pengembangan taxiway

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bandar udara terdapat komponen komponen infrastruktur yang mendukung berjalannya transportasi udara diantaranya runway, taxiway, apron, hangar, terminal dan sebagainya. Setiap komponen memiliki fungsi dan peranan masing masing misalnya runway yang merupakan bagian memanjang dari sebuah bandara tempat terjadinya take-off dan landing pesawat, lalu apron yang menjadi tempat parkir dari pesawat, serta taxiway yang berperan sebagai penghubung antara runway dengan apron. Taxiway kebanyakan memiliki permukaan yang keras seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway dengan permukaan aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (ini biasa hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau helikopter saja). Taxiway memiliki peranan yang cukup penting dalam melancarkan penerbangan. Panjang taxiway berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan sebuah pesawat untuk 1

Upload: duriat-rama-surachmajaya

Post on 26-Dec-2015

166 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

penjelasan singkat mengenai taxiway

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu bandar udara terdapat komponen komponen infrastruktur

yang mendukung berjalannya transportasi udara diantaranya runway, taxiway,

apron, hangar, terminal dan sebagainya. Setiap komponen memiliki fungsi dan

peranan masing masing misalnya runway yang merupakan bagian memanjang dari

sebuah bandara tempat terjadinya take-off dan landing pesawat, lalu apron yang

menjadi tempat parkir dari pesawat, serta taxiway yang berperan sebagai

penghubung antara runway dengan apron.

Taxiway kebanyakan memiliki permukaan yang keras seperti aspal atau

beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang menggunakan

kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway dengan permukaan

aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (ini

biasa hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau helikopter saja).

Taxiway memiliki peranan yang cukup penting dalam melancarkan

penerbangan. Panjang taxiway berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan

sebuah pesawat untuk menuju runway dari apron ataupun sebaliknya dan panjang

taxiway tersebut berpengaruh terhadap jumlah bahan bakar yang akan terbuang

selama pesawat taxiing. Dengan volume penerbangan atau volume lalulintas udara

yang sangat padat akan mempengaruhi panjang atau konfigurasi dari taxiway

tersebut.

Seiring dengan berkembangnya jaman, volume penerbangan disetiap

bandara menjadi bertambah besar hal ini menjadikan taxiway-taxiway yang sudah

ada menjadi tidak efektif dalam menyalurkan pesawat ke runway, sehingga perlu

adanya pengembangan dari taxiway-taxiway tersebut baik dari segi ukuran

ataupun konfigurasi dari taxiway tersebut.

1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan taxiway?

2. Bagaimana konfigurasi dari taxiway?

3. Bagaimana pengembangan yang terjadi pada taxiway?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi

mengenai taxiway atau landasan hubung dari suatu bandara secara umum mulai

dari pengertian, konfigurasi hingga pengembangan yang sudah dilakukan.

1.4 Manfaat Penulisan

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada seluruh pembaca mengenai taxiway dari suatu bandara dan pembaca dapat

mengetahui bentuk bentuk konfigurasi dari taxiway, serta pembaca mengetaui

perkembangan yang terjadi pada taxiway.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan, tujuan, dan manfaat serta sistematika penulisan.

BAB II STUDI PUSTAKA

Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah-masalah yang ada. Memberikan gambaran secara umum mengenai bahasan

2

BAB III PENGEMBANGAN

Dalam bab ini akan dibahas pengembangan yang terjadi pada taxiyaw.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini akan diambil kesimpulan mengenai hasil pengolahan data dan analisa.

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Taxiway

Taxiway sebenarnya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk

menunjukan jalan yang menghubungkan landasan pacu dengan hangar, terminal,

apron dan fasilitas lainnya. Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti pesawat sedang

berjalan di area landasan pacu, baik itu saat persiapan untuk take-off maupun

landing (mendarat). Jalan taxiway ini kebanyakan memiliki permukaan yang keras

seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang

menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway

dengan permukaan aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan

kerikil atau rumput (ini biasa hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil

atau helikopter saja).

Pada bandara yang ramai intensitas penerbangannya, biasa taxiway

didesain khusus agar pesawat dapat segera meninggalkan area landasan pacu

(take-off atau pun landing). Ini disebut desain high-speed atau rapid-exit taxiway.

Tujuannya agar pesawat dapat segera meninggalkan area landasan pacu dan

4

memungkinkan pesawat lain menggunakan landasan pacu. Tentu saja ini

memerlukan perencanaan dan perancangan desain yang matang.

Perbedaan antara taxiway dengan runway adalah apabila runway ditandai

dengan angka, maka taxiway ditandai dengan huruf.

2.2 Fungsi Taxiway

Fungsi utama taxiway adalah untuk menyediakan akses antara runway dan

apron, termasuk juga area hangar. Taxiway harus dirancang sedemikian rupa

sehingga pesawat yang baru saja mendarat tidak mengganggu kelancaran

pergerakan pesawat yang akan take-off. Landasan hubung diatur sedemikian rupa

sehingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang

sedang bergerak perlahan untuk lepas landas. Pada bandar udara yang sibuk

dimana pesawat yang akan menuju landasan pacu diduga akan bergerak serentak

dalam dua arah, harus disediakan landasan hubung yang sejajar satu sama lain.

Pada bandar udara yang sibuk, landasan hubung harus terletak di berbagai tempat

di sepanjang landasan pacu, sehingga pesawat yang baru mendarat dapat

meninggalkan landasan pacu secepat mungkin sehingga landasan pacu dapat

digunakan oleh pesawat yang lain. Kecepatan pesawat yang sudah masuk taxiway,

atau akan keluar taxiway menuju landasan pacu tidak sebesar kecepatan pesawat

pada landas pacunya, maka persyaratan mengenai kemiringan memanjang, kurve

vertical dan jarak pandang tidaklah seketat pada landasan. Begitu pula dengan

kecepatannya yang lebih rendah maka lebar taxiway lebih kecil dari pada

landasannya.

2.3 Jenis-Jenis Taxiway

1. Jalan keluar

Taxiway jenis ini memungkinkan pesawat memasuki runway dari arah

pelataran parkir pesawat. Biasanya dibangun tegak lurus runway. Pada kasus

dimana tersedia jalan pesawat sejajar, dibangun sejumlah jalan keluar pesawat

untuk mengurangi waktu pesawat menggunakan runway. Sudut belok berkisar

antara 30o – 40o.

5

2. Jalan pesawat sejajar

Merupakan taxiway yang sejajar dengan runway. Didesain untuk

mengurangi waktu penggunaan runway oleh pesawat dan sekaligus

meningkatkan jumlah pergerakan untuk lepas landas.

3. Jalan pesawat sejajar dengan kecepatan tinggi

Dibangun dengan sudut tertentu terhadap runway sehingga

memungkinkan pesawat yang baru mendarat untuk meninggalkan runway

dengan kecepatan tinggi. Hal ini untuk mengurangi waktu penggunaan runway

sehingga dapat meningkatkan kapasitas runway. Penentuan posisi dan jumlah

rapid exit taxiway dilakukan setelah mengetahui jenis pesawat yang akan

beroperasi serta jumlah pandaratan dan lepas landas.

4. Jalan pesawat pada pelataran parkir pesawat

Merupakan bagian dari pelataran parkir yang berfungsi sebagai jalan

pesawat.

6

Beberapa contoh gambar konfigurasi taxiway :

1. Entrance Taxiway

2. Dual Parallel Taxiway Entrance

7

3. Cross Overtaxiway

4. Bypass Taxiway

8

5. Dual Parallel Taxiway Entrance with Bypass

2.4 Dimensi Taxiway

A. Menurut SKEP No. 77-VI-2005

Keterangan:

Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda dasar kurang dari

18m.

Bila taxiway digunakan pesawat dengan seperempat roda dasar

lebih dari 18m.

9

Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda putaran kurang dari

9m.

Bila taxiway untuk pesawat dengan seperempat roda putaran lebih

dari 9m.

B. Menurut ICAO ANEX 14, tahun 2009.

A 7,5 m 1,5 m

B 10,5 m 2,25 m

C

15 m if the taxiway is intended to be

used by aeroplanes with a wheel base

less than 18 m.

18 m if the taxiway is intended to be

used by aeroplanes with a wheel base

equal to or greater than 18 m.

3 m if the taxiway is intended to be

used by aeroplane with a wheel base

less than 18 m.

4,5 m if the taxiway is intended to be

used by aeroplane with a wheel base

equal to or greater than 18 m.

D

18 m if the taxiway is intended to be

used by aeroplanes with an outer main

gear wheel span of less than 9 m.

23 m if the taxiway is intended to be

used by aeroplanes with an outer main

gear wheel span equal to or greater than

9 m.

4,5 m

E 23 m 4,5 m

LEBAR LANDAS HUBUNG (TAXIWAY)

Beberapa persyaratan yang dikeluarkan oleh ICAO dan FAA dalam perancangan

geometris landasan hubung (taxiway) sebagaimana pada tabel-tabel berikut :

10

‘Tabel Lebar Taxiway (ICAO)

Tabel jari jari desain standar Taxiway

2.5 Tanda-tanda di Taxiway

Normal Centreline. Sebuah garis kuning tunggal yang berkesinambungan

yang terletak ditengah-tengah landasan, selebar 6 inci (15 cm) sampai 12

inci (30 cm).

Enhanced Centreline. Garis tengah yang diperpanjang ini terdiri dari

garis parallel berwarna di kedua sisi garis tengah landasan. Garis tengah

landasan bisa diperpanjang hingga 150 kaki (45,7 m) sebelum sampai pada

tanda posisi siap-pacu.

11

Taxiway Edge Markings. Digunakan untuk menunjukan ujung landasan

pacu apabila ujung landasan pacu tidak ditandai (sampai dengan) dengan

ujung perkerasan. Continuous Markings. Tanda berkesinambungan

terdiri dari garis kuning ganda, dengan setiap garis setidaknya selebar 6

inci (15 cm) dan berjarak 6 inci (15 cm) saling terpisah dan menunjukan

ujung landasan dari bahu perkerasan atau dari permukaan beraspal lainnya

yang tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pesawat.

Taxi Shoulder Markings. Taxiway, holding bays, dan apron terkadang

diberikan bahu perkerasan untuk mencegah tabrakan dan erosi air. Bahu

perkerasan ini tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pesawat terbang,

dan mungkin tidak dapat memikul beban pesawat. Bahu landasan ditandai

dengan garis kuning yang tegak lurus terhadap tepi landasan, dari ujung

landasan ke tepi perkerasan, sekitar 10 meter.

Surface Painted Taxiway Direction Signs. Latar belakang kuning

dengan tulisan hitam, dan diberikan bila tidak mungkin untuk memberikan

tanda arah landasan pacu di persimpangan, atau bila diperlukan untuk

melengkapi tanda-tanda seperti itu. Tanda-tanda ini terletak di kedua sisi

tengah landasan.

Surface Painted Location Signs. Latar belakang hitam dengan tulisan

kuning. Bila diperlukan, tanda-tanda ini melengkapi tanda lokasi yang

berada di sepanjang landasan pacu dan membantu pilot dalam menunjukan

jalan menuju tempat pesawat akan ditempatkan. Tanda-tanda ini terletak di

sisi kanan garis tengah.

Geographic Position Markings. Tanda-tanda ini terletak pada titik-titik

di sepanjang rute taxi dengan visibilitas rendah (ketika RVR berada di

bawah 1.200 kaki (360m)). Mereka diposisikan di sebelah kiri garis tengah

landasan ke arah taxi.

12

2.6 Lampu taxiway

Untuk operasi malam, taxiway di banyak bandara dilengkapi dengan

lampu, meskipun beberapa bandara kecil yang tidak dilengkapi dengan peralatan

ini.

Taxiway Edge Lights. Digunakan untuk garis tepi taxiway selama

periode kegelapan atau kondisi visibilitas terbatas. Perlengkapan ini akan

meningkat dan memancarkan cahaya biru.

Taxiway centerline Lights. Peralatan ini tetap menyala dan memancarkan

cahaya hijau yang terletak di sepanjang landasan tengah

Clearance Bar Lights. Tiga lampu berwarna kuning di posisi siap pacu di

taxiway

Runway Guard Lights.

Stop Bar Lights.

Lampu taxiway berjarak setiap 75 kaki. Di beberapa bandara, lampu-

lampu lebih berdekatan ketika di persimpangan.

2.7 PERSILANGAN

Pada persilangan antara taxiway dengan landasan, apron dengan taxiway

perlu tambahan luas agar gerakkan pesawat masih mempunyai Wheel Clearance

seperti yang dipersyaratkan, di sini tambahan luas disebut Fillet. Tetapi tambahan

13

luas pada kurve taxiway lebih baik disebut lebar tambahan, sebab memang lebar

tambahan merupakan tambahan ke taxiway pada kurvenya.

Ada 3 cara untuk menjamin terpenuhinya persyaratan Wheel Clearence :

1. Menggunakan marking sumbu taxiway sebagai pedoman jalannya pesawat dan

dibuat fillet

2. Dibuat garis pedoman sisi kanan, sisi kiri dimana pesawat berjalan diantaranya

3. Gabungan no.2 garis pedoman kanan kiri dan tambahan fillet.

Beberapa cara yang disarankan ICAO untuk merencanakan Fillet, antara

lain:

1. Dengan model simulasi gerakan pesawat

2. Penghitungan Fillet

3. Menggunakan grafik akan menghasilkan data-data pendekatan dari garis-garis

gerak pesawat.

Gambar desain fillet

14

Tabel dimensi fillet taxiway

Tabel jari-jari fillet taxiway

2.8 Exit Taxiway

Fungsi dari Exit Taxiway atau Turn Off adalah menekan sekecil mungkin

waktu penggunaan landasan oleh pesawat mendarat. Exit Taxiway dapat

ditempatkan dengan menyudut siku terhadap landasan atau kalau terpaksa

menyudut yang lain juga bisa. Exit Taxiway yang mempunyai sudut 300 disebut

kecepatan tinggi atau cepat keluar sebagai tanda bahwa taxiway itu direncanakan

penggunaannya bagi pesawat yang harus cepat keluar. Penempatan Exit Taxiway

tergantung pada pesawat campuran, kecepatan waktu approach atau waktu

menyentuh perkerasan, kecepatan keluar, tingkat pengereman yang tergantung

kepada kondisi permukaan perkerasan basah atau kering serta jumlah Exit

Taxiway yang direncanakan dibuat.

A. Exit Taxiway Menyudut Siku-Siku

Keputusan untuk merencanakan dan membangun Exit Taxiway menyudut

siku-siku didasarkan kepada analisa lalu lintas yang ada. Apabila lalu lintas

15

rencana pada jam-jam puncak kurang dari 26 gerakan (mendarat dan lepas landas)

Exit Taxiway menyudut siku-siku cukup memadai.

B. Exit Taxiway Kecepatan tinggi

Kebutuhan akan adanya High Speed Exit Taxiway dewasa ini berkembang

dengan adanya lalu lintas dipelabuhan udara. Sebab dengan adanya High Speed

Exit Taxiway pada sebuah landasan akan menambah kapasitas landasan itu untuk

menampung arus gerak mendarat dan lepas landas pesawat. Dengan

perkembangan kebutuhan ini banyak keuntungannya diadakan Standart high

speed exit taxiway yang berlaku untuk lapangan-lapangan terbang internasional.

Alasan mengapa memilih perencanaan ini untuk semua lapangan terbang

adalah :

1. Kemudahannya bagi sebagian besar, konfigurasi roda pendaratan pesawat

untuk membuat belokan

2. Sisa perkerasan yang lapang didapatkan antara sisi luar roda pendaratan

dengan tepi perkerasan taxiway

3. Muara yang diperluas dari exit taxiway memungkinkan beberapa variasi

sumbu belokan ke taxiway, bila pesawat tidak memulai belokannya dari

titik yang ditandai pada landasan.

4. Konfigurasinya memungkinkan pesawat belok walau dengan kecepatan

tinggi 50 knot.

High speed exit taxiway merupakan salah satu fasilitas dari runway.

Karena fungsinya yang demikian penting dalam penentuan waktu pemakaian

runway maka lokasi high speed exit taxiway dipilih sedemikian rupa sehingga

waktu tinggal pesawat di runway dapat dipersingkat.

Penelitian ini mengamati proses landing pesawat mulai dari threshold

runway, touchdown hingga pesawat mencapai kecepatan di high speed exit

taxiway. Dengan menggunakan kurva normal sebagai distribusi probabilitas

lokasi high speed exit taxiway ideal untuk setiap kategori pesawat didapatkan

lokasi high speed exit taxiway yang memberikan penambahan waktu pemakaian

runway terkecil.

16

C. Jumlah dan Lokasi Taxiway

Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat

pada landasan dan kelakuan pesawat waktu mendarat. Untuk menentukan jarak

lokasi exit taxiway dari Threshold landasan, unsur-unsur dibawah harus

diperhitungkan:

1. Kecepatan waktu Touchdown (menyentuh landasan)

2. Kecepatan awal waktu sampai titik A, yaitu titik perpotongan garis singgung

antara landasan dan taxiway

3. Jarak dari Threshold sampai ke Touchdown

4. Jarak dari Touchdown sampai ke titik A

Nilai besaran butir b, c dan di rata-ratakan dari pesawat yang biasa

dilayani landasan ini. Hanya untuk tujuan perencanaan exit taxiway, kecepatan

pesawat waktu touchdown dianggap rata-rata 1,3 kali kecepatan Stall, pada

konfigurasi pendaratan dengan rata-rata berat pendaratan kotor 85% dari

maximum.

D. Taxiway Diatas Jembatan

Jembatan taxiway dibangun pada bagian yang lurus dari taxiway, dengan

bagian lurus di dua sisi jembatan, agar pesawat berjalan pada satu garis lurus

sesaat sebelum masuk jembatan dan sesaat sesudah keluar jembatan. Lebar

jembatan taxiway mampu melayani pesawat, bila diukur tegak lurus sumbu

taxiway lebarnya tidak kurang dari area yang diratakan bagi strip taxiway.

2.9 Taxiway Shoulders

Bagian yang lurus dari taxiway harus dilengkapi dengan bahu dengan

luasan simetris pada setiap sisi dari taxiway jadi lebar dari keseluruhan taxiway

dan bahu pada bagian lurus minimum seperti dalam tabel berikut, Apabila pada

taxiway dengan penggolongan pesawat III, IV, V dan VI untuk jenis pesawat jet

propelled, harus menggunakan lebar bahu. Lebar bahu taxiway pada masing-

masing ukuran minimum.

17

Tabel taxiway shoulder minimum menurut SKEP No-77-VI-2005

18

BAB III

PENGEMBANGAN

Pada perancangan Taxiway, Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat

yang baru saja mendarat tidak menggangu pesawat lain yang sedang taxi siap

menuju ujung lepas landas. Pada bandar udara yang sibuk, lalu lintas pesawat taxi

diperkirakan bergerak sama banyak dari dua arah, harus dibuat paralel taxiway

terhadap landasan untuk taxi satu arah.

Untuk pemilihan rute taxiway dipilih rute yang terpendek dari bangunan

terminal menuju ujung landasan yang dipakai untuk awal lepas landas, pembuatan

taxiway harus bisa dipakai oleh pesawat secepatnya ke luar dari landasan sehingga

landasan bisa digunakan oleh pesawat lain untuk mendarat tanpa harus menunggu

lama, taxiway ini disebut exit taxiway atau turn off, selain itu pembuatan taxiway

memiliki sudut siku–siku dengan landasan, maka pesawat yang akan mendarat

bisa diperlambat sampai kecepatan yang sangat rendah sebelum belok masuk

taxiway.

`Pada bandar udara yang sudah memiliki jadwal penerbangan sangat

padat, dengan volume pesawat yang sangat besar peranan taxiway sangat penting

dalam melancarkan setiap pesawat baik yang akan take off menuju runway

maupun yang akan landing menuju apron. Taxiway menjadi penghubung antara

runway dengan apron. Jika taxiway sudah dianggap tidak efektif dalam

menghubungkan apron dengan runway maka langkah yang paling banyak

digunakan adalah dengan mendesain ulang taxiway tersebut, apakah diperbesar

atau diperlebar ataupun ditambah serta konfigurasinya diperbaharui.

Untuk bandar udara yang memiliki intensitas penerbangan yang sangat

besar bisa menggunakan desain rapid exit taxiway, dimana taxiway didesain untuk

bisa menghubungkan pesawat yg menuju runway dengan pesawat yang menuju

apron dengan sangat cepat. Taxiway didesain sependek-pendeknya dengan sudut

tertentu yang memungkinkan pesawat bisa bergerak secara cepat.

19

3.1 Taxiway Design Group (TDG)

Taxiway design group (TDG) merupakan salah satu inovasi yang

dikeluarkan oleh FAA. FAA di amerika oleh perencana bandar udara dan insinyur

dianggap sebagai pedoman dalam merancang fasilitas udara. Selama bertahun-

tahun dokumen slalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dilakukan guna

menjelaskan desain terbaru atau proses desain yang baru untuk referensi jenis

pesawat yang baru.

Perubahan terbaru diberi nama “Alpha” yang memiliki definisi yaitu

sebgai yang paling menonjol, berbakat dan lebih agresif dalam kelompok.

Perubahan yang cukup menonjol tersebut adalah Taxiway Design Group (TDG).

Taxiway design group adalah usulan terbaru dibawah tanggung jawab Airplane

Design Group (ADG).

Perbedaan utama adalah bahwa TDG menggabungkan elemen terkait

untuk pesawat yang sebenarnya gerakan pesawat taxi tertentu, lebih memikirkan

lebar sayap dan ketinggian ekor yang memiliki keamanan untuk objek atau

pesawat yang lain. TDG akan didasarkan pada Main Aksesoris Lebar (MGW)

dikombinasikan dengan Kokpit untuk Main Aksesoris (CMG) jarak. Selain itu,

semua desain taxiway fillet sekarang akan didasarkan pada mempertahankan

kokpit pesawat diatas garis tengah, yang pada dasarnya telah menghilangkan

konsep over-kemudi dari desain literatur bandara. Untuk mengurangi atau

mengimbangi perubahan yang terjadi pada over-steering, jari-jari fillet masing-

masing kelompok desain diperkecil yaitu untuk fillet dengan radius 170 meter

dikurangi menjadi fillet dengan radius 130 meter. Dengan radius yang lebih kecil

tidak akan mengubah kinerja menjadi lebih jelek akan tetapi kinerjanya akan lebih

bagus. Namun, pada awalnya memang digambar skematik desain tersebut terlihat

cukup “lucu”. Pada kenyataannya, ketika diuji dengan menggunakan simulasi,

taxiway dapat bekerja dengan sangat baik. Tidak hanya bekerja dengan baik,

TDG pun menghemat jumlah atau tebal perkerasanb yang dibutuhkan pada fillet

sebesar kira-kira 5-15 persen tergantung pada TDG yang digunakan. Hal tersebut

pun berpengaruh pada penghematan biaya konstruksi.

20

Penghematan biaya melalui teknologi. FAA telah mengambil sikap yang

positif dengan membuat desain yang menjadikan berkurangnya tebal perkerasan

sehingga terjadi penghematan biaya. Tapi ada aspek lain yang penting yaitu AC:

penggunaan Computer Aided Design (CAD) sebagai penggati tabel4-3 melalui

tabel 4-8 untuk model pergerakan pesawat dapat diterima dan mungkin diperlukan

untuk persimpangan dengan sudut tidak standar.

Perubahan pada tabel tersebut merupakan sebuah revolusi desain yang

jika berdasarkan kepada kutipan sastra tampak bahwa FAA seperti bersatu dengan

waktu. “pemodelan” menjadi hal penting disini, pemodelan harus bisa dijelaskan

secara umum dengan lebih cepat. Dengan demikian, jika operator bandara /

perwakilan memiliki cara untuk berhasil memodelkan taxiway sebuah desain fillet

berdasarkan pada gigi pesawat yang sebenarnya gerakan sementara mengikuti

kriteria FAA yang baru yaitu TDG, dapat mengurangi daerah trotoar dengan

jumlah yang paling optimal.

Berbasis CAD software simulasi dapat menyediakan lengkap simulasi

untuk menangani berbagai macam perencanaan dan operasional aspek, termasuk

desain fillet akurat. perangkat lunak ini beroperasi berdasarkan gerakan yang

sebenarnya dan kecepatan gigi hidung pesawat tertentu dan gigi utama. Perancang

dapat memilih titik pada pesawat untuk mengikuti kurva tertentu ("kokpit atas

tengah" dapat dipilih), membatasi hidung pesawat gigi sudut kemudi (50 derajat

FAA limit), dan memiliki perangkat lunak mengikuti garis dari setiap radius

tertentu sampai berhenti-titik yang ditunjuk. Perangkat lunak ini kemudian

menciptakan mengimbangi line (warna) dari tepi luar dari pesawat yang

sebenarnya gigi utama ban, yang didasarkan pada FAA (atau ICAO)-gigi utama

persyaratan clearance yang tertentu desain pesawat kelompok. Setelah selesai,

Film dapat dibuat dari simulasi. Bandara dan konsultan di dunia banyak yang

telah menggunakan perangkat lunak tersebut selama bertahun-tahun dalam rangka

untuk menghemat biaya perkerasan dan telah mengandalkan pesawat kritis bukan

kelompok desain maksimum persyaratan

Menurunnya fillet persyaratan Taxiway Desain baru Kelompok,

ditambah dengan penggunaan yang diijinkan perangkat lunak, akan

21

memungkinkan konsultan untuk memberikan tidak hanya bandara, tetapi FAA

dan industri bandara secara keseluruhan dengan biaya tabungan dan efisiensi

operasional sementara mempertahankan semua izin keamanan yang diperlukan.

Kesimpulannya, FAA telah datang dengan sebuah konsep yang berhubungan

dengan pesawat yang sebenarnya Gerakan berbasis desain taxiway. Dengan

keterlibatan industri, FAA telah terbuka untuk konsep-konsep baru yang lebih

realistis. Baru AC, berdasarkan pemodelan pesawat yang sebenarnya, tampaknya

menjadi larutan padat untuk desain bandara masa depan dan penghematan biaya

sistem secara keseluruhan. Seperti semua baru hal, industri mungkin memakan

waktu untuk mendapatkan terbiasa dengan standar baru, tapi kemudian lagi, alat-

alat untuk pelaksanaan sudah ada.

22

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Taxiway sebenarnya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk

menunjukan jalan yang menghubungkan landasan pacu dengan hangar, terminal,

apron dan fasilitas lainnya. Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti pesawat sedang

berjalan di area landasan pacu, baik itu saat persiapan untuk take-off maupun

landing (mendarat). Jalan taxiway ini kebanyakan memiliki permukaan yang keras

seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang

menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway

dengan permukaan aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan

kerikil atau rumput.

Beberapa konfigurasi yang ada pada taxiway :

1. Entrance Taxiway

23

2. Dual Parallel Taxiway Entrance

3. Cross Overtaxiway

24

4. Bypass Taxiway

5. Dual Parallel Taxiway Entrance with Bypass

Taxiway memiliki desain pengembangan yang baru yaitu Taxiway Design

Group (TDG) yang dikembangkan oleh FAA dimana desain tersebut berhasil

membuat tebal perkerasan yang dibutuhkan mengecil sehingga menghemat biaya.

25

Konsep dari TDG yaitu pada saat fillet desain, lebih memmentingkan

mempertahankan centerline, sehingga posisi kokpit berada pas diatas garis tengah.

Dengan demikian maka pada desain ini jari jari fillet pada sebuah taxiway

menjadi diperkecil namun tetap dapat bekerja dengan baik.

26