakhir adalah iklim Indonesia yang mendukung, sehingga buah naga akan cepat memasyarakat di Indonesia. III. METODE PELAKSANAAN

Praktikum Acara Lima yang berjudul Pengenalan Budidaya Tanaman Buah Naga di Lapangan. Praktikum dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 7 Maret 2015 pada pukul 14.00. Lokasi wawancara adalah Sabila Farm, kebun buah naga yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 18,5, Dusun Tirtodadi, Desa Pakem Binangun, Kecamatan Pakem, kabupaten Sleman, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wawancara dibimbing oleh asisten praktikum Dasar-Dasar Agronomi, yaitu Azizah Umi D. Alat dan bahan yang digunakan dalam acara ini adalah alat tulis, buku, voice recorder, serta kamera. Teknik wawancara yang dipakai ialah wawancara di dalam kebun sambil melakukan dokumentasi.IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

1. Taksonomi Buah NagaBerikut adalah taksonomi buah naga yang umum terdapat di pasaran, diambil dari situs Plantamor:

Kingdom

: PlantaeSubkingdom: TracheobiontaSuper Divisi: SpermatophytaDivisi

: MagnoliophytaKelas

: MagnoliopsidaSub Kelas

: Hamamelidae

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: CactaceaeGenus

: HylocereusSpesies

: Hylocereus polyrhizus2. Profil Sabila Farm

Sabila Farm mulai dibuat pada tahun 2005. Alamat dari Sabila Farm adalah Jalan Kaliurang Km 18,5, Dusun Tirtodadi, Desa Pakem Binangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendiri kebun ini adalah Bapak Muhammad Gunung Sutopo. Pada awalnya, Bapak Gun(panggilan akrab untuk pemilik Sabila Farm) hanya membuka lahan perkebunan buah naga sebesar 1 hektar yang berlokasi di tempat yang sama. Setelah sepuluh tahun membudidayakan buah naga, pada tahun 2015 ini kebun buah naga Sabila Farm memiliki luas 11 hektar yang berada di beberapa tempat berbeda. Di pusat Sabila Farm, luas yang semula 1 hektar kini menjadi 2,5 hektar. Saat ini, terdapat lima pekerja sarjana dan sekitar 100 pekerja yang merupakan warga sekitar.3. Syarat Tumbuh Tanaman

Tidak ada syarat khusus untuk membudidayakan buah naga. Ketinggian yang sesuai untuk menanam buah naga adalah sekitar 300 meter dpl(di atas permukaan laut). Di Sabila Farm, buah naga dapat tahan hingga ketinggian 500 meter dpl. Curah hujan tidak tinggi, tidak sampai 100 mm per tahun. Karena buah naga termasuk tanaman kaktus, maka akan beradaptasi seperti tanaman kaktus. Iklim yang cocok adalah iklim tropis.

4. Persiapan Lahan

Saat Pak Gun pertama membeli lahan, tanah tersebut merupakan tanah yang rusak, sehingga permukaannya keras dan tidak dapat diolah. Tanah tersebut tidak dapat dicangkul, namun harus diolah dengan menggunakan traktor atau linggis. Pada saat menyiapkan media tanam, tanah diolah dengan menggunakan linggis. Luas tanah tersebut adalah 1 meter persegi dengan kedalaman 20 cm. Kemudian, bagian tengah dari tanah 1 meter x 1 meter tersebut dicangkul lagi sedalam 30 cm yang berfungsi sebagai lokasi untuk menanam tiang. Kemudian lahan ditutup lagi dan stek tanaman buah naga dapat ditanam di sekitar tiang. Jarak tanam antara tiang satu dengan tiang yang lainnya mengikuti panjang kanopi tanaman, kurang lebih jaraknya 3 meter x 3 meter.5. Persiapan Bahan Tanam

Bibit buah naga yang digunakan oleh Sabila Farm berasal dari stek. Bahan pendukung lain seperti pupuk didapatkan dari pupuk kandang yang dihasilkan oleh tetangga sekitar. Air yang digunakan dalam proses pengairan kebun buah naga didapatkan dari hujan. Meskipun buah naga bisa didapatkan dengan cara generatif, namun Sabila Farm menggunakan cara vegetatif dengan cara stek batang. Bibit buah naga didapat dari memotong sulur yang sudah ada. Ciri-ciri sulur yang dapat digunakan sebagai bibit yaitu tanaman induk harus sudah tua(minimal 3 tahun), letaknya di dalam sehingga tidak terkena cahaya matahari, serta belum pernah berbuah.

Media yang digunakan adalah lahan kering yang memiliki topografi lereng atau miring yang memiliki kandungan hara cukup. Secara umum, pohon buah naga tidak memerlukan media tanam khusus karena sifatnya sebagai tanaman dari keluarga kaktus yang tahan terhadap keadaan ekstrim. Yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan buah naga adalah jumlah air yang ada di media tanam tidak boleh berlebihan.

Buah naga tidak memerlukan penyiraman secara rutin. Dalam 10 tahun terakhir(2005-2015), kebun di Sabila Farm belum pernah disiram secara manual, namun hanya mengandalkan curah hujan yang cukup. Bentuk pemeliharaan yang dilakukan adalah pembuatan drainase untuk menghindari penggenangan air di sekitar tanaman buah naga, pemasangan lampu untuk merekayasa pertumbuhan buah naga di musim penghujan, serta melakukan penyerbukan manual pada bunga buah naga. Penyerbukan dilakukan secara manual karena putik dan benang sari dari bunga buah naga memiliki panjang yang berbeda, di mana putih lebih panjang daripada benang sari sehingga serbuk sari tidak dapat masuk ke putik tanpa bantuan organisme lain. Tanpa adanya penyerbukan manual, maka bunga buah naga tidak pernah terbentuk.6. Penanaman

Bibit buah naga tidak mengalami jangka waktu tertentu untuk pembibitan. Bibit-bibit tersebut dapat langsung diambil dengan cara memotong bagian sulurnya. Bibit buah naga ditanam dengan jarak 3x3 meter antar tiang. Jadi, dalam 1 hektar ada kurang lebih 1000 pohon buah naga. Di Sabila Farm Km18,5 terdapat 1.800 pohon. Pada kebun ini digunakan sistem tumpangsari, yaitu ditanami dengan komoditas sirsak, srikaya, jambu kristal, dan komoditas lain di samping komoditas utama berupa buah naga. Karena buah naga merupakan tanaman tahunan, maka tanaman ini memerlukan usia tiga tahun sebelum akhirnya dapat berbuah. Sepanjang hidupnya, tanaman ini dapat menghasilkan buah selama 25 tahun.

7. Pemeliharaan

Terdapat tiga bentuk pemeliharaan yang dilakukan di Sabila Farm, yakni pemupukan, pengendalian OPT, serta pengairan. Pemupukan dilakukan setiap empat bulan sekali dengan campuran khusus. Campuran tersebut berupa pupuk kandang sebanyak 20 kilogram, kapur sebanyak 1 kilogram, dan sekam sebanyak 1-2 kilogram. Bahan-bahan kompos tersebut diaduk, lalu kompos ditimbun dengan tanah. Perlakuan ditimbun dalam tanah hanya dilakukan pada pemberian kompos untuk pertama kali. Pada pemberian kompos berikutnya, teknik pemupukan hanya dengan cara ditaruh di sekitar batang buah naga tersebut, tidak perlu dibenamkan ke dalam tanah.

Organisme pengganggu yang utama bagi buah naga adalah ayam, burung, dan tikus. Ayam berasal dari ayam milik penduduk sektar yang mematuki buah yang sudah besar. karena buah naga tersebut akan tertarik ke bawah akibat gaya gravitasi, maka buah tersebut semakin dekat dengan tanah. Akibatnya, organisme pengganggu tersebut dapat memakan buah naga. Pengendalian dilakukan dengan cara mengusir organisme-organisme tersebut secara manual.

Penyiraman tanaman buah naga hanya bergantung pada hujan. Apabila intensitas hujan terlalu besar, maka aka nada kemungkinan bahwa buah naga tersebut akan digenangi oleh air. Karena buah naga tidak tahan pada air yang menggenang, maka lahan dibuat miring agar air dari atas dapat mengalir ke bawah, sehingga air akan langsung hilang dan tidak sempat tergenang. Selain itu, pengelola Sabila Farm juga membuat selokan-selokan di sekitar tanaman buah naga untuk membantu proses drainase.8. PascapanenDi Sabila Farm, terdapat dua macam perlakuan pascapanen, yakni dijual langsung dan diolah menjadi beraneka macam makanan. Penjualan secara langsung dilakukan dengan mencuci buah naga terlebih dahulu. Setelah dicuci, buah naga dikelompokkan atau disortasi sesuai dengan kualitasnya. Buah naga yang telah disortasi kemudian dimasukkan ke dalam Styrofoam dan dikirim ke pembeli.

Pengolahan buah naga yang ada di Sabila Farm yaitu pudding, cheese stick, dan juga selai. Ada juga penelitian dari mahasiswa Jurusan Farmasi yang membuat lipstick dari buah naga. Produk sampingan lainnya yang dapat dibuat yaitu oseng-oseng yang terbuat dari kulit buah naga dan teh dari bunga buah naga. Selain itu, Sabila Farm juga menjual stek tanaman buah naga yang dijual Rp12.000,00 per batang. Dengan cara tersebut, Sabila Farm juga turut menggerakkan bisnis budidaya buah di Indonesia.9. Pemasaran

Produk buah naga dari Sabila Farm dijual di luar provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan pada petani buah naga lokal untuk memasarkan hasil panen buah naga ke supermarket, toko buah, dan pasar di Yogyakarta. Sampai saat ini, Sabila Farm belum pernah melakukan ekspor ke luar negeri karena untuk menjalankan ekspor harus memenuhi tiga K, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Kualitas dari buah naga harus diperhatikan dan sesuai dengan standar internasional. Kuantitas adalah banyaknya buah naga yang harus diekspor, dalam jumlah truk. Kontinuitas berarti ekspor tidak boleh terputus, harus dapat memenuhi permintaan pembeli sepanjang tahun.10. Analisis UsahataniProduk Buah Naga masih menjadi komoditas yang asing bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, bisnis budidaya buah naga merupakan salah satu pilihan bisnis tanaman yang menguntungkan. Selain buahnya, produk sampingan seperti bunga dan stek juga dapat dijual. Bisnis ini juga menguntungkan warga sekitar, terutama bagi para pekerja serabutan dan pengangguran karena bisnis ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka.

B. PembahasanAda tiga macam buah naga yang dibudidayakan oleh Sabila Farm menurut warnanya yaitu buah naga warna putih(Hylocereus undatus), merah(Hylocereus spp.), dan kuning(Selenicerius megalanthus). Buah naga warna merah dibagi lagi menjadi buah naga merah kualitas biasa(Hylocereus polyrhizus) dan buah naga merah kualitas super(Hylocereus costaricensis). Ada perbedaan antara buah naga putih dengan buah naga merah super, terutama apabila dilihat dari durinya. Duri dari buah naga putih lebih tegas dibandingkan duri buah naga merah super. Selain itu, buah naga warna putih memiliki warna putih di tepi sulurnya. Ciri khas dari buah naga merah super adalah adanya lapisan lilin di kulit batangnya. Perbedaan lain dari buah naga putih dan merah super adalah gelombang pada batang tanaman buah naga putih lebih panjang-panjang, sedangkan gelombang di batang tanaman buah naga merah lebih rapat dan cenderung flat. Perbedaan terakhir dari buah naga putih dan merah super adalah letak duri. Pada buah naga merah super, durinya terletak di puncak sedangkan duri buah naga putih terletak di lembah.Buah naga memiliki tiga sifat khas yang membedakannya dengan buah lain. Ketiga sifat tersebut yaitu tanaman hari panjang, tanaman gravitasi, serta tanaman epifit. Tanaman hari panjang yaitu tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari agar dapat tumbuh dengan optimum. Tanaman gravitasi berarti sulur belum bisa menghasilkan buah jika belum mengarah ke bumi. Tanaman epifit berarti tanaman membutuhkan media rambat atau tiang untuk dapat tumbuh dan berkembang. Tanpa tiang, tanaman buah naga hanya dapat menumbuhkan sulur namun tidak akan pernah berbuah.

Buah naga berasal dari duri yang tumbuh dari batang tanaman. Dari duri, akan muncul bunga yang kelak akan menjadi buah naga. Lama waktu tumbuhnya bunga sampai mekar adalah sekitar 20 hari. Bunga buah naga mekar sekitar jam 11 malam sampai jam 2 pagi. Lama waktu antara bunga mekar hingga buah menjadi matang adalah sekitar tiga puluh hari. Jadi, untuk menghasilkan satu buah naga dibutuhkan waktu kurang lebih 53 hari dari awal munculnya kuncup bunga hingga buah naga menjadi matang.Tanaman buah naga yang ada di Sabila Farm dapat menghasilkan sekitar 20 kilogram per tanaman dalam satu musim panen(. Musim panen buah naga terjadi pada bulan November hingga April karena pada bulan-bulan itu matahari sedang berada dekat dengan bumi bagian selatan. Perbedaan terjadi pada tanaman buah naga yang dibudidayakan di Kalimantan dan Israel. Musim panen di Kalimantan terjadi sepanjang tahun karena suhu di Kalimantan lebih panas daripada di Yogyakarta, sehingga tanaman buah naga yang merupakan tanaman xerofit dapat tumbuh dengan lebih baik di Kalimantan. Di Israel, satu tiang buah naga dapat berproduksi hingga 250 kilogram dalam satu kali panen. Negara lain yang dapat memproduksi buah naga dalam jumlah besar per tanamannya adalah Vietnam yang dapat memproduksi 50-60 kilogram dalam sekali panen serta Thailand yang mampu menghasilkan 70 kilogram dalam sekali panen. Hal ini disebabkan terutama karena teknologi. Irigasi mikro di Israel sudah lebih maju dibandingkan teknologi di Indonesia. Teknologi-teknologi tersebut misalnya pada saat tanaman kekurangan air beberapa milliliter, maka air akan langsung dialirkan ke tanaman tersebut sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Pada tanah, saat tanah kekurangan beberapa ppm(part per million) unsur Nitrogen, maka Nitrogen akan dipasok ke tanah yang membutuhkan secara otomatis.

Meskipun demikian, Sabila Farm juga memiliki teknologi yang dapat membuahkan buah naga di luar musim. Teknologi tersebut adalah menyinari tanaman dengan lampu, terutama pada saat mendung atau malam hari. Dengan penggunaan lampu tersebut, sinar matahari dapat digantikan. Hal ini disebabkan karena buah naga termasuk tanaman hari panjang, yang membutuhkan sinar matahari lebih dari 12 jam. Bukti dari keberhasilan teknologi ini adalah terdapat perbedaan jumlah buah naga yang dihasilkan antara bagian yang disinari lampu dengan bagian yang tidak disinari oleh lampu.Penanganan buah naga pada saat panen memerlukan perhatian khusus. Buah naga harus dipetik dengan gunting, tidak boleh dipetik langsung dengan tangan. Setelah dipetik, buah naga kemudian dicuci. Proses selanjutnya ialah sortasi, yaitu memisahkan buah naga sesuai dengan penampilan dan kualitasnya. Kemudian, packing dengan cara disusun ke dalam kardus styrofoam, lalu dimasukkan ke dalam kardus. Kardus-kardus tersebut kemudian dikirim ke pembeli.

Keunggulan buah naga Sabila dengan buah impor adalah rasanya. Rasa buah naga impor lebih asam dibandingkan buah naga Sabila karena buah naga Sabila matang di pohon, sedangkan buah impor belum sampai matang di pohon. Buah impor dikirim saat setengah matang, padahal buah naga tidak bisa diperam/matang setelah dipetik dari pohon. Buah naga termasuk buah non klimaterik, harus matang di pohon untuk menghasilkan rasa yang manis dan enak. Pada saat digunting, semua perubahan pati menjadi glukosa akan berhenti.Apabila dibandingkan dengan pembudidayaan buah naga yang dilakukan oleh Sukirno Adianto, terdapat beberapa perbedaan dalam proses penanaman, perawatan, hingga perlakuan pascapanen dari buah naga. Perbedaan terletak pada pemberian jenis pupuk kandang yang berbeda. Pada Sabila Farm, digunakan pupuk kandang yang dicampuri kapur dan sekam. Pada kebun buah naga yang dikelola oleh Bapak Sukirno, digunakan pupuk kandang yang dicampur dengan limbah gula, limbah susu dan dolomit. Proses pengairan juga berbeda dengan Bapak Sukirno. Pada Sabila Farm, pengairan dilakukan dengan memanfaatkan hujan, sedangkan Bapak Sukirno melakukan penyiraman setiap dua hari sekali. Selain itu, terdapat perbedaan terletak pada pemupukannya. Pemupukan yang dilakukan oleh Sabila Farm sebanyak tiga kali dalam setahun, sedangkan pemupukan yang dilakukan oleh Bapak Sukirno adalah dua kali dalam setahun. Perbedaan perlakuan antara Sabila Farm dengan Bapak Sukirno tentunya dapat menghasilkan kualitas buah yang berbeda pula.V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tahapan budidaya komoditas buah naga(Hylocereus polyrhizus) ialah melakukan pengolahan tanah, proses penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan hingga akhirnya pemasaran.

2. Kendala dalam budidaya buah naga di lapangan meliputi serangan organisme pengganggu yang dapat ditanggulangi dengan pengusiran secara manual.

B. Saran

1. Untuk praktikan, dalam melakukan wawancara sebaiknya dilakukan dengan lebih efektif dan selalu mengingat waktu agar tidak terbuang percuma.2. Untuk asisten, sebaiknya memberikan pengarahan terlebih dahulu mengenai apa saja yang harus dilakukan ketika berada di lapangan secara langsung serta memberikan kebebasan dalam memilih komoditas yang akan dicari untuk dilakukan wawancara.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2008. Buah naga(Hylocereus undatus). . Diakses 15 Maret 2015.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima. Balai Pustaka. Jakarta.Jumin dan H. Basri. 1991. Dasar-Dasar Aronomi. PT Baja Grafindo. Jakarta.Kristanto, D. 2014. Berkebun Buah Naga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mahmudi. 2011. Pengelolaan Pengetahuan Buah Naga: Budidaya dan Pemanfaatannya. PDII-LIPI. Jakarta.

Rebecca, O. P. S., A.N. Boyce, and S. Chandran. 2010. Pigment identification and antioxidant properties of red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus). African Journal of Biotechnology 9:1450-1454.

Samudin, S. 2009. Pengaruh penambahan auksin-sitokinin pada pertumbuhan buah naga. Media Litbang Sulteng 2: 62-66.

Santoso, PJ. 2013. Budidaya buah naga organik di pekarangan, berdasarkan pengalaman petani di kabupaten Malang. Iptek Hortikultura 9: 26-31.Sidiq, M. 2012. Tropical and Subtropical Fruits: Postharvest Physiology, Processing, and Packaging. Wiley and Sons. Oxford.

Williams, C.N., J.D. Uzo, dan W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.LAMPIRAN

Gamba 8. Foto Bersama di Depan Sabila FarmGambar SEQ Gambar \* ARABIC 1. Buah Naga

Gambar 4. Buah Naga dalam Pot

Gambar 3. Bunga Buah Naga

Gambar 2. Stek Tanaman Buah Naga

Gambar 5. Awal Perkembangan Buah Naga

Gambar 7. Cara Mengiris Buah Naga

Gambar 6. Deretan Tanaman Buah Naga