pengembangan taxiway
DESCRIPTION
penjelasan singkat mengenai taxiwayTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu bandar udara terdapat komponen komponen infrastruktur
yang mendukung berjalannya transportasi udara diantaranya runway, taxiway,
apron, hangar, terminal dan sebagainya. Setiap komponen memiliki fungsi dan
peranan masing masing misalnya runway yang merupakan bagian memanjang dari
sebuah bandara tempat terjadinya take-off dan landing pesawat, lalu apron yang
menjadi tempat parkir dari pesawat, serta taxiway yang berperan sebagai
penghubung antara runway dengan apron.
Taxiway kebanyakan memiliki permukaan yang keras seperti aspal atau
beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang menggunakan
kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway dengan permukaan
aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (ini
biasa hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau helikopter saja).
Taxiway memiliki peranan yang cukup penting dalam melancarkan
penerbangan. Panjang taxiway berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan
sebuah pesawat untuk menuju runway dari apron ataupun sebaliknya dan panjang
taxiway tersebut berpengaruh terhadap jumlah bahan bakar yang akan terbuang
selama pesawat taxiing. Dengan volume penerbangan atau volume lalulintas udara
yang sangat padat akan mempengaruhi panjang atau konfigurasi dari taxiway
tersebut.
Seiring dengan berkembangnya jaman, volume penerbangan disetiap
bandara menjadi bertambah besar hal ini menjadikan taxiway-taxiway yang sudah
ada menjadi tidak efektif dalam menyalurkan pesawat ke runway, sehingga perlu
adanya pengembangan dari taxiway-taxiway tersebut baik dari segi ukuran
ataupun konfigurasi dari taxiway tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan taxiway?
2. Bagaimana konfigurasi dari taxiway?
3. Bagaimana pengembangan yang terjadi pada taxiway?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai taxiway atau landasan hubung dari suatu bandara secara umum mulai
dari pengertian, konfigurasi hingga pengembangan yang sudah dilakukan.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada seluruh pembaca mengenai taxiway dari suatu bandara dan pembaca dapat
mengetahui bentuk bentuk konfigurasi dari taxiway, serta pembaca mengetaui
perkembangan yang terjadi pada taxiway.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan, tujuan, dan manfaat serta sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah-masalah yang ada. Memberikan gambaran secara umum mengenai bahasan
2
BAB III PENGEMBANGAN
Dalam bab ini akan dibahas pengembangan yang terjadi pada taxiyaw.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini akan diambil kesimpulan mengenai hasil pengolahan data dan analisa.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Taxiway
Taxiway sebenarnya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menunjukan jalan yang menghubungkan landasan pacu dengan hangar, terminal,
apron dan fasilitas lainnya. Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti pesawat sedang
berjalan di area landasan pacu, baik itu saat persiapan untuk take-off maupun
landing (mendarat). Jalan taxiway ini kebanyakan memiliki permukaan yang keras
seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang
menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway
dengan permukaan aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan
kerikil atau rumput (ini biasa hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil
atau helikopter saja).
Pada bandara yang ramai intensitas penerbangannya, biasa taxiway
didesain khusus agar pesawat dapat segera meninggalkan area landasan pacu
(take-off atau pun landing). Ini disebut desain high-speed atau rapid-exit taxiway.
Tujuannya agar pesawat dapat segera meninggalkan area landasan pacu dan
4
memungkinkan pesawat lain menggunakan landasan pacu. Tentu saja ini
memerlukan perencanaan dan perancangan desain yang matang.
Perbedaan antara taxiway dengan runway adalah apabila runway ditandai
dengan angka, maka taxiway ditandai dengan huruf.
2.2 Fungsi Taxiway
Fungsi utama taxiway adalah untuk menyediakan akses antara runway dan
apron, termasuk juga area hangar. Taxiway harus dirancang sedemikian rupa
sehingga pesawat yang baru saja mendarat tidak mengganggu kelancaran
pergerakan pesawat yang akan take-off. Landasan hubung diatur sedemikian rupa
sehingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang
sedang bergerak perlahan untuk lepas landas. Pada bandar udara yang sibuk
dimana pesawat yang akan menuju landasan pacu diduga akan bergerak serentak
dalam dua arah, harus disediakan landasan hubung yang sejajar satu sama lain.
Pada bandar udara yang sibuk, landasan hubung harus terletak di berbagai tempat
di sepanjang landasan pacu, sehingga pesawat yang baru mendarat dapat
meninggalkan landasan pacu secepat mungkin sehingga landasan pacu dapat
digunakan oleh pesawat yang lain. Kecepatan pesawat yang sudah masuk taxiway,
atau akan keluar taxiway menuju landasan pacu tidak sebesar kecepatan pesawat
pada landas pacunya, maka persyaratan mengenai kemiringan memanjang, kurve
vertical dan jarak pandang tidaklah seketat pada landasan. Begitu pula dengan
kecepatannya yang lebih rendah maka lebar taxiway lebih kecil dari pada
landasannya.
2.3 Jenis-Jenis Taxiway
1. Jalan keluar
Taxiway jenis ini memungkinkan pesawat memasuki runway dari arah
pelataran parkir pesawat. Biasanya dibangun tegak lurus runway. Pada kasus
dimana tersedia jalan pesawat sejajar, dibangun sejumlah jalan keluar pesawat
untuk mengurangi waktu pesawat menggunakan runway. Sudut belok berkisar
antara 30o – 40o.
5
2. Jalan pesawat sejajar
Merupakan taxiway yang sejajar dengan runway. Didesain untuk
mengurangi waktu penggunaan runway oleh pesawat dan sekaligus
meningkatkan jumlah pergerakan untuk lepas landas.
3. Jalan pesawat sejajar dengan kecepatan tinggi
Dibangun dengan sudut tertentu terhadap runway sehingga
memungkinkan pesawat yang baru mendarat untuk meninggalkan runway
dengan kecepatan tinggi. Hal ini untuk mengurangi waktu penggunaan runway
sehingga dapat meningkatkan kapasitas runway. Penentuan posisi dan jumlah
rapid exit taxiway dilakukan setelah mengetahui jenis pesawat yang akan
beroperasi serta jumlah pandaratan dan lepas landas.
4. Jalan pesawat pada pelataran parkir pesawat
Merupakan bagian dari pelataran parkir yang berfungsi sebagai jalan
pesawat.
6
Beberapa contoh gambar konfigurasi taxiway :
1. Entrance Taxiway
2. Dual Parallel Taxiway Entrance
7
5. Dual Parallel Taxiway Entrance with Bypass
2.4 Dimensi Taxiway
A. Menurut SKEP No. 77-VI-2005
Keterangan:
Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda dasar kurang dari
18m.
Bila taxiway digunakan pesawat dengan seperempat roda dasar
lebih dari 18m.
9
Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda putaran kurang dari
9m.
Bila taxiway untuk pesawat dengan seperempat roda putaran lebih
dari 9m.
B. Menurut ICAO ANEX 14, tahun 2009.
A 7,5 m 1,5 m
B 10,5 m 2,25 m
C
15 m if the taxiway is intended to be
used by aeroplanes with a wheel base
less than 18 m.
18 m if the taxiway is intended to be
used by aeroplanes with a wheel base
equal to or greater than 18 m.
3 m if the taxiway is intended to be
used by aeroplane with a wheel base
less than 18 m.
4,5 m if the taxiway is intended to be
used by aeroplane with a wheel base
equal to or greater than 18 m.
D
18 m if the taxiway is intended to be
used by aeroplanes with an outer main
gear wheel span of less than 9 m.
23 m if the taxiway is intended to be
used by aeroplanes with an outer main
gear wheel span equal to or greater than
9 m.
4,5 m
E 23 m 4,5 m
LEBAR LANDAS HUBUNG (TAXIWAY)
Beberapa persyaratan yang dikeluarkan oleh ICAO dan FAA dalam perancangan
geometris landasan hubung (taxiway) sebagaimana pada tabel-tabel berikut :
10
‘Tabel Lebar Taxiway (ICAO)
Tabel jari jari desain standar Taxiway
2.5 Tanda-tanda di Taxiway
Normal Centreline. Sebuah garis kuning tunggal yang berkesinambungan
yang terletak ditengah-tengah landasan, selebar 6 inci (15 cm) sampai 12
inci (30 cm).
Enhanced Centreline. Garis tengah yang diperpanjang ini terdiri dari
garis parallel berwarna di kedua sisi garis tengah landasan. Garis tengah
landasan bisa diperpanjang hingga 150 kaki (45,7 m) sebelum sampai pada
tanda posisi siap-pacu.
11
Taxiway Edge Markings. Digunakan untuk menunjukan ujung landasan
pacu apabila ujung landasan pacu tidak ditandai (sampai dengan) dengan
ujung perkerasan. Continuous Markings. Tanda berkesinambungan
terdiri dari garis kuning ganda, dengan setiap garis setidaknya selebar 6
inci (15 cm) dan berjarak 6 inci (15 cm) saling terpisah dan menunjukan
ujung landasan dari bahu perkerasan atau dari permukaan beraspal lainnya
yang tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pesawat.
Taxi Shoulder Markings. Taxiway, holding bays, dan apron terkadang
diberikan bahu perkerasan untuk mencegah tabrakan dan erosi air. Bahu
perkerasan ini tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pesawat terbang,
dan mungkin tidak dapat memikul beban pesawat. Bahu landasan ditandai
dengan garis kuning yang tegak lurus terhadap tepi landasan, dari ujung
landasan ke tepi perkerasan, sekitar 10 meter.
Surface Painted Taxiway Direction Signs. Latar belakang kuning
dengan tulisan hitam, dan diberikan bila tidak mungkin untuk memberikan
tanda arah landasan pacu di persimpangan, atau bila diperlukan untuk
melengkapi tanda-tanda seperti itu. Tanda-tanda ini terletak di kedua sisi
tengah landasan.
Surface Painted Location Signs. Latar belakang hitam dengan tulisan
kuning. Bila diperlukan, tanda-tanda ini melengkapi tanda lokasi yang
berada di sepanjang landasan pacu dan membantu pilot dalam menunjukan
jalan menuju tempat pesawat akan ditempatkan. Tanda-tanda ini terletak di
sisi kanan garis tengah.
Geographic Position Markings. Tanda-tanda ini terletak pada titik-titik
di sepanjang rute taxi dengan visibilitas rendah (ketika RVR berada di
bawah 1.200 kaki (360m)). Mereka diposisikan di sebelah kiri garis tengah
landasan ke arah taxi.
12
2.6 Lampu taxiway
Untuk operasi malam, taxiway di banyak bandara dilengkapi dengan
lampu, meskipun beberapa bandara kecil yang tidak dilengkapi dengan peralatan
ini.
Taxiway Edge Lights. Digunakan untuk garis tepi taxiway selama
periode kegelapan atau kondisi visibilitas terbatas. Perlengkapan ini akan
meningkat dan memancarkan cahaya biru.
Taxiway centerline Lights. Peralatan ini tetap menyala dan memancarkan
cahaya hijau yang terletak di sepanjang landasan tengah
Clearance Bar Lights. Tiga lampu berwarna kuning di posisi siap pacu di
taxiway
Runway Guard Lights.
Stop Bar Lights.
Lampu taxiway berjarak setiap 75 kaki. Di beberapa bandara, lampu-
lampu lebih berdekatan ketika di persimpangan.
2.7 PERSILANGAN
Pada persilangan antara taxiway dengan landasan, apron dengan taxiway
perlu tambahan luas agar gerakkan pesawat masih mempunyai Wheel Clearance
seperti yang dipersyaratkan, di sini tambahan luas disebut Fillet. Tetapi tambahan
13
luas pada kurve taxiway lebih baik disebut lebar tambahan, sebab memang lebar
tambahan merupakan tambahan ke taxiway pada kurvenya.
Ada 3 cara untuk menjamin terpenuhinya persyaratan Wheel Clearence :
1. Menggunakan marking sumbu taxiway sebagai pedoman jalannya pesawat dan
dibuat fillet
2. Dibuat garis pedoman sisi kanan, sisi kiri dimana pesawat berjalan diantaranya
3. Gabungan no.2 garis pedoman kanan kiri dan tambahan fillet.
Beberapa cara yang disarankan ICAO untuk merencanakan Fillet, antara
lain:
1. Dengan model simulasi gerakan pesawat
2. Penghitungan Fillet
3. Menggunakan grafik akan menghasilkan data-data pendekatan dari garis-garis
gerak pesawat.
Gambar desain fillet
14
Tabel dimensi fillet taxiway
Tabel jari-jari fillet taxiway
2.8 Exit Taxiway
Fungsi dari Exit Taxiway atau Turn Off adalah menekan sekecil mungkin
waktu penggunaan landasan oleh pesawat mendarat. Exit Taxiway dapat
ditempatkan dengan menyudut siku terhadap landasan atau kalau terpaksa
menyudut yang lain juga bisa. Exit Taxiway yang mempunyai sudut 300 disebut
kecepatan tinggi atau cepat keluar sebagai tanda bahwa taxiway itu direncanakan
penggunaannya bagi pesawat yang harus cepat keluar. Penempatan Exit Taxiway
tergantung pada pesawat campuran, kecepatan waktu approach atau waktu
menyentuh perkerasan, kecepatan keluar, tingkat pengereman yang tergantung
kepada kondisi permukaan perkerasan basah atau kering serta jumlah Exit
Taxiway yang direncanakan dibuat.
A. Exit Taxiway Menyudut Siku-Siku
Keputusan untuk merencanakan dan membangun Exit Taxiway menyudut
siku-siku didasarkan kepada analisa lalu lintas yang ada. Apabila lalu lintas
15
rencana pada jam-jam puncak kurang dari 26 gerakan (mendarat dan lepas landas)
Exit Taxiway menyudut siku-siku cukup memadai.
B. Exit Taxiway Kecepatan tinggi
Kebutuhan akan adanya High Speed Exit Taxiway dewasa ini berkembang
dengan adanya lalu lintas dipelabuhan udara. Sebab dengan adanya High Speed
Exit Taxiway pada sebuah landasan akan menambah kapasitas landasan itu untuk
menampung arus gerak mendarat dan lepas landas pesawat. Dengan
perkembangan kebutuhan ini banyak keuntungannya diadakan Standart high
speed exit taxiway yang berlaku untuk lapangan-lapangan terbang internasional.
Alasan mengapa memilih perencanaan ini untuk semua lapangan terbang
adalah :
1. Kemudahannya bagi sebagian besar, konfigurasi roda pendaratan pesawat
untuk membuat belokan
2. Sisa perkerasan yang lapang didapatkan antara sisi luar roda pendaratan
dengan tepi perkerasan taxiway
3. Muara yang diperluas dari exit taxiway memungkinkan beberapa variasi
sumbu belokan ke taxiway, bila pesawat tidak memulai belokannya dari
titik yang ditandai pada landasan.
4. Konfigurasinya memungkinkan pesawat belok walau dengan kecepatan
tinggi 50 knot.
High speed exit taxiway merupakan salah satu fasilitas dari runway.
Karena fungsinya yang demikian penting dalam penentuan waktu pemakaian
runway maka lokasi high speed exit taxiway dipilih sedemikian rupa sehingga
waktu tinggal pesawat di runway dapat dipersingkat.
Penelitian ini mengamati proses landing pesawat mulai dari threshold
runway, touchdown hingga pesawat mencapai kecepatan di high speed exit
taxiway. Dengan menggunakan kurva normal sebagai distribusi probabilitas
lokasi high speed exit taxiway ideal untuk setiap kategori pesawat didapatkan
lokasi high speed exit taxiway yang memberikan penambahan waktu pemakaian
runway terkecil.
16
C. Jumlah dan Lokasi Taxiway
Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat
pada landasan dan kelakuan pesawat waktu mendarat. Untuk menentukan jarak
lokasi exit taxiway dari Threshold landasan, unsur-unsur dibawah harus
diperhitungkan:
1. Kecepatan waktu Touchdown (menyentuh landasan)
2. Kecepatan awal waktu sampai titik A, yaitu titik perpotongan garis singgung
antara landasan dan taxiway
3. Jarak dari Threshold sampai ke Touchdown
4. Jarak dari Touchdown sampai ke titik A
Nilai besaran butir b, c dan di rata-ratakan dari pesawat yang biasa
dilayani landasan ini. Hanya untuk tujuan perencanaan exit taxiway, kecepatan
pesawat waktu touchdown dianggap rata-rata 1,3 kali kecepatan Stall, pada
konfigurasi pendaratan dengan rata-rata berat pendaratan kotor 85% dari
maximum.
D. Taxiway Diatas Jembatan
Jembatan taxiway dibangun pada bagian yang lurus dari taxiway, dengan
bagian lurus di dua sisi jembatan, agar pesawat berjalan pada satu garis lurus
sesaat sebelum masuk jembatan dan sesaat sesudah keluar jembatan. Lebar
jembatan taxiway mampu melayani pesawat, bila diukur tegak lurus sumbu
taxiway lebarnya tidak kurang dari area yang diratakan bagi strip taxiway.
2.9 Taxiway Shoulders
Bagian yang lurus dari taxiway harus dilengkapi dengan bahu dengan
luasan simetris pada setiap sisi dari taxiway jadi lebar dari keseluruhan taxiway
dan bahu pada bagian lurus minimum seperti dalam tabel berikut, Apabila pada
taxiway dengan penggolongan pesawat III, IV, V dan VI untuk jenis pesawat jet
propelled, harus menggunakan lebar bahu. Lebar bahu taxiway pada masing-
masing ukuran minimum.
17
BAB III
PENGEMBANGAN
Pada perancangan Taxiway, Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat
yang baru saja mendarat tidak menggangu pesawat lain yang sedang taxi siap
menuju ujung lepas landas. Pada bandar udara yang sibuk, lalu lintas pesawat taxi
diperkirakan bergerak sama banyak dari dua arah, harus dibuat paralel taxiway
terhadap landasan untuk taxi satu arah.
Untuk pemilihan rute taxiway dipilih rute yang terpendek dari bangunan
terminal menuju ujung landasan yang dipakai untuk awal lepas landas, pembuatan
taxiway harus bisa dipakai oleh pesawat secepatnya ke luar dari landasan sehingga
landasan bisa digunakan oleh pesawat lain untuk mendarat tanpa harus menunggu
lama, taxiway ini disebut exit taxiway atau turn off, selain itu pembuatan taxiway
memiliki sudut siku–siku dengan landasan, maka pesawat yang akan mendarat
bisa diperlambat sampai kecepatan yang sangat rendah sebelum belok masuk
taxiway.
`Pada bandar udara yang sudah memiliki jadwal penerbangan sangat
padat, dengan volume pesawat yang sangat besar peranan taxiway sangat penting
dalam melancarkan setiap pesawat baik yang akan take off menuju runway
maupun yang akan landing menuju apron. Taxiway menjadi penghubung antara
runway dengan apron. Jika taxiway sudah dianggap tidak efektif dalam
menghubungkan apron dengan runway maka langkah yang paling banyak
digunakan adalah dengan mendesain ulang taxiway tersebut, apakah diperbesar
atau diperlebar ataupun ditambah serta konfigurasinya diperbaharui.
Untuk bandar udara yang memiliki intensitas penerbangan yang sangat
besar bisa menggunakan desain rapid exit taxiway, dimana taxiway didesain untuk
bisa menghubungkan pesawat yg menuju runway dengan pesawat yang menuju
apron dengan sangat cepat. Taxiway didesain sependek-pendeknya dengan sudut
tertentu yang memungkinkan pesawat bisa bergerak secara cepat.
19
3.1 Taxiway Design Group (TDG)
Taxiway design group (TDG) merupakan salah satu inovasi yang
dikeluarkan oleh FAA. FAA di amerika oleh perencana bandar udara dan insinyur
dianggap sebagai pedoman dalam merancang fasilitas udara. Selama bertahun-
tahun dokumen slalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dilakukan guna
menjelaskan desain terbaru atau proses desain yang baru untuk referensi jenis
pesawat yang baru.
Perubahan terbaru diberi nama “Alpha” yang memiliki definisi yaitu
sebgai yang paling menonjol, berbakat dan lebih agresif dalam kelompok.
Perubahan yang cukup menonjol tersebut adalah Taxiway Design Group (TDG).
Taxiway design group adalah usulan terbaru dibawah tanggung jawab Airplane
Design Group (ADG).
Perbedaan utama adalah bahwa TDG menggabungkan elemen terkait
untuk pesawat yang sebenarnya gerakan pesawat taxi tertentu, lebih memikirkan
lebar sayap dan ketinggian ekor yang memiliki keamanan untuk objek atau
pesawat yang lain. TDG akan didasarkan pada Main Aksesoris Lebar (MGW)
dikombinasikan dengan Kokpit untuk Main Aksesoris (CMG) jarak. Selain itu,
semua desain taxiway fillet sekarang akan didasarkan pada mempertahankan
kokpit pesawat diatas garis tengah, yang pada dasarnya telah menghilangkan
konsep over-kemudi dari desain literatur bandara. Untuk mengurangi atau
mengimbangi perubahan yang terjadi pada over-steering, jari-jari fillet masing-
masing kelompok desain diperkecil yaitu untuk fillet dengan radius 170 meter
dikurangi menjadi fillet dengan radius 130 meter. Dengan radius yang lebih kecil
tidak akan mengubah kinerja menjadi lebih jelek akan tetapi kinerjanya akan lebih
bagus. Namun, pada awalnya memang digambar skematik desain tersebut terlihat
cukup “lucu”. Pada kenyataannya, ketika diuji dengan menggunakan simulasi,
taxiway dapat bekerja dengan sangat baik. Tidak hanya bekerja dengan baik,
TDG pun menghemat jumlah atau tebal perkerasanb yang dibutuhkan pada fillet
sebesar kira-kira 5-15 persen tergantung pada TDG yang digunakan. Hal tersebut
pun berpengaruh pada penghematan biaya konstruksi.
20
Penghematan biaya melalui teknologi. FAA telah mengambil sikap yang
positif dengan membuat desain yang menjadikan berkurangnya tebal perkerasan
sehingga terjadi penghematan biaya. Tapi ada aspek lain yang penting yaitu AC:
penggunaan Computer Aided Design (CAD) sebagai penggati tabel4-3 melalui
tabel 4-8 untuk model pergerakan pesawat dapat diterima dan mungkin diperlukan
untuk persimpangan dengan sudut tidak standar.
Perubahan pada tabel tersebut merupakan sebuah revolusi desain yang
jika berdasarkan kepada kutipan sastra tampak bahwa FAA seperti bersatu dengan
waktu. “pemodelan” menjadi hal penting disini, pemodelan harus bisa dijelaskan
secara umum dengan lebih cepat. Dengan demikian, jika operator bandara /
perwakilan memiliki cara untuk berhasil memodelkan taxiway sebuah desain fillet
berdasarkan pada gigi pesawat yang sebenarnya gerakan sementara mengikuti
kriteria FAA yang baru yaitu TDG, dapat mengurangi daerah trotoar dengan
jumlah yang paling optimal.
Berbasis CAD software simulasi dapat menyediakan lengkap simulasi
untuk menangani berbagai macam perencanaan dan operasional aspek, termasuk
desain fillet akurat. perangkat lunak ini beroperasi berdasarkan gerakan yang
sebenarnya dan kecepatan gigi hidung pesawat tertentu dan gigi utama. Perancang
dapat memilih titik pada pesawat untuk mengikuti kurva tertentu ("kokpit atas
tengah" dapat dipilih), membatasi hidung pesawat gigi sudut kemudi (50 derajat
FAA limit), dan memiliki perangkat lunak mengikuti garis dari setiap radius
tertentu sampai berhenti-titik yang ditunjuk. Perangkat lunak ini kemudian
menciptakan mengimbangi line (warna) dari tepi luar dari pesawat yang
sebenarnya gigi utama ban, yang didasarkan pada FAA (atau ICAO)-gigi utama
persyaratan clearance yang tertentu desain pesawat kelompok. Setelah selesai,
Film dapat dibuat dari simulasi. Bandara dan konsultan di dunia banyak yang
telah menggunakan perangkat lunak tersebut selama bertahun-tahun dalam rangka
untuk menghemat biaya perkerasan dan telah mengandalkan pesawat kritis bukan
kelompok desain maksimum persyaratan
Menurunnya fillet persyaratan Taxiway Desain baru Kelompok,
ditambah dengan penggunaan yang diijinkan perangkat lunak, akan
21
memungkinkan konsultan untuk memberikan tidak hanya bandara, tetapi FAA
dan industri bandara secara keseluruhan dengan biaya tabungan dan efisiensi
operasional sementara mempertahankan semua izin keamanan yang diperlukan.
Kesimpulannya, FAA telah datang dengan sebuah konsep yang berhubungan
dengan pesawat yang sebenarnya Gerakan berbasis desain taxiway. Dengan
keterlibatan industri, FAA telah terbuka untuk konsep-konsep baru yang lebih
realistis. Baru AC, berdasarkan pemodelan pesawat yang sebenarnya, tampaknya
menjadi larutan padat untuk desain bandara masa depan dan penghematan biaya
sistem secara keseluruhan. Seperti semua baru hal, industri mungkin memakan
waktu untuk mendapatkan terbiasa dengan standar baru, tapi kemudian lagi, alat-
alat untuk pelaksanaan sudah ada.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Taxiway sebenarnya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menunjukan jalan yang menghubungkan landasan pacu dengan hangar, terminal,
apron dan fasilitas lainnya. Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti pesawat sedang
berjalan di area landasan pacu, baik itu saat persiapan untuk take-off maupun
landing (mendarat). Jalan taxiway ini kebanyakan memiliki permukaan yang keras
seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang
menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway
dengan permukaan aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang permukaan
kerikil atau rumput.
Beberapa konfigurasi yang ada pada taxiway :
1. Entrance Taxiway
23
4. Bypass Taxiway
5. Dual Parallel Taxiway Entrance with Bypass
Taxiway memiliki desain pengembangan yang baru yaitu Taxiway Design
Group (TDG) yang dikembangkan oleh FAA dimana desain tersebut berhasil
membuat tebal perkerasan yang dibutuhkan mengecil sehingga menghemat biaya.
25