pengembangan sistem transportasi kota tangerang

16
5/19/2018 PengembanganSistemTransportasiKotaTangerang-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/pengembangan-sistem-transportasi-kota-tangerang PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TANGERANG ( Suatu TinjauanTeknis )  A. LATAR BELAKANG Tranportasi merupakan kegiatan yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi maupun sosial. Oleh karenanya kegiatan tersebut perlu diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, aman, lancar, nyaman, efisien dan selamat dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta mendukung pola distribusi. Pada skala makro, permasalahan transportasi pada dasarnya adalah terjadinya ketidak efisienan sistem transportasi antara lain disebabkan oleh tidak adanya integrasi yang baik antara sub-sistemnya. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand), dimana pergerakan yang terjadi merupakan akibat dari adanya pergerakan untuk memenuhi kebutuhan yang timbul akibat adanya pemisahan lokasi aktivitas. Dengan demikian, sistem kegiatan (land use) merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan transportasi. Pemisahan aktivitas membutuhkan pelayanan jaringan jalan, yang selanjutnya menimbulkan adanya pergerakan lalu lintas (traffic). Sistem kegiatan, sistem  jaringan dan sistem pergerakan (traffic) merupakan tiga sub-sistem yang saling terkait yang perlu dikendalikan dan diselaraskan guna menunjang terciptanya sistem transportasi yang baik. Kondisi ketidakefisienan transportasi juga terjadi di Kota Tangerang, hal ini tercermin dari adanya titik-titik rawan kemacetan di berbagai wilayah kota, serta

Upload: zidniilmanii

Post on 09-Oct-2015

273 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

sdf

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI

    KOTA TANGERANG

    ( Suatu TinjauanTeknis )

    A. LATAR BELAKANG

    Tranportasi merupakan kegiatan yang berperan sebagai urat nadi kehidupan

    ekonomi maupun sosial. Oleh karenanya kegiatan tersebut perlu diarahkan pada

    terwujudnya sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi dan

    diselenggarakan secara terpadu, tertib, aman, lancar, nyaman, efisien dan selamat

    dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan,

    mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta mendukung pola distribusi.

    Pada skala makro, permasalahan transportasi pada dasarnya adalah

    terjadinya ketidak efisienan sistem transportasi antara lain disebabkan oleh tidak

    adanya integrasi yang baik antara sub-sistemnya. Kebutuhan akan transportasimerupakan kebutuhan turunan (derived demand), dimana pergerakan yang terjadi

    merupakan akibat dari adanya pergerakan untuk memenuhi kebutuhan yang timbul

    akibat adanya pemisahan lokasi aktivitas. Dengan demikian, sistem kegiatan (land

    use) merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan transportasi.

    Pemisahan aktivitas membutuhkan pelayanan jaringan jalan, yang selanjutnya

    menimbulkan adanya pergerakan lalu lintas (traffic). Sistem kegiatan, sistem

    jaringan dan sistem pergerakan (traffic) merupakan tiga sub-sistem yang saling

    terkait yang perlu dikendalikan dan diselaraskan guna menunjang terciptanya

    sistem transportasi yang baik.

    Kondisi ketidakefisienan transportasi juga terjadi di Kota Tangerang, hal ini

    tercermin dari adanya titik-titik rawan kemacetan di berbagai wilayah kota, serta

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    kesemrawutan lalu lintas yang pada akhirnya pelayanan transportasi kota menjadi

    tidak optimal. Guna menangani kondisi transportasi kota Tangerang yang demikian,

    tidak hanya diperlukan penanganan secara parsial tetapi sudah waktunya

    penanganan transportasi kota Tangerang yang ada perlu diarahkan secara

    komprehensif dan terkonsep dengan mengembangkan Pola Transportasi Kota

    Tangerang yang efektif dan efisien.

    B. PERMASALAHAN TRANSPORTASI KOTA TANGERANG

    Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap kegiatan transportasi

    di wilayah Kota Tangerang, maka dapat disampaikan beberapa permasalahan

    transportasi yang selanjutnya menjadi isu utama terjadinya ketidakefisienan dalam

    penyelenggaraan transportasi di wilayah Kota Tangerang adalah antara lain :

    1. Peningkatan mobilitas di wilayah Kota Tangerang baik merupakan pergerakan

    lokal maupun pergerakan terusan belum diimbangi dengan pengembangan

    jaringan jalan yang memadai sehingga di beberapa bagian wilayah kota terutama

    pada koridor penghubung antar wilayah memiliki tingkat pelayanan jalan yang

    rendah.

    2. Kinerja angkutan umum memiliki kualitas pelayanan yang rendah dan hal ini

    dapat digambarkan sebagai berikut :

    Banyaknya trayek angkutan umum yang beroperasi di wilayah Kota saling

    tumpang tindih sehingga menjadikan terganggunya keseimbangan

    penyediaan jasa angkutan dengan kebutuhan yang ada dan hal ini

    berdampak pada tingkat pendapatan yang rendah dimana pada akhirnya

    para awak mengoperasikan angkutan umum tidak secara tertib dan teraturguna mencapai pendapatan yang memadai.

    Banyaknya angkutan umum yang beroperasi tidak sesuai dengan izin trayek

    yang ditetapkan sehingga pelayanan angkutan umum yang ada belum

    mampu menciptakan kepastian pelayanan bagi pengguna jasa angkutan.

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    Kondisi faktor muat (load factor) yang rendah dan penggunaan angkutan

    umum yang berkapasitas kecil menjadikan pelayanan angkutan umum

    mengenakan biaya yang relative lebih mahal, sehingga fenomena yang

    terjadi banyak penumpang angkutan umum (captive rider) yang beralih

    melakukan mobilitas dengan menggunakan sepeda motor.

    3. Ketidak optimalan penggunaan terminal angkutan umum yang telah disediakan

    dan di beberapa bagian wilayah kota belum berfungsi sebagai titik transfer

    angkutan umum menjadikan angkutan umum belum memiliki orientasi asal

    tujuan perjalanan yang representatife sehingga menyebabkan timbulnya terminal

    bayangan yang pada akhirnya memicu timbulnya kesemrawutan lalu lintas dan

    ketidakpastian pelayanan angkutan umum.

    4. Belum adanya pengaturan terhadap penyelenggaraan angkutan barang baik

    penetapan lintasan maupun parkir atau bongkar muat kendaraan barang

    menyebabkan kegiatan angkutan barang menjadi salah satu komponen utama

    yang mempengaruhi rendahnya kinerja arus lalu lintas yang ada.

    Melihat dari permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut diatas,

    maka isu-isu penting yang perlu dipecahkan antara lain :

    1. Bagaimana pengembangan jaringan jalan mampu mengakomidir mobilitas orang

    dan barang dalam rangka meningkatkan kelancaran arus lalu lintas.

    2. Bagaimana membuat angkutan umum semakin menarik dan biaya yang

    terjangkau, dimana pada akhirnya dapat mengurangi minat masyarakat

    menggunakan kendaraan pribadi.

    3. Bagaimana menetapkan suatu kebijakan transportasi agar keberadaan terminal

    mampu menjadi pusat simpul transportasi yang representatif.

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    C. RUMUSAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA

    TANGERANG

    Dasar perumusan kebijakan pembangunan sektor transportasi pada wilayah

    perkotaan lebih ditujukan untuk Meningkatkan penyediaan jasa transportasi yang

    terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman efisien dan selamat. Secara umum rincian

    rumusan kebijakan transportasi kota Tangerang dapat dijabarkan sebagai berikut :

    1. Mengembangkan dan memadukan sistem jaringan jalan perkotaan dengan

    wilayah sekitarnya agar angkutan perkotaan dapat berfungsi secara optimal

    dalam melayani kegiatan lokal dan wilayah sekitarnya.

    2. Mengembangkan dan menata sistem angkutan yang lebih berkualitas dan efisien

    melalui kebijakan yang lebih aplikatif yakni :

    a. Mengembangkan sistem angkutan umum massal

    b. Menata jaringan trayek sesuai hirarki trayek dan kebutuhan mobilitas.

    c. Mengembangkan sistem jaringan lintas angkutan barang

    3. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem terminalisasi angkutan.

    D. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TANGERANG

    Dalam rangka mengembangkan sistem transportasi kota Tangerang yang

    efektif dan efisien memang secara ideal seluruh program dapat dilaksanakan secara

    simultan namun hal tersebut sudah barang tentu sangat sulit untuk diwujudkan

    mengingat berbagai keterbatasan baik dari segi waktu maupun penganggaran, oleh

    karena itu guna mewujudkan kegiatan transportasi dapat berjalan sesuai yang

    diharapkan maka pelaksanaan terhadap strategi yang ada ditetapkan melalui

    sistem prioritas sesuai dengan urgenitas permasalahan yang ada. Secara rinci

    strategi yang dilaksanakan berdasarkan prioritas dalam mengembangkan sistem

    transportasi yang efektif dan efisien adalah sebagai berikut :

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    1. PROGRAM PENGEMBANGAN TERMINAL CILEDUG

    Ciledug dan sekitarnya merupakan bagian wilayah Kota Tangerang yangmemiliki kinerja lalu lintas yang buruk dan hal tersebut tercermin dari kondisi

    yang sering terjadi yakni kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas. Kondisi

    demikian lebih disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

    a. Ciledug dan sekitarnya merupakan wilayah perdagangan dan jasa serta

    pemukiman yang padat, oleh karenanya ciledug merupakan pusat bangkitan

    dan tarikan lalu lintas yang tinggi yang berdampak pada tingginya tingkat

    mobilitas di wilayah tersebut dan hal tersebut tidak dibarengi penyediaan

    kapasitas jalan yang memadai sehingga seringkali terjadi kemacetan lalu

    lintas.

    b. Kondisi ciledug yang merupakan salah satu titik rawan kemacetan lalu lintas

    semakin diperparah dengan kesemrawutan lalu lintas yang disebabkan oleh

    angkutan umum yang mangkal/parkir di tiap sudut bagian wilayah ciledug.

    Hal tersebut dikarenakan terminal lembang yang ada sudah tidak berfungsi

    lagi mengingat lokasi tersebut untuk saat ini telah difungsikan sebagai pasar

    tradisional.

    Dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di wilayah ciledug yang kian hari

    bertambah parah maka Pemerintah Kota telah melakukan penanganan dengan

    membangun underpass persimpangan ciledug, dimana diharapkan dengan

    adanya simpang susun akan mereduksi titik konflik arus lalu lintas sehingga

    kelancaran lalu lintas dapat terwujud.

    Namun demikian persoalan kemacetan lalu lintas tidak hanya disebabkan

    oleh konflik lalu lintas di persimpangan ciledug saja tetapi hal yang perlu

    dipertimbangkan adalah banyaknya lokasi-lokasi yang dijadikan sebagai terminal

    bayangan dari angkutan umum yang beroperasi di wilayah Ciledug sehingga

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    sangat mempengaruhi sekali terhadap tingkat kelancaran lalu lintas. Sebagai

    informasi angkutan umum yang beroperasi di wilayah Ciledug terdiri dari 14

    trayek dengan jumlah kendaraan 1.750 unit.

    Dengan demikian untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan

    kesemrawutan lalu lintas di wilayah Ciledug dan sekitarnya harus dilaksanakan

    secara komprehensif yakni :

    a. Dengan meningkatkan kapasitas jalan berupa pembangunan underpass

    persimpangan Ciledug

    b. Hal yang sangat perlu dipertimbangkan adalah dengan mengembangkan

    Terminal angkutan penumpang umum di wilayah Ciledug yang difungsikan

    sebagai berikut :

    Adanya terminal ciledug akan berfungsi sebagai salah satu alat

    pengendali lalu lintas dimana angkutan umum yang beroperasi di wilayah

    tersebut memiliki orientasi asal dan tujuan sebagai titik transfer

    penumpang sehingga dengan lokasi terminal yang representaif dapat

    menghilangkan terminal bayangan dan pada akhirnya dapat

    berkonstribusi terhadap kelancaran lalu lintas di wilayah Ciledug.

    Berdasarkan informasi yang ada, oleh Pemerintah Propinsi DKI

    Jakarta akan dikembangkan Koridor Bus way Blok M Ciledug maka

    dengan adanya pengembangan terminal Ciledug dapat digunakan

    sebagai terminal asal/tujuan bus way, dimana dengan masuknya bus way

    ke wilayah Ciledug secara signifikan dapat berkonstribusi pada

    peningkatan kelancaran lalu lintas mengingat munculnya harapan adanyaperalihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum.

    2. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    Pengembangan potensi sistim angkutan umum massal (SAUM) di wilayah

    Kota Tangerang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

    a. Bahwa konsep sistim angkutan umum massal (SAUM) adalah

    mengedepankan passenger traf f icdaripada vehic le traff ic yakni :

    Melayani tingginya tingkat mobilitas masyarakat dengan penyediaan

    jumlah angkutan umum terbatas namun sesuai kebutuhan.

    adanya angkutan umum massal dapat memberikan pilihan bagi pelaku

    perjalanan yang selama ini dalam melakukan mobilitasnya dengan

    menggunakan kendaraan pribadi diharapkan beralih ke angkutan umum

    massal sebagai sarana angkut alternatif

    Terlaksananya kedua kondisi tersebut diatas, diharapkan dapat

    berkonstribusi terhadap penurunan kepadatan lalu lintas di koridor-koridor

    utama wilayah Kota Tangerang.

    b. Adanya perubahan kebijakan transportasi umum di wilayah DKI Jakarta yangdifokuskan pada pengembangan angkutan massal, maka berdampak pula

    terhadap pola mobilitas masyarakat daerah penyangga termasuk Kota

    Tangerang mengingat sebagian besar pola pergerakan masyarakat daerah

    penyangga merupakan pelaku perjalanan Komuter. Oleh karena itu Sistim

    Angkutan Umum Massal Kota Tangerang dapat memberikan peluang

    kemudahan berupa transportasi umum yang andal, dimana selain dapat

    menghubungkan kawasan permukiman di wilayah Kota Tangerang dengan

    pusat-pusat kegiatan lainnya secara aman, nyaman, tepat waktu dan teratur

    juga dapat terintegrasi dengan pelayanan angkutan massal di wilayah lainnya

    seperti Trans Jakarta Bus Way.

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    c. Pengembangan angkutan massal diharapkan selain dapat meningkatkan

    kualitas pelayanan transportasi umum, juga diharapkan dapat menekan biaya

    transportasi karena tarif yang dikenakan angkutan massal lebih rendah

    dibanding dengan angkutan non massal.

    Selanjutnya berdasarkan Hasil Studi Tataran Transportasi Lokal Kota

    Tangerang, bersama ini kami sampaikan analisis mengenai pengembangan

    potensi Angkutan Umum Massal di wilayah Kota sebagai berikut :

    a. Pengembangan potensi sistem angkutan umum massal di Kota Tangerang

    dengan membangun jalur khusus bus (bus priority) ditinjau dari 4 (empat)

    aspek yakni antara lain :

    1). kebutuhan masyarakat Kota Tangerang.

    Hal ini ditunjukkan dengan tingginya mobilitas penduduk Kota Tangerang

    yang melakukan kegiatan ke wilayah DKI Jakarta. Pada dasarnya

    perjalanan komuting dari Tangerang menuju ke wilayah DKI Jakarta telah

    diakomodir oleh angkutan umum massal yakni dengan bus-bus kota,

    namun angkutan umum massal yang ada tidak merepresentatifkan

    pelayanan yang prima baik dari segi kenyamanan, keamanan, tepat waktu

    maupun tarif yang terjangkau sehingga kegiatan mobilitas dari Tangerang

    ke wilayah DKI Jakarta memiliki kecenderungan meningkatnya

    penggunaan kendaraan pribadi dibandingkan dengan menggunakan

    kendaraan umum. Ditinjau dari kondisi demikian, pengembangan bus

    priority merupakan potensi pemilihan moda alternative yang lebih andal

    yang diharapkan dapat memberikan pelayanan angkutan umum bagi para

    komuter dengan lebih optimal.

    2). Demand yang signifikan

    Berdasarkan hasil survey bahwa pola pergerakan yang cukup signifikan

    digunakan sebagai basis demand untuk pengembangan potensi

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    angkutan umum massal dengan sistim bus priority terdapat di Kota

    Tangerang yakni pada koridor-koridor utama antara lain jalan Daan Mogot

    Jalan Sudirman dan Jalan MH. Thamrin.

    3). Prasarana Penunjang

    Dalam mengembangkan potensi bus prioritas (bus way) dibutuhkan

    prasarana jalan yang memiliki lebar jalan yang memadai yakni koridor

    tersebut minimal memiliki 3 lajur per arah. Dari ketentuan teknis yang ada

    untuk di Kota Tangerang lebar jalan yang memungkinkan adalah Jalan

    Sudirman dan jalan sudirman dengan tetap memerlukan penyesuaian,

    sedangkan Jalan Daan Mogot memerlukan pelebaran.

    4). Integrasi dengan Pola Transportasi Makro DKI Jakarta

    Pemerintah Propinsi telah mengembangkan sistim bus prioritas (bus way)

    yakni koridor 3 yakni lintas Harmoni Rawa Buaya yang merupakan

    lintasan yang berdekatan dengan wilayah Kota Tangerang. Dengan

    mengintegrasikan sistem yang ada dengan sistem bus priority yang

    direncanakan di Kota Tangerang akan memberikan kemudahan-

    kemudahan para komuter terutama yang berasal dari Tangerang karena

    memang pada dasarnya koridor ini diperkirakan akan banyak digunakan

    oleh komuter dari Tangerang.

    b. Berdasarkan hasil analisis diatas, maka pengembangan potensi angkutan

    umum massal dengan sistim bus prioritas sangat memungkinkan

    dikembangkan di Kota Tangerang terutama di Koridor Jalan Daan Mogo t

    Jalan Sudirm an

    Jalan MH. Thamrin.

    c. Namun demikian agar pengembangan sistim bus priority ini dapat

    dilaksanakan secara optimal, maka pengembangan sistim bus priority kiranya

    dapat diarahkan dengan memp erpanjang Ko r idor 3 jalur Busway Harmoni

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    Kalideres ke Terminal Poris Plawad dengan pertimbangan sebagai

    berikut :

    1) Pengembangan koridor Bus way Harmoni Kalideres ke Terminal Poris

    Plawad akan sangat mendudukkan wilayah Tangerang semakin strategis

    mengingat koridor tersebut akan menghubungkan langsung ke pusat

    Harmoni Central Busway sehingga masyarakat Tangerang dapat

    diberikan kemudahan mencapai seluruh wilayah DKI Jakarta.

    2) Keberadaan Bus way ke Terminal Poris Plawad memberikan daya tarik

    tersendiri pada sebagian penumpang komuter untuk melakukan transfer

    kendaraan umum di Terminal Poris Plawad dan hal tersebut pada

    akhirnya dapat mewuju dkan sinergi antara sistem bu sway dengan

    trayek angkutan Kota Tangerang y ang b eror ientasi di Terminal Por is

    Plawad sebagai trayek pengum pan jalur Bu sway (Feeder Busw ay)

    sehingga diharapkan penggunaan Terminal Poris Plawad sebagai central

    terminating menjadi lebih optimal.

    3) Sistem Pengembangan angkutan massal ke Kota Tangerang yang

    menyatu dengan sistem busway koridor Harmoni Kalideres akanmenjadi lebih efisien mengingat bahwa penumpang dari Tangerang ke

    Jakarta atau sebaliknya dilakukan hanya sekali perjalanan.

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    3. PROGRAM PENGEMBANGAN TERMINAL PERBATASAN

    Konsep dasar pengembangan terminal perbatasan di wilayah Kota

    Tangerang lebih mempertimbangkan pada hal-hal sebagai berikut :

    a. Adanya pemikiran untuk membatasi ruang gerakan angkutan pada wilayah

    perbatasan mengingat dengan berkembangnya wilayah-wilayah di

    perbatasan Kota Tangerang secara pesat sebagai daerah pemukiman pada

    akhirnya meningkatkan kebutuhan akan transportasi umum, kondisi tersebut

    tercermin dari semakin meningkatnya penyediaan angkutan umum antar

    wilayah di daerah perbatasan yakni angkutan umum antar Kota Kabupaten

    Tangerang (KOKAB) baik legal maupun ilegal yang berkonstribusi dalam

    membebani lalu lintas di jaringan jalan kota serta keberadaannya begitu

    mengintervensi trayek angkutan kota yang saling tumpang tindih.

    b. Terminal Perbatasan difungsikan sebagai tempat mengendalikan lalu lintas

    karena dapat mengurangi lalu lintas angkutan umum menuju ke Kota

    Tangerang dan sebagai titik transfer mobilisasi penumpang dari wilayah

    perbatasan ke pusat Kota Tangerang serta sebagai orientasi asal/tujuan bagi

    trayek pengumpan jalur busway (feeder busway).

    Adapun pengembangan terminal perbatasan di wilayah Kota Tangerang

    meliputi antara lain :

    a. TERMINAL JATAKE yang difungsikan sebagai titik transfer angkutan

    KOKAB dari arah Bitung dan sekitarnya serta sebagai orientasi asal/tujuan

    bagi trayek pengumpan jalur busway menuju Terminal Poris Plawad.

    b. TERMINAL CADAS yang menggantikan terminal pasar baru difungsikan

    sebagai titik transfer angkutan KOKAB dari arah Mauk, Kotabumi, Cadas dan

    sekitarnya serta sebagai orientasi asal/tujuan bagi trayek pengumpan jalur

    busway menuju Terminal Poris Plawad.

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    4. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM PRIMER JARINGAN PELAYANAN

    ANGKUTAN PENUMPANG UMUM

    Pada hakekatnya pengembangan sistem primer jaringan pelayanan

    angkutan penumpang umum merupakan perubahan yang mendasar pola

    pelayanan angkutan penumpang umum terutama angkutan AKAP dan Bus Kota

    yang beroperasi di wilayah Kota Tangerang. Adapun konsep dasar

    pengembangan program ini adalah sebagai berikut :

    a. Dengan terbangunnya jaringan jalan STA 11 yang menghubungkan Tol

    Jakarta MerakBenteng BetawiTol Prof Sedyatmo ataupun terbangunnya

    jaringan jalan STA 15 yang dikenal sebagai JORR 2 yang menghubungkan

    BSD Tol Jakarta Merak Bandara Soekarno Hatta merupakan sumber

    daya dalam mengembangkan sistem primer jaringan pelayanan angkutan

    penumpang umum dimana Bus AKAP dan Bus Kota yang menghubungkan

    Kota Tangerang dengan daerah lain diarahkan pada jaringan jalan dimaksud

    menuju ke Terminal Poris Plawad.

    b.Konsep tersebut akan berdampak mengurangi kepadatan lalu lintas yang

    melintas di pusat kota yakni jalan M.H. Thamrin atau jalan Imam Bonjol serta

    Jalan Sudirman.

    c. Selain dari itu konsep tersebut dapat secara signifikan mengoptimalkan

    fungsi Terminal Poris Plawad sebagai central terminating akibat adanya

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    perubahan pola pergerakan angkutan, dimana akan menghilangkan transfer

    penumpang di sepanjang ruas jalan Sudriman, MH. Thamrin maupun Imam

    Bonjol sehingga para penumpang secara sistem diarahkan melakukan pindah

    moda angkutan di Terminal Poris Plawad.

    5. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN LINTAS DAN TERMINAL

    ANGKUTAN BARANG

    Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh angkutan barang adalah

    belum tersedianya jaringan lintas yang representatif dimana pilihan jalur untuk

    lalu lintas angkutan barang pada jaringan jalan kota terbatas.

    Adapun konsep dasar pengembangan program pengembangan jaringan

    lintas dan terminal angkutan barang adalah sebagai berikut :

    a. Dalam mengembangkan jaringan lintas angkutan barang sumber daya yang

    dibutuhkan adalah adanya sistem jaringan jalan yang menghubungkan

    langsung ke pusat-pusat kegiatan pembangkit dan penarik distribusi barang

    (industri, pergudangan, bandara).

    b. Berdasarkan perencanaan sistem jaringan jalan yang ada sesuai dokumen

    RTRW Kota Tangerang menunjukkan sistem jaringan jalan yang terbentuk

    sangat menunjang Konsep tersebut, dimana secara makro adanya pola jalan

    circular yang memungkinkan pengembangan jaringan lintas angkutan barang

    melalui ruang-ruang kegiatan distribusi barang dan kondisi demikian akan

    sangat mengeliminir lalu lintas angkutan barang yang selama ini menjadi

    salah satu komponen utama yang berkonstribusi pada kurang lancarnya arus

    lalu lintas di pusat-pusat kota

    c. Selain dari pengembangan jaringan lintas maka guna mengoptimalkan

    distribusi barang perlu diwujudkan adanya terminal angkutan barang yang

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    memiliki jaringan pelayanan yang terintegrasi dengan sistem kepelabuhan

    sehingga kecepatan, kepastian dan biaya distribusi barang menjadi lebih

    efisien.

    d. Dengan terbentuknya sistem jaringan lintas dan terminalisasi angkutan

    barang diharapkan lebih menjamin kelancaran distribusi barang sehingga

    pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah bagi kota Tangerang untuk

    berkompetisi dalam menarik investor.

    E. POLA TRANSPORTASI MAKRO KOTA TANGERANG

    Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi

    yang terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien perlu kiranya perencanaan

    sistem transportasi dilakukan secara komprehensif yang selanjutnya dapat

    diwujudkan dalam Pola Transportasi Makro suatu wilayah yang bertujuan untuk

    menetapkan Rencana Induk Sistem Jaringan Transportasi suatu wilayah.

  • 5/19/2018 Pengembangan Sistem Transportasi Kota Tangerang

    Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam meningkatkan pelayanan

    transportasi di Kota Tangerang kedepan perlu adanya pengembangan Pola

    Transportasi makro Kota Tangerang yang merupakan integrasi dari berbagai

    program pengembangan transportasi di wilayah Kota Tangerang sebagai satu

    kesatuan sistem yang meliputi antara lain :

    1. Pengembangan Sistem Jaringan Jalan

    2. Pengembangan Sistem Terminal Perbatasan

    3. Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal

    4. Pengembangan sistem Primer Angkutan Penumpang Umum

    5. Pengembangan Jaringan Lintas dan Terminal Angkutan Barang

    Dengan terbentuknya Pola Transportasi Makro Kota Tangerang diharapkan

    pembangunan sektor transportasi menjadi lebih terarah yang menjamin kelancaran

    mobilitas orang dan barang di wilayah Kota Tangerang secara efektif dan efisien

    sehingga secara signifikan akan dapat meningkatkan produktivitas kota.