pengembangan soal serupa timss untuk mengukur …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.naskah...

19
PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA KONTEN GEOMETRI KELAS VIII PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ARI SETIAWAN A 410 120 175 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: vanhanh

Post on 13-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA KONTEN GEOMETRI

KELAS VIII

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ARI SETIAWAN

A 410 120 175

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

ii

KELAS VIII

Page 3: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

iii

KELAS VIII

Page 4: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

i

Page 5: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

1

PENGEMBANGAN SOAL SERUPATIMSS UNTUK MENGUKUR

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA KONTEN

GEOMETRI KELAS VIII

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengembangkan soal TIMSS pada konten Geometri

yang valid dan praktis. Metode penelitian yang digunakan research and

develop-ment. Penelitian ini memerlukan dua tahap yaitu preliminary dan

tahap formatif evaluation yang meliputi self evaluation, expert reviews, one-

to-one, small group, dan field test. Teknik Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan berdasarkan walkthrough, dokumen, tes, dan

wawancara. Hasil uji coba kemampuan pemecahan pada tahap field test yaitu

6 siswa (24%) tergolong mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang

sangat baik, 15 siswa (60%) tergolong mempunyai kemampuan pemecahan

masalah yang baik, 4 siswa (16%) tergolong mempunyai kemampuan

pemecahan masalahyang cukup. Hasil tes secara keseluruhan diperoleh nilai

rata-rata pemecahan masalah 70.3, termasuk dalam kategori yang baik.

Namun dari hasil ini juga dapat dikatakan bahwa soal serupa TIMSS yang

dikembangkan dikategorikan kriteria valid dan praktis serta memiliki efek

potensial terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Kata Kunci: geometri, kemampuan pemecahan masalah, soal matematika,

TIMSS

Abstracts

This study aims to produce about TIMSS field Geometry valid and practical.

This research used research and development method. The method used in

this research is the development of research methods. This study requires two

stages: preliminary and formative stages of evaluation that includes self

evaluation, expert reviews, one-to-one, small group, and a field test. Data

collection techniques used by walktrough, document, test, and interview. The

test results overall of the problem solving skill at the stage of field test issix

students (24%) fine, fifthteen students (60%) good, four students (16%) fair.

The test results obtained by the average value of problem solving skill 70.3,

included in the category of good. However, these results can also be said that

a similar problem developed TIMSS considered valid and practical criteria

and have a potential effect on students' mathematical problem solving skill.

Keywords: geometry, problem solving, math, TIMSS

Page 6: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

2

1. PENDAHULUAN

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (UU Sisdiknas tahun 2003)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pemerintah

menerapkan Ujian Nasional sebagai instrumen penilaian hasil belajar. Ujian

Nasional merupakan instrumen pengukuran kompetensi lulusan dari segi

aspek kognitif bagi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan pendidikan atas. Tujuan diadakannya Ujian

Nasional yaitu sebagai alat untuk mengukur mutu pendidikan, baik dengan

cara membandingkannya dengan masa lalu maupun dengan negara lain.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam

Ujian Nasional. Pada saat ini, matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang membosankan bagi siswa. Hal ini tak terlepas dari bagaimana

proses pembelajaran mata pelajaran ini berlangsung. Dalam tingkat nasional,

rata-rata nilai untuk mata pelajaran matematika pada tahun 2009/2010,

2010/2011, 2011/2012 secara berturut-turut adalah 7,60; 7,53; 7,3 menurut

(Setiadi Hari, dkk ,2012).

Akan tetapi dalam Survei TIMSS, yang dilakukan oleh The

International Association for the Evaluation and Educational Achievement

(IAE) berkedudukan di Amsterdam, mengambil fokus pada domain isi

matematika dan kognitif siswa. Domain isi meliputi Bilangan, Aljabar,

Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi

pengetahuan, penerapan, dan penalaran. Survei yang dilakukan setiap 4

(empat) tahun yang diadakan mulai tahun 1999 tersebut menempatkan

Indonesia pada posisi 34 dari 48 negara, tahun 2003 pada posisi 35 dari 46

negara, tahun 2007 pada posisi 36 dari 49 negara, dan pada tahun 2011 pada

Page 7: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

3

posisi 36 dari 40 negara. Untuk siswa kelas VIII terdiri atas tiga domain

dengan persentase sebagai berikut: bilangan 30% , aljabar 30%, geometri

20% serta data dan peluang 20%, sedangkan penilaian dimensi kognitif terdiri

dari tiga domain dengan persentase sebagai berikut: pengetahuan (knowing)

35%, penerapan (applying) 40%, dan penalaran (reasoning) 25%.

Pengembangan soal TIMSS sesuai dengan karakteristik soal TIMSS, dengan

kisi-kisi soal yang mengacu indikator pada SKL UN (Standar Kompetensi

Lulusan Ujian Nasional).

Indonesia masih mengalami kesulitan dalam menghadapi soal

matematika terutama soal-soal matematika TIMSS. Dalam menyelesaikan

soal-soal TIMSS membutuhkan pemikiran kritis dan kemampuan pemecahan

masalah dari siswa. Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan

umum pembelajaran matematika. Pembelajaran pemecahan masalah

mengutamakan proses dan strategi yang dilakukan siswa untuk dapat

memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil studi TIMSS di tahun 2015, siswa Indonesia lemah

di semua aspek konten maupun kognitif, baik untuk matematika dan sains.

Namun diagnosa secara mendalam menemukan hal-hal yang sudah dikuasai

juga hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Siswa Indonesia

menguasai soal-soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana, serta

mengukur pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian. Siswa

Indonesia perlu penguatan kemampuan mengintegrasikan informasi, menarik

kesimpulan, serta menggeneralisir pengetahuan yang dimiliki ke hal-hal yang

lain.

Berdasarkan hasil data diatas, pencapaian hasil prestasi matematika

dalam TIMSS masih jauh dari harapan dan siswa belum terbiasa dalam

mengerjakan soal-soal TIMSS dalam pembelajaran sehari-hari. Sehubung

dengan hal ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Soal Serupa TIMSS Untuk Mengukur Kemampuan

Pemecahan Masalah Pada Konten Geometri Kelas VIII”.

Page 8: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

4

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

Development (R&D). Sutama (2012: 183) mengemukakan penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini mengembangkan soal-

soal matematika serupa TIMSS pada konten bilangan untuk mengukur

kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII dalam pembelajaran

matematika yang valid dan praktis. Menurut Tessmer (dalam Silva, Evy Y,

2011) penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu preliminary dan tahap formatif

evaluation yang meliputi self evaluation, expert review, dan one-to-one, dan

small group, serta field test.

Penelitian ini berlangsung dari tanggal 5 Agustus 2016 sampai 1

November 2016 dengan subyek siswa kelas IX B SMP Negeri 12 Surakarta

berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data yang digunakan berdasarkan

walktrough, dokumen, tes, dan wawancara. Tahap pertama adalah one-to-one,

yaitu mengujicobakan soal kepada 3 anak dan melakukan wawancara. Tahap

kedua adalah small group yaitu mengujicobakan soal kepada 9 anak dan

melakukan wawancara. Selanjutnya melakukan validasi secara deskriptif,

kemudian soal diujicobakan pada tahap terakhir yaitu field test dikelas IX B

SMP N 12 Surakarta dengan siswa sebanyak 25 anak.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu 1)

walkthrough yang dilakukan terhadap para pakar yang digunakan untuk

melihat dan memberikan saran serta mengevaluasi 4 soal berdasarkan isi

konstruk, dan bahasa pada kesesuaian dan kelayakan soal yang dibuat oleh

peneliti, 2) dokumen digunakan untuk memperoleh data dan kepraktisan soal-

soal serupa TIMSS pada konten geometri untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah, 3) tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal-soal serupa TIMSS

pada konten geometri, 4) wawancara digunakan untuk mengetahui letak

kesulitan siswa dalam mengerjakan soal. Teknik analaisis data menggunakan

Page 9: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

5

analisis deskriptif. Hasil dari analisis digunakan untuk merevisi soal-soal

yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan penskoran terhadap jawaban

siswa dan skor yang diperoleh siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Pedoman penghitungan skor siswa berdasarkan tabel 1.

Tabel 1. Pedoman penghitungan skor siswa

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Pemahaman

Masalah

Siswa mampu menuliskan yang apa diketahui

dan apa yang ditanyakan dengan benar

1

Perencanaan

Masalah

Siswa mampu mengidentifikasi masalah

dengan membuat model matematika

2

Pelakasanaan

Masalah

Siswa mampu menuliskan langkah-langkah

penyelesaian secara benar dan jawaban benar

1

Rumus penilaian hasil pekerjaan siswa

Nilai tersebut kemudian dikelompokkan dalam kategori sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan pada kemampuan pemecahan masalah siswa. Setelah

dilakukan penskoran dan penilaian berdasarkan indikator kemampuan pemecahan

masalah, data yang diperoleh dari penskoran dikategorikan berdasarkan tabel 2.

Tabel 2. Kategori Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Nilai Kategori

80-100 Sangat baik

60-79 Baik

40-59 Cukup

20-39 Kurang baik

0-19 Buruk

Sumber: Modifikasi Arikunto (1999)

Nilai Siswa =

Page 10: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap awal dalam penelitian ini yaitu dengan merancang 10 soal

serupa TIMSS pada konten geometri. Desain soal yang dikembangkan atas

dasar self evaluation di berikan kepada dosen pembimbing skripsi dan guru

matematika SMP N 12 Surakarta selaku validator (expert review). Peneliti

kemudian merevisi soal sesuai saran validator. Desain soal setelah mendapat

revisi dari validator disebut prototype 1. Saran dan keputusan revisi disajikan

dalam tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Saran validator terhadap prototype 1 serta keputusan langkah

tindakan revisi

Saran Validator Keputusan Revisi

Lengkapi proses pada soal

Gunakan semua bab untuk

menyusun soal pada

TIMSS

Perbanyak soal Reasoning

Melengkapi proses dalam

TIMSS

Mencantumkan semua bab

pada TIMSS ke dalam 10 soal.

Memperbanyak soal

Reasoning

Pada tahap one-to-one peneliti memilih 3 orang siswa sebagai

sample penelitian, ke-3 siswa tersebut adalah Fauzi Rahman, Novi Putri,

dan Zona Arya. Soal yang diuji cobakan telah diperiksa dan disetujui

oleh dosen pembimbing untuk diujicobakan pada tahap one-to-one.

Adapun skor tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa

pada tahap one-to-one dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Page 11: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

7

Tabel 4 Skor siswa pada tahap one-to-one.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam tahap one-to-one

secara umum sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah cukup

baik.

Soal yang telah direvisi dengan persetujuan validator menjadi

prototype 2 selanjutnya diujicobakan pada Small Group yang terdiri dari

9 orang siswa SMP N 12 Surakarta yaitu Apriliana A., Hevia Anindya P.,

Reva Selviana Dewi, Muhammad Nur Fitri, Satrio Prakoso, Riyan, Celsy

Putri A., Alvino Ardi A., dan Oktaviandri Putra A.

Data dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa

dianalisis untuk menentukan rata-rata nilai yang kemudian dikonversikan

ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori tingkat kemampuan

pemecahan masalah siswa. Adapun persentase tingkat kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam pemecahan masalah tersebut dapat

dilihat pada tabel 5 berikut ini.

Tema No.

Soal

Fauzi Novi Zona Jumlah Skor

Bangun Ruang Sisi Datar 1 4 4 4 12

Teorema Phytagoras 2 4 4 4 12

Teorema Phytagoras 3 4 1 4 9

Bangun Ruang Sisi Datar 4 2 4 1 7

Lingkaran 5 4 4 4 12

Bangun Ruang Sisi Datar 6 1 2 1 4

Bangun Ruang Sisi Datar 7 1 2 4 7

Bangun Ruang Sisi Datar 8 4 4 4 12

Lingkaran 9 4 4 4 12

Bangun Ruang Sisi Datar 10 1 4 1 6

Jumlah 29 33 31 105 77,5

Page 12: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

8

Tabel 5 Skor siswa pada tahap small group.

Dilihat dari letak kesulitan siswa dalam mengerjakan soal

tersebut maka bisa disebut jika sembilan siswa tersebut mempunyai

tingkat kemampuan pemecahan masalah yang sama dan soal tersebut

memiliki tingkat penyelesaian lebih sulit dari soal yang lainnya.

Berdasarkan hasil validasi soal untuk tahap field test dan

dilanjutkan ujicoba pada 25 siswa untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah siswa. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel

6.

Tabel 6 Distribusi Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa

Interval

Nilai Frekuensi Persentase Kategori

80 – 100 6 24 SANGAT BAIK

60 – 79 15 60 BAIK

40 – 59 4 16 CUKUP

20 – 39 0 0 KURANG BAIK

0 – 19 0 0 BURUK

Jumlah 25 100

BAIK

Rata-rata 70.3

No. Tema Siswa Jumla

h

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bangun Ruang Sisi Datar 2 4 4 4 4 2 4 4 4 32

2 Teorema Phytagoras 3 4 4 4 4 4 4 2 4 33

3 Teorema Phytagoras 4 4 4 4 1 4 2 2 1 26

4 Bangun Ruang Sisi Datar 3 4 2 2 4 3 2 2 2 24

5 Lingkaran 3 4 4 4 4 3 4 4 4 34

6 Bangun Ruang Sisi Datar 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35

7 Bangun Ruang Sisi Datar 1 4 4 4 4 1 4 4 4 30

8 Bangun Ruang Sisi Datar 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35

9 Lingkaran 3 4 4 4 4 4 4 2 2 31

10 Bangun Ruang Sisi Datar 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11

Jumlah 28 37 35 35 34 30 33 29 30 291 80,8

Page 13: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

9

Pada tabel 6 terlihat perolehan nilai yang dicapai oleh siswa.

Terdapat 6 siswa (24%) yang termasuk dalam kategori memiliki

kemampuan pemecahan masalah yang sangat baik, terdapat 15 siswa

(60%) yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan pemecahan

masalah yang baik, terdapat 4 siswa (16%) yang termasuk dalam kategori

memiliki kemampuan pemecahan masalah yang cukup. Secara

keseluruhan ada 21 siswa (84%) memiliki kemampuan pemecahan

masalah dengan kategori baik.

Pada penelitian ini telah menghasilkan prototype perangkat soal

serupa TIMSS pada konten Geometri sebanyak 10 butir soal yang telah

dinyatakan valid dan praktis. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Aisyah (2013) yang menyimpulkan bahwa telah dihasilkan

prototype perangkat soal matematika tipe PISA sebanyak 14 butir yang

telah dinyatakan valid dan praktis.

Kepraktisan soal dilihat dalam hasil uji coba pada tahap one to

one, small grup, dan field test dimana sebagian besar siswa dapat

menggunakan informasi dalam soal dengan baik untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan. Soal serupa TIMSS pada konten geometri yang

dihasilkan mudah dibaca, sesuai alur pikiran siswa, tidak menimbulkan

ambiguitas, dan dapat diberikan serta digunakan oleh semua siswa.

Sebagaimana penelitian Amrina Rizta, Zulkardi, dan Yusuf H. (2013)

yang menyatakan kepraktisan soal ditunjukkan dengan sebagian siswa

yang dapat menjawab soal dengan tepat dan munculnya indikator

penalaran matematis dari uraian jawaban siswa. Penelitian yang

dilakukan Rosida Rakhmawati M. (2015) menyatakan soal dikategorikan

praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua siswa dapat

menggunakan perangkat soal dengan baik.

Soal yang telah dinyatakan valid dan praktis dapat digunakan

untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam

proses pembelajaran sehari-hari. Sesuai dengan penelitian Tri Wahyudi,

Zulkardi, dan Darmawijoyo (2016) yang menyimpulkan bahwa soal-soal

Page 14: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

10

yang telah dikembangkan mampu memunculkan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa dan dapat dipahami dengan baik oleh siswa.

Penelitian Marcellinus A.R. dan D. Arif B.P. (2016) juga menyatakan

pengembangan soal matemetika model TIMSS dapat mendukung

pembelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013.

Dari hasil analisis data tes soal untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah siswa pada soal serupa TIMSS konten Geometri

dapat diketahui bahwa terdapat 6 siswa (24%) yang termasuk dalam

kategori memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sangat baik,

terdapat 15 siswa (60%) yang termasuk dalam kategori memiliki

kemampuan pemecahan masalah yang baik, terdapat 4 siswa (16%) yang

termasuk dalam kategori memiliki kemampuan pemecahan masalah yang

cukup. Secara keseluruhan ada 21 siswa (84%) memiliki kemampuan

pemecahan masalah dengan kategori baik. Pada penelitian ini

menunjukkan bahwa prototype perangkat soal memiliki efek potensial

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa terbukti dari hasil tes

ada 21 siswa dari 25 siswa telah memiliki kemampuan pemecahan

masalah dengan kategori baik. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan

hasil penelitian Jurnaidi, dan Zulkardi (2013) yang menyimpulkan bahwa

prototype perangkat soal telah memiliki efek potensial terhadap

kemampuan penalaran matematis siswa terbukti dari hasil tes ada 21

siswa dari 28 siswa telah memiliki kemampuan penalaran dengan

kategori baik. Hal ini senada dengan penelitian Rita Novita, Zulkardi,

dan Yusuf H. (2012) yang menyatakan bahwa soal penyelesaian masalah

serupa PISA memiliki efek potensial untuk mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah siswa.

Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah yang baik yaitu

sudah dapat mengidentifikasi permasalahan dalam soal,

menghubungkannya dengan situasi matematis yang sesuai, sampai

dengan menyelesaikan permasalahan, membuat kesimpulan, dan

menyatakan argumentasi. Sebagaimana penelitian Akhsanul In’am

Page 15: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

11

(2014) yang menyatakan bahwa guru harus memberikan penekanan pada

siswa dalam pemecahan masalah, salah satunya dengan langkah-langkah

pemecahan masalah yang terdiri dari memahami masalah, menyusun

rencana, melaksanakan rencana dan melihat kembali. Hal ini senada

dengan penelitian Anisah, Zulkardi, dan Darmawijoyo (2011) yang

menyatakan siswa dituntut untuk memberikan argumen matematis untuk

mendukung jawaban yang diberikan.

Pada soal TIMSS domain kognitif penerapan siswa, kesalahan

siswa termasuk dalam kategori sedang. Kesalahan tersebut diantaranya

(1) kurang teliti membaca soal yang mengakibatkan kesalahan dalam

menganalisis masalah dalam soal. Hal seperti ini terjadi pada soal nomor

4. Sebagaimana penelitian Lia Vendiagrys, Junaedi, dan Masrukan

(2015) yang menyatakan siswa dapat memahami pernyataan verbal dari

masalah, tetapi tidak dapat mengubahnya ke dalam bahasa matematika.

Kesalahan kedua berkaitan dengan kemampuan siswa dimana

kurangnya penguasaan terhadap materi pendukung mengakibatkan siswa

belum bisa menyelesaikan soal secara sempurna, seperti terjadi pada

nomor 6. Sebagaian banyak dari siswa tidak dapat menyelesaikan soal

dengan baik dikarenakan tidak dapat menemukan rumus yang akan

dipakai untuk menyelesaikan soal. Hal ini sependapat dengan penelitian

Swan Jones I. dan Pollitt A. (2015) yang menyatakan bahwa salah satu

hambatan untuk dapat memecahkan masalah matematika adalah

ketrampilan dalam memecahkan masalah terlihat sulit dalam menentukan

dan menilai secara objektif. Hal ini berbeda dengan penelitian Rajnan

Das dan Gunendra Chandra Das (2013) yang menyimpulkan kecemasan

matematika merupakan faktor penyebab kinerja yang buruk dalam hal

memecahkan masalah matematika siswa.

Secara umum kesulitan siswa dalam mengerjakan soal ini

dikarenakan siswa tidak terbiasa dengan soal berbasis TIMSS sehingga

mengakibatkan siswa kehabisan waktu dalam mengerjakannya. Hal ini

terlihat dari beberapa jawaban dari siswa yang belum lengkap. Sesuai

Page 16: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

12

dengan penelitian Rosnawati (2013) yang menyatakan salah satu

penyebab kekeliruan siswa dalam menyelesaikan soal berbasis TIMSS

karena bentuk soal TIMSS jarang ditemui dalam pembelajaran maupun

ujian yang diselenggarakan oleh sekolah maupun pemerintah.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi bagi siswa dalam

pembelajaran sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian E. A. Akinmola

(2014) berkaitan dengan pemecahan masalah menyimpulkan bahwa

bahwa guru matematika harus menekankan komponen yang saling terkait

yaitu : konsep, keterampilan, proses, sikap dan metakognisi untuk

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Kemampuan tersebut akan membantu siswa dalam memecahkan masalah

sehari-hari dan mempertahankan pembangunan berkelanjutan di abad ke

21. Sejalan dengan penelitian Esen Ersoy dan Pinar Guner (2015)

berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah menunjukkan bahwa

subjek pemecahan masalah memiliki efek positif pada preservice

matematika guru meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

mereka, dan keterampilan mereka mampu memilih dan berlatih strategi

yang tepat. Selain itu, disimpulkan bahwa subjek pemecahan masalah

memiliki efek positif pada pemikiran matematika.

Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan bagi para guru dan

pelaku pendidikan lainnya untuk melakukan suatu perubahan cara

pandang untuk mengembangkan kurikulum guna mengembangkan

perangkat pembelajaran dengan mengarahkan sasaran pada kemampuan

literasi matematika dengan tidak meninggalkan kemampuan literasi lain.

Dengan dikembangkannya perangkat pembelajaran, diharapkan nantinya

bisa mengukur dan mengembangkan kemampuan penalaran matematis

siswa sehingga menjamin adanya konsistensi diantara unsur-unsur

tujuan, isi, proses, dan evaluasi pendidikan terutama pendidikan

matematika. Akinmola E. A. (2014) menyatakan konsep, ketrampilan,

proses, sikap dan metakognisi merupakan komponen penting yang perlu

Page 17: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

13

dipertimbangkan dan ditekankan oleh guru dalam mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah siswa. Pengembangan ini adalah bentuk

upaya untuk membekali siswa dengan kemampuan atau kompetensi yang

dibutuhkan dalam konteks globalisasi sekarang ini.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara kolaboratif antara

peneliti dengan pembimbing dan guru matematika dalam mengembangkan

soal serupa TIMSS pada bidang Geometri untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1) Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk soal serupa Trends

in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada

bidang Geometri untuk mengukur kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa SMP kelas VIII yang valid dan praktis.

2) Berdasarkan proses penelitian dan pengembangan dihasilkan nilai

rata-rata 77.5, 80.8, dan 70.3 sehingga soal tersebut dapat

dikatakan memiliki efek potensial terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa.

3) Kesulitan siswa dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

mengidentifikasi masalah yang diberikan pada soal dan

keterbatasan waktu.

4) Mengetahui efek potensial soal-soal yang dikembangkan untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

Sekolah Menengah Pertama.

PERSANTUNAN

Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom. selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan pengarahan, motivasi, dan bimbingan dengan penuh kesabaran

kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

Page 18: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

14

DAFTAR PUSTAKA

A, Akinmola E. 2014. “Developing Mathematical Problem Solving Ability:

A Panacea For a Ustainable Development in the 21st Century.”

International Journal of Education and Research. 2(2): 1-9.

Aisyah, 2013.“ Pengembangan Soal Tipe PISA di Sekolah Menengah

Pertama”. Jurnal Edumatica, 3(1): 27-34.

Anisah, Zulkardi, dan Darmawijoyo. 2011. “Pengembangan Soal Matematika

Model PISA pada Konten Quantity untuk Mengukur Kemampuan

Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal

Pendidikan Matematika. 5(1).

Das, Rajnan dan Gunendra Chandra Das. 2013. “Math Anxiety: The Poor

Problem Solving Factor in School Mathematics.” International Journal

of Scientific and Research Publications. 3(4): 1-5.

Ersoy, Esen dan Pinar Guner. 2015. “The Place of Problem Solving and

Mathematical Thinking in the Mathematical Teaching”. The Online

Journal of New Horizons in Education. 5(1): 120-130.

Ian, Jones Swan, dan Alastair Pollitt. 2015. “Assessing mathematical problem

solving using comparative judgement”. International Journal of

Science and Mathematics Education. 13(1): 151-177.

In’am, Akhsanul. (2014). “The Implementation of the Polya Method in

Solving Euclidean Geometry Problems”. International Education

Studies. 7(7).

Jurnaidi, dan Zulkardi. 2013. “Pengembangan Soal Model PISA Pada Konten

Change and Relationship untuk Mengetahui Kemampuan Penalaran

Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Pendidikan

Matematika. 7(2).

Mullis.(2009). “TIMSS 2011 Assesment Framework”. Chesnut Hills: Boston

College.

Murtiyasa, Budi. 2015. “Tantangan Pembelajaran Matematika Era Global”.

Makalah disajikan di Seminar nasional HUT FKIP Matematika UMS ke

31, pada 7 Maret, FKIP UMS.

Novita, Rita, Zulkardi, dan Yusuf Hartono. 2012. “Exploring Primary

Student’s Problem-Solving Ability by Doing Tasks Like PISA’s

Question.” IndoMS. J.M.E. 3(2): 133-150.

Rakhmawati, R. 2015. “Pengembangan Soal Berpikir Kritis Untuk Siswa

SMP Kelas VIII”.Jurnal Pendidikan Matematika. 6(2).

Rizta, Amirna, Yusuf Hartono, dan Zulkardi. 2013. “ Pengembangan Soal

Penalaran Model TIMSS Matematika SMP”. Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan. 17 (2):230-240.

Rosnawati, R. 2013. “Kemampuan Pealaran Matematika Siswa SMP

Indonesia Pada TIMSS 2011”. Makalah disajikan di Seminar Nasional

Pendidikan Matematika, pada 18 mei 2013, Kampus Universitas Negeri

Yogyakarta: 1-6.

Rudhito, Marcellinus Andy dan D. Arif Budi Prasetyo. 2016. “Pengembangan

Soal Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran

Page 19: PENGEMBANGAN SOAL SERUPA TIMSS UNTUK MENGUKUR …eprints.ums.ac.id/50526/15/02.NASKAH PUBLIKASI.pdf · Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,

15

Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013.” Cakrawala Pendidikan.

35(1): 88-97.

Vendiagrys, Lia, I. Junaedi, dan Masrukan. 2015. “ Analisis Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Soal Setipe TIMSS Berdasarkan Gaya

Kognitif Siswa pada Pembelajaran Problem Based Learning.” Unnes

Journal of Mathematics Education Research. 4(1): 34-41.

Wahyudi, Tri, Zulkardi, dan Darmawijoyo. 2016. “Pengembangan Soal

Penalaran Tipe TIMSS Menggunakan Konteks Budaya Lampung”.

Jurnal Didaktik Matematika. 3(1).

Yunengsih, Y, Widiatmika, I.M.A, dan Candrasari, A. 2008. Hasil kajian

ujian nasional matematika pada sekolah menengah pertama. Jakarta:

Departemen Riset Putera sampoerna Fundati